bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/55370/2/bab i.pdf · pengelolaan sampah di...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu permasalahan besar yang dialami deaerah di Kabupaten Pasuruan adalah masalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai resiko adanya aktivitas kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Perlu adanya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpulangkutbuang, menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah dapat menganggap sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri. 1 Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi di masyarakat adalah pada sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga merupakan salah satu ancaman untuk lingkungan. Hal ini mencakup limbah manusia dan timbunan sampah. Adanya kualitas air yang kurang bersih, pengelolaan sampah yang kurang memadai menimbulkan penumpukan sampah tak terkendali yang membuat aktivitas manusia untuk membakar dan membuang sampah ke sungai dan lahan atau tanah kosong. Kondisi harus menyadarkan masyarakat untuk lebih 1 Wuri, Sumartono, Bambang, 2015, Peran Bank Sampah Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, Jorn Reformasi, Vol 5 No 1.

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan besar yang dialami deaerah di Kabupaten Pasuruan

adalah masalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai resiko adanya

aktivitas kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada

selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat

dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumsi

masyarakat yang semakin meningkat. Perlu adanya perubahan paradigma yang

mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul– angkut–

buang, menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan

pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah dapat menganggap sampah sebagai

sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya,

untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri.1

Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi di masyarakat adalah pada

sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga merupakan salah satu ancaman

untuk lingkungan. Hal ini mencakup limbah manusia dan timbunan sampah.

Adanya kualitas air yang kurang bersih, pengelolaan sampah yang kurang

memadai menimbulkan penumpukan sampah tak terkendali yang membuat

aktivitas manusia untuk membakar dan membuang sampah ke sungai dan lahan

atau tanah kosong. Kondisi harus menyadarkan masyarakat untuk lebih

1 Wuri, Sumartono, Bambang, 2015, Peran Bank Sampah Dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, Jorn Reformasi, Vol 5 No 1.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

2

mengoptimalkan sampah dengan cara melakukan pengelolaan sampah

berwawasan lingkungan.

Pemerintah daerah sebagai pihak yang berwenang dalam pengelolaan

sampah, memilik tanggung jawab besar dalam menyelesaikan persoalan

pengelolaan sampah di daerahnya masing-masing baik dalam hal strategi

pengelolaan, izin pengelolaan, dan permasalahan volume sampah. Pengelolaan

sampah ditekankan bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga

pengelolaannya perlu dilakukan secara terpadu agar memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah

perilaku masyarakat.2

Kabupaten Pasuruan mengalami ancaman meningkatnya produksi sampah

oleh masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk serta pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Pasuruan setiap harinya sebanyak 4.700 meter kubik atau setara 940

ton sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kabupaten Pasuruan. Sedangkan

kapasitas sampah yang bisa masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya

mampu menampung 1.200 meter kubik atau setara 240 ton sampah. Dari TPA

yang ada di Kabupaten Pasuruan belum dapat untuk memaksimalkan masalah

sampah. Sedangkan masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai

maupun ke lahan kosong untuk di bakar yang mana akan menimbulkan rawan

banjir dan polusi udara, jika sampah dibiarkan hingga menumpuk dan

menggunung maka akan timbul penyakit.

2 Tasdir, Muhammad Marwan, 2016, Analisis Implementasi Kebijakan Bank Sampah di Kota

Makassar, Universitas Negeri Semarang, FISIP.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

3

Dalam menjaga dan meletarikan lingkungan maka hal ini mengacu pada

Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi linkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum.3

Berdasarkan isu permasalahan lingkungan mengenai sampah maka

Pemerintah Kabupaten Pasuruan mempunyai kebijakan adanya pengelolaan

sampah melalui program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB). Tujuan program

ini adalah untuk menjadikan lingkungan yang lebih bersih, serta memberdayakan

masyarakat untuk lebih peduli dengan adanya sampah untuk dikelola menjadi hal

yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis sehingga mengurangi

pencemaran lingkungan dan tumpukan sampah. Dimana kebijakan tersebut sesuai

amanat Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No 3 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat

himbauan nomor 660/816/121.078/2015 perihal pembentukan Satu Desa Satu

Bank Sampah.5 Program ini mendapat respon yang baik dari masyarakat desa di

Kabupaten Pasuruan. Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) ini merupakan

kebijakan Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Lingkungan Hidup

3 Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4 Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No 3 Tahun 2010 tentang pengelolaan sampah Kabupaten

Pasuruan 5 Surat Himbauan Dinas Lingkungan Hidup nomor 660/816/424.078/2015 tentang pembentukan

bank sampah

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

4

(DLH) bekerja sama dengan masyarakat serta pihak swasta (pengepul sampah)

dalam pelaksanaannya.

Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) sistem pengelolaan sampah

sesuai pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Recycle

Melalui Bank Sampah, yang mana sebagai trobosan dalam meningkatkan peran

serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang bersifat berkelanjutan dan

implementatif.6

Mekanisme bank sampah dimulai dari pemilahan sampah rumah tangga,

penyetoran, penimbangan, pencatatan hingga hasil sampah dilaporkan lalu

dimasukkan dalam pembukuan atau tabungan. Pelaksanaan bank sampah

diharapkan memberikan nilai tambah serta nilai ekonomis terhadap sampah dan

lingkungan. Keberadaan bank sampah juga akan menjadikan realisasi konsep

ekonomi rakyat yang dapat diimplementasikan dengan mudah melalui

pemberdayaan masyarakat desa. Operasional bank sampah tentunya tidak dapat

berjalan secara baik apabila sepenuhuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

saja sehubungan dengan keterbatasan personel, sarana prasarana, dukungan

anggaran dan lain sebagainya. Dengan itu perlunya kerjasama dari masyarakat

untuk mengelola bank sampah melalui pemberdayaan masyarakat.

Manfaat dan kegunaan bank sampah sendiri sebagai tempat pemilahan dan

pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang yang memiliki nilai ekonomis.

Bank sampah tumbuh karena ide dan dukungan yang keras dari masyarakat

6 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012

Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Recycle Melalui Bank Sampah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

5

seiring dengan kebutuhan masyarakat akan lingkungan yang bersih dan sehat.

Sistem bank sampah yaitu sistem yang mana seperti halnya perbankan yang

berlaku. Bank sampah sebagai tempat nilai tukar, transaksi, penarikan uang,

penyimpanan, pinjaman dan pembagian hasil dari sebuah sampah yang nanti

dikelola.7

Kabupaten Pasuruan terdari dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan, dan 341

Desa. Dari beberapa desa, bank sampah yang sudah teralisasi sejumlah 134 bank

sampah pada tahun 2015-2017, di tahun 2018-2019 ditargetkan akan terlaksana 84

Desa dimungkinkan adanya bank sampah. Program Satu Desa Satu Bank (SDSB)

dilakukan dimulai dengan adanya sosialisasi, pembentukan pengurus, pembuatan

SK dan pelatihan bagi pengurus. Harapan yang dimungkinkan adalah lebih

adanya pelestiran dan kebersihan lingkungan dengan adanya swadaya masyarakat

untuk hidup sehat dan peduli lingkungan.

Salah satu contoh bank sampah di Kabupaten Pasuruan yaitu bank sampah

Kampoeng Limo di Desa Pleret Kecamatan Pohjentrek merupakan salah satu desa

yang mempunyai keberhasilan melaksanakan Program SDSB, masyarakat sangat

antusias dengan adanya sosialisasi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Pasuruan. Masyarakat mengerti bagaimana pentingnya hidup bersih

dan sehat. Dengan adanya sosialisasi yang sudah digalang, antusias masyarakat

Pleret hingga membangun gedung bank sampah dari dana desa yang mana

melalaui pembinaan pemerintah Kabupaten Pasuruan dan DLH Kabupaten

Pasuruan. Keberadaan Bank Sampah mampu menciptakan pemberdayaan dan

7 Puspita Dwi Apriliyanti, dkk, 2015, Evaluasi Kinerja Bank Smapah Kartini Mandiri Desa

Pesanggrahan Kota Batu, J-Pal, Vol. 6 No.2.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

6

kesejahteraan di masyarakat melalui bimbingan oleh pihak-pihak terkait. Disini

penulis memberikan batasan masalah untuk melakukan observasi di tiga tempat

yaitu Bank Sampah Kampoeng Limo di Desa Pleret Pohjentrek, Bank sampah

Rajawali Peduli Lingkungan di Kelurahan Jogosari Pandaan, dan Bank Sampah

Flamboyan di Desa Kedungringin Beji. Hal ini agar supaya fokus pembahasan

terarah dan memberikan gambaran yang signifikan yang mana tiga bank sampah

tersebut merupakan salah satu percontohan di Kabupaten Pasuruan.

