bab i pendahuluan · keadaan ini terefleksi oleh karya multi media dan instalasi yang secara...
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
Pada peringatan Tahun Baru yang lalu, Presiden Soeharto mencanangkan
bahwa tahun 1998 adalah Tahun Seni dan Budaya di Indonesia. Pada saat
sekarang ini Seni tidak lagi hanya dipandang sebagai artefak dan bendanya, tetapi
juga mewakili kondisi dan situasi dari keadaan masyarakat yang ada. Seni
modern Indonesia akan lebih menarik kalau dilihat dari sebuah proses, satu
organisme yang selalu berubah dan berkembang. Cara pandang ini sangat penting
dan produktif supaya kita mampu meiihat dan mengantisipasi perubahan-
perubahan yang terjadi, serta dapat melihatnya secara komperehensif untuk ikut
aktif sebagai subyek yang mempersiapkan arah dan perkembangannya. Aspek-
aspek sosial budaya politis selalu menjadi perhatian para seniman yang berada
pada tonggak Seni Modern Indonesia. Tonggak pertama Seni Modern Indonesia
dapat dikatakan dimulai oleh Raden Saleh ( 1807-1880 ), pelukis Jawa kelahiran
Terbaka, dekat Semarang.2 Karya-karyanya mengekspresikan keadaan sosial
politik pada Perang Jawa, seperti pada karyanya yang berjudul "Penangkapan
Diponegoro"(1857). Goncangan akibat Perang Jawa, keterbelakangan akibat
penjajah sosio-kultural-militer-ekonomis sangat tidak kondusif bagi pengadaan
infrastruktur budaya untuk seni modern yang ditandai oleh progesivitas,
Ignas Kleden, Year of Art and it's Meaning ( Jakarta Post 3 Januari 1998).
M. Dwi Marianto, Menyoroti Tonggak-Tonggak Histori Seni Rupa Indonesia (Buletin Dewan Kesenian Surabaya tahun ke IV/No. 19/1997 ).
2
rasionalitas dan individualitas. Kemudian muncullah PERSAGI (Persatuan Ahli
Gambar Indonesia ) pada tahun 1937, perhimpunan senirupawan Indonesia yang
pertama kali dan mulai menyerukan pencarian spirit ke-lndonesia-an dalam karya
seni, keinginan menampilkan sesuatu yang baru dengan pendekatan nasionalis,
sehingga mampu melepaskan diri dari bahasa dan logika seni yang sudah
terbentuk di bawah sistem kolonial. Kemudian pada jaman penjajahan Jepang,
PERSAGI dibubarkan dan diganti oleh PUTERA ( Pusat Tenaga Rakyat ).
Melalui PUTERA terbentuklah rasa menjadi masyarakat seniman, mempunyai
ketrampilan membuat poster-poster dan strategi propaganda melalui karya seni.
Pada tahun 1946 terbentuk Seniman Indonesia Muda ( SIM ), Pelukis Rakyat
( PR ), Pusat Tenaga Pelukis Rakyat ( PTPI ) dengan poster-poster bertema
revolusi, anti Belanda yang dibuat dan disebarkan sampai garis belakang lawan.
Seni Indonesia pada tahun 1950-an, mulai muncul berbagai kelompok
yang masing-masing punya idealisme politik sendiri. Persaingan makin tajam
pada awal 1960 dengan berdirinya berbagai kelompok seniman sesuai dengan
ideologi payung politik mereka. Contoh : LKR ( Lembaga Kebudayaan Rakyat )
milik PNI, Kelompok Seniman Katolik, Kelompok Seniman Kristen Protestan,
Sanggar Bumi Tarung yang berorientasi pada LEKRA di bawah Partai Komunis
Indonesia. Pada Orde Baru muncul kelompok seni abstrak, dengan kecenderungan
untuk bereksperimen dengan media seni, karya-karya kolase besi bekas yang dilas
dan karya multi media.
Pada awal tahun 1980-an ekonomi Indonesia sudah stabil, gaya hidup
modern dengan berbagai produk industri serta modernisme terus memasuki
kehidupan masyarakat sehari-hari. Yang tradisional, agrikultural, komunal dan
3
berbagai kehidupan yang simpel berbaur dengan yang modern, yang industrial,
canggih dan serba rasional. Dalam wacana seni Indonesia direfleksikan dengan
karya-karya surrealistik yang menghasilkan kesan absurd, khususnya di
Jogyakarta.
