bab i pendahuluan a. latar...

58
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media penyiaran lokal di Indonesia berkembang pesat dengan arus teknologi dan informasi di dunia yang kian mengglobal. Kehadiran televisi lokal di industri penyiaran membawa warna bagi industri pertelevisian Indonesia saat ini. Keberagaman televisi-televisi lokal di daerah menambah keberagaman bisnis televisi. Kebutuhan informasi yang diinginkan masyarakat kemudian dipenuhi oleh televisi lokal. Pemenuhan kebutuhan informasi yang bagi masyarakat menambah jumlah televisi lokal semakin bertambah banyak. Fakta menarik ketika jumlah stasiun televisi lokal bertambah banyak. Maka menjadikan tingkat persaingan semakin tinggi. Karena itu agar mampu bertahan maka mereka harus mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan dalam persaingan bisnis itu. Contohnya sebuah stasiun televisi untuk memuaskan permirsanya. Produk dari manajemen media berupa program acara dan pertunjukkan televisi (programming) merupakan hal yang diwujudkan oleh stasiun televisi dan dikonsumsi penonton televisi. Produksi acara yang meliputi siaran talkshow yang disiarkan baik pada siang, petang dan malam. Menayangkan program yang disukai penonton yang kemudian akan mendapat tanggapan paling besar oleh penonton televisi khususnya televisi lokal. Faktor kedekatan menjadi alasan utama, penonton lokal menonton acara-acara televisi lokal. Program acara benar-benar dimanfaatkan oleh penyiaran lokal sebagai sarana untuk memancing pengiklan lokal memasang iklan di penyiaran lokal lokal. Salah satunya wujudnya adalah produksi acara Bincang-Bincang Sore merupakan produksi acara talkshow. Talkshow yang menghibur dan menginformasikan kepada penonton untuk memberi informasi dan mengedukasi

Upload: trinhdiep

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media penyiaran lokal di Indonesia berkembang pesat dengan

arus teknologi dan informasi di dunia yang kian mengglobal. Kehadiran televisi lokal

di industri penyiaran membawa warna bagi industri pertelevisian Indonesia saat ini.

Keberagaman televisi-televisi lokal di daerah menambah keberagaman bisnis televisi.

Kebutuhan informasi yang diinginkan masyarakat kemudian dipenuhi oleh televisi

lokal. Pemenuhan kebutuhan informasi yang bagi masyarakat menambah jumlah

televisi lokal semakin bertambah banyak.

Fakta menarik ketika jumlah stasiun te levisi lokal bertambah banyak. Maka

menjadikan tingkat persaingan semakin tinggi. Karena itu agar mampu bertahan

maka mereka harus mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan dalam pe rsaingan

bisnis itu. Contohnya sebuah stasiun televisi untuk memuaskan permirsanya. Produk

dari manajemen media berupa program acara dan pertunjukkan televisi

(programming) merupakan hal yang diwujudkan oleh stasiun televisi dan dikonsumsi

penonton televisi.

Produksi acara yang meliputi siaran talkshow yang disiarkan baik pada siang,

petang dan malam. Menayangkan program yang disukai penonton yang kemudian

akan mendapat tanggapan paling besar oleh penonton televisi khususnya televisi

lokal. Faktor kedekatan menjadi alasan utama, penonton lokal menonton acara-acara

televisi lokal. Program acara benar-benar dimanfaatkan oleh penyiaran lokal sebagai

sarana untuk memancing pengiklan lokal memasang iklan di penyiaran lokal lokal.

Salah satunya wujudnya adalah produksi acara Bincang-Bincang Sore

merupakan produksi acara talkshow. Talkshow yang menghibur dan

menginformasikan kepada penonton untuk memberi informasi dan mengedukasi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

2

dengan format televisi lokal untuk program Bincang-Bincang Sore. Bincang-Bincang

Sore dipilih untuk program siaran hari sore dikarenakan sistem berjaringan yang telah

dilakukan RBTV-Kompas TV, membagi konten siaran lokalnya secara adil bahwa

kurang dari tujuh jam untuk penayangannya. Talkshow Bincang-Bincang Sore

merupakan suatu program yang berkonten lokal topik yang diangkat pun topik lokal

Yogyakarta, bisnis, kesehatan dan pemerintahan/publik. Kemudian lokalitas RBTV

sebagai pengelola media berbasis ala Kompas TV setelah berjaringan Kompas TV

disimpulkan talkshow Bincang-Bincang Sore sebagai lokalitas RBTV berbasis ala

Kompas TV yang sopan, mengedukasi dan menginspirasi bagi masyarakat

Yogyakarta. Semakin bagus kualitas programming televisi lokal maka semakin

memiliki nilai jual dan daya tarik.

Hal ini membuat programming televisi lokal harus meningkat kualitas

programming yang disertai sistem promosi yang tepat sasaran dan efektif.

Programming juga menjadi kendala dalam stasiun televisi lokal. Stasiun televisi lokal

harus mampu mempertahankan produksi program bagi keberlangsungan stasiun

televisi lokal.

Setiap program media siaran memiliki kendali atas paradigma “rating”, yaitu

jumlah massa penonton yang dapat diidentif ikasi sebagai dasar sekaligus orientasi

suatu pemograman. Dengan begitu menjadi strategi untuk pemograman itu ternyata

pertama-tama didasarkan pada alasan-alasan ekonomi, baru kemudian disusul dengan

alasan-alasan lain misalnya mencerdaskan masyarakat, dan perkembangan budaya1.

Bisnis ekonomi media menjadi kesempatan bagi para penggerak industri televisi

untuk tetap mempertahankan program yang disiarkan oleh stasiun lokal itu. RBTTV

juga sama terkendali atas media siaran yang memiliki paradigm rating. Paradigma

rating RBTV di dapat melalui layanan telepon interaktif. Program Acara RBTV tahun

2008 yang belum berjaringan dengan Kompas TV diantaranya program Bincang-

Bincang Sore, Galeri TV, Bursa aneka, Apa Kabar Jogja, Taman C inta, Plat AB kuis,

1Nurudin. Televisi Agama Baru Masyarakat Modern. Malang: UMM Press, Malang, 2007, hal 67

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

3

Profduth, Pagelaran, Kolaborasi, Music Corner, Sketsa Jogja, Jogjapolitan, Klip

RBTV, Intense, Lintas Batas. Adanya peraturan yang dijalankan oleh KPI bahwa

tahun 2014 menggunakan smengusung program-program acara yang berkualitas salah

satunya yang masih nampak dari kelahiran RBTV sebagai televisi lokal adalah

Prproduksi program acara Bincang-Bincang Sore yang hingga tahun dua ribu tiga

belas masih tetap eksis di bisnis telivisi lokal ditengah konvergensi media global.

Bincang-Bincang Sore merupakan salah satu programming RBTV. Bincang-

Bincang Sore terdahulu sebagai programming yang lokal dengan mengangkat tema-

tema yang dekat dengan masyarakat diantaranya adalah klinik alternative, hobi

kelurga, rahasia bisnis dan konsultasi dokter . Terlihat pada Bincang-Bincang Sore

Hobi Keluarga pada 20 Desember 2006 dengan topik Hobi Burung Perkutut oleh

Lobo Aryaguna sebagai presenter, 12 Juni 2007 Bincang-Bincang Sore Rahasia

Bisnis dengan topik Kupas Tuntas Nutrisi Organik Super presenter Bimasena, 18

Januari 2008 Bincang-Bincang Sore Klinik Alternatif dengan topik Penyembuhan

Holistik, Ruwatan dan Gemblengan, Donna Orsha sebagai presenter, 23 Maret 2009

Bincang-Bincang Konsultasi Dokter dengan topik Ayo Berantas Tuntas TBC , Pikka

Andressa sebagai presenter, 12 November 2012 programming Bincang-Bincang Sore

yang ditayangkan secara live, oleh Dewi Kencana Putri sebagai presenternya, RBTV

mengangkat tema yang berbeda-beda setiap harinya konsultasi dokter (umum),

rahasia bisnis, konsultasi dokter spesialis penyakit dalam, dan klinik alternative.

Selain pada tanggal 12 November 2012, tanggal 7 Desember 2012 mengangkat tema

pengobatan mengatasi penyakit diabetes jika dibandingkan tahun 2006, 2007, 2008

dan tahun-tahun sebelum tahun 2012, tahun 2013 menjadi kebangkitan bagi B incang-

Bincang Sore hal yang membedakan adalah format acara, tema, dan narasumber yang

bisa disebut ketiga itu adalah fitur-fitur dari pemograman. Fitur-fitur pemograman ini

kemudian disusun oleh pengelola media sebagai bagian dari manajamen me dia.

Manajemen produksi sendiri adalah bagian dari manajamen media.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

4

Manajemen produksi yang diwujudkan dengan pemeliharaan dan

pendongkrakkan programming RBTV setelah maupun sebelum berjaringan Kompas

TV adalah programming Bincang-Bincang Sore (live) di RBTV bertujuan

mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang menginginkan topik pengobatan

alternatif, bisnis, pemerintahan baik RBTV menayangkan program Bincang-Bincang

Sore 2006 2007,2008, 2009 dan 2012 dhadir setiap senin- jumat pada pukul 16.30-

17.30 hari. Dibandingkan untuk Bincang-Bincang Sore 2013 setiap hari senin-sabtu

hadir menghibur masyarakat, pada pukul 15.30-16.30. Pemajuan jam tayang ini

disebakan karena pemiliharaan dan pendongkrakan berjaringan Kompas TV. Di

Bincang-Bincang Sore 2013 pembeda hanya saat bulan ramadhan saja Bincang-

Bincang Sore 2013 hadir lebih awal pukul 13.00-14.00, hal itu disebabkan karena

bulan puasa, program-program acara dipadatkan oleh Kompas TV. Ada beberapa jam

tayang yang digeser, atau dihapus sementara. Penulis memilih Bincang-Bincang Sore

2013 karena menurut penulis Bincang-Bincang Sore 2013 berbeda dari B incang-

Bincang Sore 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2012, pembedanya terletak pada format

acara, topik, narasumber dan presenter. Tahun 2006 masih mengangkat mengenai

hoby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan

digantikan ruang sahabat keluarga yang mana digunakan sebagai konsultasi keluarga

dan personal, training character bulding, workshop SBMS (the source of body and

soul).

Perkembangannya saat ini program Bincang-Bincang Sore 2013 hanya terbagi

pada menjadi tiga topik Jogjapolitan, Bisnis, dan Kesehatan berbeda dengan Bincang-

Bincang Sore 2006,2007,2008,2009. Bisa saja hampir sama dibandingkan dengan

Bincang-Bincang Sore sebelum tahun 2013 sama-sama adalah dari segi narasumber

topic misalnya klinik alternatif: mental, dan talenta, sahabat dan hobi keluarga,

konsultasi dokter kandungan, dan rahasia bisnis hadir sejak tahun di Bincang-

Bincang Sore 2007, sedangkan Bincang-Bincang Sore 2013 sub topic dari beberapa

topik dipadatkan dan menjadi satu topik saja diantaranya: Senin dan Kamis topic

Jogjapolitan dari lembaga pemerintahan/institusi (walikota, penddidikan), Selasa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

5

dihadirkan dari RBTV yang menyediakan Bincang-Bincang rahasia bisnis, Rabu ,

Dokter. Topik dokter penyakit dalam ini dimulai sejak tahun 2006. Jumat dan Sabtu

pengobatan alternatif herbal narasumber dahulu berkerja sama dengan salah satu

organisasi, yang belum bersurat ijin klinik dan memiliki ijin Depkes. sedangkan

Bincang-Bincang Sore 2013 yang bersurat ijin klinik dan memiliki produk ijin

depkes. Misalnya topik pengobatan alternatif Mr. Khan mengoperasi mata katarak

tanpa operasi, terapi adem panas, Qiradh. Jika jumat pengobatan alternatif live

sedangkan untuk sabtu proses taping.

Program Bincang-Bincang Sore di RBTV bertujuan mengakomodasi

kebutuhan masyarakat yang menginginkan pengobatan alternatif, dan pemenuhan

kebutuhan untuk kesuksesan kehidupan, itu tujuan dari acara Bincang-Bincang Sore

itu yang membedakan antara programming Bincang-Bincang Sore dengan

programming yang serupa di stasiun-stasiun lokal lain di Yogyakarta.

Kebutuhan program acara pengobatan alternatif merupakan sebagai salah satu

program acara yang selalu ada di televisi-televisi lokal di Jogjakarta, ADITV,

JOGJATV, RBTV dan TVRI. Namun yang membedakan program acara pengobatan

alternatif ini adalah manajemen produksi stasiun televisi lokalnya. Program acara

Bincang-Bincang Sore 2013 ini berbeda dengan program -program pengobatan

alternatif yang ada di te levisi lokal, AdiTV dokter menjaga bekerja sama dengan RS

PKU bantul muhammadiyah dan tamu istimewa(sosial budaya, ekonomi,politif, dan

pengobatan heral alternatif), Jogja TV (Dokter kita, Husada, dan Bincang hari ini, dan

TVRI (Dokter). Pada RBTV lebih lokal dan tidak bekerjasama dengan rumah sakit di

Yogyakarta.

Letak kelokalan pada Bincang-Bincang Sore 2013 yang Lokalitas RBTV

berbasis ala Kompas TV. Lokalitas dari segi presenter yang membawakan halus,

lokal sopan asli jogja, dan sopan yang hanya berada di studio bersama

narasumbernya, jika pada RBTV, dan narasumbernya adalah seorang pakar ahli

pengobatan, pakar bisnis (intrepener) dan anggota pemerintahan. Pakar ahli ini adalah

seorang yang memiliki pengobatan alternatif, dokter dan dosen dari sebuah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

6

Universitas di Yogyakarta. Narasumber harusnya yang bermanfaat, menginformasi,

menghibur dan harus insipiratif bagi penonton. Sedangkan pada JogjaTV

Narasumbernya adalah seorang yang memiliki pengobatan alternatifnya. Pada TVRI

narasumbernya adalah seorang dokter.

Perbedaan lainnya RBTV Bincang-Bincang Sore 2013 proses tidak langsung

jika tema acaranya mengangkat workshop, atau seminar kesehatan yang diadakan

oleh sebuah organisasi kesehatan yang memiliki kemampuan untuk menye mbuhkan

secara alternative. Sedangkan Jogja TV penyembuhan dilakukan melalui media

seperti m isalnya jarum, telor, dll, dan penyembuhannya dilakukan pada saat acara

pengobatan tersebut berlangsung. Program acara alternatif yang ada di Jogja TV

adalah husada. Untuk Jogja TV waktu durasi tayang dua kali dalam sehari, pagi dan

sore, dan ditayangkan seminggu hanya tiga kali yaitu selasa, jumat dan minggu, pada

AdiTV ditayangkan seminggu dua kali. Sedangkan untuk RBTV dita yangkan setiap

hari senin-jumat dan sekali dalam sehari.

