bab i pendahuluan a. latar belakang...

53
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kewajiban setiap manusia yang berlangsung seumur hidup, tidak ada alasan untuk tidak belajar.Hal ini telah disikapi oleh pemerintah Negara Republik Indonesia dengan menempatkan belajar pada Undang-Undang Dasar 1945. Kesemuanya itu mempunyai satu tujuan yaitu meningkatkan mutu luaran dari proses pendidikan. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi belajar peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (Pasal 3 UU RI No 20/2003) Peserta didik merupakan unsur terpenting dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Setiap guru berkeinginan agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Namun pada kenyataannya, tidak semua peserta didik mendapatkan hasil yang diharapkan. Orang tua, masyarakat, dan peserta didikitu sendiri mungkin tidak mengetahui apa yang mengakibatkan hal ini terjadi.Hal itu juga sejalan dengan pendapat Nana Sujana (2010:1)dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variable yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum,

Upload: hacong

Post on 01-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kewajiban setiap manusia yang berlangsung seumur hidup, tidak

ada alasan untuk tidak belajar.Hal ini telah disikapi oleh pemerintah Negara

Republik Indonesia dengan menempatkan belajar pada Undang-Undang Dasar

1945. Kesemuanya itu mempunyai satu tujuan yaitu meningkatkan mutu luaran dari

proses pendidikan.

Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa

pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi belajar peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”. (Pasal 3 UU RI No 20/2003)

Peserta didik merupakan unsur terpenting dalam suatu proses kegiatan belajar

mengajar. Setiap guru berkeinginan agar peserta didik memperoleh hasil belajar

yang optimal. Namun pada kenyataannya, tidak semua peserta didik mendapatkan

hasil yang diharapkan. Orang tua, masyarakat, dan peserta didikitu sendiri mungkin

tidak mengetahui apa yang mengakibatkan hal ini terjadi.Hal itu juga sejalan

dengan pendapat Nana Sujana (2010:1)dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah

ada tiga variable yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

2

guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral

sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-

nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut

kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah.

Setiap peserta didik pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk

mencapai hasil akademik yang memuaskan. Namun, pada kenyataannya, kita

mengetahui perbedaan masing-masing peserta didik dalam hal kemampuan

intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan

belajar yang terkadang sangat mencolok antara peserta didik dengan peserta didik

lainnya. Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih dibawah nilai

ketuntasan di SMAN-2 Katingan Hilir, nilai mereka masih di bawah 70 minimal

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar. Dari hasil wawancara peneliti

kepada guru mata pelajaran IPS ekonomi SMAN-2 Katingan Hilir, peserta didik

kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan prestasi belajar.

Mereka umumnya hanya belajar saat menhadapi ujian, jarang sekali melakukan

studi atau belajar secara rutin.

“Sukri (2009: 123) mengemukakan bahwa masih cukup banyak peserta didik yang

mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur

(tidak memiliki jadwal), belajar sambil nonton TV atau mendengarkan radio,

melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan

hanya belajar pada waktu menghadapi ulangan saja.Metode yang digunakan dalam

penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah. Hal ini menimbulkan

kejenuhan pada peserta didik,sehingga mengurangi keseriusan mereka dalam

belajar.Kurangnya minat belajar peserta didik untuk belajar dan berprestasi dengan

bersungguh-sungguh.

Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap peserta didik jika

mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

3

gangguan. Namun ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut dialami oleh peserta

didik tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat

tertentu memang ada peserta didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa

harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, peserta didikbelum

mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka bantuan guru atau orang lain sangat

diperlukan oleh peserta didik.

Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala

usaha yangdilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat

kesulitan belajar. Juga mempelajarifaktor-faktor kesulitan belajar serta cara

menetapkan dan kemungkinanmengatasinya, baik secara kuratif

(penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan)berdasarkan data dan

informasi yang seobyektif mungkin(Gemari, 2011: 57).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Faktor Kesulitan Belajar mata pelajaran IPS

Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek

permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan judul penelitian, masalah atau

variabel yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka

identifikasi masalah ini dapat di identifikasikan yaitu:

1. Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih dibawah nilai

ketuntasan di SMAN-2 Katingan Hilir, sedangkan untuk nilai ketuntasan 70

minimal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

4

2. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi masih menggunakan metode

ceramah. Hal ini menimbulkan kejenuhan pada peserta didik, sehingga

mengurangi keseriusan mereka dalam belajar.

3. Kurangnya minat belajar peserta didik untuk belajar dan berprestasi dengan

bersungguh-sungguh.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang proses pembelajaran, maka dalam

penelitian ini permasalahannya hanya dibatasi pada faktor-faktor internal kesulitan

belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI SMAN 2 Katingan Hilir.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dikemukakan rumusan permasalahan dalam penelitian ini yang bersifat deskriptif

yaitu:

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar mata pelajaran IPS

Ekonomi peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Katingan Hilir, Tahun Pelajaran

2013/ 2014 ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

mengetahui faktor-faktor internal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran

Ekonomi pada peserta didik SMA Negeri 2 Katingan HilirTahun Pelajaran

2013/2014.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

5

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan baik secara teoristis maupun

praktis sebagai berikut.

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek secara

teoristis yaitu penelitian bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dalam

memberikan gambaran yang jelas tentang dukungan kemampuan awal, fasilitas

pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar dan prestasi

belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah sebagai bahan supervisi dalam meningkatkan

profesionalitasnya dalam kegiatan mengajar.

b. Bagi guru sebagai bahan gambaran belajar pada mata pelajaran IPS

Ekonomi di SMA Negeri 2 Katingan Hilir.

c. Bagi peserta didik agar menyadari bahwa pentingnya belajar dirumah guna

menunjang prestasi belajar sekolah.

d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan sebagai bahan informasi dasar dan

masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis Teoretis

1. Pengertian Belajar

Sebelum membahas mengenai penyebab kesulitan belajar, akan lebih jelas

jika kita memahami terlebih dahulu pengertian belajar dan kesulitan belajar

beserta penyebabnya.Belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang

yang terjadi karena pengalaman.

