bab i pendahuluan a. latar belakang fileditetapkan dengan peraturan daerah kota surakarta nomor 17...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa
yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
papan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kesehatan. Kesehatan merupakan
kebutuhan dasar manusia. WHO pada tahun 1986 dalam piagam Ottawa
mengatakan bahwa sumber daya bagi kehidupan sehari – hari, bukan tujuan
hidup. Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya social dan
pribadi serta fisik. Sedangkan pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.1
Kesehatan sangatlah berpengaruh terhadap kesejahteraan social, sebab
jika seseorang tidak memiliki tubuh dan pikiran yang sehat maka akan sulit
bekerja. Di Indonesia masih banyak masalah kesehatan yang tentunya
menjadi salah satu factor penghambat dalam pembangunan Negara. Problem
kesehatan di Indonesia seperti dikutip pada situs pencerah nusantara, antara
lain:2 Problem kapasitas yaitu kurangnya kompetensi tenaga medis, standar
pelayanan kesehatan yang rendah, lemahnya kesadaran masyarakat untuk
aktif terlibat dalam membangun Indonesia yang lebih sehat; Problem
1 http://eksistensikesehatan.blogspot.com/2013/05/pengertian-kesehatan-secara-umum.html?m=1 2 http://pencerahnusantara.org/profil-dokter/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kelembagaan pelayanan kesehatan, standar profesi dan pelayanan kesehatan;
Struktur dan alur kesehatan masyarakat kurang jelas jaminan bagi kaum
miskin, marjinal dan perempuan masih kurang, lemahnya integrasi dan
sinergi antara pelaku pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta (DKK Surakarta) merupakan sebuah
instansi bagian dari lembaga kesehatan yang memiliki peran sangat penting,
strategis, dan instrumental dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota
Surakarta terutama dalam bidang kesehatan. Pembentukan DKK Surakarta
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 17 tahun 2008.
Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang
dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah tanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Secara rinci tugas dan ciri-ciri yang
dibebankan kepada Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan Daerah yang
tersusun dalam Keputusan Walikota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Struktur Organisasi, Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan. Adapun fungsi-fungsi Dinas kesehatan yang digariskan
dalam peraturan tersebut meliputi 3 (tiga) fungsi, yaitu3 :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang kesehatan
3. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas
Dengan tugas pokoknya Dinas Kesehatan sebagai unsur Otonomi
Daerah mempunyai tugas untuk merencanakan, melaksanakan, mengarahkan,
3 Buku pedoman DKK Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengawasi dan mengandalikan di bidang kesehatan sesuai kebijakan
Pemerintah Daerah Kota Surakarta.
Salah satu program yang didirikan oleh DKK Surakarta yaitu
Pemeliharaan Kesehatan Kota Surakarta (PKMS) suatu program pemeliharaan
kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas
Kesehatan kepada Masyarakat Kota Surakarta yang berujud bantuan
pengobatan. PKMS merupakan pemberian pemeliharaan pelayanan kesehatan
yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
PKMS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari DKK
Surakarta yang membantu masyarakat Surakarta untuk mendapatkan jaminan
kesehatan bagi warga yang belum memiliki asuransi kesehatan. PKMS
bekerjasama dengan Rumah Sakit dan seluruh Puskesmas di Kota Surakarta
untuk pelaksanaan perawatan kesehatan bagi masyarakat yang sakit. PKMS
sendiri diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu PKMS Gold dan Silver.
PKMS Gold diberikan kepada masyarakat miskin yang terdaftar di Surat
Keputusan Walikota tentang masyarakat miskin sedangkan untuk yang Silver
diberikan kepada seluruh masyarakat Surakarta sesuai dengan persyaratan
tertentu.
PKMS diberikan kepada masyarakat Surakarta dengan cara
mendaftarkan diri, melakukan pengajuan dengan persyaratan tertentu sesuai
dengan klasifikasi yang tersedia. Jika pendaftaran telah dilakukan dan
persyaratan yang sudah dipenuhi disetujui oleh pihak yang berwenang, maka
masyarakat Surakarta akan mendapatkan kartu PKMS. Kartu tersebut bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
digunakan sebagai kartu penunjuk bahwa masyarakat sudah terdaftar dalam
program bantuan PKMS dan dapat digunakan untuk melakukan perawatan di
salah satu Puskesmas di Kota Surakarta, dan apabila membutuhkan perawatan
yang lebih intensif, maka pihak Puskesmas akan merujuk pasien kerumah
sakit daerah atau rumah sakit yang juga sudah bekerjasama dengan PKMS.
Dengan adanya program pemerintah yang bersifat membangun itu,
maka dibutuhkan kerjasama yang kooperatif antara dinas dan lembaga yang
bersangkutan dengan masyarakat Kota Surakarta. Salah satu factor yang dapat
menunjang keberhasilan program PKMS berhasil yaitu melalui komunikasi,
maka disini peran komunikasi sangatlah penting. Salah satu bentuk
komunikasi yaitu Humas. Maka dari itu, pemerintah perlu juga melakukan
kegiatan Humas yang berfungsi untuk melancarkan dan mempermudah dalam
menjembatani informasi yang diberikan oleh pihak DKK Surakarta dan
PKMS kepada seluruh stakeholders yaitu Puskesmas, Rumah Sakit Daerah
(RSUD), Rumah sakit yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta
dan warga Kota Surakarta untuk tercapainya target dari program tersebut yaitu
mampu menjamin kesehatan seluruh masyarakat Kota Surakarta bagi yang
belum memiliki asuransi kesehatan.
Humas erat kaitannya dengan corong informasi publik. Bukan hanya
itu Humas juga memiliki kekuatan untuk dapat mempengaruhi opini publik.
Aktivitas Kehumasan menjadi sangat penting terlebih saat ini tuntutan
masyarakat menjadi lebih kompleks. Pengetahuan masyarakat semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bertambah didukung dengan adanya peningkatan pesat dalam bidang
teknologi komunikasi begitu juga dengan kemajuan di bidang Humas.
Humas kerap disebut sebagai Public Relations. Menurut Glenn
Griswold dan Denny Griswold “Public Relations is the management function
which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an
individual or an organization with the public interest, and plans and executes
a program of actions to earn public understanding and acceptance”. Public
Relations adalah suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari seorang individu atau sebuah
lembaga atas dasar kepentingan publik, merencanakan dan menjalankan
rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan dapat diterima dengan baik
oleh publik.4
Dalam menyikapi perubahan tata demokrasi, transparasi dan
perjalanan pemerintahan tentunya akan membawa dampak yang cukup berarti
terhadap bidang tugas Humas umumnya dan khususnya humas pemerintah.
Humas pemerintah memiliki peranan dalam menjalin hubungan dan
koordinasi baik di tingkat pusat maupun daerah. Keberadaan Humas
pemerintah memiliki tujuan yang sesuai dengan tujuan demokrasi. Informasi
yang melimpah dan akurat digunakan oleh pemerintah yang demokratis untuk
menjaga hubungan yang responsive dengan konstituen, berdasarkan pada
pemahaman bersama dan komunikasi dua arah yang terus-menerus.5 Sasaran
spesifik dari Humas akan bervariasi dari satu agen ke agen lainnya, tetapi 4 Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Pribadi. Hal 2 5 Cutlip, S. M., Center, A. H. & Broom, G. M. 2006. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Hal 466
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
justifikasi dasar untuk Humas pemerintah semuanya didasarkan pada dua
premis utama : (1) bahwa pemerintahan yang demokratis harus melaporkan
aktivitasnya kepada warga, dan (2) bahwa administrasi pemerintah yang
efektif membutuhkan partisipasi dan dukungan warga.6
Humas pemerintah tidak hanya bertugas dalam penyampaian
informasi penyelenggaraan pemerintahan saja, tetapi juga sebagai institusi
pembangunan citra lembaga pemerintah. Keberadaan lembaga Kehumasan
instansi pemerintah memiliki peranan penting dan strategis. Citra positif
pemerintah dapat terbentuk secara optimal apabila lembaga Kehumasan
memiliki peran dan wewenang serta kinerja yang maksimal. Pembentukan
citra (image building) instansi yang baik, akan membawa dampak yang lebih
baik di mata masyarakat, sehingga kepercayaan dan hubungan yang baik akan
terpelihara. Keberadaan unit Kehumasan di sebuah lembaga atau instansi
pemerintah merupakan keharusan secara fungsional maupun operasional
dalam upaya menyebarluaskan atau mempublikasikan suatu kegiatan atau
aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik kepada masyarakat ke
dalam (publik internal) maupun masyarakat keluar (publik eksternal) pada
umumnya.
