bab i pendahuluan latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/84682/potongan/d3... · 1 bab...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kuda berkembang di Indonesia sesuai dengan kebudayaan dan
pengalaman. Kuda-kuda yang handal dalam berpacu, cerdas, patuh, setia, dan
tangkas, harus disertai dengan usaha-usaha seleksi dan pengaturan pembiakan
serta manajemen yang baik dalam rangka meningkatkan kuda, terutama kuda pacu
khas indonesia yang disebut Kuda Pacu Indonesia (KPI) diharapkan dapat
menghasilkan kuda idaman yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Populasi kuda di Indonesia menurun disebabkan karena penyakit. Kuda
yang tidak terawat dengan baik sangat rentan terhadap serangan berbagai
penyakit. Pengobatan penyakit cenderung membutuhkan lebih banyak
tenaga,waktu dan biaya, sehingga diperlukan campur tangan dari tenaga ahli.
Dengan demikian, deteksi secara dini dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya
penyakit.
Peternakan kuda di Indonesia perlu ditingkatkan dengan cara :
meningkatkan reproduksi dan produksi, penyediaan lahan peternakan, kandang
dan Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang cukup dan menerapkan manajemen
kesehatan secara benar. Berdasarkan alasan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan tugas akhir kejadian dan macam kasus penyakit kuda belo (anak kuda)
di Tombo Ati Stable. Tugas akhir dilaksanakan melalui Praktek Kerja Lapangan
pada tanggal 30 Maret – 5 April 2015 di Tombo Ati Stable, diharapkan dapat
2
memberikan informasi tentang beternak kuda di Tombo Ati Stable khususnya, dan
peternak Indonesia pada umumnya.
Tujuan
Praktek Kerja Lapangan pada peternakan kuda Tombo Ati stable
dilakukan untuk memperoleh data tentang kejadian kasus dan macam penyakit
pada kuda belo serta pencegahan dan penanganan penyakit.
Manfaat Penelitian
Hasil Tugas Akhir pada Praktek Kerja Lapangan tentang Kejadian
Penyakit dan Macam Kasus Penyakit Kuda Belo di Tombo Ati Stable dapat
memberikan informasi dalam menerapkan manajemen kesehatan kuda untuk
peternak lainnya yang ada di Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi Kuda
Menurut Direktorat Jendral Peternakan Provinsi populasi kuda pada tahun
2003 sebanyak 412.682 ekor sedangkan tahun 2007 sebanyak 411.917 ekor.
Provinsi yang mempunyai populasi kuda terbanyak yaitu Nusa Tenggara Timur
sebanyak 490.476 ekor dan Sulawesi Selatan sebanyak 566.049 ekor. Tahun 2003
sampai 2007 populasi kuda mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada
awalnya kuda sebagai sarana angkutan daerah pedalaman, kendaraan perang dan
kendaraan raja untuk berburu maupun tampil dalam parade, sekarang kuda beralih
fungsi hanya digunakan untuk perlombaan pacuan kuda (Anonimus, 2007).
Kuda ( Equus caballus) lokal asli priangan, kuda tengger dan kuda dieng
merupakan nenek moyang kuda di pulau Jawa. Populasi beberapa jenis kuda
secara nasional pada tahun 2008 sebesar 411.464 ekor dan diperkirakan kuda asli
Jawa kurang lebih tinggal 52.118 ekor atau 12,6 %. Populasi kuda di provinsi
Jawa Barat pada tahun 2007 sebanyak dari 15.755 ekor dan pada tahun 2008 turun
menjadi 14.087 ekor atau turun 7,29 % dan kuda lokal asli Jawa Barat 1460 ekor
atau 10 % dari populasi kuda di Jawa Barat (Yuriadi, 2009).
Jenis-Jenis Kuda
Secara umum, kuda dapat di klasifikasikan berdasarkan ukuran tinggi,
berat, dan kegunaannya yaitu :
4
Kuda ringan (light horses)
Kuda ringan memiliki tulang-tulang yang kecil, kakinya tipis, dan
memiliki berat 450-600 kg saat dewasa, tinggi 146-173cm. Kegunaan utama jenis
kuda ini adalah untuk kuda pacu, kuda tunggang atau untuk membantu dalam
peternakan. Kuda light horses umumnya lebih lincah dan lebih cepat
dibandingkan dengan kuda draft horse (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Kuda Tunggang
American Saddle Horse dikembangkan di daerah-daerah perkebunan di
negara bagian Amerika Serikat sebelah Selatan. American Saddle Horse adalah
keturunan dari kuda Denmark yang sangat terkenal karena lomba sejauh 4 mill.
Appaloosa adalah kuda yang cantik dengan pola warna putih yang
mencolok dan biasanya terdapat bintik-bintik di atas pinggul dan pinggang.
Arabian, kuda Arab berwarna abu-abu dengan karakteristik kecepatan,
daya tahan tubuhnya (stamina) dan kecantikannya.
Kuda Hackney merupakan keturunan dari kuda jantan Thoroughbred yang
disilangkan dengan kuda betina asli Inggris. Kuda Hackney pernah tercatat
mempunyai kecepatan 17 mil per jam perjalanan.
Kuda Morgan terkenal dapat berlari dengan cepat, melompat lebih jauh
dan bekerja lebih keras dari beberapa kuda dalam kontes-kontes yang telah
diikutinya. Kuda Morgan merupakan kuda tunggang yang memiliki kemampuan
mewarisi karakteristik yang dimiliki pada keturunannya.
5
Bangsa Standardbred mengandung darah kuda Arab, Hackney dan
morgan. Standardbred merupakan kuda yang memiliki karakteristik menonjol
sebagai kuda pacuan
Tennessee Walking Horse mengandung darah Standardbred,
Thoroughbred, American Saddle Horse dan Morgan. Kuda Tennessee Walking
merupakan kuda yang gagah dan kuda paling disenang karena gerakkannya yang
mulus dirasakan oleh penunggangnya.
Thoroughbred merupakan kuda dengan karakteristik kecepatan lari, daya
tahannya dan kemampuan di dalam berlomba jarak jauh (Blakely dan Bade,1991).
6
Kuda Berat (heavy horses)
Kuda berat memiliki tulang-tulang yang besar dan kakinya yang tebal
serta kuat dengan berat 700 kg atau lebih dewasa dan tinggi 147-157 cm.
Kegunaan utama kuda ini adalah untuk kuga tarik beban, kuda tunggang, dan
kuda yang dipakai untuk pekerjaan berat lainnya (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Kuda Tarik
Belgian, merupakan kuda tarik yang paling besar diantara kuda tarik
lainnya, dengan berat 850 kg hingga 1000 kg.
Kuda Clydesdale terkenal di Amerika Serikat karena ukurannya yang
sangat besar, penampilan, warna yang cerah serta kekuatannya.