Menurut C.T. Morgan (dalam Sobur,2010: 219).Merumuskan belajar

sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai

akibat dari pengalaman yang lalu”

Skinner menyatakan bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai

hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya

yaitu Operant Conditioning Theory.Ada dua macam respon dalam kegiatan

belajar Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan

secara reflek, diluar kemampuan seseorang.Dalam situasi yang demikian

seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia akan

memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang dating. Operant

Response (Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya

diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.Perangsang yang demikian disebut

dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang ini

memperkuatrespons yang telah dilakukan oleh organisme. Prosedur

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

7

pembentukan tingkah laku dalam operant response secara sederhana adalah

sebagai berikut:

Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah

laku yang akan dibentuk, menganalisa, dan selanjutnya mengidentifikasi

komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk

menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.Berdasarkan

urutan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara,

mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen-komponen

itu.Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan mengunakan urutan

yang telah disusun.Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka

hadiahnya (reinforcer) diberikan.Kemudian komponen kedua, jika yang

pertama sudah terbentuk, yang kemudian diberi hadiah pula (komponen

pertama tidak memerlukan hadiah lagi).

Jadi bisa disimpulkan bahwa belajar sangat erat kaitannya dengan

perubahan tingkah laku seseorang.Akan tetapi perubahan yang bukan terjadi

karena adanya proses-proses belajar tidak dapat dikatakan sebagai belajar.

Perubahan selain belajar antara lain karena adanya proses fisiologis (misal:

sakit) dan perubahan terjadi karena adanya proses-proses pematangan (misal:

bayi yang mulai dapat berjalan).

2. Pengertian Kesulitan Belajar

Untuk memperjelas tentang kesulitan belajar dalam rencana penelitian ini,

penulis akan memaparkan beberapa pengertian menurut pendapat para ahli

sebagai berikut:“Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh Abdurrahman

(2009:06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam

satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan

penggunaan bahasa ajaran atau tulisan”.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

8

Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan

oleh Abdurrahman (2009:7) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu

kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam

kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca,

menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi.

Sedangkan menurut Sunarta (2011: 17) menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-

siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah

dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang

diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.

Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (2010: 83),

menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara

prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh.

Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan

belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu

atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan,

perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

Sementara itu, Siti Mardiyanti dkk. (dalam Anisah,2011: 54) menganggap

kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh

adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut

mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat

psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya. Kesulitan atau

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

9

masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam

berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar

adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak

dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah

suatu gejala yang nampak dalam berbagai maniffestasi tingkah laku, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Disebutkan (dalam Anisah 2011: 18) kesulitan belajar siswa mencakup

pengetian yang luas, diantaranya:

a. learning disorder; atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses

belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.

Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak

dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya

respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya

lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh: Peserta didik yang

sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya,

mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut

gerakan lemah-gemulai.

b. learning disfunction; merupakan gejala dimana proses belajar yang

dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa

tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, atau gangguan

psikologis lainnya. Contoh: siswa yang yang memiliki postur tubuh yang

tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

10

pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai

permainan volley dengan baik.

c. underachiever; mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat

potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya

tergolong rendah. Contoh: siswa yang telah dites kecerdasannya dan

menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140),

namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

d. slow learner; atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses

belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

e. learning diasbilitiesatau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala

dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil

belajar dibawah potensi intelektualnya.

Disebutkan pula mengenai individu yang mengalami kesulitan belajar

menunjukkan gejala sebagai berikut.

1. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.

2. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.

3. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah

dilakukan.

4. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

5. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan

proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tetapi tidak

menyesal, dst.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

11

6. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya

membolos, pulang sebelum waktunya, dst.

7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah

tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dan lain-lain.

Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang

berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa berkemampuan

tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang

berkampuan rata–rata (normal) disebabkan oleh faktor –faktor tertentu yang

menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Dalam

referensi lain juga dijelaskan mengenai pengertian kesulitan belajar. Kesulitan

belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan–hambatan

tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu

disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental ), akan tetapi

dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Jadi, IQ yang tinggi

belum tentu menjamin keberhasilan belajar, karena itu dalam rangka

memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik

perlu memahami masalah –masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar

(Utami, 2008: 44).

3. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan belajar pada setiap anak tidak sama, ada yang mempunyai

daya ingat kuat dan ada pula yang mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang

lemah. Itulah sebabnya setiap anak mempunyai prestasi yang berbeda–beda , ada

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

12

yang mempunyai prestasi yang tinggi dan ada pula yang rendah . Dalam

kehidupan sehari–hari, istilah prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai

oleh seorang.Dalam hal ini adalah hasil yang dicapai dari perbuatan belajar,

mengingat bahwa perbuatan belajar tersebut merupakan serangkaian kegiatan

dan kesanggupan untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sukardi (2010:73) “Prestasi adalah kemampuan kecakapan nyata yang

dimiliki individu setelah melalui proses belajar”.Dari pengertian tersebut maka

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan

belajar baik itu pengetahuan maupun keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai hasil tes atau angka yang

diberikan oleh guru.Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh oleh para

peserta didik dari kegiatan belajar.

Angka prestasi biasanya memakai ukuran standar satuan dari 1 s/d 10 atau

dari 10 s/d 100 dalam rapot siswa tertera kategori nilai:

10 : Istimewa 5 : Hampir Cukup

9 : Amat Baik 4 : Kurang

8 : Baik 3 : Amat kurang

7 : Lebih dari cukup 2 : Buruk

6 : Cukup 1 : Amat Buruk

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

13

Menurut Muhibbin Syah ( 2009:153 ) , Prestasi dapat dikategorikan

kedalam lima kelompok yaitu :

1. Nilai dari 8,0 - 10 : Sangat baik

2. Nilai dari 7,0 – 7,9 : Baik

3. Nilai dari 6,0 – 6,9 : Cukup

4. Nilai dari 5,0 – 5,9 : Kurang

5. Nilai dari 0 – 4,9 : Gagal

Dari kedua ukuran standar di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan ukuran standar penilaian sebagai berikut:

1. Prestasi Tinggi : Nilai dari 8,0 – 10

2. Prestasi Sedang : Nilai dari 6,0 – 7,9

3. Prestasi Rendah : Nilai dari 0 – 5,9

4. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik

Menurut Slameto (2010: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan

belajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang

belajar.Dalam membicarakan faktor internal ini, penelitiakan membahasnya

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

14

menjadi 3 faktor, yaitu faktor fisilogis, faktor psikologis, dan faktor

intelektual.