Setiap acara programming Bincang-Bincang Sore 2013 selalu mengangkat

tema-tema yang berbeda-beda, RBTV menyampaikan tema-tema kesehatan yang

umum tidak ada batasan, tidak ada batasan ini tema-tema tidak selalu tema kesehatan

misalnya (konsultasi dokter umum), rahasia bisnis, konsultasi dokter kesehatan,

klinik alternative, dan pemerintahan. Seperti Jogja TV m isalnya Program ini

mendatangkan Penghusada yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian masing-

masing.

Setiap Penghusada memiliki m etode tersendiri dalam menyembuhkan suatu

penyakit, oleh karena itu pasien dapat memilih metode pengobatan yang dirasa cocok.

Dalam acara ini pemirsa di studio dapat menanyakan secara langsung penyakit yang

dideritanya kepada Penghusada. Sedangkan untuk pemirsa dirumah dapat bertanya

melalui line telepon yang tersedia. Penghusada yang dimaksud adalah sebutan untuk

narasumber. Jogja TV bekerja sama dengan rumah sakit sardjito.

Bentuk siarannya yang sifatnya percakapan secara interaktif adalah talkshow.

Sama-sama berbentuk talkshow namun jika dibandingkan dengan program Bincang-

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

7

Bincang Sore di RBTV tentulah berbeda. Perbedaan lainnya yang mencolok di Jogja

TV dan RBTV meski sama-sama talkshow dan narasumbernya dokter tetap memiliki

perbedaan yang mencolok, perbedaan itu diantaranya adalah Jogja TV bekerja sama

dengan Rumah Sakit Dokter Sardjito menayangkan program Dokter Kita setiap hari

minggu jam 20.30 – 21.30 WIB. Acara ini dibawakan oleh dua orang presenter yang

salah satunya berasal dari pihak Rumah Sakit Sardjito.

Promosi yang dilakukan oleh RBTV dengan cara layanan interaktif secara live

dan iklan pengobatan slide show yang ditayangkan saat acara Bincang-Bincang Sore

berlangsung dan jeda iklan hal itu yang kemudian yang menjadi daya tarik Bincang-

Bincang Sore. Dan sebulan sebelum nya pasti melakukan persiapan untuk menyiapkan

dan membagikan proposal ke insitusi, pemerintahan, bekerjasama dengan

dokter/pengobatan alternatif dan rumah produksi ingin menjadi narasumber, itu bisa

menjadi narasumber, tetapi itu juga tidak setiap saat jika tidak ada acara khusus

semisal mempromosikan produk penjualannya.

Percakapan secara interaktif oleh narasumber/presenternya merupakan bentuk

komunikasi yang dilakukan secara komunikasi massa. Komunikasi yang

menggunakan media massa, berupa telepon interaktif dan televisi, karena penonton

yang dirumah tetap bisa disapa dan berinteraksi oleh presenter dan narasumber.

Adapun tema Bincang-Bincang Sore yang dibahas selalu berbeda-beda dalam

setiap episodenya. Acara ini mendatangkan narasumber seorang dokter spesialis yang

ahli menangani penyakit sesuai dengan tema yang dibahas. Program berdurasi satu

jam ini membahas tema penyakit dengan detail sehing ga pemirsa dapat mendapatkan

informasi dengan jelas. Selain itu bagi pemirsa yang ingin berkonsultasi dengan

narasumber dapat menelpon langsung ke studio.

Program acara di RBTV selain Bincang-Bincang Sore tema-tema yang

diangkat lebih lokalitas kota Yogyakarta, berita -berita nasional, dan musik-musik

yang digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat kota Yogyakarta. Keberadaan

Program Bincang-Bincang Sore ini menjadi daya beli bagi RBTV, meski televisi-

televisi lokal lainnya menayangkan acara yang serupa.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

8

Per satu maret 2012, RBTV mulai mengusung Sistem Siaran Berjaringan

(SSB) bersama Kompas TV. Dari penuturan Muhammad Suyanto selaku Komisaris

Utama RBTV, porsi pembagian siaran program antara KompasTV dan RBTV nanti

menjadi 70% dan 30%. Pada kesepakatannya dalam penayangan nantinya Kompas

TV akan menayangkan 70 persen konten nasional, dan 30 persen konten lokal yang

produksinya berkolaborasi dengan RBTV. Oleh karena itu nantinya RBTV akan

memproduksi banyak produk baru, sementara produk lama akan disesuaikan,

sehingga tidak ada perbedaan. Jam Siarannya mendapat porsi siaran yang lebih kecil

20%, namun RBTV tetap memprioritaskan untuk mengusung program berkualitas

berkonten lokal. Meski pada segi programming Bincang-Bincang Sore apabila

dibandingkan dengan program -program acara RBTV yang berjaringan Kompas TV

mengusung tema-tema keJakasentris.

Proses produksinya pun dari segi dekorasi, lampu, kamera, penataan cahaya,

kualitas suara, dan topik tema yang berbeda pada topik Bincang-Bincang Sore

Sahabat dan Kelurga yang mengangkat Hoby saat Bincang-Bincang Sore

2004,2005,2006 berbeda dengan Bincang-Bincang Sore 2013 dengan topik ruang

sahabat dan keluarga mengenai organisasi workshop SBMS, SSQ, proses produksi

tidak di luar melainkan berbeda dengan saat ini yang di Gedung Graha unit 1

Amikom Lantai 3 Ring Road Utara, Yogyakarta. Saat taping untuk pengambilan

insert-insert gambar yang dibutuhkan, penulis lebih terfokus pada proses produksi

Bincang-Bincang Sore 2013 jadi penulis hanya memaparkan proses produksinya.

Program Bincang-Bincang Sore ini kemudian menjadi sebuah masalah.

Permasalahan ini adalah keberadaan programming Bincang-Bincang Sore ini tetap

dipertahankan oleh RBTV bagi khalayak baik sebelum dan sesudah berjaringan

dengan Kompas TV. Manajemen Produksi RBTV untuk mempertahankan program

Bincang-Bincang Sore menjadi acara talkshow sampai saat ini.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka disimpulkan

bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses manajemen

produksi program Bincang-Bincang Sore yang dijalankan dalam produksi di RBTV?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui manajemen produksi yang dijalankan oleh tim

produksi Bincang-Bincang Sore yang bernaung di bawah General

Personalia pada proses pelaksanaan produksi program acara talkshow

Bincang-Bincang Sore

2. Untuk menjelaskan, menguraikan pemahaman tentang proses

manajemen produksi talkshow di televisi terutama pada program

talkshow Bincang-Bincang Sore di RBTV.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi,

terutama dalam hal manajemen produksi program acara talkshow di televisi.

Manfaat Praktis Penelitian

a. Memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai proses produksi

talk show di televisi.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut

mengenai proses manajemen produksi program acara televisi

khususnya program acara talkshow di televisi.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

10

E. Objek Penelelitian

Objek dari penelitian ini adalah segala bentuk aktifitas manajamen produksi,

program acara talkshow Bincang-Bincang Sore yang dijalankan oleh tim Bincang-

Bincang Sore di RBTV.

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berdasarkan studi ilmiah maka

dalam kerangka pemikiran beberapa teori yang akan menjabarkan pemikiran-

pemikiran mengenai manajemen produksi program acara di televisi. Pertama

Program dan Programming untuk alternatif penyampaian informasi Teori tersebut

akan digunakan sebagai kerangka pemikiran yang akan dima nfaatkan sebagai

landasan berpikir peneliti dalam mengelompokkan dan menganalisis data temuan di

lapangan nanti. Kedua definisi mengenai manajemenn produksi yang disampaikan

oleh George dan Jones dalam bukunya Contemporary Management: Creating Value

in Organizations (Fourth Edition). Ketiga pemikiran mengenai Tahapan Produksi

Program Acara, Televisi. Keempat pengertian mengenai talk show sebagai program

alternatif untuk penyampaian informasi. Kelima tipe-tipe talk show yang digunakan

dalam penelitian ini.

1. Program dan Programming

Televisi merupakan perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving

picture). Siaran televisi dari segi auditif dan visualnya, adalah hal yang penting. Pada

era The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man2 perkembangan

elektronik tak bisa dilepaskan dari penemuan tabung hampa oleh Lee De Fores t di

Amerika Serikat tahun 1906 inilah menjadi dasar berkembangnya media masa

elektronik televisi dan radio. Sejalan dengan perkembangan teknolo gi informasi sejak

2 Diterbitkan The University Of Toronto Press, Canada 1962 dalam Buku Bersama Televisi Merenda

Wajah Bangsa. Rusdianto Setiawan Putra. Jakarta:YPKMD(yayasan pengkaian komunikasi masa

depan Hal. 25.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

11

awal abad ke 19 dikembangkan berbagai jenis media massa elektronik lain seperti

film, radio, dan televisi.

Selanjutnya dalam pembicaraan hubungan televisi dengan radio terdapat

faktor-faktor yang sifatnya kompleks yang menyangkut segi sosiologis, ekonomis,

dan estetis. Diantara faktor yang bersifat sosiologis ialah bahwa televisi

membutuhkan perhatian penuh dari pihak penonton, dimana perhatian tidak dapat

dibagi-bagi. Faktor-faktor yang bersifat ekonomis yang merupakan hal yang

kompleks karena biaya untuk menyelenggarakan program televisi jauh lebih mahal

daripada program siaran radio. Program -program televisi banyak yang khusus

didengarkan dan dipertontonkan seperti warta berita, pidato, musik, talkshow , dll.3

Program televisi ialah program yang telah disusun dalam satu format sajian

dengan unsur video yang ditunjang unsur audio secara teknis memenuhi persyaratan

layak siar serta telah memenuhi standar estetik, dan artistic yang berlaku. Pola

strategi penyusunan program lebih menyangkut pada pola pencapaian tujuan program

secara umum.

Tujuan program agar disenangi oleh penonton perlu menyusun strategi yang

seharusnya berkaitan dengan siaran yang bersifat menginformasi. Program tersebut

menyentuh sasaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian

tujuan program yang telah ditetapkan. Televisi memiliki tujuan program yang harus

diperhatikan dimana diantaranya meransang sebuah kesadaran untk mengendalikan

pengembangan dari karakteristik suatu program yang dipolakan berdasarkan sifat

waktu dan tempat.

Setiap program memiliki karakter waktunya sendiri, yaitu penempatan atau

pengalokasian waktu siaran. Hal yang diperhatikan lainnya dalam sebuah program

siaran dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran

program. Sisi programatik berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam

3Onong Effendy Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT.Bandung:

Remaja Rosdakarya. Hal. 180

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

12

jadwal siaran, sisi penonton berhubu ngan dengan aspek geokultural sasaran program

yang tersebar diseluruh negeri dengan tradisi yang berlainan.

Programming dilihat sebagai suatu proses memilih, menyeleksi menjadwal

program dan mengevaluasinya. Programming dianggap sangat penting karena

menentukan berhasil atau tidaknya sebuah program meraih audiens dalam jumlah

besar. Bittner4 menjelaskan programming dengan cara menganologikannya dengan

sesuatu hal:

Programming is the product of broadcasting. Just as a strore

sells goods or a law firm sells advie, broadcasting sells

programming. Just as store owners set prices for their good

and lawyers set fees for theirservices, broadcasters set rates

for the commercials that will share time with programming.

Penuturan Bittner, memberikan gambaran lain tentang programming. Program

acara stasiun penyiaran yang sedemikian rupa memiliki dua pengertian sebagai

sebuah proses dan hasil.5 mendefinisikan programming sebagai :

A group of programs on a radio or televise channel or the act

of choosing and scheduling programs on broadcast station or

a subscribed channel.

Menurut Ferguson programming merupakan kelompok program dari saluran

radio atau televisi, dengan memilih kesenian dan jadwal program acara dalam

pemancar radio atau saluran berjaringan. Pada programming memiliki beberapa

bagian, diantaranya adalah seleksi, jadwal acara, promosi, program evaulasi dari

perolehan dugaan tentang kebiasan penonton, lima asumsi dari grup programming

media: harmonisasi, bentuk kebiasaan, control dari aliran penonton, percakap an

sebuah sum ber program, dan keputusan besar.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia programing berasal dari kata program

yang berarti ancangan mengenai asas serta usaha (dl ketatanegaraan, perekonomian,

4 John R. Bitner. 1991. Broadcasting and Telecommunication: An introduction. New Jersey Prestire

Hall. Hal 209 5 Susan Tyler Eastman and Douglas A.Ferguson. Media Programming strategies & practices .

USA:Thomson Higher. 2009. Hal 4

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

13

dsb) yang akan dijalankan:beberapa partai menyetujui -- pemerintah; serangkaian

instruksi yg mengatur langkah-langkah yang harus diambil oleh suatu sistem .

Berangkat dari pengertian programming kamus besar bahasa Indonesia programming

berarti sebuah penjadwalan.

Programming suatu media televisi berarti penjadwalan program acara

televisi/program isi siaran. Programming menjelaskan bahwa sangat vital dalam

media penyiaran6:

Once the show have been produced, where, and when to place

them in the schedule must be decided. This task, known as

programming, is a crucial one. A bad programming decision

might mean failure fo a good show while a shread decision

might make a mediacare show a hit.

mengenai pentingnya dan uniknya programming7:

Programming is a unique product in that it is used to lure the

attention of consumers so that advertisers can show those

consumers commercial messages that help sell other product.

Programmers work only indirectly for the audience, the

primary customer is the advertiser, without whom there would

be few programs to see or hear.

Programming sesuai dengan pendapat Head8 programming is war. You are

general. The object is to win. Programmer harus hati-hati dan jeli dalam bertindak,

karena bila salah strategi maka audiens maupun pengiklan akan berpindah ke

program acara lain. Hal mengenai programming, media penyiaran dipertegas lagi

oleh J.B Wahyudi 9bahwa siaran radio dan televisi memiliki dampak yang sangat

luas di masyarakat, maka peranan penting. Pada pemograman hal yang penting

dilakukan adalah 10 aspek dayparting, theming, stripping, stacking,

counterprogramming, bridging, tentopoling, hammocking,crossprogramming.

6 Joseph R. Dominick.The Dynamics of Mass Communication. Mc Graw -Hill Publishing

Company.1990. Hal. 304 7 Susan Tyler Eastman and Douglas A.Ferguson. Media Programming strategies & practices .

USA:Thomson Higher. 2009. Hal 5-8 8 Ibid. Hal. 5

9 J.B.Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Hal. 1

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

14

Programming memperhatikan adanya daya tarik dari program acara guna

audiens menyukai program Bincang-Bincang Sore. Program acara yang sifatnya

menghibur perlu programmer dalam suatu program acara. Programmer ini akan

menentukan programming pada RBTV. Programmer akan bertugas mengendalikan

keenam aspek yang ada dalam programming:

1. Conflict

Konflik adalah emosi khalayak dibuat karena adanya sebuah konflik.Jadi

konflik dibangun dalam program acaranya. Program acara emosi khalayak

sehingga antara narasumber dan host rekan kerja saat produksi yang

kemudian memiliki keterikatan dengan tim Bincang-Bincang Sore

RBTV.