Kuda Shire memiliki karakteristik sebagai kuda tarik tertinggi di antara
bangsa kuda lainnya. (Blakely dan Bade,1991)
Kuda Poni dan Keledai biasanya memiliki berat kurang dari 400 kg saat
dewasa dan tinggi dibawah 147 cm (Maswarni dan Nofiar, 2014)
Penyakit Kuda
Program kesehatan pada ternak kuda mencakup pencegahan penyakit,
pemberian vitamin, pemberian obat cacing dan tindakan pertolongan pertama.
Merupakan suatu hal yang penting untuk senantiasa membuat diagnosis yang
tepat dan memiliki pengetahuan yang benar tentang pengobatan yang memadai.
Pemilik atau peternak kuda sebaiknya memanfaatkan jasa dokter-dokter hewan
agar berhasil mengendalikan gangguan-gangguan penyakit dan masalah-masalah
kesehatan yang lain dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keberhasilan dalam
pengelolaan ternak kuda (Blakely dan bade, 1991).
7
Secara umum, penyakit adalah gangguan kesehatan. Ditinjau dari asalnya,
penyakit dapat di kelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh non-infeksi. Penyakit
karena infeksi dapat disebabkan oleh adanya bakteri, virus dan jamur. Sementara
itu, penyakit karena non-infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh
keadaan tubuh itu sendiri, seperti alergi dan ketidak seimbangan hormon
(Maswarni dan Nofiar, 2014).
Cacingan (cacing gelang atau cacing putih / Ascarids)
Cacing gelang atau cacing putih (Ascarids) adalah cacing yang hidup pada
usus halus dan merupakan parasit terbesar dalam usus tetapi cacing ini tidak
menyebabkan kerusakan pada usus.
Salah satu jenis cacing gelang yang sering menyerang kuda adalah
Parascaris Equorum. Gejala yang ditimbulkan adalah kondisi kuda tidak tangkas
dan mudah lelah, bulu kasar, sering terjadi gangguan pencernaan menumpuk pada
usus halus sehingga kuda kelihatan seperti kolik, dan cacing sewaktu-waktu bisa
mengganggu hati dan paru-paru. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan, menempatkan kuda belo pada kandang atau lapangan rumput yang
bersih, mengumpulkan kotoran pada tempat yang disediakan, serta menyediakan
air yang bersih dan segar. Pemeriksaan telur cacing pada feses anak kuda akan
menunjukkan negatif sampai umur tiga bulan sehingga pengobatan akan
dilakukan pada saat anak kuda mulai mengkomsumsi rumput dan konsentrat.
Pengobatan dianjurkan menggunakan karbon disulphida atau bisulphida. Obat
cacing harus diberikan secara teratur walaupun belum menimbulkan gejala, bila
8
gejala sudah muncul berarti kerusakan pada jaringan tubuh sudah terjadi
(Maswarni dan Nofiar, 2014)
Diare
Diare merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi
pada alat pencernaan. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif menyebabkan
kondisi tubuh menurun, dan suhu tubuh meningkat. Penyebab lainnya adalah alas
kandang yang basah dan kontaminasi feses.
Diare menimbulkan gejala berupa feses encer, pinggul berlumuran
kotoran, kondisi tubuh menurun, lemah, dan kehilangan selera makan.
Pencegahan utama yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan, mengurangi
pakan yang mengandung kadar lemak tinggi dan meningkatkan kandungan serat
kasar pada induk, untuk kuda belo pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi
frekuensi menyusu, yaitu menyusu secara selang-seling. Diare pada anak kuda
memerlukan perhatian khusus, seperti pencucian pinggul dengan air hangat yang
diikuti dengan mengolesi minyak agar tidak lecet dan iritasi. Pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian sulfaguanidin dan norit dengan perbandingan 1 : 4
untuk setiap 40 kg berat badan (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Influenza
Merupakan penyakit pernafasan yang mirip dengan flu pada manusia dan
disebabkan oleh salah satu dari delapan virus yang berbeda, yaitu: H2N2, H3N2,
H3N2, H7N7, H9N2, H7N2, H7N3, H10N7. Gejalanya adalah batuk,
mengeluarkan sengau dan terjadinya peningkatan temperatur yang cepat, bisa
mencapai 106oF dan berlangsung selama 2-10 hari. Kuda yang terserang
9
dianjurkan istirahat total paling tidak 30 hari. Tersedia vaksin untuk dua jenis
virus guna menciptakan immunitas/kekebalan tubuh. Pengobatan oleh dokter
hewan meliputi penggunaan obat-obat antibotik dan sulfa (Blakely dan Bade,
1991).
Kuda yang paling peka terhadap penularan penyakit ini adalah anak kuda,
terutama yang baru lahir karena kekebalan tubuh mereka cendrung rendah, apalagi
anak kuda yang mendapat susu buatan. Seekor kuda yang terserang influenza
harus beristirahat agar tidak bertambah parah. Peyebaran penyakit ini biasanya
melalui kontak langsung dan melalui udara. Lebih banyak menyerang pada anak
kuda berumur setahun atau dua tahun. Gejala utamanya adalah demam dengan
suhu 39,5o
C - 41,5oC, mata dan hidung berair, stress, pernafasan cepat, batuk
yang keras, kelopak mata berwarna pink kekuningan. Pada tahap yang lebih berat
akan terjadi pembengkakan pada kelanjar pangkal tenggorokan (submaxillary
lymph), temperatur tubuh yang tidak stabil, hidung mengeluarkan ingus,susah
bernafas. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi
secara berkala. Kekebalan yang di dapat dengan vaksinasi biasanya hanya untuk
jangka waktu yang pendek (sekitar 3 – 4 bulan) dibandingkan dengan kekebalan
yang didapat secara alami. Kuda sebaiknya diberi vaksin mulai umur 8 – 9 bulan.
Dilanjutkan setiap 3 bulan sampai berumur 3 tahun. Kekebalan alami dan
pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan yang baik dan menjauhkan kuda
dari keadaan stress.jika suhu tubuh terus meningkat, sebaiknya disuntik antibiotik
untuk mencegah terjadinya serangan lebih lanjut oleh bakteri yang dapat
menyebabkan pneumunia. Pemeliharaan yang baik; menjaga kebersihan makanan,
10
minuman, peralatan dan lingkungan juga dapat menghambat penyebaran influenza
terhadap kuda lain (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Kolik
Gangguan pencernaan ini disebabkan oleh makanan yang berlebihan,
minuman berlebihan pada waktu panas, makanan berjamur dan bahkan oleh
infestasi cacing gelang. Usus terhalang atau terjepit, dapat menimbulkan rasa
sakit, sedangkan kuda sangat sensitif. Tanda – tandanya adalah bergerak terus
menerus, kesakitan, berkeringat, berguling guling dan tentu saja adanya rasa tidak
nyaman. Berguling – guling (rolling) yang menyebabkan terbelitnya usus,
merupakan hal yang fatal. Kuda sebaiknya di ikat supaya tidak rolling. Tanda –
tanda lainnya adalah bibir menggulung dan kuda menolak untuk makan.
