bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/bab i.pdf · bisa menggunakan perihal...

59
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan seorang anak didik selain kebutuhan kegiatan bersama, komunikasi dan kontrol sosial di keluarga, masyarakat juga di dalamnya kebutuhan pendidikan. Keberadaan anak didik saat ini menentukan masa depan bangsa. Hal ini dapat dilaksanakan oleh anak didik sejak dini. Sehingga bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan yang didapat sejak dini. Untuk dapat mencapai kondisi kesehatan yang optimal bagi anak didik haruslah mulai dari sejak dini yaitu terciptanya keadaan dan kesadaran tiap individu atau keluarga dalam masyarakat untuk mengupayakan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian keadaan bersih dan sehat bagi semua orang tidak mungkin di dapat secara otomatis akan tetapi dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat dalam sehari-hari, misal: 1) membiasakan sarapan, 2) menggosok gigi, mencuci tangan dengan sabun, 3) memakai pakaian bersih. Pola hidup manusia dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat apabila dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-harinya akan menimbulkan suatu intensitas dalam pelaksanaannya. Dalam melambangkan perilaku hidup bersih dan sehat ini biasanya anak didik akan melihat / meniru perilaku orang lain di sekitar tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk hidup secara sehat dan berdampingan secara damai, tolong menolong, hormat menghormati sehingga akan terwujud kehidupan yang harmonis dan kondusif. Perilaku hidup bersih

Upload: hangoc

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan seorang anak didik selain kebutuhan kegiatan bersama,

komunikasi dan kontrol sosial di keluarga, masyarakat juga di dalamnya

kebutuhan pendidikan. Keberadaan anak didik saat ini menentukan masa

depan bangsa. Hal ini dapat dilaksanakan oleh anak didik sejak dini. Sehingga

bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan yang

didapat sejak dini. Untuk dapat mencapai kondisi kesehatan yang optimal bagi

anak didik haruslah mulai dari sejak dini yaitu terciptanya keadaan dan

kesadaran tiap individu atau keluarga dalam masyarakat untuk mengupayakan

hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian keadaan

bersih dan sehat bagi semua orang tidak mungkin di dapat secara otomatis

akan tetapi dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat dalam sehari-hari,

misal: 1) membiasakan sarapan, 2) menggosok gigi, mencuci tangan dengan

sabun, 3) memakai pakaian bersih. Pola hidup manusia dalam bentuk perilaku

hidup bersih dan sehat apabila dilakukan secara terus menerus dalam

kehidupan sehari-harinya akan menimbulkan suatu intensitas dalam

pelaksanaannya.

Dalam melambangkan perilaku hidup bersih dan sehat ini biasanya

anak didik akan melihat / meniru perilaku orang lain di sekitar tempat mereka

tinggal. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk hidup secara sehat dan

berdampingan secara damai, tolong menolong, hormat menghormati sehingga

akan terwujud kehidupan yang harmonis dan kondusif. Perilaku hidup bersih

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

2

dan sehat merupakan wujud realitas kehidupan manusia dengan menerapkan

prinsip-prinsip proses belajar berperilaku hidup sehat ini akan terjadi karena

adanya proses belajar yang setiap hari mereka dapatkan, baik di lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya proses belajar ini

wawasan pengetahuan akan bertambah, sehingga diharapkan siswa mampu

untuk menelaah dan menafsirkan sesuatu yang setiap saat ada dihadapannya

serta diharapkan mampu untuk mensosialisasikan dalam kehidupan sehari-

hari, terutama bagi siswa SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon

Progo.

Penulis mengambil sasaran obyek penelitian siswa kelas atas SD Negeri

se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo karena keadaan atau kondisi

kesehatan anak yang masih jauh dari harapan yaitu: 1) Tidak membiasakan

sarapan dan minum, masih terlihat suka mengkonsumsi makanan instan, 2)

Kurang bersih dan merata saat mencuci tangan dan kaki, terlihat hanya

mengguyurkan air pada ujung tangan dan kaki sehingga masih nampak

belang-belang kering dan kotor pada tangan dan kakinya, masih ada siswa

yang kukunya kotor, rambut acak-acakan terurai menutupi mata, terlihat masih

ada siswa yang memakai pakaian lusuh/kumal, terlihat ada siswa tidak

memakai sepatu dan kaos kaki. 3) Kurang tanggap membuang sampah yang

ada di depan kelas. Terlihat ada siswa membuang bungkus jajanan

sembarangan, 4) Banyak siswa yang menderita sakit perut, merasa pusing,

demam. 5) Pernah mendengar ada siswa bercerita bahwa ada siswa SD yang

mencoba merokok. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

3

peneliti merasa tertarik dan memandang perlu untuk mengetahui tentang

“Perilaku Hidup Sehat Bagi Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3

Kecamatan Wates, Kulon Progo”.

B. Identifikasi Masalah

Maka dari uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

belum mengetahui manfaat makanan dan minuman.

2. Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

belum mengetahui manfaat hasil kegiatan cuci tangan, menggosok gigi dan

berpakaian bersih.

3. Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

belum mengetahui manfaat lingkungan bersih dari sampah.

4. Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

belum mengetahui manfaat menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

5. Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

belum mengetahui bahaya akibat merokok dan minuman keras.

6. Belum diketahui perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri

se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan mengingat luasnya

permasalahan serta keterbatasan kemampuan dan dana yang ada pada

peneliti perlu ada pembatasan masalah. Adapun batasan yang dimaksud

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

4

dalam penelitian ini adalah membahas tentang Perilaku Hidup Sehat Siswa

kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah yang menjadi

pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu : “Seberapa besar tingkat

perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan

Wates, Kulon Progo?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui

seberapa besar tingkat perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Sebagai bahan penelitian yang relevan bagi peneliti yang akan datang.

b. Peneliti ingin mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan di bidang olahraga dan kesehatan.

2. Secara praktis

a. Bagi siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon

Progo sebagai pendidikan dan bahan masukan untuk menumbuhkan,

kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.

b. Bagi para guru sebagai masukan dalam usaha mendidik dan me-ngajar

para siswa agar dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

5

c. Bagi peneliti, dapat sebagai bekal baik dalam keluarga, dunia kerja

maupun hidup di masyarakat.

d. Bagi Dinas Kesehatan sebagai masukan dalam usaha menjaga

kesehatan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama anak usia sekolah

sebagai penerus bangsa.

e. Bagi orang tua, dapat sebagai bekal berperilaku hidup sehat baik di dalam

keluarga maupun di masyarakat.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Perilaku Bersih dan Sehat

a. Pengertian Perilaku

Perilaku menurut Skinner (1938) yang di kutip Notoatmodjo (1997: 118)

adalah hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon).

Ada dua jenis respons, yaitu respondent respons dan operant respons.

Respondent respon adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu.

Perangsangan itu menimbulkan respons yang bersifat relatif tetap. Misalnya

makanan yang lezat beraroma akan merangsang keluarnya air liur. Operant

respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh rangsangan tertentu.

Perangsangan itu akan mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang

telah dilakukan oleh organisme.

Menurut Soekidjo (1997: 120 - 121) perilaku dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu :

1) Perilaku Pasif

Perilaku pasif adalah respon, interval yang terjadi dalam diri manusia dan

tidak secara langsung dapat dilihat orang lain, misalnya berpikir,

tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya: 1) siswa tahu

bahwa sarapan untuk menjaga stamina tubuh, siswa tahu manfaat sarapan,

2) siswa tahu bahwa menggosok gigi secara teratur sangat baik bagi

pertumbuhan gigi, meskipun siswa telah tahu manfaat menggosok gigi

secara teratur, 3) siswa tahu mencuci tangan dengan sabun untuk

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

7

menghilangkan kuman, siswa tahu manfaat mencuci tangan dengan sabun

setiap saat, oleh sebab itu perilaku siswa tersebut masih terselubung.

2) Perilaku Aktif

Perilaku aktif jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada

contoh di atas siswa sudah melakukan sarapan, menggosok gigi secara

teratur, dan melakukan cuci tangan dengan sabun setiap saat. Oleh karena

itu perilaku siswa ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, perilaku

siswa tersebut tidak terselubung lagi.

Sehingga siswa selain mengetahui manfaat gosok gigi dan mencuci

tangan, siswa dapat membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat dalam

kehidupan sehari-hari melakukan gosok gigi dan mencuci tangan.

b. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut buku panduan UKS dan dokter kecil (1998; 2) perilaku hidup

bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seorang atau keluarga

dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat.

Menurut buku Panduan Kesehatan SD (1998: 10) perilaku hidup sehat

ialah praktek kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari

baik selama siswa berada di kelas maupun di luar kelas. Misal: siswa

membersihkan kuku, melakukan gosok gigi secara teratur.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

8

Menurut buku pesan kesehatan siswa SD (2009: 52) Perilaku hidup

bersih dan sehat di sekolah meliputi :

1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

2) Mengkonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

4) Olahraga yang teratur dan terukur.

