bab i pendahuluan - kabupaten kutai barat
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN I - 1
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan upaya sistematis dan terencana
oleh seluruh stakeholder daerah untuk mengubah suatu keadaan yang belum ideal menjadi
lebih baik dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia secara optimal,
efisien, efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat secara berkelanjutan. Pembangunan diselenggarakan oleh pemerintah dengan
melibatkan seluruh stakeholder pembangunan melalui beberapa tahapan, meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut merupakan
sebuah siklus pembangunan yang berkelanjutan. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan
daerah, mengimplementasikan rencana pembangunan daerah, mengawasi dan mengevaluasi
hasil pembangunan daerah sehingga terjamin keterkaitan dan konsistensi dalam pembangunan
daerah. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, perencanaan pembangunan daerah, baik
perencanaan jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan dibutuhkan terutama untuk
memberikan arah dan prioritas bagi pembangunan daerah.
Pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya memerlukan perencanaan
pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang substansinya saling
berkaitan dan mampu menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Hal
tersebut telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan juga dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah. Perencanaan pembangunan yang disusun secara sinergi oleh
semua stakeholder dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama
kedua undang-undang tersebut diharapkan bisa menjadi arah bagi cita-cita pembangunan
beserta strategi dan cara pencapaiannya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang
berpedoman kepada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional serta selaras dengan
BAB I PENDAHULUAN I - 2
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
RPJMD Provinsi Kalimantan Timur. RPJMD juga memuat arah kebijakan keuangan daerah,
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, rencana
program prioritas, indikator kinerja daerah disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Pergantian kepemimpinan di Kabupaten Kutai Barat, yang didahului dengan
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah pada tanggal 9 Desember 2015 dan telah berhasil
menetapkan pasangan FX. Yapan, SH dan H. Edyanto Arkan, SE sebagai bupati dan wakil bupati
terpilih Periode 2016-2021 yang resmi dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur pada tanggal 19
April 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.64-
3524 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pengangkatan Bupati Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 132.64-3525 Tahun
2016 Tentang Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur,
maka melekat kewajiban untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 sebagai pedoman pembangunan selama 5
(lima) tahun serta perwujudan amanat regulasi sebagaimana diatur dalam Pasal 65 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan Kepala
Daerah mempunyai tugas menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun
dan menetapkan RKPD. Selanjutnya berdasarkan pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah, dinyatakan bahwa Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling
lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.
RPJMD Kutai Barat mengacu pada pada Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tahapan
penyusunan RPJMD meliputi tahap persiapan, penyusunan rancangan awal RPJMD, penyusunan
kebijakan umum anggaran, konsultasi publik, penyusunan rancangan RPJMD, penyusunan
rancangan akhir RPJMD sampai dengan proses legislasi oleh DPRD untuk ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah (Perda).
Dokumen RPJMD Kutai Barat 2016-2021 merupakan dokumen yang terintegrasi dengan
sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dalam perencanaannya telah dilaksanakan
oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan para stakeholder berdasarkan peran dan
BAB I PENDAHULUAN I - 3
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
kewenangan masing-masing. Disamping itu juga mengintegrasikan rencana tata ruang, yang
dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah sesuai dinamika
perkembangan di daerah dan nasional.
Penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 berpedoman
pada RPJPD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005- 2025 dan memperhatikan RPJM Provinsi
Kalimantan Timur dan Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah, dan hasil evaluasi
terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, serta disusun berdasarkan kolaborasi empat
pendekatan berikut:
1. Politik, pendekatan ini menitikberatkan pada program-program pembangunan yang
ditawarkan kepala daerah pada saat kampanye yang kemudian dijabarkan dan
diterjemahkan secara lebih detail ke dalam visi dan misi kepala daerah yang
tertuang dalam RPJMD.
2. Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah serta berdasarkan data-data dan informasi yang relevan
dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021. Selain itu
kemampuan dan kapasitas para perencana dalam menyusun RPJMD juga
diperhatikan karena sangat mempengaruhi kualitas dokumen perencanaan
tersebut.
3. Partisipatif, pendekatan partisipatif ini dilakukan dengan melibatkan semua
pemangku kepentingan pembangunan (stakeholder) dalam proses penyusunan
RPJMD sehingga diharapkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat lebih banyak
terjaring. Selain itu dengan keterlibatan semua elemen masyarakat diharapkan bisa
meningkatkan rasa memiliki terhadap proses pembangunan yang akan dilakukan.
4. Atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up), kedua pendekatan ini
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahanyang dilaksanakan melalui
musyawarah baik ditingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, serta
kelurahan dan kampung dan sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian
sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Pendekatan-pendekatan tersebut secara utuh diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010, dan telah dilaksanakan secara konsisten. Pendekatan Atas-
Bawah dan Bawah-Atas telah dilakukan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, sedangkan pendekatan partisipatif dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN I - 4
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
forum konsultasi publik. Terakhir, Pendekatan Politis dilakukan melalui pembahasan di DPRD
Kabupaten Kutai Barat, yang mengacu pada ketentuan Pasal 75 ayat (1) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu: Bupati/Walikota menyampaikan rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota kepada DPRD Kabupaten/Kota untuk
memperoleh persetujuan bersama paling lama 5 (lima) bulan setelah dilantik.
Adapun proses penyusunan secara rinci dapat terlihat pada gambar berikut :
RPJMD Kutai Barat ini akan memudahkan eksekutif dalam menyusun, melaksanakan,
dan mengevaluasi perencanaan dan implementasi pembangunan daerah. RPJMD juga
memungkinkan Kutai Barat menyusun berbagai program sesuai dengan skala prioritas beserta
indikator keberhasilan untuk alat evaluasi. Program-program yang tersusun dalam RPJMD
dilaksanakan secara koordinatif atas SKPD, sehingga diharapkan masing-masing program akan
saling melengkapi dan saling mendukung, sehingga menghindari kemungkinan adanya
overlapping.
Melalui RPJMD Kutai Barat 2016-2021 ini diharapkan perencanaan dan implementasi
pembangunan daerah dapat berjalan lebih rasional, efektif, dan efisien karena masing-masing
Gambar 1.1. Proses Penyusunan RPJMD Kabupaten Kutai Barat
BAB I PENDAHULUAN I - 5
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
program yang tersusun telah mempertimbangkan berbagai aspek. Penggalian dan pemanfaatan
sumberdaya juga dapat direncanakan dan dialokasikan secara lebih baik.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
RPJMD Kabupaten Kutai Barat 2016-2021 disusun dalam kerangka harmonisasi dan
sinkronisasi dengan situasi dan kondisi nasional, bahkan internasional. Dengan demikian
pembangunan daerah dapat terintegrasi dengan pembangunan nasional. Atas dasar hal
tersebut, RPJM disusun berdasarkan landasan sebagai berikut:
a. Landasan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional : UUD 1945
c. Landasan Operasional :
1) Tap MPR RI Nomor VII/MPR/2003 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
2) UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU Nomor 47
Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau,
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan kota Bontang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 500 (Lembaran Negara
Tahun 500 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962);
4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
7) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
BAB I PENDAHULUAN I - 6
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
8) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
9) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005- 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
11) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
13) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
14) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten
Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan Timur;
15) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4578);
17) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);
BAB I PENDAHULUAN I - 7
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
18) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evalusi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
19) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
20) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evalusai Pelaksanaan rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
21) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
22) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
23) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
24) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
25) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018;
26) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur 2016-2036;
27) Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2005 tentang Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005-2025;
28) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kutai Barat;
29) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
BAB I PENDAHULUAN I - 8
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
30) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan , Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
RPJMD Kutai Barat tidak lepas dari RPJMD Kalimantan Timur dan Nasional. Hal tersebut
membawa konsekuensi adanya hubungan antara RPJMD Kutai Barat dengan dokumen
perencanaan lainnya. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004, hubungan antar dokumen
perencanaan dijabarkan dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 1.2. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Daerah, Provinsi dan Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Barat
Tahun 2016-2021 merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan
nasional dan perencanaan pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Timur. Penyusunan
RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 berpedoman pada RPJP Nasional 2005-2025,
RPJM Nasional 2010-2014, serta RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018. Agar RPJMD
Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 selaras dengan kebijakan pembangunan nasional,
BAB I PENDAHULUAN I - 9
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
perlu dilakukan telaahan terhadap pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN yang
berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah. Di samping itu, telaahan juga perlu
dilakukan terhadap RPJMD daerah lain. Telaahan itu dilakukan dengan tujuan untuk
mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dan harus selaras dan sinergi antardaerah,
antarwaktu, antarruang, dan antarfungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
1.3.1. Hubungan Antara RPJMD dan RPJP Kutai Barat
RPJMD Kabupaten Kutai Barat 2016-2021 merupakan bagian dari pencapaian RPJP Kutai
Barat 2025. RPJMD 2016-2021 merupakan kelanjutan dari RPJMD 2011-2016 yang telah
dilaksanakan, dievaluasi, dan dilaporkan oleh kepala daerah. Secara substantif, isi RPJMD 2016-
2021 merupakan perencanaan lanjutan dalam rangka mencapai kondisi Kutai Barat pada tahun
2025 sebagaimana yang tertuang dalam RPJP Kutai Barat. Berbagai evaluasi RJPMD sebelumnya
dipergunakan untuk menyempurnakan dokumen perencanaan RJPMD 2016-2021.
RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 adalah rencana pembangunan tahap
ketiga dari pelaksanaan RPJPD 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat
visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kutai Barat periode 2016-2021, juga
berpedoman RPJPD Kabupaten Kutai Barat 2005-2025. Dengan kata lain dengan menyelaraskan
pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka
menengah daerah dengan visi, misi, arah, kebijakan pembangunan jangka panjang daerah.
Sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dijabarkan dalam program
pembangunan daerah sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah periode 5 (lima)
tahun berkenaan. Suatu program pembangunan daerah harus menjabarkan dengan baik
sasaran-sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan tujuan dan sasaran dari visi
dan misi rencana pembangunan 5 (lima) tahun. Untuk itu, diperlukan identifikasi berbagai
permasalahan pembangunan daerah untuk menjabarkan pencapaian sasaran pokok
sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan mencapai tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB I PENDAHULUAN I - 10
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
1.3.2. Hubungan Antara RPJMD dan Renstra SKPD Kutai Barat
RPJMD Kabupaten Kutai Barat 2016-2021 menggambarkan upaya pemerintah daerah
dalam menjabarkan visi dan misi serta RPJP Daerah. Implementasi dari RPJMD Kabupaten Kutai
Barat dituangkan melalui masing-masing SKPD dalam bentuk Rencana Strategis SKPD (Renstra
SKPD) sesuai garis-garis besar RPJMD Kabupaten Kutai Barat, yang difoksukan pada bagian-
bagian sebagaimana yang menjadi tupoksi SKPD. Penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD
dituangkan ke dalam program-program yang disusun oleh masing-masing Perangkat Daerah,
berdasarkan RPJMD Kabupaten Kutai Barat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 85 Ayat (2),
Renstra SKPD disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan
bersifat indikatif. RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 menjadi pedoman dalam
penyusunan Renstra SKPD dalam waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran
teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau
fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD di
bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kutai Barat.
Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka
mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Visi SKPD merupakan
Tahap Persiapan (2005-2010)
Tahap Lanjutan Persiapan (2011-2015)
Tahap Pengembangan (2016-2020)
Tahap Pemantapan (2021-2025)
Telah Dilaksanakan Akan
Dilaksanakan
Gambar 1 3. Tahapan Pembangunan RPJPD Kabupaten Kutai Barat
BAB I PENDAHULUAN I - 11
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas
dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam
RPJMD. Perumusan rancangan Renstra SKPD merupakan proses yang tidak terpisahkan dan
dilakukan bersamaan dengan tahap perumusan rancangan awal RPJMD. Penyusunan rancangan
akhir Renstra SKPD merupakan penyempurnaan rancangan Renstra SKPD, yang berpedoman
pada RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyempurnaan rancangan
Renstra SKPD tersebut bertujuan untuk mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD yang ditetapkan dalam RPJMD.
Gambar 1.4. Alur Penyusunan dan Hubungan Antara RPJMD dengan Renstra SKPD
RPJMD
KALTIM
RENSTRA
SKPD
RENJA
SKPD
RKPD
KALTIMRAPBD
RKA SKPDRINCIAN
APBD
APBD
Pedoman
Pedo
man
Pedoman Diacu
Dija
barkan
RENSTRA
SKPD
RPJMD
KUBAR
RKPD
KUBAR
RENJA
SKPDRKA SKPD
RAPBD APBD
PENJABAR
AN APBD
Pedo
man
Pedoman
Pedoman Diacu
Pedo
man
Diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG
KUAPedo
man
PE
ME
RIN
TA
H K
AB
.
KU
TA
I B
AR
AT
PE
ME
RIN
TA
H
PR
OV
INS
I K
AL
TIM
PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN
Dija
barkanRUTR
KUBAR
Diacu
KUA
BAB I PENDAHULUAN I - 12
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
1.3.3. Hubungan Antara RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Gambar 1.5. Hubungan Antara Perencanaan Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Jangka Pendek
Implementasi RPJMD setiap tahun dijabarkan dalam bentuk RKPD. Masing-masing SKPD
menyusun prioritas program tahunan, sehingga pencapaian tujuan lebih fokus, efisien, dan
efektif. RKPD yang merupakan dokumen perencanaan jangka pendek disusun berdasarkan
pertimbangan hasil Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang.
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 setiap tahunnya akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen
perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang memuat prioritas program dan
kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Rancangan RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Kutai Barat yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kampung, kecamatan, dan kabupaten.
Prioritas dan sasaran pembangunan pada RKPD harus berpedoman pada RPJMD Kabupaten
Kutai Barat, RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, serta RPJM Nasional. Harus berpedoman pada
RPJMD mengandung makna bahwa prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah harus
selaras dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD. Selain itu,
rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah juga harus selaras dengan indikasi
rencana program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD.
BAB I PENDAHULUAN I - 13
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
1.3.4. Hubungan Antara RPJMD dan RTRW Kutai Barat
Implementasi RPJMD didasarkan pada RTRW Kutai Barat yang telah disusun
sebelumnya. Pembangunan secara fisik sebagai implementasi RPJMD dilaksanakan dengan
mengikuti RTRW yang telah disusun. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menjamin sinkronisasi dan
harmonisasi dengan antar wilayah pembangunan, serta memperhatikan keselarasan atau
harmonisasi antara Kutai Barat dengan daerah lain.
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat memuat delapan (8) strategi yang selaras dengan
program pembangunan daerah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Kutai Barat Tahun 2016-2021.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RPJMD
Kabupaten Kutai Barat 2016-2021 agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat
dipahami dengan baik. Pada bagian ini berisi : 1) Latar Belakang, 2) Dasar Hukum
Penyusunan, 3) Hubungan Antar Dokumen, 4) Sistematika Penulisan, 5) Maksud
dan Tujuan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-
dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Pada
Bagian ini memuat: 1) Aspek Geografi dan Demografi, 2) Aspek Kesejahteraan
Masyarakat, 3) Aspek Pelayanan Umum, 4) Aspek Daya Saing Daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap
pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Kutai Barat, sebagaimana telah dilakukan
pada tahap perumusan ke dalam sub-bab, sebagai berikut: 1) Kinerja Keuangan
Masa Lalu, 2) Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, 3) Kerangka Pendanaan.
BAB I PENDAHULUAN I - 14
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dokumen RPJMD
Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016-2021 karena menjadi dasar utama visi dan misi
pembangunan jangka menengah. Oleh karena itu, penyajian analisis ini harus dapat
menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan menentukan kinerja
pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis
meliputi 1) permasalahan pembangunan daerah dan 2) isu strategis.
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan dan sasarannya.
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini memuat dan menjelaskan strategi dan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten Kutai Barat untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dalam bagian
ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah
kebijakan dari setiap strategi terpilih.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam bagian ini diuraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah
kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian
indikator kinerja. Juga disajikan penjelasan tentang hubungan antara program
pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN
Pada bagian ini menjelaskan indikasi program-program prioritas yang disusun
menurut bidang urusan yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Kutai
Barat disertai dengan indikasi pendanaannya dalam kurun waktu lima tahun.
BAB I PENDAHULUAN I - 15
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini memuat pedoman transisi implementasi RPJMD dari periode sebelum dan
sesudahnya, serta dan kaidah pelaksanaannya.
1.5. MAKSUD DAN TUJUAN
RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan untuk memberikan
arahan atau pedoman yang jelas dan terukur bagi seluruh stakeholders pembangunan di
Kabupaten Kutai Barat dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun mendatang yaitu tahun
2016 – 2021.
Tujuan disusunnya RPJMD Kab. Kutai Barat 2016-2021 adalah:
1. Menjabarkan visi, misi dan program prioritas Bupati Kutai Barat terpilih secara lebih
rinci dan terukur berdasarkan kondisi masa lalu, capaian kinerja sekarang, dan taget
di masa datang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. Menjadi standar atau tolok ukur kinerja Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah, serta instrumen bagi Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dalam
melaksanakan fungsi pengawasan;
3. Menghasilkan arah kebijakan dan rumusan strategi yang lebih terarah, efektif, dan
efisien dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah dengan
memperhatikan dan berlandaskan peraturan perundangan terkait baik di tingkat
daerah, provinsi, maupun nasional.
4. Memberikan arah pembangunan daerah jangka menengah selama lima tahun ke
depan yang juga merupakan pedoman bagi penyusunan Renstra Perangkat Daerah
dan RKPD pada setiap tahun anggaran;
BAB I PENDAHULUAN I - 16
PERDA R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 1 6 - 2 0 2 1
5. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan
RAPBD serta sebagai pedomah SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra-
SKPD) dan Rencana Kerja (Renja) per tahun;
6. Mendorong terciptanya sinergisitas, sinkronisasi, dan harmonisasi antara
perencanaan pembangunan daerah, provinsi, dan nasional;
7. Merupakan instrumen untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja selama 5 (lima)
tahun;
8. Sebagai parameter dalam menilai keberhasilan Pemerintah Daerah sesuai amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
9. Mengembangkan good coorporate governance serta mendorong terciptanya sinergi
antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.