bab i pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... gambar...

14
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Keberadaan situs, relik, dan wilayah kekunaan 1 serta pengembangannya memiliki potensi-potensi konflik teritorial, khususnya pada aspek pengamanan dan pemanfaatan fungsi bentang alamnya. Khususnya pada wilayah lindung, kedua aspek di atas memiliki implikasi besar pada keberlangsungan ekologi dan ekonomi komunitas di dalam dan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perancangan arsitektur dan arsitektur lanskap diyakini dapat meredam permasalahan dan konflik seperti yang dikemukakan di atas apabila dilakukan dengan pendekatan perancangan yang sesuai dan memadai. Pendekatan yang umum dilakukan adalah dengan jalan menggugah potensi wisata dan unsur lokalitas untuk dijadikan acuan dasar pengembangannya. Perancangan fasilitas wisata sebagai bagian dari khazanah penciptaan ruang publik saat ini di dunia telah banyak pula diwarnai pendekatan perancangan dan pengembangan wilayah lindung yang lebih kritis, spesifik dan dinamis salah satunya adalah unvolumetric architecture. Dalam tesis ini tema unvolumetric architecture dipilih karena gagasan tentang pelestarian lingkungan fisik dan non- fisik dan potensinya dielaborasi lebih mendalam dan bahkan akan dapat menjadi suatu langgam arsitektur tersendiri meski belum dianggap mapan dan populer 2 . Tema tersebut merupakan salah satu pendekatan yang berkonsentrasi pada intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. Memandang potensi dan peluang tersebut di atas maka dalam tesis ini dipilih kawasan lindung/konservasi Trowulan 1 1 Istilah kekunaan diartikan pada tinggalan fisik yang bernilai arkeologis atau benda cagar budaya (BCB). 2 Aymonino 2006:15. “…a reflection on the interpretation of...architectural and spatial phenomena that are changing some of the fundamental and structural concepts (and preconceptions) of the discipline of architecture in a radical and pervasie way, a fact with which everyone by now is essentially in agreement”. Dari frasa tersebut sementara disinyalir masih terjadi perdebatan secara terminologis sehingga dapat disimpulkan pendekatan tersebut masih belum dikenal secara luas.

Upload: dangthuy

Post on 09-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

Bab IPendahuluan

I.1. Latar Belakang

Keberadaan situs, relik, dan wilayah kekunaan1 serta pengembangannya memiliki

potensi-potensi konflik teritorial, khususnya pada aspek pengamanan dan

pemanfaatan fungsi bentang alamnya. Khususnya pada wilayah lindung, kedua

aspek di atas memiliki implikasi besar pada keberlangsungan ekologi dan

ekonomi komunitas di dalam dan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas

maka perancangan arsitektur dan arsitektur lanskap diyakini dapat meredam

permasalahan dan konflik seperti yang dikemukakan di atas apabila dilakukan

dengan pendekatan perancangan yang sesuai dan memadai. Pendekatan yang

umum dilakukan adalah dengan jalan menggugah potensi wisata dan unsur

lokalitas untuk dijadikan acuan dasar pengembangannya.

Perancangan fasilitas wisata sebagai bagian dari khazanah penciptaan ruang

publik saat ini di dunia telah banyak pula diwarnai pendekatan perancangan dan

pengembangan wilayah lindung yang lebih kritis, spesifik dan dinamis salah

satunya adalah unvolumetric architecture. Dalam tesis ini tema unvolumetric

architecture dipilih karena gagasan tentang pelestarian lingkungan fisik dan non-

fisik dan potensinya dielaborasi lebih mendalam dan bahkan akan dapat menjadi

suatu langgam arsitektur tersendiri meski belum dianggap mapan dan populer2.

Tema tersebut merupakan salah satu pendekatan yang berkonsentrasi pada

intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. Memandang potensi dan peluang

tersebut di atas maka dalam tesis ini dipilih kawasan lindung/konservasi Trowulan

1

1 Istilah kekunaan diartikan pada tinggalan fisik yang bernilai arkeologis atau benda cagar budaya (BCB).

2 Aymonino 2006:15. “…a reflection on the interpretation of...architectural and spatial phenomena that are changing some of the fundamental and structural concepts (and preconceptions) of the discipline of architecture in a radical and pervasie way, a fact with which everyone by now is essentially in agreement”. Dari frasa tersebut sementara disinyalir masih terjadi perdebatan secara terminologis sehingga dapat disimpulkan pendekatan tersebut masih belum dikenal secara luas.

Page 2: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah
Page 3: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

Trowulan diidentifikasi memiliki obyek kunjungan wisata budaya terbanyak4.

Obyek-obyeknya sebagian besar merupakan situs peninggalan era Majapahit.

Situs yang banyak ditemukan di kawasan ini; kebanyakan masih dalam proses

identifikasi dan penyelamatan, meski ada pula yang telah dipugar dan

dipamerkan5. Hal ini menyiratkan bahwa proses perwujudan dan pengembangan

kawasan pariwisatanya masih panjang, sehingga memberi peluang guna

mengusulkan rancangan fasilitas wisata budaya di Trowulan yang lebih baik,

berbasiskan penelitian arkeologis.

I.1.2 Fenomena Pemanfaatan dan Perusakan Situs di Trowulan

Situs kekunaan era Majapahit di kawasan Trowulan yang diidentifikasi,

diselamatkan, maupun yang telah dipugar senantiasa menghadapi ancaman

perusakan, antara lain maraknya fenomena pemanfaatan bentang alam tanpa

pengarahan. Berdasarkan pengamatan kurang lebih terdapat empat fenomena

ancaman yaitu yang pertama adalah kemunculan perajin genteng-bata merah yang

menggali tanah yang mengaduk dan merusak temuan di dalam tanah (lihat

Gambar I.2). Para pengumpul barang bekas sering memanfaatkan lahan sebagai

3

4 Armstrong 2006:39. Obyek kunjungan wisata budaya didasarkan pada jumlah banyaknya situs purbakala di tiap kabupaten di Jawa Timur. Ketiga besar dari 17 kabupaten yang didata adalah kabupaten Mojokerto (10 buah situs), Kediri (7 buah situs), dan Malang (5 buah situs). Meski Mojokerto tertinggi jumlah situsnya namun pada pendataan jumlah pengunjung terbanyak di tahun 2005, posisi ketiga besar ditempati Gresik (2.007.234), Tuban (1.162.993) dan Lamongan (959.762) sedangkan Mojokerto hanya menempati urutan kelima dengan pengunjung sebanyak 224.235 orang.

5 Mundardjito, dkk 1986 terdapat daftar tinggalan jenis kanal satu buah, waduk enam buah, kolam tiga buah, sejumlah sumur, candi sembilan buah dan gapura dua buah. Menurut Oesman 1999 terdapat pula tinggalan beberapa struktur lengkap ataupun sisa-sisa perumahan dan parit-parit kuno.

Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata merah. (Sumber: Anenggata, 2005)

Page 4: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

lokasi penyimpanannya, yang dapat megancam kelangsungan wisata dan

penelitian arkeologis. Fenomena kedua adalah pemanfaatan pada jaringan

infrastruktur kanal kuno, struktur bangunan kuno dan umpak-umpak kuno, untuk

ditumpuki struktur bangunan moderen (lihat Gambar I.3 dan I.4). Pemanfaatan

berlebihan kanal kuno yang masih lestari sebagai jalur pengairan menjadi pondasi

perumahan dapat berakibat buruk pada lingkungan. Saat ini fenomena tersebut

masih dianggap wajar akibat dinamika dan mendesaknya kebutuhan lahan untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi dan permukiman. Ketiga, adalah fenomena

pemanfaatan situs sebagai obyek wisata ziarah, seperti situs Siti Hinggil, Makam

kuno Troloyo (lihat Gambar I.5) dan umpak-umpak besar Pendopo Agung. Terjadi

privatisasi kawasan kekunaan, yang berdampak pada keberlangsungan identitas

4

Gambar I. 4 Eksploitasi situs Pendopo Agung.(Sumber: easjava.com)

Gambar I. 3 Situs Siti Hinggil yang ditumpuki bangunan baru dan diisi oleh kegiatan meditasi dan ziarah kejawen.

(Sumber: Anenggata, 2005)

Page 5: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

dan kesejarahan kawasan Trowulan. Alih-alih berinisiatif menyelamatkan dan

mengamankan kawasan dan monumen kuna, pemanfaatannya justru cenderung

menghentikan kegiatan penelitian arkeologis yang seharusnya terus berlangsung.

Fenomena keempat adalah masih terdapatnya akses pengunjung yang dinilai

berlebihan pada situs dan monumen kekunaan. Pada beberapa situs yang telah

dipamerkan terdapat sekuen tata hijau yang memberi peluang pengunjung untuk

dapat menyentuh, menaiki dan menapaki bangunan kuno. Hal ini merupakan

ancaman tersendiri pada bangunana kuno atau monumen yang berbahan bata

merah yang terkenal lebih rapuh dibandingkan batu atau beton. Akses pengunjung

semacam ini kurang memberi manfaat dan dukungan pada usaha pelestarian

5

Gambar I. 5 Makam kuno Troloyo yang dipagari dan ditambahi bangunan baru di atasnya. (Sumber: Anenggata, 2005)

Gambar I. 6 Monumen bangunan petirtaan/candi Tikus yang diduduki pengunjung.(Sumber: Anenggata 2006)

Page 6: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

khususnya pada kekuatan bahan dan konstruksi terlebih memandang bahwa biaya

restorasi candi-candi di Trowulan yang relatif tinggi dibandingkan bangunan

moderen. Secara umum minimnya arus informasi, kesadaran dan komunikasi

antara badan terkait dengan komunitas Trowulan dan sekitarnya menyebabkan

kurang terarahnya pengendalian dan pengembangan kawasan bersejarah ini.

1.1.3 Lemahnya Unsur Tengaran

Kawasan Trowulan dan sekitarnya ditembus oleh jalur selatan transportasi antar

provinsi. Kekuatan jalur mobilitas ini merupakan salah satu modal pengembangan

kawasan wisata yang baik. Sebagai kawasan yang diyakini dahulunya sebagai

kota kuno, Kecamatan Trowulan belum memiliki tengaran yang memadai.

Pelintas jalur ini belum diberi peluang untuk mengenali dan mencapai obyek-

obyek kota kuno dengan mudah dan nyaman. Akses dari jalur ini ke kota kuno

masih jauh dari kesan mengundang serta kurang representatif. Bentang alam

pedesaan dengan lahan pertanian, perladangan dan kerajinan lokal mendominasi

rona visual panoramanya. Bekas-bekas konversi alamiah jaringan pengairan kuno,

meski belum diselamatkan atau dipamerkan namun telah diidentifikasi secara

arkeologis. Panorama bentang alam semacam ini merupakan potensi yang dapat

digali lebih jauh sebagai salah satu identitas kawasan yang bertujuan

mempopulerkan kawasan kekunaan ini sebagai salah satu tujuan wisata berskala

internasional.

1.2 Deskripsi Topik

1.2.1 Tema Un-Volumetric Architeture

Gagasan un-volumetric architecture (un-vol) (Aymonino 2006) adalah salah satu

pendekatan di dalam menciptakan ruang publik masa kini dan dijadikan tema

dalam tesis ini. Bila fasilitas wisata dipandang sebagai salah satu manifestasi

ruang publik maka pendekatan ini dapat dianggap relevan untuk diterapkan. Tema

perancangan un-vol berkaitan dengan strategi penciptaan spasial untuk kegiatan

publik di dalam tapak yang senantiasa dianggap terbatas dan sulit seperti kawasan

6

Page 7: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

lindung. Intervensi pada kawasan konservasi atau lindung tersebut tentunya

memiliki konsekuensi yang lebih kritis dibandingkan pada kawasan yang terbuka

atau bukan konservasi. Salah satu aspek yang dianggap kritis adalah pada analisis

program, material, struktur dan konstruksi arsitektur dan arsitektur bentang

alamnya. Tema un-vol diketengahkan dan berperan vital di dalam kasus

perancangan di kawasan arkeologi Trowulan.

Unvolumetric architecture apabila ditinjau secara konseptual terdapat rumusan

umum perancangan arsitektur dan arsitektur bentang alam yang mengedepankan

proses penciptaan place yang terperinci seperti peninjauan kembali makna lokasi,

7

Gambar I. 7 Kupla - The Bubble: Menara pantau di Kebun Binatang Korkeasaari Finlandia karya Ville Hara. (Sumber: Aymonino, 2006: 78)

Page 8: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

kondisi alam sekitar dan potensi bentang alam. Di samping itu, un-vol fisik dapat

diartikan peninjauan kembali peran-peran generik elemen fisik dinding, lantai,

atap yang umumnya membentuk volum dan spasial dalam arsitektur. Formasi

ketiganya, sebagian atau salah satu, dapat hanya terwakili secara persepsional

namun tidak selalu terwakili secara visual. Secara umum maka permasalahan

dalam pemrograman dan perancangan arsitektur bentang alam adalah yang

menjadi fokus perhatian di dalam un-vol.

Macam-macam bentuk arsitektur un-vol yang tercipta biasanya berupa kanopi,

skin structures dan elemen-elemen infrastruktur kota (Brown,. Aymonino 2006:9)

dan beberapa tipologi arsitektur hibrid tertentu yang total berwawasan lingkungan

(Gambar I.7). Pada tataran ini un-vol dapat saja dikategorikan sebagai suatu unsur

penciptaan suatu langgam arsitektur kontemporer di kemudian hari.

8

Gambar I. 8 Kota Majapahit seluas 9x11 km2 dan jaringan kanal kuno.(Sumber: Mutiara-mutiara Majapahit BP3 Jatim, 2006)

Page 9: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

Di sisi lain tuntutan fenomena crossprogramming (Tschumi 1994:176) pada

penciptaan ruang publik juga menjadi pisau analisis tersendiri di dalam

merancang un-volumetric architecture lebih jauh. Sebuah program aktivitas publik

yang bervariasi dan berubah berdasarkan waktu dianggap sebagai salah satu entity

non-fisik pembentuk ruang dan volum dalam arsitektur kontemporer. Untuk

menanggapinya, pada tahap tertentu aspek fleksibilitas elemen fisik arsitektur/

bentang alam yang mewadahinya dapat saja minimal secara visual, namun

persepsi spasialnya masih dapat dicerap dan ditelusuri. Arsitektur tidak lagi

bergantung pada eksistensi massa dan volum (Brown,. Aymonino,2006:10) namun

bergantung pada fenomena spasial akibat dari kemunculan aktivitas di dalam

perubahan waktu. Khususnya pada penciptaan ruang publik maka dinamika ini

menjadi keharusan untuk ditanggapi lebih lanjut dan komprehensif.

1.2.2 Bentang Alam Trowulan

Secara antropologis dan arkeologis bentang alam Trowulan (lihat Gambar I.1 dan

1.8) merupakan multi component site6. Diduga terdapat tiga jaman (Buddha,

Hindu dan Islam) dalam rentang kurang lebih 1000 tahun7 telah menempatinya.

Di dalamnya berbagai tinggalan kuno dan fasilitas desa moderen hidup

berdampingan dan bersinergi hingga kini. Kawasan yang padat dengan benda

kuno masih berada di dalam tanah, bertumpukan dengan kawasan perkotaan telah

diidentifikasi. Beberapa monumen atau temuan kekunaan yang berada di atas

permukaan tanah beberapa telah dipugar dan dipamerkan dalam konstelasi

jaringan wisata budaya regional dan nasional.

9

6 Hasil wawancara dengan arkeolog Prapto Saptono yang mendefinisikan bahwa beberapa komunitas yang berlatar belakang budaya yang berbeda-beda memanfaatkan suatu kawasan atau tapak yang sama di dalam rentang waktu yang berkesinambungan ataupun diskontinyu. Kasus di Trowulan dapat dilihat pada contoh sederhana fenomena pemanfaatan umpak kuno yang dipergunakan sebagai kolom bangunan masjid atau hunian moderen di kawasan Trowulan.

7 Terhitung sejak didirikannya Candi Brahu/Warahu di desa Bejijong Kecamatan Trowulan yang dibangun pada 9 September 939 (Depdikbud 1986). Keberadaan Candi Brahu yang didirikan pada era Mataram Hindu tersebut adalah salah satu bukti bahwa jauh sebelum kota Majapahit didirikan di Trowulan (1292 M), lokasi ini sudah menjadi lahan permukiman.

Page 10: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

Bentang alam Trowulan (Trawulan) dan sekitarnya diyakini dahulunya merupakan

town/city/urban-site karena ditemukan peninggalan purbakala dalam jumlah yang

amat besar, berbagai jenis temuan yang beranekaragam, dan persebarannya yang

luas (Mundardjito 2003). Dari paparan tersebut, maka bentang alam Trowulan

telah diidentifikasi sebagai wilayah kota kuno era Majapahit seluas 9x11 km2

yang tersebar di kabupaten Jombang dan Mojokerto (Rangkuti 2006). Kota kuno

dibatasi empat titik sudut pada empat kecamatan yang berbeda. Pusat kota kuno

tersebut berada di wilayah Desa Trowulan Kecamatan Trowulan Kabupaten

Mojokerto, dan berpusat di radius 1 km dari situs Kolam Segaran (Hermanislamet

1999). Banyaknya temuan yang telah dipugar dan diidentifikasi akan

memengaruhi karakter bentang desa-desa yang termasuk dalam batas serta pusat

kota kuno tersebut. Penggalian karakter kota kuno era Majapahit berpeluang untuk

dijadikan identitas kesejarahan bentang alam Trowulan.

1.2.3 Fasilitas Wisata di Trowulan

Candi-candi yang telah dipugar di Trowulan dan dipamerkan merupakan aset

utama wisata budaya di kawasan ini. Keterbatasan sarana dan prasarana masih

membuka peluang untuk meninjau kembali arahan pengembangan situs-situs

tersebut. Program pariwisata yang dikenal sebagai salah satu media publikasi dan

pelestarian diyakini merupakan salah satu metode terbaik untuk mengembangkan

potensi suatu kawasan. Situs Trowulan yang luas dan tersebar, aspek aksesibilitas

dan jaringan kegiatan dijadikan salah satu isu penting dalam rencana penataan

fasilitas, wisata budaya selain juga didasari oleh inisiatif-inisiatif pengembangan

10

Gambar I. 9 Monumen petirtaan/candi Tikus di Kec. Jatirejo Kab. Mojokerto.(Sumber: Anenggata 2006)

Page 11: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

wilayah sesuai RDTRK Ibukota Kecamatan Trowulan 2011. Fasilitas wisata

eksisting berdasarkan pengamatan masih memerlukan pembenahan berupa

penyempurnaan jaringan aksesibilitas, konsep pamer kekunaan dan hal-hal lain

yang terkait dengan pemanfaatan kawasan lindung di Trowulan (Gambar I.9).

I.3 Alasan Pemilihan Tema

Alasan pemilihan tema unvolumetric architecture pada perancangan fasilitas

wisata dianggap sesuai karena memandang perannya yang spesifik di dalam

menangani kawasan lindung khususnya yang wilayah konservasi kekunaan seperti

di Trowulan. Menanggapi hal tersebut maka mencapainya dilakukan langkah-

langkah yang temasuk dalam un-vol yaitu berupa:

• perlunya menginventarisasi potensi fisik dan non fisik di dalam bentang alam

Trowulan dan sekitarnya yang diyakini bekas kota kuno era Majapahit.

• perlunya menyusun rumusan dan simulasi konsep perancangan dan penataan

fasilitas wisata budaya di Trowulan dan sekitarnya.

11

Gambar I. 10 Peta Rekonstruksi Ibukota Kerajaan Majapahit.(Sumber: Mutiara-mutiara Majapahit BP3 Jatim, 2006)

Page 12: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

I.4 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Perancangan

Tujuan tesis desain ini adalah merumuskan perancangan dan penataan fasilitas

wisata budaya di Trowulan dan sekitarnya dengan pendekatan unvolumetric

architecture. Tujuan khususnya adalah mewujudkan suatu gubahan tata fasilitas

wisata yang mengarah pada pelestarian sisa peninggalan kuno dan lingkungan

vernakular Trowulan. Sasaran tesis adalah merumuskan konsep dan menyusun

gambar-gambar prarencana arsitektur dan sistem arsitektur bentang alam fasilitas

wisata Trowulan. Manfaat perancangan adalah sebagai gambaran refleksi penulis

terhadap kondisi kepariwisataan dan bentang alam Trowulan saat ini dan aspek

keberlanjutannya kepada masyarakat umum dan badan terkait.

I.5 Permasalahan

Permasalahan pertama di dalam tesis desain ini adalah bagaimana dan sejauh apa

pengaruh bentang alam sisa-sisa kota kuno era Majapahit dan kaitannya dengan

gagasan unvol. Permasalahan kedua adalah bagaimana cara menerapkan pengaruh

fisik dan non fisik kota kuno tersebut pada suatu program kegiatan dan fasilitas

wisata (budaya) yang spesifik untuk kawasan Trowulan dan sekitarnya.

Permasalahan ketiga adalah bagaimana cara menggabungkan program kegiatan

dan fasilitas wisata untuk bersinergi dengan kekhasan potensi-potensi dan kondisi

eksisting kawasan. Secara keseluruhan hal-hal di atas merupakan usaha-usaha

memunculkan citra baru kawasan Trowulan dan sekitarnya yang lebih signifikan.

I.6 Lingkup dan Batasan

Lingkup tesis desain ini adalah tahap prarencana. Keluaran yang diharapkan

adalah terbentuknya penataan jalur dan fasilitas wisata budaya di Trowulan seluas

9 x 11 km2 menjadi suatu kesatuan tema. Batasan tesis meliputi batas-batas

kawasan kota kuno Majapahit (Gambar I.7 dan I.10).

12

Page 13: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

I.7 Skema Pemikiran

13

Bab ITrowulan sebagai kawasan lindung dan wisata purbakala membutuhkan pembenahan

khusunya pada penataan fasilitas wisata dan arahan pemanfaatan bentang alam.

Gagasan un-vol adalah salah satu pendekatan yang sesuai untuk diterapkan karena gagasan tersebut berkaitan dengan penciptaan ruang publik di kawasan lindung.

Bab IIBahasan dan studi preseden un-vol di

Asia, Amerika dan Eropa.

Kriteria perancangan un-volumetric architecture.

TujuanMerumuskan konsep perancangan fasilitas wisata di Towulan dengan pendekatan un-vol.

Bab IIIReview rencana pengembangan wilayah

Trowulan dan sekitarnya.

Pengamatan di lapangan dan hasil penelitian arkeologi terkini.

Kriteria pengembangan wilayah dan deskripsi karakter khas bentang alam vernakular Trowulan

yang menonjol.

Bab IVBahasan unvolumetric architecture di Trowulan.

Analisis tapak, kegiatan dan pemrograman fasilitas wisata.

Bab VKonsep pemintakatan, sumbu dan aksesibilitas.Konsep perletakan fungsi utama dan penunjang.

Konsep ruang terbuka dan festival.Konsep floorscape, fitur lanskap, observatorium situs dan tata hijau.

Gambar I. 11 Skema pemikiran.(Sumber: Mutiara-mutiara Majapahit, BP3 Jatim 2005)

Page 14: Bab I Pendahuluan - digilib.itb.ac.id · intervensi arsitektur di dalam kawasan lindung. ... Gambar I. 2 Tapak di Sentonorejo yang dieksploitasi oleh para perajin bata ... Sebuah

I.8 Sistematika Penulisan

Laporan tesis desain ini terdiri atas lima bab, yang tersusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi paparan latar belakang, deskripsi topik, alasan

pemilihan tema, tujuan, sasaran dan manfaat perancangan, lingkup dan batasan,

permasalahan, skema pemikiran, serta sistematika penulisan.

Bab II Unvolumetric architecture, berisi paparan gagasan, ulasan contoh dan

preseden proyek arsitektur dan arsitektur bentang alam setema di Amerika, Eropa

dan Asia.

Bab III Gambaran umum bentang alam Trowulan dan review pengembangan

wilayah, berisi pengamatan kondisi eksisting, kompilasi hasil penelitian arkeologi

dan review rencana pengembangan wilayah terkait.

Bab IV Analisis pengembangan fasilitas wisata Trowulan, berisi analisis obyek

kunjungan, program kegiatan dan fasilitas, analisis bentuk dan material serta

analisis pemilihan lokasi.

Bab V Konsep dan hasil rancangan, berisi ulasan gambar-gambar konsep

perancangan dan penerapannya antara lain berupa konsep pemintakatan dan

perletakan fungsi, konsep aksesibilitas dan jaringan jalur wisata, konsep

observatori situs.

14