5) Memberantas jentik nyamuk.

6) Tidak merokok.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan

sekali.

8) Membuang sampah pada tempatnya.

Dari berbagai pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku

kebiasaan yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran

yang menjadikan seorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan jiwa, badan dan

sosial serta diantara ketiganya tercapai keseimbangan.

2. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Menurut Soekidjo (1993: 62). Perilaku seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

9

a. Perilaku terhadap Makanan dan Minuman

Tubuh manusia dapat tumbuh karena ada zat-zat yang berasal dari

makanan. Menurut buku panduan kesehatan 3 (1998: 88) 1) salah satu manfaat

makanan ialah agar tubuh bertambah besar dan tinggi, 2) untuk

menyembuhkan luka. Oleh sebab itu dalam melangsungkan hidupnya manusia

mutlak memerlukan makanan. Dengan adanya pengetahuan tentang zat-zat gizi

seseorang akan mampu menyediakan dan menghindarkan makanan secara

seimbang, dalam arti komposisi ini penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Pemenuhan unsur-unsur dalam komposisi makanan menunjang

tercapainya kondisi tubuh yang sehat. Variasi makanan sangat memegang

peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, makin beraneka

ragam bahan makanan yang dimakan makin beragam pula sumber zat gizi yang

masuk ke dalam tubuh. Adapun fungsi makanan bagi tubuh menurut penulis

adalah: 1) menghilangkan rasa lapar, 2) menghasilkan zat tenaga, 3) zat

pertumbuhan, 4) mengganti sel-sel yang rusak, (5) sebagai zat pengatur.

Djoko Pekik Irianto (2008: 2) mengatakan istilah gizi berasal dari bahasa

Arab “Giza” yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan

istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan

ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara natural melalui proses

pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

10

Nunung Dwi Verawati (2008: 4) berpendapat bahwa cara makan yang

baik sangat menentukan dalam upaya menjaga kesehatan tubuh. Biasakan

makan dengan tenang dan perlahan-lahan. Kunyah makanan dengan sempurna

dan nikmati dengan penuh rasa syukur. Beri jarak antara saat menyantap satu

makanan ke makanan berikutnya. Dengan cara itu, porsi makanan Anda akan

jauh berkurang.

Pada buku Panduan UKS dan dokter kecil (2008: 21) ketersediaan air

bersih adalah rumah tangga yang memiliki akses air bersih dan

menggunakanya dalam kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam

kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung berjarak minimal 10 meter

dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Selanjutnya Nunung Dwi

Verawati (2008: 21) menjelaskan bahwa kebutuhan minum air putih 8 gelas

setiap hari. Dua liter air yang kita konsumsi itu berguna untuk mengatur suhu

tubuh, aliran darah serta menyebarkan gizi ke seluruh tubuh Anda. Anda

membiasakan diri mengkonsumsi air putih dengan takaran yang tepat.

b. Perilaku Terhadap Kebersihan Diri Sendiri

Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam

keadaan sehat dengan menjaga kebersihan diri sendiri adalah agar anak atau

siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

mengetahui akan manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu membersihkan

bagian-bagian tubuh, serta mampu menerapkan perawatan kebersihan diri

sendiri dalam upaya peningkatan hidup sehat. Oleh sebab itu setiap orang harus

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

11

selalu berupaya memelihara, menjaga dan meningkatkan kebersihan diri

sendiri, antara lain dengan cara:

1) Mandi

Mandi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada badan

dengan menggunakan air bersih dan sabun. Menurut Mu’rifah (2004: 1.30)

guna mandi adalah sebagai berikut: a) menghilangkan kotoran yang melekat

pada kulit, b) menghilangkan bau keringat, c) merangsang peredaran darah dan

syaraf, d) melemaskan otot-otot, e) mendatangkan rasa segar kepada tubuh.

2) Membersihkan Rambut

Pieter Noya (1983: 27) mengatakan bahwa untuk memelihara kesehatan

rambut pada hakekatnya adalah menjaga kesehatan kulit kepala. Vitamin A

sangat penting untuk mencegah kerontokan rambut akan tetapi jika berlebih-

lebihan memakai vitamin A maka akan terjadi keracunan dan kulit menjadi

kuning. Khusus untuk memelihara kesehatan kulit kepala, kita harus menjaga

kebersihan rambut. Mencuci rambut hendaklah dikerjakan dengan seksama,

sehingga kulit kepala bersih dari kotoran-kotoran yang melekat. Ini berarti

akan memperlancar keluarnya keringat. Dalam waktu tertentu kita juga ingin

melakukan perawatan khusus terhadap rambut. Cucilah rambut dengan

memakai shampo, sabun atau air merang. Setelah dibersihkan dengan air biasa,

bilaslah dengan air jeruk atau campuran air dengan cuka untuk menghilangkan

daya menusuk dari bahan-bahan alkalis dan dengan demikian dapat membuat

rambut menjadi mengkilat. Sebelum tidur, sisirlah rambut untuk memberi jalan

pernapasan dan merangsang peredaran darah. Jadi, berulang kali menyisir

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

12

rambut dengan rapi dalam satu hari adalah baik sekali untuk keperluan

tersebut.

Menurut Pieter Noya (1983: 28) memelihara rambut dapat dilakukan

dengan cara :

a) Sering tidaknya pencucian rambut yang tergantung dari : (1) tebal tipisnya

rambut, makin tebal makin sering dan sebaliknya, (2) macam pekerjaan

seseorang, bekerja ditempat yang berdebu harus sering mencuci rambutnya,

(3) Pakai minyak rambut, orang sering memakai minyak rambut harus

sering mencuci rambutnya. Dalam keadaan biasa setidak-tidaknya rambut

harus dicuci dengan sampho atau obat-obatan lain tiga kali dalam waktu

satu minggu. Sambil mencuci rambut sebaiknya juga melakukan pemijatan

kulit kepala dengan maksud untuk memberi rangsangan kepada

pertumbuhan rambut. Bagi wanita yang berambut panjang setelah rambut

dicuci lalu dikeringkan dan tidak disanggul dahulu disisir dan kemudian

disanggul agar tidak menimbulkan bau tidak enak.

b) Pemangkasan dan penyisiran

Rambut sebaiknya dipangkas pada waktu-waktu tertentu dan disisir

rapi. Pada Panduan UKS dan dokter kecil (2008; 5) tiga hal yang harus

diperhatikan untuk menjaga kebersihan dan keindahan rambut antara lain:

(1) kesehatan rambut, memerlukan zat besi dengan memperbanyak buah dan

sayuran segar untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin C, (2)

kebersihan rambut, keramas secara rutin dengan menggunakan samphoo

dengan air yang bersih dapat menjaga kebersihan rambut. Pada iklim tropis

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

13

sebaiknya keramas dilakukan 3 kali dalam seminggu, (3) selektif memilih

kosmetik rambut, pemilihan kosmetik rambut perlu diperhatikan karena

rambut akan rusak akibat terlalu banyak penggunaan bahan kimia dan

pewarnaan.

3) Membersihkan gigi dan mulut

Mulut dan gigi adalah sebagian dari alat pencernaan makanan. Menurut

Panduan UKS dan dokter kecil (2008: 11) menyikat gigi minimal 2 kali sehari

yaitu pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut

Proyek Bangun Desa Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1981: 123)

komponen Kesehatan gigi adalah bagian dari tubuh kita dan merupakan bagian

yang pertama dari alat pencernaan. Makanan akan berguna bagi tubuh, apabila

dalam saluran alat pencernaan makanan dapat dicerna dengan baik. Alat

pencernaan dari alat kita adalah lambung, sedang alat yang ketiga adalah usus

dimana makanan mengalami pencernaan yang terakhir. Lambung bertugas

menghancurkan dan usus hanya dapat mencerna makanan, apabila yang masuk

ke dalam lambung dan usus sudah dalam bentuk halus. Yang bertugas

menghancurkan semua makanan, baik yang besar, keras maupun yang kenyal

“alot” adalah gigi. Oleh karena itu gigi harus keras, kuat dan kokoh. Terhadap

makanan yang masuk ke dalam mulut, gigi bertugas memotong-motong,

menyabik-cabik dan menghancurkan sehingga menjadi lembut. Gigi yang

senantiasa keras, kuat dan kokoh adalah gigi sehat. Agar gigi tetap sehat ia

harus dirawat dengan baik. Perawatan gigi tidak sulit, asal dikerjakan dengan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

14

teratur, makanan yang baik serta perawatan yang teratur membuat gigi akan

tetap sehat sampai usia lanjut.

Menurut Mu’rifah (2004: 1.40) guna mulut dan gigi antara lain ialah :

a) Untuk menguyah makanan

Makanan masuk mulut dikunyah dengan maksud mengubah makanan

menjadi butiran-butiran yang lebih kecil lagi untuk membantu memudahkan

atau memperingan alat pencernaan berikutnya yaitu lambung.

b) Untuk berbicara

Dengan mulut yang sehat kita dapat mengucapkan kata-kata dengan baik

dan benar. Bila salah satu dari bagian mulut ada gangguan, misalnya lidah sakit

atau gigi depan yang hilang maka kata-kata yang diucapkan tentu tidak

sempurna. Atau dapat saja dikatakan bahwa orang tersebut tidak dapat

mengucapkan kata-kata dengan baik dan benar.

c) Memberi keindahan

Hal ini jelas sekali misalnya orang sakit gigi yang sampai bengkak

pipinya akan tampak wajahnya menjadi peot. Atau orang yang giginya maju ke

depan (protrusif atau merongos dalam bahasa Jawa) akan tampak wajahnya

kurang menarik.

d) Lidah dapat dipakai alat pengecap dan alat berbicara

Lidah adalah indra pengecap jadi digunakan untuk mengecap rasa

makanan yang dimakan itu enak atau tidak enak. Disamping itu lidah juga

dapat digunakan sebagai alat berbicara. Bila lidah mengalami gangguan maka

banyak kata-kata yang tidak dapat diucapkan dengan jelas.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

15

4) Memakai pakaian yang bersih dan serasi

Pakaian meliputi pakaian yang erat hubungannya dengan kesehatan

seperti kemeja, baju, celana, rok, kaos kaki, kaos dalam, CD, BH. Menurut

Mu’rifah (2004: 1. 46) guna pakaian antara lain untuk :

a) Melindungi kulit dari kototran yang berasal dari luar tubuh misalnya debu,

lumpur dan sebagainya.

b) Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.

c) Mencegah bibit penyakit masuk dalam tubuh, misalnya cacing tambang

yang berada di tanah lembab akan masuk melalui kuku, telapak kaki. Hal ini

dapat dicegah bila anak memakai alas kaki (misalnya sepatu).

d) Membantu mengatur suhu tubuh, misalnya pakaian yang tebal dapat

menahan atau menghalangi atau mengurangi tubuh kehilangan panas,

sehingga orang yang bersangkutan tetap merasa hangat meskipun udara /

hawa disekitarnya dingin.

e) Membantu mempercantik diri, misalnya seseorang dengan memakai pakaian

yang serasi, rapi dan bersih akan Nampak lebih cantik atau gagah dalam

penampilannya.

c. Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan

Perilaku terhadap kebersihan lingkungan merupakan respon seseorang

terhadap lingkungan sebagai cerminan kesehatan manusia. Menurut Mu’rifah

(2004: 4, 2-4, 3) kesehatan lingkungan atau enviroment sanitation adalah

pemeliharaan kebersihan daerah sekitar tempat tinggal kita baik suasana

lingkungan fisik, lingkungan biologis maupun lingkungan ekonominya dapat

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

16

mempengaruhi kesehatan manusia. Sedangkan menurut WHO penyelidikan di

beberapa Negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak penyakit

kronis endemis, sering terjadi epidemis, masa hidup yang pendek, angka

kematian bayi dan anak-anak yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa

aspek yaitu :

1) Persediaan air dalam rumah tangga yang kotor

2) Infeksi karena banyaknya kotoran-kotoran misalnya kontak langsung atau

tidak langsung dengan kotoran manusia

3) Infeksi karena anthropoda yaitu sebangsa kelabang, luwing, binatang

melata serta vektor-vektor yang lain.

4) Pengaturan makanan dan minuman

5) Perumahan penduduk yang jelek dan sempit serta berdesak-desakan.

6) Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia

d. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Perilaku siswa terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana siswa

merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit)

serta rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif yang

dikarenakan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut (Soekidjo, 1997:

121). Perilaku manusia terhadap sakit dan penyakit, menurut Soekidjo (1997:

121 – 122) meliputi :

1) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

2) Perilaku pencegahan penyakit

3) Perilaku pencarian pengobatan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

17

4) Perilaku pemulihan kesehatan

Kesehatan tidak akan datang sendirinya, namun perlu adanya usaha.

Usaha tersebut adalah: dengan mengupayakan setiap orang mempunyai

perilaku hidup sehat. Dengan demikian semua perilaku hidup bersih dan sehat

di atas, hendaknya dimiliki oleh setiap siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3

Kecamatan Wates, Kulon Progo.

e. Kebiasaan Yang Merusak Kesehatan

Kehidupan siswa disekeliling kita, ternyata bila diperhatikan banyak

sekali dipengaruhi oleh kebiasaan hidup tertentu. Kebiasaan buruk maupun

baik biasanya berlangsung tanpa disadari lagi oleh yang mempunyai kebiasaan

itu. Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari

sangat sukar diubah.

Menurut Purnomo dan Abdul Kadir, (1994: 48) berpendapat bahwa

kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah :

1. Merokok

Pada umumnya merokok dikaitkan dengan upacara agama oleh

masyarakat Indian di daratan Amerika. Namun demikian dewasa ini merokok

sudah menjadi kebudayaan dunia, bukan hanya berhubungan dengan

kebudayaan tertentu. Merokok salah satu kebiasaan yang sama sekali tidak ada

manfaatnya dan bahkan akan mengganggu kesehatan. Merokok

membahayakan kesehatan, baik diri sendiri maupun bagi orang yang ada

disekitarnya. Oleh karena itu, dikenal dengan dua aktifitas yang berhubungan

dengan merokok. Pertama, seseorang disebut perokok aktif bila ia mengisap

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

18

sendiri rokok ke dalam mulutnya. Kedua, orang yang tidak merokok tapi ikut

mengisap asap rokok dari perokok aktif disebut perokok aktif. Rokok (asap

rokok) mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya. Djoko Pekik Irianto,

(2007: 134-135) mengatkan sudah banyak diketahui umum bahwa merokok

dapat mengganggu kesehatan seperti sistem pernafasan, paru-paru, jantung,

dan lain-lain. Asap rokok mengandung karbon monoksida yakni salah satu

senyawa karbon yang memiliki afinitas (daya ikat) terhadap Hb 200 – 300 kali

lebih kuat daripada afinitas terhadap oksigen (O2). Walaupun sudah diketahui

bahaya dan resikonya tetapi tampaknya hal itu tidak bisa mempengaruhi para

siswa untuk berhenti merokok. Slogan yang biasanya ada di Puskesmas,

Rumah Sakit atau yang digunakan dalam kampanye anti merokok tidak ada

artinya. Padahal rokok sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Selain itu

juga beresiko penyakit kanker rongga mulut, kerongkongan, kandung kencing,

ginjal, lambung, pankreas dan rahim.

2. Alkohol

Selama ini minuman beralkohol bukanlah merupakan barang yang sukar

didapat. Jenis minuman ini secara terbuka ditawarkan dan ditonton oleh siswa

melalui berbagai iklan. Di dalam iklan selalu digambarkan bahwa minuman

beralkohol adalah minuman yang memberikan kesan gaya hidup kota besar,

modern dan keren. Tawaran seperti ini yang secara tidak disadari dicerna oleh

siswa kemudian ingin tahu dan mencoba minum-minuman beralkohol untuk

memenuhi kesan modern dan tampil gaul. Alkohol ini terdapat dalam jenis

minuman keras, seperi vodka, AO, topi miring, bir, anggur, koleson, wisky,

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

19

mansen. Secara tidak langsung bahwa masuknya alkohol ke dalam tubuh

berarti juga masuknya bahan kimia ke dalam tubuh. Siswa yang minum

beralkohol sekali-kali mungkin tidak akan mengalami gangguan seberat

mereka yang telah menjadi alkoholik. Tingkah laku sosial dan emosi sudah

dikendalikan oleh bahan-bahan kimiawi. Siswa belum mengetahui bahwa

bahan-bahan itu sangat berbahaya bagi dirinya. Rasa ketagihan yang dialami

oleh para pengguna alkohol pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi emosi

dan fisik. Kebiasaan minum minuman keras yang melampaui batas akan

merusak tubuh. Susunan syaraf akan terganggu, kadang-kadang terjadi

kelumpuhan karena radang dari syaraf-syaraf sebagai akibat dari pemakaian

alkohol yang berlebihan.

