bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_bab i.pdf · perekonomian...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas dari belenggu penjajahan negara kolonialisme. Perkembangan sosial politik dan ekonomi di Indonesia di penghujung abad kedua puluh tengah mengalami perkembangan positif. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai fenomena. Salah satu fenomena itu adalah diperkenalkannya operasional ekonomi syariah yang kemudian kita sebut ekonomi rakyat. Suatu gerakan ekonomi yang sangat berpihak kepada rakyat banyak. Dalam hal ini, rakyat banyak adalah umat Islam. 1 Ekonomi syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah. 2 Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat, yang diilhami nilai-nilai Islam. 3 Ekonomi syariah muncul dan berkembang di Indonesia bersamaan dengan upaya pembentukan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada pertengahan tahun 1990-an. Upaya tersebut dimotori oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan 1 Juhaya S. Praja, BMT Bank Islam, (Bandung: Adzkia Agung Pratama, 2006), hlm. 21. 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (K.H.E.S), (Bandung: Fokus Media), hlm. 8. 3 Muhammad abdul Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, terj. dari Islamic Ecoomic: Theory and Practice oleh Potan Arif Harahap ( Jakarta: Intermasa, 1992), hlm. 19.

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade

terhitung sejak negeri ini terbebas dari belenggu penjajahan negara kolonialisme.

Perkembangan sosial politik dan ekonomi di Indonesia di penghujung abad kedua

puluh tengah mengalami perkembangan positif. Hal ini ditandai dengan

munculnya berbagai fenomena. Salah satu fenomena itu adalah diperkenalkannya

operasional ekonomi syariah yang kemudian kita sebut ekonomi rakyat. Suatu

gerakan ekonomi yang sangat berpihak kepada rakyat banyak. Dalam hal ini,

rakyat banyak adalah umat Islam.1

Ekonomi syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang

perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak

berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan

tidak komersial menurut prinsip syariah.2 Ekonomi syariah merupakan ilmu

pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat,

yang diilhami nilai-nilai Islam.3

Ekonomi syariah muncul dan berkembang di Indonesia bersamaan dengan

upaya pembentukan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada pertengahan tahun

1990-an. Upaya tersebut dimotori oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

1 Juhaya S. Praja, BMT Bank Islam, (Bandung: Adzkia Agung Pratama, 2006), hlm. 21.

2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (K.H.E.S), (Bandung: Fokus Media), hlm. 8.

3 Muhammad abdul Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, terj. dari Islamic

Ecoomic: Theory and Practice oleh Potan Arif Harahap ( Jakarta: Intermasa, 1992), hlm. 19.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

2

Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yaitu dengan dibentuknya Bank

Muamalat Indonesia (BMI) di Jakarta.4 Hingga saat itu hingga kini telah banyak

bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang mendeklarasikan diri sebagai

lembaga yang menerapkan prinsip syariah dalam operasionalnya, beberapa

diantaranya adalah Bank Muamalat, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank BTN

Syariah dan Bank Panin Syariah, disusul dengan berdirinya Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi dalam ruang lingkup yang lebih kecil.

Hadirnya sistem ekonomi syariah sebagai sistem perekonomian yang

berlandaskan pada sumber-sumber hukum Islam telah menunjukkan eksistensi

Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur praktik ritual peribadatan namun

juga mengatur berbagai ketentuan lain. Ketentuan Allah SWT tersebut merupakan

suatu sistem hidup yang lengkap dan komprehensif. Islam tidak hanya mengatur

hubungan dan interaksi antara manusia dengan Allah (hablum minallah) yang

terlihat melalui ibadah ritual seperti anggapan banyak orang saat ini, namun juga

mengatur hubungan antar-dan interaksi sesama manusia (hablum minannas), serta

hubungan dan interaksi antara manusia dengan makhluk lain termasuk dengan

alam dan lingkungan melalui aturan muamalah, dan dengan dirinya sendiri. Islam

tidak memisahkan ekonomi dengan agama, politik dengan agama ataupun urusan

dunia lainnya dengan agama.5

Sistem keuangan syariah bukan hanya berbicara mengenai larangan riba

yang juga telah dilarang pada agama samawi seperti di agama Yahudi dan

4 Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Syariah (Bandung: Pustaka Mulia dan

