bab i pendahuluan a. latar belakang masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/bab 1...

121
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era sekarang dimana teknologi begitu cepat mengalami perkembangan, perlu di siapkan suatu strategi untuk menghadapinya, terutama di era industri. Ketika perubahan pola baru membawa dampak terciptanya jabatan, ketrampilan kerja baru dan menghilangkan beberapa jabatan. Peran manusia yang sebagian dapat terganti menyebabkan banyak sektor pekerjaan yang akan berkurang dan menuntut untuk seorang anak mempunyai progres yang lebih dari standar rata-rata yang telah di berikan oleh pemerintah agardapat bersaing dengan orang-orang yang berprogres lebih tinggi dengan ketrampilan dan kreativitas yang tinggi pula. Era industri akan berpengaruh dan merubah banyak hal oleh karena itu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia di Indonesia melalui pendidikan dengan melahirkan operator dan analisis bidang manajemen pendidikan untuk mendorong potensi kreatifitas dan ketrampilan seorang siswa. Menurut Syamsuar dalam jurnalnya, Mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan era globalisasi. Hasil studi Program for Internationa Student Assessment (PISA) pada tahun 2011, yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah

Upload: others

Post on 17-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era sekarang dimana teknologi begitu cepat mengalami

perkembangan, perlu di siapkan suatu strategi untuk menghadapinya,

terutama di era industri. Ketika perubahan pola baru membawa dampak

terciptanya jabatan, ketrampilan kerja baru dan menghilangkan beberapa

jabatan. Peran manusia yang sebagian dapat terganti menyebabkan banyak

sektor pekerjaan yang akan berkurang dan menuntut untuk seorang anak

mempunyai progres yang lebih dari standar rata-rata yang telah di berikan

oleh pemerintah agardapat bersaing dengan orang-orang yang berprogres

lebih tinggi dengan ketrampilan dan kreativitas yang tinggi pula. Era

industri akan berpengaruh dan merubah banyak hal oleh karena itu

meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia di

Indonesia melalui pendidikan dengan melahirkan operator dan analisis

bidang manajemen pendidikan untuk mendorong potensi kreatifitas dan

ketrampilan seorang siswa.

Menurut Syamsuar dalam jurnalnya, Mutu pendidikan Indonesia

harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan era globalisasi. Hasil

studi Program for Internationa Student Assessment (PISA) pada tahun 2011,

yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA,

menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

2

dari 65 negara, sedangkan pada tahun 2015 Indonesia berada pada urutan 69

dari 75 negara di dunia. Hasil studi Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 menunjukkan siswa Indonesia berada

pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang

komplek, (2) teori, analisis dan penyelesaian masalah, (3) pemakaian alat,

prosedur dan penyelesaian masalah dan (4) melakukan investigasi

(Syamsuar,2018:4).

Hasil studi di atas menunjukkan perlu ada perubahan orientasi yang

terjadi saat ini. Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan banyak berbagai

argumen mengenai kesesuaian standar kurikulum yang telah di buat oleh

pemerintah.Di samping itu, perlu adanya pembagian tugas yang jelas,

proporsional, dan profesional seperti siapa mengerjakan apa. Jangan satu

orang memegang dan mengarap berbagai pekerjaan yang sering juga tidak

sesuai dengan bidangnya. Hal ini yang terkadang menyebabkan ketidak

sesuaian pembelajaran antara teori dan praktik.

Tantangan di era industri ini berkaitan dengan dengan akselerasi

teknologi dan sains, tren politik, kekuatan ekonomi, tren sosial budaya

modern, perubahan peta pengetahuan, dan era post-modern yang menuntut

berbagai perubahan pendidikan. Menghadapi tantangan tersebut, pendidikan

harus memperluas orientasi pada standar kompetensi pendidikan, agar

perubahan dapat direalisasikan. Sistem pendidikan jangan hanya berbasis

pada input dan proses yang dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

3

mengarah pada stragnasi pedagogik. Jika ingin melakukan perubahan sedikit

saja maka biayanya sangat mahal dan teknisnya sangat rumit, mulai dari

komponen input dan proses, dari hulu sampai hilir, mulai dokumen

kurikulum, pelatihan guru sampai lembar kerja peserta didik yang harus di

ubah. Hal tersebut mengakibatkan sistem pendidikan cenderung tidak efisien

dan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan kebutuhan masyarakat.

Implementasi kurikulum di berbagai sekolah dilakukan secara

bertahapsesuai masing-masing. Bagisekolah yang belum siap menerapkan

kurikulum 2013 Revisi pada tahun ajaran 2017/2018, dapat

mempersiapkannya sekitar tiga tahun ajarannya. Dengan demikian, tahun

ajaran 2020/2021 semua sekolah pada berbagai jalur, jenis, dan jenjang

pendidikan baik negeri maupun swasta telah melaksanakannya. Sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah atas pada berbagai jalur, jenis,

dan jenjang pendidikan baik negeri maupun swastasemestinya sudah

menerapkan kurikulum 2013 Revisi (Mulyasa,2018:2-3).

Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan (continuous quality improvement) untuk memperoleh

hasil optimal, terutama berkaitan dengan penerapan serta penjabaran Standar

Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Meskipun demikian,

perubahan kurikulum tersebut tidak harus dilakukan secara makro, tetapi

bisa dalam tatanan mikro, yakni pada tatanan pelaksanaan kurikulum

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

4

tersebut di sekolah-sekolah, bahkan dalam tatanan kelas dan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, dalam implementasi Kuikulum

2013 Revisi, mengubah mindset guru merupakan tuntutan baru yang harus

dilakukan untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu (Mulyasa, 2018:3).

Guru sangat berperan da menentukan berhasil atau tidaknya

implementasi kurikulum di sekolah, sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu, guru beserta tenaga kependidikan lainnya,

terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami Standar Isi dan

Standar kompetensi lulusan yang telah di susun oleh BSNP, serta

menjadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan

karakeristik dan kebutuhan sekolah (Mulyasa, 2018:3).

Penataan dan perubahan kurikulum dilakukan agar sistem

pendidikan nasional dapat mengikuti perkembangan zaman now, serta

relevan dan kompetitif. Penataan dan perubahan kurikulum dilakukan

sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 dan

36yang menekankan perlunya peningkatan Standar Nasional Pendidikan

sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala.Dalam

implemmentasinya, Kurikulum 2013 Revisi menuntut untuk guru

mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan empat hal penting,

yaituPenguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, Ketrampilan Abad ke-

21 (4C), dan Higher Order Thingking Skill (HOTS) yangmemerlukan

kreativitas guru dan peramunya (Mulyasa,2018:4).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

5

Integritas keterampilan abad ke 21 yang mencakup 4C

(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving,

dan creativity and innovation), merupakan bentuk antisipasi kurikulum

terhadap perkembangan teknologidan penerapannya di masyarakat. Inilah

sesungguhnya yangingin diwujudkandalam kuriklum 2013 Revisi, bukan

sekedar transfer ilmu pengetahuan atau materi, tetapi pembentukan

kompetensi abad ke-21. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya

penguasaan kompetensi abad ke-21 sebagai sarana meraih kesuksesan

khususnya di era globalisasi, era disrupsi, era akhir zaman, bahkan era

kesemprawutan global. Era ini ditandai dengan percepatan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, khusunya teknologi informasi yang

perkembangannya merambah dengan pesat pada berbagai bidang kehidupan.

Integrasi ketrampilan abad ke-21 dalam pembelajaran di sekolah sangat

penting, karena kemampuan 4C merupakan jenis softskill yang pada

implementasi keseharian jauh lebih bermanfaat daripada sekedar

penguasaan hardskill. Pembeajaran yang menekankan pada ketrampilan

abad ke-21 juga menekankan tentang pentingnya pengembangan kanan

peserta didik. Oleh karena itu, guru-guru dituntut untukmengubah mindset

dari pengembangan otak kiri ke otak pengembangan kanan yang berbasis

kreativitas (Mulyasa,2018:4).

Pembelajaran zaman sekarang tidakmungkin lagi menggunakan

model, pendekatan, strategi, metode, dan teknikyang berpusat kepada guru,

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

6

tetapi harusmengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran (active

learning) yang berpusat pada peserta didik. Khusus untuk PPKmerupakan

program yang rencananya akan disesuaikan dengan program 8 (delapan) jam

sehari atau 5 (lima) hari dari belajar dan 2 (dua) hari merupakan pendidikan

keluarga. Dengan demikian, Kurikulum 2013 Revisi lebih memberi tekanan

pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik, terutama untuk

mempersiapkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Kurikulum 2013 harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan

memahami pengembangan, penjabaran, dan penerapannya di sekolah. Lebih

dari itu perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai

pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki

kedudukan yang sangat strategis. Oleh karena itu saya membuat judul

“Deskripsi Pembelajaran Hidroponik antara Teori dan Praktik di SMP

N 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2019”.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini terfokus untuk mengetahui deskripsi pembelajaran

hidroponik dan ada atau tidaknya potensi kreativitas siswa di SMP N 9

Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori dan praktik pada pembelajaran

tema hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam kelas

maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui deskripsi sistem pembelajaran yang ada di SMP N 9

Salatiga dalam tema hidroponik untuk menghadapi era industri.

2. Untuk mengetahui potensi hidroponik untuk menghadapi era industri

diSMP N 9 Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan baik yang bersifat teoritis

maupun praktis, antara lain adalah :

1. Teoritis

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi guru tentang potensi

dan kesiapan siswa dalam temahidroponik untuk menghadapi era industri

diSMP N 9 Salatiga.

2. Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan solusi untuk meningkatkan daya kreativitas

siswa untuk menghadapi era industri di SMP N 9 Salatiga.

b. Dapat di jadikan masukan dalam pengaplikasian tema hidroponik untuk

menambah pemahamkan siswa mengenai tema hidroponik di SMP N 9

Salatiga.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

8

E. Penegasan Istilah

Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam potensi

tema pembelajaran hidroponik dalam menghadapi era industri diSMP N 9

Salatiga tahun pelajaran 2019 antara lain:

1. Hidroponik

Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan

media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang

dijalankan dengan menggunakan airsebagai medium untuk menggantikan

tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat

memanfaatkan yang sempit. Pertanian degan menggunakan sistem hidroponik

memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi

dalam bisnis pertanian hidroponik hanya layak di pertimbangkan mengingat

dapat dilakukan di pekarangan rumah, atap rumah maupun lahan lainnya (Ida,

2014:1).

F. Sismatika Penulisan

Penulis dalam membahas skripsi ini, mengklarifikasikan skripsi ini menjadi

tiga bagian, masing-masing bagian akan peneliti rinci sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul luar, lembar berlogo

IAIN, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan kelulusan, halaman peryataan keaslian penelitian, halaman motto

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

9

dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar

lampiran, abstrak.

2. Bagian Inti

Bab I : Pendahuluan

Bab ini diuraikan deskripsi tentang pengantar pokok permasalahan yang

mencakup: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, penegasan istilah,

sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori(telaah teori terhadap pokok

permasalahan/ variabel penelitian) dan juga kajian pustaka (Kajian penelitian

terdahulu)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

sumber data, prosedur pengumpulan data, Analisis data, pengecekan

keabsahan data.

Bab IV :Paparan data dan Analisis data.

Bab V : Penutup berupa impulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran dan daftar riwayat hidup.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran

Menurut Syamsuar (2018:16-17) Pendidikan ada beberapa

pengertian diantaranya pendidikan merupakan sarana untuk

menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini

berarti bahwa proses pendidikan yangdilakukan pada saat ini bukan

semata-mata untuk hari ini, melainkan untk masa depan. Dan

pendidikan juga merupakan sarana untk memperkuat jati diri

bangsadalam proses industrialisasi, dan mendorong terjadinya

perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi.

Sedangkan Menurut Dimyati (2006:2) belajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh

individu yang ditandai dengan adanya perubahan dalam hal

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap pada diri

individu tersebut.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yangdilakukan secarasadar

dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan.

Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman(Darsono, 2000:24).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

11

Pendidikan pembelajaran revisi kurikulum 2013 dilakukan

sesuai dengan perubahan dan penataan Standar Nasional Pendidikan

(SNP), terutama berkaitan dengan empat standar, yakni standar

kompetensi, standar lulusan, standar isi, standar proses, dan standar

penilaian pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan berdasarkan hasil

analisis dari berbagai kebutuhan pesertadidik, baik kebutuhan untuk

hidup (bekerja) maupun untuk mengembangkan diri sesuai dengan

pendidikan seumur hidup.

Oleh karena itu, pengembangan kurikulum dilakukandengan

menempuhdan mencakup dua langkah berikt.pertama, merumuskan visi

dan misi pendidikan nasional berdasarkan Pancasila danUUD’45.

Kedua, menjabarkan kompetensi –kompetensi inti berdasarkan visi-

misi. Kompetensi-kompetensi inti merumuskan untuk mengakomodasi

kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi masyarakat, baik

kebutuhan sekarang maupun masa depan tanpa melupakan kebutuhan

masalalu yang tidak terealisasikan.

Kedua hal tersebut tampaknya belum sepenuhnya dapat

diakomodasikan dalam pengembangan kurikulum saat ini sehingga

menimbulkan berbagai kesalah fahaman bahkan gagal faham di

lapangan. Oleh arena itu, terdapat beberapa yang perlu di pahami dalam

kaitannya dengan kurikulum 2013 revisi yaitu:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

12

a. Visi, Misi dan Tujuan

Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yangkuat dan berwibawa, untuk

memperdayakan semua warga Indonesia agar berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Misi pendidikan nasional adalah sebagai berikut.

