bab i pendahuluan laboratorium merupakan bagian · pdf filedikeluarkan dalam bentuk lembar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan
untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu
pemeriksaan yang dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Hasil akhir pemeriksaan laboratorium
dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji (LHU) yang digunakan untuk
penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan hasil pengobatan,
serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain perlu
meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan dalam arti
kuantitatif, juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif
dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya
(Depkes RI, 2003).
Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan kegiatan
pencegahan dan meminimalkan kesalahan-kesalahan mulai dari kesalahan pra
analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes, 1997).
Tahap post analitik di laboratorium memiliki peranan penting dalam
pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan yang nantinya digunakan untuk
penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan,
sehingga pada proses pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
hendaknya dilakukan verifikasi pada hasil pemeriksaan untuk mencegah
kesalahan dan untuk memperlancar proses post analitik di laboratorium (Depkes,
2004).
Menurut berita Medan Bisnis, pada tanggal 3 Maret 2014 di Medan, terjadi
peristiwa meninggalnya dua orang pasien karena salah mengkonsumsi obat.
Kesalahan mengkonsumsi obat tersebut diakibatkan karena tertukarnya hasil
pemeriksaan laboratorium pasien A yang menderita diabetes dengan pasien B
yang menderita hipertensi, sehingga dokter salah memberikan resep obat dan
menyebabkan kondisi pasien semakin parah dan meninggal dunia.
2
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
merupakan salah satu rumah sakit yang sebelum mendiagnosis suatu penyakit
melakukan pemeriksaan laboratorium. Dalam pemeriksaan laboratorium, tahap
post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang meliputi penulisan hasil
pemeriksaan, pencatatan nama pasien, dan pemberian hasil pemeriksaan pada
pasien yang tepat.
Dalam 1 (satu) tahunnya pasien yang melakukan pemeriksaan di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya berjumlah 46.067 pasien
dengan pasien perharinya adalah ±90 pasien. Sedangkan petugas laborat
seluruhnya adalah 21 petugas dan 1 dokter sebagai kepala instalasi.
Ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan jumlah petugas yang bekerja
kemungkinan dapat mempengaruhi pemantapan mutu laboratorium.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
kesalahan tahap post analitik di laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan penegakkan diagnosa melalui lembar hasil pemeriksaan,
maka dilakukan kajian data dalam bentuk studi observasional terhadap persentase
kesalahan tahap post analitik, sehingga dibuat identifikasi masalah sebagai
berikut:
1) Adanya kemungkinan tingginya persentase kesalahan tahap post analitik di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2) Adanya kemungkinan terjadi kesalahan – kesalahan tahap post analitik di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1) Berapa persentase kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya?
2) Kesalahan apa yang sering ditemukan dalam tahap post analitik di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?
3
D. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada persentase kesalahan tahap post analitik
dan jenis-jenis kesalahan tahap post analitik yang ditemukan di Laboratorium
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 19 Mei – 14 Juni 2014.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengetahui persentase kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2) Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang ditemukan dalam tahap post analitik di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Petugas Laboratorium
Dapat menjadi bahan evaluasi dan pencegahan terhadap kesalahan post
analitik pada sampel pasien di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam proses post analitik sampel
pasien di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tahap post analitik yang
terjadi di laboratorium, sehingga masyarakat agar selalu memperhatikan
identitas dan permintaan pemeriksaan pada lembar hasil uji.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laboratorium Klinik
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi, atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang
atau menentukan diagnosis, pemantauan perjalanan penyakit dan terapi serta
prognosis (Depkes RI, 2009).
Laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium yang merupakan
kegiatan pelayanan kesehatan dan menjadi dasar pelayanan di laboratorium
kesehatan. Salah satu di antaranya adalah adanya hasil pemeriksaan laboratorium
yang nantinya digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan
pemantauan hasil pengobatan serta penentuan prognosis (Kemenkes RI, 2010).
Usaha untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu,
diperlukan suatu kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Kegiatan tersebut di antaranya adalah validasi dan verifikasi.
Validasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memantapkan kualitas hasil
pemeriksaan melalui Pemantapan Mutu Internal (PMI), kesesuaian hasil terhadap
parameter lain dan kesesuaian hasil dengan keadaan klinis pasien. Sedangkan
verifikasi merupakan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai post analitik dengan
melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan (Kemenkes RI, 2010).