Pengobatannya adalah denggan mengajak kuda berjalan – jalan sampai dokter
hewan datang. Minyak mineral sering kali di berikan melalui pipa masuk ke
lambung (stomach tube) untuk menghilangkan pemadatan (Blakely dan Bade,
1991).
Kuda yang mengalami kolik akan merasakan tidak nyaman pada bagian
perut maka kuda sering melihat kebagian perut dan menggigit bagian flank. Kuda
juga cenderung gelisah serta bangun dan tidur sambil menggaruk – garuk lantai.
Pencegahan yang dapat di lakukan yaitu dengan memberikan pakan yang teratur
dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Pemberian laxative, analgesic,
sedative, obat spasmolityc, cairan terapi, pengontrolan, pemeliharaan gigi dan
manajemen pemeliharaan yang baik (Maswarni dan Nofiar, 2014).
11
Faktor Penunjang
Kejadian penyakit merupakan faktor penyebab yang dapat menurunkan
populasi kuda di Indonesia, dalam upaya peningkatan populasi kuda di Indonesia
perlu dilakukan penerapan manajemen kesehatan pada setiap peternakan.
Manajemen kesehatan hewan adalah program penjagaan peternakan dari bahaya
penyakit ternak serta faktor-faktor yang berpengaruh langsung maupun tidak
langsung pada ternak, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Faktor keberhasilan
penerapan manajemen kesehatan hewan adalah dengan teknik dan metode
pemeriksaan secara individual, seperti pemeriksaan klinis. Hasil pemeriksaan
klinis dapat menentukan diagnosa suatu penyakit dan terapi yang tepat (Subroto,
2008).
Pemeriksaan umum dilakukan selain pemeriksaan klinis dari suatu jarak
yang tidak mengganggu ketenangan dan sikap penderita. Pemeriksaan jauh harus
dilakukan dari berbagai arah yaitu dari arah depan, belakang dan kedua sisi
hewan. Dengan cara ini banyak kelainan tubuh yang dapat diamati,yang mungkin
tidak ditemukan dalam pemeriksaan jarak dekat. Pemeriksaan umum meliputi
mencium bau dan mendengarkan bunyi. Pemeriksaan dekat terhadap hewan
meliputi ekspresi muka, temperamen, kondisi badan, kulit dan rambut, pernafasan,
perut, sikap, langkah atau jalan dan aksi abnormal (Subroto, 2008).
Faktor yang menunjang usaha peternakan meliputi pemilihan bibit,
manajemen pakan, manajemen perawatan, manajemen perkandangan dan
manajemen kesehatan hewan ( Subronto, 2004).
12
Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit dilakukan dengan metode seleksi, pada dasarnya
pemilihan bibit untuk seleksi kuda ada 3 yaitu dengan menggunakan informasi
tentang silsilahnya, performans dan observasi visual. Cara terbaik adalah
memanfaatkan ketiganya. Bangsa kuda yang paling populer yaitu Quarter Horse
dan Thoroughbred (Blakely dan Bade, 1991).
Manajemen Pakan
Sapi atau hewan ruminansia mempunyai kemampuan menguraikan serat
makanan menjadi protein dan beberapa karbohidrat karena disebabkan oleh
penguraian mikroba pada bahan pakan dan penyerapan zat makanan yang
berlangsung sepanjang usus halus. Pakan mengandung protein tidak penting di
butuhkan karena adanya fermentasi mikroba, namun kuda tidak seperti hewan
ruminansia. Fermentasi mikroba terjadi sesudah lambung hal ini berpengaruh
besar terhadap pemberian makan kuda sesuai dengan kebutuhannya. Kuda
membutuhkan pakan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhannya
(Parakkasi, 1986).
Gizi Pakan
Sesuai dengan kebutuhannya kandungan gizi pakan kuda meliputi energi,
protein, mineral, vitamin, dan air.
Energi, kebutuhan energi pada kuda dicukupi dari karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat terbagi menjadi gula sederhana seperti glukosa dan gula kompleks
seperti pati, glikogen, selulosa, dan serat kasar. Sumber karbohidrat adalah berupa
biji-bijian dan hijauan. Lemak dalam tubuh hewan dibutuhkan sebagai sumber
13
energi dan pembawa vitamin A, D, E dan K. Lemak badan dibentuk dari
karbohidrat, lemak makanan dan protein yang tidak langsung di gunakan. Lemak
sebagai sumber energi lebih efisien bila dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein. Banyak faktor yang dapat mempengauhi kebutuhan akan energi untuk
pertahanan tubuh, misalnya ciri khas dari kuda, komposisi badan, temperatur
sekitar, dan berat badan kuda (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Protein, bahan pakan sumber protein dibutuhkan oleh kuda. Fungsinya
berperan dalam pertumbuhan hewan. Pencernaan protein terjadi sepanjang usus
kuda dan yang paling intensif adalah pada usus kecil. Tubuh memerlukan protein
untuk memperbaiki dan mengganti sel-sel yang rusak serta untuk produksi dan
reproduksi. Oleh karena itu, hewan perlu mendapatkan protein dari bahan pakan.
Pakan yang tidak terdapat cukup protein maka tubuh hewan tidak dapat membuat
dan memelihara jaringan tubuh sehingga pertumbuhannya akan terganggu
(Parakkasi, 1986).
Mineral meliputi sejumlah fungsi dalam tubuh, termasuk pembentukan
komponen struktur, proses enzim kofaktor dan transfer energi. Beberapa energi
adalah bagian pelengkap atau penyempurna dari vitamin, hormon dan asam
amino. Kuda memperoleh mineral penting dari lapangan rumput dan pakan yang
berasal dari biji-bijian. Ada tujuh jenis mineral makro yaitu kalsium, fospor,
potasium, sodium, klorida, magnesium, sulfur. Sedangkan mineral mikro yaitu
kobalt, coper, fluorin, iodin, besi, mangan, selenium, dan seng (Maswarni dan
Nofiar, 2014).
14
Kalsium memiliki fungsi paling penting pada tulang, yaitu mengontrol
syaraf dan merangsang otot serta membatasi perpindahan Na dan K yang
diperlukan untuk pembekuan darah dan gerak normal jantung (Maswarni dan
Nofiar, 2014).
Fospor juga dibutuhkan untuk relaksi sistem transfer energi dari
fospolipid, asam nukleat, dan fosfoprotein. Fospor diserap dalam bentuk pitate.
Kebutuhan fosfor untuk pertahanan pada kuda dewasa dengan berat 500 kg yaitu
14,3 g/hari. Kelebihan fosfor dapat menurunkan penyerapan kalsium yang
mengarah pada kekurangan kalsium yang kronis (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Potasium adalah bagian terbesar dari kation intra selular yang merupakan
bagian pertahanan dari dasar keseimbangan asam dan pengaturan osmotik dalam
tubuh. Kebutuhan potasium dari kuda mudah didapatkan karena rumput
mengandung potasium yang dibutuhkan kuda. Kelebihan potasium dikeluarkan
melalui urin dengan air yang cukup (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Sodium merupakan eletrolit dalam keseimbangan dasar asam dan
pengaturan osmotik dalam tubuh. Kebutuhan sodium akan meningkat pada masa
bunting tua, menyusui dan dalam latihan. Kekurangan sodium klorida
menyebabkan kuda cenderung menjilat benda disekitarnya, cara makan lambat,
nafsu minum menurun dan kemungkinan bisa kehilangan selera makan.
Kekurangan sodium dapat menyebabkan gerakan otot dan pengambilan pakan
tidak terpusat serta langkah tidak tepat atau kurang keseimbangan.
Klorida adalah komponen penting dalam empedu dan sangat penting
dalam pembentukan asam hidroklorida, yang merupakan suatu komponen pada
15
lambung yang diperlukan pada pencernaan. Gejala kekurangan klorida yaitu
berkurangnya selera makan, produksi susu menurun, dehidrasi, dan penurunan
gairah.
Magnesium dibutuhkan sekitar 0,05% dari berat badan dan sekitar 60%
bagian unsur dari rangka tulang. Penyerapan magnesium bervariasi dari 40-60%.
Hipomagnesium pada anak kuda menyebabkan ketakutan, otot bergetar,
berkeringat, jalan sempoyongan, dan dapat menyebabkan kematian.
Sulfur merupakan pakan sumber protein berkualitas cukup tinggi biasanya
mengandung tidak kurang dari 0,15% sulfur organik yang cukup memenuhi
kebutuhan sulfur pada pakan kuda.
Vitamin dibutuhkan oleh kuda sama seperti kebutuhan gizi lainnya yang
dipengaruhi oleh umur, tujuan pemeliharaan dan berbagai tekanan seperti infeksi
pada gastrointestinal dan latihan keras pada otot. Jenis vitamin dapat dibedakan
menjadi vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air.
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin A berperan penting dalam penglihatan dan metabolisme
photoreactive yang ditemukan dalam pigmen penglihatan pada mata bola.
Pembentukan tulang dala pertumbuhan juga diatur oleh vitamin A. B-karoten
ditemukan dalam jumlah paling banyak pada pakan hijauan dan jagung kuning.
Vitamin D merupakan komponen utama yang ditemukan dalam vitamin
D2 (Ergocalciperol). Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit tulang.
Walaupun gejalanya tidak kelihatan pada kuda, tetapi dapat menyebabkan
pertumbuhan menjadi lambat.
16
Vitamin E, kuda yang dalam kondisi latihan keras membutuhkan vitamin
E dan selenium dalam jumlah yang tinggi. Selain itu dibutuhkan juga untuk
kekebalan tubuh.
Vitamin K, kelompok dari campuran yang paling umum adalah
phylloquinone (K1) dan monaquinone (K2), yang merupakan esensial untuk
mensintesis protrombin dalam hati.
Vitamin larut dalam air
Thiamin / B1, sintesa thiamin dalam usus kuda tidak ditemukan, artinya
kebutuhan 2,75 mg/kg bahan kering dari bahan pakan adalah cukup untuk
memenuhi kebutuhan kuda. Kekurangan thiamin menyebabkan hilangnya
keseimbangan dan lambatnya detak jantung.
Riboflavin / B2 disintesis pada usus kuda dewasa oleh mikro flora.
Kekurangan riboflavin menyebabkan pertumbuhan menurun, rendahnya
penggunaan pakan, kerusakan kulit dan rambut rontok.
Niasin disintetis oleh mikroflora pada secum dan colon serta membentuk
asam amino tryptophan pada jaringan kuda. Kekurangan niasin menyebabkan
pertumbuhan lambat, nafsu makan kurang, diare, penyakit kulit, muntah-muntah
dan peradangan isi perut.
Asam Pantotenat disintesis pada usus kuda dewasa dan merupakan
komponen dari koenzim yang berhubungan dengan metabolisme energi.
Kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkan pertumbuhan menurun.
Vitamin B6 terdiri atas tiga nama umum yaitu piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin. Kekurangan Vitamin B6 menyebabkan urat syaraf tidak normal,
17
kekejangan, selaput pembungkus rusak, mengurangi respon antibodi, kulit rusak
dan menurunkan kesuburan.
Biotin disintesis oleh mikroorganisme pada usus kuda dewasa. Untuk
meningkatkan kualitas kuku kuda dewasa adalah 10-30 mg biotin/hari dalam
makanan.
Folacin disintesis pada usus halus oleh mikroorganisme pada kuda dewasa.
Folacin berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa enzim yang dilibatkan dalam
metabolisme tubuh.
Vitamin B12 vitamin ini menjadi unik karena hanya disintesis secara alami
oleh mikroorganisme. Pakan yang berperan dalam meningkatkan produksi asam
lemak folat memerlukan vitamin B12 yang cukup. Vitamin ini disimpan terutama
pada hati. Metabolismenya berhubungan dengan zat makanan lainnya seperti
methionin, kolin, folacin. Vitamin ini diserap pada ilium yang dimudahkan oleh
faktor yang berhubungan dengan cairan lambung.
Vitamin C (ascorbic acid), jaringan kuda dapat mensintesis vitamin C.
Kekurangan vitamin C menunjukan gejala sariawan pada perut yang ditandai
dengan pendarahan dan pembengkakan.
Air, tubuh hewan terdiri dari 60-70% air. Jumlah tersebut bervariasi pada
masing-masing jaringan tubuh. Kuda membutuhkan air minum 40-45 l/hari;
tergantung dari cuaca, pergerakan atau aktifitas, umur dan jenis bahan pakan.
Kehilangan 10% air dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh dan kehilangan
20% air dapat mengakibatkan kematian. Kekurangan air dalam pakan adalah
penyebab utama gangguan pada pencernaan. Fungsi air adalah sebagai pelarut, air
18
juga sebagai campuran dalam pencernaan dan transfortasi dari hasil metabolisme
serta pembuangan bahan-bahan yang tidak berguna (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Bahan Pakan
Pakan konsentrat,baik berupa biji-bijian maupun hasil olahan biji-bijian,
relatif rendah dengan serat kasar dan mempunyai daya cerna tinggi.
