bab i pendahuluan bahasa merupakan komponen terpenting ...eprints.unram.ac.id/2825/1/2. skripsi bab...
TRANSCRIPT
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa
bahasa, seseorang tidak akan bisa mengungkapkan sesuatu yang dipikiran serta
yang dirasakannya. Bahasa dapat berupa bahasa lisan dalam bentuk ujaran dan
bahasa tulis dalam bentuk tulisan.
Berbicara mengenai bahasa, dimilikinya kadar keeratan dengan register
maupun dialek yang menjadi ciri suatu kelompok tertentu. Adanya suatu
kelompok dalam masyarakat, memiliki potensi untuk melahirkan ciri khas
kebahasaan yang bermula menjadi tuntutan pada setiap aktivitas. Dengan
demikian, masalah pemakaian dalam suatu kelompok menarik untuk dikaji lebih
mendalam.
Salah satu kelompok atau profesi yang akan diteliti, yaitu profesi bengkel
servis sepeda motor. Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan penulis dalam
dunia perbengkelan, khususnya perbengkelan sepeda motor.
Dalam perbengkelan, banyak kekhasan bahasa dan karakteristik bahasa yang
digunakan. Ada kekhasan bahasa antara anggota bengkel dengan pelanggan,
anggota bengkel dengan anggota bengkel dan kekhasan bahasa dalam menyebut
nama-nama alat sepeda motor.
Adapun salah satu contoh interaksi antara pelanggan dengan anggota bengkel,
yaitu ketika pelanggan ingin mengganti oli sepeda motor, pelanggan cukup
mengatakan “Mau ngetap”. Tentu anggota bengkel mengetahui maksud dari
pelanggan tersebut. Ngetap memiliki arti “Ganti”. Interaksi antara anggota
2
bengkel dengan anggota bengkel lainnya, misalnya pada kalimat “Dikolter aja”.
Pada kata “Dikolter” memiliki arti memperbesar lubang selinder, agar tidak
mengeluarkan asap lagi pada knalpot motor empat langkah.
Contoh variasi-variasi tersebut, memudahkan mereka untuk berkomunikasi
dan dapat menghemat energi untuk berkomunikasi. Karena tuturan yang harus
diucapkan panjang, mampu diucapkan dengan singkat menggunakan variasi
bahasa bengkel.
Penelitian tentang register memang sudah banyak dilakukan. Akan tetapi,
belum ada yang melakukan penelitian mengenai register perbengkelan. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti register perbengkelan.
Penelitian ini dilakukan di Bengkel Yamaha Abian Tubuh. Bengkel ini dipilih
sebagai tempat penelitian, karena bengkel ini pernah menjadi tempat kerja
peneliti. Sudaryanto (dalam Mahsun, 2012) mengungkapkan bahwa peneliti yang
baik adalah peneliti yang meneliti bahasa yang dikuasainya. Oleh karena itu,
peneliti dalam hal ini mencoba untuk meneliti bahasa yang dikuasainya.
Penelitian ini perlu dilaksanakan karena minimnya penelitian yang berkaitan
dengan register, terutama register perbengkelan. Selain itu, penelitian ini juga
harus dilakukan untuk mengetahui register perbengkelan yang ada di Bengkel
Yamaha Abian Tubuh.
Harapan peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya
peserta didik yang menempuh sekolah kejuruan dalam bidang otomotif, yaitu
teknik sepeda motor. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menambah
diksi dalam dunia perbengkelan. Misalnya di sekolah kejuruan mengatakan
3
“Piston” namun di bengkel mengatakan “Seker”. Hal inilah yang
melatarbelakangi peneliti, untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Register
Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel Yamaha Abian Tubuh”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penilitian tentang “Register Perbengkelan
Dalam Intraksi di Bengkel Yamaha Abian Tubuh” memiliki rumusan-rumusan
masalah sebagai berikut.
a. Apa saja bentuk register yang dipakai dalam intraksi di Bengkel Yamaha
Abian Tubuh?
b. Apa makna register di Bengkel Yamaha Abian Tubuh?
c. Apa saja fungsi register dalam interaksi di Bengkel Yamaha Abian Tubuh?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut.
a. Mengetahui dan menemukan bentuk register yang dipakai di Bengkel
Yamaha Abian Tubuh.
b. Mengetahui dan menemukan makna register di Bengkel Yamaha Abian
Tubuh.
c. Mengetahui dan menemukan fungsi regiter di Bengkel Yamaha Abian
Tubuh.
1.4 Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat yang diharapkan. Manfaat itu dibedakan
menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretisnya adalah
4
penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau
pelajar mengenai studi register, sedangkan manfaat praktisnya adalah dapat
memberikan pengetahuan serta mampu mengaplikasikan serta menggunakan
variasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari khususnya di bengkel.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal. Penelitian terdahulu
atau penelitian sebelumnya sangat penting sebagai acuan atau bahan
pertimbangan. Pertimbangan yang relevan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
Penelitian pertama berjudul “ Daftar Istilah Pengobatan dan Perdukunan
Bahasa Sasak Lombok Timur yang Dilihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai
Bahan Penyusunan Kamus Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Sasak Tingkat
SD ataupun SMP” (2007) yang dilakukan oleh Johan Wahyudi dalam bentuk
skripsi. Penelitian ini membahas tentang bentuk dan makna istilah pengobatan dan
perdukunan yang terdpat di Lombok Timur dengan menggunakan teori Linguistik
Struktural Ferdinand de Saussure dengan dikotomi signifiant (bentuk) dan signifie
(arti), yang menyatakan bahwa setiap bahasa memiliki bentuk dan makna.
Bertolak dari teori tersebut, penelitian ini menghasilkan daftar istilah-istilah
pengobatan dan perdukunan yang diliht dari dua segi, yaitu segi bentuk dan
makna. Dari segi bentuk, istilah-istilah tersebut terdiri atas: (a) bentuk dasar, (b)
bentuk kompleks, (c) bentuk pengulangan. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan terletak pada sama-sama meneliti bahasa, akan
tetapi penelitian ini lebih menonjol pada kekhasan bahasa atau yang disebut
dengan register.
6
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Ardianti (2014) dengan judul “Register
Transportasi Berbahasa Jawa dalam Angkutan Bus Jogja – Parangtritis”. Tentang
karakateristik dan fungsi register transportasi berbahasa jawa dalam angkutan bus
jurusan Jogja Parangkritis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada karaktersistik register, akan tetapi berbeda objek kajian
atau sasaran penelitian.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Sanjaya (2012) dengan judul “Register
Perdagangan di Benteng Trade Centere Solo”. Sebuah kajian sosiolinguistik yang
membahas mengenai bentuk pemakaian dan fungsi pengungkapan register
perdagangan di Benteng Trade Center Solo. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan terletak pada tujuan penelitian yaitu menganalisis
bentuk dan fungsi register, akan tetapi berbeda objek kajian atau sasaran
penelitian.
Beberapa hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa belum ada penelitian
yang berkenaan dengan “Register Perbengkelan Dalam Intraksi Di Bengkel
Yamaha Abian Tubuh”. Oleh karena itu, penelitian ini ingin dilakukan karena
hasilnya bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian
sebelumnya yang relevan.
2.2 Landasan Teori
Subbab ini berisi paparan tentang teori-teori dan pendapat-pendapat yang
berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut akan dipaparkan secara
berurutan, dimulai dari definisi sosiolinguistik karena penelitian ini termasuk
7
dalam bidang sosiolinguistik. Berikutya akan dipaparkan semua teori dan
pendapat yang berkaitan dengan variasi bahasa dan register.
A. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan
pemakainya. Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua ilmu yaitu ilmu
sosiologi dan linguistik. Maka untuk memahami dan mengerti apa maksud dari
ilmu sosiolinguistik, perlu kiranya terlebih dahulu memahami apa itu sosiologi
dan apa itu linguistik. Menurut pendapat Swingewood dalam bukunya yang
berjudul The Sociology of Literature (dalam Faruk, 2013:1), sosiologi adalah
studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi
mengenai lembaga-lembaga, dan proses-proses sosial. Sosiologi berusaha
mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada
(Chaer dan Leonie, 2004). Sedangkan linguistik secara umum lazim disebut
dengan ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya
(Sudika,2014:4). Menurut Verhaar (2012:3) linguistik berarti ilmu atau bidang
ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiaannya. Dengan demikian
dapat dikatakan sosisolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang
mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat (Chaer dan Agustina 2004:2).
Sisiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-
faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial (G,
E. Booij, J. G. Kersten, dan H. J. Verkuyl) dalam Chaer dan Agiustina, 2004:4.
8
So Nancy Parrot Hickerson berpendapat siolinguistik meneliti korelasi antara
faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa (dalam Chaer dan Agustina,
2004:4).
Jika dilihat dari beberapa pengertian sosiologi dan linguistik, dapat
disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat
interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan
anatara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur (
Chaer dan Agiustina, 2004:4).
B. Variasi Bahasa
Dalam linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja, tetapi
juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian
dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, berdasarkan rancangan
sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
Keragaman akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan
oleh penutur yang sangat banyak serta dalam wilyah yang sangat luas (Chaer
dan Agustina 2004:61). Variasi akan terlihat apabila semakin banyak kalangan
yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi anatar kelompok kalangan
tersebut. Artinya banyak kelopok sosial yang membuat cirri khas dalam
berintraksi antar kelompok itu sendiri.
Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004) menguraikan beberapa
variasi bahasa. Variasi bahasa terdiri atas beberapa jenis yang dapat
9
disesuaikan dan didasarkan pada segi penutur dan penggunaanya yaitu variasi
dari segi penutur, variasi dari segi pemakaian, variasi dari segi keformalan, dan
varaiasi dari segi sarana.
1) Pengertian Register
Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa
berdasarkan penggunaannya. Register atau slang dalam bahasa Inggris
merupakan ragam bahasa tidak resmi, yang dipakai oleh kaum remaja atau
kelompok-kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi intern.
Register menurut Chaer dan Leonie (2004:69) pembicaraan tentang
register ini biasanya dikaitan dengam masalah dialek. Jika dialek berkenaan
dengan masalah bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana dan kapan. Maka
register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan
apa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
register adalah pemakaian bahasa yang terkait dengan kelompok sosial
tertentu yang digunakan dalam situasi, yang berkaitan dengan kelompok
tersebut.
Register terdiri atas bentuk register dan fungsi register dikutip dari
jurnal online (http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf
diakses pada tanggal 26 April 2017).
2) Bentuk Register
Register dibagi menjadi dua bentuk, yaitu register selingkung terbatas
dan register selingkung terbuka. Register selingkung terbatas maknanya
10
sedikit, sifatnya terbatas, jumlah dan maknanya terbatas sehingga
beritanya terbatas dan tertentu. Register ini merupakan yang tidak
mempunyai tempat secara konkrit dalam masyarakat maupun dalam
tataran individu dan kreativitas karena sudah jarang dipakai.
Register selingkung terbuka mempunyai corak-corak makna yang
berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan dalam register yang
lebih terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun
register ini tidak ada situasi maknanya , ada tingkat tertentu dan tidak
ditunjukan secara langsung selalu ada ciri yang dijelaskan (Halliday
1994:53-55).
Dalam bagian ini akan dibahas tentang pemakaian register dalam
interaksi perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh yang meliputi
pemakaian register selingkung terbuka. Contoh selingkung terbuka
“bubut” yang artinya “melubangi”, register ini merupakan register
selingkung terbuka karena tidak hanya dibengkel ini saja digunakan
melainkan di bengkel lain atau di bidang lain menggunakan kata bubut.
3) Makna
Aminuddin (2003) mengemukakan bahwa makna disejajarkan
pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan informasi,
maksud, firasat, isi, dan pikiran. Makna adalah unsur sebuah kata atau
lebih tepat sebagai gejala dalam ujaran (dalam Chaer, 2002:33).
Kreidler (dalam Edi Subroto, 2011:23) mengungkapkan pendapatnya
bahwa arti (makna) sebuah kata bergantung pada hubungan atau relasinya
11
dengan kata-kata lain dalam sebuah tuturan. Leksem-leksem dalam sebuah
tuturan tidak hanya punya arti tetapi juga member sumbangan pada arti
tuturan itu. Arti apa yang disumbangkan oleh leksem lain di dalam tuturan
itu bergantung pada arti leksem lain di dalam tuturan itu. Arti sebuah
leksem yang ditentukan berdasarkan hubungannya dengan leksem lain
dalam sebuah tuturan adalah makna (sense) dari leksem itu.
Adapun pengertian makna, yaitu hubungan antara bahasa dengan dunia
luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga
dapat saling dimengerti (cf. Grice, 1957; Bolinger, 1981:108 dalam
Aminuddin,2003:53).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, makna adalah arti
yang dimiliki oleh sebuah kata (baca-leksem) karena hubungannya dengan
makna leksem lain dalam sebuah tuturan (Edi Subroto,2011:23). Abdul
Chaer (2002) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia” membagi jenis-jenis makna sebagai berikut.
1) Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon
adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna leksikal
dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon , leksem, atau bersifat
kata . Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan refrennya
(Chaer,2002). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Edi Subroto
(2011,31:32) mengungkapkan arti makna leksikal arti yang terkandung
12
dalam kata-kata sebuah yang lebih kurang bersifat tetap. Misalnya kata
memetik dalam kalimat Ibu memetik sekuntum mawar adalah bermakna
leksikal, sedangkan dalam kalimat kita dapat memetik manfaat dari cerita
itu adalah bukan bermakna leksikal.
Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau dioposisikan dengan
makna gramatikal. Kalu makna leksikal itu berkenaan dengan dengan
makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna
gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses
gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi
(Chaer, 2002:62).
b) Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan nonreferensial berdasarkan ada tidak
adanya referen dari kata-kata itu. Sebuah kata yang mempunyai referen,
yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut
disebut kata bermakna referensial. Kalau kata itu tidak mempunyai referen,
maka kata itu disebut kata yang bermakna nonreferensial (Chaer, 2002).
c) Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Pembedaan makna denotatif dan konotatif pada ada atau tidak adanya
“Nilai rasa” (istilah dari Slametmulyana, 1964) pada sebuah kata. Setiap
kata, terutama yang disebut kata penuh, mampu mempunyai makna
denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif
Makna denotatif sering juga disebut dengan makna konseptual, atau
makna kongnitif, karena makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai
13
makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut pengelihatan,
penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya (Chaer,
2002).
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif, jika kata tersebut
memiliki nilai rasa baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai
rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat dikatakan
berkonotasi netral (Chaer, 2002).
d) Makna Kata dan Makna Istilah
Setiap kata tentu mempunyai makna, namun makna kata baru terlihat
jelas setelah masuk dalam konteks kalimat. Jika kata itu lepas dari konteks
kalimat, makna kata itu menjadi umum atau kabur (Chaer, 2002). Berbeda
dengan kata istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tiak
kabur meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa istilah itu bebas konteks (Chaer, 2002).
e) Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna
yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau
hubungan apa pun (Chaer, 2002). Oleh sebab itu, makna konseptual ini
sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif.
Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar
bahasa.
14
f) Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah arti kiasan.
Tampaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti
sebenarnya (Chaer, 2002). Oleh sebab itu setiap kata atau farase yang tidak
merujuk ke arti sebenarnya disebut mempunyai arti kiasan.
4) Fungsi Register
Mengingat register merupakan variasi bahasa, dalam penelitian ini
digunakan teori fungsi bahasa. Halliday (1973) dalam Tarigan (2009,5)
menemukan ada tujuh fungsi bahasa, yaitu.
a) Fungsi Instrumental
Fungsi instrumental (The Instrumental FunctionaI) melayani
pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
Kalimat-kalimat seperti:
“Guru kelas melihat dengan mata kepala bahwa kamu tidak ikut
memukul anak itu!”
Lekas, lari ke rumah!
Kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental. Kalimat-kalimat
tersebut merupakan tindakan-tindakan komunikatif yang mengahsilkan
kondisi tertentu.
b) Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi (The Regulatory Function) bertindak untuk
mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa. Terkadang fungsi
15
regulasi ini sukar dibedakan dari fungsi instrumental. Fungsi regulasi ini
bertindak untuk mengendalikan atau mengatur orang lain.
c) Fungsi Representasional
Fungsi representasional (The Representational Function) adalah
penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan, dengan perkataan lain “Menggambarkan” realitas yang
sebenarnya.
d) Fungsi Intraksional
Fungsi intraksional (The Interctional Function) bertugas untuk
menjamin dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi
sosial.
e) Fungsi Personal
Fungsi personal (The Personal Function) memberi kesempatan kepada
seseorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan. Emosi, pribadi,
serta reaksi-reaksinya yang mendalam. Dalam hakikat bahasa personal ini
jelas bahwa kesadaran, perasaan, dan budaya turut sama-sama berintraksi
dengan cara-cara yang belum diselidiki secara mendalam.
f) Fungsi Heuristik
Fungsi heuristic (The Heuristic Function) melibatkan penggunaan
bahasa untuk memperoleh ilmu penegtahuan dan mempelajari seluk-beluk
lingkungan. Fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.
16
g) Fungsi Imajinatif
Fungsi imajinatif (The Imaginative Function) melayani penciptaan
system-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. Melalui
dimensi imajinatif bahasa, kita bebas bertualang keseberang dunia nyata
untuk menjelajahi puncak-puncak keluhuran dan keindahan bahasa itu
sendiri, serta melalui bahasa kita dapat menciptakan mimpi-mimpi yang
mustahil kalau memang yang kita inginkan seperti itu.
C. Perbengkelan
Bengkel atau workshop adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang
dan peralatan untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, dan memperbaiki
benda, sedangkan perbengkelan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang
peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit,
ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau kondisi yang
lebih baik secara manfaat maupun estetika. Perbengkelan merupakan sebuah
ilmu yang telah berkembang bahkan sebelum Revolusi Industri karena bengkel
merupakan satu-satunya tempat untuk membuat alat hingga berkembang
industri manufaktur besar dengan mesin uapnya. Bengkel adalah tempat
memperbaiki mobil, sepeda motor dan sebagainya, sedangkan perbengkelan
adalah pekerjaan atau urusan bengkel atau tempat yang merupakan tempat
kelompok usaha bengkel (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
17
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai register perbengkelan menggunakan beberapa metode
penelitian, serta aspek yang mendukung agar mendapatkan hasil penelitian yang
sesuai dengan harapan peneliti. Dalam upaya mengungkap sebuah register
perbengkelan yang diungkapkan langsung secara tertulis maupun secara lisan di
dalam intraksi di bengkel Yamaha Abian Tubuh.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya (Staruss & Corbin dalam Syamsuddin& Damaianti, 2001 : 73).
Namun memungkinkan data-data yang dikumpulkan melalui penelitaian kualitatif
dianalisis melalui penghitungan.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, dan membuat simpulan. Oleh
karena itu, sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan
pengamatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data serta memilih data yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Setelah data terkumpul dan telah dipilih,
kemudian diklasifikasikan menurut kategorisasi menurut tujuan permasalahan
yang akan dikaji agar mempermudah penelitian.
18
3.2 Data dan Sumber Data
3.2.1 Data
Data menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian karena
dianggap sebagai bahan penelitian yaitu bahan jadi. Sebagai bahan penelitian,
maka di dalam data terkandung objek penelitian dan unsur lain yang membentuk
data yang disebut konteks (Mahsun, 2011 : 18). Data yang akan menjadi bahan
analisis dalam penelitian ini adalah berupa data kebahasaan yang berbentuk
register dalam istilah perbengkelan dalam interaksi di bengkel Yamaha Abian
Tubuh.
Suatu hal yang perlu disadari adalah data berbeda dengan objek penelitian.
Sudaryanton (1993:3) dalam Mahsun (2012:18) memberi batasan data sebagai
bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena
pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah), maka di dalam data terkandung
objek penelitian (gegenstand) dan unsur lain yang membentuk data, yang disebut
konteks (objek penelitian).
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitaan ini adalah penutur yang menjadi teknisi
pada bengkel Yamaha Abian Tubuh. Bengkel Yamaha Abian Tubuh ini
merupakan bengkel Yamaha yang sangat besar, serta memiliki jumlah pekerja
yang cukup banyak. Jumlah pekerjanya yaitu 10 orang dibangian servis sepeda
motor. Mengingat jumlah penutur dan luasnya wilayah suatu bahasa yang akan
diteliti, serta tenaga dan waktu, penulis akan mengambil beberapa penutur asli
19
sebagai informan. Dalam penelitian ini, kepala mekanik yang akan peneliti
jadikan sebagai informan utama, karena kepala mekanik bisa dikatakan menguasai
berbagai jenis tuturan dan merupakan pimpinan dari mekanik-mekanik yang lain.
Serta 4 orang mekanik yang dianggap senior di bengkel tersebut.
3.2.2.1 Informan
Berkaitan dengan verifikasi data penelitian, maka mutlak diperlukan
adanya informan yakni orang yang memberikan keterangan tentang data bahasa
(Mahsun 2012:141). Melalui informan peneliti akan meminta keterangan
mengenai bentuk-bentuk yang akan dijadikan data dalam penelitian. Berikut
rincian syarat-syarat dalam memilih seorang informan sebagai berikut :
a. Berjenis kelamin laki-laki pria atau wanita.
b. Berusia antara 21-33 tahun (tidak pikun).
c. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD-SLTP).
d. Dapat berbahasa Indonesia serta menguasai bahasa bengkel, dan
e. Sehat jasmani dan rohani (Mahsun, 2011 : 134-135).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
Metode simak dan metode cakap. Melalui metode catat dengan
mendokumentasikan hasil temuan dari proses cakap dan menyadap, mentranskip
data yang termasuk dalam kajian yang akan diteliti. Data yang telah
ditranskripkan kemudian dimasukkan ke dalam kartu data dan dianalisis sesuai
dengan teori yang mendasari dalam penelitian ini.
20
3.3.1 Metode Simak
Metode simak merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menyimak penggunaan bahasa, baik penggunaan bahas secara lisan
maupun tertulis ( Mahsun, 2012 : 92). Metode ini memiliki teknik dasar yaitu
teknik sadap. Teknik sadap merupakan upaya atau cara peneliti untuk menyimak
semua percakapan yang terjadi di bengkel Yamaha Abiantubuh. Perlu ditekankan
bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimaksud menyangkut penggunaan
bahasa secara lisan maupun tertulis.
