bab i pendahuluan bahasa merupakan komponen terpenting ...eprints.unram.ac.id/2825/1/2. skripsi bab...

61
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, seseorang tidak akan bisa mengungkapkan sesuatu yang dipikiran serta yang dirasakannya. Bahasa dapat berupa bahasa lisan dalam bentuk ujaran dan bahasa tulis dalam bentuk tulisan. Berbicara mengenai bahasa, dimilikinya kadar keeratan dengan register maupun dialek yang menjadi ciri suatu kelompok tertentu. Adanya suatu kelompok dalam masyarakat, memiliki potensi untuk melahirkan ciri khas kebahasaan yang bermula menjadi tuntutan pada setiap aktivitas. Dengan demikian, masalah pemakaian dalam suatu kelompok menarik untuk dikaji lebih mendalam. Salah satu kelompok atau profesi yang akan diteliti, yaitu profesi bengkel servis sepeda motor. Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan penulis dalam dunia perbengkelan, khususnya perbengkelan sepeda motor. Dalam perbengkelan, banyak kekhasan bahasa dan karakteristik bahasa yang digunakan. Ada kekhasan bahasa antara anggota bengkel dengan pelanggan, anggota bengkel dengan anggota bengkel dan kekhasan bahasa dalam menyebut nama-nama alat sepeda motor. Adapun salah satu contoh interaksi antara pelanggan dengan anggota bengkel, yaitu ketika pelanggan ingin mengganti oli sepeda motor, pelanggan cukup mengatakan “Mau ngetap”. Tentu anggota bengkel mengetahui maksud dari pelanggan tersebut. Ngetap memiliki arti “Ganti”. Interaksi antara anggota

Upload: vuminh

Post on 12-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa

bahasa, seseorang tidak akan bisa mengungkapkan sesuatu yang dipikiran serta

yang dirasakannya. Bahasa dapat berupa bahasa lisan dalam bentuk ujaran dan

bahasa tulis dalam bentuk tulisan.

Berbicara mengenai bahasa, dimilikinya kadar keeratan dengan register

maupun dialek yang menjadi ciri suatu kelompok tertentu. Adanya suatu

kelompok dalam masyarakat, memiliki potensi untuk melahirkan ciri khas

kebahasaan yang bermula menjadi tuntutan pada setiap aktivitas. Dengan

demikian, masalah pemakaian dalam suatu kelompok menarik untuk dikaji lebih

mendalam.

Salah satu kelompok atau profesi yang akan diteliti, yaitu profesi bengkel

servis sepeda motor. Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan penulis dalam

dunia perbengkelan, khususnya perbengkelan sepeda motor.

Dalam perbengkelan, banyak kekhasan bahasa dan karakteristik bahasa yang

digunakan. Ada kekhasan bahasa antara anggota bengkel dengan pelanggan,

anggota bengkel dengan anggota bengkel dan kekhasan bahasa dalam menyebut

nama-nama alat sepeda motor.

Adapun salah satu contoh interaksi antara pelanggan dengan anggota bengkel,

yaitu ketika pelanggan ingin mengganti oli sepeda motor, pelanggan cukup

mengatakan “Mau ngetap”. Tentu anggota bengkel mengetahui maksud dari

pelanggan tersebut. Ngetap memiliki arti “Ganti”. Interaksi antara anggota

2

bengkel dengan anggota bengkel lainnya, misalnya pada kalimat “Dikolter aja”.

Pada kata “Dikolter” memiliki arti memperbesar lubang selinder, agar tidak

mengeluarkan asap lagi pada knalpot motor empat langkah.

Contoh variasi-variasi tersebut, memudahkan mereka untuk berkomunikasi

dan dapat menghemat energi untuk berkomunikasi. Karena tuturan yang harus

diucapkan panjang, mampu diucapkan dengan singkat menggunakan variasi

bahasa bengkel.

Penelitian tentang register memang sudah banyak dilakukan. Akan tetapi,

belum ada yang melakukan penelitian mengenai register perbengkelan. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti register perbengkelan.

Penelitian ini dilakukan di Bengkel Yamaha Abian Tubuh. Bengkel ini dipilih

sebagai tempat penelitian, karena bengkel ini pernah menjadi tempat kerja

peneliti. Sudaryanto (dalam Mahsun, 2012) mengungkapkan bahwa peneliti yang

baik adalah peneliti yang meneliti bahasa yang dikuasainya. Oleh karena itu,

peneliti dalam hal ini mencoba untuk meneliti bahasa yang dikuasainya.

Penelitian ini perlu dilaksanakan karena minimnya penelitian yang berkaitan

dengan register, terutama register perbengkelan. Selain itu, penelitian ini juga

harus dilakukan untuk mengetahui register perbengkelan yang ada di Bengkel

Yamaha Abian Tubuh.

Harapan peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya

peserta didik yang menempuh sekolah kejuruan dalam bidang otomotif, yaitu

teknik sepeda motor. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menambah

diksi dalam dunia perbengkelan. Misalnya di sekolah kejuruan mengatakan

3

“Piston” namun di bengkel mengatakan “Seker”. Hal inilah yang

melatarbelakangi peneliti, untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Register

Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel Yamaha Abian Tubuh”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penilitian tentang “Register Perbengkelan

Dalam Intraksi di Bengkel Yamaha Abian Tubuh” memiliki rumusan-rumusan

masalah sebagai berikut.

a. Apa saja bentuk register yang dipakai dalam intraksi di Bengkel Yamaha

Abian Tubuh?

b. Apa makna register di Bengkel Yamaha Abian Tubuh?

c. Apa saja fungsi register dalam interaksi di Bengkel Yamaha Abian Tubuh?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut.

a. Mengetahui dan menemukan bentuk register yang dipakai di Bengkel

Yamaha Abian Tubuh.

b. Mengetahui dan menemukan makna register di Bengkel Yamaha Abian

Tubuh.

c. Mengetahui dan menemukan fungsi regiter di Bengkel Yamaha Abian

Tubuh.

1.4 Manfaat

Penelitian ini memiliki manfaat yang diharapkan. Manfaat itu dibedakan

menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretisnya adalah

4

penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau

pelajar mengenai studi register, sedangkan manfaat praktisnya adalah dapat

memberikan pengetahuan serta mampu mengaplikasikan serta menggunakan

variasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari khususnya di bengkel.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal. Penelitian terdahulu

atau penelitian sebelumnya sangat penting sebagai acuan atau bahan

pertimbangan. Pertimbangan yang relevan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut.

Penelitian pertama berjudul “ Daftar Istilah Pengobatan dan Perdukunan

Bahasa Sasak Lombok Timur yang Dilihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai

Bahan Penyusunan Kamus Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Sasak Tingkat

SD ataupun SMP” (2007) yang dilakukan oleh Johan Wahyudi dalam bentuk

skripsi. Penelitian ini membahas tentang bentuk dan makna istilah pengobatan dan

perdukunan yang terdpat di Lombok Timur dengan menggunakan teori Linguistik

Struktural Ferdinand de Saussure dengan dikotomi signifiant (bentuk) dan signifie

(arti), yang menyatakan bahwa setiap bahasa memiliki bentuk dan makna.

Bertolak dari teori tersebut, penelitian ini menghasilkan daftar istilah-istilah

pengobatan dan perdukunan yang diliht dari dua segi, yaitu segi bentuk dan

makna. Dari segi bentuk, istilah-istilah tersebut terdiri atas: (a) bentuk dasar, (b)

bentuk kompleks, (c) bentuk pengulangan. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan terletak pada sama-sama meneliti bahasa, akan

tetapi penelitian ini lebih menonjol pada kekhasan bahasa atau yang disebut

dengan register.

6

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Ardianti (2014) dengan judul “Register

Transportasi Berbahasa Jawa dalam Angkutan Bus Jogja – Parangtritis”. Tentang

karakateristik dan fungsi register transportasi berbahasa jawa dalam angkutan bus

jurusan Jogja Parangkritis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada karaktersistik register, akan tetapi berbeda objek kajian

atau sasaran penelitian.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Sanjaya (2012) dengan judul “Register

Perdagangan di Benteng Trade Centere Solo”. Sebuah kajian sosiolinguistik yang

membahas mengenai bentuk pemakaian dan fungsi pengungkapan register

perdagangan di Benteng Trade Center Solo. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan terletak pada tujuan penelitian yaitu menganalisis

bentuk dan fungsi register, akan tetapi berbeda objek kajian atau sasaran

penelitian.

Beberapa hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa belum ada penelitian

yang berkenaan dengan “Register Perbengkelan Dalam Intraksi Di Bengkel

Yamaha Abian Tubuh”. Oleh karena itu, penelitian ini ingin dilakukan karena

hasilnya bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian

sebelumnya yang relevan.

2.2 Landasan Teori

Subbab ini berisi paparan tentang teori-teori dan pendapat-pendapat yang

berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut akan dipaparkan secara

berurutan, dimulai dari definisi sosiolinguistik karena penelitian ini termasuk

7

dalam bidang sosiolinguistik. Berikutya akan dipaparkan semua teori dan

pendapat yang berkaitan dengan variasi bahasa dan register.

A. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan

pemakainya. Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua ilmu yaitu ilmu

sosiologi dan linguistik. Maka untuk memahami dan mengerti apa maksud dari

ilmu sosiolinguistik, perlu kiranya terlebih dahulu memahami apa itu sosiologi

dan apa itu linguistik. Menurut pendapat Swingewood dalam bukunya yang

berjudul The Sociology of Literature (dalam Faruk, 2013:1), sosiologi adalah

studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi

mengenai lembaga-lembaga, dan proses-proses sosial. Sosiologi berusaha

mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada

(Chaer dan Leonie, 2004). Sedangkan linguistik secara umum lazim disebut

dengan ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya

(Sudika,2014:4). Menurut Verhaar (2012:3) linguistik berarti ilmu atau bidang

ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiaannya. Dengan demikian

dapat dikatakan sosisolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang

mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam

masyarakat (Chaer dan Agustina 2004:2).

Sisiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-

faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial (G,

E. Booij, J. G. Kersten, dan H. J. Verkuyl) dalam Chaer dan Agiustina, 2004:4.

8

So Nancy Parrot Hickerson berpendapat siolinguistik meneliti korelasi antara

faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa (dalam Chaer dan Agustina,

2004:4).

Jika dilihat dari beberapa pengertian sosiologi dan linguistik, dapat

disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat

interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan

anatara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur (

Chaer dan Agiustina, 2004:4).

B. Variasi Bahasa

Dalam linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja, tetapi

juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian

dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, berdasarkan rancangan

sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam

masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.

Keragaman akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan

oleh penutur yang sangat banyak serta dalam wilyah yang sangat luas (Chaer

dan Agustina 2004:61). Variasi akan terlihat apabila semakin banyak kalangan

yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi anatar kelompok kalangan

tersebut. Artinya banyak kelopok sosial yang membuat cirri khas dalam

berintraksi antar kelompok itu sendiri.

Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004) menguraikan beberapa

variasi bahasa. Variasi bahasa terdiri atas beberapa jenis yang dapat

9

disesuaikan dan didasarkan pada segi penutur dan penggunaanya yaitu variasi

dari segi penutur, variasi dari segi pemakaian, variasi dari segi keformalan, dan

varaiasi dari segi sarana.

1) Pengertian Register

Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa

berdasarkan penggunaannya. Register atau slang dalam bahasa Inggris

merupakan ragam bahasa tidak resmi, yang dipakai oleh kaum remaja atau

kelompok-kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi intern.

Register menurut Chaer dan Leonie (2004:69) pembicaraan tentang

register ini biasanya dikaitan dengam masalah dialek. Jika dialek berkenaan

dengan masalah bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana dan kapan. Maka

register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan

apa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

register adalah pemakaian bahasa yang terkait dengan kelompok sosial

tertentu yang digunakan dalam situasi, yang berkaitan dengan kelompok

tersebut.

Register terdiri atas bentuk register dan fungsi register dikutip dari

jurnal online (http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf

diakses pada tanggal 26 April 2017).

2) Bentuk Register

Register dibagi menjadi dua bentuk, yaitu register selingkung terbatas

dan register selingkung terbuka. Register selingkung terbatas maknanya

10

sedikit, sifatnya terbatas, jumlah dan maknanya terbatas sehingga

beritanya terbatas dan tertentu. Register ini merupakan yang tidak

mempunyai tempat secara konkrit dalam masyarakat maupun dalam

tataran individu dan kreativitas karena sudah jarang dipakai.

Register selingkung terbuka mempunyai corak-corak makna yang

berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan dalam register yang

lebih terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun

register ini tidak ada situasi maknanya , ada tingkat tertentu dan tidak

ditunjukan secara langsung selalu ada ciri yang dijelaskan (Halliday

1994:53-55).

Dalam bagian ini akan dibahas tentang pemakaian register dalam

interaksi perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh yang meliputi

pemakaian register selingkung terbuka. Contoh selingkung terbuka

“bubut” yang artinya “melubangi”, register ini merupakan register

selingkung terbuka karena tidak hanya dibengkel ini saja digunakan

melainkan di bengkel lain atau di bidang lain menggunakan kata bubut.

3) Makna

Aminuddin (2003) mengemukakan bahwa makna disejajarkan

pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan informasi,

maksud, firasat, isi, dan pikiran. Makna adalah unsur sebuah kata atau

lebih tepat sebagai gejala dalam ujaran (dalam Chaer, 2002:33).

Kreidler (dalam Edi Subroto, 2011:23) mengungkapkan pendapatnya

bahwa arti (makna) sebuah kata bergantung pada hubungan atau relasinya

11

dengan kata-kata lain dalam sebuah tuturan. Leksem-leksem dalam sebuah

tuturan tidak hanya punya arti tetapi juga member sumbangan pada arti

tuturan itu. Arti apa yang disumbangkan oleh leksem lain di dalam tuturan

itu bergantung pada arti leksem lain di dalam tuturan itu. Arti sebuah

leksem yang ditentukan berdasarkan hubungannya dengan leksem lain

dalam sebuah tuturan adalah makna (sense) dari leksem itu.

Adapun pengertian makna, yaitu hubungan antara bahasa dengan dunia

luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga

dapat saling dimengerti (cf. Grice, 1957; Bolinger, 1981:108 dalam

Aminuddin,2003:53).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, makna adalah arti

yang dimiliki oleh sebuah kata (baca-leksem) karena hubungannya dengan

makna leksem lain dalam sebuah tuturan (Edi Subroto,2011:23). Abdul

Chaer (2002) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Semantik Bahasa

Indonesia” membagi jenis-jenis makna sebagai berikut.

1) Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina

leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon

adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna leksikal

dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon , leksem, atau bersifat

kata . Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan refrennya

(Chaer,2002). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Edi Subroto

(2011,31:32) mengungkapkan arti makna leksikal arti yang terkandung

12

dalam kata-kata sebuah yang lebih kurang bersifat tetap. Misalnya kata

memetik dalam kalimat Ibu memetik sekuntum mawar adalah bermakna

leksikal, sedangkan dalam kalimat kita dapat memetik manfaat dari cerita

itu adalah bukan bermakna leksikal.

Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau dioposisikan dengan

makna gramatikal. Kalu makna leksikal itu berkenaan dengan dengan

makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna

gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses

gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi

(Chaer, 2002:62).

b) Makna Referensial dan Nonreferensial

Perbedaan makna referensial dan nonreferensial berdasarkan ada tidak

adanya referen dari kata-kata itu. Sebuah kata yang mempunyai referen,

yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut

disebut kata bermakna referensial. Kalau kata itu tidak mempunyai referen,

maka kata itu disebut kata yang bermakna nonreferensial (Chaer, 2002).

c) Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Pembedaan makna denotatif dan konotatif pada ada atau tidak adanya

“Nilai rasa” (istilah dari Slametmulyana, 1964) pada sebuah kata. Setiap

kata, terutama yang disebut kata penuh, mampu mempunyai makna

denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif

Makna denotatif sering juga disebut dengan makna konseptual, atau

makna kongnitif, karena makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai

13

makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut pengelihatan,

penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya (Chaer,

2002).

Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif, jika kata tersebut

memiliki nilai rasa baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai

rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat dikatakan

berkonotasi netral (Chaer, 2002).

d) Makna Kata dan Makna Istilah

Setiap kata tentu mempunyai makna, namun makna kata baru terlihat

jelas setelah masuk dalam konteks kalimat. Jika kata itu lepas dari konteks

kalimat, makna kata itu menjadi umum atau kabur (Chaer, 2002). Berbeda

dengan kata istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tiak

kabur meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh sebab itu sering dikatakan

bahwa istilah itu bebas konteks (Chaer, 2002).

e) Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna

yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau

hubungan apa pun (Chaer, 2002). Oleh sebab itu, makna konseptual ini

sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif.

Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata

berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar

bahasa.

14

f) Makna Kias

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah arti kiasan.

Tampaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti

sebenarnya (Chaer, 2002). Oleh sebab itu setiap kata atau farase yang tidak

merujuk ke arti sebenarnya disebut mempunyai arti kiasan.

4) Fungsi Register

Mengingat register merupakan variasi bahasa, dalam penelitian ini

digunakan teori fungsi bahasa. Halliday (1973) dalam Tarigan (2009,5)

menemukan ada tujuh fungsi bahasa, yaitu.

a) Fungsi Instrumental

Fungsi instrumental (The Instrumental FunctionaI) melayani

pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.

Kalimat-kalimat seperti:

“Guru kelas melihat dengan mata kepala bahwa kamu tidak ikut

memukul anak itu!”

Lekas, lari ke rumah!

Kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental. Kalimat-kalimat

tersebut merupakan tindakan-tindakan komunikatif yang mengahsilkan

kondisi tertentu.

b) Fungsi Regulasi

Fungsi regulasi (The Regulatory Function) bertindak untuk

mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa. Terkadang fungsi

15

regulasi ini sukar dibedakan dari fungsi instrumental. Fungsi regulasi ini

bertindak untuk mengendalikan atau mengatur orang lain.

c) Fungsi Representasional

Fungsi representasional (The Representational Function) adalah

penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan,

menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau

melaporkan, dengan perkataan lain “Menggambarkan” realitas yang

sebenarnya.

d) Fungsi Intraksional

Fungsi intraksional (The Interctional Function) bertugas untuk

menjamin dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi

sosial.

e) Fungsi Personal

Fungsi personal (The Personal Function) memberi kesempatan kepada

seseorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan. Emosi, pribadi,

serta reaksi-reaksinya yang mendalam. Dalam hakikat bahasa personal ini

jelas bahwa kesadaran, perasaan, dan budaya turut sama-sama berintraksi

dengan cara-cara yang belum diselidiki secara mendalam.

f) Fungsi Heuristik

Fungsi heuristic (The Heuristic Function) melibatkan penggunaan

bahasa untuk memperoleh ilmu penegtahuan dan mempelajari seluk-beluk

lingkungan. Fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.

16

g) Fungsi Imajinatif

Fungsi imajinatif (The Imaginative Function) melayani penciptaan

system-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. Melalui

dimensi imajinatif bahasa, kita bebas bertualang keseberang dunia nyata

untuk menjelajahi puncak-puncak keluhuran dan keindahan bahasa itu

sendiri, serta melalui bahasa kita dapat menciptakan mimpi-mimpi yang

mustahil kalau memang yang kita inginkan seperti itu.

C. Perbengkelan

Bengkel atau workshop adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang

dan peralatan untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, dan memperbaiki

benda, sedangkan perbengkelan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang

peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit,

ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau kondisi yang

lebih baik secara manfaat maupun estetika. Perbengkelan merupakan sebuah

ilmu yang telah berkembang bahkan sebelum Revolusi Industri karena bengkel

merupakan satu-satunya tempat untuk membuat alat hingga berkembang

industri manufaktur besar dengan mesin uapnya. Bengkel adalah tempat

memperbaiki mobil, sepeda motor dan sebagainya, sedangkan perbengkelan

adalah pekerjaan atau urusan bengkel atau tempat yang merupakan tempat

kelompok usaha bengkel (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

17

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai register perbengkelan menggunakan beberapa metode

penelitian, serta aspek yang mendukung agar mendapatkan hasil penelitian yang

sesuai dengan harapan peneliti. Dalam upaya mengungkap sebuah register

perbengkelan yang diungkapkan langsung secara tertulis maupun secara lisan di

dalam intraksi di bengkel Yamaha Abian Tubuh.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya (Staruss & Corbin dalam Syamsuddin& Damaianti, 2001 : 73).

Namun memungkinkan data-data yang dikumpulkan melalui penelitaian kualitatif

dianalisis melalui penghitungan.

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah

pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, dan membuat simpulan. Oleh

karena itu, sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan

pengamatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data serta memilih data yang

berkaitan dengan masalah penelitian. Setelah data terkumpul dan telah dipilih,

kemudian diklasifikasikan menurut kategorisasi menurut tujuan permasalahan

yang akan dikaji agar mempermudah penelitian.

18

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian karena

dianggap sebagai bahan penelitian yaitu bahan jadi. Sebagai bahan penelitian,

maka di dalam data terkandung objek penelitian dan unsur lain yang membentuk

data yang disebut konteks (Mahsun, 2011 : 18). Data yang akan menjadi bahan

analisis dalam penelitian ini adalah berupa data kebahasaan yang berbentuk

register dalam istilah perbengkelan dalam interaksi di bengkel Yamaha Abian

Tubuh.

Suatu hal yang perlu disadari adalah data berbeda dengan objek penelitian.

Sudaryanton (1993:3) dalam Mahsun (2012:18) memberi batasan data sebagai

bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena

pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah), maka di dalam data terkandung

objek penelitian (gegenstand) dan unsur lain yang membentuk data, yang disebut

konteks (objek penelitian).

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitaan ini adalah penutur yang menjadi teknisi

pada bengkel Yamaha Abian Tubuh. Bengkel Yamaha Abian Tubuh ini

merupakan bengkel Yamaha yang sangat besar, serta memiliki jumlah pekerja

yang cukup banyak. Jumlah pekerjanya yaitu 10 orang dibangian servis sepeda

motor. Mengingat jumlah penutur dan luasnya wilayah suatu bahasa yang akan

diteliti, serta tenaga dan waktu, penulis akan mengambil beberapa penutur asli

19

sebagai informan. Dalam penelitian ini, kepala mekanik yang akan peneliti

jadikan sebagai informan utama, karena kepala mekanik bisa dikatakan menguasai

berbagai jenis tuturan dan merupakan pimpinan dari mekanik-mekanik yang lain.

Serta 4 orang mekanik yang dianggap senior di bengkel tersebut.

3.2.2.1 Informan

Berkaitan dengan verifikasi data penelitian, maka mutlak diperlukan

adanya informan yakni orang yang memberikan keterangan tentang data bahasa

(Mahsun 2012:141). Melalui informan peneliti akan meminta keterangan

mengenai bentuk-bentuk yang akan dijadikan data dalam penelitian. Berikut

rincian syarat-syarat dalam memilih seorang informan sebagai berikut :

a. Berjenis kelamin laki-laki pria atau wanita.

b. Berusia antara 21-33 tahun (tidak pikun).

c. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD-SLTP).

d. Dapat berbahasa Indonesia serta menguasai bahasa bengkel, dan

e. Sehat jasmani dan rohani (Mahsun, 2011 : 134-135).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

Metode simak dan metode cakap. Melalui metode catat dengan

mendokumentasikan hasil temuan dari proses cakap dan menyadap, mentranskip

data yang termasuk dalam kajian yang akan diteliti. Data yang telah

ditranskripkan kemudian dimasukkan ke dalam kartu data dan dianalisis sesuai

dengan teori yang mendasari dalam penelitian ini.

20

3.3.1 Metode Simak

Metode simak merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara menyimak penggunaan bahasa, baik penggunaan bahas secara lisan

maupun tertulis ( Mahsun, 2012 : 92). Metode ini memiliki teknik dasar yaitu

teknik sadap. Teknik sadap merupakan upaya atau cara peneliti untuk menyimak

semua percakapan yang terjadi di bengkel Yamaha Abiantubuh. Perlu ditekankan

bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimaksud menyangkut penggunaan

bahasa secara lisan maupun tertulis.

Sebagai teknik dasar, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang

berupa teknik simak bebas libat cakap, teknik simak libat cakap, catat dan rekam

(Mahsun,2013). Teknik simak bebas libat cakap dimaksudkan untuk menyadap

prilaku berbahasa di dalam peristiwa tutur dengan tanpa keterlibatannya dalam

peristiwa tutur tersebut. Gunarwan (dalam Mahsun, 2013) mengatakan teknik

simak libat cakap atau yang disebut metode pengamatan berpartisipasi,

dimaksudkan sebagai upaya penyadapan peristiwa tutur oleh peneliti dengan cara

peneliti terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Lebih khususnya lagi penulis

menggunakan metode simak dengan teknik simak libat cakap. Berdasarkan teknik

ini, peneliti terlibat langsung dalam percakapan dengan anggota atau penutur di

Bengkel Yamaha Abian Tubuh sekaligus melakukan penyimakan terhadap bahasa

yang digunakan penutur.

Teknik simak bebas libat cakap dan teknik simak libat cakap diikuti

dengan teknik lanjutan, yaitu teknik catat dan teknik rekam. Teknik lanjutan

berupa teknik catat dapat dilakukan jika peneliti berhadapan dengan penggunaan

21

bahasa secara tertulis. Selanjutnya teknik lanjutan berupa teknik rekam dapat

dilakukan jika peneliti berhadapan dengan pennguna bahasa secara lisan.

3.3.2 Metode Cakap

Metode cakap dalam penelitian ini digunakan dalam mengumpulkan data

untuk memancing penutur agar mampu memberikan data yang diperlukan oleh

penulis. Metode cakap adalah metode pengumpulan data berupa percakapan

antara peneliti dengan informan( Mahsun, 2012 : 95). Karena itulah data diperoleh

melalui penggunaan bahasa secara lisan.

Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing, karena

percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya

dimungkinkan muncul jika peneliti memberikan stimulus pada informan.

Pemberian stimulus kepada informan bertujuan agar informan mengeluarkan

gejala kebahasaan yang diteliti oleh penulis.

Bentuk stimulus yang diberikan kepada informan ini dapat dilakuakan

dengan berbagai cara salah satunya berupa pertanyaan-pertanyaan yang

memunculkan gejala kebahasaan dari informan. Misalnya dalam penelitian ini,

penulis memberikan pertanyaan kepada informan “ Kenapa ya? Roda motor

belakang saya agak goyang?”. Dalam pertanyaan ini penulis mengharapkan gejala

kebahasan yang muncul dari informan seperti “Ooooo…mungkin bering roda

belakangnya sudah rusak.”. Kata bering inilah yang penulis harapkan dari

informan.

22

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini berupaya menganalisis penggunaan bahasa yang terdapat

dalam bengkel Yamaha Abian Tubuh dan dilanjutkan dengan analisis terhadap

data yang diperoleh. Analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan,

karena pada tahapan ini, kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek

penelitian harus sudah diperoleh (Mahsun, 2012:117).

Dalam melakukan analisis data hasil penelitian kebahasaan, ada dua jenis

metode yang digunakan yaitu metode padan intralingual dan metode padan

ekstralingual. Kedua metode ini digunakan sesuai dengan jenis data dan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan metode padan intralingual dan

metode padan ekstralingual. Berikut akan dijelaskan perihal metode padan

intralingual dan metode padan ekstralingual beserta teknik-tekniknya.

3.4.1 Metode Padan Intralingual

Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara

menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat

dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda (Mahsun,

2012:117). Unsur-unsur yang bersifat lingual misalnya, distribusi suatu bentuk

dan kategori kata. Menurut Mahsun (2013) ada tiga teknik dasar yang digunakan

dalam penerapan metode ini, yaitu teknik hubung banding menyamakan (HBS),

teknik hubung banding membedakan (HBB), dan teknik hubung banding

menyamakan hal pokok (HBSP), yaitu teknik yang bertujuan untuk mencari

kesamaan hal pokok dari pembedaan dan penyamaan yang dilakukan dengan

menerapkan teknik HBS dan HBB. Dalam pelaksanaan penelitian register

23

perbengkelan ini, metode dasar yang digunakan yaitu metode HBS dan HBB.

Misalnya pada kata bering, bering mempunyai makna sebagai tumpuan poros, tapi

mempuyai makna mengganti. Register perbengkelan tersebut merupakan bentuk

tunggal karena berupa kata dasar.

3.4.2 Metode Padan Ekstralingual

Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang

bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang

berada di luar bahasa (Mahsun, 2012:120). Teknik yang digunakan dalam

penggunaan metode ini sama dengan teknik yang digunakan di metode padan

intralingual yaitu HBS dan HBB. Misalnya dalam penelitian ini bertujuan untuk

membagi satuan kata menjadi berbagai jenis, maka unsur lingual yang berupa

referenlah khusus untuk kata yang referensial yang dijadikan dasar analisis.

Misalnya kata “Sepul”, makna kata sepul di bengkel yaitu sumber pembangkit

arus listrik atau sumber pengisisan arus listrik pada aki, sedangkan dalam

kehidupan sehari-hari sepul atau gelendong maknanya alat untuk menghubungkan

benang (KBBI).

3.5 Metode Penyajian Data

Dalam penyajian hasil analisis data terdapat dua metode yaitu analisis data

menggunakan metode formal dan metode informal. Metode formal adalah

perumusan dengan lambing-lambang. Metode informal adalah perumusan dengan

24

kata-kata biasa, termasuk penggunaan termiologi yang bersifat teknis

(Mahsun:2013)

Berdasarkan kedua metode tersebut peneliti menggunakan metode

informal. Penggunaan metode informal ini dimaksudkan untuk menyajikan hasil

analisis data berupa uraian dan penjelasan mengenai register perbengkelan di

Bengkel Yamaha Abian Tubuh.

25

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian terhadap Register Perbengkelan Dalam Interaksi

Di Bengkel Yamaha Abian Tubuh, diperoleh hasil penelitian berupa bentuk

register perbengkelan, makna register perbengkelan, dan fungsi register

perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh. Data diklasifikasikan menjadi 3,

yaitu berdasarkan bentuk register, makna register, dan fungsi register pada

bengkel Yamaha Abian Tubuh.

4.1 Bentuk Register Perbengkelan di Bengkel Yamaha Abian Tubuh

Dalam penelitian ini, ditemukan bentuk register yaitu bentuk register

selingkung terbatas dan selingkung terbuka. Dari hasil penelitian ini, tampak

bahwa register perbengkelan yang ditampilkan lebih banyak register berbentuk

selingkung terbuka. Berikut adalah bentuk register perbengkelan yang diteliti di

bengkel Yamaha Abian Tubuh.

4.1.1 Bentuk Register Selingkung Terbatas

Register selingkung terbatas maknanya sedikit, sifatnya terbatas, jumlah

dan maknanya terbatas sehingga beritanya terbatas dan tertentu. Register ini

merupakan yang tidak mempunyai tempat secara konkrit dalam masyarakat

maupun dalam tataran individu dan kreativitas karena sudah jarang dipakai

(Halliday dalam http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf

diakses pada tanggal 26 April 2017). Berikut hasil penelitian register

perbengkelan yang berbentuk selingkung terbatas.

26

Tabel 1: Selingkung Terbatas

No Bentuk Register Konteks

1 Tang Selak Nah, kalau yang itu namanya tang selak, karena

melebihi fungsi aslinya.

2 Obeng Ucil Kalau mau, bisa menggunakan obeng ucil.

3 Obeng Kembang Kalau yang itu, obeng kembang namanya.

4 Kunci Kipas To taokn kunci kipas no. (Di sana tempat kunci

kipas itu).

5 Pala Babi Cek hidrolik atau pala babinya.

6 Leher Angsa Ganti leher angsa bro,kalau mau pakai karbu 28.

7 Cagak Taekan cagakn motor tie. (Naikkan standar

motor itu).

8 Rantai Keteng Dia bunyi rantai ketengnya mas.

4.1.2 Register Selingkung Terbuka

Register selingkung terbuka mempunyai corak-corak makna yang

berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan dalam register yang lebih

terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun register ini

tidak ada situasi maknanya, ada tingkat tertentu dan tidak ditunjukan secara

langsung selalu ada ciri yang dijelaskan (Halliday dalam

http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf diakses pada tanggal

27

26 April 2017). Berikut hasil penelitian yang berbentuk register selingkung

terbuka.

Tabel 2 : Bentuk Register Selingkung Terbuka

No Bentuk Register Konteks

1 Avo Meter Pakai avo meter,kalau mau cek kondisi aki.

Jangan menggunakan kabel nanti konslet.

2 Sket Mat Ukur diameter blok pakai sket mat, kemudian

pergi kolter sesuai kelecetan!

3 Kunci Inggris Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

4 Kunci Pas Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

5 Kunci Sok Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

6 Kunci Keranjangan Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

28

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

7 Obeng Min Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

8 Kunci L Banyak nama alat-alat yang biasa kita

gunakan, seperti kunci Inggris, kunci pas, sok,

keranjangan obeng kembang, obeng min dan

kunci L, banyak dah pokoknya.

9 Weser Iye plot wesern tie. (Dia mati wesernya.)

10 Pompa Minyak Coba cek pompa minyak, sekalian epen tap

oli ongkatn! (Coba periksa pompa minyak,

sekalian yang punya mau tap oli!)

11 Bebekan Harus ganti bebekan ini pak, dan batok

kepalanya ini bisa kita cat dia pak, tapi kalau

mau diganti ya tidak apa-apa pak.

12 Piringan cakram Pak, ini kampas remnya habis, kalau tidak

diganti piringan cakramnya termakan.

13 Kabilator Servis ringan meliputi, servis kabilator, cek

kekuatan baut garpu, setel rantai, periksa

lampu-lampu dan mengecek apabila ada

keluhan dari konsumen.

29

14 Klinden Kalau servis berat ada dua macam, kalau di

matic periksa klinden, dan periksa semua

yang ada di servis ringan.

15 Tap/ngetap Coba cek pompa minyak, sekalian epen tap

oli ongkatn! (Coba periksa pompa minyak,

sekalian yang punya mau tap oli!)

16 Nyenter Lalo nyenter mendak pak, siap beres pak.

(Pergi nyenter dulu pak, siap beres pak.)

17 Bubut Maaf mas, ini beda dengan sok yang lain.

Kalau motor mx harus dibubut segitiganya

supaya soknya bisa naik.

18 Oli Atas Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

19 Oli Bawak Tap oli gardan kance oli bawak. (Tap oli

garden dan mesin.)

20 Kolter Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.

(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)

21 Ngasep Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.

(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)

22 Svc Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-

30

kire apakn? (Pak motor ini akan svc, tapi dia

mati, kira-kira apanya pak?)

23 Matot Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-

kire apakn? (Pak motor ini akan svc, tapi dia

mati, kira-kira apanya pak?)

24 Servis Berat Kalau servis berat ada dua macam, kalau di

matic periksa klinden, dan periksa semua

yang ada di servis ringan.

25 Ngelangsam/Langsam Coba periksa vacumnya, mungkin bolong

makanya ngak mau langsam.

26 Banjir Banyak masalah yang terjadi di kabiltor,

seperti , merebet atau yang paling sering yaitu

banjir.

27 Merebet Men, cobak cekkan bapak ne motor ne, iye

merebet tie. (Men coba Cekkan bapak ini

motornya, dia merebet.)

28 Sekur Hen, pacuan ntan sekur klep tie! (Hen, yang

baik cara menyekur klep itu!)

29 Setelan Gemuk Biasen terlalu kurus setelan atau terlalu

gemuk, ndih pak? (Biasanya terlalu kurus atau

gemuk, ya pak?)

30 Setelan Kurus Biasen terlalu kurus setelan atau terlalu

gemuk, ndih pak? (Biasanya terlalu kurus atau

31

gemuk, ya pak?)

31 Natap Aok, sekalian belian pack malik, soaln iye

natap alamun kadu sekek pack. (iya, sekalian

belikan lagi pack, soalnya dia natap kalau

pakai satu pack.)

32 Pack Aok, sekalian belian pack malik, soaln iye

natap alamun kadu sekek pack. (iya, sekalian

belikan lagi pack, soalnya dia natap kalau

pakai satu pack.)

33 Bubin Kalau di bubin tidak ada api, coba kamu cek

spulnya.

34 Keleher Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak

ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk

asnya, supaya tidak ngelotok.)

35 Garpu Servis ringan meliputi, servis kabilator, cek

kekuatan baut garpu, setel rantai, periksa

lampu-lampu dan mengecek apabila ada

keluhan dari konsumen.

36 Seker Jak jauk seker ne, pak? (Mau dibawa seker

ini, pak?)

37 Kiprok Maaf pak, kiproknya rusak. Makanya aki

motor bapak cepat mati.

38 Spuyer Gas Kalau mau enak lari motornya, cukup

32

sesuaikan spuyer gas dan minyaknya saja.

39 Spuyer Minyak Kalau mau enak lari motornya, cukup

sesuaikan spuyer gas dan minyaknya saja

40 Blok Lamun maseh ngasep cobak kolter blok tie.

(Kalau masih ngasep coba kolter bloknya.)

41 Kop Ooo..ya ada juga perbedaan 2 tak dan 4 tak

yaitu pada kopnya, dua tak tidak ada

meknisme katup seperti noken as, bubungan

atau manuk-manukan.

42 Klep Hen, pacuan ntan sekur klep tie! (Hen, yang

baik cara menyekur klep itu!)

43 Noken As Beda noken as vixion dan mx.

44 Ngok Banyak istilah yang digunakan, biasanya

kami disini menyebutnya ngok.

45 Oli Garden Tap oli gardan kance oli bawak. (Tap oli

garden dan mesin.)

46 Bor up Kalau anak muda biasa pakai bahasa gaul ada

istilahnya bor up.

47 Membran Persik membran tie ampok setel iye kadu

kunci kipas ndak ngawak-ngawak ntan setel.

(Bersihkan membrannya dan setel

menggunakan kunci kipas, jangan setel

sembarangan.

33

48 Setang seker Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak

ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk

asnya, supaya tidak ngelotok.)

49 Kruk As Cek endah keleher kruk as tie, adekn ndak

ngelotok stang sekern. (Periksa keleher kruk

asnya, supaya tidak ngelotok.)

50 Manuk-manukan Ooo..ya ada juga perbedaan 2 tak dan 4 tak

yaitu pada kopnya, dua tak tidak ada

meknisme katup seperti noken as, bubungan

atau manuk-manukan.

51 Batok Kepala Harus ganti bebekan ini pak, dan batok

kepalanya ini, bisa kita cat dia pak, tapi kalau

mau diganti ya tidak apa-apa pak.

52 Hisap Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

53 Kompresi Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

34

54 Usaha Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

55 Buang Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

56 Spul Kalau di bubin tidak ada api, coba kamu cek

spulnya.

57 4 Tak Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

58 2 Tak Bedanya motor 4 tak dan 2 tak hanya di oli

atas saja, serta langkah hisap, kompresi,

usaha, dan buang kalau di 4 tak secara

bergiliran, tapi kalau di 2 tak satu langkah 2

kali kerja.

59 Segitiga Maaf mas, ini beda dengan sok yang lain.

35

Kalau motor mx harus dibubut segitiganya

supaya soknya bisa naik.

60 Ngelotok Cek Cek endah keleher kruk as tie, adekn

ndak ngelotok stang sekern. (Periksa keleher

kruk asnya, supaya tidak ngelotok.)endah

keleher kruk as tie, adekn ndak ngelotok stang

sekern.

61 Jebol Ndak perlu banyak, cukup ganti cdi agar pada

saat langkah kompresi busi tetap

mengeluarkan bunga api dan langkah usaha

lebih besar. Tapi banyak anak-anak muda

sekarang menganti klep, supaya pada saat

langkah hisap dan buang bekerja secara

maksimal. Tapi itu terlalu ekstrim, sering

mengakibatkan motor cepat jebol.

4.2 Makna Register

Aminuddin (2003) mengemukakan bahwa makna disejajarkan

pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan informasi, maksud,

firasat, isi, dan pikiran. Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat

sebagai gejala dalam ujaran (dalam Chaer, 2002:33). Berikut makna register

perbengkelan di bengkel Yamaha Abian Tubuh.

36

4.2.1 Makna Register Selingkung Terbatas

Tabel 3: Selingkung terbatas

No Bentuk

Register

Makna Gambar

1 Tang Selak

(Nomina)

Tang adalah alat untuk

menjepit atau memotong

(KBBI).

Selak dalam bahasa sasak

merupakan hantu jadi-jadian

atau manusia yang berubah

menjadi hantu yaitu dengan

berubah menjadi hewan atau

sebagainya, itulah alasann

dinamakan tang selak karena

fungsinya melebihi tang

biasa.

2 Obeng Ucil

(Nomina)

Obeng adalah alat untuk

memutar sekerup.

Ucil dalam bahasa sasak

artinya kecil atau pendek.

Jadi, makna obeng ucil yaitu

obeng yang berukuran kecil.

37

3 Obeng

Kembang

(Nomina)

Obeng adalah alat untuk

memutar sekerup.

Kembang dalam bahasa sasak

artinya bunga. Jadi,

dinamakan obeng kembang

karena bentuknya ujungnya

seperti bunga.

4 Kunci Kipas

(Nomina)

Kunci adalah alat, sedangkan

kipas adalah alat untuk

mengibas-ngibas suapaya

mendapat angin sejuk.

Dinamakan kunci kipas,

karena menyerupai atau mirip

dengan kipas.

5 Pala Babi

(Nomina)

Pala dalam kamus bermakna

pohon besar yang tingginya

mencapai 20 meter,

sedangkan makna pala dalam

register ini yaitu kepala.

Babi merupakan hewan yang

menyusui dan bermoncong

panjang, berkulit tebal dan

berbulu halus. Jadi,

38

dinamakan pala babi karena

menyerupai kepala babi.

6 Leher Angsa

(Nomina)

Leher angsa dalam kehidupan

sehari-hari berupa leher

bebek angsa. Leher

merupakan bagian tubuh yang

menghubungi kepala dengan

badan.

Namun dalam register ini

leher angsa bermakna alat

penghubung kepala blok

dengan kabilator.

7 Cagak

(Nomina)

Cagak dalam bahasa

Indonesia bermakna alat

untuk menopang.

Namun dalam register ini

jagak merupakan standar

sepeda motor, yang berfungsi

sebagai penopang sepeda

motor saat parkir.

39

8 Rantai Keteng

(Nomina)

Ranatai keteng memiliki

makna penghubung antara

noken as dengan kruk as, dan

mengatur buka-tutup klep.

Dinamakan rantai keteng

karena rantainya sedikit.

4.2.2 Makna Register Selingkung Terbuka

Tabel 4 : Makna Register Selingkung Terbuka

No Bentuk

Register

Makna Gambar

1 Avo Meter

(Nomina)

Avo meter merupakan alat untuk

mengukur tegangan arus yang

mengalir dengan satuan ampere,

tahanan arus dengan satuan ohm,

dan voltase pada aki motor

2 Sket Mat

(Nomina)

Sket mat merupakan alat untuk

mengukur kedalaman dan

diameter luar serta dalam pada

benda, misalnya pengukuran

pada silinder head.

40

3 Kunci Inggris

(Nomina)

Kunci inggris merupakan alat

untuk membuka baut yang

kepala bautnya rusak dan tidak

bisa menggunakan kunci atau

alat yang semestinya.

4 Kunci Pas

(Nomina)

Kunci pas memliki fungsi yaitu

untuk membuka dan memasang

baut.

5 Kunci Sok

(Nomina)

Kunci sok memliki fungsi yaitu

untuk membuka dan memasang

baut.

6 Kunci

Keranjangan

(Nomina)

Kunci Keranjangan memiliki

fungsi yang sama yaitu alat utuk

membuka dan memasang baut

7 Obeng Min

(Nomina)

Obeng min merupakan jenis-

jenis dari obeng. Fungsinya

sama dengan obeng-obeng lain

yaitu untuk memutar sekerup.

41

8 Kunci L

(Nomina)

Kunci L memiliki fungsi yang

sama dengan kunci-kunci yang

lain, yaitu untuk membuka dan

memasang baut. Perbedaan

kunci L dengan kunci yang lain

yaitu terletak pada kepala baut.

Kunci-kunci yang lain hanya

bisa membuka kepala baut yang

menonjol keluar (menggunakan

diameter luar), sedangkan kunci

L dapat membuka baut yang

kepala bautnya menonjol

kedalam (menggunkan diameter

dalam). Dinamakan kunci L

krena kunci ini berbentuk huruf

L Kapital.

9 Weser

(Nomina)

Lampu weser merupkan lampu

yang berfungsi sebagai tanda

belok pada saat mengandarai

sepeda motor. Lampu weser

berwarna kuning yang bermakna

hati-hati.

42

10 Pompa Minyak

(Nomina)

Pompa minyak atau bensin

merupakan alat yang berfungsi

untuk memompa minyak pada

motor jenis injeksi.

11 Bebekan

(Nomina)

Bebekan berbeda dengan bok.

Bebekan merupakan bagian

depan penutup rangka motor,

sedangkan bok merupakan

bagian belakang penutup rangka

motor

12 Piringan

Cakram

(Nomina)

Piringan dalam abahsa Indonesia

adalah benda berbentuk bundar

pipih. Jadi, dinamakan piringan

cakram karena benda tersebut

berbuntuk bundar. Piringan

cakram merupakan alat dari

sistem pengereman. Benda yang

berbentuk lingkaran dan

berlubang-lubang pada

bagiannya, merupakan alasan

diberikan nama piringan cakram.

43

13 Kabilator

(Nomina)

Kabilator berfungsi sebagai

tempat pencampuran bahan

bakar dengan udara.

14 Klinden

(Nomina)

Klinden merupakan komponen

yang terpasang di motor matic.

Klinden sebagai pengganti

rantai, yaitu berfungsi sebagai

penghubung antara mesin

dengan roda belakang.

15 Tap/ngetap

(Verba)

Tap memiliki makna kata yaitu

ganti. Kata tap cukup digunakan

apabila seseorang mau

mengganti oli sepeda motornya.

16 Nyenter

(Verba)

Nyenter berasal dari kata dasar,

yaitu senter kemudian diberikan

imbuhan nye-, menjadi Nyenter.

Nyenter merupakan tindakan

meluruskan benda.

44

17 Bubut

(Verba)

Bubut merupakan tindakan

mengikis benda keras seperti

besi dan sebagainya.

18 Oli Atas

(Nomina)

Oli atas berfungsi sebagai

pelumas pada sistem kerja mesin

motor dua langkah. Oli ini

masuk ke silinder dan diteruskan

ke ruang bakar. Oleh karena itu,

motor dua langkah selalu

mengeluarkan asap di

knalpotnya. Dinamakan oli atas

karena posisinya berada

dibagian atas mesin atau berada

di rangka sepeda motor.

45

19 Oli Bawah

(Nomina)

Oli bawah atau biasa disebut oli

mesin ini berfungsi sebagai

pelumas mesin dan pendingin

mesin motor. Dinamakan oli

bawah karena berada di bawah,

yaitu di dalam mesin sepeda

motor.

20 Kolter

(Verba)

Kolter memiliki makna

meperbesr lubang silinder/blok

atau membuat lapisan baru di

silinder, agar tidak terjadi

kebocoran.

21 Ngasep

(Nomina)

Ngasep berasal dari kata dasar

asap, asap merupapakan bentuk

nomina, diberikan imbuhan nga-

, menjadi ngasap/ngasep. Istilah

yang digunakan di bengkel ini,

yaitu ngasep. Ngasep memiliki

makna motor empat langkah

yang mengeluarkan asap.

22 Svc Svc memilki makna servis motor Tidak ada gambar,

46

(Verba) berkala. karena merupkan

kegiatan atau

tindakan.

23 Matot

(Verba)

Matot merupakan singkatan dari

mati total.

Tidak ada gambar,

karena merupakan

keluhan kerusakan.

24 Servis Berat

(Verba)

Servis berat memilki makna,

menyervis kendaraan dengan

mengecek sistem cvt pada

kendaraan matik.

Tidak ada gambar,

karena merupakan

tindakan.

25 Ngelangsam/

Langsam

(Nomina)

Ngelangsam memiliki makna

motor tersebut tidak dapat hidup

secara normal pada saat tidak di

tarik gas sepeda motor/ atau

pada saat motor hidup di tempat,

misalnya pada saat memanasi

sepeda motor di pagi hari.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan suara

motor.

26 Banjir

(Nomina)

Banjir memiliki makna

keluarnya minyak pada

karburator sepeda motor.

27 Merebet Merebet memiliki makna Tidak ada gambar,

47

(Verba) kondisi motor pada saat putaran

atas larinya tersendat-sendat.

Dinamakan merebet, karena

suara kendaraan tersebut yang

tersendat-sendat.

karena ini

merupakan suara

dari motor.

28 Sekur

(Verba)

Sekur memiliki makna

memperhalus batang katup/klep

agar tidak terjadi kebocoran.

29 Setelan Gemuk

(Verba)

Setelan gemuk memiliki makna

pencampuran yang terlalu

banyak bahan bakar dari pada

udara dengan kata lain boros.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan

pengaturan

campuran.

30 Setelan Kurus

(Verba)

Setelan kurus memiliki makna

pencampuran yang terlalu

banyak udara dari pada bahan

bakar dengan kata lain irit.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan

pengaturan

campuran.

31 Natap

(Verba)

Natap memiliki makna piston

dengan katup/klep bersentuhan.

Tidak ada gambar,

karena terjadi di di

dalam mesin motor.

48

32 Pack

(Nomina)

Pack memiliki makna penyekat

atau lapis, agar tidak terjadi

kebocoran atau bersentuhannya

piston dengan katup/klep sepeda

motor.

33 Bubin

(Nomina)

Bubin memiliki makna alat

penyaluran listrik ke busi.

34 Keleher

(Nomina)

Keleher memiliki makna alat

untu memperlancar putaran.

35 Garpu

(Nomina)

Garpu memiliki makna tempat

terpasangnya ban.

36 Seker

(Nomina)

Seker memiliki makna alat untuk

memampatkan campuran bahan

bakar. Seker berasal dari bahasa

Belanda yaitu seher.

49

37 Kiprok

(Nomina)

Kiprok memiliki makna alat

untuk merubah arus listrik AC

menjadi DC.

38 Spuyer Gas

(Nomina)

Spuyer gas memiliki makna alat

untuk mengatur putaran gas

sepeda motor.

39 Spuyer

Minyak

(Nomina)

Spuyer minyak memiliki makna

alat untuk mengatur putaran

minya sepeda motor, untuk

mengahasilkan campuran yang

ideal.

40 Blok

(Nomina)

Blok memiliki makna sebagai

tempat berlangsungnya langkah

hisap, kompresi, usaha dan

buang oleh seker. Blok bersal

dari bahasa Belanda.

41 Kop

(Nomina)

Kop memiliki makna sebagai

tempat sistem katup dan ruang

bakar. Kop berasal dari bahasa

Belanda yang memiliki makna,

yaitu kepala.

50

42 Klep

(Nomina)

Klep berfungsi sebagai tempat

masuknya dan keluarnya bahan

bakar. Klep dibagi menjadi dua

yaitu, klep in dan klep ex

43 Noken As

(Nomina)

Noken as berfungsi sebagai

pengatur buka tutup katup/klep.

44 Ngok

(Verba)

Ngok memiliki makna pada saat

saringan udara kendaraan

bermotor dibuka, kendaraan

tersbut tidak mampu melaju

dengan maksimal. Dinamakan

ngok, karena bunyi dari motor

tersebut berbunyi ngok-ngok

pada saat di tarik gasnya.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan suara

dari motor, atau

keluhan motor.

45 Oli Garden

(Nomina)

Oli garden memiliki makna yaitu

sebagai pelumas.

Oli gardan merupakan pelumas

kendaraan motor matic.

46 Bor up

(Nomina)

Bor up memiliki makna

meningkatkan tenaga motor atau

performa motor.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan teknik

51

Adapun langkah-langkah bor up,

yaitu mengganti semua suku

candang standar dari pabrik

dengan suku cadang yang

dirancang sendiri, sesuai

keinginan pemilik kendaraan.

mempercepat daya

motor atau

menambah

kecepatan motor.

47 Membran

(Nomina)

Membran memiliki makna

sebagai alat pengganti klep.

Membran hanya berada pada

motor dua langkah

48 Setang seker

(Nomina)

Setang seker atau seher

berfungsi untuk mengubah

gerakan bolak balik piston

menjadi gerak putar.

49 Kruk As

(Nomina)

Kruk as berfungsi meneruskan

daya yang didapat dari piston ke

penggerak roda belakang. Di

sinilah putaran mesin terjadi.

50 Manuk-

manukan

(Nomina)

Manuk-manukan memiliki

makna sebagai alat penekan klep

atau katup pada motor empat

langkah. Dinamakan manuk-

manukan, karena manuk dalam

52

bahasa Indonesia adalah burung

atau ayam. Manuk-manukan

dalam register ini merupakan

alat yang berupa paruh buruh,

atau menonjol.

51 Batok Kepala

(Nomina)

Dalam bahasa Indonesia batok

artinya tempurung. Dalam

register ini batok kepala

memiliki makna sebagai penutup

kepala motor atau setang motor.

52 Isap

(Verba)

Dalam bahasa Indonesia isap

adalah memasukkan dengan

kekuatan hawa. Dalam register

ini isap memiliki makna proses

langkah masuknya campuran

bahan bakar melalui katup/klep

masuk.

53

53 Kompresi

(Verba)

Kompresi memiliki makna

pemampatan campuran bahan

bakar.

54 Usaha

(Verba)

Dalam bahasa Indonesia usaha

berarti kegiatan dengan

mengerahkan tenaga, pikiran,

atau badan untuk mencapai

suatau tujuan. Akan tetapi,

dalam register ini usaha

memiliki makna langkah gerak

motor tersebut. Langkah usaha

inilah yang membuat motor

dapat bergerak.

54

55 Buang

(Verba)

Dalam bahasa Indonesia buang

memeliki makna mengeluarkan

atau melepaskan sesuatu. Dalam

register ini, buang memiliki

makna keluarnya sisa-sia

pembakaran melalui katup/klep

keluar yang diteruskan ke

knalpot.

56 Sepul

(Nomina)

Spul mempunyai makna sebagai

alat pembangkit arus listrik pada

motor.

57 4 Tak

(Nomina)

4 tak memiliki makna sebagai

motor dengan sistem empat

langkah. Tak mempunyai makna

yaitu langkah.

58 2 Tak

(Nomina)

2 tak memiliki makna sebagai

motor dengan sistem dua

langkah. Tak mempunyai makna

yaitu langkah.

55

59 Segitiga

(Nomina)

Alasan diberikan nama segitiga

adalah, karena dalam bahasa

Indonesia segitiga mempunyai

makna bidang yang bersisi tiga.

Namun dalam register ini segita

merupakan alat penghubung

roda dengan setang atau sebagai

saluran penegendali dari setang

motor.

60 Ngelotok

(Verba)

Ngelotok memiliki makna yaitu

rusaknya stang seker. Diberikan

istilah ngelotok karena bunyi

yang dihasilkan seperti benda

yang longgar kemudian

menimbulkan bunyi keletok-

keletok.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan suara

kerusakan motor.

61 Jebol

(Verba)

Jebol memiliki makna kondisi

motor yang rusak parah atau

mati total. Dinamakan jebol

karena kerusakannya

mengakibatkan seker berlubang.

Tidak ada gambar,

karena ini

merupakan keluhan

motor.

56

4.3 Fungsi Register

Mengingat register merupakan variasi bahasa, dalam penelitian ini

digunakan teori fungsi bahasa. Halliday (1973) dalam Tarigan (2009,5)

menemukan ada tujuh fungsi bahasa, yaitu fungsi instrumental, regulasi,

representasional, intraksional, personal, heuristik, dan imajinatif. Dalam bagian

ini ada beberapa fungsi yang didapatkan diantaranya.

4.3.1 Fungsi Instrumental

1) ”Sekalian onek epen tap oli ongkatn.”, jika diartikan ke dalam bahasa

Indonesia, “Orang yang memiliki kendaraan mau tap oli katanya.”. Pada

kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental, karena merujuk kepada

perintah menggnti oli mesin kendaraan bermotor.

2) Coba cek pompa minyak,!”, pada kalimat tersebut mengandung fungsi

instrumental, karena merujuk kepada perintah mengecek pompa minyak

atau bensin kendaraan bermotor.

3) “Men, coba cekkan bapak ne motor ne, iye merebet tie” jika diartikan ke

dalam bahasa Indonesia “Men cobak cek kondisi motor bapak ini, dia

merebet itu.”. Pada kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental,

karena merujuk kepada perintah mengecek kendaraan yang istilah bahasa

bengkelnya mengalami merebet.

4) “Angkak cobak cek iye, sang-sang busin sede.”, jika diartikan ke dalam

bahasa Indonesia “Makanya coba cek dia, mungkin businya rusak”, pada

57

kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental karena merujuk kepada

perintah mengecek busi/spark plug kendaraan kemungkinan telah rusak.

4.3.2 Fungsi Intraksional

Fungsi intraksional (The Interctional Function) bertugas untuk menjamin

dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi sosial.

Berikut beberrapa contoh fungsi intraksional di Bengkel Yamaha Abian

Tubuh.

1) Hendry: Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-kire apakn?

Andi : Wahm cek selapukn?

Andi : Coba cek pompa minyak, sekalian epen onek tap oli

ongkatn!

Hendri : Siap bos. (rekaman tanggal 14 Juni 2017).

2) Mendi : Mohon maaf pak, ini businya sudah aus,

akibatnya pembakaran kurang sempurna.

Konsumen : Ya diganti saja sudah.

Mendi : Ooo,,iya pak.(rekaman tanggal 17 juni 2017)

Percakapan-percakapan di atas merupakan fungsi intraksional, karena

bertujuan untuk menjalin kelangsungan intraksi atara konsumen dengan

mekanik atau mekanik dengan mekanik.

58

4.3.3 Fungsi Heuristik

Fungsi heuristik (The Heuristic Function) melibatkan penggunaan bahasa

untuk memperoleh ilmu penegtahuan dan mempelajari seluk-beluk

lingkungan. Fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban. Berikut funsi heuristik di

Bengkel Yamaha Abian Tubuh.

1) “Pak motor ne jakn svc, laguk iye matot, kire-kire apakn?”

Kalimat di atas terdapat fungsi heuristik, karena pada kalimat tersebut

membutuhkan jawaban penyebab kendaraan bermotor tersebut mati total.

2) Konsumen: pak,motor ini tidak maksimal larinya.

Andi : Ngak dia sering ngosong pak?

Konsumen: Ya kadang” gtu pak, tapi jalannya sering tersendat-sendat.

Andi: Men, coba cekkan bapak ne motor ne, iye merebet tie.

Mendi: Ok pak, biasen terlalu kurus setelan atau terlalu gemuk, ndih

pak?

Andi: Angkak cobak cek iye, sang-sang busin sede. (19 Juni 2017)

Kalimat yang bercetak miring di atas merupakan fungsi heuristik,

karena kalimat tersebut membutuhkan jawaban atau kepastian, bahwa

motor yang menggunakan setelan kurus atau gemuk sering terjadi

gejala merebet atau jalannya tersendat-sendat.

59

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab

sebelumnya, mengenai Register Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel

Yamaha Abian Tubuh dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Bentuk Register Perbengkelan Dalam Interaksi Di Bengkel Yamaha

Abian Tubuh berupa bentuk register selingkung terbatas, bentuk register

selingkung terbuka. Dalam penelitian ini terdapat 8 bentuk register

selingkung terbatas yaitu register selingkung terbatas yang maknanya

sedikit, sifatnya terbatas jumlah kata dan maknanya terbatas sehingga

beritanya terbatas dan tertentu, dan 61 bentuk register selingkung

terbuka yaitu bahasa yang digunakan dalam register yang lebih terbuka

adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan.

2. Makna register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha Abian

Tubuh yaitu makna kontekstual . Makna kontekstual yaitu makna dari

sebuah kata atau leksem yang muncul berdasarkan suatu konteks

tertentu. Dalam penelitian ini ditemukan 48 makna kontekstual.

3. Fungsi register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha Abian

Tubuh berupa fungsi instrumental, interaksional dan heusristik. Dalam

penelitian ini terdapat 4 teks fungsi instrumental yakni fungsi bahasa

yang berfungsi untuk memberikan himbauan maupun perintah. Selain

itu ditemukan 2 teks fungsi interaksional yakni fungsi bahasa untuk

menjamin dan memantafkan ketahanan dan keberlangsungan

60

komunikasi, serta terdapat 2 teks fungsi heuristik yakni digunakan untuk

memperoleh ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan

mempelajari seluk beluk lingkungannya. Fungsi ini disampaikan dalam

bentu pertanyaan yang menuntut jawaban.

5.2 Saran

1. Penelitian register perbengkelan dalam interaksi di bengkel yamaha

Abian Tubuh dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti

selanjutnya khususnya peneliti register bahasa dalam bidang

perbengkelan.

2. Penelitian mengenai register perbengkelan dalam interaksi di bengkel

yamaha Abian Tubuh dapat membantu pemahaman pembaca terhadap

kosakata yang digunakan oleh mekanik-mekanik yang berada di

perbengkelan, kususnya di bengkel Yamaha Abian Tubuh.

61

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Aslinda. dan Syafyahya, Leni.2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Rinekea Cipta.

Chaer, A dan Leoni Agustina.2010. Suatu Pengantar Sosiolinguistik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Faruk. 2013. Pengantar Sosiolinguistik Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa

Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan

tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan

tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Ramlan, M. 2001. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Subroto, Edi, H.D. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik.

Surakarta: Cakrawala Media.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Verhar, J.W.M. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta:Gadjah

Mada University Press.

http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf (diakses pada

tanggal 26 April 2017)