Berdasarkan studi yang dilakukan Plebani dan Carraro dalam Westgard
(2008), kontribusi kesalahan laboratorium menunjukkan bahwa ada 60%
kesalahan pra analitik, 15% kesalahan analitik dan 25% kesalahan post analitik.
5
Gambar 1. Kontribusi kesalahan Laboratorium berdasarkan studi yang
dilakukan Plebani dan Carraro
Validasi administrasi mengacu pada langkah-langkah yang dimulai dengan
pemilihan dan permintaan tes yang tepat, pengumpulan informasi yang tepat
untuk memahami konteks pengujian, serta validasi kondisi pasien yang benar,
preparasi yang benar, dll
Validasi sampel berkaitan dengan memperoleh sampel yang tepat, pada waktu
yang tepat, pada pasien yang tepat pengolahan yang tepat, dan pengiriman
sampel, dan penggunaan sampel yang tepat untuk pengukuran analitik.
Validasi teknis harus dilakukan dengan mendapatkan hasil yang benar, yang
mengharuskan mengetahui kualitas yang dibutuhkan untuk tes, memvalidasi
ketepatan dan ketelitian proses pengukuran, prosedur Quality Control (QC)
yang tepat, dan menerapkan pengukuran dan control prosedur dengan benar.
Validasi pasien mensyaratkan bahwa hasil uji yang tepat secara benar
dilaporkan ke catatan pasien yang tepat dan mempertimbangkan apakah itu
hasil tes sesuai dengan pengetahuan pasien.
Validasi klinis didasarkan dengan pasien yang menerima pengobatan klinis
yang tepat berdasarkan hasil uji laboratorium.
Clinical Validation
Patient Validation
Technical Validation
Sample Validation
Administrative Validation 60% Pra analitik
15% analitik
25% Post analitik
6
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 48 Tahun
2008, struktur organisasi Instalasi Patologi Klinik RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya sebagai berikut :
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR PENUNJANG MEDIK DAN NON MEDIK
KEPALA INSTALASI
dr. FRAULEIN ARYATI, Sp.PK
Koordinator Pelayanan Teknis
Medis
Koordinator Reagensia dan alat
SYARIFAH, AMAK
Bendahara
MARDIATI, AMAK
Penanggung jawab administrasi, pencatatan
& pelaporan YUSUA, SE
Koordinator Pra analitik
FAISAL RAHMAN, AMAK
Hematologi
DAYATI, AMAK
Kimia Klinik-imunoserologi
A.SAEKHU, SKM
Mikrobiologi-cairan tubuh
MALASINTA, AMAK
Pemeriksaan cito/24 jam
HARYANI, AMAK
Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Klinik RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
7
C. Kegiatan Pemantapan Mutu Laboratorium
Kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan merupakan semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium pada saat yang tepat, dari spesimen yang tepat dan
diinterpretasikan secara tepat berdasarkan rujukan data yang tepat pula. ( Depkes
RI, 2004 ).
Kegunaan dari pemantapan mutu oleh laboratorium adalah :
a) Meningkatkan kualitas laboratorium
b) Meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan laboratorium (kemantapan
pemberian hasil, kesadaran akan usaha yang telah dilakukan, serta prestice
yang diberikan kepadanya)
c) Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat dari fungsi
manajerial.
d) Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan oleh pengguna
(konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai dengan gejala klinis.
e) Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil sehingga
tidak perlu ada “duplo”.
Menurut Depkes RI ( 2004 ), dalam kegiatan pemantapan mutu laboratorium
terdiri dari dua komponen, yaitu : Pemantapan Mutu Eksternal (external quality
control) dan Pemantapan Mutu Internal (internal quality control).
1) Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.
2) Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar
tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Beberapa kegiatan pemantapan mutu
internal meliputi kegiatan : tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap post
analitik.
8
Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap
pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses
pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :
1. Tahap Pra Analitik
Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di
analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan
dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan
formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan
persiapan sampel untuk analisa.
Kesalahan pra analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa untuk
analitik oleh sebuah metode/instrument tertentu. Mencakup permintaan uji,
persiapan pasien, dan pengumpulan serta penanganan spesimen. Kesalahan-
kesalahan seperti itu mencakup juga kesalahan pengertian petugas dalam
membaca perintah, memerintahkan jenis uji yang tidak tepat, salah identifikasi
pasien, dan penyimpanan spesimen yang tidak baik.
2. Tahap Analitik
Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana
spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode
tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan
sampel, inkubasi dan pemeriksaan.
Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan
acak atau kesalahan sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji
kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian.
3. Tahap Post Analitik
Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar
hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan
bahan penunjang atau penentu diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi
pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan
pelaporan hasil.
Kesalahan post analitik terjadi setelah pengambilan sampel dan proses
pengukuran dan mencakup kesalahan dalam mengkomunikasikan hasil-
hasilnya. Contoh-contohnya adalah laporan-laporan yang sulit dibaca karena
9
tulisan yang tidak jelas atau form hasil yang kotor, tidak adanya rentang nilai
rujukan yang sesuai, perhitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian yang
salah.
Tujuan pemantapan mutu internal adalah :
a) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
b) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
c) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan
pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar. Mendeteksi kesalahan
dan mengetahui sumbernya.
d) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium (Depkes, 2004).
Setiap tindakan dapat merupakan sumber kesalahan dalam pemeriksaan
laboratorium. Dalam melakukan pemantapan mutu terhadap suatu pemeriksaan
tidak begitu saja dapat diinterpretasi hanya dari hasil pemeriksaan tetapi harus
dinilai secara keseluruhan pemantapan dalam proses pemeriksaan laboratorium
yang meliputi berbagai jenis aktifitas dalam laboratorium seperti : persiapan
pasien, pengambilan bahan atau sampel, penanganan sampel, pengiriman sampel,
pemeriksaan, penilaian atau interpretasi hasil, dan pencatatan hasil.
D. Tahap Post Analitik
Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid atau
dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilakukan dengan
cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan (Depkes
RI,1999).
10
Menurut Charles (2007), kegiatan tahap post analitik di laboratorium antara
lain :
1. Rekaman Analisis (Catatan Pengujian =CP)
Rekaman analisis atau catatan pengujian adalah rekaman orisinil
pengujian yang direkam oleh personel penguji. Suatu rekaman analisis
minimal merekam informasi hasil pemeriksaan.
Format rekaman analisis dapat berupa buku catatan atau lembaran
analisis. Suatu laboratorium, rekaman analisis direkam terlebih dahulu dalam
buku catatan dan kemudian informasi itu dipindahkan ke lembar catatan
pengujian(CP) sebagai bentuk pelaporan dari personel penguji kepada
penyelia atau manajer teknis. Buku catatan pengujian disimpan oleh personel
penguji sebagai arsipnya. Catatan pengujian setelah diperiksa oleh penyelia
atau manajer teknis, menjadi sumber data untuk laporan hasil uji (LHU) dan
catatan pengujian menjadi arsip laboratorium yang dijadikan satu berkas
dengan salinan laporan hasil uji bersama-sama dengan dokumen lainnya yang
berkaitan dengan pengujian sampel tersebut. Jadi, catatan pengujian adalah
penghubung utama antara pekerjaan analitik itu sendiri dan informasi yang
disajikan kepada pasien dalam laporan hasil uji akhir.
2. Pelaporan Hasil Pengujian
Suatu laboratorium, yang terpenting dalam melayani pasien adalah cara
pelaporan hasil uji yang perlu disetujui lebih dulu. Format dari laporan, unit
dari pengukuran dan dasar perhitungan yang dibuat harus dapat dimengerti
oleh pasien, sehingga mempermudah pasien menginterpretasi hasilnya.
E. Kesalahan-Kesalahan Tahap Post Analitik
Setiap hasil pengujian mengandung kesalahan yang tidak dapat dihindari.
Pengetahuan dan perhatian kepada sumber kesalahan akan membantu
mengurangi terjadinya kesalahan dan menemukan penyebabnya lebih cepat dari
suatu kesalahan yang timbul.
11
Menurut Charles (2007), jika suatu proses post analitik digunakan secara
rutin, kesalahan yang timbul dapat diatasi dan digolongkan sebagai berikut :
1) Kesalahan Perhitungan (perhitungan dan pemindahan data tidak dicek ulang
oleh personel lain, kesalahan rumus dalam prosedur atau instruksi kerja,
satuan yang tidak benar, kesalahan pembulatan, mengabaikan penggunaan
data estimasi ketidakpastian pengukuran yang tertera pada sertifikat kalibrasi
alat yang digunakan, mengabaikan penggunaan faktor pengenceran atau
menggunakan faktor pengenceran yang tidak benar, tidak memahami
komponen ketidakpastian dalam perhitungan, dan ketidakpastian pengukuran
dalam suatu pengujian).
