bab i pendahuluan a. latar belakang...

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global mengakibatkan bermacam-macam kebutuhan semakin meningkat yang harus segera dipenuhi. Berawal dari kebutuhan yang terus menuntut, muncul berbagai masalah. Layanan bimbingan dan konseling menjadi salah satu kebutuhan membantu orang (helping people) mengatasi segala masalah. Siswa yang kesulitan belajar, individu yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya merupakan garapan dari bimbingan dan konseling dalam berbagai seting kehidupan. Untuk itu, diperlukan model konseling yang diperlukan untuk membantu individu Model-model konseling mulai berkembang diantaranya model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis. Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis sangat diperlukan untuk meberikan intervensi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi individu. Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis memerlukan pemahaman yang mendalam sebagai upaya dari layanan bimbingan dan konseling yang diberikan supaya mampu membantu individu mengatasi segala permasalahan hidupannya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam model konseling klasifikasi diagnostik ekologis adalah: 1. apa konsep dasar model konseling klasifikasi diagnostik ekologis? 2. bagaimana konsep utama model konseling klasifikasi diagnostik ekologis? 3. bagaimana pandangan manusia menurut model konseling klasifikasi diagnostik ekologis?

Upload: truongtruc

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era global mengakibatkan bermacam-macam kebutuhan semakin

meningkat yang harus segera dipenuhi. Berawal dari kebutuhan yang terus

menuntut, muncul berbagai masalah. Layanan bimbingan dan konseling

menjadi salah satu kebutuhan membantu orang (helping people) mengatasi

segala masalah. Siswa yang kesulitan belajar, individu yang tidak bisa

menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya merupakan garapan dari

bimbingan dan konseling dalam berbagai seting kehidupan. Untuk itu,

diperlukan model konseling yang diperlukan untuk membantu individu

Model-model konseling mulai berkembang diantaranya model

konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis. Model konseling

rancangan klasifikasi diagnostik ekologis memusatkan perhatian pada

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Model konseling rancangan

klasifikasi diagnostik ekologis sangat diperlukan untuk meberikan intervensi

yang sesuai dengan masalah yang dihadapi individu.

Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis

memerlukan pemahaman yang mendalam sebagai upaya dari layanan

bimbingan dan konseling yang diberikan supaya mampu membantu individu

mengatasi segala permasalahan hidupannya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis adalah:

1. apa konsep dasar model konseling klasifikasi diagnostik ekologis?

2. bagaimana konsep utama model konseling klasifikasi diagnostik ekologis?

3. bagaimana pandangan manusia menurut model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis?

2

4. bagaimana tujuan konseling menurut model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis?

5. siapa yang menjadi konseli dalam model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis dan bagaimana peran konselor?

6. teori apa yang mendukung model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis?

7. bagaimana teknik yang digunakan dalam model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis?

8. bagaimana keterbatasan model konseling klasifikasi diagnostik ekologis

9. bagaimana implementasi praktis model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

secara mendalam model konseling klasfikasi diagnostik ekologis, secara

lebih spesifik tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. mengetahui konsep dasar model konseling klasifikasi diagnostik ekologis

2. mengetahui konsep utama model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis

3. mengetahui pandangan manusia menurut model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis

4. mengtahui tujuan konseling menurut model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis

5. mengetahui konseli dalam model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis dan peran konselor dalam menghadapi konseli

6. mengetahui teori yang mendukung model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis

7. mengetahui teknik yang digunakan dalam model konseling klasifikasi

diagnostik ekologis

8. mengetahui keterbatasan model konseling klasifikasi diagnostik ekologis

3

9. mengimplementasikan model konseling klasifikasi diagnostik ekologis

dalam bimbingan dan konseling

D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah diharapkan memberikan pemahaman mengenai

model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis sebagai sebuah

layanan konseling individual serta dapat mengaplikasikan model konseling

klasifikasi diagnostik ekologis dalam bimbingan dan konseling.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan makalah dijabarkan menjadi tiga bab sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN memuat konsep dasar, konsep utama, pandangan

tentang manusia, tujuan konseling, konseli dan peran konselor, teori

yang mendukung, teknik yang digunakan, keterbatasan, serta

implementasi praktis.

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI memuat kesimpulan dan

rekomendasi.

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

Individu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi

antar individu dan lingkungan. Yusuf (1998 : 18) menambahkan bahwa

ekologi merupakan studi tentang interaksi atau transaksi antara organisme

(manusia yang sedang berkembang) dengan lingkungan baik fisik, psikologis

maupun sosial. Hubungan antara individu dengan lingkungan merupakan hal

yang mutlak dan saling mempengaruhi (Reciprocal Influences). Corey (2005 :

340) menjelaskan diagnosis psikologis adalah suatu analisis atas masalah-

masalah klien, faktor-faktor penyebab, serta sifat dan perkembangan pola-

pola maladjustment. Diagnosis dalam konseling yaitu memperoleh

pengetahuan yang cukup mengenai tingkah laku klien sekarang sehingga

rencana treatment bisa dibuat. Diagnosis dilakukan dengan menganalisis

masalah yang ada. Pandangan model konseling diagnostik ekologis adalah

menganalisis lingkungan dan individu yang mempunyai hubungan timbal

balik.

Konsep dasar klasifikasi diagnostik ekologis berkaitan erat dengan

perkembangan individu terhadap lingkungan agar individu menjadi dewasa

dan mandiri. Sistem diagnostik ekologis sangat berguna bagi para petugas

professional dalam komunikasi, dalam pendekatan yang sistematis untuk

menentukan sumber dan sebab gejala patologis, serta mengembangkan

rencana perlakuan (treatment). Model konseling diagnostik ekologis

merupakan dasar pola berpikir konselor dalam mengidentifikasi sasaran,

metode, maksud, intervensi dan menilai kemajuan terapi.

B. Pandangan Manusia

Dilihat dari pengertian ekologi, model Diagnostik Ekologi

memandang manusia sebagai individu yang sedang berkembang dilingkungan

sosial-budaya dan dikendalikan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Individu

5

yang berada dalam lingkungan saling berinteraksi satu sama lain sehingga

terbentuk rasa saling mempengaruhi yang berdampak dalam perubahan

tingkah laku. Sarwono (1995 : 64) menyatakan bahwa manusia memiliki

hubungan yang timbal balik antara lingkungan dan tingkah laku. Model

konseling diagnostik ekologis diperkuat dengan teori psikologi ekologi,

Barker (Sarwono, 1995) menambahkan hubungan antara individu dan

lingkungan ada pada set tingkah laku (behavioral setting) yang dipandang

sebagai pola tingkah laku kelompok (bukan tingkah laku individu) yang

terjadi sebagai akibat kondisi lingkungan tertentu (physical milleu). Individu

memerlukan tindakan yang mendukung dalam menciptakan lingkungan yang

kondusif bagi perkembangan individu dan lingkungannya.

C. Konsep Utama

Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis (RKDE)

memiliki perhatian akan pengaruh lingkungan terhadap individu, individu

dan lingkungan saling mempengaruhi. Surya (2003 : 161) menjelaskan

Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologi merupakan suatu

sistem pendekatan diagnostik dengan memasukkan lingkungan sebagai

penyebab patologis dan sebagai sasaran intervensi.

Tabel Klasifikasi Diagnostik Ekologis

Penyebab/Sasaran

Masalah Tujuan

Orang sebagai sasaran

intervensi

Lingkungan pasangan

orang dan lingkungan

Lingkungan sebagai

sasaran intervensi

KID KDD KP KOL KIL KDL KL

Perkembangan Pribadi

sosial

1-1 1-2 1-3 1-4 1-5 1-6 1-7

Perkembangan karir 2-1 2-2 2-3 2-4 2-5 2-6 2-7

Pendidikan 3-1 3-2 3-3 3-4 3-5 3-6 3-7

Keterangan :

6

KID (Kurang Informasi Diri)

KP (Kekurangan Pribadi)

KDD (Kurang dalam Diri)

KOL (Kesenjangan Orang dan Lingkungan

KIL (Kekurangan Informasi Lingkungan)

KDL (Konflik Dalam Lingkungan)

KL (Kekurangan Lingkungan)

Surya (2003 ; 166) menegaskan model konseling rancangan klasifikasi

diagnostik ekologis dikembangkan sebagai suatu alat yang memasukan

lingkungan sebagai sasaran intervensi dalam konseling. Dua dimensi dalam

model RKDE yaitu,

1. Dimensi Masalah / Tujuan yang terdiri dari tiga kategori yaitu

a. Perkembangan pribadi sosial merupakan manifestasi masalah-masalah

identifiksi tujuan yang mencakup emosi, kognisi dan system nilai,

sikap, fisik dan interaski antar pribadi. Misalnya kekurangan

mengenal dan menerima diri

b. Perkembangan karir merupakan artikulasi arah dan prosedur untuk

mencapai dan prosedur karir yang sesuai untuk mencapai interaksi

yang produktif dengan dunia kerja dan dunia kehidupan lainnya.

Contohnya identifikasi jurusan.

c. Perkembangan pendidikan mencakup keterampilan dasar, sikap-sikap

dan kecakapan-kecakapan yang merupakan prasyarat untuk mencapai

perkembangan pendidikan. Contoh maslah kebiasaan belajar yang

kurang baik, kurang membaca.

2. Dimensi sebab terdiri dari lingkungan, kesalahan pasangan orang dan

lingkungan yang dijadikan target intervensi. Mengacu pada faktor-faktor

utama yang mungkin diduga menunjang dimensi masalah-tujuan

diantaranya:

a. Kurang Informasi Diri (KID) menekankan pada kurangnya informasi

diri sendiri klien.

7

b. Konflik Dalam Diri sendiri (KDD) kategori yang mencakup adanya

motivasi pertentangan dan persaingan dalam diri sendiri dan sikap

yang saling bertentangan dan bersaing dalam diri sendiri dan sikap

yang saling bertentangan dengan diri sendiri. Gejala muncul dalam

berbagai bentuk diantaranya menghukum diri sendiri, kecemasan,

depresi. Konflik akibat kesenjangan antara persepsi diri yang nyata

(actual) dengan persepsi yang ideal.

c. Kekurangan Pribadi (KP) yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

keterampilan-keterampilan untuk menghadapi tantangan dalam situasi

tertentu yang pribadi, sosial, karir atau pendidikan. Penekanan

kekurangan pribadi pada kurang keterampilan behavioral sedangkan

masalah-maslah motivasional tidak dikategorikan. Contohnya

kekurangan pribadi dalam membaca, menulis, keterampilan

wawancara.

d. Kurang Informasi Lingkungan (KIL) yaitu sulitnya mengamati dan

mengidentifikasi serta berinteraksi dengan lingkungan baik dalam

lingkungan fisik, harapan-harapan sosial, dan antar pribadi, tuntunan

atau persyaratan kebijaksanaan dan administratif dan nilai-nilai

masyarakat.

e. Kesalahan Pasangan Orang dan Lingkungan (KOL) yaitu terjadinya

kesenjangan antara orang yang sehat dengan lingkungan yang sehat

karena pasangan yang salah. Misalnya seorang yang berpendidikan

guru sebagai tujuannya, tidak mendapat kesempatan yang memadai

dalam lembaga pendidikan industri yang dituntut untuk professional

dan praktis. Penekanan bukan pada masalah lingkungan akan tetapi

pada masalah pasangan yang salah.

f. Kurang Informasi Lingkungan (KIL) yaitu lingkungan yang sulit

untuk dimasuki dan berinteraksi. Misalnya tidak bisa mengidentifikasi

lokasi dalam lingkungan fisik, harapan-harapan sosial dan antar

pribadi tuntutnan serta nilai-nilai yang berada dimasyarakat.

Penekanan intervensi kurang informasi lingkungan adalah upaya

8

untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menjelaskan atau

menjabarkan kesempatan dan dukungan-dukungan lingkungan.

g. Konflik Dalam Lingkungan (KDL) yaitu kategori yang

menggambarkan suatu keadaan karakteristik, tantangan dan harapan-

harapan dalam lingkungan terumuskan dan terkomunikasikan secara

memadai akan tetapi terdapat pertentangan antara yang satu dengan

yang lain.

h. Kekurangan Lingkungan (KL) yaitu mengacu pada tiga sub sistem

lingkungan yang merupakan suatu prasyarat bagi suatu dukungan

belajar yang konstruktif yaitu sub system kesempatan, sub sistem

penunjang, dan sub sistem ganjaran. Suatu lingkungan yang memiliki

kekurangan dari ketiga sub sistem dianggap memiliki kekurangan.

Contoh lembaga pendidikan yang tidak memberikan informasi yang

memadai bagi siswa yang berasa dari latar belakang sosial yang

berbeda.

RKDE menyatakan lingkungan dan kesalahan pasangan orang dan

lingkungan diterapkan dalam sasaran intervensi sejajar dengan status orang.

Tujuh kategori dalam dimensi RKDE diklasifikasikan dalam tiga kelompok.

Kategori kurang informasi diri, konflik dalam diri dan kekurangan pribadi

diidentifikasi sebagai aspek penyebab yang mengacu pada orang sebagai

sasaran intervensi. Kesalahan pasangan orang dan lingkungan mengacu pada

hakekat interaksi sebagai sasaran intervensi. Kategori kurang informasi

lingkungan, konflik dalam lingkungan dan kekurangan lingkungan adalah

sebab-sebab yang mengacu pada lingkungan sebagai sasaran intervensi.

D. Tujuan Konseling

Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis

merupakan model yang menekankan pada penganalisisan konselor terhadap

masalah-masalah yang diklasifikasikan dan melakukan intervensi yang tepat.

Individu yang melakukan konseling memiliki kesadaran, pemahaman yang

9

jelas dan mengerti terhadap permasalahan yang dihadapi. Adapun tujuan dari

model konseling klasfikasi diagnostik ekologis adalah

1. membantu konseli agar mencapai keberhasilan dalam hidupnya

2. menganalisis masalah yang dihadapai konseli kemudian

mengklasifikasikan masalah tersebut agar lebih mudah dipahami.

3. membantu konseli agar berperilaku sesuai (adjustment) dengan

lingkungan tempat tinggalnya

Model konseling rancangan klasfikasi diagnostik ekologis

merupakan alat yang digunakan konselor untuk memperluas konseptualisasi

masalah yang dihadapi klien baik individual maupun antar pribadi dengan

memasukan unsur lingkungan dan interaksi individu dengan lingkungan ke

dalam proses diagnostik. Model konseling RKDE bertujuan membantu

individu dalam menciptakan iklim lingkungan yang kondusif dan memiliki

mental yang sehat. Banning (1989) menegaskan mental yang sehat adalah

adanya hubungan yang yang kongruen (sesuai) antara individu dan

lingkungannya. Intervensi model RKDE berupaya menciptakan iklim

psikologis lingkungan yang mendukung bagi individu.

E. Konseli dan Peran Konselor

Seperti yang telah diketahui hubungan timbal balik antara individu

dan lingkungan menyebabkan adanya tuntutan dari lingkungan yang harus

dipenuhi oleh individu. Selain itu, individu harus memiliki hubungan yag

sehat dengan lingkungan. Model konseling diagnostik ekologis memandang

konseli sebagai individu yang mengalami keterhambatan dalam bidang

pribadi, sosial, akademik, dan karir dalam hubungannya dengan lingkungan.

Dimensi penyebab, RKDE bersumber dari materi MDCP yang

menyatakan lingkungan dan kesalahan pasangan orang lain dan lingkungan

diterapkan sebagai sasaran intevensi sejajar dengan status orang.

Contoh-contoh Penerapan RKDE

1. pribadi-pribadi, kurang informasi diri sendiri,

2. pribadi-sosial, konflik dalam diri

10

3. pribadi-sosial, kekurangan pribadi

4. pribadi-sosial, kesalahan pasangan orang dengan lingkungan

5. pribadi-sosial, kurang informasi lingkungan

6. pribadi-sosial, konflik dalam lingkungan

7. pribadi-sosial, kekurangan lingkungan

8. perkembangan karir, kekurangan informasi diri misalnya,

9. perkembangan karir, konflik dalam diri

10. perkembangan karir, kekurangan pribadi

11. perkembangan karir, salah pasang pribadi dan lingkungannya

12. perkembangan karir, kurang informasi lingkungan

13. perkembangan karir, konflik dalam lingkungan

14. perkembangan karir, kekurangan lingkungan

15. perkembangan pendidikan, kurang informasi diri

16. perkembangan pendidikan, konflik dalam diri

17. perkembangan pendidikan kekurangan pribadi

18. perkembangan pendidikan, salah pasang pribadi dan lingkungan

19. perkembangan pendidikan, kurang informasi lingkungan

20. perkembangan pendidikan, konflik dalam lingkungan

21. perkembangan pendidikan, kekurangan lingkungan

Konselor dapat membantu individu dalam mengatasi segala

permasalahan yang menjadi hambatannya terutama penyesuaian dengan

lingkungan. Banning (1989) menjelaskan dalam melakuikan perannya sebagai

terapis, konselor memfokuskan intervensi pada perubahan pada konseli.

Dengan kata lain, individu dibuat aktif dalam memecahkan masalahnya

pribadi sehingga konseli memiliki perasaan untuk merubah dirinya agar sesuai

(adjustment) dengan lingkungannya. Surya (2003 : 175) menambahkan

konselor berperan sebagai konsultan yang berpengaruh dan kritis dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif. Peran konselor dalam membantu

konseli

1. Memperluas konsep tentang masalah yang dihadapi klien

2. Menganalisis masalah yang dihadapi konseli

11

3. Mengklasfikasikan masalah yang dihadapi konseli

4. Mendiagnosis masalah yang dihadapi konseli

Diharapkan dengan adanya peran dan intervensi dari konselor individu dapat

berkembang secara optimal baik dalam kehidupan pribadi-sosial, akademik

dan karir.

F. Teori yang Mendukung

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis ini digangun

berdasarkan beberapa teori dan pendekatan antara lain :

1. Teori psikologi ekologi

Teori ekologi dikemukakan Barker (Sarwono, 1995 : 127)

memiliki pandangan, individu mempunyai hubungan dengan lingkungan.

Interaksi antara individu dengan lingkungan bersipat saling

mempengaruhi (reciprocal influences). Teori ekologi memiliki

sumbangsih yang besar dalam model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis, karena hubungan antara individu dengan lingkungan

mempengaruhi perilaku individu.

2. Teori Behavioristik

Teori behavioristik memiliki pandangan individu merupakan

pembelajar dan terkondisikan dalam suatu lingkungan. Yusuf (2002 : 59)

menegaskan aliran behavioristik memandang kepribadian individu

adalah koleksi kecenderungan respon yang terkait dengan berbagai

situasi rangsangan yang beragam. Teori behavioristik memberikan suatu

yang berharga bagi model konseling klasifikasi diagnostik ekologis,

karena dengan teori ini memberikan pengetahuan mengenai perilaku

individu yang berinteraksi dengan lingkungan serta rangsangan yang

menjadikan individu terkondisikan.

12

G. Strategi Penggunaan

Model konseling rancangan klasifikasi diagnostik ekologis

merupakan model memasukan lingkungan sabagai salah satu sasaran

intervensi. Strategi yang digunakan konselor dalam RKDE

1. konselor memperluas konseptualisasi masalah yang dihadapi konseli

2. mengumpulkan data dalam lingkup yang lebih luas berorientasi pada

perkembangan pribadi sosial, karir dan pendidikan

3. konselor menganalisis masalah yang dihadapi konseli dari dimensi

masalah / tujuan serta dimensi penyebab model rkde

4. mengklasikikasikan masalah dalam berbagai kategori

5. konselor menentukan sasaran intervensi dan ekologi konseli

6. konselor melakukan langkah intervensi pada sasaran intervensi yang telah

ditetapkan lebih terarah.

H. Keterbatasan

Pada dasarnya model konseling klasifikasi diagnostik ekologis

digunakan dalam menetapkan fokus sasaran intervensi yang tepat dan akurat,

baik yang orang, lingkungan atau kesalahan pasangan antara orang dan

lingkungan. Model konseling RKDE memiliki kelebihan tersendiri karena

mampu menganalisis masalah dan kemudian mendiagnosis masalah agar

dapat melaksanakan intervensi yang tepat.

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis memiliki

keterbatasan. Surya (2003 : 163) menjelaskan bahwa pada dasarnya model

konseling RKDE sangat berguna akan tetapi memiliki kelemahan yaitu

ketidakmampuan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal terhadap seseorang

sebagai kemungkinan penyebab atau masalah diagnosis.

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis memiliki keterbatasan

dalam mendiagnosis suatu masalah karena ada beberapa faktor yang

berhubungan tidak dapat diidentifikasikan langsung. Selain itu, ada beberapa

keterbatasan lain antara lain

13

1. tidak semua dimensi masalah tujuan berada pada tiga lingkup utama yaitu

karir, pribadi-sosial dan pendidikan akan tetapi ada banyak aspek yang

harus diidentifikasi yang berhubungan dengan perilaku individu

2. model ini memusatkan pada ruang lingkup tersebut sehingga menutup

kemungkinan untuk datangnya masalah dari aspek yang lain

3. konselor yang berperan sebagai analisis mempunyai keterbatasan dalam

menganalisis dimensi masalah / tujuan serta dimensi penyebab yang

tercermin dalam gejala-gejala yang ditunjukan konseli

I. Implementasi Praktis

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis merupakan ragam

model konseling yang memasukan unsur lingkungan sebagai alasan dari

gejala patologis individu dilihat dari interaksi dengan lingkungan. Model

RKDE menekankan penggunaan lingkungan sebagai tempat individu

berinteraksi. Hakikat dari model konseling RKDE adalah pemilihan

intervensi konseling yang tepat setelah dilakukan diagnosis terhadap masalah

yang dihadapi.

Model klasifikasi diagnostik ekologis RKDE dikembangkan sebagai

alat yang sepenuhnya mengakui dan memasukan lingkungan sebagai sasaran

intervensi dalam konseling. Model konseling RKDE mengklasifikasikan

dimensi masalah dan dimensi penyebab dari masalah. Konselor dapat

memilih intervensi konseling yang tepat dan akurat.

Implementasi praktis model konseling RKDE seperti Budi merasa

dirinya tidak mampu untuk memulai percakapan sosial, Budi merasa ragu

memulai percakapan dengan orang lain, apalagi dengan orang yang tidak

dikenal. Contoh kasus tersebut mengindikasikan seseorang yang kurang

pribadi. Dimensi penyebab tersebut dapat diketahui dari gejala yang

ditimbulkan oleh konseli. Konselor dapat membatu konseli tersebut dengan

menganalisis masalah yang dihadapi konseli dari dimensi masalah/ tujuan dan

dimensi penyebab. Konselor dapat menentukan sasaran interensi yang akan

dilakukan kepada konseli dari analisis dimensi penyebab yang ditimbulkan.

14

Dimensi penyebab yang ditimbulkan adalah kekurangan pribadi, maka

sasaran intervensi mengacu pada orang. Konselor dapat melakukan intervensi

kepada orang tersebut dengan berbagai pendekatan, sehingga orang tersebut

mampu memulai percakapan dengan orang lain, meskipun dengan orang yang

tidak dikenal.

Model konseling diagnostik ekologis, memiliki tujuh dimensi

penyebab, salah satunya kekurangan lingkungan. Implementasi praktis dari

kekurangan lingkungan seperti seorang siswa teladan yang selalu

mendapatkan prestasi yang sangat tinggi, tiap tahun Indra selalu mendapatkan

juara umum di sekolah. Kondisi keluarga Indra sangat harmonis, ayahnya

seorang pengusaha yang berkecukupan dan ibunya seorang ibu rumah tangga

tetapi mempunyai gelar Sarjana. Takdir menuliskan ayah Indra meninggal

dunia dan tidak meninggalkan harta warisan yang banyak. Ibu Indra

berinisiatif untuk bekerja, untuk melanjutkan kelangsungan hidup.