Sebagai teknik dasar, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang
berupa teknik simak bebas libat cakap, teknik simak libat cakap, catat dan rekam
(Mahsun,2013). Teknik simak bebas libat cakap dimaksudkan untuk menyadap
prilaku berbahasa di dalam peristiwa tutur dengan tanpa keterlibatannya dalam
peristiwa tutur tersebut. Gunarwan (dalam Mahsun, 2013) mengatakan teknik
simak libat cakap atau yang disebut metode pengamatan berpartisipasi,
dimaksudkan sebagai upaya penyadapan peristiwa tutur oleh peneliti dengan cara
peneliti terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Lebih khususnya lagi penulis
menggunakan metode simak dengan teknik simak libat cakap. Berdasarkan teknik
ini, peneliti terlibat langsung dalam percakapan dengan anggota atau penutur di
Bengkel Yamaha Abian Tubuh sekaligus melakukan penyimakan terhadap bahasa
yang digunakan penutur.
Teknik simak bebas libat cakap dan teknik simak libat cakap diikuti
dengan teknik lanjutan, yaitu teknik catat dan teknik rekam. Teknik lanjutan
berupa teknik catat dapat dilakukan jika peneliti berhadapan dengan penggunaan
21
bahasa secara tertulis. Selanjutnya teknik lanjutan berupa teknik rekam dapat
dilakukan jika peneliti berhadapan dengan pennguna bahasa secara lisan.
3.3.2 Metode Cakap
Metode cakap dalam penelitian ini digunakan dalam mengumpulkan data
untuk memancing penutur agar mampu memberikan data yang diperlukan oleh
penulis. Metode cakap adalah metode pengumpulan data berupa percakapan
antara peneliti dengan informan( Mahsun, 2012 : 95). Karena itulah data diperoleh
melalui penggunaan bahasa secara lisan.
Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing, karena
percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya
dimungkinkan muncul jika peneliti memberikan stimulus pada informan.
Pemberian stimulus kepada informan bertujuan agar informan mengeluarkan
gejala kebahasaan yang diteliti oleh penulis.
Bentuk stimulus yang diberikan kepada informan ini dapat dilakuakan
dengan berbagai cara salah satunya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
memunculkan gejala kebahasaan dari informan. Misalnya dalam penelitian ini,
penulis memberikan pertanyaan kepada informan “ Kenapa ya? Roda motor
belakang saya agak goyang?”. Dalam pertanyaan ini penulis mengharapkan gejala
kebahasan yang muncul dari informan seperti “Ooooo…mungkin bering roda
belakangnya sudah rusak.”. Kata bering inilah yang penulis harapkan dari
informan.
22
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini berupaya menganalisis penggunaan bahasa yang terdapat
dalam bengkel Yamaha Abian Tubuh dan dilanjutkan dengan analisis terhadap
data yang diperoleh. Analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan,
karena pada tahapan ini, kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek
penelitian harus sudah diperoleh (Mahsun, 2012:117).
Dalam melakukan analisis data hasil penelitian kebahasaan, ada dua jenis
metode yang digunakan yaitu metode padan intralingual dan metode padan
ekstralingual. Kedua metode ini digunakan sesuai dengan jenis data dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan metode padan intralingual dan
metode padan ekstralingual. Berikut akan dijelaskan perihal metode padan
intralingual dan metode padan ekstralingual beserta teknik-tekniknya.
3.4.1 Metode Padan Intralingual
Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara
menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat
dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda (Mahsun,
2012:117). Unsur-unsur yang bersifat lingual misalnya, distribusi suatu bentuk
dan kategori kata. Menurut Mahsun (2013) ada tiga teknik dasar yang digunakan
dalam penerapan metode ini, yaitu teknik hubung banding menyamakan (HBS),
teknik hubung banding membedakan (HBB), dan teknik hubung banding
menyamakan hal pokok (HBSP), yaitu teknik yang bertujuan untuk mencari
kesamaan hal pokok dari pembedaan dan penyamaan yang dilakukan dengan
menerapkan teknik HBS dan HBB. Dalam pelaksanaan penelitian register
23
perbengkelan ini, metode dasar yang digunakan yaitu metode HBS dan HBB.
Misalnya pada kata bering, bering mempunyai makna sebagai tumpuan poros, tapi
mempuyai makna mengganti. Register perbengkelan tersebut merupakan bentuk
tunggal karena berupa kata dasar.
3.4.2 Metode Padan Ekstralingual
Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang
bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang
berada di luar bahasa (Mahsun, 2012:120). Teknik yang digunakan dalam
penggunaan metode ini sama dengan teknik yang digunakan di metode padan
intralingual yaitu HBS dan HBB. Misalnya dalam penelitian ini bertujuan untuk
membagi satuan kata menjadi berbagai jenis, maka unsur lingual yang berupa
referenlah khusus untuk kata yang referensial yang dijadikan dasar analisis.
Misalnya kata “Sepul”, makna kata sepul di bengkel yaitu sumber pembangkit
arus listrik atau sumber pengisisan arus listrik pada aki, sedangkan dalam
kehidupan sehari-hari sepul atau gelendong maknanya alat untuk menghubungkan
benang (KBBI).
3.5 Metode Penyajian Data
Dalam penyajian hasil analisis data terdapat dua metode yaitu analisis data
menggunakan metode formal dan metode informal. Metode formal adalah
perumusan dengan lambing-lambang. Metode informal adalah perumusan dengan
24
kata-kata biasa, termasuk penggunaan termiologi yang bersifat teknis
(Mahsun:2013)
Berdasarkan kedua metode tersebut peneliti menggunakan metode
informal. Penggunaan metode informal ini dimaksudkan untuk menyajikan hasil
analisis data berupa uraian dan penjelasan mengenai register perbengkelan di
Bengkel Yamaha Abian Tubuh.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian terhadap Register Perbengkelan Dalam Interaksi
Di Bengkel Yamaha Abian Tubuh, diperoleh hasil penelitian berupa bentuk
register perbengkelan, makna register perbengkelan, dan fungsi register
perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh. Data diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu berdasarkan bentuk register, makna register, dan fungsi register pada
bengkel Yamaha Abian Tubuh.
4.1 Bentuk Register Perbengkelan di Bengkel Yamaha Abian Tubuh
Dalam penelitian ini, ditemukan bentuk register yaitu bentuk register
selingkung terbatas dan selingkung terbuka. Dari hasil penelitian ini, tampak
bahwa register perbengkelan yang ditampilkan lebih banyak register berbentuk
selingkung terbuka. Berikut adalah bentuk register perbengkelan yang diteliti di
bengkel Yamaha Abian Tubuh.
4.1.1 Bentuk Register Selingkung Terbatas
Register selingkung terbatas maknanya sedikit, sifatnya terbatas, jumlah
dan maknanya terbatas sehingga beritanya terbatas dan tertentu. Register ini
merupakan yang tidak mempunyai tempat secara konkrit dalam masyarakat
maupun dalam tataran individu dan kreativitas karena sudah jarang dipakai
(Halliday dalam http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf
diakses pada tanggal 26 April 2017). Berikut hasil penelitian register
perbengkelan yang berbentuk selingkung terbatas.
26
Tabel 1: Selingkung Terbatas
No Bentuk Register Konteks
1 Tang Selak Nah, kalau yang itu namanya tang selak, karena
melebihi fungsi aslinya.
2 Obeng Ucil Kalau mau, bisa menggunakan obeng ucil.
3 Obeng Kembang Kalau yang itu, obeng kembang namanya.
4 Kunci Kipas To taokn kunci kipas no. (Di sana tempat kunci
kipas itu).
5 Pala Babi Cek hidrolik atau pala babinya.
6 Leher Angsa Ganti leher angsa bro,kalau mau pakai karbu 28.
7 Cagak Taekan cagakn motor tie. (Naikkan standar
motor itu).
8 Rantai Keteng Dia bunyi rantai ketengnya mas.
4.1.2 Register Selingkung Terbuka
Register selingkung terbuka mempunyai corak-corak makna yang
berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan dalam register yang lebih
terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun register ini
tidak ada situasi maknanya, ada tingkat tertentu dan tidak ditunjukan secara
langsung selalu ada ciri yang dijelaskan (Halliday dalam
http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf diakses pada tanggal
27
26 April 2017). Berikut hasil penelitian yang berbentuk register selingkung
terbuka.
Tabel 2 : Bentuk Register Selingkung Terbuka
No Bentuk Register Konteks
1 Avo Meter Pakai avo meter,kalau mau cek kondisi aki.
Jangan menggunakan kabel nanti konslet.
2 Sket Mat Ukur diameter blok pakai sket mat, kemudian
pergi kolter sesuai kelecetan!
3 Kunci Inggris Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
4 Kunci Pas Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
5 Kunci Sok Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
6 Kunci Keranjangan Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
28
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
7 Obeng Min Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
8 Kunci L Banyak nama alat-alat yang biasa kita
gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,
keranjangan obeng kembang, obeng min dan
kunci L, banyak dah pokoknya.
9 Weser Iye plot wesern tie. (Dia mati wesernya.)
10 Pompa Minyak Coba cek pompa minyak, sekalian epen tap
oli ongkatn! (Coba periksa pompa minyak,
sekalian yang punya mau tap oli!)
11 Bebekan Harus ganti bebekan ini pak, dan batok
kepalanya ini bisa kita cat dia pak, tapi kalau
mau diganti ya tidak apa-apa pak.
12 Piringan cakram Pak, ini kampas remnya habis, kalau tidak
diganti piringan cakramnya termakan.
13 Kabilator Servis ringan meliputi, servis kabilator, cek
kekuatan baut garpu, setel rantai, periksa
lampu-lampu dan mengecek apabila ada
keluhan dari konsumen.
29
14 Klinden Kalau servis berat ada dua macam, kalau di
matic periksa klinden, dan periksa semua
yang ada di servis ringan.
15 Tap/ngetap Coba cek pompa minyak, sekalian epen tap
oli ongkatn! (Coba periksa pompa minyak,
sekalian yang punya mau tap oli!)
16 Nyenter Lalo nyenter mendak pak, siap beres pak.
(Pergi nyenter dulu pak, siap beres pak.)
17 Bubut Maaf mas, ini beda dengan sok yang lain.
Kalau motor mx harus dibubut segitiganya
supaya soknya bisa naik.
18 Oli Atas Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
19 Oli Bawak Tap oli gardan kance oli bawak. (Tap oli
garden dan mesin.)
20 Kolter Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.
(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)
21 Ngasep Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.
(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)
22 Svc Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-
30
kire apakn? (Pak motor ini akan svc, tapi dia
mati, kira-kira apanya pak?)
23 Matot Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-
kire apakn? (Pak motor ini akan svc, tapi dia
mati, kira-kira apanya pak?)
24 Servis Berat Kalau servis berat ada dua macam, kalau di
matic periksa klinden, dan periksa semua
yang ada di servis ringan.
25 Ngelangsam/Langsam Coba periksa vacumnya, mungkin bolong
makanya ngak mau langsam.
26 Banjir Banyak masalah yang terjadi di kabiltor,
seperti , merebet atau yang paling sering yaitu
banjir.
27 Merebet Men, cobak cekkan bapak ne motor ne, iye
merebet tie. (Men coba Cekkan bapak ini
motornya, dia merebet.)
28 Sekur Hen, pacuan ntan sekur klep tie! (Hen, yang
baik cara menyekur klep itu!)
29 Setelan Gemuk Biasen terlalu kurus setelan atau terlalu
gemuk, ndih pak? (Biasanya terlalu kurus atau
gemuk, ya pak?)
30 Setelan Kurus Biasen terlalu kurus setelan atau terlalu
gemuk, ndih pak? (Biasanya terlalu kurus atau
31
gemuk, ya pak?)
31 Natap Aok, sekalian belian pack malik, soaln iye
natap alamun kadu sekek pack. (iya, sekalian
belikan lagi pack, soalnya dia natap kalau
pakai satu pack.)
32 Pack Aok, sekalian belian pack malik, soaln iye
natap alamun kadu sekek pack. (iya, sekalian
belikan lagi pack, soalnya dia natap kalau
pakai satu pack.)
33 Bubin Kalau di bubin tidak ada api, coba kamu cek
spulnya.
34 Keleher Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak
ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk
asnya, supaya tidak ngelotok.)
35 Garpu Servis ringan meliputi, servis kabilator, cek
kekuatan baut garpu, setel rantai, periksa
lampu-lampu dan mengecek apabila ada
keluhan dari konsumen.
36 Seker Jak jauk seker ne, pak? (Mau dibawa seker
ini, pak?)
37 Kiprok Maaf pak, kiproknya rusak. Makanya aki
motor bapak cepat mati.
38 Spuyer Gas Kalau mau enak lari motornya, cukup
32
sesuaikan spuyer gas dan minyaknya saja.
39 Spuyer Minyak Kalau mau enak lari motornya, cukup
sesuaikan spuyer gas dan minyaknya saja
40 Blok Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.
(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)
41 Kop Ooo..ya ada juga perbedaan 2 tak dan 4 tak
yaitu pada kopnya, dua tak tidak ada
meknisme katup seperti noken as, bubungan
atau manuk-manukan.
42 Klep Hen, pacuan ntan sekur klep tie! (Hen, yang
baik cara menyekur klep itu!)
43 Noken As Beda noken as vixion dan mx.
44 Ngok Banyak istilah yang digunakan, biasanya
kami disini menyebutnya ngok.
45 Oli Garden Tap oli gardan kance oli bawak. (Tap oli
garden dan mesin.)
46 Bor up Kalau anak muda biasa pakai bahasa gaul ada
istilahnya bor up.
47 Membran Persik membran tie ampok setel iye kadu
kunci kipas ndak ngawak-ngawak ntan setel.
(Bersihkan membrannya dan setel
menggunakan kunci kipas, jangan setel
sembarangan.
33
48 Setang seker Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak
ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk
asnya, supaya tidak ngelotok.)
49 Kruk As Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak
ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk
asnya, supaya tidak ngelotok.)
50 Manuk-manukan Ooo..ya ada juga perbedaan 2 tak dan 4 tak
yaitu pada kopnya, dua tak tidak ada
meknisme katup seperti noken as, bubungan
atau manuk-manukan.
51 Batok Kepala Harus ganti bebekan ini pak, dan batok
kepalanya ini, bisa kita cat dia pak, tapi kalau
mau diganti ya tidak apa-apa pak.
52 Hisap Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
53 Kompresi Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
34
54 Usaha Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
55 Buang Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
56 Spul Kalau di bubin tidak ada api, coba kamu cek
spulnya.
57 4 Tak Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
58 2 Tak Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli
atas saja, serta langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang kalau di 4 tak secara
bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2
kali kerja.
59 Segitiga Maaf mas, ini beda dengan sok yang lain.
35
Kalau motor mx harus dibubut segitiganya
supaya soknya bisa naik.
60 Ngelotok Cek Cek endah keleher kruk as tie, adekn
ndak ngelotok stang sekern. (Periksa keleher
kruk asnya, supaya tidak ngelotok.)endah
keleher kruk as tie, adekn ndak ngelotok stang
sekern.
61 Jebol Ndak perlu banyak, cukup ganti cdi agar pada
saat langkah kompresi busi tetap
mengeluarkan bunga api dan langkah usaha
lebih besar. Tapi banyak anak-anak muda
sekarang menganti klep, supaya pada saat
langkah hisap dan buang bekerja secara
maksimal. Tapi itu terlalu ekstrim, sering
mengakibatkan motor cepat jebol.
4.2 Makna Register
Aminuddin (2003) mengemukakan bahwa makna disejajarkan
pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan informasi, maksud,
firasat, isi, dan pikiran. Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat
sebagai gejala dalam ujaran (dalam Chaer, 2002:33). Berikut makna register
perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh.
36
4.2.1 Makna Register Selingkung Terbatas
Tabel 3: Selingkung terbatas
No Bentuk
Register
Makna Gambar
1 Tang Selak
(Nomina)
Tang adalah alat untuk
menjepit atau memotong
(KBBI).
Selak dalam bahasa sasak
merupakan hantu jadi-jadian
atau manusia yang berubah
menjadi hantu yaitu dengan
berubah menjadi hewan atau
sebagainya, itulah alasann
dinamakan tang selak karena
fungsinya melebihi tang
biasa.
2 Obeng Ucil
(Nomina)
Obeng adalah alat untuk
memutar sekerup.
Ucil dalam bahasa sasak
artinya kecil atau pendek.
Jadi, makna obeng ucil yaitu
obeng yang berukuran kecil.
37
3 Obeng
Kembang
(Nomina)
Obeng adalah alat untuk
memutar sekerup.
Kembang dalam bahasa sasak
artinya bunga. Jadi,
dinamakan obeng kembang
karena bentuknya ujungnya
seperti bunga.
4 Kunci Kipas
(Nomina)
Kunci adalah alat, sedangkan
kipas adalah alat untuk
mengibas-ngibas suapaya
mendapat angin sejuk.
Dinamakan kunci kipas,
karena menyerupai atau mirip
dengan kipas.
5 Pala Babi
(Nomina)
Pala dalam kamus bermakna
pohon besar yang tingginya
mencapai 20 meter,
sedangkan makna pala dalam
register ini yaitu kepala.
Babi merupakan hewan yang
menyusui dan bermoncong
panjang, berkulit tebal dan
berbulu halus. Jadi,
38
dinamakan pala babi karena
menyerupai kepala babi.
6 Leher Angsa
(Nomina)
Leher angsa dalam kehidupan
sehari-hari berupa leher
bebek angsa. Leher
merupakan bagian tubuh yang
menghubungi kepala dengan
badan.
Namun dalam register ini
leher angsa bermakna alat
penghubung kepala blok
dengan kabilator.
7 Cagak
(Nomina)
Cagak dalam bahasa
Indonesia bermakna alat
untuk menopang.
Namun dalam register ini
jagak merupakan standar
sepeda motor, yang berfungsi
sebagai penopang sepeda
motor saat parkir.
39
8 Rantai Keteng
(Nomina)
Ranatai keteng memiliki
makna penghubung antara
noken as dengan kruk as, dan
mengatur buka-tutup klep.
Dinamakan rantai keteng
karena rantainya sedikit.
4.2.2 Makna Register Selingkung Terbuka
Tabel 4 : Makna Register Selingkung Terbuka
No Bentuk
Register
Makna Gambar
1 Avo Meter
(Nomina)
Avo meter merupakan alat untuk
mengukur tegangan arus yang
mengalir dengan satuan ampere,
tahanan arus dengan satuan ohm,
dan voltase pada aki motor
2 Sket Mat
(Nomina)
Sket mat merupakan alat untuk
mengukur kedalaman dan
diameter luar serta dalam pada
benda, misalnya pengukuran
pada silinder head.
40
3 Kunci Inggris
(Nomina)
Kunci inggris merupakan alat
untuk membuka baut yang
kepala bautnya rusak dan tidak
bisa menggunakan kunci atau
alat yang semestinya.
4 Kunci Pas
(Nomina)
Kunci pas memliki fungsi yaitu
untuk membuka dan memasang
baut.
5 Kunci Sok
(Nomina)
Kunci sok memliki fungsi yaitu
untuk membuka dan memasang
baut.
6 Kunci
Keranjangan
(Nomina)
Kunci Keranjangan memiliki
fungsi yang sama yaitu alat utuk
membuka dan memasang baut
7 Obeng Min
(Nomina)
Obeng min merupakan jenis-
jenis dari obeng. Fungsinya
sama dengan obeng-obeng lain
yaitu untuk memutar sekerup.
41
8 Kunci L
(Nomina)
Kunci L memiliki fungsi yang
sama dengan kunci-kunci yang
lain, yaitu untuk membuka dan
memasang baut. Perbedaan
kunci L dengan kunci yang lain
yaitu terletak pada kepala baut.
Kunci-kunci yang lain hanya
bisa membuka kepala baut yang
menonjol keluar (menggunakan
diameter luar), sedangkan kunci
L dapat membuka baut yang
kepala bautnya menonjol
kedalam (menggunkan diameter
dalam). Dinamakan kunci L
krena kunci ini berbentuk huruf
L Kapital.
9 Weser
(Nomina)
Lampu weser merupkan lampu
yang berfungsi sebagai tanda
belok pada saat mengandarai
sepeda motor. Lampu weser
berwarna kuning yang bermakna
hati-hati.
42
10 Pompa Minyak
(Nomina)
Pompa minyak atau bensin
merupakan alat yang berfungsi
untuk memompa minyak pada
motor jenis injeksi.
11 Bebekan
(Nomina)
Bebekan berbeda dengan bok.
Bebekan merupakan bagian
depan penutup rangka motor,
sedangkan bok merupakan
bagian belakang penutup rangka
motor
12 Piringan
Cakram
(Nomina)
Piringan dalam abahsa Indonesia
adalah benda berbentuk bundar
pipih. Jadi, dinamakan piringan
cakram karena benda tersebut
berbuntuk bundar. Piringan
cakram merupakan alat dari
sistem pengereman. Benda yang
berbentuk lingkaran dan
berlubang-lubang pada
bagiannya, merupakan alasan
diberikan nama piringan cakram.
43
13 Kabilator
(Nomina)
Kabilator berfungsi sebagai
tempat pencampuran bahan
bakar dengan udara.
14 Klinden
(Nomina)
Klinden merupakan komponen
yang terpasang di motor matic.
Klinden sebagai pengganti
rantai, yaitu berfungsi sebagai
penghubung antara mesin
dengan roda belakang.
15 Tap/ngetap
(Verba)
Tap memiliki makna kata yaitu
ganti. Kata tap cukup digunakan
apabila seseorang mau
mengganti oli sepeda motornya.
16 Nyenter
(Verba)
Nyenter berasal dari kata dasar,
yaitu senter kemudian diberikan
imbuhan nye-, menjadi Nyenter.
Nyenter merupakan tindakan
meluruskan benda.
44
17 Bubut
(Verba)
Bubut merupakan tindakan
mengikis benda keras seperti
besi dan sebagainya.
18 Oli Atas
(Nomina)
Oli atas berfungsi sebagai
pelumas pada sistem kerja mesin
motor dua langkah. Oli ini
masuk ke silinder dan diteruskan
ke ruang bakar. Oleh karena itu,
motor dua langkah selalu
mengeluarkan asap di
knalpotnya. Dinamakan oli atas
karena posisinya berada
dibagian atas mesin atau berada
di rangka sepeda motor.
45
19 Oli Bawah
(Nomina)
Oli bawah atau biasa disebut oli
mesin ini berfungsi sebagai
pelumas mesin dan pendingin
mesin motor. Dinamakan oli
bawah karena berada di bawah,
yaitu di dalam mesin sepeda
motor.
20 Kolter
(Verba)
Kolter memiliki makna
meperbesr lubang silinder/blok
atau membuat lapisan baru di
silinder, agar tidak terjadi
kebocoran.
21 Ngasep
(Nomina)
Ngasep berasal dari kata dasar
asap, asap merupapakan bentuk
nomina, diberikan imbuhan nga-
, menjadi ngasap/ngasep. Istilah
yang digunakan di bengkel ini,
yaitu ngasep. Ngasep memiliki
makna motor empat langkah
yang mengeluarkan asap.
22 Svc Svc memilki makna servis motor Tidak ada gambar,
46
(Verba) berkala. karena merupkan
kegiatan atau
tindakan.
23 Matot
(Verba)
Matot merupakan singkatan dari
mati total.
Tidak ada gambar,
karena merupakan
keluhan kerusakan.
24 Servis Berat
(Verba)
Servis berat memilki makna,
menyervis kendaraan dengan
mengecek sistem cvt pada
kendaraan matik.
Tidak ada gambar,
karena merupakan
tindakan.
25 Ngelangsam/
Langsam
(Nomina)
Ngelangsam memiliki makna
motor tersebut tidak dapat hidup
secara normal pada saat tidak di
tarik gas sepeda motor/ atau
pada saat motor hidup di tempat,
misalnya pada saat memanasi
sepeda motor di pagi hari.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan suara
motor.
26 Banjir
(Nomina)
Banjir memiliki makna
keluarnya minyak pada
karburator sepeda motor.
27 Merebet Merebet memiliki makna Tidak ada gambar,
47
(Verba) kondisi motor pada saat putaran
atas larinya tersendat-sendat.
Dinamakan merebet, karena
suara kendaraan tersebut yang
tersendat-sendat.
karena ini
merupakan suara
dari motor.
28 Sekur
(Verba)
Sekur memiliki makna
memperhalus batang katup/klep
agar tidak terjadi kebocoran.
29 Setelan Gemuk
(Verba)
Setelan gemuk memiliki makna
pencampuran yang terlalu
banyak bahan bakar dari pada
udara dengan kata lain boros.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan
pengaturan
campuran.
30 Setelan Kurus
(Verba)
Setelan kurus memiliki makna
pencampuran yang terlalu
banyak udara dari pada bahan
bakar dengan kata lain irit.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan
pengaturan
campuran.
31 Natap
(Verba)
Natap memiliki makna piston
dengan katup/klep bersentuhan.
Tidak ada gambar,
karena terjadi di di
dalam mesin motor.
48
32 Pack
(Nomina)
Pack memiliki makna penyekat
atau lapis, agar tidak terjadi
kebocoran atau bersentuhannya
piston dengan katup/klep sepeda
motor.
33 Bubin
(Nomina)
Bubin memiliki makna alat
penyaluran listrik ke busi.
34 Keleher
(Nomina)
Keleher memiliki makna alat
untu memperlancar putaran.
35 Garpu
(Nomina)
Garpu memiliki makna tempat
terpasangnya ban.
36 Seker
(Nomina)
Seker memiliki makna alat untuk
memampatkan campuran bahan
bakar. Seker berasal dari bahasa
Belanda yaitu seher.
49
37 Kiprok
(Nomina)
Kiprok memiliki makna alat
untuk merubah arus listrik AC
menjadi DC.
38 Spuyer Gas
(Nomina)
Spuyer gas memiliki makna alat
untuk mengatur putaran gas
sepeda motor.
39 Spuyer
Minyak
(Nomina)
Spuyer minyak memiliki makna
alat untuk mengatur putaran
minya sepeda motor, untuk
mengahasilkan campuran yang
ideal.
40 Blok
(Nomina)
Blok memiliki makna sebagai
tempat berlangsungnya langkah
hisap, kompresi, usaha dan
buang oleh seker. Blok bersal
dari bahasa Belanda.
41 Kop
(Nomina)
Kop memiliki makna sebagai
tempat sistem katup dan ruang
bakar. Kop berasal dari bahasa
Belanda yang memiliki makna,
yaitu kepala.
50
42 Klep
(Nomina)
Klep berfungsi sebagai tempat
masuknya dan keluarnya bahan
bakar. Klep dibagi menjadi dua
yaitu, klep in dan klep ex
43 Noken As
(Nomina)
Noken as berfungsi sebagai
pengatur buka tutup katup/klep.
44 Ngok
(Verba)
Ngok memiliki makna pada saat
saringan udara kendaraan
bermotor dibuka, kendaraan
tersbut tidak mampu melaju
dengan maksimal. Dinamakan
ngok, karena bunyi dari motor
tersebut berbunyi ngok-ngok
pada saat di tarik gasnya.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan suara
dari motor, atau
keluhan motor.
45 Oli Garden
(Nomina)
Oli garden memiliki makna yaitu
sebagai pelumas.
Oli gardan merupakan pelumas
kendaraan motor matic.
46 Bor up
(Nomina)
Bor up memiliki makna
meningkatkan tenaga motor atau
performa motor.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan teknik
51
Adapun langkah-langkah bor up,
yaitu mengganti semua suku
candang standar dari pabrik
dengan suku cadang yang
dirancang sendiri, sesuai
keinginan pemilik kendaraan.
mempercepat daya
motor atau
menambah
kecepatan motor.
47 Membran
(Nomina)
Membran memiliki makna
sebagai alat pengganti klep.
Membran hanya berada pada
motor dua langkah
48 Setang seker
(Nomina)
Setang seker atau seher
berfungsi untuk mengubah
gerakan bolak balik piston
menjadi gerak putar.
49 Kruk As
(Nomina)
Kruk as berfungsi meneruskan
daya yang didapat dari piston ke
penggerak roda belakang. Di
sinilah putaran mesin terjadi.
50 Manuk-
manukan
(Nomina)
Manuk-manukan memiliki
makna sebagai alat penekan klep
atau katup pada motor empat
langkah. Dinamakan manuk-
manukan, karena manuk dalam
52
bahasa Indonesia adalah burung
atau ayam. Manuk-manukan
dalam register ini merupakan
alat yang berupa paruh buruh,
atau menonjol.
51 Batok Kepala
(Nomina)
Dalam bahasa Indonesia batok
artinya tempurung. Dalam
register ini batok kepala
memiliki makna sebagai penutup
kepala motor atau setang motor.
52 Isap
(Verba)
Dalam bahasa Indonesia isap
adalah memasukkan dengan
kekuatan hawa. Dalam register
ini isap memiliki makna proses
langkah masuknya campuran
bahan bakar melalui katup/klep
masuk.
53
53 Kompresi
(Verba)
Kompresi memiliki makna
pemampatan campuran bahan
bakar.
54 Usaha
(Verba)
Dalam bahasa Indonesia usaha
berarti kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran,
atau badan untuk mencapai
suatau tujuan. Akan tetapi,
dalam register ini usaha
memiliki makna langkah gerak
motor tersebut. Langkah usaha
inilah yang membuat motor
dapat bergerak.
54
55 Buang
(Verba)
Dalam bahasa Indonesia buang
memeliki makna mengeluarkan
atau melepaskan sesuatu. Dalam
register ini, buang memiliki
makna keluarnya sisa-sia
pembakaran melalui katup/klep
keluar yang diteruskan ke
knalpot.
