bab i pendahuluan laboratorium merupakan bagian · pdf filedikeluarkan dalam bentuk lembar...

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji (LHU) yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain perlu meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan dalam arti kuantitatif, juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya (Depkes RI, 2003). Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan kegiatan pencegahan dan meminimalkan kesalahan-kesalahan mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes, 1997). Tahap post analitik di laboratorium memiliki peranan penting dalam pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan yang nantinya digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, sehingga pada proses pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan verifikasi pada hasil pemeriksaan untuk mencegah kesalahan dan untuk memperlancar proses post analitik di laboratorium (Depkes, 2004). Menurut berita Medan Bisnis, pada tanggal 3 Maret 2014 di Medan, terjadi peristiwa meninggalnya dua orang pasien karena salah mengkonsumsi obat. Kesalahan mengkonsumsi obat tersebut diakibatkan karena tertukarnya hasil pemeriksaan laboratorium pasien A yang menderita diabetes dengan pasien B yang menderita hipertensi, sehingga dokter salah memberikan resep obat dan menyebabkan kondisi pasien semakin parah dan meninggal dunia.

Upload: vuongdien

Post on 01-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan

untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu

pemeriksaan yang dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan

penyakit serta pemulihan kesehatan. Hasil akhir pemeriksaan laboratorium

dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji (LHU) yang digunakan untuk

penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan hasil pengobatan,

serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain perlu

meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan dalam arti

kuantitatif, juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif

dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya

(Depkes RI, 2003).

Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk menjamin

ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan kegiatan

pencegahan dan meminimalkan kesalahan-kesalahan mulai dari kesalahan pra

analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes, 1997).

Tahap post analitik di laboratorium memiliki peranan penting dalam

pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan yang nantinya digunakan untuk

penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan,

sehingga pada proses pencatatan dan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

hendaknya dilakukan verifikasi pada hasil pemeriksaan untuk mencegah

kesalahan dan untuk memperlancar proses post analitik di laboratorium (Depkes,

2004).

Menurut berita Medan Bisnis, pada tanggal 3 Maret 2014 di Medan, terjadi

peristiwa meninggalnya dua orang pasien karena salah mengkonsumsi obat.

Kesalahan mengkonsumsi obat tersebut diakibatkan karena tertukarnya hasil

pemeriksaan laboratorium pasien A yang menderita diabetes dengan pasien B

yang menderita hipertensi, sehingga dokter salah memberikan resep obat dan

menyebabkan kondisi pasien semakin parah dan meninggal dunia.

2

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

merupakan salah satu rumah sakit yang sebelum mendiagnosis suatu penyakit

melakukan pemeriksaan laboratorium. Dalam pemeriksaan laboratorium, tahap

post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang meliputi penulisan hasil

pemeriksaan, pencatatan nama pasien, dan pemberian hasil pemeriksaan pada

pasien yang tepat.

Dalam 1 (satu) tahunnya pasien yang melakukan pemeriksaan di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya berjumlah 46.067 pasien

dengan pasien perharinya adalah ±90 pasien. Sedangkan petugas laborat

seluruhnya adalah 21 petugas dan 1 dokter sebagai kepala instalasi.

Ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan jumlah petugas yang bekerja

kemungkinan dapat mempengaruhi pemantapan mutu laboratorium.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang

kesalahan tahap post analitik di laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

Raya.

B. Identifikasi Masalah

Berkaitan dengan penegakkan diagnosa melalui lembar hasil pemeriksaan,

maka dilakukan kajian data dalam bentuk studi observasional terhadap persentase

kesalahan tahap post analitik, sehingga dibuat identifikasi masalah sebagai

berikut:

1) Adanya kemungkinan tingginya persentase kesalahan tahap post analitik di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2) Adanya kemungkinan terjadi kesalahan – kesalahan tahap post analitik di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1) Berapa persentase kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD dr.

Doris Sylvanus Palangka Raya?

2) Kesalahan apa yang sering ditemukan dalam tahap post analitik di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?

3

D. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada persentase kesalahan tahap post analitik

dan jenis-jenis kesalahan tahap post analitik yang ditemukan di Laboratorium

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 19 Mei – 14 Juni 2014.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1) Mengetahui persentase kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD

dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2) Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang ditemukan dalam tahap post analitik di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Laboratorium

Dapat menjadi bahan evaluasi dan pencegahan terhadap kesalahan post

analitik pada sampel pasien di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam proses post analitik sampel

pasien di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tahap post analitik yang

terjadi di laboratorium, sehingga masyarakat agar selalu memperhatikan

identitas dan permintaan pemeriksaan pada lembar hasil uji.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laboratorium Klinik

Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,

parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi, atau bidang lain yang

berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang

atau menentukan diagnosis, pemantauan perjalanan penyakit dan terapi serta

prognosis (Depkes RI, 2009).

Laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium yang merupakan

kegiatan pelayanan kesehatan dan menjadi dasar pelayanan di laboratorium

kesehatan. Salah satu di antaranya adalah adanya hasil pemeriksaan laboratorium

yang nantinya digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan

pemantauan hasil pengobatan serta penentuan prognosis (Kemenkes RI, 2010).

Usaha untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu,

diperlukan suatu kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan yang

ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan

laboratorium. Kegiatan tersebut di antaranya adalah validasi dan verifikasi.

Validasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memantapkan kualitas hasil

pemeriksaan melalui Pemantapan Mutu Internal (PMI), kesesuaian hasil terhadap

parameter lain dan kesesuaian hasil dengan keadaan klinis pasien. Sedangkan

verifikasi merupakan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan

kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai post analitik dengan

melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan (Kemenkes RI, 2010).

Berdasarkan studi yang dilakukan Plebani dan Carraro dalam Westgard

(2008), kontribusi kesalahan laboratorium menunjukkan bahwa ada 60%

kesalahan pra analitik, 15% kesalahan analitik dan 25% kesalahan post analitik.

5

Gambar 1. Kontribusi kesalahan Laboratorium berdasarkan studi yang

dilakukan Plebani dan Carraro

Validasi administrasi mengacu pada langkah-langkah yang dimulai dengan

pemilihan dan permintaan tes yang tepat, pengumpulan informasi yang tepat

untuk memahami konteks pengujian, serta validasi kondisi pasien yang benar,

preparasi yang benar, dll

Validasi sampel berkaitan dengan memperoleh sampel yang tepat, pada waktu

yang tepat, pada pasien yang tepat pengolahan yang tepat, dan pengiriman

sampel, dan penggunaan sampel yang tepat untuk pengukuran analitik.

Validasi teknis harus dilakukan dengan mendapatkan hasil yang benar, yang

mengharuskan mengetahui kualitas yang dibutuhkan untuk tes, memvalidasi

ketepatan dan ketelitian proses pengukuran, prosedur Quality Control (QC)

yang tepat, dan menerapkan pengukuran dan control prosedur dengan benar.

Validasi pasien mensyaratkan bahwa hasil uji yang tepat secara benar

dilaporkan ke catatan pasien yang tepat dan mempertimbangkan apakah itu

hasil tes sesuai dengan pengetahuan pasien.

Validasi klinis didasarkan dengan pasien yang menerima pengobatan klinis

yang tepat berdasarkan hasil uji laboratorium.

Clinical Validation

Patient Validation

Technical Validation

Sample Validation

Administrative Validation 60% Pra analitik

15% analitik

25% Post analitik

6

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 48 Tahun

2008, struktur organisasi Instalasi Patologi Klinik RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya sebagai berikut :

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR PENUNJANG MEDIK DAN NON MEDIK

KEPALA INSTALASI

dr. FRAULEIN ARYATI, Sp.PK

Koordinator Pelayanan Teknis

Medis

Koordinator Reagensia dan alat

SYARIFAH, AMAK

Bendahara

MARDIATI, AMAK

Penanggung jawab administrasi, pencatatan

& pelaporan YUSUA, SE

Koordinator Pra analitik

FAISAL RAHMAN, AMAK

Hematologi

DAYATI, AMAK

Kimia Klinik-imunoserologi

A.SAEKHU, SKM

Mikrobiologi-cairan tubuh

MALASINTA, AMAK

Pemeriksaan cito/24 jam

HARYANI, AMAK

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Klinik RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya

7

C. Kegiatan Pemantapan Mutu Laboratorium

Kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan merupakan semua

kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil

pemeriksaan laboratorium pada saat yang tepat, dari spesimen yang tepat dan

diinterpretasikan secara tepat berdasarkan rujukan data yang tepat pula. ( Depkes

RI, 2004 ).

Kegunaan dari pemantapan mutu oleh laboratorium adalah :

a) Meningkatkan kualitas laboratorium

b) Meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan laboratorium (kemantapan

pemberian hasil, kesadaran akan usaha yang telah dilakukan, serta prestice

yang diberikan kepadanya)

c) Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat dari fungsi

manajerial.

d) Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan oleh pengguna

(konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai dengan gejala klinis.

e) Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil sehingga

tidak perlu ada “duplo”.

Menurut Depkes RI ( 2004 ), dalam kegiatan pemantapan mutu laboratorium

terdiri dari dua komponen, yaitu : Pemantapan Mutu Eksternal (external quality

control) dan Pemantapan Mutu Internal (internal quality control).

1) Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara

periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk

memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang

pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal

dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.

2) Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang

dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar

tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga

diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Beberapa kegiatan pemantapan mutu

internal meliputi kegiatan : tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap post

analitik.

8

Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap

pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses

pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di

analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan

dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan

formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan

persiapan sampel untuk analisa.

Kesalahan pra analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa untuk

analitik oleh sebuah metode/instrument tertentu. Mencakup permintaan uji,

persiapan pasien, dan pengumpulan serta penanganan spesimen. Kesalahan-

kesalahan seperti itu mencakup juga kesalahan pengertian petugas dalam

membaca perintah, memerintahkan jenis uji yang tidak tepat, salah identifikasi

pasien, dan penyimpanan spesimen yang tidak baik.

2. Tahap Analitik

Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana

spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode

tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan

sampel, inkubasi dan pemeriksaan.

Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan

acak atau kesalahan sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji

kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian.

3. Tahap Post Analitik

Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar

hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan

bahan penunjang atau penentu diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi

pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan

pelaporan hasil.

Kesalahan post analitik terjadi setelah pengambilan sampel dan proses

pengukuran dan mencakup kesalahan dalam mengkomunikasikan hasil-

hasilnya. Contoh-contohnya adalah laporan-laporan yang sulit dibaca karena

9

tulisan yang tidak jelas atau form hasil yang kotor, tidak adanya rentang nilai

rujukan yang sesuai, perhitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian yang

salah.

Tujuan pemantapan mutu internal adalah :

a) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan

mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.

b) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak

terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.

c) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,

pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan

pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar. Mendeteksi kesalahan

dan mengetahui sumbernya.

d) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan mutu

pemeriksaan laboratorium (Depkes, 2004).

Setiap tindakan dapat merupakan sumber kesalahan dalam pemeriksaan

laboratorium. Dalam melakukan pemantapan mutu terhadap suatu pemeriksaan

tidak begitu saja dapat diinterpretasi hanya dari hasil pemeriksaan tetapi harus

dinilai secara keseluruhan pemantapan dalam proses pemeriksaan laboratorium

yang meliputi berbagai jenis aktifitas dalam laboratorium seperti : persiapan

pasien, pengambilan bahan atau sampel, penanganan sampel, pengiriman sampel,

pemeriksaan, penilaian atau interpretasi hasil, dan pencatatan hasil.

D. Tahap Post Analitik

Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk

meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid atau

dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilakukan dengan

cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat

mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan (Depkes

RI,1999).

