bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/39853/2/04. bab i.pdf · pembina...

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Per/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi Pemerintah pada bagian kedua tentang Asas Umum dan Ruang Lingkup Humas Pemerintah Pasal 2 bahwa : 1) Keterbukaan , yaitu asas yang menurut praktisi humas membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif. 2) Obyektif, yaitu asas yang menurut praktisi humas tidak memihak dalam menjalankan tugaas. 3) Jujur, yaitu asas menuntut setiap prakttisi humas dalam bersikap, berprilaku, bertindak, dan berucap memiliki ketulusan hati , keiklasan dan mengutamakan hati nurani dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab serta tidak berbohong , tidak curang dan tidak manipulatif. 4) Tepat janji, yaitu asas yang menunutut humas untuk menepati janji , konsisten dalam melaksanakan tugas. 5) Etis, yaitu asas yang menuntut praktisi humas melaksanakan nilai-nilai dan etika dalam menjalankan tugas kehumasan. 6) Profesional, yaitu asas yang menuntut praktisi humas mengutamakan keahlian, keterampilan, pengalaman, dan konsisten terhadap penugasan. 7) Akuntabel, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan praktisi humas harus dapat dipertanggungjawabkan.

Upload: vuongcong

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor : Per/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi Pemerintah pada bagian kedua

tentang Asas Umum dan Ruang Lingkup Humas Pemerintah Pasal 2 bahwa :

1) Keterbukaan , yaitu asas yang menurut praktisi humas membuka diri

terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan

tidak diskriminatif. 2) Obyektif, yaitu asas yang menurut praktisi humas tidak

memihak dalam menjalankan tugaas. 3) Jujur, yaitu asas menuntut setiap

prakttisi humas dalam bersikap, berprilaku, bertindak, dan berucap memiliki

ketulusan hati , keiklasan dan mengutamakan hati nurani dalam melaksanakan

tugas dan tanggungjawab serta tidak berbohong , tidak curang dan tidak

manipulatif. 4) Tepat janji, yaitu asas yang menunutut humas untuk menepati

janji , konsisten dalam melaksanakan tugas. 5) Etis, yaitu asas yang menuntut

praktisi humas melaksanakan nilai-nilai dan etika dalam menjalankan tugas

kehumasan. 6) Profesional, yaitu asas yang menuntut praktisi humas

mengutamakan keahlian, keterampilan, pengalaman, dan konsisten terhadap

penugasan. 7) Akuntabel, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

dan hasil akhir kegiatan praktisi humas harus dapat dipertanggungjawabkan.

2

Dalam organisasi/perusahaan yang menyadari pentingnya komunikasi

yang terkoordinir baik dan dengan berbagai pihak. Kehadiran humas sebagai

Pembina komunikasi dan hubungan yang harmonis baik internal maupun

eksternal perusahaan atau organisasi. Peran humas sangat dibutuhkan, karena

melalui humas perusahaan/organisasi/instansi dapat memberikan informasi

kepada masyarakat yang akan menimbulkan sikap simpati.

Keberhasilan tugas-tugas yang dilakukan humas khususnya humas

Pemerintah Kabupaten Sragen dapat menentukan sukses atau tidaknya visi dan

misi dari Pemkab. Citra positif merupakan syarat mutlak bagi sebuah

pemerintahan yang ingin sukses, tumbuh dan berkembang. Citra yang baik

merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik masyarakat melainkan

juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

pemerintah. Citra menggambarkan nilai, kepercayaan dan produktivitas

sehingga menghasilkan reputasi positif di mata publik. Citra yang positif dapat

mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.

Membangun citra positif membutuhkan proses yang panjang, karena

citra merupakan semua persepsi yang dibentuk oleh masyrakat, dengan cara

memproses informasi dari berbagai sumber sepanjang waktu. Citra dapat

dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman, kepercayaan,

perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap pelayanan. Citra

dibentuk oleh masyarakat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan dalam

usaha membangun citra yang positif. Humas (Hubungan Masyarakat) atau

yang biasa disebut dengan PR (Public Relations) berperan besar akan hal ini.

3

Praktisi humas dalam menjalankan aktivitas tugas dan fungsinya,

hendaknya berposisi mampu memelihara nama baik institusi sebagai “value

indicator”, mampu melakukan pelayanan dan service yang memadai sebagai

“value ensble”. Dengan demikian, setiap informasi yang disampaikan humas

disamping mampu menjadi wahana “ to enrich the value”, yang lebih penting

lagi adalah sebagai instansi yang mampu “to create the value”. Humas

disamping sebagai “image building institution”, juga sekaligus sebagai “public

information service institutions”.

Dengan demikian, Public Relations menyelenggarakan komunikasi

timbal balik antara organisasi/lembaga dengan publiknya untuk menciptakan

saling pengertian (public understanding) dan dukungan (public support) bagi

tercapainya tujuan, kebijakan, langkah, serta tindakan lembaga/organisasi

tersebut. Semua ini ditujukan untuk mengembangkan pengertian dan kemauan

baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini public yang positif,

untuk meciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan

public.

Sebagai ujung tombak pemerintahan, humas memiliki peran yang

sangat penting sekali dalam membangun dan memelihara citra yang positif.

Dimana dalam membentuk suatu citra yang positif, humas memerlukan

strategi agar tugas-tugas yang dijalankan dapat menghasilkan reputasi yang

baik bagi intansi pemerintahan tersebut.

Dalam menjalankan berbagai tugas yang diemban, humas memilih

media sebagai sarana berkomunikasi dengan publiknya. Media massa yang

4

digunakan antara lain: website, media audio visual (radio LPP Buana Asri,

live di TATV), media luar ruangan (spanduk, baliho, billboard), media cetak

(koran,majalah,surat kabar). Humas menganggap media massa adalah bagaian

yang tidak dapat dipisahkan untuk sarana berkomunikasi dengan masyarakat

yang berada di tempat yang terpisah-pisah dan besifat massal.

Media relations sebagai upaya yang dikembangkan humas untuk

menjalin hubungan baik dengan media massa, diharapkan mampu menjadi

rekan kerja yang mengerti akan kepentingan instansi/orgasinasi tempat humas

bernaung. Begitu banyak sumber berita bagi media massa menjadikan peluang

yang sangat kecil bagi perusahaan/instansi/lembaga untuk dapat menjadi

sumber berita utama bagi media massa. Pada umumnya hamper semua media

massa masih menggunkan prinsip “Bad in News” atau segala sesuatu yang

negatif dan mengandung kontroversi memiliki nilai berita yang tinggi.

Public relations perlu melakukan komunikasi serta hubungan baik

dengan media massa dalam rangka pencapaian pengertian dan dukungan

dalam membentuk publikasi yang maksimal, positif, berimbang. Dengan

demikian media massa dapat mendukung upaya-upaya publikasi

perusahaan/lembaga/instansi pemerintah serta bisa menjadi mitra terbaik bagi

humas dan begitu pula sebaliknya, sebaagai penyampai informasi yang

menarik bagi media massa.

Humas harus sudah mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

yang dibutuhkan oleh public untuk dapat diakses, kecuali terhadap in formasi

yang memang berdasarkan undang-undang dikecualikan. Keinginan sebuah

5

organisasi/lembaga/instansi pemerintah/perusahaan untuk memperoleh citra

yang baik , berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra itu sendiri.

Ketepatan pengertian citra, sehingga organisasi dapat menetapkan upaya

dalam mewujudkan pada objek dan mendorong prioritas pelaksanaan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Media Relations Pemerintah Kabupaten Sragen dalam

Mendapatkan Citra Positif “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun perumusan masalah sebagai

berikut :

“Bagaimana strategi Humas Pemerintah Kabupaten Sragen bekerjasama

dengan Media dalam mendapatkan citra positif ?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah “Memahami strategi Humas Pemerintah Kabupaten Sragen bekerjasama

dengan Media dalam mendapatkan citra positif”.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

manfaat yang bersifat praktis maupun manfaat yang bersifat teoritis.

1. Manfaat praktis

6

Bagi pemerintah Kabupaten Sragen diharapkan hasil penelitian ini

dapat menjadi saran guna menyusun upaya-upaya perbaikan, sehingga

dapat meningkatkan citra Pemerintah Kabupaten Sragen.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

empiris yang mungkin dapat digunakan atau membantu peneliti-peneliti

lain di waktu yang akan datang, khususnya dalam kaitannya dengan

kinerja Humas pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan citra.

E. Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi

Komunikasi sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia,

manusia merupakan makhluk sosial dan dibutuhkan komunikasi untuk

berinteraksi dengan orang lain. Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris

communication yang berasal dari kata Latin communication, dan bersumber

dari kata communis yang berarti sama, sama disini dalam artian “sama

makna.”

