bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/bab i.pdf · 2020. 6....
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia mengenal dualisme sistem pendidikaan yaitu sistem pendidikan
Islam dan Umum.1 Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.2 Teknologi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan sebagai sarana
atau alat untuk mengemukakan pendapat kepada orang lain yang dapat dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga memiliki nilai manfaat bagi
pendidik dan peserta didik sebagai upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Pencapaian kompetensi dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang
efektif. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
1Irja Putra Pratama, “Penerapan Kurikulum Terpadu sebagai Model Pembinaan Karakter
Siswa (Studi di SMP IT Raudhatul Ulum Sakatiga Inderalaya),” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama
Islam 5, no. 2 (2019), hlm. 218. 2Syarnubi, “Profes ionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Religiusitas
Siswa Kelas IV di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 1 (2019), hlm.
88.
2
kegiatan belajar mengajar.3 Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dengan
pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif dari individu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.4 Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
salah satunya media digunakan sebagai penyampai pesan.
Media dipergunakan dengan tujuan agar informasi tersampaikan kepada
penerima pesan.5 Media pembelajaran memiliki banyak fungsi, salah satunya yaitu
sebagat alat penunjang dalam pembelajaran yang ikut serta dalam mempengaruhi
iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang dirancang oleh pendidik. Menurut
Hamalik yakni penggunaan media ketika pembelajaran berlangsung dapat membuat
siswa menjadi bersemangat dalam belajar, memiliki keinginan dan ketertarikan pada
pembelajaran bahkan penggunaan media dapat mempengaruhi psikologi siswa.6
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu 1) Media
Auditif adalah media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki
unsur suara seperti radio dan kaset, 2) Media Visual adalah media yang hanya dapat
dilihat saja, tidak mengandung unsur suara seperti film slide dan foto, 3) Media Audio
Visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung
3Nurlaila, Pengelolaan Pengajaran (Palembang: CV Amanah, 2017), hlm. 15.
4Nizwardi Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran Edisi Pertama (Jakarta:
Kencana, 2016), hlm. 2. 5Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm.
58. 6Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Edisi Revisi) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), hlm. 19.
3
unsur gambar yang dapat dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara dan berbagai lainnya.7
Kemampuan Media Audio Visual dianggap lebih baik dan lebih menarik
dikarenakan mengandung kedua unsur dari jenis media auditif dan visual. Selain itu
media audio visual membuat peserta didik lebih cepat mengerti karena
kemampuannya dalam penyajian materi melalui pandangan dan pendengaran serta
memberikan pengalaman yang lebih nyata dari yang disampaikan media audio
maupun visual.8 Dengan begitu pendidik diharapkan mampu menggunakan media
audio visual untuk proses belajar mengajar seperti pembuatan video pembelajaran
yang relevan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga terjadinya inovasi
dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melakukan peninjauan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 15 Palembang pada tanggal 10 September 2019
bahwasanya minat belajar siswa di sekolah tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
pembelajaran yang digunakan masih terpaku pada buku cetak atau LKS dan faktor
waktu pada saat proses belajar dimana ada kelas pagi dan kelas siang. Untuk kelas
pagi semangat belajar maupun konsentrasi dalam belajar masih sangat baik. Akan
tetapi, pada siswa yang masuk jam siang, konsentrasi dan semangat akan belajar telah
sedikit menurun. Selain karena faktor waktu di jam siang yang membuat kelas
menjadi panas, ada beberapa pula siswa yang mengantuk dalam belajar sehingga pada
7Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 118.
8Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 53.