Fakulta Syariah IAIN SGD Bandung, 2000), hlm. 25. 5 Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2015),

hlm. 13.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

3

Kristen. Sistem ini juga mengatur mengenai larangan tindakan penipuan,

pelarangan tindakan spekulasi, larangan suap, larangan transaksi yang melibatkan

barang haram, larangan menimbun barang (ihtikar), dan larangan monopoli.6

Menurut Hasanuz Zaman, yang dimaksud dengan ekonomi Islam adalah

“Islamic economics is the knowledge and applications and rules of the shari’ah

that prevent injustice in the requisition and disposal of material resources in

order to provide satisfaction to human being and enable them to perform they

obligation to Allah and the society” (Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan

penerapan hukum syariah untuk mencegah terjadinya ketidakadilan atas

pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber material dengan tujuan untuk

memberikan kepuasan manusia dan melakukannya sebagai kewajiban kepada

Allah SWT dan masyarakatnya).7 Dengan demikian ekonomi Islam adalah

mengenai seberapa tepatnya suatu entitas atau manusia dalam memanfaatkan

sumber daya alam yang melimpah di bumi agar tercipta distribusi kekayaan dan

keadilan yang merata bagi seluruh masyarakat dengan konsep dan metode yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Implementasi ekonomi syariah dalam perkembangannya tidak akan

terlepas dari peran perbankan dalam menjembatani kebutuhan modal para pelaku

usaha yang tidak memiliki akses yang baik dengan para investor. Menurut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, perbankan syariah

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha

6 Ibid, hlm.69.

7 Ibid, hlm. 5.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

4

syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.8 Ciri khas perbankan syariah terletak pada

adanya aturan-aturan syariah yang diambil dari Al Qur’an, Hadits dan Ijma.

Perbankan untuk dapat menghidupi usahanya membutuhkan dana yang

cukup besar. Oleh karena itu, perbankan senantiasa dihadapkan pada

permasalahan mengenai bagaimana memperoleh, menggunakan dan

mengembalikan dana yang diperoleh tersebut dengan suatu tingkat pengembalian

yang dapat memuaskan pemilik dana disamping juga meningkatkan perolehan

laba bersih perbankan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan

menarik dana pihak ketiga lewat skema bagi hasil dengan proporsi nisbah yang

menarik, kemudian dengan dana tersebut memberikan pembiayaan kepada

nasabah atau sektor investasi yang memiliki porse nisbah yang lebih tinggi.

Keuntungan yang diterima bank syariah bergantung pada tingkat spread

based, artinya besar persentase bagi hasil yang diaplikasikan dalam produk

pembiayaan harus lebih tinggi dibanding dengan besar persentase bagi hasil yang

diaplikasikan dalam produk penghimpunan dana, selisih antara bagi hasil di

pembiayaan dan penghimpunan dana ini akan berpengaruh pada kemampuan bank

memperoleh positif spread sehingga bank dapat memperoleh keuntungan atau

laba.

Secara teoritis laba merupakan kompensasi atas risiko yang ditanggung

perusahaan.9 Laba merupakan kelebihan total pendapatan dibandingkan total

bebannya. Jumlah laba adalah laba bersih tahun berjalan dikurangi pajak

8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

9 Prathama Rahardja Dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi

Dan Makroekonomi Edisi Ketiga) (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, 2008) hlm. 133.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

5

penghasilan.10

Laba atau laba bersih merupakan laba operasi dikurangi pajak,

biaya bunga, biaya riset dan pengembangan. Laba bersih disajikan dalam laporan

laba rugi dengan menyandingkan antara pendapatan dengan biaya. Dalam proses

menghasilkan keuntungan atau laba bersih, perbankan harus memperhatikan

indikator atau komponen yang akan mempengaruhi perolehan laba. Komponen

laba adalah pendapatan dan biaya (beban).11

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pendapatan

adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya) dari pendapatan secara umum. Secara

umum bank memperoleh pendapatan melalui dua pos yaitu, pendapatan

operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional adalah

pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pokok bank seperti pendapatan bunga,

provisi, komisi dan fee, dan pendapatan valuta asing. Pendapatan non operasional

diperoleh dari kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan

pokok bank. Dengan adanya pendapatan non operasional pada bank syariah

diharapkan sedikit banyak berkontribusi untuk meningkatkan laba. Dengan

penambahan pendapatan non operasional ini diharapkan akan lebih memperlancar

kegiatan yang dilakukan oleh bank syariah.12

Pendapatan operasional adalah distribusi bagi hasil untuk investor dana

investasi tidak terikat, pos ini merupakan selisih antara pendapatan operasional

dengan bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat.13

Pendapatan

10

Ibid, hlm. 133. 11

Hery, Akuntansi Dan Rahasia Di Baliknya Untuk Para Manajer Non-Akuntansi,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012) hlm. 20. 12

M. Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank : Konvensional dan Syariah. (Malang :

UIN-Malang Press, 2008) hlm. 67. 13

Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, BANK AND FINANCIAL

INSTITUTION MANAGEMENT Conventional and Syar’I System (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007) hlm. 658.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

6

operasional yang diperoleh bank tidak sepenuhnya menjadi hak bank, namun bank

memiliki kewajiban untuk memberikan bagi hasil kepada para nasabah yang telah

menyimpan dananya di bank tersebut. Pendapatan operasional setelah distribusi

bagi hasil adalah seluruh akumulasi pendapatan baik dari penyaluran dana

maupun di luar penyaluran dana dikurangi dengan jumlah kewajiban bagi hasil

yang harus dibayarkan kepada pemilik dana (investor).

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, bank tidak akan terlepas

dari sejumlah pengeluaran yang harus dikeluarkannya. Pengeluaran tersebut

dibutuhkan untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Biaya yang dikeluarkan

untuk menunjang kegiatan operasional bank syariah terdiri dari dua pos biaya,

yaitu biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya operasional adalah

pengelolaan kegiatan dan usaha bank baik langsung maupun tidak langsung.14

Biaya operasional juga merupakan beban-beban yang dikeluarkan terkait dengan

aktivitas bank dan biaya non operasional adalah biaya yang berasal dari aktivitas

non operasional yang transaksinya tidak rutin.15

Biaya atau beban operasional terdiri dari beberapa hal, seperti beban bonus

titipan wadi’ah, beban administrasi dan umum, beban personalia, beban promosi,

beban penyisihan penghapusan aktiva, beban transaksi valas, dan beban lain-lain.

Khusus untuk beban lain-lain atau beban lainnya merupakan beban yang timbul di

perusahaan namun tidak ada kaitannya secara langsung dengan kegiatan utama

perusahaan, beban ini muncul akibat dari aktifitas penunjang yang timbul di

perusahaan.

14

Frianto Pandia, Manajemen Dan Kesehatan Bank. (Jakarta: Rineka, Cipta, 2012), hlm.

20. 15

Ismail, Akuntansi Bank Teori Dan Aplikasi Dalam Rupiah Edisi Pertama, (Jakarta:

Kencana Perdana Media Group, 2010) hlm. 20.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

7

Mengacu pada kajian teoritis, pendapatan operasional yang tinggi akan

berbanding lurus dengan laba perusahaan, sedangkan beban operasional yang

tinggi akan berbanding terbalik dengan laba perusahaan. Hal tersebut didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Juki bahwa tingginya biaya operasi akan

membuat peningkatan laba turun, begitu juga jika nilai biaya operasi rendah

peningkatan laba akan naik.16

Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya ini

akan mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan.17

Penelitian ini juga

didukung dengan teori Muhammad yang menjelaskan bahwa: tingkat keuntungan

bersih (net income) yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

dapat dikendalikan (controllable factors). Controllable Factors adalah faktor-

faktor yang dipengaruhi oleh manajemen seperti segmentasi bisnis, pengendalian

pendapatan (tingkat bagi hasil, keuntungan atas transaksi jual beli, pendapatan fee

atas layanan yang diberikan, dan pengendalian biaya-biaya).18

Dalam kaitannya

dengan penelitian ini adalah pengendalian atas pendapatan bagi hasil dan biaya-

biaya.

Begitu pula dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, dalam kegiatan

operasionalnya Bank Muamalat ini memiliki keuntungan dan kerugian yang

diantaranya adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dan beban

operasional lainnya. Kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia ini dapat dilihat dari

jumlah pertumbuhan laba tahun berjalan setelah pajak bersih atau laba bersih,

dimana laba tersebut dipengaruhi oleh berbagai pendapatan dan juga beban yang

dihasilkan dari kegiatan operasional maupun non operasional perbankan.

16

Umar Juki, skripsi: Pengaruh Biaya Operasional terhadap Profitabilitas pada PT.

Kereta Api Indonesia (Persero), 2008. 17

Kuswadi, Analisis keekonomian Proyek. (Yogyakarta: PT. Andi, 2007), hlm. 78. 18

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN.2011),

hlm.281.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

8

Penelitian ini fokus pada pembahasan mengenai pendapatan operasional

setelah distribusi bagi hasil, beban operasional lainnya dan laba tahun berjalan

setelah pajak bersih. Adapun informasi yang menunjukkan data-data tersebut

adalah sebagai berikut :

TABEL1.1

Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil, Beban Operasional Lainnya,

dan Laba Tahun Berjalan Setelah Pajak Bersih pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Periode 2014-2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Triwulan Pendapatan

Operasional

Setelah

Distribusi Bagi

Hasil

Beban Operasional

Lainnya

Laba Tahun

Berjalan

Setelah Pajak

Bersih

2014

I 696.888 493.407 145.898

II 1258.438

1189.569

214.040

III 1476.116

1854.824

41.712

IV 1862.625

2217.751

58.917

2015

I 606.912

1917.789

65.593

II 1122.151

1127.282

106.540

III 1627.431

1669.402

113.961

IV 2095.466

2264.724

74.492

2016

I 440.225

653.891

25.209

II 866.319

1593.549

30.514

III 1219.906

1430.348

37.954

IV 1498.723

1756.128

80.511

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

9

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Periode Triwulan 2014-

2016www.bi.go.id, (Data diolah tahun 2017)

Ket. : = naik

= turun

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum terjadi fluktuasi

nominal di setiap triwulan dalam satu tahun untuk masing-masing variabel.

Namun terjadi ketimpangan yang cukup signifikan antara jumlah pendapatan

operasional setelah bagi hasil dengan jumlah laba tahun berjalan. Hal tersebut

dipengaruhi oleh besarnya beban operasional lainnya yang jumlahnya terkadang

tinggi. Fenomena tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut.

(Dalam Jutaan Rupiah)

Grafik 1.1

Perbandingan Jumlah Pendapatan Operasional Setelah Bagi Hasil, Beban

Operasional Lain-lain, dan Laba Tahun Berjalan pada PT. Bank Muamalat

Indonesia Periode 2014-2016

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Pendapatan Operasional

Setelah Distribusi Bagi

Hasil

Beban Operasional

Lainnya

Laba Tahun Berjalan

Setelah Pajak Bersih

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

10

Secara teori, pergerakan pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil

seharusnya searah dengan pergerakan jumlah laba, ketika pendapatan naik maka

laba pun ikut naik dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan pergerakan jumlah

beban operasional lainnya seharusnya berbanding terbalik dengan pergerakan

laba. Dengan itu berarti terdapat ketidaksesuaian antara teori dan fakta, hal inilah

yang menjadi bahan penelitian agar dapat diketahui secara jelas apa faktor yang

menjadi penyebab hal tersebut terjadi.

Ketidaksesuaian fakta dengan teori terjadi pada triwulan III-IV tahun

2014. Pada triwulan III pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil yang

diperoleh sebesar Rp. 1.479.116.000.000, sedangkan pada triwulan IV sebesar Rp.

1.862.625.000.000, selisih kenaikan pendapatan operasional setelah distribusi bagi

hasil antara triwulan III dan IV adalah sebesar Rp. 383.509.000.000. Selanjutnya

pada triwulan III beban operasional lainnya yang dikeluarkan sebesar Rp.

1.854.824.000.000, sedangkan pada triwulan IV sebesar Rp. 2.217.751.000.000,

selisih kenaikan beban operasional lainnya antara triwulan III dan IV adalah Rp.

362.927.000.000. Selanjutnya pada triwulan III laba tahun berjalan setelah pajak

bersih yang diperoleh sebesar Rp. 41.712.000.000, sedangkan pada triwulan IV

sebesar Rp. 58.917.000.000, selisih kenaikan laba tahun berjalan setelah pajak

bersih triwulan I dan II adalah Rp. 17.205.000.000.

Ketidaksesuaian fakta dan teori juga terjadi pada triwulan IV 2014 dan

triwulan I 2015, triwulan II-III tahun 2015, triwulan I-II tahun 2016, dan triwulan

III-IV tahun 2016. Data tersebut menunjukkan beban operasional yang naik tidak

diikuti oleh laba yang turun, begitu pun pendapatan operasional yang turun tidak

diikuti oleh laba yang turun pula namun malah sebaliknya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

11

Berdasarkan penjelasan dari hasil pengamatan di atas, peneliti ingin

mengetahui apakah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dan beban

operasional lainnya menjadi faktor yang berpengaruh langsung terhadap laba

tahun berjalan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil dan Beban Operasional

Lainnya Terhadap Laba Tahun Berjalan Setelah Pajak Bersih Pada PT. Bank

Muamalat Indonesia.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

bahwa ada keterkaitan yang saling berhubungan antara ketiga variabel. Penelitian

ini membahas tentang sejauh mana pengaruh pendapatan operasional setelah

distribusi bagi hasil dan beban operasional lainnyaterhadap laba tahun berjalan

pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Adapun rumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut.

1. Seberapa besar pengaruh pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil

terhadap laba tahun berjalan setelah pajak bersih pada PT. Bank Muamalat

Indonesia?

2. Seberapa besar pengaruh beban operasional lainnyaterhadap laba tahun

berjalan setelah pajak bersih pada PT. Bank Muamalat Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil

dan beban operasional lainnyaterhadap laba tahun berjalan setelah pajak

bersih pada PT. Bank Muamalat Indonesia?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka dapat ditemukan

beberapa tujuan penelitian yang akan disampaikan dari penelitian ini yakni

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan operasional setelah

distribusi bagi hasil terhadap laba tahun berjalan setelah pajak bersih pada

PT. Bank Muamalat Indonesia;

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban operasional

lainnyaterhadap laba tahun berjalan setelah pajak bersih pada PT. Bank

Muamalat Indonesia;

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan operasional setelah

distribusi bagi hasil dan beban operasional lainnya terhadap laba tahun

berjalan setelah pajak bersih pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa kontribusi positif

bagi pihak-pihak terkait sehingga dapat menumbuhkan manfaat. Adapun manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan referensi

bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam pengetahuan ilmu

perbankan syariah yang berkaitan dengan bagaimana bank memperoleh

pendapatan operasional yang maksimal dengan sistem bagi hasil, serta beban

operasional lainnya yang dikeluarkan dalam operasional sehari-hari. Serta

pengetahuan mengenai laba tahun berjalan setelah pajak bersih agar bank syariah

dapat menghasilkan keuntungan yang meningkat setiap tahunnya.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

13

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi pihak PT. Bank Muamalat Indonesia penelitian ini dapat menjadi

sebuah masukan atau saran agar perusahaan dapat lebih memperhatikan

pendapatan operasionalnya dan jumlah distribusi bagi hasil kepada para

nasabah. Serta agar perusahaan dapat mencermati beban operasional

lainnya yang timbul sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi tingkat

laba. Dengan maksimalnya laba yang diperoleh diharapkan akan

menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan mendorong naiknya

tingkat pertumbuhan ekonomi.

b. Bagi lingkungan akademisi diharapkan hasil penelitian ini dapat

menambah khazanah keilmuan dan pemahaman mengenai pendapatan

operasional setelah distribusi bagi hasil, beban operasional lainnya, dan

laba tahun berjalan setelah pajak bersih.

c. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan bisa menjadi referensi atau

sumber informasi yang diharapkan dapat dikembangkan lagi sehingga

mampu menjawab hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan di atas.

d. Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini digunakan sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (S.E) pada jurusan Manajemen Keuangan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Bandung.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17365/4/4_BAB I.pdf · Perekonomian Indonesia telah berkembang selama beberapa dekade terhitung sejak negeri ini terbebas

14