2. Ego atau Involnment

Khalayak seolah-olah berada pada satu kejadian. Khalayak berada juga

seolah-seolah berada di tempat itu. Khalayak melalui layanan interaktif

yang tidak berada di studio dapat ikut bergabung.

3. Self-preservation

Khalayak akan tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan

menjaga diri. Contohnya menjaga diri akan keselamatan, kesehatan,

kesuksesan, motivasi, dll. Khalayak menonton program Bincang-Bincang

bisnis dan kesehatan dokter.

4. Recognition

Wawancara terhadap seorang yang terkenal akan lebih disukai

dibandingkan wawancara dengan orang yang tidak terkenal.

Narasumbernya yang dihadirkan misalnya seorang intrepener muda

Amikom, Prof H Suyanto.MM, Brand Manger bank Amalat Yogyakarta,

BPR, PT. Armina, untuk Bincang-Bincang Bisnis, dan dokter umum Dr. I

Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya budi Dr. Proboseno Sp.PD,

K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.OG . Mr.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

15

Khan, terapi adem panas, qiradh, sinse Robert, Bincang-Bincang Sore

(ruang sahabat keluarga SSQ dan SBMS the source of body mind and

soul. Bincang-Bincang Sore (Jogjapolitan), Femax, lembaga kapal persiar

(lembaga LPKPP wisata bahari), Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Ibu

Harweni Puji SH, Bpk Cang Wendriyanto SH, Kepala Dinas Ketertiban

Yogyakarta Drs. Nurdhihatta, Kepala Bidang dan Pengaduan Drs. Sutanto,

Anggota Kom isi DPRD kota Yogyakarta Ibu Ida Aryani, Bpk Dwi Wahyu

Budiwantoro, Direktur Operasional Bpk Widi Hasto.

5. Curiousity

Suatu program yang direncanakan dan dibuat yang memunculkan rasa

ingin tahu audiens sekaligus untuk memuaskan rasa keinginan tersebut.

Bincang-Bincang Sore dibuat sebagus mungkin sehingga khalayak

penasaran ingin tahu bagaimana program tersebut. Dimana strategi

Bincang-Bincang Sore narasumber dokter tetap dipertahankan dari awal

berdirinya. Pada Bincang-Bincang Sore hoby keluarga, topiknya Bincang-

Bincang Sore 2013 Ruang Sahabat Keluarga isi program acaranya

motivasi kesehatan dan SBMS (The Source Body Mind of Soul).

6. Escape

Bagi sebagaian khalayak, televisi sebagai bentuk pelarian dari segala

aktifitas, baik aktifitas sekolah, pekerjaan. Program acara yang disiarkan

diperuntukkan sebagai menghabiskan waktunya. Sebagai sarana untuk

menghibur. Program acara Bincang-Bincang Sore sebagai sarana untuk

menghibur dan menginformasi dan bermanfaat yang sopan, lokal asli

jogja, bermanfaat dan mengspirantif.

Dari keenam elemen yang harus ada dalam programming Bincang-Bincang

Sore sehingga program Bincang-Bincang Sore adalah program talkshow sebagai

program menghibur yang santai dan berkualitas. Dan hingga saat ini Bincang-

Bincang Sore masih digemari oleh masyarakat Yogyakarta. Keenam aspek ini harus

menonjolkan programming. Programming Bincang-Bincang Sore ini pada

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

16

hakekatnya diperuntukkan bagi masyarakat Yogyakarta yang menginginkan

kesehatan bagi tubuhnya, bisnis dan jogjapolitan/publik.

Programming Bincang-Bincang Sore ini ditayangkan setiap hari senin sampai

dengan jumat pukul setengah empat sore hingga pukul setengah lima sore dan sabtu

pukul tiga sore. Bincang-Bincang Sore hadir sore hari sejak 2004 mulanya setengah

lima sore digeser jam tayang karena berjaringan Kompas TV harus berbagi waktu

siaran menjadi prime time RBTV. Bincang-Bincang Sore hari senin narasumber yang

datang wali kota pemerintahan, pada hari rabu narasumbernya yang dihadirkan adalah

seorang dokter dokter umum Dr. I Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya budi

Dr. Proboseno Sp.PD, K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap,

Sp.OG . sedangkan hari jumat, sabtu narasumbernya pengobatan alternatif yang

displin ilmu nya menghasilkan ilmu yang ada di dalam tubuh yang sudah memiliki

label ijin departemen kesehatan, Aji diartikan anak jineus, qiradh, terapi adem panas,

SSQ (sentuhan spiritual tubuh), Ruang Sahabat Keluarga konsultasi pribadi dan

keluarga untuk pengembangan mental, layanan pendampingan memberikan training

motivasi berupa layanan training character bulding, Mr.Khan.

Hal lain yang berbeda dari Bincang-Bincang Sore saat ini adalah Bincang-

Bincang Sore rabu dan jumat tidak membicarakan masalah bisnis. Permasalahan

bisnis ditayangkan pada program khusus yang membicarakan mengenai bisnis pada

program Bincang-Bincang Rahasia Bisnis pada hari selasa narasumbernya juga dari

RBTV intrepeuner muda Am ikom Prof. Dr,M Suyanto, MM dan BPR, Bank Amalat

Yogyakarta untuk dialog bisnis.

Programming pada program televisi swasta lokal berbeda, jika dibandingkan

dengan televisi publik dan televisi nasional swasta yang ada di Jakarta. Keseluruhan

programming televisi swasta lokal termasuk programming Bincang-Bincang Sore

disesuaikan oleh lingkungan pemograman yang berbeda baik dalam segi ukuran,

cakupan, dan kepentingannya yang memiliki beberapa programming yang

menimbulkan pretis pada programming televisi swasta lokal. Dari segi ukuran untuk

Bincang-bincang Sore kesesuaian rundown, terhadap proses produksi, cakupan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

17

penggolongan program siaran berdasarkan kelompok usia untuk memudahkan

khlayak mengidentifikasi program siaran, Bincang-Bincang Sore termasuk dalam

klasifikasi umur masuk kedalam cakupan umur menengah (orang tua, dewasa,

remaja), cakupan proses siaran yaitu Bincang-Bincang Sore cakupan sistem stasiun

berjaringan dengan tata kerja yang mengatur relai siaran secara tetap antar lembaga

penyiaran, Kompas TV menjadi sistem siaran berjaringannya, dan kepentingan pretis

ada cakupan program siaran Bincang-Bincang Sore menyesuaikan visi dan misi dari

direksi dan station manager dari RBTV yang sama dengan Kompas TV,

menghadirakn program acara yang sopan namun bermanfaat baik secara edukasi,

hiburan, maupun informasi ala RBTV-Kompas TV.

Programming pada program televisi lokal berbeda, jika dibandingkan dengan

televisi publik dan televisi swasta lokal. Keseluruhan programming televisi lokal

termasuk programming Bincang-Bincang Sore disesuaikan oleh lingkungan

pemograman yang berbeda baik dalam segi ukuran, cakupan, dan kepentingannya

yang memiliki beberapa programming yang menimbulkan pretis pada programming

televisi lokal.

2. Manajemen Produksi

Prinsip ekonomi, manajemen, yang sering disebut dengan tindakan

pengelolaan, merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian. George10

mengungkapkan definisi

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengawasan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien.

Manajemen perusahaan televisi secara khusus memiliki empat fungsi, yakni11

10

Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in

Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw -Hill. Hal.5. 11

Rahayu. dalam Amir Effendi Siregar dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia .Total

Media. Hal, 70

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

18

1. managerial function,

2. engineering function,

3. sales function, dan

4. programming function

Managerial function, merupakan fungsi manajemen yang berhubungan

dengan pengelolaan finansial, pengelolaan program dan network, sumber daya

manusia, dan sebagainya. Engineering function merupakan fungsi manajemen terkait

dengan peralatan teknis sebuah stasiun televisi menyangk ut operasional transmitter,

ruang kontrol, kamera, videotape recorder, film dan slide projector dan sebagainya.

Sales function merupakan fungsi manajemen yang menangani penjualan

program terutama yang berhubungan dengan pemasang iklan. Iklan yang ditayangkan

seperti iklan lejel home shopping, iklan terapi adem panas, iklan dari bank amalat

Yogyakarta, dan iklan femax. Sedangkan programming function merupakan fungsi

manajemen yang memiliki otoritas dalam penjadwalan program siaran. Programming

function ini bertanggungjawab melaksanakan seleksi, memproduksi program

termasuk mengelola berbagai departemen produksi beserta krunya, misalnya staf

announcers, news broadcaster, news editor, film editor dan sebagainya. Media

penyiaran diartikan sebagai institusi ekonomi yang dinilai sebagai unit

menyelenggarakan aktivitas produksi dan penyebarluasan (distribusi) pesan kepada

konsumennya12

. Programming function penjadwalan program dan topik ditentukan

oleh produser yang berkoordinasi bersama para host dan narasumber. Manajer

produksi menjalankan proses produksinya bersama tim Bincang-Bincang Sore

lainnya.

Maka dari itu diperlukan pengelolaan atau manajemen yang sesuai dengan

dinamika media penyiaran tersebut, khususnya dalam memproduksi acara televisi,

baik dari segi struktur sumber daya manusia dalam organisasinya maupun output

yang dihasilkan sebagai representasi pesan yang ingin disampaikan oleh media.

12

Rahayu. dalam Amir Effendi Siregar dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia .Total

Media.Hal. 18.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

19

Berkenaan dengan spesifikasi tugas tersebut, maka tanggung jawabnya

diberikan oleh programming function. Dalam memproduksi acara televisi, banyak

sumberdaya yang bersifat tangible yang dibutuhkan, m isalnya personel, script,

kamera, pakaian, video tape dan sebagainya13

. Proses produksinya dijalankan oleh

tim kerja yang bertanggungjawab atas produksi siarannya. Dalam satu produksi

siaran, biasanya tim kerja tersebut terdiri dari produser, pengarah acara, technical

director, floor director, lighting director, penata suara, switcher dan cameramen,

untuk tim dari eksternal Bincang-Bincang Sore narasumber dan host. Jika di Bincan-

Bincang Sore Bisnis satu narasumber dari RBTV, satu dari luar itu yang kemudian

membedakan Bincang-Bincang Sore bisnis dengan Bincang hari ini di Jogja TV dan

Adi TV tamu istimewa. Tim internal Bincang-Bincang Sore melakukan rapat pre

produksi dan menentukan rapat koordinasi mengenai proses produksi dan

penjadwalan ruang master control untuk pengarah acara, technical director, floor

director, lighting director, penata suara, switcher dan kameramen.

Tim kerja tersebut bekerja dalam empat level produksi, yakni tahap

development, pre production planning, , production, dan post production14

. Secara

khusus, dalam talkshow Bincang-bincang Sore, pengelolaan pesan yang tertuang

dalam program tersebut dilakukan oleh dua pihak. Proses produksi dijalankan tidak

hanya oleh pihak stasiun televisi saja, tetapi juga pihak terkait lain, yakni narasumber.

Sehingga secara teknis, pihak narasumber juga turu t berperan aktif dalam proses

produksi. Konsep manajemen produksi, dalam hal ini pengelolaan pesan dalam

program yang dilakukan oleh tim kerja produksi, diartikan sebagai pengaturan staf

produksi dapat saling berkesinambungan untuk mengolah input bersama-sama serta

menghasilkan output secara efektif dan efisien.

Berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen yakni pengawasan untuk

mengontrol, salah satu objeknya adalah personal sebagai sumber daya, atau lebih

spesifik pada individu yang membangun struktur organisasi dalam divisi pada proses

13

Ibid. Hal. 19 14

Jonathan Bignell. An Introduction Television Studies . New York: Routledge. 2007.Hal 136

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

20

produksi. Dengan kata lain,manajemen dalam produksi talkshow Bincang-bincang

Sore berfungsi untuk mengontrol proses kerja dalam suatu struktur organisasi, dalam

hal ini pembuat program, antara lain dalam kaitannya dengan pengelolaan pesan

dalam program yang dilakukan tidak hanya oleh satu pihak stasiun televisi saja.

Pengelolaan produksi talkshow , semua aktivitas dalam struktur organisasi

untuk mewujudkan sebuah karya talkshow sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, berbeda dengan produksi berita pada umumnya, komposisi talkshow

merupakan hasil unsur artistic. Manajemen produksi di samping mengurusi hal fisik

juga berhubungan dengan usaha penciptaan atau kreativitas, unsur berita, serta

struktur organisasi; manusia. Semua langkah atau proses manajemen akan menggeluti

unsur di atas.

3. Tahapan Produksi Program Acara Televisi

Menurut Patricia Holland manajemen produksi program acara di televisi terbagi

dalam tiga tahapan, yaitu15

:

1. Pra-Produksi: Tahap pra-produksi merupakan langkah awal dalam sebuah

produksi acara. Tahap ini meliputi;

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi riset dan pengembangan terhadap ide atau gagasan

sebagai landasan dalam menentukan tema acara yang akan diproduksi. Selanjutnya

dilakukan riset atas ide atau gagasan tersebut dan berusaha berpikir untuk

mengembangkan dan menerjemahkannya ke dalam bentuk sajian layar kaca. Dalam

mengembangkan dan menerjemahkan ide atau gagasan yang diriset bisa tertuangkan

ke dalam bentuk rundown. Ide dari berasal dari produser yang menyiapkan sebulan

15

Patricia Holland dalam Susan Tyler Eastmen dan Douglas A Ferguson. 2009. Media Programming

Strategies and Pratices.USA: Thomson Higher Education .,Hal.39

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

21

sebelum live Bincang-Bincang Sore. Menurut Naratama, rundown adalah urutan isi

acara berdasarkan perencanaan gambar, suara dan durasi waktu.

Semuanya dikemas dalam urutan yang disesuaikan dengan nomor adegan dan

keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan16

. Selain itu menurut Morissan dalam

rundown terdapat konsep “puncak lembah” yaitu: susunan berita pada setiap segmen

ini harus dimulai atau diawali dengan informasi yang paling kuat, disusul dengan

berita yang kurang kuat dan ditutup dengan kembali memunculkan informasi yang

kuat sebelum jeda iklan17

. Rundown dan topik adalah hal yang penting dalam

produksi acara. Morissan menjelaskan suatu konsep yang dinamakan puncak dan

lembah merupakan strategi rundown yang bertujuan untuk menahan agar penonton

tetap mengikuti program acara yang disajikan18

. Konsep lembah ini dipakai pada

program Bincang-Bincang Sore, disini tugas host ditantang untuk menyiapkan

pertanyaan kreatif-kreatif dan memotong pertanyaan pada setiap segmen acara .

Setelah penyusunan rundown, persiapan lainnya meliputi penjadwalan

berdasarkanrundown produksi untuk seluruh kerabat kerja yang terlibat di mastr

control room dan studio untuk live, serta penentuan anggaran biaya yang diperlukan

Bincang-Bincang Sore apabila proses produksi di luar studio. Minimal Dua kali untuk

dua topik dalam sebulan menyiapkan slot shoot di luar studio dan produser akan

berkoordinasi pada tim Bincang-Bincang Sore.

b. Rapat Redaksi (Rapat produksi)

Semua hal yang berkaitan dengan perencanaan tersebut kemudian dibahas

dalam sebuah rapat redaksi/rapat produksi ( productionmeeting) yang dihadiri oleh

seluruh kerabat kerja tim produksi. Dalam rapat ini lalu akan diputuskan tema acara

apa yang akan diambil dan diproduksi sebagai topik utama acara tersebut. Dalam

16

Naratama. Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera. 2004. Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.Hal.98 17

Ibid. Hal.235 18Ibid. Hal.232

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

22

rapat ini juga turut membahas mengenai segala aspek yang berkaitan denga n proses

produksi, mulai dari materi naskah sampai pada orang-orang yang terlibat, sehingga

pada saat penayangan (on air) atau rekaman semuanya dapat berjalan dengan baik

sesuai dengan rundown acara yang telah dibuat. Namun karena Bincang-Bincang

Sore sudah hadir menjadi program acara reguler tidak ada rapat produksi untuk

menentukan topik dan rundown acara semua berasal dari produser Bincang-Bincang

Sore rapat produksi dijalankan ketika rundown dan topik sudah ada di manajer

produksi, manajer produksi melakukan rapat mengenai rundown dan topik dengan

master control room . Guna penyesuaian alat-alat yang digunakan untuk proses

produksi. Dan pembagian tugas pada tahap organisasi tim Bincang-Bincang Sore.

c. Pengumpulan dan pemilihan materi (Collecting & Budgeting)

Pada tahap pengumpulan dan pemilihan materi, orang yang memiliki peranan

penting pada tahap ini adalah seorang produser. Seorang produser harus memiliki

kecermatan untuk menentukan dan memutuskan materi apa yang sesuai dengan hasil

rapat serta ide yang ditentukan sebelum nya. Kecermatan produser diperlukan

terutama dalam hal sebagai berikut:

1. Pemilihan materi acara dengan topik yang telah ditentukan setiap

bulannya untuk topik Jogjapolitan mengangkat publik yang sifatnya

lembaga pemerintahan, budaya ekonomi dan politik seperti Walikota, atau

XT Square obyek wisata alam, topik dokter adalah topik dokter umum dan

dokter kandungan

2. Pemilihan lokasi, untuk pemilihan lokasi per satu maret 2012 studio

produksi RBTV berpusat di gedung graha Amikom unit sa tu lantai tiga,

jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta

3. Pemilihan orang-orang yang terlibat sebagai pengisi acara, (presenter,

artis-artis, atau narasumber),

4. Pemilihan sarana-sarana seperti hal teknis kamera, dekorasi, lighting,

penyesuaian alat-alat yang diperlukan saat produksi di studio RBTV

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

23

meliputi tempat, microphone yang digunakan saat live dan komputer

player di ruangan master control.

Termasuk didalamnya, produser juga bertanggung jawab serta perencanaan

jadwal produksi (shooting schedule). Selanjutnya bila diterapkan dalam proses

produksi media, kegiatan perencanaan atau penetapan tujuan, penetapan aturan,

penyusunan rencana organisasi termasuk dalam tahap development, yaitu proses awal

dari seluruh proses produksi. Produser memiliki be rperan cukup besar dalam proses

pra produksi.

2. Produksi

Tahap produksi ini merupakan upaya mewujudkan naskah ke dalam bentuk

audio dan visual ke dalam televisi. Pada tahap ini kita sudah dapat memulai untuk

mengambil gambar atau memperoleh materi. Dalam ha l ini, seluruh kerabat kerja

yang terkait melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai format yang telah

ditetapkan agar dapat menghasilkan suatu tontonan acara yang menarik dan layak

ditayangkan.

Orang yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan prose s produksi

ini dipegang oleh seorang pengarah acara (Program Director/PD) yang bertugas

untuk memimpin dan mengatur (men-direct) setiap tugas kerabat kerja di studio

mulai dari awal hingga akhir proses produksi. Untuk program director ini dia

merangkap tugas sebagai sw itcher yang dibantu oleh floor director. Produser

kemudian bertugas mengawasi dan berusaha menjaga agar proses produksi tersebut

dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai perencanaan rundown sebelumnya.

Selain itu proses penyiaran program acara di televisi dapat dibedakan menjadi dua

jenis yaitu:

a. Program Acara Siaran Langsung (Live)

Program siaran langsung atau “Live Event” merupakan salah satu jenis

program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dibedakan menjadi

dua kategori besar, yaitu siaran langsung dari studio atau area stasiun televisi itu

sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi tersebut, baik

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

24

di dalam maupun luar kota19

. Proses siaran langsung dari studio mempunyai resiko

untuk gagal lebih sedikit dibandingakn proses siaran langsung di luar area stasiun

televisi. Hal ini dikarenakan apabila siaran langsung di area stasiun televisi sistem

jaringan sinyal penyiarannya terhubung langsung dengan bagian penyiaran ( master

control on air). Proses produksi Bincang-Bincang Sore selalu berada di sistem

jaringan sinyal penyiaran yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (master

control on air).

b. Program Acara Siaran Tidak Langsung (Taping)

Program siaran tidak langsung atau disebut taping merupakan proses siaran

yang melewati proses rekaman terlebih dahulu. Kemudian baru dilakukan proses

penyempurnaan. Penyempurnaan dilakukan melalui sistem audio meliputi: mixing,

dubbing, sistem video meliputi: proses editing, serta sistem chroma key. Sistem

chroma key adalah penggunaan efek warna dengan penggunaan background.

Biasanya lebih sering menggunakan background warna biru dan hijau20

. Nah untuk

acara tidak langsung biasanya produksi Bincang-Bincang Sore untuk peringatan hari-

hari besar, seperti hari raya lebaran, yang akan dijadikan program siaran tidak

langsung (taping) dan sesuai permintaan narasumber untuk memasukan insert -insert

gambar yang akan dijadikan untuk live Bincang-Bincang Sore.

3. Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahap akhir dari sebuah proses produksi. Pasca

produksi meliputi tugas-tugas penyuntingan atau editing. Tahapan ini digunakan baik

untuk editing gambar/visual, maupun audio. Editing gambar meliputi

cataloging/capture gambar, pemberian efek gambar (animasi), pemberian tulisan-

tulisan (credit title), pemberian grafik, dan lain-lain. Penyuntingan audio meliputi

pemasukkan elemen musik, sound effect, dubbing, dan lain-lain. Biasanya tahap

pasca produksi yang menyangkut editing ini hanya terdapat pada program -program

19

Setyobudi Ciptono. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. 2005. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Hal.43 20

Ibid. Hal. 47

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

25

berita dan non berita yang ditayangkan secara mendalam dan bersifat rekaman/ taping.

Tahap editing ini tidak dilakukan untuk program yang ditayangkan secara live

(langsung). Selain berkaitan dengan tugas editing, tahap pasca produksi juga

mencakup tugas-tugas lain seperti pendistribusian dan promosi acara yang telah

diproduksi. Di akhir proses pasca produksi, umumnya diadakan proses evaluasi.

Tahapan evaluasi ini mencakup proses editing jika ada taping, pengevaluasian

tim produksi di Bincang-Bincang Sore terhadap acara yang telah ditayangkan. Dalam

rapat evaluasi yang setelah rapat pasca produksi tidak ada notulensi untuk berita acara

rapat evaluasi, evaluasi dibagi menjadi dua, dimana produser yang akan

mengevaluasi narasum ber dan host. Kesesuaian konflik narasumber dan host yang

terbangun sebagai rekan kerja yang memiliki kedekatan dan keterikatan secara

emosional, produser sebelum bertemu dengan narasumber dan host untuk di evaluasi

produser akan lebih dahulu menghubungi asisten produser , sedangkan seluruh kerabat

kerja produksi Bincang-Bincang Sore evaluasi koordinasi segi teknis pelaksanaan

floor director dan kameramen pengkoreksian blocking gambar yang terkait acara live

Bincang-Bincang Sore berkumpul lalu melakukan pembahasan mengenai masalah-

masalah yang terjadi dalam proses produksi acara yang telah ditayangkan.

Proses evaluasi meliputi pengkoreksian kekurangan, kendala, serta cara -cara

untuk mengantisipasi agar masalah tidak terulang kembali dalam tayangan

berikutnya. Sesuai dengan penjabaran di atas, manajemen dibedakan menjadi tiga

bagian pengertian, yaitu manajemen sebagai suatu proses pelaksaaan tujuan tertentu,

manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen

serta manajemen sebagai ilmu pengetahuan dan seni, diterapkan menurut

karakteristiknya tersendiri dan memiliki sifat yang khas21

.Namun dalam

pelaksanaannya konsep manajemen dapat diaplikasikan dalam kondisi yang beragam

sesuai situasi, lokasi dan waktu. Dengan demikian,konsep manajemen Bincang-

Bincang Sore bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi organisasi diluar tim Bincang-

21

Syafril.Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ekonomi. 2003.Jakarta:Bumi Aksara.Hal.117

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

26

Bincang Sore dan tim internal. F leksibel disini maksudnya keseasuian juga antara tim

Bincang-Bincang Sore, host, narasumber, karena acara Bincang-Bincang telah

menjadi acara talkshow yang rutin yang menghibur masyarakat Yogyarkarta dengan

topik-topik yang mengedukasi dan menginspiratif sesuai visi dan misi yang sama

berjaringan Kompas TV adanya sistem saluran berjaringan. Selanjutnya dalam

produksi talkshow, konsep manajemen digunakan sebagai suatu cara atau proses

untuk membuat sebuah perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian program agar berjalan efektif dan efisien.

4. Talkshow

Di Indonesia program ini dikenal juga sebagai program wicara. Program ini

banyak mengangkat tentang pembicaraan mengenai topik yang menarik yang hangat

dibicarakan masyarakat. Selain itu terdapat juga tanya jawab persoalan dengan hadiah

dan sebagainya. Program talk show memperoleh tekanan yang berbeda, yaitu:

pertama, tekanan pada aspek show-nya, ini berarti program talk atau pembicaraannya

berkonteks pada program show-nya. Atau kedua, tekanan program pada program talk-

nya, show sebagai ilustrasi saja atau daya tarik22

. Dalam program ini pembicaraan

tidak terlalu terkait oleh show-nya saja, namun lebih mementingkan isi dari

pembicaraan. Fred Wibowo menambahkan mengenai latar tempat dimana interview

(wawancara) berlangsung, meskipun acara diadakan baik itu di dalam maupun di luar

studio, atau bahkan diskusi yang diselenggarakan di televisi dapat juga disebut

sebagai program mimbar televisi atau bisa juga disebut talkshow program23

.

Program wicara atau biasa disebut the talk program hadir meliputi beberapa

tipe-tipe dalam programnya antara lain: vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik di

studio mapun di luar studio, dan diskusi panel ditelevisi24

. Program the talk program

22

Fred Wibowo, Djony Herfan. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. 1997. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hal 50 23

Ibid. Hal 50 24

Ibid. Hal:66

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

27

(uraian pendek) didahului dengan munculnya presenter membicarakan sesuatu yang

menarik untuk membuka acara. Untuk Bincang-Bincang Sore menggunakan tipe vox-

pop.

Talkshow sendiri memiliki ciri khusus yaitu penampilan host dan narasumber

dalam satu panggung membicarakan suatu topik atau permasalahan25

. Program acara

talkshow memiliki pengertian dan kepentingan yang hampir sama bahkan

dapatdikatakan mencakup diantaranya wawancara, diskusi dan dialog. Wawancara

merupakan siaran dalam bentuk tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk

menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat. Diskusi adalah

pembahasan bersama dengan moderator untuk memperoleh persamaan pendapat,

dalam hal ini mengenai sifat pendapat yang berbeda. Sedangkan dialog adalah

pembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi.

Program talkshow merupakan salah satu program acara televisi yangtermasuk

ke dalam kategori nonfiksi. Menurut Wibowo, program talkshow dapat dijelaskan

sebagai berikut:“Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan

pembicaraan seseorang, apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu

dinamakan program uraian pendek atau pernyataan. Wawancara dilakukan oleh dua

orang dan diskusi oleh lebih dari dua orang”26

. Definisi talkshow menurut Farlex

dalam

The Free Dictionary: A television or radio show in which

noted people, such us authorities in aparticular field,

participate in discussion or are interviewed and often

answerquestion from viewers or listeners.

Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang ahli

dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan

kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar27

.

25

Fred Wibowo, Djony Herfan. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. 1997. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hal: 67 26

Ibid Hal:68 27

Farlex.2005.the Free Dictionary.Diakses tanggal 13 April 2013.Terarsip dala m

http://multimediaartikel.blogspot.com/2010/02/pengertian -talk-show.html.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

28

Format tayangan talkshow di televisi juga menggunakan format klasik

komunikasi, yaitu dialog. Selain menghadirkan tema-tema yang menarik, penggunaan

host dan pemilihan bintang tamu atau narasum ber yang kompeten menjadi faktor

yang menjadi daya tarik sebuah talkshow . narasumberdalam talkshow merupakan

faktor utama yang bisa menentukan berhasil atau tidaknya seb uah talkshow .

Pemilihan narasumber terkait dengan prinsip prominence atau seberapa penting arti

narasumber tersebut terhadap audiens. Oleh karena itu narasumber dalam sebuah

talkshow bisa dari berbagai kalangan seperti Intrepener muda Amikom untuk mengisi

topik Bisnis, dan dokter umum Dr. I Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya

budi Dr. Proboseno Sp.PD, K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap,

Sp.OG

Acara talkshow memiliki ciri khusus yaitu menggunakan bahasa sederhana

yang bersifat universal sehingga apa yang dibicarakan dalam acara tersebut dapat

dimengerti oleh seluruh penontonnya. Mengenai isi atau tema yang dibahas memang

tema yang benar-benar penting atau fenomena yang sedang berkembang dan hangat

dibicarakan oleh masyarakat melalui media. Berdasarkan KPI Nomor

009/SK/KPI/8/2004 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program

Siaran Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan bila program talkshow

seperti yang dijelaskan di atas termasuk dalam kategori program acara yang faktual.

Tetapi secara umum, talkshow adalah program acara yang mengulas suatu

permasalahan melalui perbincangan, diskusi, wawancara dan interaksi dengan

narasumber dan ataupemirsa, tanpa kehadiran aktor yang memerankan karakter

tertentu.

Menurut Rose dalam Lusiana28

talkshow bisa diartikan sebagai sebuah

program acara yang mengkombinasikan talk dan show , dan materi acara yang berupa

“structured conversation” . Structured conversation yang dimaksud adalah materi

dalam acara tersebut sudah dikemas, didesain, dan dirancang sedemikian rupa dalam

28

Fred Wibowo, Djony Herfan. Op.Cit.,Hal.51

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

29

tiap penayangan program acara tersebut. Seperti, dari segi tema yang hendak dibahas

atau disampaikan, kapan waktunya, dan bagaimana cara menyampa ikannya telah

dipersiapkan secara matang. Pada hakikatnya talkshow sendiri memiliki prinsip-

prinsip dalam pelaksanaannya. Walaupun dapat berkembang dengan banyak

penambahan dan perubahan materi disana-sini, talkshow tetap mempunyai prinsip-

prinsip utama yang unik dan membedakannya dengan program -program lain. Prinsip-

prinsip tersebut menurut Lusia dalam Oprah Winfrey 29

adalah sebagai berikut:

1. Acara dibawakan oleh seorang host atau pemandu acara.

2. Acara mengandung percakapan yang berisi pesan.

3. Talkshow merupakan produk atau komoditi yang harus berkompetisi

dengan produk lain.

4. Talkshow merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan

berbagai profesi, mulai dari produser, penulis naskah, pengarah acara,

penata rias dan rambut, dan bagian pemasaran.

Jika dikaitkan, industri televisi, maka talkshow sebenarnya format klasik

komunikasi yang dirancang sedemikian rupa, pemberian visualisasi agar tidak

membosankan untuk ditonton, serta diberi tema yang menarik agar audiens tertarik

untuk menyimaknya. Lebih lanjut, talkshow merupakan sebuah forum yang

mewadahi terjadinya perdebatan isu yang terkait dengan kultur, situasi politik, serta

kondisi sosial suatu masyarakat.

5. Tipe-tipe Talk Show

Tipe-tipe talkshow bermacam-macam jika dibagi berdasarkan waktu

penayangan, tipe kemasan, serta berdasarkan materi talkshow . Bernard M. Timberg

membagi talkshow berdasarkan waktu penayangan, yaitu30

:

29

Lusia Amelita. Oprah Winfrey: Rahasia Sukses Menaklukkan Panggung Talk Show. 2006.

Jakarta: GagasMedia.Hal.33

30Timberg, Bernard M. Television Talk: A History of the TV Talk Show.2002.Diakses tanggal 11 April

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

30

1. The late-night entertainment talkshow. Talkshow jenis ini ditayangkan di

malam hari selepas prime time. Talkshow jenis ini pertama kali

dipopulerkan oleh Jhonny Carson dalam The Tonight Show dan

ditayangkan oleh NBC. Talkshow ini mengalamibeberapa kali pergantian

host hingga terjadi perang pemilihan kandidatantara David Letterman dan

Jay Leno. Pada akhirnya, hingga saat ini The Tonight Show dibawakan

oleh Jay Leno sementara David Lettermanhengkang ke stasiun televisi

ABC dan membuat talk show serupa dengan judul The Late Night Show .

Segmentasi audiens yang dituju oleh programini adalah pria dewasa.

2. Bincang- Bincang Sore termasuk tipe talkshow The daytime audience-

participation show. Talk show jenis ini ditayangkan pada siang hari.

Berbeda dengan late night show , talkshow ini melibatkan audiens untuk

terlibat berinteraksi secara langsung dengan bintang tamu. Layanan

telepon interaktif. Dialog yang terjadi antara host dan narasumber lebih

emosional. Talkshow jenis ini yang hingga sekarang yang paling populer

adalah Oprah Winfrey Show .

3. The early-morning news talk magazine show. Tipe talkshow ini

mengadaptasi dari format radio. Radio yang merupakan media bayangan

(shadow media) memunculkan tipe talkshow ini dengan tujuan menemani

audiens mengawali hari dengan aktifitas pagi. Di kota -kota besar yang

identik dengan kemacetan, format ini ditujukan untuk membunuh

kebosanan pendengar di mobil pribadi ketika berangkat menuju kantor.

Berdasarkan kemasannya, talkshow dibagi menjadi dua, yaitu light

entertainment dan serious discussion. Light entertainment memiliki atmosfer positif,

nyaman, ceria, dan host mewawancarai narasumber dengan santai. Seringkali

pertunjukan juga diiringi dengan musik. Yang kedua yaitu serious discussion.

Talkshow ini menggunakan proses diskusi dalam bentuk wawancara dalam mengolah

2013. Terarsip dalam http://www.museum.tv/archives/etv/T/htmlT/talkshows/talkshows.htm .

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

31

materinya. Berdasarkan kemasannya Jane Shattuc membagi talkshow dalam dua

kategori31

yaitu :

1. The celebrity talkshow

Seperti namanya, fokus dari talk show ini adalah bintang tamu yang berasal

dari kalangan selebritas. The Tonight Show dan Late Night Show mengambil format

ini dalam pertunjukannya. Ciri yang khas dalam pertunjukan ini adalah host dan

keikutsertaan band leader menghidupkan

acara lewat humor.

2. The confessional / issue-oriented talkshow

Materi dari talk show ini adalah pengakuan dari seseorang yang dihadirkan

sebagai bintang tamu. Ciri dari talkshow ini adalah mengangkat perbincangan yang

muncul di ruang pribadi ke ruang publik. Oleh karena itu tema -tema yang sering

muncul adalah isu tentang kekerasan dalam rumah tangga, gay dan lesbian, masalah

pelecehan seksual di kantor, dan lain-lain. The Oprah Show termasuk ke dalam jenis

talk show ini.

Bincang-Bincang Sore berdasarkan kemasannya adalah The confessional /

issue-oriented talkshow Pada dasarnya program acara talkshow berangkat dari dua

tradisi sentral, yaitu berita (news) dan hiburan (entertainment). Format talkshow akan

mengarahkan pada informasi berita atau bahkan talk show tersebut akan berkembang

menjadi hybrid forms yang mencampuradukkan antara news,public affairs, dan

entertainment. Hal ini berpengaruh terhadap elemen-elemen talkshow secara

keseluruhan, meliputi peran-peran dalam talkshow , pemilihan tema, hingga bentuk

obrolan dalam talkshow .

Pemilihan host pun dilakukan dengan konsep awal format sebuah talkshow itu

sendiri. Menurut Timberg, dalam sebuah program acara televisi yang berformat

talkshow memiliki elemen-elemen tertentu. Elemen-elemen itu terdiri dari naskah

atau materi talkshow yang digunakan, penggunaan host sebagai pembawa acara serta

31

Jane Shattuc. The Talking Cure: TV Talk Shows and Women.1997.Diakses tanggal 16 April 2013.

Terarsip dalam http://talkshows.about.com/cs/daytimetalkshows/a/postwar.html

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

32

bintang tamu yang diundang dalam program talkshow. Mengenai materi, host dan

bintang tamu dalam talkshow sudah dijelaskan diatas yaitu penjelesan talkshow

berdasarkan, kemasan, waktu dan materi talkshow yang disampaikan oleh Timberg

dan Jane Shattuc.

G. Kerangka Konsep

Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berdasarkan studi ilmiah maka

dalam kerangka konsepnya tidak hanya berdasarkan penalaran saja, tetapi juga

dilandasi dengan teori-teori. Konsep atau dasar teori yang digunakan adalah konsep

manajemen media dalam program talkshow di televisi, Konsep Manajemen Produksi

(talkshow), konsep produksi ( talkshow), konsep dari sebuah talkshow , konsep divisi

pemberitaan dan komunikasi yang ada dalam proses pembuatan sebuah talkshow.

1. Konsep Manajemen Media dalam Program Talkshow di RBTV

Kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris management yang mulanya,

pada bahasa Italia disebut manaj (iare) serta mamispada Bahasa Latin. Kata

manajemen didefinisikan sebagai tindakan memimpin, membimbing, dan mengatur.

Sedangkan menurut Henry Fayol, seorang tokoh ekonomi, dalam buku Manajemen

Penerbitan Pers, mengemukakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses

perencanaan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber-sumber

lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian32

. Menurut Fayol dalam

Djuroto33

, setidaknya ada empat belas asas dalam manajemen. Keempatbelas asas

tersebut yakni pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab, disiplin, kesa tuan

perintah, kesatuan pengarahan, ketertiban, keadilan, prakarsa, stabilitas masa jabatan,

32

Totok Djuroto. 2004. Manajemen Penerbitan Pers . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 96. 33

Ibid. Hal. 98.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

33

kesatuan, jenjang kepangkatan, penggantian pegawai, pemindahan wewenang, serta

pengutamaan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

George mengungkapkan definisi manajemen yang sejalan dengan empat

fungsi manajemen, yakni planning, organizing, leading dan controlling untuk

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien34

. Fungsi planning manajemen

diartikan sebagai proses mengidentifikasi dan menentukan tujuanserta arah tindakan

yang tepat35

. Terdapat tiga langkah dalam proses planning, yakni

1. Menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai, tim Bincang-Bincang

Sore untuk menarik penonton menyukai Bincang-Bincang Sore,

2. Menentukan arah tindakan yang akan dilakukan untuk dapat meraih tujuan

tersebut, dan produser menentukan rundown, sebelum topik acara setiap

bulannya untuk mendapatkan informasi untuk topik data di dapat dari

narasumber.

3. Menetapkan cara mengalokasikan narasumber dan tim produksi Bincang-

Bincang Sore untuk dapat meraih tujuan tersebut.

Secara garis besar, fungsi perencanaan berkaitan erat dengan strategi dalam

organisasi. Jika diterapkan dalam proses produksi media, kegiatan perencanaan atau

penetapan tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana organisasi termasuk dalam

tahap development, yakni proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang,

pembangunan ide, penelitian, serta perencanaan audio visual yang sesuai, serta

budget dan treatment. Fungsi manajemen yang kedua, yakni organizing, merupakan

proses pembentukan struktur hubungan kerja yang di dalamnya terjadi interaksi dan

kerjasama antara anggota organisasi untuk meraih tujuan bersama36

.

Kegiatan pengorganisasian ini melibatkan peran manajer dalam m enentukan

pengelom pokan kerja personel ke dalam tiap departemen atau divisi berdasarkan jenis

34

Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in

Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw-Hill.., Hal. 5. 35

Ibid., Hal, 8. 36

Ibid. Hal. 12.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

34

pekerjaan spesifik yang akan dilaksanakan baik secara personal maupun dalam tim.

Dalam proses ini, manajer juga menetapkan rancangan kekuasaan dan tanggungjawab

di antara individu dan kelompok yang berbeda dan mereka menentukan cara

mengelola sum ber daya dengan baik, khususnya sumber daya manusia.

Hasil kegiatan pengorganisasian tersebut merupakan struktur organisasi, suatu

sistem formal hubungan kerja yang mengatur dan memotivasi anggota organisasi

sehingga dapat bekerjasama meraih tujuan organisasi. Pembentukan struktur serta

pembentukan bagianbagian, pembagian tugas, pengelompokkan pegawai, sesuai job

description tersebut termasuk dalam kegiatan pre-production yang di dalamnya

terdapat persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama

kerabat kerja yang telah dibentuk, contohnya pemilihan lokasi, kontributor, dan

penentuan jadwal produksi, designs, property, kostum berasal dari narasumbernya

dan kostum untuk host serta iklan, bumper in.

Hal lainnya adalah fungsi leading dalam manajemen merupakan kegiatan

pengartian visi yang telah direncanakan dalam struktur yang telah dibentuk

sebelumnya, sesuai dengan proses kegiatan produksi yang meliputi upaya merubah

bentuk naskah menjadi audiovisual, yakni pelaksanaan syuting di lokasi, mengikuti

rencana yang telah ditentukan dalam budget dan jadwal, penggunaan director,

presenter, dan kru teknis yang telah ditentukan dan diorganisir di tahap produksi.

Terakhir, fungsi controlling atau yang diartikan sebagai proses evaluasi

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan ataupun kegiatan pengambilan tindakan

dalam memelihara maupun memperbaiki hasil produksi. Hasil proses pengawasan ini

ialah kemampuan mengukur hasil kerja secara akurat dan mengatur efisiensi serta

efektivitas organisasi.

Fungsi kontrol juga merupakan kegiatan evaluasi atas tiga fungsi manajemen

yang lain, yakni planning, organizing, dan leading. Implementasi fungsi tersebut

dalam proses produksi nampak pada tahap post-production, tahap penyelesaian atau

penyempurnaan audio visual yang biasa disebut dengan proses editing. Konsep

manajemen yang dibedakan ke dalam tiga bagian pengertian, yakni manajemen

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

35

sebagai suatu proses pelaksanaan tujuan tertentu, manajemen sebagai kolektivitas

orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen serta manajemen sebagai ilmu

pengetahuan dan seni, diterapkan menurut karakteristiknya tersendiri dan memiliki

sifat yang khas37

.

Konsep manajemen dapat diaplikasikan ke dalam kondisi yang beragam

sesuai situasi, lokasi dan waktu. Desain pengorganisasian yang diartikan sebagai

proses pembuatan pilihan spesifik hubungan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh

manajer menghasilkan konstruksi struktur organisasi secara khusus atau particular.

Desain manajemen tercermin dari tiap situasi spesifik organisasi, dalam

situasi stabil manajer akan lebih tepat menerapkan struktur mekanistis sedangkan

dalam kondisi fleksibel, struktur organik akan lebih efektif38

. Hal inilah yang

memberi penekanan pada pernyataan bahwa konsep manajemen bersifat fleksibel,

sesuai dengan kondisi. Dengan demikian, diaplikasikan dalam produksi talkshow ,

konsep manajemen digunakan sebagai suatu cara atau proses untuk membuat sebuah

perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan

pengendalian program supaya berjalan efektif dan efisien.

Media massa merupakan sumber utama informasi dan hiburan serta berperan

penting dalam fungsi transmisi budaya, selain itu, industri media memiliki

karakteristik yang spesifik.

Terlebih pemahaman mengenai eksistensi te levisi swasta yang diartikan

sebagai perwujudan tampilan televisi sebagai entitas bisnis. Prinsip ekonomi

kapitalisme dalam televisi lokal hampir sama dengan prinsip ekonomi pada televisi

swasta yaitu menjadi bagian penting dalam perputaran roda perekonomiannya.

Televisi menjadi sarana penjualan produk oleh produsen melalui iklan yang

ditayangkan. Sehingga iklan merupakan sumber dana bagi televisi lokal dalam

37

McLuhan. Marshal 2001. Understanding Media: The Extensions of Man.Routledge: Social

ScienceMedia Studies. Hal. 117. 38

Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in

Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw-Hill., Hal. 451.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

36

memproduksi program air time-nya. Timbulnya penekanan di televisi bagian dari

entitas yang berdampak pada kedinamisan industri media penyiaran di Indonesia.

2. Konsep Manajemen Produksi Talkshow

Manajemen media sebagai berbagai hasil dari bidang penelitian yang

kompleks dan berbeda-beda dengan berbagai kedudukan dan penetapan yang telah

digunakan institusi media. Manajemen media kemudian diketahui dan bagaimana

cara yang telah diperoleh dan tidak dapat diubah secara umum. Pengertian dari

sebuah manajemen media sangat luas. Pengertian manajemen menurut kamus besar

bahasa Indonesia adalah pertama penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran, kedua pimpinan yang bertanggung awab atas jalannya perusahaan

dan organisasi.

Pengertian secara luas dari manajemen media adalah menerapkan prinsip dan

menjalankan prinsip-prinsip itu dimana itu bagian dari karakteristik perusahaan

media sehingga mengasilkan penemuan baru tentang manajemen media yang telah

ada di pasar global saat ini. Dari pengertian manajamen diata s manajemen media

adalah hasil dari sebuah perusahaan media yang memiliki karakteristik perusahaan

media, yang menjalankan prinsip-prinsip berupa visi dan misi dari perusahaan media

sehingga dari karakteristik ini didapat sebuah produk dari manajemen media berupa

manajemen produksi.

Pengertian dari media mewakili suatu sub sektor ekonomi dan bisnis dalam

suatu bidang luas menegaskan dalam suatu wilayah luas member definisi sebagai

symbol-simbol ekonomi sebagai kemunculan ekonomi.39

Ciri-ciri dari seluruh media

di Indonesia tidak mudah digeneralisasi dan tidak diubah secara umum.

Manajemen media yang menghasilkan manajemen produksi yang berbeda

dengan manajemen ekonomi. Dasar dari hasil manajemen media yaitu surat kabar,

39

Nieto. Appreance economic and information markets.Vol (2) no 14. Comunicacion y Socieded. 2001.

hal.142

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

37

film, pertunjukkan televisi dan program televisi. Produk dari media begitu signifikan

bahwa setiap upaya dari produk media dianggap sebagai resiko secara keseluruhan.

Resiko ini maksudnya adalah program televisi sifatnya bervariasi dan berubah -ubah

setiap waktunya. Sehingga produk media ini berhati-hati dan menayangkan acara

secara bijaksana yang diletakkan pada ide-ide, teori dan prinsip-prinsip dari

manajemen produksi sebagai produk media secara universal.

Dilakukan oleh perusahaan media saat ini pertama adalah berusaha keras

melakukan usaha dengan kekuasaan dimiliki menghasilkan berbagai banyak media

tidak lebih dari satu media yang dimiliki, kedua perusahaan media berusaha

mengatasi tantangan dari akibat yang ditimbulkan dari program televisi dian taranya

pola program televisi, menetapkan harga dan pengaruh dari konten40

. Tiga aspek

dasar ciri produk media dari kedua perspektif: pertama, produk media sebagai

informasi, kedua program talkshow Bincang-Bincang Sore, antara narasumber dan

tim produksi Bincang-Bincang Sore, dan ketiga kreativitas dari manajemen produksi.

Perusahaan media akan membentuk organisasi untuk menentukan pola program

televisi, mutu harga, menetapkan harga dan pengaruh konten. Keberhasilan dari

organisasi media kemudian akan ditonton oleh masyarakat.

Program televisi memilik i bervariasi dan berubah-ubah sehingga bisa kita

temukan sifat-sifat dari program televisi sebagai manajamen produksi. Program

televisi akan menghasilkan isi acara yang dihasilkan sebagai barang ekonomi yang

berdasarkan pada sosial dan budaya. Pendapat Bates:41

Perusahaan media berhutang

itu sifat itu menjadi ciri yang berakibat dari produk seperti ekonomi mengingat

karakteristik menghasilkan alasan-alasan pokok dari fakta-fakta sosial dan budaya

dari konten isi yang berbeda. S ifat lain dari manajemen produksi adalah cara

perusahaan dan organisasi media memasarkan program televisi, pemasaran ini

ditentukan dari penetapan kedudukan dan kekuasaan. Sifat mereka yang luar biasa ,

40

Bates.BJ. Information as an economic good.dalam Wasko (eds). Sources of Individual and social

value, Jurnal Media Product Management. Madison:University of Wisconsin Press.1988 Hal 76 -94 41

Ibid. Hal 94

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

38

beberapa fitur tersebut adalah hasil dari program memainkan pasar ekonom i,

sedangkan karakteristik lain berasal dari signifikansi sosial dan budaya tertentu yang

mendasari berbagai jenis konten/ isi program42

.

Sifat dari program televisi sebagai dari produk media adalah cara pengelola

media memasarkan program televisi, pemasaran ini ditentukan dari penetapan

kedudukan dan kekuasaan. Manajemen produksi memainkan peran penting dalam

membedakan tantangan-tantangan untuk memenuhi keberagaman kebutuhan dan

tujuan target pasar dengan tujuan yang menguntungkan, berke lanjutan, dan

menguntungkan disini adalah penonton dan iklan. Tantangan-tantangan itu antara lain

pola program televisi, mutu harga, menetapkan harga dan pengaruh dari konten.

Fakta bahwa orang-orang yang berbakat dengan kekuatan untuk

mempengaruhi penonton dari satu media yang lain , dari satu perusahaan ke

perusahaan lain , berarti mereka menggunakan posisi tawar yang besar , yang kadang -

kadang kondisi kemungkinan beberapa perusahaan harus bersaing dan bertahan .

Oleh karena itu , semua aspek kontrak yan g berkaitan dengan kegiatan profesional

dan kerja adalah yang paling penting di sektor ini . Diantaranya pola program televisi,

mutu harga dari jumlah proses produksi, menetapkan harga dan pengaruh dari konten.

Harga dan Konten ini karena menjadi tantangan manajemen produksi menentukan

pola program televisi adalah mampu memenuhi kebutuhan pasar yaitu informasi dan

hiburan dimmana itu sebagai dasar manajemen produksi membuat keputusan

mendasar:

a) Tawaran dari pola program televisi(tawaran dari penonton yang

menginginkan suatu program acara yang sopan, bermanfaat dan mengispirasi.

b) Menetapkan dan mengelola standar kualitas talkshow, kualitas dengan

menampilkan narasumber,topik dan tim Bincang-Bincang Sore yang membuat

penonton menyukai talkshow Bincang-Bincang Sore

42

Ibid.Hal 77

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

39

c) Menetapkan hubungan talkshow dengan harga saat proses produksi di luar

studio.

d) Membuat talkshow Bincang-Bincang Sore

Penonton menjadi alasan utama dari penentuaan pola program televisi dan

mendefinisikan khalayak yang dituju, maka selanjutnya adalah penonton dari

menyukai program Bincang-Bincang Sore. Posisi menentukan persepsi narasumber

program Bincang-Bincang Sore di pasar untuk dapar berhati-hati. Program acara yang

dilihat dari iklan yang masuk, bloking iklan. Jenis konten untuk mengidentifikasi

perbedaan program yang sama, penyusunan kategori konten dalam konsep genre jenis

program apa yang diminati masyarakat berdasarkan tema televisi43

.

Setelah itu pola program televisi yang sukses adalah kemampuan integrasi

manajamen media mampu bekerja secara harmonis untuk menghasilkan program

favorit . Masyarakat penyuka film, berita, olahraga dan talkshow biaya produksinya

berbeda. Setiap genre program menghasilkan biaya-biaya yang berbeda-beda dan

manajemen produksi sebagai kunci penentuan biaya produksi. Diperkuat oleh

penuturan Ritz:44

Manajemen dari pekerja media digunakan untuk memaksimalkan

pendapatan dari konten program bersamaan dengan strategis ikatan

dan tidak ikatan dengan aspek-aspek yang mengembangkan isu ke

dalam berkas untuk pengelolaan hak konten (kuantitas, kualitas,

jangkauan, masa hidup, dll) sehingga menghasilkan inisiatif berkas

43

Arrese A & Medina. Competition between new and old media in economic and financial news

markets. dalam. Picard R.G. Media firms: Structures, Operation and performance . London.. Lawrence

Erlbaum Associates. 2002. Hal.59-75 44

Ritz . 2002. Modeling Production o personalized information services and their delivery on multiple

distribution channels. Retrieved May,6 2013 from

http://www.dimi.uniud.it/mizzaro/AH/2002/proceedings/pdfs/2ritz. pdf

Rosen,S,(2002).Modelingproduction of personalized information services and their delivery on

multiple distribution channels. Retrieved 6 Mei 2013 from

http://www.dimi.uniud.it/∼mizzaro/AH2002/ proceedings/pdfs/2ritz.pdf.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

40

mutu harga pola program yang lebih atau kurang kompleks dan

menarik.

Penonton dan manajemen produksi pola program ini menjadi strategi bagi

pengelola mendapatkan keuntungan. Strategi ini didasarkan oleh sorotan perilaku

dinamis dalam penyebab market. menyoroti perilaku yang dinamis sebagai penyebab

pasar. Kekreatifitasan marketing menjadi alasan yang tidak dapat tergantikan yang

kemudian menjadi alasan penetapan harga.

Strateginya adalah tuntutan harga yang harus mengoptimalkan secara

bersamaan untuk menjual keuntungan dan memenuhi harapan klien. Pesaing

menerima dana dari pemerintah, pesaing menerima dari pendapatan iklan yang dari

program acara. Kedua talkshow tuntuntan harga disepakati kemudian struktur harga

yang harus diingat oleh narasum ber, production house, untuk memproduksi kembali

tema-tema yang ditetapkan oleh pasar tradisional yang semakin kompleks. Ketiga

kebijakan harga bagi media merancang berbagai hal bagi media dan sistem

pendapatan agar pengelola media dapat membayarkan pembiayaan kepada pihak

ketiga pengiklan.

Biaya produksi juga dapat berasal pasar yang sangat dinamis dan meluas

sesuai permintaan pasar. Mengingat ide-ide ini , tiga jalan utama tentang keputusan

harga bisa dieksplorasi , yang menahan minat khusus untuk pasar media :

a) Menggunakan penerapan skema harga atau bebas,

b) Harga per unit atau harga per penggunaan ,

c) Beralih ke diskrim inasi harga .

Produksi program sangat mempenharuhi manajamen produksinya terlebih

konten itu berjaringan. Konten berjaringan memungkinkan desain dan komersialisasi

di televisi lokal yang berbeda dari isi dasar program ini yang kemudian dilakukan

RBTV , dalam rangka memenuhi segmen kebutuhan spesifik dari konsumen yang

berbeda.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

41

Pengaruh konten yang menjadi pengaruh program :

a) Potensi untuk menangani berbagai penawaran isi program, namun , pada saat

yang sama , memegang identitas yang konsisten ,

b) Kemampuan untuk menjalani pembaruan terus-menerus namun berpegang

pada nilai-nilai yang relevan dan hubungan dalam pasar,

c) Kemampuan untuk menetapkan standar profesional dan kreatif baik ,

mencapai status masyarakat , dan konsumen bantuan dalam jumlah yang

semakin meningkat dari pilihan . bidang konten tertentu , dan jenis kampanye

promosi akan dibutuhkan dalam setiap kasus.

Hasil dari manajamen media berupa manajemen produksi ini banyak yang

dilakukan media untuk mengetahui pengelola media menghasilkan tontonan yang

berkualitas sehingga menimbulkan kepercayaan penonton tidak dapat menilai kualitas

program acara kemudian dibandingkan dengan kualitas yang penonton butuhkan45

.

Pemuasan kebutuhan penonton ini kemudian didasarkan pada dua bagian yaitu

penting (material) dan tidak penting (immaterial). Penting (material) terbagi lagi

menjadi beberapa bagian lagi program acara berita, program acara fiksi, dan program

acara talkshow Bincang-Bincang Sore sifatnya kontennya mengajak, mengedukasi,

menginformasi. Tidak penting (immaterial) non fiksi, intertaiment, drama

seri/sinetron. Keduanya berkerja sama untuk memenuhi kebutuhan penonton,

permintaan untuk program televisi, elemen transmisi, mempertimbangkan

aksesbilitas program acara dilihat dari manajamen produksinya.

Kekuatan dari program acara yang dilihat dari manajemen produksi adalah

kemampuan dari organisasi media untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan isi yang

bersifat informative, persuasive, dan hiburan. Program talkshow Bincang-Bincang

Sore sebagai informasi memberikan keyakinan yang besar bagi konsumen untuk

memainkan peran penting dalam manajemen produksi. Manajemen produksi mengerti

apa yang dibutuhkan masyarakat secara lebih luas dan lebih kecil agar penonton tetap

45

Darby,E., M & Karni, E. Free Competitiom and the optimal amount of fraud. dalam jurnal of Law

and Economic.Vol (16). 1973.Hal.67-68

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

42

menyukai acaranya46

. Sehingga pada proses pembiayaan dan produksi di luar studio

yang tidak langsung disesuaikan untuk membiayai produksi mereka47

. Manajemen

produksi media memenuhi kebutuhan permintaan program televisi, dan permintaan

penonton ini membutuhkan pembiayaan tinggi dan pembiayaan rendah sebagai

pemuas kebutuhan penonton.

3. Konsep Produksi dalam Talkshow

Keberhasilan dari suatu produksi program acara di te levisi d isokong oleh

kreatifitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital

yang dimiliki setiap organisasi produksi program acara yaitu teknik, program dan

pemasaran48

. Keberhasilan produksi program acara di te levisi bergantung pada

bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada tiga bidang tersebut. Kualitas

manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan dalam memimpin

pengelola program acara yang bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang

ada pada tiga bidang tersebut. Manajemen yang baik kemudian memerlukan alasan

yang mutlak mutlak diperlukan pada sebuah organisasi produksi program acara di

televisi.

Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian mengenai manajemen

produksi berbasis talkshow di televisi yang dijalankan oleh program acara talkshow

Bincang-Bincang Sore di RBTV. Talkshow hadir sebagai program acara alternatif

untuk penyampaian informasi dan berita yang kemasannya berbeda dengan berita

pada umunya. Sehingga informasi dan berita yang disampaikan dalam bentuk talk

show lebih menarik informasi dan beritanya dibandingkan dengan berita pada

umumnya. Hal ini dikarenakan, program talkshow memiliki teknik penyampaian dan

hasil efek yang berbeda dengan program yang menyampaikan informasidan

46

Nelson,P. 1970.Information and Consumer behavior. Journal of Political Economy.Vol(78). Hal.311

-329 47

Ludwig,J. 2000. The essential economic problem of the media. dalam Jurnal Handbook of Media

Economic. Vol.(3).No 13. hal. 187-200 48

Alison Alexander, James Owers, Rod Carveth , Ann C. Hollifield dan Albert N. Greco. 2004.

Media Economy: Theory and Practice (Third Edition). USA: Lawrence Erlbaum. Hal. 27.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

43

perbincangan dengan tema-tema yang menarik setiap minggunya, pengisi acara

berusaha menyampaikan informasi dengan caranya sendiri.

Kunci utama dari kesuksesan produksi program talkshow adalah kemampuan

presenter dan narasumber dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap

segar tanpa ada ketegangan, topik dan tema yang menarik ini menjadik an semakin

menarik dalam perdebatan atau perbincangan dalam talkshow.

Talkshow pada awalnya merupakan program dialog yang menggunakan

format standar yaitu seorang host dengan satu atau lebih narasumber. Kemunculan

format talkshow yang menggunakan unsur kontroversial, seperti perdebatan

kesehatan. Didukung selanjutnya dengan kemunculan jenis talkshow yang

memberikan inspirasi dengan mengangkat tema humanis yaitu tentang kesehatan

pengobatan alternatif. Format dalam talkshow bermacam-macam, hal ini juga

tergantung pada materi talkshow , apakah materinya berasal dari hard news, ataukah

entertainment, atau bahkan campuran antara entertainment, news, serta public affair.,

maka format yang terbentuk biasanya dalam bentuk diskusi pa nel dengan narasumber

yang ditentukan oleh produser setiap bulannya untuk Bincang-Bincang Sore. Namun

saat ini fenomena talkshow merebaknya talkshow di Indonesia.

Dimana saat ini sudah banyak fenomena talkshow yang menghadirkan sisi

personal, dan kesehatan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki diri bahkan dapat

menginspirasi orang lain yang dipandu oleh host yang cantik dan pintar dalam

menggali pertanyaan. Jenis talkshow seperti ini sering menampilkan jenis program

acara talkshow, salah satunya di lokal yogyakarta adalah program talkshow Bincang-

Bincang Sore.

Dilihat dari beberapa jenis produksi dan tipe-tipe talkhsow yang sudah

dipaparkan diatas, objek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

talkshow yang narasumbernya bisa menginspirasi banyak orang, sehingga

karakteristik talkshow yang digunakan gabungan dari jenis talkshow minat insani

(human interest), biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh

(biographical) bahkan perjalanan (travelogue) yang kriterianya selain dar i bakat yang

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

44

luarbiasa dari narasumber, atau seseorang yang memiliki keunikan dengan

mengandalkan sisi human intrest-nya, sehingga informasi yang dihasilkan akan

bernilai tinggi.

Program acara ditelevisi memiliki manajemen produksi dalam mencapai visi

dan misi dari organisasi. Dalam produksi acara televisi, memiliki sum berdaya yang

bersifat tangible, diperlukan, misalnya host, narasumber, kamera, pakaian, video

digital dan sebagainya49

. Misalnya saat satu produksi siaran acara televisi, biasanya

terbagi dari produser, tecnhincal director, floor director, master control, switcher dan

kameramen. Tim kerja tersebut berada pada empat level produksi,yaitu, tahap pre-

production planning, production, dan post production50

. Pada tahap pre production

planning merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi yang akan datang,

atau disebut juga sebagai tahap perencanaan.

Bermula dari timbulnya sebuah gagasan atau sering disebut sebagai ide, dan

idea atau gagasan ini tanggung jawab seorang produser, teteapi tidak berarti ide

datangnya harus dari produser saja, namun ide bisa datang dari luar. Dari titik tolak

gagasan tadi, produser bersangkutan segera memulai melakukan berbagai kegiatan

untuk mengumpukan data-data yang diperlukan untuk bahan pengembangan gagasan

tadi.

Selanjutnya, dari data dan fakta yang telah didapatkan, produser B incang-

Bincang Sore segera juga akan menjadi penulis naskah untuk menuangkan kebentuk

tulisan yang dikembangkan kebentuk naskah dengan format durasi yang sudah

ditentukan. Apabila naskah, rundown, dan topik dinilai te lah memenuhi syarat, maka

produser menyelanggrakan planning terhadap narasumber, setelah itu menghubungi

dengan anggota kerabat kerja inti (Key Member) yang terdiri dari pengarah acara,

technical director, audio engineer, lighting engineering, dan art director.

49

Jonathan Bignell. An Introduction to Television Studies .2007. USA:Routledge. Hal. 136. 50

Darwanto Sastro Subroto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University

Press. Hal. 152.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

45

Planning meeting, produser melakukan pendekatan produksi (production

upproach) tentang rencana produksinya dan seluruh anggota inti memberikan

berbagai masukan yang diperlukan, akhirnya dari rencana produksi tadi

kemudiandidapat dengan direalisasikan kesepakatan bersama. Selanjutnya produser

mempersiapkan berbagai hal yang bersifat mendukung rencananya, seperti

melakukan casting artis pendukung, merencanakan anggaran yang diperlukan dan

sebagainya. Setup dan Rehearsal pada tahapan ini terdapat kegiatan setup yang

merupakan tahapan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh

anggota inti bersama kerabat kerjanya.

Mulai dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik sebagai

keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan program acara

untuk setting lampu, mikrofon maupun tata dekorasi, bagi tim produksi kerja, mulai

dari switcher, penata lampu, penata suara, floor director, cameramen. Production,

yaitu upaya merubah bentuk naska h menjadi bentuk audio visual di televisi. Bincang-

Bincang Sore yang mengubah naskah menjadi perbincangan yang sopan, namun

santai bermanfaat dan mengedukasi masyarakat.

Pelaksanaan production tergantung dari runtutan rundown yang sudah dibuat

sebelumnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan. Karakter produksi

menurut lokasinya terbagi menjadi 3 yaitu, produksi yang diselenggarakan

sepenuhnya di dalam studio, dan produksinya kadang dilakukan di luar studio. Pada

tahapan terakhir post production merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan

baik dari audio maupun visualnya.

Tahapan penyelesaian ini meliputi beberapa kegiatan yaitu melakukan

kegiatan editing baik dari suara maupun gambar, pengisian grafik atau b erupa insert

visualisasinya, pengisian narasi, pengisian sound efek dan ilustrasi dan melakukan

evaluasi terhadap hasil produksinya, pada evaluasi ini, hasil produksi bisa dinyatakan

layak siar, tetapi dapat pula diberi beberapa catatan.

Misalnya catatan mengenai masalah ilustrasi, sound efek, editing gambar dan

sebagainya, sehingga masih dilakukan perbaikan. Pada penelitian ini, peneliti

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

46

menggunakan teori manajemen menurut Jennifer George dan Gareth R. Jones serta

Patricia Holland yang sesuai dengan denga n 4 fungsi manajemen yaitu, planning,

organizing, leading dan controlling. Sehingga dari keempat fungsi manajemen

tersebut jika diterapkan dalam manajemen produksi media secara umum melalui

beberapa tahap atau disebut Four Stage of Television Production Planning.

Tahapan itu meliputi tahap development, preproduction, production serta post

–production. Namun dalam pelaksanaannya, di setiap stasiun televisi lokal bahkan di

setiap program acara televisi, proses produksi acaranya memiliki standar dan

karakteristik yang tidak sama. Pada proses perencanaan, bila diterapkan dalam proses

produksi media, kegiatan perencanaan atau penetapan tujuan meliputi kegiatan

penetapan aturan, penyusunan rencana organisasi termasuk dalam tahap development,

yaitu proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang, pembangunan ide,

penelitian, serta perencanaan audio visual yang sesuai, serta perencanaan budget dan

rundown.

Pada organizing ini banyak melibatkan banyak orang, seperti peran manajer

produksi dalam menentukan pengelompokan personel ke dalam tiap divisi

berdasarkan jenis pekerjaan yang spesifik yang dijalankan baik secara personal atau

dalam tim. Pembentukan struktur serta pembentukan bagian-bagian, pembagian

tugas, pengelompokan pegawai, sesuai dengan job description tersebut termasuk

dalam tahapan pre-production yang berisi tentang persiapan yang bersifat teknis dan

dilakukan oleh anggota tim bersama tim kerja lain yang telah terbentuk, misalnya

penentuan jadwal produksi, property, kostum, musik, pemilihan lokasi. Penjelasan ini

diartikan sebagai proses pelaksanaan syuting di lokasi, dimana proses ini

menjalankan rencana yang telah ditentukan dalam rundown, budgetnya, jadwal

produser, penggunaan host, dan kru teknis yang telah ditentukan sebelumnya.

Terakhir, proses evaluasi merupakan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan atau

kegiatan pengambilan keputusan tindakan memelihara atau memperbaiki hasil

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

47

produksi. Selain itu fungsi kontrol juga merupakan tahapan51

evaluasi terhadap tiga

fungsi manajemen diatas, yaitu fungsi planning, organizing dan leading.

Tahapan proses evaluasi ini dalam proses produksi akan ada pada tahap post-

production, dimana tahapan ini juga terdapat proses editing yaitu tahapan

penyempurnaan audio visual. Jika dirangkum secara sederhana, dilihat dari

pengertian manajemen dan fungsinya bila diaplikasikan dalam produksi program

talkshow di televisi, konsep manajemen dapat digunakan sebagai salah satu cara atau

proses untuk membuat perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian program agar bisa berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan sebuah organisasi.

Walaupun demikian, tidak semua stasiun televisi menjalani proses produksi

yang sama. Proses penyajian talkshow di televisi bisa berbeda-beda dari stasiun

televisi satu dengan lainnya. Keberhasilan produksi program acara di televisi

bergantung kualitas orang-orang yang bekerja pada tiga bidang tersebut dan disertai

dengan kemampuan pimpinan tim Bincang-Bincang Sore yang bersangkutan

mengelola host yang ada.

Alasan inilah, manajemen yang baik diperlukan dalam sebuah organisasi

produksi program acara di televisi. Dari berbagai prestasi dan keunikan yang dim iliki

program talkshow Bincang-Bincang Sore, hal inilah yang ingin diketahui oleh

penelitian yaitu bagaimana manajemen produksi yang dijalankan program talkshow

Bincang-Bincang Sore di RBTV yang berbasis praktik kesehatan alternative, bisnis

dan publik di televisi.

4. Konsep Talkshow

Program wicara di televisi, atau biasa disebut dengan “ The Talk Program”

meliputi beberapa format, yaitu vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik dalam

51

Rahayu. Op.Cit. Hal. 19.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

48

studio maupun di dalam studio dan diskusi panel di televisi52

. Program yang

mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik,

sedang hangat dibicarakan masyarakat atau tanya-jawab persoalan dengan hadiah

atau yang biasa disebut dengan kuis. Selanjutnya, apabila pembicaraan dilakukan

oleh satu orang, program itu dinamakan uraian pendek atau pernyatan ( the talk

program). Wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi oleh lebih dari dua

orang. Sementara jika talkshow program kuis dibawakan oleh master kuis dan peserta

kuis53

. Seperti yang disinggung diatas, bahwa format tayangan talkshow

menggunakan format klasik komunikasi, yaitu dialog.

Tak banyak orang yang mau bersusah payah menonton orang-orang yang

hanya bercakap-cakap di te levisi. Oleh karena itu talkshow berusaha menghadirkan

tema-tema yang menarik di setiap episodenya. Selain menghadirkan tema-tema yang

menarik, penggunaan host dan pemilihan bintang tamu atau narasumber menjadi

faktor sebagai daya tarik tersendiri bagi sebuah talkshow . Bahkan narasumber dalam

talkshow bisa dibilang sebagai faktor utama yang bisa menentukan berhasil atau

tidaknya sebuah talkshow .

Program talkshow terdapat dua jenis programnnya, talkshow news dan

talkshow non news. Bincang-Bincang Sore talk show non news adalah program

dialog yang dipandu oleh seorang pembawa acara /moderator yang umumnya sudah

memiliki ketenaran dengan beberapa narasumber sesuai konsep produser atau tim

produksi sedangkan konten yang dibahas adalah segala sesuatu yang

menarik/marketable bagi departemen program stasiun televisi ataupu production

house.

Pokok dari inti program talkshow adalah berbicara secara spontanitas menjadi

menu utamanya (menu primer). Selain itu, set dekorasi/tata panggung. kostum dan

lain-lain hanya sebagai menu sekunder. Daya tarik program talkshow terletak pada

52

Fred Wibowo.Op.Cit.,Hal. 67 53

Ibid. Hal 57

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

49

topik pembicaraan atau permasalahan yang dibicarakan, topik jogjapolitan, bisnis,

kesehatan dokter umum/kandungan dan kesehatan alternatif .

Dalam hal ini, ada tiga kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh

permasalahan itu menarik. Pertama, masalah itu merupakan masalah yang sedang

menjadi pergunjingan di masyakarat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat.

Kedua, masalah itu mengundang kontroversial dan konflik di antara masyarakat.

Ketiga, masalah itu menyangkut atau bersangkut paut dengan kepentingan

masyarakat banyak dan masyarakat membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas

mengenai permasalahan tersebut54

Selain permasalahan yang menarik, program talk show biasanya mengundang

seorang tokoh yang menarik pula. Ada tiga kategori tokoh yang menarik yai tu

pertama, seorang panutan masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau

diangggap paling menguasai bidang atau permasalahan. Ketiga, tokoh kontroversi,

kritis, dan vocal. Pemilihan bintang tamu terkait dengan prinsip prominence atau

seberapa penting arti narasumber tersebut terhadap audiens55

. Oleh karena itu

narasumber Bincang-Bincang Sore dalam sebuah talkshow Institusi pemerintahan,

Lembaga wisata bahari, Pejabat, Dokter, terapis Program talk show Bincang-

Bincang Sore termasuk bagian program talkshow yang berformat interview

(wawancara).

Jenis program wawancara ini bisa dilakukan di dalam studio atau di luar

studio. Cara memproduksi program wawancara luar studio tidak jauh berbeda dengan

memproduksi cara memproduksi program wawancara di studio. Namun, wawancara

di luar studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi yang berbeda juga.

Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di te levisi merupakan

suatu kerja keras, karena program itu memerlukan persiapan. Karena apabila tanpa

persiapan yang sungguh-sungguh program ini hanya menjadi program yang

membosankan. Namun sebaliknya apabila program ini dibawakan dengan baik,

54

Fred Wibowo.Op.Cit., Hal.83 55Ibid . Hal. 82

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

50

penonton akan memperolah sesuatu yang sungguh-sungguh berguna, bermakna dan

bukan sekadar program untuk membuang waktu luang. Untuk memproduksi program

talkshow wawancara harus dilakukan beberapa proses tahapan produksi, yaitu

perencanaan, persiapan serta tahapan pelaksanaan produksi56

.

Pertama, tahap perencanaan seperti, seorang produser atau pewawancara

harus menentukan siapa narasumbernya. Untuk itu, biasanya pemilihan tokoh yang

populer di masyarakat sesuai dengan bidangnya, atau bisa saja narasum ber yang

kontroversial dimana masyarakat biasanya ingin tahu pandangan-pandangannya

mengenai sesuatu yang faktual. Setelah itu, produser atau pewawancara mencari

informasi sebanyak-banyaknya mengenai tokoh itu. Informasi yang ingin dicari bisa

didapatkan dari surat kabar, buku, majalah, atau teman sang tokoh. Selanjutnya

seorang produser atau pewawancara merencanakan untuk menyusun sejumlah

pertanyaan yang akan diajukan.

Kedua, tahap persiapan. Setelah produser memiliki data lengkap tentang

tokoh yang ingin diwawancarai dan kurang lebih mengetahui apa yang ingin

diketahui oleh penonton dan masyarakat, serta permasalahan apa yang ingin

dimintakan penjelasannya pada sang tokoh. Produser siap membuat pertanyaan untuk

talkshow wawancara.

Pertanyaan wawancara dari host Bincang-Bincang Sore disusun dimulai dari

pertanyaan yang tidak terlalu berat setelah itu masuk ke inti permasalahan yang

menunjukkan jawaban spesifik atau opini dan pa ndangan sang tokoh mengenai

permasalahan tersebut. Selain itu pewawancara harus men jaga agar dalam

wawancara, narasumber tidak akan tersinggung. Jika susunan pertanyaan sudah baik

maka tahapan selanjutnya masuk ke dalam tahapan produksi. Tahapan terakhir adalah

tahapan pelaksanaan produksi. Dalam memproduksi program wawancara setelah

tokoh dipilih dan pertanyaan tersusun dari hasil riset terhadap narasumber, produser

atau pewawancara kemudian mengundang narasumber itu untuk melakukan talkshow

56

Ibid.Hal.77-81

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

51

wawancara di studio. Dalam talk show wawancara, narasumber perlu diundang

minimal 30 menit sebelum rekaman, hal ini dilakukan untuk pengenalan narasumber

dengan suasana studio.

Kesiapan ini perlu lebih bagi narasumber yang baru pertama masuk di studio

televisi. Suasana, lancar tidak ribet mempersiapkan banyak hal selain pada alat-alat di

Control Room diantaranya lampu-lampu, konsumen narasum ber dapat membuat

narasumber menjadi gugup. Jika terjadi demikian, pewawancara host harus berusaha

membuat santai dengan tetap sopan atau mengajukan beberapa pertanyaan informal

yang membangkitkan antusias sang tokoh. Jika semua persiapan sudah siap, program

talkshow wawancara pun siap dimulai.

Sesudah rekaman live dari kamera, transkripsi langsung dikerjakan oleh

asisten pengarah acara dan langsung dicarikan bahan ilustrasi visual dari stock shoot

atau liputan. Apabila program direkam lebih dahulu untuk tambahan stock shoot

proses terakhir yaitu editing, setelah itu siaplah program untuk di preview sebelum

ditayangkan57

. Editing dilakukan di Studio bukan di luar studio, dulu Bincang-

Bincang Sore sebelum tahun 2013 di luar studio dan live untuk Bincang-Bincang

Sore 2013 berbeda tidak ada live di luar studio. Digantikan dengan diskusi/talkshow

di studio.

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode

penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Secara umum studi kasus

merupakan metode yang cocok bila dikaitkan dengan rumusan masalah yang

digunakan yaitu pertanyaan how (bagaimana). Metode studi kasus dipilih ketika

57

Fred Wibowo.Op.Cit.,.Hal.85

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

52

peneliti bermaksud untuk memahami dan menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena

proses manajemen produksi Bincang-Bincang Sore 2013.

Penelitian yang berbasis “bagaimana” ini membutuhkan jawaban secara

eksplanatif yang di analisis secara deskriptif, dimana penelitian yang berjenis

deskriptif ini akan menampilkan sebuah gambaran detail tentang suatu fenomena,

dengan tujuan melakukan atau mengkonfirmasi, klarifikasi ataupun proses. Sehingga

hasil yang didapatkan akan memberikan gambaran dan data data yang mendalam

serta lebih rinci yang di peroleh dari lapangan.

Selain itu studi kasus juga merupakan jenis penelitian yang memberikan suatu

gambaran yang mendetail mengenai latar belakang serta sifat-sifat khas dari suatu

peristiwa . 58Obyek penelitian dari suatu kasus atau peristiwa tersebut bisa berupa

peristiwa kontemporer, dimana peristiwa tersebut tidak dapat dikontrol59

. Oleh karena

itu peneliti akan mencoba melihat la tar belakang serta sifat-sifat yang khas yang

dimiliki program acara Bincang-Bincang Sore dengan ikut terjun langsung ke

lapangan untuk melihat langsung bagaimana proses manajemen produksi yang

dijalankan program talk show Bincang-Bincang Sore di RBTV. Dimana penelitian ini

akan melihat bagaimana proses manajemen produksi yang di lakukan dalam

mengelola sumber-sumber intern, serta bagaimana penerapan praktik talkshow yang

dihasilkan dari proses produksi Bincang-Bincang Sore selama tahun 2013.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di stasiun televisi swasta RBTV pada program

Bincang-Bincang Sore di Jalan Jagalan Nomor 36 Yogyakarta dan Jalan Ring Road

Utara, Gedung Amikom lantai 3 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.

58

Moh Nazir. Metode Penelitian.1998.Jakarta: Ghalian Indonesia. Hal .6 59

Yin, Robert K. Studi Kasus : Desain & Metode . 2005.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal:1

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

53

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang yang dibutuhkan, penelitian ini mengambil

data dari beberapa sumber. Setidaknya terdapat enam sumber bukti yang dapat

digunakan dalam menyelenggarakan studi kasus, seperti dokumentasi, rekaman arsip,

wawancara, observasi langsung, observasi partisipan dan perangkat fisik60

. Dalam

penelitian ini, penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Data Primer

Pengumpulan data primer diperlukan sebagai refe rensi utama bagi penelitian.

Data ini diperoleh dari dokumen objek penelitian, sejarah objek penelitian, serta

sumber data lainnya yang diperoleh dari institusi. Namun, teknik pengumpulan data

yang paling dominan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi Partisipan

Observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara

subjek yang diriset, sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan

dalam dua bentuk interaksi dan percakapan. Observasi disini, diartikan sebagai

kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat

dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut, serta didukung oleh data -data

seperti rundown, hasil liputan, daftar pertanyaan, daily rundown, jadwal teknis tugas.

dan evaluasi pasca-produksi. Namun dalam hal ini peneliti melakukan penelitian

secara observasi partisipan.

Observasi partisipan merupakan suatu bentuk observasi khusus dimana

peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil

berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa

yang diteliti61

.

Penulis melakukan studi observasi partisipan melalui pengalaman menjadi

staf produksi program talk show Bincang-Bincang Sore. Penulis melakukan observasi

60

Robert K.Yin Studi Kasus : Desain & Metode. 2005.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hal. 103 61

Robert K .YinOp.Cit.Hal 114

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

54

dengan melakukan Magang selama 5 minggu terhitung sejak 1 Juli 2013 hingga 6

Agustus 2013. Proses ini dilakukan pada program talk show Bincang-Bincang Sore

untuk memperoleh data tentang kegiatan manajemen produksi

b. Wawancara

Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah

wawancara. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa aktor

dari tim talk show Bincang-Bincang Sore meliputi:

1. General Personalia dan Produser Bincang-Bincang Sore (Asik Ekadewi)

2. Station Manager (Kumara Ari Yuana)

3. Diriksi RBTV (Sudarmarwan),

4. Floor Director Bincang-Bincang Sore dan Kameramen Bincang-Bincang

Sore (Aan/Alan)

5. Master Control RBTV dan Bincang-Bincang Sore (Hesti Soma Jati)

Wawancara dilakukan untuk memperkuat penelitian sebagai data pendukung

serta memperoleh informasi yang yang berkaitan dengan manajemen produksi

program talk show Bincang-Bincang Sore untuk menunjang data penelitian.

3. Data Sekunder

a. Dokumentasi

Dalam studi kasus, penggunaan dokumen sangat mendukung dan memperkuat

bukti-bukti lain. Dalam hal ini peneliti memperoleh dokumentasi melalui penggunaan

dokumen yang pernah ada maupun yang pernah diterbitkan oleh program talk show

Bincang-Bincang Sore, meliputi surat, foto, video, jadwal tim pembagian tim kerja

Bincang-Bincang Sore. Dokumentasi di gunakan sebagai bukti tambahan pendukung

data-data yang berkaitan dengan proses manajemen produksi program talk show

Bincang-Bincang Sore di RBTV.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka didapatkan berupa bahan tertulis, seperti buku, terbitan pers sebagai

output dari objek penelitian, jurnal, situs internet, serta sumber informasi lainnya

yang menunjang tema penelitian manajemen produksi yaitu artikel Ko mpas TV

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

55

Berjaringan RBTV, handbook of management of management and econom ic, Jennifer

M. George dan Gareth R. Jones.Contemporary Management.

4. Analisis Data

Proses analisis data dilakukan peneliti dengan menggabungkan data teknis

yang diperoleh dari lapangan, wawancara dan berbagai buku referensi penelitian yang

sudah ada, serta menggunakan teknik QDA (Qualitative Data Analysis) yakni dengan

memperhatikan, mengumpulkan dan berpikir yang datanya bisa mendukung

penelitian ini.

Tahap pertama, yaitu peneliti akan memperhatikan arti melakukan observasi

langsung, merekam wawancara dan mengumpulkan dokumen serta hal-hal yang

dianggap penting dalam penelitian. Tahap kedua yaitu, data yang sudah didapatkan

peneliti dari hasil pengamatan, lalu dikumpu lkan serta disusun sesuai dengan teori

yang digunakan. Tahap ketiga berpikir, peneliti mulai melakukan penelitian terhadap

data-data yang didapatkan. Peneliti nantinya akan mencari pola hubungan diantara

data serta memberikan tipe-tipe pada masing-masing data yang didapatkan.

Penelitian ini tidak berusaha menguji kasus yang di teliti, namun mencoba

untuk mengungkapkan bagaimana dan apa yang terjadi dengan kasus tersebut,

sehingga dapat diketahui kelebihan serta kekurangan yang ada dalam kasus tersebut.

Proposisi dari penelitian ini mencoba untuk mengetahui kemungkinan menemukan

adanya manajemen produksi yang melekat pada empat tahapan manajemen yang

diterapkan pada proses produksi program talk show vox-pop Bincang-Bincang Sore

dengan lokalitas RBTV berbasis berjaringan Kompas TV di RBTV.

Keseluruhan hasil data dari penelitian ini akan di laporkan dalam bentuk

narasi agar lebih mudah dalam membaca dan memahami alur dari penelitian tersebut

serta memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai manajemen produ ksi

program acara talk show Bincang-Bincang Sore.

Hasil dari penelitian adalah menggunakan deskriptif atas fenomena yang

diteliti yang terdiri atas lima bab. Pertama, Pada Bab I akan diuraikan mengenai latar

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

56

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran,

kerangka konsep dan metode penelitian. Kedua, uraian tentang tinjauan pustaka yang

digunakan, berupa produksi program talkshow di televisi, sejarah perkembangan talk

show, dinamika talk show di Indonesia dituangkan dalam Bab II. Ketiga, bab III

berisi tentang subjek penelitian berupa, profil perusahaan stasiun RBTV dan profil

program talk show Bincang-Bincang Sore. Bab IV akan menjelaskan mengenai

analisis tahapan produksi talkshow Bincang-Bincang Sore dan empat tahapan

manajemen produksi talkshow Bincang-Bincang Sore. Terakhir, yaitu Bab V akan

berisi mengenai penutup yang terdiri atas kesimpulan dan rekomendasi dari

penelitian.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

57

Bagan 1-1 Bagan Sistem Praproduksi-Produksi-Pascaproduksi

Sumber: Anton Mabruri KN. Produksi :Program Acara Televisi Format Acara Televisi Nondrama, News

&Sport). Depok Jawa Barat: Mind 8 Publishing House Manajemen.Hal.2

Me-review kembali kebutuhan

teknis

produksi dengan producer

dan director.

EVALUASI

Bersama produser

dan crew

pendukung teknis

lainnya melakukan

evaluasi.

EDITING

Mengikuti proses

editing program

bila dibutuhkan.

KOORDINASI

Melakukan koordinasi dengan

crew

pendukung teknis, meliputi TD,

kameraman, switcherman,

audioman, lighting menyangkut

konsep acara dan kebutuhan

Menentukan peralatan

pendukung

teknis meliputi: kamera, lighting,

audio, dan perangkat teknis

lainnya

sesuai dengan konsep program

Produksi Pasca Produksi

EKSEKUSI

Membuat/ menentukan bloking

kamera. Melakukan supervise

terhadap penataan set panggung,

lighting , kamera, audio, switcher,

CG, dan lain -lain.

Bersama-sama TD memastikan

kesiapan perangkat teknis lainnya.

Memandu jalannya Gladi Bersih

bersama FD. Berkoordinasi dengan

produser dan kerabat kerja

BRAINSTROMING

Membuat/menentukan detail

konsep bersama-sama dengan

produser, dan produksi

melakukan analisis script/

skenario/rundown berdasarkan

konsep / ide yang telah di

sepakati dalam rapat meski tidak

ada notulen tertulis

PraProduksi

Melakukan briefing produksi

bersama seluruh crew

pendukung acara mengenai

SHOOTING PROGRAM

(Live/ Taping)

Mengarahkan produksi acara program acara

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67450/potongan/S2-2014... · oby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan Tahun

58

Bagan 1.2 SKEMA RISET

Konsep Talkshow,

jenis-jenis talkshow

terbagi menjadi dua

talk show news

dan talk show non

news ,namun yang

menjadi focus

penelitian ini adalah

talkshow jenis

wawancara non

news (sumber:

wawancara,

observasi dan

dokumen berupa

scrip program

talkshow bincang-

bincang sore

Konsep Manajemen

dalam Program

Talkshow di RBTV

Planning (sumber:

wawancara dan

observasi)

Organizing(sumber:

wawancara )

Leading (sumber:

wawancara dan

observasi)

Controlling (sumber:

observasi, dokumen )

Konsep Produksi dalam

Talkshow

Pre-production (sumber:

wawancara, observasi,

dokumen)

Planning(sum ber: observasi dan

wawancara )

Set up (sumber: wawancara)

Rehersal (sumber: wawancara )

Production (sumber:

wawancara, observasi,

dokumen)

Post production

(sumber:wawancara, observasi,

dokumen)

Sejumlah kerangka konsep

penting sebagai “pisau analisis”

penelitian ini meliputi :

RBTV