bab i pendahuluan - digilib.uns.ac.id/peren... · 2. peraturan beton bertulang indonesia (pbbi)...
TRANSCRIPT
Perencanaan struktur gedung komplek kolam renang
Sukarno I.8500087
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya laju perkembangan pembangunan dunia Teknik Sipil menuntut
bangsa Indonesia untuk menanggapi segala kemajuan dan tantangan yang
diakibatkan oleh perkembangan pembangunan tersebut. Hal itu dapat terpenuhi
apabila sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia mempunyai
kualitas pendidikan yang tinggi, yang mampu bersaing dalam dunia
pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana terpenting untuk
meningkatkan kecerdasan bangsa.
Untuk itu, Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta mencobamerealisaikan hal tersebut diatas
dengan memberikan tugas perencanaan gedung bertingkat kepada mahasiswa
yang menempuh Tugas Akhir, dengan maksud agar sumber daya manusia yang
dihasilkan mampu bersaing di dunia kerja.
B. Maksud dan Tujuan Tuigas Akhir
Menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern dan arus
globalisasi yang semakin deras, kehadiran seorang teknisi yang menguasai ilmu
dan ketrampilan dibidangnya sangat diperlukan. Program Diploma Tiga Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah
satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan menghasilkan ahli madya
teknik yang berkualitas, bertanggung jawab dan kreatif dalam menghadapi masa
depan dan berperan serta dalam menyukseskan program pembangunan nasional.
Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta memberikan tugas akhir perencanaan gedung bertingkat
dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi gedung bertingkat sederhana
yang ekonomis dan aman.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian, dan
pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
3. Mahasiswa dapat terangsang daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah
yang berhubungan dengan perencanaan struktur gedung.
C. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui konsep-konsep dasar berdasarkan data-data yang
diperoleh untuk merencanakan suatu bangunan.
2. Bagaimana melakukan perhitungan struktur dengan tingkat ekonomis dan
keamanan yang memenuhi syarat yang terkait.
D. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penulisan
Tugas Akhir ini, permasalahan kami batasi sebagai berikut :
1. Perencanaan hanya terbatas pada struktur utama gedung saja.
2. Struktur gedung dari beton bertulang non prategang dan bersifat elastis.
3. Beban gempa tidak diperhitungkan.
4. Beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup, dan beban angin.
Sebagai pokok pembahasan dalam tugas akhir ini adalah untuk dapat
mewujutkan jawaban dari rumusan masalah diatas. Adapun pokok bahasan tugas
akhir adalah:
1. Perencanaan Atap
2. Perencanaan Tangga
3. Perencanaan Pelat Lantai dan Tribun
4. Perencanaan Dinding
5. Perencanaan Portal
6. Perencanaan Pondasi
7. Kolam Renang
8. Instalasi Bangunan
E. Spesifikasi Perencanaan
1. Spesifikasi Bangunan
Secara umum perencanaan bangunan ini adalah sebagai berikut :
a. Fungsi bangunan : Gedung Komplek Kolam Renang
b. Macam bangunan : Tribun Utama, Ruang Ganti, Tribun Bebas,
Kantin, Kabin dan Mushola
c. Luas bangunan : 2.952 m2
d. Jumlah lantai : 2 Lantai
e. Tinggi antar lantai : 380 cm
f. Konstruksi atap : Kuda-kuda Konstruksi Baja
g. Penutup atap : Genteng dan Asbes
h. Jenis pondasi : Foot Plate
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu baja tulangan : U 24
b. Mutu beton (f’c) : 25 Mpa
c. Mutu baja profil : Bj 37
d. Tegangan geser tanah (s) : 0,4 Mpa
F. Peraturan yang digunakan
Dalam perencanaan gedung bertingkat komplek kolam renang dalam tugas
akhir ini menggunakan berbagai peraturan sebagai berikut :
1. Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
(SKSNI T-15-1991-03)
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971
3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983
4. Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan
5. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
G. METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
pada perencanaan ini adalah metode analisa. Adapun yang dilakukan meliputi
analisa terhadap beban yang bekerja, asumsi perletakan yang dilakukan, analisa
struktur yang digunakan maupun penampang yang digunakan.
1. Atap
a. Beban yang bekerja : beban mati, beban hidup, dan beban angin.
b. Asumsi perletakan sendi, rol.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analalisa penampang berdasarkan kekuatan bahan pada kondisi elastis.
2. Tangga
a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.
b. Asumsi perletakan jepit – sendi.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.
3. Plat Lantai
a. Beban yang bekerja : beban mati, dan beban hidup.
b. Asumsi perletakan jepit menerus
c. Analisa struktur dengan menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.
4. Balok Anak
a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.
b. Asumsi perletakan jepit pada tumtuan tengah.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.
5. Portal
a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.
b. Asumsi perletakan jepit pada kaki portal dan bebas pada titik yang lain.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang :
1) Dengan desain kapasitas dimana ragam keruntuhan ditentukan terlebih
dahulu
2) Untuk analisa lentur menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompabilitas tegangan dan regangan.
6. Pondasi
a. Beban yang bekerja : beban aksial dan momen dari analisa struktur portal
akibat beban mati dan beban hidup.
b. Analisa penampang : pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak
setempat.
BAB II
DASAR TEORI
A. DASAR PERENCANAN
1. Jenis Pembebaban
Dalam merencanakan struktur suatu banguan bertingkat digunakan struktur yang
mampu mendukung berat sendiri.,gaya angin, beban hidup maupun beban
khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Berban–beban yang bekerja pada struktur diperhitungkan menurut peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Beban–beban tersebut adalah:
a. Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap. Termasuk segala unsur tambahan ,penyelesian–penyelesaian ,mesin-
mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung itu (PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung
adalah:
1. Bahan bangunan
Beton bertulang = 2400 kg/m3
Pasir = 1800 kg/m3
Beton biasa = 2200 kg/m3
2. Komponen gedung.
Dinding pasangan batu merah setengah bata = 250 kg/m2
Langit-langit dan dinding termasuk rusuk-rusuk
tanpa pengantung = 11kg/m2
Penutup atap genteng termasuk reng dan usuk = 50 kg/m2
Penutup lantai dari tegel,keramikdan betontanpa
Adukan per cm tebal = 24kg/m2
Adukan semen per cm tebal = 21 kg/m2
b. Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang bekerja yang terjadi akibat
penghuni atau pengunan suatu gedung ,termasuk beban-beban pada lantai yang
berasal dari barang-barang yang dapat berpindah ,mesin-mesin serta peralatan
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti
selama masa hidup dari ghedung itu,sehingga mengakibatkan perubahan
pembeban lantai dan atap tersebut. Khususnya pada beban atap beban hidup dapat
termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG1983) Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini di sesuai kan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup
untuk bangunan kantor ini terdiri dari:
1. Beban hidup atap = 100 kg/m2
2. beban hidup bordes dan tangga lantai datar = 300 kg/m2
3. beban lantai untuk pertemuan = 400 kg/m2
c. Beban angin Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih
dalam tekanan udara (PPIUG1983).
Beban angin ditentukan dengan mengangap adanya tekan positif dan
negatif,yang tegak lurus pada bidang yang ditinjau.besarnya tekanan positif dan
negatifyang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan
tiup dengan koefisien-koefisien angin diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk
daerah lautatau ditepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai .pada daerah
tersebut tkanan tiup diambil minimum 40 kg/m2. Sedangkan koefisien angin untuk
gedung tertutup:
1. dinding vertikal.
Dipihak angin = +0.9
Di belajang angin = -0.4
2. Atap segi tiga dan sudut kemiringan a
Dipihah angin = a < 650 = 0.02a -0.4.
650 < a <900 = +0.9
Di belakang angin ,untuk semua a = -0.4
2. Sistem Bekerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem grafitasi,
yaitu elemen struktur yang ada diatas membebani elemen struktur dibawahnya
atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan
menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan kecil. Dengan
demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemenstruktur gedung
bertingkkat secara umum sdapat dinyatakan sebagai berikut:
Beban plat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal,
beban balok p0ortal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian
diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.
3. Provisi Keamanan.
Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki
cadangan kekuatan memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal.
Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampuan beban dan faktor reduksi (ø), yaitu untuk
memperhiotungkan kekurangan mutu bahan dilapangan . Pelampuan beban capat
terjadi akibat perubahan dari pengunan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiranyang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan .Sedangkan
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
kekuatan bahan, pengerjan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Tabel II.1 Faktor pembebanan ( U )
No Kombinasi Beban Faktor U
1 D, L 1,2 D + 1,6 L
2 D, L, W 0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )
3 D, W 0,9 D + 1,3 W
Keterangan : D : beban mati
L : beban hidup
W : beban angin
Tabel II. 2 Faktor Reduksi Kekuatan ( F )
No. Kondisi Gaya F
1. Lentur, tanpa beban aksial 0,80
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80
3. Aksial tekan, aksial tekan dengan lentur 0,65 – 0,80
4. Geser dan torsi 0,60
5. Tumpuan pada beton 0,70
B. JARAK TULANGAN DAN SELIMUT BETON
Karena kandunga agregat kasar untuk beton struktur seringkali berisi
agregat kasar berukuran lebih 2 cm , maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehinga timbul rongga-rongga pada beton.Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatanya dalam kasus kebakaran ,maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama
pada pedoman beton 1983 adalah sebagai berikut:
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db
atau 25mm,dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis atau lebih ,tulangan
pada lapis atas harus diletakan tepat diatas tulangan dibawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 2.5 cm.
C. PERENCANAAN ATAP
1. Batang Tarik.
Tegangan rata-rata pada batang tarik didapat dari gaya yang bekerja dibagi
luas penampang bersih, tegangan tidak boleh lebih besar dari tegangan dasar
untuk penampang yang tidak berlubang dan tidak boleh lebih besar dari 0,75 x
tegangan ( s dasar ) untuk penampang yang berlubang (PPBBI 1984 pasal 3.3.1).
s = AP
≤ 0.75 sdasa
2. Batang Tekan
Comment [gc1]:
Comment [gc2]:
Batang tekan perlu direncanakan sedemikian rupa agar tidak terjadi tekuk
atau supaya terjamin stabilitasnya (PPBBI 1984 pasal 4.1.1). Diperlihatkan
dengan persamaan berikut :
ω x AN
≤σ dasar (
Dimana :
N = Gaya tekan pada batang tersebut (kg)
A = Luas penampang (cm2)
σ = Tegangan dasar (kg/cm2)
ω = Faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan dan macam bajanya
Harga ω tergantung pada kelangsingan (λ) dan jenis bajanya. Besaran ini dapat
dihitung dengan persamaan:
λ = ixlk
λg = π p x 7,0
E
λs = π x gl
l
Untuk λs ≤ 0,183 ω = 1
0,183 ≤ λs ≤ 1 ω = s - 593,1
41.1l
λs ≥ 1 ω = 2,381 λs2
dimana :
lk = Panjang tekuk batang tersebut
ix = Jari-jari kelembaman batang
3. Gording
Gording yang dipakai dalam bangunan ini direncanakan mengunakan jenis
bajakanal [. Kontrol terhadap tegangan diketahui dengan dengan rumus (PPBBI
1984):
σ2 = 22 )ZyMy
( )( +ZxMx
dengan σ< τijin (1600 kg/cm2)
Lendutan ijin maksimum diperoleh dengan membagi panjang lengkung
dengan 250.
Zijin= 2501
x L
Sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumumus :
ZX = )I x E x 48
L x P( )
I x E x 384L x q x 5
(y
3x
y
4x +
ZY = )I x E x 48
L x P( )
I x E x 384
L x q x 5(
x
3y
x
4y +
Z = 2y
2 Z +xZ
Dan gording aman jika Z < Zijin
4. Sambungan
Sambungan yang digunakan dalam laporan ini direncanakan mengunakan
alat sambung baut. Dengan dipakainya baut maka harus dipakai baut plat
penyambung ,yang tebalnya ditentukan dengan rumus:
S= 0.625 d
Dimana :
D = diameter baut
S = Tebal plat penyambung
Kekuatan dari baut ditentukan oleh rumus:
Pgeser = ¼ x d2 x σgeser
Pdesak = d x s 1.5 x σijin
Sedangkan yang menentukan dalam perhitungan jumlah baut tiap
sambungan adalah kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang
memiliki hasil lebih kecil dengan cara beban maksimal yang ditahan oleh batang
dibagi dengan kekuatan baut yang terkeciltersebut.
5. Jarak baut
Jarak antara sumbu paling luar ke ytepi atau keujung bagian yang
disambung ,tidak boleh kurang dari1.5d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau
6t, dimanat adalah tebal terkecil dari bagian yang disambungkan.
Pada sambungan yang tetrdiri suatu baris baut jarak dari sumbu kesumu dari
2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2.5d dan tidak boleh lebih 7d atau
14t.
Jika sambungan terdiri dari satu baris baut yang tidak berseling , maka jarak
antara kedua baris tidak boleh kurang 2.5d dan tidak boleh lebih besar 7d atau
14t.
2.5d < s,7datau 14t
2.5d< v ,7d atau 14t
1.5d < s1 < 3d atau 6t
dimana :
d = diameter alat sambung
t = bagian terkecil dari bagian yang di sambung.
D. PERENCANAAN BETON
1. Perencanaan Pelat Lantai
Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan penulangan lantai
adalah
1. Menentukan tebal pelat lantai
2. Menghitung beban mati, beban hidup, beban berfaktor
Qu = 1,2 qd + 1,6 ql
3. Menentukan momen yang bekerja
4. Menghitung tulangan
- dengan menggunakan d efektif
- dx = h – p - f21
- dy = h - p - Φ - f21
- ρb = fy 600
600 x
x cf' x 85,0 1
+fyb
- ρmax = 0,75 ρb
- ρmin = 0,002 (untuk plat)
- menghitung tulangan
- menentukan Mu
- Mn = f
Mu
- Rn = 2d x b
Mn
- m = cf' x 85,0
fy
- ρ = )fy
Rn m x 2 - 1 - (1
1m
- Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal
- Jika ρ < ρmin dipakai ρmin
- As = ρ . b . d
2. Penentuan Dimensi Balok
Langkah pertama yang dilakukan untuk pendemensian balok adalah
menentukan besarnya gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur untuk kemudian
hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak
Jika ternyata kekuatan yang dicapai tidak memenuhi syarat kekuatan maka
perlu diadakan perencanaan ulang untuk menentukan dimensi balok tersebut.
Secara garis besar perhitungan balok identik dengan perhitungan tulangan pelat.
Adapun tahap-tahap perhitungan disajikan dalam diagram berikut :
TENTUKAN SYARAT-SYARAT BATAS
TENTUKAN PANJANG BENTANG
TENTUKAN UKURAN BALOK
3.
4. Perencanaan Tiang ( kolom )
Didalam “Struktur Beton 1” karangan Ir. Supardi dijelaskan bahwa unsur
struktur yang digunakan untuk mendukung lentur dan aksial adalah kolom. Kolom
terutama digunakan sebagai unsur tekan, sedangkan momen lentur digunakan
sebagai gaya tambahan yang dapat bekerja satu arah atau dalam dua arah.
Kolom beton bertulang pada umumnya terdiri atas baja tulangan
longitudinal dan baja pengikat yang memberikan perkuatan lateral pada tulangan
longitudinal. Penulangan pengikat sangat mempengaruhi sifat kolom sehingga
pada umumnya kolom dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Kolom dengan sengkang yang terpasang pada jarak tertentu, jenis ini lazim
digunakan untuk bentuk kolom tampang persegi atau bujur sangkar.
b. Kolom dengan spiral. Jenis ini lazimnya digunakan untuk tampang berbentuk
lingkaran.
Selain dari pada itu, berdasarkan bahan yang digunakan untuk kolom
dikenal juga kolom komposit. Kolom ini terdiri atas profil baja struktur yang
dikerlilingi oleh tulangan-tulangan longitudinal dengan sengkang atau spiral.
Bentuk komposit yang lain yaitu berupa tabung atau pipa yang diisi dengan beton.
Didalam perencanaan kekuatan kolom juga ditentukan beberapa asumsi
yang digunakan sebagai prinsip perhitungan antara lain :
Distribusi regangan didalam baja tulangan dan beton yang linier yaitu
berbanding lurus dengan jarak terhadap garis netral.
Kekuatan unsur didasarkan pada hitungan yang memenuhi syarat keseimbangan
dan kompabilitas regangan.
Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :
(a) Keruntuhan seimbang, yaitu bila Pn = Pnb
(b) Keruntuhan tarik, yaitu bila Pn > Pnb
(c) Keruntuhan seimbang, yaitu Pn < Pnb
a. Langkah Perencanaan Kolom
1. Hitung Mu, Pu dan e = PuMu
2. Tentukan fc dan fy
3. Tentukan b, h, dan d
4. Hitung Pnb secara pendekatan dengan As = As’ dan keduanya leleh
Maka Pnb = Cc = 0,875 . fc . a . b
Dimana
a = d x fy 600
600 1 +
b
5. Hitung Pnperlu = fPu
bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik
As = )d' - (d
)2
a
2
h - (ePn
fy
+
a = b x cf' x 85,0
Pn
bila Pn > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan
K1 = 0,5 d' -
+d
e
K2 = 1,18 3
2+
dhe
dari rumus Withney diketahui bahwa :
Pn = 21 k
kc
kfy x '
+As
sehinga As’ = kc x kk
Pn x x k ( 1
2
11fy
)
Kc = b x h x fc
Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dichek dengan analisis dan harus memenuhi
Pn ≥ fPu
Keterangan :
As = luas tulangan baja
b = lebar tampang kolom
d = tinggi efektif kolom
d’ = jarak tulangan ke sisi luar beton
e = eksentrisitas
Pn = kapasitas nominal kolom
5. Perencanaan Pondasi
Untuk menahan beban dari struktur bangunan dan menentukan beban
tersebut ke tanah diperlukan sebuah pondasi. Yang mana pondasi dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Dalam perencanaan struktur ini pondasi yang digunakan adalah pondasi
telapak (Foot Plat) yang termasuk pondasi dangkal. Agar pondasi tidak
mengalami penurunan yang signifikan maka diperlukan daya dukung tanah yang
memadahi yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa
mengakibatkan tanah tersebut runtuh dan untuk mengetahui besarnya daya
dukung tanah digunakan persamaan sebagai berikut yaitu Persamaan Terzaghi
yang dirumuskan :
Qu = c Nc + q Nq + 0,5 γ B N γ
Keterangan :
c = Kohesi tanah
q = Df, γ
γ = Berat volume tanah
B = Lebar pondasi
Langkah–langkah perhitungan pondasi adalah sbb;
1. Menentukan kuat daya dukung tanah δ
2. Menentukan berat pondasi ( Pu+ berat pondasi0
3. Mencari luasan pondasi F = pu+berat pondasi/ δtanah
4. Cari Mu , Pu , Q
5. Perhitungan penulangan
Mu = 0.5x Q x L2
Mn = f
Mu
ρ b = fy 600
600 x
x cf' x 85,0 1
+fyb
ρmak = 0.75 x ρ b
ρmin = fy4,1
m = cf' x 85,0
fy
ρ = )fy
Rn m x 2 - 1 - (1
1m
Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal
Jika ρ < ρmin dipakai ρmin
As = ρ . b . d
S = nAs
BAB IV
PERENCANAAN TANGGA
A. Perencanaan Tangga Kantor
Gambar 4a.1. Rencana tangga kantor
Dalam perencanaan tangga memakai jenis tangga dengan satu bordes dan
anak tangga didesain agar nyaman untuk pemakaian maka dipakai :
Tinggi optred : 16 cm
Lebar antred : 28 cm
1. Perhitungan Tebal Pelat
Tan a = 2816
, a = 29,7450
Sin a = 28t
, t = 13,89 cm
Gambar 4a.2 Tebal pelat
equivalen
- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t32
= 89,13.32
= 9,26 cm
- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26 cm
2. Data Perencanaan
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis pagartepi/roling (rr) = 10 Kg/m
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2
(Tabel 2.1)
3. Rumus Pembebanan
Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)
4. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang
a. Pembebanan tangga
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m
- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m
- Berat anak tangga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m
- Berat pagar tepi/ railing = 2.10 = 20 Kg/m
qd = 680,24 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/ orang = 1.300 ql = 300 Kg/m
b. Pembebanan bordes
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m
- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m
- Berat pagar tepi/ railing = 4.10 = 40 Kg/m
qd = 916 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/ orang = 2.300 ql = 600 Kg/m
c. Perhitungan beban berfaktor
1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m
2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m
d. Perhitungan mekanik
Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi
merata
Gambar 4a.2 Rencana tumpuan tangga
Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000 didapatkan hasil
Tabel 4a.1. Momen ultimate tangga
Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah
Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm
Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm
5. Perhitungan Tulangan Tangga
a. Perhitungan Tulangan Tangga Bentang Atas
1). Perhitungan tulangan daerah tumpuan tangga bentang atas
a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil
momen maksimal (ultimate)
Mu = 935,72 Kgm = 9,3572.106 Nmm
b). Direncanakan
Dimana :
h = 140 mm d` = 20 mm
d = h – d` = 120 mm
b = 1000 mm
Diamter tulangan (Ætul) = 12 mm
Diameter sengkang (Æs) = 8 mm
c). Perhitungan
- Mn = F
Mu =
8,010.3572,9 6
= 1,169.107
Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf
4,1 =
3004,1
= 0,00467
- R n = 2bd
Mn =
2
7
120.1000
10.169,1 = 0,8118
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úû
ùêë
é--
300818,0.1176,14.2
11
= 0,00278
d). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan
- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal
- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal
- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan rangkap
maka r = 0,00278 < rmin = 0,0046 , dipakai tulangan tunggal
e). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09
mm2
f). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4
mm2
g). Jumlah tulangan (n) = F
As = 09,1134,560
= 4,9 buah
maka digunakan tulangan 5 buah
h). Jarak antar tulangan (S) = nb
= 5
1000 = 200 mm
i). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm
2). Perhitungs tulangan daerah lapangan tangga bentang atas
a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil
momen maksimal (ultimate)
Mu = 1252,95 Kgm = 1,25295.107 Nmm
b). Perhitungan
- Mn = F
Mu =
8,010.25295,1 7
= 1,473.107 Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf
4,1 =
3004,1
= 0,00467
- R n = 2bd
Mn =
2
7
120.1000
10.474,1 = 1,024 N/mm2
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úû
ùêë
é--
300024,1.1176,14.2
11
= 0,0035
c). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan
- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal
- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal
- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan tunggal/
rangkap
maka r = 0,0035 < rmin = 0,00467 , digunakan rmin
d). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09
mm2
e). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4
mm2
f). Jumlah tulangan (n) = F
As = 09,1134,560
= 4,9 buah maka
digunakan tulangan 5 buah
g). Jarak antar tulangan (S) = nb
= 5
1000 = 200
mm
h). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm
b. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes
Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut
Tabel 4a.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes
Tangga Atas Bordes Tangga Bawah Type Tangga
Tumpuan Lapangn Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangn
Lebar (b) (mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000
Tinggi (h) (mm) 140 140 140 140 140 140
d (mm) 120 120 120 120 120 120
Mu (Nmm) 9,36.106 1,25.107 1,03.107 5,79.106 6,9.106 0,3.106
Mn (Nmm) 1.17.107 1,47.107 1,29.107 7,29.106 8,33.106 1,04.107
Rn (N/mm2) 0,8118 1,024 0,447 0,251 0,599 0,724
rhitung 0,0028 0,0035 0,0015 0,00084 0,002 0,00245
rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467
As htg (mm2) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09
As perlu (mm2) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4
n 5 5 10 10 5 5
S (mm) 200 200 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12-200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12-200
Data :
F`c = 25 Mpa m = 14,1176
Fy = 300 Mpa F = 0,8
rb = 0,04 d` = 20 mm
rmax = 0,03 Ætul = 12 mm
rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm
B. Perencanaan Pondasi Tangga Kantor
1. Data Perencanan.
Keterangan :
h = 800 mm
t1 = 200 mm
b = 1800 mm
L = 1500 mm
d` = 50 mm
d = 120 mm
t2 = 250 mm
x = 900 mm
Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi tangga kantor
- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan
panjang 1 m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan
Mu = 1690,132 Kgm = 1,690132.107 Nmm
Vu = 6053,76 Kg = 6,05376. 104 N
2. Perhitungan dimensi pondasi
- p = vu +1,2 berat kolom pondasi
= 6,05376.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)
= 7,134.104 N
- stanah = Ap
, A = ahtan
Ps
- A = 2m/N105.4
N104.134,7 = 0,178 m2
Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,178
m2…aman
- Tebal telapak pondasi (d)
d≥cf.L
p6 - =
251500
10.134,7.6 4 = 57,072 mm
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 150 mm > 5,072
mm…………………………………..….…aman
- Momen kelembaman (I) = 121
.L.B3 = 121
.1,5.1,83 = 0,729 m4
- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50
mm
- W = (b.d2)/ 6 = (1800.15002) = 6,75.108
mm3
3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi
- Perhitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 6,054.104
N
Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104
N
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn
= 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.104 = 3,162.104
N
B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb
= 0,8.0,25.1,5.2,4.104 = 0,72.104 N
Vt = 11,23.104
N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e) :
e = tV
M =
4
7
10.23,11
10.690132,1 = 150,5 mm
e = 150,5 mm < 6b
=6
1800 = 300 mm……………..……Aman
- s = IX.M
A
Vt ± = 729,0
9,0.10.690132,17,210.23,11 44
±
= 4,159.104±2,08.104 N/m2
- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2
- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
- Sketsa :
Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondas kantor
4. Analisa Perhitungan Tulangan pondasi Tangga
a. Perhitungan Tulangan Geser
- t = t
tuA
V
W
M± =
6
4
8
7
10.7,2
10.23,11
10.75,6
10.690132,1± = 0,067
N/mm2
- Panjang efektif (a) = 2t
2d
2b 2-- =
2250
2150
21800
-- = 750
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16
N
- Vc = cf.d.b.61
= 25.1500.1800.61
= 2,2499.106
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
b. Perhitungan tulangan lentur
- Mu = L.x..21 2
maxs = 1500.900.07165,0.21 2 = 1,072.107 Nmm
- Mn = F
Mu =
8,010.072,1 7
= 1,34.107 Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- R n = 2n
l.b
M =
2
7
1500.1800
10.34,1 = 0,003
N/mm2
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf
4,1 =
3004,1
= 0,00467
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úû
ùêë
é--
300003,0.1176,14.2
11
= 1,1.10-5
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75
mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
s
d..41
A
p =
212..41
75,1050
p = 9,29 buah
Digunakan 10 Tulangan
- Jarak sengkang (s) = nl
= 10
1500 = 150 mm
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
C. Perencanaan Tangga Tribun
Gambar 4c.1. Rencana tangga tribun
1. Perhitungan Tebal Pelat
Antrede = 28 cm
Optred = 16 cm
Tan a = 2816
, a = 29,7450
Sin a = 28t
, t = 13,89 cm
Gambar 4c.2 Tebal pelat
equivalen
- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t32
= 89,13.32
= 9,26
cm
- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26
cm
2. Data Perencanaan
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis pagartepi/ roling (rr) = 10 Kg/m
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2
(Tabel 2.1)
3. Rumus Pembebanan
Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)
4. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang
a. Pembebanan tangga
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m
- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m
- Berat anak tanga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m
- Berat pagar tepi = 2.10 = 20 Kg/m
qd = 680,24 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/orang = 1.300 ql = 300 Kg/m
b. Pembebanan bordes
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m
- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m
- Berat pagar tepi/railing = 4.10 = 40 Kg/m
qd = 916 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/orang = 2.300 ql = 600 Kg/m
c. Perhitungan beban berfaktor
1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m
2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m
d. Perhitungan mekanik
Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi
merata
Gambar 4c.3 Rencana tumpuan tangga tribun
Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000 didapatkan hasil
Tabel 4c.1. Momen ultimate tangga tribun
Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah
Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm
Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm
5. Perhitungan Tulangan
Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut
Tabel 4c.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes
Tangga Atas Bordes Tangga Bawah Type Tangga
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Lebar (b)(mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000
Tinggi (h)(mm) 140 140 140 140 140 140
d (mm) 120 120 120 120 120 120
Mu (Nmm) 7,68.106 7,47. 106 10,2. 106 5,73. 106 10,3. 106 4,91.106
Mn (Nmm) 9,61.106 9,34. 106 12,9. 106 7,15. 106 12,8. 106 60,1. 106
Rn (N/mm2) 0,667 0,648 0,447 0,248 0,887 0,417
rhitung 0,00226 0,00219 0,0015 0,0008 0,003 0,0014
rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467
As hitung(mm2) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09
As perlu (mm2) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4
n 5 5 10 10 5 5
S (mm) 200 200 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200
Data :
