bab i pendahuluan a. latar belakang · fakta lain kemiskinan di indonesia menurut alif basuki dan...

53
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan bukanlah masalah baru bagi bangsa Indonesia. Kemiskinan merupakan suatu masalah yang selalu dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku pada masyarakat. (Panjaitan, 2000 : 7) Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong miskin. Dari pengertian itu dapat diketahui bahwa kemiskinan merupakan kondisi suatu masyarakat yang mengalami ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dasar, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Dalam sambutannya pada Konferensi Nasional Penanggulangan Kemiskinan dan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesra, di Jakarta, tanggal 27 – 28 April 2005, Sri Mulyani Indriastuti saat menjadi Kepala Bappenas menyatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah multidimensi bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga menyangkut

Upload: hoangnguyet

Post on 25-Aug-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemiskinan bukanlah masalah baru bagi bangsa Indonesia.

Kemiskinan merupakan suatu masalah yang selalu dihadapi oleh sebagian

besar penduduk Indonesia. Kemiskinan adalah sebagai suatu standar

tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang

berlaku pada masyarakat. (Panjaitan, 2000 : 7)

Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak

pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan

rasa harga diri dari mereka yang tergolong miskin. Dari pengertian itu

dapat diketahui bahwa kemiskinan merupakan kondisi suatu masyarakat

yang mengalami ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan dasar,

seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dasar, yang pada

akhirnya akan menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

Dalam sambutannya pada Konferensi Nasional Penanggulangan

Kemiskinan dan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang

diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesra, di Jakarta,

tanggal 27 – 28 April 2005, Sri Mulyani Indriastuti saat menjadi Kepala

Bappenas menyatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah

multidimensi bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga menyangkut

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki

maupun perempuan untuk menjadi miskin. Masalah kemiskinan juga

menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998

menyebabkan bertambahnya penduduk yang hidup dibawah garis

kemiskinan. Krisis yang awalnya hanya krisis ekonomi telah melebar

menjadi krisis multidimensional yang menghancurkan berbagai aspek

kehidupan masyarakat. Krisis yang menimpa hampir seluruh lapisan

masyarakat tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin

terutama diakibatkan oleh melonjaknya harga pangan dan kebutuhan

pokok lainnya.

Menurut Faisal Basri selama sepuluh tahun terakhir jumlah

penduduk dibawah garis kemiskinan praktis tak berubah, yakni disekitar

17,7-17,6 persen. Pada tahun 2007 turun sedikit menjadi 16,6 persen.

(Koran Tempo, 13 Mei 2008: D16). Menurut laporan statistik tentang

tingkat kemiskinan di Indonesia, jumlah penduduk yang hidup dibawah

garis kemiskikan pada bulan Maret tahun 2007, terjadi penurunan angka

kemiskinan secara nasional. Penduduk miskin turun sebanyak 2,13 juta

dari 39,90 juta orang atau 17,75 % pada tahun 2006 menjadi 37,17 juta

jiwa (16,58%) dari jumlah penduduk. Data BPS terbaru juga menunjukkan

bahwa garis kemiskinan menunjukkan kenaikan 9,67 % dari Rp 151.997

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

per kapita per bulan pada Maret 2006, menjadi Rp 166.967 per kapita per

bulan pada Maret 2007. (Basuki dan Prasetyo, 2007: 15)

Selain itu, masalah kemiskinan di Indonesia, ditandai dengan

meningkatnya angka pengangguran yaitu 10,24 % dari total angkatan kerja

yang berjumlah 103 juta jiwa pada tahun 2006. Menurut Faisal Basri

angka pengangguran terbuka selama sepuluh tahun terakhir melonjak dari

4,9 % pada tahun 1996 menjadi 9,1 persen pada tahun 2007. (Koran

Tempo, 13 Mei 2008 : D16). Di bidang kesehatan, angka gizi kurang dan

gizi buruk di Indonesia mulai menurun namun masih cukup tinggi.

Menurut data Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004

jumlah balita kurang gizi sebesar 5.119.935 anak dan balita gizi buruk

sebesar 1.528.676 anak. Pada tahun 2005 jumlah itu turun menjadi 4,4 juta

atau berkurang 13,7%. Pada tahun 2006 jumlahnya 4,2 juta dan tahun

2007 menjadi 4,1 juta. Sepanjang tahun 2006, pemerintah baru menangani

19.567 kasus gizi buruk. Jumlah tersebut menurun jauh dibandingkan

pada tahun 2005 yang mencapai 76.178 kasus. (Tempo, 7 Mei 2008: A11).

Di bidang pendidikan, hal ini ditandai dengan masih adanya angka

putus sekolah di Indonesia. Data Depdiknas menunjukkan bahwa ada

sekitar 154.000 anak SMP putus sekolah. Jumlah siswa SD yang putus

sekolah lebih banyak, yakni sekitar 767.000 siswa (2,96%) dan dua persen

anak usia SD yang tidak bersekolah. Adapun Angka Partisipasi Kasar

(APK) nasional adalah 81,65 persen. (Kompas, 27 September 2005: 14).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan Yanu

Endar P antara lain meliputi:

(1) Terbatasnya akses pelayanan hak-hak dasar warga (kesehatan,

pendidikan, perumahan dan permukiman) dan infrasuturktur,

permodalan/kredit dan informasi bagi masyarakat miskin,

(2) Permukiman kumuh dan kantong-kantong kemiskinan yang tersebar

110 kota di 42.000 desa (56.000 hektar kawasan kumuh) yang belum

mendapat perhatian stakeholder secara holistik,

(3) Masih terdapat 66.000 desa yang masuk kategori desa miskin yang

belum mendapat penanganan secara holistic,

(4) Bank Dunia memperhitungkan 108,78 juta orang atau 49 persen dari

total penduduk Indonesia berada dalam kondisi miskin dan rentan menjadi

miskin. Kalangan ini hidup dengan pendapatan kuarang dari 2 dolar AS

atau Rp 19.000 per hari. (Basuki dan Prasetyo, 2007: 18).

Naiknya garis kemiskinan ini disebabkan oleh pengaruh adanya

kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat yang lebih tinggi

daripada kenaikan tingkat inflasi selama satu tahun tersebut.

Meningkatnya jumlah penduduk miskin dan persentasenya terhadap

jumlah penduduk yang terus bertambah dapat dilihat dari data BPS berikut

ini :

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Table 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Dari Tahun 2000-2008

Tahun Penduduk Miskin

(dalam juta) Penduduk Miskin

(%) 2000 37,3 17,8 2001 37,1 18,4 2002 38,4 18,2 2003 37,3 17,4 2004 36,1 16,6 2005 38,7 15,9 2006 39,3 17,7 2007 37,1 16,5 2008 34,9 15,4

Sumber : BPS tahun 2008

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks tersebut

membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

Namun penangananya selama ini cenderung parsial dan tidak

berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan

menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemisinan dengan melibatkan

semua komponen permasalahan, dan strategi penanganan yang

berkelanjutan, serta tidak bersifat temporer.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Table 1.2 Data Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2006

No Kabupaten Sangat

Miskin Miskin Hampir

Miskin Total

1. Kabupaten Cilacap 32.702 151.610 156.598 340.910 2. Kabupaten Banyumas 9.511 81.356 82.620 173.487 3. Kabupaten Purbalingga 16.936 61.931 26.828 105.695 4. Kabupaten Banjarnegara 15.652 61.803 35.529 112.984 5. Kabupaten Kebumen 8.695 92.195 31.472 132.362 6. Kabupaten Purworejo 8.033 44.562 13.981 66.576 7. Kabupaten Wonosobo 10.629 65.342 9.795 85.766 8. Kabupaten Magelang 18.326 23.865 78.296 120.487 9. Kabupaten Boyolali 18.355 31.965 44.803 95.123 10. Kabupaten Klaten 8.381 56.583 55.060 120.024 11. Kabupaten Sukoharjo 5.012 32.118 36.273 73.403 12. Kabupaten Wonogiri 12.533 64.750 9.071 86.354 13. Kabupaten Karanganyar 11.317 32.403 24.345 68.065 14. Kabupaten Sragen 17.822 47.286 22.517 87.625 15. Kabupaten Grobogan 31.285 42.265 94.921 168.471 16. Kabupaten Blora 9.195 49.688 31.393 90.276 17. Kabupaten Rembang 8.386 43.293 21.147 72.826 18. Kabupaten Pati 15.605 59.958 50.803 126.366 19. Kabupaten Kudus 3.590 22.320 9.630 35.540 20. Kabupaten Jepara 9.107 20.904 51.078 81.089 21. Kabupaten Demak 13.076 63.578 40.851 117.505 22. Kabupaten Semarang 11.127 21.022 42.826 74.975 23. Kabupaten Temanggung 5.204 22.811 33.655 61.670 24. Kabupaten Kendal 7.574 44.183 21.988 73.745 25. Kabupaten Batang 6.828 26.207 46.299 79.334 26. Kabupaten Pekalongan 4.974 46.934 41.173 93.081 27. Kabupaten Pemalang 14.060 70.703 30.542 115.305 28. Kabupaten Tegal 9.572 75.131 5.145 89.848 29. Kabupaten Brebes 17.074 122.153 89.393 228.620 30. Kota Magelang 297 3.567 3.030 6.894 31. Kota Surakarta 806 3.646 22.074 26.526 32. Kota Salatiga 173 5.140 3.823 9.136 33. Kota Semarang 2.759 17.046 62.860 82.665 34. Kota Pekalongan 310 5.503 17.097 22.910 35. Kota Tegal 334 6.465 9.164 15.963

TOTAL 365.240 1.620.286 1.356.080 3.341.606 Sumber : Departemen Sosial Republik Indonesia tahun 2006

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Sebenarnya pembangunan Nasional yang dilaksanakan di Negara

kita selama beberapa PELITA yang berlangsung sejak awal tahun 1969

telah memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan

kemiskinan, karena pada dasarnya pembengunan yang dilakukan bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendapatan dan

pemerataan. Namun sepertinya kebijaksanaan pembangunan ekonomi

yang diambil oleh pemerintah dapat dikatakan kurang berhasil dalam

mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial. Isi kebijaksanaan

pembangunan yang selama ini hanya mementingkan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan mengesampingkan aspek pemerataan

pemberdayaan masyarakat. Menurut kebijaksanaan tersebut dengan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat mengurangi kesenjangan sosial

dan juga terjadi penerapan tenaga kerja yang besar sehingga angka

pengangguran dapat berkurang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga

dijadikan sebagai kesejahteraan sosial masyarakat mengalami peningkatan,

tetapi yang terjadi dalam masyarakat justru sebaliknya, dimana

kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial justru semakin tinggi.

Dalam orientasi pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan,

cenderung memandang masyarakat hanya sebagai objek bantuan dalam

berbagai macam bentuk pelayanan dan pemberian fasilitas sosial. Hal ini

justru memperbesar ketergantungan (dependensi) anatara masyarakat dan

proyek pembangunan atau antara masyarakat dengan pemerintah, dan pada

hakekatnya dapat merendahkan martabat manusia, karena sifatnya menjadi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

disempowering, masyarakat tidak mampu untuk mengaktualisasikan

potensi yang ada dan tidak bisa mandiri. Untuk itu sudah saatnya

paradigma pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan yang

menempatkan capital finansial dan capital fisik sebagai modal utama

pembangunan, diganti dengan paradigma pembangunan yang berpusat

pada pemberdayaan masyarakat dan lebih mengutamakan perhatian pada

masyarakat ekonomi lemah. Pembangunan dengan cara ini hanya akan

dapat diwujudkan jika pembangunan mampu meningkatkan pertisipasi

masyarakat dalam proses pembangunan.

Pemerintah dalam usaha untuk mengentaskan kemiskinan ini telah

mengeluarkan beberapa strategi pembangunan, antara lain :

Pertama, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan cara

menyelenggarakan baqrbagai proyek inpres, karena proyek ini akan

mendatangkan pentransferan sumber-sumber dana dari pusat ke daerah,

seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT).

Kedua, mempermudah lapisan sosial miskin untuk memperoleh akses

dalam berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, keluaraga

berencana, air bersih, sanitasi, dan lain-lain.

Ketiga, menyediakan fasilitas-fasilitas kredit untuk masyarakat lapisan

bawah seperti Kupedes, KURK, BKK, KCK, Kredit Bimas, dan lain-lain.

Keempat, pembangunan infrasruktur ekonomi pedesaan, khususnya

pembangunan pertanian.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Kelima, pengembangan pelembagaan seperti Program Pengembangan

Wilayah (PPW), Pengemmbangan Kawasan Terpadu (PKT), Program

Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (P4K). (Dewanta, 1995 : 28).

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui

PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan

kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui

proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian

masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan

sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya

penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007

dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar

pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program

pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan

pemberdayaan masyarakat diperkotaan; dan Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah

tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri

diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial

Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat pusat

pertumbuhan ekonomi dengan daerahsekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan

oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan

PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal.

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan

masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan

pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah

terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama

ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan.

Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6

tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya

hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan

pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs).

Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator

keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan

pencapaian target-target MDGs tersebut.

PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program pemberdayaan

masyarakat untuk memecahkan masalah kemiskinan yang merupakan

pengembangan dari P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan). Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri

Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis

masyarakat terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan, nilai-nilai sosial

kemasyarakatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai

landasan kokoh membangun masyarakat mandiri dan sejahtera. Dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

pelaksanaan PNPM-P2KP di tingkat kelurahan dibentuk BKM (Badan

Keswadayaan Masyarakat) yang bertindak sebagai lembaga yang

memfasilitasi peran serta atau partisipasi yang tumbuh dari bawah. Untuk

melaksanakan program kegiatan BKM dibantu Unit-Unit Pengelola (UP)

yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, namun setidaknya

terdiri dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS),

dan Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Sedangkan masyarakat miskin

dapat berpartisipasi aktif dengan membentuk kelompok-kelompok

swadaya masyarakat (KSM).

Program PNPM-P2KP ini mempunyai lima prinsip pengentasan

kemiskinan, yaitu :

Satu berasal dari masyarakat yang bersangkutan. Adanya rasa memiliki

merupakan komponen terpenting dalam strategi pengentasan kemiskinan.

Dengan demikian partisipasi masyarakat merupakan syarat multak untuk

kesinambungan proyek pengentasan kemiskinan.

Dua, berorientasi pada hasil dan proses yang benar, artinya masyarakat

harus diajak secara bersama-sama untuk mengetahui kondisi kemiskinan

dan penyebab kemiskinan yang dihadapinya. Kebijakan BKM harus di

desain dengan baik agar dapat dilaksanakan secara disiplin dan mudah

dimonitor.

Tiga, komprehensif. Kemiskinan bersifat multidimensional sehingga

kebijakan BKM besifat menyeluruh.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Empat, kemitraan. Kebijakan BKM harus diintegrasikan dengan para

stakeholders yaitu Pemda, Pemdes, LSM, masyarakat setempat,

pengusaha, dan lain-lain.

Lima, bersifat jangka panjang. Harus ada perubahan intuisi dan

pengembangan kapasitas KSM dan BKM secara terus menerus. (Juklak

PNPM-P2KP tahap II).

Bantuan kepada masyarakat miskin ini diberikan dalam bentuk

dana yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang diusulkan

oleh masyarakat. Dana bantuan ini berupa hibah dan pinjaman yang yang

disalurkan kepada kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM)

secara langsung dengan sepengetahuan Konsultan Manajemen Wilayah

(KMW) yang menangani PNPM-P2KP di suatu wilayah kerja,

sepengetahuan Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK) di tingkat

kecamatan yang ditunjuk, dan sepengetahuan warga masyarakat dalam hal

ini adalah BKM.

Penerima bantuan PNPM-P2KP ini adalah perseorangan dan

keluarga miskin yang berada di satuan wilayah kelurahan atau desa

perkotaan yang tersebar di seluruh perkotaan Indonesia, dan yang

memiliki jumlah penduduk miskin cukup banyak. Desa perkotaan yang

dimaksud di sini adalah wilayah yang berbentuk desa namun secara

administratif letak dan posisinya dengan kota sehingga dapat menjadi

wilayah sasaran dari PNPM-P2KP. Di dalam PNPM-P2KP, kedua status

wilayah administrasi pemerintah kota tersebut selanjutnya akan disebut

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

sebagai kelurahan. Jenis bantuan dalam PNPM-P2KP ini ada 3 macam

yaitu :

1. Bantuan pengembangan ekonomi, yang digunakan dalam bentuk

kegiatan :

a. Pemberian pinjaman dana bergulir dengan bunga ringan sebagai

modal usaha produktif.

b. Bantuan hibah untuk mangadakan pelatihan-pelatihan teknis dan

manajerial (pengembangan sumber daya manusia).

2. Bantuan pengembangan sosial, yang digunakan dalam berbagai bentuk

kegiatan seperti :

a. Pemberian beasiswa pendidikan.

b. Bantuan dana kepada para lansia (lanjut usia).

c. Bantuan untuk rehab rumah KK miskin.

d. Santunan dana sehat.

3. Bantuan mengembangan lingkungan yang digunakan untuk

membangun sarana dan prasarana dasar lingkungan yang menunjuang

peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat seperti : pembuatan bak dan

gerobak sampah, pengaspalan jalan, selokanisasi, pembuatan talud, dan

lain-lain.

Dana bantuan untuk pengembangan sosial kemanusiaan dan

pengembangan sarana dan prasarana dasar lingkungan merupakan dana

hibah yang tidak perlu dikembangkan, namun masyarakat harus

menunjukkan kesanggupan dan atnggung jawabnya untuk dapat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

melakukan pemeliharaan dan pengembangan lebih lanjut. Sedangkan

bantuan dana yang digunakan untuk modal usaha produktif merupakan

pinjaman bergulir yang disalurkan kepada KSM-KSM. Pengelolaan dana

bantuan pinjaman dana bergulir ini dilakukan oleh salah satu unit

pengelola dari BKM, yaitu unit pengelola keuangan (UPK).

Pemberian pinjaman dana bergulir sebagai modal usaha produktif

bagi masyarakat ini merupakan stimulan agar penduduk miskin

diperkotaan mempunyai keinginan untuk maju dengan membuat suatu

jenis usaha atau untuk mengembangkan usaha yang telah ada, sehingga

secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

hidupnya. Status pemanfaatan dana pinjaman bergulir ini merupakan

sebagai pinjaman kepada KSM dan harus dikembalikan kepada UPK.

Desa Sidomukti kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati mempunyai

jumlah penduduk total sebanyak 2769 jiwa yang terdiri dari 1417 laki-laki

dan 1352 perempuan dengan jumlah KK sebanyak 872 KK. Hasil dari

pemetaan swadaya tersebut sesuai dengan kriteria dan ciri kemiskinan desa

Sidomukti yang disepakati dalam FGD (Focus Group Discussion) yang

dilakukan dari tingkat RT, RW dan Desa. Krtiteria tersebut adalah sebagai

berikut : rumah tidak layak huni (lantai tanah, dinding papan, tidak

mempunyai MCK), berpendidikan rendah, hanya mampu membiaya

pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp. 15.000,00

/hari, berobat hanya ke Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah,

yaitu:

1. ”Bagaimana pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan melalui

program PNPM–P2KP khususnya dalam pemberian bantuan pinjaman

dana bergulir untuk usaha produktif di Desa Sidomukti Kecamatan

Margoyoso Kabupaten Pati ?”

2. ”Apakah faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat dalam

kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM–P2KP di Desa

Sidomukti?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

Mengetahui Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat di Desa Sidomukti

Melaui Program PNPM Mandiri dilihat dari :

1. Mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan

melalui program PNPM–P2KP khususnya dalam pemberian bantuan

pinjaman dana bergulir untuk usaha produktif di Desa Sidomukti.

2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat dalam

kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM–P2KP di Desa

Sidomukti

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

D. MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terbagai dua, yaitu:

Manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritisnya adalah bagaimana penerapan teori-teori sosiologi

sebagai landasan dari penelitian yang dilakukan penulis.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan wawasan tentang

Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat di Desa Sidomukti Melalui

Program PNPM–P2KP.

E. TINJAUAN PUSTAKA

a. Pemberdayaan

Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari

kesakitan. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan

jasa-jasa yang mereka perlukan; dan berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Beberapa ahli dibawah ini mengungkapkan definisi pemberdayaan dilihat

dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan (Suharto,1997: 210-224) :

1) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang

yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995).

2) Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan

mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga

yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang

lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et.al., 1994).

3) Pemberdayaan menunjukkan pada usaha pengalokasian kembali

kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).

4) Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan

komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)

kehidupannya (Rapport, 1984).

Mengutip definisi yang dikemukakan oleh UNDP, Empowerment

(pemberdayaan/penguatan) dianggap sebagai sebuah proses yang

memungkinkan kalangan individual ataupun kelompok merubah

keseimbangan kekuasaan dalam segi sosial, ekonomi maupun politik pada

sebuah difabel ataupun komunitas. Kegiatan pemberdayaan dapat

mengacu pada banyak kegiatan, di antaranya adalah meningkatkan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

kesadaran akan adanya kekuatan-kekuatan sosial yang menekan orang lain

dan juga pada aksi-aksi untuk mengubah pola kekuasaan di masyarakat.

Menurut Kartasasmita pemberdayaan harus dilakukan melalui tiga

cara, yaitu:

1) Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat dari kemandirian dan keberdayaan rakyat adalah keyakinan bahwa rakyat memiliki potensi untuk mengorganisasi dirinya sendiri dan potensi kemandirian tiap individu perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan rakyat berakar kuat pada proses kemandirian tiap individu, yang kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarakat, baik lokal maupun nasional.

2) Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah.

3) Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Dalam pemberdayaan harus dicegah jangan sampai yang lemah menjadi semakin lemah atau terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. (Kartasasmita, 1995 : 19)

Gunawan Sumodiningrat mengemukakan bahwa:

”Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar rakyat mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. Untuk itu upaya pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.” (Sumodiningrat, 1999 : 133)

Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat. Gagasan pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya mendorong dan melindungi tumbuh dan berkembangnya

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

kekuatan daerah termasuk juga penguasaan IPTEK yang berbasiskan pada

kekuatan masyarakat setempat. Dalam kerangka tersebut keberhasilan

upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari

meningkatnya pendapatan masyarakat melainkan juga aspek-aspek penting

dan mendasar lainnya. Disamping itu, pemberdayaan masyarakat harus

mampu diarahkan pada proses-proses pemerintahan yang lebih demokratis

dan berkeadilan serta menjamin terciptanya kemandirian dan

berkelanjutan.

Menurut Arbi Sanit dkk hal-hal mendasar dan penting perlu

diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat antara lain :

1) Pengembangan organisasi atau kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisasi kegiatan masyarakat.

2) Pengembangan jaringan strategis antar kelompok atau organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam masyarakat.

3) Kemampuan kelompok masyarakat dalam mengakses sumber-sumber lain yang dapat mendukung pengembangan kegiatan.

4) Jaminan atas hak-hak masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal.

5) Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik.

6) Terpenuhinya kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka serta mampu menjamin kelestarian daya dukung lingkungan bagi pembangunan.

(Sanit dkk, - : 54)

Dari berbagai konsep pemberdayaan secara luas diatas maka dapat

disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk

memandirikan masyarakat dengan cara menggali potensi yang dimilikinya,

kemudian mempuerkuat potensi tersebut dengan memberi masukan atau

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

input dan kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut.

Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan sudah

saatnya mendapat perhatian khusus, karena pembangunan dari dalam diri

masyarakat miskin itu sendiri yang sebenarnya diperlukan untuk

mengatasi masalah kemiskinan. Maksudnya yaitu membangun potensi-

potensi yang ada dalam diri masyarakat miskin dengan menggunakan

strategi dan pendekatan yang efektif sehingga menimbulkan kepercayaan

diri dan membengkitkan kekuatan baru untuk bisa meningkatkan

kesejahteraan hidupnya.

Dalam usaha pemberdayaan masyarakat miskin ini diharapkan

nantinya akan terwujud masyarakat yang mandiri. Kemandirian

masyarakat miskin tersebut akan mengurangi ketergantungan terhadap

segala bantuan dari luar, sehingga meskipun program bantuan telah

dihentikan mereka masih dapat berswadaya dengan memanfaatkan potensi

yang telah ada pada diri mereka untuk lepas dari lingkaran kemiskinan.

Dengan cara demikian setidaknya masyarakt miskin akan lebih

menyadari bahwa kemiskinan yang dialaminya hanya dapat dirubah

dengan keinginan utnuk maju dan menggunakan segala kemampuan yang

ada. Bantuan dari pemerintah ataupun pihak lain bukan merupakan hal

utama tetapi yang terpenting adalah keinginan dan usaha dari masyarakat

miskin sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Pemberdayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya

membentuk masyarakat miskin dari ketidakberdayaannya melaui dana

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

PNPM-P2KP khususnya bantuan pinjaman dana bergulir, yaitu dengan

menggunakan dana itu untuk menciptakan suatu usaha atau

mengembangkan usaha yang telah ada. Selain itu juga diadakan pelatihan

untuk meningkatkan ketrampilan teknik dan manajerial dalam berusaha.

Sehingga dengan begitu mereka bisa lebih berdaya dan meningkat

kesejahteraan hidupnya.

b. Prinsip Pemberdayaan

Beberapa prinsip pemberdayaan menurut perspektif pekerjaan

sosial (Suharto, 1997: 216-217).

1. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial dan

masyarakat harus bekerjasama sebagai partner.

2. Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor atau

subjek yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan

kesempatan-kesempatan.

3. Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting

yang dapat mempengaruhi perubahan.

4. Kompetensi diperoleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup,

khususnya pengalaman yang memberikan perasaan mampu kepada

masyarakat.

5. Solusi-solusi, yang berasal dari situasi khusus, harus beragam dan

menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada

pada situasi masalah tersebut.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

6. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang

penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi

serta kemampuan mengendalikan seseorang.

7. Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri :

tujuan, cara dan hasil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.

8. Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena

pengetahuan dapat memobilisasi tindakan bagi perubahan.

9. Pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan

kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara

efektif.

10. Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus,

evolutif; permasalahan selalu memiliki beragam solusi.

11. Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal dan

pembangunan ekonomi secara paralel (Suharto, 2005 : 68-69).

Menurut Kiefer (1981) pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang

meliputi : kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan

kompetensi partisipasif (Suharto, 1997 : 215).

Selain itu Parsons (1994) juga mengajukan tiga dimensi

pemberdayaan yang merujuk pada :

1. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan

sosial yang lebih besar.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

2. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,

berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain.

3. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai

dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian

melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang

masih menekan (Parsons et.al., 1994 :106).

c. Strategi Pemberdayaan

Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro,

mezzo, dan makro.

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut

sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered

approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai

media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok

biasanya dilakukan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

pengetahuan ketrampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki

kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar

(large-system strategi), karena sasaran perubahan diarahkan pada

sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, peencanaan

sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.

Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi mereka sendiri dan untuk

memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

(Suharto, 2005 : 66-67)

d. Masyarakat Miskin

Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial tidak hanya dialami

oleh negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara

yang sudah mempunyai kemapanan di bidang ekonomi. Fenomena ini

pada dasarnya telah menjadi perhatian, isu, dan gerakan global yang

bersifat kemanusiaan (humanity). Kemiskinan diartikan sebagai suatu

keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri

sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu

memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak

merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan

berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf

kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan

muncul sebagai masalah sosial.

Hal ini sesuai dengan penelitian Rena Ravinder tentang kemiskinan

di Daerah Afrika yaitu :

The poverty problem is chronic in the Horn of Africa. Majority of the people in the region are suffering from this problem. There are numerous factors that cause poverty in the region. The challenge of poverty reduction in the Horn should therefore address the poverty reduction issues at national, provincial and local levels. (Revinder, 2007 : 1)

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya,

mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka

menganggap bahwa semua telah ditakdirkan, sehingga tidak ada usaha-

usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan

keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya.

Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah

kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa

yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan. Pada

masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problem sosial

karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa

miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta

miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada.

Pola kemiskinan sangat berbeda antar kelompok sosial, umur,

budaya, lokasi dan negara juga dalam konteks ekonomi yang berbeda.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Walaupun banyak lagi perberdaan dalam melihat kemiskinan, akan tetapi

ketika kita ambil benang merahnya maka kemiskinan mengandung arti

majemuk yang sering kali sulit untuk dipahami dari satu sudut pandang

saja. Secara umum kemiskinan sering kali diartikan sebagai

keterbelakangan, ketidakberdayaan atau ketidakmampuan seseorang untuk

menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap layak. Ciri-

ciri masyarakat miskin yaitu :

a. Minimnya akses politis dalam proses pengambilan keputusan terkait

hidup mereka

b. Tersingkir dari lembaga social masyarakat yang utama

c. Rendahnya kualitas SDM, kesehatan, pendidikan, ketrampilan yang

berpengaruh terhadap rendahnya penghasilan secara ekonomis

d. Memiliki budaya atau nilai etos kerja yang rendah, berfikir praktis dan

fatalism

e. Minimnya kepemilikan asset fisik seperti asset lingkungan hidup (air

bersih dan penerangan)

Menurut Gunawan Sumodiningrat mendefinisikan kemiskinan

sebagai :

“Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kemiskinan ditandai oleh keterisolasian, keterbelakangan dan pengangguran yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan antar daerah, antar sektor dan antar golongan penduduk. Kemiskinan timbul karena ada sebagian daerah yang belum sepenuhnya tertangani, ada sebagian sektor yang harus menampung tenaga secara berlebih dengan tingkat produktifitas yang rendah, dan ada pula sebagian masyarakat yang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

belum ikut serta dalam proses pembangunan sehingga belum dapat menikmati hasilnya secara memadai.” (Sumodiningrat, 1998 : 26) Kemiskinan umunya diukur dengan tingkat pendapatan dan pada

dasarnya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolut dan kemiskinan

relatif. Berdasarkan penyebabnya, kemiskinan dapat dibedakan dalam tiga

pengertian: kemiskinan natural (alamiah), kemiskinan struktural dan

kemiskinan kultural. Seseorang dikatakan miskin secara absolut, apabila

tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau sejumlah

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum.

Kebutuhan hidup minimum ini antara lain diukur dengan kebutuhan

pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan

untuk bisa hidup dan bekerja.

Sedangkan kemiskinan relatif adalah keadaan perbandingan antara

kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan sudah diatas garis

kemiskinan. Sehingga sebenarnya tidak termasuk miskin, tetapi masih

lebih miskin dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain.

Kemiskinan natural adalah keadaan miskin, karena dari asalnya memang

miskin. Kelompok masyarakat ini miskin karena tidak memiliki sumber

daya yang memadai, baik sumber daya alam, sumber daya manusia

maupun sumber daya pembangunan lainnya, sehingga mereka tidak dapat

ikut serta dalam pembangunan.kemiskinan natural ada di setiap negara

yang sedang membangun.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Pembangunan yang direncanakan melalui bermacam program dan

kebijakan, ditujukan untuk menghilangkan keadaan keadaan miskin

natural ini. Namun pemilikan sumberdaya yang tidak merata, kemampuan

masyarakat yang tidak seimbang, dan ketidaksamaan kesempatan, akan

menyebabkan tingkat keikutsertannya menjadi tidak merata pula. Inilah

yang menyebabkan perolehan pendapatan tidak seimbang dan kemudian

menimbulkan struktur masyarakat yang timpang. Perbedaan struktur

masyarakat inilah yang menyebabkan kemiskinan. Kemiskinan, baik yang

relatif maupun yang absolut dikenal dengan kemiskinan struktural.

Kemiskinan struktural juga dikenal dengan kemiskinan yang disebabkan

hasil pembangunan yang belum seimbang.

Sedangkan kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup

seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan

hidup dan budayanya, dimana mereka sudah merasa berkecukupan dan

merasa tidak kekurangan. Kelompok masyarakat ini tidak mudah untuk

diajak berpartisipasi, menolak untuk mengikuti perkembangan dan tidak

mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya. Akibatnya

tingkat pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai umum.

Berdasarkan definisi kemiskinan diatas dapat kita lihat bahwa

permasalahan kemiskinan tidak hanya berdiri sendiri, sehingga dalam

penanggulangannya menuntut pemahaman, kecermatan dan kehati-hatian.

Di dalam diri masyarakat miskin tidak hanya terdapat kelemahan (kondisi

serba kekurangan), tetapi dalam diri mereka juga terdapat potensi yang

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

dapat dipergunakan sebagai modal dasar dalam pengembangan dirinya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa program penanggulangan kemiskinan

harus mampu mengakomodasikan kedua aspek tersebut. Dalam konteks

penanggulangan kemiskinan, mereka (masyarakat miskin) tidak hanya

didekati sebagai objek (gejala yang diamati), tetapi harus dipandang

sebagai subjek atau pelaku yang dikelompokkan dalam golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah (GMBR). Mereka adalah pelaku

yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan

sumber daya, mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya.

Kelompok penduduk yang berada pada masyarakat pedesaan dan

perkotaan pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani

gurem, pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh, pedagang kaki

lima, pedagang asongan, pemulung, gelandangan dan pengangguran.

Berkaitan dengan kemiskinan yang ada di Desa Sidomukti maka Desa ini

termasuk dalam kategori miskin secara struktural karena kebanyakan

penduduk di Desa Sidomukti memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang

terbatas sehingga mengakibatkan mereka kurang bisa memanfaatkan

kesempatan atau peluang usaha yang ada. Mereka hanya menafkahi

kehidupannya melalu sektor informal seperti penjaja makanan, pedagang

kecil, pemulung sampah yang tidak membutuhkan keterampilan khusus.

Dalam penelitian ini berusaha mengungkapkan pemberdayaan masyarakat

miskin di Desa Sidomukti melalui program PNPM-P2KP melalui

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial dalam

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

berusaha serta pemberian pinjaman dana bergulir yang nantinya akan

dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha produktif.

Tujuan dilaksanakannya pembangunan salah satunya adalah untuk

menanggulangi kemiskinan. Di lain pihak kemiskinan menjadi semacam

input sekaligus output bagi pembangunan yang gagal. Untuk

menanggulangi kemiskinan dan memeratakan pembangunan beserta hasil-

hasilnya merupakan upaya untuk memadukan berbagai kebijaksanaan

program pembangunan yang tersebar di berbagai sektor dan wilayah.

Kemiskinan bukan saja berurusan dengan persoalan ekonomi tetapi

bersifat multidimensional karena dalam kenyataannya juga berurusan

dengan persoalan-persoalan non ekonomi (sosial, budaya, politik). Karena

sifatnya multidimensional maka kemiskinan tidak hanya berurusan dengan

kesejahteraaan sosial (social well-being). Menurut Ellis, untuk mengejar

seberapa jauh seseorang memerlukan kesejahteraan materi dapat diukur

secara kuantitatif dan obyektif seperti mengukur kemiskinan absolut yaitu

ditunjuk dengan angka rupiah, namun untuk memahami seberapa besar

kesejahteraan sosial yang harus dipenuhi seseorang ukurannya menjadi

sangat relatif dan kualitatif. (Dewanta, 1995: 31).

Kata kemiskinan berasal dari kata miskin yang dalam kamus besar

Bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut :

”Situasi penduduk atau sebagian besar penduduk yang hanya dapat memenuhi makan, pakaian dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan minimum.” (Depdikbud, 1998)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Sedangkan Bappenas dan Depdagri memberikan pengertian

kemiskinan, yaitu:

”Situasi kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin melainkan karena tidak dapat dihindari oleh kekuatan apapun atau kemampuan yang apa adanya. Kemiskinan itu sendiri ditandai dengan sikap dan tingkah laku yang mau menerima keadaan yang seakan-akan tidak dapat berubah yang tercermin dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pendapatan serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.” (Sumodiningrat, 1996: 16)

Sedangkan Tadjuddin Noer Effendi mengatakan :

”Kemiskinan ini meliputi kekurangan fasilitas pemukiman yang sehat, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikasi denagn dunia sekitaranya, kekurangan perlindungan dari hukum dan pemerintahan.” (Sumodiningrat, 1996: 16)

Sedangkan Merphin Panjaitan mengatakan bahwa :

”Kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah orang dibandingkan denagn standar kehidupan yang berlaku pada masyarakat”. (Panjaitan, 2000: 7)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sayogyo yang menyatakan

bahwa :

”Kemiskinan sebagai ciri dan akibat ketidaksamaan dalam masyarakat yang menjadikan sebagian golongan tidak mampu mencapai tingkat hidup layak sesuai harapan dan cita-cita yang hidup dalam masyarakat berdasar upaya swadaya golongan itu”. (Rusli dkk, 1994: 36)

Dengan mengikuti pendapat para ahli, kita bisa membagi sebab-

sebab kemiskinan menjadi dua. Pertama, kemiskinan yang terjadi

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

disebabkan oleh faktor eksternal atau yang berada diluar jangkauan

individu. Faktor ini secara konkrit lebih bersifat hambatan kelembagaan

atau struktur yang memang bisa menghambat seseorang untuk meraih

kesempatan-kesempatannya. Adanya kemiskinan jenis ini bukan karena

seseorang itu malas atau tidak mampu bekerja. Kemiskinan jenis ini

menurut Alfian dirumuskan sebagai :

”Kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan seperti ini meliputi kekurangan fasilitas pemukiman yang sehat, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikasi dengan dunia sekitarnya bahkan termasuk kekurangan perlindungan dari hukum dan pemerintah”.

(Effendi, 1995: 251)

Kedua, adalah kemiskinan yang disebabkan faktor oleh faktor

internal yang berasal dari diri seseorang atau lingkungannya. Kemiskinan

ini sebagai akibat dari nilai-nilai dan kebudayaan yang dianut oleh

sekelompok masyarakat. Jadi tidak bermula dari struktur sosial tetapi

karakteristik khas orang-orang miskin itu sendiri. Orang menjadi miskin

karena ia tidak mau bekerja keras, boros dan tidak mempunyai rencana,

kurang memiliki jiwa wiraswasta, fatalis dan tidak ada hasrat berprestasi

dan sebagainya. Menurut Lewis bahwa kemiskinan itu muncul karena

sekelompok masyarakat tidak terintegrasi dengan masyarakat luar, apatis,

cenderung menyerah pada nasib, tingkat pendidikan rendah serta tidak

mempunyai daya juang dan kemampuan untuk memikirkan masa depan.

(Effendi, 1995: 251)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Meskipun kebudayaan kemiskinan mempunyai andil sebagai

penyebab kemiskinan, tidak dapat menjelaskan penyebab kemiskinan.

Konsep kemiskinan ini mengandung kelemahan karena konsep

kebudayaan kemiskinan anti sejarah mengesampingkan asal usul kelakuan

dari norma-norma yang ada (Effendi, 1995: 251). Sedangkan Baker

berpendapat bahwa konsep kebudayaan kemiskinan itu sangat normatif

dan merupakan kumpulan kecurigaan dan prasangka buruk golongan

miskin. Kelemahan lain yang perlu disebutkan adalah konsep ini terlalu

membesar-besarkan kemampuan kemiskinan (Effendi, 1995: 251). Namun

menurut Bromleydan Gherry, Papanek dan Kuncorojakti bukti empiris

mengungkapkan bahwa kaum miskin terutama di kota bekerja keras dan

mempunyai aspirasi untuk hidup layak dan motivasi untuk memperbaiki

nasib. Mereka mampu menciptakan pekerjaan sendiri serta bekerja keras

untuk memenuhi tuntutan hidup mereka (Tadjuddin 1995 : 252).

Disamping menurut Sethuraman itu setiap saat berusaha memperbaiki

nasib dengan cara beralih dari satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal

putus asa (Tadjuddin, 1995: 252). Upaya ini dapat dipandang sebagai kiat

kaum miskin untuk berusaha keluar dari kemelut kemiskinan.

Dalam bidang ekonomi bahwa kaum miskin di kota mempunyai

andil dalam dalam menopang kehidupan kota (Suparlan, 1984: Rebong

dkk, 1984). Melalui kegiatan kecil-kecilan dan mandiri di bidang ekonomi

yang sering disebut informal. Mereka memberikan peluang bagi

masyarakat elit kota untuk menikmati pelayanan dan jasa murah, baik di

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

bidang angkutan maupun jasa lainnya. Ini mengisyaratkan bahwa

penduduk miskin di kota secara ekonomi terintegrasi dengan masyarakat

luar kota, meskipun integrasi itu cenderung menghalangi perkembangan

ekonomi mereka yang pada gilirannya memapankan kemiskinan.

Jika demikian halnya maka hal ihwal kemiskinan mereka tidaklah

semata-mata karena kebudayaan tetapi lebih berkaitan dengan adanya

hambatan struktural yang tidak memberikan peluang untuk memanfaatkan

kesempatan-kesempatan yang ada dalam perekonomian kota. Breman

mengatakan bahwa kaum miskin di kota ”jalan menuju ke atas sering kali

dirintangi, sedangkan jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”.

Dengan kata lain muncul kemapanan kemiskinan dikalangan masyarakat

miskin lebih disebabkan hambatan struktural. Tetapi mengapa kaum

miskin pasrah dengan keadaan itu? Karena kemiskinan yang kronis itulah

kaum miskin mudah ditaklukkan dan dikelola untuk mengikuti kemauan

dan kepentingan golongan elit berkuasa. (Tadjuddin, 1995: 252)

Ellis mengatakan bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai tidak

ada atau kurangnya akses seseorang atau sekelompok orang terhadap

kekuasaan (power). Kekuatan yang dimaksud mencakup tatanan sistem

sosial (politik) yang dapat menentukan alokasi sumber daya untuk

kepentingan kelompok orang atau tatanan sistem sosial yang menentukan

alokasi penggunaan sumber daya. Cara mendapatkan akses itu dapat

melalui sistem politik formal, kontak-kontak informal dengan struktur

kekuasaan dengan mempunyai pengaruh pada kekuasaan ekonomi. Namun

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

aspek-aspek itu tidak begitu penting dalam menilai kemiskinan politik, hal

yang perlu diperhatikan adalah :

(1) Bagaimana sekelompok orang dapat memanfaatkan sumber daya yang

tersedia dalam masyarakat itu,

(2) Bagaimana sekelompok orang dapat turut dan ambil bagian dalam

pengambilan keputusan penggunaan sumber daya yang ada,

(3) Kemampuan untuk turut serta dalam membentuk keleluasaan dalam

masyarakat yang akan dilaksanakan dan ditaati oleh pemerintah.

Sekelompok orang atau seseorang dapat digolongkan sebagai kemiskinan

politik bila tiga hal tersebut tidak dimiliki oleh mereka.

Identifikasi atau pengenalan gejala kemiskinan dilakukan dengan

metode tertentu. Beberapa metode yang ada memfokuskan penelaahan

antara lain pada aspek identifikasi golongan atau kelompok masyarakat

miskin untuk mengetahui dimana daerah yang disebut miskin (Rusli et al,

1994: 5). Dalam hal ini pengukuran kemiskinan menunjuk pada

kemiskinan absolut, yaitu jenis kemiskinan dimana penduduk mampu

memenuhi kebutuhan dasar minimum untuk hidup layak.

Untuk Desa Sidomukti, ukuran garis kemiskinannya sesuai pada

teori Bank Dunia karena lokasi penelitiannya berada di wilayah Kabupaten

Pati, dimana Kabupaten Pati mengacu pada teori Bank Dunia. Teori

tersebut yaitu pemenuhan kebutuhan konsumsi sebesar 2100 kalori orang

per hari untuk makanan. Teori ini juga yang dipakai oleh BPS (Badan

Pusat Statistik) dalam menentukan kriteria penduduk miskin. Rata-rata

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

nilai pengeluaran makanan selama sebulan ditetapkan sebagai garis

kemiskinan dan merupakan batas pengeluaran seseorang untuk memenuhi

kebutuhan minimum yang diperlukan.

Gejala kemiskinan merupakan kenyataan yang hampir ditemui di

perkotaan negara-negara berkembang. Masalah yang cukup serius dan

menjadi ciri kota-kota di negara-negara berkembang adalah masalah

keterbatasan peluang kerja terutama sektor informal. Kebanyakan kota

tidak mampu menyediakan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup warganya. Angkatan kerja baik pendatang desa-desa maupun

kelahiran kota yang baru berusaha masuk pasaran kerja menemui kesulitan

untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan (sesuai dengan tuntutan

kebutuhan hidup). Untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya mereka

memilih pekerjaan seadanya walaupun tidak sesuai dengan kemauan dan

kemampuan yang dimiliki atau mereka berusaha menciptakan lapangan

pekerjaan sendiri dengan memanfaatkan kehidupan kota.

Gejala itu nampak dengan munculnya lapangan pekerjaan baru

baik disektor informal sah (kegiatan seperti pedagang kaki lima, tukang

becak, penjual keliling, pedagang asongan) maupun sektor informal tidak

sah seperti (pelacuran, germo, gangster, pencopetan, pencurian) yang

bersifat sementara, tidak tentu dalam penghasilan dan jam kerja.

Penghasilan yang didapat diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sendiri. Keadaan seperti menyebabkan mereka hidup dalam

kekurangan. Kemungkinan membeli tanah, memiliki tanah dan membayar

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

biaya fasilitas sosial lainnya jauh dari jangkauan mereka. Akibatnya

kebanyakan dari mereka mendirikan gubug-gubug dengan fasilitas sangat

minim. Ada kecenderungan mereka mengelompok dan memnbentuk

kerumunan tempat tinggal di tanah-tanah kosong di kota, seperti di pinggir

rel kereta api, di kolong jembatan dan tanah-tanah yang belum digunakan,

atau daerah yang tidak boleh digunakan sebagai tempat tinggal.

Kerumunan tempat tinggal orang miskin seperti itu banyak ditemui di

negara-negara berkembang.

Berbagai program telah dikembangkan untuk menanggulangi

kemiskinan di perkotaan, seperti : Program Perbaikan Kampung (KIP),

Pengembangan Usaha Sektor Informal (Kredit usaha, Manajemen Usaha

Kecil, Program Kemitraan) dan Pembinaan Gelandangan dan Pengemis

(Gepeng). Namun dari berbagai program yang telah dilaksanakan itu dapat

dikatakan kurang berhasil. Kelemahan program yang didasarkan konsep

ini cenderung membesar-besarkan kemapanan kemiskinan dan

ketidakberdayaan kelompok miskin untuk keluar dari lingkaran

kemiskinan. Program yang diterapkan cenderung bersifat ”derma”

(charity), sehingga mematikan kreativitas serta meningkatkan

ketergantungan. Selain itu juga merusak mental (etos kerja) karena

kelompok miskin berharap untuk dibantu tanpa harus bekerja keras untuk

mendapatkannya.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

e. PNPM-P2KP

PNPM-P2KP merupakan program pemberdayaan masyarakat

untuk memecahkan masalah kemiskinan yang merupakan pengembangan

dari P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Untuk

meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan

lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri

dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang

melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan

partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama

masyarakat miskin, dapat dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka

bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan

kemiskinan. Dalam proses pemberdayaan ini, peran aktif masyarakat

sangat dibutuhkan. Dalam pemanfaatan dana PNPM Mandiri ini dibentuk

organisasi yaitu BKM dan KSM. Selain itu ada beberapa kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan berupa pendampingan pada BKM dan

KSM dan juga adanya sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan teknis dan manajerial dalam berusaha. Selain dengan

kebijaksanaan umum PNPM Mandiri, kegiatan ini tidak hanya bersifat

reaktif terhadap keadaan darurat yang sedang dialami, namun juga bersifat

strategis karena dalam kegiatan ini disiapkan landasan berupa institusi

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

masyarakat yang menguat bagi perkembangan masyarakat di masa

mendatang.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan

pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya

seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan

masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca

bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan

melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah

(PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai

program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai

departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri

2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal.

Bantuan kepada masyarakat miskin ini diberikan dalam bentuk

dana yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang diusulkan

masyarakat dan dalam bentuk pendampingan teknis yang diperlukan

dalam pelaksanaan tersebut. Dana bantuan tersebut dapat dimanfaatkan

sebagai modal usaha produktif, pelatihan teknis dan manajerial,

pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan dan bantuan sosial

kemanusiaan.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Pengalokasian dana PNPM-P2KP sebagian besar digunakan pada

kegiatan ekonomi, yaitu pinjaman dana bergulir untuk modal usaha

produktif bagi masyarakat miskin dan pelatihan ketrampilan. Alasan

utamanya adalah karena dengan pinjaman dana bergulir ini dapat

dikembangkan sesuai dengan komitmen bersama masyarakat dan

membantu dalam hal modal bagi masyarakat miskin untuk

mengembangkan usahanya. Sedangkan dengan pelatihan teknis dan

manajerial, dimaksudkan untuk mendukung upaya penciptaan peluang

usaha baru dan pengembangan usaha yang telah ada.

Dengan bantuan pinjaman dana bergulir dan kegiatan pelatihan

teknis dan manajerial tersebut, mayarakat diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan dengan usaha yang telah dijalankan ataupun dengan

pengembangan usaha baru. Dengan bantuan pinjaman modal bergulir itu

pula, diharapkan dapat mengubah pola piker masyarakat yang mandiri

dengan membangun dan mengorganisir diri dari atas dasar ikatan

pemersatu dan kepercayaan bersama.

F. KERANGKA PIKIR

PNPM-P2KP merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk

memecahkan masalah kemiskinan yang merupakan pengembangan dari P2KP

(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Pemecahan masalah

yang dilakukan oleh PNPM-P2KP tentu saja berdasarkan masalah-masalah

yang sudah dianalisa sebelumnya. Dalam proses menemukenali penyebab

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

kemikinan dan akar masalah kita temukan penyebab kemiskinan pada

dasarnya merupakan akibat dari sikap mental para pelaku pembangunan yang

negatif dan pandangan-pandangan yang merugikan kelompok masyarakat

tertentu (warga miskin).

Dalam PNPM-P2KP ini menggunakan pendekatan atau upaya-upaya

rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-

prinsip pengelolaan program yaitu pembangunan yang berbasis masyarakat

dengan :

1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk

mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

program.

2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan

pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteristik sosial, budaya dan geografis.

5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri dari atas pembelajaran,

kemandirian dan keberlanjutan.

Pemberdayaan dalam penelitian ini yaitu upaya yang dilakukan untuk

membangun masyarakat miskin yang mandiri agar dapat mengatasi

kemiskinannya, salah satunya dengan cara pemberian bantuan pinjaman dana

bergulir bagi masyarakat miskin untuk modal usaha produktif.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Dalam PNPM-P2KP pengelolaan seluruh kegiatan baik pengembangan

usaha ekonomi melalui pinjaman dana bergulir, bantuan sosial maupun

pembangunan dasar lingkungan pada prinsipnya dilakukan oleh masyarakat

sendiri. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pemeliharaan semuanya

dilakukan dengan pendekatan bertumpu pada kelompok. Pendekatan semacam

ini menuntut adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Pelaksanaan kegiatan

ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat serta memperkuat

kelembagaannya.

Dalam konsep pemberdayaan masyarakat melalui PNPM-P2KP dalam

pemberian pinjaman dana bergulir di Desa Sidomukti, meliputi pengembangan

institusi lokal dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan. Adapun

pengembangan institusi local disini meliputi pembentukan BKM (Badan

Keswadayaan Masyarakat) dan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakt).

Sedangkan kegiatan-kegaiatan pemberdayaan yang dilakukan yaitu

pendampingan fasilitator kelurahan (faskel) dalam penyusunan rencana

kegiatan BKM dan permasalahan yang dihadapi, penyadaran dan peningkatan

kepedulian masyarakat terhadap BKM dan KSM dan permasalahan yang

dihadapi, sosialisasi pengorganisasian masyarakat untuk pembentukan KSM

dan permasalahan yang dihadapi serta kegiatan pelatihan, yang bertujuan

untuk meningkatkan upaya penciptaan peluang usaha baru dan peluang

pengembangan usaha yang telah ada.

Dengan konsep pemberdayaan masyarakat miskin melalui PNPM-

P2KP ini, menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama proyek mulai dari

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan. Pembentukan institusi

local yaitu BKM dan KSM ini juga dibentuk atas inisiatif masyarakat sendiri

sehingga dengan begitu akan timbul sikap kemandirian dan kesatuan rasa

kebersamaan kelompok. Dengan begitu, masyarakat dapat merasakan

kemudahan-kemudahan setelah mendapatkan bantuan pinjaman dana bergulir

ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. PNPM Mandiri Perkotaan,

sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, melakukan pendampingan proses

pembelajaran masyarakat melalui penyadaran kritis agar dapat memecahkan

masalah sendiri. Proses perubahan yang diharapkan terjadi adalah dari kondisi

masyarakat yang tidak berdaya, menjadi mandiri dan pada satu saat akan

menjadi masyarakat madani.

Untuk memperjelas alur pikir, maka penulis gambarkan dalam skema

di bawah ini :

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

G.

Program PNPM-P2KP

Pemberdayaan masyarakat dalam pemberian pinjaman dana bergulir

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan : - Pendampingan dalam penyusunan

rencana kegiatan BKM - Pendampingan dalam penyusunan

rencana kegiatan KSM - Penyadaran dan peningkatan kepedulian

masyarakat terhadap BKM dan KSM - Sosialisasi PNPM-P2KP, pembentukan

BKM dan pembentukan KSM - Kegiatn pelatihan untuk meningkatkan

ketrampilan teknis dan manajerial

Pengembangan institusi lokal : - Pembentukan KSM - Pembentukan BKM

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat

Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan pemberdayaan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini lebih menitikberatkan pada penelitian lapangan (field

reseach) yang bermaksud untuk mengetahui permasalahan yang ada di

lokasi penelitian. Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu proses penelitian

yang datanya berwujud kata-kata dalam kalimat. Berbagai table juga

disajikan naumun hanya bersifat deskriptif untuk mendukung uraian

kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif yang didasarkan

pada pengamatan langsung ke objek penelitian dan wawancara mendalam

dengan sejumlah responden.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso

Kabupaten Pati dengan alasan desa Sidomukti termasuk 22 desa di

kecamatan Margoyoso yang menerima bantuan PNPM-P2KP. Selain itu

juga karena Desa Sidomukti merupakan Desa terbaik dalam pelaksanaan

program PNPM-P2KP di Kecamatan Margoyoso.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Tabel 1.3 Daftar Desa di Kecamatan Margoyoso yang Mendapat Bantuan

PNPM-P2KP

No Nama Desa 1. Ngemplak Kidul 2. Tanjungrejo 3. Sidomukti 4. Kedungpanjang 5. Soneyan 6. Purworejo 7. Tegalarum 8. Purwodadi 9. Ngemplak Lor 10. Sumerak 11. Waturoyo 12. Margoyoso 13. Tunjungrejo 14. Cebolek 15. Kajen 16. Sekarjalak 17. Bulumanis Lor 18. Bulumanis Kidul 19. Pangkalan 20. Pohijo 21. Kertomulyo 22. Langgenharjo

Sumber : BKM Desa Sidomukti

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui

observasi langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini dipilih pihak-

pihak yang yang terkait dengan PNPM-P2KP. Pihak-pihak tersebut

antara lain:

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

1. Aparat Pemerintah Desa Sidomukti

2. Fasilitator Kelurahan Desa Sidomukti

3. Pengurus BKM Desa Sidomukti

4. Manager UPK BKM Desa Sidomukti

5. Pengurus dan anggota KSM Desa Sidomukti

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

yang berasal dari :

1. Arsip

2. Laporan

3. Kecamatan Margoyoso dalam angka

4. Monografi Desa

5. Buku-buku dan data lain yang mendukung PNPM-P2KP secara

umum maupun khusus di Desa Sidomukti.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda baik itu secara

langsung yang dilakukan dengan cara terbuka dan tertutup (Moleong,

1994 : 127). Pengamatan terbuka diketahui oleh subyek dan subyek

dengan sukarela memberikan kesempatan pada pengamat untuk

mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka sadar bahwa ada orang

yang sedang mengamati mereka. Sedangkan pengamatan tertutup yaitu

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

pengamatan dimana pengamat beroperasi tanpa sepengetahuan subyek

yang diamati tersebut.

Observasi yang dilakukan penulis disini adalah observasi berperan

pasif. Observasi berperan yaitu observasi yang dilakukan dengan

mendatangi peristiwa atau kejadian, kehadiran peneliti dilokasi sudah

menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai

orang asing diketahui oleh yang objek yang diamati. Dalam observasi

berperan pasif ini peneliti hanya mendatangi lokasi, tapi sama sekali

tidak berperan sebagai apa pun selain hanya pengamatan pasif, namun

peneliti benar-benar hadir dalam konteksnya (Sutopo, 2006 : 26-27).

Observasi yang penulis lakukan disini menyangkut : Pengurus PNPM-

P2KP, Pelaksanaan PNPM-P2KP, Aktifitas masyarakat Desa

Sidomukti yang menjadi sasaran PNPM-P2KP.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini juga akan digunakan metode wawancara

dengan cara melakukan percakapan terhadap informan atau orang yang

diwawancarai. Percakapan ini dilakukan oleh kedua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) dan yang diwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh

pewawancara.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan

konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,

peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk

merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman

masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan

harapan yang bisa terjadi di masa akan datang. Sasaran wawancara

(interviewee) yang akan dilakukan oleh penulis adalah terhadap :

Aparat Desa Sidomukti, Fasilitator PNPM-P2KP Desa Sidomukti,

Pengurus BKM Desa Sidomukti, Pengurus dan anggota KSM Desa

Sidomukti.

c. Dokumentasi

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering

memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen bias

memiliki beragam bentuk dari yang tertulis secara sederhana sampai

kepada yang lebih lengkap. Demikian pula arsip yang pada umumnya

berupa catatan-catatan yang lebih formal bila dibandingkan dengan

dokumen (Sutopo, 2002 : 69). Sumber data berupa arsip dan dokumen

merupakan sumber data pokok dalam penelitian kualitatif terutama

untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti.

Dalam penelitian ini dokumentasi tentang kegiatan PNPM-P2KP bisa

didapat lewat foto, kliping di koran, serta artikel di internet yang

semuanya menunjukkan kegiatan PNPM-P2KP di Desa Sidomukti.

5. Tehnik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan lebih bersifat

purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam (Sutopo, 1988: 22).

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu pengurus PNPM-

P2KP yang terlibat langsung dalam proses pemberian pinjaman dana

bergulir serta masyarakat yang menerima bantuan pinjaman dana bergulir.

Kemudian juga digunakan maximum variation sampling berdasarkan

jabatan pengurus PNPM-P2KP yaitu faskel, koordinator,…………dst.

Dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Sidomukti, Fasilitator Kelurahan

Desa Sidomukti, Koordinator BKM Desa Sidomukti, Manajer UPK BKM

Desa Sidomukti, serta masyarakat Desa Sidomukti yang menerima

bantuan pinjaman dana bergulir yaitu masyarakat yang telah mempunyai

usaha dan yang baru mendirikan usaha pada tiap perguliran.

6. Validitas Data

Dalam penelitian ini untuk mencari validitas data digunakan metode

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lain (Moleong, 1988: 179). Metode triangulasi yang digunakan di

dalam penelitian ini yaitu: triangulasi sumber, teknik triangulasi sumber

ini dengan jalan menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan

data yang sama yaitu dengan melakukan crosscheck dengan beberapa

sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

adalah melalui banyak informan yang memiliki kedudukan yang berbeda-

beda dalam sebuah program dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai

informannya adalah Kepala Desa Sidomukti, Fasilitator Kelurahan Desa

Sidomukti, Koordinator BKM Desa Sidomukti, Manajer UPK BKM Desa

Sidomukti, Masyarakat yang telah mempunyai usaha dan yang baru

mendirikan usaha dalam tiap perguliran pinjaman.

Informan 1

Data wawancara Informan 2

Informan 3

Sumber: Sutopo, 2006: 94

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa interaktif, yaitu bahwa ketiga komponen aktifitasnya berbentuk

interaksi dengan proses pengumpulan data dari berbagai proses siklus.

Dalam penelitian ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis

yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

Gambar 1.2 Model Analisis Interaktif

Sumber: Sutopo, 2002: 96

Adapun pengertian dari ketiga analisis tersebut adalah:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi data kasar yang ada dalam field note.

Dengan reduksi data, data yang ada dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam aneka macam cara, seperti: melalui seleksi

yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data

dalam suatu pola yang lebih luas dan sebagainya.

b. Sajian Data (Data Display)

Sajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu

penyajian data, peneliti akan mudah memahami apa-apa yang sedang

terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada anaisis

atau mengambil tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Jadi

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG · Fakta lain kemiskinan di Indonesia menurut Alif Basuki dan ... 000 desa yang masuk kategori desa ... dari pusat ke daerah, seperti Inpres Desa

denghan adanya data display ini akan mempermudah peneliti dalam

membuat kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan dari apa yang teah

diteliti dari awal hingga akhir. Kesimpulan ini bersifat longgar dan

tetap terbuka. Penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari kegiatan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga diverifikasikan selama

penelitian berlangsung.