Sementara itu, kini di tahun 1990-an semakin terdengar berbagai berita
dan diskusi tentang berbagai bentuk negatif dari kekuasaan yang semakin eksesif.
Keadaan ini terefleksi oleh karya multi media dan instalasi yang secara prinsip
terdorong oleh semangat yang nampak sesuai dengan kondisi Indonesia ketika
orang sudah bosan dengan regulasi dan sentralisasi.
Dunia seni kita dibentuk oleh apa yang hidup di tengah masyarakat kita.
Dalam setiap periode selalu muncul karya-karya yang mampu merefleksikan/
merekam apa yang menjadi perhatian masyarakat. Karena bahasa dan mekanisme
ekspresi kita dibentuk oleh kekinian kita, maka karya-karya seni mereka adalah
tonggak-tonggak yang menyiratkan tanda-tanda jaman. Kitapun bisa menafsirkan
berbagai tanda dan simbol yang disiratkan oleh karya-karya seni kita untuk
membaca bagaimana sebenarnya dunia kita sekarang.
1. LATAR BELAKANG
Globalisasi, istilah populer yang ada di Indonesia dalam dasawarsa
terakhir ini sebagai produk dari berkembangnya Hi-tech dan arus informasi
yang begitu deras masuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di
Indonesia, pengaruh globalisasi ternyata tidak hanya memonopoli sisi
teknologi, industri dan informatika, tetapi hampir terasa di setnua sisi
kehidupan, termasuk seni dan budaya. Namun bagaimanapun juga kita tidak
4
perlu antipati terhadap pengaruh globalisasi, modernisasi dan gerakan-
gerakan yang sifatnya kontemporer. Sebaliknya kita harus melihat dan
memahami globalisasi sebagai konsekuensi dari sebuah teknologi.
Tak dapat dipungkiri bahwa dengan berubahnya arus kebudayaan
dunia, yang berciri globalisasi yaitu sebagai akibat logis dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, mau tak mau bagi negara-negara yang masih
belum dapat mencapai tingkat ini, akan tetap terbavva arus dari gelombang
budaya ini. Di Indonesia, dapat dirasakan dan diamati dalam segala bidang
kehidupan terjadi pergeseran tata nilai budaya secara luas, terutama pada
masyarakat yang langsung mendapat pesinggungan dari kebudayaan global
ini.
Seniman yang hidup dan berhadapan dengan abad teknologi,
tentunya yang pertama kali dituntut adalah sensitivitas yang sifatnya kultural.
Di samping itu, arus informasi yang begitu cepat berkembang, mau tak mau
memaksa para seniman untuk memiliki kemampuan intelektual sebagai
counter terhadap cepatnya arus budaya luar yang masuk ke Indonesia.'
Bentuk-bentuk yang lahir dari para seniman muda Indonesia merupakan
ungkapan-ungkapan protes, barangkali juga merupakan bentuk baru dari rasa
• frustasi/ketidakberdayaan. Apakah kecenderungan ini sebagai suatu bentuk
pendangkalan seni?4 Seniman muda Indonesia umumnya kurang
Dikatakan (almarhum) Sadali, perupa harus memiliki syarat 3H: Hand; Kepandaian teknis, Heart; Penghayatan emosi dan Head ; Intelektualitas .
Dra. Farida Srihadi, Tantangan Inovatif Perupa Muda Indonesia Dalam Era Globalisasi, (Buletin Dewan Kesenian Surabaya Tahun Ill/No. 19/1997).
4
perlu antipati terhadap pengaruh globalisasi, modernisasi dan gerakan-
gerakan yang sifatnya kontemporer. Sebaliknya kita harus melihat dan
memahami globalisasi sebagai konsekuensi dari sebuah teknologi.
Tak dapat dipungkiri bahwa dengan berubahnya arus kebudayaan
dunia, yang berciri globalisasi yaitu sebagai akibat logis dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, mau tak mau bagi negara-negara yang masih
belum dapat mencapai tingkat ini, akan tetap terbawa arus dari gelombang
budaya ini. Di Indonesia, dapat dirasakan dan diamati dalam segala bidang
kehidupan terjadi pergeseran tata nilai budaya secara luas, terutama pada
masyarakat yang langsung mendapat pesinggungan dari kebudayaan global
ini.
Seniman yang hidup dan berhadapan dengan abad teknologi,
tentunya yang pertama kali dituntut adalah sensitivitas yang sifatnya kultural.