Selanjutnya diperjelas menurut pendapat Djoko Pekik Irianto (2007: 127

– 128) alkohol yang terkandung dalam minuman keras seperti bir, whiskey,

dan lain lain mempunyai pengaruh pada vasodilatasi sehingga dapat

melebarkan pembuluh darah perifer, menyebabkan kulit kemerahan dan terasa

hangat. Disamping itu alkohol termasuk jenis minuman penghasil energi

instant, 1 gram alkohol dapat menghasilkan 7 kalori. Namun penggunaan

alkohol merugikan tubuh sebab alkohol mempunyai sifat-sifat diantaranya

adalah :

a) Depresan bagi susunan syaraf pusat

b) Mempercepat kelelahan sebab memproduksi asam laktat

c) Mengganggu kerja syaraf, menghambat waktu reaksi, mempengaruhi

refleks, kecepatan dan koordinasi menjadi lambat.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

20

d) Merupakan zat deuretis yang menyebabkan dihidrasi.

3. Narkotika

Kemungkinan semua orang mengetahui bahwa penggunaan narkotika

suatu perbuatan atau kebiasaan yang sangat tidak menguntungkan terutama

ditinjau dari segi kesehatannya. Narkotika jenisnya ada bermacam-macam

seperti ganja, putaw, sabu-sabu, heroin dan pil. Menurut Istiati, (2008: 11)

mengatakan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menimbulkan

pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan

memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa

pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau

timbulnya khayalan-khayalan yang akan menyebabkan efek ketergantungan

bagi pemakainya. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata narkan

(bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku.

Dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang

berarti dibiuskan. Obat narkose adalah obat yang dipakai untuk pembiusan

dalam pembedahan. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1997

yang dikeluarkan tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika, “Narkotika

hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan Ilmu

Pengetahuan termasuk kepentingan Lembaga Penelitian / Pendidikan saja,

sedangkan pengadaan impor / ekspor, peredaran dan pemakaiannya diatur oleh

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan. Akan tetapi kenyataannya

zat-zat tersebut banyak yang datang dan masuk ke Indonesia secara Ilegal

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

21

sehingga menimbulkan permasalahan. Peredaran zat terlarang secara gelap itu

dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin

memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.” Dampak penyalahgunaan

narkoba terhadap pemakai, antara lain sebagai berikut :

a) Mengakibatkan kematian

b) Mengakibatkan kegilaan

c) Mempengaruhi daya ingat

d) Mempengaruhi perhatian, sulit berkonsentrasi

e) Mempengaruhi perasaan dan kemampuan otak untuk menerima, memilah-

milah dan mengolah informasi

f) Menghambat pemahaman informasi yang diterima

g) Mempengaruhi persepsi

h) Mempengaruhi daya nalar (penghayatan terhadap agama hilang/kabur)

i) Mempengaruhi motivasi

j) Menimbulkan beberapa penyakit, seperti hepatitis B / C, mag dan kanker.

f. Hindari Hidup Yang Tidak Teratur

Membiasakan hidup sehari-hari tidak teratur pasti akan berakibat kurang

baik bagi kesehatan. Untuk itu agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi

dan tingkat kesegaran jasmani yang optimal hindarilah hidup yang tidak

teratur. Menurut Purnomo dan Abdul Kadir (1994: 51) hidup yang tidak

teratur seperti :

1) Melakukan cara hidup diluar kebiasaan yang wajar dan sehat.

2) Tidur terlalu malam atau begadang karena akan membahayakan kesehatan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

22

3) Setiap hari dengan cara tidur dan bangun pagi tepat waktu dan setiap

harinya tidur ditempat yang baik untuk kesehatan.

4) Hindari melakukan latihan jasmani atau olahraga yang tidak teratur.

5) Hindari makan secara sembarangan, baik yang dimakan maupun cara dan

waktu makan.

3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD)

Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah

dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan

kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam

(Supandi, 1992: 44). Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara

6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9

atau 10 tahun sampai 12 tahun. Menurut Witherington (1952) yang

dikemukakan Makmun (1995: 50) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri

perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun

dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa

berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan

dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan

cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah

memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya. Sekolah sebagai tempat

terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas

dalam membantu perkembangan dan kematangan anak sekolah.

Tugas-tugas perkembangan yang tercapai pada masa kanak-kanak akhir

dengan kisaran usia 6-13 tahun (Soesilowindradini, ttn: 116, 118, 119) akan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

23

memiliki keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya sosial-help

skills dan play skill. Sosial-help skills untuk membantu orang lain di rumah, di

sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman, merapikan

meja dan kursi. Ini akan menambah perasaan harga diri dan sebagai anak yang

berguna hingga menjadikan anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif). Play

skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari,

keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian

yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Siswa SD mengalami masa

remaja satu periode perkembangan sebagai transisi masa anak-anak menuju

masa dewasa. Menurut Annarini dan Cowell yang dikutip oleh Sukintaka

(1991: 43–46) bahwa pertumbuhan dan kematangan itu melalui berbagai

macam tahab, antara lain:

a. Tahap I

Anak kelas I dan II Kira-kira berumur antara 6 sampai 8 tahun, mempuyai

karakteristik:

1) Jasmani

Waktu reaksi lambat, koordinasi jelek, kesehatan umum tidak menentu,

mudah terpengaruh terhap penyakit.

2) Psikologi atau mental

Rasa ingin tahu besar, ingin mengetahui semua yang ia lihat, dan

menanyakan sesuatu secara alami, peningkatan terhadap aktifitas yang

disenangi, daya khayal besar.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

24

3) Sosial

Penyesuaian terhambat, senang yang alami, suka diperhatikan oleh

kelompoknya, individualistik, berjiwa bebas, menyenangkan kepada hal-

hal yang membahayakan anak atau sensasi.

Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah

mengembangkan tataran kekuatan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan

untuk dapat berpartisipasi dalam beraktifitas.

b. Tahap II

Anak kelas 3 dan IV kira-kira antara 9 sampai 10 tahun, mempunyai

karakteristik:

1) Jasmani

Perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak, daya tahan berkembang,

secara psikologik putri umumnya mencapai kematangan terlebih dahulu.

2) Psikologik dan mental

Perhatian terhadap bentuk, dan akan berkembangnya masalah hasil atau

kematangan, senang dengan idamannya.

3) Sosial

Mudah terangsang, tetapi juga mudah terluka karena kritik, suatu saat

suka membual.

Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah

mengatasi kekurangan sebaik mungkin, berusaha untuk menguasai

keterampilan sebaik mungkin, memperbanyak kegiatan untuk meningkatkan

kemampuan jasmani dan latihan-latihan dasar.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

25

c. Tahap II

Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11 sampai 12 tahun,

mempunyai karakteristik:

1) Jasmani

Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar, waktu reaksi makin

baik, perbedaan jenis kelamin makin nyata, koordinasi makin baik.

2) Psikis atau mental

Belum mengetahui problem kesehatan masyarakat, mempunyai rasa

tanggung jawab untuk menjadi dewasa.

3) Sifat emosional

Menginginkan masuk ke dalam kelompok sebaya, putri manaruh rasa

perhatian kepada anak laki-laki, ingin mngetahui segalanya, kerjasama

meningkat, mempunyai karakteristik.

Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah

koreksi kekurangan dan kelebihan pada otot pada latihan yang benar.

B. Penelitian Yang Relevan

Untuk melengkapi dan membantu penelitian ini, peneliti mencari bahan-

bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti.

Penelitian tersebut seperti di bawah ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anto Dwi Prayitno pada Tahun 2005 berjudul

“Identifikasi Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas 1 SMP 2 Girimulyo Kulon

Progo”. Hasil sebagai berikut, bahwa faktor perilaku terhadap makanan dan

minuman 77,1 % masuk katagori cukup baik, perilaku terhadap sakit dan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

26

penyakit 43,8 % termasuk kategori cukup baik, keseimbangan antara istirahat

dan olahraga 41,7 % termasuk katagori cukup baik. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa siswa kelas 1 SMP 2 Girimulyo Kulon Progo masuk katagori cukup

baik dalam menjalankan perilaku hidup sehat. Terhadap pola makan, sakit dan

penyakit yang diderita, kegiatan olahraga dan istirahat yang seimbang

dilakukan oleh siswa.

2. Penelitian Arif Setiawan pada Tahun 2002 yang berjudul “Hubungan Status

Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Hidup Sehat Siswa SLTP N I

Srandakan”. Populasi yang digunakan adalah semua siswa SLTP N 1

Srandakan yang duduk di kelas 3. Kesimpulan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku hidup sehat siswa SLTP N 1

Srandakan. Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap kebiasaan perilaku

hidup sehat siswa SLTP N 1 Srandakan mereka lakukan dalam kehidupan

sehari-hari.