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat

Indonesia.

2. Meningkatkan daya saing di tingkat nasional, regional, dan

internasional.

3. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan

masyarakat dan tantangan global.

4. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak

bangsa secara utuhsejak usia dini sampai akhir hayat, dalam

rangka mewujudkan masyarakat belajar.

5. Meningkatkan esiapan masukan dan proses pendidikan

untuk mengoptimalkan pembentkan kepribadian yang

bermoral.

6. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga

pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

13

keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan

standar yangbersifat nasional dan global.

7. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan prinsip otonomidan konteks

NegaraKesatuan Republik Indonesia.

b. Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradapan bangsayangbermartabatdalam

rangka mencerdasar kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab.

Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan No.20

Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi LulusanPendidikan Dasar

dan Menengah merupakan acuan utama pengembangan standar isi,

standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidikan

dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, dan standarpembiayaan. Dengan diberlakukannya

Peraturan Menteri ini maka Peraturan Nomor 54 Tahun 2013

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

14

Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan

Dasar dan menengah, dicabutdan di nyatakan tidak berlaku. Dalam

lampiran peraturan tersebut dikemukakan tentang pengertian dan

ruang lingkup standar kompetensi lulusan sebagai berikut.

Standarkompetensilulusan adalah kualifikasi kemampan

lulusan yang mencakup sikap, ketrampilan. Standarkompetensi

lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan pesertadidik

yang diharapkan dapat dicapai, setelah menyelesaikan masa

belajarnya di satuan pendidikan padajenjang pendidikan dasardan

menengah.

Secara operasional standar kompetensi lulusan dapat

dijadikan sebagi pedoman untuk Standarkompetensi lulusan

padasatuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

sertaketrampilan untuk hidupmandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut.

Standar Kompetensi lulusan untuk

SMP/MTs/SMPLB/Paket B pada dimensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan adalah sebagai berikut

(Permendikbud, Nomor 20Tahun 2016).

1. Dimensi sikap untuk SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki

perilaku yang mencerminkan sikap: 1)Beriman dan bertakwa

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

15

kepada Tuhan YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli

3)bertanggung jawab, 4)pembelajaran sejati sepanjang hayat,

dan 5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

2. Dimensi Pengetahuan untuk SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah

memiliki pengetahuan faktual,konseptual, proedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis dan speifik sederhana

berkenaan dengan : ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan

budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan tersebutdalam konteks

diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakatdan lingkungan alam

sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Dimensi Keterampilan SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah

memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1)Kreatif, 2)

produktif, 3) kritis, 4) mandiri 5) kolaborstif dan 6) komunikatif

melali pendekatan ilmiah sesuai dengan dipelajari di satuan

pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

Menurut Endang Rini Sukamti (2010:53)kreativitas adalah

kemampan untuk menciptakan sesuatu yangbaru atau suatu kombinasi

baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi

sesuatu yang bermakna atau bermanfaat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

16

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar,

pembelajar dan krativitas itu adalah sesuatu hal yang

berkesinambungan, antara satu dengan yang lain untuk mendapatkan

sesuatu pembelajaran ketrampilan yang bermakna dan bermanfaat.

2. Teknologi Hidroponik

a. Pengertian Hidroponik

Menurut Wulansari dikutip dalam skripsi Magfiroh

mengungkapkanhidroponik adalah salah satu teknologi budidaya

tanaman dalam lingkungan yang terkendali. Budidaya tanaman

secara hidroponik dilakukan tanpa menggunakan tanah, pemberian

nutrisi yang terkendali, serta dapat dilakukan dengan media tanam

ataupun tanpa media tanam (Magfiroh,2017:15).

Hidroponik menurut Suryani (2015:37) merupakan metode

bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media

pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti

air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah

seperti kerikil, pasir, cocopeat, hidrogrel, pecahan batu karang atau

bata, potongan kayu rockwool.

Hidroponik menurut Magfiroh (2017:16)dalam skripsi minat

bercocok tanam siswa dengan menggunakan teknologi hidroponik

menyatakan bahwa hidroponik adalah sebuah teknologi menanam

tanaman dalam larutan hara dengan atau tanpa menggunakan media

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

17

tanam tiruan seperti pasir, kerikil, rockwool, dan gambut sebagai

pendukung mekanik.

Hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang

digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman

mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam

yang digunakan bersifat poros, seperti pasir, arang sekam, batu

apung, kerikil, rockwool(Lingga,2003:1).

Penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hidroponik

adalah suatu cara menanam tanpa menggunakan tanah, sebagai

media tanamnya dapat menggunakan air atau media perantara

lainnya seperti rockwool, kerikil, arang sekam, pasir, cocopeat.

b. Jenis-jenis Hidroponik

Adapun jenis-jenis Hidroponik yaitu :

1)Nutrien Film Technique (NFT)

Disebut Nutrien Film Technique (NFT) karena pada sistem

hidroponik ini, pemberian nutrisi tanaman dilakukan dengan

mengalirkan selapis larutan nutrisi setinggi kira-kira 3 mm pada

perakaran tanaman. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan

sistem ini adalah talang air, styrofoam, rockwool, pompa air,

slang, pipa PVC, dan bak air (Hendra dan Andoko, 2014:8).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

18

Kelebihan hidroponik NFT adalah mudah mengendalikan

perakaran tanaman kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi

dengan cukup keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan

nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman juga dapat disesuaikan

dengan umur dan jenis tanaman, serta tanaman dapat diusahakan

beberapa kali dengan periode yang pendek. Sementara itu,

kekurangannya adalah dibutuhkan biaya yang relatif besar untuk

proses pembuatannya dan dalam proses perlakuannya juga sangat

bergantung pada aliran listrik (Hendra dan Andoko, 2014:8).

doc.internet

Gambar 2.1 Hidroponik NFT

Sumber:http://www.homehydrosystems.com/hydroponic

systems/nft_systems.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019

pukul 12:09WIB.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

19

2) Wick System

Wick hidroponik atau sistem sumbu adalah metode hidroponik

paling sederhana karena hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas

air. Larutan nutrisi dari bak penampungan menuju perakaran

tanaman pada posisi di atas dengan perantara sumbu, mirip cara

kerja kompor minyak (Hendra dan Andoko, 2014:9).

Peralatan yang dibutuhkan untuk hidroponik sistem

sumbu adalah rockwool sumbu dan wadah penampungan larutan

nutrisi. Sumbu dalam sistem ini biasanya menggunakan bahan-

bahan yang mudah menyerap air seperti kain flanel. Kelebihan

hidroponik sistem sumbu adalah mudah merakitnya sehingga

cocok bagi pemula. Kekurangannya adalah nutrisi dan oksigen

cepat mengendap karena air tidak bergerak sehingga tanaman

tidak dapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan dalam

jumlah cukup (Hendra dan Andoko, 2014:9).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

20

doc.internet

Gambar 2.2 Hidroponik Wick System

Sumber:https://www.pinterest.com/pin/176695985352659475/.Dia

kses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 12:18WIB

3) Floating System

Floating system atau rakit apung dikenal juga dengan

istilah raftsystem atau water culture system. Prinsip sistem

hidroponik ini adalah tanaman ditanam dalam keadaan diapungkan

tepat diatas larutan nutrisi, biasanya dengan bantuan styrofoam

sebagai penopangnya. Posisi tanaman diatur sedemikian rupa

sehingga perakaran menyentuh larutan nutrisi. Karena akar

terendam larutan nutrisi, akar tanaman yang dibudidayakan dengan

sistem ini rentan mengalami pembusukan. Karena itu untuk

menambah oksigen yang terlarut biasanya dialirkan udara ke dalam

larutan tersebut menggunakan aerator (Hendra dan Andoko,

2014:10).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

21

Peralatan yangdigunakandalam hidroponik rakit apung adalah

styrofoam, rockwool, ember atau bak penampung larutan nutrisi.

Kelebihan hidroponik rakit apung adalah tanaman mendapat

pasokan air dan nutrisi secara terus-menerus. Mempermudah

perawatan karena tanaman tidak perlu di semprot (Hendra dan

Andoko, 2014:11).

doc.internet

Gambar 2.3 Hidroponik Floating System

Sumber:http://aquaponicsdesignpdf.blogspot.com/2017/02/hydro

ponic-raft-system.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul

12:31WIB

4) Ebb and Flow

Ebb and Flow biasa juga disebut hidroponik sistem

pasang surut. Sistem larutan nutrisi ini diberikan dengan cara

menggenangi atau merendam wilayah perakaran untuk beberapa

waktu tertentu. Setelah itu, larutan nutrisi dialirkan kembali ke

bak penampungan. Prinsip kerja dari sistem ini adalah larutan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

22

nutrisi dialirkan ke dalam wadah atau bak penanaman berisi pot

yang telah diisi media tanam. Pompa dihubungkan dengan

pengatur waktu atau timer sehingga lama dan periode

penggenangan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Pada dasar

bak dipasang sipon yang berfungsi mengalirkan kembali larutan

nutrisi ke bak penampung secara otomatis (Hendra dan Andoko,

2014:11).

doc.internet

Gambar 2.4 Hidroponik Ebbdan Flow

Sumber:https://civitas.uns.ac.id/azissaputro/2019/01/09/mudahn

ya-menanam-cabe-hidroponik/.Diakses pada tanggal 10 Maret

2019 pukul 12:40WIB

5) Drip Irrigation

Drip Irrrigation atau fertigasi sering juga disebut dengan

irigasi tetes. Hidroponik ini menggunakan prinsip irigasi tetes

untuk mengalirkan larutan nutrisi ke wilayah perakaran tanaman

melalui slang irigasi menggunakan dripper yang sudah diatur dalam

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

23

selang waktu tertentu sehingga nutrisi yangdialirkan bisa optimal

dan memenuhi kebutuhan tanaman. Metode ini mengadopsi

teknologi irigasi tetes yang mula pertama diperkenalkan di Israil

lalu menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Pada awalnya

teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering

berpasir, air yang sangat terbatas iklim yang kering, dan komoditas

yang diusahakan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dalam

drip irrigation, larutan nutrisi tidak dialirkan kembali ke bak

penampung sehingga pengaturan waktu dan frekuensi penyiraman

sangat diperlukan dan perlu dilakukan secara cermat agar

pemberian nutrisi dapat efisien tanpa ada nutrisi yang terbuang

(Hendra dan Andoko, 2014:12).

Hidroponik dripirrigation atau irigasi tetes larutan nutrisi

diberikan dengancara meneteskan pada wilayah perakaran

tanaman. Komponen utama irigasi tetes adalah pipa paralon dengan

dua ukuran yang berbeda. Paralon berdiameter lebih besar

digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil

digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai

pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang

untuk meneteskan air ke setiap tanaman sesuai dengan jarak antar-

tanaman.untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa

air yang dilengkapi dengan kran dan saringan air ke pipa utama.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

24

Tidak lupa juga pipa konektor untuk sambungan (Hendra dan

Andoko, 2014:12).

Kelebihan sistem irigasi tetes adalah larutan nutrisi yang

diberikan mendekati keseimbangan dengan kebutuhan tanaman,

serta meminimalisasi larutan yang terbuang. Selain itu, kontuinitas

pemberian air di sekitar daerah perakaran menyebabkan

kelembapan pada daerah perakaran menjadi tinggi, sehingga stres

pada tanaman yang biasanya terjadi akibat kekurangan air dapat

diminimalisasi. Namun kekuranganny, jika media

tanamnyamemadat, jumlah oksigen menjadi berkurang. Solusi dari

kekurangan ini adalah menggunakan media tanam yang tepat,

seperti arang sekam murni yang dicampur serbuk sabut kelapa.

Sistem ini biasanya digunakan pada tanaman sayuran buah seperti

tomat, paprika, cabai, dan terong atau yang memiliki ukuran yang

tinggi dan cukup lebat (Hendra dan Andoko, 2014:14).

doc.internet

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

25

Gambar 2.5 Hidroponik Drip Irrigation

Sumber:http://petanitop.blogspot.com/2016/02/irigasi-sederhana-

dengan-botol-bekas.html.Diakses pada tanggal 12 Maret 2019

pukul 6:57 WIB

6) Aeroponik

Aeroponik dapat diartikan sebagai bercocok tanamdi udara,

karena akar tanaman yang dibudidayakan diposisikan menggantung

di udara dan larutan nutrisi diberikan dengancara disemprotkan

atau pengabutan. Untuk menyemprotkan ini biasanya digunakan

pompa bertekanan tinggi agar butiran yang dihasilkan sangat halus

atau dalam bentuk kabut. Penyemprotan dilakukan secara berkala

dengan durasi tertentu menggunakan pengatur waktu. Larutan

nutrisi yang telah disemprotkan akan masuk menuju bak

penampungan untuk disemprotkan kembali (Hendra dan Andoko,

2014:14).

