bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/bab i.pdf · 2020. 6....

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme sistem pendidikaan yaitu sistem pendidikan Islam dan Umum. 1 Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 2 Teknologi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan sebagai sarana atau alat untuk mengemukakan pendapat kepada orang lain yang dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung sehingga memiliki nilai manfaat bagi pendidik dan peserta didik sebagai upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan. Pencapaian kompetensi dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam 1 Irja Putra Pratama, “Penerapan Kurikulum Terpadu sebagai Model Pembinaan Karakter Siswa (Studi di SMP IT Raudhatul Ulum Sakatiga Inderalaya),” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 2 (2019), hlm. 218. 2 Syarnubi, “Profes ionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Religiusitas Siswa Kelas IV di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 1 (2019), hlm. 88.

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mengenal dualisme sistem pendidikaan yaitu sistem pendidikan

Islam dan Umum.1 Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat

bangsa dan negara.2 Teknologi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan sebagai sarana

atau alat untuk mengemukakan pendapat kepada orang lain yang dapat dilakukan

secara langsung ataupun tidak langsung sehingga memiliki nilai manfaat bagi

pendidik dan peserta didik sebagai upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Pencapaian kompetensi dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang

efektif. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam

1Irja Putra Pratama, “Penerapan Kurikulum Terpadu sebagai Model Pembinaan Karakter

Siswa (Studi di SMP IT Raudhatul Ulum Sakatiga Inderalaya),” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama

Islam 5, no. 2 (2019), hlm. 218. 2Syarnubi, “Profes ionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Religiusitas

Siswa Kelas IV di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib : Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 1 (2019), hlm.

88.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

2

kegiatan belajar mengajar.3 Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dengan

pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif dari individu sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.4 Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

salah satunya media digunakan sebagai penyampai pesan.

Media dipergunakan dengan tujuan agar informasi tersampaikan kepada

penerima pesan.5 Media pembelajaran memiliki banyak fungsi, salah satunya yaitu

sebagat alat penunjang dalam pembelajaran yang ikut serta dalam mempengaruhi

iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang dirancang oleh pendidik. Menurut

Hamalik yakni penggunaan media ketika pembelajaran berlangsung dapat membuat

siswa menjadi bersemangat dalam belajar, memiliki keinginan dan ketertarikan pada

pembelajaran bahkan penggunaan media dapat mempengaruhi psikologi siswa.6

Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu 1) Media

Auditif adalah media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki

unsur suara seperti radio dan kaset, 2) Media Visual adalah media yang hanya dapat

dilihat saja, tidak mengandung unsur suara seperti film slide dan foto, 3) Media Audio

Visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung

3Nurlaila, Pengelolaan Pengajaran (Palembang: CV Amanah, 2017), hlm. 15.

4Nizwardi Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran Edisi Pertama (Jakarta:

Kencana, 2016), hlm. 2. 5Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm.

58. 6Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Edisi Revisi) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2014), hlm. 19.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

3

unsur gambar yang dapat dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide

suara dan berbagai lainnya.7

Kemampuan Media Audio Visual dianggap lebih baik dan lebih menarik

dikarenakan mengandung kedua unsur dari jenis media auditif dan visual. Selain itu

media audio visual membuat peserta didik lebih cepat mengerti karena

kemampuannya dalam penyajian materi melalui pandangan dan pendengaran serta

memberikan pengalaman yang lebih nyata dari yang disampaikan media audio

maupun visual.8 Dengan begitu pendidik diharapkan mampu menggunakan media

audio visual untuk proses belajar mengajar seperti pembuatan video pembelajaran

yang relevan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga terjadinya inovasi

dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melakukan peninjauan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 15 Palembang pada tanggal 10 September 2019

bahwasanya minat belajar siswa di sekolah tergolong rendah. Hal ini dikarenakan

pembelajaran yang digunakan masih terpaku pada buku cetak atau LKS dan faktor

waktu pada saat proses belajar dimana ada kelas pagi dan kelas siang. Untuk kelas

pagi semangat belajar maupun konsentrasi dalam belajar masih sangat baik. Akan

tetapi, pada siswa yang masuk jam siang, konsentrasi dan semangat akan belajar telah

sedikit menurun. Selain karena faktor waktu di jam siang yang membuat kelas

menjadi panas, ada beberapa pula siswa yang mengantuk dalam belajar sehingga pada

7Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 118.

8Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan

Pengembangannya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 53.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

4

saat proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan materi yang

disampaikan dalam belajar dan siswa cenderung pasif dalam belajar maka peneliti

ingin menerapkan sebuah media pembelajaran dengan menggunakan media audio

visual sprakol video scribe. Salah satu kegunaan dari video scribe adalah dapat

menjadi media pembelajaran yang berbentuk video bagi seorang pendidik.9

Tujuannya agar proses pembelajaran yang berlangsung lebih menarik minat belajar

siswa dan dapat membantu siswa menjadi lebih paham pada materi pembelajaran

yang akan disajikan. Jika seorang siswa memiliki minat dalam suatu pelajaran, dia

akan memperhatikan dan berpartisipasi pada saat proses belajar berlangsung. Hal ini

tentu berpengaruh dengan hasil belajarnya ataupun prestasi belajarnya.10

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan

judul “Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe dan Pengaruhnya

Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang”.

B. Identifikasi Masalah

1. Buku cetak dan LKS kurang diminati oleh peserta didik.

2. Masih rendahnya minat belajar siswa karena pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dianggap membosankan, kurang menarik, tidak begitu penting dan relatif

sulit.

9Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif Penggunaan Tools SPSS dan Video Scribe

(Tasikmalaya: Edu Publisher, 2018), hlm. 87. 10

Badiah Susanti, “Penggunaan Media Pembelajaran Video Scribe untuk Meningkatkan Minat

Belajar Siswa Kelas V MI At-Taqwa Pinang Kota Tangerang Tahun 2018,” Naturalistic 3, no. 2

(2019): hlm. 390.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

5

3. Belum optimalnya penggunaan media audio visual dalam kegiatan belajar

mengajar.

4. Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar dikarenakan faktor waktu dalam

belajar yakni terdapat kelas pagi dan kelas siang.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan tentang penerapan media audio

visual berbasis sparkol video scribe pada mata pelajaran PAI sehingga media yang

digunakan berupa sparkol video scribe dalam bentuk video. Materi yang disajikan

hanya pokok bahasan Pendidikan Agama Islam kelas VII dengan Sub. Materi Sejarah

Kebudayaan Islam pada pembahasan Selamat Datang Nabi Kekasihku. Permasalahan

yang akan dicari solusinya dibatasi pada permasalahan terhadap minat belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan media audio visual sparkol video scribe dalam

pembelajaran PAI ?

2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap pembelajaran PAI dengan menerapkan

media audio visual sparkol video scribe ?

3. Bagaimana pengaruh penerapan media audio visual sparkol video scribe terhadap

minat belajar siswa ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan secara rinci penerapan media pembelajaran audio visual

pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan aplikasi sparkol video scribe

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

6

2. Untuk mendeskripsikan secara rinci minat belajar siswa terhadap pembelajaran

PAI dengan menerapkan media audio visual sparkol videoscribe

3. Untuk mendeskripsikan secara rinci pengaruh penerapan media audio visual

sparkol videoscribe terhadap minat belajar siswa

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam penerapan media

pembelajaran berbasis audio visual pada materi PAI dengan menggunakan

sparkol videoscribe sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif, menarik dan

menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-

teori yang sudah diperoleh di perkuliahan.

b) Bagi Siswa

Hasil penelitian ini berguna untuk meningkatkan minat belajar dengan

menggunakan media pembelajaran yang menarik.

c) Bagi Guru

Memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar sehingga penyajian

materi tidak monoton dan menambah wawasan guru dalam penerapan media

pembelajaran yang akan digunakan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

7

d) Bagi Sekolah

Memberikan suatu pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas guru dalam

mengajar dengan menerapkan media audio visual sparkol videoscribe

sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan.

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah gambaran dari hasil penelitian terdahulu yang

signifikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sesudah melakukan pengecekan

terhadap daftar skripsi pada perpustakaan fakultas, buku dan skripsi terdahulu maka

kita dapat mengetahui berapa banyak peneliti membahas permasalahan ini beberapa

diantaranya:

Ahmad Nur Fahmi meneliti tentang perbedaan hasil belajar siswa sebelum

dan sesudah menggunakan media Sparkol Videoscribe, karena disekolah yang ia teliti

masih banyak yang menggunakan metode ceramah, sangat minim sekali variasi cara

belajar. Sehingga digunakannya media Sparkol Videoscribe untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode

penelitian tindakan kelas karena penelitian ini berdasarkan masalah yang terjadi di

dalam kelas. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan

media pembelajaran audio visual sparkol videoscribe dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas XII-MIPA 1 SMA Negeri 3 Pati tahun ajaran 2017/2018. Hal ini

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

8

dilihat dari hasil peningkatan prestasi belajar 36 siswa dari kedua siklus tersebut yang

mengalami peningkatan yang cukup baik.11

Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian

yang akan diteliti. Persaamaannya yaitu sama-sama membahas tentang media Sparkol

Videoscribe pada mata pelajaran PAI, sedangkan perbedaannya yakni penelitian

Ahmad Nur Fahmi terfokus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, materi meraih

berkah dengan mawaris dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan

terhadap peserta didik kelas XII-MIPA 1 jenjang SMA, sedangkan peneliti terfokus

pada penerapan media sparkol videoscribe terhadap minat belajar siswa, materi

Selamat Datang Nabi Kekasihku dengan jenis penelitian eksperimen yang dilakukan

pada peserta didik kelas VII jenjang SMP.

Devi Safitri meneliti tentang pengembangan untuk mengetahui kelayakan dan

respon peserta didik terhadap kemenarikan pada media pembelajaran berbasis

Sparkol Videoscribe aksara lampung. Peneliti menggunakan metode research and

development (R&D) dari model penelitian Borg anda Gall yang dimodifikasi

Sugiono. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan media

pembelajaran berbasis Sparkol Videoscribe pada materi aksara Lampung kelas III

jenjang MI/SD sangat layak dan sangat menarik untuk dijadikan sebagai media

11

Ahmad Nur Fahmi, “Penggunaan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Meraih

Berkah dengan Mawaris Siswa Kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2017/2018”

(IAIN Salatiga, 2018), hlm. 89.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

9

pembelajaran, serta memberikan kemudahan pendidik dalam menyampaikan materi

pembelajaran dengan cara yang baru dan mengesankan.12

Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian

yang akan diteliti. Kesamaannya yaitu sama-sama menggunakan media Sparkol

Videoscribe, namun memiliki perbedaan yakni penelitian Devi Safitri terfokus pada

pengembangan media dengan materi aksara lampung dan metode penelitian

menggunakan model Borg and Gall serta dilakukan terhadap peserta didik kelas III

jenjang MI/SD, sedangkan peneliti terfokus pada penerapan media audio visual

berbasis videoscribe terhadap minat belajar siswa dengan materi Pendidikan Agama

Islam dan menggunakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada peserta didik

kelas VII jenjang SMP.

Khoirin Nisai meneliti tentang peningkatan hasil belajar mata pelajaran

pendidikan agama Islam materi sujud dengan media videoscribe pada siswa kelas

VIII D SMP N 5 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Berdasarkan pengamatan awal

terhadap proses belajar mengajar dan Hasil belajar siswa kelas VIII D cenderung

pasif dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Serta masih kurang

maksimalnya penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas.

Sehingga peneliti ingin menerapkan media Audio Visual (Video Scribe) sebagai alat

bantu dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Secara umum penelitian ini bertujuan

12

Devi Safitri, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Sparkol Video Scribe pada

Materi Aksara Lampung Kelas III Jenjang MI/SD” (UIN Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 77.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

10

untuk mengetahui apakah penggunaan media video scribe dapat meningkatkan hasil

belajar PAI materi sujud di kelas VIII D SMP N 5 Salatiga.