Berikut bahan-bahan yang termasuk dalam bahan konsentrat, yaitu : oat (biji
gandum), jagung, barley, bran (dedak), molase, tepung kacang-kacangan / biji-
bijian.
Suplement adalah bahan pakan lainnya disamping rumput, garam atau air.
Untuk pertumbuhan badan, kuda pacu membutuhkan energi yang tinggi dalam
mencapai performa maksimal. Pemberian pakan dan feed suplement yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dapat mengancam kesehatan kuda. Kuda yang gemuk
bukanlah kuda yang baik dan kuda yang pertumbuhannya yang cepat akan
menyebabkan ketidaknormalan pada pertumbuhan otot, terutama pada otot kaki
depan dan kaki belakang (Parakkasi, 1986).
Rumput adalah pakan kuda yang ideal dan tidak mahal serta bergizi.
Kualitas dari rumput tergantung pada jenis rumput dan kematangan rumput.
Rumput yang tua atau rumput yang lebih kering memiliki kandungan gizi yang
rendah dan tidak mudah untuk dicerna. Begitu juga untuk rumput yang terlalu
muda kurang mengandung nilai gizi yang dibutuhkan kuda. Pemberian pakan
rumput yang baru dipotong sebaiknya didiamkan satu malam dengan cara
didirikan, bukan ditumpuk. Tujuannya untuk mengurangi kadar air (Maswarni dan
Nofiar, 2014).
19
Pelet adalah pakan olahan pabrik yang mudah dalam pemakaiannya dan
ekonomis. Pelet lebih mudah dikunyah apa lagi untuk kuda yang memiliki gigi
kurang bagus atau kuda yang alerghi terhadap penyakit pernafasan karena tidak
berdebu tetapi pelet mempunyai sedikit sifat pengenyang sehingga terlihat kuda
sering menggigit tembok atau pintu karena menginginkan pakan rumput
(Maswarni dan Nofiar, 2014).
Manajemen Perawatan
Perawatan kuda merupakan hal yang perlu dilakukan untuk membuat kuda
selalu dalam keadaan segar sehingga kuda berada dalam kondisi paling optimal.
Tujuan perawatan kuda adalah menunjang kesehatan kuda, merangsang sirkulasi
darah, merangsang pergerakan otot, menunjang penampilan kuda, mengetahui
asda tidaknya luka, mengurangi resiko penyakit kulit dan parasit, serta
mempererat hubungan antara pemilik dan kuda (Maswarni dan Nofiar, 2014).
Perawatan kuda seperti membersihkan rambut, badan dan kuku akan
menjaga kondisi kulit jauh dari penyakit dan jamur. Dengan perawatan kuda
setiap waktu. Urutan proses perawatan kuda :
Perawatan badan yang ideal dimulai dengan mengerok lalu menyikatnya secara
bergantian, sedangkan kepal kuda dibersihkan dengan cara menyikatnya
kemudian dilanjutkan dengan penyisiran rambut di bagian ekor dengan satu
tangan memegang ekor sedangkan tangan satunya melakukan penyisiran.
Lewatkan jari tangan pada badan kuda jika pada jari tidak ada kotoran atau debu
yang menempel maka perawatan sudah sempurna, lalu tahap terakhir dalam
perawatan badan kuda yaitu melap bagian-bagian badan kuda (Vogel, 2011).
20
Perlengkapan perawatan
Kerok merupakan penggosok badan yang terbuat dari bahan keras.
Fungsinya untuk mengangkat kotoran dari badan dan merangsang sirkulasi darah.
Sikat terbuat dari bulu yang kaku atu serat tumbuhan yang bentuknya
bervariasi. Sikat digunakan untuk menggosok badan dan membersihkan ketombe
pada bulu suri dan ekor.
Congkel kuku digunakan untuk membersihkan bagian bawah kuku, yaitu
dimulai dari bagian heel (tumit) sampai ke toe (bagian depan kuku).
Sweat scraper, digunakan untuk menghilangkan atau mengeringkan
kudayang basah dan berkeringat. Bentuk panjang, bagian atas terbuat dari metal,
sedangkan bagian bawah terbuat dari bahan karet.
Kain lap adalah perlengkapan yang tidak kalah penting. Digunakan untuk
mengkilangkan debu dan kotoran pada badan kuda serta digunakan untuk melap
kotoran pada hidung, mata, telinga, mulut dan untuk mengeringkan kuda sebelum
disikat atau kuda habis latihan
Sisir digunakan untuk menyisir jambul, suri dan ekor (Maswarni dan
Nofiar, 2014)
Manajemen Perkandangan
Kandang adalah syarat mutlak yang diperlukan dalam manajemen
peternakan. Kuda akan mersa sehat dan tenang ketika kandang bersih dan
lingkungan kandang kondusif sehingga penanganan menjadi lebih mudah dan
kuda akan mersa nyaman di kandang (Parakkasi, 1986).
21
Syarat kandang yang baik antara lain berlokasi di tempat yang mempunyai
saluran limbah dan drainase yang baik, ventilasi cukup, ada tempat khusus
penyimpanan pakan dan peralatan, biosecurity baik, jauh dari permukiman,
sumber air bersih cukup (Anonim, 2010).
Macam – Macam Kandang
Ada berbagai macam bentuk kandang yaitu kandang bentuk koloni,
kandang bentuk tunggal dan kandang umbaran atau sering disebut paddock.
Rancangan tipe perkandangan berfungsi untuk mengefisienkan perlakuan dan
pengelolaan agar kualitas kuda dapat mencapai keadaan maksimal sehingga kuda
dapat bernilai ekonomis yang tinggi ( Soeparman, 1998).
Kandang bentuk tunggal adalah kandang yang dibuat secara khusus untuk
satu ekor kuda dengan ukuran tertentu. Kandang kuda ini bisa digunakan bukan
untuk kuda-kuda pekerja melainkan kuda-kuda sebagai simbol kebanggan
misalnya kuda pacu, tunggang dan lain-lain. Kuda-kuda ini lebih tepat bila
ditempatkan pada kandang individu ( Anonim, 2010).
Kandang Bentuk Koloni yaitu kandang dibuat dengan ukuran yang cukup
luas untuk ditempati beberapa ekor kuda. Agar kuda tidak mengganggu antara
kuda yang lain atau membuat gaduh maka setiap kuda diberi penyekat dalam
setiap ukuran kandang ( Anonim, 2010).
Kandang Umbaran (Paddock) adalah suatu lahan yang cukup luas di luar
kandang yang banyak ditumbuhi rumput dengan dibatasi palang-palang pagar
untuk keamanan kuada agar kuda tidak keluar dari paddock. Tujuan pembuatan
22
areal pengumbaran adalah untuk memberikan kesempatan pada kuda bergerak di
alam bebas dan mencari rumput (Soeparman, 1998).
Kontruksi Kandang. Kandang agar dapat memberikan rasa nyaman, maka
kandang harus dibuat dengan benar. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah
atap, lantai, dinding, dan ventilasi. Kandang sebaiknya dilengkapi air bersih. Kuda
juga seharusnya mendapatkan ruangan yang cukup untuk berbaring, roling dan
bangun lagi. Ukuran kandang ideal untuk peternakan adalah untuk kuda dewasa
3,5 x 3,5m dan untuk kuda poni 3,5x 3m. Kandang induk biasanya seperti ukuran
kandang normal yaitu 3,7 x 3,7m – 4,7 x 4,7m (Mcbane, 1991).
Atap kandang. Bentuk atap kandang memiliki dampak yang kuat pada
atribut fungsional dan estetika suatu stable. Atap kandang yang baik dapat
meningkatkan ventilasi atau cahaya alami masuk. Kemiringan atap sebaiknya
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga air hujan jangan sampai masuk ke dalam
kandang. Atap kandang kuda lebih baik jika jaraknya semakin tinggi, karena dapat
menghasilkan sirkulasi udara yang baik. Ketersediaan udara yang baik sangat
dibutuhkan pada perkembangan kuda karena kuda mudah terkena penyakit
pernapasan. Jendela pada kandang kuda juga harus berada pada posisi sejajar
dengan kepala kuda (McBane, 1991).
Dinding kandang sebaiknya di buat dari tembok, apabila di buat dari kayu
maka akan mudah roboh sebab sepakan kuda yang kuat, adanya gerakan yang
gaduh ketika kuda birahi juga salah satu faktor berbahaya. Bahan kontruksi yang
tahan lama, mudah dibersihkan dan bagus dilihat dalam estetikanya. Bahan yang
23
umum digunakan adalah kayu, beton, batu dan logam dengan penggunaan
beberapa komponen sintetik berkualitas tinggi (Anonim, 2010).
Lantai Kandang. Lantai untuk kandang sebaiknya dibuat merata dan diberi
lubang kecil resapan. Karakteristik lantai kandang kuda yang ideal antara lain
nyaman di kaki dan bisa mengurangi ketegangan pada tendon dan kaki, kering,
tidak berbau menyengat, mempunyai daya tarik dan tidak licin, tahan lama,
mudah dibersihkan (Anonim, 2010)
Alas Lantai Kandang memberikan kenyamanan dan mencegah kaki kuda
dari hentakan saat berdiri dalam waktu yang lama pada permukaan yang keras.
Faktor yang penting ketika memilih bahan untuk digunakan sebagai alas kandang
adalah kenyamanan kuda (Vogel, 2011).
Alas kandang kuda harus selalu dalam keadaan bersih dan lunak serta
beralaskan serbuk gergaji. Alas lunak bertujuan agar melindungi kuda ketika
sedang dalam keadaan berguling, memberi kehangatan dan kenyamanan kuda
serta melindungi kaki kuda ( Mc Bane, 1991).
Ventilasi Kandang. Bangunan kandang harus dilengkapi dengan ventilasi
yang sempurna. Ventilasi yang sempurna dapat dibuat dengan pengaturan dinding
yang sebagian terbuka. Ventilasi yang sempurna sangat menguntungkan bagi kuda
sebab ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor (CO2) dari dalam
kandang dan menggantikan dengan udara segar (O2) dari luar. Dengan kondisi ini,
udara segar di dalam kandang bisa dipertahankan (Vogel, 2011).
Pintu Kandang. Pembuatan kandang juga harus mempertimbangkan segi
kepraktisan dalam melakukan tata laksana. Salah satunya adalah pertimbangan
24
letak dan ukuran pintu. Pintu kandang dibuat di sisi belakang atau samping
kandang dengan ukuran yang cukup lebar. Dengan demikian saat peternak akan
membersihkan kandang atau akan mengeluarkan kuda dari kandang dengan
mudah dapat dilakukan dan tanpa ada kesulitan apapun (Mc Bane, 1991).
Perlengkapan dan Peralatan Kandang
Peralatan adalah sarana yang menunjang kelancaran dalam hal teknis
pelaksanaan ternak, sedangkan sarana penunjang kelancaran pelaksanaan ternak
secara nonteknis.
Kandang akan lebih sempurna jika dilengkapi dengan perlengkapan
kandang, seperti di bawah ini.
Tempat pakan, dapat dibuat berbagai macam bentuk dan kontruksi. Hal ini
tergantung pada kemungkinan-kemungkinan di dalam kandang itu sendiri serta
tujuan beternak misalnya, kandang untuk anak kuda tentu saja tempat pakan dan
minumnya harus dibedakan dengan kuda dewasa. (Soeparman, 1986).
Tempat minum. Walaupun ternak kuda termasuk salah satu hewan yang
tahan tidak minum, namun alangkah baiknya kalau air minum pun disediakan
sepanjang hari. Tempat air minum dapat disediakan pada ember plastik atau
tempat lain yang ditaruh diluar kandang, sehingga apabila kuda hendak minum
dengan mudah mengeluarkan kepala mereka dari dalam kandang dan tidak
membasahi ruang kandang (Vogel, 2011).
Disamping perlengkapan tempat pakan dan minum, perlu dilengkapi pula
dengan beberapa peralatan kandang yang menunjang tata laksana usaha
peternakan, antara lain sebagai berikut :
25
Kereta dorong berguna untuk mengangkut makanan penguat dari gudang
pakan ke kandang dan untuk mengangkut kotoran ternak dari dalam kandang
secara efisien (Anonim, 2010).
Alat Pembersih, untuk menjaga kebersihan kandang maka alat pembersih
seperti kran, selang, sapu, serok dan kereta dorong diperlukan untuk membuang
kotoran ke tempat penampungan (Anonim, 2010).
Gudang. Pakan ataupun bahan pakan harus mempunyai tempat
penyimpanan khusus yang layak agar kualitas maupun kuantitasnya tidak
menurun. Kondisi gudang harus bebas serangga, burung, binatang pengerat, tidak
lembab dan letaknya strategis agar mudah di jangkau. Suhu optimal gudang
berkisar 34-37o C, dengan kelembaban 50% (Anonim,2010).
Manajemen Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan usaha
ternak kuda. Lemahnya kesehatan kuda akan menyebabkan timbulnya penyakit.
Untuk itu, menjaga kesehatan kuda lebih penting dilakukan dari pada mengobati.
Namun demikian, pemahaman tentang penyakit yang menyerang kuda, meliputi
gejala, penyebab dan cara mengatasinya harus dikuasai peternak.