1. Faktor Fisiologis

Shadiq (2010: 43) menjelaskan bahwa faktor fisiologis berkaitan dengan

fungsionalisasi tubuh, misalnya kemampuan koordinasi tubuh, ketahanan

tubuh, kesehatan dan fungsionalisasi anggota gerak tubuh.Misalnya

kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses,

menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah

disimpan. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena

sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna.Akibatnya ia akan

mengalami hambatan ketika belajar.

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan

bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda

belajarnya dengan anak yang ada dalam kelelahan. Anak-anak yang

kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam

kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.

2. Faktor Psikologis atau Kejiwaan

Faktor kejiwaan berkaitan dengan emosionalisasi peserta didik.peserta

didik kurang mampu untuk mengontrol kondisi emosionalnya sehingga

berpengaruh terhadap kinerjanya.Ketika kondisi emosional/kejiwaan

peserta didik mengalami masa labil, kecenderungan peserta didikakan

bertindak gegabah, ceroboh, acuh dan cenderung mudah terpancing

untuk marah. Emosional dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar,

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

15

misalnya suatu tindakan orang lain kepadanya (kekerasan, hukuman, dan

sebagainya).Orang tua dan guru harus mampu memahami kondisi

kejiawaan peserta didik dan mampu membangun kondisi lingkungan

yang baik sehingga mampu mendukung dan merubah kondisi peserta

didik menjadi lebih baik.Faktor kejiwaan/emosional dapat berubah ke

arah yang lebih baik, yaitu dewasa, sabar, bijak dengan adanya dukungan

dan upaya dari peserta didik.

Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik ini berkait

dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik untuk

belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang

tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari

mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan

mengalami kesulitan belajar yang sangat berat. Contoh lain adalah

peserta didik yang rendah diri, peserta didik yang ditinggalkan orang

yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan

mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab

kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang

dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi

mata pelajaran tersebut.

Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi

proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 2011: 55).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

16

a. Perhatian

Menurut al-Ghazali (dalam Slameto 2011: 53) bahwa perhatian

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan

semata-mata kepada suatu benda atau hal (objek) atau sekumpulan

obyek.

b. Bakat

Menurut Hilgard (dalam Slameto 2011: 48) bahwa bakat adalahthe

capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk

belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang

nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin

(2009: 112) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang.

c. Minat

Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (dalam Slameto

2011: 97) bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang

dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya

terhadap aktivitas belajar peserta didik, peserta didik yang gemar

membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan

teknologi.

d. Motivasi

Menurut Slameto (2011:78) bahwa motivasi erat sekali

hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

17

dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi

untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya

penggerak atau pendorongnya.

Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa motivasi peserta

didik dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat

berdampak positif jika peserta didik itu sendiri mempunyai kesiapan

dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.

3. Faktor Intelektual

Faktor intelektual merupakan faktor kecerdasan peserta didik.Setiap

peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.Kemapuan

intelektual berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk

menangkap materi, mengolah, menyimpan, hingga me-re call materi

untuk digunakan.Ada peserta didik yang memiliki kemampuan

intelektual yang tinggi, cepat menyerap materi, mudah mengolah

materi, kemampuan menyimpan materi yang baik (short term memory

dan long term memory), serta mudah untuk me-re call materi ketika

dibutuhkan.Ada siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang

sedang, dan ada yang rendah dimana sulit untuk menyerap materi, sulit

mengolah data, sulit untuk menyimpan materi terutama long term

memory, sehingga sulit untuk me-recall materi.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

18

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Faktor Keluarga

Faktor kesulitan belajar yang berasal dari keluarga, meliputi cara orang

tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan. Shadiq (2010: 98) menjelaskan ada beberapa faktor

penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan

keluarga yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh

hati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa bahasa

inggris adalah “bahasa setan” (karena sulit) akan dapat menurunkan

kemauan anaknya untuk belajar bahasa pergaulan internasional itu.

Kalau ia tidak menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan “Ah,

Bapak saya tidak bisa juga kok”. Untuk itu, sebagai orang tua

seharusnya selalu mendukung anak-anaknya untuk belajar dengan

sepenuh hati. Selain itu, kita sebagai calon guru tidak seharusnya

menyatakan sulitnya mata pelajaran tertentu di depan peserta didik.

2. Faktor Kependidikan

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

peserta didik, relasi peserta didikdengan peserta didik, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

19

Shadiq (2010: 116) menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab

kesulitan belajar peserta didik ini berkait dengan belum mantapnya

lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta

didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih

giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru

yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang

membiarkan para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah

contoh dari faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan

menyebabkan ketidakberhasilan peserta didik tersebut.

3. Masyarakat

Faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik terkait dengan

masyarakat, meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Misalnya

tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana

menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan

melawan hukum, dapat merupakan contoh dari beberapa faktor

masyarakat yang menjadi penyebab kesulitan belajar peserta

didik.Intinya, lingkungan di sekitar peserta didikharus dapat membantu

mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di

sekolah.Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu

para peserta didik, harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh

menjadi lebih cerdas.

Peserta didik dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan

menjadi peserta didik berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

20

dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup.Sekali lagi, orang

tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat

menyebabkan kesulitan bagi siswa.Karenanya, peran orang tua dan guru

dalam membentengi para peserta didik dari pengaruh negatif masyarakat

sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para peserta didik untuk

tetap belajar menjadi sangat menentukan.