Di samping itu, arus informasi yang begitu cepat berkembang, mau tak mau
memaksa para seniman untuk memiliki kemampuan intelektual sebagai
counter terhadap cepatnya arus budaya luar yang masuk ke Indonesia.3
Bentuk-bentuk yang lahir dari para seniman muda Indonesia merupakan
ungkapan-ungkapan protes, barangkali juga merupakan bentuk baru dari rasa
frustasi/ketidakberdayaan. Apakah kecenderungan ini sebagai suatu bentuk
pendangkalan seni?4 Seniman muda Indonesia umumnya kurang
3 Dikatakan (almarhum) Sadali, perupa harus memiliki syarat 3H: Hand; Kepandaian teknis, Heart; Penghayatan emosi dan Head ; Intelektualitas .
Dra. Farida Srihadi, Tantangan Inovatif Perupa Muda Indonesia Dalam Era Globalisasi, (Buletin Dewan Kesenian Surabaya Tahun Ill/No. 19/1997).
5
terangsang/termotivasi untuk belajar. Padahal, melihat arus teknologi dan
ilmu yang menciptakan kondisi persaingan yang meningkat, semakin
menuntut sikap profesionalisme. Seorang perupa harus mau belajar, terutama
kesadaran bahwa terjadi pergeseran nilai-nilai budaya yang cukup keras dan
bagaimana cara mengantisipasi dalam bentuk seni yang berbicara atas
masyarakat.
Berbicara tentang seni, selalu berhubungan dengan rasa estetis. Seni
Instalasi, yang pokok pola yang menggejala dalam gerakan posmo, secara
kontras mencapai esensi estetis dan dampak estetis lewat pembentukan dan
penyempurnaan di dalam kerangka batasan ruang pamer tertentu.5 Dengan
demikian eksistensi Seni Instalasi berhubungan dengan ruang tertentu atau
konteks lingkungan tertentu melampaui esensi spesifik sebagai karya
Instalasi.6
Istilah ( seni ) Instalasi sudah lahir sejak tahun 1920 yaitu Gerakan
Dadaisme, yang meneriakkan kegetiran kemanusiaan di Eropa setelah
Perang Dunia I , tetapi di Indonesia, seiring dengan perkembangan seni
modern Indonesia, muncul dalam dekade 80. Seni rupa instalasi
5 Marcel Du Champ dengan karya instalasinya "Seni Rupa Urinoir" atau Seni Rupa Kamar Kecil, menegaskan tentang gagasan konsep tentang "Ready-Mades", dengan menaruh Jamban dalam sebuah konferensi The Assemblage Exhibition di Museum of Modern Art. Dengan bangga ia merasa tidak pernah didikte oleh selera estetis apapun, ia menolak tentang obyek seni yang luwes dan berharga, sebagai komoditas untuk kepentingan museum atau status orang tertentu, mengarah pada tradisi melukis ke tantangan penciptaan, menolak eksistensi modern tentang seni rupa.
r' Nicholas Zurbrugg, Installation Art Essence And Art Existence; (Australia Perspecta, 1991).
6
(kontemporer ) dimaksudkan sebagai seni rupa setelah era modern. Mereka
tidak lagi berusaha menaklukkan wilayah artistik baru, tetapi keluar dari
wilayah artistik dengan kode khusus. Seinua tradisi yang menjadi ciri
modernisme, tidak lagi utama. Pencarian orisinalitas, pemburuan teknik baru,
pencarian esensi ekspresi, eksplorasi media, konstruksi elemen-elemennya,
tidak lagi dipersoalkan pada karya-karya ini.7 Dengan demikian maka makna
karya itu tidak terletak pada konteks perkembangan seni rupa ( historisme ),
melainkan pada konteks budaya. Mereka mengamati masalah di masyarakat
dengan kacamata budaya.8 Di kancah dunia Seni Instalasi tampil pada
gerakan avant-garde9 radikal seperti gerakan Dada di Jerman, Gerakan
Konstruktivisme di Rusia, Gerakan Gutai di Jepang, Pop Art di Amerika dan
juga Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia (dengan tokoh-tokoh Agus Jolly,
Heri Dono, Dadang Christanto, Nyoman Erawan, Nindityo Adipurnomo,
Andar Manik, Yanuar Ernawati, Krisna Murti, Mella Jaarsma, Marintan
Strait, S. Teddy D., Dicky Tjandra, dll).
Jim Supangkat mencatat, dengan adanya seni rupa kontemporer dekade 1980 ini merupakan imbangan atas terjadinya perkembangan yang berlawanan, yaitu komodifikasi kecantikan lukisan.