Relevansi pada penelitian ini adalah bahwa siswa kelas 1 SMP 2

Girimulyo Kulon Progo termasuk katagori cukup baik dalam menjalankan

perilaku hidup sehat, dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku hidup

sehat siswa SLTP N 1 Srandakan. Sehingga antara kedua penelitian di atas

berkesinambungan terhadap perilaku hidup siswa kelas atas SD.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

27

C. Kerangka Berpikir

Tingkat kesadaran kesehatan seseorang sangat menentukan prestasi

seorang siswa dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun dalam sosial

masyarakat, namun kesehatan seseorang akan ditentukan oleh perilaku hidup

sehat orang tersebut. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan sejak dini

sehingga tubuh kita tetap terjaga dan sehat. Agar tubuh kita tetap sehat maka

kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri.

Kebiasaan perilaku seseorang terhadap suatu obyek, tidak akan timbul

dengan sendirinya, tetapi terbentuk melalui proses pendidikan (ilmu

pengetahuan) dan pengalaman lain maupun lingkungan. Perilaku hidup sehat

mencakup beberapa faktor, antara lain: perilaku terhadap makanan dan

minuman, perilaku terhadap kebersihan diri sendiri, perilaku terhadap

kebersihan lingkungan, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku yang

merusak kesehatan, perilaku hidup teratur.

Masalah kebersihan dan kesehatan yang dihadapi oleh siswa komplek

dan bervariasi. Pada siswa usia tingkat dasar biasanya berkaitan dengan

kebersihan perorangan dan lingkungan, sehingga isu yang menonjol bagi siswa

SD adalah kebiasaan yang masih kurang dalam berperilaku hidup sehat, seperti

kebiasaan sarapan, gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan

pakai sabun, potong kuku, kebersihan diri dan adanya gejala kenakalan siswa.

Penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai harapan untuk mengetahui

perilaku hidup sehat sehari-hari yang dilaksanakan oleh siswa kelas atas SD

Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuisioner. Metode

penelitian yang digunakan adalah survei adalah usaha untuk mengumpulkan

data (suatu atau beberapa variabel) dari anggota populasi guna menentukan

status populasi pada waktu dilakukan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto

(2002: 88), bahwa metode survei merupakan salah satu dokumen penelitian

yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang luas dan

banyak. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan digunakan sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Suharsimi

Arikunto (1983: 104) metode adalah bagaimana dapat diperoleh data mengenai

variabel-variabel tersebut. Suharsimi Arikunto (1983: 9) penelitian deskriptif

adalah penelitian yang menggambarkan variabel masa lalu dan masa sekarang

(sedang terjadi). Penelitian ini untuk mengungkap perilaku hidup sehat siswa

kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari salah pengertian, terlebih dahulu akan ditulis definisi

operasional yang berkaitan dengan penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini

adalah perilaku hidup sehat di sekolah dengan definisi sekumpulan perilaku

yang dipraktekkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran, yang

menjadikan seseorang atau kelompok dapat menolong diri sendiri di bidang

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

29

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat sekolah

yang diukur dengan menggunakan angket.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1983: 90) populasi adalah apabila

seseorang ingin meneliti, maka penelitiannya merupakan semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Penelitian dilaksanakan di 6 SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates,

antara lain: 1) SD Negeri Sogan, 2) SD Negeri Karangwuni, 3) SD Negeri

Darat, 4) SD Negeri Karangrejo, 5) SD Negeri Sumberan, 6) SD Negeri

Kulwaru 1.

b. Sampel Penelitian

Penelitian ini adalah siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan

Wates, Kulon Progo, yang terdiri dari: 1) SD Negeri Sogan = 79 siswa, 2) SD

Negeri Karangwuni = 46 siswa, 3) SD Negeri Darat = 48 siswa, 4) SD Negeri

Karangrejo = 21 siswa, 5) SD Negeri Sumberan = 71 siswa, 6) SD Negeri

Kulwaru 1 = 36 siswa, jumlah 301 siswa.

c. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik

random sampling, yaitu jumlah populasi dari seluruh siswa kelas atas SD

Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo berjumlah 301 diambil

30% dari total populasi sehingga diketemukan 90 sampel.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

30

Adapun distribusi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 1. Populasi Penelitian siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3

Kecamatan Wates, Kulon Progo.

No Nama SD Jumlah Jumlah x 30% Pembulatan 1 SD Negeri Sogan 79 23,7 24 2 SD Negeri Karangwuni 46 13,8 14 3 SD Negeri Darat 48 14,4 14 4 SD Negeri Karangrejo 21 6,3 6 5 SD Negeri Sumberan 71 21.3 21 6 SD Negeri Kulwaru 1 36 10,8 11 Jumlah 301 90.3 90

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan umtuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan angket atau berbentuk kuisioner. Menurut

Suharsimi Arikunto (2002: 128) kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respoden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Adapun bentuk pertanyaan

maupun pernyataan yang diajukan sesuai dengan butir-butir atau komponen

perilaku hidup sehat siswa SD. Butir pertanyaan dikelompokkan menjadi dua

yaitu: pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung perilaku sehat

yang baik sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang tidak

mendukung perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3

Kecamatan Wates, Kulon Progo. Skala psikologi tertutup adalah skala

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

31

psikologi yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang sudah disediakan.

Alternatif jawaban terdiri dari 4 alternatif jawaban.

Tabel 2. Penskoran Jawaban

Jawaban Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Sangat Sering 4 1 Sering 3 2 Kurang 2 3 Tidak Pernah 1 4

Menurut Sutrisno Hadi (1997: 7) ada tiga langkah pokok yang harus

diperhatikan dalam penyusunan instrument, yaitu :

a. Mendefinisikan Konstrak

Langkah pertama adalah mendefinisikan konstrak berarti membatasi

perubahan atau variabel yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini

adalah perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus

3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Perilaku hidup sehat adalah sesuatu

rangkaian tingkah laku yang dilakukan oleh individu untuk mencapai

kualitas hidup yang sehat. Munculnya perilaku sehat dipengaruhi oleh

rangsangan-rangsangan dari luar maupun dari dalam diri seseorang.

b. Menyidik Faktor

Menyidik faktor adalah suatu tahapan yang bertujuan untuk menandai

faktor-faktor yang diangkat dan selanjutnya diyakini menjadi komponen

dari konstrak yang diteliti. Faktor-faktor perilaku hidup bersih dan sehat

siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo,

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

32

meliputi: perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap

kebersihan diri, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, perilaku terhadap

sakit dan penyakit, perilaku terhadap kebiasaan yang merusak kesehatan dan

perilaku hidup yang teratur.

c. Menyusun Butir-Butir Pertanyaan

Langkah keempat adalah menyusun item-item pertanyaan berdasarkan

faktor-faktor yang menyusun konstrak. Item-item harus merupakan

penjabaran dari isi faktor dan hanya sebatas itu saja, tidak membicarakan

faktor yang lain. Kemudian disusun dalam butir-butir soal yang dapat

memberi gambaran tentang keadaan faktor tersebut. Untuk lebih jelasnya

bisa dilihat dalam tabel kisi-kisi berikut:

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

33

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Uji Coba Penelitian Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Variabel Faktor Indikator Pernyataan

Positif Negatif Jumlah Perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

1. Perilaku terhadap makanan dan minuman 2.Perilaku terhadap kebersihan tubuh 3.Perilaku terhadap kebersihan lingkungan 4.Perilaku terhadap sakit dan penyakit 5. Kebiasaan yang merusak kesehatan 6. Perilaku hidup yang teratur.

1. Kebiasaan sarapan dan waktu makan 2. Pemilihan jenis dan kebersihan makanan 3.Jumlah makanan

dan minuman 1. Mandi 2. Membersihkan Rambut 3. Kebersihan Pakaian 4. Membersihkan mulut dan gigi 1. Kebersihan kamar tidur dan halaman 2. Kebersihan kamar makan dan dapur 1.Pencegahan sakit dan penyakit 2.Pengobatan, pemulihan,kepatuhan berobat 1. Merokok 2. Alkohol, dan

nahkotika

1. Pengaturan istirahat 2.Pengaturan waktu

1,2 4,5, 6,8 9 11, 12 13 14, 16 17,18,19 21,22,24 25,26,27,28 30,31,32 34 36,37,38 39,40,41 42,.44, 45.