Berdasarkan penjelasan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar di atas,

pembaca (terutama guru) sudah seharusnya menyadari akan adanya beberapa

peserta didik yang mengalami kesulitan atau kurang berhasil dalam proses

pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, sehingga

mereka tidak dapat belajar dan kurang berusaha sesuai dengan kekuatan

mereka.Idealnya, setiap guru harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk

membantu peserta didiknya keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya.

Namun, hal yang perlu diingat, penyebab kesulitan itu dapat berbeda-

beda.Ada yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara kandung

tersayang ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang

kurang.Untuk itu, para guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan dan

penyebabnya lebih dahulu sebelum berusaha untuk mencarikan jalan

pemecahannya.Pemecahan masalah kesulitan belajar peserta didik sangat

tergantung pada keberhasilan menentukan penyebab kesulitan tersebut.

Sebagai contoh, peserta didikAyang memiliki kesulitan karena penglihatan

atau pendengaran yang kurang sempurna hanya dapat dibantu dengan alat

optik atau alat elektronik tertentu dan mereka diharuskan duduk di bangku

depan. Namun, para peserta didik yang mengalami kesulitan belajar karena

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

21

faktor lingkungan dan faktor emosi tidak memerlukan kacamata seperti yang

dibutuhkan peserta didikA namun mereka membutuhkan bantuan dan motivasi

lebih dari gurunya Shadiq (2010: 76) menambahkan, pengalaman sebagai

guru telah menunjukkan bahwa ada peserta didik yang sering membuat ulah di

kelas dengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah diselidiki

ternyata ia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini,

sudah seharusnya para guru lebih memberikan perhatian dan kasih

sayang.Sekali lagi, kesabaran, ketekunan dan ketelatenan para guru sangat

diharapkan di dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar. Guru dapat menyarankan orang tua peserta didik tertentu untuk

memberi tambahan pelajaran khusus di sore hari untuk peserta didik yang

lamban. Yang lebih penting dan sangat menentukan adalah peran guru

pemandu, kepala sekolah, pengawas maupun Kepala Kantor Depdiknas di

dalam menangani kesulitan belajar peserta didik yang disebabkan oleh faktor-

faktor kependidikan.

Pada akhirnya, peneliti meyakini bahwa pengetahuan tentang faktor-

faktor penyebab kesulitan belajar ini akan sangat bermanfaat bagi orang tua,

mastarakat, dan guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para guru akan

mengetahui, selanjutnya dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam

proses belajar mengajar, terutama ketika ia sedang mendiagnosa kesulitan

belajar peserta didik. Pada akhirnya, mudah-mudahan usaha setiap jajaran

Depdiknas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan berhasil dengan

gemilang.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

22

B. Kerangka Berpikir

Minat belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil usuaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh peserta didik dalam periode tertentu.

Zaldy Munir (2010) Pengaruh Kesulitan Belajar Siswa IPS Kelas XI SMA

Negeri 5 Malang.

Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan

dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit

maupun secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah

bahwa definisi mana pun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada

suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan

praktek atau pengalaman tertentu. (Hilgard, 1948: 4)

Heny Sulistyowati (2009): faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan

belajar mata pelajaran IPS Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang.

Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian

penelitian (Arikunto,2009:96). Pada metode analisis faktor, variabel tidak

dikelompokkan menjadi variabel bebas dan terikat, namun sebagai

penggantinya seluruh set hubungan interdependen antar-variabel diteliti.

Di dalam analisis faktor, teknik ini disebut dengan teknik interdependensi

(Supranto,2004:113-114).

Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar IPS Ekonomi siswa

kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

23

Hasanudin (2010): Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Pada Siswa Kelas X Di SMA Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran 2010.

Variabel dalam penelitian ini adalah implementasi Kurilulum

BerbasisKompetensi mata pelajaran Ekonomi pada kelas X Sekolah

Menengah AtasNegeri 2 Temanggung. Variabel yang ada kemudian

dirinci kedalam sub-subvariabel sebagai berikut: (1) persiapan

pembelajaran dalam rangkaimplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

mata pelajaran Ekonomi,(2) pelaksanaan pembelajaran dalam

implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi mata pelajaran Ekonomi,

dan (3) evaluasi hasil belajar dalamrangka implementasi.

Dalam penelitian ini kerangka berpikir penelitian diawali dengan

munculnya suatu fenomena yaitu menurut jumlah permintaan. Maka dapat

dikatakan bahwa faktor kesulitan belajar terhadap mata pelajaran Ekonomi dapat

memberikan pengaruh besar dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,

semakin besar minat belajar peserta didik, maka akan semakin baik pula prestasi

belajar yang akan dicapainya dan demikian pula sebaliknya.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

24

C. Hipotesis

Hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan

variablelain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang,

hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimative).

Kesulitanbelajar

IPSEkonomi

B. Faktor Ekstern :

a. Faktor lingkungan keluarga

faktor orang tua

faktor suasana rumah

faktor ekonomi keluarga

b. Faktor lingkungan sekolah

cara penyajian pelajaran oleh

guru

hubungan guru dengan siswa

hubungan antar siawa

materi pelajaran IPS Ekonomi

alat-alat pelajaran

pemberian materi pelajaran

c. Faktor lingkungan masyarakat

teman bergaul

lingkungan masyarakat tempat

siswa tinggal

1. Faktor Intern :

a. Faktor biologis

Kesehatan jasmani siswa

b. Faktor psikologis

Intelegensi

Perhatian

Minat bakat

Emosi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

25

Pengertian penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya

(Best,2010:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada

penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel

penelitian.Metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan

antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan

mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 2009).Di samping

itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data

untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan

dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti

sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang

diteliti secara tepat.Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian

deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan.Pertama,

dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian

dilakukan dalam bentuk deskriptif.Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk

mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan

maupun tingkah laku manusia.

Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada

umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan

mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statistik yang

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

26

kompleks.Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya.Karena penelitian ini

sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya

dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok

anak, maupun perkembangan individual.Penenelitian deskriptif juga dapat

dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang

spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami

fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau

dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang

sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga

memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat

menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai

contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan,

variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati,

dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan

gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel

dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut

peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptif, peneliti

memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan

hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi

antarvariabel.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

27

Arikunto (2010: 71) menjelaskan ada dua alternatif.Pendapat pertama

menyatakan, semua penelitian pastiberhipotesis.Semua peneliti diharapkan

menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh.

Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir-butirnya

sudahdisebut dalamproblematika maupun tujuan penelitian.Pendapat kedua

mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan

hubungan antara dua variabel atau lebih.Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya

deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih

dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin

dihipotesiskan. Berdasarkan pendapat kedua ini maka mungkin sekali di dalam

sebuah penelitian, banyaknya hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika

dan tujuan penelitian.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

28

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan Mei 2014 di

SMAN-2 KatinganHilir.

Tabel 1

Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan

Bulan

Juli- Agst Sept- Okto Nov- Des Jan- Feb Mar- Apr Mei

1 Menyusun

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Revisi Proposal

4 Pembimbingan

5 PelaksanaanPe

nelitian

6 UjianSkripsi

7 RevisiSkripsi

2. Tempat Penelitian

Pemilihan dan penetapan lokasi penelitian ini adalah di SMAN-2

KatinganHilir Adapun pemilihan lokasi tersebut dengan alasan sebagai

berikut:

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

29

a. Adanya relevansi masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut.

b. Lokasi relatif dekat dengan domisili peneliti, sehingga mudah dijangkau

dan bisa lebih efisien (waktu dan biaya).

B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 6) menjelaskan bahwa Metode Penelitian adalah cara-

cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, di

kembangkan dan di buktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannyadapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah.

Sejalan dengan pendapat di atas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian deskriptif.

Menurut Whitney (2010: 61), metode deskriptif adalah pencarian fakta

dengan interpretasi yang tepat. Penelitiandeskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku salama masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap,

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari

suatu fenomena. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang

berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa

adanya (Best, 2010:119)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2010:108)

Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruanglingkup dan waktu yang kita

tentukan”.Sedangkan menurut Sukmandinata (2011:250) mengemukakan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

30

bahwa populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup

penelitian kita”.Senada dengan itu, Arikunto (2010:108) mengemukakan

bahwa populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.Kaitannya dengan

batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini.

a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yaitupopulasi yang memiliki

batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas.

Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985 dengan

karakteristik masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.

b. Populasi takterbatas atau populasi takterhingga, yaitu populasi yang tidak

dapat di temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalam

bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti

jumlahnya harus di hitung sejak guru pertama adasampai sekarang dan yang

akan datang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI

IPS SMA Negeri 2 Katingan Hilir sebanyak 48 peserta didik yang terbagi

dalam 2 kelas sebagai berikut:

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

31

Table 2

Populasipenelitian

Kelas

JenisKelamin

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

XI IPS1 15 9 24

XI IPS2 15 9 24

Jumlah 48

Sumber Data: TU SMAN 2 Kat-Hilir

2. Sampel penelitian

Arikunto (2010: 117) mengatakan “sampel adalah sebagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian

adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat

mewakili seluruh populasi”

Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian

tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Sugiyono (2010:215)

sampel adalah “sebagian dari populasi itu”. Populasi itu misalnya

penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu,

jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Sementara

itu, Margono (2010:121) mengemukakan bahwa sampel adalah

“sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil

dengan menggunakan cara-cara tertentu”.Senada dengan itu, Sudjana

(2011:6) mengemukakan bahwa sampel adalah “sebagian yang diambil

dari populasi”.Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat

penulis simpulkan bahwa sampel adalah sebagian bagian dari populasi

yang diambil.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

32

Arikunto (2010: 87) memberikan pendapat sebagai berikut : “..jika

peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat

menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah

anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan

dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya

subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti

menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat

dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti.

Jadi bisa disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi

yang diambil untuk dijadikan subjek dalam populasi.

D. Variabel Penelitian dan Defenisi operasional

Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian

penelitian (Arikunto,2009:96).Pada metode analisis faktor, variable tidak

dikelompokkan menjadi variable bebas dan terikat, namun sebagai penggantinya

seluruh set hubungan interdependen antar-variabel diteliti. Di dalam analisis faktor,

teknik ini di sebut dengan teknik interdependensi (Supranto,2009:113-114).Adapun

variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar

IPS Ekonomi peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Katingan Hilir Tahun

Pelajaran 2013 adalah mengarahkan agar peserta didik mempunyai kelompok

belajar sendiri di rumah, berkolaborasi dengan orang tua siswa yang bersangkutan

untuk memantau dan memotivasi belajar anak agar mereka bisa disiplin dalam

belajar. Pelayanan guru hendaknya berjalan secara efektif membantu peserta didik

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

33

mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya

termasuk membimbing para peserta didik untuk berperilaku disiplin.

Indikator variabel ini adalah faktor internal, yang berasal dari peserta didik

kelas XI IPS SMAN 2 Katingan Hilir, dengan indikator sebagai berikut:

1. Motivasi

2. Perhatian

3. Minat

4. Ingatan

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Untuk mengumpulkan data penelitian, digunakan teknik angket, angket

digunakan untuk mengumpulkan data tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Mata

Pelajaran IPS Ekonomi Kelas XI di SMA N 2 Katingan Hilir.

Angket

Metode Angket (Kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang iaketahui (Arikunto,2009:128). Metode ini digunakan

untuk mencari dan mengenal faktor-faktor kesulitan belajar IPS Ekonomi peserta

didik kelas XI SMA Negeri 2 Katingan Hilir.

Menurut pendapat Arikonto (2010: 152) angket dapat dibedakan menjadi

dua jenis yaitu:

a. Angket terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket tertutup, yang disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

memilih.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

34

Selanjutnya menurut Arikonto (2010: 152), mengatakan bila dipandang dari

bentuknya maka angket dapat dibedakan menjadi empat bagian adalah sebagai

berikut:

a. Angket pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan angket tertutup.

b. Angket isian, yang dimaksud adalah angket terbuka.

c. Check list, sebuah daptardimana responden tinggal membubuhkan tanda check

(√) pada kolom yang sesuai.

d. Ranting scales ( skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjang tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat

setuju sampai kesangat tidak setuju.

