laporan kasus ansari saleh dimensia vaskular tdj

34
Laporan Kasus Demensia Vaskular Lainnya (FO1.8) Oleh: June Astri Nijka I4A011017 Adek Yeary Wardani I4A011085 Bachrul Alam Arriza I4A011096 Pembimbing: dr. H. Akhyar Nawi Husin, Sp.KJ UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa 1

Upload: bachrul-alam-arriza

Post on 01-Feb-2016

112 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Laporan Kasus

Demensia Vaskular Lainnya (FO1.8)

Oleh:

June Astri Nijka I4A011017

Adek Yeary Wardani I4A011085

Bachrul Alam Arriza I4A011096

Pembimbing:

dr. H. Akhyar Nawi Husin, Sp.KJ

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK UNLAM/ RSUD DR.H. M. ANSHARI SHALEH

BANJARMASIN

November 2015

1

Page 2: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Ny. N

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 tahun

Alamat : Jalan Kelayan A

Pendidikkan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Status Perkawinan : Menikah

Kunjungan Poli : 10 November 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesa dilakukan tanggal 10 November 2015 jam 11.00 WITA

dari Ny.M , hubungan dengan penderita sebagai anak. Autoanamnesa

diperoleh tanggal 10 November 201511.30 WITA.

2

Page 3: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

A. KELUHAN UTAMA

Mengamuk

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Alloanamnesis:

Sejak 1 tahun yang lalu os mengalami perubahan sikap. Anak os

mengatakan bahwa os awalnya berteriak- teriak. Saat berteriak-teriak os

mengatakan hal-hal yang kotor, os sebelumnya tidak pernah berkata seperti itu

sebelumnya. Setelah berteriak -teriak os mengalami perubahan sikap menjadi

sering mengamuk. Os mengamuk sering tanpa adanya alasan. Apabila

mengamuk os sering menghancurkan barang-barang di sekitar, selain itu os juga

pernah melakukan penyerangan ke tetanga sekitar. Keluhan ini kadang-kadang

hilang dan muncul, bila hilang maka os akan menjadi lebih tenang. Os juga

mengalami penurunan daya ingat. Bila ditanya mengenai nama os, terkadang os

lupa dan harus berpikir sebelum menjawab. Os juga sering menanyakan hal yang

berulang.

Sejak bulan September 2015 ini keluhan os semakin bertambah. Os

menjadi sering mengamuk, dan lebih sering berteriak-teriak. Os juga sempat

melakukan penyerangan ke tetanga dengan cara menyiramkan air. Os juga

sempat ingin melakukan penombakan terhadap tetangga.

Pada bulan Agustus 2015 os kehilangan anak pertama sejak saat itu os

semakin menjadi lebih parah. Os menjad lebih sering berteriak dan mengamuk.

Hal lain yang terjadi adalah os sering menangis. Ketika ditanya oleh anak, os

3

Page 4: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

menjawab bahwa os bersedih hati karena kehilangan anak. Os sering terlihat

menangis dan sedih.

Selain itu selama 1 tahun terakhir os mengalami perubahan dalam

kegiatan. Sering os menjadi lebih malas mandi. Beberapa bulan yang lalu os

sempat tidak mandi selama seminggu. Hal yang berubah lainnya juga os menjadi

lebih sulit untuk berpakaian. Ketika berpakaian sendiri maka sering os akan

terbalik maupun salah pasang saat menggunakan baju. Os juga sering

mengalami gangguan tidur. Anak os mengatakan bahwa os sering terbangun

saat tidur malam.

Dalam 2 tahun terkahir Os juga mengatakan bahwa os curiga dengan

tetangga os. Os mengatakan kepada anak os bahwa tetangga os ingin merebut

suami os. Hal ini juga yan terkdang menjadi pemicu kemarahan os. Os juga

menjadi lebih curiga kepada suami os. Os sering mengatakan bahwa suami os

berselingkuh dengan perempuan lain. Os juga sering mengatakan bahwa os

sering melihat hantu. Os juga dalam 2 tahun terakhir mengalami perubahan

sikap. Sebelumnya os merupakan orang yang ceria dan mudah bergaul. Namun

setelah terjadi perubahan os menjadi lebih pendiam dan sering menyendiri.

Kemudian os menjadi sering berbicara sendiri. Os mengatakan bahwa ada yang

mengajak berbicara, saat berbicara os tidak jelas apa yang dibicarakan.

Gangguan lain yang dialami os adalah perubahan dalam pola BAK.

Sebelum adanya gangguan os BAK d toilet dan tanpa diantar. Namun semenjak

sakit os sering BAK sembarangan. Untuk BAB os masih melakukanya di toilet,

namun hal ini dengan dibantu oleh orang lain

4

Page 5: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Autoanamnesis:

Saat ditanya os dapat menyebutkan nama. Os mengaku saat os memang

mengamuk. Os mengaku merasa dirinya saat mengamuk memiliki rasa kesal, namun

tidak ada yang membisik untuk mengamuk.

Os sering merasa sedih dan terkadang menangis jika menginat anaknya yang

telah meninggal. Os juga merasa suaminya selingkuh dengan tetangga os Os juga

kadang berpikiran buruk mengenai tetangga. Selain itu os juga mengaku sering

melihat sesosok wanita yang ingi merebut suami os berkeliaran di dekat os.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Os mengalami stroke 3 tahun yang lalu. Sejak mengalami hal itu tingkah laku

dan kebiasaan os berubah. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala, pasien

juga tidak mengalami penyakit infeksi, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obat

terlarang, dan tidak merokok.

E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal

Tidak dapat dievaluasi karena anak os tidak mengetahui.

2. Riwayat Masa Bayi (0-1 tahun)

Tidak dapat dievaluasi karena anak os tidak mengetahui.

3. Riwayat Masa Kanak (1-12 tahun)

Tidak dapat dievaluasi karena anak os tidak mengetahui.

4. Riwayat Masa Remaja

5

Page 6: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Tidak dapat dievaluasi karena anak os tidak mengetahui.

5. Riwayat Pendidikan

Pasien menempuh pendidikan hingga SD.

6. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga

7. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah kurang lebih 30 tahun dan dikaruniai 4 orang anak.

F. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Di rumah pasien

tinggal bersama suami dan anak perempuannya, menantun dan cucu os.

Dalam keluarga, tidak pernah mengalami hal yang sama.

Genogram:

Keterangan:

Laki-laki :

Perempuan :

6

Page 7: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Penderita :

Meninggal :

G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Pasien tinggal bersama suami dan seorang anaknya, anak

perempuannya, menantun dan cucu os. Os dibiayai oleh keempat anak os,

tidak ada masalah yang berarti dalam perekonomian.

H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Pasien menyadari dirinya manusia biasa, yang memiliki seorang suami dan

empat orang anak.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Seorang wanita, sesuai usia, berperawakan tinggi, berkulit sawo matang, dan

berkerudung rapi datang dengan keadaan sadar. Pasien menggunakan gamis

panjang berwarna ungu kebiruan dan jilbab merah. Pasien terkesan terawat

dan rapi. Pasien datang diantar oleh kedua anak pasien.

2. Kesadaran

Jernih

3. Aktivitas psikomotor

Normoaktif

4. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

5. Kontak psikis

7

Page 8: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Kontak ada, wajar, dan dapat dipertahankan.

B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF SERTA

EMPATI

Afek : sedih

Stabilitas : Labil

Pengendalian : Tidak dapat mengendalikan

Sungguh-sungguh/Tidak : Sungguh-sungguh

Dalam/Dangkal : Dangkal

Skala Diferensiasi : Luas

Empati : Dapat dirarasakan

C. FUNGSI KOGNITIF

Inteligensi : Kesan normal rata-rata (90-110)

Konsentrasi : Tidak terganggu

Orientasi : Waktu : Menurun

Tempat : Menurun

Orang : Menurun

Daya Ingat : Segera : Menurun

Jangka Pendek : Menurun

Jangka Panjang : Baik

Pikiran Abstrak : Baik

Kemampuan menolong diri sendiri : Tidak dapat menolong diri sendiri

8

Page 9: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

D. GANGGUAN PERSEPSI

Halusinasi : Visual (+)

Depersonalisasi/derealisasi : Tidak ada

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : realistis, relevan

b. Kontinuitas : lambat

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

2. Isi pikir

a. Waham : ada (waham curiga)

F. PENGENDALIAN IMPULS

Pengendalian impuls os terganggu

G. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial : terganggu

2. Uji daya nilai : terganggu

3. Penilaian realitas : terganggu

H. TILIKAN

Tilikan : Derajat 1

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

9

Page 10: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. STATUS INTERNUS

a. Keadaan Umum : baik

b. Tanda vital

Tensi : 170/90 mmHg

Nadi : 112 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,5 0C

c. Bentuk badan : sedang

d. Kulit : Sawo matang

e. Kepala

Bentuk : normocephali

Rambut : hitam, tipis, dan agak keriting

Wajah : simetris

Mata : palpebrae tidak edema dan hiperemi, alis dan

bulu mata tidak rontok, konjungtiva tidak

anemis, skera tidak ikterik, produksi air mata

dalam batas normla

Pupil : diameter 3 mm/3 mm, isokor, refleks cahaya

+/+ normal

Kornea : refleks kornea +/+ normal

10

Page 11: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Telinga : bentuk dalam batas normal, sekret tidak ada,

serumen minimal

Hidung : bentuk normal, tidak ada pernafasan cuping

hidung, tidak ada epistaksis, kotoran hidung

minimal

Mulut : bentuk normal, mukosa bibir kering, gusi

tidak berdarah dan tidak bengkak

Lidah : tidak kotor, tidak hiperemi

Faring : tidak hiperemi

Tonsil : warna merah muda, tidak ada pembesaran

f. Leher : pulsasi vena jugularis tidak terlihat, distensi

vena tidak ada, tidak ada pembesaran KGB,

tidak ada kaku kuduk, tidak ada massa dan

tortikolis

g. Thoraks :

Inspeksi : bentuk simetris, tidak retraksi, tidak dispneu,

ritme pernafasan normal, frekuensi 20

x/menit

Palpasi : fremitus vokal simetris

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, tidak ada rhonki, tidak ada

wheezing

h. Jantung :

11

Page 12: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Inspeksi : tidak tampak voissure cardiac, pulsasi

ataupun ictus cordis

Palpasi : thrill tidak ada, apex teraba di ICS V LMK

kiri

Perkusi : batas kanan ICS IV LPS kanan

batas kiri ICS V LMK kiri

batas atas ICS II LPS kanan

Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada

i. Abdomen :

Inspeksi : bentuk datar, simetris

Palpasi : tidak ada massa

Nyeri tekan epigastrium (+)

Perkusi : timpani, tidak ada tanda-tanda ascites

Aukultasi : bising usus normal

j. Ekstremitas :

Atas : tidak ada edema dan sianosis, parese (-)

Bawah : tidak ada edema dan sianosis, parese (-)

B. STATUS NEUROLOGIS

Nervus I - XII : tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

12

Page 13: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Refleks patologis : tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Os sering mengamuk sejak 1 tahun yang lalu. Saat mengamuk os akan

menghancurkan barang-barang dan menggangu tetangga os. Os juga mengalami

kesulitan tidur dan BAK yang sembarangan. Os juga dikatakan sering menangis, os

menangis ketika teringat anak os telah meninggal. Perubahan sikap terjadi 2 tahun

yang lalu, awalnya os merupakan orang yang ceria dan mudah bergaul. Namun

kemudian os menjadi pendiam dan sering berbicara sendiri. Selain itu os juga

mengalami penurunan dalam daya ingat. Keluhan-keluhan ini muncul setelah os

mengalami stroke 3 tahun yang lalu.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F01.8 (Dimensia Vaskular lainnya)

Aksis II : Ciri kepribadian emosional tak stabil

Aksis III : HT Stadium II + Riwayat Stroke

Aksis IV : Masalah Primary support group (keluarga)

Aksis V : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang (60-51)

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Pada status internus didapatkan peningkatan tekanan darah pada pasien

170/90mmhg dan neurologis tidak didapatkan adanya kelaianan.

13

Page 14: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

2. Psikologik

Perilaku dan aktivitas psikomotor normal, afek hypotym, empati dapat

dirasakan, mood sedih, daya ingat terganggu jangka pendek dan segera, intelegensia

dan pengetahuan umum sesuai dengan pendidikan, halusinasi visual, waham curiga,

tilikan derajat 1.

3. Sosial

Stressor psikososial yang didapatkan adalah masalah anak Os meninggal dunia

pada bulan agustus 2015.

IX. PROGNOSIS

a. Diagnosis penyakit : dubia ad malam

b. Perjalanan penyakit : dubia ad malam

c. Ciri kepribadian : dubia ad bonam

d. Stressor psikososial : dubia ad bonam

e. Riwayat herediter : dubia ad bonam

f. Usia saat menderita : dubia ad bonam (55 tahun)

g. Pendidikan : dubia ad malam

h. Perkawinan : dubia ad malam

i. Ekonomi : dubia ad malam

j. Lingkungan sosial : dubia ad malam

k. Organobiologik : dubia ad malam

l. Aktivitas pekerjaan : dubia ad malam

m. Pengobatan psikiatrik : dubia ad malam

n. Ketaatan berobat : dubia ad bonam

14

Page 15: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Kesimpulan : dubia ad malam

X. RENCANA TERAPI

a) Psikofarmaka

Haloperidol 1,5mg 2x1

Arkine 2mg 3x1

CPZ 100mg 0-0-1

Piracetam 400mg 0-0-1

b) Psikoterapi

Support terhadap penderita dan keluarga.

XI. DISKUSI

Diagnosis demensia vaskular ditegakkan melalui dua tahap, pertama menegakkan

diagnosis demensia itu sendiri, kedua mencari proses vaskular yang mendasari. (7)

Terdapat beberapa kriteria diagnostik untuk menegakkan diagnosis demensia

vaskular, yaitu: (5,12)

1. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke empat (DSM-IV)

2. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

Diagnosis demensia vaskular menurut DSM-IV adalah menggunakan kriteria

sebagai berikut :

a) Adanya defisit kognitif multipleks yang dicirikan oleh gangguan memori dan

satu atau lebih dari gangguan kognitif berikut ini:

1) Afasia (gangguan berbahasa)

15

Page 16: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

2) Apraksia (gangguan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas motorik,

sementara fungsi mototik normal).

3) Agnosia (tidak dapat mengenal atau mengidentifikasi suatu benda walaupun

fungsi sensoriknya normal).

4) Gangguan dalam fungsi eksekutif (merancang, mengorganisasikan, daya

abstraksi, dan membuat urutan).

b) Defisit kognitif pada kriteria a) yang menyebabkan gangguan fungsi sosial

dan okupasional yang jelas

c) Tanda dan gejala neurologik fokal (refleks fisiologik meningkat, refleks

patologik positif, paralisis pseudobulbar, gangguan langkah, kelumpuhan

anggota gerak) atau bukti laboratorium dan radiologik yang membuktikan

adanya gangguan peredaran darah otak (GPOD), seperti infark multipleks

yang melibatkan korteks dan subkorteks, yang dapat menjelaskan kaitannya

dengan munculnya gangguan.

d) Defisit yang ada tidak terjadi selama berlangsungnya delirium.

Sementara itu, kriteria diagnosis demensia vaskuler menurut PPDGJ-III adalah :

1. Terdapatnya gejala demensia

2. Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdaat hilangnya daya

ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal ). Daya tilik diri (insight)

dan daya nilai (judgement) secara relative tetap baik.

3. Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya

gejala neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia

16

Page 17: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

vaskuler. Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan

pemeriksaan CT Scan atau pemeriksaan neuropatologis.

Demensia adalah sebuah kondisi di mana seseorang memiliki kesulitan yang

signifikan pada fungsi sehari-harinya karena masalah dalam berpikir dan ingatan.

Dementia bukanlah single disease. Penyakit dengan istilah dementia biasanya

disebabkan oleh perubahan otak yang abnormal. Perubahan ini mencetuskan

penurunan kemampuan berpikir , antara lain: cognitive abilities, severe enough to

impair daily life, dan independent function. Perubahan ini juga mempengaruhi

perilaku, perasaan, dan hubungan.

Dengan populasi yang menua, prevalensi demensia meningkat. Sekitar 5 persen

dari populasi orang di atas 65 tahun, dan 20 hingga 40 persen pipulasi di atas 85

tahun. Dari seluruh pasien dengan demensia, 50 hingga 60 persen memiliki demensia

dengan Alzheimer’s type (Alzheimer’s disease). Sekitar 5 persen dari populasi orang

di atas 65 tahun, dan 20 hingga 40 persen pipulasi di atas 85 tahun. Dari seluruh

pasien dengan demensia, 50 hingga 60 persen memiliki demensia dengan

Alzheimer’s type (Alzheimer’s disease). Hipertensi menjadi predisposing factor dari

penyakit ini. 15 hingga 30 persen dari seluruh kasus demensia adalah vascular

dementia. Sekitar 10 hingga 15 persen dari pasien memiliki vascular dementia dan

alzheimer’s type dementia.

Penyebab tersering dari demensia pada individu berusia 65 tahun ke atas adalah:

(1) Alzheimer’s disease; (2) Vascular dementia ; (3) Mixed vascular and Alzheimer’s

dementia. Sisanya hanya menyumbang sekitar 10% dari total kasus. Vascular

dementia adalah sebuah penurunan kemampuan berpikir yang disebabkan oleh

17

Page 18: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

kondisi yang menghalangi aliran darah ke region pada otak, yang menyebabkan

keadaan di mana brain cells menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi.

Ketidakseimbangan aliran darah dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel di

seluruh tubuh, dan sel otak yang terutama sangat rapuh. Pada vascular dementia,

perubahan kemampuan berpikir kadang terjadi pada saat stroke infark (blockage pada

major blood vessels pada otak). Kesulitan berpikir juga dapat dimulai saat mengenai

smaller blood vessels, yang menyebabkan kerusakan yang kumulatif. Beberapa

experts lebih suka istilah “Vascular Cognitive Impairment (VCI)” daripada vascular

dementia. Perubahan perdarahan pada otak seringkali dihubungan dengan dementia

tipe lain, yaitu alzheimer’s disease dan dementia dengan lewy bodies. Telah

ditemukan bahwa perubahan vascular dan kelainan otak lain dapat berinteraksi

dengan meningkatnya kemungkinan terkena dementia.

Diagnosis demensia ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik, termasuk

pemeriksaan mental status, dan informasi dari keluarga dan kerabat pasien. Keluhan

mengenai perubahan personalitas pada pasien usia di atas 40 tahun harus dicurigai

adanya demensia. Pemeriksa harus menemukan adanya keluhan mengenai gangguan

intelektual dan kelupaan. Gangguan daya ingat adalah gejala yang sangat khas pada

demensia khususnya demensia yang melibatkan kortek seperti demensia tipe

Alzheimer. Pada awalnya gangguan memori muncul pada tahap ringan, seperti lupa

nomor telepon, percakapan, dan kegiatan sehari-hari. Semakin lama demensia akan

semakin parah, dan hanya mengingat informasi yang pertama kali dipelajari (contoh :

tempat kelahiran ).

18

Page 19: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

Memori berperan penting dalam orientasi terhadap orang, waktu, dan tempat

sehingga orientasi juga ikut terganggu dalam proses perjalanan penyakit. Separah

apapun disorientasi yang dialami pasien, tidak ditemukan gangguan kesadaran.

Demensia yang mempengaruhi korteks, seperti tipe Alzheimer dan vaskuler dapat

mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien.

Langkah pertama dalam pengobatan adalah memverifikasi diagnosis. Perhitungan

preventif sangat penting khususnya pada demensia vaskular. Perhitungan yang

dimaksud adalah perubahan dalam diet, olahraga, kontrol diabetes dan hipertensi.

Obat yang diberikan antara lain antihipertensi, antikoagulan, antiplatelet. Kontrol

tekanan darah sangat penting, karena penelitian menunjukkan peningkatan fungsi

kognitif pada pasien demensia. Operasi pengangkatan plak karotid mungkin

dilakukan pada pasien tertentu. Pengobatan umum demensi adalah supportive

medical care, dukungan emosi untuk pasien dan keluarga, dan pengobatan

farmakologi pada gejala spesifik, termasuk gejala disruptif.

Terapi untuk demensia vaskular ditujukan kepada penyebabnya, mengendalikan

faktor risiko (pencegahan sekunder) serta terapi untuk gejala neuropsikiatrik dengan

memperhatikan interaksi obat. Selain itu diperlukan terapi multimodalitas sesuai

gangguan kognitif dan gejala perilakunya. (1) Banyak obat sudah diteliti untuk

mengobati demensia vaskular, tetapi belum banyak yang berhasil dan tidak satupun

obat dapat direkomendasikan secara postif. Vasodilator seperti hidergine mempunyai

efek yang postif dan pemberian secara oral active haemorheological agent seperti

pentoxiylline mampu memperbaik fungsi kognitif penderita. Pemberian

acetylcholineesretarse inhibito seperti donepezil, rivastigmine and galantiamin

19

Page 20: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

mampu meperbaiki fungsi kognitif penderita.Akhir-akhir ini sedang diteliti

memantine untuk pengobatan demensia vaskular. Efektifitas dari memantine

terhadap demensia vaskuler diteliti menggunakan rancangan randomised, double-

blind, placebo controlled yang mengikut sertakan 321 penderita di Perancis dan 579

penderita di Inggris. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan fungsi kognitif yang

bermakna pada kelompok yang diberikan memantine.

Tatalaksana diemensia vascular biasanya melihat dari gejala biasanya diberikan

benzodiazepine untuk insomnia dan ansietas, antidepressan untuk depresi, dan

antipsikotik untuk delusi dan halusinasi, pada pasien ditemukan halusinasi berupa

visual, os melihat ada perempuan yang ingin merebut suaminya. tetapi harus

waspada terhadap kemungkinan efek samping obat pada lansia (contoh : paradoxal

excitement, bingung, dan peningkatan sedatif). Donepezil (Aricept), rivastigmine

(Exelon), galantamine (Remiryl), dan tacrine (Cognex) adalah cholnesterase inhibitor

yang biasa digunakan untuk pengobatan gangguan kognisi ringah hingga sedang

pada penyakit Alzheimer. Obat ini mengurangi inaktivasi neurotransmitter

acethylcholine dan meningkatkan potensi neurotransmitter cholinergic, yang

menghasilkan peningkatan memori.

Pada pasien diberikan haloperidol 1,5mg, Haloperidol merupakan derivat

butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania,

penyakit maniak depresif, skizofrenia, sindroma paranoid dan Korea.

Disamping itu haloperidol juga mempunyai daya antiemetik yaitu dapat menghambat

sistem dopamin dan hipotalamus. Pada pemberian oral haloperidol diserap kurang

lebih 60-70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap

20

Page 21: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

sampai 72 jam. Haloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,

sebagian besar bersama urin dan sebagian kecil melalui empedu.

Selain itu juga pasien diberikan terapi farmakologis Arkine 2mg. arkine adalah

antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga

banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan

menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap

susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis

toksik.

Pasien diberikan terpi CPZ 100mg. Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik

turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek

farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga mempunyai efek sedatif dan

anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat, terutama pada

tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine mempunyai

efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan

ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin

lemah dan mempunyai efek samping hipotensi sehingga pada pasien tidak diberikan

antihipertensi.

Pada pasien juga diberikan piracetam 400mg. Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-

acetamid) merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih

dan tidak berbau. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi

telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.

Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran,

21

Page 22: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj

belajar dan lain). Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif,

meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan

cerebrovaskular dan juga mempunyai efek antitrombotik

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan

Jiwa di Indonesia III. Cetakan pertama: 1993. Jakarta.

2. Kaplan HI, Sadock BJ. Kaplan and Saddock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral

Science/ Clinical Psychiatry. 9th ed. Maryland: William & Wilkins; 2003.

3. Kaplan HI, Sadock BJ. Kaplan and Saddock’s Sinopsis Psichiatri: Ilmu

Pengetahuan Perilaku/ Psichiatri Klinis. 7th ed. Maryland: William & Wilkins;

1998.

4. Kaplan HI, Sadock BJ. Kaplan and Saddock’s, Pocket Handbook of Clinical

Psychiatry. 3th ed. Maryland: William & Wilkins; 2001

22

Page 23: Laporan Kasus Ansari Saleh Dimensia Vaskular Tdj