bab i pendahuluan a. latar belakang...

70
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergolakkan politik dunia semakin memanas, Amerika Serikat dengan para sekutunya terus menerus melakukan propaganda palsu dan rekayasa untuk mempertahankan superioritasnya di dunia, tuduhan, fitnah, dan ancaman secara sepihak ditujukan ke negara-negara yang berseberangan dengan kebijakan politiknya. Beberapa negara bahkan menempati urutan pertama dalam daftar negara yang harus dikucilkan. Para pemimpinnya menjadi target utama operasi A.S. mereka dituduh sebagai poros kejahatan, anti HAM, pendukung teroris dan diktator. Apatahlagi setelah runtuhnya Uni Soviet, A.S. semakin kehilangan daya nalar sehatnya. Hasrat politik hegenominya untuk menguasai dunia dengan menggunakan kekuatan militer telah mendapatkan kecaman dan kutukan masyarakat internasional. Para aktivis HAM telah memberikan gelar kepadanya sebagai “Champion of Humandistraction” dalam mengubah tatanan dunia baru menjadi new word disorder. Kebijakannya yang otoriter dan mengundang pro dan kontra di dalam maupun luar negeri, terlihat pada Invasinya terhadap Irak. Dengan menggunakan alasannya untuk mencari dan menghancuran senjata pemusnah masal. Sedangkan tujuannya tak lain hanyalah sekedar ingin mempertontonkan superioritasnya kepada dunia, bahwa ia adalah makhluk predator abad modern. Dari sanalah Ia

Upload: phungnga

Post on 18-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergolakkan politik dunia semakin memanas, Amerika Serikat dengan

para sekutunya terus menerus melakukan propaganda palsu dan rekayasa untuk

mempertahankan superioritasnya di dunia, tuduhan, fitnah, dan ancaman secara

sepihak ditujukan ke negara-negara yang berseberangan dengan kebijakan

politiknya. Beberapa negara bahkan menempati urutan pertama dalam daftar

negara yang harus dikucilkan. Para pemimpinnya menjadi target utama operasi

A.S. mereka dituduh sebagai poros kejahatan, anti HAM, pendukung teroris dan

diktator.

Apatahlagi setelah runtuhnya Uni Soviet, A.S. semakin kehilangan daya

nalar sehatnya. Hasrat politik hegenominya untuk menguasai dunia dengan

menggunakan kekuatan militer telah mendapatkan kecaman dan kutukan

masyarakat internasional. Para aktivis HAM telah memberikan gelar kepadanya

sebagai “Champion of Humandistraction” dalam mengubah tatanan dunia baru

menjadi new word disorder.

Kebijakannya yang otoriter dan mengundang pro dan kontra di dalam

maupun luar negeri, terlihat pada Invasinya terhadap Irak. Dengan menggunakan

alasannya untuk mencari dan menghancuran senjata pemusnah masal. Sedangkan

tujuannya tak lain hanyalah sekedar ingin mempertontonkan superioritasnya

kepada dunia, bahwa ia adalah makhluk predator abad modern. Dari sanalah Ia

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

2

sangat membutuhkan bahan bakar yang cukup, terutama kebutuhan akan minyak

agar dapat menggerakan kekuatannya, dengan memiliki kekuatan lebih maka

terciptalah hukum rimba yang dijadikannya sebagai kebijakan utamanya.

Pemimpin sebuah negara akan tetap menjadi sekutunya selama masih

berkiblat ke Gedung Putih. Saddam Husein merupakan sekutu terpenting dalam

perang Irak-Iran, berubah menjadi musuhnya setelah ia menolak untuk didikte.

Kasus yang sama menimpa pemimpin Revolusi Libya, Muammar Qaddafi dan

Presiden Panama.

Terlihat dengan Revolusi Al-Fatih September 1969 yang dipimpin

Muammar Qaddafi yang merupakan sumber pemicu utama kemarahan A.S.

setelah tumbangnya rezim Raja Idris Sanusi yang merupakan boneka Amerika

sejak kemerdekaan Libya, dari sinilah ia merasakan kehilangan sekutunya di

Afrika Utara. Karena dengan memiliki Minyak mentah dan juga merupakan salah

satu negara penghasil minyak terbesar, Amerika tak lagi mendapatkan asupan

minyak dari Libya. Selain itu dengan berani Qaddafi mengeluarkan kebijaknnya

yaitu dengan menutup pangkalan-pangkalan militer Amerika, Inggris, dan Italia

dan membangun Libya baru dengan kemampuannya sendiri.

Dengan semua itu Qaddafi menjadi momok yang menakutkan dan trouble

maker bagi A.S dan sekutunya. Ia mulai dikucilkan oleh masyarakat internasional

akibat propaganda palsu AS sebagai pemimpin negara berkembang dengan SDM

yang rendah, Libya tak mampu melakukan conter attack. Ia betul-betul menjadi

victim/mangsa trial by press. Nama Qaddafi dengan Libyanya sangat identik

dengan teroris dan pendukung gerakan separatis di negara berkembang.sampai-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

3

sampai sekutu AS di Liga Arab pun menjaga jarak dengan Qaddafi agar bisa

mempertahankan kursi kepemimpinan mereka.

Kolonel Muammar Qaddafi yang merupakan pemimpin rakyat Libya pada

revolusi September 1969 dan juga pengarang Teori Dunia Ketiga, memang figur

paling kontroversial di zaman modern. Bagi dunia Barat, terutama bagi media

massanya, Qaddafi adalah penjahat pengganggu perdamaian, gembong teroris dan

sekutu dekat komunis Rusia. sedangkan bagi para penguasa Arab konservatif,

Qaddafi adalah ‘si Libya gila’1 dan seorang komunis yang ateis. Namun ada yang

berbeda pada jutaan rakyat tertindas di Asia, Afrika dan Amerika Latin, mereka

malah beranggapan Qaddafi adalah seorang pahlawan, pemimpin dalam

perjuangan revolusi melawan imperialisme, eksploitasi dan rasisme. Singkatnya,

Qaddafi adalah sosok yang dicintai sekaligus dibenci, dipuji dan dicaci, dan yang

paling penting, seorang politisi dengan gaya yang meledak-ledak yang menolak

untuk bermain dalam peraturan-peraturan diplomasi internasional biasa.

Kepribadian dan penampilan intelektual Muammar Qaddafi terbentuk di

gurun, dimana kecermatan dan kesederhanaan kehidupan daerah ini menjadi

kerangka dasar yang melahirkan dan mengembangkan Qaddafi. Jadi,

ketegasannya dalam menggunakan pendekatan sederhana serta langsung terhadap

Islam sebagai sebuah keyakinan agama dan sistem nilai adalah bagian menyeluruh

dari karakternya sebagai orang gurun. Di sisi lain, karakter ini pula yang menjadi

titik celaan Qaddafi oleh para pemimpin relijius dan pergerakan muslim

tradisional, serta menjadi senjata ampuh bagi lawan-lawannya diantara para

1 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 9.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

4

propaganda mereka baik di Timur maupun di Barat. Sementara itu, dimensi

keagamaan dari pemikiran Qaddafi pantas menerima perhatian yang cukup karena

dimensi ini memberikan dasar serta kerangka ideologi dan kehidupan Qaddafi dan

kehidupan publiknya dalam segala bidang.

Libya sendiri merupakan negara di pusat bagian utara Afrika. Di sebelah

utara dibatasi oleh laut, di timur oleh Mesir dan Sudan, di selatan Chad dan

Nigeria, sedang dibagian barat oleh Aljazair dan Tunisia. Oleh karena lokasinya

yang strategis, Libya di masa lalu selalu menjadi sasaran para penakluk. Bangsa-

bangsa yang pernah menduduki sepanjang pantai laut tengah di antaranya :

Polinesia, Yunani, Romawi, dan Italia. Italia adalah penyerbu terakhir yang

datang pada tahun 1911.2

Gerakan perlawanan dalam menghadapi ekspansi Barat (Italia) di Libya

mengambil bentuk tarekat yaitu organisasi sufi (mistik) dengan nama tarekat

Sanusiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Sanusi (1790-1885). Pengaruh

tarekat Sanusiyah di kalangan anggotanya sangat besar. Kabilah-kabilah yang

saling bermusuhan di Sahara dan penduduk Badui di Cyrenaica. Berhasil

dipersatukan. Ketika Muhammad bin Sanusi meninggal, pemimpin tarekat di

gantikan oleh puteranya Muhammad Al-Mahdi.3

Perjuangan Sanusi melawan Italia mendapat dukungan dari beberapa

negara Islam, termasuk Turki. pada Tahun 1915 Italia bergabung dengan pihak

sekutu dalam perang dunia I melawan Jerman, Austria, dan Turki. Ketika pihak

2 J. Robert. Wegs, Erope Since 1945 : A Concise History, (New York : St. Matrin’s Press). Hal. 112.

3 John Gunther, Inside Africa, (New York : Harper & Brother, 19995), hal. 166.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

5

sekutu menang, Sayyid Ahmad (pemimpin tarekat Sanusiyyah saat itu ) yang

mendapat dukungan dari Turki, terpaksa meninggalkan Libya dan pemimpin

sementara diserahkan kepada saudara sepupunya yaitu Sayyid Idris. Pada tahun

1918, Sayyid Idris mengadakan perjanjian dengan Italia dan ia mengakui

kedaulatan Italia di Libya. Sebagai imbalannya Idris memperoleh hak otonomi di

daerah-daerah pedalaman. Pemimpin-pemimpin Arab di Tripoli dan Cyrenaica

kemudian mengakui Sayyid Idris sebagai Amir atau Pemimpin seluruh Libya.

Dalam hal ini Idris menerima pengangkatan itu, akan tetapi terpaksa mengungsi

ke Mesir karena Italia akan merencanakan aksi militer.

Pada tahun 1942, tentara Inggris dan Prancis memasuki Libya. Inggris

menguasai daerah Tipolitania dan Cyrenaica Prancis di Fezzan. Satu tahun

kemudian orang-orang Italia berhasil diusir dari Libya oleh tentara Inggris dan

Perancis, Sayyid Idris kembali lagi ke Cyrenaica yang kemudian menjadi raja

Idris I di Libya di bawah kekuasaan pemerintah militer Inggris dan Perancis. Pada

konfrensi Postdam tahun 1945 yang dihadiri oleh Inggris, Perancis, Unisoviet, dan

Amerika Serikat, Inggris mengusulkan untuk memberikan kemerdekaan kepada

Libya dan hal tersebut mendapat persetujuan.4

Sayangnya sejak awal pemerintahannya, negara ini sudah lemah dan

kerajaan mempunyai kekuatan yang sering disalahgunakan. Sementara itu para

perwira muda dilanda rasa tidak puas terhadap pemerintahan kerajaan yang

konservatif dan diliputi korupsi. Rasa ketidakpuasan itu diwujudkan dalam suatu

peristiwa pengambilalihan kekuasaan pada tanggal 1 september 1969 di bawah

4 Lilian Craig Harris, Libya Qadhdhafi’s Revolution and The Modern State, (Colorado

wetview Press, 1986). Hal. 9

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

6

kepemimpinan Muammar Qaddafi. Mereka berusaha membentuk suatu negara

Republik dan menyatakan bahwa Libya akan mengikuti cita-cita semangat dan

mengumumkan tiga tujuan utamam yaitu kebebasan, sosialisme dan persatuan

Muammar Qaddafi sendiri dibesarkan dalam suatu dunia, dimana agama

dan politik saling terjalin tak terpisahkan. Keluarganya dan lingkungan

disekitarnya selalu mengacu pada warisan-warisan agama, leluhur yang saleh,

sejarah perjuangan melawan kolonialisme Eropa. Akan tetapi Muammar Qaddafi

sendiri tidak bermaksud untuk membentuk suatu negara berdasarkan Islam yang

diperbaharui, tetapi tujuan utamanya adalah bagaimana kontribusi pemikiran

maupun tindakannya itu dapat berarti bagi masyarakat Libya khususnya dan

masyarakat Arab pada umumnya. Seperti apa yang dikembangkan oleh seorang

pemimpin negara di Mesir yaiut Jamal Abdul Naser.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Kontribusi Muammar Qaddafi

khususnya perannya di masa Revolusi Libya ini, penulis merasa perlu

membahasnya dalam sebuah skripsi yang berjudul “Kontribusi Muammar

Qaddafi Terhadap Revolusi Di Libya” sehingga dapat memberikan gambaran

lebih jauh mengenai perpolitikan di Libya.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sedikit banyaknya kita telah mengenal Muammar Qaddafi baik pemikiran

atau tindakannya, yang banyak membawa dampak positif bagi kemajuan

perkembangan dunia Islam dalam berbagai hal. Tentu saja ini merupakan

pembahasan yang luas oleh itu penulis mencoba membatasi tulisan ini pada

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

7

masalah kontibusi Muammar Qaddafi terhadap revolusi Libya kemudian

berdasarkan pembatasan masalah tersebut penulis merumuskan masalah sebagai

berikut bagaimanakah kontribusi Muammar Qaddafi terhadap revolusi Libya ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui secara jelas sosok pribadi Muammad Qaddafi serta

pemikiran tindakannya terutama yang berkaitan dengan masalah politik.

2. Untuk mengetahui dengan jelas kontribusi pemikiran politik Muammar

Qaddafi terhadap revolusi Libya.

3. Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat.

Demikian pula bagi penulis merupakan suatu sarana untuk menumbuhkan

ilmu pengetahuan serta meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan.

Khususnya pada bidang pemikiran politik Islam.

D. Metode Penelitian dan Tekhnik Penulisan

Untuk kajian ini, penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif,

yaitu yang akan memberi gambaran secara obyektif masalah yang dikaji.

Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan (Library Research), yaitu penelahaan terhadap berbagai literatur

dengan memanfaatkan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan

informasi yang tersedia. Baik melalui literature-literatur yang mendukung,

kumpulan makalah-makalah serta artikel-artikel yang telah dipublikasikan dan di

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

8

dokementasikan dari instansi-instansi terkait yang ada relevansinya dengan

penyusunan skripsi ini. Sumber-sumber tersebut dapat dikatagori ke dalam data

primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah karya-karya yang

berasal dari Qaddafi sendiri yang berkaitan dengan kontribusi pemikiran

politiknya terhadap revolusi Libya. Sedangkan data sekunder adalah berdasarkan

tulisan-tulisan orang tentang Qaddafi, baik mengenai pemikirannya maupun

kondisi sosial-politik pada masa itu khususnya di Libya.

Tekhnik penulisan data dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis.

Dalam penulisan ini, penulis mengacu pada Pedoman Akademik Fakultas

Usuludin dan Filsafat, UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2003.

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai

berikut :

Bab pertama Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penulisan,metode pembahasan dan tekhnik

penulisan serta sistematika penulisan.

Bab kedua Biografi Muammar Qaddafi. Bab ini akan mengulas mengenai

biografi Qaddafi yang meliputi, latar belakang Muammar Qaddafi, masa remaja

Muammar Qaddafi dan latar belakang pendidikan dan aktivitas Qaddafi.

Bab ketiga kondisi Umum Sosial Politik Libya. Pada bab ini penulis

mencoba membahas mengenai gambaran singkat mengenai revolusi Libya itu

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

9

sendiri di masa pra revolusi, di masa revolusi Libya itu sendiri maupun pasca

revolusi.