Berdasarkan dari pendapat di atas, maka angket yang digunakan dalam

penelitian ini bila ditinjau dari jenis angket termasuk angket tertutup dan bila

ditinjau dari bentuknya merupakan angket pilihan ganda yang terdiri dari 16 item

pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak dengan skor penilaian jika

menjawab Ya= 3 dan Tidak = 1 jika pertanyaan positif, dan jika negatif Ya = 1 dan

Tidak = 3.

Sedangkan kisi-kisi angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Kisi-kisi angket

No Indikator Variabel Jumlah Item Noitem

1

2

3

4

Motivasi

Perhatian

Minat

Ingatan

8

3

4

1

1,2,3,4,5,6,7,8

9,10,11

12,13,14,15

16

Jumlah 16 16

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

35

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

perbandingan satu variable bebas (Uji t) adalah metode untuk menganalisis

sejumlah observasi dipandang dari segi interkorelasinya, untuk menetapkan apakah

variasi-variasi yang Nampak pada observasi itu mungkin berdasar atas sejumlah

kategori dasar yang jumlahnya lebih sedikit daripada yang Nampak dalam

observasi itu (Suryabrata,2009:274). Analisis faktor digunakan untuk mereduksi

data atau meringkas dari variabel yang banyak diubah menjadi variabel yang

jumlahnya sedikit. Dalam penelitian ini analisis faktor digunakan untuk

mengungkap faktor-faktor kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi peserta

didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Katingan Hilir,dengan rumus sebagai berikut:

P = 𝑭

𝑵𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi data

N : jumlahsampel yang diolah.

Hasilnya dibandingkan dengan criteria kesulitan (Arikunto,2010: 246) sebagai

berikut:

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

36

Untuk menentukan dominan atau tidaknya indikjator variabel yang diteliti

akan digunakan criteria mana dikutip dari buku Metodologi Penelitian pendidikan

dan Ilmu Sosial karangan sebagai berikut :

a. Persentase 0% - 40% mengandung arti bahwa faktor rendahnya “sangat kurang

dominan”.

b. Persentase 41% - 55% mengandung arti bahwa faktor rendahnya “kurang

dominan”.

c. Persentase 56% - 75% mengandung arti bahwa faktor rendahnya “dominan”.

d. Persentase 76% - 100% mengandung arti bahwa faktor rendahnya “sangat

dominan”.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan tabel-tabel

frekuensi data, rekapitulasi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian

yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan teknik angket yang dilakukan

terhadap 48 orang peserta didik dengan 16 jumlah item pertanyaan kelas XI IPS

SMAN 2 Katingan Hilir.

1. Tabel Frekuensi Data

Pada bagian ini dibuat tabel frekuensi dari setiap item pertanyaan untuk

kepentingan menarik kesimpulan. Adapun tabel yang dimaksud dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Motivasi

1. Apakah kamu sering belajar berkelompok dengan temanmu untuk

mendiskusikan tentang materi pelajaran agar lebih mudah dipahami?

Tabel 4

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

39

9

81%

19%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 4 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 81%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 19%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, sering belajar berkelompok

dengan temanuntuk mendiskusikan tentang materi pelajaran agar lebih

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

38

mudah dipahamitidak merupakan faktor sangat kurang dominan

penyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di

SMAN 2 Katingan Hilir.

2. Ketika gurumu memberikan pertanyaan, apakah kamu bersemangat dan

percaya diri untuk menjawabnya?

Tabel 5

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

37

11

77%

23%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 5 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 77%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 23%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, ketika guru memberikan

pertanyaan,peserta didik bersemangat dan percaya diri untuk

menjawabmerupakan faktor sangatkurang dominan penyebab kesulitan

belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan

Hilir.

3. Apakah kamu merasa senang ketika disuruh mengerjakan soal-soal

ekonomi?

Tabel 6

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

38

10

79%

21%

Jumlah 48 100%

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

39

Dari tabel 6 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 79%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 21%.

Pada tabel di atas dapat dilihat,merasa senang ketika disuruh

mengerjakan soal-soalekonomimerupakan faktorsangat kurang

dominanpenyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas

XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

4. Selain dari materi yang diajarkan guru di sekolah, apakah kamu mencari

sumber belajar lain untuk menambah pengetahuanmu?

Tabel 7

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

36

12

75%

25%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 7 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 75%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 25%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, mencari sumber belajar lain untuk

menambah pengetahuannya merupakan faktorsangat kurang

dominanpenyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas

XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

5. Apakah kamu memiliki keinginan atau dorongan tertentu untuk

mempelajari pelajaran Ekonomi?

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

40

Tabel 8

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

38

10

79%

21%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 8 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 79% dan responden yang menjawab Tidak sebesar 21%.

Pada tabel diatas dapat dilihat, memiliki keinginan atau dorongan

tertentu untuk mempelajari pelajaran Ekonomi merupakan faktorsangat

kurang dominanpenyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi

kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

6. Apakah kamu memperhatikan dengan seksama dari awal hingga akhir,

ketika gurumu menjelaskan materi pelajaran?

Tabel 9

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

25

23

52%

48%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 9 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 52%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 48%.

Pada tabel diatas dapat dilihat, peserta didik memperhatikan

dengan seksama dari awal hingga akhir, ketika guru menjelaskan materi

pelajaran merupakan faktor penyebab kurang dominan kesulitan belajar

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

41

7. Apakah ketika sedang belajar pelajaran ekonomi kamu sering melamun

atau melakukan hal lain yang tidak seharusnya dilakukan saat belajar?

Tabel 10

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

20

28

42%

58%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 10 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 42%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 58%.

Pada tabel diatas dapat dilihat, ketika sedang belajar pelajaran

ekonomi peserta didik sering melamun atau melakukan hal lain yang

tidak seharusnya dilakukan saat belajar merupakan faktor penyebab

dominan kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di

SMAN 2 Katingan Hilir.

8. Apakah kamu mengalami kesulitan untuk memahami bahasa yang

terdapat dalam buku-buku ekonomi atau bahasa yang digunakan guru

Ekonomi dalam mengajar?

Tabel 11

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

38

10

79%

21%

Jumlah 48 100%

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

42

Dari tabel 11 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 79%,dan responden yang menjawab Tidak sebesar 21%.

Pada tabel diatas dapat dilihat, mengalami kesulitan untuk

memahami bahasa yang terdapat dalam buku-buku ekonomi atau

bahasa yang digunakan guru Ekonomi dalam mengajar merupakan

faktor kurangdominan penyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS

Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

b. Perhatian

9. Apakah kamu terlebih dahulu mempelajari materi pelajaran Ekonomi

sebelum materi itu dijelaskan oleh guru?

Tabel 12

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

13

35

27%

73%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 12 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 27%,dan responden yang menjawab Tidak sebesar 73%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, tidak terlebih dahulu mempelajari

materi pelajaran Ekonomi sebelum materi itu dijelaskan oleh guru

merupakan faktor dominan penyebab kesulitan belajar mata pelajaran

IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

10. Apa kamu bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran Ekonomi

yang belum kamu mengerti?

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

43

Tabel 13

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

39

9

81%

19%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 13 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 81%,dan responden yang menjawab Tidak sebesar 19%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, bertanya ketika guru

menjelaskan materi pelajaran Ekonomi yang belum kamu mengerti

tidak merupakan faktor dominan penyebab kesulitan belajar mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

11. Apakah kamu setiap hari belajar di rumah dengan jadwal yang teratur?

Tabel 14

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

9

39

19%

81%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 14 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 19%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 81%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, tidak setiap hari belajar di rumah

dengan jadwal yang teratur merupakan faktor penyebab sangat dominan

kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2

Katingan Hilir.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

44

c. Minat

12. Apakah kamu merasa pelajaran Ekonomi adalah pelajaran yang sulit?

Tabel 15

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

33

15

69%

31%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 15 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 69%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 31%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, merasa pelajaran Ekonomi adalah

pelajaran yang sulit merupakan faktor kurang dominan penyebab

kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2

Katingan Hilir.

13. Apakah kamu senang mengajukan masalah-masalah yang berhubungan

dengan pelajaran Ekonomi ketika pelajaran sedang berlangsung untuk

dibahas bersama-sama dengan guru dan teman-temanmu?

Tabel 16

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

28

20

58%

42%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 16 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 58%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 42%.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

45

Pada tabel di atas dapat dilihat, senang mengajukan masalah-

masalah yang berhubungan dengan pelajaran Ekonomi ketika pelajaran

sedang berlangsung untuk dibahas bersama-sama dengan guru dan

teman-temanmu merupakan faktor dominan penyebab kesulitan belajar

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

14. Apakah menurutmu kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi

menarik untuk dipelajari atau diperbincangkan?

Tabel 17

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

40

8

83%

17%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 17 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 83%dan responden yang menjawab Tidak sebesar 17%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, kegiatan yang berhubungan

dengan ekonomi menarik untuk dipelajari atau diperbincangkan

merupakan faktor kurang dominan penyebab kesulitan belajar mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

15. Menurut pendapatmu, apakah materi pelajaran Ekonomi lebih mudah

dipahami dibandingkan dengan ilmu IPS yang lain?

Tabel 18

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

19

29

40%

60%

Jumlah 48 100%

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

46

Dari tabel 18 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 40%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 60%.

Pada tabel di atas dapat dilihat, materi pelajaran Ekonomi tidak

lebih mudah dipahami dibandingkan dengan ilmu IPS yang

lainmerupakan faktor penyebab dominan kesulitan belajar mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

d. Ingatan

16. Ketika mempelajari suatu materi pelajaran Ekonomi yang baru, apakah

kamu masih dapat mengingat materi pelajaran Ekonomi yang telah

dipelajari beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya?

Tabel 19

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1

2

Ya

Tidak

21

27

44%

56%

Jumlah 48 100%

Dari tabel 19 menunjukan bahwa responden yang menjawab Ya

sebesar 44%, dan responden yang menjawab Tidak sebesar 56%.

Pada tabel 19 dapat dilihat,ketika mempelajari suatu materi

pelajaran Ekonomi yang baru, tidak dapat mengingat materi pelajaran

Ekonomi yang telah dipelajari beberapa hari atau beberapa minggu

sebelumnya merupakan faktor penyebab dominan kesulitan belajar

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

47

2. Rekapitulasi Data

Pada bagian ini dibuat rekapitulasi data dari setiap item pertanyaan

untuk mengetahui sangat dominan, kurang dominan, dominan, sangat kurang

dominannya faktor penyebab rendahnya kemampuan kesulitan belajar mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.Adapun tabel

yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 20

Rekapitulasi Data dengan Indikator Motivasi

No

Pertanyaan

Persentase

Jawaban

Ya

Kriteria

1. 1. Apakah kamu sering belajar

berkelompok dengan temanmu

untuk mendiskusikan tentang

materi pelajaran agar lebih mudah

dipahami?

2. Ketika gurumu memberikan

pertanyaan, apakah kamu

bersemangat dan percaya diri

untuk menjawabnya?

3. Apakah kamu merasa senang

ketika disuruh mengerjakan soal-

soal ekonomi?

4. Selain dari materi yang diajarkan

guru di sekolah, apakah kamu

mencari sumber belajar lain untuk

menambah pengetahuanmu?

5. Apakah kamumemilikikeinginan

atau dorongan tertentu untuk

mempelajari pelajaran Ekonomi?

6. Apakah kamu memperhatikan

dengan seksama dari awal hingga

akhir, ketika gurumu menjelaskan

materi pelajaran?

7. Apakah ketika sedang belajar

pelajaran ekonomi kamu sering

melamun atau melakukan hal lain

yang tidak seharusnya dilakukan

saat belajar?

81%

77%

79%

75%

79%

52%

42%

Sangat

Dominan

Sangat

Dominan

Sangat

Dominan

Dominan

Sangat

Dominan

Kurang

Dominan

Kurang

Dominan

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

48

Tabel 21

Rekapitulasi Data dengan Indikator Motivasi

No

Pertanyaan

Persentase

Jawaban

Ya

Kriteria

1. 8. Apakah kamu mengalami kesulitan

untuk memahami bahasa yang

terdapat dalam buku-buku

ekonomi atau bahasa yang

digunakan guru Ekonomi dalam

mengajar?

79%

Sangat

Dominan

Rata–rata 70,5%

Berdasarkan tabel 20, maka hasil rekapitulasi data faktor sangat

dominan internal pada indikator motivasi terdapat pada item pertanyaan no 1,

karena sering belajar berkelompok dengan temanmu untuk mendiskusikan

tentang materi pelajaran agar lebih mudah dipahami.

Tabel 22

Rekapitulasi Data dengan Indikator Perhatian

No

Pertanyaan

Persentase

Jawaban

Ya

Kriteria

2. 9. Apakah kamu terlebih dahulu

mempelajari materi pelajaran

Ekonomi sebelum materi itu

dijelaskan oleh guru?

10. Apa kamu bertanya ketika guru

menjelaskan materi pelajaran

Ekonomi yang belum kamu

mengerti?

11. Apakah kamu setiap hari belajar

di rumah dengan jadwal yang

teratur?

27%

81%

19%

Sangat kurang

Dominan

Sangat

Dominan

Sangat Kurang

Dominan

Rata–rata 42%

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

49

Berdasarkan tabel 21, maka hasil rekapitulasi data faktor sangat

dominan internal pada indikator perhatian terdapat pada item pertanyaan no

10 karena bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran Ekonomi yang

belum kamu mengerti.

Tabel 23

Rekapitulasi Data dengan Indikator minat

No

Pertanyaan

Persentase

Jawaban

Ya

Kriteria

3. 12. Apakah kamu merasa pelajaran

Ekonomi adalah pelajaran yang

sulit?

13. Apakah kamu senang mengajukan

masalah masalah yang

berhubungan dengan pelajaran

Ekonomi ketika pelajaran sedang

berlangsung untuk dibahas

bersama-sama dengan guru dan

teman-temanmu?

14. Apakah menurutmu kegiatan yang

berhubungan dengan ekonomi

menarik untuk dipelajari atau

diperbincangkan?

15. Menurut pendapatmu, apakah

materi pelajaran Ekonomi lebih

mudah dipahami dibandingkan

dengan ilmu IPS yang lain?

69%

58%

83%

40%

Dominan

Dominan

Sangat

Dominan

Sangat Kurang

Dominan

Rata – rata 62,5%

Berdasarkan tabel 22, maka hasil rekapitulasi data faktor sangat

dominan internal pada indikator minat.terdapat pada item pertanyaan no 14

karena kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi menarik untuk dipelajari

atau diperbincangkan.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

50

Tabel 24

Rekapitulasi Data dengan Indikator Ingatan

No

Pertanyaan

Persentase

Jawaban

Ya

Kriteria

4. 16. Ketika mempelajari suatu materi

pelajaran Ekonomi yang baru,

apakah kamu masih dapat mengingat

materi pelajaran Ekonomi yang telah

dipelajari beberapa hari atau

beberapa minggu sebelumnya?

44%

Kurang

Dominan

Rata-rata 44%

Berdasarkan tabel 23, maka hasil rekapitulasi data faktor sangat

dominan internal pada indikator ingatan tidak ada.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data dengan penyebaran teknik angket yang dilaksanakan di kelas

XI IPS1 dan IPS2 SMAN 2Katingan Hilir dari 16 item pertanyaan yang sudah

dianalisis dan dari hasil rekapitulasi data di atas maka faktor kesulitan belajar

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.adalah sebagai

berikut :

Tabel 25

Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Tentang Faktor kesulitan belajar mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.

No Indikator Presentasi Kriteria

1.

2.

3.

4.

Motivasi

Perhatian

Minat

Ingatan

70,5%

42%

62,5%

44%

Dominan

Kurang Dominan

Dominan

Kurang Dominan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

51

Dari hasil rekapitulasi data tentang faktor penyebab rendahnya kemampuan

kemampuan kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2

Katingan Hilir.dalam karangan untuk kategori sangat dominan adalah dari faktor

internal yaitu pada indikator motivasi (70,5%) merupakan faktor kesulitan belajar

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.Tahun Pelajaran

2013/2014, sedangkan faktor internal pada indikator perhatian, minat, dan ingatan

bukan merupakan faktor penyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi

kelas XI di SMAN 2 Katingan Hilir.Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan

demikian faktor internal kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas XI di

SMAN 2 Katingan Hilir.dipengaruhi oleh cara guru mengajar.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data tentang penyebab kesulitan

belajar mata pelajaran IPS Ekonomi pada bab IV, maka peneliti menyimpulkan

secara umum tentang faktor kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi kelas

XI di SMAN 2 Katingan Hilir. Tahun Pelajaran 2013-2014 adalah faktor internal,

yaitu :

1. Motivasi, 70,5 Dominan

2. Perhatian, 42 Kurang Dominan

3. Minat, 62,5 Dominan

4. Ingatan, 44 Kurang Dominan

Jadi, faktor internal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi

terdapat pada indikator motivasi dengan kategori Dominan pada sub indikator

Apakah kamu sering belajar kelompok dengan temanmu untuk mendiskusikan

tentang materi pelajaran agar lebih mudah dipahami.

B. Saran-saran

1. Bagi kepala sekolah, diharapkan sebagai bahan supervisi dan pembinaan bagi

guru dalam mengembangkan kemampuan guru mendeteksi kesalahan belajar

IPS Ekonomi.

2. Bagi guru, diharapkan guru pada saat proses pembelajaran hendaknya dapat

memberikan motivasi, perhatian kepada peserta didik.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahperpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/22/123-dfadf... · Nilai ulangan harian maupun semester peserta didik masih ... Ekonomi

53