10

Menurut Charles (2007), kegiatan tahap post analitik di laboratorium antara

lain :

1. Rekaman Analisis (Catatan Pengujian =CP)

Rekaman analisis atau catatan pengujian adalah rekaman orisinil

pengujian yang direkam oleh personel penguji. Suatu rekaman analisis

minimal merekam informasi hasil pemeriksaan.

Format rekaman analisis dapat berupa buku catatan atau lembaran

analisis. Suatu laboratorium, rekaman analisis direkam terlebih dahulu dalam

buku catatan dan kemudian informasi itu dipindahkan ke lembar catatan

pengujian(CP) sebagai bentuk pelaporan dari personel penguji kepada

penyelia atau manajer teknis. Buku catatan pengujian disimpan oleh personel

penguji sebagai arsipnya. Catatan pengujian setelah diperiksa oleh penyelia

atau manajer teknis, menjadi sumber data untuk laporan hasil uji (LHU) dan

catatan pengujian menjadi arsip laboratorium yang dijadikan satu berkas

dengan salinan laporan hasil uji bersama-sama dengan dokumen lainnya yang

berkaitan dengan pengujian sampel tersebut. Jadi, catatan pengujian adalah

penghubung utama antara pekerjaan analitik itu sendiri dan informasi yang

disajikan kepada pasien dalam laporan hasil uji akhir.

2. Pelaporan Hasil Pengujian

Suatu laboratorium, yang terpenting dalam melayani pasien adalah cara

pelaporan hasil uji yang perlu disetujui lebih dulu. Format dari laporan, unit

dari pengukuran dan dasar perhitungan yang dibuat harus dapat dimengerti

oleh pasien, sehingga mempermudah pasien menginterpretasi hasilnya.

E. Kesalahan-Kesalahan Tahap Post Analitik

Setiap hasil pengujian mengandung kesalahan yang tidak dapat dihindari.

Pengetahuan dan perhatian kepada sumber kesalahan akan membantu

mengurangi terjadinya kesalahan dan menemukan penyebabnya lebih cepat dari

suatu kesalahan yang timbul.

11

Menurut Charles (2007), jika suatu proses post analitik digunakan secara

rutin, kesalahan yang timbul dapat diatasi dan digolongkan sebagai berikut :

1) Kesalahan Perhitungan (perhitungan dan pemindahan data tidak dicek ulang

oleh personel lain, kesalahan rumus dalam prosedur atau instruksi kerja,

satuan yang tidak benar, kesalahan pembulatan, mengabaikan penggunaan

data estimasi ketidakpastian pengukuran yang tertera pada sertifikat kalibrasi

alat yang digunakan, mengabaikan penggunaan faktor pengenceran atau

menggunakan faktor pengenceran yang tidak benar, tidak memahami

komponen ketidakpastian dalam perhitungan, dan ketidakpastian pengukuran

dalam suatu pengujian).

2) Kesalahan dalam pelaporan hasil (informasi yang kurang dalam laporan hasil,

salah penulisan hasil pemeriksaan, tidak ada tanda tangan personel yang

berwenang, interpretasi yang tidak sesuai tentang hasil pemeriksaan, dan

salah alamat penerimaan hasil pemeriksaan).

F. Komitmen Bersama untuk Peningkatan Mutu Laboratorium

RSUD dr. Doris Sylvanus siap memberikan pelayanan prima dengan

komitmen cepat, tepat, ramah, informatif, dan transparan dengan penjelasan

sebagai berikut :

1) Memberikan pelayanan yang CEPAT, yaitu keinginan membantu dan

memberikan pelayanan dengan tanggap dan seksama, siap, dengan waktu

terukur dan selalu sedia setiap saat.

2) Memberikan pelayanan yang TEPAT, yaitu menguasai pekerjaan,

dilakukan di tempat, kompetensi dan sesuai dengan standar pelayanan yang

berlaku dengan mendahulukan keselamatan pasien.

3) Memberikan pelayanan yang RAMAH, yaitu pengetahuan dan kemampuan

untuk menghargai orang lain dengan tetap menjaga kesopanan dan prinsip

rendah hati, tulus dan ikhlas.

4) INFORMATIF, yaitu kemampuan melakukan hubungan komunikasi yang

baik dalam bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.

12

5) TRANSPARAN, yaitu bersifat terbuka, kemudahan bekerjasama, akses yang

mudah bagi semua pihak yang membutuhkan dan menyediakan fasilitas

memadai dan mudah dilakukan.

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan jenis penelitian survei, yang menggambarkan dan mengumpulkan

informasi terhadap kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada pencatatan dan

pemberian hasil pemeriksaan di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

Raya.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat

jalan yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan

yang ditemukan kesalahan tahap post analitik di Laboratorium RSUD dr.

Doris Silvanus Palangka Raya periode tanggal 19 Mei – 14 Juni 2014.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangkaraya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Mei 2014 sampai 14 Juni 2014.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah Lembar Hasil Uji (LHU) dan identifikasi

kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat jalan.

14

2. Definisi Operasional Variabel

a. Lembar Hasil Uji (LHU) adalah hasil akhir pemeriksaan laboratorium

yang akan diberikan kepada pasien untuk penetapan diagnosis, pemberian

pengobatan dan pemulihan hasil pengobatan.

b. Kesalahan post analitik adalah kesalahan yang ditemukan diakhir

pemeriksaan pada lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan,

dengan memperhatikan komponen kesalahan post analitik sebagai berikut:

1) Pencatatan hasil pada lembar hasil uji tidak jelas , ada coretan dan

salah tempat mencatat hasil uji, sehingga salah dalam membaca

hasilnya.

2) Pemberian lembar hasil uji tidak diberikan pada pasien yang benar dan

tepat, karena nama pasien yang sama.

3) Peletakan lembar hasil uji pada pasien yang salah.

Misalnya : Lembar hasil uji milik pasien A diletakkan di lembar hasil

uji milik pasien B.

4) Pemeriksaan yang diminta tidak dikerjakan melainkan melakukan

pemeriksaan lain.

Misalnya : Pasien meminta pemeriksaan Malaria tetapi yang

dikerjakan pemeriksaan Hematokrit.

5) Nama yang ditulis pada lembar hasil uji salah atau kurang tepat

sehingga tidak sesuai dengan lembar permintaan.

Misalnya : Pada lembar permintaan nama pasien ditulis Alfianoor

tetapi yang ditulis di lembar hasil uji ahmad alfianor.

6) Ada pemeriksaan yang tidak dilakukan atau ketinggalan saat disalin ke

lembar hasil uji.

7) Ada pemeriksaan yang dilakukan tetapi tidak diminta dalam lembar

permintaan.

15

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

observasi/pengamatan terhadap lembar hasil uji dan mengidentifikasi kesalahan-

kesalahan yang ditemukan pada proses post analitik untuk selanjutnya ditulis pada

tabel pengamatan dan didapatkan hasil dalam bentuk persentase.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar hasil uji

pasien rawat inap dan rawat jalan.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini adalah observasi atau pengamatan terhadap kesalahan

tahap post analitik pada lembar hasil uji pasien rawat inap dan rawat jalan di

Laboratorium RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Alur Prosedur Penelitian

Ditemukan

Kesalahan

Tahap Post Analitik

Pengamatan dan Identifikasi kesalahan Post Analitik

Tabel Pengamatan

( tidak diberi tanda √)

Tidak Ditemukan

Kesalahan

Tabel Pengamatan

( diberi tanda √)

16

H. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu data dikumpulkan

kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan diagram, kemudian dianalisis serta

dibuat pembahasan dan kesimpulannya. Teknik analisis dalam penelitian ini

menggunakan rumus persentase dan uji tabel Z. Data yang diperoleh melalui

rekapitulasi diolah dengan menggunakan rumus dibawah ini ( Margono, 2003 ) :

� =�

�× 100%

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi dari jumlah kesalahan yang ditemukan