Menjaga kesehatan kuda menjadi perioritas penting yang harus dilakukan
peternak. Pemberian pakan berkualitas, pengelolaan dan pemeliharaan yang lain,
ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan
kuda:
Sanitasi
Yang harus di perhatikan dalam sanitasi adalah sebagai berikut :
26
Kandang, lantai diupayakan selalu dalam kondisi kering dan bersih,
sirkulasi udara terjamin dan tempat untuk mendapatkan sinar matahari pagi.
Lingkungan di sekitar kandang dibuat parit agar terbebas dari genangan air
atau lembab. Demikian pula di lapangan penggembalaan, pada setiap batas petak
dibuat parit pula agar aliran air lancar. Dengan cara ini, saat hujan datang
lapangan pengembalaan itu tidak menjadi becek.
Penghuni Kandang adalah semua kuda yang menghuni kandang harus
bersih, caranya dimandikan secara rutin, kuda-kuda yang sakit segera di pisahkan
dari kelompok kuda yang sehat.
Peralatan. Tempat pakan air minum dibersihkan dan di cuci pada setiap
hari sehingga tidak memberi peluang bagi penyebaran penyakit.
Menggembalakan kuda berarti memberikan kesempatan kepada kuda
untuk berolahraga, melatih otot-ototnya dan memperlancar peredaran darah,
sehingga kuda menjadi lebih sehat.
Pakan
Pemberian pakan berkualitas rendah yang tidak memenuhi kandungan gizi
tinggi dapat mengakibatkan defisiensi kuda. Sebaliknya, pemberian pakan
berkualitas dengan gizi tinggi akan meningkatkan produktivitas dan mencegah
adanya penyakit.
Vaksinasi
Vaksinasi ialah usaha untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dengan
menggunakan cara immunoprofilaktis untuk memperoleh kekebalan aktif yang
disebabkan timbulnya antibodi dalam tubuh akibat rangsangan dari vaksin.
27
Imunitas adalah faktor yang berhubungan antara mikroba dan hospes/individu.
Seekor individu yang memiliki imunitas dengan kapasitas sel khusus dalam tubuh
yang memproduksi antibodi dapat bertindak sebagai substansi proteksi terhadap
serangan mikroba. Program pencegahan dan perawatan kesehatan dapat dicapai
dengan pelaksanaan vaksinasi yang baik. Obat-obatan yang diberikan dalam
rangka pencegahan merupakan tindakan ekonomis yang tepat dalam
meningkatkan dan mempertahankan kondisi kesehatan kuda sekalipun terlihat
mendatangkan peningkatan biaya perawatan. (Soeparman, 1986).
Vaksinasi dilakukan secara luas dimaksudkan untuk pencegahan terhadap
infeksi penyakit. Disamping pengobatan penyakit mahal berkaitan dengan obat-
obatan yang digunakan, juga dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh dan
kemungkinan menyebabkan kematian, untuk itu program imunisasi yang baik
merupakan jaminan tindakan nyata dalam segi ekonomis. (Blakely dan Bade,
1991).
Pemberian Obat Cacing
Pemberian obat cacing penting bagi kuda, terutama untuk yang berada di
lapangan rumput. Pemberian obat cacing jika tidak dilakukan secara teratur dalam
jangka waktu 3 bulan sekali sebagai usaha pencegahan, maka perut kuda akan
tampak gemuk/membesar sebagai manifestasi dari adanya infeksi endoparasit.
Kuda jauhkan dari lapangan rumput yang biasanya di pakai untuk merumput jenis
ternak lain, untuk menghindari terinfeksinya cacing (Maswarni dan Nofiar, 2014).
28
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Materi yang digunakan untuk penulisan tugas akhir ini adalah peternakan
kuda Tombo Ati Stable di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Salatiga, Jawa
Tengah pada periode bulan Januari – Mei 2015. Populasi kuda sebanyak 47 ekor
kuda yang terdiri dari 1 ekor kuda pacu, 6 ekor pejantan pemacak, 24 ekor kuda
betina indukan, 8 ekor kuda remaja, 8 ekor kuda belo (6 ekor kuda belo sudah
disapih dan 2 ekor kuda belo belum disapih).
Metode
Metode yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan
praktek langsung di Tombo Ati Stable selama Praktek Kerja Lapangan.
Pengambilan data dengan mengamati secara langsung kuda belo di Tombo
Ati Stable, mengadakan wawancara dan tanya jawab langsung kepada paramedic,
anak kandang serta Praktek Kerja Lapangan secara langsung dengan mengikuti
kegiatan dan mengumpulkan data penyakit pada tanggal 30 Maret – 5 April 2015.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Tombo Ati Stable yang terletak Desa
Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah. Hasil yang
diperoleh yaitu data populasi kuda belo, kondisi kandang, jadwal kerja,
ketersediaan obat-obatan, manajemen pakan dan kejadian penyakit.
Populasi kuda di Tombo Ati Stable yang terletak di Desa Butuh,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah sebanyak 47 ekor, yang
terdiri 1 ekor kuda pacu, 6 ekor pejantan pemacak, 24 ekor kuda betina indukan, 8
ekor kuda remaja, 8 ekor kuda belo (6 ekor kuda belo sudah disapih dan 2 ekor
kuda belo belum disapih). Populasi kuda di Tombo Ati Stable dapat dilihat pada
tabel 1. Kuda di Tombo Ati Stable dipelihara untuk olahraga pacuan kuda dan
sebagai hewan kesayangan.
Tabel 1. Populasi kuda di Tombo Ati Stable, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran,
Salatiga, Tawa Tengah.
No Status Jumlah
Presentase
(%)
1
2
3
4
5
Kuda Pacu
Kuda Pejantan / Pemacak
Kuda indukan
a. Bunting
b. Belum bunting
c. Menyusui / Laktasi
Kuda Remaja
Kuda Belo
a. Sapih
b. Belum di sapih
1
6
10
12
2
8
6
2
2,12
12,76
21,27
25,53
4,25
17,0
12,76
4,25
Jumlah 47 100%
30
Manajemen perkandangan yang dilakukan di Tombo Ati Stable adalah
rutin melakukan sanitasi kandang dan pengaturan ukuran kandang yang ideal.
Panjang kandang di Tombo Ati Stable adalah 4 meter, lebar 4 meter. Dinding
terbuat dari tembok dan lantai dari semen dengan beralaskan sekam bubuk
gergaji. Bahan dan kontruksi bangunan kandang sesuai dengan pendapat Mc
Bane,1991. Tempat pakan dan minum berada di depan pintu kandang. Setiap kuda
di Tombo Ati stable menepati menepati 1 stall (single stall), kecuali pada kuda
laktasi dan kuda belo lepas sapih.