Aeroponik menggunakan peralatan styrofoam, pompa,

nozel, pipa PVC, dan bak penampang. Kelebihan aeroponik ini

adalah tanaman mendapat pasoka air, oksigen, dan nutrisi secara

berkala dalam jumlah yang mencukupi. Kelebihan lain,

penggunaan larutan nutrisi dalam aeroponik lebih hemat karena

diberikan dengan cara pengambutan dan tanaman lebih mudah

menyerap karena nutrisi berukuran molekul kecil. Sementara itu,

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

26

kekurangannya adalah biaya untuk instalasi aeroponik terbilang

cukup mahal dan sangat tergantung pada listrik. (Hendra dan

Andoko 2014:15).

doc.internet

Gambar 2.6 Hidroponik Aeroponik

Sumber:http://majalahasri.com/untung-rugi-teknik- aeroponik-

dalam-hidroponik/.Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 6:57

WIB

c. Media Tanam Teknologi Hidroponik

Media tanam hidroponik lebih difungsikan sebagai

penyangga tanaman agar tidak roboh. Selain itu juga mampu

menjaga kelembapan, menyimpan air, dan bersifat kapiler (Suryani,

2015:56-61). Adapun jenis media tanam yangcocok untuk sistem

hidroponik sebagai berikut:

1) Rockwool

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

27

Salah satu media tanam yangseringdigunakan oleh

parapetani hidroponik adalah rockwool. Sebagai media tanam,

rockwool memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya

terutama dalam hal komposisi air dan udara yang dapat disimpan

oleh media tanam ini.

Rockwool dibuat dari batuan yang merupakan kombinasi

batuan basalt, batu kapur, dan batu bara. Rockwool terbuat dari

bebatuan yang biasanya mengandung mineral alkali dan alkali

tanah dalam jumlah besar. Rockwool dapat digunakan sebagai

media tanam dari fase penyemaian sampai fase produksi.

doc.internet

Gambar 2.7 Rockwool

Sumber:https://www.baubay.de/facade-thermal-insulation-rockwool-

frontrock-35-mineralwool-for-external-walls.html. Diaksespada

tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:22 WIB

2) Spons

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

28

Spons yang umum dimanfaatkan sebagai tempat menempelkan

rangkaian bunga, ternyata dapat digunakan untuk media

hidroponik. Hasilnya lebih bagus.

doc.internet

Gambar 2.8 Spons

Sumber:http://www.infoagribisnis.com/2017/06/media-tanam-

hidroponik-sederhana/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul

11:40 WIB

3) Batu Apung

Media tanam hidroponik dari bahan porous salah satunya

adalah batu apung. Batu apung merupakan batuan vulkanik yang

mengandung oksida 𝑆𝑖𝑂2, 𝐴𝑙2𝑂3, 𝑁𝑎2𝑂, 𝐾2𝑂, 𝑀𝑔𝑂, 𝐶𝑎𝑂,

𝑇𝑖𝑂2, 𝑆𝑂3, dan Cl. Kandungan hara yang tinggi pada batu apung

menjadinya media tanam hidroponik yang baik bagi tanaman hias.

Batu apung jugamemiliki kemampuan mengikat air

yangrelatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika

penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

29

doc.internet

Gambar 2.9 Batu Apung

Sumber:http://www.batualamserpong.com/2013/08/batu-

apung.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:37 WIB

4) Sabut kelapa (Cocopeat)

Cocopeat digunakan sebagai media tanam karena selain murah

juga mudah didapatkan. Cocopeat memerlukan proses sterilisasi yang

lebih lama dan lebih susah dibandingkan dengan media lain. Cocopeat

mengandung zat tanin yang membahayakan tanaman. Cocopeat mudah

busuk sehingga penampilannya kurang menarik.

doc.internet

Gambar 2.10 Sabut kelapa (Cocopeat)

Sumber:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

30

https://www.tokopedia.com/tirtatisna/cocopeat-serbuk-sabut-kelapa-

media-tanam-hidroponik-by-tirtatisna.Diakses pada tanggal 10 Maret

2019 pukul 11:45 WIB

5) LECA/Hidroton

LECA merupakan agregat tanah liat yangdibuat menjadi pelet.

Pelet tanah liat dipanaskan hingga 2000 derajat sehingga mengeras

dengan pori-pori kecil di dalamnya. Pori-pori ini berfungsi sebagai

penyimpan larutan nutrisi sekaligus tempat sirkulasi udara. LECA

sangat stabil dengan pH netral dan tidak memengaruhi pH larutan

nutrisi. LECA merupakan media pengeringan cepat yangtidak

menampung air yangberlebihan.

doc.internet

Gambar 2.11 LECA/Hidroton

Sumber:http://www.bebeja.com/instalasi-hidroponik-1-hydroton/.Diakses

pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:49 WIB

6) Arang sekam

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

31

Arang sekam mengandung NO, 32% , PO 15 % , KO 31 %, Ca

0,95%, dan Fe 180 ppm, Mn 80 ppm , Zn 14, 1 ppm dan PH6,8.

Karakteristik lain dari arangsekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l).

Sirkulasi udara tinggi, Kapasitas menahan air tinggi, sehingga dapat

mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif. Arangsekam mempunyai sifat

yang mudah mengalir air, tidak mudah mengumpul, harganya relatif

murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas

yang baik.

Media arangsekam merupakan media tanam yang praktis

digunakan karena tidak perlu disterilisasi, hal ini disebabkan mikroba

patogen telah mati selama prosespembakaran. Selain itu, arangsekam

jugamemiliki kandungan karbon (C) yangtinggi sehingga membat media

tanam ini menjadi gembur.

Beberapa penelitian diketahui juga bahwa kemampuan

arangsekam sebagai absorban yang bisa menekan jumlah mikroba patogen

dan logam berbahaya dalam pembuatan kompos. Sehingga kompos

yangdihasilkan bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya.

Arangsekam jika di tanah bekerja dengan cara memperbaiki

struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Arangsekam dapat meingkatkan

porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga

meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.

Kelebihan menggunakan media arangsekam sebagai media tanam yaitu:

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

32

a) Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan.

b) Gembur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan

tanaman.

c) Tidak mengandunggaram laut atau kadar salinitas rendah.

d) Bersifatnetral hingga alkalis yakni pada pH 6-7.

e) Tidak mengandungorganisme penyebabkan hama dan penyakit.

f) Mengandungbahan kapur atau kaya unsur kalium.

g) Harganya relatif murah.

h) Bahanya mudah didapat, ringan, dan sudah steril.

doc.internet

Gambar 2.12 Arang Sekam

Sumber:https://www.tokopedia.com/hydroponic/arang-sekam-media-

tanam-hidroponik.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:53

WIB

7) Zeolit

Pertama kalinya, zeolite diperkenalkan pada tahun 1976 oleh

seorang ahli mineralogi Swedia A.F., Cronsted. Zeolit merupakan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

33

mineral kristal silika alumina terhidrasi yang mengandungkation-kation

alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Ion-ion logam

tersebut dapat diganti oleh ion-ion lain tanpa merusak struktur zeolit

dan dapat menyerap molekul –molekul air secara reversibel.

Zeolit memiliki sifat kimia yang pentingyaitu penyerap

yangselektif. Zeolite dapat digunakan sebagai penukar ion dan

mempunyai aktivitas katalisis yang tinggi. Sifat

tersebutlahyangberperan ketika zeolite digunakan sebagai media tanam

hidroponik.

Penggunaan zeolit sebagai media hidroponik

sangatbermanfaatdan memiliki keunggulan dibandingkan

menggunakan jenis media yanglain. Keunggulan tersebut tersebut

antara lain:

a) Mampu menyerap air dalam jumlah cukup tinggi sehingga praktis

untuk perawatan dan penyiraman tanaman.

b) Unsur-unsur komponen penyubur tanah dapat disimpan pada

struktur zeolit sehinggadapat dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan tanaman yang sesuai dengan keperluan dandapat bersifat

sebagai slow releasing agent.

c) Dapat menjadi indikator jumlah air yang tersimpan didalamnya

karena warnanya yangputih jika kering dan akan berubah kehijauan

jika terkena air.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

34

d) Mengatur keseimbangan pH secaraotomatis, mengingat sifat

keasaman dari zeolit yang unik.

e) Tidak mudah hancur dan tidak mudah menggumpal sehingga dapat

membantu pertumbuhan jaringan akar tanaman.

doc.internet

Gambar 2.13 Zeolit

Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/cement-additive-

catalyst-zeolite-clinoptilolite-60382647125.html.diakses pada tanggal

10 Maret 2019 pukul 11:57 WIB

d. Keuntungan Teknologi Hidroponik

MenurutAnggraeni (2018:14-15) Bertanam dengan hidroponik

mempunyai banyak kelebihan daripada bertanam secara konvensional,

sehingga bertanam hidroponik banyak dilirik banyak orang. Adapun

beberapa keuntungan bertanam hidroponik sebagai berikut:

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

35

1) Perawatan lebih praktis dan terbebas oleh gangguan hama.

2) Pemakaian larutan nutrisi lebih hemat.

3) Tanaman yang sudah mati mudah diganti dengan tanaman baru.

4) Tidak membutuhkan banyak tenaga untuk perawatannya.

5) Tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan bersih.

6) Hasil produksinya lebih tinggi.

7) Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.

8) Dapat dilakukan dilahan sempit.

e. Jenis Tanaman Hidroponik

Menurut Hendra dan Andoko (2014:16-22) secara umum

tanaman yang biasa dihidroponikkan merupakan jenis sayuran bernilai

ekonomi tinggi, tanaman hias dan dan tanaman buah semusim.

Adapun beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan untuk

ditanam secara hidroponik adalah selada, pakcoy, sawi, kangkung,

kailan, paprika, tomat, mentimun, melon dan semangka.

Menurut Suryani (2015:165) Tanaman paprika, tomat dan

mentimun dapat menjadi pilihan sayuran buah yang dapat

dihidroponikkan. Karena ketiganya merupakan komonditi penting

yang dapat dibudidayakan di bawah naugan (Protected culvation).

Untuk mengoptimalkan hasil tanaman paprika, tomat dan mentimun,

keseimbangan pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) dan generatif

(bunga dan buah) harus diperhatikan.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

36

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam hal ini berupa hasil penelitian yang

berkaitan dengan tema pembelajaran hidroponik serta kreativitas dan

ketrampilan siswa. Untuk melihat perbedaan, prosesnya berikut ini

penulis akan menerangkan berbagai kajian pustaka penelitian yang

berhubungan dengan penelitian ini, dan berguna untuk membantu

penulis dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skripsi yang disusun oleh Lailatul Magfiroh pada tahun

2017, merupakan Mahasiswa Jurusan pendidikan biologi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Walisongo dengan judul

Minat Bercocok Tanam Siswa Dengan Menggunakan Teknologi

Hidroponik (Studi Kasus Kelas X dan XI MA Manahijul Huda Ngagel

Dukuh Seti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017) penelitian ini memaparkan

tentang minat siswa untuk bercocok tanam dengan menggunakan

hidroponik dengan nilai angket yang mengalami peningkatan sebesar

6,03% dari 79,17 menjadi 85,2 dengan katagori baik, wawancara dan

dokumentasi yangmemperoleh hasil yang sama.

Penelitian Dr. Muhali,S.Pd, M.Pd. (2018) dalam

Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

dengan judul Arah Pengembangan Pendidikan Masa Kini Menurut

Perspektif Revolusi Industri 4.0. Pada penelitian ini pembelajaran

berorientasi pada siswa sangat dianjurkan untuk membentuk pembelajar

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

37

mandiri, oleh karena ituketerampilan-keterampilan berpikir tingkat

tinggi seperti berfikirkritis, berfikirkreatif, problem solving, serta

metakognisi sangat urgen untuk dipelajarkan sebagai bekaluntuk

menghadapi revolusi industri.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Ali dan Ansori (2008, 93) di kutip dalam skripsi Magfiroh

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan

penelitian yangberorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, dalam arti hanya bersifat

mendeskripsikan makna data atau fenomena yangdapat ditangkap oleh

pelaku penelitiandengan menunjukkan bukti-buktinya (Magfiroh,2017:38)

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo,

penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengancara pengumpulan

databerupa kata-kata, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada

sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002:35). Peneliti memilih jenis

penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti dapat meneliti latar belakang

fenomena.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah SMP N 9 Salatiga yang terletak di

wilayah Kota Salatiga untuk melihat kondisi dan sistem pembelajaran agar

mendapatkan data sebagai bahan. Penelitian ini dilaksanakan hampir

selama satu bulan mulai tanggal 9 Maret 2019.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

39

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1990:32) yang di kutip dari buku

Moleong menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain (Moleong, 2005:157)

1. Sumber data utama

Sumber data dalam penelitian ini adalah data dari keadaan

lingkungan sekolah dan informasi dari guru pengampu mata pelajaran

IPA terpadu.

2. Sumber data tambahan

Adapun sumber data tambahan yang peneliti dapatkan yang

dapat menunjang penelitian yaitu berupa foto kondisi lingkungan SMP

N 9 Salatigasaat ini, informasi dari penambahan wawancara dengan

guru teknologi informasi (TIK) di SMP N 9 Salatiga dan buku teks

yang digunakan sebagai dasar teori serta beberapa sumber dari jurnal,

buku teks yang digunakan sebagai teori serta beberapa artikel dari

internet.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data kualitatifmerupakan serangkaian langkah-

langkah yang dilalui peneliti dalam memperoleh data kualitatif yang

dibutuhkan.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

40

Adapun metode pengumpulan data yangdilakukan pada penelitian ini

dapat di lihatdari tabel berikut :

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan data

No Jenis Data Metode pengumpulan

data

Keterangan

1 Aktivitas siswa

selama kegiatan

pembelajaran

Behavioral checklist Dilakukan saat

proses

penelitian

berlangsung.