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

penelitian lapangan. Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan media video

scribe dapat meningkatkan hasil belajar PAI yang dapat dibuktikan dari nilai hasil

belajar siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Sebagaimana data dari pra

tindakan kemudian siklus I mengalami kenaikan ketuntasan siswa sebanyak 23% dan

dari sikulus I dilanjutkan siklus II mengalami kenaikan 35%. Pada siklus II

diberhentikan karena 100% siswa telah mencapai ketuntasan.13

Hasil penelitian ini memiliki suatu kesamaan dan perbedaan pada penelitian

yang akan diteliti. Kesamaannya yaitu sama-sama membahas tentang media Sparkol

Videoscribe pada mata pelajaran PAI, sedangkan perbedaannya yakni penelitian

Ahmad Nur Fahmi terfokus untuk peningkatan hasil belajar dengan metode penelitian

tindakan kelas materi sujud sedangkan peneliti terfokus pada penerapan media

sparkol videoscribe terhadap minat belajar, dengan penelitian eksperimen materi

Selamat Datang Nabi Kekasihku dan dilakukan pada peserta didik kelas VII jenjang

SMP.

13

Khoirun Nisai Shalihati, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Sujud

Syukur dengan Media Video Scribe Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Pelajaran

2017/2018” (IAIN Salatiga, 2018), hlm. 72.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

11

H. Kerangka Teori

1. Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe

Penerapan dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi. Browne

dan Wildavsky mengemukakan bahwa penerapan adalah perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan. Adapun Schubert mengemukakan bahwa penerapan adalah

sistem rekayasa. Penerapan bermura pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu sistem. Sehingga penerapan bukan sekedar aktivitas, tetapi

suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.14

Nunuk Suryani mengemukakan bahwa media audio visual merupakan alat

pembelajaran yang mana materi yang dibuat dan digunakan oleh pendidik akan

diterapkan dengan mengandalkan indra penglihatan dan pendengan namun tidak

seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.15

Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media audio visual adalah sebuah media

yang tidak hanya memuat unsur suara akan tetapi memuat unsur gambar

sehingga dapat dilihat dan didengarkan contohnya rekaman video, berbagai

ukuran film, slide suara dan sebagainya.16 Seels dan Richey dalam buku

Bambang Warsita mengatakan bahwa Media Auido Visual adalah cara

14

Arinda Firdianti, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, (Yogyakarta: CV GRE

PUBLISHING, 2018), hlm. 19. 15

Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Op. Cit., hlm. 53. 16

Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 58.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

12

memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan

elektronik untuk menyajikan pesan pesan audio visual.17

Menurut Kusnadi Sparkol videoscribe merupakan software yang bisa kita

gunakan dalam membuat design animasi berlatar putih dengan sangat mudah.

Salah satu kegunaan dari videoscribe ialah dapat menjadi media pembelajaran

yang berbentuk video bagi seorang pendidik.18 Menurut Nunuk Suryani dan

Achmad Setiawan Sparkol videoscribe adalah software yang bisa digunakan

untuk membuat desain animasi berlatar putih dengan sangat mudah yang

dikembangkan oleh Sparkol.19 Menurut Shafira Sparkol videoscribe adalah salah

satu bentuk media video dengan konsep papan tulis yang menggunakan gambar

tangan dan seolah-olah sedang menggambar atau menulis di papan tulis.20

Berdasarkan uraian di atas, penerapan media audio visual sparkol video

scribe adalah suatu pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan video

presentasi yang telah disusun dan terencana agar tercapainya pembelajaran yang

diinginkan.

2. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa pada

saat pelajaran berlangsung karena kegiatan mereka merupakan kunci dari minat

mereka. Menurut Nasution bahwa minat belajar terhadap pelajaran akan tampak

17Warsita, Op. Cit., hlm. 29.

18Kusnadi, Op. Cit., hlm. 87.

19Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Op. Cit., hlm. 81.

20Shafira Aulia Hakim, “Pengaruh Media Video Scribe Terhadap Hasil Belajar Sis wa pada

Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di Kelas VII SMPN 1 Simpang Tiga Kabupaten

Aceh Besar” (UIN Ar-Raniry Darussalam, 2017), hlm. 21.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

13

pada ketekunan dalam belajar.21 Secara sederhana, minat berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang

siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. kemudian karena pemusatan

perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi

untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.22

Adapun menurut Gagne sebab timbulnya minat pada diri seseorang ada

dua macam, yaitu: minat spontan dan minat terpola. Minat spontan yaitu minat

yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh

pihak luar. Adapun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat

adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga

sekolah maupun di luar sekolah.23

Menurut Darmadi banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa.