4
saat proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan materi yang
disampaikan dalam belajar dan siswa cenderung pasif dalam belajar maka peneliti
ingin menerapkan sebuah media pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual sprakol video scribe. Salah satu kegunaan dari video scribe adalah dapat
menjadi media pembelajaran yang berbentuk video bagi seorang pendidik.9
Tujuannya agar proses pembelajaran yang berlangsung lebih menarik minat belajar
siswa dan dapat membantu siswa menjadi lebih paham pada materi pembelajaran
yang akan disajikan. Jika seorang siswa memiliki minat dalam suatu pelajaran, dia
akan memperhatikan dan berpartisipasi pada saat proses belajar berlangsung. Hal ini
tentu berpengaruh dengan hasil belajarnya ataupun prestasi belajarnya.10
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe dan Pengaruhnya
Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang”.
B. Identifikasi Masalah
1. Buku cetak dan LKS kurang diminati oleh peserta didik.
2. Masih rendahnya minat belajar siswa karena pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dianggap membosankan, kurang menarik, tidak begitu penting dan relatif
sulit.
9Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif Penggunaan Tools SPSS dan Video Scribe
(Tasikmalaya: Edu Publisher, 2018), hlm. 87. 10
Badiah Susanti, “Penggunaan Media Pembelajaran Video Scribe untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Kelas V MI At-Taqwa Pinang Kota Tangerang Tahun 2018,” Naturalistic 3, no. 2
(2019): hlm. 390.
5
3. Belum optimalnya penggunaan media audio visual dalam kegiatan belajar
mengajar.
4. Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar dikarenakan faktor waktu dalam
belajar yakni terdapat kelas pagi dan kelas siang.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada permasalahan tentang penerapan media audio
visual berbasis sparkol video scribe pada mata pelajaran PAI sehingga media yang
digunakan berupa sparkol video scribe dalam bentuk video. Materi yang disajikan
hanya pokok bahasan Pendidikan Agama Islam kelas VII dengan Sub. Materi Sejarah
Kebudayaan Islam pada pembahasan Selamat Datang Nabi Kekasihku. Permasalahan
yang akan dicari solusinya dibatasi pada permasalahan terhadap minat belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan media audio visual sparkol video scribe dalam
pembelajaran PAI ?
2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap pembelajaran PAI dengan menerapkan
media audio visual sparkol video scribe ?
3. Bagaimana pengaruh penerapan media audio visual sparkol video scribe terhadap
minat belajar siswa ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan secara rinci penerapan media pembelajaran audio visual
pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan aplikasi sparkol video scribe
6
2. Untuk mendeskripsikan secara rinci minat belajar siswa terhadap pembelajaran
PAI dengan menerapkan media audio visual sparkol videoscribe
3. Untuk mendeskripsikan secara rinci pengaruh penerapan media audio visual
sparkol videoscribe terhadap minat belajar siswa
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam penerapan media
pembelajaran berbasis audio visual pada materi PAI dengan menggunakan
sparkol videoscribe sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif, menarik dan
menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-
teori yang sudah diperoleh di perkuliahan.
b) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini berguna untuk meningkatkan minat belajar dengan
menggunakan media pembelajaran yang menarik.
c) Bagi Guru
Memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar sehingga penyajian
materi tidak monoton dan menambah wawasan guru dalam penerapan media
pembelajaran yang akan digunakan.
7
d) Bagi Sekolah
Memberikan suatu pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas guru dalam
mengajar dengan menerapkan media audio visual sparkol videoscribe
sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah gambaran dari hasil penelitian terdahulu yang
signifikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sesudah melakukan pengecekan
terhadap daftar skripsi pada perpustakaan fakultas, buku dan skripsi terdahulu maka
kita dapat mengetahui berapa banyak peneliti membahas permasalahan ini beberapa
diantaranya:
Ahmad Nur Fahmi meneliti tentang perbedaan hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah menggunakan media Sparkol Videoscribe, karena disekolah yang ia teliti
masih banyak yang menggunakan metode ceramah, sangat minim sekali variasi cara
belajar. Sehingga digunakannya media Sparkol Videoscribe untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas karena penelitian ini berdasarkan masalah yang terjadi di
dalam kelas. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran audio visual sparkol videoscribe dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XII-MIPA 1 SMA Negeri 3 Pati tahun ajaran 2017/2018. Hal ini
8
dilihat dari hasil peningkatan prestasi belajar 36 siswa dari kedua siklus tersebut yang
mengalami peningkatan yang cukup baik.11
Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian
yang akan diteliti. Persaamaannya yaitu sama-sama membahas tentang media Sparkol
Videoscribe pada mata pelajaran PAI, sedangkan perbedaannya yakni penelitian
Ahmad Nur Fahmi terfokus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, materi meraih
berkah dengan mawaris dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan
terhadap peserta didik kelas XII-MIPA 1 jenjang SMA, sedangkan peneliti terfokus
pada penerapan media sparkol videoscribe terhadap minat belajar siswa, materi
Selamat Datang Nabi Kekasihku dengan jenis penelitian eksperimen yang dilakukan
pada peserta didik kelas VII jenjang SMP.