2 Tanggapan

terhadap tema

pembelajaran

hidroponik

Wawancara (guru),

Angket respon (siswa)

Dilakukan saat

istirahat dan

setelah

pembelajaran

berlangsung.

Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan/Observasi (Observation)

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

yang tampak terhadap objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

dilakukan di tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi

bersama dengan objek yang akan diteliti atau dapat disebut dengan

observasi langsung tanpa perantara media lainnya (Margono,2010).

Dengan metode observasi peneliti akan mendapatkan

gambaran tentang perilakudan respon siswa terhadap pelaksanaan

pelatihan hidroponik. Metode observasi yang digunakan adalah

behavioral checklist atau biasa disebut checklist.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

41

Metode behavioral checklist merupakan metode yang dalam

observasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul

tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√)

jika perilaku yangdiobservasi muncul (Hermansyah,2011:13).

Perhitungan hasil observasi ini dengan menjumlahkan setiap

item perilaku siswa yang teramati menggunakan kategori yangsudah

ditentukan.

Tabel 3.2

Kategori Penilaian Observasi

Interval Kategori

1 – 5 Tidak Baik

6 – 10 Cukup

11 – 15 Baik

Tabel 3.3

Susunan Agenda Observasi

Tanggal Agenda

Kamis, 21 Maret 2019 Observasi mengamati perilaku

siswa saat penelitian berlangsung

a. Wawancara pembicaraan informal

Menurut Patton dalam buku moleong, wawancara pembicaraan

informal merupakan wawancara dengan pertanyaan yang diajukan

sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri. Hubungan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

42

pewawancara dengan terwawancara adalah dalam suasana biasa,

wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu

pembicaraan berjalan, terwawancara malah barangkali tidak

mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai

(Moleong, 2012:330).

Penelitian ini, peneliti mewawancarai responden atau

terwawancara dalam suasana biasa dan wajar, sebagiannya lagi

wawancara dilakukan secara berurutan sesuai kerangka dan garis

besar pokok-pokok yang dirumuskan. Keseluruhan responden yang

peneliti wawancarai yada satu orang yaitu guru IPA di SMP N 9

Salatiga.

b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara

Peneliti merasa data wawancara sebelumnya masih kurang,

maka peneliti kembali mewawancarai guru pelajaran IPA terpadu

yangsekaligus guru ketrampilan, Siswa kelas VII G Siswa kelas IX I

secara biasa dan wajar walaupun sebagian wawancara dilakukan

secara terburu-buru pada kelas IX I karena waktu bertumpu dengan

sholat zhuhur berjama’ah. Peneliti mewawancarai dengan pertanyaan

yang lebih terstruktur dan dipersiapkan sebelumnya. Selain itu,

peneliti juga mewawancarai salah seorang guru Teknologi Infomasi

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

43

dan Komunikasiuntuk mendapatkan data mendalam mengenai

pandangan guru tersebut mengenai teknologi diera sekarang.

Wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara ini

mengharuskan peneliti atau pewawancara membuat kerangka dan

garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tapi tidak perlu ditanyakan

secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata

untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya

(Moleong, 2004:131).

c. Pengumpulan Dokumen

Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen dan

record dengan pengertian yang berbeda. Record adalah setiap

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.

Sedangkan dokumen merupakan setiap bahan tertulis maupun film,

lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai

sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan (Moleong, 2004:216).

Penelitian ini menggunakan dokumen danrecord dalam bentuk

buku teks maupun paper penelitian sebelumnya sebagai sumber data

karena bersifat alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

44

dalam konteks. Selain itu dokumen dan recordmerupakan sumber

yang stabil, kaya dan mendorong.

E. Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data adalah proses penyusunan data secara sistematis

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan yang lain,

agarmudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada oranglain.

Analisis data ini dilakukan dengan menjabarkan data, melakukaan

sintesa, menyusun kedalam pola, mengkoordinasikan data, memilih data

yang pentinguntuk dibuat kesimpulan dan disebarkan kepada orang lain

(Sugiyono,2015).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi ketrampilan dan

kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan memaparkan keselarasan

teori dan praktik pada pembelajaran tema hidroponik. Khususnya di kelas

VII G dan IX I baik di dalam kelas maupun diluar kelas untuk

menghadapi era industri agar terciptakan kesiapan lulusan yang

berketrampilan tinggi. Peneliti menggunakan analisis deskriptif dalam

analisis data.

MenurutMiles dan Huberman dikutip dalam buku Ali dan Ansori,

data kualitatif bersifat membumi, kaya akan deskripsi dan mampu

menjelaskan tentang proses. Agar data dapat memberi makna maka

dalam analisis yang dilakukan ditempuh dengan langkah-langkahsebagai

berikut:

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

45

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yangpokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema,

polanya dan membuang yang tidak diperlukan (Sugiyono, 2015).

Data hasil observasi, angket, wawancara dan dokumentasi

dirangkum dan dipilih bagian yang terpenting dan mewakili jawaban

hasil penelitian.

2) Data Display (Penyajian data)

Penyajian data adalah langkah mengorganisasi data dalam

suatu tatanan informasi yang padat tau kaya makna, sehingga akan

mudah dibuat kesimpulan (Ali dan Ansori, 2014).

Data yang mudah terkumpul dan dianalisis selanjutnya data

dikategorikan yang menjadi penyebab ada atau tidaknya potensi

ketrampilan dan kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan

memaparkan keselarasan teori dan praktik pada pembelajaran tema

hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam kelas

maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar

menciptakan kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi

berdasarkan reduksi data yang telah dilakukan.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yangbersifat deskriptif (Sugiyono,2015). Data hasil observasi,

angket, wawancara dan dokumentasi yang sudah terangkum

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

46

dianalisis dengan analisis deskriptif untuk menemukan faktor ada

atau tidaknya potensi ketrampilan dan kreativitas siswa di SMP N 9

Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori dan praktik pada

pembelajaran tema hidroponik.

3) Kesimpulan dan Varifikasi

Langkahterakhirsetelah reduksi data dan penyajian data dan

penyajian data adalah kesimpulandan verifikasi terhadap kesimpulan

yang dibuat. Kesimpulan yang dibuat merupakan jawaban terhadap

masalah dalam penelitian. Sedangkan verifikasi adalah upaya untuk

membuktikan kembali benaratau tidaknya kesimpulan yang dibuat

(Ali dan Ansori, 2014).

Data yang sudah dianalisis, kemudian disimpulkan untuk

menjawab permasalahan yang dibuat, kemudian di check ulang

untuk membuktikan kebenaran dari kesimpulan hasil peelitian secara

keseluruhan.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik

triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada (Sugiyono,2015).

Data dari beberapa metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini dikumpulkan dan digabungkan menjadi satu dengan

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

47

mengaitkan sumber-sumber data yang ada. Sehingga data yang di dapat

dari teknik pengumpulan data menggunkan beberapa metode dengan data

yang sudah ada saling berhubungan dan menghasilkan data yang valid.

G. Tahap-tahap Penelitian

Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi

suatu situasitertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-

hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan

kualitatif, lebih lanjut mementingkan pada proses dibandingkan dengan

hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah

tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.

Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah

mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi

teori, tahap ini dikenal sebagai grounded theory research (Sarwono,

2003:103).

Pada penelitian ini peneliti melakukan tahap-tahap penelitian

dengan agenda sebagai berikut :

Tabel 3.1Susunan Agenda Penelitian

Tanggal Agenda

8 Maret 2019 Pemasukkan surat izin

penelitian

9 Maret 2019 Pra Riset dan wawancara

11 Maret 2019 Wawancara tambahan dan

pembagian angket

12-20 Maret 2019 Analisis data wawancara dan

angket

21 Maret 2019 Observasi praktik hidroponik

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

48

22-30 Maret 2019 Analisis data dari observasi

praktik hidroponik

1 April 2019 Penyusunan susunan skripsi

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

49

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan data

Penelitian ini menggunakan data-data dengan berbagai metode, antara lain

metode observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Namun, sebelum

dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi ketrampilan

dan kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori

dan praktik pada pembelajaran tema hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan

IX I baik di dalam kelas maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar

tencipta kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi.

1. Hasil Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian awal tentang hidroponik dengan

melihat kondisi lingkungan di dalam kelas ataupun di luar kelas. Hasil

penelitian dari melihat kondisi lingkungan sekolah adalah adanya tanaman

hidroponik di lingkungan luar kelas dan di dalam kelas dengan jenis

hidroponik Wick System.

Wick hidroponik atau sistem sumbu adalah metode hidroponik paling

sederhana karena hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas air. Larutan nutrisi

dari bak penampungan menuju perakaran tanaman pada posisi di atas dengan

perantara sumbu, mirip cara kerja kompor minyak (Hendra dan Andoko,

2014:9).

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

50

Gambar 4.1 Lingkungan SMP N 9 Salatiga (Doc. Pribadi)

Peneliti menemukan tanaman hidroponik di lingkungan luar kelas

dengan media arang sekam.Arang sekam jika di tanah bekerja dengan cara

memperbaiki struktur fisika, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat

meingkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga

meningkatkan kemampuan tanah menyerap air (Suryani,2015:58).

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

51

Gambar 4.2 Hidroponik dilingkungan dalam kelas (Doc. Pribadi)

Sedangkan, tanaman hidroponik didalam kelas menggunakan media

batu apung. Batu apung merupakan batuan vulkanik yang mengandung

oksida 𝑆𝑖𝑂2, 𝐴𝑙2𝑂3, 𝑁𝑎2𝑂, 𝐾2𝑂, 𝑀𝑔𝑂, 𝐶𝑎𝑂, 𝑇𝑖𝑂2, 𝑆𝑂3, dan Cl.

Kandungan hara yang tinggi pada batu apung menjadinya media tanam

hidroponik yang baik bagi tanaman hias. Batu apung juga memiliki

kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan

cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin (Suryani,2015:60).

2. Hasil Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama

penelitian berlangsung. Metode observasi yang digunakan adalah observasi

behavioral checlist, observasi ini dilakukan dengan memberi tanda chicklist

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

52

(√) terhadap perilaku siswa yang muncul pada tiap indikator yang telah

ditentukan. Data hasil observasi pada penelitian memperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Perhitungan Hasil Penilaian Observasi

Nama Responden Kode

Responden

Jumlah

Point

Checklist

Kategori

Muhammad yusuf alhamdhani A1 11 Baik

Mohammad aria aftah zahni A2 12 Baik

Dimas raditya nakata A3 13 Baik

Dimas rafi A5 14 Baik

Aisah septiana B1 10 Cukup

Mohamad irfandi B2 11 Baik

Galang adytia pratama B3 14 Baik

Okta setiawan B4 13 Baik

Rifan virgiafan B5 11 Baik

April lina cahya priyanti C1 14 Baik

Putra ramadhan waskito djati C2 12 Baik

Alridlo luthfi ferdinan C3 12 Baik

Chelsea lintang erlangga C4 - -

Rhenanda pasyariefka putri C5 11 Baik

Regina prameswari D1 13 Baik

Desvia sanita D2 11 Baik

Shifa ayu aprilia putri D3 11 Baik

Uswatun chasanah D4 - -

Nadya cahya marchelia D5 12 Baik

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

53

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penelitian observasi

memperoleh nilai rata-rata sebesar 13,6. Namun, ada 2 responden termasuk

dalam kategori cukup.

Tabel 4.2

Indikator Minat dan Potensi Bercocok Tanam Hidroponik

Musthofa satria ramadhani E1 13 Baik

Muhammad firman ardyansah E2 12 Baik

Firda amalia riyani E3 14 Baik

Annisa putri E4 13 Baik

Hapsari hamukti sido safitri E5 10 Cukup

Ahmad tarkibal fikri F1 11 Baik

Giota milano pratama F2 13 Baik

Ela dwi saputri F3 11 Baik

Lutfia febrianisa F4 14 Baik

Angela dima claudine F5 13 Baik

Jumlah 27 337 Baik

Rata-Rata - 22,4 Baik

No Aspek Perilaku Poin rata-

rata

1 Senang bercocok tanam

hidroponik

19,5

2 Menarik perhatian

bercocok tanam

hidroponik

21,4

3 Kesadaran bercocok

tanam

24,3

4 Kemauan bercocok tanam 26,3

Jumlah 22,4

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

54

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa indikator kuatnya minat

bercocok tanam siswa adalah kemauan bercocok tanam dan kesadaran

bercocok tanam hidroponik.

3. Hasil Wawancara

Pengambilan data dengan metode wawancara dilakukan dengan

memilihnarasumber yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Metode

wawancara ini yang menjadi narasumber adalah siswa kelas VII G, IX I, dan

Guru biologi. Total responden yangdiambil datanyaada 3 narasumber yang

terdiri dari 3 siswa kelas VII G, 3 Siswa kelas IX I, 1 Guru Biologi, dan 1.