3 7

10

15

20

23

29

33,35

43

3

2

3

2 2

1

3

4

4

4

4

3

3

3 4

35 10 45

2. Judgement

Setelah menyusun butir-butir pertanyaan selesai, peneliti berkonsultasi

dengan beberapa ahli yang berkompeten dengan materi penelitian. Kriteria ahli

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

34

meliputi ahli dalam bidang ilmu kesehatan dan kebugaran, ilmu gizi,

Pengajar/Dosen bidang kesehatan. Setelah melalui beberapa proses konsultasi,

Menurut Validator alternatif jawaban yang semula terdiri dari 4 alternatif

jawaban untuk diganti supaya tidak menimbulkan kesalah-pahaman responden,

dengan tabel penskoran jawaban yang diajukan sebagai berikut:

Tabel 4. Penskoran Jawaban

Jawaban Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Sangat Sering 4 1 Sering 3 2 Kurang 2 3 Tidak Pernah 1 4

Tabel penskoran jawaban diatas gugur dirubah, menjadi:

Tabel 5. Penskoran Jawaban

Jawaban Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Selalu 3 1 Kadang-kadang 2 2 Tidak Pernah 1 3

Jadi alternatif jawaban terdiri dari 3 alternatif jawaban dan tetap dengan

dua pengelompokan pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Kisi-kisi yang diajukan terdiri dari: (1) faktor perilaku terhadap makanan

dan minuman ada 5 indikator diringkas menjadi 3 indikator dan 8 butir

pernyataan tetap, (2) faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh tidak ada

perubahan, (3) faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan semula 4

indikator diringkas 2 indikator, indikator kamar mandi dan WC gugur diganti

kebersihan halaman dengan 8 butir pernyataan, (4) faktor perilaku terhadap

sakit dan penyakit semula 4 indikator diringkkas menjadi 2 indikator dengan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

35

dengan 8 butir pernyataan, (5) faktor kebiasaan yang merusak kesehatan

semula 3 indikator 8 butir pernyataan disetujui 2 indikator dengan 6 butir

pernyataan, 1 indikator narkotika dengan 2 butir pernyataan nomor 39 dan 40

gugur, (6) faktor perilaku hidup yang teratur semula 2 indikator disetujui

dengan 8 butir pernyataan disetujui 7 butir pernyataan 1 butir pernyataan

nomor 44 gugur, maka angket instrument yang dibuat peneliti bisa digunakan

untuk uji coba dan pada akhirnya boleh dijadikan alat untuk pengambilan data

penelitian.

3. Hasil Uji Coba Instrument

Untuk membuktikan kepastian bahwa angket penelitian sudah dinyatakan

valid dan reliabilitas telah diadakan tes uji coba yang dilaksanakan pada kelas

atas SD Negeri Gugus 6 Kecamatan Wates, Kulon Progo dengan jumlah anak

30 siswa atas. Soal angket yang di uji cobakan sebanyak 45 nomor. Penelitian

diujicobakan pada siswa kelas atas SD Negeri Gugus 6 Kecamatan Wates,

Kulon Progo. Bertujuan untuk mengetahui apakah tiap butir-butir pernyataan

dalam angket mudah dipahami oleh siswa dengan cepat dan dapat dipahami

maksudnya dengan benar. Kemudian angket tersebut diberi skor penilaian atau

dianalisis untuk mengetahui tingkat kevaliditasannya. Instrument yang disusun

uji validitasnya menggunakan rumus statistik bagian total dan uji

reliabilitasnya menggunakan teknik Alpha cronbach’s.

a. Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menggunakan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas ini untuk mengetahui

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

36

apakah instrument ini mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dengan

bantuan SPS (Seri Program Statistik) 15.0 data yang terkumpul kemudian

dianalisis. Instrument dinyatakan valid atau sahih apabila r hitung > r tabel

pada taraf signifikansi 5 %. Dari hasil uji coba di atas di dapatkan 6 butir

pernyataan yang gugur dari 45 butir pernyataan yang telah disusun. Butir

pernyataan yang gugur adalah butir nomor 7, 19, 26. 30, 36, 44. Dengan

demikian ada 39 butir pernyataan yang valid dan siap digunakan untuk

pengambilan data.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

37

Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Penelitian Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Variabel

Faktor

Indikator Pernyataan

Positif Negatif Jumlah

Perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo

1. Perilaku terhadap makanan dan minuman 2.Perilaku terhadap kebersihan tubuh 3.Perilaku terhadap kebersihan lingkungan 4.Perilaku terhadap sakit dan penyakit 5. Kebiasaan yang merusak kesehatan 6. Perilaku hidup yang teratur

1. Kebiasaan sarapan dan waktu makan 2. Pemilihan jenis dan kebersihan makanan 3.Jumlah makanan dan

minuman 1. Mandi 2. Membersihkan Rambut 3. Kebersihan Pakaian 4. Membersihkan mulut dan gigi 1. Kebersihan kamar tidur dan halaman 2. Kebersihan kamar makan dan dapur 1.Pencegahan sakit dan penyakit 2.Pengobatan, pemulihan,kepatuhan berobat 1. Merokok 2. Alkohol, dan nahkotika

1. Pengaturan istirahat 2.Pengaturan waktu

1,2 4,5, 6,8 9 11, 12 13 14, 16 17,18,19* 21,22,24 25,26*,27,28 30*,31,32 34 36*,37,38 39,40,41 42,.44*, 45.

3

7*

10

15

20

23

29

33,35

43

3

2

2

2 2

1

3

3

4

3

3

3

2

3 4

30 9 39

Keterangan: *) merupakar Butir yang gugur

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan instrument,

analisis data akan digunakan program analisis program SPSS versi 15.0 dengan

hasil reliabilitas instrument sebesar 0,830.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

38

E. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, langkah berikutnya dalam menganalisis data

untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Untuk menganalisis

data digunakan teknik analisis, analisis data yang digunakan dari penelitian

menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif dengan persentase. Menurut

Anas Sujiono (2000: 40) perhitungan itu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

ƒ P = ----------x 100 % N Keterangan : P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah Subyek

Menurut Anas Sudjiono (2006: 175) dalam mengakategorikan

menggunakan 5 batasan norma sebagai berikut:

Tabel 7. Norma Pengkategorian

Norma Kategori < Mean + 1.5 SD Sangat Baik

Mean + 0.5 SD s.d < Mean + 1.5 SD Baik Mean _ 0.5 SD s.d < Mean + 0.5 SD Cukup Baik Mean _ 1.5 SD s.d < Mean _ 0.5 SD Kurang Baik

< Mean _ 1.5 SD Sangat Kurang Baik

Berikut hasil deskripsi dari Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD

Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo diukur dengan angket yang

berjumlah 39 butir. Dari hasil analisis data yang diperoleh rerata sebesar =

98,5, median = 99,00, modus = 97,00, standart deviasi = 4,44,

minimum = 85,00, dan maximum = 109,00.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

39

Adapun rangkuman hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Hasil perhitungan menurut pengkategorian

Skor Kategori < 105,20 Sangat Baik 100,76 s.d < 105,19 Baik 96,32 s.d < 100,75 Cukup Baik 91,88 s.d < 96,31. Kurang Baik < 91,87. Sangat Kurang Baik

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian diperoleh dari:

1. Kategori sangat baik, adalah: < Mean + 1.5 SD

98,54 + 1,5 (4,44) 98,54 + 6,66 105,20 Jadi kategori sangat baik adalah interval > 105,20.

2. Kategori baik adalah: Mean + 0.5 SD s.d < Mean + 1.5 SD

98,54 + 0,5 (4,44) s.d < 98,54 + 1,5 (4,44) _ 0,01 98,54 + 2,22 s.d < 98,54 + 6,66_ 0,01 100,76 s.d < 105,20_ 0,01. 100,76 s.d < 105,19 Jadi kategori baik adalah interval dari 100,76 s.d 105,19.

3. Kategori cukup baik, adalah: Mean _ 0.5 SD s.d < Mean + 0.5 SD

98,54 _ 0,5 (4,44) s.d < 98,54 + 0,5 (4,44) _ 0,01 98,54 _ 2,22 s.d < 98,54 + 2,22_ 0,01 96,32 s.d < 100.76_ 0,01 96,32 s.d < 100.75 Jadi kategori cukup baik adalah interval dari 96,32 s.d 100,75

4. Kategori kurang baik, adalah: Mean _ 1.5 SD s.d < Mean _ 0.5 SD

98,54 _ 1,5 (4,44) s.d < 98,54 _ 0,5 (4,44) _ 0,01 98,54 _ 6,66 s.d < 98,54 _ 2,22_ 0,01 91,88 s.d < 96,32_ 0,01 91,88 s.d < 96,31. Jadi kategori kurang baik adalah interval dari 91,88 s.d 96,31.

5. Kategori sangat kurang baik, adalah: < Mean _ 1.5 SD

< 98,54 _ 1,5 (4,44) _ 0,01 < 98,54 _ 6,66 _ 0,01 < 91,88 _ 0,01 < 91,87. Jadi kategori kurang baik adalah interval < 91,87.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian tentang perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri

se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo ini diperoleh dengan instrumen

angket. Data tentang perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3

tersebut terdiri atas 6 faktor yaitu, (1) perlaku terhadap makanan dan minuman,

(2) perilaku terhadap kebersihan tubuh, (3) perilaku teerhadap kebersihan

lingkungan, (4) perilaku terhadap sakit dan penyakit, (5) kebiasaan yang

merusak kesehatan dan (6) perilaku hidup yang teratur. Setelah data siswa

terkumpul, maka dilakukan analisis data untuk mengetahui perilaku hidup sehat

siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

B. Hasil Penelitian

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo diukur dengan angket yang berjumlah 39 butir. Dari hasil

analisis data diperoleh rerata sebesar = 98,54, median = 99,00, modus = 97,00,

dan standart deviasi = 4,44, minimum = 85,00, dan maximum = 109,00.

Berdasarkan analisis diperoleh sebanyak 4,44% atau 4 siswa masuk kategori

sangat baik, 27,78% masuk kategori baik, 40,00% masuk kategori cukup baik,

21,11% masuk kategori kurang baik, dan 6,67% dalam kategori sangat kurang

baik. Apabila dilihat dari frekuensi tiap kategori dapat disimpulkan perilaku

hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

41

Progo adalah cukup baik. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat

dilihat berikut ini.

Tabel 9. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo

No. Interval Kategori Frekuensi

Absolut Persentase 1. > 105,20 Sangat Baik 4 4,44

2. 100,76 s.d. 105,19 Baik 25 27,78

3. 96,32 s.d. 100,75 Cukup Baik 36 40,00 4. 91,88 s.d. 96,31 Kurang Baik 19 21,11 5. < 91,87 Sangat Kurang Baik 6 6,67

Jumlah 90 100

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Kecamatan Wates, Kulon Progo adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo

Faktor-faktor yang menyusun perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD

Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo terdiri atas 6 faktor, yaitu:

(1) faktor perilaku terhadap makanan dan minuman, (2) faktor perilaku terhadap

kebersihan tubuh, (3) faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan, (4) faktor

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

42

perilaku terhadap sakit dan penyakit, (5) faktor kebiasaan yang merusak

kesehatan, dan (6) faktor perilaku hidup yang teratur. Analisis tiap-tiap faktor

dideskripsikan sebagai berikut:

1) Faktor Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman

diukur dengan angket yang berjumlah 7 butir. Dari hasil analisis data diperoleh

rerata sebesar = 16,92 dan standart deviasi = 1,84. Distribusi frekuensi

berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Tabel 10. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman

No. Interval Kategori Frekuensi Absolut Persentase

1. > 19,68 Sangat Baik 4 4,44 2. 17,84 s.d. 19,67 Baik 31 34,44 3. 16,00 s.d. 17,83 Cukup Baik 41 45,56 4. 14,16 s.d. 15,99 Kurang Baik 4 4,44 5. < 14,15 Sangat Kurang Baik 10 11,11

Jumlah 90 100,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 4,44%

mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap makanan dan

minuman dengan kategori sangat baik, 34,44% masuk kategori baik, 45,56%

masuk kategori cukup baik, 4,44% masuki kategori kurang baik, dan 11,11%

masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat

disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

43

Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan

minuman adalah cukup baik.

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap

makanan dan minuman adalah sebagai berikut:

Gambar 2. perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman

2) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Tubuh

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh diukur

dengan angket yang berjumlah 8 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata

sebesar = 22,53 dan standart deviasi = 1,22. Distribusi frekuensi berdasarkan

pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

44

Tabel 11. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh

No. Interval Kategori Frekuensi

Absolut Persentase 1. > 24,36 Sangat Baik 0 0,00 2. 23,14 s.d. 24,35 Baik 24 26,67 3. 21,92 s.d. 23,13 Cukup Baik 47 52,22 4. 20,70 s.d. 21,91 Kurang Baik 14 15,56 5. < 20,69 Sangat Kurang Baik 5 5,56

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 0% mempunyai

perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh dengan

kategori sangat baik, 26,67% masuk kategori baik, 52,22% masuk kategori

cukup baik, 15,56% masuki kategori kurang baik, dan 5,56% masuk kategori

sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan

perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh adalah

cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap

kebersihan tubuh adalah sebagai berikut:

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

45

Gambar 3. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh.

3) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan

diukur dengan angket yang berjumlah 7 butir. Dari hasil analisis data diperoleh

rerata sebesar = 17,12 dan standart deviasi = 1,84. Distribusi frekuensi

berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Tabel 12. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan

No. Interval Kategori Frekuensi Absolut Persentase

1. > 19,88 Sangat Baik 11 12,22 2. 18,04 s.d. 19,87 Baik 10 11,11 3. 16,20 s.d. 18,03 Cukup Baik 31 34,44 4. 14,36 s.d. 16,19 Kurang Baik 33 36,67 5. < 14,35 Sangat Kurang Baik 5 5,56

Jumlah 90 100,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 12,22%

mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap kebersihan

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

46

lingkungan dengan kategori sangat baik, 11,11% masuk kategori baik, 34,44%

masuk kategori cukup baik, 36,67% masuki kategori kurang baik, dan 5,56%

masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat

disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan

lingkungan adalah cukup baik.

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap

kebersihan lingkungan adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan.

4) Faktor Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit diukur

dengan angket yang berjumlah 6 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

47

sebesar = 15,00 dan standart deviasi = 1,63. Distribusi frekuensi berdasarkan

pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Tabel 13. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit

No. Interval Kategori Frekuensi Absolut Persentase

1. > 17,45 Sangat Baik 1 1,11 2. 15,82 s.d. 17,44 Baik 41 45,56 3. 14,19 s.d. 15,81 Cukup Baik 20 22,22 4. 12,56 s.d. 14,18 Kurang Baik 22 24,44 5. < 12,55 Sangat Kurang Baik 6 6,67

Jumlah 90 100,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 1,11%

mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap sakit dan

penyakit dengan kategori sangat baik, 45,56% masuk kategori baik, 22,22%

masuk kategori cukup baik, 24,44% masuki kategori kurang baik, dan 6,67%

masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat

disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan

penyakit adalah cukup baik.

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit

dan penyakit adalah sebagai berikut:

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

48

Gambar 5. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit.

5) Faktor Kebiasaan yang Merusak Kesehatan

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan diukur

dengan angket yang berjumlah 5 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata

sebesar = 13,22 dan standart deviasi = 1,19. Distribusi frekuensi berdasarkan

pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Tabel 14. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang

merusak kesehatan

No. Interval Kategori Frekuensi Absolut Persentase

1. > 15,01 Sangat Baik 11 12,22 2. 13,82 s.d. 15,00 Baik 30 33,33 3. 12,63 s.d. 13,81 Cukup Baik 27 30,00 4. 11,44 s.d. 12,62 Kurang Baik 15 16,67 5. < 11,43 Sangat Kurang Baik 7 7,78

Jumlah 90 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 12,22%

mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan

dengan kategori sangat baik, 33,33% masuk kategori baik, 30,00% masuk

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

49

kategori cukup baik, 16,67% masuki kategori kurang baik, dan 7,78% masuk

kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat

disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,

Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan

adalah cukup baik.

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak

kesehatan adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan.

6) Faktor Perilaku Hidup yang Teratur

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur diukur dengan

angket yang berjumlah 6 butir.

Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 13,74 dan standart

deviasi = 1,28. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat

berikut ini.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

50

Tabel 15. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur

No. Interval Kategori Frekuensi Absolut Persentase

1. > 15,66 Sangat Baik 8 8,89 2. 14,38 s.d. 15,65 Baik 17 18,89 3. 13,10 s.d. 14,37 Cukup Baik 29 32,22 4. 11,82 s.d. 13,09 Kurang Baik 32 35,56

5. < 11,81 Sangat Kurang Baik 4 4,44

Jumlah 90 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 8,89%

mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku hidup yang teratur dengan

kategori sangat baik, 18,89% masuk kategori baik, 32,22% masuk kategori

cukup baik, 35,56% masuki kategori kurang baik, dan 4,44% masuk kategori

sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan

perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur adalah cukup baik.

Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang

teratur adalah sebagai berikut:

Gambar 7.Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

51

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku hidup sehat siswa

kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo berada pada

kategori cukup baik, penelitian ini dapat disimpulkan dalam kategori baik karena

hasil penelitian dari kategori baik memperoleh frekuensi 25 responden terhitung

27,78% dan kategori cukup baik memperoleh frekuensi 36 responden terhitung

40%. Jika frekuensinya dijumlah ada 61 responden terhitung 67,78%, jumlah ini

menunjukkan bahwa penelitian tersebut sudah 75,31 % dari 90 responden.

Hasil ini sungguh tidak disangka dari jawaban angket siswa dengan

beberapa perilaku siswa yang sesungguhnya. Karena peneliti sering melihat pada

saat menghadiri kegiatan KKG Penjas yang berpindah-pindah tempat di SD se

Kecamatan Wates dan melihat siswa yang mengkonsumsi makanan instan,

memakai pakaian kotor, sakit perut, pusing, dan malas membuang sampah di

tempatnya.

Tentunya faktor-faktor yang mendukung kesimpulan di atas dijelaskan

sebagai berikut:

1) Faktor Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah

cukup baik. Hal ini disebabkan karena guru dan para orangtua memberikan

pemahaman tentang pentingnya asupan gizi pada siswa, oleh sebab itu, asupan

makanan dan minuman yang menyehatkan dipenuhi guna memaksimalkan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

52

fungsi tumbuh kembang siswa. Contohnya adalah menjelaskan kepada siswa

tentang arti penting gizi untuk pertumbuhan dan memberikan makanan

tambahan yang berguna bagi perkembangan jasmani seperti pemberian sayur

mayur, ikan dan susu pada siswa. Dengan memberikan pemahaman tersebut

siswa dapat memilah dan memilih makanan yang sehat, alami, bergizi dan

berguna untuk pertumbuhan daripada memilih makanan yang banyak

mengandung bahan kimia serta kandungan gizi yang kecil. Siswa juga dapat

merasakan manfaat dari pemberian asupan makanan yang sehat dan bergizi hal

ini ditunjukkan dengan masa pertumbuhan siswa yang baik dan daya tangkap

pelajaran yang baik dalam proses pembelajaran.

2) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Tubuh

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh adalah cukup

baik. Hal ini disebabkan oleh peran orangtua dalam keluarga sangat positif,

siswa mempunyai kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dikarenakan orangtua

sadar bahwa kebersihan bisa menjaga kesehatan siswa. Dengan upaya

membersihkan badan seperti mandi, sikat gigi, potong kuku, dan membersihkan

pakaian dari kotoran dan debu, merupakan hal-hal kecil yang bisa berdampak

besar bagi kesehatan siswa. Dengan mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan

tubuh, orangtua dengan guru berupaya untuk meningkatkan kesadaran

kebersihan siswa seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan sikat gigi

sebelum tidur.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

53

3) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan adalah

cukup baik. Hal ini dikarenakan oleh kesadaran anak dengan segala aktifitas

kesibukannya seperti belajar dan bermain, maka siswa diajarkan untuk selalu

membersihkan ruangan setiap kali habis dipakai untuk kegiatan siswa. Guna

kebersihan lingkungan sekitar seperti kamar dan halaman rumah/sekolah

merupakan bentuk perilaku siswa yang sadar dengan kebersihan lingkungan.

Lingkungan yang kotor akan menyebabkan menjadi sarang penyakit seperti

digunakan untuk sarang nyamuk dan kuman lainya. Untuk itu peran orangtua

dan guru dalam membiasakan siswa berperilaku dan bertanggung jawab

terhadap lingkungan sekitar harus ditanamkan sedini mungkin kepada siswa.

Agar siswa mampu membersihkan dengan kesadaran sendiri tanpa disuruh atau

diperintah guru dan orangtua terlebih dahulu.

4) Faktor Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah

cukup baik. Hal ini disebabkan oleh, upaya guru dalam memberikan

pengetahuan kepada siswa tentang beberapa penyakit yang menular maupun

yang tidak menular dan cara pencegahan serta pengobatan pertama pada siswa

yang terkena penyakit ringan seperti flu dan batuk ringan. Penyakit sangat rawan

menghinggapi siswa dengan kondisi tubuh yang lemah dan kurang sehat,

penyakit tersebut dapat berkembang pesat apabila lingkungan sekitar siswa juga

kotor, maka dari itu peran guru dalam mengajarkan kesehatan kepada siswa

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

54

dengan tambahan materi UKS di sekolah diharapakan mampu membuat siswa

sadar bagaimana menghindari penyakit yang dapat menular dan mengetahui cara

awal mencegah penyakit-penyakit disekitar siswa.

5) Faktor Kebiasaan yang Merusak Kesehatan

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah

cukup baik. Hal ini disebabkan oleh lingkungan sekitar siswa yang mendukung

bagi kesehatan siswa, peran orangtua dan masyarakat sekitar siswa membantu

mendidik siswa untuk menjauhi kebiasaan yang bisa merusak kesehatan. Misal,

bahaya rokok terhadap gangguan jantung dan orang disekitarnya, siswa akan

menjauhi orang yang merokok dan memilih berada diruangan atau ditempat

dengan udara yang bebas, bahaya alkohol atau minuman keras, dengan

pendidikan di keluarga dan sekolahan siswa akan mampu memilih teman yang

berperilaku dan berkepribadian yang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan

siswa daripada memilih teman atau orang yang sering merokok atau suka

minum-minuman keras seperti alkohol.

6) Faktor Perilaku Hidup yang Teratur

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan

Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur adalah cukup baik.

Hal ini disebabkan oleh pengaturan jam istirahat, bermain dan belajar yang

seimbang oleh siswa. Pengaturan waktu dapat membuat hidup menjadi teratur,

orangtua selalu mengingatkan siswa pada waktu-waktu tertentu kapan siswa

harus segera istirahat dan belajar. Kebiasaan mengatur waktu membuat siswa

akan lebih disiplin dan tidak mudah sakit, hal ini disebabkan oleh keseimbangan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

55

aktifitas fisik seperti belajar dan bermain siswa akan diimbangi dengan intensitas

siswa beristirahat. Hal tersebut dapat menjaga kestabilan kesehatan siswa.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian pada siswa

kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo ini

menyimpulkan bahwa yang mempunyai perilaku hidup sehat masuk kategori

sangat baik sebesar 4,44% siswa, 27,78% masuk kategori baik, 40,00% masuk

kategori cukup baik, 21,11% masuk kategori kurang baik, dan 6,67% dalam

kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata sebesar 98,54, maka

Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates,

Kulon Progo masuk kategori cukup baik. Penelitian ini dapat disimpulkan dalam

kategori baik karena hasil penelitian dari kategori baik 40,00% dan kategori

cukup baik 27,78% dijumlahkan terhitung 67,78%, jumlah ini menunjukkan

bahwa penelitian tersebut mencapai 75,31 % dari 90 responden.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru dan

orangtua untuk melihat perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-

Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Setelah diketahui bahwa faktor

faktor yang meliputi perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap

kebersihan tubuh, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, perilaku terhadap

sakit dan penyakit, kebiasaan yang merusak kesehatan dan perilaku hidup yang

teratur memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi perilaku hidup sehat

siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

57

C. Keterbatasan

Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala ketentuan

yang dipersyaratkan bukan berarti peneliti ini tanpa kelemahan dan kekurangan.

Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:

1. Keterbatasan peneliti yang meliputi pengalaman, pengetahuan, tenaga,

biaya, dan waktu.

2. Peneliti hanya sebatas untuk mengetahui seberapa besar perilaku hidup

sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon

Progo.

3. Penelitian ini pengumpulan data hanya dilakukan dengan metode angket,

belum diketahui secara riil di lapangan.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan di

antaranya:

1. Bagi siswa, agar siswa lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam

bersikap hidup sehat.

2. Bagi guru dan orangtua, sangat diharapkan untuk memberikan pengetahuan

yang informatif pentingnya perilaku hidup sehat bagi siswa kelas atas SD

Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

3. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya populasi penelitian yang digunakan

lebih luas.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

58

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2000). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Anto Dwi Prayitno. (2005). Identifikasi Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas I

SMP2 Girimulyo Kulon Progo. Skripsi. FIK UNY Yogyakarta. Arif Setiawan. (2002). “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan

Perilaku Hidup Sehat Siswa SLTP N 1 Srandakan”. FIK UNY Yogyakarta. Bimo walgito. (1997) Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset. Djoko Pekik Irianto. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi offet. Mu’rifah (2004). Materi Pokok PPDO 2401/3SKS/Modul 1-9 Pendidikan Kesehatan, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Universitas Negeri Yogyakarat (2003) Pedoman Tugas Akhir. Universitas Negeri Yogyakarta. Pieter Noya (1983) Pedoman Guru Kesehatan Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka

Cipta. Proyek Bangun Desa Daerah Istimewa Yogyakarta (1981) Petunjuk Hidup Sehat Murid dan Lingkungannya, Yogyakarta. Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:

Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (1983). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Bina Aksara. Suharto, Elly Farida (1998). Buku Panduan Pendidikan Kesehatan 3. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. PT Balai Pustaka Suharto,Nurul Aini (1998). Buku Panduan Pendidikan Kesehatan 5. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. PT Balai Pustaka Sutrisno Hadi (1981), Metodologi Research Jilid I, Yayasan Penerbit Fakultas

Psychology UGM, Yogyakarta. Tim Kreatif SPEKTRA. 2008. Suplemen Bidang Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Panduan UKS dan Dokter Kecil School Program

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/16698/3/BAB I.pdf · bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan ... sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya

59

Jawa Timur. UU Kes. No 23 Th 1992 (2004). Materi Pokok PPDO 240/3 SKS Pendidikan Kesehatan Pusat Universitas Terbuka.