Devi Safitri meneliti tentang pengembangan untuk mengetahui kelayakan dan
respon peserta didik terhadap kemenarikan pada media pembelajaran berbasis
Sparkol Videoscribe aksara lampung. Peneliti menggunakan metode research and
development (R&D) dari model penelitian Borg anda Gall yang dimodifikasi
Sugiono. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan media
pembelajaran berbasis Sparkol Videoscribe pada materi aksara Lampung kelas III
jenjang MI/SD sangat layak dan sangat menarik untuk dijadikan sebagai media
11
Ahmad Nur Fahmi, “Penggunaan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Meraih
Berkah dengan Mawaris Siswa Kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2017/2018”
(IAIN Salatiga, 2018), hlm. 89.
9
pembelajaran, serta memberikan kemudahan pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan cara yang baru dan mengesankan.12
Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian
yang akan diteliti. Kesamaannya yaitu sama-sama menggunakan media Sparkol
Videoscribe, namun memiliki perbedaan yakni penelitian Devi Safitri terfokus pada
pengembangan media dengan materi aksara lampung dan metode penelitian
menggunakan model Borg and Gall serta dilakukan terhadap peserta didik kelas III
jenjang MI/SD, sedangkan peneliti terfokus pada penerapan media audio visual
berbasis videoscribe terhadap minat belajar siswa dengan materi Pendidikan Agama
Islam dan menggunakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada peserta didik
kelas VII jenjang SMP.
Khoirin Nisai meneliti tentang peningkatan hasil belajar mata pelajaran
pendidikan agama Islam materi sujud dengan media videoscribe pada siswa kelas
VIII D SMP N 5 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Berdasarkan pengamatan awal
terhadap proses belajar mengajar dan Hasil belajar siswa kelas VIII D cenderung
pasif dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Serta masih kurang
maksimalnya penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
Sehingga peneliti ingin menerapkan media Audio Visual (Video Scribe) sebagai alat
bantu dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Secara umum penelitian ini bertujuan
12
Devi Safitri, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Sparkol Video Scribe pada
Materi Aksara Lampung Kelas III Jenjang MI/SD” (UIN Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 77.
10
untuk mengetahui apakah penggunaan media video scribe dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi sujud di kelas VIII D SMP N 5 Salatiga.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
penelitian lapangan. Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan media video
scribe dapat meningkatkan hasil belajar PAI yang dapat dibuktikan dari nilai hasil
belajar siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Sebagaimana data dari pra
tindakan kemudian siklus I mengalami kenaikan ketuntasan siswa sebanyak 23% dan
dari sikulus I dilanjutkan siklus II mengalami kenaikan 35%. Pada siklus II
diberhentikan karena 100% siswa telah mencapai ketuntasan.13
Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian
yang akan diteliti. Kesamaannya yaitu sama-sama membahas tentang media Sparkol
Videoscribe pada mata pelajaran PAI, sedangkan perbedaannya yakni penelitian
Ahmad Nur Fahmi terfokus untuk peningkatan hasil belajar dengan metode penelitian
tindakan kelas materi sujud sedangkan peneliti terfokus pada penerapan media
sparkol videoscribe terhadap minat belajar, dengan penelitian eksperimen materi
Selamat Datang Nabi Kekasihku dan dilakukan pada peserta didik kelas VII jenjang
SMP.