56 Sepul
(Nomina)
Spul mempunyai makna sebagai
alat pembangkit arus listrik pada
motor.
57 4 Tak
(Nomina)
4 tak memiliki makna sebagai
motor dengan sistem empat
langkah. Tak mempunyai makna
yaitu langkah.
58 2 Tak
(Nomina)
2 tak memiliki makna sebagai
motor dengan sistem dua
langkah. Tak mempunyai makna
yaitu langkah.
55
59 Segitiga
(Nomina)
Alasan diberikan nama segitiga
adalah, karena dalam bahasa
Indonesia segitiga mempunyai
makna bidang yang bersisi tiga.
Namun dalam register ini segita
merupakan alat penghubung
roda dengan setang atau sebagai
saluran penegendali dari setang
motor.
60 Ngelotok
(Verba)
Ngelotok memiliki makna yaitu
rusaknya stang seker. Diberikan
istilah ngelotok karena bunyi
yang dihasilkan seperti benda
yang longgar kemudian
menimbulkan bunyi keletok-
keletok.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan suara
kerusakan motor.
61 Jebol
(Verba)
Jebol memiliki makna kondisi
motor yang rusak parah atau
mati total. Dinamakan jebol
karena kerusakannya
mengakibatkan seker berlubang.
Tidak ada gambar,
karena ini
merupakan keluhan
motor.
56
4.3 Fungsi Register
Mengingat register merupakan variasi bahasa, dalam penelitian ini
digunakan teori fungsi bahasa. Halliday (1973) dalam Tarigan (2009,5)
menemukan ada tujuh fungsi bahasa, yaitu fungsi instrumental, regulasi,
representasional, intraksional, personal, heuristik, dan imajinatif. Dalam bagian
ini ada beberapa fungsi yang didapatkan diantaranya.
4.3.1 Fungsi Instrumental
1) ”Sekalian onek epen tap oli ongkatn.”, jika diartikan ke dalam bahasa
Indonesia, “Orang yang memiliki kendaraan mau tap oli katanya.”. Pada
kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental, karena merujuk kepada
perintah menggnti oli mesin kendaraan bermotor.
2) Coba cek pompa minyak,!”, pada kalimat tersebut mengandung fungsi
instrumental, karena merujuk kepada perintah mengecek pompa minyak
atau bensin kendaraan bermotor.
3) “Men, coba cekkan bapak ne motor ne, iye merebet tie” jika diartikan ke
dalam bahasa Indonesia “Men cobak cek kondisi motor bapak ini, dia
merebet itu.”. Pada kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental,
karena merujuk kepada perintah mengecek kendaraan yang istilah bahasa
bengkelnya mengalami merebet.
4) “Angkak cobak cek iye, sang-sang busin sede.”, jika diartikan ke dalam
bahasa Indonesia “Makanya coba cek dia, mungkin businya rusak”, pada
57
kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental karena merujuk kepada
perintah mengecek busi/spark plug kendaraan kemungkinan telah rusak.
4.3.2 Fungsi Intraksional
Fungsi intraksional (The Interctional Function) bertugas untuk menjamin
dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi sosial.
Berikut beberrapa contoh fungsi intraksional di Bengkel Yamaha Abian
Tubuh.
1) Hendry: Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-kire apakn?
Andi : Wahm cek selapukn?
Andi : Coba cek pompa minyak, sekalian epen onek tap oli
ongkatn!
Hendri : Siap bos. (rekaman tanggal 14 Juni 2017).
2) Mendi : Mohon maaf pak, ini businya sudah aus,
akibatnya pembakaran kurang sempurna.
Konsumen : Ya diganti saja sudah.
Mendi : Ooo,,iya pak.(rekaman tanggal 17 juni 2017)
Percakapan-percakapan di atas merupakan fungsi intraksional, karena
bertujuan untuk menjalin kelangsungan intraksi atara konsumen dengan
mekanik atau mekanik dengan mekanik.
58
4.3.3 Fungsi Heuristik
Fungsi heuristik (The Heuristic Function) melibatkan penggunaan bahasa
untuk memperoleh ilmu penegtahuan dan mempelajari seluk-beluk
lingkungan. Fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban. Berikut funsi heuristik di
Bengkel Yamaha Abian Tubuh.
1) “Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-kire apakn?”
Kalimat di atas terdapat fungsi heuristik, karena pada kalimat tersebut
membutuhkan jawaban penyebab kendaraan bermotor tersebut mati total.
2) Konsumen: pak,motor ini tidak maksimal larinya.
Andi : Ngak dia sering ngosong pak?
Konsumen: Ya kadang” gtu pak, tapi jalannya sering tersendat-sendat.
Andi: Men, coba cekkan bapak ne motor ne, iye merebet tie.
Mendi: Ok pak, biasen terlalu kurus setelan atau terlalu gemuk, ndih
pak?
Andi: Angkak cobak cek iye, sang-sang busin sede. (19 Juni 2017)
Kalimat yang bercetak miring di atas merupakan fungsi heuristik,
karena kalimat tersebut membutuhkan jawaban atau kepastian, bahwa
motor yang menggunakan setelan kurus atau gemuk sering terjadi
gejala merebet atau jalannya tersendat-sendat.
59
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, mengenai Register Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel
Yamaha Abian Tubuh dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Bentuk Register Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel Yamaha
Abian Tubuh berupa bentuk register selingkung terbatas, bentuk register
selingkung terbuka. Dalam penelitian ini terdapat 8 bentuk register
selingkung terbatas yaitu register selingkung terbatas yang maknanya
sedikit, sifatnya terbatas jumlah kata dan maknanya terbatas sehingga
beritanya terbatas dan tertentu, dan 61 bentuk register selingkung
terbuka yaitu bahasa yang digunakan dalam register yang lebih terbuka
adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan.
2. Makna register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha Abian
Tubuh yaitu makna kontekstual . Makna kontekstual yaitu makna dari
sebuah kata atau leksem yang muncul berdasarkan suatu konteks
tertentu. Dalam penelitian ini ditemukan 48 makna kontekstual.
3. Fungsi register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha Abian
Tubuh berupa fungsi instrumental, interaksional dan heusristik. Dalam
penelitian ini terdapat 4 teks fungsi instrumental yakni fungsi bahasa
yang berfungsi untuk memberikan himbauan maupun perintah. Selain
itu ditemukan 2 teks fungsi interaksional yakni fungsi bahasa untuk
menjamin dan memantafkan ketahanan dan keberlangsungan
60
komunikasi, serta terdapat 2 teks fungsi heuristik yakni digunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan
mempelajari seluk beluk lingkungannya. Fungsi ini disampaikan dalam
bentu pertanyaan yang menuntut jawaban.
5.2 Saran
1. Penelitian register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha
Abian Tubuh dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti
selanjutnya khususnya peneliti register bahasa dalam bidang
perbengkelan.
2. Penelitian mengenai register perbengkelan dalam interaksi di bengkel
yamaha Abian Tubuh dapat membantu pemahaman pembaca terhadap
kosakata yang digunakan oleh mekanik-mekanik yang berada di
perbengkelan, kususnya di bengkel Yamaha Abian Tubuh.
61
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Aslinda. dan Syafyahya, Leni.2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Rinekea Cipta.
Chaer, A dan Leoni Agustina.2010. Suatu Pengantar Sosiolinguistik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Faruk. 2013. Pengantar Sosiolinguistik Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan
tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan
tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Ramlan, M. 2001. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
Subroto, Edi, H.D. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik.
Surakarta: Cakrawala Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Verhar, J.W.M. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press.
http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf (diakses pada
tanggal 26 April 2017)