Pengelolaan bank sampah itu sendiri dapat berjalan dengan baik harus

diawali terlebih dahulu dengan adanya suatu perencanaan yang baik sebagai dasar

untuk melaksanakan kegiatan. Perencanaan tersebut merupakan suatu kegiatan

penyusunan dokumen rencana yang melipuiti perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi kegiatan yang menyeluruh dan terus-menerus. Hal ini

bertujuan agar pengelolaan bank sampah dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan, yang menentukan keberlanjutan pengelolaan bank sampah oleh

masyarakat.8

Beberapa tahun yang sudah berjalan dari adanya Program SDSB ini,

dampak yang dirasakan oleh masyarakat sendiri yaitu adanya inovasi yang mana

sampah dapat dikelola dan tidak dibuang disembarang tempat. Dari adanya

sampah yang ditukarkan mendapatkan nilai ekonomis dan dan menciptakan ramah

lingkungan untuk masing-masing lingkungan desa di Kabupaten Pasuruan.

Berjalannya program SDSB semakin tahun dapat membawa masyarakat lebih

baik dengan memberdayakan adanya bank sampah. Tetapi masih juga ada

permasalahan yang timbul dari beberapa masyakat yang masih sulit untuk

8 Bintoro Tjokroamidjojo, 1990, Perencanaan Pembangunan, Jakarta, Haji Masagung.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

7

diingatkan akan pentingnya kebersihan lingkungan sekitarnya sendiri. Dari

beberapa bank sampah yang ada tidak semuanya juga berjalan sesuai aturan.

Dalam hal ini perlunya evaluasi pemerintah dalam menjalankan program SDSB

untuk memberdayakan masyarakat di Kabupaten Pasuruan.

Dengan itu dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat

pula membantu penyermpurnaan pelaksanaan program serta perkembangannya.

Hal tersebut merupakan suatu upaya untuk mengukur hasil dan dampak suatu

aktivitas dengan cara membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan

bagaimana cara pencapaiannya. 9 Disinilah peran pemerintah daerah untuk

memberikan dorongan dalam membentuk, mendampingi hingga mengawasi

sampai akhirnya kelompok-kelompok bank sampah disetiap desa dapat berjalan

dan dikelola dengan baik oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Fokus penelitian ini adalah tentang “Evaluasi Kebijakan Program Satu

Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di

Kabupaten Pasuruan” yang berisi tentang apa yang melatar belakangi

perencanaan program, proses pelaksanaanya, faktor penghambat hingga manfaat

dan keberhasilan yang dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah daerah.

9 Jhones, Charles O, 1990, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy) dalam Terjemahan Ricky

Ismanto. Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan diatas, maka

peneliti membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Evaluasi Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank Sampah

(SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten

Pasuruan ?

2. Apa faktor penghambat Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank

Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten

Pasuruan ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Evaluasi Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank

Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten

Pasuruan.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat Kebijakan Program Satu

Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

Di Kabupaten Pasuruan .

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat memberikan dua manfaat baik secara akademis maupun

secara praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan

mengenai Evaluasi Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank Sampah

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

9

(SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Pasuruan

sehingga dapat menjadikan sampah sebagai manfaat yang lebih ekonomis

dan solusi mengurangi sampah yang menjadi masalah lingkungan. Serta

referensi dan wawasan kepada akademis hasil dari ilmu yang diperoleh pada

mata kuliah Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan disiplin

Ilmu Pemerintahan. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana strata satu Studi Ilmu Pemerintahan di

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan acuan

kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam pengelolaan sampah melalui

pemberdayaan desa yang dapat memberikan manfaat untuk masyarakat,

serta mengoptimalkan sumber daya yang ada menjadi hal yang memiliki

nilai tepat guna melalui pengelolaan Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

di Kabupaten Pasuruan.

