bab i pendahuluan - digilib.uns.ac.id/peren... · 2. peraturan beton bertulang indonesia (pbbi)...

142
Perencanaan struktur gedung komplek kolam renang Sukarno I.8500087 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya laju perkembangan pembangunan dunia Teknik Sipil menuntut bangsa Indonesia untuk menanggapi segala kemajuan dan tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan pembangunan tersebut. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia mempunyai kualitas pendidikan yang tinggi, yang mampu bersaing dalam dunia pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana terpenting untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Untuk itu, Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta mencobamerealisaikan hal tersebut diatas dengan memberikan tugas perencanaan gedung bertingkat kepada mahasiswa yang menempuh Tugas Akhir, dengan maksud agar sumber daya manusia yang dihasilkan mampu bersaing di dunia kerja. B. Maksud dan Tujuan Tuigas Akhir Menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern dan arus globalisasi yang semakin deras, kehadiran seorang teknisi yang menguasai ilmu dan ketrampilan dibidangnya sangat diperlukan. Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan menghasilkan ahli madya teknik yang berkualitas, bertanggung jawab dan kreatif dalam menghadapi masa depan dan berperan serta dalam menyukseskan program pembangunan nasional.

Upload: doanhanh

Post on 30-Jan-2018

268 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Perencanaan struktur gedung komplek kolam renang

Sukarno I.8500087

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya laju perkembangan pembangunan dunia Teknik Sipil menuntut

bangsa Indonesia untuk menanggapi segala kemajuan dan tantangan yang

diakibatkan oleh perkembangan pembangunan tersebut. Hal itu dapat terpenuhi

apabila sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia mempunyai

kualitas pendidikan yang tinggi, yang mampu bersaing dalam dunia

pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana terpenting untuk

meningkatkan kecerdasan bangsa.

Untuk itu, Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universitas Sebelas Maret Surakarta mencobamerealisaikan hal tersebut diatas

dengan memberikan tugas perencanaan gedung bertingkat kepada mahasiswa

yang menempuh Tugas Akhir, dengan maksud agar sumber daya manusia yang

dihasilkan mampu bersaing di dunia kerja.

B. Maksud dan Tujuan Tuigas Akhir

Menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern dan arus

globalisasi yang semakin deras, kehadiran seorang teknisi yang menguasai ilmu

dan ketrampilan dibidangnya sangat diperlukan. Program Diploma Tiga Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah

satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan menghasilkan ahli madya

teknik yang berkualitas, bertanggung jawab dan kreatif dalam menghadapi masa

depan dan berperan serta dalam menyukseskan program pembangunan nasional.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Sebelas Maret Surakarta memberikan tugas akhir perencanaan gedung bertingkat

dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi gedung bertingkat sederhana

yang ekonomis dan aman.

2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian, dan

pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.

3. Mahasiswa dapat terangsang daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah

yang berhubungan dengan perencanaan struktur gedung.

C. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengetahui konsep-konsep dasar berdasarkan data-data yang

diperoleh untuk merencanakan suatu bangunan.

2. Bagaimana melakukan perhitungan struktur dengan tingkat ekonomis dan

keamanan yang memenuhi syarat yang terkait.

D. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penulisan

Tugas Akhir ini, permasalahan kami batasi sebagai berikut :

1. Perencanaan hanya terbatas pada struktur utama gedung saja.

2. Struktur gedung dari beton bertulang non prategang dan bersifat elastis.

3. Beban gempa tidak diperhitungkan.

4. Beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup, dan beban angin.

Sebagai pokok pembahasan dalam tugas akhir ini adalah untuk dapat

mewujutkan jawaban dari rumusan masalah diatas. Adapun pokok bahasan tugas

akhir adalah:

1. Perencanaan Atap

2. Perencanaan Tangga

3. Perencanaan Pelat Lantai dan Tribun

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

4. Perencanaan Dinding

5. Perencanaan Portal

6. Perencanaan Pondasi

7. Kolam Renang

8. Instalasi Bangunan

E. Spesifikasi Perencanaan

1. Spesifikasi Bangunan

Secara umum perencanaan bangunan ini adalah sebagai berikut :

a. Fungsi bangunan : Gedung Komplek Kolam Renang

b. Macam bangunan : Tribun Utama, Ruang Ganti, Tribun Bebas,

Kantin, Kabin dan Mushola

c. Luas bangunan : 2.952 m2

d. Jumlah lantai : 2 Lantai

e. Tinggi antar lantai : 380 cm

f. Konstruksi atap : Kuda-kuda Konstruksi Baja

g. Penutup atap : Genteng dan Asbes

h. Jenis pondasi : Foot Plate

2. Spesifikasi Bahan

a. Mutu baja tulangan : U 24

b. Mutu beton (f’c) : 25 Mpa

c. Mutu baja profil : Bj 37

d. Tegangan geser tanah (s) : 0,4 Mpa

F. Peraturan yang digunakan

Dalam perencanaan gedung bertingkat komplek kolam renang dalam tugas

akhir ini menggunakan berbagai peraturan sebagai berikut :

1. Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

(SKSNI T-15-1991-03)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971

3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983

4. Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan

5. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984

G. METODOLOGI

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

pada perencanaan ini adalah metode analisa. Adapun yang dilakukan meliputi

analisa terhadap beban yang bekerja, asumsi perletakan yang dilakukan, analisa

struktur yang digunakan maupun penampang yang digunakan.

1. Atap

a. Beban yang bekerja : beban mati, beban hidup, dan beban angin.

b. Asumsi perletakan sendi, rol.

c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.

d. Analalisa penampang berdasarkan kekuatan bahan pada kondisi elastis.

2. Tangga

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.

b. Asumsi perletakan jepit – sendi.

c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.

d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas

kompalibilitas tegangan dan regangan.

3. Plat Lantai

a. Beban yang bekerja : beban mati, dan beban hidup.

b. Asumsi perletakan jepit menerus

c. Analisa struktur dengan menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas

kompalibilitas tegangan dan regangan.

4. Balok Anak

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.

b. Asumsi perletakan jepit pada tumtuan tengah.

c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.

d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas

kompalibilitas tegangan dan regangan.

5. Portal

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.

b. Asumsi perletakan jepit pada kaki portal dan bebas pada titik yang lain.

c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.

d. Analisa penampang :

1) Dengan desain kapasitas dimana ragam keruntuhan ditentukan terlebih

dahulu

2) Untuk analisa lentur menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas

kompabilitas tegangan dan regangan.

6. Pondasi

a. Beban yang bekerja : beban aksial dan momen dari analisa struktur portal

akibat beban mati dan beban hidup.

b. Analisa penampang : pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak

setempat.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB II

DASAR TEORI

A. DASAR PERENCANAN

1. Jenis Pembebaban

Dalam merencanakan struktur suatu banguan bertingkat digunakan struktur yang

mampu mendukung berat sendiri.,gaya angin, beban hidup maupun beban

khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.

Berban–beban yang bekerja pada struktur diperhitungkan menurut peraturan

Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Beban–beban tersebut adalah:

a. Beban Mati

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat

tetap. Termasuk segala unsur tambahan ,penyelesian–penyelesaian ,mesin-

mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

gedung itu (PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung

adalah:

1. Bahan bangunan

Beton bertulang = 2400 kg/m3

Pasir = 1800 kg/m3

Beton biasa = 2200 kg/m3

2. Komponen gedung.

Dinding pasangan batu merah setengah bata = 250 kg/m2

Langit-langit dan dinding termasuk rusuk-rusuk

tanpa pengantung = 11kg/m2

Penutup atap genteng termasuk reng dan usuk = 50 kg/m2

Penutup lantai dari tegel,keramikdan betontanpa

Adukan per cm tebal = 24kg/m2

Adukan semen per cm tebal = 21 kg/m2

b. Beban hidup

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Beban hidup adalah semua beban yang bekerja yang terjadi akibat

penghuni atau pengunan suatu gedung ,termasuk beban-beban pada lantai yang

berasal dari barang-barang yang dapat berpindah ,mesin-mesin serta peralatan

yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti

selama masa hidup dari ghedung itu,sehingga mengakibatkan perubahan

pembeban lantai dan atap tersebut. Khususnya pada beban atap beban hidup dapat

termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG1983) Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini di sesuai kan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup

untuk bangunan kantor ini terdiri dari:

1. Beban hidup atap = 100 kg/m2

2. beban hidup bordes dan tangga lantai datar = 300 kg/m2

3. beban lantai untuk pertemuan = 400 kg/m2

c. Beban angin Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih

dalam tekanan udara (PPIUG1983).

Beban angin ditentukan dengan mengangap adanya tekan positif dan

negatif,yang tegak lurus pada bidang yang ditinjau.besarnya tekanan positif dan

negatifyang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan

tiup dengan koefisien-koefisien angin diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk

daerah lautatau ditepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai .pada daerah

tersebut tkanan tiup diambil minimum 40 kg/m2. Sedangkan koefisien angin untuk

gedung tertutup:

1. dinding vertikal.

Dipihak angin = +0.9

Di belajang angin = -0.4

2. Atap segi tiga dan sudut kemiringan a

Dipihah angin = a < 650 = 0.02a -0.4.

650 < a <900 = +0.9

Di belakang angin ,untuk semua a = -0.4

2. Sistem Bekerjanya Beban

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem grafitasi,

yaitu elemen struktur yang ada diatas membebani elemen struktur dibawahnya

atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan

menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan kecil. Dengan

demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemenstruktur gedung

bertingkkat secara umum sdapat dinyatakan sebagai berikut:

Beban plat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal,

beban balok p0ortal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian

diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.

3. Provisi Keamanan.

Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki

cadangan kekuatan memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal.

Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk

memperhitungkan pelampuan beban dan faktor reduksi (ø), yaitu untuk

memperhiotungkan kekurangan mutu bahan dilapangan . Pelampuan beban capat

terjadi akibat perubahan dari pengunan untuk apa struktur direncanakan dan

penafsiranyang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan .Sedangkan

kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari

kekuatan bahan, pengerjan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.

Tabel II.1 Faktor pembebanan ( U )

No Kombinasi Beban Faktor U

1 D, L 1,2 D + 1,6 L

2 D, L, W 0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )

3 D, W 0,9 D + 1,3 W

Keterangan : D : beban mati

L : beban hidup

W : beban angin

Tabel II. 2 Faktor Reduksi Kekuatan ( F )

No. Kondisi Gaya F

1. Lentur, tanpa beban aksial 0,80

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80

3. Aksial tekan, aksial tekan dengan lentur 0,65 – 0,80

4. Geser dan torsi 0,60

5. Tumpuan pada beton 0,70

B. JARAK TULANGAN DAN SELIMUT BETON

Karena kandunga agregat kasar untuk beton struktur seringkali berisi

agregat kasar berukuran lebih 2 cm , maka diperlukan adanya jarak tulangan

minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi

pemisahan material sehinga timbul rongga-rongga pada beton.Sedang untuk

melindungi dari karat dan kehilangan kekuatanya dalam kasus kebakaran ,maka

diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama

pada pedoman beton 1983 adalah sebagai berikut:

a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db

atau 25mm,dimana db adalah diameter tulangan.

b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis atau lebih ,tulangan

pada lapis atas harus diletakan tepat diatas tulangan dibawahnya dengan

jarak bersih tidak boleh kurang dari 2.5 cm.

C. PERENCANAAN ATAP

1. Batang Tarik.

Tegangan rata-rata pada batang tarik didapat dari gaya yang bekerja dibagi

luas penampang bersih, tegangan tidak boleh lebih besar dari tegangan dasar

untuk penampang yang tidak berlubang dan tidak boleh lebih besar dari 0,75 x

tegangan ( s dasar ) untuk penampang yang berlubang (PPBBI 1984 pasal 3.3.1).

s = AP

≤ 0.75 sdasa

2. Batang Tekan

Comment [gc1]:

Comment [gc2]:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Batang tekan perlu direncanakan sedemikian rupa agar tidak terjadi tekuk

atau supaya terjamin stabilitasnya (PPBBI 1984 pasal 4.1.1). Diperlihatkan

dengan persamaan berikut :

ω x AN

≤σ dasar (

Dimana :

N = Gaya tekan pada batang tersebut (kg)

A = Luas penampang (cm2)

σ = Tegangan dasar (kg/cm2)

ω = Faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan dan macam bajanya

Harga ω tergantung pada kelangsingan (λ) dan jenis bajanya. Besaran ini dapat

dihitung dengan persamaan:

λ = ixlk

λg = π p x 7,0

E

λs = π x gl

l

Untuk λs ≤ 0,183 ω = 1

0,183 ≤ λs ≤ 1 ω = s - 593,1

41.1l

λs ≥ 1 ω = 2,381 λs2

dimana :

lk = Panjang tekuk batang tersebut

ix = Jari-jari kelembaman batang

3. Gording

Gording yang dipakai dalam bangunan ini direncanakan mengunakan jenis

bajakanal [. Kontrol terhadap tegangan diketahui dengan dengan rumus (PPBBI

1984):

σ2 = 22 )ZyMy

( )( +ZxMx

dengan σ< τijin (1600 kg/cm2)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Lendutan ijin maksimum diperoleh dengan membagi panjang lengkung

dengan 250.

Zijin= 2501

x L

Sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumumus :

ZX = )I x E x 48

L x P( )

I x E x 384L x q x 5

(y

3x

y

4x +

ZY = )I x E x 48

L x P( )

I x E x 384

L x q x 5(

x

3y

x

4y +

Z = 2y

2 Z +xZ

Dan gording aman jika Z < Zijin

4. Sambungan

Sambungan yang digunakan dalam laporan ini direncanakan mengunakan

alat sambung baut. Dengan dipakainya baut maka harus dipakai baut plat

penyambung ,yang tebalnya ditentukan dengan rumus:

S= 0.625 d

Dimana :

D = diameter baut

S = Tebal plat penyambung

Kekuatan dari baut ditentukan oleh rumus:

Pgeser = ¼ x d2 x σgeser

Pdesak = d x s 1.5 x σijin

Sedangkan yang menentukan dalam perhitungan jumlah baut tiap

sambungan adalah kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang

memiliki hasil lebih kecil dengan cara beban maksimal yang ditahan oleh batang

dibagi dengan kekuatan baut yang terkeciltersebut.

5. Jarak baut

Jarak antara sumbu paling luar ke ytepi atau keujung bagian yang

disambung ,tidak boleh kurang dari1.5d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau

6t, dimanat adalah tebal terkecil dari bagian yang disambungkan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Pada sambungan yang tetrdiri suatu baris baut jarak dari sumbu kesumu dari

2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2.5d dan tidak boleh lebih 7d atau

14t.

Jika sambungan terdiri dari satu baris baut yang tidak berseling , maka jarak

antara kedua baris tidak boleh kurang 2.5d dan tidak boleh lebih besar 7d atau

14t.

2.5d < s,7datau 14t

2.5d< v ,7d atau 14t

1.5d < s1 < 3d atau 6t

dimana :

d = diameter alat sambung

t = bagian terkecil dari bagian yang di sambung.

D. PERENCANAAN BETON

1. Perencanaan Pelat Lantai

Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan penulangan lantai

adalah

1. Menentukan tebal pelat lantai

2. Menghitung beban mati, beban hidup, beban berfaktor

Qu = 1,2 qd + 1,6 ql

3. Menentukan momen yang bekerja

4. Menghitung tulangan

- dengan menggunakan d efektif

- dx = h – p - f21

- dy = h - p - Φ - f21

- ρb = fy 600

600 x

x cf' x 85,0 1

+fyb

- ρmax = 0,75 ρb

- ρmin = 0,002 (untuk plat)

- menghitung tulangan

- menentukan Mu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Mn = f

Mu

- Rn = 2d x b

Mn

- m = cf' x 85,0

fy

- ρ = )fy

Rn m x 2 - 1 - (1

1m

- Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal

- Jika ρ < ρmin dipakai ρmin

- As = ρ . b . d

2. Penentuan Dimensi Balok

Langkah pertama yang dilakukan untuk pendemensian balok adalah

menentukan besarnya gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur untuk kemudian

hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak

Jika ternyata kekuatan yang dicapai tidak memenuhi syarat kekuatan maka

perlu diadakan perencanaan ulang untuk menentukan dimensi balok tersebut.

Secara garis besar perhitungan balok identik dengan perhitungan tulangan pelat.

Adapun tahap-tahap perhitungan disajikan dalam diagram berikut :

TENTUKAN SYARAT-SYARAT BATAS

TENTUKAN PANJANG BENTANG

TENTUKAN UKURAN BALOK

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

3.

4. Perencanaan Tiang ( kolom )

Didalam “Struktur Beton 1” karangan Ir. Supardi dijelaskan bahwa unsur

struktur yang digunakan untuk mendukung lentur dan aksial adalah kolom. Kolom

terutama digunakan sebagai unsur tekan, sedangkan momen lentur digunakan

sebagai gaya tambahan yang dapat bekerja satu arah atau dalam dua arah.

Kolom beton bertulang pada umumnya terdiri atas baja tulangan

longitudinal dan baja pengikat yang memberikan perkuatan lateral pada tulangan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

longitudinal. Penulangan pengikat sangat mempengaruhi sifat kolom sehingga

pada umumnya kolom dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

a. Kolom dengan sengkang yang terpasang pada jarak tertentu, jenis ini lazim

digunakan untuk bentuk kolom tampang persegi atau bujur sangkar.

b. Kolom dengan spiral. Jenis ini lazimnya digunakan untuk tampang berbentuk

lingkaran.

Selain dari pada itu, berdasarkan bahan yang digunakan untuk kolom

dikenal juga kolom komposit. Kolom ini terdiri atas profil baja struktur yang

dikerlilingi oleh tulangan-tulangan longitudinal dengan sengkang atau spiral.

Bentuk komposit yang lain yaitu berupa tabung atau pipa yang diisi dengan beton.

Didalam perencanaan kekuatan kolom juga ditentukan beberapa asumsi

yang digunakan sebagai prinsip perhitungan antara lain :

Distribusi regangan didalam baja tulangan dan beton yang linier yaitu

berbanding lurus dengan jarak terhadap garis netral.

Kekuatan unsur didasarkan pada hitungan yang memenuhi syarat keseimbangan

dan kompabilitas regangan.

Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :

(a) Keruntuhan seimbang, yaitu bila Pn = Pnb

(b) Keruntuhan tarik, yaitu bila Pn > Pnb

(c) Keruntuhan seimbang, yaitu Pn < Pnb

a. Langkah Perencanaan Kolom

1. Hitung Mu, Pu dan e = PuMu

2. Tentukan fc dan fy

3. Tentukan b, h, dan d

4. Hitung Pnb secara pendekatan dengan As = As’ dan keduanya leleh

Maka Pnb = Cc = 0,875 . fc . a . b

Dimana

a = d x fy 600

600 1 +

b

5. Hitung Pnperlu = fPu

bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

As = )d' - (d

)2

a

2

h - (ePn

fy

+

a = b x cf' x 85,0

Pn

bila Pn > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan

K1 = 0,5 d' -

+d

e

K2 = 1,18 3

2+

dhe

dari rumus Withney diketahui bahwa :

Pn = 21 k

kc

kfy x '

+As

sehinga As’ = kc x kk

Pn x x k ( 1

2

11fy

)

Kc = b x h x fc

Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dichek dengan analisis dan harus memenuhi

Pn ≥ fPu

Keterangan :

As = luas tulangan baja

b = lebar tampang kolom

d = tinggi efektif kolom

d’ = jarak tulangan ke sisi luar beton

e = eksentrisitas

Pn = kapasitas nominal kolom

5. Perencanaan Pondasi

Untuk menahan beban dari struktur bangunan dan menentukan beban

tersebut ke tanah diperlukan sebuah pondasi. Yang mana pondasi dibedakan

menjadi 2 macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Dalam perencanaan struktur ini pondasi yang digunakan adalah pondasi

telapak (Foot Plat) yang termasuk pondasi dangkal. Agar pondasi tidak

mengalami penurunan yang signifikan maka diperlukan daya dukung tanah yang

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

memadahi yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa

mengakibatkan tanah tersebut runtuh dan untuk mengetahui besarnya daya

dukung tanah digunakan persamaan sebagai berikut yaitu Persamaan Terzaghi

yang dirumuskan :

Qu = c Nc + q Nq + 0,5 γ B N γ

Keterangan :

c = Kohesi tanah

q = Df, γ

γ = Berat volume tanah

B = Lebar pondasi

Langkah–langkah perhitungan pondasi adalah sbb;

1. Menentukan kuat daya dukung tanah δ

2. Menentukan berat pondasi ( Pu+ berat pondasi0

3. Mencari luasan pondasi F = pu+berat pondasi/ δtanah

4. Cari Mu , Pu , Q

5. Perhitungan penulangan

Mu = 0.5x Q x L2

Mn = f

Mu

ρ b = fy 600

600 x

x cf' x 85,0 1

+fyb

ρmak = 0.75 x ρ b

ρmin = fy4,1

m = cf' x 85,0

fy

ρ = )fy

Rn m x 2 - 1 - (1

1m

Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal

Jika ρ < ρmin dipakai ρmin

As = ρ . b . d

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

S = nAs

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB IV

PERENCANAAN TANGGA

A. Perencanaan Tangga Kantor

Gambar 4a.1. Rencana tangga kantor

Dalam perencanaan tangga memakai jenis tangga dengan satu bordes dan

anak tangga didesain agar nyaman untuk pemakaian maka dipakai :

Tinggi optred : 16 cm

Lebar antred : 28 cm

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

1. Perhitungan Tebal Pelat

Tan a = 2816

, a = 29,7450

Sin a = 28t

, t = 13,89 cm

Gambar 4a.2 Tebal pelat

equivalen

- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t32

= 89,13.32

= 9,26 cm

- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26 cm

2. Data Perencanaan

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2

- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2

- Berat jenis pagartepi/roling (rr) = 10 Kg/m

- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm

- Tebal spesi (ts) = 2 cm

- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2

(Tabel 2.1)

3. Rumus Pembebanan

Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)

4. Perhitungan Beban

Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang

a. Pembebanan tangga

1). Perhitungan beban mati

- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m

- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m

- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m

- Berat anak tangga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Berat pagar tepi/ railing = 2.10 = 20 Kg/m

qd = 680,24 Kg/m

2). Perhitungan beban hidup

- Beban hidup/ orang = 1.300 ql = 300 Kg/m

b. Pembebanan bordes

1). Perhitungan beban mati

- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m

- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m

- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m

- Berat pagar tepi/ railing = 4.10 = 40 Kg/m

qd = 916 Kg/m

2). Perhitungan beban hidup

- Beban hidup/ orang = 2.300 ql = 600 Kg/m

c. Perhitungan beban berfaktor

1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m

2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m

d. Perhitungan mekanik

Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi

merata

Gambar 4a.2 Rencana tumpuan tangga

Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000 didapatkan hasil

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 4a.1. Momen ultimate tangga

Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah

Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm

Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm

5. Perhitungan Tulangan Tangga

a. Perhitungan Tulangan Tangga Bentang Atas

1). Perhitungan tulangan daerah tumpuan tangga bentang atas

a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil

momen maksimal (ultimate)

Mu = 935,72 Kgm = 9,3572.106 Nmm

b). Direncanakan

Dimana :

h = 140 mm d` = 20 mm

d = h – d` = 120 mm

b = 1000 mm

Diamter tulangan (Ætul) = 12 mm

Diameter sengkang (Æs) = 8 mm

c). Perhitungan

- Mn = F

Mu =

8,010.3572,9 6

= 1,169.107

Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf

4,1 =

3004,1

= 0,00467

- R n = 2bd

Mn =

2

7

120.1000

10.169,1 = 0,8118

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

= 1176,141

úû

ùêë

é--

300818,0.1176,14.2

11

= 0,00278

d). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan

- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal

- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal

- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan rangkap

maka r = 0,00278 < rmin = 0,0046 , dipakai tulangan tunggal

e). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09

mm2

f). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4

mm2

g). Jumlah tulangan (n) = F

As = 09,1134,560

= 4,9 buah

maka digunakan tulangan 5 buah

h). Jarak antar tulangan (S) = nb

= 5

1000 = 200 mm

i). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm

2). Perhitungs tulangan daerah lapangan tangga bentang atas

a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil

momen maksimal (ultimate)

Mu = 1252,95 Kgm = 1,25295.107 Nmm

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

b). Perhitungan

- Mn = F

Mu =

8,010.25295,1 7

= 1,473.107 Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf

4,1 =

3004,1

= 0,00467

- R n = 2bd

Mn =

2

7

120.1000

10.474,1 = 1,024 N/mm2

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

= 1176,141

úû

ùêë

é--

300024,1.1176,14.2

11

= 0,0035

c). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan

- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal

- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal

- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan tunggal/

rangkap

maka r = 0,0035 < rmin = 0,00467 , digunakan rmin

d). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09

mm2

e). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4

mm2

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

f). Jumlah tulangan (n) = F

As = 09,1134,560

= 4,9 buah maka

digunakan tulangan 5 buah

g). Jarak antar tulangan (S) = nb

= 5

1000 = 200

mm

h). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm

b. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes

Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut

Tabel 4a.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes

Tangga Atas Bordes Tangga Bawah Type Tangga

Tumpuan Lapangn Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangn

Lebar (b) (mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000

Tinggi (h) (mm) 140 140 140 140 140 140

d (mm) 120 120 120 120 120 120

Mu (Nmm) 9,36.106 1,25.107 1,03.107 5,79.106 6,9.106 0,3.106

Mn (Nmm) 1.17.107 1,47.107 1,29.107 7,29.106 8,33.106 1,04.107

Rn (N/mm2) 0,8118 1,024 0,447 0,251 0,599 0,724

rhitung 0,0028 0,0035 0,0015 0,00084 0,002 0,00245

rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467

As htg (mm2) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09

As perlu (mm2) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4

n 5 5 10 10 5 5

S (mm) 200 200 200 200 200 200

Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12-200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12-200

Data :

F`c = 25 Mpa m = 14,1176

Fy = 300 Mpa F = 0,8

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

rb = 0,04 d` = 20 mm

rmax = 0,03 Ætul = 12 mm

rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm

B. Perencanaan Pondasi Tangga Kantor

1. Data Perencanan.

Keterangan :

h = 800 mm

t1 = 200 mm

b = 1800 mm

L = 1500 mm

d` = 50 mm

d = 120 mm

t2 = 250 mm

x = 900 mm

Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi tangga kantor

- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan

panjang 1 m

- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2

- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m

- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3

- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan

Mu = 1690,132 Kgm = 1,690132.107 Nmm

Vu = 6053,76 Kg = 6,05376. 104 N

2. Perhitungan dimensi pondasi

- p = vu +1,2 berat kolom pondasi

= 6,05376.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)

= 7,134.104 N

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- stanah = Ap

, A = ahtan

Ps

- A = 2m/N105.4

N104.134,7 = 0,178 m2

Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,178

m2…aman

- Tebal telapak pondasi (d)

d≥cf.L

p6 - =

251500

10.134,7.6 4 = 57,072 mm

Digunakan telapak pondasi dengan tebal

d = 150 mm > 5,072

mm…………………………………..….…aman

- Momen kelembaman (I) = 121

.L.B3 = 121

.1,5.1,83 = 0,729 m4

- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50

mm

- W = (b.d2)/ 6 = (1800.15002) = 6,75.108

mm3

3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi

- Perhitungan Beban Total (Vt) :

Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 6,054.104

N

Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104

N

Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn

= 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.104 = 3,162.104

N

B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb

= 0,8.0,25.1,5.2,4.104 = 0,72.104 N

Vt = 11,23.104

N

- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e) :

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

e = tV

M =

4

7

10.23,11

10.690132,1 = 150,5 mm

e = 150,5 mm < 6b

=6

1800 = 300 mm……………..……Aman

- s = IX.M

A

Vt ± = 729,0

9,0.10.690132,17,210.23,11 44

±

= 4,159.104±2,08.104 N/m2

- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2

- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2

- Sketsa :

Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondas kantor

4. Analisa Perhitungan Tulangan pondasi Tangga

a. Perhitungan Tulangan Geser

- t = t

tuA

V

W

M± =

6

4

8

7

10.7,2

10.23,11

10.75,6

10.690132,1± = 0,067

N/mm2

- Panjang efektif (a) = 2t

2d

2b 2-- =

2250

2150

21800

-- = 750

mm

- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106

mm2

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16

N

- Vc = cf.d.b.61

= 25.1500.1800.61

= 2,2499.106

N

- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N

- Kontrol Tulangan :

Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N

Maka tidak memerlukan tulangan geser

b. Perhitungan tulangan lentur

- Mu = L.x..21 2

maxs = 1500.900.07165,0.21 2 = 1,072.107 Nmm

- Mn = F

Mu =

8,010.072,1 7

= 1,34.107 Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- R n = 2n

l.b

M =

2

7

1500.1800

10.34,1 = 0,003

N/mm2

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf

4,1 =

3004,1

= 0,00467

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

= 1176,141

úû

ùêë

é--

300003,0.1176,14.2

11

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

= 1,1.10-5

- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin

- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75

mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

s

d..41

A

p =

212..41

75,1050

p = 9,29 buah

Digunakan 10 Tulangan

- Jarak sengkang (s) = nl

= 10

1500 = 150 mm

- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

C. Perencanaan Tangga Tribun

Gambar 4c.1. Rencana tangga tribun

1. Perhitungan Tebal Pelat

Antrede = 28 cm

Optred = 16 cm

Tan a = 2816

, a = 29,7450

Sin a = 28t

, t = 13,89 cm

Gambar 4c.2 Tebal pelat

equivalen

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t32

= 89,13.32

= 9,26

cm

- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26

cm

2. Data Perencanaan

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2

- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2

- Berat jenis pagartepi/ roling (rr) = 10 Kg/m

- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm

- Tebal spesi (ts) = 2 cm

- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2

(Tabel 2.1)

3. Rumus Pembebanan

Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)

4. Perhitungan Beban

Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang

a. Pembebanan tangga

1). Perhitungan beban mati

- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m

- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m

- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m

- Berat anak tanga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m

- Berat pagar tepi = 2.10 = 20 Kg/m

qd = 680,24 Kg/m

2). Perhitungan beban hidup

- Beban hidup/orang = 1.300 ql = 300 Kg/m

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

b. Pembebanan bordes

1). Perhitungan beban mati

- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m

- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m

- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m

- Berat pagar tepi/railing = 4.10 = 40 Kg/m

qd = 916 Kg/m

2). Perhitungan beban hidup

- Beban hidup/orang = 2.300 ql = 600 Kg/m

c. Perhitungan beban berfaktor

1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m

2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m

d. Perhitungan mekanik

Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi

merata

Gambar 4c.3 Rencana tumpuan tangga tribun

Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000 didapatkan hasil

Tabel 4c.1. Momen ultimate tangga tribun

Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm

Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm

5. Perhitungan Tulangan

Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut

Tabel 4c.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes

Tangga Atas Bordes Tangga Bawah Type Tangga

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

Lebar (b)(mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000

Tinggi (h)(mm) 140 140 140 140 140 140

d (mm) 120 120 120 120 120 120

Mu (Nmm) 7,68.106 7,47. 106 10,2. 106 5,73. 106 10,3. 106 4,91.106

Mn (Nmm) 9,61.106 9,34. 106 12,9. 106 7,15. 106 12,8. 106 60,1. 106

Rn (N/mm2) 0,667 0,648 0,447 0,248 0,887 0,417

rhitung 0,00226 0,00219 0,0015 0,0008 0,003 0,0014

rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467

As hitung(mm2) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09

As perlu (mm2) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4

n 5 5 10 10 5 5

S (mm) 200 200 200 200 200 200

Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200

Data :

F`c = 25 Mpa m = 14,1176

Fy = 300 Mpa F = 0,8 rb = 0,04 d` = 20 mm

rmax = 0,03 Ætul = 12 mm

rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm

D. Perencanaan Pondasi Tangga Tribun

1. Data Perencanan.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Keterangan :

h = 800 mm

t1 = 200 mm

b = 1800 mm

d` = 50 mm

d = 120 mm

t2 = 250 mm

x = 900 mm

Gambar 4d.1 Perencanaan pondasi tangga tribun

- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan

panjang 1 m

- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2

- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m

- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3

- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan

- Mu = 1022,46 Kgm = 1,02246.107 Nmm

- Vu = 4958,16 Kg = 4,95816. 104 N

2. Perhitungan Dimensi Pondasi

- p = Vu +1,2 berat kolom pondasi

= 4,95816.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)

= 5,82. 104 N

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- stanah = Ap

, A = ahtan

Ps

- A = 5

4

10.4

10.82,5 = 0,1456 m2

Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,145 m2 ..aman

- Tebal telapak pondasi (d)

d≥cf.L

p6 - =

251500

10.82,5.6 4 = 46,576 mm

Digunakan telapak pondasi dengan tebal

d = 150 mm > 46,576 mm…………………………………….aman

- Momen kelembaman (I) = 121

.L.B3 = 121

.1,5.1,83 = 0,729 m4

- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50

mm

- W = (b.d2)/ 6 = (1800.15002) = 6,75.108 mm3

3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi

- Perehitungan Beban Total (Vt) :

Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 4,958.104 N

Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104 N

Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn = 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.104 = 3,162.104 N

B. kolom pnds = h1.t2.l. rb = 0,8.0,25.1,5.2,4.104 = 0,72. 104 N

Vt = 10,14.104 N

- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)

e = tV

M =

5

7

10.14,10

10.02296,1 = 100,88 mm

e = 100,88 mm < 6b

= 6

1800 = 300

mm………………..……Aman

- s = IX.M

A

Vt ± = 729,0

9,0.10.02246,17,210.14,10 44

±

= 3,75.104±1,262.104 N/m2

- smin = 2,482.104 N/m2 , smax = 6,237.104 N/m2

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Kontrol, smax = 6,237.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2

…………..aman

- Sketsa :

Gambar 4d.2 Kapasitas daya dukung pondasi

4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Tangga

a. Perhitungan Tulangan Geser

- t = t

tuA

V

W

M± =

6

4

8

7

10.7,2

10.14,10

10.75,6

10.02246,1± = 0,053

N/mm2

- Panjang efektif (a) = 2t

2d

2b 2-- =

2250

2150

21800

-- = 700

mm

- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106

mm2

- Vu = t. At = 0,053.1.05.106 = 5,5338.104

N

- Vc = cf.d.b.61

= 25.1500.1800.61

= 2,2499.106

N

- Ф. Vc = 0,6. Vc = 0,6.2,2499.106 = 1,3499.106

N

- Kontrol Tulangan :

Vu = 5,5338.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Maka tidak memerlukan tulangan geser

b. Perhitungan Tulangan Lentur

- Mu = L.x..21 2

maxs = 1500.900.05575,0.21 2 = 3,381.107 Nmm

- Mn = F

Mu =

8,010.387,3 7

= 4,234.107 Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- R n = 2n

l.b

M =

2

7

1500.1800

10.234,4 = 0,0105

N/mm2

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

- rmax = 0,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf4,1

=300

4,1 = 0,00467

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

= 1176,141

úû

ùêë

é--

3000105,0.1176,14.2

11

= 0.000035

- r = 0.000035 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin = 0.00467

- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75 mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

s

d..41

A

p =

212..41

75,1050

p = 9,29 ~10 buah

- Jarak sengkang (s) = nl

= 10

1500 = 150 mm

- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

1. Kontrol Rangka Atap

Untuk menentukan apakah rangka batang memenuhi syarat statis tertentu,

digunakan rumus :

S = 2K – R

Dimana :

S = Jumlah Batang

K = Jumlah Titik Buhul

R = Reaksi Tumpuan

Untuk perhitungan selanjutmya disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3b.1 Kontrol rangka atap

No Kuda-kuda K 2K R 2K-R S Chek

1. Tribun Utama Depan 13 26 3 23 23 Ok

2. Tribun Utama Belakang 7 14 3 11 11 Ok

3. Parkir dan Ruang Ganti 10 20 3 17 17 Ok

4. Trapesium Parkir dan Ruang

Ganti 8 16 3 13 13 Ok

5. Tribun Bebas 7 14 3 11 11 Ok

6. Kabin 10 20 3 17 17 Ok

7. Jurai Kantin 7 14 3 11 11 Ok

8. Kantin 12 24 3 21 21 Ok

9. Setengah Mushola 11 22 3 19 19 Ok

10. Mushola 19 38 3 35 35 Ok

2. Perhitungan Panjang Batang

Panjang batang kuda-kuda disajikan dalam tabel berikut :

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 3b.2 Panjang batang kuda-kuda

Tribun Utama Depan

Tribun Utama Belakang

Parkir dan Ruang Ganti

Trapesium Parkir dan

Ruang Ganti

Trib

un

Beba

s

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

No

Panjang

(m)

No

Panjang

(m)

1 1,6010 1 1,334 1 1,750 1 1,75 1 0,667

2 1,2750 2 1,334 2 1,750 2 1,75 2 0,667

3 1,2750 3 1,334 3 1,750 3 1,75 3 0,667

4 1,5000 4 1,490 4 1,750 4 1,75 4 0,668

5 1,2750 5 1,490 5 1,334 5 2,02 5 0,668

6 1,2750 6 1,490 6 1,334 6 1,75 6 0,668

7 1,2500 7 2,000 7 1,334 7 1,75 7 0,500

8 1,5625 8 1,886 8 1,334 8 2,02 8 0,745

9 1,5625 9 1,334 9 1,334 9 1,00 9 0,333

10 1,3240 10 1,490 10 1,334 10 2,02 10 0,687

11 1,3240 11 0,667 11 0,886 11 1,00 11 0,167

12 1,3290 12 1,455 12 2,02

13 1,3200 13 1,772 13 1,00

14 1,6940 14 2,000

15 1,7410 15 1,772

16 1,8920 16 1,455

17 1,9080 17 0,886

18 2,0780

19 2,4120

20 2,5000

21 2,0500

22 1,8750

23 1,6010

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Kabin

Jurai Kantin Kantin Setengah Mushola

Mushola

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

No

Panjang (m)

1 0,750 1 1,178 1 0,833 1 1,205 1 1,205 2 0,750 2 1,178 2 0,833 2 1,205 2 1,205 3 0,750 3 1,178 3 0,833 3 1,179 3 1,179 4 0,750 4 1,500 4 0,833 4 3,000 4 1,179 5 0,610 5 1,280 5 0,833 5 1,742 5 1,205 6 0,610 6 1,280 6 0,833 6 1,238 6 1,205 7 0,610 7 1,280 7 0,972 7 1,746 7 1,244 8 0,610 8 0,499 8 0,972 8 1,244 8 1,244 9 0,610 9 1,545 9 0,972 9 1,244 9 1,244 10 0,610 10 0,999 10 0,972 10 1,244 10 1,746 11 0,417 11 1,907 11 0,972 11 0,691 11 1,238 12 0,712 12 0,972 12 1,612 12 1,238 13 0,833 13 0,500 13 1,382 13 1,746 14 1,000 14 0,972 14 1,612 14 1,244 15 0,833 15 1,000 15 1,205 15 1,244 16 0,712 16 1,302 16 0,691 16 1,244 17 0,417 17 1,500 17 1,612 17 0,691

18 1,302 18 1,244 18 1,612 19 1,000 19 1,238 19 1,382 20 0,972 20 1,612 21 0,500 21 1,205

22 0,691 23 1,612 24 1,244 25 1,238 26 1,238 27 1,244 28 3,000 29 1,612 30 0,691 31 1,205 32 1,612 33 1,382 34 1,520

35 0,691

C. Perencanaan Gording

Dalam perencanan gording ini diambil contoh perhitungan gording Tribun Utama Depan,

sedangkan perhitungan gording bangunan yang lainnya disajikan dalam bentuk tabel.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

1. Data Perencanaan

Direncanakan gording dengan data sebagai berikut :

a). Gording [ 150.75.20.45

­ Berat gording (r) = 11 Kg/m

­ Momen kelembaman arah x (Ix) = 489 cm4

­ Momen kelembaman arah y (Ix) = 99,2 cm4

­ Momen tahanan arah x (Wx) = 19,8 cm3

­ Momen tahanan arah Y (Wy) = 65,2 cm3

b). Kemiringan atap (a) = 17,650

c). Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m

d). Jarak antar gording (d) = 1,32 m

e). Berat penutup atap (ra) = 11 Kg/m2

f). Tegangan dasar BJ 37 (sijin) = 1600 Kg/m2

2. Perhitungan Beban

1). Beban Mati.

- Berat atap = 2.(1/2.d). ra = 2.(1/2.1.32).11 = 14,52 Kg/m

- Berat gording = 11 Kg/m

Qd = 25,52 Kg/m

qx = q.sin a = 25,52.sin 17,65 = 7,74 Kg/m

qy = q.cos a = 25,52.cos17,65 = 24,32 Kg/m

Mx = 1/8.qy.L2 = 1/8.24,32.22 = 12,16 Kg/m

Mx = 1/8.qx.L2 = 1/8.7,74.22 = 3,87 Kg/m

Gambar 3c.1 Beban mati pada gording

2). Beban Hidup

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

- Px = P.sin a = 100.sin 17,65 = 30,32 Kg

- Py = P.cos a = 100.cos 17,65 = 95,29 Kg

- Mx = ¼. Py.L = ¼.95,29.2 = 47,62 Kgm

- My = ¼. Px.L = ¼.30,32.2 = 15,16 Kgm

Gambar 3c.2 Beban hidup pada gording

3). Beban Angin

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Kemiringan atap (a) = 17,650

- Tekanan angin (W) = 30 Kg/m2

- Koefisien angin tekan (w1) = cara I (0,8) dan cara II (-1,2)

- Koefisien angin hisap (w2) = cara I (0) dan cara II (-0,4)

Gambar 3c.3 Beban angin pada gording

a). Cara I

W1 = w1.W.d = 0,8.30.1,32 = 31,68 Kg/m

W1 = w2.W.d = 0.30.1,32 = 0 Kg/m

M1 = 1/8. W1.L2 = 1/8.31,68.22 = 15,84 Kgm

M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.0.22 = 0 Kgm

b). Cara II

W1 = w1.W.d = -1,2.30.1,32 = -47,52 Kg/m

W1 = w2.W.d = -0,4.30.1,32 = -15,84 Kg/m

M1 = 1/8. W1.L2 = 1/8.-47,52.22 = -23,78 Kgm

M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.-15,84.22 = -7,94 Kgm

Dari kedua cara tersebut dianbil hasol yang paling besar, yaitu :

M1 = 23,76 Kgm

M2 = 7,94 Kgm

Tabel 3c.1 Kombinasi gaya dalam gording Beban Angin (Kgm) Momen Beban Mati

(Kgm)

Beban Hidup

(Kgm) Hisap Tekan

Yang

Menentukan

Mx 17,16 47,62 7,94 23,76 88,54

My 3,87 15,16 - - 19,03

3. Kontrol Terhadap Tegangan

Mx = 88,54 Kgm = 8854 Kgcm

My = 19,03 Kgm = 1903 Kgcm

s = WyMx

+ WxMy

= 8,19

8854 +

5,621903

= 477,6 Kg/cm2

s = 477,6 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2 ………………….……Aman

4. Kontrol Terhadap L endutan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Zijin = 2501

x L = 2501

x 200 = 0,8 cm

Zx = y

4

I.E.384L.Qx.5

+y

3

I.E.48L.Px

= 2,99.10.1,2.384

5,187.0774,0.56

4+

2,99.10.1,2.48

5,187.3032,06

3 = 0,0062 cm

Zy = x

4

I.E.384L.Qy.5

+ Ix.E.48

L.Py 3 =

489.10.1,2.384

5,187.2432,0.56

4+

489.10.1,2.48

5,187.9529,06

3 = 0,004 cm

Z = 2y

2x ZZ + = 22 004,0006,0 + = 0,0072 cm

Kontrol Z = 0,0072 cm < Zijin = 0.8 cm……………………………..Aman

sMx

= 16008854

= 5,53 cm > Zx = 0,0062 cm

Maka tidak memerlukan rod/ bracing gording

5. Perhitungan Gording Bangunan Lainnya

Untuk perhitungan gording bangunan yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 3c.2 Perhitungan Gording

Hal Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir dan

Ruang

Ganti

Tribun Bebas

Data Perencanaan

rg (kg/m) 11 11 11 11

Ix (cm4) 489 489 489 489

Iy (cm4) 99,2 99,2 99,2 99,2

Wx (cm3) 19,8 19,8 19,8 19,8

Wy (cm3) 65,2 65,2 65,2 65,2

a (0) 17,65 26,56 29,75 14

L (m) 2 2 2 2,5

D (m) 1,32 1,49 1,344 0,67

ra (kg/m2) 11 50 50 11

sijin (kg/m2) 1600 1600 1600 1600

w1 0,8 & -1,2 0,1312 0,195 0,8 & -1,2

w2 0 & -0,4 -0,4 -0,4 0 & -0,4

Perhitungan Beban

qx (kg/m) 7,740 69,47 38,56 9,310

qy (kg/m) 24,32 34,73 67,46 37,40

Mx (kgm) 10,68 61,05 33,73 29,18

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

M

A T I

My (kgm)

2,960 122,12 19,28 7,270

Px (kg/m) 30,32 89,45 49,62 24,20

Py (kg/m) 95,29 44,71 86,82 97,10

Mx (kgm) 44,67 41,92 43,41 60,69

H

I D U P

My (kgm) 14,21 83,86 24,81 15,13

W1 (kgm) 31,68 5,860 7,840 16,08

W2 (kgm) 0,000 -17,88 -16,08 0,000

M1 (kgm) 13,92 10,30 3,920 12,56

A N

G

I

N

C

A

R

A

1 M2 (kgm)

0,000 -31,43 -8,04 0,000

Hal Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir dan

Ruang

Ganti

Tribun Bebas

Perhitungan Beban

W1 (kgm) -47,52 -24,12

W2 (kgm) -15,84 -8,040

M1 (kgm) -20,87 -18,84

A

N

G

I

N

C

A

R

A

2 M2 (kgm) -6,950

-6,280

Mx (kgm) 69,27 113,27 81,06 102,43 Combin-

asi My (kgm) 17,17 205,98 44,09 22,4

Kontrol Terhadap Tegangan sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600 1600

s (kg/cm2) 377,32 335,29 74,64 553,16

s < sijin Aman Aman Aman Aman

Kontrol Terhadap Lendutan Zijin (cm) 1,5 1,5 0,8 1

Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,039 0,023

Zy (cm) 0,0040 0,0870 0,014 0,018

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Z (cm) 0,0072 0,8670 0,037 0,029

Z < Zijin Aman Aman Aman Aman

Pemakaian Rod/ Bracing Gording Zact = Mx/s (cm) 4,3300 7,0800 5,060 6,400

Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,014 0,023

Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod

Hal Kabin Kantin Moshola

Data Perencanaan

rg (kg/m) 11 11 11

Ix (cm4) 489 489 1910

Iy (cm4) 99,2 99,2 148

Wx (cm3) 19,8 19,8 191

Wy (cm3) 65,2 65,2 27,0

a (0) 33,7 30,96 40,3

L (m) 1,50 3,00 5,00

D (m) 0,61 0,972 2,35

ra (kg/m2) 50 50 50

sijin (kg/m2) 1600 1600 1600

w1 0,274 0,22 0,4

w2 -0,4 -0,4 -0,4

Perhitungan Beban

qx (kg/m) 23,00 30,660 47,350

qy (kg/m) 34,50 51,100 55,830

Mx (kgm) 9,700 72,490 174,47

M

A T I

My (kgm)

6,500 34,490 147,95

Px (kg/m) 55,50 51,440 64,680

Py (kg/m) 83,20 85,750 76,270

H

I Mx (kgm) 31,20 64,300 95,340

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

D U P

My (kgm)

20,80 38,580 80,850

W1 (kgm) 5,040 6,420 14,430

W2 (kgm) -7,320 -11,64 -14,430

M1 (kgm) 1,400 7,220 46,650

A

N

G

I

N

M2 (kgm)

-2,060 -13,09 -46,650

Mx (kgm) 42,30 144,01 316,46 Combin

-asi My (kgm) 27,30 73,070 228,80

Hal Kabin Kantin Moshola

Kontrol Terhadap Tegangan sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600

s (kg/cm2) 257,3 844,23 1291

s < sijin Aman Aman Aman

Kontrol Terhadap Lendutan Zijin (cm) 0,6 0,6 2

Zx (cm) 0,0080 0,156 1,2450

Zy (cm) 0,0030 0,053 0,1137

Z (cm) 0,0089 0,165 1,2500

Z < Zijin Aman Aman Aman

Pemakaian Rod/ Bracing Gording Zact = Mx/s (cm) 2,6 9 19,77

Zx (cm) 0,008 0,156 1,245

Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Perhitungan Kuda-kuda

Dalam perhitungan kuda-kuda diberikan contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama Depan, sedangkan perhitungan kuda-kuda yang lainya disajikan dalam bentuk tabel.

1. Data Perencanaan

a. Berat penutup atap (asbes) (ra) = 11 Kg/m2

b. Berat Plafon, asbes dan penggantung = 18 Kg/m2

c. Berat gording (r) = 11 Kg/m

d. Berat kuda-kuda = 25 Kg/m

e. Jarak antar gording (d) = 1,32 m

f. Kemiringan atap (a) = 17,650

g. Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m

h. Berat hidup/ orang = 100 Kg

i. Berat angin = 25 Kg/m2

j. Koefisien angin (w) = Sesuai Tabel 2.2

2. Rumus Penbebanan.

a. Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gording kiri ]x

Jarak kuda-kuda x berat atap

b. Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda

c. Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda

d. Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ]

x Jarak kuda-kuda x Berat Plafon

e. Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda

f. Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda

g. Beban Air Hujan = 40–[ 0,8.a ]= 40–[0,8.17,65] = 25,88 Kg/m2

h. Beban Angin = Koefisien Angin x Luas atap x Berat Angin

3. Perhitungan Beban Mati

a. Pembebanan P1

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,32 ].25 = 36,51 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1 ].2.11 = 25,52 Kg

- B. Bracing + Plat Sambung = [ 30+10 ] % .36,51 = 14,6 Kg

P1= 98,63Kg b. Pembebanan P2

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,32+1,694+1,341 ].25 = 76,85 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,44 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 76,05 = 7,605 Kg

P2 = 134,69 Kg

c. Pembebanan P3

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,324+1,329+1,892+1,4 ].25 = 74,36 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,4 Kg

- B. Plat Sambung = 10 % . 74,36 = 7,436 Kg

P3 = 132,28 Kg

d. Pembebanan P4

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,32+1,32+2,07+2,41].25 = 89 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,04 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 89 = 8,9 Kg

P4 = 148,94 Kg

e. Pembebanan P5

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,56+2,417 ].25 = 65,725 Kg

- Beban Gording = 11.2.2 = 41,25 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,526 ].2.11 = 31,3 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 65,725 = 6,57 Kg

- Beban Bracing = 30 %. 65,725 = 19,72 Kg

P5 = 167,32 Kg

f. Pembebanan P6

- Beban Kuda-kuda = ½.[1,526+1,526+2,05+2].25 = 87,21 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1,526 ].2.11 = 33,57 Kg

P6 = 151,5 Kg g. Pembebanan P7

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,526+1,25+1,601 ].25 = 58,16 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1 ].2.11 = 27,88 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 58,16 = 5,816 Kg

- Beban Bracing = 30 % .58,16 = 17,45 Kg

P7 = 131,3 Kg h. Pembebanan P8

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,295+1,694 ].25 = 57,125 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 57,125 = 5,7125 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,295].18.2 = 22,9 Kg

P8 = 85,78 Kg i. Pembebanan P9

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+1,741+1,892].25 = 77,29 Kg

- B. Plat Sambung = 10 % . 77,29 = 7,729 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 22,9 Kg

P9 = 107,96 Kg j. Pembebanan P10

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+1,908+2,078 ].25 = 84,51 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 84,51 = 8,451 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 45,95 Kg

P10 = 142,9 Kg k. Pembebanan P11

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+2,4+2,5+2,05].25 = 121,71 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % .121,71 = 12,171 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 49,95 Kg

- Beban Bracing = 30 %.121,71 = 36,51 Kg

P11 = 220,35 Kg

l. Pembebanan P12

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+2+1,601 ].25 = 75,33 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % 75,33 = 7,533 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 45,89 Kg

P12 = 128,77 Kg m. Pembebanan P13

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,25 ].25 = 31,53 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 31,53 = 3,153 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275].18.2 = 22,9 Kg

P13 = 57,63 Kg

4. Perhitungan Beban Hidup

a. Pembebanan L1

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[0,5+0,66].2 = 34,16 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

L1 = 134,16 Kg

b. Pembebanan L2 = L3 = L 4

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,32].2 = 68,3 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

L2 = 168,3 Kg c. Pembebanan L5

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,526].2 = 73,65 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

L5 = 173,65 Kg d. Pembebanan L6

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,526+1,526].2 = 78,99 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

L6 = 178,99 Kg

e. Pembebanan L7

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1+1,526].2 = 65,37 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

L7 = 165,37 Kg

f. Pembebanan L8 = L9 = L10 = L11 = L12 = L13

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

5. Perhitungan Beban Angin

a. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 1

1). Beban Angin Tekan Kiri, w = -1,2

- Wt1 = -1,2.1/2.[1+1,32].2.25 = -68,3 Kg

- Wt2 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg

- Wt3 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg

- Wt4 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg

- Wt5 = -1,2.1/2.[1,32].2.25 = -39,6 Kg

2). Beban Angin Hisap Kanan, w = -0,4

- Wh6 = -0,4.1/2.[1,526].2.25 = -15,26 Kg

- Wh7 = -0,4.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -30,53 Kg

- Wh8 = -0,4.1/2.[1,526+1].2.25 = -25,26 Kg

b. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 1

1). Beban Angin Hisap Kiri, w = -0,8

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Wh1 = -0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = -46,4 Kg

- Wh2 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg

- Wh3 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg

- Wh4 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg

- Wh5 = -0,8.1/2.[1,32].2.25 = -26,4 Kg

2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,8

- Wt6 = -0,8.1/2.[1,526].2.25 = -30,5 Kg

- Wt7 = -0,8.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -61,4 Kg

- Wt8 = -0,8.1/2.[1,526+1].2.25 = -50,5 Kg

c. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 2

1). Beban Angin Tekan Kiri, w = 0,8

- Wt1 = 0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = 46,39 Kg

- Wt2 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt3 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt4 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt5 = 0,8.1/2.[1,32].2.25 = 26,6 Kg

2). Beban Angin Hisap Kanan, w = 0

- Wh6 = 0.1/2.[1,526].2.25 = 0 Kg

- Wh7 = 0.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 0 Kg

- Wh8 = 0.1/2.[1,526+1].2.25 = 0 Kg

d. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 2

1). Beban Angin Hisap Kiri, w = 0,5

- Wh1 = -0,52.1/2.[1+1,32].2.25 = -29,9 Kg

- Wh2 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh3 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh4 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh5 = -0, 52.1/2.[1,32].2.25 = -16,9 Kg

2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,4 – (a/300) = - 0,52

- Wt6 = 0,5.1/2.[1,526].2.25 = 19,1 Kg

- Wt7 = 0,5.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 38,2 Kg

- Wt8 = 0,5.1/2.[1,526+1].2.25 = 31,6 Kg

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

6. Perhitungan Kuda-kuda

Untuk perhitungan Kuda-kuda yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 3d.1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda

Hal

T

ribun

Utama

Depan

T

ribun

Utama

Belaka

ng

P

arkir

&

Ruang

Ganti

T

ribun

Bebas

Data Perencanaan

Berat Atap (Kg/m2) 1

1

5

0

5

0

1

1

B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1

8

1

8

1

8

1

8

Berat Gording (Kg/m) 1

1

1

1

1

1

1

1

Berat Kuda-kuda (Kg/m) 2

5

2

5

2

5

2

5

Jarak antar Kuda-kuda 2 2 22

,5

Jarak antar Gording (m)

1

,320

1

,490

1

,334

0

,687

Kemiringan Atap (0)

1

7,65

2

6,56

2

9,75

1

4

Berat hidup/ orang (Kg)

1

00

1

00

1

00

1

00

Berat angin (Kg/m2)

2

5

2

5

2

5

2

5

Koefisien angin

T

bl.2.2

T

bl.2.2

T

bl.2.2

T

bl.2.2

Rumus Pembebanan

Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gorging kiri ]x Jarak kuda-

kuda x berat atap

Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda

Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda

Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ] x Jarak

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

kuda-kuda x Berat Plafon

Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda

Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda

Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Hal

T

ribun

Utama

Depan

T

ribun

Utama

Belakang

P

arkir &

Ruang

Ganti

T

ribun

Bebas

Perhitungan Beban Mati

Pembebanan P1

9

8,63

2

42,02

2

74,64

5

7,73

Pembebanan P2

1

34,69

4

05,89

2

,5,55

8

0,10

Pembebanan P3

1

32,26

3

91,26

2

37,73

7

3,24

Pembebanan P4

1

48,94

3

69,08

5

04,74

6

9,59

Pembebanan P5

1

67,32

1

35,61

2

37,73

2

6,29

Pembebanan P6

1

51,5

1

65,45

2

05,55

3

2,37

Pembebanan P7

1

31,3

1

16,75

2

74,64

2

0,63

Pembebanan P8

8

5,78

1

43,31

Pembebanan P9

1

07,96

2

21,22

Pembebanan P10

1

42,9

1

43,31

Pembebanan P11 220,35

Pembebanan P12

1

28,77

Pembebanan P13

5

7,63

Perhitungan Beban Hidup

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Berat Air ( 40 – 0,8 x

a )

2

5,880

1

8,750

1

6,200

2

8,800

Pembebanan L1

1

34,16

1

49,22

1

54,17

1

24,70

Pembebanan L2

1

68,3

2

04,77

1

43,55

1

49,40

Pembebanan L3

1

68,3

2

04,77

1

43,55

1

49,40

Pembebanan L4

1

68,3

1

87,54

1

43,55

1

60,73

Pembebanan L5

1

73,65

1

00

1

43,55

1

00

Pembebanan L6

1

78,98

1

00

1

43,55

1

00

Pembebanan L7

6

5,37

1

00

1

54,17

1

00

Pembebanan L8

1

00

1

00

Pembebanan L9

1

00

1

00

Pembebanan L10

1

00

1

00

Pembebanan L11

1

00

Pembebanan L12 = L13

(Kg) (Kg)

1

00

Hal

T

ribun

Utama

Depan

T

ribun

Utama

Belaka-

ng

P

arkir

&

Ruang

Ganti

T

ribun

Bebas

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Perhitungan Beban Angin

Wt1 (Kg) 68,3 16,3 25,75

Wt2 (Kg) 79,2 13,1 51,52

Wt3 (Kg) 79,2 13,1 51,52

Wt4 (Kg) 79,2 6,55 63,26

Tekan Kiri

Wt5 (Kg) 39,6

Wh4 (Kg) 27,94

Wh5 (Kg)

55,88 13,44

Wh6 (Kg) 15,26 55,88 26,88

Wh7 (Kg) 30,53 46,69 26,88

Hisap kanan

Wh8 (Kg) 25,26 33,44

Wt4 (Kg) 9,160

Wt5 (Kg)

18,33

Wt6 (Kg) 30,5 18,33

Wt7 (Kg) 61,04 15,31

Tekan Kanan

Wt8 (Kg) 50,5

Wh1 (Kg) 46,4

Wh2 (Kg) 52,8

Wh3 (Kg) 52,8

Wh4 (Kg) 52,8

C

A

R

A

1

Hisap Kiri

Wh5 (Kg) 26,4

Hal

T

ribun

Utama

Depan

T

ribun

Utama

Belaka

ng

P

arkir

&

Ruang

-Ganti

T

ribun

Bebas

Perhitungan Beban Angin

Wt1 (Kg) 46,39 17,17

CTekan Kiri

Wt2 (Kg) 52,8

34,40

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Wt3 (Kg) 52,8 34,40

Wt4 (Kg) 52,8 42,18

Wt5 (Kg) 26,6 -

Wh6 (Kg) 0

Wh7 (Kg) 0

Wh8 (Kg) 0

Wh9 (Kg)

Wt6 (Kg) 19,1

Wt7 (Kg) 38,2

Wt8 (Kg) 31,6

Wt9 (Kg)

Wh1 (Kg) 29,9

Wh2 (Kg) 33,8

Wh3 (Kg) 33,8

Wh4 (Kg) 33,8

A

R

A

2

Hisap Kiri

Wh5 (Kg) 16,9

-

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda

Hal

T

raps,

Parkir &

Ruang

Ganti

K

abin

K

antin

Data Perencanaan

Berat Atap (Kg/m2) 5

0

5

0

5

0

B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1

8

1

8

1

8

Berat Gording (Kg/m) 1

1

1

1

1

1

Berat Kuda-kuda 2

5

2

5

2

5

Jarak antar Kuda-kuda 2 2 3

Jarak antar Gording (m)

1

,334

0

,610

1,

280

Kemiringan Atap (0)

2

9,75

3

3,69

3

0,96

Berat hidup/ orang (Kg)

1

00

1

00

1

00

Berat angin (Kg/m2)

2

5

2

5

2

5

Koefisien angin

T

bl.2.2

T

bl.2.2

T

bl.2.2

Rumus Pembebanan

Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak

gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x

berat atap

Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda

Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-

kuda

Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x

Berat Plafon

Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda

Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda

Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Hal

T

rap.

Parkir &

Ruang

Ganti

K

abin

K

antin

Perhitungan Beban Mati

Pembebanan P1 (Kg) 2

74,64

1

94,28

2

38,70

Pembebanan P2 (Kg) 5

47,17

9

4,88

2

25,77

Pembebanan P3 (Kg) 2

36,88

1

21,00

2

37,43

Pembebanan P4 (Kg) 5

47,17

3

84,95

1

51,39

Pembebanan P5 (Kg) 2

74,64

1

21,00

2

37,43

Pembebanan P6 (Kg)

1

02,88

9

4,880

2

25,77

Pembebanan P7 (Kg)

1

80,43

1

94,28

2

38,70

Pembebanan P8 (Kg)

1

02,88

6

3,150

7

4,760

Pembebanan P9 (Kg)

8

4,280

9

0,450

Pembebanan P10 (Kg)

6

3,150

3

00,87

Pembebanan P11 (Kg) 9

0,450

Pembebanan P12 (Kg)

7

4,760

Perhitungan Beban Hidup

Pembebanan L1 (Kg) 1 1 1

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

65,12 26,89 45,05

Pembebanan L2 (Kg) 1

61,87

1

17,49

1

44,41

Pembebanan L3 (Kg) 1

56,7

1

17,49

1

44,41

Pembebanan L4 (Kg) 1

61,87

1

17,49

1

44,41

Pembebanan L5 (Kg) 1

65,12

1

17,49

1

44,41

Pembebanan L6 (Kg) 1

00

1

17,49

1

44,41

Pembebanan L7 (Kg) 1

00

1

26,89

1

45,05

Pembebanan L8 (Kg) 1

00

1

00

1

00

Pembebanan L9 (Kg) 1

00

1

00

Pembebanan L10 (Kg) 1

00

1

00

Pembebanan L11 (Kg) 1

00

Pembebanan L12 (Kg) 1

00

Hal

T

rap,

Parkir &

Ruang

Ganti

K

abin

K

antin

Perhitungan Beban Angin

C Tekan Wt1 (Kg) 19,59 17,62 16,81

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Wt2 (Kg) 9,850 8,240 8,020

Wt3 (Kg) 8,2400 8,020

Kiri

Wt4 (Kg)

4,120 4,000

Wh4 (Kg) -40,20

Wh5 (Kg) -20,20 -6,100 -29,58

Wh6 (Kg) -12,20 -29,16

Wh7 (Kg) -26,10 -29,16

Hisap kanan

Wh8 (Kg)

-14,58

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda

Hal

J

urai

Kantin

S

etengah

Mushola

M

ushola

Data Perencanaan

Berat Atap (Kg/m2) 5

0

5

0

5

0

B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2) 1

8

1

8

1

8

Berat Gording (Kg/m) 1

1

1

1

1

1

Berat Kuda-kuda 2

5

2

5

2

5

Jarak antar Kuda-kuda 3 2

,5

2,

5

Jarak antar Gording (m)

1

,280

1

,244

1,

244

Kemiringan Atap (0)

3

0,96

4

0,30

4

0,30

Berat hidup/ orang (Kg)

1

00

1

00

1

00

Berat angin (Kg/m2)

2

5

2

5

2

5

Koefisien angin

T

bl.2.2

T

bl.2.2

T

bl.2.2

Rumus Pembebanan

Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak

gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x

berat atap

Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda

Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-

kuda

Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x

Berat Plafon

Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda

Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda

Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Hal

J

urai

Kantin

S

etengah

Mushola

M

ushola

Perhitungan Beban Mati

Pembebanan P1 (Kg) 4

52,39

2

46,5

2

46,5

Pembebanan P2 (Kg) 2

97,06

2

53,72

2

53,72

Pembebanan P3 (Kg) 1

90,18

2

43,38

2

43,38

Pembebanan P4 (Kg) 1

7,600

1

54,50

1

54,50

Pembebanan P5 (Kg) 2

60,76

2

17,04

2

17,04

Pembebanan P6 (Kg)

1

66,48

1

13,72

4

06,23

Pembebanan P7 (Kg)

3

6,820

1

21,49

1

717,48

Pembebanan P8 (Kg)

7

0,400

7

0,400

Pembebanan P9 (Kg)

1

48,65

1

48,65

Pembebanan P10 (Kg)

1

23,97

1

23,97

Pembebanan P11 (Kg) 64,09 141,17

Pembebanan P12 (Kg) 2

46,50

Pembebanan P13 (Kg) 2

53,72

Pembebanan P14 (Kg)

2

43,38

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Pembebanan P15 (Kg) 1

54,50

Pembebanan P16 (Kg) 2

17,04

Pembebanan P17 (Kg) 7

0,400

Pembebanan P18 (Kg) 1

48,65

Pembebanan P19 (Kg) 1

23,97

Perhitungan Beban Hidup

Pembebanan L1 (Kg) 2

04,17

1

20,96

1

20,96

Pembebanan L2 (Kg) 1

66,28

1

22,68

1

22,68

Pembebanan L3 (Kg) 1

66,28

1

22,68

1

22,68

Pembebanan L4 (Kg) 1

00

1

22,68

1

22,68

Pembebanan L5 (Kg) 1

00

1

20,96

1

20,96

Pembebanan L6 (Kg) 1

00

1

22,68

1

22,68

Pembebanan L7 (Kg) 1

00

1

00

1

00

Pembebanan L8 (Kg) 1

00

1

00

Pembebanan L9 (Kg) 1

00

1

00

Pembebanan L10 (Kg)

1

00

1

00

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Pembebanan L11 (Kg) 1

00

1

00

Pembebanan L12 (Kg) 1

20,96

Pembebanan L13 (Kg) 1

22,68

Pembebanan L14 (Kg) 1

22,68

Pembebanan L15 (Kg) 1

22,68

Pembebanan L16 (Kg) 1

20,96

Pembebanan L17 (Kg) 1

00

Pembebanan L18 (Kg) 1

00

Pembebanan L19 (Kg)

1

00

Perhitungan Beban Angin

Wt1 (Kg) 18,725 56,94 56,94

Wt2 (Kg) 11,675 47,35 47,35

Wt3 (Kg) 5,8370 31,57 31,57

Wt4 (Kg) 0 15,78 15,78

Wt5 (Kg) 26,47 26,47

Tekan Kiri

Wt6 (Kg)

3,950 3,950

Wh1 (Kg) 56,08

Wh2 (Kg) 46,64

Wh3 (Kg) 31,09

Wh4 (Kg) 15,54

Wh5 (Kg) 28,04

C

A

R

A

1

Hisap kanan

Wh6 (Kg)

3,980

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Wh1 (Kg) 34,20 56,08

Wh2 (Kg) 21,33 46,64

Wh3 (Kg) 10,66 31,09

Wh4 (Kg) 0,00 15,54

Wh5 (Kg) 28,04

Hisap Kiri

Wh6 (Kg)

3,980

Perhitungan Dimensi Profil

1. Perhitungan Gaya Batang

Gaya batang kuda-kuda dihitung dengan program SAP 200 dan hasilnya

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3e.1 Gaya batang kuda-kuda

Tribun Utama Depan

Tribun Utama Belakang

Parkir dan Ruang Ganti

Trapesium Parkir dan

Ruang Ganti

Trib

un

Beba

s No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

1 - 375.48 1 + 1153,54 1 + 3405,65 1 + 144,030 1 - 2375,65

2 -333.81 2 + 2261,62 2 + 2853,85 2 + 144,030 2 - 1359,70

3 -1086.87 3 + 2262,69 3 + 2853,85 3 + 144,030 3 - 1275,25

4 -2065.08 4 - 2531,37 4 - 3405,65 4 + 144,030 4 + 1317,10

5 -1791.22 5 - 1291,52 5 - 3425,23 5 - 2197,28 5 + 2423,18

6 -2.76 6 + 17,6300 6 - 3609,01 6 - 1845,52 6 + 3528,82

7 + 2.155 7 - 529,920 7 - 2615,59 7 - 1845,52 7 + 717,140

8 + 1976.85 8 - 1629,90 8 - 2515,59 8 - 2147,82 8 - 1170,66

9 + 3641.34 9 + 913,160 9 - 3609,01 9 + 282,25 9 + 4154,97

10 + 3161.83 10 - 1235,91 10 - 3425,23 10 + 604,00 10 - 1020,47

11 + 2002.49 11 + 315,84 11 - 413,870 11 - 532,680 11 + 140,770

12 + 951.64 12 + 699,88 12 + 604,000

13 + 249.19 13 - 880,370 13 + 282,250

14 + 626.6

14 + 1752,53

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

15 - 996.29 15 - 880,370

16 + 1265.03 16 + 699,88

17 -1565.5 17 - 413,870

18 + 1458.08

19 -1778.95

20 -3602.15

21 -

22 +

23 -

Kabin

Jurai Kantin Kantin Setengah Mushola Mushola

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

No

Gaya (Kg)

1 + 1959,55 1 + 777,25 1 + 794,02 1 + 1551,81 1 + 5664,55

2 + 1667,22 2 - 497,52 2 + 801,09 2 + 1097,23 2 + 5232,60

3 + 1667,22 3 - 1600,5 3 + 173,73 3 + 1554,60 3 + 3554,89

4 + 1959,55 4 0,0000 4 + 173,73 4 0,00000 4 + 3554,89

5 - 2363,10 5 + 552,45 5 + 801,09 5 0,00000 5 + 804,290

6 - 2185,23 6 - 826,380 6 + 794,02 6 - 4,96000 6 + 5666,81

7 - 1609,31 7 - 844,930 7 - 5596,19 7 - 451,460 7 - 7810,57

8 - 1609,31 8 - 608,730 8 - 4871,20 8 - 1739,16 8 - 6987,40

9 - 2185,93 9 + 654,68 9 - 4108,95 9 - 1906,53 9 - 7754,91

10 - 2363,10 10 - 1028,81 10 - 4108,95 10 - 2134,08 10 - 1024,08

11 - 232,170 11 + 720,82 11 - 4871,20 11 - 369,000 11 - 443,450

12 + 439,80 12 - 5596,19 12 + 783,580 12 - 443,450

13 - 410,110 13 + 222,52 13 - 1078,84 13 - 1024,14

14 + 111,77 14 - 725,04 14 + 1651,85 14 - 7754,36

15 - 527,23 15 + 648,98 15 + 636,970 15 - 7569,00

16 + 439,80 16 - 1002,96 16 - 612,470 16 - 7808,49

17 - 232,17 17 + 068,06 17 + 2646,30 17 - 353,440

18 - 1002,96 18 - 1349,14 18 + 752,040

19 + 648,98 19 - 41,9700 19 - 1271,03

20 - 725,04 20 + 2749,44

21 + 222,52 21 + 949,580

22 - 440,680

23 + 4158,69

24 - 7062,21

25 + 353,010

26 + 352,440

27 - 7061,78

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

28 + 374,660

29 + 4157,17

30 - 991,480

31 + 953,560

32 + 2745,37

33 - 940,800

34 - 727,720

35 + 298,970

2. Perhitungan Profil Batang Tarik

Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda

Tribun Utama Bagian Depan.

- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2

- Luas bersih (Fnetto) = s

maxP =

160037,3853

= 2,408 cm2

- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15.2,408 = 2,769 cm2 - Digunakan Profil dengan F > Fbrotto, yaitu double siku 50.50.9, dengan F = 2 x 8,24 = 16,48 cm2 - Tegangan yaang terjadi (s)

s = F.85,0

Pmax = 48,16.85,0

37,3853 = 272,37 Kg/cm2

- Maka s = 272,37 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .

Untuk perhitungan profil batang tarik yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda

Hal

Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir &

Ruang

Ganti

Trapsium Parkir &

Ruang Ganti

Tribun

Bebas

Pmax (Kg) 3853,37 2262,83 3405,65 1447,85 3528,82

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Fnetto (cm2) 2,408 1,414 2,128 0,91 2,239

Fbrutto (cm2) 2,769 1,626 2,45 1,04 2,275

Profil 2L 50.50.9 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7

F (cm2) 16,48 11,72 11,72 11,72 11,72

s (Kg/cm2 272,37 227,15 341,86 145,3 354,23

s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda

Hal Kabin Kantin Jurai

Kantin

Setengah

Mushola Mushola

Pmax (Kg) 1959,55 5596,19 1770,82 2346,3 7754,36

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Fnetto (cm2) 1,22 3,497 1,106 1,65 4,846

Fbrutto (cm2) 1,4 4,022 1,27 1,902 5,573

Profil 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L 50,50,9

F (cm2) 11,72 11,72 11,72 11,72 16,48

s (Kg/cm2) 196,7 651,75 177,76 265,63 553,56

s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

3. Perhitungan Profil Batang Tekan

Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda

Tribun Utama Bagian Depan.

- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2

- Tegangan luluh BJ 37 (sl) = 2400 Kg/cm2

- Panjang tekuk (Lk) = Lmax = 2,5 m = 250 cm

- Momen kelembaman (Imin) = E.

P.L.32

max2k

p =

62

2

10.1,2.

04,3893.250.3

p

= 35,218 cm4

- Digunakan profil dengan Ix > Imin, yaitu Double Siku (2L) 50.50.9

Ix = 2.17,9 = 35,88 cm4 F = 2.8,24 = 16,4 cm2 ix = 1,47 cm

- Kelangsingan (l) = x

ki

L =

47,1250

= 170,068

- Kelangsingan dasar (lg) = l.7,0

Et

p = 2400.7,010.1,2 6

p = 111,072

- Kelangsingan tereduksi (ls) = g

s

ll

= 072,111068,170

= 1,531

- Reduksi tegangan (w)

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

ls £ 0,183 maka w = 1

0,183 < ls < 1 maka w = s591,1

41,1l-

1 £ ls maka w = 2,381. 2sl

Jadi w = 2,381. 2sl = 2,381.1,5312 = 5,581

- Tegangan yang terjadi (s)

s = F

.Pmax w =

48,16581,5.04,3893

= 1318,38 Kg/cm2

- Kontrol tegangan (s < sijin)

s = 1318,38 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2

- Jadi profil 2L 50.50.9 aman

Untuk perhitungan kuda-kuda lainya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3e.3 Perhitungan batang tekan kuda-kuda

Hal

Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir &

Ruang

Ganti

Trapsium Parkir & Ruang

Ganti

Tribun

Bebas

Pmax (Kg) 3893,04 1629,57 3609,01 2197,28 2375,65

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

sl (Kg/cm2) 2400 2400 2400 2400 2400

Lk (cm) 250 200 177,2 68,7 74,5

Imin (cm4) 35,218 9,43 16,4 1,5 1,098

Profil 2L.50.50.9 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L45.45.7 2L45.45.7

l 170,068 150,30 133,23 51,65 56,02

lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072

ls 1,531 1,35 1,19 0,4 0,5

w 5,581 4,36 3,43 1,25 1,295

s (Kg/cm2) 1318,38 606,778 1054,96 234,36 262,53

s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Hal Kabin Kantin Jurai

Kantin

Setengah

Mushola Mushola

Pmax (Kg) 2363,1 5596,19 1600,5 2139,08 7808,49

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

sl (Kg/cm2) 2400 2400 2400 2400 2400

Lk (m) 83,3 130,2 128 174,6 174,6

Imin (m) 2,37 13,73 3,79 9,438 34,45

Profil 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 50.50.9

l 62,63 97,89 96,24 131,28 118,78

lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072

ls 0,56 0,88 0,87 1,18 1,069

w 1,37 1,98 1,94 3,326 1,579

s (Kg/cm2) 276,25 946,07 265,029 607,06 751,90

s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Perhitungan Alat Sambung

Semua kuda-kuda menggunakan alat sambung baut dengan :

- Diameter Baut (d) = 12 mm

- Tebal Plat (d) = 0,625.d = 7,5 ~ 8 mm

- Jarak Antar Baut

1,5d £ S1 £ 3d = 1,5.12 £ S 1 £ 3.12 = 1,8 £ S 1 £ 3,6 ~ 3 cm = 30 mm

2,5d £ S2 £ 7d = 2,5.12 £ S 2 £ 7.12 = 3 £ S 2 £ 8,4 ~ 6 cm = 60 mm

- Perhitungan Kekuatan Baut

Pgeser = 2.1/4.p.d2.0,6. sgeser = 2.1/4.p.1.22.0,6. 1600 =2171,469 Kg

Pdesak = d.d.1,5 sgeser = 1,2.0,8.1,5.1600 = 2300 Kg

Diambil kekuatan baut minimum yaitu Pgeser = 2171,469 Kg

- Contoh Perhitungan Jumlah Baut (n)

( n ) = geser

max

P

P, Untuk batang 1, n =

469,217101,326

= 0,15 ~ 2 buah

Dalam perhitungan jumlah baut ini Pmax hanya membutuhkan 2 baut maka jumlah baut

untuk batang dengan gaya dibawahnya menggunakan jumlah baut 2, hal ini dikarenakan jumlah

minimal baut dalah 2.

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3f.1 Perhitungan jumlah baut kuda-kuda

Kuda-kuda Pmax

(Kg) Profil

n

(buah)

S1

(mm)

S2

(mm)

Tribun Utama Depan 2315,79 2L 50.50.9 2 30 60

Tribun Utama Belakang 2531,2 2L 45.45.7 2 30 60

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Parkir dan Ruang Ganti 3605,45 2L 45.45.7 2 30 60

Trapesium Parkir dan Ruang

Ganti 3605,45 2L 45.45.7 2 30 60

Tribun Bebas 3528,82 2L 45.45.7 2 30 60

Kabin 2363,10 2L 45.45.7 2 30 60

Kantin 5596,19 2L 45.45.7 2 30 60

Jurai Kantin 1770,82 2L 45.45.7 2 30 60

Setengah Mushola 2646,30 2L 45.45.7 2 30 60

Mushola 7754,36 2L 45.45.7 2 30 60

Perhitungan Pelat Kopel

Dalam perhitungan pelat kopel ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama

Depan.

- Pmax = N = 2315,79 Kg

- Lk = L = 160,1 cm

- Digunakan Profil Siku (L) 50.50.9

Momen kelembaman arah x = y (Ix = Iy) = 17,9 cm4

Jari-jari kelembaman arah x (ix) = 1,47 cm

Jarak titik berat2 (e) = 1,56 cm

Luas penampang (F) = 8,24 cm2

Momen kelembaman reduksi (Ih) = 7,67 cm4

Jari-jari kelembaman reduksi (ih) = 0,97 cm

- Direncanakan tebal pelat kopel (t) = 1 cm

- Direncanakan jumlah medan (n) = 5

Panjang tekuk aktual (Li) = n

Lk = 5

1,160 = 32,02 cm

Kelangsingan aktual (li) = hi

Li = 97,002,32

= 33,01 cm < 50 cm..Ok

- Gaya lintang (D) = 0,02.N = 0,02.2315,79 = 46,32 Kg

- Volume aktual (S) = F.[1/2.t + e] = 8,24.[1/2.1+ 1,56] = 16,98 cm3

- Tegangan geser (t) = yIS.D

= 9,17

98,16.32,46 = 43,92 Kg/ cm

- Gaya geser aktual (V) = t.Li = 43,92.32,02 = 1406,92 Kg

- Syarat kekakuan pelat kopel

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Rumus kekakuan = i

p

L

I.10

a

I h³

Dimana :

Ip = Momen kelembaman pelat kopel = 1/12.b.h3

dengan, b ; tebal pelet kopel, diambil 1 cm dan h ; lebar pelat

kopel

a = Jarak sumbu elemen batang

= 2.[1/2.t + e] = 2.[1/2.1+ 1,56] = 4,12 cm

Ih = Momen kelembaman reduksi = 7,67 cm4

LI = Panjang tekuk aktual = 32,02 cm

Maka :

02,3267,7

.1012,4

h.1.12/1 3³

1/12.1.h3 ≥ 4,12.10.0,239

0,08.h3 ≥ 9,85

h3 ≥ 123,08

h ≥ 4,97 cm

Diambil h = 5 cm

- Kontrol kekuatan las pada pelat kopel

Direncanakan :

Tegangan dasar ijin elektrode las (sijin) = 1600 Kg/cm2

Panjang kotor rigi-rigi las (Lbrutto) = 50 mm

Tebal sayap (flens) profil (tf) = 9 mm

Tebal rigi-rigi las (al) = 2

t = 6,36 mm

Perhitungan :

Lebar bersih (Ln) = Lbrt - 3 al = 50 – 3.6,36 = 30,92 mm

Luas penampang (A) = Ln . al = 30,92.6,36 = 196,65 mm2

Gaya geser (Pijin) = 0,71.sijn.F = 0,71.1600.1,967 = 233,95 Kg

(karena n = 5, maka ada 5 tempat pengelasan jadi Pijin x 5)

Kontrol kekuatan, V = 1406,32 Kg ≤ Pijin x 5 = 11169,75 Kg

(maka pelat kopel aman digunakan)

Skets gambar :

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 3g.1 Skets pelat kopel

Untuk perhitungan pelat kopel kuda-kuda yang lainya disajikan

dalam tabel berikut in.

Tabel 3g.1 Perhitungan pelat kopel kuda-kuda

Hal

Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir &

Ruang

Ganti

Trapsium Parkir &

Ruang Ganti

Tribun

Bebas

Pmax = N (Kg) 2315,79 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82

Lk (cm) 160,1 200 200 200 74,5

Profil 2L 50.50.9 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7

t (cm) 1 1 1 1 1

n 5 5 5 5 3

Li (cm) 32,02 40 40 40 40

li 33,01 45,97 45,97 45,97 45,97

lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman

D (Kg) 46,3158 45,26 72,18 72,18 70,57

S (cm3) 16,98 16,89 10,89 10,89 10,89

t (Kg/cm) 43,92 73,5 75,65 75,65 73,9

V (Kg) 1406,32 2940 3025,89 3025,89 1794,3

a (cm) 4,12 3,72 3,72 3,72 3,72

h (cm) 5 4 4 4 5

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Lbruto (cm) 50 40 40 40 50

tf (cm) 9 7 7 7 7

al (cm) 6,36 4,95 4,95 4,95 4,95

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Lnetto (cm) 30,92 25,15 25,15 25,15 25,15

F (cm2) 1,9665 1,245 1,245 1,245 1,245

Pijin (Kg) 2233,95 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24

5 Pijin (Kg) 11169,75 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18

V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman

Hal Kabin Kantin Jurai

Kantin

Setengah

Mushola Mushola

Pmax = N (Kg) 2363,1 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82

Lk (cm) 100 200 200 200 74,5

Profil 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2L50.50.9

t (cm) 1 1 1 1 1

n 3 5 5 5 3

Li (cm) 33,34 40 40 40 40

li 40,65 45,97 45,97 45,97 45,97

lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman

D (Kg) 47,76 45,26 72,18 72,18 70,57

S (cm3) 10,84 16,89 10,89 10,89 10,89

t (Kg/cm) 49,49 73,5 75,65 75,65 73,9

V (Kg) 4948,9 2940 3025,89 3025,89 1794,3

a (cm) 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72

h (cm) 5 4 4 4 5

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Lbruto (cm) 50 40 40 40 50

tf (cm) 7 7 7 7 7

al (cm) 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95

Lnetto (cm) 25,15 25,15 25,15 25,15 25,15

F (cm2) 1,245 1,245 1,245 1,245 1,245

Pijin (Kg) 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24

5 Pijin (Kg) 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18

V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Perhitungan Bracing Kuda-kuda

Gambar 3e.1 Bracing kuda-kuda tribun utama depan

Gambar 3e.2 Bracing kuda-kuda parkir dan ruang ganti

Gambar 3e.3 Bracing kuda-kuda kabin

Gambar 3e.4 Bracing kuda-kuda kantin

Dalam perhitungan bracing kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun

Utama Depan.

- Dari perhitungan gaya batang dengan program SAP 2000 didapatkan gaya batang

maksimum (Pmax) = 4776,65 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600

Kg/cm2

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Luas bersih (Fnetto) = s

maxP =

160065,4774

= 2,985 cm2

- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 2,985 = 3,43 cm2 Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 2,1 cm, F = 3,46 cm2

- Tegangan yaang terjadi (s)

s = F

Pmax = 46,3

5,4776 = 137 Kg/cm2

- Maka s = 137Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .

Untuk perhitungan bracing yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3h.1 Perhitungan bracing kuda-kuda

Hal

Tribun

Utama

Depan

Parkir &

Ruang

Ganti

Kabin Kantin

Pmax (Kg) 4776,5 1008,13 617,66 2059,26

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600

Fnetto (cm2) 2,985 0,63 0,386 1,287

Fbrutto (cm2) 3,43 0,72 0,44 1,48

Diameter (cm) 2,1 1 0,8 1,4

F (cm2) 3,46 0,78 0,5 1,54

s (Kg/cm2 1379,05 1283,59 1228,79 1337,72

s < sijin Aman Aman Aman Aman

Perhitungan Traxctang Kuda-kuda

Gambar 3i.1 Traxctang kuda-kuda

Dalam perhitungan traxctang kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda

Tribun Utama Depan.

- Dari perhitungan gaya batang (Wmax) = 99 Kg

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600

Kg/cm2

- Luas bersih (Fnetto) =smaxW

= 1600

99 = 0,06 cm2

- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 0,06 = 0,07 cm2 Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 0,6 cm, F = 0,283 cm2

- Tegangan yaang terjadi (s)

s = F

Wmax = 28.0

99 = 350,15

Kg/cm2

- Maka s = 350,15 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .

Untuk perhitungan tractang yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3i.1 Perhitungan traxctang kuda-kuda

Hal

Tribun

Utama

Depan

Tribun

Utama

Belakang

Parkir &

Ruang

Ganti

Tribun

Bebas Kabin

Wmax (Kg) 99 55,88 33,44 67,26 26,1

sijin (Kg/cm2) 1600 1600 1600 1600 1600

Fnetto (cm2) 0,06 0,03 0,02 0,04 0,016

Fbrutto (cm2) 0,07 0,04 0,024 0,048 0,019

Diameter cm) 0,6 0,23 0,6 0,6 0,6

F (cm2) 0,283 0,041 0,283 0,283 0,283

s (Kg/cm2) 350,14 1344,96 118,26 237,89 92,30

s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Hal Kantin Mushola

Wmax (Kg) 34,2 56,94

sijin (Kg/cm2) 1600 1600

Fnetto (cm2) 0,02 0,035

Fbrutto (cm2) 0,024 0,04

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Diameter (cm) 0,6 0,6

F (cm2) 0,283 0,283

s (Kg/cm2) 120,95 201,38

s < sijin Aman Aman

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB V PELAT LANTAI

A. Pelat Lantai Kantor

Gambar 5a.1 Rencana pelat lantai

kantor 1. Perhitungan pelat type A

a. Data perancanan (PPIUG 1983)

- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2

- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2

- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm

- Tebal spesi (ts) = 2 cm

b. Perhitungan beban

1). Beban mati

- Tebal pelat minimum(hmin) = ( )s1..500036000

5,1yf

800.L

b-b+

÷ø

öçè

æ +

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Dimana:

L = Panjang pelat

fy = 300 Mpa = 300 N/mm2

b = Ly/Lx = 1

Gambar 5a.2 Pelat lantai kantor bsdiambil 0,85

- hmin = ( )85,01.1.5000360005,1

300800.L

-+

÷ø

öçè

æ+

= 108,85 mm

- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak

memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288 Kg/m2

Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60 Kg/m2

Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42 Kg/m2

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25 Kg/m2

2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk perkantoran Ql = 250 Kg/m2

3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2 .415 + 1,6.250 = 898 Kg/m2

c. Perhitungan momen

1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada

keempat sisinya

2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan

- Mlx = Mly = 0,001.qu.Lx2.21 = 0,001.898.42.21 = 301,728

Kgm

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Mtx = Mty = 0,001.qu.52 = 0,001.898.42.52 = 747,136

Kgm

d. Perhitungan tulangan

1). Data perencanaan

- Tebal pelat (h) = 120 mm

- f`c = 25 N/mm2

- fy = 300 N/mm2

- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm

- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm

- b Diambil = 0,85

2). Perhitungan tulangan

a). Tinggi efektif (d)

Gambar 5a.3 Tinggi efektif pelat lantai dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.8 = 86 mm

dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-8-1/2.8 = 78 mm

b). Pembatasan tulangan

- rb = fy

cf.85,0.b. ú

û

ùêë

é+ fy600

600

= 300

25.85,00,85 úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,0401

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =

0,0301

- rmin untuk pelat = 0,002

c). Perhitungan momen

q Momen lapangan arah x (Mlx)

- Mu = 301,728.104 Nmm

- Mn = 8,0

Mu =

8,010.728,301 4

= 3,7716.106 Nmm

- Rn = 2xd.b

Mn =

2

6

86.1000

10.7716,3 = 0,509 N/mm

- m = cf.85,0

fy =

25.85,0300

= 14,1176

- raktual = úû

ùêë

é--

fyRn.m.2

11m1

= úû

ùêë

é--

300569,0.1176,14.2

111176,141

= 0,0017

- raktual < rmin, , maka dipakai rmin, dengan

tulangan tunggal

- As = r.b.d = 0,002.1000.86 = 172 mm2

- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2

- Jumlah tulangan (n) = a/f = 5027172

= 3,42

diambil tulangan 4 buah

- Jarak per 1m panjang (s) = 4

1000 = 250

mm

- Jadi digunakan tulangan 4Æ8-250 mm

q Momen lapangan dan tumpuan

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 5a.1 Perhitungan tulangan pelat type A

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 301,728.104 301,728.104 747,136.104 747,136.104

Mn (Nmm) 3,7716.106 3,7716.106 9,339.106 9,339.106

d mm 86 78 86 78

Rn (N/mm2) 0,509 0,619 1,262 1,535

m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176

raktual 0,0017 0,0021 0,0043 0,0053

rperlu 0,002 0,0021 0,0043 0,0053

As (mm2) 172 163,8 373,24 390

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,42 3,26 7,4 7,96

S (mm) 250 250 125 125

Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 8Æ8-125 8Æ8-125

2. Perhitungan pelat type B

Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 5a.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 898 898 898 898

Lx/Ly 1,6 1,6 1,6 1,6

Mu (Nmm) 2,0767.106 0,898. 106 4,4339. 106 3,19. 106

Mn (Nmm) 2,59. 106 1,125. 106 5,55. 106 3,9. 106

d mm 86 78 86 78

Rn (N/mm2) 0,35 0,18 0,75 0,54

m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176

raktual 0,0012 0,0006 0,0025 0,0018

rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002

As (mm2) 172 172 218,75 172

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,42 3,42 4,35 3,42

S (mm) 200 200 200 200

Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200

3). Perhitungan pelat type C

Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5a.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 898 898 898 898

Lx/Ly 1,25 1,25 1,25 1,25

Mu (Nmm) 1,0596. 106 0,7004. 106 2,3887. 106 2,02. 106

Mn (Nmm) 1,32. 106 0,875. 106 2,98. 106 2,54. 106

d mm 86 78 86 78

Rn (N/mm2) 0,17 0,14 0,4 0,417

m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176

raktual 0,0006 0,0005 0,0013 0,0014

rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002

As (mm2) 172 172 172 172

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,42 3,42 3,42 3,42

S (mm) 200 200 200 200

Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200

Catatan : Nilai Mu

Mlx = 0,001.lx2.a , a = 29,5

Mly = 0,001.lx2.b , b = 19,5

Mtx = 0,001.lx2.c , c = 66,5

Mty = 0,001.lx2.d , d = 56,5

Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,2

dengan 1,3 mejadi 1,25.

B. Pelat Tribun

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 5b.1 Pelat lantai tribun

1. Perhitungan pelat type A

Gambar 5b.2 Detail tribun Perhitungan tebal equivalen :

- Sin a = 78t

, t = Sin a. 78 = Sin 35. 78 = 44,95

cm

- Tebal equivalen tribun (teq) = 32

.t = 32

.44,95 = 29,97

cm

a. Data perancanan (PPIUG 1983)

- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2

- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2

- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Tebal spesi (ts) = 2 cm

b. Perhitungan beban

1). Beban mati

- Tebal pelat minimum (hmin) = ( )s1..500036000

5,1yf

800.L

b-b+

÷ø

öçè

æ+

Dimana:

L = Panjang pelat = 4000

mm

fy = 300Mpa =

300N/mm2

b = Ly/Lx = 1,3

Gambar 5b.3 Pelat lantai tribun bsdiambil 0,85

- hmin = ( )85,01.3,1.5000360005,1

3008004000

-+

÷ø

öçè

æ+

= 108,18 mm

- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak

memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288

Kg/m2

Beban anak tribun = teq. rb = 0,2997.2400 = 719,28

Kg/m2

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60

Kg/m2

Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42

Kg/m2

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25

Kg/m2

Qd = 1139,28

Kg/m2

2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk panggung penonton Ql = 400

Kg/m2

3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.1139,28 + 1,6.400 = 2007,136

Kg/m2

c. Perhitungan momen

1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada

keempat sisinya

2). Sesuai tebal13.3.1 PBBI 1971 didapatkan

- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 2007,136.3,052.31 = 578,8

Kgm

- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 2007,136.3,052.19 = 354,7

Kgm

- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 2007,136.3,052.69 =

1288,3 Kgm

- Mty = 0,001.qu.lx2.57 = 0,001. 2007,136.3,052.57 =

1064,3 Kgm

d. Perhitungan tulangan

1). Data perencanaan

- Tebal pelat ( h) = 120 mm0

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- f`c = 25 N/mm2

- fy = 300 N/mm2

- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm

- Diameter tulangan (Æ) = 12 mm

- b Diambil = 0,85

2). Perhitungan tulangan

a). Tinggi efektif (d)

Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai

tribun

dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm

dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm

b). Pembatasan tulangan

- rb = fy

cf.85,0.b. ú

û

ùêë

é+ fy600

600

= 300

25.85,00,85 úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =

0,0301

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- rmin untuk pelat = 0,002

c). Perhitungan momen

q Momen lapangan arah x (Mlx)

- Mu = 578,8.104 Nmm

- Mn = 8,0

Mu =

8,010.8,578 4

= 7,235.106 Nmm

- Rn = 2xd.b

Mn =

2

6

84.1000

10.235,7 = 1,025 N/mm

- m = cf.85,0

fy =

25.85,0300

= 14,1176

- raktual = úû

ùêë

é--

fy

Rn.m.211

m

1

= úû

ùêë

é--

300025,1.1176,14.2

11.1176,141

= 0,0035

- raktual < raktual, , maka dipakai raktual, dengan

tulangan tunggal

- As = r.b.d = 0,0035.1000.84 = 294,39 mm2

- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2

- Jumlah tulangan (n) = a/f = 09,11339,294

= 2,6

diambil tulangan 3 buah

- Jarak per 1mpanjang (s) = 3

1000 = 330

mm

- Jadi digunakan tulangan 3Æ12-330 mm

q Momen lapangan dan tumpuan

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 5b.1 Perhitungan tulangan pelat type A

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 5,788. 106 3,547. 106 12,883. 106 10,64. 106

Mn (Nmm) 7,235.106 4,434.106 1,610.107 1,330.107

d mm 84 72 84 72

Rn (N/mm2) 1,025 0,8553 2,282 2,566

m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600

raktual 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706

rperlu 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706

As (mm2) 280,5 178 644,4 554,8

Æ (mm) 12 12 12 12

F (mm2) 113,097 113,097 113,097 113,097

n buah 2,480 1,574 5,698 4,906

S (mm) 320 320 160 160

Tulangan (mm) 3Æ12-320 3Æ12-320 6Æ12-160 6Æ12-160

2. Perhitungan pelat type B

Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5b.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136

Lx/Ly 1,525 1,525 1,525 1,525

Mu (Nmm) 1,695.106 0,7870. 106 3,589. 106 2,667. 106

Mn (Nmm) 2,119. 106 0,9838. 106 4,486. 106 3,334. 106

d mm 86 78 86 78

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Rn (N/mm2) 0,2865 0,1617 0,6066 0,5474

m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176

raktual 0,000900 0,000540 0,002050 0,001800

rperlu 0,002000 0,002000 0,002050 0,002000

As (mm2) 172 156 176,3 156

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,422 3,103 3,507 3,103

S (mm) 250 250 250 250

Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250

Catatan : Nilai Mu

Mlx = 0,001.lx2.a , a = 36,26

Mly = 0,001lx2.b , b = 16,84

Mtx = 0,001.lx2.c , c = 76,78

Mty = 0,001.lx2.d , d = 57

Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,6 dengan 1,5

mejadi 1,526.

4). Perhitungan pelat type C

Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5b.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136

Lx/Ly 1,75 1,75 1,75 1,75

Mu (Nmm) 2,397.106 0,8198. 106 4,991. 106 3,804. 106

Mn (Nmm) 2,996. 106 1,025.106 6,239. 106 4,755. 106

d mm 86 78 86 78

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Rn (N/mm2) 0,4051 0,1684 0,8436 0,7815

m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176

raktual 0,001360 0,000560 0,002870 0,002660

rperlu 0,002000 0,002000 0,002870 0,002660

As (mm2) 172 156 246,8 207,5

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,422 3,103 4,910 4,127

S (mm) 250 250 200 200

Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-205 5Æ8-200 5Æ8-200

Catatan : Nilai Mu

Mlx = 0,001.lx2.a , a = 39

Mly = 0,001.lx2.b , b = 13,5

Mtx = 0,001.lx2.c , c = 81,2

Mty = 0,001.lx2.d , d = 57

Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,7 dengan 1,8

mejadi 1,75.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

C. Pelat Atap Tritisan Mushola

Gambar 5c.1 Pelat lantai tritisan

mushola

1. Perhitungan pelat type A

a. Data perancanan (PPIUG 1983)

- Beban hidup lantai bangunan biasa(ql) = 125 Kg/m2

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

b. Perhitungan beban

1). Beban mati

- Tebal pelat minimum (hmin) = ( )s1..500036000

5,1yf

800.L

b-b+

÷ø

öçè

æ +

Dimana:

L = Panjang pelat = 6000

mm

fy = 300 Mpa = 300 N/mm2

b = Ly/Lx = 2,4

bs diambil = 0,85

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- hmin = ( )85,01.4,2.5000360005,1

3008006000

-+

÷ø

öçè

æ+

= 111,11 mm

- h diambil 120 mm> hmin = 111,11 mm, maka pelat lantai tidak

memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288

Kg/m2

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25

Kg/m2

Qd = 313

Kg/m2

2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk pelat biasa Ql = 125 Kg/m2

3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.313 + 1,6.125 = 575,6

Kg/m2

c. Perhitungan momen

1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada

keempat sisinya

2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan

- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 575,6.2,52.42 = 151,1

Kgm

- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 575,6.2,52.10 = 35,9

Kgm

- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 575,6.2,52.83 = 298,6

Kgm

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Mty = 0,001.qu.lx2.57 = 0,001. 575,6.2,52.57 = 205,1

Kgm

d. Perhitungan tulangan

1). Data perencanaan

- Tebal pelat ( h) = 120 mm0

- f`c = 25 N/mm2

- fy = 300 N/mm2

- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm

- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm

- b Diambil = 0,85

2). Perhitungan tulangan

d). Tinggi efektif (d)

Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai

tritisan mushola

dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm

dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm

e). Pembatasan tulangan

- rb = fy

cf.85,0.b. ú

û

ùêë

é+ fy600

600

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

= 300

25.85,00,85 úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =

0,0301

- rmin untuk pelat = 0,002

f). Perhitungan momen

Perhitungan tulangan disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 5c.1 Perhitungan tulangan pelat tritisan moshola

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 1,511.106 0,3,590. 106 2,986. 106 2,051.106

Mn (Nmm) 1,889. 106 0,4488. 106 3,733. 106 2,564. 106

d mm 86 78 86 78

Rn (N/mm2) 0,2554 0,07376 0,5047 0,4214

m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600

raktual 0,000856 0,002500 0,001700 0,001400

rperlu 0,002000 0,002500 0,002000 0,002000

As (mm2) 172 195 172 156

Æ (mm) 8 8 8 8

F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27

n buah 3,422 3,879 3,422 3,103

S (mm) 250 250 250 250

Tulangan (mm) 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB VI

PERENCANAAN PORTAL TRIBUN

Gambar 6.1 Perencanaan portal tribun

A. Pembebanan Balok Portal Kantor

Gambar 6a.1 Pembebanan balok portal kantor

1. Data Perencanaan

- Tebal pelat lantai (tf) = 12 cm

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Tinggi dinding (hd) = 4,5 m

- Beban hidup lantai kantor (q) = 250 Kg/m2

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2

2. Perhitungan Lebar Equivalen

Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As

A, As D) yang memikul beban terbesar.

a. Balok As A

Gambar 6a.2 Lebar equivalen pembebanan balok As A

Perhitungan lebar equivalen :

- Leq 1 = t.32

= 200.32

= 133,4

cm

- Leq 2 = úúû

ù

êêë

é

÷÷ø

öççè

æ-

y

xx l.2

l43.l.

61

= úû

ùêë

é÷øö

çèæ-

4.25,2

43.5,2.61

= 72,91

cm

- Leq 3 = t.32

= 100.32

= 66,67

cm

b. Balok As D

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 6a.3 Lebar equivalen pembebanan balok As D

Perhitungan lebar equivalen :

- Leq 1 = t.32

= 200.32

= 133,4

cm

- Leq 2 = t.32

= 125.32

= 83,33

cm

3. Perencanaan Balok Portal Kantor

a. Balok As A

1). Perencanaan dimensi balok

- Tinggi balok menurut SNI T-15-1991-03 Tabel 3.1, h = 10L

sampai15L

h = 104

sampai154

= 0,267 sampai 0,4 diambil h = 0,4 m

- Lebar balok b = 0,65.h = 0,65. 0,4 = 0,26 m

2). Perhitungan beban balok

a). Balok Aas A 1

- Beban mati

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Brt. sendiri blk. = b.(h-tf).rb = 0,26.(0,4-0,12).2400 = 174,72

Kg/m

Berat pelat = leq.tf.rb =

1,334.0,12.2400 =

384,14 Kg/m Berat dinding = hd.rb = 4,5.250 = 1125

Kg/m

Qd = 1683,9

Kg/m

- Beban hidup

Beban hidup = leq.q = 1,33.250 Ql = 333,5

Kg/m

- Beban berfaktor = 1,2.Qd + 1,6.Ql Qu = 2554.3

Kg/m

b. Balok lain

Perhitungan pembebenan balok yang lain disajikan dalam bentuk tabel

berikut :

Tabel 6a.1 Pembebanan balok kantor Qd ( Kg/m)

No Balok l

(m)

h

(m)

b

(m) dinding balok plat S

Ql

Kg/m

Qu

Kg/m

1. As A 1 4 0.4 .026 1125 174.72 384.192 1683.912 333.5 2554.294 2. As A 2 4 0.4 0.26 1125 174.72 192.096 1491.816 166.75 2056.979 3. As D 1 2,5 0.25 0.17 0 53.04 384.192 437.232 333.5 1058.278 4. As D 2 2,5 0.25 0.17 1125 53.04 240.019 1418.059 208.5 2035.271

B. Pembebanan Balok Portal Tribun

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 6b.1 Pembebanan balok portal kantor

1. Data Perencanaan

- Tebal tribun equivalen (tf) = 29,9 cm

- Tinggi dinding (hd) = 3,5 m

- Beban hidup lantai kantor (q) = 400 Kg/m2

- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3

- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2

2. Perhitungan Lebar Equivalen

Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As A-

E) yang terbesar dan perhitumganya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 6b.1 Perhitungan lebar equivalen No Balok As Lebar equivalen (m)

1. A 0,67

2. B 2,03

3. C 0,83

4. D 1,58

5. E 1,49

3. Perencanaan Balok Portal Tribun

Perhitungan balok yang lain diasjikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 6b.2 Pembebanan balok tribun Qd ( Kg/m)

No Balok

As

l

(m)

h

(m)

b

(m) dind

ing balok plat S

Ql

Kg/m

Qu

Kg/m

1. A 2 0,2 0,13 0 24,96 481,917 506,877 268 1037,053

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

2. B 3,05 0,3 0,19 0 0,456 1460,13 1460,59 812 3051,913

3. C 4 0,4 0,26 0 63,024 597,002 660,026 332 1323,232

4. D 4 0,4 0,26 0 63,024 1136,46 1199,48 632 2450,584

5. E 4 0,4 0,26 875 174,72 1071,72 2121,44 596 3499,337

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

C. Perhitungan Portal Tribun Utama

Gambar 6c.1 Portal tribun utama

Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan hasil

gaya dan momen yang terbesar untuk setiap As balok (jenis balok yang sama) dan

kolom, seperti tabel berikut :

Keterangan :

1. Kolom

- Semua kolom

direncanakan

mempunyai dimensi dan

tulangan yang sama

- Nomor kolom : 1

sampai dengan 48

2. Balok

Dimensi dan tulangan balok

dikelompokan sebagai berikut :

a. Balok arah X

- Mendatar (A), nomor

batang 49 sampai 61

- Miring (B), nomor

batang 62 sampai 71

b. Balok arah Y

- Mendatar (C), nomor

batang 72 sampai 73

- Mendatar (D), nomor

batang 74 sampai 89

- Miring (E), nomor

batang 90 sampai 97

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Tabel 6c.1 Gaya batang, gaya geser dan momen terbesar pada kolom

No. batang P (Kg) V (Kg) Mx (Kgm) My (Kgm)

1 s/d 48 36081,9 2559 3048,4 3311,72

Tabel 6c.2 Gaya geser dan momen terbesar pada balok

No. Balok As No. Batang M tumpuan

(Kgm)

M lapangan

(Kgm)

Gaya geser

(Kg)

1. A 49 – 61 3885,05 2403,31 5448,47

2. B 62 – 71 2093,69 1451,12 4201,26

3. C 72 – 73 2209,02 1166,33 2983,69

4. D 74 – 89 3879,41 2345,19 5562,88

5. E 90 - 97 7303,74 5242,63 9772,52

D. Perhitungan Tulangan Lentur pada Balok

Dalam perhitungan tulangan lentur pada balok ini diambil contoh perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang lain disajikan dal;am bentuk tabel. 1. Data Perencanaan

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Panjang balok (L) = 4000 mm

- Tebal pelat lantai (hf) = 120 mm

- Tinggi balok (h) = 400 mm

- Lebar balok (b) = 260 mm

- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm

- Diameter tulngan lentur (Æl) = 32 mm

- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm

- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2

- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2

- Momen tumpuan = 3,385.107 Nmm

- Momen lapangan = 2,403.107 Nmm

- Tebal efektif balok (d) = -- 'dh Æl/2 -Æs = 336 mm

2. Perhitungan Lebar Efektif Flens Balok T dan L

- Gambar skets :

Gambar 6d.1 Lebar efektif flens balok Sesuai persyaratan pembentukan penampang balok berflens SNI pasal

3.1.10 maka lebar efektif sayap (flens) balok adalah

a). Balok L

- be ≤ 6.hf + bw = 6.120 + 260 = 980 mm

- be ≤ 0,5.Ln = 0,5.4000 = 2000 mm

- be ≤ 0,5.L+ bw = 0,5.400 + 260 = 593 mm

Diambil nilai be terkecil yaitu 593 mm

b). Balok T

- be ≤ 16.hf + bw = 16.120 + 260 = 2180 mm

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- be ≤ Ln = 4000 = 4000 mm

- be ≤ 0,25.L = 0,25.4000 = 1000 mm

Diambil nilai be terkecil yaitu 1000 mm

c). Balok As lain

Tabel 6d.1 Perhitungan lebar efektif flens balok T dan L

Balok L, be (mm) Balok T, be (mm)

As

hf

mm

bw

mm

Ln

mm

L

mm 6.hf+bw 0,5.Ln

1/12.L+

bw 16.hf+bw Ln ¼.L

A 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000

B 120 190 3050 3050 910 1525 444,16 2110 3050 762,5

C 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000

D 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000

E 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000

3. Pemakaian Jenis Analisa Balok

a). Balok L

- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 3,385.107

Nmm

- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)

= 0,8.(0,85.25) .120.593.(336 – 120/2) = 3,34.108

Nmm

- Kontrol

Mmax = 3,34.108 Nmm > Mu = 0,3385.108 Nmm

Maka balok L palsu, dalam analisa digunakan balok persegi

b). Balok T

- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 2,403.107

Nmm

- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)

= 0,8.(0,85.25) .120.100.(336 – 120/2) = 5,63.108

Nmm

- Kontrol

Mmax = 5,63.108 Nmm > Mu = 0,2403.108 Nmm

Maka balok T palsu, dalam analisa digunakan balok persegi

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

c). Balok As lain

Tabel 6d.2 Perhitungan jenis tulangan balok

Balok A B C D E

Balok T

.hf mm 120 120 120 120 120

.be mm 1000 762,5 1000 1000 1000

.d mm 336 236 336 336 336

Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303

Mmax .107 Nmm 33,4 27,37 33,4 33,4 33,4

Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok

Jenis tulangan tunggal tunggal tunggal tunggal tunggal

Balok L

.hf mm 120 120 120 120 120

.be mm 593 444,16 593 593 593

.d mm 336 236 336 336 336

Mu .107 Nmm 2,403 1,451 1,166 2,345 5,243

Mmax .107 Nmm 56,3 15,95 56,3 56,3 56,3

Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok

Ok

Jenis tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

4. Analisa Tulangan Lentur Daerah Tumpuan

Gambar 6d.2 Penampang balok daerah tumpuan

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)

- rb = fy

cf.85,0.b. ú

û

ùêë

é+ fy600

600

= 300

25.85,00,85 úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301

- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8

mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

akt

32..25,0

As

p =

2,8048,2620

= 3,25

- Jarak tulangan (s) = 1n

n2'd2b ts-

F-F--

= 13

32.38.240.2260-

---

= 34 mm > 25 mm…………………..Aman

- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2

b). Tinggi balok efektif (a)

a = b.c'f.85,0

f..As y = 260.25.85,0300.75,2412

= 131 mm

c). Jenis tulangan

- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336-2

131) = 1,957.108

Nmm

- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108

Nmm

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 3,385.107 Nmm,

maka digunkan tulangan tunggal

- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk

balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm

d). Balok lain

Tabel 6d.3 Perhitungan tulangan lentur daerah tumpuan

Hal A B C D E

rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

b mm 260 190 260 260 260

d mm 336 236 336 336 336

As mm2 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8

n mm 3 2 3 3 3

s mm 34 30 34 34 34

Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34

As aktual mm2 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75

a mm 131 87,34 131 131 131

Mn .107 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57

Mmax .107 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67

Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303

Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok

Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal

5. Analisa Tulngan Lentur Daerah Lapangan

Gambar 6d.2 Penampang balok daerah lapangan

a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- rb = fy

cf.85,0.b. ú

û

ùêë

é+ fy600

600

= 300

25.85,00,85 úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301

- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8

mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

akt

32..25,0

As

p =

2,8048,2620

= 3,25

- Jarak tulangan (s) = 1n

n2'd2b ts-

F-F--

= 13

32.38.240.2260-

---

= 34 mm > 25 mm…………………..Aman

- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2

b). Tinggi balok efektif (a)

a = b.c'f.85,0

f..As y = 260.25.85,0300.75,2412

= 131 mm

c). Jenis tulangan

- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336-2

131) = 1,957.108

Nmm

- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108

Nmm

- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 2,403.107 Nmm,

maka digunkan tulangan tunggal

- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk

balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

d). Balok lain

Tabel 6d.4 Perhitungan tulangan lentur daerah lapangan

Hal A B C D E

rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

b mm 260 190 260 260 260

d mm 336 236 336 336 336

As mm2 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8

n mm 3 2 3 3 3

s mm 34 30 34 34 34

Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34

As aktual mm2 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75

a mm 131 87,34 131 131 131

Mn .107 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57

Mmax .107 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67

Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303

Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok

Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal

E. Perhitungan Tulangan Geser pada Balok

Dalam perhitungan tulangan geser pada balok ini diambil contoh perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang lain disajikan dal;am bentuk tabel. 1. Data Perencanaan

- Panjang balok (L) = 4000 mm

- Tinggi balok (h) = 400 mm

- Lebar balok (b) = 260 mm

- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm

- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm

- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2

- Gaya geser maksimum (Vu) = 2,559.104 N

- Tebal efektif balok (d) = -- 'dh Æl/2 -Æs = 336 mm

- f diambil = 0,6

- Skets :

Gambar 6e.1 Sketsa gaya geser balok

- Analisas :

Vu

)VuVu(2/L

d 1-=

L

d.Vu.2VuVu 1 =-

L

d.Vu.2VuVu1 -=

2. Perhitungan Tulangan

- L

d.Vu.2VuVu1 -= =

4000336.10.448,5.2

10.448,54

4 - = 4,533.104

N

- Vn = F

1Vu =

6,010.33,5 4

= 7,555.104

N

- Vc = c'f.d.b.61

= 25.336.260..61

= 7,28.104

N - Vs = Vn – Vc = 7,555.104 - 7,28.104 = 2750

N

- Av = 28..41

.2 p = 100,5

mm2

- Smax = s

yv

V

d.f.A =

2750336.300.5,100

= 3683,8

mm

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Smin = 2d

= 2

336 = 168

mm - Digunakan tulangan geser Æ 8 - 168 mm

3. Balok Lain

Tabel 6e.1 Perhitungan tulangan geser

Balok A B C D E

L mm 4000 3050 4000 4000 4000

b mm 260 190 260 260 260

d mm 336 236 336 336 336

Vu .104 N 5,448 4,201 2,983 5,562 9,772

Vu1 .104 N 5,448 4,201 2,983 5,562 9,772

Vn .104 N 4,533 3,551 2,482 4,628 8,130

Vc .104 N 7,555 5,918 4,136 7,713 13,551

Vs .104 N 7,280 3,737 7,280 7,280 7,280

Av mm2 0,275 2,181 3,144 0,433 6,271

Smax mm 3689,68 326,176 322,257 2341,53 161,556

Smin mm 168,000 118,000 168,000 168,000 168,000

Tulangan mm Æ8 - 168 Æ8 - 118 Æ8 - 168 Æ8 - 168 Æ8 - 168

F. Perencanaan Kolom

Dalam perencanaan kolom ini semua kolom mempunyai dimensi dan tulangan yang sama dan direncanakan berdimensi kecil sehingga digunakan kolom dengan tulangan terditribusi serta menggunakan perhitungan biaksial. 1. Data Perencanaan

- Skets :

Page 120: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 6f.1 Momen biaksial kolom

- Panjang penampamg kolom (p = b) = 350 mm

(= Lebar penampang kolom)

- Momen arah X (Mx) = 3,048.107 Nmm

- Momen arah Y (My) = 3,317.107 Nmm

- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2

- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2

- Gaya aksial tekan (P) = 3,608.105 N

- Modulus elastisitas baja tulangan (Es) = 2.105 N/mm2

- f diambil untuk kolom berserngkang = 0,7

- Faktor kontur interaksi (b) = 0,61

2. Momen Lentur Uniaksial Equivalen

- Pn = FPu

= 7,0

7.,10.608,3 5 = 5,1545.105 N

- Mny = F

My =

7,010.048,3 7

= 4,355.107 Nmm

- Mnx = F

Mx =

7,010.312,3 7

= 4,731.107 Nmm

- Diambil nilai terbesar, yaitu Mnx = 4,731.107 Nmm untuk analisis

equivalen maka, MnyMnx

= 7

7

10.355,4

10.731,4 = 1,009

- Dimensi kolom sebanding dengan momen yang bekerja, jika lebar

penempang kolom (b) diambil 350 mm maka panjang penampang kolom

(p) sebesar 350 mm

3. Kontrol Kapasitas Pn

- Skets :

Page 121: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 6f.2 Penampang, regangan dan gaya internal kolom arah X dan Y

Gambar 6f.3 Penampang, regangan dan gaya internal biaksial kolom

a). Perencanaan tulangan

- Diasumsikan angka penulangan (r) adalah 0,012

- As/ sisi = r.b.d = 0,012.350.250 = 1050 mm2

- As tulg = n

As =

41050

= 262,5 mm2

- Jika digunakan tulangan 4 Æ 19 mm, mak As aktual adalah 283,5

mm2

b). Perhitungan tulangan

- c = 2b

= 2

350 = 175 mm

Page 122: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- a = 0,85.c = 0,85.175 = 148,75 mm

- Luas penampang

As 1 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2

As 2 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2

As 3 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2

As 4 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2

- Lebar efektif beton (di)

di = d’ + 1n

)'d2b)(1i(-

--

d1 = 50 + 14

)50.2350)(11(-

-- = 50 mm

d2 = 50 + 14

)50.2350)(12(-

-- = 113 mm

d3 = 50 + 14

)50.2350)(13(-

-- = 216 mm

d4 = 50 + 14

)50.2350)(14(-

-- = 300 mm

c). Perhitungan regangan

- Rumus perhitungan

es i = 0,003 úûù

êëé -

cdic

- Perhitungan

es 1 = 0,003 úûù

êëé -

17550175

= 0,002

es 2 = 0,003 úûù

êëé -

175113175

= 0,001

es 3 = 0,003 úûù

êëé -

175216175

= - 0,0007

es 4 = 0,003 úûù

êëé -

175300175

= - 0,002

Nilai es 3 dan es 4 negatif menandakan tegangan

d). Perhitungan gaya internal

Page 123: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Rumus perhitungan

Cs i = As i. es i. Es

- Perhitungan

Cs 1 = 1132.0,002.2.105 = 452800 N

Cs 2 = 566.0,001.2.105 = 113200 N

Cs 3 = 566.- 0,0007.2.105 = - 79240 N

Cs 4 = 1132.- 0,002.2.105 = - 452800 N

SCs i = 33960 N

e). Perhitungan daya dukung kolom

- Pn aktual = 0,85.f’c.a.b + SCs I

= 0,85.25.148,75.350 + 33960

= 11,4.105 N

- Pn aktual = 11,4.105 N > Pn perlu = 5,154.105 N……….aman

4. Perhitungan momen nominal aktual (Monx = Mony)

- Monx = Mony = 0,85.f’c.a.b.0,5(b-a) + S [Cs i.(0,5h – di)]

- Perhitungan

Cs 1.(0,5h – di) = 452800.(175 – 50) = 56,6.106 Nmm

Cs 2.(0,5h – di) = 11320.(175 – 113) = 0,71.106 Nmm

Cs 3.(0,5h – di) = -79240.(175 – 216) = -3,25.106 Nmm

Cs 4.(0,5h – di) = -452800.(175 – 300) = -56,6.106 Nmm

S = -2,54.106 Nmm

Monx = Mony = 0,85.25.148,75.350.0,5(350 – 148,75) + (-

2,54.106)

= 11,13.107 - 2,54.106

= 10,88.107 Nmm

Page 124: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

MonxMnx

= 7

7

10.88,10

10.355,4 = 0,4

- Dari kurva interaksi faktor kontur (b) kolom biaksial dengan mengambil

nilai a untuk kolom berbentuk bujursangakar adalah 1,5 maka didapatkan

hasil untuk:

MonxMnx

= 0,4 nilai MonyMny

= 0,79

- Mny aktual = 0,79.Mony = 0,79. 10,88.107 = 8,59.107 Nmm

- Mny aktual = 8,59.107 Nmm > Mny perlu = 4,355.107

Nmm……aman

5. Perhitungan Tulangan Geser

a. Data perencanaan

- Gaya geser maks (Vu) = 25590,1 N

- Gaya aksial tekan (Pu) = 36081,9 N

- Tinggi kolom (Lmaks) = 5250 mm

- Diameter tul. geser (Æs) = 8 mm

- q diambil = 0,6

- Ag = h.b = 350.350 = 122500 mm2

- d = h – 2d’ = 350 – 2.50 = 250 mm

- skets :

Page 125: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 6f.4 Sketsa gaya geser kolom

- Analisa :

Vu

)VuVu(2/L

d 1-=

L

d.Vu.2VuVu 1 =-

L

d.Vu.2VuVu1 -=

b. Data perencanaan

- L

d.Vu.2VuVu1 -= =

5250250.10.554,2.2

10.554,24

4 - = 2,31.104

N

- Vn = F

1Vu =

6,010.31,2 4

= 38500

N

- Vc = c'f.d.b.61

= 25.250.350.61

= 72916,7

N

- f.Vc = 0,6.72916,7 = 43750

N

- Karena Vn < f.Vc dan Vn > 0,5. f.Vc maka secara teoritis kolom

tidak membutuhkan tulangan sengkang tetapi dalam pelaksanaan

digunakan tulangan sengkang minimum

- Tulangan min Av = fyS.b

.50 , dimana S = Deviasi standart

diambil 1

= 300

1.350.50

= 58,33 mm2

- Diambil tulangan Æ 9 mm, A = 63,6 mm2 > Av min = 58,33 mm2

Page 126: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Smaks = 2d

= 2

250 = 125 mm

- Digunakan tulangan geser Æ 9 - 125 mm

Page 127: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB VII

PERENCANAAN PONDASI

E. Perencanaan Pondasi Foot Plate 5. Data Perencanan.

Gambar 7a.1.1 Perencanaan pondasi foot plate

- Direncanakan pondasi foot plate dengan kedalaman 1,45 m, panjang 1,3

m

- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2

- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m

- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3

- Dari perhitungan mekanik portal dengan program SAP 2000 didapatkan

Mu = 1,702.107 Nmm

Vu = 36,08. 104 N

6. Perhitungan dimensi pondasi

Page 128: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- p = vu +1,2 berat kolom pondasi

= 36,08. 104+ 1,2.(0,35.0,35.1,45.2,4.104)

= 36,59.104 N

- stanah = Ap

, A = ahtan

Ps

- A = 4,010.59,36 4

= 91,47.104 m2

- B = L = 410.47,91A = = 956,45 mm

Maka digunakan telapak pondasi (1,2.1,2) m

- Tebal telapak pondasi (d)

d≥cf.L

p6 - =

25.1200

10.59,36.6 4 = 365,9 mm

Digunakan telapak pondasi dengan tebal d = 400 mm

Momen kelembaman (I) = 121

.L.B3 = 121

.1,2.1,23 = 0,1728 m4

- Tebal selimut beton (d`) = t1 - d = 450 - 400 = 50

mm

- W = (b.d2)/ 6 = (1200.12002)/6 = 2,88.108

mm3

7. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi

- Perhitungan Beban Total (Vt) :

Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 36,08. 104

N

Berat telapak = b.l.t1. rb

= 1,2.1,2.0,45.2,4.104 = 1,555.104

N

Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn

= 1,2.(1,2-0,35).1.1,7.104 = 1,734.104

N

B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb

= 1.0,35.1,2.2,4.104 = 0,008.104

N

Page 129: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Vt = 7,905.104

N

- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)

e = tV

M =

4

7

10.905,7

10.702,1 = 215,3 mm

e = 215,3 mm < 6b

=6

1800 = 300 mm……………..……Aman

- s = IX.M

A

Vt ± = 729,0

9,0.10.690132,17,210.23,11 44

±

= 4,159.104±2,08.104 N/m2

- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2

- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2

- Sketsa :

Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondasi

8. Analisa Perhitungan Tulangan

c. Perhitungan Tulangan Geser

- t = t

tuA

V

W

M± =

6

4

8

7

10.7,2

10.23,11

10.75,6

10.690132,1± = 0,067

N/mm2

- Panjang efektif (a) = 2t

2d

2b 2-- =

2250

2150

21800

-- = 750

mm

Page 130: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106

mm2

- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16

N

- Vc = cf.d.b.61

= 25.1500.1800.61

= 2,2499.106

N

- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N

- Kontrol Tulangan :

Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N

Maka tidak memerlukan tulangan geser

d. Perhitungan tulangan lentur

- Mu = L.x..21 2

maxs = 1500.900.07165,0.21 2 = 1,072.107 Nmm

- Mn = F

Mu =

8,010.072,1 7

= 1,34.107 Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- R n = 2n

l.b

M =

2

7

1500.1800

10.34,1 = 0,003

N/mm2

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf

4,1 =

3004,1

= 0,00467

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

Page 131: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

= 1176,141

úû

ùêë

é--

300003,0.1176,14.2

11

= 1,1.10-5

- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin

- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75

mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

s

d..41

A

p =

212..41

75,1050

p = 9,29 buah

Digunakan 10 Tulangan

- Jarak sengkang (s) = nl

= 10

1500 = 150 mm

- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm

Page 132: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

BAB VIII

PERENCANAAN KOLAM RENANG

A. Perencanaan Kolam Renang

Gambar 8a.1 Rencana kolam renang

Dalam perencanaan kolam renang ini dinding kolam

direncanakan sebagai dinding turap kontilever dan gaya mormal terbesar

yang merupakan kondisi kritis diding terjadi pada saat kolam dalam

keadaan kosong karena resultante gaya antara air dan tanah paling besar.

1. Data Perencanaan

Page 133: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Gambar 8a.1 Sketsa gaya geser dan momen

- Sudut geser dalam tanah (f) = 320

- Berat isi tanah (g) = 15 KN/m2

- Kohesi tanah (C) = 0

- Kedalaman kolam (L1) = 2 m

2. Perhitungan Gaya Geser

a. Tekanan Aktif

- Ka = Tan2. ÷øö

çèæ F

-2

450 = Tan2. ÷øö

çèæ -

232

450 = 0,307

- Kp = Tan2. ÷øö

çèæ F

+2

450 = Tan2. ÷øö

çèæ +

232

450 = 3,25

- P2 = g.L1.Ka = 15.3.0,307 = 13,815

KN/m2

- L2 = ( )aP

12KK.

L.P-g

= ( )307,025,3.15815,13-

= 0,3 m

Page 134: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- P5 = g.L1.Kp + g.L2.(Kp – Ka)

= 15.3.3,25 – 15.0,3.(3,25 – 0,307)

= 126,975 KN/m2

- P = 2L.P

2L.P 2212 + =

( )2

3,03815,13 + = 22,79

KN/m2

- Z = úúû

ù

êêë

é

-

+

ap

pa1KK

KK.2.

3

L = ú

û

ùêë

é-

+307,025,3

25,3307,0.2.

33

= 1,3 m

b. Panjang Penetrasi (D)

Untuk mencari nilai D terlebih dahulu digitung nilai L3, nilai L3 dicari

dengan mengunakan persamaan

( ) ( ) ( ) ( ) 0ALALALAL 4332

323

314

3 =++++

dimana :

( )ap

51 KK.

PA

-g= = ( )307,025,315

975,126-

= 2,88 m

( )ap2 KK.

P.8A

-g= = ( )307,025,3.15

79,22.8-

= 4,13 m

( )[ ]( )2ap

25ap

3KK.

PKK..Z.2P.6A

-g

+-g=

= ( )[ ]

( )22 307,025,3.15

975,126307,025,3.15.3,1.279,22.6

-

+-

= 9,45 m

[ ]( )2ap

25

3KK.

P.4P.Z.6PA

-g

+= =

[ ]( )22 307,025,3.15

79,22.4975,126.3,1.679,22

-

+

= 12,65 m

( ) ( ) ( ) ( ) 065,12L45,9L13,4L88,2L 32

33

34

3 =++++

Dengan cara coba-coba nilai L3, didapatkan nilai L3 = 1,21 m

Maka panjang penetrasi (D) adalah :

- Teoritis = L2 + L3 = 0,3 + 1,21 = 1,51 m

- Aktual = 1,3.D teoritis = 1,3.1,51 = 1,96 m

Page 135: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

c. Momen Maksimum (Mmaks)

Momen maksimm akan terjadi pada saat gaya geser sama dengan 0 (nol) yang berada diantara titi C dan D, berjarak Z’ dibawah titik C.

Z’ = ( )ap KK.

P.2

-g = ( )307,025,3.15

97,22.2-

= 1,02 m

Mmax = ( ) { }÷øö

çèæ -g-- ap

2 KK.'Z..21

.3Z

'ZZ.P

= ( ) { }÷øö

çèæ --- 037,025,3.02,1.15.

21

.302,1

02,13,1.97,22 2

= 45,48 KNm

3. Perencanaan Pondasi Dinding Turap

9. Data Perencanan.

Keterangan :

h = 4000 mm

t1 = 100 mm

L = 1000 mm

d` = 50 mm

d = 50 mm

t2 = 150 mm

Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi dinding turap

- Direncanakan pondasi dinding turap dengan kedalaman 4 m dan

panjang 1 m

- Tegangan ijin tanah (stn) = 1,2 Kg/cm2 = ,2.105 N/m2

- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m

- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3

- Pembebanan :

§ Beban mati (berat sendiri)

Page 136: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

Berat dinding = t2.h. rb =

0,15.4.2,4.104 = 1,08.104 N/m § Beban hidup lantai untuk bangunan olahraga = 4000

N/m § Beban berfaktor

Qu = 1,2 Qd + 1,6 Ql

= 1,2.1,08.104 + 1,6.4000 = 1,94.104

N/m

§ Jadi P = 1,94.104 N/m, untuk setiap 1m P = 1,94.104

N - Dari perhitungan dinding turap didapatkan

Mu = 45,48.103 Nm

Vu = 0,02279 N/mm2

Pu = 1,94.104 N

10. Perhitungan Dimensi Pondasi Dinding Turap

- Dalam perhitungan pondasi dinding turap ini dilakukan perhitungan

setiap 1 m panjang.

- P = Vt = Pu +1,2 berat kolom pondasi

= 1,94.104 + 1,2.(0,15.1.3.2,4.104)

= 3,02.104 N

- stanah = Ap

, A = ahtan

Ps

- A = 5

4

10.2,1

10.02,3 = 0,25 m2

Maka digunakan telapak pondasi 0,3 x 1. = 0,3 m2 > 0,25

m2…aman

- Tebal telapak pondasi (d)

d ≥ c'fL

P.6 =

25.1000

10.02,3.6 4 = 36,24 mm

Digunakan telapak pondasi dengan tebal

d = 50 mm > 36,24

mm…………………………………..….…aman

Page 137: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- Momen kelembaman (I) = 121

.L.B3 = 121

.0,3.13 = 0,025

m4

- W = (b.d2)/ 6 = (750.10002)/6 = 1,25.108

mm3

e = PM

= 4

3

10.02,3

4810.45 = 1,505 m

e = 6B

= 62,1

= 0,2 m…………geser

ponds

- Dimensi alas pondasi dengan eksentrisitas (e > b/6) dihitung dengan

rumus :

stn = úûù

êëé ±

Le.6

1.L.B

P

40.104 = úûù

êëé ±

L5,1.6

1.L.B10.02,3 4

, untuk nilai maksimum dan L

=1

40.104 = úûù

êëé +

19

1.1.B10.02,3 4

B = 4

4

10.40

10.02,3.10 = 0,75 m

( Joseph E. Bowles, Analisa dan Desain Pondasi persamaan 8-

13)

- Jadi digunakan alas pondasi ( 0,75 x 1 x 0,05 ) m

Page 138: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Dining Turap

e. Perhitungan Tulangan Geser

- t = t

tuA

V

W

M± =

3

4

8

6

10.3

10.02,3

10.25,1

10.48,45± , tmax = 10,43

N/mm2

- Panjang efektif (a) = 2t

2d

2b 2-- =

2150

250

21000

-- = 400 mm

- Luas efektif (At) = L.a = 1000.400 = 0,4.106

mm2

- Vu = t. At = 10,43.0,4.106 = 4,17.106 N

- Vc = cf.d.b.61

= 25.50.1000.61

= 4,16.104 N

- Ф. Vc = 0,6. Vc = 2,5.104 N

- Kontrol Tulangan :

Vu = 22,79 N < Ф. Vc = 2,5.104 N

Maka tidak memerlukan tulangan geser

f. Perhitungan tulangan lentur

- Mu = L.x..21 2

maxs = 1000.375.4,10.21 2 = 73,4.107 Nmm

- Mn = F

Mu =

8,010.4,73 7

= 91,75.107 Nmm

- m = c

y

`f.85,0

f =

25.85,0300

= 14,1176

- R n = 2n

l.b

M =

2

7

1000.750

10.75,91 = 1,2

N/mm2

- rb = y

cf

`f.85,0 .b .

úúû

ù

êêë

é

+ yf600

600

= 300

25.85,0.0,85. úû

ùêëé

+ 300600600

= 0,04

Page 139: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

- rmin = yf

4,1 =

3004,1

= 0,00467

- r = m1

úúû

ù

êêë

é--

yfRn.m2

11

= 1176,141

úúû

ù

êêë

éúûù

êëé --

300

2,1.1176,14.211

= 0,004

- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin

- As = r.l.d = 0,00467.1000.50 = 233,5

mm2

- Jumlah tulangan (n) = 2

s

d..41

A

p = = 9,29 buah

Digunakan 10 Tulangan

- Jarak sengkang (s) = nl

= 10

1500 = 150 mm

- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm

Page 140: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

PENUTUP

Alhamdulillah penyusun ucapkan, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaiakn laporan tugas akhir ini. Meskipun melalui berbagai kendala dan kurangnya prasarana yang dimiliki penyusun namun tugas akhir ini mampu diselesaikan pada waktunya. Tugas akhir ini telah memberikan banyak manfaat bagi penyusun,

terutama dalam mendalai ilmu ketekniksipilan. Selain itu penyusun berharap

semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna baik dalam hal materi maupun penyajiannya, oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan tugas akhir ini

menjadi lebih baik.

Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penyusun mendapatkan

banyak bantuan dari berbagai pihak, dan tanpa bantuan mereka penyusun tidak

akan mampu menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan

terima kaih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

laporan tugas akhir ini, semoga amal kebaikan anda mendapatkan balasan yang

seimbang dari allah swt.

Demikian laporan tuga akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar ahli madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Agustus 2003

Penyusun

Page 141: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991, Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung (SKSNI-T-15-1991-03), Departemen Pekerjaan Umum dan

Tenaga Listrik Direktorat Jendral Cipta Karya, Jakarta.

Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI), Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung

(PPIUG), Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Penyelidikan Masalah

Bangunan, Jakarta.

Anonim, 1984, Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia

(PPBBI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Gunawan, R.,2001, Tabel Profil Konstruksi Baja, PT Pradnya Paramita,

Jakarta.

Lasino, dkk.,1994, Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu

Beton, Badan Penelitian dan Pengembangan P.U., Departemen Pekerjaan Umun,

Bandung.

Wahyudi, L., 2001, Struktur Beton Bertulang , Erlangga.

Wang, C.K. 1994, Struktur Beton Bertulang, Erlangga.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Peren... · 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 4. Tabel Profil Konstruksi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Input SAP 2000 2. Output SAP 2000 3. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial 4. Gambar bangunan

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial