bab i pendahuluan a. latar belakang/magang... · melalui praktek kerja lapangan ... yang timbul...

76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan industri serta meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan karakteristik pekerjaan serta bahaya yang ditimbulkannya. Bahaya tersebut mengandung risiko yang dapat mengakibatkan munculnya kerugian yang sangat besar. Berbagai macam industri memiliki karakteristik pekerjaan yang berisiko, seperti risiko keselamatan (kebakaran, ledakan, dan tumpahan minyak) dan risiko kesehatan yaitu munculnya penyakit akibat kerja. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang merugikan baik bagi pekerja, perusahaan maupun lingkungan (Hikmatillah. 2005). Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor minyak bumi serta gas alam (LNG). Bahan bakar minyak bumi dan LNG diperlukan hampir diseluruh pelosok dunia, sehingga disadari betapa pentingnya peranan minyak bumi dan LNG sebagai salah satu sumber devisa negara yang terbesar. Kebutuhan akan minyak bumi dan LNG akhir-akhir ini mengalami lonjakan yang sangat pesat. Hampir seluruh negara di dunia ini memerlukan bahan bakar jenis ini, baik untuk keperluan industri maupun untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Indonesia sebagai salah salah satu negara produsen minyak bumi sangat memperhatikan masalah ini, karena minyak bumi dan LNG berhubungan dengan kehidupan orang banyak (Hikmatillah. 2005).

Upload: phungkiet

Post on 06-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan industri serta meningkatnya ilmu pengetahuan dan

teknologi mendorong perubahan karakteristik pekerjaan serta bahaya yang

ditimbulkannya. Bahaya tersebut mengandung risiko yang dapat mengakibatkan

munculnya kerugian yang sangat besar. Berbagai macam industri memiliki

karakteristik pekerjaan yang berisiko, seperti risiko keselamatan (kebakaran,

ledakan, dan tumpahan minyak) dan risiko kesehatan yaitu munculnya penyakit

akibat kerja. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang merugikan baik bagi

pekerja, perusahaan maupun lingkungan (Hikmatillah. 2005).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor minyak bumi

serta gas alam (LNG). Bahan bakar minyak bumi dan LNG diperlukan hampir

diseluruh pelosok dunia, sehingga disadari betapa pentingnya peranan minyak bumi

dan LNG sebagai salah satu sumber devisa negara yang terbesar. Kebutuhan akan

minyak bumi dan LNG akhir-akhir ini mengalami lonjakan yang sangat pesat.

Hampir seluruh negara di dunia ini memerlukan bahan bakar jenis ini, baik untuk

keperluan industri maupun untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Indonesia sebagai

salah salah satu negara produsen minyak bumi sangat memperhatikan masalah ini,

karena minyak bumi dan LNG berhubungan dengan kehidupan orang banyak

(Hikmatillah. 2005).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Setiap aktivitas dalam melakukan eksplorasi dan produksi minyak dan gas

bumi kerja dapat menimbulkan potensi/risiko bahaya yang beraneka ragam, hal ini

tergantung pada sumber dan jenis bahaya yang ada dan terpapar oleh para pekerja.

Sumber bahaya dapat berasal dari manusia, peralatan, material/bahan, dan

lingkungan. Jenis-jenis bahaya tersebut antara lain : bahaya fisik, bahaya kimia,

bahaya biologi, dan bahaya psikososial. Bahaya-bahaya tersebut perlu diperhatikan

oleh para pekerja maupun pihak perusahaan dalam rangka mencegah terjadinya

kecelakaan yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban dan kerugian, baik moril

maupun materiil. Dengan melakukan langkah pengendalian dan identifikasi terhadap

bahaya-bahaya yang ada agar tidak menimbulkan penyakit akibat kerja ataupun

kecelakaan akibat kerja pekerja, dan kegiatan pekerjaan dapat berjalan lancar sesuai

dengan yang direncanakan (Ginanjar. 2007).

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju,

adil makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

Pembangunan ketenagakerjaan yang merupakan bagian penting dari pembangunan

nasional merupakan upaya menyeluruh yang ditujukan pada peningkatan,

pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien,

efektif dan berjiwa wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan

memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Dalam pembangunan

ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syarat-syarat kerja serta

perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan kesejahteraan tenaga kerja

(Ginanjar. 2007).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Selain itu peran sumber daya manusia dalam suatu perusahaan semakin penting

dan strategis, karena semua perusahaan dituntut efisien dengan produktivitas yang

tinggi serta mutu yang baik. Paradigma yang lebih mengutamakan pada peningkatan

kualitas dan kuantitas dirasakan kurang memperhatikan aspek keselamatan dan

kesehatan para pekerja, sehingga banyak sekali kecelakaan dan gangguan kesehatan

yang dialami para pekerja. Oleh karena itu, perlu adanya paradigma baru dalam

menanggulangi masalah-masalah tersebut. Salah satu upaya dalam meningkatkan

mutu dan efisiensi tersebut dapat dilakukan melalui program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3), hal ini dapat kita lihat secara filosofis, legalitas maupun

ekonomis pentingnya program tersebut di suatu tempat kerja/perusahaan

(Hikmatillah. 2005).

Beberapa hal yang mendasari pentingnya program keselamatan dan kesehatan

kerja antara lain (Hikmatillah. 2005) :

1. Secara Filosofis

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu Hak Asasi Manusia

(HAM), alasan ini merupakan hal yang bersifat universal, karena semua manusia

memerlukan kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan segala aktivitasnya

termasuk pekerjaan. Manusia merupakan aset yang paling berharga, terutama dari

sumbangan pengetahuan, keterampilan dan kreatifitasnya dalam memajukan

perusahaan. Oleh karena itu penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja

merupakan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

2. Secara Legalitas

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Agar pelaksanaan HAM tersebut berjalan baik, maka diperlukan suatu pedoman

dalam bentuk aturan hukum baik ditingkat internasional, nasional maupun lokal

dan perusahaan. Sehingga setiap pekerja mendapat perlakuan yang sesuai dengan

nilai-nilai kemanusiaan.

3. Secara Ekonomis

Dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan

masalah efisiensi biaya atau nilai ekonomis, yang dapat menjamin keseimbangan

antara pelaksaan HAM dan keberlangsungan produksi di perusahaan sehingga

pekerjaan yang berorientasi pada hasil tetap berjalan lancar dan perusahaan tidak

mengalami kerugian.

Sehubungan dengan perlindungan terhadap tenaga kerja, pemerintah telah

melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan

yaitu :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan (Silalahi B dan

S. Rumondang, 1995).

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja

(Suma’mur,1996).

3. Peraturan Pemerintah No. 05 /MEN/ 1996, mengenai Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Suardi, Rudi 2005).

B. Tujuan Magang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Melalui Praktek Kerja Lapangan/Magang ini, beberapa tujuan yang hendak

dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui faktor bahaya yang timbul pada proses produksi maupun

lingkungan kerja di VICO Indonesia.

2. Untuk mengetahui penerapan K3L di VICO Indonesia.

3. Untuk mengetahui cara pengendalian yang sudah dilakukan untuk mencegah

terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan serta pencemaran lingkungan.

C. Manfaat Magang

Hasil dari pelaksanaan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat

antara lain bagi :

1. Perusahaan

Sebagai masukan atau saran mengenai kondisi perusahaan yang dapat digunakan

sebagai bahan-bahan untuk melaksanakan upaya-upaya pengendalian lingkungan dan

pencegahan kecelakaan serta peningkatan mutu pelaksanaan program-program

kesehatan kerja dan keselamatan.

2. Program Diploma IV Kesehatan Kerja

Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu

yang didapat dari bangku perkuliahan, dan dapat memperoleh jalinan kerjasama yang

baik antara program studi D IV Kesehatan Kerja dengan instansi perusahaan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan bidang kesehatan kerja,

keselamatan dan lingkungan, serta pengembangan dan aplikasinya di dalam praktek.

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara langsung

dengan tenaga kerja, serta pengukuran di tempat kerja. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut :

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

A. Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan mahasiswa adalah :

1. Tanggal 26 Oktober 2008

Mahasiswa mengajukan surat permohonan dan proposal magang/PKL kepada

bagian HRD VICO Indonesia.

2. Tanggal 28 Januari 2009

Mahasiswa menerima surat balasan yang menyatakan bahwa VICO Indonesia

menerima permohonan mahasiswa untuk melaksanakan magang/PKL yang

terhitung mulai 1 Februari - 28 Februari 2009.

3. Tanggal 4 Februari

Mahasiswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan magang.

B. Lokasi

Pengambilan data dilakukan di VICO Indonesia, yang merupakan unit

pengolahan minyak dan gas bumi yang berlokasi di :

Jl. Cendrawasih No. 1 Muara Badak, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

C. Pelaksanaan

Pengambilan data ini dilaksanakan pada tangal 5 Februari - 28 Februari 2009

setiap hari Senin sampai Minggu dengan jam kerja dari jam 07.30 – 16.30 WITA,

dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Observasi dan pendataan mengenai proses produksi.

2. Observasi, pendataan, dan pengukuran faktor bahaya (kebisingan).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Observasi, interviu, dan pendataan mengenai fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Observasi, interviu, dan pendataan mengenai gizi kerja.

5. Observasi dan pendataan mengenai ergonomi.

6. Observasi, interviu, dan pendataan mengenai sistem keselamatan kerja.

7. Observasi, interviu, dan pendataan mengenai manajemen K3.

8. Observasi dan pendataan mengenai emergency planning.

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya VICO Indonesia

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

VICO Indonesia merupakan salah satu perusahaan penambangan dan

pengolahan minyak dan gas bumi sebagai kontraktor bagi hasil di bawah BP Migas.

Perusahaan ini merupakan salah satu penyuplai gas kering hasil olahan ke PT Badak

NGL Co. di Bontang untuk di proses lebih lanjut menjadi LNG (Liquified Natural

Gas) dan LPG (Liquid Petroleum Gas). Produk lainnya adalah kondensant yang

dicampur dengan minyak mentah (Crude Oil) dan di alirkan ke Tanjung Santan

kemudian dikapalkan ke Kilang PERTAMINA Balikpapan. Sampai saat ini

perusahaan telah memiliki enam lapangan penambangan minyak dan gas bumi, yaitu

Badak, Nilam, Samberah, Pamaguan, Mutiara dan Wailawi dengan sumur-sumur

yang tersebar di sekitar lokasi tersebut.

Perusahaan ini mulai didirikan di Houston, Amerika Serikat yang ditandai

dengan pengeboran minyak pertama di Pensylvania. Pada saat itu pemanfaatan

minyak pada umumnya untuk pembuatan kerosin (minyak tanah).

Pada awalnya perusahaan ini dikenal dengan nama HUFFCO. Perusahaan

HUFFCO tersebut didirikan pada tahun 1958 oleh Roy M. Huffington. Nama

HUFFCO sendiri berasal dari singkatan Huffington Companies yang merupakan

nama dari pemilik perusahaan tersebut.

Di Indonesia, HUFFCO berdiri pada tanggal 8 Agustus 1968 di Jakarta.

Perusahaan ini merupakan divisi dari perusahaan Roy M. Huffington. Pada saat yang

bersamaan dilakukan penanandatanganan kontrak bagi hasil antara HUFFCO dengan

PERTAMINA. Dalam kontrak tersebut disetujui juga kesepakatan bersama bahwa

HUFFCO bertindak sebagai operator pelaksana produksi dan operasi pembagian

keuntungan dilakukan antara komponen-komponen berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

a. PERTAMINA, sebagai perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi nasional.

b. HUFFCO, dengan kelompok perusahaan terdiri dari:

1) Division Roy M. Huffington sebesar 23,12 %

2) Ultamar Indonesia Limited sebesar 26,25 %

3) United Texas Cooperations sebesar 26,25 %

4) Universe Tranship Incorporation sebesar 20,00 %

Kegiatan ini bermula pada tahun 1968 ketika tokoh perminyakan dari Texas,

Roy M. Huffington, dan pengusaha asal Virginia, Jenderal Arch Sproul,

menandatangani Kontrak Bagi Hasil dengan PERTAMINA yang meliputi areal

seluas 631.000 hektar di daerah Delta Sungai Mahakam yang diperkirakan kaya akan

kandungan minyak.

Penyelidikan geologis dilakukan secara kontinyu di Kalimantan Timur sejak

tahun 1970, sehingga ditemukannya Lapangan Badak pada tahun 1971 yang

merupakan sumur minyak dan gas alam. Kemudian pada tahun 1971 beberapa sumur

di eksplorasi dan eksploitasi cadangan gas berlebih, berhasil ditemukan dan sehingga

dapat mendukung proyek gas yang utama.

Lapangan Badak dalam menjalankan fungsinya didukung oleh fasilitas-

fasilitas proses seperti produksi gas, produksi minyak mentah, pemanfaatan gas, tank

parm, pollution control dan power plant. Untuk mendukung kelancaran aktivitas

tersebut, perusahaan tidak hanya bekerjasama dengan PERTAMINA saja, tetapi juga

dengan perusahaan asing lainnya terutama untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan

eksploitasi. Perusahaan tersebut adalah :

1. NL BAROID

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

2. UNOCAL

3. TOTAL Indonesia

4. HALLIBURTON

5. BAKER and SCHLUMBERGER

ROY M. Huffington dan Jenderal Arch Sproul kemudian mempromosikan

bagian mereka dari system kontrak bagi hasil ini kepada para penanam modal

lainnya, termasuk Union Texas dan mitra pendahulu LASMO, OPICOIL dan

Universe Gas & Oil. Dengan kekuatan gabungan usaha bersama ini, mereka mulai

mengeksplorasi daerah cekungan Kutai untuk mencari minyak. Begitu sumur

tahapan pertama di bor, gas alam ditemukan bukan minyak. Inilah lapangan Badak,

yang merupakan salah satu ladang gas terbesar di daerah ini. Akan tetapi karena

lokasinya ditengah hutan Kalimantan, nilai intensitif domestik untuk

mengkomersilkan cadangan ini hanya sedikit.

PERTAMINA, dengan dukungan teknis dan komersil dari perusahaan beserta

para mitra usahanya, menandatangani kontrak penjualan LNG untuk jangka waktu

20 tahun dengan lima perusahaan gas dan listrik Jepang, dan mendirikan kilang

pencairan gas di Bontang, di pantai Kalimantan Timur. Pengapalan gas cair (LNG)

dari Badak yang pertama dilaksanakan pada tahun 1977.

Saat ini, kilang gas alam cair di Bontang merupakan salah satu yang terbesar

di dunia memasok LNG dan LPG kepada para pelanggan di Jepang, Taiwan dan

Korea Selatan. Sementara itu Perusahaan terus memainkan peranan penting dalam

menumbuhkan bisnis LNG/LPG dengan tetap menyediakan dukungan komersil

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

kepada PERTAMINA serta dukungan teknis dalam pengoperasian minyak di

Bontang.

Perusahaan melakukan operasinya dari kantor pusat di Jakarta dan didukung

oleh sekitar 1.700 orang karyawan. Lebih dari 470 sumur telah dibor dan

menemukan cadangan gas alam sebesar 14 CTF (triliun kaki kubik) serta 457 juta

barel cadangan minyak.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

2. Bentuk Badan Usaha Perusahaan

Perusahaan ini adalah suatu divisi dari suatu perusahaan yang merupakan

afiliasi dari beberapa perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota

beserta persentase kepemilikan dalam perusahaan disajikan dalam tabel berikut :

No Perusahaan Persentase (%)

1 Union Texas East Kalimantan, Ltd 26,25 2 Lasmo Sanga-Sanga, Ltd 26,25 3 Virginia Indonesia Company (VICO) 15,625 4 Universe Gas & Oil Company, Inc 4,375 5 Opicoil Houston, Inc 20

Tabel 1. Persentase kepemilikan dalam perusahaan afiliasi VICO Indonesia Dalam operasinya di Indonesia, Perusahaan terikat kontrak Bagi Hasil

(Production Sharing Contract) dengan BP Migas. Pembagian keuntungan bersih

perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Gas : 70% pemerintah RI, 30% VICO Indonesia.

b. Minyak : 85% pemerintah RI, 15% VICO Indonesia.

3. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan VICO Indonesia melewati beberapa tahap.

Berikut adalah urutan proses produksi dimulai dari sumur produksi hingga gas

dan minyak siap dikirimkan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Well Satellite Separator

Gas Oil Water

Dehydrator Heat Treater Pollution control

Compessor Water injectionOil Water

TankBadan exportManifold

Bontang

Gambar 1. Proses pengolahan gas dan minyak VICO Indonesia.

a. Produksi gas

Campuran gas dan fluida yang diproduksi dari setiap well dialirkan

melalui flowline (pipa produksi) menuju satellit (stasiun pengumpul) untuk

mempermudah proses produksi sehingga lebih ekonomis. Dari satellite

campuran gas dan fluida tersebut dialirkan ke dalam separator yang berfungsi

memisahkan gas, oil/kondensat, dan water. Setelah itu untuk memenuhi

spesifikasi yang ditentukan gas, oil/kondensat, dan water harus diproses

sebagai berikut :

1) Gas

Gas dialirkan ke dalam dehydrator untuk mengurangi cairan yang masih

terdapat di dalam gas sehingga gas yang didapat sesuai spesifikasi. Proses yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

terjadi disini hanya pemisahan secara mekanik. Proses pengurangan cairan

dengan menggunakan chemical berlangsung di dalam tabung besar atau disebut

glycol. Proses ini bertujuan untuk meminimalkan cairan pada gas.

2) Kondensat

Kondensat merupakan hasil sampingan dari gas yang mengalami

perubahan tekanan dan temperatur dari tinggi menjadi rendah pada saat

mengalir dari reservoir gas ke atas (well head). Sedangkan minyak merupakan

hasil yang diperoleh dari reservoir minyak dan tidak mengalami perubahan

fisik saat diproduksi dari bawah ke atas. Kondensat memiliki berat jenis yang

lebih ringan daripada minyak.

Kondensat dan minyak ini dicampurkan lalu dialirkan ke dalam heat

treater untuk mengurangi kadar air yang terkandung. Dengan pemanasan ini

terjadi pemisahan minyak dengan air yang lebih baik. Selain itu tejadi juga

perubahan sebagian minyak menjadi gas sehingga perlu dilakukan kondensasi

yang dilakukan pada kondensor. Setelah gas tersebut berubah menjadi minyak

kembali maka dialirkan ke dalam pipa yang juga mengalirkan minyak dari heat

treater. Minyak ini pada akhirnya dikirim nenuju Tanjung Santan.

3) Air

Air merupakan produk yang ikut terbawa dari dalam sumur dan ikut dalam

proses produksi untuk dipisahkan dari minyak dan gas. Sebelum dikirim ke

water injection well, air harus dikurangi kadar ppm-nya pada pollution control.

VICO Indonesia membuang hasil produksi air ke dalam sumur-sumur yang

tidak produktif lagi.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

b. Produksi minyak mentah

Sumur-sumur produksi minyak yang dimiliki VICO Indonesia memiliki

lokasi yang berjauhan. Setiap sumur memiliki plant-nya sendiri. Untuk

mengefisienkan kegiatan produksi maka minyak dari masing-masing sumur

harus dikumpulkan pada suatu tempat pengolahan yaitu Badak plant yang

merupakan sentral dari plant.

Sumur-sumur yang menghasilkan minyak mentah memiliki tekanan yang

berbeda-beda yaitu :

1) Sumur dengan tekanan tinggi (High Pressure): > 850 psi

2) Sumur dengan tekanan sedang (Medium Pressure): 300-800 psi

3) Sumur dengan tekanan rendah (Low Pressure): 200-300 psi

Proses pengambilan minyak mentah dari masing-masing sumur

dilakukan dua cara. Untuk sumur bertekanan tinggi dan sedang pengambilan

minyak mentah dilakukan secara alami, sedangkan untuk sumur bertekanan

rendah dilakukan dengan bantun gas lift. Gas lift adalah suatu cara untuk

menaikan atau mengambil minyak dari dalam sumur dengan menggunakan gas

dari sumur lain. Gas yang bercampur minyak akan menurunkan berat jenis

minyak. Gelembung-gelembung gas yang naik kerangkaian pipa akan

membantu menaikkan minyak yang lebih kental.

Minyak dari sumur dialirkan ke stasiun pengumpul (Manifold) yang

dilengkapi dengan production header untuk tekanan tinggi, tekanan sedang,

dan tekanan rendah. Minyak yang terkumpul di Manifold diolah dalam

separator sehingga fasa minyak, air dan gas dapat terpisah. Sebelum masuk

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

separator minyak mentah harus di injeksi terlebih dahulu dengan Demulsifier

yang berguna untuk mencegah emulsi minyak mentah dengan kondensat dan

air.

Minyak dari Manifold dialirkan ke separator berdasarkan tekanannya,

yaitu minyak dari Manifold tekanan tinggi dialirkan ke separator tekanan

tinggi, minyak dari Manifold tekanan sedang dialirkan ke separator tekanan

sedang, dan minyak dari Manifold tekanan redang dialirkan ke separator

tekanan rendah. Separator ini akan memisahkan fasa minyak, air dan gas. Gas

yang terpisah akan akan dialirkan ke glycol contacor sedangkan fasa minyak

dan air dialirkan ke Chemical Electric Heater untuk diproses lebih lanjut.

Chemical Electric Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memecah

emulsi yang stabil dengan menginjeksikan kimia ke emulsi sebelum masuk ke

alat berikutnya. Pada alat ini minyak dipansakan sampai 160 0F yang

menyebabkan butiran air bergerak lebih cepat sehingga mempercepat proses

pemisahaan minyak dengan air. Minyak yang di hasilkan dari proses ini

kemudian dialirkan ke Degassing Boot sedangkan air hasil pemisahan dialirkan

ke tangki pencuci (Gun Barrel).

Degassing Boot adalah bejana tegak yang berfungsi untuk memisahkan

minyak dari gas yang masih tersisa. Gas hasil pemisahaan ini kemudian

dialirkan ketempat pembakaran (Flare) sedangkan minyak atau kondensat

ditampung di tangki penampung. Minyak mentah yang telah melewati

Degassing Boot diharapakan hanya mengandung sedikit gas. Untuk

menghasilkan minyak yang memenuhi standar, minyak dan kondensat

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

dicampur di dalam tangki pencampur. Campuran minyak dan kondensat yang

telah memenuhi standar kemudian dialirakan ke terminal Tanjung Santan.

Proses pemisahan minyak di Badak oil plant pada prinsipnya terdiri dari

dua peralatan utama yaitu fasilitas pemisahan dan pemurnian minyak.

Pemisahan dan pemurnian ini dilakukan dengan separator. Limbah yang

dihasilkan dari proses ini adalah air produksi yang kemudian di alirkan ke

polution control.

Gas kering dari glycol contactor kemudian dialirkan ke kompresor.

Kompresor berfungsi untuk menaikan tekanan gas yang dikirim ke Bontang

atau gas yang digunakan untuk injeksi sumur (gas lift). Selain itu juga,

kompresor in digunakan untuk menaikkan tekanan yang digunakan sebagai

sember energi turbin untuk menghasilkan listrik bagi kepentingan seluruh

karyawan lapangan Badak.

c. Transportasi minyak dan gas

Minyak dan gas dari masing-masing sumur dikumpulkan pada suatu

tempat penampungan sementara yaitu satellite. Dari masing-masing satellite

minyak dan gas dikumpulkan ke satellite sentral kemudian dikirim ke plant.

Minyak yang terkumpul kemudian dikirim ke Santan melalui jalur pipa.

Terdapat 3 istilah untuk jalur pipa yaitu :

1) Flowlines, yaitu pipa untuk mengalirkan minyak dan gas dari sumur ke

satellit.

2) Trunklines, yaitu pipa untuk mengalirkan minyak dan gas dari satellit ke

plant.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3) Pipelines, yaitu pipa untuk mengalirkan minyak dan gas dari plant ke

central plant.

Minyak mentah dari lapangan Badak dikirim ke Santan untuk diolah

lebih lanjut melalui pipa 10” dan 12”. Sedangkan gas dari central plant Badak

dikirim ke Bontang melalui 4 jalur pipa yaitu pipa 36”,36”F, 42”, dan 42”H.

Pipa-pipa di VICO Indonesia menggunakan color code untuk mengetahui

isi dari pipa. Color code adalah pemberian lapisan warna pada bagian luar

pipa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah bilamana terjadi kebocoran, maka

akan cepat diketahui pipa mana yang harus ditangani. Berdasakan color code,

pipa terbagi menjadi:

1) Pipa merah untuk fire water

2) Pipa kuning untuk produk gas

3) Pipa hijau untuk crude oil

4) Pipa abu-abu untuk produk glycol

5) Pipa biru untuk produk air.

Jalur pipa berada underground (bawah tanah), khususnya pipelines pada

kedalaman lebih dari 1,5 meter. Sedangkan pemasangan flowlines diusahakan

melalui tempat yang mudah dijangkau dan dipasang di atas suatu support agar

tidak cepat terkorosi.

4. Lokasi dan tata letak

Lokasi VICO Indonesia adalah sekitar delta sungai Mahakam, pantai timur

Kalimantan, tempatnya antara pertemuan muara sungai Mahakam dengan laut

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

sekitar makasar. Terletak kurang lebih 80 mil di sebelah timur laut Balikpapan

dan 30 mil di sebelah timur Samarinda yang meliputi area seluas 12.617 km2.

Secara geografis lapangan operasi VICO Indonesia terletak pada ketinggian 52,22

m diatas permukaan laut.

Gambar 2. Peta wilayah operasional VICO Indonesia.

5. Sistem organisasi dan manajemen

a. Sistem Organisasi VICO Indonesia

VICO Indonesia memiliki arti tersendiri yang menggambarkan cara kerja

Perusahaan itu sendiri, yakni :

1) Vision (Visi)

a) Proactive (Proaktif)

b) Search for news option (Mencari peluang baru)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

c) Take for action (Mengambil langkah cepat dan tepat)

2) Integrity (Integritas)

a) Open and Honest (Transparan)

b) Etnical (Sikap/perilaku etis)

c) Mutual respect and team work (Saling menghargai dan bekerja sama)

3) Commitment (Komitmen)

a) Trustworthy (Dipercaya)

b) Reliable (Diandalkan)

c) Accountable (Bertanggung jawab)

b. Visi dan misi perusahaan

1) Visi

Diakui secara internasional sebagai perusahaan energi yang dapat

diandalkan, dinamis, dan kompetitif untuk kemakmuran para pekerja,

masyarakat, pemegang saham dan Pemerintah Indonesia dengan tetap

mempertahankan keunggulan dibidang operasi dan HSE (Health, Safety,

Environtment).

2) Misi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Perusahaan akan mengembangkan, menghasilkan dan mengirimkan

gas dan minyak bumi dari Kalimantan Timur dengan cara yang dapat

diandalkan untuk kemakmuran bagi Indonesia dan pemegang saham

melalui:

a) Penerapan Teknologi yang tepat guna dan standar HSE Internasional

yang tertinggi.

b) Melaksanakan efektifitas biaya melalui perbaikan yang

berkesinambungan di segala proses bisnis.

c) Menciptakan lingkungan kerja yang terbaik bagi para professional untuk

mengembangkan potensinya secara maksimal.

d) Meningkatkan kwalitas hidup bagi semua pihak yang terkait, termasuk

masyarakat sekitarnya.

VICO Indonesia mempunyai semboyan yaitu “Living in Harmoni, Working

Dynamically” (Hidup dengan Harmonis, Bekerja dengan Dinamis). Semboyan ini

terapkan dalam pekerjaan sehari-hari sehingga tercipta suasana kerja yang

dinamis dan akhirnya tujuan perusahaan tercapai dengan maksimal.

c. Susunan organisasi VICO Indonesia

VICO Organization

Mutiara

HR & Servic

VICPresident &

Nilam

Semberah

Badak

SupplyChain Provide

servicesCorporate

Operate and

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Gambar 3. Struktur organisasi VICO Indonesia.

6. Fasilitas kesejahteraan

Fasilitas kesejahteraan yang disediakan di VICO Indonesia antara lain

a) Tempat tinggal

VICO Indonesia menyediakan mess/tempat tinggal sementara bagi karyawan

yang berlokasi di badak camp.

b) Sarana kesehatan

Klinik umum, poli jantung, poli gigi, laboratorium dan klinik darurat yang

terletak di lapangan badak sebagai sarana pertolongan pertama pada

kecelakaan kerja.

c) Olahraga

VICO Indonesia menyediakan Sport Hall yang di dalamnya terdapat lapangan

bulutangkis, lapangan badminton, lapangan basket, tempat aerobik, tempat

fitnes dengan instrukturnya.

d) Recreation hall

VICO Indonesia menyediakan tempat hiburan yang di dalamnya terdapat

bilyard, snooker, bioskop mini, karaoke, dan tempat untuk mengakses internet.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

e) Perlengkapan kerja

Untuk perangkat kerja dan keselamatan kerja bagi setiap pekerja, pihak VICO

Indonesia menyediakan pakaian seragam, sedangkan para pekerja yang terkait

langsung dengan operasi, disediakan safety shoes, ear plug, gloves, masker,

dan jas hujan. Bagi para tamu juga disediakan pinjaman alat pelindung diri

sesuai dengan tempat yang tamu kunjungi.

7. Tenaga kerja

VICO Indonesia mengklasifikasikan pegawai/tenaga kerja dalam dua kategori

dengan, yaitu:

a) Pegawai tetap

Pegawai tetap adalah mereka yang nama-namanya terdaftar di VICO Indonesia

dan dianggap menjadi pegawai tetap dan tidak terikat jangka waktu dalam

melaksanakan pekerjaan.

b) Pegawai kontrak (contractor)

Pegawai kontrak adalah mereka yang terikat jangka waktu kerjanya. Bila masa

kontrak habis, pegawai tersebut berhenti bekerja dari Perusahaan. Pegawai

kontrak ini disediakan oleh perusahaan-perusahaan penyedia jasa tenaga kerja

terlatih dalam bidangnya.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

B. FAKTOR BAHAYA DAN POTENSI

1. Faktor Bahaya

Faktor bahaya yang ada di lingkungan kerja VICO Indonesia sebagian besar

sudah dikendalikan dengan mengadakan pemantauan lingkungan kerja secara

teratur dan berkelanjutan, pemantauan tersebut meliputi :

a. Faktor bahaya fisik :

1) Iklim kerja

Iklim kerja yang dirasakan cukup panas yaitu di daerah operasi produksi

yang meliputi Badak, Sambera, Nilam, Mutiara, dan Pamaguan pada Unit

Filling, Unit Workshop, Unit Boiler, dapur, serta unit Compressor. Namun

untuk operator yang berada dalam unit, suhu kabin dibuat senyaman mungkin

dengan pemasangan AC (Air Conditioner) di dalam kabin unit masing-masing.

Begitu juga pada temperatur ruang kerja untuk area kantor, dilakukan

pemasangan AC (Air Conditioner) di setiap ruang kerja sehingga suhu ruangan

dapat diatur untuk suhu ideal antara 24-26 0C (Suma’mur, 1996). Standar

pemantauan iklim kerja yang dipergunakan VICO Indonesia adalah TLV

ACGIH tahun 2008.

2) Kebisingan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Pemaparan kebisingan terdapat di beberapa bagian, diantaranya adalah

kebisingan yang ada pada kantor, di area workshop yaitu bagian maintenance,

tyre, pit stop section, yaitu bagian whell section, tire, mine support. selain itu

juga kebisingan pada unit peralatan berat (heavy equipment). Lokasi

pengukuran tingkat kebisingan dibagi sesuai dengan area kerja yang ada di

VICO Indonesia meliputi Badak, Sambera, Nilam, Mutiara, dan Pamaguan.

Kebisingan di VICO Indonesia selalu dipantau dengan standar yang

dipergunakan berdasarkan Kepmennaker. No KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika ditempat kerja dan berdasarkan TLV ACGIH

tahun 2007.

3) Penerangan

Ruangan-ruangan perkantoran, bengkel, gudang, area pengeboran, dan

ruangan-ruangan pendukung lainnya pada siang hari menggunakan penerangan

buatan berupa lampu listrik selain penerangan dari alam (sinar matahari).

Pemantaun penerangan di VICO Indonesia dilaksanakan berdasar

Kepmenkes : 1405/MENKES/SK/XI/02 mengenai Baku mutu Intensitas

Cahaya di Ruang kerja, dan berdasarkan Flynn, 1979, Reproduced, with

permission, from eastman Kodak Company, Ergonomic Design for People at

Work. Vol 1 Liftime lerning Publication 1983.

Pengukuran dilakukan secara bertahap dimana pengukuran di setiap area

tidak dilakukan dalam waktu yang sama dan diselesaikan dalam kurun waktu 1

tahun yaitu sepanjang tahun 2008.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Lokasi pengukuran pencahayaan dibagi sesuai dengan area kerja yang

ada di VICO Indonesia meliputi Badak, Sambera, Nilam, Mutiara dan

Pamaguan.

4) Vibrasi

Getaran mekanis yang terjadi bersumber dari Compressor, Tempat

kemudi kendaraan dan mesin pembangkit listrik di Unit Genset, tetapi untuk

semua unit menimbulkan getaran walaupun cuma sedikit. Getaran yang

ditimbulkan tidak mengganggu karena waktu papar pekerja tidak lama dan

pada tempat duduk kemudi kendaraan bermotor/alat berat sudah di desain

untuk mengurangi getaran yang ada. Standar yang dipergunakan di VICO

Indonesia adalah TLV ACGIH tahun 2008.

b. Faktor bahaya kimia

Faktor bahaya kimia yang ada di VICO Indonesia salah satu produk ikutan

yang secara alamiah terdapat dalam komposisi gas dan minyak mentah adalah

aromatik hidrokarbon yang di dalamnya terkandung benzene, toluene dan xylene

(BTX). Pada sumber dan lingkungan kerja, pengukuran dilakukan dengan metode

sekali waktu pengukuran (grab sampling) sedangkan pengukuran pada penerima

paparan atau dalam hal ini adalah pekerja dengan menggunakan metode

pengukuran jangka panjang (long term sampling) yang mengacu pada NIOSH

Manual of analytical Methods. Pengukuran dilakukan dengan mengambil sample

udara dengan beberapa peralatan dan analisa hasil sampel dilakukan di

laboratorium yang telah ditunjuk, dalam hal ini adalah PT ALS Laboratory yang

berada di Bogor.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

2. Potensi Bahaya

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat

menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang terdapat di

lingkungan kerja VICO Indonesia.

a. Kebakaran

VICO Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang minyak

dan gas bumi dimana minyak dan gas bumi dihasilkan dari ratusan sumur yang

ada di beberapa lapangan yaitu lapangan Badak, Nilam, Sambera, Mutiara,

dan Pamaguan. Selain itu hasil produksinya juga merupakan bahan yang

mudah terbakar. Potensi bahaya kebakaran juga dapat berasal dari penggunaan

energi listrik bertegangan tinggi pada unit penyediaan energi dan unit

penyimpanan bahan dan hasil produksi.

b. Peledakan

Penggunaan boiler pada unit produksi panas dan penyediaan bahan

bakar di VICO Indonesia berpotensi menimbulkan bahaya peledakan. Di

tambah lagi terlibatnya bahan kimia yang dapat meledak pada konsentrasi

tertentu, dan adanya gas-gas serta adanya penggunaan mesin dengan tekanan

yang tinggi yang dapat meningkatkan potensi terjadinya peledakan.

c. Bahaya dari peralatan proses produksi

Dalam kegiatan pengoperasiannya maka VICO Indonesia terdiri dari

unit-unit proses dan sarana penunjang lainnya. Setiap unit proses maupun

sarana penunjang terdiri dari berbagai rangkaian tangki pemprosesan sesuai

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

dengan bahan yang diolah dalam tangki tersebut, sedangkan pada sarana

penunjang (utilitis) terdiri dari pembangkit tenaga listrik, steam generator,

Cooling Water System, Compressor, Unit Pengolahan Air. Hampir semua

kegiatan pada unit-unit proses maupun sarana penunjang mengandung resiko

bahaya seperti kebakaran, peledakan maupun kecelakaan kerja.

Beberapa potensi bahaya yang dapat diidentifikasikan antara lain adalah

sebagai berikut :

1) Potensi bahaya fisik

a) Hampir semua produksi memiliki faktor bahaya kebisingan.

b) Udara sekitar yang panas, apalagi di dekat dapur pembakar, di beberapa

tempat suhu kerja panas (furnace, pipa steam, dapur).

c) Adanya pekerjaan di ketinggian yang mempunyai resiko terjatuh atau

peralatan kerja yang jatuh dan mengenai pekerja di bawahnya.

d) Terjatuh kedalam lubang galian.

2) Potensi bahaya mekanikal

Dalam proses produksi di gunakan mesin-mesin produksi yang dalam

pengoperasiannya memiliki potensi bahaya tertentu. Sebagian besar

pengoperasian mesin dilakukan melalui control room, sehingga terjadinya

kecelakaan kerja yang menimpa karyawan dapat diminimalkan.

3) Potensi bahaya listrik

Bahaya listrik yaitu bahaya akibat tersengat aliran listrik pada saat

sedang melakukan perbaikan atau penggunaan alat-alat kerja yang

berhubungan dengan sumber tenaga listrik.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

4) Potensi bahaya kimia

a) Terpapar bahan kimia (menghirup gas/ uap aromatik hidrokarbon) pada

saat sedang melakukan proses produksi dan pengolahan limbah

perminyakan.

b) Kekurangan oksigen pada saat melakukan pekerjaan pembersihan

(cleanning) pada ruang tertutup, misalnya dalam vessel, tangki minyak.

c) Menghirup gas yang berasal dari thinner/cat pada saat sedang melakukan

pekerjaan pengecatan pipa, furnace, stack.

C. SISTEM MANAJEMEN K3

1. Bentuk Unit yang Menangani K3

Suatu sistem manajemen yang menangani K3 adalah HSES (Health, Safety,

Environment, and Security), yang berada dibawah pimpinan Vice President HSES

and Operation Integrity. HSES sendiri telah terbagi secara specifik dan berada

dibawah pimpinan manager pada masing-masing bidangnya, dapat dilihat dalam

bagan organisasi HSES and Operation Integrity pada lampiran.

Pada masing-masing HSES perusahaan memiliki representative pada

masing-masing area perusahaan, yang bertanggung jawab pada masing-masing

areanya, dan juga membuat laporan tentang tahapan kerja dan bahaya yang dapat

menimpa pekerja sekaligus usaha untuk menanggulangi resiko dan harus

malaksanakan program HSES yang ada, laporan akan diserahkan pada masing-

masing bagian dari HSES.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Sistem Manajemen HSE Perusahaan dibuat guna menyampaikan resiko

yang terkait dengan operasi perusahaan yang mencakup rentangan yang luas

dalam aktivitas eksplorasi dan eksploitasi yang berpotensi menimbulkan resiko

tinggi. Sistem ini berisi 22 Elemen utama yang terdiri dari 20 Elemen ISRS

(International Safety Rating System) dengan 2 Elemen tambahan dari Perusahaan

yaitu Manajemen Resiko dan Manajemen Lingkungan.

2. Dasar Program K3 yang Dijalankan

a) Manajemen risiko

Merupakan pusat dari aktifitas HSEMS pada perusahaan. Dalam program ini

HSE berusaha untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada, mengukur

risiko dan menempatkannya di tempat yang dapat dikontrol atau dengan

menghilangkan risiko sampai pada batas aman.

b) Kepemimpinan dan administrasi

Penting bagi suksesnya HSEMS dan Work Program pada perusahaan. Semua

manajemen akan berpartisipasi aktif dalam program ini.

c) Pelatihan kepemimpinan

Semua vice president dan manager akan di bekali training dalam HSEMS dan

loss control technic, yang juga akan dilengkapi dengan pengetahuan dan

kemampuan memimpin. Semua Superintendent dan Supervisor juga harus

mengikuti training ini.

d) Inspeksi dan perawatan yang di rencanakan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Perusahaan melakukan program ini pada semua plan dan fasilitas yang

digunakan untuk pelaksanaan operasi perusahaan.

e) Analisis dan prosedur tugas kritis

Mengidentifikasi semua aktivitas yang berisiko tinggi pada perusahaan. Semua

kegiatan yang berisiko akan menjadi subjek dari task risk assesment sebagai

dasar dari task analysis procedure.

f) Laporan dan investigasi kecelakaan

Metode investigasi dan pengukuran dari setiap kejadian, baik sebab langsung

ataupun tidak langsung dapat diidentifikasi untuk mengoreksi aktifitas agar

tidak terjadi kecelakaan yang terulang.

g) Observasi tugas

Program ini membantu dalam menetapkan tempat yang cukup aman untuk

pelaksanaan kerja atau operasi termasuk didalam TRA atau Task Analysis

Program.

h) Kesiapan keadaan darurat

Dalam program ini perusahaan berusaha menetapkan program pada saat

emergency dan persiapan dari kemungkinan bahaya kebakaran di perusahaan

dengan tujuan untuk meringankan beban perusahaan jika terjadi kebakaran.

i) Peraturan serta surat ijin kerja

Untuk menghindari kecelakaan perusahaan menetapkan adanya peraturan dan

sistem ijin kerja pada setiap asset di perusahaan. Selain itu prosedur juga

penting untuk mengurangi angka kecelakaan pada resiko tinggi.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

j) Analisis kecelakaan dan insiden

Untuk mendapatkan laporan dan prosedur investigasi yang baik, penting juga

untuk menguji informasi yang diterima sebagai timbal balik positif bagi

manajemen perusahaan.

k) Pelatihan keahlian dan pengetahuan

Termasuk ke dalam pelatihan bidang kesehatan, keselamatan, dan

perlindungan lingkungan.

l) Alat pelindung diri

Perusahaan mewajibkan setiap pekerja untuk memakai PPE guna melindungi

pekerja dari bahaya kesehatan dan keselamatan yang tidak bisa dihindari.

m) Pengendalian higiene kesehatan

Semua pekerja diwajibkan mengikuti Medical Check Up adapun waktunya

disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan bahan yang dipakai dalam bekerja.

Perusahaan juga mempunyai program Occupational Health yang menjamin

bahwa adanya bahaya dalam semua pelaksanaan operasi di perusahaan sudah

dikenali dan dikontrol.

n) Evaluasi sistem

Sistem ini penting untuk memeriksa sistem manajemen pada perusahaan untuk

menemukan standar yang diinginkan dan diharapkan oleh manajemen.

o) Manajemen perubahan rekayasa

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Penting untuk mengurangi bahaya pada saat desain mesin dari setiap

perubahan yang baru. Penting juga untuk mengidentifikasi bahaya yang ada

sebelum terjadi perubahan.

p) Komunikasi perorangan

Setiap pekerja akan menerima instruksi tentang apa yang harus mereka

lakukan, bagaimana cara melakukannya, dan pekerjaan apa yang harus

dikerjakan selanjutnya.

q) Komunikasi kelompok

Termasuk dalam suatu promosi yang efektif dalam berkomunikasi antara

Supervisor dan pekerja. Juga dapat mengembangkan ‘team spirit’ dalam tim

kerja.

r) Promosi umum

Perilaku pekerja bisa menjadi pengaruh yang positif dan negatif bagi promosi

HSE di perusahaan.

s) Penerimaan pegawai dan penempatan

Perusahaan menyadari bahwa suksesnya perusahaan tergantung dari kualitas

pekerjanya. Hiring and Placement yang baik adalah bagian yang penting dari

suatu manajemen yang baik.

t) Manajemen material dan jasa

Prosedur material dan procurement menyediakan kesempatan untuk

memperkenalkan standar HSE ke dalam proses procurement.

u) Keselamatan di luar pekerjaan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Perusahaan bertanggung jawab untuk melindungi pekerja dan keluarganya,

untuk menjamin bahwa mereka aman setiap saat.

v) Manajemen lingkungan

Untuk mengidentifikasi bahwa perusahaan mempunyai manajemen

lingkungan, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah.

Prioritas utama bagi perusahaan adalah menjalankan semua pekerjaan dengan

aman, tanpa membahayakan orang dan merusak lingkungan.

Untuk mencapai komitmen tersebut, perusahaan akan terus mengamalkan

Sistem Pengelolaan Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (HSEMS) yang telah

terbentuk, yang mencakup tujuan-tujuan utama sebagai berikut :

1. Tanggung jawab manajemen lini, ketaatan, dan peningkatan berkesinambungan.

2. Analisis resiko.

3. Tanggung jawab individu.

4. Pelaporan atau penyelidikan kecelakaan/insiden.

5. Komunikasi dan quality assurance.

6. Pengelolaan lingkungan.

7. Manajemen kontraktor.

8. Sumber daya, keahlian dan pelatihan.

Pada perusahaan terdapat filosofi dan standar kerja yang harus menjadi

pedoman dalam bekerja bagi karyawan perusahaan dan karyawan mitra kerja, yaitu ;

1. Three Safety Golden Rules

a. Rencanakan terlebih dahulu (Think first). Perhitungan resiko dan rencana kerja

yang rinci sebelum pekerjaan dimulai akan membantu memilih PPE yang

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

benar dan memastikan penyelesaian pekerjaan yang aman, tepat waktu dan

hemat.

b. Hentikan setiap saat (Stop immediately). Keputusan untuk menghentikan setiap

pekerjaan yang membahayakan didukung oleh semua manajer.

c. Laporkan segera (Report immediately). Melaporkan semua accident dan

incident/near miss berarti menyelamatkan jiwa, sedang menyembunyikan akan

berakibat hukuman.

2. Delapan Standar Praktek Keselamatan Kerja

a. Izin bekerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan yang melibatkan kegiatan masuk ke ruang

tertutup/terbatas, pekerjaan pada sistem energi, atau gangguan tanah, dimana

kemungkinan terdapat bahaya yang tersembunyi, di kedalaman dua meter atau

pekerjaan panas di lingkungan yang berpotensi eksplosif, harus disertai ijin

terlebih dahulu.

b. Bekerja pada ketinggian

Dalam melakukan pekerjaan pada ketinggian dua meter (6 kaki) pekerjaan

tidak dapat dilaksanakan tanpa memperhatikan persyaratan keselamatan yang

diharuskan, pekerja tidak boleh menciptakan suasana yang membahayakan

orang-orang dibawah karena jatuhnya obyek dan material, jangan membiarkan

perkakas berserakan dan memakai PPE dengan lengkap.

c. Isolasi energi

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Isolasi sistem energi, mekanis, listrik, proses, hidrolik dan lainnya tidak dapat

dilakukan tanpa mengikuti persyaratan keselamatan yang berlaku.

d. Keselamatan kendaraan

Kendaraan dapat dioperasikan dengan syarat telah diinspeksi dan dipastikan

layak pakai, pengemudi yang terlatih, jumlah penumpang sesuai kapasitas,

sabuk pengaman terpasang, dan pengemudi tidak boleh menggunakan HP atau

radio.

e. Perubahan tanah

Pekerjaan yang melibatkan pemotongan tanah oleh manusia, lubang, parit dan

lekukan pada permukaan tanah yang terbentuk karena pembuangan tanah tidak

boleh dilakukan tanpa mengikuti persyaratan keselamatan yang berlaku.

f. Izin masuk ruang tertutup/terbatas

Harus memiliki izin yang berlaku untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan keselamatan yang diharuskan.

g. Operasi pengangkatan

Pengangkatan memakai hoist, crane, atau alat pengangkat mekanis lainnya

tidak dapat dilakukan tanpa persyaratan keselamatan yang berlaku.

h. Manajemen perubahan

Pekerjaan yang timbul karena terjadinya perubahan sementara atau permanen

pada organisasi, karyawan, sistim, proses, prosedur, peralatan, produk,

material, bahan-bahan, dan undang-undang serta peraturan yang berlaku tidak

boleh dilanjutkan kecuali bila manajemen perubahan sudah dibuat.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Tujuan Unit K3

Perusahaan dikenal mempunyai HSE yang bagus dan juga memiliki

kebijakan untuk menjadi ‘tetangga yang baik’ dengan masyarakat sekitar. Hal

tersebut menjadi hal yang sangat kritis dalam meraih bisnis yang sukses dan untuk

dapat meraih misi perusahaan. Hal yang harus dicapai demi tercapainya tujuan

tersebut:

a. Tidak adanya kecelakaan yang terjadi.

b. Tidak ada hal apapun yang berbahaya bagi manusia.

c. Tidak merusak lingkungan.

d. Bergotong royong.

Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan akan menempatkan beberapa

organisasi untuk mendukung HSE Management System, antara lain :

a. Kebijakan HSE yang berupa pernyataan untuk mengidentifikasi sistem.

b. Komitmen dari line management untuk melakukan pelaksanaannya.

4. Susunan Organisasi HSE dan Tanggung Jawabnya

1) President and CEO

Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa semua kegiatan dalam perusahaan

patut mendapat perhatian dalam hal HSE, sebagai pelaksana dari kebijakan

HSE Management System.

2) Badak asset vice president

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dari HSE Management System dan HSE

Work Program untuk semua operasi perusahaan di Kalimantan Timur, serta

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

bertanggung jawab pada Emergency Preparadness dan Crisis Management

dalam perusahaan.

3) All asset vice president

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan HSE Management System dan HSE

Work Program pada masing-masing asset.

4) Vice president HSES and operation integrity

a) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan HSE Management System dalam

semua aktivitas di perusahaan.

b) Bertanggung jawab untuk menjamin Operational Integrity untuk semua

plant dan peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan.

c) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan monitor dan audit yang dilaksanakan

secara regular di HSE perusahaan berdasarkan program yang disetujui oleh

President dan CEO dan HSE Executive Commitee perusahaan.

5) Human resources and services vice president

a) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan HSE Management System dan HSE

Work Program yang diaplikasikan pada Head Office perusahaan yaitu di

Jakarta. Dalam hal ini dia didukung oleh HSE Program Coordinator.

b) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan HSE Management System yang

dilaksanakan pada semua aktivitas di perusahaan, termasuk : Human

Resources, Training, Health Service dan Information System

6) Technical support vice president

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

a) Bertanggung jawab dalam HSE Management System khusus untuk Support

Service dalam hal Engineering dan Technical Support, termasuk

didalamnya adalah pengeboran, konstruksi, dan project engineering.

b) Bertanggung jawab dalam engineering code and standard (VES) pada

perusahaan dalam melaksanakan 14 Engineering and Change Management.

7) Safety manajer

a) Bertanggung jawab dalam Safety Department yang dilengkapi dengan

technical support, dan juga berperan sebagai pimpinan dalam semua

aktivitas safety.

b) Bertanggung jawab dalam pengenalan dan promosi bila ada ide baru dalam

technic design untuk mewujudkan norma safety ditempat kerja.

8) Medical officer chief

Bertanggung jawab dalam Medical dan Occupational Health and Hygiene

Services untuk perusahaan.

9) Field health and medical services manager

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Occupational and Hygiene

pada perusahaan dan juga dalam permasalahan medis dilapangan bagi semua

karyawan.

10) Environmental protection manager

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan Environmental Management System

termasuk mempertahankan pelaksanaan ISO 14001.

11) All employees

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Setiap pekerja diharuskan atau wajib bersikap aktif dalam pelaksanaan HSE

Management System.

5. HSE Management System Basic Structure

HSE Policy Statement

(President and CEO)

Indonesia Legislation

Company & Industry Codes & Standard

HSE Management System HSE Management System Reference

Manual 22 Element-Standards & Procedures

Environmental Management System

Contained in 3 EMS Manual (For ISO 14001 Certification)

Occupational Health & Hygiene Management System

Occupational Health & Hygiene Practice Manual

(Meets Best OH&IH Standards Practice)

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Gambar 4. Struktur organisasi HSE

D. PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Pelayanan kesehatan di VICO Indonesia ini bertujuan untuk memantau

kesehatan tenaga kerjanya agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat sehingga

menghasilkan produktivitas yang tinggi. Pelayanan kesehatan yang diberikan bukan

hanya untuk karyawan saja tapi juga kepada pihak ketiga/kontraktor serta untuk

keluarga karyawan. Pelayanan kesehatan di VICO Indonesia ini tidak terbatas pada

pelayanan umum saja melainkan adanya pelayanan poli jantung, poli gigi dan MCU.

Pelayanan kesehatan untuk rumah sakit rujukan yang ada di kalimantan timur adalah

rumah sakit umum Samarinda dan rumah sakit islam Dirgahayu. Upaya pelayanan

kesehatan untuk pekerja yang dilaksanakan oleh VICO Indonesia adalah melalui

Field Health and Medical Services Departement

Field health and medical services department merupakan departemen yang

menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Adanya

departemen ini bertujuan untuk menurunkan angka mordibitas atau penyakit,

menurunkan angka absentisme, mencegah penyakit akibat kerja dan mengurangi

Claim karena penyakit akibat kerja. Oleh karena itu departemen ini terbagi kedalam

5 bagian atau seksi , antara lain:

1. Promotive and Preventive

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Misi utama dari seksi promotive and rehabilitative adalah mencegah,

menjaga, mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan karyawan

sebanyak mungkin, sehingga dapat meningkatkan tingkat produktivitas.

Usaha untuk mencapai taraf kesehatan karyawan sebaik mungkin dilakukan

antara lain melalui metode pencegahan dan promosi kesehatan (preventif &

promotive), disamping metode-metode yang lain.

Upaya yang dilakukan seksi preventive & promotive antara lain :

a. Kampanye pola hidup sehat

b. Pencegahan penyakit menular

c. Pencegahan penyakit khronis dan degenerasi

d. Pendidikan kesehatan

e. Promosi kesehatan

f. Informasi kesehatan.

Upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, terutama ditujukan

kepada pencegahan penyakit menular dan pencegahan penyakit khronis maupun

degenerative dengan menerapkan beberapa metode. Metode-metode yang

dilaksanakan antara lain :

a. Penangan limbah B3

b. Pest control

c. Penyediaan kotak P3K

d. Senam kebugaran

e. Fitness

f. Inspeksi sanitasi dan Higiene

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

g. Promosi kesehatan, meliputi : pemasangan poster, pendistribusian leaflet,

training, serta ceramah-ceramah tentang kesehatan, dan lain sebagainya.

2. Curative and Rehabilitative

Tujuan seksi ini adalah melakukan tindakan pengobatan (curative) terhadap

penyakit-penyakit dan atau kecelakaan yang timbul, baik terhadap karyawan

maupun keluarganya. Pelayanan-pelayanan yang dilakukan pada bagian curative

and rehabilitatitive adalah :

a. Pelayanan pengobatan umum,

b. Kasus gawat darurat (emergency),

c. Chronic Desease Control (CDC),

d. Case management,

e. Pelayanan kesehatan gigi,

f. Klinik Jantung (tread mill),

g. Pelayanan laboratorium,

h. X – Ray dan audiogram.

3. Occupational Health and Industrial Hygiene

Merupakan bagian penting dari Health program yang tujuannya adalah

mencegah timbulnya penyakit terutama penyakit akibat kerja. Seksi ini melakukan

identifikasi dan monitoring terhadap bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja,

sehingga bahaya-bahaya tersebut tidak menyebabkan terjadinya penyakit akibat

kerja pada seluruh karyawan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Seksi-seksi dari occupational health and industrial hygiene antara lain :

a. Kesehatan kerja (occupational health) :

Bagian ini berfungsi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan

terjadwal untuk mengetahui kondisi kesehatan para karyawan, yaitu dengan

melakukan Medical Check Up.

b. Higiene industri (industrial hygiene)

Bagian ini berfungsi untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang ada di tempat

kerja dan melakukan langkah pengendaliannya.

Hazard : Potensi untuk menjadikan suatu kondisi kearah lebih serius

Risk : Hazard yang menjadi kenyataan

Accident : Risk yang menjadi kenyataan

c. Occupational health hazard

Bagian inni berfungsi untuk mengidentifikasi biological hazard (parasit, ular

kobra, lebah, dan hewan–hewan lain), physical hazard (noise, vibrasi,

illuminasi), chemical hazard (BTX, zat-zat kimia lain), ergonomic hazard

(kesesuaian alat kerja dengan pekerja), dan psychososial hazard. Hazard-

hazard tersebut diupayakan untuk dicegah (Peventif) oleh bagian atau seksi

Occupational Health and Industrial Hygiene agar para pekerja tidak

mengalami penyakit akibat kerja (Occupational Health), misalnya dengan

melakukan kegiatan monitoring terhadap bahaya-bahaya yang ada dan

menentukan langkah pengendaliannya.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

4. Administrasi kesehatan (health administrator)

Merupakan tulang punggung seluruh aktifitas Field Health and Medical

Services, kegiatannya antara lain :

a. Menyusun budget dan revisinya.

b. Menyusun jadwal kerja karyawan field health and medical services

departement.

c. Melakukan pencatatan mengenai data kesakitan, kematian, incident dan

kecelakaan kerja.

d. Membuat laporan kegiatan field health and medical services departement.

e. Menyiapkan dan membuat kontrak.

5. Health Benefit

Bagian ini berfungsi untuk mengatur mekanisme pelaksanaan ketentuan dan

peraturan kesehatan bagi para karyawan, yang dilaksanakan oleh departemen field

health and medical services departement.

Kegiatan atau tugas dari bagian Health Benefit adalah :

a. Mengatur petunjuk pelaksanaan peraturan kesehatan.

b. Menyiapkan kartu pengenal berobat untuk bekerjasama dengan bagian Kuratif

dan Rehabilitatif.

c. Melakukan monitoring dan kontrol terhadap pelaksanaan field health and

medical services departement.

d. Melakukan revisi.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

e. Evaluasi dan meninjau ulang pelaksanaan field health and medical services

departement.

E. Higiene Perusahaan dan Gizi Kerja

Pemantauan hygiene meliputi : pemeriksaan air minum, sanitasi air, sistem

pembuangan air limbah (waste), pemeriksaan fasilitas kantin, pemeriksaan makanan,

penjamah makanan, kebersihan kantin dan kebersihan ruangan kamar camp.

Pemantauan diperlukan sebagai langkah preventive/mencegah terjadinya kejadian

keracunan makanan, penyakit/alergi terhadap makanan tertentu VICO Indonesia

melalui Departemen K3 (HSE Department) telah melakukan inspeksi rutin yang

diadakan setiap 1 bulan sekali.

Penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari di area badak berasal dari

hasil pemompaan air sumur yang kemudian air tersebut telah di olah dengan

teknologi water treatment. Untuk mengontrol kualitas air VICO Indonesia

melakukan pengontrolan setiap bulan oleh team preventif and promotif dengan

memakai standar PerMenKes No. 907 tahun 2002.

VICO Indonesia menyediakan makan selama seluruh pekerja berada di asrama

dan pada waktu istirahat dari makan pagi sampai makan malam disediakan di resst

hall. VICO Indonesia juga menggalakkan program Gerakan Hidup Sehat dengan

berbagai kegiatan seperti :

1. Motivasi hidup sehat terhadap pekerja,

2. Kegiatan contoh hidup sehat,

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Menggalakkan olah raga secara teratur bagi pekerja yaitu menyediakan berbagai

fasilitas olah raga untuk pekerja dari perusahaan,

4. Imbauan untuk tidak merokok,

5. Imbauan untuk makan yang teratur dan seimbang.

Larangan untuk tidak merokok selalu digalakkan baik berupa Imbauan melalui

poster ataupun melalui penyuluhan-penyuluhan.

F. Ergonomi

Untuk menghindarkan Penyakit Akibat Kerja dilakukan penyesuaian mesin-

mesin dan peralatan kerja terhadap tenaga kerja menurut dasar-dasar hukum kerja.

Untuk itu VICO Indonesia memeperhatikan masalah diantaranya:

1. Sikap Kerja

Sikap kerja yang banyak dilakukan oleh karyawan VICO Indonesia adalah

sikap kerja duduk. Karena mesin-mesin produksi dijalankan melalui panel-panel

kontrol. Jadi untuk pekerjaan berdiri atau berjalan hanya dilakukan pada saat

melakukan pengecekan ke lapangan dan juga pada saat melakukan pekerjaan

perbaikan mesin-mesin. Untuk tempat duduk atau kursi kerja dapat dinaik

turunkan sesuai tinggi badan pemakai, sandaran dada sudah disesuaikan,

dilengkapi dengan sandaran tangan serta roda pada kaki kursi, sehingga mudah

untuk berpindah posisi dan menjangkau benda yang letaknya jauh.

2. Tata Letak

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Tata letak diatur sesuai dengan bentuk tubuh pekerja untuk membuat tenaga

kerja bekerja secara nyaman dan ergonomis sehingga terhindar dari Penyakit

Akibat Kerja serta dapat mengurangi kelelahan. Tata letak yang diperhatikan

antara lain:

a. Kontrol panel

Panel yang digunakan untuk mesin produksi, semuanya dibuat dengan

menyesuaikan tinggi badan rata-rata orang Indonesia. Dalam hal pembuatanya

telah diperhitungkan dengan anthropometri orang Indonesia pada umumnya,

sehingga pada saat melakukan pekerjaan tenaga kerja tidak melakukan gerakan

yang berlebih dan upaya-upaya yang tidak perlu.

b. Meja kerja

Untuk meja kerja dibuat rata-rata sesuai tinggi siku tenaga kerja pada saat

duduk dan tempat duduk dapat di atur berdasar tinggi seseorang.

G. Pengelolaan Lingkungan

Sistem pengelolaan lingkungan perusahaan VICO Indonesia sesuai dengan

prosedur lingkungan, yaitu :

1. Rencana dan standar pengelolaan lingkungan,

2. Penyaringan lingkungan,

3. Penilaian lingkungan,

4. Survey rona awal lingkungan,

5. Pengelolaan limbah,

6. Pemantauan lingkungan,

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

7. Inspeksi dan audit lingkungan,

8. Perencanaan dan penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak,

9. Pembersihan, pemulihan dan rehabilitasi lokal,

10. Dokumentasi dan pelaporan lingkungan,

11. Pengelolaan masalah sosial.

Kebijakan Lingkungan Perusahaan terpadu dengan kebijakan HSE, dimana

memiliki komitmen guna melaksanakan semua aktivitas dengan aman serta tanpa

cidera terhadap manusia dan lingkungan dengan membuat dan mempertahankan

Sistim Pengelolaan Lingkungan Perusahaan sesuai dengan International Standard

ISO 14001.

Strategi pengolahan limbah yang efektif diadopsi oleh perusahaan meliputi tiga

komponen kunci yaitu : reduce, reuse, dan recycle.

Jenis limbah yang dihasilkan oleh perusahaan adalah :

1. Limbah domestik,

2. Limbah biomedis,

3. Limbah yang tercemar oleh minyak (sludge dan limbah cair),

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),

5. Material scrap (potongan besi) dan limbah B3 (plastik tebal, karet),

Limbah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas VICO Indonesia di pisahkan

menjadi empat kategori dan pemisahannya berdasarkan warna tempat pembuangan,

antara lain :

1. Limbah organik : hijau

2. Limbah anorganik : kuning

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Limbah metal : merah

4. Limbah B3 : hitam

Limbah yang bersal dari proses kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi ada

di VICO Indonesia sebelum di buang ke lingkungan sekitar terlebih dahulu

dilakukan pengolahan limbah, meliputi ;

1. Prosedur pengolahan limbah

a. Limbah yang terkontaminasi/tercemar oleh minyak, seperti produce water dan

lube oil dikumpulkan dan diproses / diolah di pollution control untuk

dipisahkan dengan air yang tercampur. Sludge yang dihasilkan dari aktifitas

operasi dikumpulkan dalam tangki pengumpul untuk dipisahkan dengan

minyak yang tercampur didalamnya dan oil water di angkut ke pollution

control sedangkan sludge-nya diproses dengan tehnik bioremediasi. Drilling

Cutting dan Contaminated soil diolah dengan menggunakan teknik

Bioremediasi.

b. Material scrap dan limbah non B3, diangkut ke nilam pipe yard untuk Badak,

Nilam, dan Samberah dan ke Gelondrong Junk untuk Mutiara, yang kemudian

dibawa dan diperiksa oleh BP Migas dan dilelang.

c. Limbah B3, dikemas secara tertutup dan diberi label dengan jelas lalu dibawa

ke nilam pipe yard sebagai tempat penyimpanan sementara untuk Badak,

Nilam, Samberah dan Mutiara Central Plant Yard untuk mutiara yang

kemudian dibawa oleh PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri).

d. Limbah biomedis, seperti limbah cair dibawa ke sewage treatment plant.

Limbah padat dikumpulkan dan dikemas kemudian diberi label dan disimpan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

ditempat yang telah ditentukan diklinik Badak yang selanjutnya dikirim ke

Incenerator Bontang setiap 3 minggu.

e. Limbah domestik, seperti limbah cair dialirkan dan dikelola di unit-unit sewage

treatment dan septic tank yang kemudian dialirkan ke lingkungan. Limbah

padat pengelolaannya ditangani oleh operation support departement.

2. Penyimpanan Kemasan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Penyimpanan kemasan limbah bahan berbahaya beracun bertujuan untuk

melindungi para pekerja dan lingkungan disekitar perusahaan dari bahaya akibat

tumpahan atau kebocoran limbah bahan berbahaya beracun (B3). Dengan cara :

a. Penyimpanan kemasan harus dikelompokkan dengan sistem blok, jumlah

disesuaikan dengan jenis dan banyaknya limbah bahan berbahaya beracun (B3)

yang dihasilkan disetiap area / lokasi kerja.

b. Untuk pemeriksaan dan penanganan jika terjadi kebocoran, maka antar blok

harus dibuat jarak minimal 1 meter.

c. Semua kemasan limbah bahan berbahaya beracun (B3) harus tersimpan dalam

penampungan sekunder untuk menghindari kebocoran yang dapat langsung

mencemari lingkungan.

d. Tempat penyimpanan kemasan limbah bahan berbahaya beracun (B3) harus

dilengkapi dengan atap penutup/kanopi, untuk menghindari penyinaran

matahari dan masuknya air hujan secara langsung

e. Setiap Tempat Pembuangan Sampah (TPS) harus dilengkapi dengan eye/hand

wash facilities.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

f. Untuk memudahkan pengontrolan, maka jumlah Tempat Pembuangan Sampah

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) harus sedikit mungkin dan fungsinya

harus dioptimalkan. Penentuan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) harus

dikonsultasikan dengan safety and environmental department.

3. Kebijakan Drum

Kebijakan drum dilakukan untuk mengurangi resiko kesehatan dan

lingkungan yang akan timbul akibat banyaknya pemanfaatan kembali drum-drum

bekas oleh masyarakat sekitar.

Kebijakan drum ada 3, antara lain :

a. Drumless, yaitu menghindari penggunaan banyak drum dengan mengorder

bahan-bahan cair yang dipakai dalam kegiatan perusahaan dengan sistem

tangki yang bisa diisi kembali.

b. Drum reuse, yaitu drum bekas yang dipakai untuk bahan padat atau cair, baik

baru maupun limbah, dalam perusahaan harus diberi label dan yang

bertanggung jawab atas bahan atau limbah tersebut, pastikan drum dalam

kondisi baik dan tidak menimbulkan bahaya kesehatan.

c. Records and documentation, setiap area authorities agar mencatatat pemakaian

maupun pembuangan drum sebagaimana mestinya, dan harus diperbaharui

serta di dokumentasikan.

H. Emergency Response

Keadaan darurat di VICO Indonesia akan terkendali dengan mulainya terdengar

suara sirine yang ada di area VICO Indonesia.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Ketika terjadi keadaan darurat, maka sirine akan berbunyi (sirine terputus-putus

setiap lima detik). Setiap orang harus berkumpul di tempat berkumpul yang telah

ditetapkan dan melapor ke petugas yang ditunjuk untuk menghitung karyawan di

tempat berkumpul. Jika evakuasi diperlukan, perusahaan berhak untuk mengarahkan

dan menggunakan fasilitas dan sumber daya yang ada.

Jika tindakan medis darurat diperlukan, maka perusahaan berhak untuk

mengarahkan dan menggunakan fasilitas dan sumber daya yang tersedia dengan

biaya yang sesuai. Perusahaan dapat menerapkan back charge atau pemotongan

tagihan yang timbul sebagai akibat biaya penanganan.

Klasifikasi sirine tanda keadaan darurat.

1. Keadaan darurat di plant : sirine listrik dan sirine yang berada di stasiun pemadam

kebakaran (badak, saliki, nilam, dan Pamaguan) akan berbunyi terputus-putus

selama sepuluh detik dan jeda lima detik.

2. Evakuasi plant ; sirine listrik dan sirine yang berada di stasiun pemadam

kebakaran akan berbunyi terputus-putus selama tiga puluh detik dan jeda lima

detik.

3. Keadaan darurat besar di luar plant ; sirine listrik dan sirine yang berlokasi di

stasiun pemadam kebakaran (sumur, kampung) akan berbunyi terputus-putus

selama lima detik dan jeda lima detik.

4. Keadaan darurat selesai (all clear) ; sirine listrik dan sirine yang berlokasi di

stasiun pemadam kebakaran akan berbunyi tanpa henti selama lima belas detik.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Potensi Bahaya

VICO Indonesia telah melakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang

diakibatkan oleh potensi bahaya yang ada ditempat kerja. Seperti : kebakaran,

peledakan, kebocoran bahan kimia serta kondisi dan tindakan yang tidak aman

dengan menyediakan alat pemadam kebakaran, pengamanan tempat - tempat

penyimpanan bahan kimia mudah terbakar dan meledak, pengamanan pada mesin,

dan pengamanan pada tenaga kerja dengan menyediakan alat pelindung diri sesuai

dengan potensi bahaya yang dihadapi. Hal ini telah sesuai dengan Undang - Undang

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 yang mengatur tentang syarat -

syarat keselamatan kerja dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya

kebakaran dan peledakan.

VICO Indonesia juga telah membentuk tim pemadam dan penanggulangan

kebakaran, yang melibatkan dari berbagai unsur, baik karyawan shift maupun non

shift. Tim ini telah melakukan pelatihan secara terprogram, berkesinambungan dan

bertahap yang terkoordinasi dari bagian Safety. Setiap shift ada tim yang selalu siap

selama 24 jam. Hal ini telah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

186/MEN/1996 tentang Penanganan Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, yang

menyebutkan bahwa harus diadakan penjagaan terus menerus selama 24 jam

termasuk hari libur, sehingga apabila terjadi kebakaran dapat segera diatasi.

Selain itu juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan peralatan seperti : Alat

Pemadam Api Ringan (APAR) yang terpasang tiap jarak 15 meter di area produksi,

hidrant pada tempat-tempat tertentu yang memiliki resiko kebakaran seperti tempat -

tempat penyimpanan bahan baku, bahan kimia dan control room. Hal ini sesuai

dengan Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan.

Terhadap potensi bahaya lain yaitu kondisi yang tidak aman dan tindakan yang

tidak aman. Dalam mengantisipasi kondisi berbahaya perusahaan telah melakukan

inspeksi secara rutin yang dilakukan oleh Safety Inspector. Inspeksi dilaksanakan

dengan menggunakan Check List dan hasil inspeksi dibawa dalam rapat manajemen

untuk dilakukan tindakan perbaikan. Kemudian dilakukan evaluasi atas tindakan

perbaikan tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

B. Faktor Bahaya

1. Faktor Fisik

a. Kebisingan

Laporan hasil pengukuran kebisingan yang terdapat pada lampiran 9

menunjukkan adanya beberapa hasil pengukuran yang melebihi nilai ambang

batas kebisingan di tempat kerja yaitu berdasarkan Kepmenaker No. 51/MEN

/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja, NAB kebisingan

yang diperkenankan untuk waktu pemaparan kebisingan selama 8 jam sehari atau

40 jam seminggu adalah 85 dBA.

Sebagai upaya preventif tentang bahaya kebisingan yang melebihi NAB,

topik kebisingan sering dibawakan dalam safety meeting dengan karyawan. Selain

itu juga ada pemberian tanda/rambu zona PPE yang memuat kewajiban untuk

memakai pelindung telinga di tempat kerja. Untuk tindakan pengendalian pada

tenaga kerja yang terpapar kebisingan adalah dengan penyediaan alat pelindung

diri yang salah satu contohnya adalah Ear plug telah sesuai dengan UU No 1

tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada BAB X, Kewajiban

pengurus pasal 14 ayat c yang bunyinya ”menyediakan secara cuma-cuma, semua

alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah

pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat

kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut

petujuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.”

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

VICO Indonesia melakukan pemantauan kebisingan di tempat kerja

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 51/MEN/1999 tentang

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja dan berdasar pada TLV

ACGIH tahun 2007 di dalamnya disebutkan bahwa NAB untuk kebisingan adalah

85 dB (A) untuk pekerjaan yang tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam

seminggu dimana tenaga kerja tidak mengalami gangguan pendengaran atau

penyakit akibat kerja (VICO Indonesia, 2005).

Dari hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan pada tanggal 3

April 2008 sampai tanggal 15 Agustus 2008. Dapat diketahui bahwa ruangan

yang intensitas kebisingannya tidak melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) untuk

kerja 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah di bagian generator DZ – 51279

mutiara 7 boster, control room sambera 13, dan di air instrument and power

generator back up C – 6200 c.

Untuk mengurangi pemaparan kebisingan pada tenaga kerja, perusahaan

telah melakukan rekomendasi herarki pengendalian serta menyediakan alat

pelindung diri berupa ear muff dan ear plug secara cuma - cuma kepada pekerja di

unit - unit yang intensitas kebisingannya telah melebihi Nilai Ambang Batas

(NAB). Hal ini telah sesuai dengan Ketentuan Undang - Undang No. 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan kerja.

b. Penerangan

Berdasarkan P.M.P. No. 7 tahun 1964 tentang Syarat – syarat Kesehatan,

Kebersihan, serta Penerangan di Tempat Kerja, maka pada pasal 14 disebutkan

bahwa penerangan di tempat kerja harus memenuhi stadard sebagai berikut :

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

a) Kadar penerangan di ukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang baik setinggi

tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum (+ 1

meter).

b) Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 Lux (0,5 ft

candles)

c) Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan perusahaan harus

paling sedikit mempunyai kekuatan 20 lux (2 ft candles).

d) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan

barang kasar seperti :

1) Mengerjakan bahan-bahan yang kasar.

2) Mengerjakan arang atau batu.

3) Menyisihkan barang-barang yang besar.

4) Mengerjakan bahan tanah atau batu.

5) Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai.

6) Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar harus

paling sedikit mempunyai kekuatan 50 lux (5 ft candles)

e) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang membedakan barang-

barang kecil secara sepintas lalu seperti :

1) Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai

(semifinished).

2) Pemasangan yang kasar.

3) Penggilingan padi.

4) Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

5) Mengerjakan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira setingkat dengan

point 4).

6) Kamar mesin dan uap.

7) Alat pengangkut orang dan barang.

8) Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal.

9) Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil.

10) Kakus, tempat mandi dan tempat kencing harus paling sedikit memiliki

kekuatan 100 lux (10 ft candles).

f) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-barang

kecil yang agak teliti seperti :

1) Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar).

2) Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.

3) Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang.

4) Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda.

5) Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng.

6) Pembungkusan daging.

7) Mengerjakan kayu.

8) Melapis perabot harus paling sedikit mempunyai kekuatan 200 lux (20 ft

candles)

g) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan pembedaan yang teliti dari pada

barang-barang kecil dan seperti :

1) Pekerjaan mesin yang teliti.

2) Pemeriksaan yang teliti.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3) Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.

4) Pembuatan tepung.

5) Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol berwarna

muda.

6) Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip

dan seleksi surat-surat harus paling sedikit mempunyai kekuatan 300 lux (30

ft candles).

Rungan-ruangan perkantoran, Workshop, Warehouse, dan ruangan-ruangan

pendukung lainnya pada siang hari menggunakan penerangan buatan berupa

lampu listrik selain penerangan dari alam berupa pencahayaan alami dari matahari

(Daily Light). Berdasarkan hasil pengukuran yang terdapat pada lampiran 10

menunjukkan adanya penerangan yang sudah sesuai dengan standar dan ada yang

belum sesuai dengan standar.

Penerangan darurat berdasarkan PMP No. 7 tahun 1964 adalah minimal 5

lux. Dalam hal ini VICO Indonesia hanya menempatkan lampu darurat pada

kantor (office) saja. Sedangkan pada barack-barack lain seperti camp dan kantin

masih belum tersedia.

Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan perusahaan

berdasarkan PMP No. 7 tahun 1964 adalah minimal 20 lux. Dalam hal ini semua

halaman dan jalan-jalan serta lorong sekitar lingkungan perusahaan sudah

memenuhi standar yang ada, hanya ada beberapa tempat saja yang lampunya

harus diganti.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang

Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja untuk

pekerja kantor adalah 300 lux.

Untuk penerangan di toilet dan kitchen office berdasarkan PMP No. 7 tahun

1964 adalah 100 lux. Sedangkan dari hasil pengukuran masih banyak yang kurang

memenuhi standar tersebut.

Untuk penerangan di warehouse berdasarkan PMP No.7 tahun 1964

menyebutkan bahwa untuk tempat penyimpanan barang-barang sedang atau kecil

adalah minimal 100 lux dan untuk pekerjaan mesin serta bubut kasar (tempat

spare part yang kecil-kecil) adalah minimal 200 lux serta untuk office di

warehouse minimal 300 lux. Sedangkan dari hasil pengukuran masih banyak yang

tidak sesuai dengan standar tersebut, sehingga perlu adanya penambahan lampu

dan mengganti lampu yang sudah rusak atau redup.

Penerangan di workshop berdasarkan PMP No. 7 tahun 1964 menyebutkan

bahwa pekerjaan mesin dan pemeriksaan yang teliti adalah minimal 300 lux. Dari

hasil pengukuran yang kami lakukan hal tersebut sudah banyak yang terpenuhi,

hanya ada satu tempat genset yang tidak ada penerangannya. Pada hal pada area

tersebut sangat memerlukan penerangan, dimana untuk melakukan pengecakan

pada genset. Berdasarkan PMP No. 7 tahun 1964 menyebutkan bahwa untuk

penerangan pada kamar mesin dan uap adalah 100 lux.

Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal (LUX)

Keterangan

Pekerjaan kasar dan 100 Ruang penyimpanan dan ruang

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

tidak terus menerus peralatan / instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruangan administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan/ penyusun

Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemprosesan tekstil, pekerjaan mesin halus dan perakitan halus

Pekerjaan amat halus 1500 Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci 3000 Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

Tabel 2. Tabel intensitas cahaya di ruang kerja berdasar Kepmenkes : 1405/MENKES/SK/XI/02.

c. Iklim kerja

Di VICO Indonesia secara umum kondisi iklim kerja telah baik karena

menurut pemantauan saya disini sudah ada ventilasi yang cukup dan dipasang Air

Conditioner (AC) pada masing-masing ruangan kantor sehingga suhu ruangan

dapat diatur untuk kenyamanan. Hal itu saya kemukakan berdasarkan pemantauan

saja karena kami tidak melakukan pengukuran dengan alat yang pasti. Dimana

untuk suhu yang ideal atau nikmat untuk orang Indonesia adalah 24-26 0C

(Suma’mur, 1996).

d. Vibrasi

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Getaran mekanis/Vibrasi di area kerja VICO Indonesia timbul oleh karena

mesin - mesin yang beroperasi di unit - unit kerja. Efek yang dapat ditimbulkan

dari getaran mekanis antara lain gangguan kenikmatan kerja, timbulnya kelelahan

dan bahaya terhadap kesehatan. Nilai Ambang batas getaran alat kerja yang

kontak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja menurut keputusan menteri

tenaga kerja No. 51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat

kerja yaitu 4 m/dt2 untuk pemaparan 4 – 8 jam perhari kerja. Usaha yang telah

dilakukan perusahaan untuk meredam getaran pada mesin - mesin yaitu dengan

memberikan bantalan peredam pada bagian bawah mesin yang berhubungan

dengan lantai untuk mencegah perambatan getaran melalui lantai. Karena tenaga

kerja umumnya bekerja berhubungan langsung dengan lantai (berdiri), mereka

hanya mencatat data - data ketika mesin beroperasi. Kegiatan tenaga kerja di

sekitar mesin kurang dari 4 jam/hari dan selebihnya di ruang operator, sehingga

getaran tersebut masih di bawah Nilai Ambang Batas yang ditetapkan yaitu 6

m/dt2 untuk waktu 2 - 4 jam/hari.

2. Faktor Bahaya Kimia

Bahan - bahan kimia berbahaya yang ada di area kerja VICO Indonesia

antara lain, benzene, toluene, xylene (BTX) yang berasal dari proses pengeboran,

produksi dan pengolahan limbah, berdasarkan pemantauan saya bahwa bahan –

bahan kimia berbahaya tersebut sudah berada di tempat tersendiri dengan ditandai

adanya label bahaya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.

187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

pasal 3 disebutkan bahwa pengendalian bahan kimia berbahaya adalah dengan

penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label serta

penunjukan Petugas dan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kimia (HSE

VICO Indonesi, 2008). Di VICO Indonesia, telah dibuat Lembar Data

Keselamatan Bahan dan dipasang label untuk semua produk bahan kimia.

Perusahaan juga melakukan pengendalian dengan menyediakan safety shower

untuk tindakan darurat bila terkena tumpahan zat kimia dan penyediaan alat

pelindung diri untuk tenaga kerja.

C. Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan lingkungan di VICO Indonesia telah dilaksanakan berdasarkan

Kep.men.KLH No. KEP-02/MEN/KLH/I/1988, tentang Pedoman Penetapan Baku

Mutu Lingkungan dan PP RI Nomor 188 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun. Serta KepmenLH No.09 Tahun 1997 perubahan

KepmenLH No.42/MENLH/10/96 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi (Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya

Mineral, 2004).

Limbah-limbah yang ada di VICO Indonesia antara lain :

a. Olie Bekas Unit

b. Potongan-potongan logam dari proses service dan maintenance di Workshop

c. Sampah non logam dari kegiatan Workshop (Plastik, karet, ban bekas, baterai,

kaleng bekas).

VICO Indonesia dalam pengolahan limbah baik olie bekas, potongan logam

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

dan sampah non logam dari kegiatan workshop selalu memperhatikan kelestarian

lingkungan. Limbah-limbah di tampung di dalam tempat penampungan yang

kemudian diambil untuk dikirim dan diolah. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan limbah

Bahan berbahaya dan beracun.

D. Sistem Manajemen K3

Sesuai dengan undang-undang N0. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk menciptakan keselamatan kerja

ditempat kerja maka di VICO Indonesia telah terbentuk sistem manajemen yang

menangani K3 di VICO Indonesia adalah HSES (Health, Safety, Environment, and

Security), yang berada dibawah pimpinan Vice President of HSES and Operation

Integrity. HSES sendiri telah terbagi secara specifik dan berada dibawah pimpinan

manager pada masing-masing bidangnya.

Sistem Manajemen HSE VICO Indonesia dibuat guna menyampaikan resiko

yang terkait dengan operasi perusahaan yang mencakup rentangan yang luas dalam

aktivitas eksplorasi dan eksploitasi yang berpotensi menimbulkan resiko tinggi.

Sistem manajemen K3 ini berisi 22 elemen utama yang terdiri dari 20 elemen ISRS

(International Safety Rating System) dengan 2 elemen tambahan dari perusahaan

yaitu manajemen resiko dan manajemen lingkungan.

VICO Indonesia juga memiliki Sistem Keselamatan Kerja yang telah

diterapkan, yang disebut dengan Delapan Standar Praktek Keselamatan Kerja VICO

Indonesia, yaitu:

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

1. Izin bekerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan yang melibatkan kegiatan masuk ke ruang

tertutup/terbatas, pekerjaan pada sistem energi, atau gangguan tanah dimana

kemungkinan terdapat bahaya yang tersembunyi, dikedalaman dua meter atau

pekerjaan panas di lingkungan yang berpotensi eksplosif, harus disertai izin

terlebih dahulu.

2. Bekerja pada ketinggian

Dalam melakukan pekerjaan pada ketinggian dua meter (6 kaki) pekerjaan tidak

dapat dilaksanakan tanpa memperhatikan persyaratan keselamatan yang

diharuskan, pekerja tidak boleh menciptakan suasana yang membahayakan orang-

orang dibawah karena jatuhnya obyek dan material, jangan membiarkan perkakas

berserakan dan memakai PPE dengan lengkap.

3. Isolasi energi

Isolasi sistem energi, mekanis, listrik, proses, hidrolik dan lainnya tidak dapat

dilakukan tanpa mengikuti persyaratan keselamatan yang berlaku.

4. Keselamatan kendaraan

Kendaraan dapat dioperasikan dengan syarat telah diinspeksi dan dipastikan layak

pakai, pengemudi yang terlatih, jumlah penumpang sesuai kapasitas, sabuk

pengaman terpasang, dan pengemudi tidak boleh menggunakan HP atau radio.

5. Perubahan tanah

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Pekerjaan yang melibatkan pemotongan tanah oleh manusia, lubang, parit dan

lekukan pada permukaan tanah yang terbentuk karena pembuangan tanah tidak

boleh dilakukan tanpa mengikuti persyaratan keselamatan yang berlaku

6. Ijin masuk ruang tertutup/terbatas

Harus memiliki ijin yang berlaku untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan keselamatan yang diharuskan

7. Operasi pengangkatan

Pengangkatan memakai hoist, crane, atau alat pengangkat mekanis lainnya tidak

dapat dilakukan tanpa persyaratan keselamatan yang berlaku

8. Manajemen perubahan

Pekerjaan yang timbul karena terjadinya perubahan sementara atau permanen

pada organisasi, karyawan, sistim, proses, prosedur, peralatan, produk, material,

bahan-bahan, dan undang-undang serta peraturan yang berlaku tidak boleh

dilanjutkan kecuali bila manajemen perubahan sudah dibuat.

Pada masing-masing HSES perusahaan memiliki representative pada masing-

masing area perusahaan, yang bertanggung jawab pada masing-masing areanya, dan

juga membuat laporan tentang tahapan kerja dan bahaya yang dapat menimpa

pekerja sekaligus usaha untuk menanggulangi risiko dan harus malaksanakan

program HSES yang ada, laporan akan diserahkan pada masing-masing bagian dari

HSES.

Dengan telah diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di VICO Indonesia berarti telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

No. 05/MEN/1996 Bab III pasal 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Kesehatan Kerja (SMK3) bahwa, ”Setiap tempat kerja yang mempekerjakan tenaga

kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang

ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatakan

kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja

wajib menerapkan Sistem Manajemen K3”.

E. Higiene Perusahaan dan Gizi Kerja

Sedangkan mengenai gizi kerja di VICO Indonesia telah bekerja sama dengan

sub kontraktor PT. Rianisa yang bertanggung jawab terhadap penyajian makanan

terhadap pekerja VICO Indonesia. Gizi kerja bagi pekerja berbeda menurut jenis

pekerjaannya (Suma’mur, 1996). permasalahan yang dialami adalah kurangnya

kontrol kalori terhadap karyawan yang mengkonsumsi makanan dari luar camp.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi tenaga kerjanya VICO Indonesia telah

menyediakan kantin perusahaan dengan ruangan yang cukup luas, bersih dengan

penerangan serta ventilasi yang cukup. Dengan penyediaan kantin, ini telah sesuai

dengan Surat Edaran Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. SE 01/MEN/1979

tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan yang menyebutkan bahwa

semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya

menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur P.K., 1996).

Untuk peralatan makanan telah dilakukan sistem sterilisasi sebagai upaya

untuk membunuh kuman penyakit yaitu peralatan makan yang telah dicuci kemudian

direbus dengan air panas. Dalam penyusunan menu sudah dipertimbangkan nilai gizi

dan kalorinya dengan persetujuan ahli gizi sehingga diharapkan telah memenuhi

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

unsur - unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh. Menu juga dibuat bervariasi setiap

harinya untuk menghindari kebosanan dari tenaga kerja.

F. Pelayanan Kesehatan Kerja

Karyawan dan keluarga VICO Indonesia diberi kebebasan untuk

memeriksakan diri ke poliklinik tanpa dipungut biaya. Penyakit yang sering terjadi

adalah penyakit – penyakit ringan seperti flu, batuk, panas dan sebagainya. Tenaga

kesehatan terdiri dari dokter perusahaan, perawat, petugas laboratorium, farmasi dan

ahli kesehatan Kerja. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. Per 01/MEN/1979 pasal 1 tentang Kewajiban Latihan Higene

Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan

yang menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga paramedis

diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga kerja tersebut untuk mendapat latihan

dalam bidang Higene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, hal ini sesuai

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/MEN/1976

tentang Kewajiban Latihan Higene Perusahaan Kesehatan Bagi Dokter Perusahaan

(Suma’mur P.K., 1996).

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan awal, ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerja pasal 1 yang berbunyi “Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan

pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima

melakukan pekerjaan”.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

2. Pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan satu tahun sekali (general check

up), ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per

02/MEN/1980 pasal 1 (b) yang menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan

berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu - waktu tertentu terhadap

tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.

3. Pemeriksaan kesehatan khusus yang dilakukan bila ada keluhan - keluhan dari

tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980 pasal 1 (c) yang menyebutkan bahwa

pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh

dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

Perusahaan juga telah mengikutsertakan semua tenaga kerjanya dalam

program Jamsostek. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang - Undang No. 03

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Depnaker RI. 2001).

Seperti yang disebutkan dalam pasal 3 (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. Per 03/MEN/1982 bahwa setiap tenaga kerja berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan kerja. Ayat (2) disebutkan bahwa pengurus wajib

memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Tujuan pelayanan kesehatan kerja berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

03/MEN/1982 pasal 1 yaitu :

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik

maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.

2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari

pekerjaan atau lingkungan kerja.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik

tenaga kerja.

4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang

menderita sakit.

Mengingat hal tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga

kerjanya, VICO Indonesia telah menyediakan sebuah poliklinik yang dilengkapi

dengan peralatan medis dan obat - obatan yang memadai untuk pertolongan dan

pengobatan tingkat pertama. Untuk kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K) disediakan setiap tempat yang ada kegiatan dari pekerja. Poliklinik

memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja dan bila pihak

poliklinik tidak dapat menangani maka pasien dibawa ke rumah sakit rujukan dengan

menggunakan mobil perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam pasal

3 (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/MEN/1982

bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja.

G. Ergonomi

Secara umum penerapan prinsip-prinsip ergonomi dalam pelaksanaan

pekerjaan di VICO Indonesia telah dilaksanakan meskipun belum optimal. Jam kerja

bagi pekerja 5 : 2 yaitu 8 jam kerja per hari dan libur 2 hari dengan istirahat 1 1/2

jam istirahat dan bagi pekerja 2 : 2 yaitu bekerja selama 2 minggu dan libur 2

minggu dengan istirahat 1 ½ jam perhari, ini telah sesuai dengan Undang – Undang

No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat (1). Dengan adanya shift kerja yang teratur dan

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

terpogram dengan baik diharapkan tenaga kerja dapat terhindar dari rasa bosan dan

kejenuhan.

Perusahaan juga telah menyediakan alat angkat - angkut (Forklift, Troli, dan

lain-lainnya) di unit - unit kerja tertentu untuk mengurangi beban kerja dalam

mengangkat angkut barang, material dan memberi kemudahan pada tenaga kerja

dalam bekerja. Seluruh proses produksi di VICO Indonesia telah menggunakan

sistem pengendali yang ada di control room. Sistem yang digunakan adalah sistem

komputerisasi sehingga lebih memudahkan pekerja dalam menangani pekerjaannya.

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 huruf

(m) menyatakan bahwa salah syarat keselamatan kerja adalah memperoleh

keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan dan proses kerjanya.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu diperhatikan masalah ergonomi yang meliputi

jenis pekerjaan, jumlah jam kerja atau shift kerja, kesesuaian alat atau mesin dengan

tenaga kerja.

H. Emergency Response

Sesuai dengan Permenaker No. Per. 05/MEN/1996 mengenai Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sub (c) butir kedua mengenai

prosedur menghadapi keadaan darurat dan rencana pemulihan keadaan darurat yang

dapat mengancam keselamatan pekerja dan penyediaan sarana yang dibutuhkan

(Tarwaka, 2008). Tim K3 juga mempersiapkan personil yang diberikan tugas untuk

melakukan operasi penyelamatan dalam menghadapi keadaan darurat, menjamin

bahwa personil tersebut mendapatkan latihan yang cukup sehingga mampu

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

melaksanakan tugas dengan baik. Selain itu dibuat prosedur rencana pemulihan

keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal dan

membantu pemulihan tenaga kerja. Semua hal tersebut diatas juga telah dilaksanakan

oleh VICO Indonesia.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan observasi, interviu, pendataan, dan pembahasan terhadap

faktor yang ada di dalam aspek – aspek kesehatan dan keselamatan kerja, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Potensi bahaya yang ada di VICO Indonesia antara lain : bahaya peledakan,

kebakaran, kebocoran bahan kimia dan bahaya dari pengoperasian mesin serta

lingkungan kerja.

2. Faktor bahaya yang ada di VICO Indonesia antara lain : kebisingan, pencahayaan,

bahan kimia berbahaya dan faktor bahaya biologi. Untuk faktor – faktor bahaya

yang lain misal : iklim kerja, Vibrasi, dan pencahayaan masih dalam tahap yang

tidak menghawatirkan karena berada di bawah nilai ambang batas, sehingga tidak

memberi pengaruh yang berarti bagi tenaga kerja, tetapi pemantauan untuk faktor

bahaya tetap terus dilaksanakan guna meningkatkan kesehatan dan mencegah

terjadinya kecelakaan kerja.

3. VICO Indonesia telah menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan

kerja dengan baik, yang menggunakan sistem HSE (Health, Safety, Environment).

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

Sistem ini berisi 22 elemen utama yang terdiri dari 20 elemen ISRS (International

Safety Rating System) dengan 2 Elemen tambahan dari perusahaan yaitu

manajemen resiko dan manajemen lingkungan.

4. VICO Indonesia telah menyediakan poliklinik dan unit gawat darurat yang

dilengkapi peralatan medis dan obat – obatan. Tenaga paramedis telah

mendapatkan pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja. Perusahaan juga telah

melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan program Jamsostek.

5. VICO Indonesia telah menyediakan kantin dengan menu makanan yang memiliki

gizi berimbang yang dibutuhkan oleh tenaga kerja.

6. VICO Indonesia menerapkan waktu kerja 5 : 2 yaitu 5 hari kerja dan libur 2 hari

selama 1 minggu, dan waktu kerja 2 : 2 yaitu kerja selama 2 minggu selama 1

bulan dan libur selama 2 minggu dengan istirahat setiap hari 1 ½ jam.

7. VICO Indonesia telah mengelola limbah-limbah industrinya sehingga lingkungan

sekitar tetap sehat dan aman dari bahan berbahaya dan beracun.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut, penulis

menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja perlu lebih ditingkatkan agar

seluruh pekerja sadar akan keselamatan diri sendiri dan kesehatan dengan melalui

safety metting.

2. Pengawasan terhadap kedisiplinan tenaga kerja dalam hal pemakaian alat pelindung

diri dan prosedur kerja lebih diperketatkan lagi.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang/Magang... · Melalui Praktek Kerja Lapangan ... yang timbul pada proses produksi maupun lingkungan kerja di VICO ... permohonan dan proposal magang

3. Tempat cuci tangan sebelum makan yang berada di dekat ruang makan sebaiknya

diperbanyak agar seluruh pekerja dapat cuci tangan sebelum makan.

4. Sosialisasi kebersihan tempat kerja dan asrama/camp sebaiknya selalu di

tingkatkan, karena di asrama masih ada yang memelihara kucing.

5. Dalam hal pelayanan kesehatan kerja, hendaknya pemantauan isi kotak Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang disediakan ditiap-tiap unit kerja dilakukan

secara teratur agar obat atau peralatan yang sudah tidak berfungsi dan sudah

kadaluwarsa dapat segera di ganti.

6. Pelatihan P3K kepada seluruh karyawan agar lebih ditingkatkan lagi supaya

pertolongan pertama dapat segera dilakukan oleh pekerja apabila terjadi

kecelakaan.

7. Peningkatan pelatihan pemadaman kebakaran kepada seluruh karyawan, sehingga

seluruh karyawan dapat sigap bila terjadi kebakaran.