Komunikasi berkaitan erat dengan unsur-unsur pengiriman pesan,

media saluran, pesan-pesan, penerimaan dan terjadi hubungan antara pengirim

dan penerimaan yang menimbulkan efek tertentu, atau kaitannya dengan

kegiatan komunikasi dan suatu hal dalam rangkaian penyampaian pesan-

pesan. Kadang-kadang, komunikasi dapat terjadi pada seseorang atau

semuanya, mulai dari yang melakukan aksi kepada lainnya, atau terjadi

7

interaksi dan reaksi dari suatu pihak kepihak lainnya. Dalam pemahaman ini

komunikasi merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain yang

menyampaikan suatu pesan melalui sebuah media yang akan menghasilkan

suatu efek tertentu. (McQuil & Windahl dalam Ruslan,2003 : 90)

Menurut Lasswell dalam Effendy (2000 : 10) komunikasi ialah Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Laswell

menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai berikut:

Komunikator (communicator, source, sender), Pesan (message), Media

(channel, media), Komunikan (communicant, communicate, receiver,

recipient) dan Efek (effect, impact, influence). Dengan artian bahwa

komunikasi merupakan proses dari penyampaian suatu pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang akan menimbulkan suatu

efek tertentu.

Berdasarkan dari definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator

kepada komunikan melalui media. Selain itu, dalam unsur-unsur proses

komunikasi melibatkan beberapa bagian, yaitu:

Unsur-unsur dalam proses komunikasi

Message Receiver Decoding Encoding

g

Media

Sender

Noise

Response Feedback

8

Penegasan unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai

berikut:

- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

- Encoding: Penyandian, yakni pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

- Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

- Media: Saluran komunikasi yang merupakan berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan.

- Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan

makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

- Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

- Response: Tanggapan, suatu reaksi pada komunikan setelah ia mendapat

pesan. Feedback: Umpan Balik, yakni suatu tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau .disampaikan kepada komunikator.

- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda

dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi

yang efektif (Effendy, 2000 : 18-19).

Menurut Onong Uchjana Effendy (2000:53) ditinjau dari sifatnya,

komunikasi diklasifikasikan menjadi komunikasi verbal mencangkup

9

komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi nirverbal mencangkup komunikasi

kial dan gambar, komunikasi tatap mukan dan komunikasi bermedia.

Komunikasi memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk mengubah

sikap (to change the attitude), mengubah pendapat (to change the opinion),

mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to

change the society). Dan diantara banyak kegiatan komunikasi, komunikasi

sendiri berfungsi untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan

mempengaruhi (Effendy, 2000 : 55).

2. Humas

Humas Menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi yang

terencana baik bersifat internal (ke dalam) maupun eksternal (ke luar), antara

organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins,1992:9).

Menurut Anggoro (2005:15), bahwa humas adalah suatu seni sekaligus

disiplin ilmu sosial yang menganalisa berbagai kecenderungan, memprediksi

setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan

dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan

program-program tindakan yang terencanakan untuk melayani dari kebutuhan

organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.

Adapun ruang lingkup tugas Public Relations (Soemirat dan Ardianto,

2003: 89) adalah sebagai berikut:

1) Ke dalam

10

a) Membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka

tumbuh ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi terhadap

lembaga/perusahaan dimana mereka bekerja;

b) Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan

dinamis;

c) Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga/perusahaan.

2) Ke luar

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang

positif terhadap segala kebijakan dan langkah tindakan

organisasi/perusahaan.

Menurut Emery (2002:29), fungsi humas adalah upaya yang

terencana dan terorganisasi dari sebuah organisasi atau lembaga untuk

menciptakan hubungan-hubungan yang bermanfaat dengan berbagai

publiknya.

Terdapat empat fungsi Public Relations menurut Cutlip dan Center

dalam Kriyantono (2006:22) mengemukakan bahwa fungsi Public

Relations meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi

2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan

menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan

menyalurkan opini publik pada perusahaan.

3) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan

organisasi untuk kepentingan umum

11

4) Membina hubungan secara harmonis antar organisasi dan publik,

baik internal maupun eksternal.

Dapat dikatakan bahwa fungsi Public Relations adalah

memelihara, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang

diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau

meminimalkan munculnya masalah. Public Relations bersama-sama

mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan

menyampaikan kebijakan manajemen pada public dan juga meynampaikan

opini public pada manajemen juga kepada semua pihak yang terkait dalam

menciptakan adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan,

kebenaran dan pengetahuan yang jelas, dan lengkap dan perlu

diinformasikan secara jujur,jelas,dan objektif.

Pearce dan Robinson dalam Rhenald Kasali (2000:43),

mengembangkan langkah-langkah strategi Public Relations, sebagai

berikut :

a. Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang umum

mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran Perusahaan

b. Mengembangkan profile Perusahaan (Company Profile) yang

mencerminkan kondisi internal Perusahaan dan kemampuan Perusahaan

yang dimilikinya

c. Penilaian terhadap lingkungan eksternal Perusahaan, baik dari segi

semangat kompetitif maupun secara umum

d. Analisa terhadap peluang yang tersedia pada lingkungan

12

e. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat dilengkapi

untuk memenuhi tuntutan misi Perusahaan

f. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi

yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tertentu

g. Objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan

objektif jangka panjang dan garis besar objektif

h. Implementasi atas hal-hal di atas dengan menggunakan sumber yang

tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan

sumber daya manusia, struktur teknologi dan sistem balas jasa yang

memungkinkan

i. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap jangka

pendek sebagai masukan begi pengambilan keputusan di masa yang

akan datang. (Kasali, 2000:43)

Menciptakan hubungan baik dengan pers adalah esensi dasar

kegiatan media relations. Karena dengan terciptanya hubungan baik

tersebut, diharapkan akan mempermudah pekerjaan PR untuk

“membimbing” dalam pembuatan berita-berita positif. Berikut akan

dijelaskan pandangan dari wartawan dan hubungan yang terjalin.

a) Embedded Media Strategy

Mengikutsertakan media dalam forum informal diskusi, coffee

morning, forum hobby, mengirimkan email/contact person secara

rutin, mengenal wartawan secara personal, dsb.

b) Media Gathering Strategy

13

Merancang acara khusus (cenderung informal), sebagai

saranan pertemuan atau silaturahmi untuk mempererat hubungan

dengan media/wartawan. Contoh: kunjungan ke redaksi media

c) Embargo Media Strategy

Membantu kerja media/wartawan dalam proses produksi

berita dengan memberikan informasi/data seawal mungkin dengan

limit waktu penyajian berita yang sudah disepakati. Contoh:

pengiriman press release/kit & undangan peliputan

d) Media Briefing Strategy

Melakukan briefing/pengarahan kepada pihak

media/wartawan untuk memberikan latar belakang informasi serta

aturan dalam peliputan. Tujuannya, meminimalisir perbedaan

persepsi/interpretasi. Contoh: press conference/tour dilengkapi press

release/kit

Public relations pemerintah bertugas memberikan informasi dan

penjelasan kepada khalayak/publik mengenai kebijakan langkah-langkah

atau tindakan yang diambil pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya

hubungan

yang harmonis antara lembaga/instansi dengan publiknya dan memberikan

pengertian kepada publik (masyarakat) tentang apa yang dikerjakan oleh

instansi pemerintah di manaPublic relations itu berada dan berfungsi.

Tugas seorang praktisi public relations dalam pemerintahan adalah

menegakkan citra organisasi yang diwakilinya agar tidak menimbulkan

14

kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat merugikan.

Untuk membentuk citra organisasi yang positif, praktisi public relations

membutuhkan strategi.

3. Media Relations

Yasol Iriantara (2005:28), mengartikan media relations merupakan

bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan

hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara

organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi dari media

relations adalah simpul atau ruang dimana perusahaan atau organisasi

membina sekaligus menjalin hubungan dengan publik.

Dalam kegiatan media relations,public relations dituntut untuk

melakukan kerja sama dengan media, baik secara fungsional maupun

individual dalam berbagai cara.

Media relation dalam upaya membina hubungan media, public relations

melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media, seperti pengiriman

siaran pers, menyelenggarakan konferensi pers, menyelenggarakan media

gathering, menyelenggarakan perjalanan pers, menyelenggarakan special events,

menyelenggarakan wawancara khusus dan menjadi narasumber media.

Upaya membina hubungan dengan media melalui perantara wartawan yang

bertugas , seorang PR harus mengenali karakter para wartawan agar tidak terjadi

kesalahan dalam persepsi. Karena terkadang para PR pemula menganggap

wartawan bisa diundang kapan saja ,selalu memberitakan hal negatif ,komersil,

membutuhkan berita , kebal hukum dan menakutkan karena bisa menulis apa saja .

15

Mitos-mitos seperti ini tidaklah benar karena seorang wartwan yang profesional

harus memiliki sifat atau profesi wartawan, antara lain:

1. Memiliki idealisme dan integrasi yang tinggi terhadap kepentingan

bangsa, kebenaran, dan keadilan.Memiliki tanggungjawab kepada Tuhan ,

kepentingan rakyat, moral, dan tata susila, serta kepribadian bangsa .

2. Mengabdi kepada kepentingan publik

3. Memiliki kebebasan dan memperoleh fakta-fakta dari sumber berita

asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada.

4. Memiliki hak ingkar dan melindungi sumber berita asalkan asalkan tidak

melanggar norma-norma yang ada.

5. Memiliki hak ingkar dalam melindungi sumber berita yang diminta

dirahasiakan namanya demi keselamatan sumber berita tersebut.

Hal tersebut diatas dapat dijadikan patokan oleh pekerja media seperti

wartawan, untuk menjalankan tugasnya sebagai pemburu berita dan jurnalis

yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas yang seharusnya.

Seorang Public Relations akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan baik kalau di dukung oleh strategi komunikasi yang tepat dan efektif.

Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto (2003: 23) memberikan rincian

yang sangat jelas tentang strategi komunikasi Public Relations dengan Media

tersebut adalah:

1. By Serving the media, adalah strategi dengan memberikan pelayanan

kepada media.

16

2. By establishing a reputations for reliability, adalah strategi yang dilakukan

oleh PR sebagai upaya untuk menegakkan reputasi perusahaan supaya

perusahaan tersebut tetap dapat dipercaya.

3. By suuplying good copy,adalah Strategi dengan memasok naskah

informasi yang baik.

4. By cooperations in providing material, adalah strategi yang dilakukan

dengan kerja sama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.

5. By providing verification facilities, seorang Public Relations juga harus

memikirkan tentang fasilitas yang harus disediakan bagi pekerja-pekerja

media. Tujuannya adalah pekerja media merasa nyaman dalam bekerja,

yaitu ketika mereka melakukan peliputan terhadap perusahaan tempat

Public Relations itu berada. Strategi untuk menyediakan fasilitas yang

memadai ini sering disebut dengan by providing verifications facilities.

Cara yang dilakukan untuk menerapkan starategi ini adalah dengan

memberikan fasilitas kepada pekerja media dan wartawan apabila mereka

membutuhkan ruangan untuk melakukan liputan di organisasi atau

perusahaan tersebut. Fasilitas itu termasuk fasilitas internet yang

dibutuhkan wartawan pada saat mereka meliput berita di perusahaan

tersebut.

6. By building personal relationship with the media, merupakan strategi yang

dilakukan dengan membangun hubungan secara personal antara Public

Relations dengan media massa.

17

a. Jenis-jenis Media Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang

melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh

massyarakat secara massal pula ( Burhan Bungin, 2006: 72). Seperti yang

dikatakan oleh Laswell, media digunakan oleh komunikator untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak , terlebih apabila pesan yang

disampaikan oleh komunikator itu akan disampaikan kepada khalayak

yang berjauhan atau dalam jumlah yang banyak.

Media merupakan saluran penyampaian pesan kepada khalayak

sasaran. Memilih media yang tepat dalam pencitraan membuat khalayak

menjadi tahu, dan paham. Diharapkan media massa dapat merubah sikap

dan perilaku khalayak. Pilihan media harus memperhatikan harga, jenis

pesan, pasar sasaran, keunggulan dan kekurangan media tersebut.

Setiap media sebagai sebuah perpanjangan pikiran manusia: “

Roda ... adalah perpanjangan dari kaki, Buku adalah perpanjangan

mata...Pakaian, sebuah perpanjangan kulit... Sirkuit sebuah perpanjangan

sistem syaraf sentral. Menurut McLuhan dalam Stephen W.littlejohn

(2009:17). Dimana media memeilik peran yang sangat signifikan dalam

mempengaruhi opini public , dan sekaligus memiliki tempat yang dekat

dengan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan media sebagai perantara

antara pemeilik kepentingan yang dapat menjadikan media sebagai alat

bantu dalam penyampaian informasi dan penyebaran informasi .

18

Tabel I.1

Karakteristik Media

Media Alasan positif penggunaan Alasan negatif penggunaan

Surat kabar Murah , jangka waktu pendek Pasif, produksi foto kurang

bagus, tidak dinamis, kurang

menarik perhatian, aktivitas

membaca menurun sesuai

dengan hambatan waktu

Majalah Kualitas produksi menimbulkan

pengaruh yang besar, pembaca

menghendaki adanya iklan,

dapat digunakan dalam waktu

yang lama, dapat

mengasosiasikan brand dengan

ikon-ikon budaya dalam

khalayak massa

Hanya dapat dikonsumsi

secara visual, waktu yang

lama, tidak menumbuhkan

hubungan

Tv Penglihatan, suara dan

pergerakan terlihat nyata,

pengulangan, mencakup daerah

tertentu, menghibur memberi

kredibilitas tertentu atas peroduk

Selektivitas kurang, hal-hal

detail sering terabaikan,

mahal, waktu yang, ketatnya

pengaturan isi pesan,khalayak

terfragmentasi, tidak fleksibel

Radio Digunakan secara luas , aktif,

target lokal, target berdasar

pembagian waktu tertentu,

murah, adanya intimacy,

menimbulkan kedekatan dan

terjadi segera, berdasarkan topik

tertentu

Tidak ada isi visual,

sementara, tidak lama, sering

digunakan sebagai latar

belakang, perhatiannya

rendah, khalayak sedikit,

kurang istimewa

Banner

website di

internet

Murah, aktif, pesan dapat berupa

animasi, suara dan warna untuk

menarik perhatian , penyediaan

informasi yang serba cepat ,

dapat digunakan sebagai fasilitas

sebagai penjualan

Bukan ruang lingkup nasioanl,

akses terbatas, tidak relevan

untuk barang yang merusak

dan yang membutuhkan

sensasi tertentu seperti parfum

dan makanan

Billboard Murah, local, mudah diubah,

praktis

Kurang kapasitas untuk

menaruh perhatian,

segmentasi, terbatas, gampang

dirusak, menimbulkan

kebingungan, gambar relative

sedikitr

Sumber: Venus,2004

19

Hubungan baik yang terbangun antara Public Relations dengan

Media massa ( Institusi Media dan Wartawan) bukanlah tujuan utama dari

kegiatan Media Relations yang dilakukan oleh Public Relations. Tujuan

utama dari media relations adalah terciptanya hubungan yang baik antara

perusahaan dengan stakeholder-nya sehingga tercipta kepercayaan dalam

diri \masyarakat( stakeholder) termasuk perusahaan atau organisasi

tersebut.

Untuk mencapai tujuan utama ini, seorang praktisi Public Relations

membutuhkan media massa untuk menjangkau stakeholder-nya yang

bersifat masif dan berada di tempat yang terpisah-pisah. Berdasar alur

berfikir ini maka hubungan yang baik antara Public Relations dengan

wartwan supaya pesan yang di buat oleh praktisi Public Relations

dipublikasikan oleh media massa dan sampai kepada masyarakat.

Frank Jefkins menyebutkan ada tiga jenis acara-acara pers . Ketiga

jenis acara pers tersebut adalah konferensi pers ( press conference), resepsi

pers (pers reception), kunjungan pers (facility pers) (Jefkins,1992:120).

Konferensi Pers ( Press conferences).

Untuk menunjang keberhasilan strategi media relation, ada

beberapa kegiatan media relations yang dilakukan oleh seorang praktisi

Public Relations. Secara garis besar , kegiatan media relations itu dibagi

menjadi dua , yaitu acara-acara media relations( event ) dan tulisan media

relations . Sarah Silver dalam bukunya A Media Relations Handbook For

Non Govermen Organizations menyebutkan ada beberapa kegiatan media

20

relations( dalam bentuk acara-acara media relations [event] dan tulisan

media relations) kegiatan tersebut adalah:

1. Konferensi pers

Merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja

berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan

topik-topik yang sedang hangat dibicarakan ( Jefkins, 1992:119).

Perusahaan biasanya mengadakan konferensi pers ketika perusahaan

sedang mengalami permasalahan atau sedang berkonflik dengan pihak

lain. Konferensi pers diadakan dengan tujuan untuk melakukan

klarifikasi atau untuk memperbaiki citra perusahaan yang sempat

rusak. Tidak jarang konferensi pers diadakan secara mendadak ,dengan

tempat seadanya.

2. Resepsi Pers ( Press reception)

Resepsi pers adalah merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis

dalam kondisi santai dan menyenangkan. Acara ini biasanya dilakukan

secara santai disertai dengan jamuan makan malam , makan

siang.Tujuannya agar tercipta hubungan kedekatan antara pemburu

berita dengan pihak organisasi atau perusahaan.

3. Kunjungan pers ( Facility Pers)

Untuk memperjelas berita yang dibuat, sering kali perusahaan

mengundang wartawan atau pekerja media untuk mengunjungi

persusahaan atau organisasi mereka. Acara ini biasanya juga disertai

21

dengan fasilitas transportasi, jamuan, dan terkadang akomodasi

menginap.

4. Press Calls

Press Call adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi Public

Relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan

suatu informasi atau berita kepada pekerja media dengan

menggunakan telepon.

5. Media Briefing

Media briefing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang

Public Relatioans untuk memberikan penjelasan singkat kepada para

jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan.

6. Media Event

Kegiatan yang dilakukan dengan mengundang media massa ketika

perusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk.

7. Radio Talk Show and Televisions Talk Show

Merupakan diskusi interaktif yang dilakukan oleh pihak radio atau

televisi dengan narasumber dari perusahaan atau organisasi tertentu.

Selain kegiatan-kegiatan media relations , berikut ini ada

beberapa kegiatan media relations dalam bentuk tulisan :

1. Press Releases

Press release adalah bentuk informasi yang diterima antara institusi

dan reporter. Release ini menjadi salah satu kesempatan untuk

22

menyalurkan fakta dan pandangan dari sebuah organisasi terhadap

suatu permasalahan.

2. Banners

Banner merupakan media komunikasi tertulis yang dapat dilakukan

oleh Public Relations untuk mempublikasikan perusahaan atau

organisasi tempat Public Relations itu berada.

3. Websites

Salah satu media komunikasi tulis yang paling efektif yang dapat

digunakan oleh praktisi Public Relations dalam menyampaikan

informasi tentang perusahaan tempat PR itu berada adalah Websites.

Websites yang menarik akan membuat pengunjung Web menyukai

Web tersebut dan semakin dalam mengakses informasi yang

disajikan oleh perusahaan tersebut.

4. Public Service Announcemen

Bentuk tulisan lain dalam kegiatan media relations adalah

pemberitahuan- pemberitahuan layanan public. Pemberitahuan

layanan public ini merupakan bentuk tanggung jawab social suatu

perusahaan kepada khalayak.

5. Placing Opening Pieces in the Local Newspaper

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menempatkan opini-

opini yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang menjadi

bagian dari kegiatan media relations pada surat kabar local yang ada

di daerah tersebut.

23

6. Electrik Communications

Kegiatan dilakukan dengan menggunakan e-mail maupun melakukan

publisitas dengan menggunakan internet. Dengan cara seperti ini ,

khalayak yang dijangkau oleh public relations akan semakin banyak

dan semakin luas .

4. Citra

Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik

pada publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra

stimulus adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan

pengertian citra agar organisasi dapat menetapkan upaya dalam

mewujudkannya pada obyek dan mendorong prioritas pelaksanaan.

Menurut John. S Nimpoeno citra digambarkan dalam empat

komponen yaitu persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Proses pembentukan

citra dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengalaman

kognisi

Stimulus Persepsi Sikap Respon Perilaku

Motivasi

Gambar 1.1

Model Pembetukan Citra menurut John.S Nimpoeno

1) Stimulus: Rangsangan

24

2) Persepsi: Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan

dengan proses pemaknaan.

3) Kognisi: Suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus

4) Motivasi: keadaan dimana didalam diri seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu demi

tercapainya tujuan.

5) Sikap: Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Soemirat dan

Ardianto, 2003: 115-116).

a. Citra sebagai Sasaran Humas

Ada beberapa jenis citra yang dikemukakan oleh Frank Jefkin,

berikut 5 jenis citra tersebut:

1) Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam

atau anggota-anggota organisasi -- biasanya adalah pemimpinnya --

mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.

2) Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan

yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.

3) Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang

diinginkan oleh pihak manajemen.

4) Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi

secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan

pelayanannya.

25

5) Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai

(individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau

organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama

dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan (2003 :

20).

b. Citra Positif dan Negatif

Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya

berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang

sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seyogianya “ dipoles agar lebih indah

dari warna aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra

yang sebenarnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya

musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan secara

jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik informasi yang salah atau suatu

yang keliru..

Pemolesan citra pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat humas itu

sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran, yakni mereka yang sering

membeli dan menyalahgunakan humas sehingga merusak nama baik dunia

kehumasan. Seringkali memiliki suatu pemikiran yang keliru bahwasanya

pemolesan citra itu merupakan suatu usaha yang sah-sah saja. Dengan adanya

pandangan tentang dunia humas dalam keterkaitan dengan citra, yang sering

kali mereka dengar dan yakini bahwa humas adalah pekerjaan membentuk

citra dan menghilangkan berita bruk dengan berbagai upaya yang tidak

semestinya. Padalah dalam kenyataannya pendapat masyarakat tersebut belum

26

tentu benar adanya dan hanya merupakan pemikiran yang belum memahami

akan apa arti humas sebagai pelurus citra.

F. Tinjauan Penelitian terdahulu

Rico, Idham F (2012) dengan judul penelitian ”Strategi Humas Setda

Kabupaten Kendal dalam Menjalin Hubungan Baik dengan Pers”. Kerjasama

yang terjalin antara bagian humas Kabupaten Kendal dengan berbagai media

terbukti mampu mendukung fungsi pelayanan penerangan umum bidang

humas Kabupaten Kendal kepada masyarakat luas, dalam rangka penyebaran

informasi,berita,kebijakan,dan aturan-aturan baru. Dimana penelitian ini lebih

menekankan pada pelayanan informasi kepada publik dan tidak bertujuan

untuk pembentukan citra

Lowina (2013) , dalam penelitiaannya ”Strategi Public Relations

Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam Membentuk Citra Positif”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa strategi Public Relationas yang digunakan

humas Pemkab Karo dalam membentuk citra positif adalah media relations.

Humas meyadari pentingnya peran media massa dalam membentuk citra

Pemkab Karo. Media Massa sangat diperlukan dalam mengubah pandangan

dan prilakau publik terhadapa suatu instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Karo. Media massa dapat meredam isu-isu yang hangat diberitakan ditengah-

tengah masyarakat,sehingga adanya isu tersebut dapat menjadi netral dan tidak

simpang siur. Media massa berperan aktif dalam pembentukan citra positif,

sehingga media massa menjadi sangat segnifikan.

27

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang di tulis peneliti di atas, maka diperolah hasil

kerangka pemikiran sabagai berikut :

Humas merupakan ujung tombak suatu

intansi/organisasi/lembaga yang menjalankan tugasnya dari

hulu ke hilir dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk

mengedepankan kepentingan organisasinya.

Media Relations merupakan upaya mengembangkan

hubungan baik dengan media masa

Media Massa sebagai sarana penyampaian pesan baik lisan

maupun tulisan.

Kerjasama yang dilakukan antara humas dengan media akan

membentuk suatu pemahaman.

Struktur organisasi humas, visi dan misi, serta rencana ke

depan pemkab sragen?

28

H. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Pemkab Sragen dalam upaya mengetahui

strategi humas pemerintah daerah sragen dalam bekerjasama dengan

media dalam mendapatkan citra positif.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April s/d Juli 2014.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

penelitian kualitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek pada saat sekarang, sebagaimana adanya

berdasarkan fakta-fakta. Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan menguji

hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang

suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,1990:310).

Penelitian kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

Penelitian bersifat kualitatif bertujuan menggambarkan secara tepat

sifat-sifat individu, keadaan, gajala dari kelompok tertentu untuk

menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya

hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat

(Sutopo,2002:7).

29

3. Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data primer

Data yang didapat dan dikumpulkan langsung dari sumber dilokasi

penelitian melalui metode observasi dan wawancara. Data ini diperoleh

melalui observasi dan wawancara kepeda beberapa informan yang

berkaitan dengan pelaksanaan strategi media relations dalam

meandapatkan citra positif.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti,

dengan mengambil dari artikel di internet, dan mengenai informasi-

informasi yang terkait dengan penelitian .

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian selalu digunakan teknik pengumpulan data

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data ini

dilakukan dalam penelitian adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian ( Hadari,

1995:100). Berarti peneliti memperoleh data dengan pengamatan

kemudian dilakukan pencatatan. Data yang diperoleh peneliti dari

kegiatan observasi ini berupa gambar, foto, catatan lapangan, dan lain-

lain.

b. Wawancara

30

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai memberikan jawaban (Moleong,2009:135).

Wawancara berarti merupakan pengumpulan data dengan cara tanya

jawab secara langsung terhadap responden yang berhubungan dengan

objek penelitian dalam memberikan informasi dan data yang

diperlukan.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dan menganalisis

data-data yang ada dalam bentuk dokumen, baik berupa laporan, surat

kabar, peraturan perundang-uandangan serta dokumen-dokumen lain

yang mendukung dan relevan dengan penelitian ini.(Moleong,

2009:140)

5. Validitas Data

Agar data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya maka dilakukan validitas data dengan menggunakan teknik

trianggulasi data. Trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

data memanfaatkan data dari suatu sumber kemudian dicermati dengan

sumber yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut. Dalam penelitian ini validitas data yang berbeda untuk

permasalahan yang sama seperti tampak pada gambar berikut ini:

31

Gambar 1.2

Diagram Teknik Trianggulasi

Wawancara Informan

Data Content Analysis Dokumen

Observasi Aktivitas

Sumber: (Sutopo, 2002:2008)

Peneliti dapat memperoleh data dari infoman yang berbeda-beda

dengan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari informan

satu dengan yang lain dapat dibandingkan. Seperti yang dikatakan sutopo

(2002:79) data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya

bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

6. Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis interaktif

(Interctive model of analysis). Teknik ini terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut: (Sutopo, 2002: 91)

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan para informan

yang telah ditentukan, juga dengan metode observasi, dokumentasi,

serta didukung oleh adanya data sekunder.

2. Reduksi Data

32

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan seleksi atau

pemilihan, penyederhanaan data yang benar-benar diperlukan untuk

penelitian dengan tujuan agar data yang disajikan bisa lebih fokus pada

permasalahan yang sedang diteliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan hasil dari kegiatan mereduksi data yang

telah dilakukan sehingga dengan adanya data yang disajikan dengan

terstruktur dapat membantu peneliti dalam membuat kesimpulan

terakhir.

4. Kesimpulan

Selanjutnya dengan adanya penyajian data maka dapat ditarik hasil

akhir penelitian atau suatu kesimpulan mengenai permasalahan dalam

penelitian ini. Semua digambarkan dalam skema dibawah ini:

Skema Teknik Analisis Interaktif

Gambar 1.3: Model analisis Interaktif

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data

Kesimpulan

33

Aktivitas dari keempat komponen tersebut berbentuk interkasi

dengan proses penumpulan data sebagai proses siklus. Peneliti bergerak

diantara ketiga komponen (reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan)

dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data

berlangsung, sesudah pengumpulan data kemudian bergerak diantara

proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.