Data wawancara guru dan siswa memperoleh data yang diringkas di bawah

ini:

Tabel 4.3

Hasil Ringkasan Wawancara Guru dan Siswa

No. Komponen Narasumber Kriteria

1. Kondisi kebun sekolah Guru dan Siswa Kurang

2. Pengalaman siswa dalam

penanaman hidroponik

Siswa Cukup Baik

3. Keterlibatan siswa dalam

pelaksanaan hidroponik

Guru dan Siswa Baik

4. Keterkaitan materi

pembelajaran hidroponik di

era industri

Guru Cukup baik

5. Respon siswa dengan adanya

hidroponik di sekolah

Siswa Baik

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

55

6. Keberlanjutan penanaman

hidroponik disekolah

Guru Baik

7. Adanya minat dan potensi

siswa dengan hidroponik

Guru dan Siswa Baik

Berdasarkan hasil ringkasan wawancara guru dan siswa pada tabel di

atas memperoleh hasil bahwa kondisi kebun sekolah dalam kategori kurang,

sedangkan pengalaman siswa dalam penanaman hidroponik dan keterkaitan

materi pembelajaran hidroponik di era industri dalam kategori cukup baik.

Dan untuk Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan hidroponik, Respon siswa

dengan adanya hidroponik di sekolah, Keberlanjutan penanaman hidroponik

disekolah, Adanya minat dan potensi siswa dengan hidroponik dalam kategori

baik.

4. Hasil Dokumen

Data merupakan hal terpenting dalamsebuah penelitian, karena hasil

dari sebuah penelitian ditentukan oleh benardan tidaknya sebuah data

yangdiperoleh. Data yang baik dalam sebuah penelitian didapatkan dari

penggunaan instrumen yang baik dan tepat. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa wawancara dan lembar observasi behavioral checklist.

Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara kualitatif untuk hasil

wawancara, observasi maupundokmentasi dalam pelaksanaan penelitian.

B. Analisis Data

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, peneliti dapat memaparkan

beberapa deskripsi pembelajaran hidroponik antara teori dan praktik di SMP

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

56

N 9 Salatiga yang terfokus untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi

ketrampilan dan kreativitas khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam

kelas maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar menciptakan

kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi, diantaranya :

1. Deskripsi pembelajaran materi hidroponik di SMP N 9 Salatiga dalam materi

Hidroponik untuk menghadapi era Industri.

a. Adanya dua kurikulum dalam satu sekolah, penyebabkan ketidak selarasan

dalam pembelajaran dan menyebabkan adanya materi yang berulang.

SMP N 9 salatiga menggunakan dua kurikulum sekaligus yaitu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Kurikulum 2013.

Kurikulum dengan KTSP di berlakukan untuk seluruh kelas VII dan kelas

VIII, sedangkan penggunaan kurikulum 2013 diperlakukan untuk seluruh

kelas IX. Hal tersebut sangat membingungkan namun di perkenankan oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena pada dasarnya semua sama,

yaitu menuju pada Tujuan Pendidikan Nasional yang tertera dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003.

Implementasi kurikulum di berbagai sekolah dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Bagi sekolah yangbelum

siap menerapkan Kurikulum 2013 revisi pada tahun ajaran 2017/2018,

dapat mempersiapkannya sekitar tiga tahun ajaran. Dengan demikian,

tahun ajaran 2020/2021 semua sekolah pada berbagai jalur, jenis, dan

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

57

jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta telah melaksanakannya

(Mulyasa,2018:16).

Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus

dan berkesinambungan (continuous quality improvement) untuk

memperoleh hasil yang optimal, terutamaterkait dengan penerapan serta

penjabaran Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Meskipun demikian, perubahan krikulum tersebut tidak harus dilakukan

secara makro, tetapi bisa dalam tatanan mikro, yakni pada tatanan

pelaksanaan kurikulum tersebut di sekolah-sekolah, bahkan dalam tatanan

kelas dan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru(Mulyasa,2018:36).

Adanya perbedaan kurikulum pada tingkat kelas di SMP N 9

Salatiga menyebabkan ketidak selarasan pada materi dan adanya tumpang

tindih pada materi yang berulang. Salah satunya yaitumengenai materi

hidroponik. Terdapat dua kali pembelajaran hidroponik yaitu dikelas VII

dan kelas IX.Pembelajaran hidroponik di kelas VII diterapkan pada mata

pelajaran ketrampilan yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan sampah,

sedangkan pembelajaran hidroponik di kelas IX diterapkan pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

SMP N 9 Salatiga terdapat dua kali pembelajaran hidroponik yang

sama namun ada beberapa perbedaan pembelajaran hidroponik di kelas

VII dan kelas IX. Pada kelas VII dilakukan praktik langsung dalam

pembelajaran hidroponik yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

58

sampah, sedangkan pada kelas IX hanya diberikan teori tentang

hidroponik lebih mendalam tanpa praktik karena materi praktik hidroponik

sudah di dapatkan siswa di kelas VII pada mata pelajaran ketrampilan.

Penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa pembelajaran

dengan kurikulum yang berbeda. Guru mampu untuk meningkatkan

ketrampilan yang dibutuhkan di era revolusi industri. Khususnya

ketrampilan untuk memicu kreatifitas siswa melalui praktik hidroponik

yang dipadukan dengan pemanfaatan sampah secara sederhana. Perpaduan

secara sederhana dilakukan siswa berpotensi untuk meningkatkan daya

kreatifitas siswa dengan penanaman hidroponik siswa secara mandiri dan

lebih komplek. Hal tersebut dapat menjadi salah satu bekal seorang siswa

menghadapi era revolusi industri mendatang.

b. Adanya ketidaksiapan guru dalam pembelajaran praktik hidroponik terlihat

dari keluarnya guru di tengah-tengah pelajaran praktik hidroponik

Pelaksanaan praktik hidroponik terjadi pada siswa kelas VIIyaitu

kelas VII G yangdilakukan pada hari kamis, 21 Maret 2019 pukul 10.00

WIB. Peneliti sampai di SMP N 9 Salatiga pukul 09.30 WIB.

Ketika Guru memasuki ruangan pukul 10.00 WIB, tepat ketika bel

sekolah menjadi tanda pergantian jam sudah berbunyi. Siswa diberi

pengertian dan langkah-langkah untuk melakukan praktikum. Kemudian

sebagian siswa diberi waktu untuk mempersipkan media yang digunakan.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

59

Sembari siswa mempersiapkan media tanam hidroponik, guru keluar kelas

untu membeli tanaman hidroponik.

Selang 10 menitguru kembali memasuki untuk melakukan

praktikum. Awalnya siswa dibagikan bibit tanaman sawi yang telah dibeli

oleh guru dengan perhitungan setiap satu bibit untuk 2 orang siswa.

Setelah terbagi, guru menakar nutrisi sesuai takaran dalam petunjuk yang

ada di botol nutrisi tersebut. Kemudian satu persatu setiap kelompok yang

sudah mempersiapkan media hidroponik di perkenankan guru untuk maju

agar mendapatkan nutrisi sesuai takaran yang diberikan guru secara

bergantian.

Semua siswa terbagi nutrisi hidroponik setelah itu, guru meminta

siswa untuk membuka buku ketrampilannya dan memaparkan dari segi

ketrampilan dalam pemanfaatan penanaman hidroponik. Kemudian

memanggil setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil praktik yang telah

dilakukan sembari guru mengabsen setiap siswa yang datang. Kemudian

setelah semua kelompok mengumplkan, guru memberikan pesan kepada

siswa agar merawat tanaman hidroponik dan agar siswa itu bisa

menjagatanaman hidroponikitu dari gangguan hewan dan manusia.

Pembelajaran praktikum hidroponik di kelas VII G dapat dikatakan

guru kurang dalam persiapan penanaman hidroponik. Ditandai dengan

adanya guru yang keluar kelas ditengah pembelajaran praktikum

hidroponik untuk membeli bibit tanaman sawi.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

60

Guru sangat berperan da menentukan berhasil atau tidaknya

implementasi kurikulum di sekolah, sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu, guru beserta tenaga kependidikan lainnya,

terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami Standar Isi dan

Standar kompetensi lulusan yang telah di susun oleh BSNP, serta

menjadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan

karakeristik dan kebutuhan sekolah (Mulyasa, 2018:3).

Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ketidaksiapan guru

dalam melakukan praktik hidroponik ini tak membuat semangat siswa-

siswa kelas VII G luntur. Di tandai dengan siswa begitu antusias

melakukan praktik hidroponik. Terlihat dari kesiapan siswa sebelum guru

memasuki ruangan dengan menyiapkan botol bekas sebagai media tanam

hidroponik.

c. Adanya kemauan siswa dalam pembelajaran hidroponik, di tandai dengan

adanya minat dan aktifnya siswa dalam bercocok tanam dengan

hidroponik.

Menurut Mulyasa (2018:27) menyatakan bahwa pembelajaran

HOTS diperlukan terutama untuk merangsang daya pikir tingkat tinggi,

dan membangkitkan hormon gembira. Hal ini dapat dilakukan guru dengan

menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Banyak materi pembelajaran yang diajarkan di SMP N 9 Salatiga,

salah satunya adalah materi hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

61

materi pembelajaran yang menyenangkan dan baik karena mampu

mengembangkan potensi siswa secara optimal pada zamannya dan

pembelajaran hidroponik mampu mengembangkan kemampuan berfikir

siswa tingkat paling sederhana hingga tingkat tinggi (Higher Order

Thingking skill / HOTS). Dengan melalui pembelajaran kreatif, salah

satunya dengan praktik hidroponik mampu melatih kemampuan berfikir

tingkat tinggi yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan mandiri,

produktif, inovatif, kreatif, dan berkarakter (berakhlak karimah), melalui

pembentukan pengetahuan, ketrampilan, serta sikap secara utuh dan

terpadu. Salah satu bukti pembelajaran hidroponik mampu

mengembangkan potensi siswa secara optimal pada zaman era industri ini

antara lain :

Tabel 4.1 Grafik Observasi

05

1015202530

Rata-rata Minat dan Potensi

Bercocok Tanam Hidroponik

VII G

Rata-rata MinatBercocok TanamHidroponik VII G

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

62

Grafik pada gambar menunjukkan peningkatan pada setiap

Indikator minat bercocock tanam hidroponik kelas VII G. Mulai dari rasa

senang siswa dalam bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata

19,5, ketertarikan bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 21,4,

kesadaran bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 24,3 dan

kemauan bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 26,3. Potensi

materi hidroponik pada era revolusi indutri di sekolah SMP N 9 Salatiga

terlihat dari semakin meningkatnya grafik observasi di atas pada kemauan

bercocok tanam hidroponik.

Menurut Rusadi dalam skripsi Magfiroh (2017:15) menyatakan bahwa

perhatian adalah banyak atau sedikitnya suatu kesadaran yang menyertai

sesuatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan

perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih

tinggi. Timbulnya minat dari diri seseorang dapat pula diawali dari

adanya kesadaran bahwa suatu objek itu mempunyai manfaat bagi

dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada, dengan kesadaran itu pula

seseorang akan mengenal objek yang dirasa ada daya tarik baginya.

Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila

seseorang mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan

yang dikehendaki.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

63

2. Mengetahui potensi hidroponik untuk menghadapi eraIndustri diSMP N 9

Salatiga.

a. Kesiapan siswa di tandai adanya ide siswa untuk memberi ikan-ikan di

dalam botol dan selalu mengecek tiap hari pada tanaman hidroponik

yang terpajang di lingkungan kelas sedangkan untuk guru kurang dalam

persiapannya terlihat dari pembelajaran teknologi dan informasi yang

hanya mempelajari tentang jendela google.

Kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era industri adalah

segera meningkatkan kemampan dan ketrampilan sumberdaya manusia

Indonesia melalui pendidikan (Syamsuar dan Reflianto, 2018:4).

SMP N 9 Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan yang

membudayakan dan memberdayakan siswa terus menerus sepanjang

hayat, dalam proses tersebut ada seorang pendidik yang memberi

teladan dan membangun kemauan, serta membangun potensi dan

kreativitas siswa. Pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya

dengan memiliki karakter personal, yang mampu memahami

psikososial dan lingkungan kulturalnya. Serta adanya suatu pandangan

terhadap keberadaan siswa yang terintegrasi dengan sosiokulturalnya

dan pada saat gilirannya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi

dan anggota masyarakat mandiri dengan pemanfaatan botol bekas untuk

dipergunakan sebagai metode hidroponik. Sejalan dengan proses

pertahapan aktualisasi intelektual, emosional, dan spiritual siswa di

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

64

dalam memahami sesuatu. Berawal dari tahapan sederhana dan bersifat

eksternal, sampai ketahapan yang paling rumit dan bersifat internal,

yang berkenaan dengan pemahaman dirinya dan lingkungan

kulturalnya.

Kreativitas guru Ilmu pengetahuan Alam (IPA) sekaligus guru

ketrampilan di sekolah SMP N 9 Salatiga. Praktik penanaman yang

dikolaborasikan dengan pemanfaatan sampah. Hal tersebut adalah

sesuatu ide yang luar biasa, menerapkan pembeajaran HOTS pada

hidroponik tersebut dapat merangsang daya fikir tingkat tinggi siswa

dan membangkitkan hormon gembira. Ditandai dengan tumbuhnya

keaktifan, kreatifitasan serta rasa senangnya siswa dalam praktik

hidroponik yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan botol sampah.

b. Sarana Prasarana di sekolah yang kurang memadai di tandai dengan

ketidak adanya kebun biologi di sekolah SMP N 9 Salatiga, namun hal

tersebut malah meningkatkan daya kreativitas guru dengan adanya

kolaborasi praktik pembelajaran hidroponik dengan pembelajaran

ketrampilan.

