bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · dari sini...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Selain itu pasca fatwa MUI tentang pengharaman bunga (interest) bank beberarapa waktu lalu, berbagai bank menggunakan system syariah mengalami kemajuan pesat. Kegiatan bank syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada system bunga, melainkan atas prinsip syariah. Dalam Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (UUP) Pasal 1 ayat 13 yaitu: 1 “ Yang dimaksud dengan akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adannya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prisip syariah.Dari penjelasan tersebut memberikan batasan pengertian prinsip Syariah sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara pihak bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prisip jual beli barang dengan memperoleh 1 UU RI NO 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan syariah, 2011, hlm. 141.

Upload: trinhnhan

Post on 29-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah di Indonesia yang pertama didirikan pada tahun 1992

adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Selain itu pasca fatwa MUI tentang

pengharaman bunga (interest) bank beberarapa waktu lalu, berbagai bank

menggunakan system syariah mengalami kemajuan pesat. Kegiatan bank syariah

pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang

membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada

system bunga, melainkan atas prinsip syariah.

Dalam Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah (UUP) Pasal 1 ayat 13 yaitu:1

“ Yang dimaksud dengan akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank

Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adannya hak dan

kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prisip syariah.”

Dari penjelasan tersebut memberikan batasan pengertian prinsip Syariah

sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara pihak bank dan pihak

lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

penyertaan modal (musyarakah), prisip jual beli barang dengan memperoleh

1 UU RI NO 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan syariah, 2011, hlm. 141.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

2

keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip

sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.2

Adapun produk-produk perbankan syariah meliputi, yaitu produk titipan

meliputi wadiah (jasa penitipan) dan deposito mudharabah, produk bagi hasil,

produk jual beli seperti murabahah, produk sewa seperti al-ijarah kemudian

produk jasa meliputi kafalah dan qardh. Dari semua produk diatas ada lagi produk

yang ditawarkan perbankan syariah yang memberikan fasilitas yang digunakan

oleh nasabah berupa kartu yaitu ATM dan kartu kredit syariah yang sudah banyak

dikenal oleh masyarakat.

Seiring maraknya penggunaan kartu kredit, ternyata bahasan tentang

peluncuran kartu kredit syariah, akhirnya mendapat sedikit cahaya terang dari

DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI mengeluarkan fatwa No.54/DSN-

MUI/X/2006 Tentang Syariah Card dalam ketentuan umum ayat satu disebutkan

bahwa :

“ Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang

hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada ) antara pihak

berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur diawal ”.3

Penggunaan kartu kredit Syariah dibolehkan (baca: halal) asal

memenuhi berbagai ketentuan yang ditetapkan. Jika menyalahi

ketentuan tersebut, tentu saja hukumnya akan menjadi tidak boleh

(baca: haram).

2 Adriana Sutendi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum,

Jakarta;Ghalia Indonesia, 2009. hlm 35. 3 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

3

Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) pada bulan Februari

2009 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI Syariah telah melaunching

salah satu jenis pembiayaan yang berbasis Kartu Kredit yaitu iB Hasanah Card

dengan menggandeng provider MasterCard International.4

Pada aplikasi Hasanah Card, akad yang digunakan adalah kafalah, qard

dan ijarah. Akad kafalah maksudnya, BNI Syariah adalah penjamin (kafil) bagi

pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar (dain) yang

timbul dari transaksi antara pemegang kartu dengan merchant dan atau penarikan

uang tunai selain bank atau ATM bank penerbit kartu sehingga atas pemberian

kafalah, penerbit kartu adalah penyedia jasa system pembayaran dan pelayanan

terhadap pemegang kartu. Atas ijarah ini, pemegang kartu dikenakan membership

fee. Adapun besar biaya (fee) ditanggung oleh pemegang kartu telah ditentukan

oleh pihak BNI Syariah.

Menurut Dio (marketing BNI Syariah), pada BNI Syariah sendiri ada tiga

jenis kartu kredit yaitu Gold, Classic dan Platinum. dari beberapa Hasanah Card

tersebut telah ditetapkan patokan maksimal biaya berdasarkan limit kartu yang

disetujui kartu yang disetujui, yang disebut Montly fee. Dengan begitu biaya yang

dibebankan kepada pemegang Hasanah card itu berbeda-beda dilihat dari jenis

kartu kredit tersebut.

Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari

hutang piutang yang modern, dimana selain qard (hutang piutang) juga

terdapat akad lain yaitu kafalah dan ijarah. Dari akad kafalah dan ijarah

4 Brosur BNI Syariah.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

4

bank mendapatkan fee atas jasa yang dilakukan, dan itu memang dibenarkan

dalam hukum Islam. Namun bagaimana dengan akad qard, yang

menggunakan denda finansial bagi nasabah yang terlambat membayar

tagihannya.

Dalam hasanah card yang ada di BNI Syariah sendiri ada beberapa biaya

administrasi yang dikenakan kepada nasabah yaitu biaya keanggotaan, biaya ganti

rugi (Ta’widh) dan biaya keterlambatan.

Menurut Muazammil Siddiqi menggunakan kartu kredit sama seperti

menggunakan sistem perbankan modern. Kebanyakan bank modern berbasis riba

dan kaum muslim terpaksa menggunakannya karena bank yang bebas riba tidak

ada. Diperbolehkan menggunakan jasa bank- bank demikian tanpa terlibat dalam

riba. Dengan cara yang sama, diperbolehkan pula menggunakan kartu kredit tanpa

terlibat dalam urusan riba. Tidak ada yang bertentangan dengan Islam dalam

penggunaan jasa ini selama orang tidak menunda-nunda membayar tagihan dan

membayar jumlah keseluruhan pada waktunya. Membayar bunga hukumnya

haram. Meski begitu, orang diperbolehkan menggunakan kartu kredit sejumlah

yang sanggup dibayar ketika tagihan jatuh tempo. Jika seseorang menggunakan

kartu kredit untuk meminjam uang dengan bunga atau untuk membeli sesuatu

yang tidak sanggup dibayar pada waktunya. Orang itu memperturutkan diri dalam

riba yang diharamkan Islam.5

5 Monzer Kahf dkk, Tanya Jawab Keuangan dan Bisnis Kontemporer Dalam Tinjauan

Syariah, ( Solo : PT. Aqwam Media Profetika, 2010), hlm. 34.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

5

Namun terdapat perbedaan antara biaya penagihan (Ta’wid) yang

difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) dengan praktek di perbankan syariah, dalam hal kartu kredit syariah.

Dalam fatwa DSN MUI NO. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang

ta’widh dalam ketentuan umum ayat empat, disebutkan:

“ Besar ganti rugi (Ta’widh) adalah sesuai dengan nilai kerugian riil

(real loss) yang pasti dialami (fixed cost) dalam transaksi tersebut

dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potential loss)

karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss) atau al-furshah

al-dha-i’ah”.

BNI Syariah yang menerbitkan Hasanah Card, menetapkan biaya

keterlamabatan dengan cara yang berbeda. Ta’widh pada Hasanah Card

ditetapkan berdasarkan jangka waktu bukan kerugian riil yang terjadi.

Maksudnya yaitu biaya (fee) yang harus diganti haruslah kerugian yang riil

bukan kerugian yang diperkirakan terjadi dan karena kehilangan kesempatan

atau time value of money. Karena jika berdasar time value of money, maka

kategorinya mirip dengan riba sehingga tidak dibolehkan.

Dari latarbelakang inilah penulis akan membahas lebih mendalam dalam

sebuah penelitian yang menarik judul”TINJAUAN FIQIH MUAMALAH

TERHADAP PELAKSANAAN PENENTUAN BIAYA (FEE) PADA

PRODUK iB HASANAH CARD DI BNI SYARIAH CABANG BUAH BATU

BANDUNG”

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis lebih memfokuskan

terhadap beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana mekanisme perhitungan biaya IB hasanah card di BNI Syariah

Cabang Buah Batu Bandung ?

2. Bagaimana pelaksanaan penentuan biaya (fee) IB hasanah card di bni

syariah cabang buah batu bandung ?

3. Bagaimana kesesuaian antara pelaksanaan penetuan biaya (fee) penagihan

pada produk IB hasanah card di bni syariah cabang buah batu bandung

dengan penetuan biaya (fee) pada produk ib hasanah card menurut fatwa

DSN MUI dan fiqih muamalah ?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan iB Hasanah Card di BNI

Syariah Cabang Buah Batu Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penetuan biaya (fee) iB Hasanah Card di

BNI Syariah Cabang Buah Batu Bandung.

3. Untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan penetuan biaya (fee)

penagihan pada produk IB hasanah card di bni syariah cabang buah batu

bandung dengan penetuan biaya (fee) pada produk ib hasanah card

menurut fatwa DSN MUI dan fiqih muamalah.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

7

1. Secara Praktis

Penelitian ini diaharapkan bisa menjadi referensi bagi nasabah yang ingin

menggunakan kartu kredit yang berbasis syariah.

2. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pekembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam Perbankan Syariah.

D. Kerangka Pemikiran

Credit card adalah uang plastik atau suatu alat berbentuk kartu yang

diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan yang dapat dipergunakan sebagai alat

pembayaraan transaksi pembelian barang dan jasa, yang pembayaran dan

pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada

jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.6

Dalam fiqh muamalah kartu kredit secara bahasa kata bithaqah ( kartu)

secara bahasa digunakan untuk potongan kertas kecil atau dari bahan lain,

diatasnya ditulis penjelasan yag berkaitan dengan potongan kertas itu. Sementara

kata i’timan secara bahasa artinya adalah kondisi aman dan saling percaya. Dalam

kebiasaan dalam dunia usaha artinya semacam pinjaman, yakni berasal dari

kepercayaan terhadap peminjam dan sikap amanahnya serta kejujurannya. Oleh

sebab itu ia memberikan dana itu dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara

tertentu.7

6 Veithzal Rivai dkk, Bank And Financial Institution Management, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 1363. 7 Abdullah Al-Muslih dan Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta

: Darul Haq, 2004), hlm. 303-305

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

8

Dari sisi ekonomi kata Bitiqah al-i’timan di artikan sebgai berikut : Kartu

khusus yang diterbitan oleh bank kepada nasabah itu mendapatkan barang dan

jasa dari tempat-tempat tertentu dengan menunjukan kartu tersebut, Merchant

(Penjual) memberikan barang dan jasa dan memberikan faktur (sales darf) yang

ditandatangani oleh nasabah tersebut kepada bank Issuer , lalu bank melunasi nilai

barang/jasa tersebut atau dengan mendebet rekeningnya yang masih berlaku

kepada salah satu pihak yang terkait.8

Ketentuan kartu kredit syariah (Syariah Card) merujuk pada ayat Al-

Qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 280 yaitu :

عسرة فنظرة إلى ميسرة، وأن تصدقوا خير لكم وإن كان ذو ...

Artinya : “..Dan jika ( Orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan, dan menyedekahkan (sebagian atau semua

hutang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”9

Selain merujuk pada al- Quran ketentuan Syariah Card juga merujuk

pada Hadist Nabi yang diriwayatkan Bukhari Dari Abu Hurairah, Nabi

Muhammad SAW bersabda :

“Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik

dalam membayar hutangnya”

Daud Bakar, seorang profesor di IIUM Malaysia, berpendapat bahwa

kartu kredit tidak dikenal dalam Islam, karenanya istilah yang paling tepat

digunakan adalah kartu debit. Pendapat Daud Bakar tersebut meragukan

8 Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, ( Jakarta : Hamzah, 2010), hlm. 600. 9 Soenarjo, dkk,Al Qur’an Al karim dan Terjemahnya, Departemen Agama RI,

Semarang: Karya Toha Putra, 1990, hlm.70.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

9

kesyariahan kartu kredit karena dilandasi pada analogi bahwa kartu kredit sama

dengan menganjurkan orang untuk berutang. Padahal di dalam Islam, berutang

merupakan salah satu hal yang tidak dianjurkan.

Abdul Sattar Abu Ghaidah berpandangan bahwa sistem kartu

mengandung Taukil dan kafalah serta Qardh al-hasan dalam bank Islam. Ghaidah

mengungkapkan “ Hukum asal dalam penggunaan kartu adalah Taukil dan

Kafalah serta kadangkala Qardh al-hasan di bank yang tidak mensyaratkan

pengurangan langsung dan rekening nasabah (debit card). hanya saja pihak Issuer

card membayarkan langsung dan kemudian ia meminta Card holder untuk

melunasinya.10

Secara bahasa al-Kafalat berarti al-dhamm (genggaman atau pegangan),

dan al-dhaman (tanggungan atau penjaminan). 11

Kafalah pada dasarnya adalah akad suka rela yang bernilai ibadah bagi

penjamin karena termasuk kerjasama dalam kebajikan dan penjamin berhak

meminta gantinya kembali kepada terutang, sepantasnyalah ia tidak meminta upah

atas jasanya tersebut. Tetapi kalau terhutang sendiri yang memberinya sebagai

hadiah untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya maka tidak menjadi masalah.

Namun demikian, jika penjamin sendiri yang mensyaratkan imbalan jasa

(semacam uang iuran administrasi kartu kredit dan sebagainya) tersebut dan tidak

10 Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Card Syari’ah Kartu Kredit dan

Debit Dalam Perspektif Fiqih, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 184. 11 Atang Abdul Hakim, Fiqih Perbankan Syariah, Bandung: Refika Aditama, 2011,

hlm. 276.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

10

mau menjamin dengan sukarela, maka dibolehkan bagi pengguna jasa jaminan

memenuhi tuntutan.12

Secara prinsip kartu kredit tersebut dibolehkan syariah selama dalam

prakteknya tidak bertransaksi dengan sistem riba yaitu memberlakukan ketentuan

bunga bila pelunasan hutang kepada penjamin lewat jatuh tempo pembayaran atau

menunggak. Di samping itu ketentuan uang jasa kafalah tadi tidak boleh terlalu

mahal sehingga memberatkan pihak terutang atau terlalu besar melebihi batas

rasional, agar terjaga tujuan asal dari kafalah, yaitu jasa pertolongan berupa

jaminan utang kepada merchant, penjual barang atau jasa yang menerima

pembayaran dengan kartu kredit tertentu.