Bab empat Pemikiran dan Peran Muammar Qaddafi Dalam Perpolitikkan

di Libya serta hubungannya dengan negara-negara Arab dan Internasional. Bab

ini adalah berupa tinjauan analisis: pemikiran politik Muammar Qaddafi, Peran

Muammar Qaddafi pada revolusi Libya serta hubungan Qaddafi dengan negara-

negara Arab dan Internasional.

Bab lima penutup. Bab ini berisi kesimpulan. Skripsi ini pada urutannya

akan diakhiri dengan daftar bacaan sebagai rujukan dalam penjelasannya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

10

BAB II

BIOGRAFI MUAMMAR QADDAFI

A. Latar Belakang Mu’ammar Qaddafi

Menelusuri karakteristik dan juga latar belakang dari Muammar Qaddafi

yang memiliki kelahirannya di daerah gurun terbentang daratan luas padang pasir

yang tidak memliki batas dinding dan pintu. Mayoritas masyarakat Badui di sana

mempunyai cara tersendiri dalam mempertahankan kehidupannya. Mereka tidak

mempercayakan kepada orang lain dan selalu mawas diri terhadap segala sesuatu

yang ada di sekeliling mereka. Tatkala mereka ingin keluar menuju padang pasir,

maka dengan kepercayaan mereka pada diri sendiri yang akan selalu dipegangnya.

Keuletan telah menjadi kualitas karakter dan tabiatnya.

Peradaban Mesir Kuno dan Mesopotamia telah dilahirkan di tepi-tepian

sungai Nil dan kedua sungai lainnya. Kedua peradaban itu berdekatan dengan

padang pasir dimana mereka hidup dan beradab. Di padang pasirlah seorang rasul

revolusioner telah mendengar (perintah Tuhan) yang menyuruhnya agar

mengahadapi kezaliman dan penindasan seorang raja yang tirani.

Pembentukan karakter penghuni padang pasir tidak terlepas dari pengaruh

lingkungannya itu sendiri yaitu kesederhanaan yang datang dari ketidaktentuan

hidup, keramahtamahan yang didasari oleh keinginan untuk saling membagi, juga

tabiat untuk merampas dan menjarah akibat bagi panjangnya kemarau

berkepanjangan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

11

Itulah ciri dan karekteristik padang pasir yang telah membentuk dan

mempengaruhi sifat-sifat keras dan tak kenal kompromi bagi kaum laki-laki dan

kaum wanita. Di padang pasirlah seorang Mu’ammar Qaddafi dilahirkan,

kemudian mendapat impiannya menjadi seorang pemimpin negara. Pada masa

kecilnya ia menunjukkan kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak sebayanya.

Ia adalah sosok yang serius, pendiam dan mempunyai sifat ingin tahu. Raut

wajahnya memancarkan senyum yang khas. Mu’ammar adalah putra tunggal dan

keluarga yang hidup di padang pasir nan jauh dari hiruk pikuk perkotaaan. Ia

jarang sekali terlihat bermain dengan saudara-saudara sepupunya melainkan selalu

tenggelam dalam pemikiran-pemikiran yang ia selalu impikan.5

Mengetahui riwayat hidup Muammar Qaddafi merupakan salah satu

bagian dari upaya memahami sejarah Libya. Perjalanan hidupnya adalah proses

pembentukkan karakter beliau yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap

gaya kepemimpinannya.

Muhammad Abu Minyar al-Qaddafi lebih dikenal dengan sebutan

Mua’mmar al-Qadhdhafi, dilahirkan di Sirte, Tripolitania pada tahun 1942.6 suku

Qadafa, Berber merupakan asal-usul Mua’ammar Al-Qaddafi dimana mereka

memiliki kebanggaan tersendiri karena merasa keturunan Nabi Muhammad.

Berbeda dengan keluarga Sanusi yaitu Raja Libya sebelum di bawah

kepemimpinan Qaddafi, meskipun mereka juga merupakan keturunan yang serupa

5 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 17-18. 6 Lilian Craig Harris, Libya Qadhdhafi Revolution and The Modern State,

(Colorado:Westview, 1986), Hal. 45.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

12

tetapi tidak pernah mencari pembenaran pada kesalehan leluhur yang

menurunkan.7

Orang tua Mu’ammar Al-Qaddafi, Abu Minyar dan Aisyah al-Qadhdhafi

adalah seorang pedagang dan kehidupannya masih berpindah dari tempat satu ke

tempat lainnya (nomaden). Oleh karena itu Mu’ammar Al-Qaddafi dilahirkan

dalam sebuah tenda perkemahan. Pada masa pendudukan Italia, Abu Minyar juga

ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Libya. dengan penuh pengorbanan dan

berbagai kesulitan dalam keuangan, orang tua Mu’ammar Qaddafi

mengirimkannya ke sekolah Qur’an pada usia sepuluh tahun dan disinilah ia

memperoleh pendidikan formal agama yang pertama. Seperti sebagian besar

saudaranya lainnya, di waktu kecil dia menjadi seorang pengembala, tetapi

ayahnya melihat kecerdasan anaknya dan memasukannya ke sekolah Al-Qur’an.

Dengan alasan agar kelak anaknya memahami pedoman hidupnya.

B. Masa Remaja Mu’ammar Qaddafi

Meskipun Ayahnya adalah seorang yang buta huruf akan tetapi ia selalu

memikirkan masa depan anaknya agar bisa mengenyam pendidikan formal. Sang

ayah memutuskan untuk memanggil seorang guru dari kota untuk mengajarkan al-

Qur’an kepada anaknya yang berusia 7 tahun bersama sepupunya. Selama

pengajiannya Mu’ammar selalu menunjukkan semangat yang luar biasa tingginya

dalam belajar. Ketika umurnya beranjak sembilan tahun, ia dikirim untuk

melanjutkan sekolah dasarnya ke Sirte yang berjarak 30 km dari rumahnya.

7 Lisa Anderson dalam Jhon L. Espito, “Islam Qadhdhafi”, dalam Dinamika Kebangunan

Islam, (Jakarta : Rajawali Press, 1987). Hal. 165.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

13

Karena tidak mempunyai cukup uang untuk tinggal di asrama Mu’ammar memilih

untuk menginap di sebuah mesjid. Setiap akhir pekan ia pulang berlibur ke

rumahnya dengan berjalan kaki dan keesokkan harinya harus kembali lagi ke

sekolah. Ia hanya memerlukan 4 tahun saja untuk menyelesaikan pendidikan

dasarnya yang semestinya ditempuh dalam 6 tahun.

Empat tahun kemudian ketika ia berumur 14 tahun, keluarganya

memutuskan untuk berpindah ke Sabha, kota utama yang terletak di dalam

wilayah Fezzan. Perpindahan tersebut dimaksudkan agar si pemuda itu mendapat

kesempatan melanjutkan pendidikan menengahnya. Di masa muda Mu’ammar

gemar dalam mendengarkan cerita-cerita perjuangan rakyatnya melawan penjajah

dari ayahnya. Ia selalu meminta ayahnya berulang-ulang. supaya menceritakan

bagaimana para pejuang bangsa Libya termasuk kakeknya gugur dalam melawan

para penjajah untuk meraih kemerdekaan dan bagaimana ayahnya terluka dalam

perang dunia I. Setiap kali mendengarkan cerita itu Mu’ammar pula selalu

bertanya pada ayahnya, “siapa yang menjadi pemimpin ayah pada saat itu

?’orang-orang Turki”,bapaknya menjawab berulang-ulang dengan keteguhannya.

Si pengembala kecil ini melihat bahwa satu-satunya penyebab dari kemeralatan

rakyatnya adalah disebabkan oleh kehadiran kaum asing, yang keberadaannya

hanyalah mengeksploitasi rakyat Libya. Ia selau bermimpi dalam tidurnya tentang

pertualang yang baru, tentang perjuangan yang baru melawan kolonialisme,

perjuangan untuk meraih kebebasan melalui revolusi agung. Masa muda

Mu’ammar menyerupai kesuksesan revolusi Mesir pada tahun 1952 dan

perjuangan rakyat Algeria melawan Kolonialisme Perancis dengan itu di Sirtelah

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

14

tempat dimana pemikiran-pemikiran politiknya muncul dan mulai melebarkan

sayapnya.

Pada masa remajanya, Mu’ammar Qaddafi selalu disegani oleh kawan-

kawannya di sekolah menengah di Sirte karena semangatnya yang menggebu-

gebu dalam mempelajari ilmu politik, dan kemampuannya untuk menggairahkan

semangat para pelajar dengan gaya pembicaraannya yang berkobar-kobar karena

sering mendengarkan pidato-pidato beberapa pemimpin negara khususnya

pemimpin negara Mesir Gamal Abdul Naser. Ia memanfaatkan isu-isu politik dan

kejadian-kejadian yang aktual sebagai momentum yang tepat dalam aksi

berdemonstrasi. Revolusi Algeria, pecobaan bom atom atas Sahara oleh Perancis,

pembunuhan bangsawan Lumumba dan pemutusan persatuan Suriah dan mesir

pada tahun 1961 merupakan sebagian contoh-contohnya.8

C. Latar Belakang Pendidikan & Ativitas Mu’ammar Qaddafi

Di masa remajanya, Qaddafi sama seperti dengan remaja lainnya. Ia dapat

mengenyam pemdidikan, walaupun menjalaninya berpindah-pindah dari satu kota

ke kota lainnya karena krisis ekonomi keluarga yang di alaminya. Ketika sekolah

menengah, Qaddafi mengagumi tokoh Presiden Mesir, Gamal Abdel Naser

memasuki. Tatkala Perang Suez berkecambuk pada 1956, dia mengorganisasi

demonstrasi untuk mendukung Mesir. Kelompok pertama organisasi yang

melakukan kudeta 1969 ini diciptakan olehnya pada 1958. tanggalnya tidak pasti.

8 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991).19.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

15

Tetapi dalam periode tersebut, dia jelas terlibat aktif dalam kegiatan politik yang

menentang campur tangan Barat di Dunia Arab. Karena alasan politik, dimana

pada tahun ketiga di sekolah menengah tersebut, dia diusir dari Fezzan tempat

sekolahnya karena telah terbukti membentuk suatu komite pusat dan mengadakan

pertemuan-pertemuan rahasia di antara teman-teman sekelasnya untuk membahas

ide-ide Jamal Abdul Naser serta menyusun sebuah rencana untuk menggulingkan

raja Idris. Lalu ia berpindah bersama keluarganya ke daerah pesisir Mishrata. dan

memasuki Akademi Militer Benghazi pada 1964, di sana ia mengorganisasi

struktur pertama gerakan bawah tanah yang membawanya menuju kekuasaan.9

Di Misrata sendiri merupakan tempat pertama kali ia membentuk

pergerakan sipil politik yang di dalamnya pegawai, guru dan para professional

dari berbagai penjuru negeri. Pergerakan ini bertujuan untuk terbebas dari

keterlibatannya dalam sebuah partai atau pilihan ideologi. Dengan kata lain ini

merupakan pergerakan bangsa Libya yang murni baik dari segi maksud maupun

tujuannya, bahkan mencapai persatuan kebangsaan Arab sebagai tujuan utamanya.

Persatuan Bangsa Arab memang merupakan impiannya. Jelas sekali demi tercapai

impian tersebut ia berusaha mencurahkan sekuat tenaganya.

Di Misrata juga Qaddafi menyadari bahwa jalan satu-satunya untuk

membebaskan negerinya dari eksplotasi eksternal maupun korupsi internal adalah

dengan cara revolusi yang akan menumbangkan kekuasaaan rezim Raja Idris dan

menata kembali masyarakat atas dasar prinsip-prinsip keadilan, persamaan, dan

pembagian kekayaan secara merata. Ia kemudian meminta kepada beberapa

9 Jhon. L. Espito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, (Bandung, Mizan,

2001). Hal. 41.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

16

sahabat-sahabat sekolahnya untuk bergabung dalam membentuk kekuatan

separatis militer, dan seterusnya adakan menjadi permulaan pembentukkan korps

petugas-petugas persatuan pembebasan. Sesuai dengan nama korps, yang terdapat

di dalamnya adalah orang-orang penting maka mereka mempunyai komitmen

yang tinggi dalam Persatuan Bangsa Arab umumnya.10

Pada 1964 ia memasuki Akademi Militer Benghazi, di sana ia

mengorganisasi struktur pertama gerakan bawah tanah yang membawanya menuju

kekuasaan. Pada pertemuan umum pertama itupun gerakan Mu’ammar Qaddafi

tahun 1963 (gerakan rahasia sekelompok siswa sekolah menengah yang dipimpin

oleh Mu’ammar Qaddafi) yang mampersatukan para pengikut dari Sabha, Misrata,

dan Tripoli diputuskan bahwa Mu’ammar Qaddafi dan dua orang lainnya akan

belajar di Akademi Militer Benghazi. Hal itu dilakukan guna membentuk inti

Persatuan Perwira Bebas (Free Unionist Officer) yang tujuan jangka panjangnya

ialah memungkinkan dilaksanakannya kudeta yang memperoleh cukup dukungan

dari kalangan militer.11

Mu’ammar Qaddafi lulus dari Akademi Militer pada tahun 1965, sebelum

lulus ia pernah mengikuti latihan militer di Turki. Kemudian ia dikirim ke Inggris

untuk mempelajari kode-kode sandi di Beaconfield. Sebuah akademi militer

Buckinghamshire, Inggris. Hal itu sangat bermanfaat dalam perencanaan dan

pelaksanaan kudetanya. Sekembalinya ke Libya ia belajar di Universitas

Benghazi. Segera sesudah kudeta diumumkan ia telah memperoleh gelar sarjana

10 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 21-22. 11 Lilian Craig Harris, Libya Qadhdhafi Revolution and The Modern State,

(Colorado:Westview, 1986), Hal. 46

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

17

muda dalam bidang sejarah, walaupun tampaknya ia tidak memenuhi syarat

lulus.12 Sebagian waktunya dipergunakan untuk mengumpulkan dukungan bagi

kemungkinan suatu pengambil alihan kekuasaan.

Persatuan Perwira Bebas yang terdiri dari dua bebas anggota (Mu’ammar

Al-Qaddafi sebagai pimpinan, Abdus Salam Jalud, Mukhtar Abdullah al-Qiruri,

Basir Sagir Hawwadi , Abdul Muin al-Tah al-Huni, Mustafa Kharrubi, Khuwaildi

Hamidi, Muahammad Najm, Awad Ali Hamzah, Abu Bakar al-Muqaryat)

memutuskan bahwa telah tiba saatnya untuk bertindak. Setelah mendengar

pengumuman bahwa sekelompok perwira muda tersebut akan dikirim ke Inggris

pada tanggal 2 September 1969 untuk menjalani kursus-kursus sandi, maka hal

tersebut telah merangsang lahirnya rencana terakhir. perwira-perwira bebas itu

kemudian bergerak pada tanggal 1 September 1969. 13

12 Lisa Anderson dalam Jhon L. Espito, “Islam Qadhdhafi”, dalam Dinamika Kebangunan Islam, (Jakarta : Rajawali Press, 1987). Hal. 166.

13 J.a. Allan, “Libya”, The Experienceof Oil, (Colorado : wesview Press, 1981), Hal. 305.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

18

BAB III

KONDISI UMUM SOSIAL POLITIK LIBYA

A. Gambaran Singkat Libya Pra Revolusi

Dalam konstitusi Oktober tahun 1951 disebutkan, bentuk negara Libya

adalah federasi yang bercirikan monarki; kepala negara dipimpin oleh seorang

raja. Raja mempunyai kewenangan penuh merancang kebijakan-kebijakan

starategis negara. Namun, otoritas negara tersebut mengakibatkan tipisnya

partisipasi politik publik dalam menentukan masa depannya, Raja Idris yang

setelah kemerdekaan Libya dinobatkan sebagai pemimpin mulai enggan

menyerahkan kursi kepemimpinan nasional kepada pihak di luar garis

keturunannya sehingga semasa Idris berkuasa, para perwarisnya Idris disiapkan

untuk menggantikannya.14

Sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, raja berhak membentuk

badan eksekutif dan legislatif yang bertugas membantu kelancaran roda

pemerintahan. Setidaknya negara federasi, kekuasaan lembaga eksekutif berada di

tangan seorang Perdana Menteri yang disetujui dan diangkat raja

bertanggungjawab kepada raja pula tentunya. Masih dalam kekuasaaan lembaga

eksekutif, di samping Perdana Menteri, raja membentuk pula Dewan Menteri.

Walaupun Dewan Menteri terbentuk atas inisiatif raja, tanggungjawab mereka

bukan kepada raja melainkan kepada Dewan Perwakilan. Posisi Dewan

Perwakilan itu menurut sistem bikameral sedikit lebih rendah dari Senat yang

14 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Rajawali Press, Jakarta, 2000, Hal. 253.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

19

menjadi simbol lembaga perwakilan di tingkat nasional. Anggota Senat masa Idris

berjumlah delapan orang yang merupakan perwakilan tiap-tiap tiga propinsi tetapi

empat orang anggota Senat dipilih raja; anggota senat tersebut memiliki hak veto

menolak undang-undang dan keputusan lembaga perwakilan yang berada di

bawahnya. Kewenangan tingkat propinsi dijalankan oleh pemerintah dan dewan

perwakilan tingkat daerah. Ibukota negara Libya berkedudukan di Tripoli.

Perkembangan politik Libya selepas kemerdekaan tahun 1951 banyak

diwarnai oleh faktor-faktor kesejarahan. Beberapa faktor itu melatarbelakangi

timbulnya perbedaan orientasi politik antar daerah serta ambiguitas pemerintahan

monarki Libya. Sekurangnya terdapat tiga persoalan yang dapat teridentifikasi

seiring dengan melekatnya faktor sejarah politik dalam negeri Libya.

1. setelah pemilihan umum berlangsung pada 19 Februasi 1952, partai-

partai politik dihapuskan termasuk Partai Kongres Nasional yang

secara gencar mengkampanyekan perlawanan terhadap kebijakan

bentuk negara federal.

2. rasa nasionalisme tidak sekuat ikatan primodial yang berkembang

nyaris di semua tempat, membawa dampak konflik antara

pemerintahan pusat dan daerah.

3. pewaris kerajaan secara kuantitatif dirasa sangat kurang. Melihat

gelembung tiga persoalan tersebut kian membesar Idris merencanakan

suksesi kepemimpinan dengan menyerahka, kekuasaan kepada

saudaranya berusia enam puluh tahun, sayang sebelum terlaksana

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

20

saudara Idris terlebih dahulu wafat, Idris kemudian memilih Hasan ar-

Rida sebagai penggantinya.

Kebijakan luar negeri yang diambil Idris cenderung pro Barat. Pada tahun

1953, Libya menyepakati perjanjian persahabatan selama 20 tahun dan beraliansi

dengan Inggris; berdasarkan kesepakatan persahabatan kedua negara, Inggris

berhasil membangun pangkalan militer sebagai kompensasi dari bantuan

keuangan dan militer yang diberikan kepada Libya. Setahun kemudian, sama

seperti Inggris, pangkalan militer, kesepakatan Amerika Libya tersebut

diperbaharui tahun 1970. instalasi militer Amerika yang paling strategis pada

periode lima puluhan dan awal enam puluhan adalah pangkalan udara Wheerlus

terletak dekat Tripoli. Sejumlah wilayah Libya digunakan oleh Inggris maupun

Amerika untuk latihan perang. Selain Inggris dan Amerika Serikat, Libya juga

menjalin persahabatan dengan Perancis, Italia, Turki dan Uni Soviet kendatipun

Libya menolak bantuan keuangan dari Uni Soviet.15

Sikap politik lunak Libya kepada Barat ternyata menghasilkan keuntungan

ekonomis. Pihak Barat menyanggupi memberikan paket bantuan melalui jalur

Perserikatan Bangsa-Bangsa. Devisi Bantuan Tekhnis PBB menyatakan kesediaan

menyalurkan bantuan ke Libya untuk meningkatkan pembangunan sektor

pertanian dan pendidikan, bantuan lain datang dari Amerika Serikat dan Inggris.

Arus bantuan luar negeri yang mengalir ke Libya berangsur mendongkrak kondisi

perekonomiannya, tetapi yang patut dicatat, bahwa Libya menjadi negara sangat

15 Libya Country Profile www. Memory. Loc gov/cgi-bin/query/r?frd.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

21

bergantung pada uluran tangan asing sehingga justru menempatkannya di daftar

negara miskin.

Kondisi ekonomi Libya agaknya mengalami perubahan di tahun 1959.

Tahun 1959 merupakan saat-saat ketika para Prospector (tim penilai potensi

sumber daya alam suatu negara) Esso yang nantinya beralihan nama pengganti

nama Exxon menemukan ladang minyak di Zalan, kawasan Cyrenaica. Setelah

itu, menyusul banyak ditemukan kandungan-kandungan minyak di Libya,

membuat sektor perdagangan Libya bergerak cepat. Libya memperoleh

keuntungan pajak perdagangan minyak sebesar 50% selebihnya dibagikan pada

pemegang saham perusahan-perusahan minyak. Letak geografis Libya yang dekat

dengan Eropa sangat menguntungkan, sebab Libya mempunyai akses langsung

menuju pasar Eropa. Selain itu, kualitas minyak Libya cukup bagus dan

kompetitif. Industri minyak telah menaikkan derajat ekonomi Libya dari miskin

menuju negara makmur.

Kemajuan industri minyak yang menyumbang kemajuan ekonomi Libya

telah memberikan inspirasi pemerintah untuk menyusun rencana pembangunan.

Maka, pada periode enam puluhan pemerintah Libya mengumumkan Rencana

Pembanguna Lima Tahunan yang pertama, dimulai tahun 1963-1968. sisi negatif

’booming’ minyak itu adalah kurangnya perhatian pemerintah pada sektor

agrikultur. Ketika ‘booming’ minyak Libya, situasi politik relatif stabil, tetapi

ternyata bentuk pemerintahan federal mulai menunjukkan gejala inefisien dan

tidak praktis. Pada bulan April 1963, Perdana Menteri Muhi ad Din

mengumumkan perombakkan bentuk negara yang semula federasi berubah

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

22

menjadi kesatuan yang tetap memakai monarki sebagai pusat kekuasaan politik,

arah semua kebijakan disentralisasikan ke pusat. Atas perubahan ini, sepuluh

propinsi baru segera dibentuk; masing-masing propinsi dikepalai seorang

gubernur yang diangkat oleh pemerintah pusat.

Dalam hubungan regional, Libya mampu menjaga keharmonisan

hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga. Bahkan, Libya termasuk

satu dari tiga puluh anggota pendiri organisasi persatuan Afrika yang eksis di

tahun 1963, kemudian pada bulan November tahun 1964 bersama Maroko,

Aljazair dan Tunisisa membentuk Badan Permusyawaratan yang khusus unutk

membahas persoalan kerjasama ekonomi antar negara Arika Utara. Kendati pun

Libya mendukung gerakan-gerakan oposisi, termasuk gerakan kemerdekaan di

Moroko dan Al-Jazair, peran Libya dalam konflik Arab-Israel yang menanas

sekitar tahun lima puluhan dan awal emam puluhan tidak terlalu signifikan.

Ancaman politik dalam negeri Libya tampak mengemuka sebagai respon

dari seruan nasionalisme Gamal Abdul Naser. Generasi muda Libya mulai

terprovokasi dengan ideologi yang dilancarkan Gamal. Memperhatikan besarnya

gelombang anti agitasi Barat yang menggejala di Libya, pemerintah segera

mengambil tindakan, Libya meminta agar pangkalan-pangkalan Barat terutama

Amerika dan Inggris dievakuasi meskipun masa tinggalnya belum jatuh tempo

sesuai perjanjian. Tahun 1966, sebagian besar angkatan bersenjata Inggris ditarik,

langkah evakuasi instalasi militer asing belum selesai sepenuhnya hingga bulan

Maret 1970.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

23

Reaksi keras masyarakat Libya atas perang Arab-Israel terjadi di Tripoli

dan Benghazi. Mereka yang terdiri dari kaum intelektual, buruh kapal serta

pekerja tambang minyak terlibat dalam aksi kekerasaan saat berdemonstrasi.

Kantor-kantor perusahaan minyak asing serta kedutaan Amerika Serika dan

Inggris menjadi sasaran amuk masa, sedangkan anggota minoritas Yahudi

diserang. Nyaris semua orang-orang Yahudi yang tinggal di Libya diusingkan,

pemerintah mengupayakan pengendalian keadaan. Usai peristiwa demonstrasi

yang dibarengi perilaku anarkis itu muncul pemikiran di sebagian kelompok

masyarakat unutk melakukan modernisasi dan efisien pemerintahan.

Pemerintahan Idris secara umum memang mendukung gerakan-gerakan

reformasi di Arab tetapi dalam konflik Arab-Israel, tidak banyak yang dilakukan

Libya, hanya saja Libya tercatat menyetujui pemberian subsidi ekonomi kepada

Mesir, Syiria dan Jordan yang sempat dikalahkan Israel, dinyatakan dalam

Konferensi Tingkat Tinggi tahun 1967 di Khourtom. Sementara itu Libya juga

melemparkan gagasan agar negara-negara Arab produsen minyak bersatu

menaikkan harga jual minyak di pasar dunia untuk menekan aksi Israel. Di balik

kepemilikan Libya pada negara-negara Arab, pemerintah Idris ternyata

berhubungan erat dengan Barat.

Aspirasi masyarakat Libya yang menginginkan perubahan politik

diungkap oleh Idris, sesuai pembentukkan negara Libya tahun 1963, Idris

mempromosikan ide nasionalisme. Meskipun demikian, Idris adalah putera daerah

Cyrenaican, sudah tentu kepentingan-kepentingan politik Idris akan selalu

difokusikan pada pengembangan tempat asalnya. Lemahnya legitimasi politik

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

24

Idris di belahan wilayah Libya ikut berperan mendorong keberanian rakyat

melontarkan kritik atas kebijakan luar negeri Idris yang cenderung ke Barat.

Rakyat Libya terdidik, mulai mencium deviasi penyelenggaraan pemerintahan

pusat karena keuntungan minyak yang seharusnya terdistribusi secara merata

kepada mereka ternyata terhenti. Kelompok masyarakat elite mencurigai para

petinggi negara yang melakukan korupsi dan menyalahgunakan jabatan.

Kelompok tersebut yang tersebar ke berbagai profesi terutama sipil dan militer

mulai berfikir untuk menyelengserkan pemerintahan Idris.

Dan pada akhir 1960-an usia Raja Idris yang hampir 80 tahun, dan kondisi

kesehatannya yang melemah. Hal demikian berpengaruh buruk terhadap

perfoermance kepemimpinannya. Begitu juga merajalelanya korupsi di

lingkungan istana membangkitkan ketidakpuasan dikalangan rakyat Libya.

Sementara itu telah lahir seorang figur kharismatik di Mesir, Gamal Abdul

Naser, yang banyak dikagumi masyarakat Arab termasuk Libya. Kalangan muda

banyak yang menginginkan adanya perubahan. Libya membutuhkan seorang

pemimpin yang lebih agresif dan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan

jaman dan suhu politik Timur Tengah yang kian panas sebagai akibat konflik

Arab-Israel 1967.

Menjelang terjadinya Revolusi 1969, ada tiga kelompok (diluar kelompok

Qaddafi) yang memiliki rencana menggulingkan Raja Idris: (1) Perwira Militer

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

25

senior, (2) personil business dan professional, dan (3) anggotanya adalah kepala

staff dan penasehat istana.16

B. Gambaran Singkat Libya di Masa Revolusi

Kolonel Qaddafi mempunyai pandangan berbeda antara revolusi dan

kudeta. Kudeta merupakan kesempatan terbaik untuk menggantikan sebuah rezim

yang berkuasa, meskipun tidak hanya lebih dari sekedar pergantian kekuasaan dari

sebuah kediktatoran kepada kediktatoran yang lain. Sedangkan dalam arti yang

kontras revolusi adalah penataan kembali secara menyeluruh sebuah masyarakat

menurut rencana dan idealis yang baru. Dalam kata lain revolusi sesungguhnya

sebagaimana istilah tersebut menunjukkan kembalinya kepada permulaan yang

baru di dalam sejarah sebuah negara.

Revolusi Libya yang terjadi pada tanggal 1 September 1969 merupakan

salah satu hal yang sangat luar biasa pada masa kini. Itu merupakan kejadian

internal dan internasional, tradisonal dan novel dalam keinginan dalam sebuah

perubahan. Revolusi Libya bisa disebutkan juga sebagai revolusi ‘Al-Fatih’, dari

namanya itu mengekspresikan sebuah simbol, yang arti dan tujuan dari sebuah

revolusi. Al-Fatih secara harfiah artinya ‘Pembuka’ atau ‘penakluk’. Artinya

adalah permulaan atau penghantar kepada era baru. Dalam pandangan Kolonel

Qaddafi serta pengikutnya adalah memerangi keterbelakangan, ketidakpedulian,

kemiskinan. Pertama atau hari pembuka (fatih) pada bulan september dimana

revolusi terjadi, bagi masyarakat Libya hal tersebut bukan dianggap suatu hari

16 Harris, Lilian Craig, Libia: Qaddafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado:

Westview, 1986), Hal. 12.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

26

yang spesial, tetapi merupakan hari dimana awal yang baru bagi sejarah mereka,

hari yang tidak akan pernah mati. Maksud tersebut diungkapkan secara dramatis

di dalam slogan ‘al-fatih abadan’(al-fatih untuk selamanya).17

Adanya kharisma Naser di Mesir pada tahun 1960-an merebak ke Libya

dan berhasil merebut simpati rakyat Libya. Nasionalisme Arab yang diusungnya

mampu membakar semangat kebangsaaan yang terkoyak sejak penjajahan Barat

dan runtuhnya kekhalifahan Othoman. Bagi banyak rakyat Libya, ideologi Naser

telah membuat mereka kecewa dengan pemimpinnya sendiri yang justru ada di

bawah bayang-banyang Barat yang ditengarai sebagai pendukung Israel.

Tidaklah heran kemudian revolusi 1969 tidak disertai dengan pertumpahan

darah dan perlawanan berarti dari rakyat Libya. Momen kudeta Qaddafi sangat

tepat, yaitu ketika bangkitnya nasionalisme Arab dan memuncaknya kekeceweaan

terhadap Raja mereka. Meskipun rakyat merasakan kemakmuran ekonomi sejak

diketemukannya minyak, banyak kalangan menilai Raja tidak mendistribusikan

kekayaan negara secara adil. Redupnya pamor Raja Idris juga disebabkan

ketidakberdayaanya memberantas korupsi di kalangan pejabat tinggi negara serta

merebaknya kebiasaan menjilat kepada keluarga istana.

Para pencetus gagasan revolusi militer Libya yang dimotori oleh the Free

Unitarian Officer Movement (Gerakan Kesatuan Pekerja untuk Pembebasan)

awalnya dikomunikasikan secara rahasia. Mereka bergerak bergerilya dari satu

tempat ke tempat lain untuk mematangkan rencana kudeta; biaya pergerakan

inipun dipikul bersama-sama, para anggota rela menyisihkan sebagian gaji mereka

17 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 27-28.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

27

untuk disumbangkan. Dengan memakai metode nomad, selain kerahasiaan

pergerakan terjaga, mereka berkesempatan memasarkan ide revolusi kepada

masyarakat umum yang kebetulan tidak menemukan wadah penyalur aspirasi

mereka. Pejabat-pejabat tinggi militer yang menaruh simpati atas gerakan ini

direkrut.

Pada bulan Januari 1969, isu-isu tentang rencana gerakan revolusi telah

meluas di masyarakat. Terlebih saat pemimpin revolusi memastikan apakah the

Free Unitarian Officer Movement telah sukses memegang kendali di semua unit

angkatan bersenjata dan apakah mereka juga bisa mengumpulkan sejumlah

informasi penting personel, kekuatan militer serta amunisi yang dibutuhkan untuk

kelanjutan proses revolusi.18

Awalnya, revolusi direncanakan pada bulan Maret 1969, namun beberapa

kali ditunda. Tanggal 12 Maret ditangguhkan karena penyanyi popular Mesir,

Umi Kulsum, hendak mengadakan konser di Tripoli dalam rangka dukungan

terhadap organisasi perlawanan Palestina, Al-Fatah, dan konser itu sendiri

mendapat banyak dukungan dari para pejuang nasionalis Arab. Beberapa hari

kemudian dibulan yang sama sebenarnya revolusi sudah akan dilancarkan pada

tanggal 24 Maret 1969, Revolusi Libya belum juga menuai sukses karena

ketidaksiapan anggota pergerakan Tripoli. Dan selanjutnya di bulan Agustus,

rencana kudeta lagi-lagi dibatalkan karena pemerintah sedang giat-giatnya

melakukan investigasi intelegen militer. Para pejabat militer dan sipil, dan

setidaknya satu komplotan lain yang juga merencanakan revolusi, nampaknya

18 Amien Rais, Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, (Yogyakarta: Studi Sosial PAU-UGM, 1988) Hal. 152.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

28

telah mencium rencana para “Perwira Bebas” (The Free Unitarian Officer

Movement).19

Revolusi menuai hasilnya pada tanggal 1 September 1969. kunci

keberhasilan revolusi Libya terletak pada empat alasan: pertama, kerahasiaan

persiapan revolusi, kedua: kebulatan tekad The Free Unitarian Officers20 untuk

mencapai kemenangan atau mati, ketiga: dukungan dan sambutan oleh seluruh

lapisan masyarakat, keempat: kecepatan mengambilalih kendali kekuatan militer

pribadi raja.

Pada saat terjadinya revolusi, Raja Idris sedang berada di Ankara, Turki,

untuk berlibur. Dia tidak mampu berbuat sesuatu untuk menyelamatkan

monarkinya. Meskipun sempat meminta bentuan Inggris supaya dia dapat kembali

memimpin Libya tetapi Inggris tidak menyanggupinya. Di lain pihak, Muammar

Qaddafi, kolonel muda yang masih berusia 27 tahun, dalam waktu singkat

berhasil merebut hati rakyat Libya. Mayoritas rakyat nampaknya sudah menerima

kepemimpinan Qaddafi. Terhadap Raja Idris Pengadilan Rakyat bahkan

menjatuhkan hukuman mati di Absentia.21

Muammar Qaddafi kemudian mengumumkan pembentukkan republik

Arab Libya dan menjanjikan kebebasan, persatuan, persamaan serta keadilan

sosial. Qaddafi menyatakan bahwa revolusi tidak dimaksudkan untuk menentang

19 Harris, Lilian Craig, Libia : Qadhafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado :

Westview, 1986), Hal. 15. 20 Penamaan kedua penyebutan terhadap The Free Unitarian Officer dan Free Unionist

Officer tidaklah ada perbedaan keduanya mengandung arti yang sama yaitu Gerakan Kesatuan Pekerja dan Pembebasan.

21 Muscat, Frederic, Muammar Qadhafi, (Jakarta : Beunebi Cipta, 1988). Hal. 204.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

29

negara manapun, perjanjian dan hukum internasional, tetapi hanya merupakan

masalah internal Libya.

Pada minggu-minggu pertama usai revolusi, sejumlah sipil moderat dan

perwira tentara ditunjuk menduduki posisi kabinet. Pada bulan Desember 1969

terjadi konfrontasi antara Free Unionist Officers dan Kabinet ketika Perdana

Menteri dan sejumlah Menteri Kabinet dituduh merencanakan perebutan

kekuasaan. Mereka kemudian ditangkap dan keesokan harinya semua kekuasaan

diserahkan kepada Revolusionary Command council (RCC) yang para anggotanya

berasal dari Free Unionist Officers tepatnya pada 1 September 1969, kemudian

membentuk pemerintahan di bawah Dr. Mahmud al-Magrebi, Qaddafi menjadi

Presiden Libya dengan Abdul Jallud sebagai orang kedua dalam struktur

kekuasaan Libya.22

Pemerintahan baru Libya menegaskan bahwa identitas negeri sebagai

bagian dari negara Arab dan agama resminya adalah Islam. Libya tetap

melanjutkan pelarangan terhadap keberadaan partai-partai politik. Libya menolak

tegas mempublikasikan penafsirannya paham sosialis Arab yang

mengintegrasikan prinsip Islam dengan reformasi sosial, ekonomi dan politik.

Libya telah mengubah penampilan politiknya yang semula terkesan negara

tradisional konservatif dan menjadi nasionalis radikal.

22 Amien Rais, Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, (Yogyakarta: Studi Sosial

PAU-UGM 1988), Hal. 152.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

30

C. Gambaran Singkat Libya Pasca Revolusi

Bentuk pemerintahan Libya berdasarkan Undang-undang Jamahariyah

memiliki kesamaan makna dengan republik, dalam ayat (1) disebutkan, Libya

adalah negara Arab, demokratis dan republik yang menempatkan kedaulatan

tertinggi di tangan rakyat. Masyarakat Libya adalah bagian dari negara-negara

Arab. Tujuan mereka adalah kesatuan Wilayah Libya termasuk bagian Afrika.

Sejak penghujung 1987, kepala negara, kepala pemerintahan dan panglima

angkatan bersenjata Libya dijabat oleh Muammar Qaddafi yang berperan besar

melakukan revolusi militer.

Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif dijalankan oleh Kongres Rakyat

Umum (General People’s Congres) yang bersidang beberapa kali dalam

setahun.23 Kongres Rakyat Umum menggantikan Dewan Komando Rakyat yang

menjadi Dewan Rakyat Umum, mengangkat Perdana Menteri dan Menteri-

menteri. Tugas lainnya adalah membuat kebijakan-kebijakan umum negara.

Keanggotaan Kongres Rakyat Umum berjumlah 1000 orang berasal dari wakil

dewan rakyat, kongres rakyat dan dewan revolusi yang lebih rendah (tingkat

propinsi dan daerah). Kepemimpinan Kongres Rakyat Umum dipusatkan di

Sekretariat Jenderal yang dipimpin seorang sekretaris jenderal. Fungsi kabinet

dijalankan oleh Dewan Rakyat Umum.

Setelah gubernuran dilarang pada tahun 1975, Libya dibagi dalam tujuh

sampai sepuluh distrik-distrik militer (jumlahnya sangat bervariasi sesuai dengan

organisasinya). Setiap distrik militer dibagi lagi ke dalam beberapa daerah

23 Muammar Qaddafi, Menapak Jalan Revolusi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) Hal.

89-94.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

31

setingkat kabupaten dan kotamadya, kemudian dibagi lagi dalam kapasitas

wilayah desa atau kota.

Sejak revolusi 1969, hukum Islam telah menggantikan undang-undang

lainnya. Sistem hukum Libya menganut pula peradilan privat, kriminal dan

perdagangan. Di Libya terdapat peradilam perorangan (privat), Peradilan

Revolusioner dan Peradilan Militer yang menangani persoalan politik.

Keberadaan partai politik dilarang. Organisasi masa hampir semua diarahkan ke

Arab Sosialist Union.

Peran Pemerintahan terhadap perekonomian Libya pada rezim Qaddafi

sangat dominan. Salah satunya adalah sebagai pengontrol perusahan-perusahan

minyak asing bahkan menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak, contohnya

pada tahun 1974, Libya menasionalisasi perusahaan Shell. Sebelumnya, Pada

bulan November 1969, telah menasionalisasi seluruh bank milik asing termasuk

Arab Bank, Banco di Roma dan Barclay’s bank.24 Fasilitas umum juga dikuasai

oleh negara seperti perusahaan penerbangan, komunikasi, bangunan, dan lainnya.

Lebih radikal lagi setelah Qaddafi mengeluarkan “Buku Hijau”.

Qaddafi mengeluarkan “buku hijau” pada tahun 1977, merupakan filosofi

politik dan ekonomi Qaddafi. Di dalamnya berisi gagasan-gagasan tentang pokok-

pokok pemerintahan dan kritik keras terhadap keberadaan partai politik. Sampai

sekarang tidak ada partai politik di Libya. Akan tetapi Qaddafi tetap paling

menentukan di Libya, berhubung bukan saja ia menjabat sebagai sekretaris

jenderal Majelis Rakyat Umum (General People’s Congress), melainkan juga

24 David E. Long dan Bernard Reich, (Ed) The Government and Politics of the Middle

East and North Africa, (United States of America: Weatview Press, 2002). Hal. 376.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

32

tetap menjabat presiden. Hal ini karena adanya legitimasi Qaddafi di Libya begitu

tinggi yang didapat oleh popularitas dan kepercayaan masyarakat Libya

terhadapnya.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

33

BAB VI

PEMIKIRAN DAN PERAN MU’AMMAR QADDAFI DALAM

PERPOLITIKAN DI LIBYA

A. Pemikiran Politik Mu’ammar Qaddafi

Jika dilihat letak pentingnya Pemikiran Politik Qaddafi lebih didasarkan

pada teori yang telah diuraikan dari pada prestasi praktisnya, pada “ Teori

Universal Ketiga” yang ditulisnya dalam Buku Hijau terdiri atas tiga bagian yang

diterbitkan pada 1975, 1978, dan 1980 yang memperlihatkan konsepsinya tentang

politik, ekonomi, dan sosial.

Dalam filsafat politiknya, Qaddafi menganggap masyarakat memiliki

struktur konsentris dari kumpulan minimal (keluarga) hingga kumpulan global

(bangsa); bangsa diperoleh oleh budaya, agama, dan bahasa; penduduk adalah

subyek politik yang lebih mulia dibandingkan yang lain. Negara bukanlah suatu

hasil alam sedangkan pertalian sosial dapat sewajarnya berubah menjadi identitas

nasional yang sadar. Demokrasi harus mengungkapkan kekuatan sejati bangsa.

Oleh karena itu, harus ada pemerintahan yang bersifat langsung dari rakyat dan

partisipatif tanpa pendelegasian kekuasaan. Karena Qaddafi beranggapan

demokrasi pada saat sekarang tidaklah langsung dari rakyat. Akan tetapi, melalui

badan perwakilan yang dianggap sebagai kekuasaan diktatoral dari sekelompok

minoritas yang nantinya dijelaskan lebih jauh lagi pada pandangannya di

pembahasan tentang demokrasi. Inilah premis-premis Jamahiriyah. Menurut

Qaddafi, bentuk pemerintahan ini harus diekspor ke luar Libya, pertama di Dunia

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

34

Arab. Oleh karena itu, percobaan Qaddafi untuk membentuk federasi dengan

negara Arab (Sudan, dan Suriah pada 1970; Mesir dan Sudan pada 1971; Mesir

pada 1972; Tunisia pada 1974; Cad pada 1981; Maroko pada 1984) dapat

mempunyai arti penting meskipun gagal. Percobaan ini tidak hanya untuk

mewujudkan gagasan Nasser tentang persatuan Arab, tetapi juga awal dari era

baru massa, yakni era Jamahiriyyah. Propaganda Qaddafi, terutama di Afrika,

menekankan peran Arab sebagai unsur antikolonialisme, dan kewajiban etis untuk

membagi kekayaan dan sumber daya dengan merata. Meskipun tidak diterapkan

di Libya sendiri, model ini memiliki teoritis yang penting yang terlihat dalam

gerakan fundamentalis yang berkembang sekarang.

Masyarakat ideal yang dicita-citakan oleh Qaddafi menolak perjuangan

kelas dan berdasarkan solidaritas. Dalam pandangan ini martabat individu adalah

esensial. Tidak ada yang dapat memaksa manusia untuk jatuh ke dalam kondisi

perbudakan, karena itu dia menolak pekerjaan berdasarkan upah. Secara tak sadar

mempromosikan masyarakat “borjuis kecil”, aspek sosial dari teorinya telah

meraih sukses di dalam negeri; dia membantu unsur masyarakat yang kurang

beruntung, seperti wanita dan kaum muda untuk mengambil peran yang lebih

aktif. Sebagian dukungan untuk kebijakannya di Libya berdasarkan kebijakan ini.

Masalah kekayaan secara logis berkaitan dengan gagasan Qaddafi tentang

masyarakat. Kebutuhan primer harus dipenuhi dan dalam makna ini, mungkin

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

35

dibicarakan pendekatan sosialis pada ekonomi. Kesetaraan ekonomi adalah

tujuannya.25

Karena pemikiran Qaddafi lebih terletak pada tulisannya dalam Buku

Hijau maka di sini penulis mencoba menjelaskan pemikirannya dari bab I

(Demokrasi), bab II (pembahasan masalah Ekonomi), dan bab III (Pembahasan

masalah Sosial).

A. 1. Demokrasi

Seperti yang telah ditulis oleh Qaddafi pada Buku Hijaunya bahwa bentuk

pemerintah adalah masalah terpenting yang dihadapi masyarakat. Di sini ia

menggambarkan ke dalam tingkat yang lebih rendah dari interaksi manusia yaitu

keluarga. Dan tingkat yang lebih tinggi seperti negara dan bangsa modern.