Kesibukan bekerja membuat Ibu Indra tidak memperhatikan Indra

sebagaimana mestinya, dan berakibat pada prestasi Indra yang semakin

menurun dan Indra menjadi pendiam. Wali kelas dan guru mata pelajaran

curiga dan melaporkan kasus Indra pada konselor. Konselor mulai

menganalisis masalah yang dihadapi Indra, mulai dari wali keas dan teman

terdekat Indra. Konselor mengetahui salah satu penyebab Indra menurun

prestasinya adalah kurangnya perhatian dari keluarga. Menurut RKDE

masalah yang dihadapi Indra dapat diklasifikasikan dalam kurangnya

lingkungan, karena ada salah satu subsistem yang tidak menunjang yakni

subsistem penunjang. Sasaran intervensi masalah Indra adalah lingkungan.

Konselor melakukan langkah intervensi kepada lingkungan dengan

berkonsultasi kepada Ibu Indra, sehingga Indra mendapatkan perhatian dari

keluarganya, dan Indra dapat meningkatkan lagi prestasinya.

Dari pengklasifikasian RKDE dapat diketahui model konseling

klasfifikasi diagnostik ekologis merupakan cara pemilihan intervensi

konseling yang tepat dan akurat baik intervensi perbaikan, pencegahan,

remedial dan perkembangan.

15

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis merupakan model

konseling yang dibangundari sebuah sistem pendekatan diganostik terhadap

lingkungan sebagai kemungkinan terjadi gelaja patologis dan lingkungan sebagai

sasaran intervensi. Model RKDE dibuat untuk menghasilkan suatu intervensi yang

tepat dan akurat dengan mengklasifikasikan masalah.

Layanan bimbingan dan konseling berupaya untuk membantu individu

memhami diri dan lingkungan. Model klasifikasi diganostik ekologis merupakan

layanan bimbingan dan konseling sehingga individu memahami permasalahan

yang dihadapi dengan lingkungan.

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis dibagi menjadi dua

dimensi yang menetukan yaitu dimensi masalah-tujuan yang terdiri dari

perkembangan karir, sosial-pribadi dan pendidikan serta dimensi penyebab yang

memusatkan perhatian pada identifikasi penyebab masalah diantaranya kurang

informasi diri, konflik dalam diri, kekurangan pribadi, kesalahan pasangan orang

dan lingkungan, kurang informasi lingkungan, konflik dalam lingkungan dan

kekurangan lingkungan.

Model konseling klasifikasi diagnostik ekologis ini memiliki peranan

dalam membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal dan

mencapai keseimbangan hubungan dengan lingkungan yaitu adanya interaksi

yang sehat antara dirinya dan lingkungannya.

B. Rekomendasi

Dari beberapa pokok bahasan di atas, ada beberapa hal yang garus

diperhatikan sebagai rekomendasi untuk model konseling klasifikasi diagnostik

ekologis antara lain :

16

1. Model konseling diagnostik ekologis tidak mencakup hanya pada tiga

aspek yang utama. Karena hal ini tidak menyeluruh atau mencakup seluruh

aspek kehidupan individu.

2. Pendekatan diagnostik ekologis ini memerlukan penganalisaisan yang

dalam, sehingga aspek dan faktor eksternal harus dipertimbangkan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Banning, James H. (1989). Ehotheraphy : A Life Space Application of the

ecological Perspective. tersedia di www.campusecologist.com

De beer, Karel. (2006). Learner Centred Development. tersedia di

www.kareldebeer.blogspot.com

Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Alih bahasa

oleh E. Koswara. Bandung : Rafika Aditama

Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Mutiara.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta : Grasindo

Surya, Mohammad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy

Yusuf, Syamsu. (1998). Bimbingan dan Konseling dengan pendekatan Ekologis.

Bandung : Disertasi pada PPs IKIP Bandung