2) Kesalahan dalam pelaporan hasil (informasi yang kurang dalam laporan hasil,
salah penulisan hasil pemeriksaan, tidak ada tanda tangan personel yang
berwenang, interpretasi yang tidak sesuai tentang hasil pemeriksaan, dan
salah alamat penerimaan hasil pemeriksaan).
F. Komitmen Bersama untuk Peningkatan Mutu Laboratorium
RSUD dr. Doris Sylvanus siap memberikan pelayanan prima dengan
komitmen cepat, tepat, ramah, informatif, dan transparan dengan penjelasan
sebagai berikut :
1) Memberikan pelayanan yang CEPAT, yaitu keinginan membantu dan
memberikan pelayanan dengan tanggap dan seksama, siap, dengan waktu
terukur dan selalu sedia setiap saat.
2) Memberikan pelayanan yang TEPAT, yaitu menguasai pekerjaan,
dilakukan di tempat, kompetensi dan sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku dengan mendahulukan keselamatan pasien.
3) Memberikan pelayanan yang RAMAH, yaitu pengetahuan dan kemampuan
untuk menghargai orang lain dengan tetap menjaga kesopanan dan prinsip
rendah hati, tulus dan ikhlas.
4) INFORMATIF, yaitu kemampuan melakukan hubungan komunikasi yang
baik dalam bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
12
5) TRANSPARAN, yaitu bersifat terbuka, kemudahan bekerjasama, akses yang
mudah bagi semua pihak yang membutuhkan dan menyediakan fasilitas
memadai dan mudah dilakukan.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan jenis penelitian survei, yang menggambarkan dan mengumpulkan
informasi terhadap kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada pencatatan dan
pemberian hasil pemeriksaan di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat
jalan yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
2. Sampel
Sampel yang diambil adalah lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan
yang ditemukan kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD dr.
Doris Silvanus Palangka Raya periode tanggal 19 Mei – 14 Juni 2014.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Mei 2014 sampai 14 Juni 2014.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah Lembar Hasil Uji (LHU) dan identifikasi
kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat jalan.
14
2. Definisi Operasional Variabel
a. Lembar Hasil Uji (LHU) adalah hasil akhir pemeriksaan laboratorium
yang akan diberikan kepada pasien untuk penetapan diagnosis, pemberian
pengobatan dan pemulihan hasil pengobatan.
b. Kesalahan post analitik adalah kesalahan yang ditemukan diakhir
pemeriksaan pada lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan,
dengan memperhatikan komponen kesalahan post analitik sebagai berikut:
1) Pencatatan hasil pada lembar hasil uji tidak jelas , ada coretan dan
salah tempat mencatat hasil uji, sehingga salah dalam membaca
hasilnya.
2) Pemberian lembar hasil uji tidak diberikan pada pasien yang benar dan
tepat, karena nama pasien yang sama.
3) Peletakan lembar hasil uji pada pasien yang salah.
Misalnya : Lembar hasil uji milik pasien A diletakkan di lembar hasil
uji milik pasien B.
4) Pemeriksaan yang diminta tidak dikerjakan melainkan melakukan
pemeriksaan lain.
Misalnya : Pasien meminta pemeriksaan Malaria tetapi yang
dikerjakan pemeriksaan Hematokrit.
5) Nama yang ditulis pada lembar hasil uji salah atau kurang tepat
sehingga tidak sesuai dengan lembar permintaan.
Misalnya : Pada lembar permintaan nama pasien ditulis Alfianoor
tetapi yang ditulis di lembar hasil uji ahmad alfianor.
6) Ada pemeriksaan yang tidak dilakukan atau ketinggalan saat disalin ke
lembar hasil uji.
7) Ada pemeriksaan yang dilakukan tetapi tidak diminta dalam lembar
permintaan.