Qaddafi sendiri memandang masyarakat belum bisa menemukan semua bentuk

final terhadap masalah demokrasi. Dan ia menyatakan lebih jauh lagi bahwa

semua bentuk pemerintahan modern adalah hasil perjuangan dengan berbagai

bentuk dan ideologi awal kekuasaan. Walaupun perjuangan itu berlangsung secara

damai, tetapi lebih banyak dengan aksi kekerasan di antara kelas-kelas sosial,

partai politik, aliran agama dan individu-individu di antara satu sama lain. Yang

pada akhirnya akan menghasilkan kemenangan untuk satu partai atas lainnya,

yang berakhir dengan kekalahan rakyat atau kekalahan bagi demokrasi sejati. Dan

perjuangan itupun mencapai pada kebangkitan demokrasi parlementer.

25 John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, (Bandung: Mizan,

2001). Hal. 42.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

36

Di sini pula ia masih menganggap demokrasi perwakilan sebagai

demokrasi yang salah, baginya sistem perwakilan pemerintahan tidak lain adalah

kekuasaan diktatoral sekelompok minoritas terhadap mayoritas atau sebaliknya.

Seperti 51 persen penduduk memilih seseorang dan 49 persen tidak memilihnya,

maka 49 persen rakyat akan ditolak haknya untuk diwakili oleh seorang yang

dapat diterima oleh mereka. Selanjutnya iapun menganggap kampanye pemilu

hanya sebagai bentuk penghasutan rakyat karena hanya kelompok kaya yang bisa

memasukinya.26

Qaddafi juga menyatakan di dalam Buku Hijaunya bahwa:” hendaknya

tidak ada perwakilan atas nama rakyat, perwakilan adalah sebuah penipuan.

Pernyataan itu mengartikan bahwa demokrasi adalah kedaulatan langsung bagi

rakyat. Bukan kedaulatan perwakilan, sementara perwakilan nasional ataupun

parlemen didirikan melalui distrik, melalui partai politik atau koalisinya, atau

melalui penunjukan. Dari sinilah terletak demokrasi yang salah atau keliru

baginya. Karena anggota dari majelis perwakilan yang hanya mewakili partai atau

koalisi mereka. Dan bukan mewakili rakyat.

Ia sendiri melihat banyak partai, baik parpol, agama atau sosial,

merupakan penghalang bagi kemajuan. Sama halnya dengan suku atau kelompok

agama. Yang membedakan mereka terletak pada hubungan darah. Walaupun

keduanya bersumber dari rakyat yang memiliki kepentingan yang sama, seperti

pendidikan, keyakinan atau ideologi. Mereka semua bergabung kepada suatu

26 Muammar Al-Qaddafi, The Green Book, (Tripolli: Mateu Cromo). Hal. 5-6.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

37

partai atau kelompok aksi dan bukanlah semata-mata mengabdi kepada rakyat

tetapi hanyalah ingin mencari kepentingan pribadi.

Selanjutnya Qaddafi juga menganggap partai politik adalah sebuah

kegagalan demokrasi. Karena partai-partai politik merupakan bentuk terakhir dari

kekuasaan. Apatahlagi dengan adanya persoalan kekuasaan partai minoritas yang

menjadi lebih buruk dengan keberadaan partai yang semakin beragam. Karena

dengan adanya peningkatan kuantitas partai politik hanya akan menghasilkan

kenaikan intensitas perebutan kekuasaan pula. Hal yang demikian partai yang

berusaha mendapat kekuasaan sering mengakibatkan kerusakan berbagai hal yang

telah dicapai oleh rakyat, yang akan mendapatkan kekuatan politik bagi dirinya

sendiri.

Ada sebuah jawaban terhadap masalah demokrasi yang merupakan bentuk

pemerintah di dalam Buku Hijaunya yaitu komite dan kongres. Ia menyatakan: “

kongres rakyat hanya satu-satunya cara untuk mencapai demokrasi kerakyatan.

Semua bentuk pemerintahan yang berlaku di dunia saat ini tidak demokratis

sampai mereka beralih kepada sistem ini. Kongres rakyat sendiri merupakan akhir

perjalanan panjang pencarian rakyat terhadap demokrasi.

Bentuk pemerintahan itu merupakan eksperimen baru dalam demokrasi

yang bersandarkan pada “kedaulatan rakyat secara langsung” yang telah disahkan

di bulan Maret 1977, sebagai dasar dari sistem politik dalam “ Persatuan Rakyat

Arab-Libya Sosialis. Bentuk negara Libya itu secara resmi diumumkan kepada

dunia dalam sebuah iklan satu halaman penuh di “Christian Science Monitor”

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

38

pada tanggal 7 April 1977, kata terakhir dari fase yang panjang ini bukan berarti

“kiri”, tetapi “Republik Sosialis”.

Pemberian nama baru itupun dimaksudkan untuk membedakan Libya dari

sebuah negara republik yang dipimpin seorang presiden. Di dalam negara yang

disebut juga Jamahir (rakyat atau masa) itu, setiap orang adalah penguasa, dan

tidak ada budak, pembantu ataupun orang yang diremehkan. Struktur masyarakat

baru Libya pun cukup komplek dan agak tidak praktis. Dikarenakan bentuk

pemerintahannya masih dalam masa percobaan.27

Pada tahun yang sama Qaddafi mengeluarkan dektrit yang berisi larangan

adanya partai politik, termasuk Arab Socialist Union (ASU) yang didirikan oleh

Qaddafi tahun 1971. sebagai sarana partisipasi politik, dan sesuai dengan buku

hijau jilid pertama, Qaddafi kemudian membentuk Komite Rakyat, Komite

Umum Rakyat, Kongres Rakyat (parlemen lokal), dan Kongres Umum Rakyat.

Qaddafi sendiri menjabat sebagai Sekretariat Jenderal Kongres Umum Rakyat dan

tetap sebagai kepala negara, dan biasanya disebut sebagai “pemimpin” atau

“saudara kolonel”. Diakhir tahun 1977, Qaddafi membentuk Komite Revolusi

(Lijan thawriya).

Kongres rakyat pada dasarnya merupakan badan legislatif yang bertugas

mengesahkan hukum dan membuat rekomendasi yang diteruskan kepada komite

untuk dilaksanakan. Komite bisa diartikan badan eksekutif yang menjalankan

pemerintahan dan Komite sendiri diawasi oleh kongres lokal yang menunjuk

mereka. Setiap komite menunjuk sekretaris jenderal dan dua pembantu sekretaris

27 Muammar Al-Qaddafi, The Green Book, (Tripolli: Mateu Cromo). Hal. 11-16.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

39

jenderal. Seluruh sekretaris secara bergiliran menjadi anggota kongres umum

nasional. Anggota setiap organisasi, persatuan pekerja atau professional, sindikat,

persatuan pelajar dan yang semacamnya, juga memiliki perwakilan di kongres

umum nasional. Sementara itu, keberadaan komite atas dasar keputusan kongres

lokal, tidak memiliki wewenang politik sendiri.

Memang cukup komplek struktur politik demikian, hal ini dirancang untuk

memberikan peluang kepada setiap anggota masyarakat, baik laki-laki maupun

perempuan, untuk ikut serta dalam demokrasi langsung itu. Keputusan diambil

bukan melalui pemungutan suara tetapi atas persetujuan umum. Karena itu rapat

seringkali berlangsung agak lama sebelum keputusan diambil. Ini mungkin

merupakan satu alasan mengapa menjadi sulit untuk melibatkan banyak rakyat

Libya dalam sistem tersebut. Namun, karena menghormati Kolonel Qaddafi dan

para pengikutnya yang terus bertambah terutama di kalangan pemuda, harga

birokrasi yang tidak efektif serta pendidikan rakyat yang prosesnya memakan

waktu lama ini tetapi dihargai.

Qaddafi sendiri mengharapkan bahwa baik kekuasaan legislatif maupun

eksekutif di semua tingkatan akhirnya akan berada di tangan seluruh rakyat.

“Definisi demokrasi yang usang, yang menganggap bahwa demokrasi adalah

pengawasan rakyat terhadap pemerintahan, akan digantikan oleh definisi yang

benar, yaitu demokrasi adalah pengawasan rakyat terhadap diri mereka sendiri.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

40

A. B. Pembahasan Masalah Ekonomi

Secara umum dunia dewasa ini dikuasai oleh dua kekuatan yang di wakili

oleh kekuatan sistem Kapitalis dan Marxis. Qaddafi sendiri berpendapat bahwa

dunia dari waktu ke waktu hanya berusaha menukar suatu ideologi atau sistem

dengan ideologi atau sistem yang lain, tetapi tidak merubah realitas. Melihat dari

dua kekuatan tersebut Kapitalis dan Marxis, keduanya memang tampak berbeda

satu sama lainnya, tapi pada kenyataanya mereka adalah dua sisi mata uang.

Keduanya mengeksplotasi rakyat, tak peduli dengan melalui banyak majikan

seperti pada sistem Kapitalis, atau hanya melalui satu majikan seperti pada sistem

Marxis. Keadaannya selalulah sama, kaum buruh dibayar dengan upah tertentu

atas pekerjaan mereka, baik pekerjaan untuk perusahaan pribadi atau pun untuk

negara sebagai satu-satunya majikan.

Negara kaum Marxis didirikan melalui penggunaan kekerasan yang tak

terhitung. Kekerasan tersebut digunakan untuk memisahkan seseorang dari

kehidupan tradisionalnya, dan mengkondisikannya kembali sebagai sebuah robot.

Pada akhirnya tidaklah dapat dipungkiri bahwa rakyat, cepat atau lambat,

akan memberontak melawan sistem tersebut. Indikasinya adalah terjadi di

Hungaria, Yugaslavia dan Polandia.

Sistem Komunis dan Kapitalis sama saja baik dalam hal kepemilikan

rakyat, pemerintahan dan negara. Keduanya memiliki angkatan bersenjata dan

polisi, yang digunakan sistem Kapitalis untuk melindungi kepentingan golongan

kaya, dan oleh sistem Marxis untuk melindungi partai berkuasa. Akhirnya dalam

kedua sistem tersebut rakyatlah yang bekerja keras tanpa mampu mengurusi

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

41

urusan sendiri. Mereka malah diatur oleh administrasi atau pribadi yang mewakili

Negara, atau perusahan pribadi yang eksploitatif.28

Dari inilah Qaddafi mencoba untuk memulai pembicaraannya mengenai

persoalan ekonomi dengan sebuah kritik tajam terhadap semua sistem ekonomi

yang berlaku di dunia saaat ini. Ia menyatakan bahwa meskipun telah ada

tindakan-tindakan seperti keamanan sosial, penetapan upah minimum, pengaturan

jam kerja, hak untuk berunjuk rasa, serta pembatasan atau penghapusan

kepemilikikan pribadi, persoalan terpenting tetap tak terpecahkan. Persoalan

tersebut adalah kebebasan manusia. Keadilan memang telah diraih melalui

perbaikan semacam sistem yang ada. Tetapi hubungan antar buruh atau teknisi

dengan produsen tetap merupakan hubungan antara pelayan dan majikan saja.

Semua perbaikan dalam hal ini tak lebih dari tindakan setengah hati, yang lebih

mencirikan kedermawanan dibandingkan pengakuan akan hak buruh.

Pada dasarnya para buruh memang diberikan upah sesuai dengan barang

yang mereka hasilkan. Mereka tidak diizinkan untuk mengkonsumsi barang

mereka sendiri karena mereka telah menjual haknya untuk memperoleh upah yang

rendah. Qaddafi memberikan pendapat bahwa ia yang memproduksi barang harus

menjadi konsumen produknya dan walaupun ada kemungkinan peningkatan

pendapatan buruh, tetap saja mereka dalam jalan perbudakan. Dari itu seluruh

peningkatan dalam upah atau keamanan kerja tak lebih sebagai hadiah

kedermawanan dari si kaya kepada buruhnya. Hanya ketika pemilikan berada di

tangan rakyat, yang diatur oleh kongres dan komite yang berasal dari rakyat yaitu

28 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). 72-74.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

42

mereka sendiri, disinilah para buruh menjadi mitra dan bukan pencari nafkah.

Dewasa ini para buruh semata-mata hanya melayani negara mereka, atau bisnis si

kaya, atau partai politik yang telah merampas kedaulatan dan kekayaannya.

Karena itulah, pemecahan final masalah tersebut adalah menghilangkan pencarian

nafkah sehingga dapat membebaskan manusia dari perbudakannya.

Dalam penyelesaian masalah ekonomi sosialis, Muammar Qaddafi

menjelaskan dalam Buku Hijau dengan mengemukakan kerja sebagai pengukur

upah (dikenal sebagai nilai kerja). Peristiwa ekonomi umum yang terjadi yaitu

para pekerja mendapatkan gaji dan jaminan sosial lainnya, padahal hal itu hanya

merupakan sumbangan yang diberikan oleh orang kaya atau pemilik badan

usaha.29

Qaddafi juga menyadari bahwa taraf kehidupan pekerja sejak Revolusi

Industri menanjak naik secara dramatis. Pekerja-pekerja itu kemudian

memperoleh pembagian waktu kerja yang pasti, uang lembur, tempat tinggal,

pembagian keuntungan, keikutsertaan dalam menejerial, asuransi dan hak-hak

lainnya. Perubahan-perubahan drastis juga terjadi dalam hal kepemilikan termasuk

pemindahan kepemilikan dari swasta ke negara.

Kendatipun perubahan signifikan telah bergulir, hubungan dasar antara

pekerja-seorang yang gaji dan pengusaha pihak yang menggaji masih

menyisahkan bentuk perbudakan. Bahkan, di negara manapun yang mempunyai

usaha ekonomi dan pendapatan yang semestinya dikembalikan untuk

kesejahteraan masyarakat pekerja. Seseorang yang membantu proses produktif

29 Muammar Qaddafi, The Green Book, (Tripolli: Mateu Cromo). Hal. 73.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

43

yang mendatangkan keuntungan pihak lain kebanyakan masih tetap menghadapi

dilema perbudakan. Solusi yang diterapkan Qaddafi yaiu dengan melarang sistem

penggajian. Titik perhatiannya diarahkan pada kontribusi para pemetik

keuntungan (pengusaha) dalam proses produktif, buruh seharusnya dianggap

sebagai mitra dalam proses itu, bukan pelaksana semata (budak), sehingga

diharapkan akan tercapai pembagian keuntungan yang sama (berimbang) terhadap

hasil produksi.

Qaddafi mempercayai bahwa manusia tidak dapat bebas jika seseorang

mengendalikan apa yang dibutuhkannya untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Oleh karena itu, menurut Qaddafi, setiap individu harus mempunyai satu rumah

sendiri, satu kendaraan dan pendapatan. Selanjutnya, Qaddafi menjelaskan,

individu-individu tidak dapat menjadi buruh karena orang lain akan

mengendalikan pendapatannya. Mereka juga tidak diperkenankan memiliki rumah

lebih dari satu untuk disewakan, alasannya dengan menyewakan barang berarti

mereka telah mengintervensi kebutuhan primer orang lain. Menurut Qaddafi,

tujuan aktivitas ekonomi individu yang legitimate adalah mereka mampu

memuaskan kebutuhan pribadi tanpa menggantungkan nasib pada pihak di luar

dirinya; teori Qaddafi ini juga menafikan adanya perolehan keuntungan surplus.