Menurut Monzer Kahf perjanjian kartu kredit mempunyai sebuah

klausul bunga (riba) bersyarat. Kartu kredit bisa dipakai untuk membeli atau

menarik uang tunai. Terserah pada konsumen untuk melakukan aktivasi atau

tidak. Kalau anda membayar dalam masa tenggang tanpa penarikan tunai, tidak

akan ada bunga. Penarikan dana tunai mengaktivasi klausul bunga sejak penarikan

(anda luput memperhatikan ini, anda bisa melihatnya pada bagian pernyataan ini,

ini adalah tambahan bagi biaya 1,5%) dan meninggalkan saldo dalam rekening

Anda mengaktivasi bunga sejak tanggal pernyataan (bukan sejak akhir masa

tenggang).13

E. Langkah-Langkah Penelitian

1. Metode Penelitian

12 Ibid, hlm.276. 13 Monzer Kahf, Op.cit,hlm. 35.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

11

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif karena

netode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang, yaitu mengenai penentuan biaya (fee) pada produk iB Hasanah

Card di BNI Syariah Cabang Buah Batu Bandung.

2. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil dari

wawancara dan data dari pihak bank yaitu sebagai berikut:

a. Mekanisme pelaksanaan Hansanah Card di BNI Syariah Cabang Buah

Batu Bandung.

b. Penentuan biaya (fee) Hasanah Card di BNI Syariah Cabang Buah Batu

Bandung.

c. Simulasi Penggunaan Hasanah Card BNI Syariah Cabang Buah Batu

Bandung.

3. Sumber Data

Dalam usaha mengumpulkan data dan keterangan lain guna tersusunnya

skripsi ini, penulis memperoleh data yang ditinjau dari sumbernya adalah sebagai

berikut:

a. Sumber Data Primer

Dalam melakukan penelitin ini yang menjadi sumber data adalah :

1. Pimpinan PT. Bank BNI Syariah Cabang Buah Batu Bandung

2. Bagian Pemasaran IB Hasanah Card

3. Nasabah IB Hasanah Card

b. Sumber Data Sekunder

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

12

Diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu melalui buku, jurnal, serta

Undang-Undang Perbankan Syariah dan Peraturan Pelaksananya dan

Fatwa Dewan Syariah Nasional.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah pengamatan secara langsung

terhadap produk iB Hasanah Card di BNI Syariah Cabang Buah Batu

Bandung. Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data yang

sebenar-benarnya dengan melakukan pengamatan secara langsung

mengenai pelaksanaan Penentuan biaya (fee) iB Hasanah Card.

b. Wawancara

Dalam hal ini penulis mempersiapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan rumusan masalah agar memperoleh data yang pasti dan akurat.

Adapun yang diwawancarai ialah unsur karyawan yaitu bagian marketing

BNI Syariah Cabang Buah Batu Bandung yang berwenang dalam

pelaksanaan Penentuan biaya (fee) iB Hasanah Card.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan sebagai sarana untuk pengumpulan data

dengan cara mencari data dari buku-buku, artikel-artikel, kitab, dan

sumber-sumber tertulis lainnya. Hasil dari studi kepustakaan ini dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

13

dijadikan landasan atau sumber data pelengkap mengenai konsep, teori,

dengan masalah yang diteliti.

5. Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan metode

kualitatif dengan menggunakan teknik analisis campuran deduktif dan induktif.

Dalam pelaksanaannya analisis data dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut:

a. Menginventarisasi data yang terkumpul dari berbagai sumber, baik

sumber data primer maupun sumber data sekunder;

b. Mengklasifikasikan data ke dalam satuan-satuan sesuai dengan variabel

dan sub variabel masalah penelitian;

c. Menghubungkan data antara teori dengan praktik sebagaimana disusun

dalam kerangka pemikiran;

d. Menganalisis seluruh data secara deduktif dan induktif, sehingga

diperoleh kesimpulan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/2736/7/4_bab1.pdf · Dari sini dapat dilihat bahwa syariah card adalah salah satu bentuk dari hutang piutang yang modern,

14