Kejadian penyakit di Tombo Ati Stable masih terhitung rendah yaitu
cacingan 2,12%, diare 4,25%, influenza 8,51% dan kolik 2,12%, hal ini
disebabkan karena telah dilaksanakan program manajemen kesehatan hewan pada
kuda. Pelaksanaannya telah terjadwal seperti pada tabel. 5 dan dilaksanakan
secara konsisten.
Ketersediaan obat- obatan di Tombo Ati Stable sudah lumayan cukup lengkap.
Obat-obatan yang dimiliki Tombo Ati Stable meliputi analgesik, antipiretik,
antiseptik, antibiotic, anthelmintik, dan antiflamasi. Ketersediaan obat di Tombo
Ati Stable dapat dilihat pada tabel 2. Kuda di Tombo Ati Stable telah
dilaksanakan program manajemen kesehatan hewan Non Ruminansia (Program
vaksinasi, obat cacing dan penanganan kesehatan secara insidental).
31
Tabel 2. Ketersediaan obat-obatan dan multivitamin yang dimiliki oleh Tombok
Ati Stable
Manajemen pakan di Tombo Ati Stable sudah memenuhi standart
kecukupan pakan ( kabohidrat, protein, lemak, makro mineral, mikromineral dan
vitamin) yang sesuai dengan syarat komposisi nutrisi yang dibutuhkan oleh kuda.
Pemberian pakan pada kuda belo di peternakan Tombo Ati Stable
sebanyak empat kali sehari dengan pemberian hijauan dua kali pada pukul 12.00
WIB dan pada pukul 19.00 WIB sedangkan pemberian pellet juga dua kali pada
pukul 07.00 WIB dan pada pukul 17.00 WIB. Takaran pemberian pellet pada kuda
belo dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Takaran pemberian pellet pada kuda belo
No Nama Belo Pellet Total Pagi Sore
1. Pesta Panen Balito 1 4 1,5 2,5
2. Babad Alas Balito 1 3,5 1,5 2
3 Ulil Albab Balito 1 3,5 1,5 2
4 Eid Mubarok Balito 1 3,5 1,5 2
5 Tambak Beras Balito 1 3,5 1,5 2
6 Nyai Kanjeng Balito 1 3,5 1,5 2
No Nama Obat dan Multivitamin jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Amoksilin
Albendazol 10%
Alkohol 70%
Biosalamin
Betamox LA
Diclovenac
Genta-ject 10%
Malone
Multivitamin injection
Novaldon
Novamag
Norit
Neurobion
Papaverine
Panachur
Vitol 120
Yusimox
1 botol
1 botol
2 botol
3 botol
2 botol
3 strip
2 botol
2 botol
3 botol
3 botol
5 strip
5 strip
2 botol
3 botol
4 strip
2 botol
2 botol
Antibiotik
Obat cacing
Antiseptik
Vitamin
Antibiotik
Anti Inflamasi
Antibiotik
Analgesik
Vitamin
Analgesik
Analgesik
Antibiotik
Vitamin
Analgesik
Obat cacing
Vitamin
Antibiotik
32
Manajemen kesehatan di Tombo Ati Stable untuk pencegahan penyakit
adalah pemberian vaksin dan obat cacing. Pemberian vaksin kuda adalah Vaksin
Tetanus Toxoid (TT) diberikan saat usia dalam kandungan 10 bulan, lepas sapi 6
bulan, kemudian umur 1 tahun revaksinasi dan umur 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun,
diulangi 2 tahun sekali. Pemberian obat cacing diberikan rutin setiap 3 bulan
sekali. Obat cacing yang diberikan adalah Panacur dengan dosis 30 cc.
Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis, data kejadian penyakit yang
sering terjadi pada Kuda Belo di Tombo Ati Stable adalah influenza dengan
presentase 8,51%. Kejadian influenza disebabkan karena perubahan musim,
kekebalan tubuh yang cenderung lemah, kehujanan / kedinginan. Penyebaran
penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dan melalui udara. Lebih banyak
menyerang pada anak kuda/belo. (Maswarni dan Nofiar,2014). Manajemen
pemeliharaan untuk pencegahan influenza adalah melakukan vaksinasi secara
berkala, menjauhkan kuda dari keadaan stress, jika suhu tubuh meningkat
sebaiknya di suntik antibiotik serta melakukan perawatan yang baik dan benar.
Presentase kejadian cacingan (cacing Parascaris equorum) pada Kuda
Belo di Tombo Ati Stable adalah 2,12 %. Dalam periode Januari-Mei 2015
cacingan pada kuda tergolong rendah karena pemberian obat cacing secara rutin
tiap 3 bulan sekali. Obat cacing yang diberikan adalah Panacur dengan dosis 30
cc. Untuk kuda belo di Tombo Ati Stable tidak dilakukan Exercise pada waktu
pagi hari dan biasanya hanya di umbar pada paddock sore hari sehingga dapat
mencegah kuda belo memakan rumput yang terindikasi terdapat telur/larva
cacing pada pagi hari.
33
Kejadian Diare pada Kuda Belo di Tombo Ati Stable mencapai 4,25 %
disebabkan oleh infeksi yaitu karena adanya bakteri, virus dan jamur sedangkan
penyakit non-infeksi disebabkan oleh keadaan tubuh sendiri, seperti alergi dan
ketidakseimbangan hormon. Kuda belo masih dalam tahap belajar makan, minum
dan penyesuaian perut setelah lepas sapih sehingga belo terserang diare, makan
pakan yang berjamur bisa menyebabkan kuda belo diare. Pengobatan diare di
Tombo Ati Stable pada kuda belo di beri Norit 20 biji dan amoxcillin di berikan
secara injeksi Intra Muscular.
Kejadian kolik pada kuda belo di Tombo Ati Stable dalam periode bulan
Januari-Mei 2015 dengan presentase 2,12 %. Menurut Subronto,2008 kejadian
kolik di Tombo Ati Stable adalah kolik konstipasi dan kolik spasmodik. Kolik
konstipasi yang disebabkan oleh pemberian pakan yang kurang bermutu dan kolik
spasmodik disebabkan oleh rasa mulas yang di sertai dengan diare Kejadian kolik
di Tombo Ati Stable disebabkan oleh pemberian rumput yang sudah berjamur atau
terlalu menguning dan kolik yang disebabkan oleh rasa mulas di sertai dengan
diare. Pengobatan kolik di Tombo Ati Stable pada kuda belo diberi Nufamag
secara peroral dengan dosis 65 ml. Kejadian penyakit kuda belo dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Presentase kejadian penyakit kuda belo di Tombo Ati Stable
Penyakit Januari Febuari Maret April Mei jumlah Presentase
(%)
Cacingan - 1 1 2,12
Diare 1 1 2 4,25
Influenza 1 3 4 8,51
Kolik 1 1 2,12
Jumlah 8 17%