bab i pendahuluan -...

20
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ini mengisyaratkan bahwa pendidikan yang baik akan didukung oleh sumber daya manusia dengan prestasi yang dimiliki oleh mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam bidang akademik, dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yang disajikan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). Setiap mahasiswa harus memiliki prestasi belajar yang baik, karena setiap perguruan tinggi memiliki standar kelulusan yang harus dicapai oleh mahasiswanya. Dalam kerangka itulah, maka harus ditunjang dengan berbagai faktor yang dimiliki. Diantaranya kecerdasan emosional dan dukungan sosial teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin. Dengan demikian, maka mahasiswa akan merasa memiliki prestasi yang baik dari yang dicapai sebelumnya. Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena munculnya masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang melatarbelakangi penulisan ini.

Upload: lamthien

Post on 19-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Ini mengisyaratkan bahwa pendidikan

yang baik akan didukung oleh sumber daya manusia dengan prestasi

yang dimiliki oleh mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam

bidang akademik, dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK), yang disajikan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). Setiap

mahasiswa harus memiliki prestasi belajar yang baik, karena setiap

perguruan tinggi memiliki standar kelulusan yang harus dicapai oleh

mahasiswanya. Dalam kerangka itulah, maka harus ditunjang dengan

berbagai faktor yang dimiliki. Diantaranya kecerdasan emosional dan

dukungan sosial teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin. Dengan

demikian, maka mahasiswa akan merasa memiliki prestasi yang baik

dari yang dicapai sebelumnya. Pada bab ini akan dijelaskan latar

belakang yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena munculnya

masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian yang melatarbelakangi penulisan ini.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

2

1. 1. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan salah

satu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh

dari berbagai dimensi, dan perkembangan ini pun telah memasuki

ranah pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan seorang

manusia dan bangsa secara luas (Metronews.com, 2013). Pendidikan

yang berjalan baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan bermutu, sehingga membawa bangsa menuju ke arah

kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan memerlukan perhatian dan

penanganan yang serius dari berbagai elemen, baik dari pemerintah

maupun masyarakat.

Atas dasar pemahaman tersebut, terdapat tekad untuk

membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui proses

pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 2003), mencantumkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

3

Pernyataan yang dikemukakan tersebut sebagai dasar bahwa

pendidikan menjadi salah satu bagian yang penting di negeri ini.

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 mencantumkan

kenaikan anggaran pendidikan itu sesuai amanat konstitusi bahwa

persentase anggaran pendidikan adalah sebesar 20% terhadap total

Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Berbagai rancangan untuk

menunjukkan pendidikan di Indonesia selalu diusahakan untuk

pendidikan. Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan di

Indonesia masih rendah. Kualitas pendidikan yang masih rendah

dapat berdampak terhadap prestasi belajar. Salah satu fenomena

rendahnya prestasi belajar dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional

(UN). Mendikbud memaparkan bahwa jumlah peserta UN SMA/MA

tahun ajaran 2012-2013 adalah 1.581.286 siswa, dan siswa yang

dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang

tidak lulus berjumlah 8.250 siswa. Hal itu, menunjukkan tingkat

kelulusan UN SMA/MA tahun ini mencapai 99,48%, dan persentase

ketidaklulusannya adalah 0,52%. Ini berarti bahwa persentase

kelulusan tahun 2013 ini turun 0,02% dari tahun sebelumnya yang

mencapai 99,5%. (Metronews.com, 2013).

Prestasi belajar tidak hanya dialami oleh siswa, mahasiswa

juga mengalami hal yang sama. Universitas Kristen Indonesia

Maluku sebagai salah satu penyelenggara pendidikan memiliki

tanggung jawab. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan demi terbentuknya peserta didik dengan sumber daya

manusia berkualitas yang ditunjukkan melalui berbagai prestasi yang

dicapai oleh mereka. Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

4

dengan komponen mahasiswa, dosen, tujuan, kurikulum, dan sarana-

prasarana. Mahasiswa sebagai salah satu komponen dari pendidikan

tinggi akan berupaya meningkatkan kualitas belajar agar

memperoleh prestasi yang optimal. Prestasi belajar dari setiap

mahasiswa turut berpengaruh pada persaingan antar perguruan

tinggi, untuk menunjukkan kualitasnya dari sisi intelektualitas.

Dengan kesadaran akan peningkatan kualitas dalam era persaingan

bebas, maka pencapaian penilaian hasil belajar yang optimal

merupakan keinginan dari setiap usaha belajar yang dilakukan oleh

mahasiswa. Secara akademik, penilaian hasil belajar pada UKIM,

dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E. Untuk mahasiswa

berprestasi, kriteria yang digunakan adalah mahasiswa yang

memiliki Indeks Prestasi Kumulatif 3,00 ke atas, serta memenuhi

atau melewati beban maksimum SKS. Untuk mahasiswa yang

dikeluarkan atau mendapat DO (droup out), IPK mereka berada di

bawah 2,00 serta jumlah SKS mereka tidak mencapai beban

minimum (Peraturan UKIM, 2008).

Fakultas Teologi adalah salah satu dari lima fakultas yang ada

yang di Universitas Kristen Indonesia Maluku. Sejumlah kegiatan

baik secara internal dan eksternal diikuti oleh mahasiswa, dalam

meningkatkan prestasi mereka. Hal ini dibuktikan dalam beberapa

tahun terakhir ini mahasiswa Fakultas Teologi berhasil memperoleh

prestasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan menjuarai debat

bahasa inggris di Kota Ambon, pernah menjadi peserta terbaik

dalam kegiatan yang diadakan PERSETIA se-Indonesia. Fenomena

ini memperlihatkan sisi positif. Namun, pada kenyataannya ada

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

5

mahasiswa juga yang tidak mampu mempertahankan pretasi mereka

sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan bidang akademik tanggal 11

Oktober 2013. Hal ini bisa diidentifikasikan melalui pencapaian

Indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswa, ketika awal masuk

perkuliahan memiliki nilai yang baik. Namun pada perjalanan

semester berikutnya menunjukkan IPK yang buruk, sehingga

mendapat peringatan tetapi ada juga ada yang mengalami drop Out

(DO). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi proses belajar

mengajar pada semester Gasal 2011/2012 pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1.1

Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

Semester 1

No Mata Kuliah Jumlah

Siswa

Nilai

A B C D E T K

1 Pendidikan Agama 89 6 32 50 - 1

2 Pendidikan

Kewarganegaraan

90 76 6 7 - 1

3 Bahasa Ibrani 105 9 23 35 33 5

4 Bahasa Inggris 92 20 62 9 - - 1

5 Pengantar Perjanjian

Baru

125 20 34 49 8 14

6 Pengantar Ilmu

Teologi

92 15 32 34 8 3

7 Bahasa Indonesia 125 18 64 36 - 7

8 Pengantar Perjanjian

Lama

94 11 40 35 3 5

9 Bahasa Yunani 1 1 - - 1 -

Jumlah 813 175 293 256 52 36 1

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

6

Tabel 1.1 Semester 1, menunjukkan mata kuliah yang paling

banyak mendapat nilai “A” adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Ibrani

20 orang dari 92 mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Bahasa

Indonesia 64 orang dari 125 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah

Pengantar Perjanjian Baru 49 orang dari 125 mahasiswa. Sementara

yang mendapat Nilai “D” pada mata kuliah Bahasa Ibrani 33 orang

dari 105 mahasiswa, dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah

Pengantar Ilmu Teologi 14 orang dari 125 mahasiswa, serta nilai T

adalah 1 orang dari 92 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa dari 813

terdapat 724 mahasiswa (89.1%) memiliki nilai yang baik sedangkan

89 mahasiswa (10.9%) belum mendapat nilai yang memuaskan dan

ini akan memengaruhi prestasi belajar mereka. Sementara itu, perlu

dibandingkan dengan data dari Tabel 1.2 berikut ini

Tabel 1.2

Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

Semester 3

No Mata Kuliah Jumlah

Siswa

Nilai

A B C D E T K

1 Hermeneutik Perjanjian Baru 1

93 11 56 15 1 10

2 Teologi Kontekstual 71 28 22 21 - -

3 Hermeneutik Perjanjian

Baru 1

93 6 11 38 32 6

4 Ilmu Kealaman Dasar 79 23 56 - - -

5 Apresiasi Sastra 70 12 41 13 - 4

6 Etika Kristen 114 12 41 50 10 1

7 Sosiologi 82 21 53 5 3 -

8 Sejarah Agama Kristen 2 73 11 37 20 3 1 1

9 Musik Gereja 88 3 44 35 3 2 1

10 Sejarah dan Teologi PAK 87 20 30 26 11 0

11 Sejarah Islam 76 27 45 - 1 3

Jumlah 926 135 358 187 63 17 2

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

7

Tabel 1.2 Semester 3, menunjukkan mata kuliah yang paling

banyak mendapat nilai “A” adalah Teologi Kontekstual 28 orang dari

71 mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar 56

orang dari 79 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah Etika Kristen

50 orang dari 114 mahasiswa. Kemudian yang mendapat Nilai “D”

pada mata kuliah Hermeneutik Perjanjian Lama 32 orang dari 93

mahasiswa, dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah Hermeneutik

perjanjian Baru 1 yaitu 10 orang dari 93 mahasiswa, serta nilai T 1

orang dari 73 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa dari 928 terdapat

884 mahasiswa (8.9%) mendapat nilai yang memuaskan, sedangkan

82 mahasiswa (8.9%) mendapat nilai yang belum memuaskan dan ini

akan memengaruhi prestasi belajar mereka. Kemudian, perlu

dibandingan dengan Tabel 1.3 berikut ini

Tabel 1.3

Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

Semester 5

No Mata Kuliah Jumlah

Siswa

Nilai

A B C D E T K

1 Pastoral 1 69 17 39 13 - -

2 Homiletika 2 60 7 40 7 - 6

3 Teologi Kontekstual

Alkitabiah 2

66 8 25 33 - -

4 Teologi dan Avokasi Hukum

55 7 23 21 4 -

5 Kristologi 88 21 18 34 6 4

6 Teologi Gender 86 26 57 3 - -

7 Metode Penelitian Teologi

84 5 51 14 5 9

8 Agama dan Masyarakat 60 12 21 14 4 - - 9

9 Teologi Agama-agama 98 6 17 71 3 1

10 Analisa Sosial 28 4 20 4 -

11 Teologi Sosial 75 12 39 21 - 2 1

12 Eklesiologi 65 7 15 43 - -

13 Bacaan Skripsi 33 15 8 - - 10

Jumlah 862 108 246 204 18 26 1 9

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

8

Tabel 1.3 Semester 5, menunjukkan mata kuliah yang paling

banyak mendapat nilai “A” adalah Teologi Gender 26 orang dari 86

mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Homiletika 2, yaitu 40 orang

dari 60 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah Teologi Agama-

agama 71 orang dari 125 mahasiswa. Sementara itu, yang mendapat

Nilai “D” pada mata kuliah Kristologi 6 orang dari 88 mahasiswa,

dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah Bacaan skripsi 10 orang

dari 125 mahasiswa, serta nilai T 1 orang dari 75, Juga ada yang

mendapat nilai K 9 orang dari 60 mahasiswa Ini menunjukkan bahwa

dari 862 terdapat 844 mahasiswa (91.1%) mendapat nilai yang baik,

sedangkan 82 mahasiswa (8.9%) belum mendapat nilai yang

memuaskan dan ini akan memengaruhi prestasi belajar mereka.