Qaddafi menyatakan, keuntungan dan uang pada akhirnya menghilang seiring

dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Pada proklamasi konstitusi tahun 1969 telah diperkenalkan kepemilikan

publik, yang merupakan dasar pengembangan masyaraka dan kepemilikan swasta-

sepanjang dalam berusaha tidak eksploitasi. Penerapan pandangan-pandangan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

44

baru Qaddafi tentang kepemilikan itu telah dimulai beberapa bulan setelah

sosialisasi The Green Book bagian kedua. Pada bulan Mei 1978, sebuah ketentuan

hukum diundangkan yang isinya memberikan hak tiap-tiap penduduk Libya untuk

mempunyai satu rumah atau sepetak tanah yang diatasnya dapat didirikan

bangunan. Kepemilikan rumah lebih dari satu dilarang negara, karena dahulu

umumnya rumah-rumah penduduk itu disewakan. Sejak usia memperingati hari

jadi revolusi militer Libya ke-9, Qaddafi mengumumkan, sudah saatnya kaum

buruh terbebas dari perbudakan, mereka adalah mitra dalam proses produktif

dengan mengambilalih kebutuhan produksi yang dijalankan swasta maupun

negara. Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan di Libya dikendalikan oleh

Dewan Rakyat Baru. Masih seputar pendapat Qaddafi melawan eksploitasi adalah

larangan aktifitas perdagangan retail. Pemimpin Libya menyarankan para

pedagang retail untuk masuk ke wilayah pertanian dan kontruksi. Akan tetapi

hasil sekilas dari adanya perubahan tersebut adalah economi chaos dan penurunan

tingkat produksi.

Qaddafi memegang prinsip melarang gagasan kepemilikan swasta atas

tanah. Dengan menggambarkan perbedaan antara kepemilikan dan pemanfaatan.

Qaddafi menjelaskan, tanah merupakan harta milik semua masyarakat. Setiap

warga dan perwarisnya berhak untuk menggunakan tanah sebagai alat pemenuhan

kebutuhan dasar manusia. Tanah itu milik mereka yang bersedia menggarapnya.

Menyewa pekerja sawah tidak diperbolehkan karena akan menyuburkan

eksploitasi.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

45

Pada dasarnya cita-cita Muammar Qaddafi tentang ekonomi sosialisme

secara keseluruhan untuk menghapus efek eksploitasi masa lalu dan menempatkan

Libya dalam tuntunan untuk mendapatkan masa depan masyarakat yang sanggup

mencukupi kebutuhannya sendiri dalam bidang pertanian, industri, dan

pendidikan. Perhatiannya pada sosialisme intinya adalah bersifat kemanusiaan.

Lebih tepatnya dia percaya bahwa Arab Libya tidak dapat mencapai tujuan

nasionalnya kecuali apabila kondisi materi mareka adalah sedemikian rupa

sehingga mereka dapat memberikan kontribusinya kepada perjuangan nasional.30

Kenyataannya yang ada adalah sekelompok minoritas menguasai

kekuasaan tanah dan hal ini akan menjadi kendala bagi kemajuan. Karena semua

warga negara harus ikut serta dalam kejayaan negerinya. Sosialisme Libya adalah

sesuatu keadaan alam di mana semua warga berada dalam posisi untuk

mengembangkan potensi mereka sehingga apabila semua kelas yang tertindas

tidak lagi tertindas maka ketika itu mereka dapat bersia-siap membuka jalan ke

arah kemajuan dan persatuan.31

A. C. Pembahasan Masalah Sosial

Pada bagian pemikiran yang ketiga ini merupakan bagian yang paling

penting dan menarik karena terlihat paling teoritis. Di sini ia menampilkan teori

30 W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, (London: Europe

Plication Limited, 1993). Hal. 667. 31 Harris, Lilian Craig, Libia : Qadhafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado :

Westview, 1986), Hal. 68.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

46

dasarnya dengan cara yang sama yaitu masih menggunakan teori-teorinya dalam

bidang ekonomi dan politik.

Lebih awal Qaddafi menjelaskan masalah struktur masyarakat, ia

menuturkan bahwa komponen dasar struktur masyarakat manapun adalah adat

(‘urf) dan pemahaman agama yang mendalam. Urf dapat diartikan sebagai

identitas kesukuan atau kebangsaan (qawmiyah). Jika adat adalah keseluruhan dari

kebiasaan-kebiasaan, maka identitas suku harus dianggap sebagai sintetis dari

elemen-elemen tersebut. Dalam sejarah bangsa, elemen-elemen ini menghasilkan

perbedaan kepribadian kultural dan histories. Di atas pandangan ini, Qaddafi

memulai diskusi dengan mengatakan,”satu-satunya penggerak sejarah manusia

adalah faktor sosial dan kesukuan”. Faktor-faktor sosial ini membentuk hubungan

dasar diantara unit-unit masyarakat utama, dari keluarga kepada suku dan

selanjutnya kepada bangsa. Faktor sosial adalah faktor terpenting dalam sejarah.

Tujuan utama yang terdapat dalam semua gerakan sejarah adalah

kemerdekaan suatu masyarakat atau suku bangsa dari kekuasaan orang lain. Jadi

pergerakan sosial selalu merupakan gerakan kemerdekaan, gerakan yang

bertujuan merealisasikan identitas esensial dari kelompok yang kalah atau

tertindas. Gerakan modern pada waktu itu sekaligus bersifat kebangsaan

sebagaimana gerakan kesukuan atau kemasyarakatan. Mereka adalah gerakan

pembebasan yang akan tetap bertahan hingga setiap kelompok suku, masyarakat

atau bangsa terbebaskan dari pengendalian oleh semua. Ini berarti, dalam

pandangan Qaddafi,” bahwa dunia sekarang sedang melewati suatu periode

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

47

revolusi bersejarah yang mncerminkan perjuangan kebangsaan, dan bertujuan

mendukung kebangsaan.32

Gerakan revolusioner yang bersifat kesukuan atau kebangsaan adalah

gerakan sosial yang tepenting dan terkuat, karena gerakan tersebut bersumber

kepada identitas suku dan bangsa. Bagi Qaddafi identitas kesukuan merupakan

dasar fundamental bagi kelangsungan keberadaan suatu bangsa. Karena itu, dalam

hal ini mungkin berguna untuk menganalisa pandangan Qaddafi yang dinyatakan

dalam Buku Hijaunya, yaitu pandangan mengenai qawmiyah (identitas kesukuan)

dan umamiyah (nasionalisme multisuku atau internasionalisme).

Sebuah qawm adalah sekelompok orang atau bangsa yang memiliki

bahasa, sejarah dan warisan budaya yang sama. Kata ‘qawmiyah’ derivatif dari

qawm yang berarti nasionalisme yang dipahami di Barat. Istilah dan konsep

nasionalisme inipun yang dipahami oleh Barat pada dasarnya berasal dari budaya

Arab klasik.

Sedangkan kata Ummah berarti komunitas masyarakat yang memiliki

tujuan, kepercayaan atau nasib yang sama. Bentuk jamak dari ummah adalah

umam, yang kemudian menjadi umamiyah, umamiyah sebagai ideologi dianggap

oleh Qaddafi sebagai alat imperalisme kapitalis dalam usahanya untuk menguasai

dunia. Seperti pernyataan yang ada pada Buku Hijau menyatakan bahwa “gagasan

tentang internasionalisme (umamiyah) sesungguhnya adalah suatu bentuk baru

neo-imperialisme”.33 Ideologi ini tidaklah menghormati kebangsaan, suku dan

batas geografi orang lain, dan bersandar pada prinsip ‘kekuatan dan kebenaran’.

32 Muammar Qaddafi, The Green Book, (Tripolli: Mateu Cromo). Hal. 86. 33 Muammar Qaddafi, The Green Book, (Tripolli: Mateu Cromo). Hal. 87.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

48

Jadi bangsa yang mengadopsi ideologi ini akan menggunakannya untuk

merampas kekayaan bangsa lain dengan alasan bahwa bangsa tersebut, secara

tekhnologi tidak mampu mengeksploitasi kekayaan alam mereka sendiri, dan

karenanya harus mempercayakannya kepada mereka yang bisa melakukannya.

Setelah itu di dalam Buku Hijau itupun mengomentari lebih jauh menolak

umamiyah atau konsep aturan internasional yang berdasarkan hanya kepada

identitas agama umum. Demikian adanya kecenderungan baru dari kelompok

keagamaan dan kesukuan yang mengusung internasionalisme sebagai identitas

dunia, yang pada akhirnya tak dapat dipungkiri akan membawa kepada

“kehancuran peradaban dan penghilangan banyak entitas sosial.”

Dengan demikian Qaddafi menyatakan bahwa bangsa apabila kehilangan

identitas kesukuannya akhirnya akan hilang. Paling tidak, bangsa itu akan

bertahan sebagai minoritas tertindas. Iapun beranggapan identitas kesukuan dan

kesetiaan yang dilahirkannya adalah ibarat gaya gravitasi. Dimana ketika gaya itu

hilang, ’galaksi’ yang menghubungkan kelompok-kelompok kesukuan akan

hancur. Hal ini karena, kata Qaddafi,”Gaya gravitasi yang mempererat ikatan

sosial adalah rahasia dari keberlangsungan eksistensi masyarakat.”

Selanjutnya menurutnya, satu-satunya saingan dari faktor sosial umum

adalah faktor agama. Agama dapat memberikan jalan lain untuk mempersatukan

rakyat. Ia pun mampu mempersatukan kelompok dengan latar belakang budaya

dan suku yang berbeda. Tapi pada akhirnya faktor sosial akan berlaku atas agama.

Ia pun menyimpulkan,” bagi setiap masyarakat (qawm), mempunyai agama

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

49

mereka sendiri.”ia menambahkan,”ini adalah harmoni sejati yang dibutuhkan

masyarakat.

Walaupun ia mempunyai komitmen yang sangat teguh dalam

menyebarkan Islam, ia pun tetap menggunakan logikanya dengan menyatakan

bahwa prinsip utama adalah setiap orang haruslah memiliki agamanya masing-

masing. Hal ini berseberangan yang menciptakan kenyataan sehat dan dapat

menimbulkan perselisihan dalam masyarakat yang berlatar berlakang suku sama.

Solusi baginya adalah kesetiaan terhadap prinsip alamiah yaitu bagi setiap orang

agama meraka. Dengan demikian ada kesesuaian antar faktor sosial dan agama

yang menghasilkan keselarasan.aturan dalam kehidupan masyarakat akan tercipta

dengan baik, yang memperkenankan agama untuk tumbuh dalam cara yang sehat

dan masuk akal.34

Selanjutnya Qaddafi juga menyatakan bahwa salah satu ikatan yang kuat

dalam masyarakat adalah perkawinan. Menurutnya perkawinan menjadi prinsip

dasar kebebasan manusia, karena di dalam masyarakat dengan latar belakang suku

dan agama yang sama, perkawinan membantu menopang kesatuan dan

pertumbuhan sosialnya. Karenanya, bagi individu keluarga adalah lebih penting

dibandingkan negara.

Setelah keluarga, unit sosial yang penting adalah suku. Sekalipun hampir

semua masyarakat modern tidak lagi bersifat kesukuan, Qaddafi yakin bahwa

suku menjadi unit utama seluruh masyarakat. Ia pun beranggapan bahwa suku

adalah sebuah keluarga yang tumbuh sebagai hasil penciptaan. Lebih jauh lagi dia

34 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 87.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

50

menyatakan bahwa sebuah bangsa kenyataanya adalah suku yang tumbuh melalui

proses yang juga tumbuh dan terbagi ke dalam banyak cabang. Dimana ikatan

yang sama menghubungkan keluarga juga menghubungkan suku, bangsa bahkan

dunia.

Di sini ia sedikit menyimpulkan bahwa manusia sebenarnya hidup

berdasarkan identitas kesukuan dan kebangsaan. Kebangsaan adalah bentuk

kesukuan, dan kesukuan berasal dari ikatan keluarga. Tetapi kekuatan ikatan ini

berkurang lambat laun dari unit masyarakat terkecil menuju unit masyarakat

terbesar.

Setelah itu dalam pembahasan ini Qaddafi juga mengambil unsur dalam

masyarakat untuk memperjelas teorinya. Dalam hal ini ia membahas sifat, hak dan

kedudukan perempuan di tengah masyarakat. Ia menganggap bahwa laki-laki dan

perempuan keduanya adalah sama-sama manusia dan setiap perbedaan kepada

mereka adalah merupakan tindakan penindasan yang tidak bisa dibenarkan. Yang

membedakannya yaitu bahwa masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam

masyarakat.35

Selanjutnya ia pun mengatakan bahwa dengan mengabaikan peran sebagai

ibu dan menukar perannya dengan pusat perawatan bayi akan menurunkan derajat

kemanusiaan dan media alamiah ekspresi mereka. Sang ibu dan rumahnya adalah

tempat perlindungan alamiah bagi seorang anak. Karena itu, dengan mengirim

anak ke tempat perawatan anak adalah kekerasan terhadap anak dan menjauhkan

anak dari kebebasan alamiahnya.

35 Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan Muammar

Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991). Hal. 91.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

51

Pandangan Qaddafi mengenai perempuan terlihat tradisional. Dimana

mereka harus terlihat feminim dan cantik. Dengan demikian setiap pekerjaan yang

membutuhkan kekuatan fisik atau pekerjaan kotor yang menutupi kecantikan

perempuan adalah tindakan penindasan.

Sedangkan ketidakada perbedaan antara laki-laki dan perempuan menurut

Qaddafi terletak pada hak dan kebebasannya. Perempuan tidaklah seharusnya

dipaksa untuk dinikahi atau bercerai tanpa persetujuan mereka, atau menguasakan

melalui otoritas berwenang. dan mereka pun bebas dan mempunyai hak dalam

menentukan keduanya. Dan ia pun meramalkan bahwa revolusi dunia akan

mengakhiri seluruh keadaan sosial dan ekonomi yang memaksa perempuan

melakukan pekerjaan laki-laki, dan supaya mereka memperoleh hak yang sama.

B. Peran Mu’ammar Qaddafi Pada Revolusi Libya

Peran yang tampak pada Qaddafi dari awal revolusi Libyanya di tahun

1969 tepatnya pada tanggal 18 September, ia memulai dengan menuliskan garis

besar progaram politiknya, pada bulan berikutnya, dia memerintahkan kekuatan

militer asing untuk meninggalkan wilayah Libya dan menyerukan kenetralan dan

persatuan nasional dan Arab. Bebarapa bulan kemudian, tiang-tiang utama

ekonomi (bank, klinik, minyak, dll) dinasiolisasikan. Qaddafi sempat bertemu

dengan Naser beberapa sebelum kematian Naser (28 September 1970) dan

menurut pendapat publik, dia menjadi ahli waris alami Nasserisme; partai-partai

politik dilarang dan pada Juni 1971 Uni Sosialis Arab didirikan.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

52

Pada kemangkatan Nasser dalam usianya ke lima puluh dua tahun,

Qaddafi menciptakan suatu kekosongannya dengan memberikan konsep

pemikiran yaitu disini ia menggabungkan nasionalisme Arab dan sosialisme

dengan fundamentalisme Islam menurut caranya sendiri. Qaddafi mengibarkan

bendera sosialisme Arab dan menggantungkan amat berat sekali kepada alasan

Islam untuk pengesahan pembaharuan-pembaharuan dan untuk menegaskan Pan-

Arab sebagai pemimpin Pan-Islam. Selama tujuh puluhan, baik dalam maupun

luar Libya, ”Republik Arab Libya”, dipandang sebagai negara Arab-Islam.

Pengumuman-pengumuman pada masa permulaan dari pemerintahan baru itu

menempatkan Libya pada jalan sosialisme Arab yang dibenarkan oleh Islam.

Membedakan dirinya dari Marxisme, Qaddafi mengumumkan bahwa

kebijaksanaanya sosial dari negara adalah sosialisme Islam:”suatu sosialisme yang

terpancar dari agama Islam yang sebenarnya dan juga dari Al-Qur’an. Sekalipun

dipengaruhi begitu kuat oleh pemikiran Naser, Qaddafi berjalan di luar garis

kepahlawanannya dengan penegasan komponen Islam pada ideologinya.36

Dari sinilah Pada 1971, Qaddafi mencoba memperkenalkan kembali

hukum Islam di Libya. Hukum pidana sepanjang kanonik (”batas-batas” dari

Allah) diperlakukan dimana potong tangan bagi pencurian, hukum rajam bagi

perzinaan. Berbagai peraturan Islam lainnya mengenai pengumpulan zakat dan

larangan rente-Bank diumumkan. Walau bagaimanapun, pelaksanaannya masih

terbatas, meskipun bunyi pidato dan aktivitas sedemikian rupa, sepanjang

kenyataan, jikalau diteliti lebih ketat, meskipun gembar-gembor pemerintah Libya

36 Jhon. L. Esposito, Islam dan Politik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990). Hal. 218-219.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

53

dan kehebohan mass-media Barat sedemikan rupa, hukum Islam itu masih tetap

samar secara relatif bagi masyarakat Libya. Apa yang menjadi lebih jelas ialah

corak Islam yang berbeda dari apa yang pernah diperkenalkan. Bukan mengikuti

thariqat As-Sanusiyah dan bukan pula Islam menurut pandangan para ulama, akan

tetapi penafsiran Qaddafi sendiri yang bersifat ideosinkretis mengenai Islam.

Pada 1973, langkah-langkah pertama “revolusi rakyat’ dilakukan dan

proses ini berakhir dengan proklamasi Jamahiriyah Libya Sosialis Arab.

Jamahiriyah dimaksudkan menjadi sistem pemerintahan yang baru; menempatkan

kedaulatan di tangan rakyat, Jamahiriyah diungkapkan dengan struktur komite

yang cukup rumit, yang mewakili badan negara pengambil keputusan dan

pelaksanaan. Akibatnya, perpecahan muncul antara kekuasaan dan revolusi yang

sebelumnya bersatu.37

Pada awal tahun 1970-an ini pula Mu’ammar Qaddafi mulai membuang

semua jabatan pemerintahannya. April 1974 sebuah keputusan dikeluarkan yang

menyatakan dirinya bebas dari fungsi politis, administratif dan protokoler,

sehingga ia bisa berkonsentrasi pada pengembangan ideologi revolusionernya.

Setelah memastikan saat yang tepat untuk melaksanakan teori politik dan

ekonominya (tahun 1976), Mu’ammar Qaddafi mengambil tampuk pimpinan di

Dewan Komando Revolusioner dengan mengumumkan dalam perayaan Hari

37 Jhon. L. Espito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, (Bandung, Mizan,

2001). Hal. 41.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

54

Nasional 1 September bahwa Dewan Komando Revolusi akan diganti Kongres

Umum Rakyat.38

Hal ini dilakukan karena Mu’ammar Qaddafi ingin memanfaatkan

kesempatan agar kelompok-kelompok lain yang saling berlomba menduduki

posisi pemerintahan dapat memberi simpati kepadanya. Tujuannya agar mereka

tidak mendapat basis kekuatan yang besar dan selain itu Mu’ammar Qaddafi juga

ingin mempertahankan kewenangannya.

Kongres Umum Rakyat sendiri merupakan pertemuan kongres rakyat,

komite rakyat, dan kalangan profesi untuk membuat keputusan kongres rakyat. Di

antara tugas-tugas KUR adalah sebagai berikut:

- Membuat keputusan-keputusan kongres yang diambil melalui sidang-

sidang biasa dan luar biasa.

- Menyiapkan agenda yang dibuat oleh kongres inti rakyat.

- Mengawasi, menilai, dan memilih anggota-angota Komite Umum

Rakyat.

Adapun tugas-tugas Kongres Inti Rakyat adalah sebgai berikut:

- mengeluarkan Undang-Undang di berbagai bidang.

- Membuat dan merekomendasi perjanjian-perjanjian yang dibuat antara

Libya dengan negara-negara lain.

- Memperluas hubungan Libya dengan negara-negara lain.

- Meletakkan kebijaksanaan umum dalam berbagai bidang.

- Pemperluas posisi Libya terhadap gerakan-gerakan politik dunia.

38 W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, (London: Europe Plication Limited, 1993). Hal. 667.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

55

- Meningkatkan kualitas komitet rakyat, memantau, mengawasi dan

mengevaluasi.

Dan ada juga yang disebut dengan Komite Rakyat merupakan komite yang

menggerakan semua sektor, instansi, badan/lembaga, kemaslahatan umum,

perusahan-perusahan dan unit-unit administrasi lainnya yang ada di Libya, atau

bisa diartikan juga badan pelaksana ketentuan-ketentuan Kongres Rakyat.39

Sesudah 1977, terdapat dua unsur penting lain: penggantian kebijakan

yang kaku dan represif di dalam negeri dengan sikap yang lebih moderat terutama

dalam ekonomi; dan kegagalan kebijakan luar negeri Libya (dalam kasus Cad,

misalnya). Masalah kedua ini menjadikan kecilnya peran yang dimainkan oleh

Libya di Dunia Arab meskipun Qaddafi secara berkala dicap oleh Amerika Serikat

sebagai musuh simbolis yang harus dihancurkan dengan segala cara. Tanggapan

Amerika Serikat ini kurang-lebih akibat dukungan aktif Qaddafi kepada terorisme

internasional oleh kelompok, seperti Pasukan Republik Irlandia, Basque, dan

kelompok-kelompok Palestina radikal.40

C. Hubungan Qaddafi Terhadap Negara-Negara Arab dan Internasional

C.1. Hubungan Qaddafi – Negara-Negara Arab

Hubungan Qaddafi dengan negara-negara Arab lainnya diwarnai dengan

upaya-upaya menciptakan persatuan, meskipun ide untuk itu tidak selalu datang

dari Libya saja. Pada bulan Desember 1969, Libya, Sudan, dan Mesir berusaha

39 W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, (London: Europe

Plication Limited, 1993). Hal. 667. 40 Jhon. L. Espito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, (Bandung, Mizan,

2001). Hal. 41.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

56

mendirikan sebuah federasi. Disamping untuk memformalkan kesetiaan terhadap

prinsip-prinsip persatuan Arab, rezim baru di Libya ini juga hendak mendongkrak

legitimasi domestik atas pemerintahan Qaddafi, dengan cara menjalin hubungan

dengan Naser, seorang pemimpin terpenting di dunia Arab dalam pandangan

masyarakat Libya. Federasi Republik Arab (dengan Mesir dan Syiria) terus

dipertahankan oleh Libya untuk mempererat aliansinya dengan Mesir, terutama

setelah kematian Naser, Qaddafi berusaha mengambil alih posisi Naser, dan

konsekwensinya meningkatkan legitimasi dirinya di dalam negeri.

Tahun 1974, Qaddafi dan Pimpinan Tunisia mengumumkan pembentukan

Uni Libya-Tunisia setelah sebelumnya Qaddafi dan Presiden Tunisia Habib

Bourguiba melakukan pembicaraan. Keduanya berniat untuk menjadikan single

state, republik Islam Arab. Rencana ini adalah usulan dari Tunisia dalam upaya

menjauhkan Libya dengan Mesir. Ketika hubungan Libya dengan Mesir

memburuk pasca perang Arab-Israel tahun 1973, Libya mendesak Tunisia. Akan

tetapi rencana itu mendapat tentangan dari dalam negeri Tunisia dan Aljazair.

Tahun 1975, Libya dan Aljazair menandatangani pakta pertahanan

bersama, Hassi mas’ud Treaty, yang memastikan Libya sebagai sekutu regional.

Hubungan kedua negara tampak pada Juli 1977, ketika Mesir menyerang Libya

dan menghancurkan instalasi radar Soviet di daerah perbatasan Libya-Mesir,

dimana Aljazair memberikan dukungan kepada Libya dan pemboman dihentikan.

Sebagai imbalannya, Libya mendukung Aljazair yang sedang konflik dengan

Maroko dalam persoalan Sahara Barat.41

41 Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Bahrulhm, 1990). Hal. 344.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

57

Tahun 1981 merger dengan Chad dalam upaya mengakhiri perang antara

keduanya. Libya juga ingin memastikan dominasinya atas Chad bagian Utara.

Merger Libya-Chad memperburuk hubungan dengan Aljazair. Aljazair

menandatangani Treaty of Brotherhood dan Concord tahun 1983 dengan Tunisia

dan Mauritania, dengan tidak menyertakan Libya.

Pada tahun 1984 Libya dan Maroko membentuk The Arab-African

Federation, sebagai reaksi diisolasi Libya dan protes kepada Raja Hasan yang

melakukan kontrol terhadap Sahara bagian barat.

Pada tanggal 25 Maret 1987, Qaddafi mengakui pemerintahan Presiden

Hisene Habre (Chad) dan beberapa hari kemudian pejabat-pejabat tinggi Libya

menemui presiden tersebut di Addi Abeda, Ethiopis. Konflik perbatasan dengan

Chad tentang Jalur Aozou akan dipecahkan dengan cara yang khusuk dan penuh

tanggungjawab. Pada tahun yang sama Libya juga berusaha memperbaiki

hubungannya dengan Mesir dan Tunisia. Libya membebaskan tahanan-tahanan

Tunisia serta menarik pasukannya, baik dari perbatasannya dengan Tunisia

maupun Mesir.42

Tahun 1989, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Mauritania

mengumumkan pembentukan Uni Arab Maghrib (UMA). Uni tersebut

dimaksudkan untuk membangun integrasi ekonomi dengan model Uni Eropa.

Negara-negara Maghrib ingin meperluas pasar mereka, dan menemukan sebuah

outlet alternatif bagi persoalan ketenaga kerjaan. Mereka mendirikan perusahan-

perusahan bersama, dan proyek-proyek sektor manufaktur contohnya. Libya

42 Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Bahrulhm, 1990). Hal. 344.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

58

menjadi satu-satunya negara yang mampu menyerap surplus regional. Negara ini

telah diuntungkan karena perdagangan semakin meningkat. Orang-orang Libya

dengan mudah dapat berbelanja barang –barang di Tunisia, terutama yang tidak

dapat mereka temukan di Libya. Libya merupakan partner utama dalam investasi

the Arab Maghrib Bank, dan mempunyai sejumlah proyek gabungan dengan para

tetangganya, termasuk Mesir, di bidang pertanian, transportasi, komunikasi dan

lain-lain.

Terkait dengan persoalan Konflik Arab-Israel, Libya tidak pernah

konfromi dalam pendiriannya menentang Zionisme sebagai nasionalisme agressif,

dan mendukung kelompok-kelompok radikal di Palestina. Meskipun dia banyak

memberikan bantuan dana kepada PLO, seringkali dia tidak sependapat dengan

sikap pemimpin PLO, Yasser Arafat, Qadhdhafi juga menentang inisiatif

perdamaian 1993 antara Israel dan Palestina. Namun pada tahun 1993 dia

mengirimkan 200 orang Libya untuk berkunjung ke Jerusalem dan mengundang

orang-orang Yahudi untuk datang ke Libya.43

C.2. Hubungan Libya-AS (1969-2004)

Hubungan Libya-Amerika Serikat sejak Revolusi September 1969

diwarnai konflik dan ketidak percayaan kedua belah pihak terhadap satu sama

lainnya. Hal ini dapat dipahami karena Qaddafi sejak awal mempersepsikan

Amerika Serika sebagai “penjahat”, yang mempunyai misi mendominasi dunia,

43 Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Bahrulhm, 1990). Hal. 344.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

59

dan sebagai pendukung Zionisme.44 Bagi pihak Amerika Serikat sendiri, Qaddafi

adalah sosok pembangkang yang seringkali menentang kebijakan-kebijakannya di

Timur Tengah, terutama terkait dengan masalah Palestina-Israel. Faktor-faktor

lain penyebab keretakan hubungan kedua negara tersebut adalah beralihnya

haluan ekonomi Libya ke arah Sosialisme, isu senjata nuklir, isu terorisme, dan

kedekatan hubungan Libya-Unisoviet.

Perseteruan Libya-Amerika Serikat dimulai tahun 1970 ketika Qaddafi

meminta pangkalan militer asing hengkang dari Libya, yaitu pangkalan Inggris

dan Amerika. Setelah dilakukan dialog, Amerika Serikat terpaksa menarik semua

tentaranya dari Libya, menyusul pasukan Inggris yang beberapa bulan telah

melalui.

AS tampaknya sangat “tersinggung” dengan sikap Qaddafi. Beberapa

kejadian yang kemudian semakin memperburuk hubungan AS-Libya, antaralain:

penghentian bantuan militer AS kepada Libya, perjanjian persahabatan Libya-Uni

Soviet (1973), klaim Qaddafi atas perairan Teluk Sidra (1973), dan penyerangan

terhadap kedutaan besar AS di Tripoli (1979).45

Pada masa kepresidenan Ronald Reagan, AS melakukan tekanan-tekanan

diplomasi, ekonomi, dan militer dengan lebih keras, antara lain: Dua Jet Amerika

Serikat menembak jauh dua jet Angkatan Udara Libya diatas laut mediterenia

(1981); Amerika menuduh Libya sebagai otak pengeboman the West Berlin

descotheque (1983); Amerika menjatuhkan sanksi ekonomi dengan menghentikan

44 Harris, Lilian Craig, Libya : Qadhafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado :

Westviw, 1986), Hal. 83. 45 Sihbudi, Riza, Islam, Dunia Arab, Iran : Bara Timur Tengah, (Bandung : Mizan,

1991). Hal. 97.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

60

impor minyak dari Libya, dan ekspor alat-alat teknologi ke Libya (1985);

Amerika membekukan seluruh asset Libya di Amerika (1986); Amerika Serikat

melanggar Piagam PBB dan hukum internasional ketika pesawat-pesawat AS

memborbadir target-target sipil di teluk Sirte dan sebuah boat penjaga pantai yang

sedang melakukan perjalanan rutinnya (1986); Amerika Serikar menembak jatuh

2 pesawat MIG-23 Libya oleh 2 Pesawat Tomcat F-14 dengan 2 Peluru kendali

sparrow dan sidewider.46

Eskalasi konflik Libya-AS di bawah Reagen terutama di picu oleh persepsi

yang tumbuh di Barat bahwa Libya terlibat dalam mempromosikan terorisme

internasional. Keyakinan ini meningkat dengan adanya statemen-statemen

sejumlah politisi penting Libya. Kuatnya persepsi tersebut juga disebabkan oleh

sikap keras Libya untuk berperan sebagai pemimpin anti-imperalis dan pendukung

semua gerakan pembebasan, terutama di Timur Tengah dan Afrika. Di tahun

1980, 1982, 1984, Libya terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan upaya-upaya

pembunuhan di London, Athena, Roma, Viena, dan di Amerika Serikat.47

Pada awal-awal pemerintahan George Bush (1989), Qaddafi

mengungkapkan hastratnya untuk memperbaiki hubungannya dengan AS. Dia

meminta AS mengakhiri boikotnya terhadap ekspor minyak Libya dan

mengembalikan personel AS ke Libya untuk menjalankan operasi minyaknya.

Pada tahun yang sama, Libya juga menyatakan kenginginannya untuk membuka

46 Harris, Lilian Craig, Libya : Qadhafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado :

Westviw, 1986), Hal. 83. 47 Slughet, Petter & Marion, The Times Guide to The Middle East, (London : Times

Books, 1991), Hal. 177.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

61

pembicaraan bilateral denga pemerintahan Bush, dan menormalkan kembali

hubungan Libya- AS atas dasar saling menghormati.48

Pemerintahan Bush menanggapi tawaran Qaddafi dengan tekanan

diplomatik dan militer, terutama terkait dengan isu pengembangan senjata kimia.

Bush mengungkapkan keprihatinannya karena Libya tengah memproduksi

mustard dan gas syaraf. Dia mengancam akan melakukan serangan militer ke

Libya kalau Qaddafi tidak menghentikan proyek senjatanya. Dan sebagai

dukungan terhadap tuntutan supaya Libya menyerahkan dua tersangka

pengeboman Pan AM 103, pemerintahan Bush turut menyambut Resolusi Dewan

Keamanan PBB yang menjatuhkan embargo terhadap Libya.

Di pertengahan 1990-an Amerika Serikat kembali menekan Libya dengan

mengeluarkan keputusan akan memberi sangksi kepada perusahaan-perusahaan

non-Amerika yang berinvestasi di Libya.49 Alasannya terkait dengan tuduhan

mengembangkan senjata pemusnah masal. Keputusan ini juga ditujukan kepada

Iran. Namun demikian, Mayoritas negara-negara Eropa tidak mendukungnya.

Sampai akhir dekade 1990-an, tidak nampak tanda-tanda membaiknya

hubungan AS-Libya. Meskipun Presiden Clinton menyambut penyerahan dua

warga negara sebagai syarat dicabutnya Embargo PBB, tetapi AS tetap

memberlakukan sangsi ekonominya terhadap Libya.

Keseriusan Libya untuk memperbaiki hubungannya dengan AS akhirnya

membuahkan hasil setelah ditahun 2004 ini Embargo Ekonomi AS terhadap Libya

48 John, Ronald Bruce St, The Middle East Journal, Volume 58. No. 3.(Musim Panas

2004), Hal. 37. 49 David. E. Long & Bernand, The Government and Politics of Middle East and North

Africa, (Colorado : Wstview Press, 2002). Hal. 388.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

62

dicabut. Libya telah menunjukkan sikap kooperatifnya dengan AS dan PBB

dengan mengijinkan PBB menginfeksi dan melucuti senjata pemusnah masalnya,

dan membayar ganti rugi secara materi kepada keluarga korban Lockerbi. Dalam

pidato kenegaraanya tahun ini, Bush mengatakan bahwa sikap kooperatif Libya

untuk memusnahkan semua senjata pemusnah masalnya merupakan salah satu

buah dari preemptive-strikes AS ke Irak.

C.3. Hubungan Libya Dengan Negara-Negara Eropa Barat

Meskipun sejak awal berkuasa telah dikenal anti pengaruh Barat, Qaddafi

terus mengintensifkan hubungan dagangnya dengan negara-negara Erapa. Apalagi

ketika hubungan Libya dan AS memburuk, Eropalah yang menjadi tujuan utama

ekspor dan impor barang. Di antara negara Eropa yang menjadi sasaran ekspor

dan impor adalah Italia, Jerman, Spanyol, Prancis, dan Inggris.

Kendatipun demikian, hubungan Libya dengan Negara-Negara Eropa

Barat tak urung diwarnai ketegangan. Dengan Inggris, benih-benih konflik sudah

ada sejak masa-masa awal pemerintahan Qaddafi, yaitu ketika Qaddafi meminta

pangkalan militer Inggris hengkang dari Libya. Di tahun 1984, hubungan

diplomatik Libya-Inggris terputus karena Libya dituduh sebagai pelaku

penembakkan seorang polisi wanita, Yvonne Fletcher, di London.50

Peristiwa lain yang paling berpengaruh terhadap memburuknya hubungan

kedua negara ini adalah peristiwa pengeboman pesawat Pan AM 23 di Lockerbie

(1988), di mana banyak di antara penumpangnya adalah warga Inggris. Libya juga

50 W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, (London: Europe Plication Limited, 1993). Hal. 667.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

63

dituduh Inggris sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penembakan seorang

polisi wanita di depan kedutaan Libya di Inggris. Bersama dengan AS, Inggris

adalah negara yang sangat berperan dalam mendorong PBB untuk menjatuhkan

embargo terhadap Libya. Di tahun 1996, Inggris diduga menjadi dalang usaha

pembunuhan terhadap Qaddafi.51

Inggris kembali membuka hubungan diplomatiknya dengan Libya di tahun

2000, dengan harapan dapat kembali memulihkan hubungan bilateralnya dengan

Libya.

Libya berseteru dengan Perancis karena dituduh terlibat dalam

pengeboman pesawat UTA milik Perancis tahun 1989, yang meledak di Nigeria.

Empat warga Libya yang menjadi tersangkanya dinyatakan bersalah in absentia

oleh pengadilan Perancis. Atas peristiwa ini, Perancis meminta PBB untuk

mengeluarkan resolusinya. Perancis, bersama AS dan Inggris, turut mendorong

diberlakukannya sanksi PBB atas Libya.

Di tahun 1996, Muammar Qaddafi mengirim surat kepada Presiden

Perancis, menyatakan kesediaanya untuk bekerja sama dalam menuntaskan kasus

peledakan UTA. Beberapa bulan kemudian, hakim Perancis, Le Borgir, pergi ke

Libya untuk melakukan investigasi. Sejak itu, Libya-Perancis terus melakukan

beberapa kali pembicaraan hingga akhirnya terjadi kesepakatan. Di tahun 1999

Libya-Perancis mencapai kesepakatan tentang penyelesaian insiden UTA. Libya

membayar $ 33 juta sebagai konpensasi terhadap keluarga korban. Sejak peristiwa

itu, Perancis cukup berperan dalam proses pencabutan sanksi PBB atas Libya.

51 W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, (London: Europe Plication Limited, 1993). Hal. 667.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

64

Negara Eropa yang nilai ekspor-importnya tertinggi adalah Italia. Dari

negara yang pernah menjajah ini, Libya mengimpor banyak bahan pangan.

Disamping mengekspor minyak, Libya di Italia membeli 2300 pom bensin di

tahun 1993

Pada pertengahan 1990-an, negara-negara Eropa menentang rencana

Amerika untuk memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahan asing yang

menanamkan investasi pada sektor minyak di Libya dan Iran. Tak dapat

dipungkiri, proses pencabutan embargo PBB banyak dibantu oleh negara-negara

Eropa. Dan segera setelah sanksi PBB dicabut pada tahun 1999, negara-negara

Eropa meningkatkan hubungannya dengan Libya.

C.4. Hubungan Libya-Uni Soviet

Meskipun sering mengkritik ideologi komunis, dan yakin Uni Soviet

merupakan “imperalist power”, Qaddafi tak pelak beralih ke Uni-Soviet, seiring

semakin buruknya hubungan Libya-Amerika Serikat. Kenapa ke Soviet? Pada saat

jamuan makan malam di Uni Soviet Jalloud, Perdana Menteri Libya, menegaskan

bahwa Libya memerlukan Militer Uni Sovet dan dukungan politik supaya dapat

lepas dari isolasi yang diciptakannya di Afrika Utara. Di samping itu, Semakin

dekatnya hubungan Mesir dan Amerika Serikat telah membuat posisi Libya

terancam di antara dua api. Libya menurut Jalloud, “under pressure from

imperalist and reactionary forces”. 52

52 Halley, P. Edward, Qadhafi & The U. S. Since 1969, (New york : Praeger, 1984). Hal.

60.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

65

Kesepakatan Libya dan Uni Soviet didasarkan atas beberapa kesamaan

kepentingan, di antaranya adalah terkait dengan bantuan terhadap Palestina dan

penentangan terhadap Israel dan Amerika Serikat. Di samping itu, keduanya juga

mulai merencanakan kerja sama ambisius di bidang ekonomi, sains, teknik, dan

militer.

Kendatipun demikian, dalam penyelesaian kasus Palestina Libya dan Uni

Soviet memiliki perbedaan. Uni Soviet di tahun 1970-an menawarkan tiga poin

perencanaan: pertama, penarikan Israel dari seluruh teritorial yang didudukinya

sejak tahun 1967; kedua, pengakuan terhadap hak-hak sah rakyat Palestina,

termasuk pembentukan negara Palestian; ketiga, jaminan keamanan dari seluruh

negara, termasuk Israel, terhadap wilayah Palestina. Sedangkan dari pihak

Qaddafi hanya ada satu poin: “hancurkan Israel”.

Libya bukan satu-satunya negara Timur Tengah yang mendapatkan senjata

dari Uni Soviet, namun nilai pembelian senjatanya dari Uni soviet paling tinggi,

tiga kali lipat dari Aljazair, dan delapan kali lebih besar dari Mesir. Walhasil,

Libya, bersama Irak, kemudian menjadi sekutu terkuat Uni Soviet di tahun 1970-

an.

Para analis menunjukkan bahwa Uni Sovet mulai mengangkut

persenjataan perang ke Libya di pertengahan tahun 1970, bukan hanya karena

kesal setelah dicampakkan oleh Mesir, tetapi negara ini ingin turut mencicipi uang

penjualan minyak Libya. Patut diperhatikan, sejumlah kesepakatan Uni Soviet

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

66

dengan negara-negara penghasil minyak hampir selalu disimpulkan atas dasar

materi.53

Jalinan Libya dengan Uni Soviet berimbas positif terhadap hubungan

Libya dengan negara-negara komunis lainnya. Libya mengakui Jerman Timur

(1973) dan Korea Utara (1974). Pada tahun 1974, Libya membangun hubungan

diplomatik dengan Rumania dan menandatangani beberapa kesepakatan bilateral.

Pada tahun 1975, Libya mengakui Vietnam Utara. Presiden Libya juga kemudian

menjadi akrab dengan Presiden Kuba, Fidel Castro.

Meskipun menolak permintaan Uni Sovet untuk membangun pangkalan

militernya di Libya tahun 1979, Qaddafi acapkali memberi peringatan kepada

Barat bahwa dia akan memberi perlakuan istimewa kepada Uni Sovet apabila

Barat terus mengancamnya. Angkatan Laut Soviet telah menikmati akses ke

pelabuhan Libya, dan Qaddafi mengijinkan pesawat-pesawat Uni Soviet terbang

dari pangkalan-pangkalan udara Libya dalam rangka memonitor aktivitas

angkatan laut NATO, dan menggunakan pangkalan-pangkalan Libya dalam “air

supply operations” di Afrika.54

Di tahun 1986 Qaddafi telah menyadari bahwa Uni Soviet tidak dapat lagi

diandalkan sebagai partner utamanya dikarenakan kesulitan-kesulitan yang

dihadapi Libya dalam berinteraksi dengan negara-negara Barat. Akibatnya, Libya

53 William Zartman, A.g. kluge, “Heroic Politics: The Foreign Policy of Libia,” dalam

“The Foreign Policies of Arab States” Korani, Baghat and Dessouki, Ali. E. Hallai. (Colorado : Westview Press, 1993). Hal.. 250.

54 Harris, Lilian Craig, Libya : Qadhafi’s Revolution & The Modern State, (Colorado : Westviw, 1986), Hal. 97.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

67

bersiap-siap untuk meninggalkannya.55 Hubungan Libya-Soviet juga menjadi

memburuk disebabkan Libya mulai sering menunggak utangnya. Sejak tahun

1992 Rusia menghentikan penjualan senjatanya kepada Libya sebagai

penghormatannya kepada sanksi PBB.

55 Slughet, Petter & Marion, The Times Guide to The Middle East, (London : Times

Books, 1991), Hal. 181.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

68

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan bahasan-bahasan pada Bab I. II, III dan IV, tentang kontribusi

Muammar Qaddafi dalam revolusi Libya, kini penulis kemukakan beberapa

kesimpulannya antara lain:

1. Konsepsi Muammar Qaddafi tentang politik, ekonomi dan sosial yang

tertuang dalam buku hijaunya yang terdiri atas tiga bagian,

diterbitkan pada 1975, 1978 dan 1980.

2. Perannya setelah terjadinya revolusi Libya memberikan kebijakan

dengan mengusir kekuatan asing yang berada di wilayahnya,

menyerukan persatuan nasional dan memberikan konsep

pemikirannya dengan menggabungkan nasionalisme Arab dan

sosialisme dengan fundamentalisme Islam menurut caranya

sendiri.

3.kebijakannya dalam memperkenalkan kembali hukum Islam di Libya

pada tahun 1971. Hukum Islam yang masih samar secara relatif bagi masyarakat

Libya. Corak Islam yang berbeda dari apa yang pernah diperkenalkan. Bukan

mengikuti Thariqat As-Sanusiyah dan bukan pula Islam menurut pandangan para

ulama, akan tetapi penafsiran Qaddafi sendiri yang bersifat ideosinkretis

mengenai Islam.

4.Qaddafi menggantikan Dewan Revolusi Rakyat dengan Kongres Umum

Rakyat dan juga membentuk Komite Rakyat dengan

menggunakan sistem pemerintahan yang agak rumit.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

69

5.Hubungannya dengan Negara-Negara Arab dalam mempersatukan

kekuatannya dengan membentuk berbagai persatuan Uni Arab,

kemudian juga hubungannya dengan AS sejak revolusi memang

sudah diwarnai konflik dan ketidakpercayaan dari kedua belah

pihak yang berakhir dengan sikap kooperatifnya terhadap

kebijakan AS dan PBB menginfeksi dan melucuti senjata

pemusnah massal, sedangkan hubungan dengan Negara-Negara

Eropa Barat yang menjadi tujuan utama ekspor dan impor

barang ketika hubungan Libya dan AS memburuk dan terakhir

hubungannya dengan Uni Soviet terutama keperluaanya

terhadap kekuatan Militer dan dukungan politiknya dalam

melepaskan diri dari isolasi yang diciptakannya di Afrika Utara.

Dari beberapa hubungannya dengan berbagai negara-negara itu

menjadikan perhatian dunia Internasional terhadap kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh Qaddafi.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7480/1/MUHAMAD... · A. Latar Belakang Masalah ... anti HAM, pendukung teroris dan

70