Dalam analisis yang pernah dilakukan Sanento Yuliman, kritikus seni, perkembangan seni rupa era 80 menunjukkan seni rupa yang mempersoalkan kemasyarakatan, "UntungAda Seni Instalasi, dll... "( Jawa Pos 29 Januari 1995).
<; Seluruh perkembangan seni rupa modern (di atas utama ) mencerminkan kecenderungan avant-garde itu."Seni Rupa tidak lagi untuk melayani siapa-siapa", kata Vassily Kandinsky di awal masa perkembangan Seni Rupa modern. Di sini ditegaskan, Seni Rupa adalah aktivitas yang otonom, maka perkembangan-perkembangan aliran Seni Rupa yang terjadi memperlihatkan semangat eksplorasi yang terus menerus meninggalkan ukuran yang akhirnya selalu menjadi umum. Jim Supangkat, Seni Rupa Kontemporer : Sebuah Resiko,( Horison, Juli 1993).
7
2. PENGERTIAN JUDUL
GALERI SENI INSTALASI DAN PEMBINAAN SENIMAN MUDA DI
SURABAYA
Galeri (Gallery)
- A room or building in which satues, painting, etc, are displayed
(Ruang/gedung yang digunakan untuk memamerkan karya-karya seni)
Sumber : The Readers Digest Encyclopedia Dictionary
- An apartment or building for exhibition of work of arts ( Gedung/
bangunan untuk kegiatan pameran/ pertunjukan karya-karya seni)
Sumber : Shorder Oxford Dictionary on Historical Principle
- Balai/Gedung Kesenian
Sumber : Kamus Bahasa Indonesia
Seni (Art)
- Merupakan perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan
bersifat indah, hingga dapat menggerakkan hati
Ki Hajar Dewantara
- Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi
Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Instalasi (Installation show)
- An exhibition in which the positioning of the art works depend crucially on
their relation to the lay out and environment of the gal/eiy (suatu pameran
8
dimana penempatan karya-karya seninya sangat tergantung pada hubungan
dari susunan dan keadaan lingkungan galeri)
Sumber : Dictionary of Jargon, Jonathan Green
- Install: penempatan
Sumber : The Contemporary English- Indonesia Dictionary, Drs. Peter
Salim.
PEMBINAAN
- Proses, perbuatan, cara membina
- pembaharuan, penyempurnaan
- usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya-guna dan
berhasil guna untuk memproleh hasil yang lebih baik
Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jadi GALERI SENI INSTALASI DAN PEMBINAAN SENIMAN MUDA
artinya
suatu gedung atau bangunan yang digunakan untuk memamerkan karya-karya
seni kontemporer yang penempatannya sangat bergantung pada susunan dan
keadaan lingkungan galeri, selain itu juga sebagai tempat usaha yang
dilakukan secara berdaya guna untuk membina (menambah intelektualitas)
seniman-seniman muda di Surabaya.
3. TUJUAN
Galeri Seni Instalasi ini mempunyai tujuan-tujuan umum yaitu :
9
Sebagai sarana dalam usaha pengembangan kebudayaan khususnya seni
rupa kontemporer sebagai dampak dari globalisasi, kemajuan teknologi
industri informatika yang terjadi saat ini.
- Sebagai wadah yang dapat menghubungkan masyarakat dengan seniman
seni rupa.
Sebagai wadah yang mengumpulkan, memamerkan dan memberikan
pengertian baru tentang seni instalasi yang bertaraf nasional.
- Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat tentang makna, arti, esensi
dan eksistensi suatu seni yang tidak lagi berpatokan pada estetika dan
eksistensi modern.
Tujuan-tujuan khusus :
Memberikan suatu pemahaman intelektualitas kepada seniman dan
masyarakat sehingga terdapat peningkatan dalam pola pikir menghadapi
era globalisasi ini.
Sebagai wadah untuk pengembangan kreativitas dan potensi para seniman
untuk menghasilkan suatu karya seni kontemporer yang inovatif yang
dapat mewakili keadaan dan situasi saat ini.
Sedangkan Pembinaan Seni bertujuan untuk mempelajari dan
menciptakan bentuk-bentuk seni rupa yang penciptaannya didorong oleh
kebutuhan nurani atau spiritual yang bersifat subyektif dan tidak berkaitan
dengan kebutuhan fisik atau fungsional. Secara lebih khusus pembinaan seni
murni bertujuan untuk :
Mampu menghayati dan mengenalkan nilai-nilai budaya nasional serta
mampu menanggapi gejala kebudayaan pada umumnya yang berkaitan
10
erat dengan bidang yang dipelajari, untuk pengembangan kepribadian dan
wawasannya.
