bab i pendahuluan a. latar belakang masalah/upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan...

53
20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang di bangun oleh bangsa Belanda pada zaman dahulu, yang sekarang telah mengalami banyak perubahan karena adanya pergantian pemimpin, yang pada akhirnya bergerak kearah perbaikan. Kedaan sekolah yang terletak strategis yang berada di dekat jalan raya, menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal itu di sebabkan karena adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising, sehingga proses belajar mengajar sedikit mengalami gangguan Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika proses belajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan dapat diterima oleh siswa dengan baik, berbeda halnya jika keadaan dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu di serap oleh siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar siswa yang kurang, khususnya dalam hal ini adalah dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut terjadi pula di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Surakarta. SMPN 5 Surakarta terdiri dari 18 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E dan F kelas VIII A, B, C, D, E dan F dan kelas IX A, B, C, D, E dan F. Peneliti memfokuskan perhatian pada kelas VII, yang terdiri dari enam kelas. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VII SMPN 5 Surakarta terutama pada kelas VII E. Kelas VII E tersebut memiliki permasalahan prestasi belajar rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata PKn kelas VII E semester gasal yaitu 49,95 padahal batas ketuntasan minimalnya yaitu 70. Berdasar data tersebut siswa yang mampu

Upload: vantuyen

Post on 04-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

SMP Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang di bangun oleh bangsa

Belanda pada zaman dahulu, yang sekarang telah mengalami banyak perubahan

karena adanya pergantian pemimpin, yang pada akhirnya bergerak kearah

perbaikan. Kedaan sekolah yang terletak strategis yang berada di dekat jalan raya,

menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal itu di sebabkan karena

adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising, sehingga proses belajar

mengajar sedikit mengalami gangguan

Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan

berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika proses belajar terjadi secara lancar tanpa

adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan

dapat diterima oleh siswa dengan baik, berbeda halnya jika keadaan dalam proses

belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka

penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu di serap oleh siswa sehingga

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Hasil belajar siswa yang kurang, khususnya dalam hal ini adalah dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut terjadi pula di

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Surakarta.

SMPN 5 Surakarta terdiri dari 18 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E

dan F kelas VIII A, B, C, D, E dan F dan kelas IX A, B, C, D, E dan F. Peneliti

memfokuskan perhatian pada kelas VII, yang terdiri dari enam kelas.

Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VII SMPN 5 Surakarta

terutama pada kelas VII E. Kelas VII E tersebut memiliki permasalahan prestasi

belajar rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan nilai rata-rata PKn kelas VII E semester gasal yaitu 49,95 padahal

batas ketuntasan minimalnya yaitu 70. Berdasar data tersebut siswa yang mampu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah

batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai rata-rata PKn kelas VII E ini

merupakan rata - rata nilai yang terendah di antara kelas VII yang lainnya. Dapat

dilihat sebagai berikut: nilai rata-rata untuk kelas VII A pada semester gasal 74,

93 ; kelas VII B rata- rata kelas 74,93 ; kelas VII C rata- rata kelas 72,26 ; kelas

VII D rata- rata kelas 73,96 ; kelas VII E rata-rata kelas 49,95 sedangkan kelas

VII F rata-rata kelas 73,96 . Data ini peneliti dapatkan setelah melakukan

wawancara dengan guru PKn di SMP tersebut. Rendahnya prestasi belajar siswa

kelas VII E SMP N 5 Surakarta tersebut disebabkan kerena dalam kenyataannya

di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap

sebagai pelajaran sepele oleh siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta dan hal itu

juga terjadi pada kelas yang lainnya. Padahal Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang

pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan

tinggi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal tersebut seharusnya PKn tidak

bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan

Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan ini juga sangat penting dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara karena dapat membentuk warga negara

seperti yang dikemukakan dalam Departemen Pendidikan Nasional, yang

menyatakan bahwa :

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 20)

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VII E pada saat

pembelajaran PKn berlangsung hasil belajar yang rendah pada siswa kelas VIIE

SMP N 5 Surakarta juga dipengaruhi karena siswa cepat merasa bosan, jenuh,

serta sulit untuk menerima pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Siswa yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

22 bosan akan mengalami suatu kejenuhan, jika seorang guru hanya menerangkan

saja dan pada akhirnya mereka kehilangan minat serta perhatian dalam

berlangsungnya proses belajar, hal inilah yang harus disiasati oleh seorang guru

bagaimana caranya agar perhatian siswa dapat terfokus terhadap pelajaran yang

disampaikan dan mereka berminat untuk mengikuti pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.

Dari uraian yang menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang di wajibkan untuk kurikulum di jenjang

pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan

tinggi, disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk warga

negara, dari hal tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan

Kewarganegaraan bagi siswa, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses

pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus

ditingkatkan, maka dari itu perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses

pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar PKn yakni

dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif.

Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya yang

digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dari belajar siswa,

disamping metode pembelajaran. Karena jika “motivasi siswa terdorong maka

hasil belajarnya pun dapat meningkat”. (Angkowo dan A. Kosasih Robertus,

2007: 35). Disamping itu, dengan penggunaan media dapat mempermudah suatu

proses pembelajaran yang sebenarnya sulit untuk diterima hanya dengan kata-kata

saja dan proses belajar mengajar lebih efektif. Dalam hal ini media yang

digunakan adalah media gambar, hal ini disebabkan gambar bersifat lebih konkrit,

karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan

media verbal semata. Selain itu ternyata dengan gambar upaya untuk mengingat

dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan lebih mudah dari pada

menggunakan cara pencatatan dengan tulisan dan kata saja.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Ching dalam bukunya Susilo (2009:

37) “Bahwa dengan media gambar, mata pikiran mampu melihat pandangan yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

23 mendalam yang tidak terbatas pada tempat dan saat sekarang. Dengan gambar

mata pikiran dapat membentuk, memanipulasi, dan mentransformasikan imajinasi

di luar batas-batas ruang dan waktu”.