15
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
observasi/pengamatan terhadap lembar hasil uji dan mengidentifikasi kesalahan-
kesalahan yang ditemukan pada proses post analitik untuk selanjutnya ditulis pada
tabel pengamatan dan didapatkan hasil dalam bentuk persentase.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar hasil uji
pasien rawat inap dan rawat jalan.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah observasi atau pengamatan terhadap kesalahan
tahap post analitik pada lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan di
Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Alur Prosedur Penelitian
Ditemukan
Kesalahan
Tahap Post Analitik
Pengamatan dan Identifikasi kesalahan Post Analitik
Tabel Pengamatan
( tidak diberi tanda √)
Tidak Ditemukan
Kesalahan
Tabel Pengamatan
( diberi tanda √)
16
H. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu data dikumpulkan
kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan diagram, kemudian dianalisis serta
dibuat pembahasan dan kesimpulannya. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan rumus persentase dan uji tabel Z. Data yang diperoleh melalui
rekapitulasi diolah dengan menggunakan rumus dibawah ini ( Margono, 2003 ) :
� =�
�× 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi dari jumlah kesalahan yang ditemukan
N = Responden dari jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
Kemudian dilakukan Uji Z untuk mengetahui kesalahan yang terjadi dapat
ditoleransi atau tidak, dengan menggunakan rumus dibawah ini :
� = �� −��
���.(����)
�
Keterangan :
�� = Proporsi (persentase) kesalahan yang diperbolehkan
P0 = Proporsi (persentase) kesalahan hasil pengamatan
n = Banyaknya jumlah pasien (sampel)
I. Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan Referensi √ √
2. Pengumpulan Data √ √
3. Penyusunan Proposal √ √ √ √ √ √ √
4. Konsultasi Proposal √ √ √ √
5. Meminta Ijin Tempat dan Surat Penelitian
√ √
6. Observasi √
7. Melakukan Penelitian √ √ √ √
8. Penyajian dan Pelaporan √ √ √ √
9. Penyusunan KTI √ √ √ √
10. Sidang KTI √
Tabel 1. Jadwal penelitian
0102030405060708090
20
0
HASIL
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada
sampel pasien rawat inap dan rawat jalan
pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan
mikrobiologi dan 170 pemeriksaan urinalisa
Sylvanus Palangka Raya
observasi/pengamatan langsung
kesalahan tahap pos
kimia klinik (K), 29
jenis pemeriksaan mikrobiologi (M)
(U).
Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada
sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis
pemeriksaan dan jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang
ditemukan pada tanggal 19 Mei sampai 14
Gambar 4. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan kimia klinik
3 1
89
42
18
Jumlah Kesalahan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada
sampel pasien rawat inap dan rawat jalan ada 1.130 pasien yang melakukan 918
pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan
mikrobiologi dan 170 pemeriksaan urinalisa di Laboratorium RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya periode tanggal 19 Mei sampai 14 Juni 2014
an langsung, ternyata ada 196 pasien yang ditemukan
t analitik, yang terdiri dari 174 kesalahan jenis
kimia klinik (K), 29 kesalahan jenis pemeriksaan hematologi (H), 3
jenis pemeriksaan mikrobiologi (M), dan 7 kesalahan jenis pemeriksaan urinalisa
Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada
sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis
an jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang
an pada tanggal 19 Mei sampai 14 Juni 2014.
. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan kimia klinik
17
Jumlah Kesalahan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada
ada 1.130 pasien yang melakukan 918
pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan
di Laboratorium RSUD dr. Doris
Juni 2014 dengan
pasien yang ditemukan
kesalahan jenis pemeriksaan
pemeriksaan hematologi (H), 3 kesalahan
han jenis pemeriksaan urinalisa
Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada
sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis
an jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang
. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 0
Persentase kesalahan tahap post analitik pada sampel
jalan pada pemeriksaan kimia klinik
= �����
�����
= ���
�.���
= 15,39
Gambar 5. Grafik jumlah kesalahan tahap Hematologi
Persentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat
jalan pada pemeriksaan Hematologi
= �����
�����
= ��
�.���
= 2,56
Gambar 6. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Mikrobiologi
0
5
10
15
3
0
0 0
3
0 0 Jumlah Kesalahan
sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat
jalan pada pemeriksaan kimia klinik ��������������������������
�����������������������× 100%
���
���× 100%
15,39 %
Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Hematologi
sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat
jalan pada pemeriksaan Hematologi �������������������������
�����������������������× 100%
��
���× 100%
2,56 %
Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Mikrobiologi
01
11
14
3
Jumlah kesalahan
18
Jumlah Kesalahan
pasien rawat inap dan rawat
post analitik jenis pemeriksaan
sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat
Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan
Jumlah kesalahan