Selanjutnya, data tersebut perlu dibandingkan dengan data mahasiswa

Fakultas Teologi UKIM yang dapat dilihat dari Tabel 1.4

Tabel 1.4

Mahasiswa Fakultas Teologi UKIM (2013) yang drop out atau yang

berhenti kuliah

Tahun Jumlah

2008 8 orang

2009 5 orang

2010 11 orang

2011 32 orang

Jumlah 56 orang

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

9

Pada Tabel 1.4 dijelaskan secara keseluruhan mahasiswa

bahwa sebanyak 43 orang yang mendapat droup out atau berhenti

kuliah akibat dari IPK yang tidak mencukupi standar yang diberikan.

Berikut ini juga, data tersebut perlu dibandingkan dengan Tabel 1.5

berikut ini:

Tabel 1.5

Penyebab Droup Out

Berhenti Kuliah 31 orang

IPK Rendah 15 orang

Sanksi Disiplin 10 orang

Jumlah 56 orang

Pada Tabel 1.5 dijelaskan Penyebab dari 56 mahasiswa yang

di droup out akibat dari berhenti kuliah 31 orang, IPK Rendah 15

orang, dan Sanski Disiplin 10 orang.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku

mengalami masalah dalam prestasi belajar mereka. Pikiran-pikiran

yang tidak memfokuskan diri untuk berkompetisi di dunia perguruan

tinggi sepertinya dapat dilihat sebagai alasan lain yang

melatarbelakangi terjadinya rendahnya prestasi belajar dari beberapa

mahasiswa yang berkuliah pada Fakultas Teologi UKIM. Tersirat

dalam kehidupan mereka ketika menjalani kuliah sangat dipengaruhi

dengan perilaku dengan dunia SMA yang seakan menjadikan

mahasiswa nampak dari acuh tak acuh terhadap proses belajar itu

sendiri. Hal tersebut mungkin saja dalam pikiran mereka tidak

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

10

memacu diri dalam kompetisi, sehingga pasti akan tetap lulus

sekalipun standar nilai kurang baik.

Oleh sebab itu, penelitian tentang prestasi belajar perlu

dilakukan. Hal ini juga dapat dilihat dari berbagai data hasil

penelitian tentang prestasi. Nurhidayati (2006) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hal yang penting

untuk diperhatikan saat ini. Hal ini disebabkan karena prestasi

belajar merupakan gambaran kemampuan yang dimiliki siswa,

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

yang diperoleh siswa akan membentuk pola pikir (kognitif) yang

kemudian akan memberikan pengaruh terhadap perilaku siswa

dalam kehidupan masyarakat. Sejalan dengan itu, Puspasari (2013),

mengatakan bahwa prestasi belajar bagi mahasiswa sangat penting

karena prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat

keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Sementara

itu, Syah (Sunarsih, 2009) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

perubahan tingkah laku yang dianggap penting dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Lebih lanjut,

Sunarsih mengatakan bahwa untuk mengetahui prestasi belajar perlu

diadakan eveluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah

proses pembelajaran terhadap kemampuan mahasiswa.

Proses perkuliahan yang berlangsung tersebut, seharusnya

menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk terus menerus mengasah

kemampuan berpikirnya secara logik, sistematik dan memiliki daya

kritis serta analisis yang tajam. Kemampuan analisis mahasiswa

merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi mereka yang baru

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

11

beralih dari jenjang pendidikan menengah menuju jenjang

pendidikan tinggi. Mahasiswa harus menemukan pola-pola studi

sesuai dengan lingkungan akademik perguruan tinggi, sehingga

mampu mencapai prestasi yang optimal. Berdasarkan pendapat

diatas, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar memiliki

dampak bagi peserta didik karena prestasi belajar merupakan tolak

ukur keberhasilan seseorang dalam menempuh studinya. Muzakki

(2012) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang

dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya

dari suatu kegiatan belajar. Azhar (2012), mengatakan bahwa hasil

belajar adalah pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada

waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipahami, dan

diterapkan. Karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah

satu indikator dalam keberhasilan proses belajar. (Stracuzzi & Mills,

2010), menunjukkan bahwa ketika siswa merasa dirinya dihargai,

didukung, dan diterima dalam lingkungan sekolahnya, maka akan

terjadi peningkatan dan perkembangan yang positif secara emosional

maupun kualitas hidup siswa tersebut termasuk di dalamnya prestasi

belajar.

Dengan adanya fenomena dan hasil penelitian tentang prestasi

belajar, maka dapat berdampak secara positif atau negatif. Prestasi

belajar yang baik akan dapat memberikan dampak yang positif

terbukti dalam peningkatan prestasi belajar, juga dalam

perkembangan pengetahuan mahasiswa. Hal ini nyatanya belum

sejalan dengan apa yang dialami mahasiswa Fakultas Teologi

UKIM. Atas dasar hasil observasi penulis tahun 2005 sampai 2011

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

12

ketika penulis melakukan perkuliahan pada lembaga tersebut.

Ditemukan bahwa masih ada mahasiswa yang memiliki pretasi

belajar rendah sehingga dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami

droup out. Sementara itu ditemukan bahwa mahasiswa yang kritis

dalam membuat konsep studi dapat meningkatkan prestasi belajar

mereka. Kondisi ini menunjukkan bahwa menurunnya prestasi

belajar mahasiswa Fakultas Teologi UKIM merupakan persoalan

penting dan perlu mendapat perhatian pihak penyelenggara

pendidikan, sehingga prestasi yang dihasilkan juga akan bermanfaat

bagi mahasiswa tersebut.

Berdasarkan fenomena di atas, maka menurut penulis prestasi

belajar merupakan hal penting untuk diteliti. Prestasi belajar

merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan

siswa. Steinberg & Merriam (dalam Mishra, 2012) mengatakan

prestasi belajar meliputi yang berhubungan dengan pertumbuhan

manusia dan kognitif, emosional, sosial, dan fisik, melalui kehidupan

siswa di sekolah. Lebih lanjut Mishra (2012) mengatakan bahwa

prestasi belajar tidak hanya diinterpretasikan dalam kecerdasan

intelektual saja tetapi juga faktor-faktor lain seperti kecerdasan sosial,

kecerdasan emosional, spiritual dan kreativitas. Menurut Walgito

(2004) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi minat, konsentrasi,

natural curiosity, self confidence, self control, intellegensi, ingatan,

tempat, peralatam belajar, suasana, waktu belajar, kedisiplinan,

dukungan sosial, dan pergaulan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

13

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang turut

memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini berarti

bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang

penting untuk diteliti dalam hubungannya dengan prestasi siswa.

Oyinloye (2005) mengatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi

akademik yang dimiliki siswa itu bergantung pada kecerdasan

emosional yang dimilikinya. Siswa yang sedikit atau tidak memiliki

kecerdasan emosional akan berdampak pada prestais belajarnya.

Epstain & Le Doux (dalam Nwadinigwe & Obieke, 2010) juga

mengatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap

pengembangan prestasi belajar siswa sebab kecerdasan emosional

dianggap melibatkan kemampuan memonitor perasaan orang lain,

serta berpikir. Preeti (2013), menunjukkan bahwa ada hubungan

antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Nwadinigwe & Obieke

(2010), menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara

keterampilan kecerdasan emosional dan prestasi belajar Cherniss

(dalam Nwadinigwe & Obieke, 2010) juga menyatakan pentingnya

kecerdasan emosional yang diperlukan untuk peningkatan dalam

prestasi di sekolah. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan

oleh Azizi et al. (2012), dengan menggunakan regresi berganda

menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan

emosional dengan prestasi belajar. Hal ini terlihat pada tingkat

signifikan hubungan antara kesadaran diri (r = 0,21), manajemen

emosional (r = 0,21) dan empati (r = 0,21) pada tingkat p 0.000<0.05

dengan prestasi akademik. Penelitian lain juga dilakukan oleh Mishra

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

14

(2012) menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kecerdasan

emosional dan prestasi belajar. Kelemahan emosional menyebabkan

berbagai masalah kesehatan fisik dan mental yang secara langsung

berdampak pada prestasi belajar. Menurutnya, pendidikan

menyampaikan informasi dan pengetahuan untuk daerah tertentu

yang berorientasi karir. Aspek emosional yang kurang dalam sistem

pendidikan akan menyebabkan prestasi belajar yang buruk. Preeti

(2013), mengatakan prestasi belajar tanpa kecerdasan emosional tidak

menunjukkan keberhasilan masa depan dan adanya kecerdasan

emosional juga menunjukkan kepribadian dan kemampuan untuk

membangun hubungan di tempat kerja serta sekolah dan untuk

meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan sangat berkaitan

dengan kepribadian. Wahyuningsih (2004), dalam penelitiannya juga

menemukan adanya hubungan positif antara kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar.

Selain kecerdasan emosional, dukungan sosial juga turut

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Stracuzzi & Mills (2010),

mengatakan lingkungan sekolah merupakan salah satu lingkungan

utama selain keluarga ketika anak berada pada usia anak. Oleh karena

itu, ketika sekolah bisa menjadi salah satu lingkungan yang

memberikan efek positif pada siswanya, maka siswa itu sendiri akan

memiliki pemahaman yang positif dan terhindar dari perilaku-

perilaku negatif karena pengajaran, pengetahuan dan nilai-nilai moral

yang ditanamkan dalam pengalaman nyatanya ketika bersekolah.

Pengalaman nyatanya yang positif ketika berada di lingkungan

sekolah akan membuat anak merasa menjadi bagian dari sekolah.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

15

Dengan demikian, anak akan merasa bahwa hubungannya dengan

sekolah memberikan dampak positif yang membawa pada

kebahagiaan dan kenyamanan dirinya. sekolah. Ketika siswa merasa

dirinya dihargai, didukung, dan diterima dalam lingkungan

sekolahnya, maka akan terjadi peningkatan dan perkembangan yang

positif secara emosional maupun kualitas hidup siswa tersebut. Pada

suatu kesempatan, Mead, Hilton & Curtis (dalam Solomon, 2004)

telah jauh meneliti dukungan teman sebaya dan menyatakan bahwa

dukungan teman sebaya merupakan sistem memberi dan menerima

bantuan yang dibangun berdasar prinsip-prinsip kunci yang meliputi

rasa hormat, berbagi tanggung jawab, dan persetujuan yang sama

mengenai apa itu menolong. Melalui sistem ini individu merasa

tertolong dan dapat saling berbagi dalam setiap hal, termasuk hal

yang berkaitan dengan pendidikan misalnya membahas tugas atau

materi pelajaran yang dipelajari di sekolah.

Berbagai penelitian tentang dukungan sosial teman sebaya

dan prestasi belajar telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di

antaranya Rosenfeld (2000) menemukan bahwa siswa dengan

dukungan sosial yang tinggi dari teman sebaya, orang tua, dan guru

memiliki nilai atau prestasi yang terbaik dibandingkan dengan siswa

yang tidak memiliki dukungan sosial. Mackinnon (2008)

menemukan bahwa dukungan sosial berpengaruh pada prestasi

belajar siswa. Sugiati & Rensi (2010), juga mengatakan ada

hubungan antara dukungan sosial dengan prestasi belajar dengan

nilai probabilitas signifikansi untuk variabel dukungan sosial

terhadap prestasi belajar sebesar 0.04 (p<0.05). Jika dukungan sosial

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

16

dan konsep diri siswa ditingkatkan, maka prestasi belajar siswa pun

dapat mengalami peningkatan. Penelitian berbeda juga ditemukan

oleh Taylor (1998) yang menyatakan bahwa secara tidak langsung

dukungan sosial teman sebaya berpengaruh pada prestasi belajar.

Dengan kata lain, dukungan sosial juga secara tidak langsung

berpengaruh terhadap prestasi belajar karena harus melalui persepsi

dari pentingnya kemampuan akademis.

Pentingnya presetasi belajar mahasiswa dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya telah dijelaskan pada uraian-uraian di atas.

Namun yang menjadi pertentangan hingga saat ini adalah prestasi

belajar ditinjau dari jenis kelamin. Menurut Raheem (2012), bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa

laki-laki dan siswa perempuan. Sejalan dengan itu, Adhiambo et al.

(2011) mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara prestasi siswa

perempuan dan siswa laki-laki. Sebaliknya dalam penelitian yang

dilakukan oleh Salami (2013), mengatakan ada kebanyakan

penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata, anak perempuan lebih

baik dalam sekolah dibandingkan anak laki-laki. Senada dengan itu

Linver, Davis-Kean, & Eccles (2002), menunjukkan bahwa prestasi

belajar laki-laki berada di tingkat yang lebih tinggi nilai matematika

daripada perempuan yang mengikuti kursus di tempat yang sama.

Penelitian ini menyarankan bahwa dalam rangka mendorong

prestasi belajar perempuan dalam bidang matematika, sains, dan

teknologi informasi, perlu dirancang untuk tidak berfokus pada

prestasi akademik perempuan saja tetapi bagaimana membuat

perempuan mencapai tingkatan tinggi sama dengan laki-laki. Hal ini

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

17

tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martono,

Puspitasari & Rostikawati (2009), mengatakan bahwa ada perbedaan

prestasi belajar mahasiswa laki-laki dan perempuan, dikatakannya

lebih lanjut, secara umum prestasi perempuan lebih baik daripada

laki-laki. Rentang IPK 3,00 sampai 4,00 didominasi perempuan.

Mahasiswa perempuan memiliki masa studi yang lebih pendek

daripada laki-laki.

Mengingat pendidikan itu penting, maka pendidikan di

Fakultas Teologi UKIM mengalami masalah dalam hal prestasi

belajar mahasiswa, sedangkan prestasi belajar itu dapat dipengaruhi

oleh kecerdasan emosional, dukungan sosial teman sebaya dan jenis

kelamin. Selanjutnya berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya

yang menyelidiki faktor-faktor tersebut secara terpisah, maka

penulis tertarik untuk menelaah faktor-faktor tersebut secara

bersamaan dalam konteks yang berbeda. Jadi penulis tertarik untuk

melihat hubungan kecerdasan emosional dan dukungan sosial teman

sebaya terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

18

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah hubungan kecerdasan emosional dan dukungan

sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa

Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku?

2. Apakah ada pegaruh interaksi kecerdasan emosional dan

jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa

Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku?

3. Apakah ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman

sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku?

4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

kelamin mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan

dukungan sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

19

2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi kecerdasan

emosional dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi dukungan sosial

teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku.

4. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar ditinjau dari

jenis kelamin mahasiswa Fakultas Teologi Universitas

Kristen Indonesia Maluku.

1.4 Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal

untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

b. Kepada mahasiswa, dapat memperkaya konsep

serta pola pikir kita tentang hubungan kecerdasan

emosional dan dukungan sosial terhadap prestasi

belajar ditinjau dari jenis kelamin secara pribadi.

Selain itu kiranya penelitian ini dapat dijadikan

acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9019/1/T2_832012002_BAB I.pdfsatu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh dari berbagai

20

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk

meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Fakultas

Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku.

b. Kepada Mahasiswa, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagi acuan dalam meningkatkan kualitas

dan hasil belajar secara pribadi.

c. Kepada lingkungan sosial teman sebaya agar dapat

memberikan dukungan positif bagi peningkatan

kualitas hasil belajar.