Salah satu faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah

faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pembelajaran

yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan.

Dan sebaliknya bahan pembelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan

dikesampingkan oleh siswa. Oleh karena itu bila bahan pelajaran yang dipelajari

21

Rio Ariyanto dkk, “Penggunaan Media Powtoon untuk Meningkatkan Minat dan Hasil

Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pelaku-pelaku Ekonomi dalam Sistem

Perekonomian Indonesia,” Jurnal Pendidikan Ekonomi 12, no. 1 (2018), hlm. 123. 22

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,

2016), hlm. 16. 23

Susanto, Op. Cit., hlm. 60-61.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

14

tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.24

Djamarah mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik

melalui :

Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.

Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya

tanpa menghiraukan yang lain (fokus).25

Berdasarkan uraian tersebut, indikator untuk mengetahui minat seseorang

dalam pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan

aktivitas pembelajaran seperti ikut terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran,

adanya perasaan senang dalam belajar, rasa ketertarikan serta perhatian yang

diberikan saat proses belajar berlangsung.

3. Pendidikan Agama Islam

Menurut Akmal Hawi Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan

Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan

memerhatikan tuntunan menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan

24

Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa

(Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 313. 25

Ibid., hlm. 318.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

15

antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.26

Menurut Al-Syaibani Pendidkan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah

laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam

sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran

sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi

dalam masyarakat.27

Menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist, melalui kegiatan

bimbingan, pengajar latihan, serta penggunaan pengalaman.28 Jadi, Pendidikan

Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an

dan Hadist melalui kegiatan bimbingan dan latihan demi terbentuknya pribadi

peserta didik yang sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan

maupun perbuatannya.

26

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014), hlm. 19. 27

Herman Zaini dan Muhtarom, Kompetensi Guru PAI (Palembang: NoerFikri Offset, 2015),

hlm. 126. 28

Nurlaila, Op. Cit., hlm. 5.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

16

I. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain dinamakan variabel karena

ada variasinya (masing-masing dapat berbeda).29

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini terdiri dari variabel

eksperimental yang meliputi:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Media Audio Visual Spakol

VideoScribe Terhadap Minat Siswa

Keterangan:

1. Variabel Bebas: Penerapan Media Audio Visual Dengan Bantuan Sparkol

VideoScribe terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang

2. Variabel Terikat: Minat belajar Siswa Kelas VII

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Sedangkan,

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.30

29

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Thesis (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2014), hlm. 48. 30

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 61.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

17

J. Definisi Operasioal

Definisi operasional adalah memberi batasan konsep variabel yang ada dalam

masalah serta penetapan pengukuran-pengukurannya.31 Untuk menghindari persepsi

dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah maka perlu ditekankan beberapa

istilah sebagai berikut:

1. Penerapan Media Audio Visual Sparkol Video Scribe adalah pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menggunakan video presentasi yang telah disusun dan

terencana agar tercapainya pembelajaran yang diinginkan. Untuk melaksanakan

proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual Sparkol Video

Scribe berikut langkah- langkah penggunaan media tesebut.

a. Guru mempersiapkan bahan ajar terlebih dahulu berupa video presentasi

serta menentukan video presentasi yang tepat yang akan dilakukan pada saat

proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Video presentasi yang akan digunakan dapat kita membuat sendiri atau

menggunakan video orang lain.

b. Mempersiapkan kelas yakni siswa terlebih dahulu dipersiapkan dengan

menjelaskan maksud dari penggunaan media video dalam pembelajaran,

menjelaskan secara garis besar tentang video yang akan ditayangkan serta

menjelaskan apabila ada hal yang penting dari tayangan video yang akan

ditampilkan dapat dicatat.

31

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2012), hlm. 181.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

18

c. Langkah penyajian video yakni pemutaran video dengan memperhatikan

kelengkapan alat yang digunakan (pengeras suara/speaker, layar proyektor,

dan tempat proyektor) serta guru harus memperhatikan intensitas cahaya

ruangan.

d. Aktivitas lanjutan yakni berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disediakan.