Penggunaan media pembelajaran terutama media gambar mempunyai

pengaruh yang positif terhadap proses belajar yaitu bahwa media gambar yang

digunakan dalam sebuah pembelajaran akan menarik perhatian siswa serta dapat

memperjelas sajian ide, seperti yang telah dikemukakan oleh Angkowo dan A.

Kosasih Robertus (2007: 26) yang menyatakan bahwa “ Media gambar berfungsi

untuk menarik perhatian , memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi

variasi pada fakta yang kemungkinan akan dilupakan atau diabaikan”. Dari uraian

di atas dapat dikatakan bahwa begitu besar pengaruh media gambar terhadap

pembelajaran

Penggunaan media gambar ini merupakan salah satu upaya yang

digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pada

dasarnya siswa yang bersikap tidak perhatian terhadap pelajaran yang di sajikan,

bosan dalam mengikuti pelajaran serta tidak terfokus dalam pelajaran akan

mengalami kesulitan dalam meraih hasil belajar yang bagus karena mereka tidak

bisa menerima pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru tersebut.

Pengguanaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta dapat

membuat pelajaran lebih menarik, karena jika siswa mempunyai motivasi serta

ketertarikan terhadap pelajaran, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru

dapat diterima baik oleh siswa sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran berdasarkan pada suatu

fenomena yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih suka melihat

gambar-gambar, apalagi anak-anak. Tujuan ini berdasarkan pada fungsi dari

media gambar, yaitu membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal

yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

24 Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti bermaksud

mencobakan penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran di kelas VII

E SMPN 5 Surakarta. Penggunaan media gambar ini diterapkan agar dapat

membantu guru khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu

agar penyajian bahan ajar PKn menjadi lebih menarik, sehingga diharapkan siswa

tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.

Berdasarkan uraian dan fenomena diatas, yang menarik perhatian bagi

penulis untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Gambar Pada

Materi Pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas VII E SMP

N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dapat di identifikasikan

sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 5

Surakarta rendah

2. Guru kesulitan mencari media yang tepat untuk menyampaikan materi

tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat

3. Siswa mempunyai ketidaktertarikan pada meteri kemerdekaan

mengemukakan pendapat

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka

masalah diatas dapat di batasi agar lebih jelas, pembatasan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Media yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media

gambar

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

25 2. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIE SMP N 5

Surakarta tahun ajaran 2008/2009

3. Materi pelajaran yang diteliti pada penelitian dibatasi pada materi PKn

(Pendidikan Kewarganegaraan) kelas VII semester genap yaitu materi

pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah

tindakan

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

telah disampaikan di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VII E SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 pada materi pokok

kemerdekaan mengemukakan pendapat ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah serta perumusan masalah di atas maka penulis mempunyai tujuan yaitu

sebagai berikut :

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 pada materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

dengan menggunakan media gambar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini

mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

26 Penelitian ini mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam

dunia pendidikan mengenai penggunaan media gambar terhadap peningkatan hasil

belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Siswa

1) Siswa dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasa

sehingga mereka tidak bosan dan jenuh

2) Siswa termotivasi, berminat serta tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran yang sedang berlangsung

3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

b. Manfaat Bagi Sekolah

1) Dapat mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2) Dapat mengetahui cara mengatasi siswa yang tidak perhatian, menarik

motivasi serta minat terhadap pelajaran

3) Dapat mengelola kelas sesuai dengan minat siswa

c. Manfaat Bagi Perpustakaan Sekolah

Dapat menambah koleksi karya ilmiah yang ada di perpustakaan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Teori Tentang Media Pendidikan dan Hasil Belajar

Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang manfaat

media pendidikan terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut “Some educators

are convinced that learnes differing in “learning styles” may benefit most from

media presentations that match their styles. What these learning stlyes differences

are and wheather they may be efective with different media has not been definityly

established.”

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

27 Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa beberapa pendidik

atau guru mempunyai gaya yang berbeda dalam mengadakan pembelajaran, yang

menyebutkan bahwa gaya atau model pembelajaran guru yang diadakan akan

lebih bermanfaat dengan menggunakan media, serta pembelajaran yang diadakan

akan lebih efektif dengan menggunakan media yang berbeda secara berkelanjutan.

Maksudnya adalah pembelajaran akan lebih efektif jika penggunaan media

pembelajarn tersebut tidak monoton, tetapi divariasikan dengan media yang

lainnya secara bervariasi. Dalan hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk

lebih berminat dalam mengikuti pelajaran, karena dengan penggunaan media

pendidikan dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam menerima

pelajaran sehingga siswa mendapat nilai yang lebih tinggi.

Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang pengajar

yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan mengalami

kesulitan jika hanya menggunakan halaman yang diprint adalah sebagai berikut

“Learners who score low in this ability will undoubtedly have difficulty in

learning from the printed pag without media. Because this ability is cloosy

correlated with performance in oral language understanding, low ability learners

are also likely to learn poorly from speech that is semantically complex”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengajar yang mengajar

tanpa menggunakan media, maka pengajar akan lebih sulit dalam mengajar, hal

ini akan dapat mempengaruhi hasil belajar serta pemahaman dari siswa, karena

pengajar yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan

mempengaruhi materi yang disampaikan sehingga materi yang disampaiakan akan

lebih sulit untuk diterima oleh siswa dan hal ini akan menyebabkan pencapaian

nilai yang rendah, karena pelajaran yang di terima tidak sesuai dengan kenyataan

dan hal ini akan lebih sulit lagi karena pelajaran hanya menggunakan kata-kata

sehingga lebih komplek.

“ Penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan

hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi berbagai kemampuan

siswa”. (Azhar Arsyad, 2002: 24). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

28 dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih

mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun

psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses

belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu

media juga berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa

belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. “Media dapat

meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan

fleksibilitas dalam penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar”. ( Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007: 27 ).

Media pembelajaran yang digunakan dalam sebuah pembelajaran dapat

meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, hal itu

disebabkan jika dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di ajarkan, maka siswa akan

memiliki pandangan serta pengetahuan yang lebih konkrit dan dapat digunakan

sebagai alat pengingat bagi siswa. Media pembelajaran dapat meningkatkan daya

tarik sehingga dapat memberikan rangsangan untuk belajar hal ini di sebabkan

karena materi pelajaran di kemas dalam bentuk lain dari biasanya yaitu dengan

menggunakan media, maka dengan begitu daya tarik siswa akan meningkat

terhadap pelajaran, jika sudah tertarik mereka akan mempunyai motivasi untuk

belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar

pada seorang siswa.

Media pendidikan dapat di pakai sesuai dengan kebutuhan baik oleh

pengajar ataupun oleh siswa, maksudnya adalah penggunaan media dapat

digunakan dan di sesuaikan dengan materi yang berkaitan sehingga dapat

memperjelas penyajian materi yang di sampaikan oleh pengajar sedangkan siswa

juga dapat menggunakan media pendidikan sebagai sarana penunjang belajar.

Dari hal tersebut seorang pengajar dapat memanfaatkan media yang ada misalnya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

29 gambar yang termuat dalam media cetak atau internet maupun sumber –

sumber belajar lainnya yang berkaitan sehingga dapat digunakan untuk

menerangkan tentang mata pelajaran PKn pada standar kompetensi menampilkan

perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab, karena dengan adanya penggunaan media siswa mempunyai

daya tarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Motivasi muncul karena

dalam diri seorang siswa terdapat dorongan yang sangat kuat untuk melakukan

sesuatu yang di anggapnya perlu untuk dilakukan demi kebaikannya. Motivasi

belajar siswa dapat terdorong jika pelajaran yang di ajarkan dapat menarik minat

serta dapat membuat siswa menjadi ingin tahu.

Uraian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut, bahwasanya dengan

penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran akan memunculkan pengaruh

yang bersifat positif, yaitu diantaranya sebagai berikut : media pendidikan dapat

meningkatkan hasil belajar, kemampuan siswa, daya tarik siswa sehingga dapat

meningkatkan minat serta motivasi bagi siswa.

2. Teori Tentang Media Gambar dan Hasil Belajar

“Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen

pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”.

(Azhar Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika

penggunaan media gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan

disertai dengan penjalasan – penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat

menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan penjelasan –

penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga

dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen – elemen pengetahuan

dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald

and Al P. Mizell (2003: 286) yang menyatakan bahwa :

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

30 Every visual consists of number of elements presented in

adeliberate arrangement. There are three primery categories of design elements: visual, text, and affective elements. Visual elements may include graphics, symbol, real object, or organizational visuals. Text elements include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen to the font style, colors, and size used. Affective elements are those components of visual that can elicit a response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor. Selecting and arranging these elements appropriately result in effective display. Folling the guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective visual.

Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,

memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin

cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian

diatas adalah bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat menarik perhatian,

jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta

membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan dapat

menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan

disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat

dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat.

Menurut Levie dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16)

menyatakan bahwa “Media pembelajaran, khususnya media visual (gambar)

mempunyai 4 fungsi yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta

(d) fungsi kompentsatoris”.

“Media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat

mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu

meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang

tidak mungkin dihadirkan dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007:

28). Secara singkat dapat dikatakan bahwa media gambar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Seperti yang di kemukakan oleh Parker dalam bukunya Judy Lever-

Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 288) menyatakan bahwa:

All of the individual pieces must be correctly fitted together to create the visual picture. This big picture is massage to communicated, and each piece representations a design element. When creating visual

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

31 display for the learning environment, you need to first envision the picture or massage you wish to communicate and then, elemnent by element, build the massage to communicate your vision to your learners. Because visual learning is nessesery for many learner, being skillful in creating and using effective visuals is a critical skill for educators.

Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap

hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh

pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang

telah disampaikan oleh guru.

B. Penelitian yang Relevan

Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum

menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang

peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah

ini yaitu penelitian mengenai penggunaan media gambar yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian

yang telah peneliti temukan. Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah

seperti di bawah ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh

1) Nama : Ana Ratnaningsih

Judul : Pengaruh Motivasi Belajar dan Media

Gambar Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) Pada Siswa Kelas X Jurusan

Admininstrasi Perkantoran SMK N 9

Semarang

Tahun : 2007

Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

langsung antara motivasi siswa dengan

prestasi belajar siswa sebesar 0,398 dan ada

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

32 pengaruh langsung antara media gambar

yaitu gambar tentang contoh ketrampilan

pemeliharaan keselamatan dan kesehatan

kerja di sebuah perusahaan misalnya cara

menggunakan mesin- mesin dengan benar

dengan prestasi belajar pada kompetensi

dasar ketrampilan – ketrampilan K3 bagi

pemeliharaan keselamatan dan kesehatan

kerja siswa sebesar 0,454.

2) Nama : Sulistyowati ( K5198031 )

Judul : Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi

Belajar Bahasa Indonesia Kelas VII D Di

SMP N 1 Gatak

Tahun : 2006

Kesimpulan : Berdasarkan hasil olah data yang dikerjakan

dengan bantuan SPSS Windaws Relase II

dan diperoleh harga uji 2 sisi untuk harga Z

= -2,385. harga peroleh P 0,017 berada

dibawah = 0,05 dan diatas P = 0,01. Dan

hasil P untuk Z hitug lebih besar daripada P

untuk Z tabel = 0,017 lebih kecil 0,05 maka

Ho ditolak. Penolakan Ho berarti

diterimanya Ha yang menyatakan “ ada

pengaruh positif terhadap penggunaan media

gambar yaitu gambar tentang macam-macam

alat komunikasi terhadap prestasi belajar

dalam hal menemukan istilah- istilah dalam

bidang komunikasi serta membuat suatu

kalimat dan membuat karangan pada bidang

studi Bahasa Indonesia.”