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi Konseptual adalah sebagai difinisi yang menggambarkan konsep

dengan penggunaan konsep-konsep lainnya atau mendefinidikan suatu konstruk

dengan konstruk lainnya 10 Suatu definisi harus mampu menggambarkan

karakteristik konsep yang didefinisikan secara ensensial dan objektif. Definisi

konseptual memberikan penjelasan yang singkat dan jelas mengenai konsep yang

akan digunakan sebagai perspektif dalam suatu penelitian. Dengan demikian perlu

10 Silalahi, Ulber, 2012, Metode Penelitian Sosial., Bandung, Refika Aditaman, Hal 19.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

10

peneliti definisikan beberapa konsep yang berkaitan dengan tema dalam penelitian

ini diantaranya adalah :

1. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai

bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Sedangkan

Kebijakan diartikan serangkaian dari rencana program, keputusan, aksi,

sikap untuk bertindak maupun tidak dilakukan oleh aktor-aktor sebagai

tahapan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya kebijakan

adalah hal penting bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.11 Teori

kebijakan Helmut Wollman evaluasi kebijakan didefinisikan sebagai alat

dan prosedur untuk melakukan dua hal yaitu pertama penelitian evaluasi

sebagai analisis melibatkan program kebijakan untuk mendapatkan semua

informasi berkaitan dengan penilaian kinerja baik dari proses dan hasilnya.

Yang kedua evaluasi sebagai fase kebijakan yang lebih umum mengacu

pada pelaporan informasi kembali ke proses kebijakan. 12 Wollman

menjadikan evaluasi kebijakan menjadi tiga model yang halnya bisa

dijadikan acuan sebagai evaluasi kebijakan yaitu Ex-Ante, On-Going, dan

Ex-Post.

11 Mifta, Thoha, 2013, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada 12 Lintjewas, O., Tulusan, F., & Egetan, M, 2016, Evaluasi Kebijakan Pemberian

BantuanPengembangan Usaha Mina Pedesaan di Kabupaten Minahasa Selatan, Society : Jurnal

Ilmu Sosial dan Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, hlm 82-85.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

11

2. Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

Bank sampah lahir dari program Jakarta Green and Clean yaitu salah

satu cara pengelolaan sampah skala rumah tangga, yang menitik beratkan

pada pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga.

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilih menurut

jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang

mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir

sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan

manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang

disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang

disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan

pengelola bank sampah harus orang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa

kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem

kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan

memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan

sejumlah sampah.13

Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) salah satu program

yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Upaya Pemkab

Pasuruan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

di tiap desa-desa, terus dilakukan. Salah satunya melalui pendirian Bank

Sampah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus menggalakkan program

tersebut agar bisa berkembang di tiap-tiap desa yang belum tersentuh

sosialisasi secara inten.

13 Unilever, GC, 2010, Unilever Green and Clean , Bumi Kita.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

12

Program Bank Sampah yang dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan

sudah rintis sejak tahun 2015 silam, berdasarkan Surat Edaran No

660/816/424/178/2015 tanggal 21 Mei berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Pasuruan No 3 Tahun 2010. Permasalahan sampah memang

tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja. Namun, harus

melibatkan semua masyarakat, pegiat lingkungan, serta forum komunitas

peduli sampah. Pada tahun 2015-2017 bank sampah di Kabupaten Pasuruan

sudah berjalan dengan baik dalam penanganan sampah rumah tangga. Bank

Sampah sudah tersebar di 20 kecamatan di 78 desa/kelurahan. Dari total

jumlah desa, untuk jumlah bank sampah yang sudah terbentuk 134 bank

sampah. Pada tahun 2019, DLH menargetkan perkembangan bank sampah

sebanyak 84 desa. Sasarannya adalah desa yang belum ada sarana bank

sampah. Untuk mendukung tercapainya program, DLH akan melakukan

sosialisasi kepada masyarakat dengan dibantu oleh TFL (Tim Fasilitator

Lapangan). Tim ini akan memberikan pengarahan nilai manfaat dengan

adanya bank sampah.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Empowerment atau yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

berarti pemberdayaan merupakan sebuah konsep yang lahir sebagai bagian

dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat utamaya

Eropa. Untuk memahami konsep empowerment secara tepat dan jernih

memerlukan upaya pemahaman latar belakang kontekstual yang

melahirkannya. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemerkuasaan

(empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

13

Karena ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan kemampuan untuk

membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka.14

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya mempersiapkan masyarakat

seiring dengan langkah memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka

mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam

suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. 15 Selain itu pemberdayaan

masyarakat menurut Sumaryadi sebagai berikut:

Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan integral dari

masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran, masyarakat adat yang

terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita

yang didiskriminasikan atau dikesampingkan. Memberdayakan kelompok-

kelompok masyarakat tersebut secara sosial ekonomis sehingga mereka

dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka,

namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Dari

pendapat tersebut maka pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi

sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan.

14 Suharto, Edi , 2009, Membangun Masyarakat memberdayakan Masyarakat, Bandung, PT

Refika Aditama, Hal 5. 15 Sumaryadi, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat,

Jakarta, Cv Citra Utama.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

14

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi oprasional adalah kondisi, bahan, dan prosedur yang

diperlukan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau

lebih acuan konsep yang didefinisikan. 16 Dengan demikian definisi

operasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan di

pelajari dan di analisa, sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang

jelas. Adapun variabel-variabel yang akan didefinisikan secara operasional

dalam penelitian ini adalah:

1. Evaluasi Kebijakan Program Sata Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam

Rangka Pemberdayaan Masyrakat di Kabupaten Pasuruan :

a. Perencanaan Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

b. Pelaksanaan Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

c. Evaluasi Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

2. Faktor penghambat Kebijakan Program Sata Desa Satu Bank

Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyrakat di Kabupaten

Pasuruan :

a. Kurangnya komitmen dalam proses pengelolaan SDSB

b. Kurangnya koordinasi DLH dengan masyarakat

16 Op.cit. Silalahi, Uber. Hal 119

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

15

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian

untuk mendapatkan data dan menjawab rumusan masalah. Metode

penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

dimana metode kualitatif itu sendiri adalah ilmiah yang bertujuan untuk

memahami suatu kejadian atau pun fenomena dalam kontek sosial secara

alamiah dengan mengedepankan proses interaksi antara peneliti dengan

objek atau fenomena yang di teliti. Peneliti menggunakan serangkaian

metode penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Dalam deskriptif kualitatif ini data akan di ambil dengan sebenar-

benarnya, dimana penulis akan mendeskripsikan Evaluasi Kebijakan

Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Pasuruan.

2. Sumber Data

Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu

menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data Primer,

merupakan data yang di dapatkan atau diperoleh langsung dari narasumber.

Sumber data primer berasal dari Dinas Lingkungan Hidup, dimana data

yang di dapat berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi,

sedangkan Data Sekunder, merupakan data tambahan yang dapat dari studi

kepustakaan,atau sumber lainnya seperti jurnal,buku, internet, peraturan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

16

perundang-undangan serta sumber bacaan lainnya yang berkaitan dalam

penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan akhir ini penulis mengadakan penelitian

untuk memperoleh data yang diperlukan dengan beberapa cara diantaranya

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi di artikan sebagai

metode pengumpulan data atau keterangan yang dilakukan dengan

melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke tempat yang akan

diselidiki17. Peneliti akan melakukan observasi lapangan, dimana maksud

dari observasi lapang ini adalah melakukan turun lapang ke tempat

penelitian untuk melihat secara langsung bagaimana keadaan lapangan dan

memahami hal-hal yang di dapat dari subyek penelitian terkait Evaluasi

Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Pasuruan.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu18. Tenik ini di gunakan untuk mendapatkan informasi

yang sebanyak- banyaknya dan mendalam agar terpenuhinya data yang di

butuhkan oleh peneliti. Wawancara pada penelitian ini dilakukan di

lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan. Peniliti akan

menentukan focus daftar pertanyaan atau biasa di sebut interview guide.

17 Arikunto.S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek; Jakarta, Rineka Ciota, hal

124. 18 Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, CV Alfabeta,

Hal 231.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

17

Dengan demikian peneliti dapat terarah dalam mewawancara subyek

penelitian.

Setelah melakukan observasi dan wawancara maka peniliti melakukan

dokumentasi, dimana teknik dokumentasi berupa informasi yang berasal

dari catatan penting baik dari lembaga ataupun organisasi maupun dari

perorangan. 19 Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, karya-karya

monumental dari seseorang.20 Dokumentasi merupakan salah satu metode

terpenting dalam teknik pengumpulan data karna dokumentasi dapat

menunjukkan sebuah fakta atau kebenaran yang terjadi di lapangan. Dari

teknik pengumpulan data ini peneliti akan mencari data pendukung seperti

foto, tabel, grafik, dsb, yang berhubungan dengan yang di teliti dimana

dokumentasi ini adalah data penguat dalam pendeskripsian hasil penelitian.

4. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang – orang yang dapat memberikan

sebuah informasi tentang sesuatu yang sedang di teliti. Peneliti akan

memfokuskan penelitiannya terhadap Evaluasi Kebijakan Program Satu

Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

Di Kabupaten Pasuruan. Dengan demikian untuk mendapatkan infomasi

yang relevan, maka subyek penelitian dalam penelitian ini adalah :

a. Kepala Bagian bidang II Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan

b. Tim Fasilitator Lapangan Kecamatan Pandaan, Kecamatan Beji, dan

Kecamatan Pohjentrek

19 Ibid ,hal 72

20 Ibid, hal 240

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

18

c. Pengurus Bank Sampah Kampoeng Limo, Rajawali Peduli Lingkungan

Flamboyan

d. Masyarakat yang berpertisipasi terhadap Program Satu Desa Satu Bank

Sampah (SDSB).

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat bagi penulis untuk mendapatkan

data dari suatu penelitian yang sedang diteliti sehingga data yang di

dapatkan lebih akurat dan dapat di pertanggung jawabankan. Dalam

penelitian ini penulis melakukan penelitian di Dinas Lingkungan Hidup.

Selain di DLH yang beralamatkan di Area Perkantoran Pemerintah, Raci

Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Penilitian ini juga melakukan penelitian di Kampung limo Desa Pleret

Kabupaten Pasuruan. Dengan mengambil Desa Pleret diharapkan dapat

mengatahui bagaimana pelaksanaan Program SDSB di desa tersebut mulai

dari perencanaan sampai dengan keberlanjutan. Kemudian diharapkan dapat

melihat bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program

SDSB di desa tersebut. Terlebih lagi, Kampung limo Desa Pleret salah satu

Desa yang mempunyai Gedung Bank Sampah yang mana dari swadaya dan

dana desa , sehingga sangat menarik untuk menjadikan Kampung Limo

Desa Pleret sebagai lokasi penelitian. Ada juga Desa Jogosari Kecamatan

pandaan Bank Sampah Rajawali Peduli Lingkungan dan Desa Kedungringin

Kecamatan Beji Bank Sampah Flamboyan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

19

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan urian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalan analisis data

kualitatif. Karena jenis penelitian ini deskriptif kualitatif maka peneliti

menggunakan analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman

dimana dalam model ini empat jenis kegiatan analisis dan pengumpulan

data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak

diantara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data. Kemudian

bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, penarikan

kesimpulan selama sisa waktu penelitiannya sebagi berikut :

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis

data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan wawancara dan studi dokumentasi. 21 Proses pengumpulan

data dilakukan saat pra penelitian dan pada saat penelitian. Pada kegiatan ini

tidak ada waktu secara spesifik untuk menentukan batas akhir dari

pengumpulan data di lapangan, karena sepanjang penelitian masih

berlangsung selama itulah pengumpulan data-data yang dibutuhkan oleh

peneliti akan dilakukan. Sebagaimana yang telah peniliti sampaikan di sub-

bab sebelumnya bahwa pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi

21 Bungin, Burhan, 2003, Analisis DataPenelitian Kualitatif, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

Hal 70

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

20

langsung, melakukan wawancara dengan informan, membuat dokumentasi

dan membuat catatan dilapangan.

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. 22 Pada

proses ini, peneliti lakukan setelah mendapatkan data-data dari kegiatan

wawancara, hasil observasi dan hasil studi dokumentasi yang kemudian

diubah menjadi bentuk tulisan dan dikategorisasikan sesuai fokus bahasan

masing-masing. Setelah itu dilakukan reduksi atau memilah data-data yang

telah dikumpulkan lalu menggabungkan atau menghubungkan antar data

yang telah dipilah. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menemui data-data yang sesuai

dengan pokok bahasan. Selain daripada itu dapat mempermudah proses

pengumpulan data selanjutnya.

b. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaikan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 23Penyajian data

di arahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan tersusun dalam pola

22 Op.cit. Sugiyono. Hal 247

23 Ibid, Hal 341.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.umm.ac.id/55370/2/BAB I.pdf · Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan4, yang ditindak lanjuti dengan surat himbauan nomor 660/816/121.078/2015

21

hubungan sehingga makin mudah di pahami, penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar katagori serta diagram

alur.

c. Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan Data adalah tahap terakir dalam rangkaian analisis data

kualitatif dalam model interaktif. Kesimpulan data adalah proses verifikasi

dari data-data yang telah dipilah pada tahap sebelumnya yang kemudian

disimpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. 24 Jadi pada tahap

kesimpulan data menjurus pada jawaban pada fokus bahasan dan

mengungkap fakta dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya.

24 Ibid.Hal. 342.