2. Minat belajar yaitu perhatian siswa dalam belajar yang menimbulkan perasaan

senang sehingga siswa ikut berpartisipasi dengan aktif pada proses pembelajaran

berlangsung. Untuk membuat siswa menjadi berprestasi dalam belajar maka

terdapat beberapa faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, faktor

yang dimaksud cukup banyak, secara garis besar ada dua, yakni : a) Faktor intern

atau internal, adalah fator yang berasal atau timbul dari dalam diri siswa itu

sendiri, yang meliputi: faktor fisiologis atau psikologi siswa, b) Faktor ekstern

atau eksternal, adalah faktor yang berasal atau timbul dari luar diri siswa yang

meliputi: faktor sosial dan nonsosial.32

a. Faktor Intern

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

32

Litia Ristianti, “Penerapan Media Video dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran SKI di Kelas VII MTS Paradigma Palembang” (UIN Raden Fatah Palembang, 2018),

hlm. 45-46.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

19

Kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala

misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi

organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar

dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa

dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan

di kelas.33

2) Aspek Psikologis

a) Inteligensi Siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Siswa yang memiliki IQ tinggi maupun yang memiliki IQ di

bawah batas rata-rata lazimnya menimbulkan kesulitan dalam

belajar. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki IQ tinggi merasa

materi yang disajikan terlampau mudah baginya sehingga ia menjadi

bosan dan frustasi karena tuntutan kebutuhan keingintahuannya

merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi lain siswa yang memiliki

IQ di bawah batas rata-rata akan merasa sulit dalam mengikuti

33

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016), hlm. 130.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

20

pelajaran yang disajikan akibatnya siswa menjadi tertekan dan

akhirnya merasa bosan dan frustasi.34

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara

positif maupun negatif. Sikap positif merupakan pertanda awal yang

baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif

siswa pada guru atau pada mata pelajaran yang akan diikuti akan

menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.35

c) Bakat Siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat

dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

studi tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana

apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan

anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih

dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak

terhadap seorang siswa dan juga ketidaksadaran siswa terhadap

34

Ibid., hlm. 131-132. 35

Ibid.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

21

bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan yang bukan bakatnya

akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya.36

d) Motivasi Siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia

ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuau. Motivasi

dapat dibedakan menjadi 2 yakni motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal

dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan

menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi.

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari

luar individu siswa yang juga mendorongnya unuk melakukan

kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib

sekolah, suri tauladan dan sebagainya. Kekurangan atau ketiadaan

motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti proses

belajar.37

36

Ibid., hlm. 133. 37

Ibid.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

22

b. Faktor Ekstern

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah adalah para guru, para tenaga

kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman

sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-

teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi

masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak

penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa.38

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa.39

K. Hipotesis Peneitian

Ho : Penerapan Media Audio Visual Sparkol VideoScribe tidak ada pengaruh

terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Kelas VII di SMP Negeri 15 Palembang

38

Ibid., hlm. 135. 39

Ibid.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

23

Ha : Penerapan Media Audio Visual Sparkol VideoScribe ada pengaruh terhadap

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII

di SMP Negeri 15 Palembang

L. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Palembang di Jl. Jendral Ahmad

Yani Seberang Ulu 1 Palembang, Sumatera Selatan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara

sengaja oleh peneliti.40 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

eksperimen adalah true experimental design. Alasan peneliti menggunakan jenis

penelitian ini karena dalam rancangan ini terdapat kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen yang dipilih secara acak. Hal ini sesuai dengan ciri utama

dari true esperiment bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol diambil secara acak.41

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah Post-test Only Control

Design. Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kontrol yang masing-masing dipiih secara random. Dimana kelompok

40

Putu Ade Andre Payadnya dan Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, Panduan Penelitian

Eksperimen beserta Analisis Statistik dengan SPSS (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), hlm. 2. 41

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 112.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

24

eksperimen diberi perlakuan kemudian kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen sama-sama diberi post-test dengan asumsi bahwa hasilnya akan sama

dan jika terjadi perbedaan maka itu disebabkan oleh perlakuan/variabel bebas

dalam eksperimen. Model desain dapat diihat pada gambar 1.1.42

Kelas Treatment Post-test

R Eksperimen X O1

R Kontrol - O2

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu peneliti akan memberikan sumbangan pemikiran seberapa besar

keefektifan penerapan media audio visual sparkol video scribe terhadap minat

belajar siswa, karena pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang memaparkan

analisis penelitianya dengan angka dan menggunakan perhitungan statistik dalam

menganalisisnya.

