bab i pendahuluan - ambon.go.id i.pdf · dalam sistem negara kesatuan republik indonesia. ......

29
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 1 ] BAB I PENDAHULUAN Jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana dijabarkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi daerah secara luas dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, selain itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kaitan itu untuk terwujudnya pelaksanaan Otonomi Daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintah daerah yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan, maka Walikota Ambon selaku kepala daerah menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, yang merupakan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Ambon selama satu tahun anggaran. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 ini pada hakekatnya didasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Kota Ambon tahun 2014 yang secara nyata terimplementasi kedalam APBD Kota Ambon Tahun 2014 dan perubahannya. APBD Kota Ambon Tahun 2014 serta perubahannya merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Ambon tahun 2011 - 2016. Penyusunan LPPD ini mencakup Kebijakan Pemerintah Kota Ambon dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Ambon, Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi, Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan.

Upload: buicong

Post on 13-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 1 ]

BAB I

PENDAHULUAN

Jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana dijabarkan dalam Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah

Daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Pemberian otonomi daerah secara luas dimaksudkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat, selain itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, potensi dan keanekaragaman daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kaitan itu untuk terwujudnya pelaksanaan Otonomi Daerah sejalan dengan upaya

menciptakan pemerintah daerah yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab

tuntutan perubahan, maka Walikota Ambon selaku kepala daerah menyampaikan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, yang merupakan laporan

atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Ambon selama satu tahun anggaran.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 ini pada

hakekatnya didasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Kota Ambon tahun 2014 yang secara

nyata terimplementasi kedalam APBD Kota Ambon Tahun 2014 dan perubahannya. APBD

Kota Ambon Tahun 2014 serta perubahannya merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Ambon tahun 2011 - 2016.

Penyusunan LPPD ini mencakup Kebijakan Pemerintah Kota Ambon dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Ambon, Penyelenggaraan Urusan

Desentralisasi, Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan Penyelenggaraan Tugas Umum

Pemerintahan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 2 ]

A. Dasar Hukum

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota

Ambon Tahun 2014 pada hakekatnya didasarkan pada ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan sebagai berikut ;

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

c. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1955 tentang Pembentukan

Kota Ambon sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri.

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat.

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

h. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2014.

i. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2014.

j. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2015.

B. Gambaran Umum Kota Ambon

1. Kondisi Geografis.

a. Luas, Letak dan Batas Administrasi Kota Ambon

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979, Kota Ambon memiliki

luas 377 Km2 atau 2/5 dari luas wilayah Pulau Ambon dan merupakan bagian dari

Provinsi Maluku. Luas daratan Kota Ambon berdasarkan hasil Survey Tata Guna

Tanah tahun 1980 adalah 359,45 km2, sedangkan luas lautan 17,55 Km2 dengan

panjang garis pantai 98 Km.

Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015

Gambar I.1. Wilayah Administrasi Kota Ambon dengan 5 Kecamatan

Sesuai Peraturan Daerah (PERDA) Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006, Wilayah

Administrasi Kota Ambon telah dimekarkan dari sebelumnya 3 Kecamatan menjadi

5 kecamatan yang membawahi 20 kelurahan dan 30 desa/negeri (Gambar I.1).

Jumlah desa/ negeri dan kelurahan serta luas setiap kecamatan adalah seperti pada

Tabel I.1.

Secara Astronomis, wilayah administrasi Kota Ambon berada antara 3º - 4o Lintang

Selatan dan 128o – 129o Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Batas Administrasi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 3 ]

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 4 ]

Sebelah Utara : Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu Kabupaten Maluku Tengah.

Sebelah Selatan : Laut Banda Sebelah Timur : Petuanan Desa Suli Kecamatan Salahutu

Kabupaten Maluku Tengah. Sebelah Barat : Petuanan Desa Hatu Kecamatan Leihitu

Barat Kabupaten Maluku Tengah

Tabel I.1. Keadaan Wilayah Administrasi Kota Ambon Per Kecamatan

No. Kecamatan Ibukota

Jumlah Desa/Kelurahan

Luas Wilayah Daratan (Km2)

Desa/Negeri Kelurahan

1 Nusaniwe Amahusu 5 8 88,35 2 Sirimau Karang Panjang 4 10 86,81 3 T.A.Baguala Passo 6 1 40,11 4 Leitimur Selatan Leahari 8 - 50,50 5 Teluk Ambon Wayame 7 1 93,68

Kota Ambon 30 20 359,45

Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015.

b. Topografi Kota Ambon

Kondisi topografi wilayah Kota Ambon sebagian besar terdiri dari daerah

perbukitan dan berlereng terjal, dimana 73% dari wilayah daratan dapat

diklasifikasikan berbukit sampai berlereng terjal, dengan kemiringan di atas 20%.

Sedangkan 17% wilayah daratan lainnya dapat diklasifikasikan datar atau landai

dengan kemiringan kurang dari 20% (Gambar I.2).

Secara umum Keadaan Topografi Kota Ambon dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1) Topografi relatif datar dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 0-10%

terdapat di kawasan sepanjang pantai dengan radius antara 0-300 meter dari

garis pantai.

2) Topografi landai sampai miring dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan

10-20% terdapat pada kawasan yang lebih jauh dari garis pantai (100 meter

kearah daratan).

3) Topografi bergelombang dan berbukit terjal dengan ketinggian 0-100 meter dan

kemiringan 20-30% terdapat pada kawasan perbukitan.

4) Topografi terjal dengan ketinggian lebih dari 100 meter dan kemiringan lebih

dari 30% terdapat pada kawasan pegunungan.

Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015.

Gambar I.2. Peta Topografi Kota Ambon

c. Iklim

Kota Ambon beriklim tropis dan iklim musim, disebabkan karena Kota Ambon

terletak di Pulau Ambon, yang dikelilingi oleh laut. Sehubungan dengan itu iklim

Kota Ambon sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan

iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara.

Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi

dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan

Desember sampai dengan bulan Maret, dimana bulan April merupakan masa transisi

ke musim Timur. Sedangkan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab I - 5 ]

dengan bulan Oktober, dimana bulan Nopember merupakan masa transisi ke musim

Barat.

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidth dan Ferguson (1951), Kota Ambon

termasuk tipe Iklim B yang dicirikan oleh rataan bulan kering (curah hujan < 60

mm) adalah 1,67 bulan dan bulan basah (curah hujan > 100 mm) adalah 9,58 bulan

dengan nilai Q sebesar 17,4%.

Curah Hujan Bulanan Kota AmbonTahun 2014

0

100

200

300

400

500

Curah Hujan (mm) 307 170 62 155 418 386 225 448 117 128 32 137

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sumber: Stasiun Meteorologi Ambon tahun 2015.

Gambar I.3. Curah Hujan di Kota Ambon Tahun 2014

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 6 ]

Selama tahun 2014, curah hujan bulanan tertinggi di Kota Ambon terjadi pada

Bulan Agustus yaitu sebesar 448 mm dengan 30 hari hujan (Gambar 1.3),

penyinaran matahari tertinggi pada bulan November yaitu 83% sedangkan rata-rata

bulan basah (musim hujan) dengan curah hujan diatas 200 mm terjadi pada bulan

Januari, Mei hingga Agustus seiring dengan berlangsungnya musim timur,

sedangkan bulan kering (musim panas) dengan curah hujam di bawah 200 mm

terjadi pada bulan Februari sampai April dan September sampai bulan Desember

seiring dengan berlangsungnya musim barat, dengan curah hujan terendah di Bulan

November (32 mm) dengan 10 hari hujan.

Tahun 2014 suhu di Kota Ambon rata-rata berkisar 27,5°C dengan kisaran suhu

minimum adalah 23,0°C dan suhu maksimum 32,6°C; rata-rata kelembaban nisbi

sekitar 83,6%; rata-rata lama penyinaran matahari adalah 58,6%, serta tekanan udara

rata-rata adalah 1.011,4 MB.

2. Gambaran Umum Demografi

a. Jumlah, Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk

Kota Ambon dalam kedudukannya sebagai Ibu Kota Provinsi sekaligus berfungsi

sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan aktivitas sosial, ekonomi,

pemerintahan serta pendidikan tinggi di Provinsi Maluku, membawa pengaruh pada

pertumbuhan penduduk, termasuk pula dengan migrasi dari daerah-daerah sekitar .

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir perkembangan jumlah penduduk Kota

Ambon cenderung meningkat dari tahun ke tahun, seperti Gambar 1.4.

348.143

388.295 392.641397.602

405.526

310000320000330000340000350000360000370000380000390000400000410000

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon Tahun 2015. Gambar I.4. Jumlah Penduduk Kota Ambon Tahun 2010 – 2014.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 7 ]

Sesuai data base Kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah

penduduk Kota Ambon tahun 2014 sebanyak 405.256 jiwa (Gambar I.4). Ini berarti

terjadi pertumbuhan sebesar 1,89% dari jumlah Penduduk tahun 2013 sebesar

397.602 jiwa. Walaupun terjadi pertumbuhan tahun 2014 namun tidak menunjukan

trend yang berarti bila dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk rata-rata Kota

Ambon selama tahun 2010-2014 sebesar 3,02% (Tabel I.2).

Jumlah penduduk tersebut tersebar pada 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Sirimau

sebesar 166.398 jiwa (41,06%) dengan kepadatan 1.916,81 jiwa/km2. Sedangkan

Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil dengan kepadatan terendah adalah

Kecamatan Leitimur Selatan sebesar 10.687 jiwa (2,64%) dengan kepadatan 211,62

jiwa/km2 (Tabel 1.3). Kepadatan penduduk di Kota Ambon tahun 2014 adalah

5.482,47 jiwa/km2

Tabel I.2. Distribusi Penduduk Kota Ambon Berdasarkan Kecamatan

Tahun 2010 - 2014

No Kecamatan Penduduk (Jiwa)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Nusaniwe 97.669 108.516 112.972 114.190 116.237

2 Sirimau 142.968 161.186 162.184 163.527 166.398

3 Teluk Ambon Baguala

55.006 61.583 56.913 58.246 59.168

4 Teluk Ambon 42.803 47.202 50.126 50.997 52.776

5 Leitimur Selatan 9.697 9.808 10.446 10.642 10.687

Kota Ambon 348.143 388.295 392.641 397.602 405.256

Pertumbuhan (%) -0,70 11,53 1,12 1,26 1,93

Pertumbuhan 2010-2014 (%) 3,02

Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2015.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 8 ]

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 9 ]

Tabel I.3. Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan Tahun 2014

No

Kecamatan Luas Wilayah Daratan (Km2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/ Km2)

1 Nusaniwe 88,35 116.237 1.315,64

2 Sirimau 86,81 166.398 1.916,81

3 T.A.Baguala 40,11 59.168 1.475,14

4 Teluk Ambon 93,68 52.766 563,26

5 Leitimur Selatan 50,50 10.687 211,62

Kota Ambon 359,45 405.256 5.482,47

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.

Berdasarkan data pada Tabel I.3., dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 kecamatan yang

mempunyai kepadatan penduduk di atas rata-rata Kota Ambon sebesar 1.087 jiwa/km2

yaitu Kecamatan Sirimau, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, dan Kecamatan

Nusaniwe.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, penduduk Kota Ambon

tahun 2014 berjumlah 405.256 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 202.353 jiwa

(49,93%), dan perempuan sebanyak 202.903 jiwa (50,07%), tersebar pada 5

Kecamatan seperti pada (Tabel 1.4).

Tabel I.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tiap Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan Laki-Laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

1 Nusaniwe 57.602 58.635 116.237

2 Sirimau 83.402 82.996 166.398

3 T.A.Baguala 29.415 29.753 59.168

4 Teluk Ambon 26.604 26.162 52.776

5 Leitimur Selatan 5.330 5.357 10.687

Kota Ambon 202.353 202.903 405.256

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.

c. Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia

Dilihat dari struktur usia (Gambar 1.5), Penduduk Kota Ambon tahun 2014 berjumlah

405.256. Jumlah tersebut lebih didominasi oleh penduduk usia produktif (usia 15

sampai 59 tahun) berjumlah 277.418 jiwa (68,46%) diikuti oleh penduduk usia muda

(usia 0 sampai 14 tahun) berjumlah 87.207 jiwa (21,52%) dan usia lanjut (usia 60

tahun ke atas) berjumlah 40.631 jiwa (10,02%).

Gambar I.5.

22.610

30.232

34.365 33.918

43.317

40.199

34.664

29.783 29.200

23.95922.375

20.003

14.862

10.5487.777 7.444

0‐4 '5‐9 '10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 >75

Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia Tahun 2014

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon Tahun 2015.

d. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan

Berdasarkan pendidikan (Gambar 1.6) menunjukan bahwa dari 405.256 penduduk Kota

Ambon tahun 2014, tingkat pendidikan utama penduduk adalah SLTA/ Sederajat yaitu

sebesar 161.031 orang (39%). Disusul SD/ Sederajat 87.853 penduduk (21%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 10 ]

Gambar 1.6 Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Ambon Tahun 2014

16.1031. 39%

51.458. 13% 52.693. 13%

87.853. 22%

52.221. 13%

Pra SekolahSD/ SederajatSLTP/ SederajatSLTA/ SederajatPerguruan Tinggi

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.

e. Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan dan Pengangguran

Berdasarkan data base kependudukan pada dinas kependudukan dan catatan sipil Kota

Ambon tahun 2014 menjelaskan penduduk kota Ambon bila dilihat dari jenis pekerjaan

(gambar1.7), terdiri dari belum/tidak bekerja sebanyak 153.238 jiwa (37,81%);

pelajar/mahasiswa sebanyak 87.728 jiwa (21,56)%; karyawan/wirausaha 72.414 jiwa

(17,87%); mengurus rumah tangga sebanyak 51.096 jiwa (12,61%); PNS/ TNI/ Guru/

Dosen/ Tenaga Medis – Non Medis sebanyak 33.350 jiwa (8,46%); pensiunan

sebanyak 7.051 jiwa (1,47%); dan lain-lain sebanyak 379 jiwa (0,09%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 11 ]

Gambar I.7. Jenis Pekerjaan Penduduk Kota Ambon Tahun 2014

PNS/ TNI/ POLRI/ Guru/ Dosen/ Tenaga Medis‐Non Medis. 

33350. 8,23%

Pensiunan. 7051. 1,74%

Lain‐Lain. 379. 0,09%

East. Mengurus Rumah Tangga. 51.096 12,61%

East. Karyawan Swatsa/ Wirausaha. 

72.414 17,87% East. Pelajar/ Mahasiswa. 87.728 

21,65%

East. Belum/ Tidak Bekerja. 15.3238 

37,81%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.

Penduduk yang belum/tidak bekerja tahun 2014 sebanyak 153.238 jiwa ini apabila di

kurangi dengan penduduk pra sekolah sebanyak 52.693 jiwa, dan penduduk di atas 55

tahun sebanyak 60.634 jiwa, maka terdapat 39.911 jiwa (9,8%) penduduk usia

produktif di Kota Ambon yang belum/tidak bekerja atau menggangur.

3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Keunggulan Daerah .

1) Potensi Perikanan Kota Ambon yang sebagian besar adalah perairan pesisir dan laut, memiliki

potensi sumberdaya kelautan dan perikanan, bila ditinjau dari besaran stok

maupun peluang pemanfaatan dan pengembangannya. Sektor perikanan

mempunyai potensi yang strategis mengingat kondisi geografis Kota Ambon

sebagai kota di pulau kecil yang dikelilingi dengan teluk dan pesisir pantai.

Aktivitas sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian Kota

Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 12 ]

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 13 ]

Potensi sumberdaya perikanan yang ada di Kota Ambon terdiri dari kelompok

jenis ikan (fishes) dan kelompok jenis non ikan (non fishes). Sumberdaya ikan

terdiri dari ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Sumberdaya non ikan

antara lain udang, rumput laut, kepiting bakau, porifera, teripang dan kerang-

kerangan (molusca). Sumbangan sektor perikanan Kota Ambon Tahun 2014,

total potensi kelompok ikan adalah 124.213,4 ton/tahun, dengan potensi lestari

adalah 58.907,2 ton/tahun. Sedangkan total potensi kelompok non ikan yang

ada adalah 131.735,7 ton.

Tabel I.5. Kelimpahan Stock, Potensi Lestari (MSY) serta

Pemanfaatannya Ikan Pelagis di Perairan Kota Ambon Tahun 2014

Wilayah Ekologis Perairan

Kelimpahan Stock

(Ton/bulan)

Potensi Lestari

(Ton/bulan)

Pemanfaatan (Ton/bulan)

Peluang Pemanfaatan (Ton/bulan)

Teluk Ambon Dalam 58,5 29,3 16,21 13,0

Teluk Ambon Luar 392 196,0 164,7 31,3

Teluk Baguala 24,2 12,1 5,9 6,2

Selatan Kota Ambon 1.616,60 808,3 190,2 618,1

Total Kota Ambon 2.091,30 1.045,7 377,01 668,60

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015. Aktivitas perikanan di Kota Ambon didominasi oleh perikanan tangkap

disamping perikanan budidaya yang akhir-akhir ini mulai berkembang dengan

sumberdaya ikan sebagai potensi perikanan unggulan.

Berdasarkan laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon

Tahun 2014 (Tabel I.5), kelimpahan stock ikan pelagis di Kota Ambon adalah

2.091,30 ton/bulan, dengan nilai potensi lestari mencapai 1.045,7 ton/bulan.

Pemanfaatan ikan pelagis ini tahun 2014 mencapai 377,01 ton/bulan atau 36%

dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan pelagis di

perairan Kota Ambon adalah 668,60 ton/bulan dari potensi lestarinya atau

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 14 ]

sebesar 64%. Mengacu pada tabel I.5, distribusi kelimpahan stok dan potensi

lestari ikan pelagis terbesar berada pada wilayah perairan selatan Kota Ambon.

Tabel I.6. Kelimpahan Stock, Potensi Lestari (MSY) serta

Pemanfaatannya Ikan Demersal di Perairan Kota Ambon Tahun 2014

Wilayah Ekologis Perairan

Kelompahan Stok

(Ton/bulan)

Potensi Lestari

(Ton/bulan)

Pemanfaatan (Ton/bulan)

Peluang Pemanfaatan (Ton/bulan)

Teluk Ambon Dalam - - 9,8 -

Teluk Ambon Luar 47,4 23,7 12,5 11,20

Teluk Baguala 12,7 6,40 5,6 0,80

Selatan Kota Ambon 180,1 90 12,7 77,30

Total Kota Ambon 240,2 120,1 40,60 79,50

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015. Kelimpahan stock ikan pelagis meliputi ikan pelagis besar dan ikan pelagis

kecil. Kelimpahan stock ikan pelagis besar (tuna dan cakalang) berada pada

wilayah perairan Selatan Kota Ambon. Sementara itu kelimpahan stock untuk

ikan pelagis kecil tersebar di Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon Luar, Teluk

Baguala dan perairan Selatan Kota Ambon.Spesies ikan pelagis kecil yang telah

dimanfaatkan adalah ikan teri/ puri (Stolephorus spp dan Encrasicholime spp),

tembang/ make (Sardinella spp), selar/ kawalinya (Selar crumenophthalamus

dan Selaroides spp), layang/ momar (Decapterus spp), tongkol/ komu

(Auxisthazaad), kembung/ lema (Rastreliger spp), peperek (Leioghnathus spp),

lompa (Thryssa spp), dan ikan terbang (Cypselurus spp).

Mengacu pada Tabel I.6, kelimpahan stock ikan demersal di Kota Ambon

adalah 240,2 ton/bulan, dengan nilai potensi lestari mencapai 120,1 ton/bulan.

Pemanfaatan ikan demersal ini tahun 2014 mencapai 40,60 ton/bulan atau 34%

dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan demersal di

perairan Kota Ambon adalah 79,50 ton/bulan (66%) dari potensi lestarinya.

Potensi sumberdaya ikan demersal terbesar terdapat pada Perairan Selatan Kota

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 15 ]

Ambon dengan kelimpahan stock mencapai 180,1 ton/ bulan dan peluang

pemanfaatan adalah 77,3 ton/ bulan.

Spesies ikan demersal yang terdapat di perairan Teluk Ambon Dalam antara

lain ikan kakap (Lutjanus spp), biji nangka (Parupeneus spp), kapas-kapas

(Gerres spp), kerapu (Epinephelus spp), dan lentjam (Lethrinus spp). Untuk

wilayah perairan Teluk Ambon Luar, spesies ikan demersal yang potensial

dalam hal pemanfaatan dan sasaran pengembangannya adalah ikan kakap merah

(Etelis spp., Lutjanus spp), Silapa (Pristipomoides spp), Kerapu (Epinephelus

spp, Cephalopholis spp), Napoleon (Cheilinus undulatus), dan biji nangka

(Parupeneus spp, Mulloidichthys spp). Spesies ikan demersal yang potensial

untuk perairan Teluk Baguala adalah ikan Silapa (Pristipomoides spp), Kakap

merah (Lutjanus spp), dan Kerapu (Epinephelus spp dan Cephalopholis spp).

Spesies ikan demersal yang memiliki potensi pengembangan sangat besar di

wilayah perairan selatan Kota Ambon relatif sama dengan perairan Teluk

Ambon Luar dan Teluk Baguala. Jenis ikan karang yang ada di perairan Kota

Ambon meliputi ikan karang konsumsi dan ikan karang hias.

Berdasarkan Tabel I.7, potensi sumberdaya ikan karang konsumsi di Kota

Ambon adalah 22,7 ton/ha, dengan nilai potensi lestari mencapai 11,35 ton/ha.

Pemanfaatan ikan karang konsumsi ini tahun 2014 mencapai 8,00 ton/ha atau

70% dari potensi lestari. Potensi sumberdaya ikan karang konsumsi terbesar

terdapat pada perairan selatan Kota Ambon dengan potensi mencapai 9,7 ton/ha

dan peluang pemanfaatan adalah 3,40 ton/ha.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 16 ]

Tabel I.7. Potensi Sumberdaya Ikan Karang Kategori Konsumsi (Ton/Ha)

dan Ikan Hias (Individu/Ha) Di Perairan Kota Ambon Tahun 2014

Wilayah Perairan

Kategori Ikan

Jumlah Spesies Potensi Potensi

Lestasi Pemanfaatan

Peluang Peman faatan

Teluk Ambon Luar

Ikan Konsumsi 65 8 4 0,9 3,1

Ikan Hias 90 32.376 16.188 3.547 12.641

Teluk Baguala

Ikan Konsumsi 26 5 2,5 1,0 1,5

Ikan Hias 44 23.240 11.620 2.561 9. 059

Selatan Kota Ambon

Ikan Konsumsi 60 9,7 4,85 1,45 3,40

Ikan Hias 84 21.512 10.756 2.349 8.407

Total Kota Ambon (2011)

Ikan Konsumsi - 22,7 11,35 3,35 8,00

Ikan Hias - 77.128 38.564 8.457 30.107

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015. Potensi sumberdaya ikan karang hias di Kota Ambon adalah 77.128

individu/ha, dengan nilai potensi lestari mencapai 38.564 individu/ha.

Pemanfaatan ikan karang hias ini tahun 2014 mencapai 8.457 individu/ha atau

22% dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan karang

hias di perairan Kota Ambon adalah 30.107 individu/ha (78%) dari potensi

lestarinya. Potensi sumberdaya ikan karang hias terbesar terdapat pada Teluk

Ambon Luar dengan potensi lestari mencapai 32.376 individu/ha dan peluang

pemanfaatan adalah 12.641 individu/ha.

Sementara itu, produksi ikan di Kota Ambon dalam tahun 2014 adalah sebesar

41.171,08 ton, yang tersebar pada 5 kecamatan meliputi: Kecamatan Nusaniwe

sebesar 13.343,12 ton, Kecamatan Sirimau sebesar 9.864,64 ton, Kecamatan

Teluk Ambon sebesar 7.787,17 ton, Kecamatan Teluk Ambon Baguala sebesar

1.925,69 ton, dan Kecamatan Leitimur Selatan sebesar 8.247,87 ton.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 17 ]

2) Potensi Pariwisata Sejak lama Kota Ambon terkenal dengan julukan Ambon Manise memiliki

panorama indah dengan obyek wisata (alam dan budaya) yang tersebar pada

5 kecamatan baik di darat/pegunungan, pantai maupun lautan, menjadi

perhatian wisatawan baik lokal maupun asing.

Objek wisata di Kota Ambon sampai dengan tahun 2014 berjumlah 71 objek

wisata, meliputi wisata alam laut 34 objek, wisata alam darat 13 objek, wisata

budaya Upacara Adat 1 objek, wisata budaya Sejarah 23 objek dan wisata

budaya Olahraga 1 objek (Tabel I.8).

Tabel I.8.

Objek Wisata Kota Ambon Tahun 2014

Kecamatan

Jenis Objek Wisata

Jumlah Alam Budaya

Laut Darat Upacara Adat Sejarah Olahraga

Nusaniwe 15 2 - 12 1 20

Sirimau - 3 1 9 - 13

Teluk Ambon 5 2 - 5 - 12

TA. Baguala 2 1 - 2 - 5

Leitimur Selatan 12 5 - 4 - 21

Jumlah 34 13 1 23 1 71

Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Ambon, 2015. Sementara itu, fasilitas untuk mendukung usaha pariwisata di Kota Ambon

cukup tersedia. Tahun 2014 terdapat 36 hotel, terdiri dari 12 hotel berbintang,

dan 24 hotel tipe Melati; serta 42 penginapan/ wisma. Selain itu terdapat juga:

(a) 38 restoran/ 181 rumah makan/ 40 rumah kopi, (b) 82 biro/agen perjalanan,

(c) 69 salon kecantikan, (d) 57 sarana rekreasi dan hiburan, (e) 8 rumah billiard,

(f) 7 rumah game ketangkasan, (g) 17 toko souvenir, (h) 6 balai pertemuan, (i)

2 bioskop, (j) 40 karaoke/ diskotik, (k) 3 diving center, dan (l) 9 usaha kawasan

wisata.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 18 ]

Tabel I.9. Kunjungan Wisatawan Di Kota Ambon

No Negara Asal Wisatawan (Orang) 1 Belanda 538 2 Australia 77 3 China 108 4 Amerika Serikat 333 5 Korea 891 6 Jerman 222 7 India 7 8 Inggris 124 9 Jepang 154 10 Prancis 203 11 Lain-lain 3.307

Jumlah 5.162 Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Ambon, 2015.

Dari Tabel 1.9 tergambar bahwa, selama tahun 2014 wisatawan Asing yang

berlibur dan masuk ke kota Ambon sebanyak 5.162 orang. Dari jumlah tersebut

wisatawan yang berkunjung paling banyak dari Negara Belanda yaitu 538 orang

atau 10,42%, disusul wisatawan dari Negara Jerman sebanyak 222 orang atau

4,30%, sedangkan yang terendah adalah wisatawan dari Negara India sebanyak

7 orang atau 0,14%.

3) Perdagangan dan Jasa

Kegiatan usaha perdagangan dan Jasa merupakan sektor-sektor utama yang

berperan penting dalam perekonomian di Kota Ambon. Sektor Jasa-Jasa

memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Ambon tahun 2013 (berdasarkan

harga konstan tahun 2000) sebesar 594,31 milyar atau 27,03%, sedangkan

Sektor Perdagangan memberikan kontribusi sebesar 543,77 milyar atau 24,73%

dari total PDRB ADHK sebesar 2,198 tryliun rupiah.

Hal ini sejalan dengan struktur ekonomi Kota Ambon, dimana kedua sektor ini

merupakan aktivitas utama dalam perekonomian di Kota Ambon. Sektor Jasa-

Jasa lebih dominan disumbangkan oleh Sub Sektor Pemerintahan Umum dan

Pertahanan yaitu 566,84 milyar atau 25,78% terhadap total PDRB ADHK,

sedangkan kontribusi Perdagangan disumbangkan oleh sub sektor perdagangan

besar eceran sebesar 490,93 milyar atau 22,32% dari total PDRB Atas Dasar

Harga Konstan tahun 2000.

b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ekonomi Kota Ambon yang diukur

dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2000 (ADHK 2000) terus mengalami peningkatan. Hal

ini menunjukan bahwa geliat aktivitas perekonomian di Kota Ambon

menunjukan pertumbuhan yang berkembang maju. Pada tahun 2013, PDRB

Kota Ambon atas dasar Harga Berlaku mencapai Rp.5,88 trilyun (Gambar I.8),

meningkat Rp.827,86 milyar lebih atau 14,06% dibanding tahun 2012 yang

sebesar Rp.5,06 trilyun.

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

PDRB ADHB KOTA AMBON 2009 ‐ 2013 (Jutaan Rupiah)

PDRB ADHB 3.003.45 3.441.67 4.179.21 5.060.95 5.888.82

2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.

Gambar I.8. PDRB ADHB Kota Ambon Tahun 2009-2013

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 19 ]

Sementara itu, PDRB Kota Ambon tahun 2013 atas dasar Harga Konstan

mencapai Rp.2,19 trilyun, PDRB ini meningkat Rp.1,08 milyar lebih atau

4,92% dibanding tahun 2012 yang adalah Rp.2,08 trilyun lebih.

Bila lihat dari tingkat perkembangannya sejak tahun 2009 sampai tahun 2013,

PDRB atas dasar Harga Konstan terus mengalami peningkatan (Gambar 1.9)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 20 ]

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

PDRB ADHK KOTA AMBON 2009 ‐ 2013 (Jutaan Rupiah)

PDRB ADHK 1.690.271 1.802.667 1.921.334 2.089.901 2.198.557

2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.

Gambar I. 9 PDRB ADHK Kota Ambon Tahun 2009-2013

Mengacu pada PDRB Kota Ambon tahun 2013 atas dasar harga konstan

menurut lapangan usaha sebesar Rp.2,19 Trilyun maka struktur ekonomi Kota

Ambon didominasi oleh sektor Jasa-Jasa dengan kontribusi sebesar Rp.594,3

Milyar (27,03%) bagi PDRB Kota Ambon, diikuti sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran sebesar Rp.543,7 Milyar (24,73%), sektor Pengangkutan dan

Telekomunikasi sebesar Rp.443,8 Milyar (20,18%), sektor Pertanian sebesar

Rp.366,41 Milyar (17,45%) dan diikuti oleh sektor-sektor lainnya.

Hal yang sama tercermin pula pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut

lapangan usaha tahun 2013, dimana sumbangan sektor Jasa-Jasa merupakan

penyumbang terbesar yaitu Rp.1,68 Trilyun (28,62%), disusul sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 1,65 Trilyun (28,02%), sektor

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 21 ]

Pengangkutan dan Komunikasi mencapai 1,04 Trilyun (17,70%) serta diikuti

sektor-sektor lainnya.

Perekonomian kota Ambon mengacu pada PDRB atas dasar harga berlaku

tahun 2013, menunjukan bahwa tingginya kontribusi sektor Jasa-Jasa adalah

karena sumbangan sub sektor Pemerintahan Umum dan Pertahanan sebesar

Rp.1,62 Trilyun (27,62%) dari total PDRB. Selanjutnya penyumbang utama

untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah sub sektor Perdagangan

Besar Eceran yaitu Rp.1,52 Trilyun (25,82%) dari PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku.

2) Pertumbuhan Ekonomi.

Angka pertumbuhan ekonomi memiliki arti yang penting untuk melihat

perkembangan ekonomi pada suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat

diartikan dengan pertumbuhan barang dan jasa di suatu wilayah. Untuk itu laju

pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro yang dapat

menggambarkan kinerja perekonomian dalam suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi Kota Ambon (PDRB atas dasar harga konstan 2000)

terus mengalami pertumbuhan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dimana

pada tahun 2009 sebesar 5,58 persen meningkat di tahun 2010 menjadi 6,65

persen dan berfluktuasi sampai tahun 2013 berada pada tingkat pertumbuhan

5,20 persen. Pertumbuhan tercepat selama kurun waktu lima tahun adalah di

tahun 2011 sebesar 8,77 persen dimana seluruh sektor ekonomi di Kota Ambon

mengalami pertumbuhan positif.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Ambon Tahun 2009 ‐ 2013

0

2

4

6

8

10

Pertumbuhan 5,58 6,65 6,58 8,77 5,2

2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.

Gambar I.10. Pertumbuhan Ekonomi Kota Ambon Tahun 2009-2013

3) Pendapatan Perkapita

Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang sangat berpengaruh pada

pendapatan regional per kapita di Kota Ambon. Selain itu, upaya-upaya

Pemerintah Kota Ambon untuk mengembangkan program-program unggulan

dan pendekatan penguatan ekonomi masyarakat juga sangat berimplikasi pada

peningkatan pendapatan masyarakat, dan hal ini terlihat jelas dari adanya

peningkatan pendapatan domestik regional per kapita di Kota Ambon.

Pendapatan domestik regional per kapita tahun 2013 di Kota Ambon

berdasarkan Harga Konstan adalah Rp.5.260.001,- menurun Rp.27.017,-

(0,15%) dari tahun sebelumnya. Sedangkan berdasarkan Harga Berlaku adalah

Rp.14.575.477,- meningkat Rp.1.389.208,- (9,53%) dari tahun sebelumnya

(Gambar I.11).

Selanjutnya secara riil pendapatan yang diterima penduduk Kota Ambon tahun

2013 sebesar Rp.5.260.001,- yang berarti pendapatan yang dihitung

berdasarkan kondisi tahun 2000, dengan demikian dapat diartikan bahwa

Rp.14.575.477,- yang diterima setiap penduduk tahun 2013 setara dengan

Rp.5.260.001,- pada tahun 2000.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 22 ]

Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Ambon 2009 ‐ 2013

0,00

10.000,00

20.000,00

PDRB ADHB 9.304,6 9.450,3 11.157, 13.186, 14.575,

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 23 ]

PDRB ADHK 5.593,4 4.913,4 5.098,8 5.287,0 5.260,0

2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.

Gambar I.11. Pendapatan Regional Perkapita Kota Ambon Tahun 2009-2013.

4) Laju Inflasi. Inflasi merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan semakin lemahnya

daya beli masyarakat yang diikuti dengan semakin lemahnya/merosotnya nilai

ril mata uang suatu Negara. Inflasi memberikan indikasi adanya kenaikan

harga-harga secara umum dan terus menerus selama periode tertentu, meskipun

kenaikan harga-harga tersebut tidak secara bersamaan.

Laju inflasi di Kota Ambon beragam selama tahun 2014 (Tabel I.10). Laju

inflasi tertinggi di Kota Ambon terjadi pada bulan Desember sebesar (1,85%),

disusul bulan April sebesar (0,92%), sedangkan terendah terjadi pada bulan

September sebesar (-0,26%).

Pada Desember 2014, Kota Ambon mengalami inflasi umum sebesar (1,85%).

Inflasi tersebut ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Umum Kota Ambon dari 112,95% pada bulan November 2014 menjadi

115,04% pada bulan Desember 2014.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 24 ]

Tabel I.10. Inflasi Kota Ambon Tahun 2010-2014 Dirinci Per Bulan

No. Bulan Laju Inflasi Indeks Umum (%)

2010 2011 2012 2013 2014 1 Januari 3,23 -0,83 1,62 1,81 0,81 2 Pebruari -0,65 0,04 1,31 -2,29 0,85 3 Maret 0,27 -0,46 1,33 0,79 0,64 4 April -0,51 0,09 0,79 0,27 0,92 5 Mei 0,07 1,66 0,06 2,25 0,40 6 Juni 0,85 3,76 2,39 -0,15 0,18 7 Juli 1,28 -1,20 1,70 4,30 0,14 8 Agustus 2,40 0,83 0,19 4,79 0,12 9 September 0,95 -0,40 -1,87 -0,92 -0,26

10 Oktober -0,29 -0,67 -2,44 -3,82 0,15 11 Nopember -0,24 -0,34 0,63 0,53 0,82 12 Desember 1,30 0,43 0,94 1,51 1,85

Laju Inflasi Kumulatif

8,78 2,85 6,73 8,81 6,81

Sumber: Sumber BPS Kota Ambon, 2015.

Tabel diatas menggambarkan perkembangan laju inflasi sejak tahun 2010

sampai 2014 dimana laju inflasi komulatif tertinggi terjadi pada tahun 2013

sebesar 8,81% disusul tahun 2010 sebesar 8,78%, sedangkan terendah sebesar

2,85% terjadi pada tahun 2011. Inflasi Kumulatif bulan Desember 2014 sebesar

(6,81%), ditandai dengan menurunnya IHK Kota Ambon pada bulan Desember

2013 yaitu 153,14% menjadi 115,04% pada bulan Desember 2014 sedangkan

Inflasi Year On Year sebesar 6,81%. Jika dibandingkan dengan 18 kota di

Kawasan Timur Indonesia, maka Kota Ambon untuk IHK Umum berada pada

rangking ke-2 (di bawah Kota Gorontalo, diatas Kota Manokwari); untuk Laju

Inflasi bulan Desember 2014 berada pada rangking ke-4 (di bawah Kota

Manokwari); serta untuk Laju Inflasi Komulatif dan Laju Inflasi Year on Year

pada rangking Ke-3 di bawah Kota Gorontalo. Secara Nasional, maka IHK

Umum Kota Ambon berada pada rangking ke-77 dibawah Kota Gorontalo dan

di atas Kota Banda Aceh; untuk Laju Inflasi bulan Desember 2014 berada pada

rangking ke-73; serta untuk Laju Inflasi Komulatif dan Laju Inflasi Year on

Year berada pada rangking ke-73 dari 80 Kota di Indonesia.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 25 ]

5) Perkembangan Investasi. Pembangunan daerah merupakan peran multi pihak, bukan saja Pemerintah

melainkan juga peran swasta dan masyarakat. Investasi swasta dan masyarakat

saat ini menjadi penting, mengingat keterbatasan dana yang dimiliki

Pemerintah maupun didorong oleh perubahan paradigma pembangunan dewasa

ini dimana modal sosial (social capital), baik swasta maupun masyarakat

menjadi elemen penting dalam menggerakan pembangunan.

Investasi di Kota Ambon tahun 2014, meliputi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

a) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Sampai tahun 2014, di Kota Ambon terdapat 9 usaha Penanaman Modal

Dalam Negeri yang bergerak pada 6 bidang usaha,dengan nilai investasi

sebesar Rp.134,65 milyar lebih serta menyerap 312 tenaga kerja Indonesia

(Tabel I.11). Tabel I.11. Proyek PMDN di Kota Ambon

Menurut Bidang Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2014

Bidang Usaha Nama Perusahaan Investasi (Juta Rp.)

Tenaga Kerja

Indonesia Asing

1 Perikanan 1 PT. Samudera Sakti Sepakat 5.000,00 70 -

2 Industri Lainnya 2 PT. Semen Tonasa 30.066,90 20 -

3 Industri Kimia 3 PT. Majakara Oxygen Facyory 778,30 23 -

4 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi

4 PT. Esafa 50.000,00 10 -

5 PT. Linda 2.199,75 60 -

6 PT. Angkasa Pura I 3.526,72 50 -

5 Jasa Lainnya 7 PT. Metro Selular

Nusantara 144.438,56 35 -

8 PT. Rajawali Citra Televisi 1.133.847,00 29 -

6 Listrik, Gas dan Air 9 PT. Karya Putra

Powerin 133.287.673,00 15 -

Jumlah 2014 9 134.654.003,48 312 -

Sumber: Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi, Setkot Ambon, 2015.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 26 ]

b) Penanaman Modal Asing (PMA)

Sampai tahun 2014, di Kota Ambon terdapat 17 usaha Penanaman Modal

Asing yang bergerak pada 6 bidang usaha, dengan nilai investasi sebesar

US$ 2.691.280,00 dan menyerap 2.385 tenaga kerja Indonesia dan 52 tenaga kerja asing (Tabel I.12).

Tabel I.12. Proyek PMA di Kota Ambon

Menurut Bidang Usaha (US$ 000) Tahun 2014

Bidang Usaha Nama Perusahaan Investasi ((US$ 000)

Tenaga Kerja

Indonesia Asing

1 Perikanan

1 PT. Nusantara Fishery 8.292,00 259 4

2 PT. S & T Mitra Mina Industri 5.420,00 15 -

3 PT. TA Asia Oceanic 2.500,00 30 -

4 PT. Bersama Mitra Sejahtera 3.969,00 111 22

5 PT. C & E Mina Nusantara 2.750,00 - -

2 Jasa Lainnya

6 PT. Pinisi Diving & Tourism 540,00 20 1

7 PT. Dream Sukses Airindo 1.818,00 74 3

8 PT. Bukaka Singtel International 20.280,00 1.184 5

9 PT. Telekomunikasi Selular 3.396,22 250 6

10 PT. Tirta Maluku 45,00 6 -

11 PT. Matahari Graha Fantasy 1.134,55 25 -

12 PT. Cakrawala Andalan Televisi 4.366,05 6 -

13 PT. Maluku Divers 743,85 23 1

3 Departement Store 14 PT Matahari Departement Store 2.066.140,61 104 -

4 Restoran 15 PT Sarimelati Kencana 565.000,00 50

5 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi

16 PT. XL Axiata 3.887,00 200 -

6 Industri Lainnya 17 PT Bioenergi Corporindo 1.000,00 28 10

Jumlah 2014 17 2.691.280,00 2.385 52

Sumber: Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi, Setkot Ambon, 2015.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 27 ]

6) Tabungan dan Kredit. Jumlah penabung dan nilai nominal tabungan di Kota Ambon dalam 5 tahun

belakangan ini terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Bank Indonesia

Cabang Ambon tahun 2014 (Tabel 1.13). Sampai akhir tahun 2014 (per bulan

Nopember 2014) posisi simpanan masyarakat pada bank umum dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Ambon mencapai Rp.6,78 Triliun, atau

meningkat Rp.3.730 Milyar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp.6,38

Triliun dan tersimpan pada 433.949 rekening satuan.

Tabel I.13. Perkembangan Posisi Simpanan Masyarakat Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ambon, Tahun 2010-2014

No. Jumlah Penabung/ Nominal Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1 Giro

a. Nominal (Juta Rp.) 462.160 612.302 970.459 1.018.412 916.384

b. Rekening (Satuan) 5.223 5.406 5.406 6.260 6.059

2 Simpanan Berjangka

a. Nominal (Juta Rp.) 1.506.571 1.680.953 1.894.377 2.801.366 2.495.704

b. Rekening (Satuan) 5.942 6.210 6.807 7.426 7.754

3 Tabungan

a. Nominal (Juta Rp.) 2.103.640 2.655.708 2.936.766 3.341.805 3.365.765

b. Rekening (Satuan) 287.616 309.993 321.634 400.784 420.136

Nominal (Juta Rp.) 4.072.963 4.948.963 5.799.601 6.381.583 6.777.853

Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Prov. Maluku, Bank Indonsia, 2014. *) angka sementara

Posisi simpanan masyarakat ini terdiri dari Giro sebesar Rp.916.384 Milyar

(13,52%); Simpanan Berjangka sebesar Rp.2,49 Triliun (36,82%); dan

Tabungan sebesar Rp.3,36 Triliun (49,66%).

Tabel I.14. Perkembangan Posisi Pinjaman Masyarakat

Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ambon, Tahun 2010-2014

Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Maluku,

NO JENIS

PENGGUNAAN KREDIT

Jumlah Per Tahun (Juta Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014 *) 1 2 3 4 5 6 7 1 Modal Kerja 955.822 1.180.522 1.085.905 1.191.521 1.272.325 2 Investasi 253.468 454.447 578.120 673.946 604.815 3 Konsumsi 1.007.594 1.501.664 1.981.168 2.272.864 2.215.102

Jumlah 2.216.884 3.136.634 3.645.193 4.114.713 4.092.242

Bank Indonesia, 2014. *) angka sementara

Penyaluran kredit di Kota Ambon dalam 5 tahun belakangan pada Bank Umum

dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus mengalami peningkatan. Sampai bulan

Nopember 2014, berdasarkan data Bank Indonesia Cabang Ambon (Tabel I.14)

telah disalurkan pinjaman sebesar Rp.4,09 Triliun. Jumlah pinjaman di tahun

2014 ini mengalami penurunan sebesar 46,09 Milyar dari tahun 2013 yang

berjumlah Rp.4,13 trilyun.

Penyaluran berdasarkan jenis penggunaannya diperuntukan untuk Modal Usaha

yaitu berjumlah Rp.1,27 Triliun atau 31,09%, untuk investasi hanya 604.815

milyar atau 14,78%, sedangkan bukan untuk modal usaha dan bersifat konsumtif

sebesar Rp.2,41 Triliun atau 54,13%.

Dengan demikian tergambar bahwa masyarakat Kota Ambon masih cenderung

meminjamkan uang di Bank bukan untuk modal usaha.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 28 ]

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 29 ]

Tabel I.15. Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Ekonomi

Tahun 2010-2014

NO SEKTOR Jumlah Per Tahun (Juta Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014*)

1 2 3 4 5 6 7

1 Pertanian 38.256 39.128 25.110 24.831 28.340

2 Pertambangan 2.254 2.432 17.641 4.268 590

3 Perindustrian 27.860 55.815 37.549 37.140 49.301

4 Perdagangan 508.041 721.887 899.919 1.024.359 1.080.987

5 Jasa-Jasa 353.715 533.363 221.100 140.827 124/117

6 Listrik, Gas, Air 7.678 12.525 14.076 12.529 12.958

7 Konstruksi 219.378 271.051 391.221 371.328 353.518

8 Pengangkutan 32.429 28.746 36.533 52.782 75.733

9 Jasa Dunia Usaha 62.372 29.746 36.379 140.182 151.796

10 Jasa Sosial Masyarakat 31.858 533.363 221.106 201.685 124.117

11 Lain-Lain 1.325.013 978.883 1.649.144 1.838.043 1.755.116

Jumlah 2.258.047 3.196.118 3.660.723 4.141.967 4.092.242

Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Prov. Maluku, Bank Indonsia, 2014 *) angka sementara

Sementara itu perkembangan posisi kredit dari berbagai sektor ekonomi sejak

tahun 2010 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan, namun tahun

2014 mengalami penurunan berjumlah 49,72 milyar atau 1,20% bila

dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,14 triliun rupiah.

Dari jumlah tersebut pinjaman yang digunakan bukan untuk modal usaha yaitu

untuk sektor lain adalah sebesar 2,21 triliun rupiah atau 54,13 % di tahun 2014.