Sarana prasarana memang hal yang dibutuhkan untuk

mendukung pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), begitupun

pembelajaran hidroponik yang tentunya membutuhkan pembelajaran

hidroponik guna untuk menyimpan hasil praktik hidroponik yang

dilakukan. Namun, di SMP N 9 salatiga belum mempunyai kebun

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

65

biologi untuk menyimpan tanaman hidroponik akhirnya tanaman hasil

hidroponik di tempatkan pada kelas-kelas. Selain sebagai tempat untuk

menumbuh kembangkan hidroponik juga sebagai tanaman hias

diruangan kelas yang cukup dengan paparan sinar matahari.

Pemaparan dari guru biologimengenai faktor penyebab

ketiadaan kebun biologi di SMP N 9 Salatiga adalah sempitnya sekolah

tersebut dan susahnyaa mencari sudut sekolah yang pas untuk

digunakan sebagai kebun biologi dengan paparan sinar matahari

cukup.Akan tetapi keterbatasan belum adanya kebun biologi di SMP N

9 salatiga membuat guru biologi tersebut mempergunkan lingkungan

kelas untuk menyimpan dan membudayakan hasil praktik hidroponik.

Selain itu tanaman hidroponik juga meningkatkan daya kreatifitas siswa

dengan memberi ikan-ikan pada botol-botol yang dipajangdi kelas IX

G. Hal tersebut selain memperindah ruang kelas juga dapat mengasah

daya analisa ketrampilan berfikir siswa setiap waktu. Menganalisis

kapan pergantian air bersih, pemberian paparan matahari untuk

tumbuhan, dan pemberian nutrisi setiap waktunya.

Menurut Wasis dalam jurnal Syamsuar Instrumen penilaian

ketrampilan berfikir tingkat tinggi memilki karakteristik : (1) berada

pada taksonomi proses berfikir menganalisis, mengevalusi, dan

mengreasi/mencipta dan berada pada dimensi pengetahuan konseptual,

prosedural dan metakognitif, (2) bersifat divergen, memungkinkan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

66

munculnya beberapa alternatif respons atau jawaban (3) tidak hanya

mengukur kompetensi pengetahuan, tetapi juga ketrampilan, dan sikap,

serta (4) menggunakan stimulus berupa konteks kehidupan nyata atau

fenomena yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu

PISA(Programme for International Student Assessment) dan

TIMSS(Trends in Mathematics and Science Study) menuntut

keterampilan berfikir tingkat tinggi dengan persentase lebih besar

dibandingkan soal UN (Ujian Nasional) (Syamsuar dan Reflianto,

2018:7).

Kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era industri adalah

segera meningkatkan kemampan dan ketrampilan sumberdaya manusia

Indonesia melalui pendidikan(Syamsuar dan Reflianto, 2018:1).

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

67

Gambar 4.3 Hidroponik di kelas XI I SMP N 9

Salatiga. (Doc.pribadi)

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

penggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti menemukan beberapa

faktormengenai deskripsi pembelajaran hidroponik antara teori dan praktik

di SMP N 9 Salatiga, peneliti menemukan 2 point yaitu deskripsi

pembelajaran hidroponik yang ada di SMP N 9 Salatiga dan potensi

hidroponik untuk menghadapi era industri di SMP N 9 Salatiga.

Pertama, mengenai deskripsi pembelajaran hidroponik yang ada di

SMP N 9 Salatiga. Peneliti menemukan beberapa hal di antaranya (1)

Adanya dua kurikulum dalam satu sekolah, menyebabkan ketidak selarasan

dalam pembelajaran dan menyebabkan adanya materi yang berulang. (2)

Adanya ketidaksiapan guru dalam pembelajaran praktik hidroponik terlihat

dari keluarnya guru di tengah-tengah pelajaran praktik hidroponik (3)

Adanya kemauan siswa dalam pembelajaran hidroponik, di tandai dengan

adanya minat dan aktifnya siswa dalam bercocok tanam dengan hidroponik.

Kedua, potensi hidroponik untuk menghadapi era industri di SMP N

9 Salatiga. Peneliti menemukan beberapa hal yaitu (1) Kesiapan siswa di

tandai adanya ide siswa untuk memberi ikan-ikan di dalam botol dan selalu

mengecek setiap harinya pada tanaman hidroponik yang terpajang di

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

69

lingkungan kelas sedangkan untuk guru kurang dalam persiapannya terlihat

dari pembelajaran teknologi dan informasi yang hanya mempelajari tentang

jendela google (2) Sarana Prasarana di sekolah yang kurang memadai di

tandai dengan ketidak adanya kebun biologi di sekolah SMP N 9 Salatiga,

namun hal tersebut malah meningkatkan daya kreativitas guru dengan

adanya kolaborasi praktik pembelajaran hidroponik dengan pembelajaran

ketrampilan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka peneliti mengemukakan saran sebagai rekomendasi

penelitian yakni:

Seorang pendidik hendaknya memberikan ruang fasilitas untuk

meningkatkan daya kreatifitas siswa. Agar potensi siswa yang

tersembunyi dalam dirinya dapat tersalurkan dengan baik. Berupa potensi

ide, gagasan, pikiran, tenaga, serta kreatifitas yang salah satunya tercakup

dalam materi hidroponik di SMP N 9 Salatiga. Adanya ketentuan bahwa

pembudidayaan tanaman hidroponik di sekeliling sekolah adalah berupa

potensi yang bisa diidentifikasi serta dimanfaatkan dalam bentuk

partisipasi nyata untuk meningkatkan daya kualitas, kreativitas dan

inovatif siswa. Pada masa yang akan datang hal tersebut dapat

menunjang pendidikan dengan manajemen yang baik.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

70

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Susi.2018.Kiat Sukses Bertanam Hidroponik untuk Pemula.

Yogyakarta: Trans Idea Publishing.

Burhan,Bungin.2011Analisis data Penelitian Kualitatif (cetakan ke

7).Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang. CV. IKIP

Semarang Press.

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Failasuf.2015.Perancangan Fasilitas Budidaya tanaman hidroponik dengan

pendekatan Bioklimatik.Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Terapan III. Institut Adhi Tama Surabaya.ISBN 978-602-98569-1-0.

Hendra, Handoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani

Hydrofarm. Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka.

Ida, dkk.2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan siswa hidroponik.

Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1 No. 2.

Jonathan, Sarwono.2018. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:PT.

Graha Ilmu.

Lingga, Pinus. 2003.Hidroponik Bercocok Tanam TanpaTanah.Jakarta :

Penebar Swadaya.

Magfiroh, laila.2017. Minat Bercocok Tanam Siswa Dengan Menggunakan

Teknologi Hidroponik (Studi Kasus Kelas X dan XI MA Manahijul

Huda Ngagel Dukuh Seti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017). Skripsi

tidak diterbitkan. Semarang:UIN Walisongo.

Moleong, Lexy J.2018.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Muhali.2018.Arah pengembangan pendidikan masa kini menurut perspektif

revolusi industri 4.0.Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan

Pendidikan (LPP) Mandala. P-ISSN 2623-0291E-ISSN 2623-2774.

Mulyasa. 2018. Implementasi kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Rizkika, Kiki. 2015. Hidroponik Tanpa Atap. Jakarta. PT Trubus Swadaya.

R. Tjandrawinata, Raymond.2016.Industri 4.0: revolusi Industri abad ini

dan pengaruhnya pada bidangkesehatan dan bioteknologi: Paper

Dexa Media Group. Dexa Laboratories of BiomolecularSciences

(DLBS).

Savitri, Astrid. 2019. Revolusi Indstri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi

Peluang di Era Disrupsi 4.0.Yogyakarta:Penerbit Genesis.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

71

Septianingrum, Anisa. 2017. Revolusi Industri Sebabdan Akibatnya.

Yogyakarta: Penerbit Sociality.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sukamti, Endang Rini. Pengembangan Motorik. Yogyakarta:UNY.

Supriadi, Dedi. 2001. Kreativitas,Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.

Bandung:Alfabeta.

Suryani,Reno. 2015.Hidroponik Budi Daya Tanaman Tanpa Tanah.

Yogyakarta : Arcitra.

Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Press.

Arafat, Y. (2015). Penyiraman Tanaman Hidroponik Otomatis Mengunakan

Tenaga Surya Berbasis Mikrokontroler (Doctoral dissertation,

Politeknik Negeri Sriwijaya).

Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2018). Pendidikan Dan Tantangan

Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di Era Revolusi Industri

4.0. e-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 2(2).

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

72

LAMPIRAN

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

73

Lampiran 1

DAFTAR PENGELOLA JENJANG

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2019

Ketua Komite : DRS. Lutfi Hidayah, M.Pd

Kepala Sekolah : Ngadiman, M.Or.

Wakasel Bidang Kurikulum : Sudarmono, S.pd.

Wakasel Bidang Kesiswaan : Siti Musyarofah, S.Pd

Wakasel Bidang Sarpras : Sudarmono, S.Pd.

Wakasel Bidang Humas & Kerjasama : Zamroni Cholid, SS.,M.Pd

Guru Bimbingan Konseling : Faumingsih, S.Pd

Kepala Laboratorium IPA : Sukumin, S.Pd

Kepala Perpustakaan : Dra. Wahyu Puji Astuti

Koordinasi Pengembangan Sekolah : Wali kelas

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

74

Lampiran 2

VISI DAN MISI SEKOLAH

Visi dari sekolah SMPN 9 Salatiga adalah unggul dalam prestasi, luhur

dalam budi, profesional dalam karya, taqwa meraih cita-cita dengan indikator

antara lain

1. Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum.

2. Terwujudnya peningkatan sumber daya pendidik dan pendidikan.

3. Terwujudnya penata sarana prasarana sekolah kondusif dan asri.

4. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dinamis, dan

inovatif.

5. Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq.

6. Terwujudnya pribadi yang santun, berbudi luhur dan cinta tanah air.

7. Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik.

8. Terwujudnya prestasi program keorganisasian, kepemimpinan, dan

pengkaderan.

9. Terlaksananya pengembangan implementasi pembelajaran MIPA dalam

bahasa Inggris.

10. Terwujudnya pembiasaan penggunaan bahasa inggris sesuai akidah.

Sedangkan misi dari sekolah SMP N 9 salatiga antara lain:

1. Melaksanakan pengembangan kurkulum

c. Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

d. Melaksaakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata

pelajaran.

e. Melaksanakan pengembangan silabus

f. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

g. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.

2. Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga pendidik

a. Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga pendidikan

lainnya.

b. Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.

c. Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga

kependidikan lainnya.

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU, dan tenaga

kependidikan lainnya.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

75

3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh

kegiatan sekolah

a. Mengadakan media pembelajaran.

b. Mengadakan sarana prasarana pendidikan.menata lingkungan

belajarsehingga terciptanya lingkungan belajaryangkondusif.

4. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran dan bimbingan secara

efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.

a. Melaksanakan pengembangan media dan metode pembelajaran.

5. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama

yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik.

a. Melaksanakan program jum’at taqwa sesuai agama yang dianut.

6. Membudayakan santun dalam bicara dan sikap serta menghargai sesama

dan cinta tanah air.

a. Memiasakan siswamengucapkan salam kepada guru dan teman.

b. Melaksanakan upacara bendera hari senin dan hari besar lainnya.

c. Melaksanakan kegiatan PASKIBRA dan Pramuka.

7. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan dan

standar kelulusan.

a. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan dan

kelulusan.

b. Menyiapkan siswa melalui bimbingan prestasi akademis dan non

akademis.

c. Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis

8. Mengembangakan bakat siswa melalui bimbingan keorganisasian,

kepemimpinan dan pengkaderan.

a. Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan Pramuka,

PMR/UKS, PKS, Latihan Dasar Kepemimpinan.

b. Mengikuti kegiatan lomba prestaasi dalam kegiatan pramuka,

PMR/UKS, PKS.

9. Melaksanakan program perkembangan / implementasi pembelajaran MIPA

dalam bahasa Inggris di kelas unggulan.

a. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru MIPA dan

Bahasa Inggris.

b. Mengadakan dan mengembangkan fasilitas pembelajaran.

10. Melaksanakan pembiasaan percakapan bahasa Inggris bagi siswa dan

guru pada hari sabtu.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

76

Lampiran 3

LOOK BOOK

No Tanggal Kegiatan Keterangan

1

2

Jum’at, 8 Maret

2019. Jam

10.00 WIB

Sabtu, 9 Maret

2019. Jam

09.30 WIB

Pemasukan surat izin

Penelitian dibidang

kurikulum sekolah.

Peminjaman lokasi sekolah

dan wawancara terhadap

bapak guru mapel biologi

mengenai potensi

hidroponik.

Penyerahan surat izin dari kampus IAIN

Salatiga mengenai perizinan observasi

potensi hidroponik untuk menghadapi era

revolusi industri di SMP N 9 Salatiga.

Awalnya saya bertemu dengan bapak dari

waka kurikulum dan disuruh untuk

menunggu bapak yangakan membimbing

dan mengarahkan saya untuk penelitian di

SMP N 9 Salatiga. Lalu setelah

dipertemukan saya berbincang dan

mewawancarai beliau secara tidak sadar

beliau terbuka akan informasi yang saya

butuhkan. Beliau adalah pak kelik selaku

guru pengampu mata pelajaran IPA

sekaligus Ketrampilan. Setelah

mewawancarai saya di ajak untuk

berkeliling sekolah dan melihat keadaan

sekolah. Setealh berkeliling saya melihat

hidroponik dengan media sekam dan

media air. Lainnya tumbuhan banyak

terdapat di pajang di depan lorong kelas

berupa tanaman hias dengan media tanah.

Pada pengisisan angket terjadi sekitar jam

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

77

3

4

Senin, 11 Maret

2019. Jam

10.00 WIB

Kamis, 21

Maret 2019.

Jam 09.30 WIB

Pengisian angket,

wawancara terhadap siswa

kelas IX i dan kelas VIII G

dan penambahan wawancara

dengan guru IPA yang

sebelumnya sudah

diwawancarai tanpa sengaja

pada hari sabtu tanggal 9

Maret 2019 diruang guru

dan mewawancarai sedikit

guru TIK untuk penmbahan

data.

Observasi mengenai

pelaksanaan praktik

hidroponik dikelas VII G

SMP N 9 Salatiga sekitar 2

jam untuk praktik.

10.15 menit di kelas IX I setelah itu

berlanjut ketika pengisian angket tersebut

peneliti melihat banyak berbagai

hidroponik yang di pajang di dinding

begitu pula pada pengisian angket kelas

VII G yang kelasnya berada diatas IX G.

Ketika peneliti memasuki kelas VII untuk

pengisian angket ternyata diruang itu

sedang berlangsugmata pelajaran Bahasa

Inggris dan beberapa menit, peneliti

dimohon untuk menunggu proses itu

peneliti berbincang dengan guru IPA dan

mewawancarai setelah itu peneliti masuk

kedalam kelas VII G untuk membagikan

angket yang di isi oleh siswa.

Pelaksanaan praktikum mengenai

hidroponik di SMP N 9 Salatiga di mulai

sejak jam 10.00 WIB guru memaparkan

perallatan apa saja yang dibutuhkan lalu

guru keluar untuk membeli tanaman dan

murid menyiapkan hidroponik yang telah

dibawa untuk dipergunakan praktik di

dalamkelas VII G. Awalnya, guru meminta

untuk siswa membersihkan akar, tempat

atau aqua yang akan digunakan dan

membut kreasi potongan botol seunik

mungkin seabagi tempat hidroponik. pada

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

78

sesi pemberian nutrisi dibagikan guru

langsung, sesuai takaran yang ada. Guru

pengampu begitu tegasdengan murid yang

tidak mengikuti peraturan seperti

melakukan kegaduhan sehingga praktik

bisa terlaksana dengan lancar. Setelah

praktik siswa diajak untuk membuka buku

ketrampilannyadan mendalami teori

tentang daur ulang dan pemanfaatan

sampah kembali. Lalu guru mengabsen

satu persatu siswa yang hadir untuk

mengumpulkan tugas yang telah di berikan

kepada siswa tentang hasil praktik

hidroponik tersebut. Ketika praktik, guru

membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, dimana setiap kelompok terdiri

dari 2 orang. Praktik dilakkan pada saat

tumbuhan sudah 2 bulan. Saat itu sebelum

matapelajaran ini berakhir, guru memberi

pesan untuk menjaga tumbuhan

agarterhindar dari gangguan manusia dan

lainnya. Guru pun menyarankan

kepadasiswa untuk menaruh tumbuhan

hidroponik agar terpapar sinar matahari.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

79

Lampiran 4

DAFTAR NAMA RESPONDEN OBSERVASI PRAKTIK HIDROPONIK

Nama Responden Kode

Responden Kelas

Muhammad yusuf alhamdhani A1 VII G

Mohammad aria aftah zahni A2 VII G

Dimas raditya nakata A3 VII G

Dimas rafi A5 VII G

Aisah septiana B1 VII G

Mohamad irfandi B2 VII G

Galang adytia pratama B3 VII G

Okta setiawan B4 VII G

Rifan virgiafan B5 VII G

April lina cahya priyanti C1 VII G

Putra ramadhan waskito djati C2 VII G

Alridlo luthfi ferdinan C3 VII G

Chelsea lintang erlangga C4 VII G

Rhenanda pasyariefka putri C5 VII G

Regina prameswari D1 VII G

Desvia sanita D2 VII G

Shifa ayu aprilia putri D3 VII G

Uswatun chasanah D4 VII G

Nadya cahya marchelia D5 VII G

Musthofa satria ramadhani E1 VII G

Muhammad firman ardyansah E2 VII G

Firda amalia riyani E3 VII G

Annisa putri E4 VII G

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

80

Hapsari hamukti sido safitri E5 VII G

Ahmad tarkibal fikri F1 VII G

Giota milano pratama F2 VII G

Ela dwi saputri F3 VII G

Lutfia febrianisa F4 VII G

Angela dima claudine F5 VII G

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

81

Lampiran 5

DAFTAR NAMA RESPONDEN ANGKET HIDROPONIK

Nama Responden Kelas

Ahmad tarkibal fikri VII G

Aisah septiana VII G

Alridlo luthfi ferdinan VII G

Angela dima claudine VII G

Annisa putri VII G

April lina cahya priyanti VII G

Chelsea lintang erlangga VII G

Desvia sanita VII G

Dimas raditya nakata VII G

Dimas rafi VII G

Ela dwi saputri VII G

Firda amalia riyani VII G

Galang adytia pratama VII G

Giota milano pratama VII G

Hapsari hamukti sido safitri VII G

Lutfia febrianisa VII G

Mohamad irfandi VII G

Mohammad aria aftah zahni VII G

Muhammad firman ardyansah VII G

Muhammad yusuf alhamdhani VII G

Musthofa satria ramadhani VII G

Nadya cahya marchelia VII G

Okta setiawan VII G

Purwadani khoirul insan VII G

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

82

Putra ramadhan waskito djati VII G

Regina prameswari VII G

Rhenanda pasyariefka putri VII G

Rifan virgiafan VII G

Shifa ayu aprilia putri VII G

Uswatun chasanah VII G

Alifia erly amanda putri IX I

Andik septioko IX I

Anggita vinolia cahya putri IX I

Annisa martha wulandari IX I

Arfan alif syahputro IX I

Bagas restu saputra IX I

Citra dewi safitri IX I

Dhiya atha khairunnisa IX I

Dzeus devandru lazuardi IX I

Erni larasati IX I

Gilang adi kurniawan IX I

Ireyna fatihah windra apsari IX I

Laila fitriannisa IX I

Lailil asna arifah IX I

Muhammad wildan mustofa IX I

Muhammad yusuf faris robab IX I

Nadhif faiq rizqillah IX I

Nadya sekar arum IX I

Norma amelina ramadhani IX I

Noviana fitriani IX I

Nurul khoirunisa IX I

Putri wulan sari IX I

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

83

Rizal nikola wibawa saputra IX I

Sabrina ghaitsa asfahani IX I

Siwi nurvitasari IX I

Syamsul ma'arif IX I

Wening nur hidayah IX I

Yohana tri handayani IX I

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

84

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA GURU

No Komponen Sub Komponen Nomor Item

1. Kondisi kebun

sekolah

h. Keberadaan kebun sekolah 1

i. Fungsi kebun sekolah 2

2. Keterlibatan siswa

dalam pelaksanaan

hidroponik

a. Pelaksanaan hidroponik 3

b. Tujuan pelaksanaan

hidroponik

4

c. Siswa yang ikut

berpartisipasi

5

d. Media yang digunakan

sebagai hidroponik

6

e. Proses penyemaian 7

f. Larutan nutrisi yang

digunakan

8

3. Keterkaitan materi

pembelajaran

hidroponik dengan

revolusi industri

a. Keefektifan pembelajaran

tentang hidroponik

9

b. Tanggapan guru mengenai

pengkolaborasian

penanaman hidroponik

dengan teknologi

10

c. Potensi adanya

pengembangan hidroponik di

ranah pemasaran / penjualan

11, 12 dan 15

4. Keberlanjutan

mengenai penanaman

hidroponik

a. Harapan bapak guru dengan

adanya hidroponik

13

5. Adanya minat siswa

untuk bercocok tanam

dengan hidroponik

a. Minat siswa dalam materi

hidroponik

14

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

85

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

No. Komponen Sub Komponen Nomor Item

1. Kondisi kebun

sekolah

a. Terbentuknya kebun

sekolah

1

b. Fungsi kebun sekolah 2

2. Pengalaman

siswa bercocok

tanam

a. Perasaan siswa bercocok

tanam

b. Tanaman yang disukai

3 dan 4

3. Keterlibatan

siswa dalam

pelaksanaan

hidroponik

a. Pengalaman bertanam

secara hidroponik

5, 6, 7 dan 8

b. Larutan nutrisi yang

digunakan dalam

hidroponik

12

c. Pemeliharaan tanaman

hidroponik

13 dan14

4. Respon siswa

dengan adanya

hidroponik di

sekolah

a. Pembelajaran tentang

hidroponik

9 dan 17

b. Tanggapan siswa mengenai

keterlibatannya dalam

penanaman hidroponik

19

c. Tanggapan siswa mengenai

pembelajaran hidroponik

11

5. Adanya

minatdan potensi

siswauntuk

bercocok dengan

hidroponik

a. Minat dan potensi siswa

dalam bercocok tanam

10, 15, 16, 18

dan 20

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

86

Lampiran 8

KISI – KISI LEMBAR OBSERVASI SISWA

Variabel Sub

Variabel Indikator

Sumber

Referensi Nomor Item

Minat dan

Potensi

bercocok

tanam

Perasaan

senang siswa

dalam

bercocok

tanam

a. Semangat

dalam

melakukan

penyemaian

tanaman.

b. Senang

mengikuti

kegiatan

hidroponik.

c. Ikut serta

pembuatan

media

hidroponik.

d. Merasa senang

mempersiap

kan bahan

media

hidroponik.

Suryani,

2015.

1,2,3,4.

Menarik

perhatian

siswa untuk

bercocok

tanam

a. Memperhatika

n ukuran

pembuatan

larutan nutrisi

sesuai prosedur

b. Meperhatikan

kebersihan

media

hidroponik

c. Mengamati

proses

pertumbuhan

tanaman

d. Mengamati

kondisi lahan

untuk bercocok

tanam

e. Mengamati

Hendra dan

Andoko,

2014;

Suryani,

2015.

5,6,7,8,9.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

87

prosedur

bercocok

tanam yang

baik terutama

bercocok

tanam secara

hidroponik.

Kesadaran

siswa dalam

bercocok

tanam

a. Usaha untuk

memelihara

tanaman

hidroponik

b. Kesadaran

memilih bibit

persemaian

yang baik

c. Kesadaran

untuk

bercocok

tanam

Hedra dan

Andoko,

2014;

10, 11, 12.

Kemauan

dalam

bercocok

tanam

a. Membantu

memindah bibit

tanaman ke

media tanam

hidroponik

b. Mengetahui alat

dan bahan

bercocok

hidroponik

c. Kemauan untuk

belajar

bercocok tanam

Hendra dan

Andoko,

2014;

Suryani,

2015.

13,14,15.

Lampiran 10

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

88

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama :

Kelas :

Petunjuk :

1. Isilah identitas siswa pada kolom yang telah disediakan !

2. Bacalah petunjuk dan pernyataan terlebih dahulu sebelum melakukan

pengisian!

3. Berilah tanda check (√) pada kolom di bawah berdasarkan aspek perilaku yang

dilakukan siswa !

No. Aspek Perilaku Check (√)

1. Siswa semangat dalam melakukan penyemaian

tanaman.

2. Siswa terlihat senang mengikuti kegiatan

hidroponik

3. Siswa ikut serta dalam pembuatan media

hidroponik.

4. Siswa ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan

bahan media hidroponik.

5. Siswa mempersiapkan ukuran pembuatan larutan

nutrisi sesuai prosedur.

6. Siswa memperhatikan kebersihan media

hidroponik.

7. Siswa mengamati proses pertumbuhan tanaman

hidroponik.

8. Siswa mengamati kondisilhan yangcocok untuk

bercocoktanaman hidroponik.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

89

9. Siswamengamati proedur bercocok tanam yang

baik terutama bercocok tanam secara

hidroponik.

10. Siswa ikut berperan untuk memelihara tanaman

hidroponik.

11. Siswa memiliki kesadaran memiliki bibit

persemaian yang baik.

12. Siswa memiliki kesadaran untuk bercocok tanam

tanaman hidroponik.

13. Siswa ikut membantu memindahkan bibit

tanaman ke media tanam hidroponik.

14. Siswa mengetahui alat dan bahan bercocok

tanam secara hidroponik.

15. Siswa memiliki kemauan untuk belajar bercocok

tanam dengan sungguh-sungguh.

Observer

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

90

Lampiran 12

LEMBAR WAWANCARA GURU

PERTANYAAN

1. Apakah di sekolahan SMP N 9 Salatiga terdapat kebun sekolah ? Jika ada

sejak kapan terbentuk ?

2. Apakah kebun sekolah masih berfungsi dengan baik sampai sekarang ?

3. Apakah penanaman secara hidroponik sudah pernah dilaksanakan di

sekolahan sebelumnya?

4. Apakah tujuan diadakan penanaman secara hidroponik sebelumnya?

5. Siswa kelas berapakah yang ikut berpartisipasi dalam penanaman secara

hidoponik sebelumnya?

6. Media apakah yang pernah digunakan untuk penanaman secara hidroponik

sebelumnya?

7. Berdasarkan penanaman secara hidroponik sebelumnya, apakah siswa

melakukan penyemaian sebelum di pindah ke media hidroponik ?

8. Apakah jenis larutan nutrisi yang digunakan untuk tanaman hidroponik

sebelumnya ?