42

A.Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan (Jakarta: Kencana,

2014), hlm. 191.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

25

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.43

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi yang

berupa data-data mengenai gambaran umum SMP Negeri 15 Palembang

seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan sarana dan

prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan pegawai yang

ada di sekolah.

2) Data kuantitatif merupakan data yang penelitiannya dikuantifikasi atau

berbentuk angka-angka dalam pengumpulan dan analisis data.44 Data

kuantitatif diperoleh dari angket yang berupa data mengenai minat

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan data

dokumentasi yang menunjukkan jumlah siswa, guru serta pegawai yang

ada di sekolah.

b. Sumber Data

Sumber data penulisan ini dibedakan menjadi dua sumber data yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1) Sumber Data Primer ini diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau disebut dengan

43

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm 15. 44

Ibid.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

26

data asli atau data baru.45 Yakni angket minat belajar siswa di SMP

Negeri 15 Palembang. Yang menjadi objek penelitian, data tersebut di

peroleh dari hasil penyebaraan angket yang akan dilakukan oleh

peneliti.

2) Sumber Data Sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan

data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen.46 Yaitu meliputi data mengenai gambaran umum SMP Negeri

15 Palembang seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan

sarana dan prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan

pegawai yang ada di sekolah.

5. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat

perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil

yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek

penelitiannya.47 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Palembang yang berjumlah

297 siswa yang terdiri atas sepuluh kelas yaitu kelas VII.1 dengan 30 siswa,

kelas VII.2 dengan 30 siswa, kelas VII.3 dengan 30 siswa, kelas VII.4

dengan 30 siswa, kelas VII.5 dengan 30 siswa, kelas VII.6 dengan 30 siswa,

45

Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm 5. 46

Ibid. 47

Yusuf, Op. Cit., hlm. 145.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

27

kelas VII.7 dengan 30 siswa, kelas VII.8 dengan 30 siswa, VII.9 30 siswa

dan VII 10 dengan 27 siswa

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili

populasi tersebut.48 Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan simple random sampling (secara acak). Hal ini sering

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen, artinya sumber data

yang unsurnya memiiki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan

jumlahnya secara kuantitaf. Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

dua kelas, yaitu kelas VII.8 dan VII.10, dimana yang menjadi kelas

eksperimen adalah kelas VII.8 yang berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol

adalah kelas VII.10 yang berjumlah 27 siswa.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Sesuai dengan data

48

Ibid., hlm 150.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

28

yang dikumpulkan maka dalam penelitian penulis melakukan pengamatan

dengan observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen.49

b. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya.50 Angket digunakan untuk memperoleh data

tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Dokumentasi

Adapun data-data yang akan dikumpulkan melalui dokumentasi adalah

data-data mengenai dokumen atau arsip yang ada di SMP Negeri 15

Palembang. Data tersebut berupa gambaran umum SMP Negeri 15

Palembang seperti sejarah sekolah, letak geografisnya, keadaan sarana dan

prasarana, keadaaan guru, keadaan siswa serta keadaan pegawai yang ada di

sekolah. Data ini digunakan untuk mendeskripsikan keadaan lokasi

penelitian.

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket (kuesionar). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang

49

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 203-204. 50

Ibid., hlm 199.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

29

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk menjawabnya.51 Angket yang akan digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang. Alternatif jawaban pada jenis skala likert

berupa pendapa yang disajikan dalam bentuk checklist kepada responden yang

memberikan indikasi penyataan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STS). Dengan scoring 4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan

1,2,3,4 untuk pernyataan negatif.52

e. Teknik Analisis Data

a. Uji Instrumen

1) Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengkur

apa yang seharusnya diukur.53 Rumus yang diguakan untuk menentukan

validitas instrumen adalah korelasi product moment:54

√ ∑

) ∑

) )

Keterangan :

n = banyak responden

51

Ibid. 52

Ibid., hlm 134-135. 53

Ibid., hlm 173. 54

Agus Purwoto, Panduan Laboratorium Inferensial Statistik (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.

11-12.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

30

xi = skor item/butir ke-i

yi = skor total responden

Jika nilai koefisien Product Moment Pearson (r) yang diperoleh

adalah positif, kemungkinan butir yang diuji tersebut adalah valid.

Walaupun positif perlu pua nilai Product Moment Pearson (r) tersebut

diuji signifikansi atau tidak. Jika korelasi signifikan maka item instrumen

adalah valid. Untuk menguji signifikansi nilai Product Moment Pearson

(rtabel) pada taraf signifikan α (biasanya dipilih 0,05) dan n = banyak data

sesuai. Berikut in kriteria keputusan bahwa butir ke-i valid atau tidak

(a) Instrmen valid jika rhitung ≥ rtabel

(b) Instrumen tidak valid jika rhitung< rtabel

2) Uji reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data

yang sama.55 Untuk mencari reliabilitas instrumen dapat digunakan

rumus alfa cronbach sebagai berikut :56

{

}

Keterangan :

ri = koefisien reliabilitas

55

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 173. 56

Purwoto, Op. Cit., hlm. 13.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

31

k = banyak item instrument

∑ = jumlah varians skor

= Varians skor total

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas data, peneliti

menggunakan program SPSS 22.

b. Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Adapun pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu :57

∑ )

Dengan kriteria pengujian normalitasnya, yaitu :

Jika

maka data tersebut terdistribusi normal. Dan

sebaliknya jika

maka data tersebut tidak normal.

2. Uji homogenitas

Teknik uji homogenitas sampel bertujuanuntuk menguji kesamaan

atau homogenitas beberapa bagian sampel yakni seragam tidaknya

variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk

uji homegenitas sampel digunakan rumus sebagai berikut:58

57

Nana Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273. 58

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 275.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

32

Dengan kriteria :

(a) Jika Fhitung< Ftabel maka data homogen.

(b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak homogen.

3. Uji hipotesis

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan t-test sampel

separated varian bila sampel memiliki jumlah anggota yang tidak sama

yaitu kelas kontrol sebanyak 40 siswa sedangkan kelas eksperimen

sebanyak 38 siswa dan untuk variannya tidak homogen. Dengan

membandingkan treatment yang diberikan terhadap kelompok kontrol

dengan perlakuan yang diberikan terhadap kelompok eksperimen, rumus

t-test sampel sepraated varian.59

T =

Keterangan :

t : Harga Uji Statistik

: Rata-rata Nilai Siswa pada Kelas Esperimen

: Rata-rata Nilai Siswa pada Kelas Kontrol

: Varian Data pada Kelas Eksperimen

: Varian Data pada Kelas Kontrol

: Jumlah Sampel Kelas Eksperimen

59

Ibid., hlm. 273.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

33

: Jumlah Sampel Kelas Kontrol

Harga t sebagai pengganti t tabel dihitung dari selisih harga t tabel

dengan dk = – 1 dan dk = , dibagi dua dan kemudian ditambah

dengan harga t yang terkecil dan taraf signifikan 0,05. Kriteria

pengujian yaitu jika ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima, jika thitung ≥

ttabel atau thitung ≤ ttabel, maka Ho ditolak.

M. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti mengemukakan hal-hal yang melatarbelakangi

penelitian ini, yang diantaranya adalah: identifikasi masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teori, dan metodologi penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas berbagai landasan teori yang mendasari penelitian ini

seperti teori-teori tentang media audio visual, sparkol videoscribe dan mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah berdiri, letak geografis, visi dan

misi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, kurikulum,

dan program-program yang ada di SMP Negeri 15 Palembang.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/7075/1/BAB I.pdf · 2020. 6. 23. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengenal dualisme

34

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana penerapan media audio visual

berbasis sparkol video scribe, keefektifan penerapan media audio visual sparkol

videoscribe terhadap minat belajar peserta didik.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan.