bab i pendahuluan i.1. latar belakang -...

15
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan yang berorientasi atau berbasis kegiatan ekonomi lokal menekankan pada kebijakan pembangunan pribumi (endogenous development policies) yang memanfaatkan potensi sumberdaya manusia lokal, sumberdaya institusional lokal dan sumberdaya fisik lokal. Orientasi ini menekankan pada pemberian prakarsa lokal (local initiatives) dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan kegiatan ekonomi secara luas. Pendayagunaan sumberdaya lokal tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri bersama pemerintah lokal maupun kelompok-kelompok kelembagaan berbasis masyarakat yang ada. Dalam pengembangan ekonomi lokal, keberadaan industri kecil memiliki peranan yang penting. Industri kecil umumnya berkembang karena adanya semangat kewirausahaan lokal. Disamping itu aktifitas ekonomi industri kecil lebih mengutamakan pemanfaatan sumberdaya lokal, terutama input bahan baku dan tenaga kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan keberaadaan industri kecil dapat berpotensi sebagai penggerak tumbuhnya kegiatan ekonomi lokal di suatu wilayah. Dalam pemberdayaan industri kecil tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara masyarakat dan swasta. Salah satu strategi pengembangan industri kecil untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah kemitraan usaha. Kemitraan usaha juga merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan lokalitas dengan memadukan, mengorganisasi dan mentransformasi seluruh potensi lokal yang ada. Melalui kemitraan, seluruh potensi ekonomi lokal dan aspek-aspek lain terutama aspek pemasaran dan pendanaan dapat dipadukan sehingga dapat menciptakan sinergi pembangunan. Kabupaten Gunungkidul merupakan bagian dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di bagian Tenggara. Secara geografis wilayah kabupaten Gunungkidul didominasi oleh perbukitan dan pegunungan kapur dengan

Upload: truongkhue

Post on 12-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan yang berorientasi atau berbasis kegiatan ekonomi lokal

menekankan pada kebijakan pembangunan pribumi (endogenous development

policies) yang memanfaatkan potensi sumberdaya manusia lokal, sumberdaya

institusional lokal dan sumberdaya fisik lokal. Orientasi ini menekankan pada

pemberian prakarsa lokal (local initiatives) dalam proses pembangunan untuk

menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan kegiatan ekonomi

secara luas. Pendayagunaan sumberdaya lokal tersebut dilakukan oleh masyarakat

itu sendiri bersama pemerintah lokal maupun kelompok-kelompok kelembagaan

berbasis masyarakat yang ada.

Dalam pengembangan ekonomi lokal, keberadaan industri kecil memiliki

peranan yang penting. Industri kecil umumnya berkembang karena adanya

semangat kewirausahaan lokal. Disamping itu aktifitas ekonomi industri kecil

lebih mengutamakan pemanfaatan sumberdaya lokal, terutama input bahan baku

dan tenaga kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan keberaadaan industri kecil

dapat berpotensi sebagai penggerak tumbuhnya kegiatan ekonomi lokal di suatu

wilayah.

Dalam pemberdayaan industri kecil tidak hanya menjadi tanggungjawab

pemerintah saja, akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara

masyarakat dan swasta. Salah satu strategi pengembangan industri kecil untuk

mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah kemitraan usaha. Kemitraan

usaha juga merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan lokalitas dengan

memadukan, mengorganisasi dan mentransformasi seluruh potensi lokal yang ada.

Melalui kemitraan, seluruh potensi ekonomi lokal dan aspek-aspek lain terutama

aspek pemasaran dan pendanaan dapat dipadukan sehingga dapat menciptakan

sinergi pembangunan.

Kabupaten Gunungkidul merupakan bagian dari Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang berada di bagian Tenggara. Secara geografis wilayah kabupaten

Gunungkidul didominasi oleh perbukitan dan pegunungan kapur dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

2

mayoritas penduduknya hidup dari bercocok tanam dan sebagai buruh.