13
Khoirun Nisai Shalihati, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Sujud
Syukur dengan Media Video Scribe Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018” (IAIN Salatiga, 2018), hlm. 72.
11
H. Kerangka Teori
1. Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe
Penerapan dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi. Browne
dan Wildavsky mengemukakan bahwa penerapan adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan. Adapun Schubert mengemukakan bahwa penerapan adalah
sistem rekayasa. Penerapan bermura pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Sehingga penerapan bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.14
Nunuk Suryani mengemukakan bahwa media audio visual merupakan alat
pembelajaran yang mana materi yang dibuat dan digunakan oleh pendidik akan
diterapkan dengan mengandalkan indra penglihatan dan pendengan namun tidak
seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.15
Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media audio visual adalah sebuah media
yang tidak hanya memuat unsur suara akan tetapi memuat unsur gambar
sehingga dapat dilihat dan didengarkan contohnya rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara dan sebagainya.16 Seels dan Richey dalam buku
Bambang Warsita mengatakan bahwa Media Auido Visual adalah cara
14
Arinda Firdianti, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, (Yogyakarta: CV GRE
PUBLISHING, 2018), hlm. 19. 15
Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Op. Cit., hlm. 53. 16
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 58.
12
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan
elektronik untuk menyajikan pesan pesan audio visual.17
Menurut Kusnadi Sparkol videoscribe merupakan software yang bisa kita
gunakan dalam membuat design animasi berlatar putih dengan sangat mudah.
Salah satu kegunaan dari videoscribe ialah dapat menjadi media pembelajaran
yang berbentuk video bagi seorang pendidik.18 Menurut Nunuk Suryani dan
Achmad Setiawan Sparkol videoscribe adalah software yang bisa digunakan
untuk membuat desain animasi berlatar putih dengan sangat mudah yang
dikembangkan oleh Sparkol.19 Menurut Shafira Sparkol videoscribe adalah salah
satu bentuk media video dengan konsep papan tulis yang menggunakan gambar
tangan dan seolah-olah sedang menggambar atau menulis di papan tulis.20
Berdasarkan uraian di atas, penerapan media audio visual sparkol video
scribe adalah suatu pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan video
presentasi yang telah disusun dan terencana agar tercapainya pembelajaran yang
diinginkan.
2. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa pada
saat pelajaran berlangsung karena kegiatan mereka merupakan kunci dari minat
mereka. Menurut Nasution bahwa minat belajar terhadap pelajaran akan tampak
17Warsita, Op. Cit., hlm. 29.
18Kusnadi, Op. Cit., hlm. 87.
19Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Op. Cit., hlm. 81.
20Shafira Aulia Hakim, “Pengaruh Media Video Scribe Terhadap Hasil Belajar Sis wa pada
Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di Kelas VII SMPN 1 Simpang Tiga Kabupaten
Aceh Besar” (UIN Ar-Raniry Darussalam, 2017), hlm. 21.
13
pada ketekunan dalam belajar.21 Secara sederhana, minat berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang
siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. kemudian karena pemusatan
perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi
untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.22
Adapun menurut Gagne sebab timbulnya minat pada diri seseorang ada
dua macam, yaitu: minat spontan dan minat terpola. Minat spontan yaitu minat
yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh
pihak luar. Adapun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat
adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga
sekolah maupun di luar sekolah.23
Menurut Darmadi banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa.
Salah satu faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah
faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pembelajaran
yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan.