Menguasai dasar-dasar ilmiah dan mampu menelaah serta memecahkan
permasalahan-permasalahan bidang seni rupa pada umumnya serta bidang
keahlian khususnya.
Mampu menciptakan dan mengembangkan karya seni rupa dalam
berinteraksi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Mampu mengembangkan serta menerapkan pengetahuan dan ketrampilan
bidang seni rupa murni untuk kepentingan masyarakat.
4. FUNGSIPROYEK
Proyek Galeri Seni Instalasi dan Pembinaan Seniman Muda ini
mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Fungsi Sosial
Karya seni bisa berbicara tentang kondisi masyarakat masa lalu, masa kini
dan masa datang. Bagaimanapun juga seorang seniman yang mengatakan
bahwa karya seni rupanya adalah dari, oleh dan untuk dirinya sendiri,
sebenarnya ia tetap ingin mengucapkan sesuatu kepada orang yang melihat
karyanya itu. Sebagaimana bahasa, seni rupa itu adalah alat komunikasi
antar pribadi, jadi berfungsi sosial dimana seniman penciptanya juga
mengharapkan tanggapan sosial dari masyarakat.
- Fungsi estetis
Nilai estetis berkaitan dengan pengamatan indera manusia yang sudah
terlatih karena terbiasa dengan rasa keseimbangan, keserasian dan
l i
kesatuan yang dicontohkan oleh komposisi alam lingkungan manusia yang
asli. Di galeri seni instalasi ini terdapat nilai estetis, tetapi nilai estetis
yang lain. Hal ini berhubungan dalam usaha pengelolaan mated menjadi
benda ciptaan, merupakan usaha pemuasan kebutuhan rohani (non fisik)
manusia.
- Fungsi ekonomis
Akibat perkembangan aspek ekonomi, maka perkembangan seni rupa juga
ikut berpengaruh. Pembuatan karya seni rupa juga ada yang
menitikberatkan pada motivasi ekonomis/ keuntungan.
5. MANFAAT PROYEK
Secara umum Galeri Seni Instalasi dan Pembinaan Seniman Muda
ini mempunyai manfaat:
- Karya Seni Instalasi
Memperkenalkan kepada dunia seni Internasional, karya-karya seni
Instalasi Indonesia yang dipengaruhi oleh struktur budaya dan seni bangsa
Indonesia.
Seniman
Karya-karya yang dipamerkan diharapkan akan memacu dan
membangkitkan semangat dan kreativitas para seniman Indonesia untuk
menghasilkan karya seni kontemporer baru dengna mutu dan pemahaman
yang lebih baik dengan adanya pembinaan intelektual yang diberikan.
- Masyarakat
12
Galeri Instalasi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk
menikmati maupun kepentingan penelitian.
6. LINGKUP PELAYANAN
Galeri Seni Instalasi ini dalam jangkauan lingkup pelayanannya
mencakup wilayah regional, yaitu kota Surabaya khususnya dan Jawa Timur
pada umumnya. Sedangkan fasilitas yang tersedia meliputi :
Secara umum : Galeri Seni Instalasi sebagai tempat pamer karya Seni
Instalasi baik untuk pameran terbuka ataupun pameran tertutup,
penyediaan sarana perpustakaan, toko buku seni, cafetaria, Ruang diskusi
dan toko cinderamata.
Seniman : Penyediaan sarana ruang pamer, tempat bimbingan, pembinaan
dan peningkatan kualitas seni dan intelektualitas seniman, ruang
eksperimentasi kreasi dan inovasi dan sanggar seni sebagai tempat
berkumpulnya para seniman.
7. METODOLOGI PENULISAN LAPORAN
Dalam penyusunan laporan, metode penyusunan dibagi 2 kelompok
yaitu pengumpulan data dan menyusun dan mengelola data. Dalam kegiatan
pengumpulan data, yang dilakukan adalah :
Studi lapangan : mengamati dan memahami keadaan lokasi lingkungan
sekitar yang meliputi segala masalah dan potensi yang ada.
13
Mengadakan wawancara, yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak-
pihak yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan proyek
ini.
Studi literatur, yaitu mencari literatur yang berhubungan dengan studi
perencanaan dan perancangan yang berupa data-data, persyaratan.
Sedangkan dalam kegiatan menyusun dan mengelola data, yang
dilakukan adalah :
Menyusun data-data yang sudah didapatkan dan mengolahnya dalam
laporan.