Dengan kondisi geografis wilayah tersebut dan daya dukung lahan yang minim

maka sektor pertanian tanaman pangan tidak dapat dijadikan andalan sumber

ekonomi masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, dukungan kuantitas sumber

daya manusia dan potensi sumber daya alam maka sektor industri khususnya

industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam mendukung

perekonomian Kabupaten Gunungkidul.

Disamping itu Kabupaten Gunungkidul merupakan hinterland Yogyakarta

dan Surakarta dimana kedua kota ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata dan

memiliki hubungan antar wilayah, nasional dan internasional. Peluang ini dapat

dimanfaatkan sebagai orientasi pasar bagi produk industri kerajinan Gunungkidul.

Industri kerajinan yang ada di Kabupaten Gunungkidul meliputi industri

kerajinan topeng dan batik kayu, industri kerajinan ornamen dari batu putih,

industri kerajinan perak dan industri kerajinan bambu. Oleh Pemerintah

Kabupaten Gunungkidul telah dilakukan pengembangan dengan membentuk

sentra-sentra industri kerajinan. Akan tetapi dampak dari pengembangan industri

ini belum memberikan sumbangan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi

masyarakat.

I.2. Rumusan Persoalan

Keberadaan industri kecil kerajinan di Kabupaten Gunungkidul ini

ternyata belum mampu mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Jika

dilihat dari jumlah unit industri kecil sebanyak 4.253 buah dan jumlah tenaga

kerja yang terserap 9.829 orang (data jumlah industri Disperindagkop

Gunungkidul 2006) dapat dikatakan industri kecil kerajinan ini dapat menjadi

basis ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan data tersebut, industri kecil

kerajinan dapat menjadi sektor strategis untuk Pengembangan Ekonomi Lokal

Kabupaten Gunungkidul, akan tetapi hal ini belum terwujud.

Permasalahan yang dihadapi pengusaha industri kerajinan adalah

lemahnya posisi tawar pengrajin dalam memasarkan produk kerajinan karena

produk yang dihasilkan masih bersifat job order (berdasarkan pesanan). Hal ini

menyebabkan ketergantungan pengusaha industri pada pembeli/eksportir sangat

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

3

tinggi. Disamping itu lemahnya akses terhadap informasi pasar, teknologi, modal

karena belum ada kerjasama antar sesama pengusaha sehingga menyebabkan

industri kecil kerajinan kurang berkembang. Dukungan pembinaan dan

pengembangan dari pemerintah seringkali kurang tepat sasaran yang belum

memahami kebutuhan dari industri itu sendiri. Masyarakat dalam hal ini

perguruan tinggi dan lembaga kemasyarakatan lainnya kurang memberi perhatian

pada pengembangan industri kecil kerajinan.

Keberhasilan suatu usaha sangat membutuhkan kerjasama dengan berbagai

pihak. Untuk itu agar industri kecil kerajinan ini berkembang maka membutuhkan

kerjasama melalui kemitraan yang saling membutuhkan, saling mendukung dan

saling menguntungkan antar berbagai pihak.

Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah:

1. Bagaimana kemitraan yang terbentuk antar stakeholders dalam

pengembangan industri kecil kerajinan.

- Bagaimana kemitraan antar pengusaha industri kecil kerajinan yang

ada dalam sentra industri

- Bagaimana pola kemitraan antara industri kecil kerajinan dengan

pedagang/eksportir, BUMN, Asosiasi/Yayasan

- Bagaimana kemitraan antara industri kecil kerajinan dengan perguruan

tinggi dan LSM

- Bagaimana kemitraan industri kecil kerajinan dengan pemerintah.

2. Faktor – faktor apa yang menyebabkan kemitraan antar stakeholders

belum maksimal.

I.3. Tujuan dan Sasaran

Studi ini bertujuan untuk melihat pola kemitraan antar stakeholders dalam

upaya pengembangan industri kecil kerajinan di Kabupaten Gunungkidul.