Dan sebaliknya bahan pembelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan
dikesampingkan oleh siswa. Oleh karena itu bila bahan pelajaran yang dipelajari
21
Rio Ariyanto dkk, “Penggunaan Media Powtoon untuk Meningkatkan Minat dan Hasil
Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pelaku-pelaku Ekonomi dalam Sistem
Perekonomian Indonesia,” Jurnal Pendidikan Ekonomi 12, no. 1 (2018), hlm. 123. 22
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,
2016), hlm. 16. 23
Susanto, Op. Cit., hlm. 60-61.
14
tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.24
Djamarah mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik
melalui :
Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.
Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya
tanpa menghiraukan yang lain (fokus).25
Berdasarkan uraian tersebut, indikator untuk mengetahui minat seseorang
dalam pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan
aktivitas pembelajaran seperti ikut terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran,
adanya perasaan senang dalam belajar, rasa ketertarikan serta perhatian yang
diberikan saat proses belajar berlangsung.
3. Pendidikan Agama Islam
Menurut Akmal Hawi Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan
Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan
memerhatikan tuntunan menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
24
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 313. 25
Ibid., hlm. 318.
15
antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.26
Menurut Al-Syaibani Pendidkan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah
laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam
sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran
sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi
dalam masyarakat.27
Menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist, melalui kegiatan
bimbingan, pengajar latihan, serta penggunaan pengalaman.28 Jadi, Pendidikan
Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an
dan Hadist melalui kegiatan bimbingan dan latihan demi terbentuknya pribadi
peserta didik yang sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan
maupun perbuatannya.
26
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 19. 27
Herman Zaini dan Muhtarom, Kompetensi Guru PAI (Palembang: NoerFikri Offset, 2015),
hlm. 126. 28
Nurlaila, Op. Cit., hlm. 5.
16
I. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain dinamakan variabel karena
ada variasinya (masing-masing dapat berbeda).29
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini terdiri dari variabel
eksperimental yang meliputi:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Media Audio Visual Spakol
VideoScribe Terhadap Minat Siswa
Keterangan:
1. Variabel Bebas: Penerapan Media Audio Visual Dengan Bantuan Sparkol
VideoScribe terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang
2. Variabel Terikat: Minat belajar Siswa Kelas VII
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Sedangkan,
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.30
29
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Thesis (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2014), hlm. 48. 30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 61.
17
J. Definisi Operasioal
Definisi operasional adalah memberi batasan konsep variabel yang ada dalam
masalah serta penetapan pengukuran-pengukurannya.31 Untuk menghindari persepsi
dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah maka perlu ditekankan beberapa
istilah sebagai berikut:
1. Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe adalah pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan video presentasi yang telah disusun dan
terencana agar tercapainya pembelajaran yang diinginkan. Untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual Sparkol Video
Scribe berikut langkah- langkah penggunaan media tesebut.
a. Guru mempersiapkan bahan ajar terlebih dahulu berupa video presentasi
serta menentukan video presentasi yang tepat yang akan dilakukan pada saat
proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Video presentasi yang akan digunakan dapat kita membuat sendiri atau
menggunakan video orang lain.
b. Mempersiapkan kelas yakni siswa terlebih dahulu dipersiapkan dengan
menjelaskan maksud dari penggunaan media video dalam pembelajaran,
menjelaskan secara garis besar tentang video yang akan ditayangkan serta
menjelaskan apabila ada hal yang penting dari tayangan video yang akan
ditampilkan dapat dicatat.
31
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2012), hlm. 181.
18
c. Langkah penyajian video yakni pemutaran video dengan memperhatikan
kelengkapan alat yang digunakan (pengeras suara/speaker, layar proyektor,
dan tempat proyektor) serta guru harus memperhatikan intensitas cahaya
ruangan.
d. Aktivitas lanjutan yakni berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disediakan.