F`c = 25 Mpa m = 14,1176
Fy = 300 Mpa F = 0,8 rb = 0,04 d` = 20 mm
rmax = 0,03 Ætul = 12 mm
rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm
D. Perencanaan Pondasi Tangga Tribun
1. Data Perencanan.
Keterangan :
h = 800 mm
t1 = 200 mm
b = 1800 mm
d` = 50 mm
d = 120 mm
t2 = 250 mm
x = 900 mm
Gambar 4d.1 Perencanaan pondasi tangga tribun
- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan
panjang 1 m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan
- Mu = 1022,46 Kgm = 1,02246.107 Nmm
- Vu = 4958,16 Kg = 4,95816. 104 N
2. Perhitungan Dimensi Pondasi
- p = Vu +1,2 berat kolom pondasi
= 4,95816.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)
= 5,82. 104 N
- stanah = Ap
, A = ahtan
Ps
- A = 5
4
10.4
10.82,5 = 0,1456 m2
Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,145 m2 ..aman
- Tebal telapak pondasi (d)
d≥cf.L
p6 - =
251500
10.82,5.6 4 = 46,576 mm
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 150 mm > 46,576 mm…………………………………….aman
- Momen kelembaman (I) = 121
.L.B3 = 121
.1,5.1,83 = 0,729 m4
- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50
mm
- W = (b.d2)/ 6 = (1800.15002) = 6,75.108 mm3
3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi
- Perehitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 4,958.104 N
Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104 N
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn = 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.104 = 3,162.104 N
B. kolom pnds = h1.t2.l. rb = 0,8.0,25.1,5.2,4.104 = 0,72. 104 N
Vt = 10,14.104 N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)
e = tV
M =
5
7
10.14,10
10.02296,1 = 100,88 mm
e = 100,88 mm < 6b
= 6
1800 = 300
mm………………..……Aman
- s = IX.M
A
Vt ± = 729,0
9,0.10.02246,17,210.14,10 44
±
= 3,75.104±1,262.104 N/m2
- smin = 2,482.104 N/m2 , smax = 6,237.104 N/m2
- Kontrol, smax = 6,237.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
…………..aman
- Sketsa :
Gambar 4d.2 Kapasitas daya dukung pondasi
4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Tangga
a. Perhitungan Tulangan Geser
- t = t
tuA
V
W
M± =
6
4
8
7
10.7,2
10.14,10
10.75,6
10.02246,1± = 0,053
N/mm2
- Panjang efektif (a) = 2t
2d
2b 2-- =
2250
2150
21800
-- = 700
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,053.1.05.106 = 5,5338.104
N
- Vc = cf.d.b.61
= 25.1500.1800.61
= 2,2499.106
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 0,6.2,2499.106 = 1,3499.106
N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 5,5338.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
b. Perhitungan Tulangan Lentur
- Mu = L.x..21 2
maxs = 1500.900.05575,0.21 2 = 3,381.107 Nmm
- Mn = F
Mu =
8,010.387,3 7
= 4,234.107 Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- R n = 2n
l.b
M =
2
7
1500.1800
10.234,4 = 0,0105
N/mm2
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = 0,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf4,1
=300
4,1 = 0,00467
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úû
ùêë
é--
3000105,0.1176,14.2
11
= 0.000035
- r = 0.000035 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin = 0.00467
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75 mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
s
d..41
A
p =
212..41
75,1050
p = 9,29 ~10 buah
- Jarak sengkang (s) = nl
= 10
1500 = 150 mm
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
1. Kontrol Rangka Atap
Untuk menentukan apakah rangka batang memenuhi syarat statis tertentu,
digunakan rumus :
S = 2K – R
Dimana :
S = Jumlah Batang
K = Jumlah Titik Buhul
R = Reaksi Tumpuan
Untuk perhitungan selanjutmya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3b.1 Kontrol rangka atap
No Kuda-kuda K 2K R 2K-R S Chek
1. Tribun Utama Depan 13 26 3 23 23 Ok
2. Tribun Utama Belakang 7 14 3 11 11 Ok
3. Parkir dan Ruang Ganti 10 20 3 17 17 Ok
4. Trapesium Parkir dan Ruang
Ganti 8 16 3 13 13 Ok
5. Tribun Bebas 7 14 3 11 11 Ok
6. Kabin 10 20 3 17 17 Ok
7. Jurai Kantin 7 14 3 11 11 Ok
8. Kantin 12 24 3 21 21 Ok
9. Setengah Mushola 11 22 3 19 19 Ok
10. Mushola 19 38 3 35 35 Ok
2. Perhitungan Panjang Batang
Panjang batang kuda-kuda disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3b.2 Panjang batang kuda-kuda
Tribun Utama Depan
Tribun Utama Belakang
Parkir dan Ruang Ganti
Trapesium Parkir dan
Ruang Ganti
Trib
un
Beba
s
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
No
Panjang
(m)
No
Panjang
(m)
1 1,6010 1 1,334 1 1,750 1 1,75 1 0,667
2 1,2750 2 1,334 2 1,750 2 1,75 2 0,667
3 1,2750 3 1,334 3 1,750 3 1,75 3 0,667
4 1,5000 4 1,490 4 1,750 4 1,75 4 0,668
5 1,2750 5 1,490 5 1,334 5 2,02 5 0,668
6 1,2750 6 1,490 6 1,334 6 1,75 6 0,668
7 1,2500 7 2,000 7 1,334 7 1,75 7 0,500
8 1,5625 8 1,886 8 1,334 8 2,02 8 0,745
9 1,5625 9 1,334 9 1,334 9 1,00 9 0,333
10 1,3240 10 1,490 10 1,334 10 2,02 10 0,687
11 1,3240 11 0,667 11 0,886 11 1,00 11 0,167
12 1,3290 12 1,455 12 2,02
13 1,3200 13 1,772 13 1,00
14 1,6940 14 2,000
15 1,7410 15 1,772
16 1,8920 16 1,455
17 1,9080 17 0,886
18 2,0780
19 2,4120
20 2,5000
21 2,0500
22 1,8750
23 1,6010
Kabin
Jurai Kantin Kantin Setengah Mushola
Mushola
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
No
Panjang (m)
1 0,750 1 1,178 1 0,833 1 1,205 1 1,205 2 0,750 2 1,178 2 0,833 2 1,205 2 1,205 3 0,750 3 1,178 3 0,833 3 1,179 3 1,179 4 0,750 4 1,500 4 0,833 4 3,000 4 1,179 5 0,610 5 1,280 5 0,833 5 1,742 5 1,205 6 0,610 6 1,280 6 0,833 6 1,238 6 1,205 7 0,610 7 1,280 7 0,972 7 1,746 7 1,244 8 0,610 8 0,499 8 0,972 8 1,244 8 1,244 9 0,610 9 1,545 9 0,972 9 1,244 9 1,244 10 0,610 10 0,999 10 0,972 10 1,244 10 1,746 11 0,417 11 1,907 11 0,972 11 0,691 11 1,238 12 0,712 12 0,972 12 1,612 12 1,238 13 0,833 13 0,500 13 1,382 13 1,746 14 1,000 14 0,972 14 1,612 14 1,244 15 0,833 15 1,000 15 1,205 15 1,244 16 0,712 16 1,302 16 0,691 16 1,244 17 0,417 17 1,500 17 1,612 17 0,691
18 1,302 18 1,244 18 1,612 19 1,000 19 1,238 19 1,382 20 0,972 20 1,612 21 0,500 21 1,205
22 0,691 23 1,612 24 1,244 25 1,238 26 1,238 27 1,244 28 3,000 29 1,612 30 0,691 31 1,205 32 1,612 33 1,382 34 1,520
35 0,691
C. Perencanaan Gording
Dalam perencanan gording ini diambil contoh perhitungan gording Tribun Utama Depan,
sedangkan perhitungan gording bangunan yang lainnya disajikan dalam bentuk tabel.
1. Data Perencanaan
Direncanakan gording dengan data sebagai berikut :
a). Gording [ 150.75.20.45
Berat gording (r) = 11 Kg/m
Momen kelembaman arah x (Ix) = 489 cm4
Momen kelembaman arah y (Ix) = 99,2 cm4
Momen tahanan arah x (Wx) = 19,8 cm3
Momen tahanan arah Y (Wy) = 65,2 cm3
b). Kemiringan atap (a) = 17,650
c). Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m
d). Jarak antar gording (d) = 1,32 m
e). Berat penutup atap (ra) = 11 Kg/m2
f). Tegangan dasar BJ 37 (sijin) = 1600 Kg/m2
2. Perhitungan Beban
1). Beban Mati.
- Berat atap = 2.(1/2.d). ra = 2.(1/2.1.32).11 = 14,52 Kg/m
- Berat gording = 11 Kg/m
Qd = 25,52 Kg/m
qx = q.sin a = 25,52.sin 17,65 = 7,74 Kg/m
qy = q.cos a = 25,52.cos17,65 = 24,32 Kg/m
Mx = 1/8.qy.L2 = 1/8.24,32.22 = 12,16 Kg/m
Mx = 1/8.qx.L2 = 1/8.7,74.22 = 3,87 Kg/m
Gambar 3c.1 Beban mati pada gording
2). Beban Hidup
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
- Px = P.sin a = 100.sin 17,65 = 30,32 Kg
- Py = P.cos a = 100.cos 17,65 = 95,29 Kg
- Mx = ¼. Py.L = ¼.95,29.2 = 47,62 Kgm
- My = ¼. Px.L = ¼.30,32.2 = 15,16 Kgm
Gambar 3c.2 Beban hidup pada gording
3). Beban Angin
- Kemiringan atap (a) = 17,650
- Tekanan angin (W) = 30 Kg/m2
- Koefisien angin tekan (w1) = cara I (0,8) dan cara II (-1,2)
- Koefisien angin hisap (w2) = cara I (0) dan cara II (-0,4)
Gambar 3c.3 Beban angin pada gording
a). Cara I
W1 = w1.W.d = 0,8.30.1,32 = 31,68 Kg/m
W1 = w2.W.d = 0.30.1,32 = 0 Kg/m
M1 = 1/8. W1.L2 = 1/8.31,68.22 = 15,84 Kgm
M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.0.22 = 0 Kgm
b). Cara II
W1 = w1.W.d = -1,2.30.1,32 = -47,52 Kg/m
W1 = w2.W.d = -0,4.30.1,32 = -15,84 Kg/m
M1 = 1/8. W1.L2 = 1/8.-47,52.22 = -23,78 Kgm
M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.-15,84.22 = -7,94 Kgm
Dari kedua cara tersebut dianbil hasol yang paling besar, yaitu :
M1 = 23,76 Kgm
M2 = 7,94 Kgm
Tabel 3c.1 Kombinasi gaya dalam gording Beban Angin (Kgm) Momen Beban Mati
(Kgm)
Beban Hidup
(Kgm) Hisap Tekan
Yang
Menentukan
Mx 17,16 47,62 7,94 23,76 88,54
My 3,87 15,16 - - 19,03
3. Kontrol Terhadap Tegangan
Mx = 88,54 Kgm = 8854 Kgcm
My = 19,03 Kgm = 1903 Kgcm
s = WyMx
+ WxMy
= 8,19
8854 +
5,621903
= 477,6 Kg/cm2
s = 477,6 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2 ………………….……Aman
4. Kontrol Terhadap L endutan
Zijin = 2501
x L = 2501
x 200 = 0,8 cm
Zx = y
4
I.E.384L.Qx.5
+y
3
I.E.48L.Px
= 2,99.10.1,2.384
5,187.0774,0.56
4+
2,99.10.1,2.48
5,187.3032,06
3 = 0,0062 cm
Zy = x
4
I.E.384L.Qy.5
+ Ix.E.48
L.Py 3 =
489.10.1,2.384
5,187.2432,0.56
4+
489.10.1,2.48
5,187.9529,06
3 = 0,004 cm
Z = 2y
2x ZZ + = 22 004,0006,0 + = 0,0072 cm
Kontrol Z = 0,0072 cm < Zijin = 0.8 cm……………………………..Aman
sMx
= 16008854
= 5,53 cm > Zx = 0,0062 cm
Maka tidak memerlukan rod/ bracing gording
5. Perhitungan Gording Bangunan Lainnya
Untuk perhitungan gording bangunan yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3c.2 Perhitungan Gording
Hal Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir dan
Ruang
Ganti
Tribun Bebas
Data Perencanaan
rg (kg/m) 11 11 11 11
Ix (cm4) 489 489 489 489
Iy (cm4) 99,2 99,2 99,2 99,2
Wx (cm3) 19,8 19,8 19,8 19,8
Wy (cm3) 65,2 65,2 65,2 65,2
a (0) 17,65 26,56 29,75 14
L (m) 2 2 2 2,5
D (m) 1,32 1,49 1,344 0,67
ra (kg/m2) 11 50 50 11
sijin (kg/m2) 1600 1600 1600 1600
w1 0,8 & -1,2 0,1312 0,195 0,8 & -1,2
w2 0 & -0,4 -0,4 -0,4 0 & -0,4
Perhitungan Beban
qx (kg/m) 7,740 69,47 38,56 9,310
qy (kg/m) 24,32 34,73 67,46 37,40
Mx (kgm) 10,68 61,05 33,73 29,18
M
A T I
My (kgm)
2,960 122,12 19,28 7,270
Px (kg/m) 30,32 89,45 49,62 24,20
Py (kg/m) 95,29 44,71 86,82 97,10
Mx (kgm) 44,67 41,92 43,41 60,69
H
I D U P
My (kgm) 14,21 83,86 24,81 15,13
W1 (kgm) 31,68 5,860 7,840 16,08
W2 (kgm) 0,000 -17,88 -16,08 0,000
M1 (kgm) 13,92 10,30 3,920 12,56
A N
G
I
N
C
A
R
A
1 M2 (kgm)
0,000 -31,43 -8,04 0,000
Hal Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir dan
Ruang
Ganti
Tribun Bebas
Perhitungan Beban
W1 (kgm) -47,52 -24,12
W2 (kgm) -15,84 -8,040
M1 (kgm) -20,87 -18,84
A
N
G
I
N
C
A
R
A
2 M2 (kgm) -6,950
-6,280
Mx (kgm) 69,27 113,27 81,06 102,43 Combin-
asi My (kgm) 17,17 205,98 44,09 22,4
Kontrol Terhadap Tegangan sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600 1600
s (kg/cm2) 377,32 335,29 74,64 553,16
s < sijin Aman Aman Aman Aman
Kontrol Terhadap Lendutan Zijin (cm) 1,5 1,5 0,8 1
Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,039 0,023
Zy (cm) 0,0040 0,0870 0,014 0,018
Z (cm) 0,0072 0,8670 0,037 0,029
Z < Zijin Aman Aman Aman Aman
Pemakaian Rod/ Bracing Gording Zact = Mx/s (cm) 4,3300 7,0800 5,060 6,400
Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,014 0,023
Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod
Hal Kabin Kantin Moshola
Data Perencanaan
rg (kg/m) 11 11 11
Ix (cm4) 489 489 1910
Iy (cm4) 99,2 99,2 148
Wx (cm3) 19,8 19,8 191
Wy (cm3) 65,2 65,2 27,0
a (0) 33,7 30,96 40,3
L (m) 1,50 3,00 5,00
D (m) 0,61 0,972 2,35
ra (kg/m2) 50 50 50
sijin (kg/m2) 1600 1600 1600
w1 0,274 0,22 0,4
w2 -0,4 -0,4 -0,4
Perhitungan Beban
qx (kg/m) 23,00 30,660 47,350
qy (kg/m) 34,50 51,100 55,830
Mx (kgm) 9,700 72,490 174,47
M
A T I
My (kgm)
6,500 34,490 147,95
Px (kg/m) 55,50 51,440 64,680
Py (kg/m) 83,20 85,750 76,270
H
I Mx (kgm) 31,20 64,300 95,340
D U P
My (kgm)
20,80 38,580 80,850
W1 (kgm) 5,040 6,420 14,430
W2 (kgm) -7,320 -11,64 -14,430
M1 (kgm) 1,400 7,220 46,650
A
N
G
I
N
M2 (kgm)
-2,060 -13,09 -46,650
Mx (kgm) 42,30 144,01 316,46 Combin
-asi My (kgm) 27,30 73,070 228,80
Hal Kabin Kantin Moshola
Kontrol Terhadap Tegangan sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600
s (kg/cm2) 257,3 844,23 1291
s < sijin Aman Aman Aman
Kontrol Terhadap Lendutan Zijin (cm) 0,6 0,6 2
Zx (cm) 0,0080 0,156 1,2450
Zy (cm) 0,0030 0,053 0,1137
Z (cm) 0,0089 0,165 1,2500
Z < Zijin Aman Aman Aman
Pemakaian Rod/ Bracing Gording Zact = Mx/s (cm) 2,6 9 19,77
Zx (cm) 0,008 0,156 1,245
Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod
Perhitungan Kuda-kuda
Dalam perhitungan kuda-kuda diberikan contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama Depan, sedangkan perhitungan kuda-kuda yang lainya disajikan dalam bentuk tabel.