9. Apakah pembelajaran tentang penanaman secara hidroponik efektif di

aplikasikan ke siswa?

10. Apakah ada kemungkinan tentang penanaman hidroponik ini di

kolaborasikan dengan suatu teknologi sekarang?

11. Apakah ada kemungkinan pembelajaran tentang penanaman secara

hidroponik ini di kembangkan hingga ranah pemasaran / penjualan untuk

meningkatan kemampuan manajemen siswa ?

12. Bagaimana respon siswa dengan adanya penanaman secara hidroponik ?

13. Apakah harapan bapak / ibu guru dengan adanya penanaman secara

hidroponik disekolah ini ?

14. Bagaimana pendapat bapak / ibu guru mengenai adanya hidroponik ?

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

91

15. Apakah bapak / ibu guru berminat untuk mengembangkan penanaman

secara hidroponik dengan teknologi yang lebih canggih lagi pada waktu

mendatang?

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

92

Lampiran 13

LEMBAR WAWANCARA SISWA

PERTANYAAN

1. Apakah di sekolahan SMP N 9 Salatiga terdapat kebun sekolah ? Jika ada

sejak kapan terbentuk ?

2. Apakah kebun sekolah masih berfungsi dengan baik sampai sampai

sekarang ?

3. Apakah kamu suka menanam tanaman dirumah? Alasannya?

4. Jenis tanaman apa yang kamu sukai?

5. Apakah penanaman secara hidroponik sudah pernah dilakukan di

sekolahan sebelumnya ?

6. Apakah kamu suka dengan penanaman hidroponik?

7. Apakah kamu mempunyai keinginan untuk mengembangkan penanaman

hidroponik dirumah?

8. Apakah kamu pribadi pernah bertanam secara hidroponik sebelumnya ?

9. Menurut kamu, dapatkah kita menanam tanaman jika tidak terdapat lahan

tanah untuk menanam tanaman ?

10. Apakah setiap menanam tanaman harus dilakukan penyemaian bibit

tanaman terlebih dahulu ?

11. Menurut pendapatmu, pentingkah pembelajaran tentang penanaman secara

hidroponik ?

12. Bagaimana pendapatmu jika ada hidroponik di kolaborasikan dengan

teknologi yang ada sekarang?

13. Bolehkan ukuran larutan nutrisi yang digunakan sama dengan tanaman

yang lain ?

14. Apakah penyiraman tanaman setiap hari perlu dilakukan, sedangkan

tanaman sudah mendapatkan nutrisi dari cairan larutan nutrisi ?

15. Bolehkan media hidroponik terkena banyak cahaya matahari dan air hujan

? Bagaimana pendapatmu !

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

93

16. Jika kamu disuruh memilih bercocok tanam secara hidroponik atau

bercocok tanam dengan cara biasa menggunakan tanah ? Bagaimana

pendapatmu?

17. Apakah kamu aktif ikut serta dalam kegiatan praktik penanaman secara

hidroponik di sekolah ?

18. Manfaat apa yang diperoleh setelah kamu melakukan praktik penanaman

secara hidroponik?

19. Menurut pendapatmu, pembelajaran hidroponik yang paling kamu sukai

ketika praktik ataukah pembelajaran secara teori ?

20. Apakah ada keinginan dalam diri kamu untuk mengembangkan potensi

keahlian penanaman hidroponik?

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

94

Lampiran 14

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII

1. Gak ada

2. –

3. Suka, karena kalo nanem itu gak harus di lahan yang luas jadi dilahan

yang sempit juga bisa nanem

4. Lidah buaya

5. Pernah

6. Suka, kan simpel Cuma butuhair sama aqua bekas aja

7. Ada

8. Pernah, sawi

9. Bisa

10. Gak harus

11. Penting dong karena hidroponik kan bersih yaa.. terus kalo tanah sihh

bersih bu, tapi lebih bersih hidroponik.

12. Bagus

13. Beda

14. Gak harus, gak papa

15. Tidak baik. Yaa.. kan kalo kena hujan terus bisa mati bu dan kalo banyak

kena matahari bisa kuning daunnya dan mati.

16. Gampang hidroponik

17. Aktif

18. Dapat pengetahuan, simple.

19. Praktik, dapat aplikatif gitu bu jadi langsung tau, kalo teori kan ngawang-

ngawang bu

20. Pengen tapi sekarang belum bu.

Narasumber : Ela Dwi Saputri

Kelas : VII G

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

95

Lampiran 15

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII

1. Tidak ada

2. –

3. Gak terlalu

4. Terong, bayem

5. Pernah

6. Gak terlalu

7. Belum

8. Pernah

9. Bisa, bisa

10. Butuh

11. Penting

12. Bisa

13. Beda

14. Gak perlu

15. Gak boleh

16. Hidroponik, mudah dan lebih praktis

17. Aktif

18. Pelajaran

19. Langsung

20. Belum ada

Narasmber : Purwadani

Kelas : VII G

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

96

Lampiran 16

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII

1. Tidak ada bu

2. –

3. Suka-suka

4. Bayem

5. Pernah kok bu

6. Suka

7. Udah ngembangin malahan dirumah bu

8. Pernah

9. Bisa

10. Gk harussih bu

11. Penting bu

12. Bagus dn inisiatif banget kalo kayak gitu

13. Beda-beda

14. Beberapa hari sekali di ganti

15. Kalo cahaya matahari iya harus bu

16. Hidroponik

17. Aktif

18. Pemanfaatan lahan sempit bisa diterapin sih bu

19. Ngasih tanamanya

20. Ada

Narasmber : Angela Dima C.

Kelas : VII G

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

97

Lampiran 17

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I

1. Gak ada bu tapi paling adanya tanaman-tanaman aja sihbu yang di

gantungdi lorong-lorong kelas, kayak gitu bu (menunjuk tanaman).

2. –

3. Iya, karena dapat menambah oksigen dan bagus di pandang.

4. Pucuk merah, lidah buaya

5. Ya pernah bu,pas kelas VII

6. Kurang tertarik

7. Belum adasih bu

8. Belum kalo di rumah tapi kalo di sekolah pernah bu

9. Bisa menggunakan tanaman vertikal dan hidroponik

10. Iya gak harus bu, soalnya saya memelihara tanaman hidroponik dikelas itu

juga gak melalui penyemaian hehe

11. Ya

12. Ya baik aja, tidak apa-apa

13. Bisa jadi bu

14. Iya perlu bu

15. Ya kalo matahari boleh tapi kalo hujan jangan, karena bisa mati

16. Suka sih bu tapi sya lebih suk bercocok tanam dengan tanah hehehe

17. Tidak terlalu

18. Mengunakan lahan sempit untuk bercocok tanam

19. Praktik sih bu

20. Bisa jadi.

Narasumber : Rizal Nicola

Kelas : IX I

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

98

Lampiran 18

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I

1. Yaa, adanya kaya itu bu (nunjuk tempat lorong-lorong depankelas yang

ada gantungan tanaman)

2. –

3. Ya memanfaatkanlahan yang kosong

4. Anggrek

5. Ya pernah

6. Agak lumayan sih bu

7. Belum ada bu

8. Tidak

9. Ya, dapat dong bu,nyatanya hidroponik yang dipajang dikelas tu bisa.

10. Iya ada yangada dan ada yang enggak sih bu

11. Iya penting

12. Tidak apa-apa, malah bagus ta bu

13. Iya perlu itu bu

14. Harus disiram sih bu, kalaupun udah di kasih nutrisi

15. Ya tidak apa-apa

16. Bercocok tanam dengan tanah

17. Tidak terlalu

18. Bisa memanfaatkan lahan bu

19. Teori bu hehe

20. Sedikit hehe

Narasumber : Alifia Erlie

Kelas : IX I

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

99

Lampiran 19

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I

1. Iya, mungkin kayak gitu bu (nunjuk lorong)

2. –

3. Suka karena rumah jadi lebih enak dilihat dan udara sejuk

4. Mangga

5. Sudah

6. Suka bu

7. Iya

8. Sudah

9. Bisa

10. Iya gak harus bu, kayaknya hehe

11. Iya

12. Tidak apa-apa sih bu, malah sebenernyamalah bagus kan

13. Iya boleh yang penting ada nutrisinya hehe

14. Iya perlu bu

15. Iya tidak apa-apa sih bu hehe

16. Bercocok tanam dengan tanah

17. Iya

18. Udaranya bisa sejuk terus pemandangan jadi lebih indah

19. Praktis, terus juga bisa lebih tau langsung caranya gimana

20. Iya ada keinginan.

Narasumber : M. wildan M

Kelas : IX I

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

100

Lampiran 20

HASIL WAWANCARA GURU

1. Tidak, disana ada grin house cuma pencahayaannya kurang jane meh tak

buat tapi kalo bangunan sana jadi mau tak mau tak buat cari yang ada sinar

matahari.

2. –

3. Sudah pernah mbak

4. a. Sementara ini untuk pemanfaatan barang bekas

b. anak-anak tau hidroponik

c. disini kan gak ada ranah jadi coba menanam walau gak ada tanah

5. VII dan IX

6. Air, batu, pupuk cair, katakan punya urea jadi dikasih dengan tarakan asal-

asal an.

7. Penyemaiannya beli setelah bibi berumur 2 minggu.

8. Tidak menggunakan nutrisi

9. Apliktif

10. Ada mungkin mabk, Cuma disini lagi proses penanaman yang baik dan

benar dan pemberian pupuk itu yang seperti apa? Butuh pupuk khusus

ataukah tidak dengan konsentrasi rendah atau tinggi soalnya kan sudah ada

media airnya.

11. Belum sampe sana mbk dan mungkin dikemas dan di jual di guru-guru sini

dan dulu pernah tapi pakai komposer atau pupuk kandang kalo udah jadi

dan dipastikan dan dijual gitu.

12. Kelihatannya yaa antusias sih mbk, wong banyak yang penasaran juga

kalo saya ngajarin itu.

13. Ya mungkin itu mbak, kalo bisa anak bisa tambah wawasannya dan

mengetahui hidroponik seperti apa dan kalau bisa hidroponik disini bisa

lebih berkembang lagi dengan harapan kebun biologinya ada dulu.

14. Bagus dan aplikatif kalo disini.

15. Ada sih mbak,tapi mungkin masih sebatas tadi dulu.

Narasumber : Kelik Pekik W., S.Pd.

Guru mapel : IPA dan Prakarya

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

101

Lampiran 23

HASIL PERHITUNGAN PENILAIAN OBSERVASI

KELAS IX I

Kode Responden Jumlah Point Checklist

RA01 0

RA02 27

RA03 27

RA04 24

RA05 11

RA06 27

RA07 25

RA08 21

RA09 23

RA10 24

RA11 23

RA12 26

RA13 26

RA14 27

RA15 26

Jumlah 337

Rata-rata 22,4

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

102

Lampiran 24

INDIKATOR MINAT DAN POTENSI

BERCOCOK TANAM HIDROPONIK

No Aspek Perilaku Poin rata-

rata

1 Senang bercocok tanam

hidroponik

19,5

2 Menarik perhatian

bercocok tanam

hidroponik

21,4

3 Kesadaran bercocok

tanam

24,3

4 Kemauan bercocok tanam 26,3

Jumlah 22,4

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

103

Lampiran 25

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

104

Lampiran 26

Lembar Instrumen Observasi praaktik kelas VII G

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

105

Lampiran 29

Surat Form pengajuan Surat penunjukan pembimbing Skripsi

Page 106: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

106

Lampiran 30

Surat pengajuan judul Skripsi

Page 107: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

107

Lampiran 31

Surat Pembimbingan Skripsi

Page 108: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

108

Lampiran 32

Surat Keterangan Penelitian

Page 109: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

109

Lampiran 33

Lembar Lock Book Penelitian

Page 110: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

110

Page 111: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

111

Page 112: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

112

Lampiran 34

Lembar Keterangan Kegiatan (SKK)

Page 113: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

113

Page 114: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

114

Page 115: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

115

Page 116: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

116

Page 117: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

117

Lampiran 35

DENAH TEMPAT DUDUK KELAS VII G

A1. Yusuf B1. Aisah C1. April D1. Regina E1. Mustofa F1.

Tarkibal

A2. Arya B2. Irfandi C2. Putra D2. Desvia E2. Firman F2.

Milano

A3. D.Raditia B3. Galang C3. Ferdian D3. Sifa E3. Firda F3. Ela

A4. Puwadani B4. Okta C4. Chelsea D4. Uswatun E4. Anisa F4.

Lutfia

A5. D. Raffi B5.Rifan C5. Renaldo D5. Nadya E5. Hapsari F5.

Angel

Keterangan :

Pada saat 21 Maret 2019 yang tidak masuk sekolah Purwadani dan Irfandi.

Page 118: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

118

Lampiran 36

Dokmentasi Penelitian

Gambar 1: Hidroponik di kelas IX I

Gambar 2 : Pengisian angket siswa kelas VII G

Gambar 3 : Hidroponik di kelas VII

Page 119: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

119

Gambar 4 : Pengisian angket siswa kelas VII G

Gambar 5 : Praktik penanaman Hidroponik kelas VII G

Page 120: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

120

Gambar 6 : Hasil Praktik Hidroponik kelas VII G

Ga Gambar 7 : Hidroponik di sekeliling sekolah

Page 121: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5728/1/Bab 1 revisike 15 fida bismillah 1.pdfBab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai

121

Gambar 8 : Gambar wawancara siswa

Gambar 9 : Gambar wawancara guru