2. Minat belajar yaitu perhatian siswa dalam belajar yang menimbulkan perasaan
senang sehingga siswa ikut berpartisipasi dengan aktif pada proses pembelajaran
berlangsung. Untuk membuat siswa menjadi berprestasi dalam belajar maka
terdapat beberapa faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, faktor
yang dimaksud cukup banyak, secara garis besar ada dua, yakni : a) Faktor intern
atau internal, adalah fator yang berasal atau timbul dari dalam diri siswa itu
sendiri, yang meliputi: faktor fisiologis atau psikologi siswa, b) Faktor ekstern
atau eksternal, adalah faktor yang berasal atau timbul dari luar diri siswa yang
meliputi: faktor sosial dan nonsosial.32
a. Faktor Intern
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
32
Litia Ristianti, “Penerapan Media Video dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran SKI di Kelas VII MTS Paradigma Palembang” (UIN Raden Fatah Palembang, 2018),
hlm. 45-46.
19
Kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala
misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga
materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi
organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar
dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan
di kelas.33
2) Aspek Psikologis
a) Inteligensi Siswa
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat
diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa. Siswa yang memiliki IQ tinggi maupun yang memiliki IQ di
bawah batas rata-rata lazimnya menimbulkan kesulitan dalam
belajar. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki IQ tinggi merasa
materi yang disajikan terlampau mudah baginya sehingga ia menjadi
bosan dan frustasi karena tuntutan kebutuhan keingintahuannya
merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi lain siswa yang memiliki
IQ di bawah batas rata-rata akan merasa sulit dalam mengikuti
33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), hlm. 130.
20
pelajaran yang disajikan akibatnya siswa menjadi tertekan dan
akhirnya merasa bosan dan frustasi.34
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif. Sikap positif merupakan pertanda awal yang
baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif
siswa pada guru atau pada mata pelajaran yang akan diikuti akan
menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.35
c) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang
studi tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana
apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan
anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih
dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak
terhadap seorang siswa dan juga ketidaksadaran siswa terhadap
34
Ibid., hlm. 131-132. 35
Ibid.
21
bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan yang bukan bakatnya
akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya.36
d) Motivasi Siswa
Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuau. Motivasi
dapat dibedakan menjadi 2 yakni motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi.
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya unuk melakukan
kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib
sekolah, suri tauladan dan sebagainya. Kekurangan atau ketiadaan
motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti proses
belajar.37
36
Ibid., hlm. 133. 37
Ibid.
22
b. Faktor Ekstern
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah adalah para guru, para tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-
teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi
masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak
penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa.38
2) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.39
K. Hipotesis Peneitian
Ho : Penerapan Media Audio Visual Sparkol VideoScribe tidak ada pengaruh
terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang
38
Ibid., hlm. 135. 39
Ibid.
23
Ha : Penerapan Media Audio Visual Sparkol VideoScribe ada pengaruh terhadap
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII
di SMP Negeri 15 Palembang
L. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Palembang di Jl. Jendral Ahmad
Yani Seberang Ulu 1 Palembang, Sumatera Selatan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara
sengaja oleh peneliti.40 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
eksperimen adalah true experimental design. Alasan peneliti menggunakan jenis
penelitian ini karena dalam rancangan ini terdapat kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang dipilih secara acak. Hal ini sesuai dengan ciri utama
dari true esperiment bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol diambil secara acak.41
Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah Post-test Only Control
Design. Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kontrol yang masing-masing dipiih secara random. Dimana kelompok
40
Putu Ade Andre Payadnya dan Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, Panduan Penelitian
Eksperimen beserta Analisis Statistik dengan SPSS (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), hlm. 2. 41
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 112.
24
eksperimen diberi perlakuan kemudian kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen sama-sama diberi post-test dengan asumsi bahwa hasilnya akan sama
dan jika terjadi perbedaan maka itu disebabkan oleh perlakuan/variabel bebas
dalam eksperimen. Model desain dapat diihat pada gambar 1.1.42
Kelas Treatment Post-test
R Eksperimen X O1
R Kontrol - O2
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu peneliti akan memberikan sumbangan pemikiran seberapa besar
keefektifan penerapan media audio visual sparkol video scribe terhadap minat
belajar siswa, karena pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang memaparkan
analisis penelitianya dengan angka dan menggunakan perhitungan statistik dalam
menganalisisnya.