N = Responden dari jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan

Kemudian dilakukan Uji Z untuk mengetahui kesalahan yang terjadi dapat

ditoleransi atau tidak, dengan menggunakan rumus dibawah ini :

� = �� −��

���.(����)

Keterangan :

�� = Proporsi (persentase) kesalahan yang diperbolehkan

P0 = Proporsi (persentase) kesalahan hasil pengamatan

n = Banyaknya jumlah pasien (sampel)

I. Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengumpulan Referensi √ √

2. Pengumpulan Data √ √

3. Penyusunan Proposal √ √ √ √ √ √ √

4. Konsultasi Proposal √ √ √ √

5. Meminta Ijin Tempat dan Surat Penelitian

√ √

6. Observasi √

7. Melakukan Penelitian √ √ √ √

8. Penyajian dan Pelaporan √ √ √ √

9. Penyusunan KTI √ √ √ √

10. Sidang KTI √

Tabel 1. Jadwal penelitian

0102030405060708090

20

0

HASIL

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada

sampel pasien rawat inap dan rawat jalan

pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan

mikrobiologi dan 170 pemeriksaan urinalisa

Sylvanus Palangka Raya

observasi/pengamatan langsung

kesalahan tahap pos

kimia klinik (K), 29

jenis pemeriksaan mikrobiologi (M)

(U).

Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada

sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis

pemeriksaan dan jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang

ditemukan pada tanggal 19 Mei sampai 14

Gambar 4. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan kimia klinik

3 1

89

42

18

Jumlah Kesalahan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada

sampel pasien rawat inap dan rawat jalan ada 1.130 pasien yang melakukan 918

pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan

mikrobiologi dan 170 pemeriksaan urinalisa di Laboratorium RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangka Raya periode tanggal 19 Mei sampai 14 Juni 2014

an langsung, ternyata ada 196 pasien yang ditemukan

t analitik, yang terdiri dari 174 kesalahan jenis

kimia klinik (K), 29 kesalahan jenis pemeriksaan hematologi (H), 3

jenis pemeriksaan mikrobiologi (M), dan 7 kesalahan jenis pemeriksaan urinalisa

Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada

sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis

an jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang

an pada tanggal 19 Mei sampai 14 Juni 2014.

. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan kimia klinik

17

Jumlah Kesalahan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kesalahan tahap post analitik pada

ada 1.130 pasien yang melakukan 918

pemeriksaan kimia klinik, 631 pemeriksaan hematologi, 32 pemeriksaan

di Laboratorium RSUD dr. Doris

Juni 2014 dengan

pasien yang ditemukan

kesalahan jenis pemeriksaan

pemeriksaan hematologi (H), 3 kesalahan

han jenis pemeriksaan urinalisa

Penelitian ini menghitung jumlah kesalahan tahap post analitik pada

sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dalam persen (%) untuk setiap jenis

an jumlah keseluruhan kesalahan tahap post analitik yang

. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

0 0

Persentase kesalahan tahap post analitik pada sampel

jalan pada pemeriksaan kimia klinik

= �����

�����

= ���

�.���

= 15,39

Gambar 5. Grafik jumlah kesalahan tahap Hematologi

Persentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat

jalan pada pemeriksaan Hematologi

= �����

�����

= ��

�.���

= 2,56

Gambar 6. Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Mikrobiologi

0

5

10

15

3

0

0 0

3

0 0 Jumlah Kesalahan

sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat

jalan pada pemeriksaan kimia klinik ��������������������������

�����������������������× 100%

���

���× 100%

15,39 %

Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Hematologi

sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat

jalan pada pemeriksaan Hematologi �������������������������

�����������������������× 100%

��

���× 100%

2,56 %

Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan Mikrobiologi

01

11

14

3

Jumlah kesalahan

18

Jumlah Kesalahan

pasien rawat inap dan rawat

post analitik jenis pemeriksaan

sentase kesalahan tahap post analitik pada sampel pasien rawat inap dan rawat

Grafik jumlah kesalahan tahap post analitik jenis pemeriksaan

Jumlah kesalahan