Adapun sasaran dari studi ini adalah :

1. Teridentifikasi kemitraan antar industri kecil kerajinan

2. Teridentifikasi kemitraan antara pelaku usaha industri kecil kerajinan

dengan pihak swasta (pedagang/eksportir, BUMN dan Asosiasi)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

4

3. Teridentifikasi kemitraan perguruan tinggi, lembaga kemasyarakatan

dengan industri kecil kerajinan

4. Teridentifikasi kemitraan antara pemerintah dan industri kecil kerajinan

5. Teridentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kemitraan antar

stakeholders belum maksimal

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk pengkajian lebih

lanjut dalam pengembangan industri kecil kerajinan sebagai basis pengembangan

ekonomi lokal. Keberhasilan pengembangan ekonomi lokal melalui

pengembangan industri kecil kerajinan harus didukung dengan hubungan

kerjasama antar berbagai pihak. Dengan mengetahui pola kemitraan yang terjadi

antar stakeholders maka diharapkan dapat diambil kebijakan-kebijakan yang tepat

bagi pengembangan industri kecil kerajinan.

I.5. Ruang Lingkup

I.5.1. Ruang Lingkup Wilayah

Studi ini mengambil kasus pada sentra industri kecil kerajinan di

Kecamatan Patuk dan Semanu. Di Kecamatan Patuk terdapat industri kecil

kerajinan batik kayu dan topeng, industri kerajinan bambu dan industri kerajinan

ornamen dari batu di Kecamatan Semanu. Sentra industri kecil kerajinan di kedua

kecamatan ini telah berorientasi ekspor. Keberadaan industri kecil kerajinan di

sentra-sentra industri tersebut telah menjadi aktivitas utama kegiatan ekonomi

penduduk. Akan tetapi keberadaan industri kerajinan ini belum dapat memberikan

peningkatan kesejahteraan penduduk dan belum berkontribusi pada

pengembangan wilayah.

Berikut ini adalah peta orientasi wilayah studi Kabupaten Gunungkidul

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

5

Gambar I.1. Peta Orientasi Wilayah Studi Kabupaten Gunungkidul

I.5.2. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah :

1. Kemitraan antar stakeholders dalam studi ini meliputi pola kemitraan

yang dibutuhkan dalam pengembangan industri kecil kerajinan

2. Lingkup stakeholders dalam studi ini meliputi pihak pemerintah

(Disperindagkop Gunungkidul) dan industri kecil kerajinan,

pedagang/eksportir, BUMN, Asosiasi/Yayasan, pihak perguruan tinggi

dan LSM. Kelompok stakeholders ini akan dilakukan analisis

stakeholders untuk mendapatkan stakeholders kunci/utama dan

stakeholders pendukunug. Hasil analisis akan dibuat pemetaannya

pada sub bab IV.1.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemitraan dilihat dari alasan yang

dikemukakan oleh responden. Faktor yang diduga adalah faktor

motivasi, minat, kepercayaan, komunikasi yang terbuka, keseimbangan

antara insentif dan resiko, dan kelembagaan.

Sentra Bobung

Sentra Batu & Bambu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

6

I.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini dibagi kedalam; jenis dan tahapan penelitian,

kerangka pemikiran, stakeholders mapping, metode analisis, metode pengumpulan

data, penentuan sampel.

I.6.1 . Jenis dan Tahapan Penelitian

Berdasarkan sifat-sifat masalah, penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, dan

juga menyajikan data, menganalisis dan juga menginterpretasi.

Tahapan penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Penentuan tema dan lokasi penelitian

b. Penyusunan latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta sasaran yang

hendak dicapai.

c. Penyusunan dan penelurusan literatur yang mendukung studi, diantaranya

adalah yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi lokal, kemitraan

antar industri kecil kerajinan, pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pengembangan industri kerajinan di Gunungkidul.

d. Penyusunan metodologi penelitian yang meliputi penentuan variabel

penelitian, stakeholders mapping, kebutuhan data, teknik perolehan data

dan teknik analisis data.

2. Kegiatan Tahap Survey

Survey dilakukan untuk memperoleh data penelitian melalui berbagai teknik

survey (pengumpulan data) seperti survey data primer (observasi, kuesioner

dan wawancara) dan survey data sekunder (literature review). Hal yang perlu

diperhatikan dalam tahap survey adalah pengurusan perizinan untuk

kepentingan pencarian data baik berupa data primer maupun data sekunder.

3. Tahap kompilasi data

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

7

Setelah memperoleh data yang diperlukan maka tahap selanjutnya adalah

melakukan kompilasi data. Kompilasi data dilakukan secara sistematis dan

teratur berdasarkan lingkup analisis yang digunakan.

4. Tahap analisis

Kegiatan analisis merupakan tahap tindak lanjut dari hasil pengumpulan data

yang sebelumnya telah dikompilasikan untuk memperoleh hasil keluaran studi

yang diharapkan. Dalam tahap analisis diterapkan beberapa teknik analisis

yang telah ditetapkan dalam tahap proses persiapan studi.

5. Tahap penutup

Tahap penutup merupakan bagian akhir dari studi yang dilakukan. Pada tahap

penutup dijelaskan secara singkat berbagai hasil pembahasan yang merupakan

jawaban dari rumusan masalah sehingga tujuan dilakukannya studi penelitian

tercapai. Disamping itu dalam bagian ini juga diberikan beberapa arahan

pengembangan industri kecil kerajinan sebagai basis pengembangan ekonomi

lokal.

I.6.2. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran secara sistematis dapat dilihat sebagai

berikut:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

8

Gambar I.2. Kerangka pemikiran studi

LATAR BELAKANG Pengembangan Ekonomi Lokal Industri kecil berpotensi sebagai penggerak

kegiatan ekonomi lokal Strategi pengembangan industri dalam PEL

adalah kemitraan usaha

PERMASALAHAN Industri kecil kerajinan belum berkembang

sesuai harapan Belum adanya kerjasama melalui kemitraan

sehingga posisi tawar rendah

PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimana kemitraan yang terbentuk antar stakeholders dalam pengembangan

industri kecil kerajinan Faktor – faktor apa yang menyebabkan kemitraan antar stakeholders belum

maksimal.

PENGUMPULAN DATA

DATA SEKUNDER Data Industri Renstra Dinas Perindagkop

DATA PRIMER Wawancara kepada stakeholders

kunci/utama Wawancara kepada stakeholders

pendukung

STAKEHOLDERS MAPPING Pemerintah Industri Kecil Kerajinan Swasta (Pedagang/Eksportir,BUMN,Asosiasi) Perguruan Tinggi dan LSM

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Analisis Kemitraan antar Stakeholders dalam Pengembangan Industri Kecil Kerajinan

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kemitraan belum maksimal

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Arahan Peningkatan Kemitraan antar Stakeholders dalam Pengembangan IKK

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

9

I.6.3. Stakeholders Mapping

Tahapan ini bertujuan untuk mencari stakeholders kunci yang dijadikan

narasumber wawancara (responden kunci). Stakeholders diidentifikasi dari pihak-

pihak yang memiliki kepentingan dan atau pengaruh terhadap pengembangan

industri kecil kerajinan serta pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten

Gunungkidul

I.6.4. Metode Analisis

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang digunakan

untuk mengidentifikasi kemitraan antar stakeholders dalam pengembangan

industri kecil kerajinan sebagai basis pengembangan ekonomi lokal Kabupaten

Gunungkidul.

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Analisis kualitatif untuk melihat pola kemitraan antar stakeholders dalam

pengembangan industri kerajinan

2. Analisis kualitatif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan

kemitraan antar stakeholders belum maksimal.

Untuk mendukung analisis di atas indikator kemitraan yang dibutuhkan dalam

pengembangan industri kecil kerajinan dapat dilihat pada tabel I.1. Indikator

kemitraan ini berdasarkan pola kemitraan yang terjadi dalam pengembangan

industri kecil yang diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang

Usaha Kecil yang penjelasannya pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan dan bentuk kemitraan lainnya yang

disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan industri kecil oleh Mudrajat Kuncoro,

2000.

Untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kemitraan belum maksimal

berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan responden dari hasil wawancara.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

10

Tabel I.1 : Indikator Kemitraan antara industri kecil kerajinan dengan stakeholders No Stakeholders Kemitraan yang dibutuhkan dalam

pengembangan industri 1. Industri - Kemitraan dalam pengadaan bahan baku

- Subkontrak - Kemitraan dalam pemanfaatan teknologi - Kemitraan dalam pengembangan teknik

produksi - Kemitraan dalam akses permodalan - Kemitraan dalam promosi & pemasaran

2. Pedagang/Eksportir, BUMN, Asosiasi/yayasan

- Pola bapak angkat - Kredit bunga lunak - Subkontrak - Perdagangan umum - Ventura - Waralaba - Keagenan

3 Perguruan Tinggi dan Lembaga Masyarakat

- Kemitraan dalam desain produk kerajinan - Kemitraan dalam pelatihan tenaga kerja - Kemitraan dalam pemanfaatan Teknologi

Tepat Guna - Kemitraan dalam pelatihan teknik produksi &

pengelolaan administrasi - Kemitraan dalam fasilitasi pada akses

permodalan 4 Pemerintah - Pendidikan & Pelatihan

- Bantuan Modal & Peralatan - Penelitian & Pengembangan teknologi produksi - Perantara industri kecil kerajinan dengan bapak

angkat & Buyer - Pelayanan informasi & konsultasi - Fasilitasi Promosi produk industri kecil

kerajinan

Sumber : Diolah dari UU No.9 Tahun 1995 & PP 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan ; Kuncoro, 2000

I.6.5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung kebutuhan data dalam tahap analisis, maka digunakan

dua metode pengumpulan data, yaitu :

a. Pengumpulan data sekunder ; survey dilakukan dengan mencari referensi dari

pustaka – pustaka, kantor/instansi yang berhubungan dengan materi penelitian.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

11

b. Pengumpulan data primer ; bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan antar

stakeholders dalam pengembangan industri kecil kerajinan dan faktor – faktor

yang menyebabkan kemitraan belum maksimal. Pengumpulan data primer ini

dilakukan dilapangan dengan meneliti (observasi) secara langsung pada obyek

yang diteliti dan dilakukan dengan cara, yaitu :

Wawancara awal dilakukan kepada informan kunci/stakeholders utama yaitu:

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Ginungkidul untuk memperoleh informasi mengenai

kebijakan/program yang berhubungan dengan pengembangan industri

kecil kerajinan

Pemilik usaha industri kecil kerajinan untuk memperoleh informasi

mengenai kerjasama dibidang pemasaran, pemasok bahan baku,

pemanfaatan teknologi, produksi, pola kemitraan dengan swasta dan

masyarakat.

Wawancara selanjutnya kepada stakeholders pendukung sesuai

arahan/informasi dari stakeholders kunci/utama

Pedagang atau pembeli produk kerajinan untuk memperoleh informasi

mengenai pola kemitraan yang terjadi dengan industri kecil kerajinan

Pengusaha besar/BUMN untuk memperoleh informasi pola kemitraan

yang telah dilakukan dengan industri kecil kerajinan

Pihak perguruan tinggi dan lembaga masyarakat untuk memperoleh

informasi mengenai bentuk kemitraan yang telah dilakukan dengan

industri kecil kerajinan

Mengenai kebutuhan data, sumber data dan sebagainya dapat dilihat pada tabel

I.2 dibawah ini :

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

12

Tabel. I.2. Matriks kebutuhan data, metode pengumpulan data dan sumber data

Sasaran Pertanyaan Penelitian Data/Informasi yang dibutuhkan Metode Pengumpulan Data Sumber Metode Analisis Teridentifikasi kemitraan antar industri kerajinan

Bagaimana kemitraan antar industri kecil kerajinan di dalam sentra

- Kemitraan dalam pengadaan bahan baku

- Subkontrak - Kemitraan dalam pemanfaatan

teknologi - Kemitraan dalam akses

permodalan - Kemitraan dalam promosi &

pemasaran

Survey Primer - Wawancara dengan pelaku industri

kecil kerajinan.

- Pelaku Usaha industri kecil kerajinan

Analisis Deskriptif kualitatif yang menjelaskan pola kemitraan yang terjadi antar stakeholders

Teridentifikasi kemitraan antara industri dengan pedagang /eksportir, BUMN, Asosiasi/Yayasan

Bagaimana pola kemitraan yang terjadi antara industri kecil dengan pedagang /eksportir, BUMN, Asosiasi/Yayasan

- Pola bapak angkat - Kredit bunga lunak - Subkontrak - Perdagangan umum - Ventura - Waralaba - Keagenan

Survey Primer - Wawancara dengan pelaku industri

kecil kerajinan & pedagang/eksportir

- Pelaku Usaha industri kecil kerajinan

- Pedagang/Eksportir - BUMN yang

bermitra - Asosiasi/Yayasan

Teridentifikasi kemitraan antara industri kecil kerajinan dengan perguruan tinggi, lembaga masyarakat

Bagaimana bentuk kemitraan yang telah dilakukan perguruan tinggi dan lembaga masyarakat dalam pengembangan industri kerajinan

- Kemitraan dalam desain produk kerajinan

- Kemitraan dalam pelatihan tenaga kerja

- Kemitraan dalam pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG)

- Kemitraan dalam pelatihan teknik produksi & pengelolaan administrasi

- Kemitraan dalam fasilitasi pada akses permodalan

Survey Primer - Wawancara dengan pelaku usaha

industri kecil kerajinan & lembaga perguruan tinggi, lembaga masyarakat

- Pelaku Usaha industri kecil kerajinan

- PT yang ada di Jogja & Gunungkidul

- Lembaga masyarakat

Teridentifikasi kemitraan antara pemerintah dan industri kerajinan

Bagaimana kemitraan antara industri kerajinan dengan pemerintah

- Pendidikan & Pelatihan - Bantuan Modal & Peralatan - Penelitian & Pengembangan teknologi produksi - Perantara ind.kecil kerajinan

dengan bapak angkat & Buyer - Pelayanan informasi &

konsultasi - Fasilitasi Promosi produk

industri kecil kerajinan

Survey Sekunder - Data Industri - Data Program bantuan

pengembangan industri kecil Survey Primer Wawancara dengan Dinas Terkait (Disperindagkop, UPT Balai Bisnis DIY)

Disperindagkop,UPT Balai Bisnis

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

13

I.6.6. Penentuan Sampel

Sampel merupakan bagian – bagian dari populasi yang menjadi obyek

sesungguhnya dari suatu penelitian. Sedangkan metodologi untuk menyeleksi individu-

individu masuk kedalam sampel yang representatif disebut sampling. Teknik sampling

yang digunakan adalah Snowball sampling yang merupakan teknik multi tahapan

dimulai dengan satu atau sedikit orang atau kasus kemudian meluas sehingga

membentuk keterkaitan satu sama lain. Teknik ini dimulai dengan pengambilan sampel

secara sengaja dengan wawancara pada informan kunci yang memberi informasi untuk

pengambilan sampel berikutnya. Selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang

diperoleh dari sampel sebelumnya, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang

dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Besarnya sampel tidak dapat

ditentukan sebelumnya. Unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai

kepada taraf jenuh yaitu ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi baru.