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

33 3) Peneliti/ Penulis : Murdjanti ; Khamid ; Dinik Rahayu

Institusi : 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

2) Guru SDN Serayu Yogykarta

Judul : Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui

Penggunaan Media Gambar Dalam

Pembelajaran PKPS Kelas IV SD Serayu

Tahun laporan : 2005

Bidang ilmu : Ilmu Pengetahuan Sosial

Bidang Kajian : Pembelajaran Pengetahuan

Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial

Kata Kunci : Prestasi belajar pada kompetensi dasar

mengidentifikasi jenis budaya Indonesia

yang pernah ditampilkan dalam misi

kebudayaan internasional, media gambar

yaitu berupa contoh – contoh kebudayaan

yang diikutsertakan pada misi kebudayaan

internasional.

Kesimpulan : Dalam penelitian yang dilakukan dapat

menunujukkan bahwa bila guru dapat

memilih media pembelajaran yang tepat,

mereka akan lebih mudah melaksanakan

proses pembelajaran yang dapat

menyenangkan siswa. Siswa akan suka

terhadap pelajaran tersebut dan prestasi

belajar merekapun meningkat pula. Oleh

sebab itu model-model pembelajaran dengan

media gambar ini dapat diterapkan pula pada

mata pelajaran yang lain. Untuk itu guru

dapat merancang gambar-gambar yang lebih

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

34 banyak dan jelas. Guru dapat bekerja sama

dengan para siswanya . Penyajian gambar

bisa dengan kliping di tempelkan di karton

dan tidak selalu harus di gambar di OHP.

4) Nama : Tri Winarni (K6405032 )

Judul : Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi

Belajar Bidang Studi Matematika Anak

Tuna Grahita Kelas D2 YSLTB C Kerten

Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007

Tahun : 2007

Kesimpulan : Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa

berdasarkan hasil analisis data pembahasan

penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa

ada pengaruh media gambar tehadap prestasi

belajar bidang studi matematika anak tuna

grahita kelas D2 YSLB C Kerten Surakarta

tahun ajaran 2006/2007. Hal ini sesuai

dengan hasil perhitungan statistik yang

menggunakan analisis uji Rangking

Wilxocon diperoleh To = 21 yang

dikonsultasikan dengan Tt = 0 untuk N = 6

pada taraf significant 5 % sehingga dapat

disimpulkan “ ada pengaruh positif media

gambar yaitu gambar tentang berbagai

macam gambar buah beserta banyaknya

jumlah buah untuk mempermudah siswa

untuk menghitung jumlah buah tersebut

terhadap prestasi belajar bidang studi

matematika anak tuna grahita pada

kompetensi dasar penjumlahan di kelas D2

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

35 YSLB C Kerten Surakarta tahun ajaran

2006/2007.”

Dari beberapa penelitian diatas jika ditarik kesimpulan beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

a) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa di kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK

N 9 Semarang pada Mata Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3)

b) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa di kelas VII D SMP N 1 Gatak pada Bidang Studi

Bahasa Indonesia

c) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil

belajar di kelas IV SD Serayu pada pembelajaran PKPS

d) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil

belajar di kelas D2 YSLTB C Kerten Surakarta pada Bidang studi

Matematika

C. Kerangka Berfikir

Proses Belajar Mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus

dihadapi dan di selesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga

menghadapi masalah dimana masalah tersebut muncul sebelum penggunaan

media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar yakni dalam

pembelajaran PKn ini, siswa sering kurang tertarik dan mengalami kesulitan

dalam memahami materi pelajaran PKn serta minat dan motivasi belajar siswa

rendah, hal tersebut akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang

dicapai oleh siswa rendah.

Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan siswa serta kesulitan

siswa dalam memahami materi pelajaran, meningkatkan minat dan motivasi

belajar siswa, maka diperlukan adanya suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu

dengan menggunakan media pembelajaran yakni media gambar, sehingga guru

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

36 perlu memberikan kemudahan dan rangsangan untuk meningkatkan minat dan

semangat belajar agar tidak membosankan serta agar siswa memiliki motivasi

untuk mengikuti pelajaran dengan baik yaitu agar perhatian siswa terpusat pada

pelajaran yang sedang diajarkan karena pada dasarnya siswa senang jika melihat

gambar-gambar. Hal ini bertujuan agar siswa lebih jelas dan mudah untuk

memahami pelajaran yang disampaikan serta menanggulangi rasa bosan pada

siswa, sehingga hasil belajar meningkat.

Pada saat penggunaan media gambar, maka dapat memunculkan objek

yang abstrak menjadi konkrit yaitu dengan memvisualisasikan bentuk melalui

gambar sehingga akan lebih menarik minat siswa untuk memperhatikan, selain itu

pelajaran yang berlangsung secara konkrit melalui gambar akan membantu

mempermudah anak dalam menerima pelajaran, siswa akan lebih menjadi tertarik

dalam mengikuti pelajaran, minat serta motivasi belajar siswa meningkat, dengan

terjadinya perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn.

Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan skema kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Masalah yang dihadapi sebelum tindakan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

37

Gambar.1. Skema Kerangka Berfikir

C. Perumusan Hipotesis

Minat dan motivasi belajar siswa rendah

Siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKN

Hasil belajar siswa rendah

Perencanaan

Tindakan Penelitian : Penggunaan media gambar sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar

Hasil akhir setelah dilakukan tindakan

Minat dan motivasi belajar meningkat

Siswa tertarik dan mudah memahami materi

pelajaran PKN

Hasil belajar meningkat

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

38 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

“ Media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP

N 5 Surakarta dalam bidang studi PKn tahun ajaran 2008/2009, hal ini disebabkan

dengan menggunaan media gambar maka minat serta ketertarikan siswa terhadap

pelajaran akan terdorong kearah yang positif sehinnga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan tujuan dan judul penelitian, maka pengambilan data di

dalam penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 5 Surakarta. Keberadaannya

yang strategis menjadi pertimbangan untuk mengadakan penelitian, maka SMP N

5 Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian ini

2.Waktu Penelitian

Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 9 bulan yaitu

bulan Januari 2009 sampai September 2009. Adapun pelaksanaannya setelah

mendapat ijin dari pihak yang berwenang.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2008/2009

dimulai pada bulan Januari 2009. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara

bertahap, tahap-tahap sebagai berikut:

a. Bulan Januari - April 2009: tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi,

penyususnan proposal, perijinan penelitian, survey sekolah yang bersangkutan

dan konsultasi instrument penelitian.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

39 b. Bulan April – Juli 2009 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang

dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrument penelitian dan

pengambilan data.

c. Juli – September 2009 : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan

penyusunan laporan

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu “

Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya “. (Suharsimi Arikunta, Suhardjono dan

Supardi, 2008 : 58). Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka

sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik

pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Kasihani Kasbolah (2001:2) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan

Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang

secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas”. Untuk

lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas kita perlu

mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri.

Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas diharapkan

pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas.

Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbollah,

2001:15 ) yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru 2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual 3. Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu

dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan

4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

40

Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan

melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan

tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk

lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :

1

4 2

SIKLUS I

3

1

4 2

SIKLUS II

3

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

41

Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )

?

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru PKn SMP N 5

Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIE.

Siswa tersebut berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22

siswa perempuan. Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek penelitian ini

adalah Sri Soejanti, S.Pd,M.Pd.

D.Data dan Sumber data

1. Data

Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu

data primer dan data sekunder.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :

Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM.

Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data

dalam penelitian ini adalah : Data primer berupa hasil wawancara dengan guru

serta nilai prestasi belajar siswa sesudah dilksanakan Penelitian Tindakan Kelas,

sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan

Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta foto-

foto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Sumber Data

Ada dua sumber data yang biasa dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas,

yaitu sumber data primer dan sekunder.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :

Sumber data primer adalah siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

1

secara langsung mengatahui keberadaan siswa atau berhubungan langsung dengan siswa; sumber data sekunder antara lain pengawasan sekolah, pejabat dinas pendidikan, dewan pendidikan, dan pengurus komite sekolah.

Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi

sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Informan

Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta atau

yang ditentukan oleh penelitinya. Informan dalam penelitian kualitatif posisinya

sangat penting yaitu berbagai individu yang memiliki informasi. Dalam penelitian

ini yang di tunjuk sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan.

Adapun beberapa informan yang diperlukan:

1) Ibu Sri Soejanti, S.Pd, M.Pd selaku guru PPKn SMP N 5 Surakarta yang

mengajar kelas VII E

2) Siswa SMP N 5 Surakarta khususnya siswa kelas VIIE

b. Dokumen

Menurut H.B Sutopo (2002: 54), bahwa yang dimaksud dengan dokumen

adalah “Bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau

aktivitas tertentu.”

Dokumen sebagai sumber data untuk melengkapi data yang diperoleh dari

informan, catatan-catatan yang penting untuk melengkapi data penelitian,

sehingga dokumen dan arsip ini penting pula sebagai sumber data yang terdiri dari

kurikulum, rencana pembelajaran dan daftar nilai.

c. Tempat dan Peristiwa

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang di manfaatkan dalam

penelitian ini. Lokasi merupakan tempat dimana penelitian dapat dilakukan. Dari

pemahaman lokasi peneliti bisa cermat mencoba mengkaji secara kritis menarik

kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

2

Sebagai tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 5 Surakarta

terutama tempat dimana aktivitas penggunaan media gambar dalam pembelajaran

yaitu kelas VII E SMP N 5 Surakarta, sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah

peneliti mengamati penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar di

kelas VII E.

E.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mills dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan

Yuyun Dwita Sari (2008: 59) menyatakan bahwa “Dari segi teknik pengumpulan

data kualitatifnya, ada 3 teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang disebut sebagai 3 E (Experienceing, Enquiring, dan

Examining )”.

Seperti yang dikemukakan oleh Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan

Yuyun Dwita Sari (2008: 59) tentang 3 E adalah sebagai berikut :

a. Experienceing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman sendiri, terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan, atau membuat catatan lapangan. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa a) observasi partisipan sebagai partisipan aktif; b) pengamat aktif yang khusus; dan c) pengamat pasif.

b. Enquiring yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti. Hal ini dapat berupa a) wawancara informal; b) wawancara formal terstruktur; c) kuesioner; d) skala sikap yang mungkin berupa skala Likert atau skala perbedaan makna; e) tes baku.

c. Examining yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan yang berupa a) data arsip; b) jurnal; c) peta; d) audiotape; e) artifak; dan f) catatan lapangan

Dari uraian di atas tentang pengumpulan data, maka dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

a. Siklus I

1) Observasi (Pengamatan )

Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi

terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa “

Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

3

ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE

SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta

terhadap guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas

VII E.

2) Wawancara Formal Berstruktur

Wawancara yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah wawancara formal berstruktur. Wawancara Formal berstruktur

adalah “Suatu jenis wawancara yang menggunakan format wawancara

terstruktur yaitu dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada

seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita

Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan

tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan

media gambar, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh

guru dalam pembelajaran, serta faktor penyebabnya.

3) Pencatatan Arsip dan Dokumen

a) Arsip

Kurikulum (silabus) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok

bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII terlampir

dalam lampiran no.1

b) Dokumen

Berupa nilai tes awal untuk memperoleh data tentang hasil belajar

siswa sebelum dilakukan tindakan.

4) Tes

Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

setelah melakukan tindakan pada siklus 1.

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar

siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik

tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan

jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

4

sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitasnya.

a) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Setelah instrumen diuji

cobakan kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk

mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan

responden yang sebenarnya atau tidak.

Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan

oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):

})(.}{)(.{

))((.222

12

1

111

YYNXXN

YXYXNr yx

å-åå-å

åå-å=

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y

∑X2 : Jumlah kuadrat dari X

∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 30 diperolah

hasil sebagai berikut

(1) dari 15 soal pada kondisi awal item valid sejumlah 13 soal (lampiran 2)

(2) dari 15 soal pada tes siklus I item valid sejumlah 12 soal (lampiran 3)

b) Uji Reliabilitas

Uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam

item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat

dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

5

diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-

hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut :

Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi

Arikunto (2006: 180) yaitu:

÷øö

çèæ +

´=

21

21

1

21

21

211

r

rr

Dengan keterangan:

11r : Reliabilitas instrumen

r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat

menggunakan ketentuan sebagai berikut :

0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi

0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi

0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup

0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah

0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah

(Suharsimi Arikunto,2006:276)

Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka

diperoleh 11r =0,781 untuk soal tes kondisi awal dan 11r =0,792 untuk soal

tes siklus 1

5) Foto

“Foto digunakan untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan

perilaku subjek yang diteliti”. (H.B. Sutopo. 2002: 35)

6) Angket

Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “ Angket

atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal lain yang ia ketahui”.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

6

Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu :

a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan jawaban responden sendiri.

b) kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban

yang sudah disediakan.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menggunakan angket

tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-

masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif

jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban

responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian yang

diharapkan.

Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam

pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang

bersifat positif dan negatif.

Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket

yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung

kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.

Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah

sebagai berikut :

1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden

mendapat skor 4.

2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat

skor 3

3. Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat

skor 2.

4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden

mendapat skor 1.

Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah

sebagai berikut:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

7

1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden

mendapat skor 1.

2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat

skor 2

3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat

skor 3.

4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden

mendapat skor 4.

Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE

dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon

siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn.

Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang

ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan media

gambar .Dapat dilihat dalam lampiran no.4 untuk form angket dan lampiran

no 5 untuk kisi-kisi angket.

b.Siklus 2

1) Observasi (Pengamatan )

Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi

terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa

“Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah

ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE

SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta terhadap

guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kleas VII E.

2) Wawancara Formal Berstruktur

“Wawancara formal berstruktur adalah suatu jenis wawancara yang

menggunakan format wawancara terstruktur yaitu dengan menanyakan

pertanyaan yang sama kepada seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul

Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam

kelas dengan menggunakan media gambar, berbagai informasi mengenai

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

8

kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran, serta faktor

penyebabnya

3) Pencatatan Arsip dan Dokumen

a) Arsip

Kurikulum ( silabus ) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok

bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII

b) Dokumen

Berupa nilai tes siklus I untuk memperoleh data tentang hasil belajar

siswa sebelum dilakukan tindakan.

4) Tes

Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah

melakukan tindakan pada siklus 2.

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar

siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik

tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan

jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang

sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui daya pembeda, tingkat

kesukaran dan validitasnya.

a) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen

Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan

oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):

})(.}{)(.{

))((.222

12

1

111

YYNXXN

YXYXNr yx

å-åå-å

åå-å=

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

9

∑X2 : Jumlah kuadrat dari X

∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 15 soal , dari 15

soal pada tes siklus II item valid sejumlah 13 soal. Item soal invalid 32 soal

(lampiran 6)

b) Uji Reliabilitas

uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam

item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat

dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila

diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-

hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut :

Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi

Arikunto (2006: 180) yaitu:

÷øö

çèæ +

´=

21

21

1

21

21

211

r

rr

Dengan keterangan:

11r : Reliabilitas instrumen

r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat

menggunakan ketentuan sebagai berikut :

0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi

0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi

0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup

0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah

0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah

(Suharsimi Arikunto,2006:276)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

10

Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka

diperoleh 11r = 0,796 untuk soal tes siklus 2

5) Foto

“Foto digunakan untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan

perilaku subjek yang diteliti” . (H.B. Sutopo. 2002: 35)

6) Angket

Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “Angket

atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui”.

Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan jawaban responden sendiri.

b) kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban

yang sudah disediakan.

Berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan angket

tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-

masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif

jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap

jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian

yang diharapkan.

Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar

dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan

pernyataan yang bersifat positif dan negatif.

Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket

yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya

mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.

Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah

sebagai berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

11

1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden

mendapat skor 4.

2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden

mendapat skor 3

3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat

skor 2.

4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden

mendapat skor 1.

Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah

sebagai berikut:

1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden

mendapat skor 1.

2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden

mendapat skor 2

3. Apabila responden memlih jawab Ragu , maka responden mendapat

skor 3.

4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden

mendapat skor 4.

Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE

dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon

siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn.

Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa

tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan

media gambar . Dapat dilihat dalam lampiran no.7 untuk form angket dan

lampiran no.8 untuk kisi-kisi angket.

2. Alat Pengumpulan Data

Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul

Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam

pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

12

proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat di gunakan untuk

mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut:

a.Siklus 1

1) Dari Sisi Proses

a) Alat untuk Input

Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar

masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah :

(1) Dokumen berupa hasil tes awal . Untuk soal tes awal dapat dilihat

pada lampiran no 9 dan lampiran no 10 untuk kisi – kisi soal kondisi

awal dan lampiran no 11 kunci jawaban tes awal

(2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka dan

tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas,

berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam

pembelajaran, serta faktor penyebabnya. Selain itu juga melakukan

wawancara dengan siswa untuk mengetahui metode pembelajaran

yang di terapkan oleh guru dan untuk mengetahui bagaimana cara yang

digunakan oleh guru tersebut. Terlampir no 12

b) Alat Untuk Proses

Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan

tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah :

(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang

keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan

media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan

pendapat. Terlampir dalam lampiran no. 13

(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses

belajar mengajar berlangsung pada siklus I. Terlampir pada lampiran

no.14

c) Alat Untuk Output

Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil

berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan

adalah :

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

13

(1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah

dilakukan tindakan. Soal tes siklus I dapat dilihat pada lampiran no

15, kisi-kisi soal tes siklus I dapat dilihat di lampiran no 16 dan kunci

jawaban untuk siklus I dapat dilihat di lampiran no 17.