42
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan (Jakarta: Kencana,
2014), hlm. 191.
25
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.43
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi yang
berupa data-data mengenai gambaran umum SMP Negeri 15 Palembang
seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan sarana dan
prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan pegawai yang
ada di sekolah.
2) Data kuantitatif merupakan data yang penelitiannya dikuantifikasi atau
berbentuk angka-angka dalam pengumpulan dan analisis data.44 Data
kuantitatif diperoleh dari angket yang berupa data mengenai minat
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan data
dokumentasi yang menunjukkan jumlah siswa, guru serta pegawai yang
ada di sekolah.
b. Sumber Data
Sumber data penulisan ini dibedakan menjadi dua sumber data yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.
1) Sumber Data Primer ini diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau disebut dengan
43
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm 15. 44
Ibid.
26
data asli atau data baru.45 Yakni angket minat belajar siswa di SMP
Negeri 15 Palembang. Yang menjadi objek penelitian, data tersebut di
peroleh dari hasil penyebaraan angket yang akan dilakukan oleh
peneliti.
2) Sumber Data Sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.46 Yaitu meliputi data mengenai gambaran umum SMP Negeri
15 Palembang seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan
sarana dan prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan
pegawai yang ada di sekolah.
5. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat
perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil
yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek
penelitiannya.47 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Palembang yang berjumlah
297 siswa yang terdiri atas sepuluh kelas yaitu kelas VII.1 dengan 30 siswa,
kelas VII.2 dengan 30 siswa, kelas VII.3 dengan 30 siswa, kelas VII.4
dengan 30 siswa, kelas VII.5 dengan 30 siswa, kelas VII.6 dengan 30 siswa,
45
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm 5. 46
Ibid. 47
Yusuf, Op. Cit., hlm. 145.
27
kelas VII.7 dengan 30 siswa, kelas VII.8 dengan 30 siswa, VII.9 30 siswa
dan VII 10 dengan 27 siswa
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut.48 Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan simple random sampling (secara acak). Hal ini sering
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen, artinya sumber data
yang unsurnya memiiki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan
jumlahnya secara kuantitaf. Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dua kelas, yaitu kelas VII.8 dan VII.10, dimana yang menjadi kelas
eksperimen adalah kelas VII.8 yang berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol
adalah kelas VII.10 yang berjumlah 27 siswa.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Sesuai dengan data
48
Ibid., hlm 150.
28
yang dikumpulkan maka dalam penelitian penulis melakukan pengamatan
dengan observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen.49
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya.50 Angket digunakan untuk memperoleh data
tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Dokumentasi
Adapun data-data yang akan dikumpulkan melalui dokumentasi adalah
data-data mengenai dokumen atau arsip yang ada di SMP Negeri 15
Palembang. Data tersebut berupa gambaran umum SMP Negeri 15
Palembang seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan sarana dan
prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan pegawai yang ada di
sekolah. Data ini digunakan untuk mendeskripsikan keadaan lokasi
penelitian.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket (kuesionar). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
49
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 203-204. 50
Ibid., hlm 199.
29
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk menjawabnya.51 Angket yang akan digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang. Alternatif jawaban pada jenis skala likert
berupa pendapa yang disajikan dalam bentuk checklist kepada responden yang
memberikan indikasi penyataan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),
sangat tidak setuju (STS). Dengan scoring 4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan
1,2,3,4 untuk pernyataan negatif.52
e. Teknik Analisis Data
a. Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengkur
apa yang seharusnya diukur.53 Rumus yang diguakan untuk menentukan
validitas instrumen adalah korelasi product moment:54
∑
∑
∑
√ ∑
∑
) ∑
∑
) )
Keterangan :
n = banyak responden
51
Ibid. 52
Ibid., hlm 134-135. 53
Ibid., hlm 173. 54
Agus Purwoto, Panduan Laboratorium Inferensial Statistik (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.
11-12.
30
xi = skor item/butir ke-i
yi = skor total responden
Jika nilai koefisien Product Moment Pearson (r) yang diperoleh
adalah positif, kemungkinan butir yang diuji tersebut adalah valid.
Walaupun positif perlu pua nilai Product Moment Pearson (r) tersebut
diuji signifikansi atau tidak. Jika korelasi signifikan maka item instrumen
adalah valid. Untuk menguji signifikansi nilai Product Moment Pearson
(rtabel) pada taraf signifikan α (biasanya dipilih 0,05) dan n = banyak data
sesuai. Berikut in kriteria keputusan bahwa butir ke-i valid atau tidak
(a) Instrmen valid jika rhitung ≥ rtabel
(b) Instrumen tidak valid jika rhitung< rtabel
2) Uji reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama.55 Untuk mencari reliabilitas instrumen dapat digunakan
rumus alfa cronbach sebagai berikut :56
{
∑
}
Keterangan :
ri = koefisien reliabilitas
55
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 173. 56
Purwoto, Op. Cit., hlm. 13.
31
k = banyak item instrument
∑ = jumlah varians skor
= Varians skor total
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas data, peneliti
menggunakan program SPSS 22.
b. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Adapun pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu :57
∑ )
Dengan kriteria pengujian normalitasnya, yaitu :
Jika
maka data tersebut terdistribusi normal. Dan
sebaliknya jika
maka data tersebut tidak normal.
2. Uji homogenitas
Teknik uji homogenitas sampel bertujuanuntuk menguji kesamaan
atau homogenitas beberapa bagian sampel yakni seragam tidaknya
variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk
uji homegenitas sampel digunakan rumus sebagai berikut:58
57
Nana Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273. 58
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 275.
32
Dengan kriteria :
(a) Jika Fhitung< Ftabel maka data homogen.
(b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak homogen.
3. Uji hipotesis
Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan t-test sampel
separated varian bila sampel memiliki jumlah anggota yang tidak sama
yaitu kelas kontrol sebanyak 40 siswa sedangkan kelas eksperimen
sebanyak 38 siswa dan untuk variannya tidak homogen. Dengan
membandingkan treatment yang diberikan terhadap kelompok kontrol
dengan perlakuan yang diberikan terhadap kelompok eksperimen, rumus
t-test sampel sepraated varian.59
T =
√
Keterangan :
t : Harga Uji Statistik
: Rata-rata Nilai Siswa pada Kelas Esperimen
: Rata-rata Nilai Siswa pada Kelas Kontrol
: Varian Data pada Kelas Eksperimen
: Varian Data pada Kelas Kontrol
: Jumlah Sampel Kelas Eksperimen
59
Ibid., hlm. 273.
33
: Jumlah Sampel Kelas Kontrol
Harga t sebagai pengganti t tabel dihitung dari selisih harga t tabel
dengan dk = – 1 dan dk = , dibagi dua dan kemudian ditambah
dengan harga t yang terkecil dan taraf signifikan 0,05. Kriteria
pengujian yaitu jika ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima, jika thitung ≥
ttabel atau thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.
M. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti mengemukakan hal-hal yang melatarbelakangi
penelitian ini, yang diantaranya adalah: identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, dan metodologi penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas berbagai landasan teori yang mendasari penelitian ini
seperti teori-teori tentang media audio visual, sparkol videoscribe dan mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah berdiri, letak geografis, visi dan
misi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, kurikulum,
dan program-program yang ada di SMP Negeri 15 Palembang.
34
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana penerapan media audio visual
berbasis sparkol video scribe, keefektifan penerapan media audio visual sparkol
videoscribe terhadap minat belajar peserta didik.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran mengenai hasil
penelitian yang telah dilakukan.