bab i pendahuluan - institutional...

31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam audit laporan keuangan, auditor bertugas untuk memeriksa laporan keuangan, apakah sudah sesuai dengan Standar Audit. Auditor juga harus mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan transaksi perusahaan. Dalam melakukan tugasnya, auditor harus independen dan tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun. Hal ini nantinya akan berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan auditor. Seorang auditor bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit laporan keuangan, namun sebuah KAP tidak selalu hanya memberikan jasa audit laporan keuangan. KAP bisa memberikan jasa pemeriksaan khusus, jasa review, jasa kompilasi, jasa perpajakan dan lainnya tergantung dari KAP masing-masing. Setiap Kantor Akuntan Publik memiliki struktur organisasi yang dapat memisahkan para anggotanya sesuai dengan tugas masing-masing. Posisi tertinggi pada Kantor akuntan Publik diduduki oleh seorang Partner, yang secara garis besar bertugas untuk memimpin dan menjadi penanggung jawab atas segala kegiatan Kantor Akuntan Publik. Seorang Partner memiliki supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan membantu menyelesaikan program audit. Posisi terakhir yang ada pada Kantor Akuntan Publik adalah posisi auditor. Auditor inilah yang nantinya bertugas menyelesaikan

Upload: vutruc

Post on 03-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam audit laporan keuangan, auditor bertugas untuk memeriksa laporan

keuangan, apakah sudah sesuai dengan Standar Audit. Auditor juga harus

mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan transaksi perusahaan. Dalam

melakukan tugasnya, auditor harus independen dan tidak boleh diintervensi oleh

pihak manapun. Hal ini nantinya akan berdampak pada kualitas audit yang

dihasilkan auditor.

Seorang auditor bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

memberikan jasa audit laporan keuangan, namun sebuah KAP tidak selalu hanya

memberikan jasa audit laporan keuangan. KAP bisa memberikan jasa

pemeriksaan khusus, jasa review, jasa kompilasi, jasa perpajakan dan lainnya

tergantung dari KAP masing-masing. Setiap Kantor Akuntan Publik memiliki

struktur organisasi yang dapat memisahkan para anggotanya sesuai dengan tugas

masing-masing. Posisi tertinggi pada Kantor akuntan Publik diduduki oleh

seorang Partner, yang secara garis besar bertugas untuk memimpin dan menjadi

penanggung jawab atas segala kegiatan Kantor Akuntan Publik. Seorang Partner

memiliki supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan membantu

menyelesaikan program audit. Posisi terakhir yang ada pada Kantor Akuntan

Publik adalah posisi auditor. Auditor inilah yang nantinya bertugas menyelesaikan

2

pekerjaan lapangan dari proses audit dan kemudian melaporkan hasilnya kepada

supervisor.

Kantor Akuntan Publik memiliki tugas akhir yang disebut Laporan

Auditor Independen. Laporan Auditor Independen ini berisi opini auditor atas

hasil pemeriksaan yang dilakukan pada perusahaan klien. Opini dari auditor inilah

yang dapat memberikan informasi kepada pihak ketiga untuk mengambil suatu

keputusan. Opini yang dikeluarkan ini beragam tergantung dari hasil

pemeriksaaan selama proses audit berlangsung. Opini-opini tersebut adalah wajar

tanpa pengecualian, wajar dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian,

tidak berpendapat, dan tidak wajar.

Kantor Akuntan Publik akan memeriksa beberapa siklus transaksi untuk

menyelesaikan proses audit pada perusahaan klien. Namun, dalam laporan ini

penulis hanya akan membahas audit pada siklus penjualan dan penagihan piutang

usaha. Pada siklus penjualan dan penagihan piutang usaha banyak kelas transaksi

yang terkait, maka akan sangat riskan jika penjualan dan piutang dicatat dengan

tidak benar. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa audit siklus penjualan dan

penagihan piutang usaha sangat penting bagi kewajaran pelaporan keuangan

secara keseluruhan pada perusahaan manufaktur.