Dalam studi ini, sampel yang digunakan merupakan stakeholders yang berperan

dalam pengembangan industri kecil kerajinan di Kabupaten Gunungkidul. Daftar

stakeholders tersebut dapat dilihat pada hasil pemetaan stakeholders pada Bab IV.

Responden yang pertama diwawancarai adalah Kasubdin Perindustrian Dinas

Perindagkop Kabupaten Gunungkidul yaitu Ibu Dra. Siwi Iriyanti, Msi. Berdasarkan

informasi dari ibu Siwi dilanjutkan wawancara dengan pengrajin sentra industri kecil

kerajinan topeng dan batik kayu di Bobung, pengrajin sentra industri kecil kerajinan

ornamen batu dan sentra industri kecil kerajinan bambu di Semanu. Wawancara dengan

pedagang/eksportir, BUMN dan Asosiasi/Yayasan dilakukan berdasarkan informasi dari

pengrajin yang ada di ketiga sentra industri kecil kerajinan tersebut. Akan tetapi tidak

semua pedagang/eksportir, BUMN yang bekerjasama dengan pengrajin di wawancarai

disebabkan keterbatasan waktu dan biaya penelitian terutama dalam proses pengurusan

perizinan untuk penelitian yang disyaratkan oleh BUMN dan perusahaan ekspor yang

membutuhkan waktu yang lama. Kendala lainnya sebagian perusahaan ekspor berada

diluar DIY. Wawancara dengan Disperindagkop DIY dan UPT Balai Bisnis DIY sebagai

tambahan informasi untuk mengetahui kebijakan pengembangan industri kecil di

Gunungkidul. Bagan alur responden wawancara dapat dilihat pada Gambar I.3 berikut

ini:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

14

Gambar I.3. Bagan pemetaan penentuan sampel

Minorita Sie PIKM

Disperindagkop DIY

Umi Retnaningtyas UPT Balai Bisnis

DIY

Dra. Siwi Iriyanti, MSi Kasubdin Perindustrian

Pengrajin Sentra Bobung

(10 Pengrajin)

Pengrajin Sentra Ornamen Batu (10 Pengrajin)

Pengrajin Sentra Bambu

(4 Pengrajin)

PT. Mirota Batik (Pedagang Kerajinan)

PT. Batik Keris (Pedagang Kerajinan)

PT. BNI Persero (BUMN)

PT. APIKRI (Asosiasi Kerajinan)

Sanggar Peni (Pedagang/Eksportir)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/668/jbptitbpp-gdl-risnamhasa-33385-2... · industri kerajinan berpotensi untuk dikembangkan

15

I.7. Sistematika Pembahasan

Susunan penulisan terdiri dari

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup studi serta metodologi penelitian

yang dilakukan.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas landasan teori yang terdiri dari teori tentang konsep

pengembangan ekonomi lokal, peranan industri kecil kerajinan dalam

pengembangan ekonomi lokal, kemitraan usaha, kajian pengumpulan data,

stakeholders dan metode analisis

Bab III GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini berisi tentang gambaran karakteristik industri di Gunungkidul dan

sentra industri kerajinan di Gunungkidul.

Bab IV KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN

INDUSTRI KECIL KERAJINAN

Bab ini berisi tahapan analisis yang diawali dengan pemetaan stakeholders

dalam pengembangan industri kecil kerajinan, identifikasi pola kemitraan

antar stakeholders dalam pengembangan industri kecil kerajinan, analisis

kemitraan antar stakeholders dalam pengembangan industri kecil kerajinan

serta analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemitraan antar stakeholders.

Bab V KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DAN ARAHAN

PENINGKATANNYA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL

KERAJINAN

Bab ini berisi uraian kesimpulan yang merupakan tujuan studi berdasarkan

temuan-temuan studi, rekomendasi, keterbatasan studi serta saran studi

lanjutan.