2) Dari Sisi Hal yang Diamati

Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang

diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu

a) Pengamatan Terhadap Guru

“Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari

tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati

Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).

Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi

pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi terhadap

guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran no.18

b) Pengamatan Terhadap Kelas

Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di

kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata

letaknya.

c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik

Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku

peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang

keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan

bertanya.

b.Siklus 2

1) Dari Sisi Proses

a) Alat Untuk Input

Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar

masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah :

(1) Dokumen berupa hasil tes pada siklus I

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

14

b) Alat Untuk Proses

Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat

dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang

digunakan adalah :

(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi

tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan

menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan

mengemukakan pendapat. Lembar observasi atau cek list tentang

keaktifan siswa pada siklus I dapat di lihat pada lampiran no.19

(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam

proses belajar mengajar berlangsung pada siklus II. Dapat dilihat

pada lampiran no 20

c) Alat Untuk Output

Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil

berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan

adalah :

(1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda

setelah dilakukan tindakan II. Soal tes siklus 2 dapat dilihat

dilampiran no 21, untuk kisi-kisi soal tes siklus 2 dapat dilihat

pada lampiran no 22, untuk kunci jawaban dapat dilihat pada

lampiran no 23.

2) Dari Sisi Hal yang Diamati

a) Pengamatan Terhadap Guru

“Pengamatan merupakan alat yang terbukkti efektif untuk mempelajari

tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati

Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).

Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi

pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi pada

guru untuk siklus 2 dapat dilihat pada lampiran no.24

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

15

b) Pengamatan Terhadap Kelas

Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di

kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata

letaknya.

c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik

Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku

peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang

keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan

bertanya.

F. Validitas Data

Validitas adalah kesahihan data di dalam suatu penelitian, hal ini data di

catat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, oleh

karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat

untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas ini merupakan

jaminan kemantapan dan tafsir makna penelitiannya.

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain

menurut Priyono (2000:11) dalam bukunya Basrowi dan Suwandi (2008: 123)

antara lain :

1. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan.

2. Trianggulation (Trianggulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian

3. Critical Reflection (Refleksi Kritis), setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatakan kualitas pemahaman. Apabila setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka pengambilan keputusan dan dapat dijamin

4. Catalityc validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

16

Dari beberapa teknik validitas data tersebut maka yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik triangulation data hal ini disebabkan dengan teknik

Trianggulation peneliti ingin mengumpulkan data yang sejenis dari berbagai

sumber untuk melengakapi data yang diperolehnya. Teknik validitas data ini di

berlakukan sama antara siklus 1 dan 2.

G. Teknik Analisis Data

“Analisis data dan interprestasi data di dalam suatu Penelitian Tindakan

Kelas merupakan hal yang penting baik ketika dan setelah proses Penelitian

Tindakan kelas” . (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari,

2008:97).

Analisis data dalam penelitian ini di mulai sejak awal sampai berakhirnya

pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan

dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis mengacu pada model analisis yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagaimana di kutip dari bukunya

Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 103 ) “ teknik

analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, salah satunya modelnya

adalak teknik analisis interakif ”.

HB Sutopo (2002: 92 ) berpendapat bahwa” Dalam proses analisis data

terdapat 3 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.

Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,

(3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.”

1. Pengumpulan Data

Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat

yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, dan dokumen. Data yang diperoleh

masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis data

agar menjadi teratur.

2.Reduksi Data

Menurut H.B Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa” Reduksi data adalah

bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

17

membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.”

3. Sajian Data

Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat

dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja

kegiatan, data tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah

pemahaman informasi.

4 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada ahkir pengumpulan

data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan

melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat

dan bisa dipertanggung jawabkan.

Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut di atas, terdapat

empat langkah secara sederhana gambar posisinya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002: 96)

Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka proses analisa data akan

lebih jelas. Data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu mereduksi

data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan

pada suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga

komponen-komponen tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa

1 Pengumpulan Data

2 Reduksi Data 3

Sajian Data

4 Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

18

dipisahkan, yang kemudian akan menghasilkan data yang tersusun secara

sistematis.

Langkah- langkah Analisis

a. Siklus I

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka

dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang

jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian yang akan dilanjutkan

dengan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus 2

b. Siklus II

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka

dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang

jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir untuk penelitian berikutnya.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

19

H. Indikator Kerja.

Indikator kerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian . Berikut ini tabel indikator

keberhasilan kerja dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 1 Indikator Keberhasilan Kerja Siklus 1

Kualitas Hasil Belajar

Aspek yang Dinilai Target Cara Penilaian(x 100%)

Rasa ingin tahu 60 % Dihitung dari ٱ

∑Siswa yang bertanya

∑Seluruh siswa

Hasil Belajar (Prestasiٱ

Belajar)

70 % tuntas Dihitung dari

∑Siswa tuntas

∑Seluruh siswa

Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kerja Siklus II

Kualitas Hasil Belajar

Aspek yang Dinilai Target Siklus I Target Siklus II

Rasa ingin tahu 60 % 75 % tuntasٱ

Hasil Belajar 70 % tuntas 85 % tuntasٱ

Keterangan :

Penentuan target rasa ingin tahu ini berdasarkan pada kemampuan siswa yang rata-rata yang tidak mendukung. Yang dimaksud batas tuntas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang di tentukan sendiri oleh setiap sekolah. Batas tuntas untuk mata pelajaran PKN di SMP N 5 Surakarta ini adalah 70 dan batas tuntas ini digunakan sebagai pedoman ketuntasan pada penelitian ini.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang

digunakan mengikuti model yang dikembangkan olek Kemmis dan Mc Taggart

(Kasihani Kasbuloh, 2001: 63-65) yang berupa model spiral. Perencanaan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

20

Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana

tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar

pemecahan masalah.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan dilakukan secara kolaborasi antara

peneliti dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII E SMP

N 5 Surakarta yaitu Ibu Sri Soejantini, S.Pd, M. Pd

Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian tahap persiapan,

tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi , tahap

analisis serta tahap tindak lanjut. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai

berikut:

1.Tahap Persiapan

a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru PKn SMP N 5 Surakarta

b. Observasi untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata

pelajaran PKn

c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelajaran PKn

2. Tahap Perencanaan

a.Tahap Perencanaan Siklus I

Pada siklus I yaitu perencanaan pembelajaran PKN khususnya adalah

tentang materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat, dalam tahap ini

peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut :

1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu

a) Menyusun RPP (RPP siklus I terlampir dalam lampiran no.25) dengan

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

(4) Indikator menganalisis menunjukkan sikap positif terhadap

penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

21

bertanggung jawab serta menghargai cara menyampaikan pendapat

secara bebas dan bertanggung jawab

b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung

jawab

c) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan

dengan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

2) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam

tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut

a) Menyusun pedoman wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran di

dalam kelas pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

menggunakan media gambar.

b) Menyusun lembar observasi tentang proses berlangsungnya

pembelajaran dengan menggunakan media gambar

3) Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan

tindakan I dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas

dan bertanggung jawab.

4) Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan menggunakan

alat format observasi, yaitu sebagai berikut

a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau

lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan

menggunakan media gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara

bebas dan bertanggung jawab

b.Tahap Perencanaan Siklus 2

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan

materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKN yaitu

tentang mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

22

bebas dan bertanggung jawab . Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun

skenario pembelajaran sebagai beikut :

1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu sebagai berikut

a) Menyusun RPP(RPP siklus II terlampir di lampiran no.26) dengan

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di

muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta

berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum

dalam lingkungan masyarakat.

b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung

jawab

c) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan

dengan tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab

2) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam

tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

Menyusun lembar observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran

dengan menggunakan media gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas

dan bertanggung jawab.

3) Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan

tindakan II dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas

dan bertanggung jawab.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

23

4) Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan

menggunakam alat format observasi dan angket balikan untuk siswa ,yaitu

sebagai berikut :

a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau

lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan

menggunakan media gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara

bebas dan bertanggung jawab

b) Menetapkan angket balikan untuk siswa tentang penggunaan media

gambar dalam pembelajaran PKn pada materi pokok Kemerdekaan

menyampaikan Pendapat

3.Tahap Pelaksanaan/Tindakan

a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Menggunakan 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

(4) Indikator menganalisis menunjukkan sikap positif terhadap

penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

24

(4) Indikator menghargai cara menyampaikan pendapat yang

dilakukan secara bebas dan bertanggung jawab

2) Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran

pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini

dilakukan selama dua kali pertemuan

4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang materi sikap positif

terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab

5) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang materi menghargai cara

menyampaikan pendapat yang dilakukan secara bebas dan bertanggung

jawab

6) Mengadakan tes

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1) Menggunakan 2 rencana pelaksanaan pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di

muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat

(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

25

(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di

muka umum dalam lingkungan masyarakat

2) Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran

kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini

dilakukan selama dua kali pertemuan

4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang berperilaku positif ketika

menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan keluarga dan

sekolah

5) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang berperilaku positif ketika

menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan masyarakat

6) Mengadakan tes

4.Tahap Observasi

a.Tahap Observasi pada Siklus I

Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar

melakukan observasi dengan memakai format observasi yaitu berupa lembar

observasi atau cek list tentang penggunaan media gambar pada kompetensi

dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas

dan bertanggung jawab. Fokus ditekankan pada implementasi media

pembelajaran gambar sebagai penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan

untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan

tindakan

b. Tahap Observasi pada Siklus II

Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar pada

siklus kedua. Serta mengumpulkan data pada tindakan II. Fokus ditekankan

pada implementasi media pembelajaran gambar pada kompetensi dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab sebagai penunujang hasil belajar yang telah dilaksanakan

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

26

untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan melalui tindakan

pertama.

5.Tahap Analisis dan Refleksi

a. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I

Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar

mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap

pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dengan penggunaan

media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti

melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan

pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi

sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu adanya perbaikan atau

disempurnakan dan bagian mana yang memenuhi syarat atau target

Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi

sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi

peneliti untuk

1) Melakukan evalusi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evalusi jumlah

dan waktu dari setiap jenis tindakan.

2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evalusi, untuk

pembelajaran berikutnya (pada siklus II).

3) Melakukan evalusi tindakan I

Dimana target pencapaian pada siklus pertama adalah peningkatan pada hasil

belajar siswa 70% siswa tuntas.

b.Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II

Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar

mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap

pemebelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II dengan penggunaan

media gambar pada pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti

melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

27

pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi

sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat digunakan sebagai penyusunan

laporan melakukan evaluasi tindakan II.

Pada siklus II diharapkan hasil yang diperoleh meningkat dengan

rincian sebagai berikut peningkatan pada hasil belajar: 85 %

6.Tahap Tindak Lanjut

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru PKn

untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan model

pembelajaran yang tepat agar kompetensi dapat tercapai secara maksimal.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

28

Tahap-tahap penelitian diatas dapat dilukiskan seperti pada gambarr di bawah ini :

SIKLUS I

Permasalahan Hasil belajar Rendah

Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar

Evaluasi/ Refleksi 70 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas

Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar

Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

29

SIKLUS II

Gambar 4. Skema Penelitian

Permasalahan Sisa dari siklus I Masalah baru(apabila muncul)

Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar

Evaluasi/ Refleksi 85 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas

Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar

Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai

30