1. Data Perencanaan
a. Berat penutup atap (asbes) (ra) = 11 Kg/m2
b. Berat Plafon, asbes dan penggantung = 18 Kg/m2
c. Berat gording (r) = 11 Kg/m
d. Berat kuda-kuda = 25 Kg/m
e. Jarak antar gording (d) = 1,32 m
f. Kemiringan atap (a) = 17,650
g. Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m
h. Berat hidup/ orang = 100 Kg
i. Berat angin = 25 Kg/m2
j. Koefisien angin (w) = Sesuai Tabel 2.2
2. Rumus Penbebanan.
a. Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gording kiri ]x
Jarak kuda-kuda x berat atap
b. Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
c. Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda
d. Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ]
x Jarak kuda-kuda x Berat Plafon
e. Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
f. Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
g. Beban Air Hujan = 40–[ 0,8.a ]= 40–[0,8.17,65] = 25,88 Kg/m2
h. Beban Angin = Koefisien Angin x Luas atap x Berat Angin
3. Perhitungan Beban Mati
a. Pembebanan P1
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,32 ].25 = 36,51 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1 ].2.11 = 25,52 Kg
- B. Bracing + Plat Sambung = [ 30+10 ] % .36,51 = 14,6 Kg
P1= 98,63Kg b. Pembebanan P2
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,32+1,694+1,341 ].25 = 76,85 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,44 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 76,05 = 7,605 Kg
P2 = 134,69 Kg
c. Pembebanan P3
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,324+1,329+1,892+1,4 ].25 = 74,36 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,4 Kg
- B. Plat Sambung = 10 % . 74,36 = 7,436 Kg
P3 = 132,28 Kg
d. Pembebanan P4
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,32+1,32+2,07+2,41].25 = 89 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,04 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 89 = 8,9 Kg
P4 = 148,94 Kg
e. Pembebanan P5
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,56+2,417 ].25 = 65,725 Kg
- Beban Gording = 11.2.2 = 41,25 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,526 ].2.11 = 31,3 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 65,725 = 6,57 Kg
- Beban Bracing = 30 %. 65,725 = 19,72 Kg
P5 = 167,32 Kg
f. Pembebanan P6
- Beban Kuda-kuda = ½.[1,526+1,526+2,05+2].25 = 87,21 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1,526 ].2.11 = 33,57 Kg
P6 = 151,5 Kg g. Pembebanan P7
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,526+1,25+1,601 ].25 = 58,16 Kg
- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg
- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1 ].2.11 = 27,88 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 58,16 = 5,816 Kg
- Beban Bracing = 30 % .58,16 = 17,45 Kg
P7 = 131,3 Kg h. Pembebanan P8
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,295+1,694 ].25 = 57,125 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 57,125 = 5,7125 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,295].18.2 = 22,9 Kg
P8 = 85,78 Kg i. Pembebanan P9
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+1,741+1,892].25 = 77,29 Kg
- B. Plat Sambung = 10 % . 77,29 = 7,729 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 22,9 Kg
P9 = 107,96 Kg j. Pembebanan P10
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+1,908+2,078 ].25 = 84,51 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 84,51 = 8,451 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 45,95 Kg
P10 = 142,9 Kg k. Pembebanan P11
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+2,4+2,5+2,05].25 = 121,71 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % .121,71 = 12,171 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 49,95 Kg
- Beban Bracing = 30 %.121,71 = 36,51 Kg
P11 = 220,35 Kg
l. Pembebanan P12
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+2+1,601 ].25 = 75,33 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % 75,33 = 7,533 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 45,89 Kg
P12 = 128,77 Kg m. Pembebanan P13
- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,25 ].25 = 31,53 Kg
- Beban Plat Sambung = 10 % . 31,53 = 3,153 Kg
- Beban Plafon = ½.[1,275].18.2 = 22,9 Kg
P13 = 57,63 Kg
4. Perhitungan Beban Hidup
a. Pembebanan L1
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[0,5+0,66].2 = 34,16 Kg
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
L1 = 134,16 Kg
b. Pembebanan L2 = L3 = L 4
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,32].2 = 68,3 Kg
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
L2 = 168,3 Kg c. Pembebanan L5
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,526].2 = 73,65 Kg
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
L5 = 173,65 Kg d. Pembebanan L6
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,526+1,526].2 = 78,99 Kg
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
L6 = 178,99 Kg
e. Pembebanan L7
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1+1,526].2 = 65,37 Kg
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
L7 = 165,37 Kg
f. Pembebanan L8 = L9 = L10 = L11 = L12 = L13
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
5. Perhitungan Beban Angin
a. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 1
1). Beban Angin Tekan Kiri, w = -1,2
- Wt1 = -1,2.1/2.[1+1,32].2.25 = -68,3 Kg
- Wt2 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg
- Wt3 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg
- Wt4 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg
- Wt5 = -1,2.1/2.[1,32].2.25 = -39,6 Kg
2). Beban Angin Hisap Kanan, w = -0,4
- Wh6 = -0,4.1/2.[1,526].2.25 = -15,26 Kg
- Wh7 = -0,4.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -30,53 Kg
- Wh8 = -0,4.1/2.[1,526+1].2.25 = -25,26 Kg
b. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 1
1). Beban Angin Hisap Kiri, w = -0,8
- Wh1 = -0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = -46,4 Kg
- Wh2 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg
- Wh3 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg
- Wh4 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg
- Wh5 = -0,8.1/2.[1,32].2.25 = -26,4 Kg
2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,8
- Wt6 = -0,8.1/2.[1,526].2.25 = -30,5 Kg
- Wt7 = -0,8.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -61,4 Kg
- Wt8 = -0,8.1/2.[1,526+1].2.25 = -50,5 Kg
c. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 2
1). Beban Angin Tekan Kiri, w = 0,8
- Wt1 = 0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = 46,39 Kg
- Wt2 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg
- Wt3 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg
- Wt4 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg
- Wt5 = 0,8.1/2.[1,32].2.25 = 26,6 Kg
2). Beban Angin Hisap Kanan, w = 0
- Wh6 = 0.1/2.[1,526].2.25 = 0 Kg
- Wh7 = 0.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 0 Kg
- Wh8 = 0.1/2.[1,526+1].2.25 = 0 Kg
d. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 2
1). Beban Angin Hisap Kiri, w = 0,5
- Wh1 = -0,52.1/2.[1+1,32].2.25 = -29,9 Kg
- Wh2 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg
- Wh3 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg
- Wh4 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg
- Wh5 = -0, 52.1/2.[1,32].2.25 = -16,9 Kg
2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,4 – (a/300) = - 0,52
- Wt6 = 0,5.1/2.[1,526].2.25 = 19,1 Kg
- Wt7 = 0,5.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 38,2 Kg
- Wt8 = 0,5.1/2.[1,526+1].2.25 = 31,6 Kg
6. Perhitungan Kuda-kuda
Untuk perhitungan Kuda-kuda yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3d.1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
Hal
T
ribun
Utama
Depan
T
ribun
Utama
Belaka
ng
P
arkir
&
Ruang
Ganti
T
ribun
Bebas
Data Perencanaan
Berat Atap (Kg/m2) 1
1
5
0
5
0
1
1
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1
8
1
8
1
8
1
8
Berat Gording (Kg/m) 1
1
1
1
1
1
1
1
Berat Kuda-kuda (Kg/m) 2
5
2
5
2
5
2
5
Jarak antar Kuda-kuda 2 2 22
,5
Jarak antar Gording (m)
1
,320
1
,490
1
,334
0
,687
Kemiringan Atap (0)
1
7,65
2
6,56
2
9,75
1
4
Berat hidup/ orang (Kg)
1
00
1
00
1
00
1
00
Berat angin (Kg/m2)
2
5
2
5
2
5
2
5
Koefisien angin
T
bl.2.2
T
bl.2.2
T
bl.2.2
T
bl.2.2
Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gorging kiri ]x Jarak kuda-
kuda x berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ] x Jarak
kuda-kuda x Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
Hal
T
ribun
Utama
Depan
T
ribun
Utama
Belakang
P
arkir &
Ruang
Ganti
T
ribun
Bebas
Perhitungan Beban Mati
Pembebanan P1
9
8,63
2
42,02
2
74,64
5
7,73
Pembebanan P2
1
34,69
4
05,89
2
,5,55
8
0,10
Pembebanan P3
1
32,26
3
91,26
2
37,73
7
3,24
Pembebanan P4
1
48,94
3
69,08
5
04,74
6
9,59
Pembebanan P5
1
67,32
1
35,61
2
37,73
2
6,29
Pembebanan P6
1
51,5
1
65,45
2
05,55
3
2,37
Pembebanan P7
1
31,3
1
16,75
2
74,64
2
0,63
Pembebanan P8
8
5,78
1
43,31
Pembebanan P9
1
07,96
2
21,22
Pembebanan P10
1
42,9
1
43,31
Pembebanan P11 220,35
Pembebanan P12
1
28,77
Pembebanan P13
5
7,63
Perhitungan Beban Hidup
Berat Air ( 40 – 0,8 x
a )
2
5,880
1
8,750
1
6,200
2
8,800
Pembebanan L1
1
34,16
1
49,22
1
54,17
1
24,70
Pembebanan L2
1
68,3
2
04,77
1
43,55
1
49,40
Pembebanan L3
1
68,3
2
04,77
1
43,55
1
49,40
Pembebanan L4
1
68,3
1
87,54
1
43,55
1
60,73
Pembebanan L5
1
73,65
1
00
1
43,55
1
00
Pembebanan L6
1
78,98
1
00
1
43,55
1
00
Pembebanan L7
6
5,37
1
00
1
54,17
1
00
Pembebanan L8
1
00
1
00
Pembebanan L9
1
00
1
00
Pembebanan L10
1
00
1
00
Pembebanan L11
1
00
Pembebanan L12 = L13
(Kg) (Kg)
1
00
Hal
T
ribun
Utama
Depan
T
ribun
Utama
Belaka-
ng
P
arkir
&
Ruang
Ganti
T
ribun
Bebas
Perhitungan Beban Angin
Wt1 (Kg) 68,3 16,3 25,75
Wt2 (Kg) 79,2 13,1 51,52
Wt3 (Kg) 79,2 13,1 51,52
Wt4 (Kg) 79,2 6,55 63,26
Tekan Kiri
Wt5 (Kg) 39,6
Wh4 (Kg) 27,94
Wh5 (Kg)
55,88 13,44
Wh6 (Kg) 15,26 55,88 26,88
Wh7 (Kg) 30,53 46,69 26,88
Hisap kanan
Wh8 (Kg) 25,26 33,44
Wt4 (Kg) 9,160
Wt5 (Kg)
18,33
Wt6 (Kg) 30,5 18,33
Wt7 (Kg) 61,04 15,31
Tekan Kanan
Wt8 (Kg) 50,5
Wh1 (Kg) 46,4
Wh2 (Kg) 52,8
Wh3 (Kg) 52,8
Wh4 (Kg) 52,8
C
A
R
A
1
Hisap Kiri
Wh5 (Kg) 26,4
Hal
T
ribun
Utama
Depan
T
ribun
Utama
Belaka
ng
P
arkir
&
Ruang
-Ganti
T
ribun
Bebas
Perhitungan Beban Angin
Wt1 (Kg) 46,39 17,17
CTekan Kiri
Wt2 (Kg) 52,8
34,40
Wt3 (Kg) 52,8 34,40
Wt4 (Kg) 52,8 42,18
Wt5 (Kg) 26,6 -
Wh6 (Kg) 0
Wh7 (Kg) 0
Wh8 (Kg) 0
Wh9 (Kg)
Wt6 (Kg) 19,1
Wt7 (Kg) 38,2
Wt8 (Kg) 31,6
Wt9 (Kg)
Wh1 (Kg) 29,9
Wh2 (Kg) 33,8
Wh3 (Kg) 33,8
Wh4 (Kg) 33,8
A
R
A
2
Hisap Kiri
Wh5 (Kg) 16,9
-
Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
Hal
T
raps,
Parkir &
Ruang
Ganti
K
abin
K
antin
Data Perencanaan
Berat Atap (Kg/m2) 5
0
5
0
5
0
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1
8
1
8
1
8
Berat Gording (Kg/m) 1
1
1
1
1
1
Berat Kuda-kuda 2
5
2
5
2
5
Jarak antar Kuda-kuda 2 2 3
Jarak antar Gording (m)
1
,334
0
,610
1,
280
Kemiringan Atap (0)
2
9,75
3
3,69
3
0,96
Berat hidup/ orang (Kg)
1
00
1
00
1
00
Berat angin (Kg/m2)
2
5
2
5
2
5
Koefisien angin
T
bl.2.2
T
bl.2.2
T
bl.2.2
Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak
gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x
berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-
kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang
batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x
Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
Hal
T
rap.
Parkir &
Ruang
Ganti
K
abin
K
antin
Perhitungan Beban Mati
Pembebanan P1 (Kg) 2
74,64
1
94,28
2
38,70
Pembebanan P2 (Kg) 5
47,17
9
4,88
2
25,77
Pembebanan P3 (Kg) 2
36,88
1
21,00
2
37,43
Pembebanan P4 (Kg) 5
47,17
3
84,95
1
51,39
Pembebanan P5 (Kg) 2
74,64
1
21,00
2
37,43
Pembebanan P6 (Kg)
1
02,88
9
4,880
2
25,77
Pembebanan P7 (Kg)
1
80,43
1
94,28
2
38,70
Pembebanan P8 (Kg)
1
02,88
6
3,150
7
4,760
Pembebanan P9 (Kg)
8
4,280
9
0,450
Pembebanan P10 (Kg)
6
3,150
3
00,87
Pembebanan P11 (Kg) 9
0,450
Pembebanan P12 (Kg)
7
4,760
Perhitungan Beban Hidup
Pembebanan L1 (Kg) 1 1 1
65,12 26,89 45,05
Pembebanan L2 (Kg) 1
61,87
1
17,49
1
44,41
Pembebanan L3 (Kg) 1
56,7
1
17,49
1
44,41
Pembebanan L4 (Kg) 1
61,87
1
17,49
1
44,41
Pembebanan L5 (Kg) 1
65,12
1
17,49
1
44,41
Pembebanan L6 (Kg) 1
00
1
17,49
1
44,41
Pembebanan L7 (Kg) 1
00
1
26,89
1
45,05
Pembebanan L8 (Kg) 1
00
1
00
1
00
Pembebanan L9 (Kg) 1
00
1
00
Pembebanan L10 (Kg) 1
00
1
00
Pembebanan L11 (Kg) 1
00
Pembebanan L12 (Kg) 1
00
Hal
T
rap,
Parkir &
Ruang
Ganti
K
abin
K
antin
Perhitungan Beban Angin
C Tekan Wt1 (Kg) 19,59 17,62 16,81
Wt2 (Kg) 9,850 8,240 8,020
Wt3 (Kg) 8,2400 8,020
Kiri
Wt4 (Kg)
4,120 4,000
Wh4 (Kg) -40,20
Wh5 (Kg) -20,20 -6,100 -29,58
Wh6 (Kg) -12,20 -29,16
Wh7 (Kg) -26,10 -29,16
Hisap kanan
Wh8 (Kg)
-14,58
Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
Hal
J
urai
Kantin
S
etengah
Mushola
M
ushola
Data Perencanaan
Berat Atap (Kg/m2) 5
0
5
0
5
0
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1
8
1
8
1
8
Berat Gording (Kg/m) 1
1
1
1
1
1
Berat Kuda-kuda 2
5
2
5
2
5
Jarak antar Kuda-kuda 3 2
,5
2,
5
Jarak antar Gording (m)
1
,280
1
,244
1,
244
Kemiringan Atap (0)
3
0,96
4
0,30
4
0,30
Berat hidup/ orang (Kg)
1
00
1
00
1
00
Berat angin (Kg/m2)
2
5
2
5
2
5
Koefisien angin
T
bl.2.2
T
bl.2.2
T
bl.2.2
Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak
gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x
berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-
kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang
batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x
Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
Hal
J
urai
Kantin
S
etengah
Mushola
M
ushola
Perhitungan Beban Mati
Pembebanan P1 (Kg) 4
52,39
2
46,5
2
46,5
Pembebanan P2 (Kg) 2
97,06
2
53,72
2
53,72
Pembebanan P3 (Kg) 1
90,18
2
43,38
2
43,38
Pembebanan P4 (Kg) 1
7,600
1
54,50
1
54,50
Pembebanan P5 (Kg) 2
60,76
2
17,04
2
17,04
Pembebanan P6 (Kg)
1
66,48
1
13,72
4
06,23
Pembebanan P7 (Kg)
3
6,820
1
21,49
1
717,48
Pembebanan P8 (Kg)
7
0,400
7
0,400
Pembebanan P9 (Kg)
1
48,65
1
48,65
Pembebanan P10 (Kg)
1
23,97
1
23,97
Pembebanan P11 (Kg) 64,09 141,17
Pembebanan P12 (Kg) 2
46,50
Pembebanan P13 (Kg) 2
53,72
Pembebanan P14 (Kg)
2
43,38
Pembebanan P15 (Kg) 1
54,50
Pembebanan P16 (Kg) 2
17,04
Pembebanan P17 (Kg) 7
0,400
Pembebanan P18 (Kg) 1
48,65
Pembebanan P19 (Kg) 1
23,97
Perhitungan Beban Hidup
Pembebanan L1 (Kg) 2
04,17
1
20,96
1
20,96
Pembebanan L2 (Kg) 1
66,28
1
22,68
1
22,68
Pembebanan L3 (Kg) 1
66,28
1
22,68
1
22,68
Pembebanan L4 (Kg) 1
00
1
22,68
1
22,68
Pembebanan L5 (Kg) 1
00
1
20,96
1
20,96
Pembebanan L6 (Kg) 1
00
1
22,68
1
22,68
Pembebanan L7 (Kg) 1
00
1
00
1
00
Pembebanan L8 (Kg) 1
00
1
00
Pembebanan L9 (Kg) 1
00
1
00
Pembebanan L10 (Kg)
1
00
1
00
Pembebanan L11 (Kg) 1
00
1
00
Pembebanan L12 (Kg) 1
20,96
Pembebanan L13 (Kg) 1
22,68
Pembebanan L14 (Kg) 1
22,68
Pembebanan L15 (Kg) 1
22,68
Pembebanan L16 (Kg) 1
20,96
Pembebanan L17 (Kg) 1
00
Pembebanan L18 (Kg) 1
00
Pembebanan L19 (Kg)
1
00
Perhitungan Beban Angin
Wt1 (Kg) 18,725 56,94 56,94
Wt2 (Kg) 11,675 47,35 47,35
Wt3 (Kg) 5,8370 31,57 31,57
Wt4 (Kg) 0 15,78 15,78
Wt5 (Kg) 26,47 26,47
Tekan Kiri
Wt6 (Kg)
3,950 3,950
Wh1 (Kg) 56,08
Wh2 (Kg) 46,64
Wh3 (Kg) 31,09
Wh4 (Kg) 15,54
Wh5 (Kg) 28,04
C
A
R
A
1
Hisap kanan
Wh6 (Kg)
3,980
Wh1 (Kg) 34,20 56,08
Wh2 (Kg) 21,33 46,64
Wh3 (Kg) 10,66 31,09
Wh4 (Kg) 0,00 15,54
Wh5 (Kg) 28,04
Hisap Kiri
Wh6 (Kg)
3,980
Perhitungan Dimensi Profil
1. Perhitungan Gaya Batang
Gaya batang kuda-kuda dihitung dengan program SAP 200 dan hasilnya
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3e.1 Gaya batang kuda-kuda
Tribun Utama Depan
Tribun Utama Belakang
Parkir dan Ruang Ganti
Trapesium Parkir dan
Ruang Ganti
Trib
un
Beba
s No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
1 - 375.48 1 + 1153,54 1 + 3405,65 1 + 144,030 1 - 2375,65
2 -333.81 2 + 2261,62 2 + 2853,85 2 + 144,030 2 - 1359,70
3 -1086.87 3 + 2262,69 3 + 2853,85 3 + 144,030 3 - 1275,25
4 -2065.08 4 - 2531,37 4 - 3405,65 4 + 144,030 4 + 1317,10
5 -1791.22 5 - 1291,52 5 - 3425,23 5 - 2197,28 5 + 2423,18
6 -2.76 6 + 17,6300 6 - 3609,01 6 - 1845,52 6 + 3528,82
7 + 2.155 7 - 529,920 7 - 2615,59 7 - 1845,52 7 + 717,140
8 + 1976.85 8 - 1629,90 8 - 2515,59 8 - 2147,82 8 - 1170,66
9 + 3641.34 9 + 913,160 9 - 3609,01 9 + 282,25 9 + 4154,97
10 + 3161.83 10 - 1235,91 10 - 3425,23 10 + 604,00 10 - 1020,47
11 + 2002.49 11 + 315,84 11 - 413,870 11 - 532,680 11 + 140,770
12 + 951.64 12 + 699,88 12 + 604,000
13 + 249.19 13 - 880,370 13 + 282,250
14 + 626.6
14 + 1752,53
15 - 996.29 15 - 880,370
16 + 1265.03 16 + 699,88
17 -1565.5 17 - 413,870
18 + 1458.08
19 -1778.95
20 -3602.15
21 -
22 +
23 -
Kabin
Jurai Kantin Kantin Setengah Mushola Mushola
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
No
Gaya (Kg)
1 + 1959,55 1 + 777,25 1 + 794,02 1 + 1551,81 1 + 5664,55
2 + 1667,22 2 - 497,52 2 + 801,09 2 + 1097,23 2 + 5232,60
3 + 1667,22 3 - 1600,5 3 + 173,73 3 + 1554,60 3 + 3554,89
4 + 1959,55 4 0,0000 4 + 173,73 4 0,00000 4 + 3554,89
5 - 2363,10 5 + 552,45 5 + 801,09 5 0,00000 5 + 804,290
6 - 2185,23 6 - 826,380 6 + 794,02 6 - 4,96000 6 + 5666,81
7 - 1609,31 7 - 844,930 7 - 5596,19 7 - 451,460 7 - 7810,57
8 - 1609,31 8 - 608,730 8 - 4871,20 8 - 1739,16 8 - 6987,40
9 - 2185,93 9 + 654,68 9 - 4108,95 9 - 1906,53 9 - 7754,91
10 - 2363,10 10 - 1028,81 10 - 4108,95 10 - 2134,08 10 - 1024,08
11 - 232,170 11 + 720,82 11 - 4871,20 11 - 369,000 11 - 443,450
12 + 439,80 12 - 5596,19 12 + 783,580 12 - 443,450
13 - 410,110 13 + 222,52 13 - 1078,84 13 - 1024,14
14 + 111,77 14 - 725,04 14 + 1651,85 14 - 7754,36
15 - 527,23 15 + 648,98 15 + 636,970 15 - 7569,00
16 + 439,80 16 - 1002,96 16 - 612,470 16 - 7808,49
17 - 232,17 17 + 068,06 17 + 2646,30 17 - 353,440
18 - 1002,96 18 - 1349,14 18 + 752,040
19 + 648,98 19 - 41,9700 19 - 1271,03
20 - 725,04 20 + 2749,44
21 + 222,52 21 + 949,580
22 - 440,680
23 + 4158,69
24 - 7062,21
25 + 353,010
26 + 352,440
27 - 7061,78
28 + 374,660
29 + 4157,17
30 - 991,480
31 + 953,560
32 + 2745,37
33 - 940,800
34 - 727,720
35 + 298,970
2. Perhitungan Profil Batang Tarik
Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda
Tribun Utama Bagian Depan.
- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg
- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2
- Luas bersih (Fnetto) = s
maxP =
160037,3853
= 2,408 cm2
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15.2,408 = 2,769 cm2 - Digunakan Profil dengan F > Fbrotto, yaitu double siku 50.50.9, dengan F = 2 x 8,24 = 16,48 cm2 - Tegangan yaang terjadi (s)
s = F.85,0
Pmax = 48,16.85,0
37,3853 = 272,37 Kg/cm2
- Maka s = 272,37 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .
Untuk perhitungan profil batang tarik yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda
Hal
Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir &
Ruang
Ganti
Trapsium Parkir &
Ruang Ganti
Tribun
Bebas
Pmax (Kg) 3853,37 2262,83 3405,65 1447,85 3528,82
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
Fnetto (cm2) 2,408 1,414 2,128 0,91 2,239
Fbrutto (cm2) 2,769 1,626 2,45 1,04 2,275
Profil 2L 50.50.9 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7
F (cm2) 16,48 11,72 11,72 11,72 11,72
s (Kg/cm2 272,37 227,15 341,86 145,3 354,23
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda
Hal Kabin Kantin Jurai
Kantin
Setengah
Mushola Mushola
Pmax (Kg) 1959,55 5596,19 1770,82 2346,3 7754,36
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
Fnetto (cm2) 1,22 3,497 1,106 1,65 4,846
Fbrutto (cm2) 1,4 4,022 1,27 1,902 5,573
Profil 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L 50,50,9
F (cm2) 11,72 11,72 11,72 11,72 16,48
s (Kg/cm2) 196,7 651,75 177,76 265,63 553,56
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
3. Perhitungan Profil Batang Tekan
Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda
Tribun Utama Bagian Depan.
- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg
- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2
- Tegangan luluh BJ 37 (sl) = 2400 Kg/cm2
- Panjang tekuk (Lk) = Lmax = 2,5 m = 250 cm
- Momen kelembaman (Imin) = E.
P.L.32
max2k
p =
62
2
10.1,2.
04,3893.250.3
p
= 35,218 cm4
- Digunakan profil dengan Ix > Imin, yaitu Double Siku (2L) 50.50.9
Ix = 2.17,9 = 35,88 cm4 F = 2.8,24 = 16,4 cm2 ix = 1,47 cm
- Kelangsingan (l) = x
ki
L =
47,1250
= 170,068
- Kelangsingan dasar (lg) = l.7,0
Et
p = 2400.7,010.1,2 6
p = 111,072
- Kelangsingan tereduksi (ls) = g
s
ll
= 072,111068,170
= 1,531
- Reduksi tegangan (w)
ls £ 0,183 maka w = 1
0,183 < ls < 1 maka w = s591,1
41,1l-
1 £ ls maka w = 2,381. 2sl
Jadi w = 2,381. 2sl = 2,381.1,5312 = 5,581
- Tegangan yang terjadi (s)
s = F
.Pmax w =
48,16581,5.04,3893
= 1318,38 Kg/cm2
- Kontrol tegangan (s < sijin)
s = 1318,38 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2
- Jadi profil 2L 50.50.9 aman
Untuk perhitungan kuda-kuda lainya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3e.3 Perhitungan batang tekan kuda-kuda
Hal
Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir &
Ruang
Ganti
Trapsium Parkir & Ruang
Ganti
Tribun
Bebas
Pmax (Kg) 3893,04 1629,57 3609,01 2197,28 2375,65
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
sl (Kg/cm2) 2400 2400 2400 2400 2400
Lk (cm) 250 200 177,2 68,7 74,5
Imin (cm4) 35,218 9,43 16,4 1,5 1,098
Profil 2L.50.50.9 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L45.45.7 2L45.45.7
l 170,068 150,30 133,23 51,65 56,02
lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072
ls 1,531 1,35 1,19 0,4 0,5
w 5,581 4,36 3,43 1,25 1,295
s (Kg/cm2) 1318,38 606,778 1054,96 234,36 262,53
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Hal Kabin Kantin Jurai
Kantin
Setengah
Mushola Mushola
Pmax (Kg) 2363,1 5596,19 1600,5 2139,08 7808,49
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
sl (Kg/cm2) 2400 2400 2400 2400 2400
Lk (m) 83,3 130,2 128 174,6 174,6
Imin (m) 2,37 13,73 3,79 9,438 34,45
Profil 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 50.50.9
l 62,63 97,89 96,24 131,28 118,78
lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072
ls 0,56 0,88 0,87 1,18 1,069
w 1,37 1,98 1,94 3,326 1,579
s (Kg/cm2) 276,25 946,07 265,029 607,06 751,90
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Perhitungan Alat Sambung
Semua kuda-kuda menggunakan alat sambung baut dengan :
- Diameter Baut (d) = 12 mm
- Tebal Plat (d) = 0,625.d = 7,5 ~ 8 mm
- Jarak Antar Baut
1,5d £ S1 £ 3d = 1,5.12 £ S 1 £ 3.12 = 1,8 £ S 1 £ 3,6 ~ 3 cm = 30 mm
2,5d £ S2 £ 7d = 2,5.12 £ S 2 £ 7.12 = 3 £ S 2 £ 8,4 ~ 6 cm = 60 mm
- Perhitungan Kekuatan Baut
Pgeser = 2.1/4.p.d2.0,6. sgeser = 2.1/4.p.1.22.0,6. 1600 =2171,469 Kg
Pdesak = d.d.1,5 sgeser = 1,2.0,8.1,5.1600 = 2300 Kg
Diambil kekuatan baut minimum yaitu Pgeser = 2171,469 Kg
- Contoh Perhitungan Jumlah Baut (n)
( n ) = geser
max
P
P, Untuk batang 1, n =
469,217101,326
= 0,15 ~ 2 buah
Dalam perhitungan jumlah baut ini Pmax hanya membutuhkan 2 baut maka jumlah baut
untuk batang dengan gaya dibawahnya menggunakan jumlah baut 2, hal ini dikarenakan jumlah
minimal baut dalah 2.
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3f.1 Perhitungan jumlah baut kuda-kuda
Kuda-kuda Pmax
(Kg) Profil
n
(buah)
S1
(mm)
S2
(mm)
Tribun Utama Depan 2315,79 2L 50.50.9 2 30 60
Tribun Utama Belakang 2531,2 2L 45.45.7 2 30 60
Parkir dan Ruang Ganti 3605,45 2L 45.45.7 2 30 60
Trapesium Parkir dan Ruang
Ganti 3605,45 2L 45.45.7 2 30 60
Tribun Bebas 3528,82 2L 45.45.7 2 30 60
Kabin 2363,10 2L 45.45.7 2 30 60
Kantin 5596,19 2L 45.45.7 2 30 60
Jurai Kantin 1770,82 2L 45.45.7 2 30 60
Setengah Mushola 2646,30 2L 45.45.7 2 30 60
Mushola 7754,36 2L 45.45.7 2 30 60
Perhitungan Pelat Kopel
Dalam perhitungan pelat kopel ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama
Depan.
- Pmax = N = 2315,79 Kg
- Lk = L = 160,1 cm
- Digunakan Profil Siku (L) 50.50.9
Momen kelembaman arah x = y (Ix = Iy) = 17,9 cm4
Jari-jari kelembaman arah x (ix) = 1,47 cm
Jarak titik berat2 (e) = 1,56 cm
Luas penampang (F) = 8,24 cm2
Momen kelembaman reduksi (Ih) = 7,67 cm4
Jari-jari kelembaman reduksi (ih) = 0,97 cm
- Direncanakan tebal pelat kopel (t) = 1 cm
- Direncanakan jumlah medan (n) = 5
Panjang tekuk aktual (Li) = n
Lk = 5
1,160 = 32,02 cm
Kelangsingan aktual (li) = hi
Li = 97,002,32
= 33,01 cm < 50 cm..Ok
- Gaya lintang (D) = 0,02.N = 0,02.2315,79 = 46,32 Kg
- Volume aktual (S) = F.[1/2.t + e] = 8,24.[1/2.1+ 1,56] = 16,98 cm3
- Tegangan geser (t) = yIS.D
= 9,17
98,16.32,46 = 43,92 Kg/ cm
- Gaya geser aktual (V) = t.Li = 43,92.32,02 = 1406,92 Kg
- Syarat kekakuan pelat kopel
Rumus kekakuan = i
p
L
I.10
a
I h³
Dimana :
Ip = Momen kelembaman pelat kopel = 1/12.b.h3
dengan, b ; tebal pelet kopel, diambil 1 cm dan h ; lebar pelat
kopel
a = Jarak sumbu elemen batang
= 2.[1/2.t + e] = 2.[1/2.1+ 1,56] = 4,12 cm
Ih = Momen kelembaman reduksi = 7,67 cm4
LI = Panjang tekuk aktual = 32,02 cm
Maka :
02,3267,7
.1012,4
h.1.12/1 3³
1/12.1.h3 ≥ 4,12.10.0,239
0,08.h3 ≥ 9,85
h3 ≥ 123,08
h ≥ 4,97 cm
Diambil h = 5 cm
- Kontrol kekuatan las pada pelat kopel
Direncanakan :
Tegangan dasar ijin elektrode las (sijin) = 1600 Kg/cm2
Panjang kotor rigi-rigi las (Lbrutto) = 50 mm
Tebal sayap (flens) profil (tf) = 9 mm
Tebal rigi-rigi las (al) = 2
t = 6,36 mm
Perhitungan :
Lebar bersih (Ln) = Lbrt - 3 al = 50 – 3.6,36 = 30,92 mm
Luas penampang (A) = Ln . al = 30,92.6,36 = 196,65 mm2
Gaya geser (Pijin) = 0,71.sijn.F = 0,71.1600.1,967 = 233,95 Kg
(karena n = 5, maka ada 5 tempat pengelasan jadi Pijin x 5)
Kontrol kekuatan, V = 1406,32 Kg ≤ Pijin x 5 = 11169,75 Kg
(maka pelat kopel aman digunakan)
Skets gambar :
Gambar 3g.1 Skets pelat kopel
Untuk perhitungan pelat kopel kuda-kuda yang lainya disajikan
dalam tabel berikut in.
Tabel 3g.1 Perhitungan pelat kopel kuda-kuda
Hal
Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir &
Ruang
Ganti
Trapsium Parkir &
Ruang Ganti
Tribun
Bebas
Pmax = N (Kg) 2315,79 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82
Lk (cm) 160,1 200 200 200 74,5
Profil 2L 50.50.9 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7
t (cm) 1 1 1 1 1
n 5 5 5 5 3
Li (cm) 32,02 40 40 40 40
li 33,01 45,97 45,97 45,97 45,97
lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman
D (Kg) 46,3158 45,26 72,18 72,18 70,57
S (cm3) 16,98 16,89 10,89 10,89 10,89
t (Kg/cm) 43,92 73,5 75,65 75,65 73,9
V (Kg) 1406,32 2940 3025,89 3025,89 1794,3
a (cm) 4,12 3,72 3,72 3,72 3,72
h (cm) 5 4 4 4 5
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
Lbruto (cm) 50 40 40 40 50
tf (cm) 9 7 7 7 7
al (cm) 6,36 4,95 4,95 4,95 4,95
Lnetto (cm) 30,92 25,15 25,15 25,15 25,15
F (cm2) 1,9665 1,245 1,245 1,245 1,245
Pijin (Kg) 2233,95 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24
5 Pijin (Kg) 11169,75 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18
V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman
Hal Kabin Kantin Jurai
Kantin
Setengah
Mushola Mushola
Pmax = N (Kg) 2363,1 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82
Lk (cm) 100 200 200 200 74,5
Profil 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2L50.50.9
t (cm) 1 1 1 1 1
n 3 5 5 5 3
Li (cm) 33,34 40 40 40 40
li 40,65 45,97 45,97 45,97 45,97
lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman
D (Kg) 47,76 45,26 72,18 72,18 70,57
S (cm3) 10,84 16,89 10,89 10,89 10,89
t (Kg/cm) 49,49 73,5 75,65 75,65 73,9
V (Kg) 4948,9 2940 3025,89 3025,89 1794,3
a (cm) 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72
h (cm) 5 4 4 4 5
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
Lbruto (cm) 50 40 40 40 50
tf (cm) 7 7 7 7 7
al (cm) 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95
Lnetto (cm) 25,15 25,15 25,15 25,15 25,15
F (cm2) 1,245 1,245 1,245 1,245 1,245
Pijin (Kg) 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24
5 Pijin (Kg) 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18
V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman
Perhitungan Bracing Kuda-kuda
Gambar 3e.1 Bracing kuda-kuda tribun utama depan
Gambar 3e.2 Bracing kuda-kuda parkir dan ruang ganti
Gambar 3e.3 Bracing kuda-kuda kabin
Gambar 3e.4 Bracing kuda-kuda kantin
Dalam perhitungan bracing kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun
Utama Depan.