Pada laporan ini penulis melakukan kegiatan magang pada salah satu

Kantor Akuntan Publik yang berada di Kota Semarang. Kantor Akuntan Publik

tersebut bernama KAP BAYUDI WATU & REKAN. Selama kegiatan magang,

penulis mengikuti kegiatan audit pada tiga perusahaan manufaktur. Ketiga

perusahaan tersebut bergerak pada bidang (1) pembuatan buku-buku pendidikan

3

(2) minuman sirup dan (3) produksi oli rem. Kegiatan audit yang diikuti

pemagang yaitu mengaudit siklus penjualan dan piutang usaha pada ketiga

perusahaan tersebut. Pemagang bertugas untuk membantu Kantor Akuntan Publik

BAYUDI WATU & REKAN menyelesaikan tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi, saldo serta penyajian dan pengungkapan.

1.2 Masalah Penelitian

Dengan melihat latar belakang masalah diatas, maka penulis ingin

mengetahui audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha oleh KAP

“BAYUDI WATU & REKAN” pada perusahaan manufaktur.

1.3 Persoalan Penelitian

Bagaimana audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha yang

dilakukan oleh “KAP BAYUDI WATU & REKAN” pada perusahaan

manufaktur?

1.4 Tujuan Penelitian

Memahami bagaimana melaksanakan audit siklus penjualan dan

penagihan piutang usaha pada perusahaan manufaktur.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui program magang ini terdapat manfaat yang diperoleh pemagang

dari “KAP BAYUDI & WATU”,

4

Manfaat Bagi Pemagang

Banyak manfaat yang diperoleh pemagang, karena dapat terlibat

langsung dalam proses audit, sehingga memperoleh kesempatan

mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dalam

praktek kerja di “KAP BAYUDI WATU & REKAN”

Manfaat Bagi KAP

Kantor Akuntan Publik dapat memperoleh bantuan dari tenaga

mahasiswa yang cukup terdidik. KAP BAYUDI WATU &

REKAN juga dapat melakukan proses seleksi secara tidak

langsung kepada pemagang yang berniat bekerja pada Kantor

Akuntan Tersebut.

5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 AUDIT

Audit adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan kepada pihak yang

berkaitan mengenai kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria tertentu

(Arens,2008 : 4). Kriteria tertentu yang dimaksud adalah Generrally Accepted

Accounting Principles (GAAP).

Ada 4 fase proses audit laporan keuangan (Arens et al. 2008 : 208) :

1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit

2. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif

atas transaksi

3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rinci saldo

4. Menyelesaikan dan menerbitkan laporan audit

2.2 PROGRAM AUDIT

Daftar prosedur audit untuk suatu area audit atau keseluruhan audit.

Program audit selalu meliputi prosedur audit dan dapat juga mencakup ukuran

sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian. (Arens et al. 2008 :

253).

2.3 PROSEDUR AUDIT

Prosedur audit sendiri adalah instruksi terinci untuk pegumpulan jenis

bukti audit .(Arens et al. 2008 : 253 ). Prosedur audit ini bermanfaat untuk

memenuhi tujuan audit pada transaksi penjualan dan penagihan, guna memeriksa

6

keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan ikhtisar, klasifikasi, serta waktu

pencatatan yang benar.

Dalam mengembangkan suatu rencana audit secara keseluruhan, auditor

menggunakan lima jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan

telah disajikan secara wajar. Auditor menggunakan prosedur penilaian risiko

untuk menilai risiko salah saji yang material, yang merupakan gabungan dari

risiko inheren dan risiko pengendalian (Arens et al. 2008 : 513 ).

Selanjutnya, keempat pengujian berikutnya adalah pengujian

pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian

atas rincian saldo (Arens et al. 2008 : 513 ).

1 Pengujian pengendalian

Prosedur audit untuk menguji keefektifan pengendalian dalam

mendukung pengurangan resiko pengendalian.

2 Pengujian substantif atas transaksi

Prosedur audit untuk menguji salah saji moneter guna menentukan

apakah enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah

dipenuhi untuk setiap kelas transaksi.

3 Prosedur analitis

Penggunaan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah

saldo akun atau data lainnya terlihat wajar.

4 Pengujian atas rincian saldo

7

Prosedur audit untuk menguji salah saji moneter guna menentukan

apakah delapan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah

dipenuhi untuk setiap kelas transaksi.

2.2 PENJUALAN

Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan utuk barang

dagang yang dijual baik secara tunai maupun kredit.(Warren et al. 2006 : 300).

Penjualan dibagi menjadi 2 yaitu penjualan kredit dan penjualan tunai. Jika

penjualan kredit, konsumen yang menerima barang langsung membayar barang

dengan lunas. Sedangkan kredit, konsumen membayarnya dengan beberapa kali

tahap. Penjualan secara kredit inilah yang nantinya menimbulkan piutang usaha.

Pada siklus penjualan ada beberapa kelas transaksi yang terkait, sehingga

jika terjadi kesalahan perhitungan, akan berakibat pada salah saji yang material.

Beberapa kelas transaksi yang terkait adalah :

1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)

2. Penerimaan kas

3. Retur dan pengurangan penjualan

Menurut Arens et al, ada 6 tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

penjualan, yaitu :

Apakah penjualan yang dicatat adalah yang benar-benar dikirim

kepada pelanggan nonfiktif (keterjadian)

Apakah transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan)

8

Apakah penjualan yang dicatat adalah sebesar jumlah barang yang

dikirimkan dan ditagih serta dicatat dengan benar (keakuratan)

Apakah transaksi penjualan dimasukkan dengan benar ke dalam

file induk piutang usaha dan diikhtisarkan dengan benar (posting

dan ikhtisar)

Apakah transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar

(klasifikasi)

Apakah penjualan dicatat pada tanggal yang benar (waktu).

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan auditor ketika melakukan audit

pada siklus penjualan, karena terdapat kemungkinan salah saji. Salah saji yang

mungkin terjadi adalah :

1. Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan

2. Penjualan yang dicatat lebih dari 1 (satu) kali

3. Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif.

Jika terdapat salah saji atas pencatatan tersebut, dapat mengakibatkan lebih saji

atas laba yang dihasilkan perusahaan.

2.3 PIUTANG USAHA

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagang

tau jasa secara kredit ( Munawir. 2005: 58). Penghapusan piutang tak tertagih dan

estimasi beban piutang tak tertagih adalah contoh kelas transakasi yang terkait

dalam siklus siklus ini.

9

Terdapat delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha

(Arens et al. 2008 : 102-104). Kedelapan tujuan tersebut adalah :

1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait,

dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku

besar umum. (Detail tie-in)

2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)

3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan.(Kelengkapan)

4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)

5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar.(Klasifikasi)

6. Pisah batas piutang usaha sudah benar.(Pisah batas)

7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi.(Nilai realisasi)

8. Klien memiliki hak atas piutang usaha.(Hak)

10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan

kegiatan magang, serta melakukan wawancara dengan auditor senior yang ada

pada “KAP BAYUDI WATU & REKAN”. Pengumpulan data juga dilakukan

dengan observasi ke pihak klien yang telah menjalin kerjasama dengan pihak

“KAP BAYUDI WATU & REKAN”.

3.2 Jadwal Penelitian

Penelitian yang dilakukan melalui kegiatan magang ini dilaksanakan

selama empat bulan, dari bulan januari 2012 hingga April 2012. Berikut nama,

alamat dan periode serta kegiatan usaha dimana penulis melakukan kegiatan

magang:

TEMPAT DAN WAKTU MAGANG

Nama Instansi Tempat Magang : KAP BAYUDI WATU & REKAN

Alamat Magang : Jalan dr Wahidin No 85,Semarang,Jateng

Kegiatan Usaha :

Audit laporan keuangan

Pemeriksaan khusus

Penyusunan sistem akuntansi

Penasehat akuntansi

Jasa review

11

Jasa kompilasi

Jasa perpajakan

Periode Waktu Magang : Januari 2012 - April 2012

3.3 Jadwal Kegiatan Magang

Jadwal kegiatan Rincian kegiatan

Minggu 1 Melakukan prosedur awal dan pengujian

pengendalian pada Perusahaan X

Minggu ke-2 Melakukan pengujian substantif pada

Perusahaan X

Minggu ke 3 Melakukan pengujian analitis pada

perusahaan X

Minggu ke 4 Melakukan pengujian atas rinci saldo pada

perusahaan X

Minggu ke 5-akhir Sama seperti di atas tetapi pada perusahaan

Y dan Z

12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta

pada tanggal 7 February 1978 berdasarkan Surat Ijin No.SI 00305/PK/413/1978

dari Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara. Surat perijinan tersebut

telah beberapa kali deperbaharui, hingga terakhir diperbaharui pada tanggal 16

Agustus 1998 dengan surat ijin No.98.2.0008.

KAP BAYUDI WATU & REKAN dipimpin oleh Drs. Bayudi Watu,

CPA., dimana dalam kegiatan operasionalnya didampingi oleh 2 orang rekan yaitu

Dra.Yohana Fransisca DH, Akt., yang berdomisili di kantor pusat Jakarta dan

Dr.Suzy Noviyanti,MM.,CPA, yang bedomisili di kantor Cabang Semarang

KAP “BAYUDI WATU & REKAN” merupakan salah satu anggota Ikatan

Akuntan Indonesia atau biasa disebut IAI. KAP “BAYUDI WATU & REKAN”

juga bergabung dalam beberapa organisasi di Indonesia. Berikut adalah beberapa

kedudukan KAP “BAYUDI WATU & REKAN” :

Anggota Summit International Associates Inc

Anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik

Anggota Akuntan Pasar Modal

Ditunjuk Sebagai Staf Ahli Direktorat Jenderal Pajak

Ditunjuk Sebagai Anggota Akuntan Bank Indonesia

Rekan Beberapa Bank Pemerintah

13

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi pada KAP BAYUDI WATU & REKAN adalah sebagai

berikut:

Struktur Organisasi

KAP Bayudi Watu & Rekan

Managing Partner tugas, fungsi dan tanggungjawab yaitu memonitor kinerja KAP

Partner tugas, fungsi dan tanggung jawab:

Partner

Supervisor

Auditor

Partner

Auditor

Supervisor

Managing Partner

14

1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas

KAP.

2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.

3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan

pekerjaan audit dan konsultansi.

4. Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.

Supervisor

1. Merencanakan dan menyusun program audit.

2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor.

3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor.

4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan audit dan alternatif

prosedur.

5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager.

6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit.

7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan

permasalahan yang ditemukan.

Auditor tugas, fungsi dan tanggungjawab

1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai

dengan program audit.

3. Menyusun kelengkapan kertas kerja.

4. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager.

15

5. Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit

4.3 Sistem Yang Sekarang Ada Di Perusahaan

Sebelum melakukan audit, terdapat kesepakatan antara klien

dengan KAP Bayudi Watu & Rekan mengenai kesepakatan kerja, deadline

laporan dan fee audit yang disebut SPK (Surat Perjanjian Kerja). Setelah

kesepakatan disetujui oleh kedua belah pihak, maka proses audit dapat

segera dilakukan.

Berikut adalah bagan Alur pekerjaan audit Penjualan dan Piutang pada

KAP Bayudi Watu & Rekan

16

Vouching

Keberadaan

Leadsheet

Cut off

Usulan Adjustment

Konfirmasi manajemen

Selisih

Selisih imaterial Selisih imaterial

LAI

Mulai

Analisa Laporan Keuangan

Merancang pengujian pengendalian dan

pengujian substantif atas transaksi untuk

memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Item yang dipilih

Penetapan waktu

Pemahaman Pengendalian Internal

Menilai risiko pengendalian yang direncanakan

Menentukan luas pengujian pengendalian

Leadsheet

Chrosschek

Breakdown

Konfirmasi

Keberadaan

Kertas Kerja

Pemeriksaaan

KKP Piutang KKP Penjualan

17

Alur pekerjaan audit penjualan dan piutang dapat dijelaskan sederhana

seperti bagan diatas. Terdapat Beberapa prosedur yang dimiliki KAP Bayudi

Watu dan Rekan untuk melakukan audit pada pihak perusahaan yang akan

melakukan kerjasama. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Pemahaman pengendalian internal

Prosedur untuk memperoleh pemahaman adalah prosedur

yang digunakan auditor untuk mengumpulkan bukti tentang

perancangan dan pengimplementasian pengendalian khusus (Arens

et al. 2008 : 412).

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk

memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan

manajemen dalam kategori reliabilitas pelaporan keuangan,

efektivitas dan efisiensi operasi, serta ketaatan pada ketentuan

hukum dan peraturan yang berlaku (Arens et al. 2008 : 412).

2. Penilaian resiko pengendalian

Ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal tidak akan

mencegah terjadinya salah saji yang material maupun mendeteksi

dan mengoreksinya jika sudah terjadi; sementara risiko

pengendalian dinilai untuk setiap tujuan audit yang berhubungan

dengan transaksi dalam suatu siklus atau kelas transaksi (Arens et

al. 2008 : 410).

18

3. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi. Pada proses ini pihak KAP dapat membuat program

audit atau rencana kerja audit yang berisi juga prosedur audit.

Daftar prosedur audit untuk suatu area audit atau keseluruhan

audit. Program audit selalu meliputi prosedur audit dan dapat juga

mencakup ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu

pengujian. (Arens et al. 2008 : 253).

Secara sederhana, program audit yang ada pada KAP adalah

rencana kerja yang akan dilakukan auditor ketika melakukan

proses audit terhadap perusahaan klien. Program audit ini dibuat

oleh partner dari KAP bersangkutan dan harus dimengerti oleh

auditor sebagai pedoman auditor ketika melakukan proses audit.

Rencana kerja ini berisi tanggal kegiatan audit dan jobdesk para

auditor. Program audit ini dapat membantu auditor melihat apa

yang harus dilakukan auditor untuk menyelesaikan proses audit

dengan baik.

4. Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan merupakan lembar kertas kerja yang

digunakan untuk menjabarkan laporan keuangan per bulan,

sehingga secara komparatif menggambarkan penjualan dan biaya

dalam bulan apa yang terbesar yang dinyatakan dalam presentase

dan selanjutnya yang akan diambil untuk dijadikan sampel.

19

5. Pembuatan Kertas Kerja pemeriksaan:

Kertas Kerja pemeriksaan (KKP) merupakan lembar kerja auditor

sebagai bukti bahwa telah melakukan pemeriksaan terinci yaitu

baik pemeriksaan tingkat transaksi, saldo maupun akun. Kertas

Kerja Pemeriksaan ini dibuat dan disesuaikan dengan kompleksitas

akun yang dimiliki oleh klien yang disajikan dalam Laporan

Keuangan.

6. Selisih

Selisih merupakan hasil temuan audit yang akan dikonfirmasi

kepada pihak manajemen. Selisih terbagi menjadi dua yaitu selisih

material dan tidak material. Selisih material ini yang perlu untuk

diklarifikasi kepada manajemen untuk dimintakan penjelasan,

sedangkan untuk selisih tidak material akan diabaikan oleh auditor.

7. Konfirmasi manajemen

Konfirmasi manajemen merupakan proses dimana auditor mencari

penjelasan atas selisih dan temuan auditnya kepada pihak

manajemen. Jika manajemen mampu untuk menjelaskan dengan

sebenar-benarnya tentang hasil temuan audit dan pertimbangan

profesional auditor dapat menerima penjelaskan tersebut maka

selisih dapat diterima, akan tetapi jika penjelasan tersebut tidak

benar maka dibuatkan jurnal adjustment.

20

8. Adjustment

Adjustment merupakan jurnal penyesuaian/reklasifikasi yang

diusulkan oleh pihak auditor untuk membenarkan akun yang tidak

benar disajikan dalam laporan keuangan.

4.4 Hasil Magang

Selama Kegiatan magang, pemagang diberi kesempatan untuk

membuat kertas kerja pemeriksaan, pada aktivitas pejualan dan dan

piutang pada beberapa Perusahaan. Sebelum membuat Kertas Kerja

Pemeriksaan,pemagang harus mengerti terhadap bisnis klien.

I. Pemahaman Terhadap Bisnis Klien

Ada tiga perusahaan yang diaudit oleh pemagang. Ketiganya

adalah perusahaan manufaktur yang berada di wilayah kota

Semarang.Berikut penjelasan mengenai ketiga perusahaan tersebut :

PT. X merupakan perusahaan manufaktur, yang terletak di

semarang, perusahaan ini bergerak di bidang produksi minuman syrup.

Distribusi terbesar produk ini berada di kawasan pulau jawa. Penerimaan

kas berasal dari penjualan kredit dan penjualan tunai.

PT Y adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak pada

produksi buku-buku pendidikan.Perusahaan ini merupakan salah satu

perusahaan terbesar yang ada di wilayah jawa tengah. Buku-buku hasil

produksi PT Y dipasarkan di berbagai wilayah Indonesia. Penjualan

21

dilakukan oleh cabang-cabang perusahaan yang ada di setiap wilayah agar

terjadi proses penjualan yang baik. Penjualan juga dilakukan pada sekolah-

sekolah yang membutuhkan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai

maupun kredit tergantung kebijakan perusahaan.

PT Z adalah perusahaan yang mengolah buah mete menjadi oli

rem. Penjualan pada PT Z ini cukup besar, bahkan penjualan juga

dilakukan hingga ke luar negeri. Penjualan keluar negeri ini

mengakibatkan beberapa pencatatan penjualan dan piutang usaha

dilakukan dalam satuan dollar.

II. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada transaksi Penjualan

i. Menentukan sample penjualan yang akan di vouching : pada

perusahaan yang diaudit oleh pemagang sample ini diambil 58 % dari

total populasi penjualan. Untuk penjualan bulan januari dan Desember

harus diambil untuk menjadi sampel. Sisanya diambil dari bulan-bulan

yang memiliki transaksi terbesar.

ii. Vouching pada KKP Penjualan

Prosedur pemeriksaan dengan cara membandingkan transaksi yang

dicatat pada buku besar penjualan dengan bukti-bukti transaksi yang

mendukung. Tekhnik vouching ini dapat juga untuk memeriksa

apakah harga yang dicatat pada faktur penjualan telah sesuai standar

harga yang ada pada perusahaan.

22

Contohnya faktur penjualan, surat jalan dan otorisasi dari pihak pihak

terkait. Contohnya : Faktur penjualan harus di memiliki tanda tangan

dari bagian akuntansi dan kepala gudang. Sehingga dapat

meminimalisir kecurangan. Vouching pada KKP Penjualan ini hanya

diambil 50 % sampel dari total populasi. Teknik vouching yang

dilakukan ini diambil dari penjualan terbesar yang ada pada setiap

bulannya. Pada perusahaan X sampel yang digunakan untuk dilakukan

vouching sebanyak 6 bulan yang memiliki penjualan terbesar,dari 6

bulan sampel tersebut telah mewakili 50 % sampel yang dibutuhkan

auditor untuk melakukan vouching.Sedangkan pada perusahaan Y dan

Z hanya menggunakan 5 bulan sampel penjualan saja karena pada 5

bulan tersebut telah mewakili batas minimal pengambilan sampel.

Prosedur yang dilakukan saat melakukan vouching

iii. Cut off :

Cut off atau bisa juga disebut pisah batas adalah pengujian penyajian

transaksi penjualan untuk memastikan kebenaran penyajian. Prosedur

pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Menentukan sampel

beberapa transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan pertama

tahun berikutnya dan Menelusuri masing-masing penjualan ke

dokumen pengiriman, serta memeriksa tanggal pengiriman aktual

serta akurasi pencatatan.

23

Contohnya adalah dengan cara mengambil sample dari 10 transaksi

penjualan terakhir pada sebelum tanggal 31 desember kemudian

dibandingkan dengan 10 transaksi penjualan pertama yang dicatat

pada jurnal penjualan tahun berikutnya. Pembandingan ini dilakukan

untuk memastikan bahwa transaksi penjualan dicatat pada waktu yang

benar.

Uji pisah batas yang dilakukan auditor pada ketiga perusahaan

klien semuanya sama. Dari ketiga perusahaan yaitu PT X,Y, dan Z

diambil 10 penjualan terakhir sebelum tanggal neraca dan 10

penjualan pertama setelah tanggal neraca. Ketiga perusahaan ini tidak

memiliki kesalahan pencatatan pada pengungkapan laporan penjualan.

iv. Test Keberadaan. Pengujian keberadaan dari penjualan ini adalah

tekhnik pengujian substantif atas transaksi. Berikut adalah beberapa

prosedur yang dilakukan untuk melakukan pengujian keberadaan

penjualan :

1) Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan

dan memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan

penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar

penjualan.

2) Menelusuri sampel jurnal penjualan ke buku besar penjualan.

3) Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan

dan cocokkan kuantitas yang tercantum.

24

4) Menelaah penjualan untuk jumlah yang besar dan jarang

terjadi.

5) Memeriksa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dengan

yaitu dengan melihat akurasi dari faktur dan penetapan harga

dalam faktur tersebut ke daftar/katalog harga yang disetujui.

6) Menentukan apakah termin penjualan telah diterapkan secara

tepat dalam hal pengakuan pendapatan.

7) Memeriksa apakah harga yang tercantum dalam nota kredit

sesuai dengan faktur penjualannya.

Sampel yang diambil untuk mendukung test keberadaan minimal 50 %

dari total populasi penjualan. Sampel penjualan diambil pada tiap bulan dengan

transaksi penjulan terbesar hingga mencapai total sampel minimum.

Uji keberadaan pada PT X dan Y memiliki kesamaan dalam uji

keberadaan penjualan. Uji keberadaan pada kedua perusahaan ini dilakukan

dengan memeriksa faktur penjualan, nomor surat jalan yang telah diotorisasi serta

Dasar Pengenaan Pajak dan PPN. Pada uji keberadaan ini juga dilakukan

pemeriksaan kuantitas serta harga yang tercantum pada faktur penjualan apakah

sesuai dengan yang ada pada rincian penjualan. Sedangkan pada PT Z memiliki

perbedaan pemeriksaan karena dalam penjualannya terdapat penjualan yang

dinyatakan dalam satuan dollar. Hal ini membuat auditor harus mengetahui kurs

yang berlaku saat penjualan ini terjadi.

25

v. Leadsheet Penjualan

Leadsheet Penjualan merupakan saldo penjualan setelah melalui tahap

pemeriksaan, dengan beberapa jurnal penyesuaian/reklasifikasi.

Leadsheet penjualan ini diisi setelah prosedur prosedur yang lain

diatas telah dilakukan. Leadsheet ini membandingkan saldo per audit

dengan saldo yang disajikan oleh klien.

vi. Selisih

Selisih material adalah perbedaan penyajian yang dapat

mempengaruhi keseluruhan penyajian laporan keuangan. Selisih

ini dimungkinkan dapat ditemukan setelah dilakukan prosedur

prosedur audit pada tarnsaksi penjualan. Selisih yang tidak material

dapat diabaikan atau tidak dilkukan penyesuain. Namun, ketika

selisih material, harus dilakukan konfirmasi kepada pihak

manajemen yang kemudian dapat dilakukan adjustment.

2. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada akun Piutang

i. Test Keberadaan . Pengujian keberadaan ini dilakukan untuk

memastikan bahwa piutang yang disajikan memang benar

keberadannya.Test keberadaan ini dapat dilakukan dengan cara

vouching. Berikut adalah prosedur yang dilakukan untuk uji

keberadaan :

26

1) Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan

dan memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan

penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar

penjualan.

2) Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan

dan mencocokkan kuantitas yang tercantum.

Transaksi yang dipilih hanya sampel saja dan minimal 50 % dari total

populasi. Berikut terdapat contoh lampiran yang terlampir pada lampiran 1-3.

Test keberadaan pada ketiga perusahaan klien memiliki kesamaan. Pada

test keberadaan ini dilakukan pemeriksaan pada faktur penjualan, nomor surat

jalan,kuantitas serta total penjualan yang dilakukan pada perusahaan klien.

ii. Breakdown

Breakdown adalah proses pemeriksaan akun piutang dengan

menjabarkan mutasi dari awal tahun hingga akhir tahun periode

audit. Mutasi penambahan piutang harus sesuai dengan penjualan

kredit pada bulan yang bersangkutan dengan mutasi penguarangan

piutang harus sesuai dengan mutasi kas masuk yang dapat dilihat

dalam buku mutasi kas/bank atau rekening koran.

Pada perusahaan X dan Y memiliki kesamaan pada teknik

breakdown ini. Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan

penjualan kredit yang dilakukan pada periode audit dengan

27

rekening koran. Piutang akan bertambah jika penjualan kredit

bertambah, namun jika piutang berkurang maka harus dilihat pada

pelunasan piutang yang bisa dilihat pada rekening koran.

Breakdown pada PT Z memiliki perbedaan dengan PT X dan Y

karena piutang pada PT Z tersebut disajikan dalam satuan dollar.

Sehingga auditor harus mengatahui kurs yang berlaku pada saat

pelunasan dilakukan. Pelunasan yang dilakukan biasanya akan

membuat perusahaan memiliki laba/rugi kurs atas penjualan yang

dilakukan.

iii. Chrosschek

Prosedur crosschek pada akun piutang ini dapat dilakukan dengan

cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada

buku pembantu piutang dengan rekening koran.

Pada PT X,Y, dan Z dilakukan chrosschek untuk meyakinkan

bahwa pelunasan telah benar dilakukan. Prosedur ini dilakukan

dengan cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada

pada buku pembantu piutang dengan rekening koran dari bank.

iv. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bukti audit yang lebih dapat dipercaya

karena data bersumber dari pihak ke-3 yang independen.

Konfirmasi dapat dilakukan dengan mengirimkan surat konfirmasi

positif atau konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalalah surat

28

yang ditujukan kepada debitor yang meminta penerimanya untuk

menunjukkan secara langsung pada surat itu apakah saldo akun

yang dinyatakan sudah benar atau tidak benar dan jika tidak

benar,berapa jumlahnya.

Jika surat konfirmasi tidak kembali sesuai dengan jadwal program

audit maka dilakukan prosedur alternatif. Prosedur alternatif adalah

tindak lanjut terhadap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan

oleh debitor. Prosedur alternatif ini dapat dilakukan dengan

mengecek bukti kas/pelunasan piutang setelah tanggal neraca.

Pada ketiga perusahaan klien semuanya melakukan prosedur

konfirmasi. Konfirmasi dilakukan oleh auditor dengan

mengirimkan surat konfirmasi positif kepada customer dari

perusahaan klien dengan. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada

customer dari klien yang memiliki utang yang cukup besar.

Terdapat sebagian surat konfirmasi yang direspon.Namun jika tidak

ada respon, auditor melakukan prosedur alternatif yaitu dengan

cara memeriksa catatan pelunasan piutang dan rekening koran

untuk memastikan bahwa klien masih memiliki piutang.

v. Leadsheet

Lead sheet Piutang merupakan saldo piutang setelah melalui tahap

pemeriksaan, dengan beberapa jurnal penyesuaian/reklasifikasi.

29

Sama seperi leadsheet penjualan,leadsheet piutang ini juga berisi

pembandingan antara saldo per audit dengan saldo yang disajikan

pihak klien.

30

PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan magang ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU &

REKAN yang berada Semarang. Penulis melakukan kegiatan magang selama 4

bulan dan dilakukan di wilayah Semarang. Kegiatan magang yang dilakukan

selama 4 bulan tersebut telah sesuai dengan ketentuan program studi kami.

Berdasarkan hasil kegiatan magang di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU

& REKAN dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur untuk pengujian audit yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN sudah baik

karena dapat memberikan pemahaman yang baik dalam pengambilan opini dalam

laporan audit. Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN juga dapat

memberikan saran-saran yang baik untuk perusahaan klien sehingga dapat

digunakan oleh perusahaan klien untuk memperbaiki aspek-aspek bisnis klien

yang kurang memadai.

Saran

Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan sebaiknya tetap menggunakan

prosedur audit yang terstruktur seperti saat ini. Auditor juga dapat diberikan

pelatihan-pelatihan khusus atau mengikuti seminar yang dapat menambah

wawasan auditor tentang peraturan-peraturan yang terbaru yang ditetapkan pada

penyusunan laporan keuanganagar opini yang diambil dalam proses audit,

menjadi gambaran hasil audit atas laporan keuangan.

31

DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A,Randall J. Elder,Mark S, Beasly,2008. Auditing dan Jasa

Assurance.Edisi kedua belas, Erlangga, Jakarta.

Guy,Dan M., C. Wayne Alderman,dan Alan J. Winters,2002, Auditing,Edisi

Kelima Jilid 1,Erlangga,Jakarta.

Puradiredja,Mulyadi T, 1998. Auditing, Salemba Empat,Jakarta.

Warren, Carl S, James, M.Reeve dan Philip E, Fess,2006. Akuntansi,Salemba

Empat,Jakarta.