bab i pendahuluan a. latar belakang · pdf filebangsa indonesia saat ini masih dihadapkan pada...

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.Perilaku hidup sehat di Indonesia kini sedang gencar-gencarnya digalakan oleh pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan. Upaya terpadu ini harus sudah dilaksanakan sedini mungkin ketika anak-anak sedang mulai tumbuh dan berkembang atau sebelum anak-anak itu lahir (masih dalam kandungan). Tetapi masalah klasik selalu timbul dimana kurangnya pemahaman akan arti sehat, kurangnya informasi atau kurangnya biaya untuk mendapatkan itu semua hadir ditengah-tengah kita yang notabene berada di wilayah suatu negara yang sedang berkembang. Program Indonesia sehat diharapkan berhasil pada tahun 2010 sehingga di saat-saat mendatang kesadaran akan pentingnya kesehatan sudah tertanam pada diri masing-masing individu semua lapisan masyarakat di Indonesia. Diharapkan hingga lima tahun mendatang kita masih harus berusaha bahu membahu untuk meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi angka kematian, angka kesakitan dan angka akibat penyakit. Keluarga sebagai komunitas terkecil merupakan prioritas utama dalam program kesehatan nasional seperti telah diuraikan di atas. Dari keluarga ini kesehatan ibu dan anak merupakan kelompok rawan kesehatan dan

Upload: donguyet

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas

kesehariannnya dengan sempurna.Perilaku hidup sehat di Indonesia kini

sedang gencar-gencarnya digalakan oleh pemerintah, khususnya Departemen

Kesehatan.

Upaya terpadu ini harus sudah dilaksanakan sedini mungkin ketika

anak-anak sedang mulai tumbuh dan berkembang atau sebelum anak-anak itu

lahir (masih dalam kandungan). Tetapi masalah klasik selalu timbul dimana

kurangnya pemahaman akan arti sehat, kurangnya informasi atau kurangnya

biaya untuk mendapatkan itu semua hadir ditengah-tengah kita yang notabene

berada di wilayah suatu negara yang sedang berkembang.

Program Indonesia sehat diharapkan berhasil pada tahun 2010

sehingga di saat-saat mendatang kesadaran akan pentingnya kesehatan sudah

tertanam pada diri masing-masing individu semua lapisan masyarakat di

Indonesia. Diharapkan hingga lima tahun mendatang kita masih harus

berusaha bahu membahu untuk meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi

angka kematian, angka kesakitan dan angka akibat penyakit.

Keluarga sebagai komunitas terkecil merupakan prioritas utama dalam

program kesehatan nasional seperti telah diuraikan di atas. Dari keluarga ini

kesehatan ibu dan anak merupakan kelompok rawan kesehatan dan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

2

memerlukan tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan maupun

pengobatan. Terlepas dari kurang meratanya tenaga kesehatan, pelayanan,

informasi dan teknologinya, pengupayaan tujuan nasional harus terus

dimaksimalkan pelaksanaannya. Salah satu contoh pelaksanaan yang

maksimal adalah menurunkan angka kejadian anemia gizi pada ibu hamil.

Derajat kesehatan seseorang dapat ditentukan oleh status gizinya.

Bangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu

kurangnya energi protein (KEP) 26,4%, kekurangan vitamin A 50,2% dan

anemi gizi pada ibu hamil 50,9% (SKRT 2001), gangguan akibat kekurangan

Yodium (GAKY) pada anak sekolah 9,8% (Survey Pemetaan Nasional

GAKY (2001).

Dari masalah gizi di atas, anemi gizi yang paling dominan dan harus

mendapatkan perhatian dalam penanggulangannya, terutama anemia gizi yang

terjadi pada ibu hamil, karena akan mempunyai dampak selain pada ibu itu

sendiri juga pada bayinya. Dampak pada ibu akan mengakibatkan 5 L (lemah,

letih, lesu, lelah, dan lalai), menurunkan gairah hidup, menurun daya ingat,

menurunkan produktivitas, perdarahan sebelum pada waktu melahirkan,

mudah terkena infeksi, partus lama, dan kematian ibu (kebanyakan di negara

berkembang berkaitan dengan pada kehamilan. Sedangkan dampak pada bayi

dalam kandungan akan berakibat terjadi aborsi, berat badan lahir rendah

(BBLR), dan lahir belum cukup bulan.

Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran

hidup (SDKI 2002), merupakan angka tertinggi di negara-negara ASEAN.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

3

Adapun penyebab tak langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan,

infeksi dan eklamsia. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu ini

antara lain karena anemia gizi. Data statistik menunjukan bahwa prevalensi

anemia gizi di Indonesia masih cukup tinggi. yaitu 63,5%, sedangkan negara

ASEAN lainnya lebih rendah. (Depkes RI, 2002). Menurut profil kesehatan

Jakarta Selatan, kasus anemia gizi pada ibu hamil mencapai 20% pada tahun

2006, 26% pada tahun 2007 dan khusus wilayah Kecamatan Pasar Minggu

mencapai 68 %.

Menurut WHO yang dikutip Soegianto (1999) tingginya prevalensi

anemia gizi pada kehamilan melatarbelakangi terjadinya kematian ibu sewaktu

hamil, bersalin atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan atau

komplikasi penanganannya. Anemia berat menyebabkan kegagalan jantung

atau kematian pada saat menjelang atau sewaktu bersalin. Perdarahan pada

saat atau sehabis melahirkan yang bagi ibu sehat tidak membahayakan, bagi

ibu hamil dengan anemia berat menimbulkan kematian.

Resiko anemia gizi pada ibu hamil lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita tidak hamil. Salah satu penyebabnya adalah pada ibu hamil diperlukan

kebutuhan zat gizi yang meningkat. Selain untuk menutupi kehilangan basal

(melalui keringat, urine dan kulit) juga diperlukan untuk kebutuhan plasenta

serta janin dalam kandungan. Pada kejadian ini zat gizi yang kurang pada

umumnya adalah zat besi, asam folat dam vitamin B12 (Husaini, 1998).

Anemi gizi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar

hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

4

kelompok orang bersangkutan. Kadar Hb, 11gr/dl pada ibu hamil

dikategorikan sebagai kondisi anemia, sedangkan kadar Hb 9 gr/dl dianggap

sebagai ancaman kesehatan maternal. Resiko kematian maternal akan

meningkat delapan kali pada ibu hamil dengan kadar Hb 8 gr/dl yang

termasuk anemia berat (Belsey, 1999). Untuk keadaan ini WHO

menganjurkan untuk memberikan suplemen besi pada ibu hamil, karena

keperluan zat besi masa hamil tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan saja.

Kejadian anemia gizi karena kekurangan zat besi pada ibu hamil

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal ibu. Penelitian yang mencari

faktor-faktor yang berhubungan dan faktor penyebab terjadinya anemia pada

ibu hamil masih sangat sedikit, sehingga penulis mencoba meneliti masalah

anemia gizi pada ibu hamil secara mendalam.

Belum adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan, menjadi pendorong bagi penulis untuk meneliti dan

menganalisis masalah tersebut. Penulis hanya akan mengambil data selama

satu bulan penuh yaitu pada bulan Nopember 2008, sehingga mendapatkan

data faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi

pada ibu hamil pada bulan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Angka prevalensi anemia gizi masih cukup tinggi yaitu 50,9% (SKRT

2001), angka kematian ibu mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

5

2003). Data Susenas (2000) menunjukan anemia gizi pada ibu hamil usia 15-

49 tahun yang berisiko kekurangan energi kronis (KEP) adalah 26,4%. Ibu

yang menderita KEP cenderung melahirkan bayi BBLR yang merupakan

faktor resiko utama kematian neonatal (Depkes RI. 2001). Gangguan akibat

kekurangan Yodium (GAKY) 9,8% pada anak sekolah, kekurangan vitamin

A 50,2%. Data statistik menunjukan bahwa prevalensi anemi gizi di

Indonesia masih cukup tinggi yaitu 63,5%, sedangkan Negara ASEAN

lainnya lebih rendah. Berdasarkan profil Kesehatan Jakarta Selatan angka

anemi pada ibu hamil nampak masih tetap tinggi, hal ini terlihat angka

anemia 20% (2006), 26% (2007) dan khususnya kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan mencapai 68% pada tahun 2007. Berdasarkan profil

kesehatan (2007) khususnya di Jakarta Selatan ini menimbulkan keyakinan

bahwa masih tinginya prevelensi di wilayah tersebut, sedangkan program

penanggulangan masalah anemia gizi pada ibu hamil sudah dilaksanakan

sejak tahun 1970. Demikian pula prevalensi anemia gizi pada ibu hamil

masih tetap paling tinggi di antara semua kelompok resiko anemia gizi

(wanita tidak hamil, anak balita, anak sekolah dan pekerja berpenghasilan

rendah). Demikian pula angka prevalensi anemia gizi pada ibu hamil di

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta selatan tetap tinggi.

Tingginya angka prevalensi anemia gizi di Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan sudah tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berpengaruh

baik langsung (faktor internal). Maupun faktor tidak langsung (faktor

eksternal). Dengan demikian timbulnya masalah anemia gizi pada ibu hamil

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

6

kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor internal dan eksternal pada ibu

hamil tersebut. Namun faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan belum diketahui.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum:

Diperolehnya gambaran faktor – faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas

Kecamatan Ps. Minggu Jakarta Selatan

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan informasi tentang persentase ibu hamil yang menderita

anemia gizi di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

b. Mendapatkan informasi tentang hubungan antara usia ibu dengan

anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

c. Mendapatkan informasi tentang hubungan umur kehamilan dengan

anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

d. Mendapatkan informasi tentang hubungan paritas dengan anemia gizi

pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

e. Mendapatkan informasi tentang hubungan tingkat pendidikan dengan

anemia gizi pada ibu hamil di Pukskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

7

f. Mendapatkan informasi tentang hubungan tingkat pengetahuan gizi

dengan anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan

g. Mendapatkan informasi tentang hubungan kepatuhan mengkonsumsi

suplemen tambah darah (TTD) dengan gizi anemia pada ibu hamil di

Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

h. Mendapatkan informasi tentang hubungan pendapatan keluarga,

pekerjaan, frekuensi makan dengan anemia gizi ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas dapat digunakan sebagai masukan untuk mengevaluasi

program dalam menentukan kebijakan pada penggulangan terhadap ibu

hamil yang menderita anemia gizi untuk meningkatkan status kesehatan

pada kehamilan.

2. Bagi institusi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi

mahasiswa lain yang memerlukan.

3. Bagi keluarga ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang manfaat

konsumsi tablet tambah darah, manfaat makan makanan yang mengandung

zat besi, manfaat memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan yang

ada.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF fileBangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu ... dan lahir belum cukup bulan. ... sebagai ancaman kesehatan

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang gambaran kejadian anemia gizi pada

ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2008 dan hubungan

antara faktor umur, umur kehamilan, paritas, pendidikan, pengetahuan gizi,

keteraturan minum tablet tambah darah (TTD), pendapatan keluarga, jumlah

anggota keluarga dan sasaran analisis adalah ibu hamil yang berkunjung ke

Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan selama satu bulan yaitu

pada bulan Nopember 2008.