bab i pendahuluan a. latar belakang · pdf file“dimensia merupakan sindrom kemunduran...

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2002, sekitar 2,5 juta orang Amerika didiagnosa dengan demensia. Pada tahun 2030, Thurman memuat laporan dalam State of Aging and Health in America angka kejadian demensia di Amerika terjadi dua kali lipat menjadi 5,2 juta (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit [CDC], 2007). Dalam statistik ini, kejadian yang berpotensial menjadi demensia reversibel tidak termasuk. Jenis-jenis utama dari demensia termasuk penyakit Alzeimer (AD), demensia vaskular (VAD), dementia dengan badan Lewy (DLB), dan demensia frontotemporal (FTD), (Meiner, 2011, hal. 571). Pada umumnya, demensia lebih sering ditemukan pada lansia, individu tidak mampu melakukan pekerjaan seperti yang ada di dalam pikirannya karena terjadi perubahan mental dalam bersosialisasi terkait proses penyakit. Beberapa hal yang ditemui dalam demensia, yaitu kemunduran bahasa, apraxia (kesulitan dalam memanipulasi objek), agnosia (ketidakmampuan dalam mengenal objek yang dikenal), agrafia (kesulitan menggambarkan objek), dan kegagalan fungsi secara umum (Alzheimer’s Association, 2007 dikutip dari Meiner, 2011, hal. 571). Gambaran klinis dari demensia perlu diidentifikasi dan diimplementasikan penatalaksanaan dengan berfokus pada penyebab munculnya gejala, tetapi tidak semua individu yang mengalami gejala demensia dapat disembuhkan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diperoleh data bahwa demensia sering terjadi pada usia lanjut yang telah berumur di atas 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 500.000 penderita demensia di Indonesia. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada klien dengan dimensia.

Upload: phamdang

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2002, sekitar 2,5 juta orang Amerika didiagnosa dengan demensia. Pada

tahun 2030, Thurman memuat laporan dalam State of Aging and Health in America angka

kejadian demensia di Amerika terjadi dua kali lipat menjadi 5,2 juta (Pusat Pengendalian

dan Pencegahan Penyakit [CDC], 2007). Dalam statistik ini, kejadian yang berpotensial

menjadi demensia reversibel tidak termasuk. Jenis-jenis utama dari demensia termasuk

penyakit Alzeimer (AD), demensia vaskular (VAD), dementia dengan badan Lewy (DLB),

dan demensia frontotemporal (FTD), (Meiner, 2011, hal. 571).

Pada umumnya, demensia lebih sering ditemukan pada lansia, individu tidak mampu

melakukan pekerjaan seperti yang ada di dalam pikirannya karena terjadi perubahan

mental dalam bersosialisasi terkait proses penyakit. Beberapa hal yang ditemui dalam

demensia, yaitu kemunduran bahasa, apraxia (kesulitan dalam memanipulasi objek),

agnosia (ketidakmampuan dalam mengenal objek yang dikenal), agrafia (kesulitan

menggambarkan objek), dan kegagalan fungsi secara umum (Alzheimer’s Association,

2007 dikutip dari Meiner, 2011, hal. 571).

Gambaran klinis dari demensia perlu diidentifikasi dan diimplementasikan

penatalaksanaan dengan berfokus pada penyebab munculnya gejala, tetapi tidak semua

individu yang mengalami gejala demensia dapat disembuhkan. Berdasarkan beberapa hasil

penelitian, diperoleh data bahwa demensia sering terjadi pada usia lanjut yang telah

berumur di atas 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 500.000 penderita demensia

di Indonesia.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui asuhan keperawatan gerontik

pada klien dengan dimensia.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

2

2. Khusus

a. Mahasiswa mengetahui definisi demensia

b. Mahasiswa mengetahui etiologi demensia

c. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinik demensia

d. Mahasiswa mengetahui klasifikasi demensia

e. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik demensia

f. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan demensia

g. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan demensia

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Dimensia

Alzheimer’s Association (2007 dikutip dari Meiner, 2011) menyatakan bahwa

“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur dan

menetap”; perubahan ingatan yang diperoleh dari perubahan fungsi intelektual secara

menetap (seperti: orientasi, kalkulasi, perhatian, dan keterampilan motorik) yang dicurigai

mengenai beberapa bagian kognitif.

Bila individu menderita dimensia, individu tidak mampu melakukan pekerjaan seperti

yang ada di dalam pikirannya karena terjadi perubahan mental dalam bersosialisasi terkait

proses penyakit. Beberapa hal yang ditemui dalam dimensia, yaitu kemunduran bahasa,

apraxia (kesulitan dalam memanipulasi objek), agnosia (ketidakmampuan dalam mengenal

objek yang dikenal), agrafia (kesulitan menggambarkan objek), dan kegagalan fungsi

secara umum (Alzheimer’s Association, 2007 dikutip dari Meiner, 2011).

Fortinash-Holoday Woret (1999) dan Burke-Larami (2000) mendefinisikan bahwa

dimensia merupakan kerusakan daya ingat jangka pendek dan panjang yang merupakan

akibat dari gangguan otak organic, ditandai hilangnya kemampuan intelektual / kognitif

(dikutip dari Agoes, n.d).

B. Etiologi Demensia

Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan

timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat

disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins,

P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari

gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah),

demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya

disebabkan oleh penyakit lain.

Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit

Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat

signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

4

Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan

juga penurunan proses berpikir.

C. Manifestasi Klinik

Secara umum, gambaran klinik dari demensia menurut Koedam (2008 dikutip dari

Meiner, 2011, hal. 572), yaitu:

1. Onset berminggu-minggu hingga bertahun-tahun

2. Terjadi dalam jangka waktu panjang atau seumur hidup

3. Keadaan psikologis: berfluktuasi, depresi, apatis, dan bingung

4. Individu mengalami retardasi psikomotor atau agitasi

5. Kognitif:

Cenderung lambat dari waktu ke waktu

Kewaspadaan secara umum normal

Proses pikir : kegagalan berpikir secara umum, sulit memahami kata, kegagalan

dalam mengimbangi suatu hal

6. Kesalahan persepsi tidak terjadi secara umum

7. Bicara dan bahasa teratur dan sulit memahami kata-kata baru

8. Status mental dan latihan, biasanya mengalami penurunan dari waktu ke waktu

D. Klasifikasi Dimensia

1. Demensia Reversibel

Demensia reversibel merupakan kejadian yang terjadi ketika individu mengalami

kondisi patologis lain yang menyerupai demensia. Penyebab potensial pada demensia

reversibel, yaitu:

a. Obat-obatan

b. Alkohol : intoksikasi atau ketergantungan etil alkuohol

c. Kelainan metabolik seperti penyakit tiroid, defisiensi vitamin B12, hiponatremia,

hiperkalsemia, disfungsi hepar, difungsi ginjal,

d. Depresi

e. Delirium

f. Neoplasma otak (CNS neoplasm)

g. Hematoma subdural kronik

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

5

h. Hidrosepalus tekanan normal

2. Demensia Alzeimer

Ini merupakan bentuk demensia yang terjadi pada lansia dan dialami oleh 60% -

80% responden pada penelitian demensia (Alzheimer’s Association, 2007 dikutip dari

Meiner, 2011, hal. 572).

Faktor resiko pada demensia alzeimer, yaitu:

a. Genetik

Mutasi genetik menyebabkan peningkatan jumlah protein amyloid yang

dihubungkan dengan usia (sporadik) (Waring & Rosenberg, 2008 dikutip dari Meiner,

2011, hal. 572). Demensia alzeimer menunjukkan gen autosom dominan diwariskan

pada keluarga dengan penderita demensia. Mutasi kromosom 21, dihubungkan dengan

sindrom down (trisomy 21), juga dihubungkan dengan perkembangan penyakit.

Semua individu dengan sindrom down yang bertahan pada 3-4 dekade mengalami

perkembangan dalam kondisi patologis demensia alzeimer (Jones, et.al, 2008 dikutip

dari Meiner, 2011, hal. 573).

b. Nutrisi

Kekurangan vitamin B12 ditemukan pada 10% lansia dan prevalensi yang lebih

ditemukan pada individu dengan demensia alzeimer. Resiko hiperomosisteinemia

(homosisten cairan lebih dari 14 µmol/L) meningkat pada demensia dan demensia

alzeimer (Smith, 2008 dikutip dari Meiner, 2011, hal. 573).

c. Virus

Penyakit virus seperti herpes zoster, herpes simplex, atau ensepalitis dipercaya

memiliki faktor risiko terjadinya demensia alzeimer. Infeksi virus pada otak sangat

penting karena berhubungan dengan demensia dan AIDS. Deposit amiloid

menimbulkan plak pada sel otak sehingga menyebabkan kepikunan pada pasien

dengan demensia alzeimer. Prekursor protein amiloid mempunyai peran penting dalam

deposit myeloid pada demensia alzeimer. Serabut amiloid menempel tersangkut

disekeliling pembuluh darah serebral dan serat saraf amiloid menggantikan plak

dengan degerasi saraf akhir.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

6

d. Lingkungan

Lingkungan sangat berpotensi jika dihubungkan dengan disfungsi kognitif terkait

pemaparan substansi beracun atau zat kimia. Dewasa ini, trauma kepala yang sering

terjadi dengan penurunan kesadaran dihubungkan dengan demensia alzeimer.

e. Kasus lainnya, seperti individu dengan dua penyakit yang sama dalam 5 tahun

terakhir menjelang umur 65 tahun

Manifestasi klinis dari demensia alzeimer diidentifikasi melalui anggota keluarga

dan perawat menanyakan pertanyaan dan pernyataan yang berulang-ulang. Beberapa

gejala demensia alzeimer, yaitu disorientasi tempat, kehilangan ingatan, kesulitan

dalam pemahaman bahasa, kegagalan mental dalam memanipulasi informasi visual,

bingung, sering mengantuk, emosi labil.

MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan PET scans (Positron Emission

Tomography) dapat digunakan untuk pemeriksaan diagmostik pada pasien demensia

alzeimer. Karena biayanya mahal, kemudian ditemukan kesamaan dengan latihan di

klinik untuk penderita demensia alzeimer, sehingga tes tersebut tidak

direkomendasikan secara rutin.

Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk pasien demensia

alzeimer, beberapa ahli farmakologi memilih untuk memperkenalkan terapi yang dapat

memperlambat proses penyakit pada stadium awal. Obat yang pertama yang

menghambat kholinesterase yaitu tacrin (cognex), tetapi dibutuhkan pemantauan

fungsi liver, sehingga digunakan dengan terbatas. Obat lain adalah donepezil (aricept),

rivastigmin (exelon), dan galantamin (reminil), semua penghambat kholinesterase; ini

memberikan efek samping kecil.

Sebuah ekstrak tumbuhan herbal dari Ginkgo biloba telah menjanjikan

kestabilkan dan peningkatkan kinerja kognitif dan fungsi pada lansia selama 6 bulan

sampai satu tahun (Birks & Grimley Evans, 2007, 2009; dikutip dari Meiner, 2011,

hal. 574.).

3. Demensia Vaskular

Jenis ini dikenal dengan multiinfarct demensia, merupakan jenis kedua paling

sering ditemukan dalam kategori demensia, banyak ditemukan pada lansia (Schneck,

2008 dikutip dari Meiner, 2011, hal. 574). VAD didefinisikan sebagai hilangnya

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

7

fungsi kognitif akibat iskemik, lesi otak hipoperfusif, atau perdarahan akibat penyakit

serebrovaskular atau kondisi patologis kardiovaskular. VAD dikaitkan dengan

hilangnya progresif jaringan otak sebagai akibat dari serangkaian serangan otak kecil

(infark) yang disebabkan oleh oklusi dan penyumbatan arteri ke otak. Individu yang

mengalami kecelakaan cerebrovas-cular (CVA) memiliki risiko yang lebih besar VaD.

Pemulihan fungsi dapat terjadi dari waktu ke waktu, tetapi ada pemulihan penuh.

Seperti kerusakan infark mengakumulasi lebih luas dari kemampuan ada.

Faktor Risiko. Beberapa masalah medis tempat yang beresiko untuk

pengembangan KVA. Ini termasuk sis, diskrasia darah, dekompensasi jantung, atrial

fibrilasi, penggantian katup jantung, sistemik karena alasan lain, diabetes mellitus,

pembuluh darah perifer disebut sebagai serangan iskemik transien (TIA).

Manifestasi klinis. Permulaan VAD mungkin atau tiba-tiba. VAD onset bertahap

terjadi sebagai infark yang mempengaruhi daerah yang sangat kecil dari otak, motorik,

atau sensorik defisit fungsi persepsi. Tiba-tiba VAD menimbulnya gejala langsung,

seperti kelemahan disatu sisi, kiprah hubungan, atau tanda-tanda neurologis fokal.

Penghancuran otak akibat emboli kecil atau otak berdifusi. Perkembangan yang biasa

mengikuti kemunduran, terus menurun terkait dengan VAD memiliki infark,

penurunan fungsi, dan kemudian dataran fungsional sebelum mengalami penurunan

lain dan selanjutnya.

Gejala VaD tergantung pada lokasi:

a. Gangguan penanganan tugas-tugas baru

b. Gangguan kemampuan penalaran

c. Gangguan kemampuan spasial dan orientasi

d. Gangguan Bahasa

Gangguan ini umumnya mengganggu fungsi kerja. Gejala lain mungkin termasuk

mengembara, hilang di tempat yang akrab, bergerak dengan cepat, langkah-langkah,

hilang kontrol kandung kemih atau usus, dan memiliki kesulitan mengikuti petunjuk.

Serangan mengakibatkan penurunan intelektual, beberapa menit mempengaruhi, visi,

atau fungsi lainnya.

Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan dengan tomografi (CT) atau MRI

biasanya mengungkapkan satu atau lebih infark serebral. VAD paling ohen

berhubungan dengan atau daerah kortikal atau subkortikal bilateral infark atau infark.

Selain neuroimaging dan klinis tidak ada tes diagnostic ada untuk VaD.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

8

Pengobatan. Penelitian tentang penggunaan Donepezil untuk fungsi kognitif,

kesan global klinis, dan untuk melakukan ADL pada pasien dengan ringan sampai

sedang VAD telah menjanjikan (Dichgans et at, 2008). Nimodipine atas), blocker

saluran kalsium, juga telah menunjukkan manfaat jangka dalam pengobatan KVA,

namun, sedikit mendukung kemanjurannya dengan penggunaan jangka panjang di

VAD (Pantoni 2005). Ada bukti yang cukup untuk mendukung untuk pencegahan

tersier KVA. Zekry (2009)

4. Demensia Badan Lewy

DLB (inklusi neuronal intracytoplasmic)merupakan gangguan otak progresif yang

degeneratif, yang dapat ditemukan di batang otak, di encephalon, ganglia basalis, dan

korteks serebral (Kalra, Bergeron, 8c Lang, 1996). DLB diperkirakan terhitung hingga

30% dari semua kasus demensia (Zakai, McCracken, & Braque, 2005). Individu

dengan penyakit Parkinson (PD) memiliki peningkatan risiko enam kali lipat untuk

pengembangan DLB dibandingkan dengan populasi umum (buter et at, 2008).

Faktor risiko yang terkait dengan pengembangan DLB termasuk usia lanjut,

depresi, kebingungan, atau psikosis saat mengambil levodopa, dan masker wajah pada

individu dengan PD didiagnosis (Dodel et at, 2008).

Manifestasi klinis DLB mirip dengan AD, namun DLB sering ditandai dengan

fluktuasi menonjol dalam perhatian dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan

tingkat keparahan gejala-gejala kejiwaan, halusinasi visual. DLB, dibandingkan

dengan AD, cenderung memiliki proses yang lebih merusak proses visuospasial dan

fitur dari demensia subkortikal. Ini termasuk penurunan perhatian dan penurunan

defisit dalam kefasihan verbal. Extrapyra-midal fitur juga ditemukan di DLB,

termasuk kekakuan, dykinesia bra-, tertekuk postur, dan menyeret kiprah.

Gejala lain mungkin termasuk

a. Kantuk di siang hari yang berlebihan dan perubahan minat

b. Periode perhatian dan konsentrasi berkurang

c. REM sleep disorder

Pemeriksaan diagnostic. Tidak ada tes laboratorium yang tersedia untuk diagnosis

DLB. MRI menunjukkan aktivitas kurang hippocampal daripada yang terlihat di AD,

tetapi ini terlalu minim untuk menjadi nilai diagnostik (Walker et at, 2007).

Manajemen. Manajemen pasien dengan DLB berfokus pada gejala lega ketika gejala

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

9

kejiwaan dan perilaku menjadi menyedihkan. Pengobatan untuk PD sangat penting

dalam hal kiprah dan perubahan keseimbangan. Penggunaan inhibitor kholinesteras

juga telah didukung dalam DLB (Bhasin, Rowan, Edwards, & McKeith, 2007).

Penting untuk dicatat bahwa laporan kasus baru-baru ini mengungkapkan eksaserbasi

kemungkinan DLB reldted ke administrasi memantine (Ridha, Josephs, Rossor 8c,

2005). Dengan demikian, diagnosis hati-hati dan manajemen perawatan sangat penting

untuk mencegah ini interaksi obat-penyakit. Pengasuh pendidikan dan dukungan

merupakan aspek penting dari manajemen penyakit karena pola yang unik dari gejala

kejiwaan dan motor dan deficit kognitif bahwa pasien menampilkan.

5. Demensia Frontotemporal

FTD adalah sindrom klinis pengecualian terkait dengan non-AD kondisi patologis

dan relatif jarang terjadi dalam pengaturan klinikal. Sindrom ini mencakup spektrum

non-AD demensia dan ditandai oleh atrofi fokus daerah temporal yang frontal dan

anterior. Patologis, FTD adalah variabel, beberapa kasus mungkin menunjukkan teu-

postur penyakit (dengan atau tanpa badan Pick klasik), sedangkan yang lain

menunjukkan ubiquitin-positif inklusi, dan masih orang lain mungkin kurang khas

histologis ciri-ciri (Mendez et al, 2008).

Faktor risiko untuk FTD yang kurang dipahami. Manifestasi klinis. Dua presentasi

klinis utama termasuk varian FTD frontal atau aphasic. Perilaku pada FTD varian

frontal dikaitkan dengan perubahan progresif dalam dan kognisi sosial, rasa malu,

kehilangan empati, perubahan pola makan, perilaku ritual atau stereotypic, dan apatis.

Afasia bentuk dari FTD termasuk afasia fasih atau non-fasih progresif (hilangnya

kemampuan untuk menggunakan bahasa), tergantung pada fokus frontal atau temporal

(Mendez ct pada, 2008). Salah satu dari varian utama dapat dikaitkan dengan motor

neuron dis-eose, meskipun fitur perilaku biasanya mendahului gejala motorik (Mendez

et at, 2008).

Salah satu contoh dari FTD yang lebih sering terjadi di Eropa daripada di

Amerika Serikat adalah penyakit Pick. Penyakit Pick adalah jenis umum dari demensia

progresif dengan clin-ical fitur mirip dengan AD. Sering terjadi antara usia 40 dan 60,

penyakit Pick melibatkan atrofi lobus frontal dan temporal dari korteks serebral. Atrofi

ini terjadi karena kehilangan neuronal dan inklusi. Individu dengan penyakit Pick

seringkali memiliki gejala lobus frontal yang lebih, terutama masalah perilaku.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

10

Pemerisaan diagnostic. Neuroimaging dengan CT atau MRI mungkin berguna

dalam diagnosis FTD. Atrofi Fokal daerah prefrontal atau temporal menegaskan FTD,

namun, temuan ini tidak selalu hadir. PET scan juga dapat membantu dalam

penegasan diagnosis klinis (Mendez et a1, 2008).

Prognosis FTD antara timbulnya gejala-gejala dan berkisar demensia berat dari 3

sampai 10 tahun. Saat ini tidak ada pengobatan untuk FTD (Mendez, 2009).

6. Demensia Lain yang Berhubungan dengan Penyakit

Tekanan yang normal hidrosefalus. Tekanan normal hidrosefalus (NPH) adalah

suatu kondisi yang jarang namun berpotensi reversibel, jika tidak diobati dapat

mengarah pada penurunan kognitif permanen. Di NPH CSF beredar ke ruang

subarachnoid otak, memperbesar ventrikel namun tidak menyebabkan peningkatan

tekanan CSF. Hal ini diyakini bahwa sebagian besar kasus NPH terkait dengan

penghinaan otak sebelum seperti cedera traumatis, penghinaan virus, atau operasi

sebelumnya. NPH memiliki tiga serangkai gejala yang hadir bersama-sama: gangguan

gaya berjalan (gait misalnya, ataxic atau magnet), inkontinensia, dan disfungsi kognitif

(Shprecher, Schwalb & Kurlan, 2008). Klien yang mengembangkan demensia sebelum

gangguan gait memiliki hasil yang lebih buruk. Pengobatan melibatkan menempatkan

shunt untuk mengalirkan CSF (Shprecher, Schwalb, & Kurlan, 2008).

Demensia juga merupakan hasil dari penyakit lain, termasuk Penyakit Huntington

(sebelumnya disebut Huntington chorea), Creutzfeldt-Jakob, dan infeksi dengan

manusia Immuno Defisiensi-Virus (HIV). Penyakit ini kurang umum di antara

populasi orang dewasa yang lebih tua.

Hemaiomas Subdural adalah perdarahan antara tengkorak dan korteks serebral.

Perdarahan ini dapat menyebabkan gangguan kognitif dan deficit neurologis. Lansia

beresiko mengalami hematoma subdural yang disebabkan oleh atrofi otak dan

perubahan vaskular yang sesuai yang terjadi dengan penuaan normal dan juga berisiko

untuk jatuh dan cedera kepala berikutnya.

Ada dua jenis subdural hematoma: akut dan kronis. Gejala hematoma subdural

akut berkembang dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

11

E. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:

a. Pembedaan antara delirium dan demensia

b. Bagian otak yang terkena

c. Penyebab yang potensial reversibel

d. Perlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah)

e. Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebut

f. Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah

g. Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC

h. Pencitraan otak amat penting CT atau MRI

F. Penatalaksanaan Demensia

Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia

diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan

fungsi otak seperti :

1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan

zat adiktif yang berlebihan

2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap

hari.

3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif

a. Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.

b. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang

memiliki persamaan minat atau hobi

4. Mengurangi stres dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam

kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

Prinsip keperawatan klien dimensia

1. Monitor dan pertahan kan kesehatan fisik

2. Kenali perubahan perilaku klien

3. Adaptasikan dg kegiatan rutin

4. Komunikasi dg bahasa sederhana langsung pada pokok bahasan

5. Selalu lakukan orientasi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

12

6. Pertahankan interaksi soial/harga diri klien

Tindakan keperawatan pada klien yang mengalami sindrom down, yaitu:

1. Buat kegiatan pada pagi hari sehingga klien tdk tidur terus

2. Kurangi stimulasi lingkungan; terburu-buru

3. Beri penerangan yang cukup pada kamar

4. Temani dan beri perasaan nyaman pada saat matahari terbenam

5. Nyalakan lampu sebelum matahari terbenam

Tindakan perawatan pada klien yang mengalami wondering adalah:

1. Yakini bahwa lingkungan mana bagi klien

2. Perhatikan keselamatan klien pada saat klien jalan – jalan

3. Anjurkan klien memakai tanda pengenal seperti gelang yang bertulis alamat

4. Buat jadwal aktifitas ringan klien

G. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas

Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar

belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

b. Keluhan utama

Keluhan utama atau sebab utama yang menyebbkan klien datang berobat

(menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun.

c. Pemeriksaan fisik

Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tensi

menurun, takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun

dan tidak mau makan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

13

d. Psikososial

1) Genogram.

2) Konsep diri

a) Ganbaran diri, tressor yang menyebabkan berubahnya gambaran diri

karena proses patologik penyakit.

b) Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan individu.

c) Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit, ketidak sesuaian

antara satu peran dengan peran yang lain dan peran yang ragu diman

aindividu tidak tahun dengan jelas perannya, serta peran berlebihan

sementara tidak mempunyai kemmapuan dan sumber yang cukup.

d) Ideal diri, keinginann yang tidak sesuai dengan kenyataan dan

kemampuan yang ada.

e) Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien

merasa harga dirinya rendah karena kegagalannya.

3) Hubungan sosial

Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan

atau kesepian, yang selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul

akibat berat seperti delusi dan halusinasi. Konsep diri dibentuk oleh pola

hubungan sosial khususnya dengan orang yang penting dalam kehidupan

individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka individu dalam kekosongan

internal. Perkembangan hubungan sosial yang tidak adeguat

menyebabkan kegagalan individu untuk belajar mempertahankan

komunikasi dengan orang lain, akibatnya klien cenderung memisahkan

diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang

tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian,

isolasi sosial, hubungan dangkal dan tergantung.

4) Spiritual

Keyakinan klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat.a

tetapi tidak atau kurang mampu dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai

dengan agama dan kepercayaannya.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

14

e. Status Mental

1) Penampilan klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya

sendiri.

2) Pembicaraan keras, cepat dan inkoheren.

3) Aktivitas motorik, Perubahan motorik dapat dinmanifestasikan adanya

peningkatan kegiatan motorik, gelisah, impulsif, manerisme, otomatis,

steriotipi.

4) Alam perasaan

Klien nampak ketakutan dan putus asa.

5) Afek dan emosi.

Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan

perasaan tertentu karena jika langsung mengalami perasaa tersebut dapat

menimbulkan ansietas. Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang

digunakan klien untukj melindungi dirinya, karena afek yang telah

berubahn memampukan kien mengingkari dampak emosional yang

menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin

tampak tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah

berubah. Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai, berlebihan

dan ambivalen

6) Interaksi selama wawancara

Sikap klien terhadap pemeriksa kurawng kooperatif, kontak mata kurang.

7) Persepsi

Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional

terhadap suatu obyek. Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau

kebiuh panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang dan

berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering

ditemukan adalah halusinasi.

8) Proses berpikir

Klien yang terganggu pikirannya sukar berperilaku kohern,

tindakannya cenderung berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap

realitas yang tidak sesuai dengan penilaian yang umum diterima.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

15

Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian

subyektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau kejadian yang tidak

logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas.

Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang dapat

dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, pemikiran

magis, delusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan

pola pikir abstrak sehingga tampak klien regresi dan pola pikir yang

sempit misalnya ekholali, clang asosiasi dan neologisme.

9) Tingkat kesadaran

Kesadaran yang menurun, bingung. Disorientasi waktu, tempat dan orang

10) Memori

Gangguan daya ingat sudah lama terjadi (kejadian beberapa tahun

yang lalu).

11) Tingkat konsentrasi

Klien tidak mampu berkonsentrasi

12) Kemampuan penilaian

Gangguan berat dalam penilaian atau keputusan.

f. Kebutuhan klien sehari-hari

1) Tidur, klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan

gelisah. Kadang-kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur

kemabali. Tidurnya mungkin terganggu sepanjang malam, sehingga tidak

merasa segar di pagi hari.

2) Selera makan, klien tidak mempunyai selera makan atau makannya

hanya sedikit, karea putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas

sehingga bisa terjadi penurunan berat badan.

3) Eliminasi

Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang-kdang lebih

sering dari biasanya, karena sukar tidur dan stres. Kadang-kadang dapat

terjadi konstipasi, akibat terganggu pola makan.

4) Mekanisme koping

Apabila klien merasa tidak berhasil, kegagalan maka ia akan

menetralisir, mengingkari atau meniadakannya dengan mengembangkan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

16

berbagai pola koping mekanisme. Ketidak mampuan mengatasi secara

konstruktif merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola

tiungkah laku patologis. Koping mekanisme yang digunakan seseorang

dalam keadaan delerium adalah mengurangi kontak mata, memakai kata-

kata yang cepat dan keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.

Selain itu, perlu dikaji:

a. Faktor Predisposisi

1) Gangguan fungsi SSP

2) Gangguan peredaran darah

3) Gangguan pengiriman nutrisi

b. Penuaan

1) Komulatif gereratif jaringan otak

2) Racun dalam jar otak : racun kimia logam berat

3) Respon kognitif ganguan mental organik

c. Neurobilogi

Penyakit alzaimer, gangguan metabolik, anoreksia/bulimia

d. Genetik : penyakit jar otak

e. Stresor presipitasi

1) Hipoksia

2) Gangguan metabolik

3) Racun infeksi

4) Perubahan struktur : tumor atau trauma

5) Stimulus sensori yang kurang dan berlebihan

f. Datang : biasanya pelahan lahan lama dan progresif

g. Stersor : hipertensi,hipotensi,anemi,devisit vitamin

h. Perilaku :

Hilang daya ingat, kerusakan penilaian perhatian menurun, perilaku

sosial tidak sesuai, afek labil, gelisah agitasi

i. Umur : lebih dari 65 tahun keatas

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

17

Masalah Keperawatan:

a. Masalah perilaku yang sering terjadi

b. Gangguan pola tidur

c. Kehilangan dan sering mencari barang yang disangka hilang

d. Mengulangi pertanyaan dan menjelaskan

e. Keluyuran tanpa arah dan tidak tau jalan pulang

f. Diagnosa keperawatan menurut nanda

g. Ansietas

h. Kerusakan komunikasi verbal

i. Resti cedra

j. Syndrom devisit perawatan diri

k. Perubahan proses berfikir

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian, ditemukan diagnosa keperawatan:

a. Ansietas

b. Kerusakan komunikasi verbal

c. Resti cedera

d. Sindrom devisit perawatan diri

e. Perubahan proses berfikir

3. Intervensi Keperawatan

a. Terganggu proses fikir

1) Ciptakan lingkungan nyaman

2) Berkomunikasiseuai kemampuan klien

3) Hindari pertanyaan terbuka

4) Menyalahkan pasien/menolak pasien

5) Gunakan reinfosmen positif

6) Gunakan terapi musik

7) Gunakan terapi reminiscence ( mengingat kembali ),orientasi realita

8) Terapi validasi cocok buat klien dimensia lanjut

9) Hindari pasien dari kebisingan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

18

b. Ketidakmampuan merawat diri

1) Pertahankan kemampuan fungsional maksimal klien

2) Pertahankan kegiatan sehari hari sedapat mungkin dibantu oleh orang

yang sudah dikenal

3) Dorong buat pemenuhan keb sehari- hari

4) Berikan pakaian yang mudah menyrap keringat, nyaman dan model

sedrehana

c. Resti cedera

1) Dampingi di kamar mandi

2) Hindari gangguan penglihatan

3) Minta bantu keluarga mengawasi gerak gerik klien

4) Modifikasi lingkungan yang nyaman buat klien lansia

5) Jaga lingkungan bebas hambatan dan bersih

6) Jangan letak kan bebda – benda berbahaya seperti : racun serangga, obat-

obatan

7) Kunci pagar halaman bila rumah bertingkat beri penghalang tangga

8) Cermati efeksamping obat

d. Kerusakan Interaksi Sosial

1) Posisi bicara berhadapan, kontak mata

2) Lingkungan : aman tenang

3) Gunakan kalimat pendek dan sipel

4) Ulangi kalimat yang sama bila klien tdk mengerti

5) Isi bicara spesipik

6) Beri pilihan yang simpel

7) Gunakan tanda- label

8) Fokus pada hal yang dibicarakan

9) Bantu klien bersosialisasi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

19

e. Gangguan Orientasi

1) Membentuk klien berfungsi di lingkungan

2) Tulis nama petugas pada kamar

3) Orientasikan barang tempat waktu jam kalender

4) Penerangan malan hari

5) Kontak personal

f. Komunikasi

1) Komunikasi verbal jelas,ringkas,tdk terburu-buru

2) Pertanyaan tertutup

3) Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang salah

4) Empati dan hangat

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF file“dimensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur ... Status mental dan latihan, ... c. Gangguan kemampuan spasial

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demensia merupakan sindrom kemunduran kognitif secara berangsur-angsur dan

menetap”; perubahan ingatan yang diperoleh dari perubahan fungsi intelektual secara

menetap (seperti: orientasi, kalkulasi, perhatian, dan keterampilan motorik) yang dicurigai

mengenai beberapa bagian kognitif.

Klasifikasi demensia terbagi menjadi demensia alzeimer, demensia vaskular, demensia

badan Lewy, demensia frontotemporal, dan demensia yang berhubungan dengan penyakit

lain.

Beberapa obat yang tersedia untuk membantu dalam pengelolaan perilaku orang tua

dengan demensia termasuk antipsikotik, antidepresan, benzodiazepines, buspirone dan

antiepileptics.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan akan menjadi tambahan ilmu dan sumber

dalam pembelajaran bagi mahasiswa.