Humas yang mempunyai tugas pokok sebagai komunikator terutama
bertugas untuk membantu (back up) lembaga pemerintahan dalam mencapai
tujuan dan sasaran sehingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang
6 Ibid. Hal 473
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
menguntungkan. Secara garis besar dapat disebutkan bahwa Humas memiliki
peran ganda, yakni:7
1. Fungsi eksternal, berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan
kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran dengan tujuan agar
kebijaksanaan instansi/lembaga tersebut dapat diketahui oleh masyarakat
luas beserta alasan pengambilan kebijaksanaan tersebut.
2. Fungsi internal, yaitu wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini dari
khalayak tersebut yang kemudian direalisasikan demi kepentingan
instansinya atau tujuan bersama.
Humas melakukan perannya sebagai juru bicara pemerintah guna
mensosialisasikan dan mempublikasikan kebijakan dan program pemerintah
kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengerti dan memahami apa yang
sedang dikerjakan oleh pemerintah dalam rangka mensejahterakan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan tugas Humas Pemerintah yang sal;ah
satunya adalah menyebarkan informasi secara teratur mengenai
kebijaknsanaan, perencanaan dan hasil yang telah dicapai. Sedangkan di sisi
lain, diharapkan adanya ‘feedback’ berupa partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan.
Dalam hal ini Humas pemerintah memiliki kewajiban untuk
memenuhi hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar dan jelas
tentang kebijaksanaan pemerintah baik langsung maupun tidak langsung
7 I Gusti Ngurah Putra. 2004. Public Relations untuk Pemerintah Daerah: Tantangan Baru dalam
Alam Demokratis. Hal 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik. Terlebih lagi,
sehubungan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP). UU KIP menjamin kewajiban atas
jaminan atas hak dan akses masyarakat terhadap keterbukaan informasi
publik, serta mekanisme sanksi kepada pejabat publik yang tidak membuka
akses informasi kepada masyarakat. Masyarakat membutuhkan informasi,
penerangan dan pendidikan mengenai kebijakan, aktivitas, dan langkah-
langkah pemerintah secara terbuka, transparan, jujur dan objektif. Pada
dasarnya, masyarakat telah memahami hak-haknya yang sekaligus juga
menjadi kewajiban pemerintah. Dalam bidang pelayanan publik, masyarakat
menuntut sistem pemerintahan yang bersih dan transparan.8
Humas menata sistem dan lini tempurnya dalam menjalankan funsi-
fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan masyarakat luas.
Dalam hubungannya dengan pemerintah, Humas mengurus representasi
pemerintah dengan parlemen, sebagai conflict-mediation atau mengurus
hubungan antara instansi dengan perwakilan negara asing dan organisasi-
organisasi internasional. Humas tidak bertugas untuk menjadi pajangan, tapi
juga dituntut untuk mengerti tingkah laku dan memperhatikan media, pegawai
dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk
meningkatkan komunikasi, Humas juga membangun dan memelihara
hubungan yang kooperatif dengan wakil-wakil komunitas, masyarakat,
8 Ibid. Hal 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pegawai dan public interest group, juga dengan perwakilan dari media cetak
dan broadcast. Humas menyampaikan informasi pada publik, mengenai
kebijakan, aktivitas dan pestasi dari suatu instansi.
Humas pemerintah mempunyai peran penting dalam membuka ruang
bagi publik untuk mendapatkan akses informasi publik.9 Sebagaimana konsep
peran yang dikemukakan oleh Cutlip, Center dan Broom, Humas memiliki
peran sebagai expert presciber, problem solving process facilitator,
communication facilitator, dan communication technician. Keempat peran
tersebut lantas dirumuskan kembali menjadi dua oleh Dozier yaitu menjadi
peran teknis dan peran manajer. Konsep peran tersebut hendaknya menjadi
acuan bagi Humas pemerintah dalam mejalankan perannya.10
Di lain pihak, ekspektasi masyarakat terhadap peran pemerintah untuk
menyampaikan informasi publik demikian tinggi dan ternyata belum
sebanding dengan upaya penataan kelembagaan pengelola Kehumasan. Salah
satu indikasinya adalah keanekaragaman nomenklatur dan struktur organisasi
yang menangani tugas Kehumasan.
Hal yang menjadi acuan Humas pemerintah dalam menjalankan tugas
dan perannya di lingkungan instansi pemerintah yaitu berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12/M.PAN/08/TAHUN
2007 tentang Pedoman Umum Humas di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Dalam peraturan tesebut, organisasi Humas pemerintah berkaitan dengan
Nomenklatur organisasi Humas pemerintah adalah biri/bagian/subbagian atau
9 http://pakarhumas.blogspot.com/2009/08/tantangan-humas-pemerintah-di-era.html 10 Cutlip, S. M., Center, A. H. & Broom, G. M. OpCit. Hal 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
nomenklatur lain yang sesuai; Tata kerja Humas pemerintah meliputi Humas
kerja internal dan eksternal serta melaksanakan koordinasi vertikal, horizontal
dan diagonal; dan organisasi Humas pemerintah mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang ada.11
Di sejumlah instansi, Humas atau Public Relations hanya merupakan
sebuah seksi, dengan tugas yang sangat terbatas seperti untuk urusan
protokoler dan mungkin dokumentasi kegiatan instansi. Sementara di instansi
lain, Humas atau Public Relations ditempatkan sebagai bagian yang sering
merupakan bawahan dari Biro Hukum dan Humas.12 Kedudukan Humas
dalam pemerintahan saat ini masih belum memiliki kejelasan. Ada instansi
yang telah menempatkan Humas dalam bagian atau ada pula yang telah
menjadi biro tersendiri.
11 I Gusti Ngurah Putra. 2004. Public Relations untuk Pemerintah Daerah: Tantangan Baru dalam Alam Demokratis. Hal 164-175 12 I Gusti Ngurah Putra. OpCit. Hal 164-175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini berpokok pada permasalahan yang ada yakni:
Sekalipun tidak memiliki bagian Humas, Dinas Kesehatan Surakarta yang
memiliki program PKMS secara sadar atau tidak cenderung melakukan
kegiatan Humas guna menunjang keberhasilan program PKMS.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk:
1. Mengetahui kegiatan- kegiatan Humas apa saja yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Surakarta yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi guna menunjang keberhasilan program PKMS.
2. Mengetahui faktor apa saja yang menghambat pada kegiatan-kegiatan
Humas yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta guna
menunjang keberhasilan program PKMS.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana baru
mengenai Kehumasan yaitu memberikan gambaran kegiatan Humas pada
salah satu program kesehatan yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah hasil penelitian di
bidang ilmu komunikasi untuk mengembangkan ilmu dan digunakan
masyarakat. Selain itu pula dapat dijadikan sebagai masukan, bahan
informasi, rujukan dan bahan yang bersifat konstruktif bagi pemerintah
sebagai referensi dalam meningkatkan kinerja yang lebih baik.
E. Kerangka Pemikiran Dan Teori
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks
bagi kehidupan manusia sebab manusia adalah makhluk social. Menurut
Littlejohn (2007: 6), “Komunikasi sulit didefinisikan.” Pasalnya,
komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan
hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga di kalangan awam
sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang
berlainan. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari kata latin
communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama. 13
Komunikasi menurut John B. Hoben “Komunikasi adalah
pertukaran verbal pikiran atau gagasan”.14 Sedangkan Tubbs dan Moss
mendefinisikan komunikasi sebagai penciptaan makna antara dua orang
13 Deddy Mulyana, 2005. ILMU KOMUNIKASI Suatu Pengantar. hal 41 14 Deddy Mulyana, 2007. ILMU KOMUNIKASI Suatu Pengantar. hal 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
atau lebih.15 Mengutip Gerald R. Miller dalam bukunya Deddy Mulyana
mengatakan bahwa “Komunikasi terjadi ketika suatu gambar
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari
untuk mempengaruhi perilaku penerima”.16. Ditambahkan lagi oleh
Everett M. Rogers, bahwa komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan
dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. 17
Sementara Harold Lasswell menjelaskan cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With
What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?.18
Berdasarkan definisi Lasswell tersebut dapat diturunkan lima unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain,yaitu19:
1) Sumber (source) : Sumber boleh jadi seorang individu kelompok,
organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk
menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam
kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran
tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan/atau non-verbal
15 John C. Condon, Jr dan Fathi Yousef. 1985. An introduction to Intercultural Communication.. hal 182 16 Deddy Mulyana. 2005. Hal 62 17 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi.html 18 Deddy Mulyana. 2007. Hal 69 19 Ibid. hal 69-71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang
disebut penyandian (encoding).
2) Pesan: Adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau
nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud
sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna simbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi
pesan. Simbol terpenting adlah kata-kata (bahasa) yang dapat
merepresentasikan obyek (benda), gagasan dan perasaan, baik
ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah dan sebagainya)
ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamflet, dan
sebagainya). Kata kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan
orang lain.
3) Saluran atau media: Alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi
merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima,
apakah saluran verbal ataupun nonverbal. Saluran juga merujuk pada
cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat
media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektrobik (televisi,
radio). Dalam suatu peristiwa komunikasi sebenarnya banyak
saluran yang digunakan. Misalnya dalam komunikasi langsung,
bahasa adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindera dan
udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
komunikasi tatap mua tersebut. Dalam komunikasi massa,
katakanlah melaui surat kabar, saluran yang paling menonjol
meskipun adalah surat kabar yang kita baca, meskpiun terdapat juga
saluran lain yang juga berperan seperti telepon, faksimil, komputer,
mesin cetak, dan sebagainya.
4) Penerima (receiver) : Penerima pesan menerjemahkan atau
menafsirkan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang ia
terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut
penyandian-balik (decoding).
5) Efek : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut.
2. Hubungan Masyarakat
a. Pengertian Humas
Humas adalah istilah yang banyak disalah pahami dan disalah
gunakan untuk mendeskripsikan dari penjualan hingga penjamuan,
dimana sebenarnya itu adalah proses komunikasi yang sangat spesifik.
Setiap perusahaan, organisasi, asosiasi, dan badan pemerintah
memiliki beberapa kelompok orang yang terpengaruh oleh apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh organisasi tersebut. Kelompok orang ini
terdiri dari pekerja, pelanggan, pemangku kepentingan, competitor
atau masyarakat umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Ada satu perbedaan paradigma Humas masa lampau dan Humas di
masa kini. Harword L Childs sebagaimana dikutip buku Executive Public
Relations menulis satu hal menonjol dari perubahan antara Humas lampau
dan kini. Perbedaan tersebut terletak pada fungsi Humas secara sempit
yakni, di masa lampau Humas atau seorang yang menjalankan tugas
sebagai seorang Humas lebih merupakan juru bicara dari pihak yang
diwakilinya. Keberpihakan tersebut bersifat mutlak. Dalam artian seorang
Humas bahkan harus menjadi pembela dari pihak yang diwakilinya. Tidak
jarang seorang Humas harus membiaskan kenyataan dalam suatu informasi
yang harus disampaikan agar lebih mencerminkan adanya suatu kebenaran
pada pihak yang terwakili.
“Humas masa kini lebih mementingkan adanya komunikasi dua
arah. Berbeda dengan Humas dimasa lampau yang berkomunikasi satu
arah, saat ini seorang Humas juga membuka diri untuk menerima masukan
dan saran, berdiskusi untuk mencapai pemahaman yang optimal terhadap
suatu permasalahan. Sehingga Humas sekarang bukan lagi sebagai
penyambung lidah namun lebih merupakan penghubung ide dan kebijakan
sehingga keberadaan Humas mampu membawa perubahan kepada
organisasi atau institusi yang diwakilinya ke arah perbaikan melalui
konseling yang disampaikan oleh Humas itu sendiri.”20
20 (http://archive.org/stream/introductiontopu00chil/introductiontopu00chil_djvu.txt)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Definisi berikutnya disarankan : “Humas adalah suatu filsafat
sosial dari manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta
pelaksanaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai
peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan
publiknya, berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan itikad
baik”.21
Terdapat empat unsur dasar Humas menurut Frazier Moore :
Pertama, hubungan masyarakat merupakan filsafat manajemen yang
bersifat sosial; Kedua, hubungan masyarakat adalah suatu pernyataan
tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksanaan; Ketiga,
hubungan masyarakat adalah tindakan akibat kebijaksanaan tersebut;
dan Keempat, hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah
yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian
menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling
pengertian dan itikad baik22
Paul W. Garrett mengatakan Hubungan masyarakat adalah
suatu sikap pikiran yang mendasar, suatu filsafat manajemen, yang
dengan sengaja dan mandiri menempatkan kepentingan masyarakat
luas lebih dulu dalam setiap keputusan yang mempengaruhi operasi
suatu perusahaan.23
21 Moore, H. Frazier.1987. Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus dan Masalah. Hal 5 22 Ibid. Hal 6 23 Ibid. Hal 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Hubungan masyarakat bukan merupakan suatu aktifitas sesaat yang
sifatnya membela untuk mengimbangi kesalahan manajemen dalam
hubungannya dengan publik. The International Public Relations
Association (IPRA) sebuah organisasi profesi di tingkat Internasional,
memberi definisi sebagai berikut : “PR is a management function, of a
continuing and planned character, through which public and private
organizations and institutions seek to win and retain the understanding,
sympathy and support of those with whom they are or may be concerned
by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far
as possible, their own policies and procedures, to achieves by planned and
widespread information more productive cooperation and more efficient
fulfillment of their common interests”.24
Definisi yang disebutkan oleh IPRA tersebut menekankan bahwa
hubungan masyarakat adalah fungsi managemen dari sikap budi yang
berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi
dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina
pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau
yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum
diantara mereka, untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin kebijaksanaan
dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar
luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan
kepentingan bersama lebih efisien.
24 Onong Uchjana Effendy. 2002. Hubungan Masyarakat. Hal. 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan Humas sebagai :“the
management function that establishes and maintains mutually beneficial
relationship between an organization and the publics on whom its success
or failure depend”.25 Mereka melihat Humas sebagai fungsi manajemen
untuk membangun dan menjaga hubungan yang saling menguntungkan
antara organisasi dengan berbagai publik yang menentukan keberhasilan
atau kegagalan organisasi tersebut.
Grunig dan Hunt, seperti dikutip oleh Gusti Ngurah Putra dalam
bukunya “Manajemen Hubungan Masyarakat” lebih memfokuskan
kegiatan Humas sebagai kegiatan komunikasi dengan mengemukakan
pengertian Humas sebagai “The management of communication between
an organization and it’s public”. Jadi mereka melihat Humas sebagai
kegiatan pengelolaan komunikasi antara sebuah organisasi dengan
berbagai publiknya. Grunig dan Hunt tidak menjelaskan untuk apa
kegiatan komunikasi antara organisasi dan publiknya dilakukan. Baskin,
Aronoff dan Lattimore menjelaskan bahwa : “Public relation is a
management function that helps achieve organizational objectives, define
philosophy, and facilitate organizational change. Public Relations
practitioners communicate with all relevant internal and external publics
to develop positive relationship and to create consistency between
organizational goals and societal expectations. Public Relations
practitioners develop, execute, and evaluate organizational programs that
25 Putra, I Gusti Ngurah. 1999. Manajemen Hubungan Masyarakat. Hal 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
promote the exchange of influence and understanding among an
organization’s constituent parts and publics”.26
Definisi tersebut menekankan banyak hal yang harus dilakukan
oleh praktisi Humas, namun demikian ada beberapa unsur yang sama
dengan definisi sebelumnya. pada dasarnya Public Relations, seperti
namanya mengimplikasikan pada usaha untuk membangun hubungan yang
harmonis antara organisasi dengan publik-publiknya (relations with
publics).
Definisi yang lain dikemukakan oleh The British Institute of Public
Relations. Mereka mendefinisikan Public Relations sebagai: “... An effort
to establish and maintains mutual understanding between organization
and its public”27
Public Relations news memberikan definisi yang disebutkan oleh
Glenn Griswold dan Denny Girwold mengenai Humas sebagai berikut:
“Public Relations is the management functions which evaluates public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organization with the public interest and plans and executes a program of
actions to earn public understanding and acceptance.”28
Definisi Humas menurut Denny dan Glenn Griswold tersebut
adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang
26 Ibid. hal 2 27 Cutlip, S.M., Center, A.H. & Broom, G.M. 1985. Effective Public Relations (edisi kelima).Hal 2 28 Cutlip, S.M., Center, A.H. & Broom, G.M. OpCit. Hal 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
punya kepentingan public, serta merencanakan dan melaksanakan program
aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan public.
Berdasarkan definisi yang disebutkan oleh Scott M. Cutlip dan
Allen H Center dalam buku mereka “Effective Public Relations”
menjelaskan fungsi Humas meliputi hal-hal berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik
publik eksternal maupun internal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi
d. Melayani masyarakat internal dan eksternal dan menasehiati pimpinan
demi kepentingan umum.29
Menurut British Institute of Public Relations mendefinisikan
Humas sebagai sebuah upaya yang terencana dan berkelanjutan untuk
menciptakan dan membangun pengertian yang sama antara organisasi dan
publiknya.30
Melakukan kegiatan Humas adalah suatu kegiatan serta merupakan
ilmu sosial dalam menganalisa kemajuan trend, memperkirakan resiko
dalam sebuah perencanaan kegiatan atau program, konseling dengan
pemimpin organisasi dan mengimplementasikan program yang sudah
29 Putra, I Gusti Ngurah. 1993. Identifikasi Fungsi Humas dalam Berbagai Organisasi di Yogyakarta. Hal 3-4 30 Putra, I Gusti Ngurah. OpCit. Hal 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
direncanakan dimana dapat memenuhi kebutuhan organisasi/perusahaan
dan ketertarikan sosial.
Sebagian orang memahami Humas sebagai sebuah aktifitas,
sebagian yang lain memahaminya sebagai sebuah profesi..
a. Humas sebagai sebuah aktifitas
Humas adalah aktifitas komunikasi dua arah dengan publik
(perusahaan atau organisasi) yang bertujuan untuk menumbuhkan
saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu atau kerja
sama. Sebagai sebuah aktifitas, Humas dianalogikan dengan soft
feeling dalam dunia pemasaran, dianalogikan dengan human relation
dalam dunia personalia, dan dianalogikan dengan propaganda atau
publisitas dalam dunia politik, dan sebagainya.
b. Humas sebagai sebuah profesi
Humas merupakan “lapangan pekerjaan” selayaknya profesi
wartawan, manajer, direktur, surveyor, salesman atau salesgirl,
pramuniaga, dan sebagainya. Sebagai profesi atau “lapangan
pekerjaan”, Humas dianalogikan dengan ketrampilan berkomunikasi,
ketrampilan tampil diri, ketrampilan menulis dan ketrampilan menarik
perhatian. Hal yang tidak kalah penting dalam pembahasan Humas
sebagai profesi adalah terpenuhinya syarat-syarat professional. Syarat
tersebut antara lain adanya body of knowledge, adanya standar etik
(etika profesi) yang baku dan pengontrolannya oleh badan atau
organisasi profesi, terakhir adanya control access bagi orang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memasuki profesi ini. Bila bidang Humas dapat mempenuhi syarat-
syarat tersebut, maka sudah layak dikatakan sebagai profesi.31
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh sejumlah
orang, Rex F. Harlow dalam sebuah tulisannya di “Public Relations
Review” kemudian merumuskan definisi yang sangat panjang tentang
Humas. Definisi yang ia kemukakan sebagai berikut : “Public
Relations is a distinctive management function which helps establish
and maintain mutual lines of communication, understanding,
acceptance and cooperation between an organization and its publics;
involves the management problems or issues; helps management to
keep informed on and responsive to public opinion; defines and
emphasizes the responsibility of management to serve the public
interest; help management to keep abreast of and effectively utilize
change, serving as an early warning system to help anticipate trends;
and uses research and sound and ethical communication techniques as
its principal tool”32
Secara sederhana tugas praktisi Kehumasan adalah menjadi
penghubung antara lembaga publik dengan masyarakat luas, agar
tercapai saling pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara
berbagai pihak yang ada. dalam konteks lembaga-lembaga publik
seperti pemerintah, sejatinya peran melayani dan mengembangkan
dukungan publik guna mencapai tujuan organisasi. Pada konteks ini,
31 Frida Kusumastuti. 2002. Dasar – Dasar Humas. Hal 10 32 Putra, I Gusti Ngurah. Opcit. Hal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
maka praktisi Humas harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman,
sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan
organisasi. melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang
lebih banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat
keberadaan organisasi.33
Howard Stephenson dalam bukunya, Hand Book of Public
Relations mengatakan definisi profesi Humas yaitu sebagai “The
practice of skilled art or service based on training, a body of
knowledge, adherence to agree on standart of ethics”.34Artinya,
kegiatan Humas merupakan profesi secara praktisi memiliki seni
keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan pada latihan,
kemampuan dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar
etikanya
Perbedaan fungsi Public Relations di dalam organisasi
disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Canfield fungsi Public
Relations dalam organisasi ditentukan oleh jumlah, ukuran dan publik-
publik penting yang terlibat; sikap publik terhadap organisasi; ukuran
dan sumber daya keuangan yang dipunyai perusahaan; dan yang
terakhir ditentukan oleh iklim politik, sosial dan ekonomi dimana
organisasi atau perusahaan tersebut beroperasi.35
Kegiatan Humas menyangkut kepentingan organisasi baik yang
bersifat komersial maupun non komersial. Kehadirannya tidak dapat 33 Canfield, Bertrand R. 1968. Public Relations: Principles, Case and Problems. Hal 6 34 Ruslan, Rosady. 2002.Etika Kehumasan, Persepsi dan Aplikasi. Hal 67 35 Canfield, Bertrand R. Opcit. Hal 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dipungkiri, terlepas dari kita menyukai atau tidak, dan kita tidak dapat
memutuskan untuk secara sengaja menghadirkan atau tidak
menghadirkan Kehumasan.
Humas merupakan suatu kegiatan yang diorganisasikan sebagai
suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya
berlangsung secara berkesinambungan, teratur serta untuk memastikan
bahwa organisasi tersebut senentiasa dimengerti oleh pihak-pihak yang
turut berkepentingan. Keberadaan Humas dalam hal ini sangat
menentukan, dimana Humas berfungsi untuk menciptakan hubungan
yang harmonis antara organisasi dengan publiknya melalui komunikasi
dua arah secara terus menerus. Humas juga berperan mengelola arus
komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas melalui
komunikasi dua arah yang bersifat timbal balik, membangun citra,
memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat dan membina
hubungan yang baik dengan rekan kerja, relasi serta publiknya.
Dalam Humas terdapat suatu usaha untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha
untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan,
sehingga akan timbul opini public yang menguntungkan bagi
kelangsungan hidup badan itu.36
36 Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar – Dasar Public Relations. hal 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Peran dan Kegiatan Humas
Menurut Dozier, peranan praktisi Humas dalam organisasi
merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman fungsi Humas
dan komunikasi organisasi. Peranan praktisi Humas juga merupakan
salah satu kunci untuk pengembangan pencapaian profesional dari
praktisi Humas.37
Seperti yang dijelaskan oleh Bovee Arens dalam bukunya yang
berjudul “Contemporary Advertising”, kegiatan Public Relations
seperti iklan produk atau program juga mengikutsertakan media
komunikasi namun hal ini biasanya bukan dari sponsor atau berbayar.
Biasanya mereka muncul melalui artikel berita, wawancara editorial,
atau beberapa fitur cerita.38
Peran Public Relations berdasarkan konsep Dozier & Broom
sebagaimana dikutip oleh Ekachai sebagai berikut:
1) The Expert Prescibers adalah sebutan bagi praktisi Public
Relations yang menjalankan peran sebagai penanggung jawab
perencana program, ia mendiagnosa masalah dan mengajukan
solusi atas masalah-masalah tersebut.
2) The Communication Facilitators adalah sebutan bagi praktisi
Public Relations yang menjalankan peran sebagai mediator
informasi antara perusahaan dengan publiknya. Fungsi utama yang
mereka jalankan adalah memfasilitasi pertukaran informasi
37 Putra, I Gusti Ngurah. OpCit. Hal 14 38 Arens,Bovee. 1982. Contemporary Advertising. Hal 552
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sehingga pihak-pihak yang terlibat memiliki keseimbangan
informasi.
3) The Problem-Solving Process Facilitators adalah sebutan bagi
praktisi Public Relations yang menjalankan peran sebagai
pembantu organisasi dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah-masalah melalui proses penyelesaian yang sistematis.
4) The Communication Technicians adalah sebutan bagi praktisi
Public Relations yang menjalankan perannya dengan kemampuan
komunikasi yang mereka miliki untuk menjalankan program-
program Public Relations.39
Menurut Baskin & Aronoff praktisi Humas dalam konteks “Public
Relations dalam fungsi manajemen” harus membantu organisasi dalam
membangun filosofi-filosofinya, mencapai tujuan yang ditetapkan
perusahaan, beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa sukses dalam
berkompetisi merebut sumber-sumber bagi kelangsungan hidup dan
organisasi. Dalam kata-katanya “All managers, indeed, virtually all
employees, represent their organization to some public”40
Public Relations profesional menganggap kegiatan Public
Relations merupakan payung bahwa perusahaan harus menggunakan
kegiatan tersebut untuk mengelola hubungan mereka dengan berbagai
publiknya. Berdasarkan perspektif mereka, pemasaran dan periklanan
merupakan alat Public Relations yang harus digunakan dalam hubungan 39 Ekachai Daradirek. 1995. Applaying Broom’s Scale to Thai Public Relations Practitioner. Vol 21. No.4, Winter 40 Putra, I Gusti Ngurah. OpCit. Hal 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
penjualan perusahaan dengan para pelanggan dan prospek. Alat lain
seperti program sponsor, publisitas, organ rumah, berita, laporan berkala,
seminar dan konferensi pers digunakan untuk publik lain, seperti
stakeholders, karyawan atau komunitas keuangan. Orientasi Public
Relations cenderung kepada berita dan oleh karena itu beberapa alat
cenderung digunakan untuk memberikan informasi yang terbuka sekalipun
itu adalah berita buruk.41
Beberapa kegiatan Public Relations menurut Bovee dan Arens:
1) Publications
Materi yang digunakan oleh Public Relations harus dapat
dipertanggung jawabkan, termasuk publikasi perusahaan; berita dan
peralatan media seperti buklet, leaflet, pamflet, brosur, buku manual,
inserts, lampiran, laporan tahunan, poster, buletin, materi audiovisual
dan pidato.
Publisitas adalah era baru pemberitaan mengenai seseorang,
produk atau layanan yang muncul di siaran atau media cetak. Press
agentry lebih mengacu pada perencanaan program kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan untuk menarik perhatian dan menghasilkan
publisitas yang akan menarik bagi media. Bahan dari publikasi dapat
memiliki nilai promosi yang besar, organisasi sering mencetak ulang
41 Arens,Bovee. Opcit. Hal 552-553
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
publisitas yang telah dicetak di koran atau majalah dan mengirimkan
cetakan tersebut untuk khalayak yang sesuai.42
2) Research
Riset merupakan proses untuk mencari informasi yang pasti.
Sumber informasi kedua merupakan direktori, pemberitaan media,
jurnal profesional, dan publikasi dari pemerintahan. Salah satu riset
Public Relations adalah sampling pendapat, karena semua kegiatan
Public Relations dapat mempengaruhi opini publik, sangat vital bagi
Public Relations untuk fokus mengukur dan menganalisa perubahan
pada sensitifitas dan perilaku publik.
3) Public Speaking
Pelaku Public Relations diharuskan untuk bisa berbicara
dengan baik, karena pembicara pada organisasi sering di interview
oleh televisi atau memberikan pidato.
4) Planning and Execution
Hal utama dalam melakukan kegiatan Public Relations, hal
yang terpenting untuk menjadi praktisi adalah merencanakan dan
mengeksekusi program Public Relations. Supaya efektif, praktisi harus
menganalisa hubungan antara organisasi dan publik, mengevaluasi
opini dan perilaku publik kepada organisasi, menilai kebijakan
organisasi, prosedur dan tindakan yang berpengaruh terhadap publik,
dan akhirnya menentukan rencana dan mengeksekusi program Public
42 Arens,Bovee. OpCit. Hal 560-561
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Relations menggunakan semua kegiatan dan alat yang sudah
disebutkan seperti di atas.43
Humas menurut Baskin & Aronoff komunikasi dalam konteks
diatas menyangkut paling tidak empat langkah khusus berikut :
1) Keterampilan, seorang Humas menjadi ‘technician of
communication’ yang menekankan pentingnya keterampilan
menulis dan berbicara sebagai kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang petugas Humas. Namun demikian sesuai
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang ada, praktisi
Humas juga harus terampil menggunakan alat tekhnologi
komunikasi yang ada, paktisi Humas juga harus terampil
menggunakan alat teknologi baru yang akan selalu muncul. Di
samping keterampilan dasar dalam menulis, praktisi Humas juga
perlu mengembangkan keterampilan lain seperti melakukan riset,
merumuskan rencana dan mengevaluasi hasil.
2) Tugas-tugas, ini berkaitan dengan tugas yang harus dilakukan
oleh seorang praktisi Humas, misalnya berkaitan dengan
pembuatan release, laporan tahunan, pembuatan majalah internal
dan sebagainya.
3) Sistem, Humas tidak hanya berkaitan dengan keterampilan dan
tugas, tetapi juga yang penting adalah menciptakan sistem
komunikasi. Jadi sebuah usaha yang sistematis untuk
43 Arens,Bovee. OpCit. Hal 564-565
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengumpulkan informasi, membina hubungan dengan berbagai
pihak dan menciptakan berbagai kelompok komunitas dan
konsumen yang dapat dipakai sebagai cara untuk memperoleh
masukan dan pandangan public.
4) Sistem Operasi, Humas yang berkaitan dengan usaha untuk
membangun sistem komunikasi dua arah.44
Public Relations Society of America (PRSA) mengadopsi
“Official Statement on Public Relations” yang lebih longgar. Para
penulisnya, para pemimpin panel PRSA, berusaha memberikan
definisi bidang ini kepada masyarakat, yakni definisi yang
menekankan kontribusi PR terhadap masyarakat. Selain memasukkan
aspek konseptual dari definisi ini, panel tersebut memasukkan
aktivitas, hasil, dan persyaratan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
oleh praktik Humas. Unsur yang lazim dijumpai dalam banyak definisi
PR menyatakan bahwa :
1) Melakukan program terencana dan berkesinambungan sebagai
bagian dari manajemen organisasional
2) Menangani hubungan antara organisasi dan public stakeholdernya
3) Memonitor kesadaran, opini, sikap, dan perilaku di dalam dan di
luar organisasi
4) Menganalisis dampak dari kebijakan, prosedur dan aksi terhadap
public stakeholder
44 Putra, I Gusti Ngurah. OpCit. Hal 9-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5) Mengidentifikasi kebijakan, prosedur dan tindakan yang
bertentangan dengan kepentingan public dan kelangsungan hidup
organisasi.
6) Memberi saran kepada manajemen dalam hal pembentukan
kebijakan baru, prosedur baru, dan tindakan baru yang sama-sama
bermanfaat bagi organisasi dan public.
7) Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara
organisasi dan publiknya.
8) Menciptakan perubahan yang terukur dalam kesadaran, opini, sikap
dan perilaku di dalam atau di luar organisasi
9) Menghasilkan hubungan yang baru dan atau tetap antara
organisasi dan publiknya.45
Berikut ini adalah komunikasi yang perlu dilakukan oleh badan
atau lembaga agar disukai oleh publiknya :
1) Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas
2) Keterbukaan dan konsistensi terhadap langkah langkah yang
diambil untuk memperoleh keyakinan dari orang lain
3) Komunikasi dua arah yang terus menerus untuk mencegah
keterasingan dan untuk membangun badan atau lembaga
4) Evaluasi dan riset terhadap lingkungan untukmenentukan langkah
atau penyesuaian yang dibutuhkan bagi social harmony.46
45 Cutlip, S.M., Center, A.H. & Broom, G.M. Opcit. Hal 5-6 46 Rhenald Kasali. 1994. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.hal 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Fungsi Public Relations digambarkan dengan jelas oleh
Booklet Public Relations Society of America (PRSA). Mereka
menggambarkan fungsi Public Relations dalam Putra sebagai berikut:
1) Programming (Penyusunan Kegiatan).
Fungsi ini mencakup analisis masalah dan peluang,
menentukan tujuan dan publik serta memberi rekomendasi dan
merencanakan kegiatan. Termasuk di dalamnya, pembuatan
anggaran, penjadwalan, pembagian dan pendelegasian tugas.
2) Relationship (Keterpautan).
Seorang praktisi Public Relations harus mampu
mengembangkan keterampilan di dalam mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber-sumber di luar organisasi. Untuk itulah
banyak kegiatan Humas mensyaratkan para praktisinya untuk
selalu bekerja sama dan menjalin hubungan terutama dengan
bagian-bagian lain dalam organisasi seperti kepegawaian, hukum
dan pemasaran serta yang lainnya. Di samping itu, menjaga
hubungan dengan pihak di luar organisasi juga sangat penting.
3) Writing and Editing (Penulisan dan Penyuntingan).
Sejalan dengan sasaran kegiatan Humas, yakni mencapai
publik yang amat besar, alat penting yang dapat digunakannya
adalah melalui barang-barang cetakan. Banyak ragam barang
cetakan yang digunakan dalam kegiatan Humas seperti : laporan
tahunan, booklets, media releases, newsletter, penerbitan ing-griya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dan beberapa lainnya. Tulisan yang jelas dan masuk akal sangat
penting artinya bagi keefektifan kerja praktisi Humas. Sebagian
besar pekerjaan Humas berkaitan dengan penulisan dan
penyuntingan.
4) Information (Informasi).
Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah
satu cara menyebarkan informasi secara efektif. Ini biasanya
berkaitan dengan usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau
saluran komunikasi yang ada, termasuk di dalamnya, surat kabar,
media elektronik radio dan televisi, serta multimedia. Ini akan
sangat membantu pekerjaan praktisi Humas, terutama dalam
menyebarkan berbagai informasi kepada publik.
5) Production (Produksi).
Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media
komunikasi yang digunakan dalam menyebarkan pesan-pesan yang
dirancang oleh praktisi Humas. Untuk itu praktisi Humas harus
memiliki pengetahuan tentang tata letak, tipografi, fotografi dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan produksi media komunikasi
yang digunakan dalam kegiatan Humas.
6) Speaking (Pidato).
Keterampilan penting yang juga harus dimiliki oleh seorag
praktisi Humas adalah keterampilan berbicara baik untuk tatap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
muka individual maupun untuk tatap muka kelompok (public
speaking). Menulis pidato adalah bagian dari tugas Humas.
7) Research and Evaluating (Penelitian dan Penilaian).
Aktivitas penting yang harus dilakukan seorang praktisi
Humas adalah pengumpulan fakta. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk itu. Bisa dilakukan secara formal ataupun
informal. Dapat menggunakan berbagai teknik. Penelitian biasanya
digunakan baik pada awal maupun pada akhir sebuah program
Kehumasan. Pegevaluasian kegiatan Humas juga sekarang mulai
memperoleh perhatian yang semakin besar.47
Tujuan penyelenggara Hubungan Masyarakat (Humas) adalah
untuk menciptakan komunikasi dua arah, memecahkan konflik
kepentingan dengan mencari dasar pemikiran yang kritis, menciptakan
pengertian berdasarkan kebenaran dan kenyataan, pengetahuan dan
kemampuan, serta informasi yang lengkap dan terpercaya.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan diatas,
maka dapat dilihat bahwa dalam Humas terdapat suatu usaha atau
suatu kegiatan untuk menciptakan keharmonisan atau sikap budi yang
menyenangkan antara suatu badan dan publiknya. Kegiatan yang
menonjol adalah memberikan informasi dan pelayanan serta
menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, dan kepercayaan
47 Putra, I. Gusti Ngurah. OpCit. Hal 10-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
public tentunya dan masyarakat pada umumnya. Adapun tugas-tugas
utama seorang pemimpin Humas dapat diperinci sebagai berikut :
1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas
organisasinya baik itu yang berkenaan dengan kebijaksanaan, jasa,
maupun dengan para personelnya.
2) Memantau pendapat mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan citra, kegiatan, reputasi meupun kepentingan-kepentingan
organisasi, dan menyampaikan setiap kepentingan organisasi
langsung kepada manajemen atau pimpinan puncak untuk
ditanggapi atau ditindak lanjuti.
3) Memberi nasehat atau masukan kepada pihak manajemen
mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting berikut
tekhnik untuk mengatasinya.
4) Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak, perihal
kebijaksanaan organisasi, kegiatan produksi, jasa dan personalia
selengkap mungkin demi menciptakan pengetahuan yang maksimal
dalam rangka menjangkau pengertian khalayak.48
Alat- alat komunikasi yang bisa digunakan oleh Public
Relations sangatlah bervariasi, seperti:
1) News Release and Media Kits
News release merupakan tulisan berita (biasanya antara 8,2
hingga 11 inci) yang dikeluarkan untuk menghasilkan publisitas
48 Jeffkins, Frank. 1995. Public Relations. hal 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
atau menjelaskan mengenai suatu subjek yang menarik. Berbagai
macam informasi dimasukkan pada formulir tersebut kemudian
dikirim dan dicetak oleh media.
Media kit digunakan untuk menambah publisitas pada konferensi
pers. Termasuk mengenai fakta detail program, jadwal kegiatan,
brosur disiapkan untuk program, berita untuk broadcast media, dan
news and feature untuk media cetak.
2) Photography
Sebuah gambar mungkin bernilai seribu kata. Foto pada
saat kegiatan, peralatan apa saja yang digunakan pada program
tersebut. Fotografi memberikan dampak, realisme dan
kepercayaan.
3) Booklets, Brochures, Phamphlets and Books
Materi cetak digunakan secara ekstensif pada kegiatan
Public Relations. Materi dibuat untuk menceritakan bagaimana
mereka melakukan kegiatan publik relations, bagaimana organisasi
berdiri dan berkembang, untuk mengajarkan karyawan bagaimana
cara mereka melakukan pekerjaan, dan lain sebagainya.
4) Letters, Inserts and Enclosures
Surat mungkin ditulis oleh organisasi untuk dikirim kepada
stakeholder dan legislatif. Inserts atau Enclosures digunakan untuk
tujuan publik relations.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
5) Annual Reports
Laporan Tahunan adalah dokumen formal yang dibuat tiap
tahunnya oleh organisasi untuk stakeholders. Gambaran mengenai
kondisi organisasi. Laporan tahunan berisi mengenai
perkembangan informasi, termasuk dalam hal akuntansi dan
persyaratan. Laporan tahunan sangat penting sebagai alat Public
Relations karena ini merupakan performa yang sesungguhnya dari
organisasi. Organisasi non-bisnis juga melaporkan jumlah wali
dengan laporan. Tidak mengutamakan data finansial namun
menjelaskan kemajuan kegiatan dan rencana yang akan dilakukan
kedepannya.
6) Speeches and Position Papers
Eksekutif organisasi memberikan pidato, yang biasanya
digunakan pada kegiatan tahunan pertemuan stakeholders atau
konferensi penting.
7) Posters, Bulletin Boards and Exhibits
Poster dapat digunakan untuk menjelaskan informasi
mengenai program untuk menarik masyarakat. Exhibit bisa
digunakan untuk menceritakan sejarah dari organisasi atau
program kedepan dari organisasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
8) Audiovisual Materials, Films, and Closed-Circuit TV
Materi ini membutuhkan beberapa form, termasuk slide, film,
garis film dan kaset video yang digunakan untuk latihan, promosi atau
Public Relations.49
Menurut Bovee Arens pembuatan pesan harus sangat
diperhatikan kualitasnya supaya pesan dapat tersampaikan dengan
baik, dan dalam pemilihan media Public Relations harus jeli supaya
pesan dapat terjamah oleh publik.50
b. Humas Pemerintah / Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Saat ini peran Humas di institusi-institusi pemerintahan tidak
bisa dipandang sebelah mata. Seiring dengan tuntutan reformasi
termasuk reformasi dibidang birokrasi, pemerintah wajib
menyelenggarakan aktifitasnya dengan memenuhi kriteria asas-asas
pemerintahan yang baik. “Transparancy” menjadi salah satu ukuran
dari suatu penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat berhak
mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku kebijakan.
Departemen Kehumasan dalam suatu lembaga atau instansi
pemerintah merupakan sebuah kewajiban, yang berfungsi sebagai
public information, public affair dan public communication dalam
mempublikasikan mengenai kegiatan dan program apa saja yang
49 Arens,Bovee. OpCit. Hal 565-568 50 Ibid Hal 595-596
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dibuat oleh instansi yang bersangkutan, baik untuk publik internal
maupun publik eksternal.
Menurut Rosady Ruslan dalam bukunya “Etika Kehumasan :
Persepsi dan Aplikasi”, fungsi pokok Humas pemerintah yang pada
dasar, yaitu sebagai berikut:
1) Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang
diwakilinya;
2) Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan
informasi mengenai kebijaksanaan hingga mampu
mensosialisasikan program-program pembangunan baik secara
nasional maupun daerah kepada masyarakat;
3) Menjadi komunikator dan sekaligus rmediator yang poaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak dan
menampung aspirasi atau opini publik serta memperhatikan
keinginan-keinginan masyarakat di lain pihak;
4) Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif
dan dinamis, demi mengamankan stabilitas dan program
pembangunan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.51
Mengutip definisi Humas oleh Joice J Gordon yang diintisarikan
dalam buku Effective Public Relations , Humas seharusnya memiliki
fungsi dan peran mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat
51 Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Hal 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
antara organisasi dengan publik. Gordon merangkum tugas-tugas seorang
Humas pemerintah sebagai berikut:
1) Memberi informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah.
2) Memastikan kerjasama aktif dalam program pemerintah; voting,
curbside recycling, dan juga kepatuhan kepada program aturan-
kewajiban.
3) Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang
ditetapkan; sensus, program pengawasan keamanan lingkungan,
kampanye penyadaran akan kesehatan personal, bantuan untuk upaya
pertolongan bencana.
4) Melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintah;
menyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu
publik didalam organisasi serta meningkatkan aksesibilitas publik ke
pejabat administrasi.
5) Mengelola informasi internal; menyiapkan newsletter organisasi,
pengumuman elektronik, dan isi dari dari situs internet organisasi
untuk karyawan.
6) Memfasilitasi hubungan media-menjaga hubungan dengan pers lokal;
bertugas sebagai saluran untuk semua pertanyaan media; memberitahu
pers tentang organisasi dan praktiknya serta kebijakannya.
7) Membangun komunitas dan bangsa; menggunakan kampanye
kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan program keamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
publik lainnya serta mempromosikan berbagai program sosial dan
pembangunan52
Stromback & Kiousis (2011) dalam jurnal yang berjudul
Government Public Relations and Social Media of Analysis of the
Perceptions and Trends of Social Media Use at the Local Governtment
Level yang ditulis oleh Graham &Avery menyebutkan: “Political
Public Relations can be best be understood as a management process
by which an organization or individual uses purposeful communication
for political purposes and seeks to influence, build, and maintain
beneficial relationships and reputations with its key public”.53
Dalam jurnal tersebut Graham dan Avery mengungkapkan
bahwa Humas politik dapat dipahami sebagai suatu manajemen proses
dimana suatu organisasi menggunakan komunikasi yang terarah untuk
mempengaruhi, membangun dan memelihara hubungan yang saling
menguntungkan.
Menurut John D. Millet, dalam bukunya Management in
Public Services the quest for effective performance, yang artinya peran
Humas dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat beberapa
hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban utamanya yaitu sebagai
berikut :
52 Cutlip, S.M., Center, A.H. & Broom, G.M. OpCit. Hal 67-68 53 Graham,M.A, Missy & Avery Ph.D, Elizabeth Johnson. 2013. Journal of Government Public Relations and social media of analysis of the perceptions and trends of social media use at the local governtment level. Hal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan
dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat
2) Kegiatan memberikan nasihat/sumbang saran untuk menanggapi
apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah
seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya.
3) Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan
memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para
aparat pemerintahan.
4) Memberikan penerangan/informasi tentang apa yang telah
diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang
bersangkutan”54
Apabila ditinjau dari kegiatan kelembagaan, Humas merupakan
metode komunikasi dan Humas professional yang mempunyai fungsi :
1) Penyampaian (intermediator) keputusan atau kebijakan yang
dikeluarkan oleh lembaga atau pejabat yang diwakilinya.
2) Komunikator yaitu mewakili tokoh untuk berhadapan atau berbicara
kepada publiknya melalui media pers.
3) Relationship yaitu menyelenggarakan hubungan baik dengan
berbagai kalangan public.
4) Back up management yaitu berupaya melindungi nama baik lembaga
yang diwakilinya.
54 Ruslan, Rosady. OpCit. Hal 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
5) Good news resource and image maker yaitu sebagai narasumber dan
citra baik terhadap public.55
Humas dipemerintahan dengan demikian dapat disimpulkan
menjadi pemberi informan kepada masyarakat sekaligus penghubung
antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini bisa dipahami karena
pemerintah adalah agen dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat
memberikan haknya untuk diwakilkan kepada orang-orang pemerintahan
agar bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Maka suatu kewajaran
apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan setiap
aspeknya menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Humas menjadi
palang pintu bagi hubungan yang harmonis antara pemerintah
dengan publik atau masyarakat.
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas hubungan masyarakat
yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga
komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas
pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi,
promosi, dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada
publikasi service atau demi meningkatkan pelayanan umum.
Dalam mengemban tugas pemerintahan yang demikian mejadi
tantangan yang berat bagi Humas pemerintahan. Scoot M. Cutlip, dkk
dalam bukunya menjelaskan inti aktivitas dari Humas pemerintahan:
“Government Public Relations activities, many embrance by terms such as
55 Ibid. Hal 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
public affairs, public information, and public communication, has
developed as political and administrative response you achieve various
organizational goals. They are a key component of the administrative
system, specifically design to bridge the gap between population and
bureaucratic government”56
Tugas dari Humas biasanya bervariasi dari satu agen ke agen yang
lainnya, tetapi prinsip dasar dari tujuan Humas pemerintah berdasar pada
dua dasar pemikiran. Pertama, pemerintahan yang demokratis harus
melaporkan aktivitas mereka kepada rakyat. Kedua, bahwa pelaksanaan
pemerintahan yang efektif membutuhkan peran serta yang aktif dan
dukungan dari rakyat57. Valentini dan Khrisnamurthy dalam jurnalnya
yang berjudul To Be or Not to Be: Paradoxes in Strategic Public Relations
menerangkan: “They assert that the public sector creates unique
challenges and opportunities that differentiate the practice of Public
Relations from the private sector. Challenges and opportunities, include:
politics, public good, legal constraints, devaluation of communication,
poor public perceptions lagging proffesional development and federalism”
Dalam jurnalnya tersebut, Valentini dan Khrisnamurthy menyebutkan
bahwa pelaksanaaan Humas pada pemerintahan dan sektor informal
sangatlah berbeda. Perbedaan itu meliputi: hal politik baik dalam kendala
hukum, devaluasi komunikasi, penyampaian untuk menciptakan
pengertian masyarakat, pengembangan profesionalisme dan federalisme.
56 Cutlip, S.M., Center, A.H. & Broom, G.M. OpCit. hal 490 57 Ibid. hal 491
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Beberapa organisasi pemerintahan seperti IRC, SEC, FDA
mempunyai orang-orang Public Relations yang sangat terlatih baik dalam
menyampaikan pendapat mereka atau memaparkan informasi untuk
menstimulasi publik yang diinginkan. Pemerintah merupakan pengguna
terbesar Public Relations di negara ini, dan sebagian besar mereka semua
dalam posisi permintaan pemberitaan yang tinggi, sehingga dapat menjadi
tempat latihan yang sangat baik. Praktisi Public Relations pada pemerintah
bertugas untuk mengkomunikasikan kegiatan pada grup dalam rangka
untuk menarik kontribusi sebaik mungkin untuk membangun kesadaran
dan kesepahaman publik mengenai organisasi tersebut. Bagaimanapun,
peran paling penting dari praktisi Public Relations adalah untuk
merencanakan dan mengelola program Public Relations.58
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif
Analisis dengan pendekatan kualitatif, yakni menganalisis Kehumasan
dan capaian dari program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota
Surakarta periode tahun 2008 – 2013.
58 Arens,Bovee. OpCit. Hal 569-575
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Kota Surakarta
dengan rincian sebagai sumber data primer maupun sekunder adalah Dinas
Kesehatan Kota Surakarta yang terletak di Komplek Balaikota Jalan
Jendral Sudirman No.2 Surakarta, sebagai instansi pemerintahan yang
menjadi sumber informasi dan kontrol media di masyarakat serta
Puskesmas yang terletak di Kota Surakarta yaiatu Gajahan yang berada di
Jalan Veteran No. 46 Surakarta dan Puskesmas Gambirsari yang ada di
Jalan Kelud Barat RT 06 RW 13 Kadipiro, selaku pelaksana layanan
program dan masyarakat penerima layanan program Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Surakarta yang sedang berada di Puskesmas
Gajahan serta Gambirsari.
3. Teknik Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive
sampling), dimana peneliti cenderung untuk memilih informan atau
narasumber yang dianggap berkompeten dan mengetahui informasi serta
masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
data yang mantap. 59
Narasumber dalam penelitian ini berjumlah 26 (dua puluh enam)
orang yang terdiri dari 4 (empat) pelaku Humas Dinas Kesehatan Kota
Surakarta, 2 (dua) staf Puskesmas, 20 (dua puluh) masyarakat penerima
layanan PKMS. Berikut data narasumber selengkapnya:
59 H. B. Sutopo, 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif.. hal 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
a. Yanti Winoh.
Selaku Sekretaris PPID Pembantu DKK Surakarta.
b. Purwanti SK MMKes.
Selaku Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dan Kemitraan Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
c. Ida Angklaita.
Selaku Kepala Dinas UPTD PKMS
d. Suprianto.
Selaku Kasubag TU UPTD PKMS
e. Tri Wahyu.
Selaku Bagian Informasi Puskesmas Rawat Inap Gajahan.
f. Ariyani Wijiastuti ,SE.
Selaku Bagian Informasi Puskesmas Gambirsari
g. Lastri, Runi Purwaningsih, Kinanti Dinda Dewi, Nur Aini, Tarwan,
Amalia Trihapsari, Sri Suparni, Muhammad Nadhor Nafi, Amrissalam
Kunto, Titi AWP.
Selaku penerima layanan PKMS Puskesmas Gajahan
h. Annisa Rengganis, Dwi Yuli, Sugeng Sugianto, Sriyati, Yuli, Sri
Supartini, Sari Nur Lestari, Ika Putri, Nurul, Atik N.
Selaku penerima layanan PKMS Puskesmas Gambirsari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4. Sumber Data
Untuk mengetahui bagaimana peran yang dilakukan Humas
dalam pelaksanaan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Surakarta, maka data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
hasil wawancara dengan narasumber yang mengetahui dan
berkompeten seputar tema penelitian ini dari hasil observasi yang
dilakukan di lapangan. Data dikumpulkan secara interaktif yaitu
melalui metode interview wawancara semi terstruktur dengan
menggunakan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan.
b. Data Sekunder
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan atau data
sekunder berasal dari sumber tertulis, seperti menguti buku dokumen,
arsip, dan catatan lain yang mendukung. Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari buku – buku atau referensi yang dapat
mendukung data primer baik yang diperoleh dari Bagian Dinas
Kesehatan Kota Surakarta maupun dari perpustakaan dan internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasinya adalah seluruh masyarakat kota Surakarta
b. Sampel
Penerima program PKMS di Kota Surakarta, yaitu 10 orang dari
Puskesmas Rawat Inap Gajahan dan Puskesmas Rawat Jalan
Gambirsari sejumlah 10 orang.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Semi Terstruktur
Sumber data yang paling penting dalam penelitian kualitatif
adalah narasumber atau informan.60 Untuk mendapatkan data dari
narasumber atau informan hanya bisa dilakukan dengan cara
wawancara. Dalam penelitian kali ini wawancara akan dilakukan
kepada beberapa narasumber, yaitu pihak DKK Surakarta selaku
stakeholder dan Puskesmas sebagai pelaksana layanan serta pendukung
kegiatan Kehumasan PKMS, serta beberapa masyarakat Surakarta
penerima layanan PKMS di Puskesmas yang telah ditunjuk.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang paling utama dan teknik
penelitian yang penting.61 Spramley menjelaskan bahwa teknik dalam
observasi dapat dibagi menjadi (1)tak berperan sama sekali, (2)
60 H.B. Sutopo. Op. Cit. Hal 67 61 Jalaluddin Rakhmat. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Hal 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
observasi berperan yang terdiri dari berperan aktif, berperan pasif,
berperan penuh.62 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
observasi tak berperan dimana peneliti hanya melakukan pengamatan
dan pencatatan mengenai fenomena – fenomena yang diteliti dengan
tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara langsung.
c. Dokumentasi/ Studi Pustaka
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, peneliti juga
mengumpulkan data-data lewat studi dokumentasi. Teknik
pengumpulan dengan cara melihat dan mencatat data yang diperoleh
dari rekaman arsip-arsip Humas Dinas Kesehatan Kota Surakarta
program Pemeliharaan Kesehatan Kota Surakarta maupun data yang
diperoleh dari buku, surat kabar, internet dan sumber informasi lainnya
yang dapat menunjang penelitian.
7. Validitas Data
Validitas data menunjukkan sampai sejauh mana data yang
diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti.
Sementara reliabilitas berkaitan dengan tingkat konsistensi hasil dari
penggunaan cara pengumpulan data.63 Validitas data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. William dalam
Sugiyono menyetakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
62 Ibid. hal 75 63 Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKis. Hal 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
diartikan sebagaipengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu.64
Pawito mengetengahkan beberapa macam teknik triangulasi:65
a. Triangulasi data/sumber: merupakan upaya peneliti untuk mengakses
sumber – sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh dan
berkenaan dengan persoalan yang sama.
b. Triangulasi metode: menunjukkan upaya peneliti membandingkan
temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode
tertentu.
c. Triangulasi teori: menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang
bervariasi dalam menginterpretasikan data yang sama.
d. Triangulasi peneliti: dapat dilakukan ketika dua atau lebih peneliti
bekerja dalam suatu tim meneliti persoalan yang sama.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber/data
sebagai validitas data. Hal tersebut untuk mengetahui validitas data yang
diperoleh dari sumber satu dengan sumber yang lain. Validitas atau
pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kekonsistenan data, sehingga
dapat mengungkapkan gambaran penelitian yang lebih valid. Triangulasi
sumber/data memenfaatkan jenis sumber yang berbeda, tidak hanya
informan sebagai sumber tetapi juga sumber pustaka dan hasil observasi.
64 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 273 65 Pawito. OpCit. hal 99-100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
8. Analisa Data
Untuk mendapatkan kesimpulan – kesimpulan dari data yang telah
didapat, diperlukan teknik analisis data yang tepat. Abalisis data ini
nantinya akan membantu dalam mengemukakan gambaran atau
memberikan pemahaman mengenai subjek yang diteliti. Gambaran sebagai
hasil penelitian ini dapat ditemukan dalam analisis data yang selanjutnya
dapat dirumuskan dalam sutu kesimpulan.menurut Bodgan dan Biklen,
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan
data, mengorganisasi data, memilahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan
diceritakan kepada orang lain66
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis Miles dan Huberman. Miles dan Huberman menawarkan
sebuah teknik analisis bernama interactive model yang terdiri dari tiga
komponen yaitu:67
a. Reduksi data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan.
66 Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Hal 249 67 Pawito. OpCit. Hal 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Penyajian data
Data display melibatkan langkah-langkah peyajian dalam
mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu
dengan (kelompok) yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis
benar – benar dilibatkan dalam satu kesatuan untuk memudahkan
proses analisis.
c. Penarikan kesimpulan
Pada tahap penarikan dan pengujian kesimpulan (drawing and
verifying conclusions) peneliti mengimplementasikan prinsip induktif
dengan mempertimbangkan pola data yang ada dan atau
kecenderungan dari data yang telah dibuat.
Gambar 1.1
Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman
Pengumpulan
Data
Reduksi
Data
Sajian
Data
Penarikan simpulan /
verifikasi