- Dari perhitungan gaya batang dengan program SAP 2000 didapatkan gaya batang
maksimum (Pmax) = 4776,65 Kg
- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600
Kg/cm2
- Luas bersih (Fnetto) = s
maxP =
160065,4774
= 2,985 cm2
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 2,985 = 3,43 cm2 Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 2,1 cm, F = 3,46 cm2
- Tegangan yaang terjadi (s)
s = F
Pmax = 46,3
5,4776 = 137 Kg/cm2
- Maka s = 137Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .
Untuk perhitungan bracing yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3h.1 Perhitungan bracing kuda-kuda
Hal
Tribun
Utama
Depan
Parkir &
Ruang
Ganti
Kabin Kantin
Pmax (Kg) 4776,5 1008,13 617,66 2059,26
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600
Fnetto (cm2) 2,985 0,63 0,386 1,287
Fbrutto (cm2) 3,43 0,72 0,44 1,48
Diameter (cm) 2,1 1 0,8 1,4
F (cm2) 3,46 0,78 0,5 1,54
s (Kg/cm2 1379,05 1283,59 1228,79 1337,72
s < sijin Aman Aman Aman Aman
Perhitungan Traxctang Kuda-kuda
Gambar 3i.1 Traxctang kuda-kuda
Dalam perhitungan traxctang kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda
Tribun Utama Depan.
- Dari perhitungan gaya batang (Wmax) = 99 Kg
- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600
Kg/cm2
- Luas bersih (Fnetto) =smaxW
= 1600
99 = 0,06 cm2
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 0,06 = 0,07 cm2 Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 0,6 cm, F = 0,283 cm2
- Tegangan yaang terjadi (s)
s = F
Wmax = 28.0
99 = 350,15
Kg/cm2
- Maka s = 350,15 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .
Untuk perhitungan tractang yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3i.1 Perhitungan traxctang kuda-kuda
Hal
Tribun
Utama
Depan
Tribun
Utama
Belakang
Parkir &
Ruang
Ganti
Tribun
Bebas Kabin
Wmax (Kg) 99 55,88 33,44 67,26 26,1
sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600
Fnetto (cm2) 0,06 0,03 0,02 0,04 0,016
Fbrutto (cm2) 0,07 0,04 0,024 0,048 0,019
Diameter cm) 0,6 0,23 0,6 0,6 0,6
F (cm2) 0,283 0,041 0,283 0,283 0,283
s (Kg/cm2) 350,14 1344,96 118,26 237,89 92,30
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Hal Kantin Mushola
Wmax (Kg) 34,2 56,94
sijin (Kg/cm2) 1600 1600
Fnetto (cm2) 0,02 0,035
Fbrutto (cm2) 0,024 0,04
Diameter (cm) 0,6 0,6
F (cm2) 0,283 0,283
s (Kg/cm2) 120,95 201,38
s < sijin Aman Aman
BAB V PELAT LANTAI
A. Pelat Lantai Kantor
Gambar 5a.1 Rencana pelat lantai
kantor 1. Perhitungan pelat type A
a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2
- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
b. Perhitungan beban
1). Beban mati
- Tebal pelat minimum(hmin) = ( )s1..500036000
5,1yf
800.L
b-b+
÷ø
öçè
æ +
Dimana:
L = Panjang pelat
fy = 300 Mpa = 300 N/mm2
b = Ly/Lx = 1
Gambar 5a.2 Pelat lantai kantor bsdiambil 0,85
- hmin = ( )85,01.1.5000360005,1
300800.L
-+
÷ø
öçè
æ+
= 108,85 mm
- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak
memerlukan kontrol lendutan
- Perhitungan beban
Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288 Kg/m2
Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60 Kg/m2
Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42 Kg/m2
Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25 Kg/m2
2). Beban hidup
- Beban hidup pelat lantai untuk perkantoran Ql = 250 Kg/m2
3). Beban berfaktor
- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2 .415 + 1,6.250 = 898 Kg/m2
c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = Mly = 0,001.qu.Lx2.21 = 0,001.898.42.21 = 301,728
Kgm
- Mtx = Mty = 0,001.qu.52 = 0,001.898.42.52 = 747,136
Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat (h) = 120 mm
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
a). Tinggi efektif (d)
Gambar 5a.3 Tinggi efektif pelat lantai dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.8 = 86 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-8-1/2.8 = 78 mm
b). Pembatasan tulangan
- rb = fy
cf.85,0.b. ú
û
ùêë
é+ fy600
600
= 300
25.85,00,85 úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =
0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002
c). Perhitungan momen
q Momen lapangan arah x (Mlx)
- Mu = 301,728.104 Nmm
- Mn = 8,0
Mu =
8,010.728,301 4
= 3,7716.106 Nmm
- Rn = 2xd.b
Mn =
2
6
86.1000
10.7716,3 = 0,509 N/mm
- m = cf.85,0
fy =
25.85,0300
= 14,1176
- raktual = úû
ùêë
é--
fyRn.m.2
11m1
= úû
ùêë
é--
300569,0.1176,14.2
111176,141
= 0,0017
- raktual < rmin, , maka dipakai rmin, dengan
tulangan tunggal
- As = r.b.d = 0,002.1000.86 = 172 mm2
- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2
- Jumlah tulangan (n) = a/f = 5027172
= 3,42
diambil tulangan 4 buah
- Jarak per 1m panjang (s) = 4
1000 = 250
mm
- Jadi digunakan tulangan 4Æ8-250 mm
q Momen lapangan dan tumpuan
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 5a.1 Perhitungan tulangan pelat type A
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Mu (Nmm) 301,728.104 301,728.104 747,136.104 747,136.104
Mn (Nmm) 3,7716.106 3,7716.106 9,339.106 9,339.106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,509 0,619 1,262 1,535
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0017 0,0021 0,0043 0,0053
rperlu 0,002 0,0021 0,0043 0,0053
As (mm2) 172 163,8 373,24 390
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,26 7,4 7,96
S (mm) 250 250 125 125
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 8Æ8-125 8Æ8-125
2. Perhitungan pelat type B
Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 5a.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Qu (Kg/m2) 898 898 898 898
Lx/Ly 1,6 1,6 1,6 1,6
Mu (Nmm) 2,0767.106 0,898. 106 4,4339. 106 3,19. 106
Mn (Nmm) 2,59. 106 1,125. 106 5,55. 106 3,9. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,35 0,18 0,75 0,54
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0012 0,0006 0,0025 0,0018
rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002
As (mm2) 172 172 218,75 172
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,42 4,35 3,42
S (mm) 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200
3). Perhitungan pelat type C
Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 5a.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Qu (Kg/m2) 898 898 898 898
Lx/Ly 1,25 1,25 1,25 1,25
Mu (Nmm) 1,0596. 106 0,7004. 106 2,3887. 106 2,02. 106
Mn (Nmm) 1,32. 106 0,875. 106 2,98. 106 2,54. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,17 0,14 0,4 0,417
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0006 0,0005 0,0013 0,0014
rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002
As (mm2) 172 172 172 172
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,42 3,42 3,42
S (mm) 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200
Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a , a = 29,5
Mly = 0,001.lx2.b , b = 19,5
Mtx = 0,001.lx2.c , c = 66,5
Mty = 0,001.lx2.d , d = 56,5
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,2
dengan 1,3 mejadi 1,25.
B. Pelat Tribun
Gambar 5b.1 Pelat lantai tribun
1. Perhitungan pelat type A
Gambar 5b.2 Detail tribun Perhitungan tebal equivalen :
- Sin a = 78t
, t = Sin a. 78 = Sin 35. 78 = 44,95
cm
- Tebal equivalen tribun (teq) = 32
.t = 32
.44,95 = 29,97
cm
a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2
- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
b. Perhitungan beban
1). Beban mati
- Tebal pelat minimum (hmin) = ( )s1..500036000
5,1yf
800.L
b-b+
÷ø
öçè
æ+
Dimana:
L = Panjang pelat = 4000
mm
fy = 300Mpa =
300N/mm2
b = Ly/Lx = 1,3
Gambar 5b.3 Pelat lantai tribun bsdiambil 0,85
- hmin = ( )85,01.3,1.5000360005,1
3008004000
-+
÷ø
öçè
æ+
= 108,18 mm
- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak
memerlukan kontrol lendutan
- Perhitungan beban
Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288
Kg/m2
Beban anak tribun = teq. rb = 0,2997.2400 = 719,28
Kg/m2
Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60
Kg/m2
Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42
Kg/m2
Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25
Kg/m2
Qd = 1139,28
Kg/m2
2). Beban hidup
- Beban hidup pelat lantai untuk panggung penonton Ql = 400
Kg/m2
3). Beban berfaktor
- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.1139,28 + 1,6.400 = 2007,136
Kg/m2
c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 2007,136.3,052.31 = 578,8
Kgm
- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 2007,136.3,052.19 = 354,7
Kgm
- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 2007,136.3,052.69 =
1288,3 Kgm
- Mty = 0,001.qu.lx2.57 = 0,001. 2007,136.3,052.57 =
1064,3 Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat ( h) = 120 mm0
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 12 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
a). Tinggi efektif (d)
Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai
tribun
dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm
b). Pembatasan tulangan
- rb = fy
cf.85,0.b. ú
û
ùêë
é+ fy600
600
= 300
25.85,00,85 úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =
0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002
c). Perhitungan momen
q Momen lapangan arah x (Mlx)
- Mu = 578,8.104 Nmm
- Mn = 8,0
Mu =
8,010.8,578 4
= 7,235.106 Nmm
- Rn = 2xd.b
Mn =
2
6
84.1000
10.235,7 = 1,025 N/mm
- m = cf.85,0
fy =
25.85,0300
= 14,1176
- raktual = úû
ùêë
é--
fy
Rn.m.211
m
1
= úû
ùêë
é--
300025,1.1176,14.2
11.1176,141
= 0,0035
- raktual < raktual, , maka dipakai raktual, dengan
tulangan tunggal
- As = r.b.d = 0,0035.1000.84 = 294,39 mm2
- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2
- Jumlah tulangan (n) = a/f = 09,11339,294
= 2,6
diambil tulangan 3 buah
- Jarak per 1mpanjang (s) = 3
1000 = 330
mm
- Jadi digunakan tulangan 3Æ12-330 mm
q Momen lapangan dan tumpuan
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 5b.1 Perhitungan tulangan pelat type A
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Mu (Nmm) 5,788. 106 3,547. 106 12,883. 106 10,64. 106
Mn (Nmm) 7,235.106 4,434.106 1,610.107 1,330.107
d mm 84 72 84 72
Rn (N/mm2) 1,025 0,8553 2,282 2,566
m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600
raktual 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706
rperlu 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706
As (mm2) 280,5 178 644,4 554,8
Æ (mm) 12 12 12 12
F (mm2) 113,097 113,097 113,097 113,097
n buah 2,480 1,574 5,698 4,906
S (mm) 320 320 160 160
Tulangan (mm) 3Æ12-320 3Æ12-320 6Æ12-160 6Æ12-160
2. Perhitungan pelat type B
Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 5b.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136
Lx/Ly 1,525 1,525 1,525 1,525
Mu (Nmm) 1,695.106 0,7870. 106 3,589. 106 2,667. 106
Mn (Nmm) 2,119. 106 0,9838. 106 4,486. 106 3,334. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,2865 0,1617 0,6066 0,5474
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,000900 0,000540 0,002050 0,001800
rperlu 0,002000 0,002000 0,002050 0,002000
As (mm2) 172 156 176,3 156
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,103 3,507 3,103
S (mm) 250 250 250 250
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250
Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a , a = 36,26
Mly = 0,001lx2.b , b = 16,84
Mtx = 0,001.lx2.c , c = 76,78
Mty = 0,001.lx2.d , d = 57
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,6 dengan 1,5
mejadi 1,526.
4). Perhitungan pelat type C
Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 5b.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136
Lx/Ly 1,75 1,75 1,75 1,75
Mu (Nmm) 2,397.106 0,8198. 106 4,991. 106 3,804. 106
Mn (Nmm) 2,996. 106 1,025.106 6,239. 106 4,755. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,4051 0,1684 0,8436 0,7815
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,001360 0,000560 0,002870 0,002660
rperlu 0,002000 0,002000 0,002870 0,002660
As (mm2) 172 156 246,8 207,5
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,103 4,910 4,127
S (mm) 250 250 200 200
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-205 5Æ8-200 5Æ8-200
Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a , a = 39
Mly = 0,001.lx2.b , b = 13,5
Mtx = 0,001.lx2.c , c = 81,2
Mty = 0,001.lx2.d , d = 57
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,7 dengan 1,8
mejadi 1,75.
C. Pelat Atap Tritisan Mushola
Gambar 5c.1 Pelat lantai tritisan
mushola
1. Perhitungan pelat type A
a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai bangunan biasa(ql) = 125 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
b. Perhitungan beban
1). Beban mati
- Tebal pelat minimum (hmin) = ( )s1..500036000
5,1yf
800.L
b-b+
÷ø
öçè
æ +
Dimana:
L = Panjang pelat = 6000
mm
fy = 300 Mpa = 300 N/mm2
b = Ly/Lx = 2,4
bs diambil = 0,85
- hmin = ( )85,01.4,2.5000360005,1
3008006000
-+
÷ø
öçè
æ+
= 111,11 mm
- h diambil 120 mm> hmin = 111,11 mm, maka pelat lantai tidak
memerlukan kontrol lendutan
- Perhitungan beban
Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288
Kg/m2
Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25
Kg/m2
Qd = 313
Kg/m2
2). Beban hidup
- Beban hidup pelat lantai untuk pelat biasa Ql = 125 Kg/m2
3). Beban berfaktor
- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.313 + 1,6.125 = 575,6
Kg/m2
c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 575,6.2,52.42 = 151,1
Kgm
- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 575,6.2,52.10 = 35,9
Kgm
- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 575,6.2,52.83 = 298,6
Kgm
- Mty = 0,001.qu.lx2.57 = 0,001. 575,6.2,52.57 = 205,1
Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat ( h) = 120 mm0
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
d). Tinggi efektif (d)
Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai
tritisan mushola
dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm
e). Pembatasan tulangan
- rb = fy
cf.85,0.b. ú
û
ùêë
é+ fy600
600
= 300
25.85,00,85 úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =
0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002
f). Perhitungan momen
Perhitungan tulangan disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 5c.1 Perhitungan tulangan pelat tritisan moshola
Hal Mtx Mty Mlx Mly
Mu (Nmm) 1,511.106 0,3,590. 106 2,986. 106 2,051.106
Mn (Nmm) 1,889. 106 0,4488. 106 3,733. 106 2,564. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,2554 0,07376 0,5047 0,4214
m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600
raktual 0,000856 0,002500 0,001700 0,001400
rperlu 0,002000 0,002500 0,002000 0,002000
As (mm2) 172 195 172 156
Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,879 3,422 3,103
S (mm) 250 250 250 250
Tulangan (mm) 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25
BAB VI
PERENCANAAN PORTAL TRIBUN
Gambar 6.1 Perencanaan portal tribun
A. Pembebanan Balok Portal Kantor
Gambar 6a.1 Pembebanan balok portal kantor
1. Data Perencanaan
- Tebal pelat lantai (tf) = 12 cm
- Tinggi dinding (hd) = 4,5 m
- Beban hidup lantai kantor (q) = 250 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2
2. Perhitungan Lebar Equivalen
Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As
A, As D) yang memikul beban terbesar.
a. Balok As A
Gambar 6a.2 Lebar equivalen pembebanan balok As A
Perhitungan lebar equivalen :
- Leq 1 = t.32
= 200.32
= 133,4
cm
- Leq 2 = úúû
ù
êêë
é
÷÷ø
öççè
æ-
y
xx l.2
l43.l.
61
= úû
ùêë
é÷øö
çèæ-
4.25,2
43.5,2.61
= 72,91
cm
- Leq 3 = t.32
= 100.32
= 66,67
cm
b. Balok As D
Gambar 6a.3 Lebar equivalen pembebanan balok As D
Perhitungan lebar equivalen :
- Leq 1 = t.32
= 200.32
= 133,4
cm
- Leq 2 = t.32
= 125.32
= 83,33
cm
3. Perencanaan Balok Portal Kantor
a. Balok As A
1). Perencanaan dimensi balok
- Tinggi balok menurut SNI T-15-1991-03 Tabel 3.1, h = 10L
sampai15L
h = 104
sampai154
= 0,267 sampai 0,4 diambil h = 0,4 m
- Lebar balok b = 0,65.h = 0,65. 0,4 = 0,26 m
2). Perhitungan beban balok
a). Balok Aas A 1
- Beban mati
Brt. sendiri blk. = b.(h-tf).rb = 0,26.(0,4-0,12).2400 = 174,72
Kg/m
Berat pelat = leq.tf.rb =
1,334.0,12.2400 =
384,14 Kg/m Berat dinding = hd.rb = 4,5.250 = 1125
Kg/m
Qd = 1683,9
Kg/m
- Beban hidup
Beban hidup = leq.q = 1,33.250 Ql = 333,5
Kg/m
- Beban berfaktor = 1,2.Qd + 1,6.Ql Qu = 2554.3
Kg/m
b. Balok lain
Perhitungan pembebenan balok yang lain disajikan dalam bentuk tabel
berikut :
Tabel 6a.1 Pembebanan balok kantor Qd ( Kg/m)
No Balok l
(m)
h
(m)
b
(m) dinding balok plat S
Ql
Kg/m
Qu
Kg/m
1. As A 1 4 0.4 .026 1125 174.72 384.192 1683.912 333.5 2554.294 2. As A 2 4 0.4 0.26 1125 174.72 192.096 1491.816 166.75 2056.979 3. As D 1 2,5 0.25 0.17 0 53.04 384.192 437.232 333.5 1058.278 4. As D 2 2,5 0.25 0.17 1125 53.04 240.019 1418.059 208.5 2035.271
B. Pembebanan Balok Portal Tribun
Gambar 6b.1 Pembebanan balok portal kantor
1. Data Perencanaan
- Tebal tribun equivalen (tf) = 29,9 cm
- Tinggi dinding (hd) = 3,5 m
- Beban hidup lantai kantor (q) = 400 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2
2. Perhitungan Lebar Equivalen
Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As A-
E) yang terbesar dan perhitumganya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 6b.1 Perhitungan lebar equivalen No Balok As Lebar equivalen (m)
1. A 0,67
2. B 2,03
3. C 0,83
4. D 1,58
5. E 1,49
3. Perencanaan Balok Portal Tribun
Perhitungan balok yang lain diasjikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 6b.2 Pembebanan balok tribun Qd ( Kg/m)
No Balok
As
l
(m)
h
(m)
b
(m) dind
ing balok plat S
Ql
Kg/m
Qu
Kg/m
1. A 2 0,2 0,13 0 24,96 481,917 506,877 268 1037,053
2. B 3,05 0,3 0,19 0 0,456 1460,13 1460,59 812 3051,913
3. C 4 0,4 0,26 0 63,024 597,002 660,026 332 1323,232
4. D 4 0,4 0,26 0 63,024 1136,46 1199,48 632 2450,584
5. E 4 0,4 0,26 875 174,72 1071,72 2121,44 596 3499,337
C. Perhitungan Portal Tribun Utama
Gambar 6c.1 Portal tribun utama
Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan hasil
gaya dan momen yang terbesar untuk setiap As balok (jenis balok yang sama) dan
kolom, seperti tabel berikut :
Keterangan :
1. Kolom
- Semua kolom
direncanakan
mempunyai dimensi dan
tulangan yang sama
- Nomor kolom : 1
sampai dengan 48
2. Balok
Dimensi dan tulangan balok
dikelompokan sebagai berikut :
a. Balok arah X
- Mendatar (A), nomor
batang 49 sampai 61
- Miring (B), nomor
batang 62 sampai 71
b. Balok arah Y
- Mendatar (C), nomor
batang 72 sampai 73
- Mendatar (D), nomor
batang 74 sampai 89
- Miring (E), nomor
batang 90 sampai 97
Tabel 6c.1 Gaya batang, gaya geser dan momen terbesar pada kolom
No. batang P (Kg) V (Kg) Mx (Kgm) My (Kgm)
1 s/d 48 36081,9 2559 3048,4 3311,72
Tabel 6c.2 Gaya geser dan momen terbesar pada balok
No. Balok As No. Batang M tumpuan
(Kgm)
M lapangan
(Kgm)
Gaya geser
(Kg)
1. A 49 – 61 3885,05 2403,31 5448,47
2. B 62 – 71 2093,69 1451,12 4201,26
3. C 72 – 73 2209,02 1166,33 2983,69
4. D 74 – 89 3879,41 2345,19 5562,88
5. E 90 - 97 7303,74 5242,63 9772,52
D. Perhitungan Tulangan Lentur pada Balok
Dalam perhitungan tulangan lentur pada balok ini diambil contoh perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang lain disajikan dal;am bentuk tabel. 1. Data Perencanaan
- Panjang balok (L) = 4000 mm
- Tebal pelat lantai (hf) = 120 mm
- Tinggi balok (h) = 400 mm
- Lebar balok (b) = 260 mm
- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm
- Diameter tulngan lentur (Æl) = 32 mm
- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Momen tumpuan = 3,385.107 Nmm
- Momen lapangan = 2,403.107 Nmm
- Tebal efektif balok (d) = -- 'dh Æl/2 -Æs = 336 mm
2. Perhitungan Lebar Efektif Flens Balok T dan L
- Gambar skets :
Gambar 6d.1 Lebar efektif flens balok Sesuai persyaratan pembentukan penampang balok berflens SNI pasal
3.1.10 maka lebar efektif sayap (flens) balok adalah
a). Balok L
- be ≤ 6.hf + bw = 6.120 + 260 = 980 mm
- be ≤ 0,5.Ln = 0,5.4000 = 2000 mm
- be ≤ 0,5.L+ bw = 0,5.400 + 260 = 593 mm
Diambil nilai be terkecil yaitu 593 mm
b). Balok T
- be ≤ 16.hf + bw = 16.120 + 260 = 2180 mm
- be ≤ Ln = 4000 = 4000 mm
- be ≤ 0,25.L = 0,25.4000 = 1000 mm
Diambil nilai be terkecil yaitu 1000 mm
c). Balok As lain
Tabel 6d.1 Perhitungan lebar efektif flens balok T dan L
Balok L, be (mm) Balok T, be (mm)
As
hf
mm
bw
mm
Ln
mm
L
mm 6.hf+bw 0,5.Ln
1/12.L+
bw 16.hf+bw Ln ¼.L
A 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
B 120 190 3050 3050 910 1525 444,16 2110 3050 762,5
C 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
D 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
E 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
3. Pemakaian Jenis Analisa Balok
a). Balok L
- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 3,385.107
Nmm
- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)
= 0,8.(0,85.25) .120.593.(336 – 120/2) = 3,34.108
Nmm
- Kontrol
Mmax = 3,34.108 Nmm > Mu = 0,3385.108 Nmm
Maka balok L palsu, dalam analisa digunakan balok persegi
b). Balok T
- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 2,403.107
Nmm
- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)
= 0,8.(0,85.25) .120.100.(336 – 120/2) = 5,63.108
Nmm
- Kontrol
Mmax = 5,63.108 Nmm > Mu = 0,2403.108 Nmm
Maka balok T palsu, dalam analisa digunakan balok persegi
c). Balok As lain
Tabel 6d.2 Perhitungan jenis tulangan balok
Balok A B C D E
Balok T
.hf mm 120 120 120 120 120
.be mm 1000 762,5 1000 1000 1000
.d mm 336 236 336 336 336
Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303
Mmax .107 Nmm 33,4 27,37 33,4 33,4 33,4
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Jenis tulangan tunggal tunggal tunggal tunggal tunggal
Balok L
.hf mm 120 120 120 120 120
.be mm 593 444,16 593 593 593
.d mm 336 236 336 336 336
Mu .107 Nmm 2,403 1,451 1,166 2,345 5,243
Mmax .107 Nmm 56,3 15,95 56,3 56,3 56,3
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok
Ok
Jenis tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
4. Analisa Tulangan Lentur Daerah Tumpuan
Gambar 6d.2 Penampang balok daerah tumpuan
a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)
- rb = fy
cf.85,0.b. ú
û
ùêë
é+ fy600
600
= 300
25.85,00,85 úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301
- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8
mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
akt
32..25,0
As
p =
2,8048,2620
= 3,25
- Jarak tulangan (s) = 1n
n2'd2b ts-
F-F--
= 13
32.38.240.2260-
---
= 34 mm > 25 mm…………………..Aman
- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2
b). Tinggi balok efektif (a)
a = b.c'f.85,0
f..As y = 260.25.85,0300.75,2412
= 131 mm
c). Jenis tulangan
- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336-2
131) = 1,957.108
Nmm
- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108
Nmm
- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 3,385.107 Nmm,
maka digunkan tulangan tunggal
- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk
balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm
d). Balok lain
Tabel 6d.3 Perhitungan tulangan lentur daerah tumpuan
Hal A B C D E
rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336
As mm2 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8
n mm 3 2 3 3 3
s mm 34 30 34 34 34
Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34
As aktual mm2 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75
a mm 131 87,34 131 131 131
Mn .107 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57
Mmax .107 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67
Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal
5. Analisa Tulngan Lentur Daerah Lapangan
Gambar 6d.2 Penampang balok daerah lapangan
a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)
- rb = fy
cf.85,0.b. ú
û
ùêë
é+ fy600
600
= 300
25.85,00,85 úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301
- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8
mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
akt
32..25,0
As
p =
2,8048,2620
= 3,25
- Jarak tulangan (s) = 1n
n2'd2b ts-
F-F--
= 13
32.38.240.2260-
---
= 34 mm > 25 mm…………………..Aman
- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2
b). Tinggi balok efektif (a)
a = b.c'f.85,0
f..As y = 260.25.85,0300.75,2412
= 131 mm
c). Jenis tulangan
- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336-2
131) = 1,957.108
Nmm
- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108
Nmm
- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 2,403.107 Nmm,
maka digunkan tulangan tunggal
- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk
balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm
d). Balok lain
Tabel 6d.4 Perhitungan tulangan lentur daerah lapangan
Hal A B C D E
rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336
As mm2 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8
n mm 3 2 3 3 3
s mm 34 30 34 34 34
Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34
As aktual mm2 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75
a mm 131 87,34 131 131 131
Mn .107 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57
Mmax .107 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67
Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal
E. Perhitungan Tulangan Geser pada Balok
Dalam perhitungan tulangan geser pada balok ini diambil contoh perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang lain disajikan dal;am bentuk tabel. 1. Data Perencanaan
- Panjang balok (L) = 4000 mm
- Tinggi balok (h) = 400 mm
- Lebar balok (b) = 260 mm
- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm
- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Gaya geser maksimum (Vu) = 2,559.104 N
- Tebal efektif balok (d) = -- 'dh Æl/2 -Æs = 336 mm
- f diambil = 0,6
- Skets :
Gambar 6e.1 Sketsa gaya geser balok
- Analisas :
Vu
)VuVu(2/L
d 1-=
L
d.Vu.2VuVu 1 =-
L
d.Vu.2VuVu1 -=
2. Perhitungan Tulangan
- L
d.Vu.2VuVu1 -= =
4000336.10.448,5.2
10.448,54
4 - = 4,533.104
N
- Vn = F
1Vu =
6,010.33,5 4
= 7,555.104
N
- Vc = c'f.d.b.61
= 25.336.260..61
= 7,28.104
N - Vs = Vn – Vc = 7,555.104 - 7,28.104 = 2750
N
- Av = 28..41
.2 p = 100,5
mm2
- Smax = s
yv
V
d.f.A =
2750336.300.5,100
= 3683,8
mm
- Smin = 2d
= 2
336 = 168
mm - Digunakan tulangan geser Æ 8 - 168 mm
3. Balok Lain
Tabel 6e.1 Perhitungan tulangan geser
Balok A B C D E
L mm 4000 3050 4000 4000 4000
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336
Vu .104 N 5,448 4,201 2,983 5,562 9,772
Vu1 .104 N 5,448 4,201 2,983 5,562 9,772
Vn .104 N 4,533 3,551 2,482 4,628 8,130
Vc .104 N 7,555 5,918 4,136 7,713 13,551
Vs .104 N 7,280 3,737 7,280 7,280 7,280
Av mm2 0,275 2,181 3,144 0,433 6,271
Smax mm 3689,68 326,176 322,257 2341,53 161,556
Smin mm 168,000 118,000 168,000 168,000 168,000
Tulangan mm Æ8 - 168 Æ8 - 118 Æ8 - 168 Æ8 - 168 Æ8 - 168
F. Perencanaan Kolom
Dalam perencanaan kolom ini semua kolom mempunyai dimensi dan tulangan yang sama dan direncanakan berdimensi kecil sehingga digunakan kolom dengan tulangan terditribusi serta menggunakan perhitungan biaksial. 1. Data Perencanaan
- Skets :
Gambar 6f.1 Momen biaksial kolom
- Panjang penampamg kolom (p = b) = 350 mm
(= Lebar penampang kolom)
- Momen arah X (Mx) = 3,048.107 Nmm
- Momen arah Y (My) = 3,317.107 Nmm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Gaya aksial tekan (P) = 3,608.105 N
- Modulus elastisitas baja tulangan (Es) = 2.105 N/mm2
- f diambil untuk kolom berserngkang = 0,7
- Faktor kontur interaksi (b) = 0,61
2. Momen Lentur Uniaksial Equivalen
- Pn = FPu
= 7,0
7.,10.608,3 5 = 5,1545.105 N
- Mny = F
My =
7,010.048,3 7
= 4,355.107 Nmm
- Mnx = F
Mx =
7,010.312,3 7
= 4,731.107 Nmm
- Diambil nilai terbesar, yaitu Mnx = 4,731.107 Nmm untuk analisis
equivalen maka, MnyMnx
= 7
7
10.355,4
10.731,4 = 1,009
- Dimensi kolom sebanding dengan momen yang bekerja, jika lebar
penempang kolom (b) diambil 350 mm maka panjang penampang kolom
(p) sebesar 350 mm
3. Kontrol Kapasitas Pn
- Skets :
Gambar 6f.2 Penampang, regangan dan gaya internal kolom arah X dan Y
Gambar 6f.3 Penampang, regangan dan gaya internal biaksial kolom
a). Perencanaan tulangan
- Diasumsikan angka penulangan (r) adalah 0,012
- As/ sisi = r.b.d = 0,012.350.250 = 1050 mm2
- As tulg = n
As =
41050
= 262,5 mm2
- Jika digunakan tulangan 4 Æ 19 mm, mak As aktual adalah 283,5
mm2
b). Perhitungan tulangan
- c = 2b
= 2
350 = 175 mm
- a = 0,85.c = 0,85.175 = 148,75 mm
- Luas penampang
As 1 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2
As 2 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2
As 3 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2
As 4 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2
- Lebar efektif beton (di)
di = d’ + 1n
)'d2b)(1i(-
--
d1 = 50 + 14
)50.2350)(11(-
-- = 50 mm
d2 = 50 + 14
)50.2350)(12(-
-- = 113 mm
d3 = 50 + 14
)50.2350)(13(-
-- = 216 mm
d4 = 50 + 14
)50.2350)(14(-
-- = 300 mm
c). Perhitungan regangan
- Rumus perhitungan
es i = 0,003 úûù
êëé -
cdic
- Perhitungan
es 1 = 0,003 úûù
êëé -
17550175
= 0,002
es 2 = 0,003 úûù
êëé -
175113175
= 0,001
es 3 = 0,003 úûù
êëé -
175216175
= - 0,0007
es 4 = 0,003 úûù
êëé -
175300175
= - 0,002
Nilai es 3 dan es 4 negatif menandakan tegangan
d). Perhitungan gaya internal
- Rumus perhitungan
Cs i = As i. es i. Es
- Perhitungan
Cs 1 = 1132.0,002.2.105 = 452800 N
Cs 2 = 566.0,001.2.105 = 113200 N
Cs 3 = 566.- 0,0007.2.105 = - 79240 N
Cs 4 = 1132.- 0,002.2.105 = - 452800 N
SCs i = 33960 N
e). Perhitungan daya dukung kolom
- Pn aktual = 0,85.f’c.a.b + SCs I
= 0,85.25.148,75.350 + 33960
= 11,4.105 N
- Pn aktual = 11,4.105 N > Pn perlu = 5,154.105 N……….aman
4. Perhitungan momen nominal aktual (Monx = Mony)
- Monx = Mony = 0,85.f’c.a.b.0,5(b-a) + S [Cs i.(0,5h – di)]
- Perhitungan
Cs 1.(0,5h – di) = 452800.(175 – 50) = 56,6.106 Nmm
Cs 2.(0,5h – di) = 11320.(175 – 113) = 0,71.106 Nmm
Cs 3.(0,5h – di) = -79240.(175 – 216) = -3,25.106 Nmm
Cs 4.(0,5h – di) = -452800.(175 – 300) = -56,6.106 Nmm
S = -2,54.106 Nmm
Monx = Mony = 0,85.25.148,75.350.0,5(350 – 148,75) + (-
2,54.106)
= 11,13.107 - 2,54.106
= 10,88.107 Nmm
MonxMnx
= 7
7
10.88,10
10.355,4 = 0,4
- Dari kurva interaksi faktor kontur (b) kolom biaksial dengan mengambil
nilai a untuk kolom berbentuk bujursangakar adalah 1,5 maka didapatkan
hasil untuk:
MonxMnx
= 0,4 nilai MonyMny
= 0,79
- Mny aktual = 0,79.Mony = 0,79. 10,88.107 = 8,59.107 Nmm
- Mny aktual = 8,59.107 Nmm > Mny perlu = 4,355.107
Nmm……aman
5. Perhitungan Tulangan Geser
a. Data perencanaan
- Gaya geser maks (Vu) = 25590,1 N
- Gaya aksial tekan (Pu) = 36081,9 N
- Tinggi kolom (Lmaks) = 5250 mm
- Diameter tul. geser (Æs) = 8 mm
- q diambil = 0,6
- Ag = h.b = 350.350 = 122500 mm2
- d = h – 2d’ = 350 – 2.50 = 250 mm
- skets :
Gambar 6f.4 Sketsa gaya geser kolom
- Analisa :
Vu
)VuVu(2/L
d 1-=
L
d.Vu.2VuVu 1 =-
L
d.Vu.2VuVu1 -=
b. Data perencanaan
- L
d.Vu.2VuVu1 -= =
5250250.10.554,2.2
10.554,24
4 - = 2,31.104
N
- Vn = F
1Vu =
6,010.31,2 4
= 38500
N
- Vc = c'f.d.b.61
= 25.250.350.61
= 72916,7
N
- f.Vc = 0,6.72916,7 = 43750
N
- Karena Vn < f.Vc dan Vn > 0,5. f.Vc maka secara teoritis kolom
tidak membutuhkan tulangan sengkang tetapi dalam pelaksanaan
digunakan tulangan sengkang minimum
- Tulangan min Av = fyS.b
.50 , dimana S = Deviasi standart
diambil 1
= 300
1.350.50
= 58,33 mm2
- Diambil tulangan Æ 9 mm, A = 63,6 mm2 > Av min = 58,33 mm2
- Smaks = 2d
= 2
250 = 125 mm
- Digunakan tulangan geser Æ 9 - 125 mm
BAB VII
PERENCANAAN PONDASI
E. Perencanaan Pondasi Foot Plate 5. Data Perencanan.
Gambar 7a.1.1 Perencanaan pondasi foot plate
- Direncanakan pondasi foot plate dengan kedalaman 1,45 m, panjang 1,3
m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Dari perhitungan mekanik portal dengan program SAP 2000 didapatkan
Mu = 1,702.107 Nmm
Vu = 36,08. 104 N
6. Perhitungan dimensi pondasi
- p = vu +1,2 berat kolom pondasi
= 36,08. 104+ 1,2.(0,35.0,35.1,45.2,4.104)
= 36,59.104 N
- stanah = Ap
, A = ahtan
Ps
- A = 4,010.59,36 4
= 91,47.104 m2
- B = L = 410.47,91A = = 956,45 mm
Maka digunakan telapak pondasi (1,2.1,2) m
- Tebal telapak pondasi (d)
d≥cf.L
p6 - =
25.1200
10.59,36.6 4 = 365,9 mm
Digunakan telapak pondasi dengan tebal d = 400 mm
Momen kelembaman (I) = 121
.L.B3 = 121
.1,2.1,23 = 0,1728 m4
- Tebal selimut beton (d`) = t1 - d = 450 - 400 = 50
mm
- W = (b.d2)/ 6 = (1200.12002)/6 = 2,88.108
mm3
7. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi
- Perhitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 36,08. 104
N
Berat telapak = b.l.t1. rb
= 1,2.1,2.0,45.2,4.104 = 1,555.104
N
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn
= 1,2.(1,2-0,35).1.1,7.104 = 1,734.104
N
B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb
= 1.0,35.1,2.2,4.104 = 0,008.104
N
Vt = 7,905.104
N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)
e = tV
M =
4
7
10.905,7
10.702,1 = 215,3 mm
e = 215,3 mm < 6b
=6
1800 = 300 mm……………..……Aman
- s = IX.M
A
Vt ± = 729,0
9,0.10.690132,17,210.23,11 44
±
= 4,159.104±2,08.104 N/m2
- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2
- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
- Sketsa :
Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondasi
8. Analisa Perhitungan Tulangan
c. Perhitungan Tulangan Geser
- t = t
tuA
V
W
M± =
6
4
8
7
10.7,2
10.23,11
10.75,6
10.690132,1± = 0,067
N/mm2
- Panjang efektif (a) = 2t
2d
2b 2-- =
2250
2150
21800
-- = 750
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16
N
- Vc = cf.d.b.61
= 25.1500.1800.61
= 2,2499.106
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
d. Perhitungan tulangan lentur
- Mu = L.x..21 2
maxs = 1500.900.07165,0.21 2 = 1,072.107 Nmm
- Mn = F
Mu =
8,010.072,1 7
= 1,34.107 Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- R n = 2n
l.b
M =
2
7
1500.1800
10.34,1 = 0,003
N/mm2
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf
4,1 =
3004,1
= 0,00467
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úû
ùêë
é--
300003,0.1176,14.2
11
= 1,1.10-5
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75
mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
s
d..41
A
p =
212..41
75,1050
p = 9,29 buah
Digunakan 10 Tulangan
- Jarak sengkang (s) = nl
= 10
1500 = 150 mm
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
BAB VIII
PERENCANAAN KOLAM RENANG
A. Perencanaan Kolam Renang
Gambar 8a.1 Rencana kolam renang
Dalam perencanaan kolam renang ini dinding kolam
direncanakan sebagai dinding turap kontilever dan gaya mormal terbesar
yang merupakan kondisi kritis diding terjadi pada saat kolam dalam
keadaan kosong karena resultante gaya antara air dan tanah paling besar.
1. Data Perencanaan
Gambar 8a.1 Sketsa gaya geser dan momen
- Sudut geser dalam tanah (f) = 320
- Berat isi tanah (g) = 15 KN/m2
- Kohesi tanah (C) = 0
- Kedalaman kolam (L1) = 2 m
2. Perhitungan Gaya Geser
a. Tekanan Aktif
- Ka = Tan2. ÷øö
çèæ F
-2
450 = Tan2. ÷øö
çèæ -
232
450 = 0,307
- Kp = Tan2. ÷øö
çèæ F
+2
450 = Tan2. ÷øö
çèæ +
232
450 = 3,25
- P2 = g.L1.Ka = 15.3.0,307 = 13,815
KN/m2
- L2 = ( )aP
12KK.
L.P-g
= ( )307,025,3.15815,13-
= 0,3 m
- P5 = g.L1.Kp + g.L2.(Kp – Ka)
= 15.3.3,25 – 15.0,3.(3,25 – 0,307)
= 126,975 KN/m2
- P = 2L.P
2L.P 2212 + =
( )2
3,03815,13 + = 22,79
KN/m2
- Z = úúû
ù
êêë
é
-
+
ap
pa1KK
KK.2.
3
L = ú
û
ùêë
é-
+307,025,3
25,3307,0.2.
33
= 1,3 m
b. Panjang Penetrasi (D)
Untuk mencari nilai D terlebih dahulu digitung nilai L3, nilai L3 dicari
dengan mengunakan persamaan
( ) ( ) ( ) ( ) 0ALALALAL 4332
323
314
3 =++++
dimana :
( )ap
51 KK.
PA
-g= = ( )307,025,315
975,126-
= 2,88 m
( )ap2 KK.
P.8A
-g= = ( )307,025,3.15
79,22.8-
= 4,13 m
( )[ ]( )2ap
25ap
3KK.
PKK..Z.2P.6A
-g
+-g=
= ( )[ ]
( )22 307,025,3.15
975,126307,025,3.15.3,1.279,22.6
-
+-
= 9,45 m
[ ]( )2ap
25
3KK.
P.4P.Z.6PA
-g
+= =
[ ]( )22 307,025,3.15
79,22.4975,126.3,1.679,22
-
+
= 12,65 m
( ) ( ) ( ) ( ) 065,12L45,9L13,4L88,2L 32
33
34
3 =++++
Dengan cara coba-coba nilai L3, didapatkan nilai L3 = 1,21 m
Maka panjang penetrasi (D) adalah :
- Teoritis = L2 + L3 = 0,3 + 1,21 = 1,51 m
- Aktual = 1,3.D teoritis = 1,3.1,51 = 1,96 m
c. Momen Maksimum (Mmaks)
Momen maksimm akan terjadi pada saat gaya geser sama dengan 0 (nol) yang berada diantara titi C dan D, berjarak Z’ dibawah titik C.
Z’ = ( )ap KK.
P.2
-g = ( )307,025,3.15
97,22.2-
= 1,02 m
Mmax = ( ) { }÷øö
çèæ -g-- ap
2 KK.'Z..21
.3Z
'ZZ.P
= ( ) { }÷øö
çèæ --- 037,025,3.02,1.15.
21
.302,1
02,13,1.97,22 2
= 45,48 KNm
3. Perencanaan Pondasi Dinding Turap
9. Data Perencanan.
Keterangan :
h = 4000 mm
t1 = 100 mm
L = 1000 mm
d` = 50 mm
d = 50 mm
t2 = 150 mm
Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi dinding turap
- Direncanakan pondasi dinding turap dengan kedalaman 4 m dan
panjang 1 m
- Tegangan ijin tanah (stn) = 1,2 Kg/cm2 = ,2.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Pembebanan :
§ Beban mati (berat sendiri)
Berat dinding = t2.h. rb =
0,15.4.2,4.104 = 1,08.104 N/m § Beban hidup lantai untuk bangunan olahraga = 4000
N/m § Beban berfaktor
Qu = 1,2 Qd + 1,6 Ql
= 1,2.1,08.104 + 1,6.4000 = 1,94.104
N/m
§ Jadi P = 1,94.104 N/m, untuk setiap 1m P = 1,94.104
N - Dari perhitungan dinding turap didapatkan
Mu = 45,48.103 Nm
Vu = 0,02279 N/mm2
Pu = 1,94.104 N
10. Perhitungan Dimensi Pondasi Dinding Turap
- Dalam perhitungan pondasi dinding turap ini dilakukan perhitungan
setiap 1 m panjang.
- P = Vt = Pu +1,2 berat kolom pondasi
= 1,94.104 + 1,2.(0,15.1.3.2,4.104)
= 3,02.104 N
- stanah = Ap
, A = ahtan
Ps
- A = 5
4
10.2,1
10.02,3 = 0,25 m2
Maka digunakan telapak pondasi 0,3 x 1. = 0,3 m2 > 0,25
m2…aman
- Tebal telapak pondasi (d)
d ≥ c'fL
P.6 =
25.1000
10.02,3.6 4 = 36,24 mm
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 50 mm > 36,24
mm…………………………………..….…aman
- Momen kelembaman (I) = 121
.L.B3 = 121
.0,3.13 = 0,025
m4
- W = (b.d2)/ 6 = (750.10002)/6 = 1,25.108
mm3
e = PM
= 4
3
10.02,3
4810.45 = 1,505 m
e = 6B
= 62,1
= 0,2 m…………geser
ponds
- Dimensi alas pondasi dengan eksentrisitas (e > b/6) dihitung dengan
rumus :
stn = úûù
êëé ±
Le.6
1.L.B
P
40.104 = úûù
êëé ±
L5,1.6
1.L.B10.02,3 4
, untuk nilai maksimum dan L
=1
40.104 = úûù
êëé +
19
1.1.B10.02,3 4
B = 4
4
10.40
10.02,3.10 = 0,75 m
( Joseph E. Bowles, Analisa dan Desain Pondasi persamaan 8-
13)
- Jadi digunakan alas pondasi ( 0,75 x 1 x 0,05 ) m
4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Dining Turap
e. Perhitungan Tulangan Geser
- t = t
tuA
V
W
M± =
3
4
8
6
10.3
10.02,3
10.25,1
10.48,45± , tmax = 10,43
N/mm2
- Panjang efektif (a) = 2t
2d
2b 2-- =
2150
250
21000
-- = 400 mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1000.400 = 0,4.106
mm2
- Vu = t. At = 10,43.0,4.106 = 4,17.106 N
- Vc = cf.d.b.61
= 25.50.1000.61
= 4,16.104 N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 2,5.104 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 22,79 N < Ф. Vc = 2,5.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
f. Perhitungan tulangan lentur
- Mu = L.x..21 2
maxs = 1000.375.4,10.21 2 = 73,4.107 Nmm
- Mn = F
Mu =
8,010.4,73 7
= 91,75.107 Nmm
- m = c
y
`f.85,0
f =
25.85,0300
= 14,1176
- R n = 2n
l.b
M =
2
7
1000.750
10.75,91 = 1,2
N/mm2
- rb = y
cf
`f.85,0 .b .
úúû
ù
êêë
é
+ yf600
600
= 300
25.85,0.0,85. úû
ùêëé
+ 300600600
= 0,04
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03
- rmin = yf
4,1 =
3004,1
= 0,00467
- r = m1
úúû
ù
êêë
é--
yfRn.m2
11
= 1176,141
úúû
ù
êêë
éúûù
êëé --
300
2,1.1176,14.211
= 0,004
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1000.50 = 233,5
mm2
- Jumlah tulangan (n) = 2
s
d..41
A
p = = 9,29 buah
Digunakan 10 Tulangan
- Jarak sengkang (s) = nl
= 10
1500 = 150 mm
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
PENUTUP
Alhamdulillah penyusun ucapkan, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaiakn laporan tugas akhir ini. Meskipun melalui berbagai kendala dan kurangnya prasarana yang dimiliki penyusun namun tugas akhir ini mampu diselesaikan pada waktunya. Tugas akhir ini telah memberikan banyak manfaat bagi penyusun,
terutama dalam mendalai ilmu ketekniksipilan. Selain itu penyusun berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna baik dalam hal materi maupun penyajiannya, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan tugas akhir ini
menjadi lebih baik.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penyusun mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak, dan tanpa bantuan mereka penyusun tidak
akan mampu menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kaih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan tugas akhir ini, semoga amal kebaikan anda mendapatkan balasan yang
seimbang dari allah swt.
Demikian laporan tuga akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar ahli madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Agustus 2003
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SKSNI-T-15-1991-03), Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik Direktorat Jendral Cipta Karya, Jakarta.
Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI), Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG), Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan, Jakarta.
Anonim, 1984, Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
(PPBBI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Gunawan, R.,2001, Tabel Profil Konstruksi Baja, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Lasino, dkk.,1994, Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu
Beton, Badan Penelitian dan Pengembangan P.U., Departemen Pekerjaan Umun,
Bandung.
Wahyudi, L., 2001, Struktur Beton Bertulang , Erlangga.
Wang, C.K. 1994, Struktur Beton Bertulang, Erlangga.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Input SAP 2000 2. Output SAP 2000 3. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial 4. Gambar bangunan
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial