bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. bab i-v.pdf1 bab i...

109
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Definisi tersebut tertera pada UU No. 20 Tahun 2013 tentang SISDIKNAS. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya, maka usaha meningkatkat pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas. Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, komponen terpenting dalam dunia pendidikan yaitu guru. Guru sebagai performer adalah sosok yang memiliki fokus pada pengajaran dan mengamalkan banyak hal kepada siswa khususnya dalam pengetahuan yang telah disusun sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada. Guru begitu

Upload: others

Post on 24-Jun-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Definisi tersebut tertera pada UU No.

20 Tahun 2013 tentang SISDIKNAS.

Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri

seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih

baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu

usaha untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya, maka usaha

meningkatkat pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di

tingkat Universitas.

Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, komponen

terpenting dalam dunia pendidikan yaitu guru. Guru sebagai performer

adalah sosok yang memiliki fokus pada pengajaran dan mengamalkan

banyak hal kepada siswa khususnya dalam pengetahuan yang telah

disusun sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada. Guru begitu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

2

diandalkan dalam sebuah proses pembelajaran untuk menunjang

pencapaian tujuan pendidikan terlebih keberhasilan para siswa.

Kebutuhan akan guru yang bermutu merupakan aspek yang

sangat penting pada proses pembelajaran. Berkualitasnya suatu

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru tersebut pada

pembelajaran. Maka Dalam mewujudkan guru yang profesional,

pemerintah semenjak tahun 2007 mengadakan program sertifikasi bagi

semua guru, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil maupun guru

yang berstatus non-pegawai negeri sipil (swasta).

Pelaksanaan sertifikasi guru merupakan komitmen pemerintah

sebagai implementasi amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2005,

yakni mewujudkan guru yang berkualitas dan profesional. Oleh karena

itu standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan mendasar

yang tidak dapat ditawar lagi.

SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) adalah

sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of

Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri

Pendidikan se Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk

mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di

Asia Tenggara. SEAMOLEC mengembangkan sebuah platform e-

learning yang dapat memfasilitasi beragam Massive Open Online

Course (MOOC) yaitu Flexible Learning Innovation Program (FLIP).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

3

FLIP ini menyediakan pelatihan daring (dalam jaringan) dan juga

tersedia bahan ajar terbuka. Salah satu pelatihan daring yang

disediakan oleh SEAMOLEC adalah Online Training “Whiteboard

Animation”. Pelatihan daring ini bertujuan untuk meningkatkan mutu

guru/pendidik.

Proses pengoperasian pelatihan Daring yang mencakup proses

administrasi dan proses pembelajaran, mulai dari perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil dan proses

pembelajaran sampai dengan pengawasan pembelajaran.

Pelatihan daring tersebut sudah terlaksankan dan sebagai yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program tersebut

SEAMOLEC bermaksud untuk melihat sejauh mana hasil dan proses

yang sudah didapatkan dari pelatihan daring tersebut. Peneliti yang ikut

dalam melihat sejauh mana hasil dan proses yang sudah terlaksanakan

memfokuskan pada aspek penilaian dan dukungan layanan sesuai

dengan komponen dan karakteristik yang dikemukakan oleh Badrul

Khan (2005).

Maka dari fenomena - fenomena yang dijelaskan, peneliti

bermaksud akan melakukan penelitian terhadap pelatihan daring yang

sudah terlaksanakan yaitu, Online Training “Whiteboard Animation”

untuk mengukur sejauh mana dukungan layanan dan penilaian peserta

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

4

yang dilakukan pada pelatihan daring tersebut sebagai suatu standar

pelatihan daring di SEAMOLEC.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebut dapati beberapa

masalah yang teridentifikasi :

1. Bagaimana proses pelatihan daring “White Board Animation”?

2. Bagaimana hasil pelatihan daring “White Board Animation”?

3. Bagaimana dukungan layanan dan penilaian peserta pelatihan

daring “White Board Animation”?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan peneliti

membatasi masalah penelitian pada nomor 3, yaitu:

Bagaimana dukungan layanan dan penilaian peserta pelatihan daring

“White Board Animation”.

D. Rumusan Masalah

Dari ketiga masalah yang teridentifikasi dan pembatasan

masalah yang telah ditentukan, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

“Dukungan layanan dan penilaian peserta pelatihan daring “White Board

Animation” seperti apa yang dihasilkan”.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

5

E. Tujuan Umum Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah dan rumusan masalah yang sudah ditentukan, maka penelitian

ini secara umum bertujuan :

“Melakukan evaluasi dukungan layanan dan penilaian peserta pelatihan

daring “White Board Animation”

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

a. Sebagai bahan masukan dan acuan dalam proses pelatihan

daring di SEAMOLEC

b. Sebagai acuan standar penilaian daring di SEAMOLEC

c. Untuk mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta, penelitian digunakan sebagai

masukan untuk melakukan penelitian evaluasi pada pelatihan,

khususnya pelatihan daring (dalam jaringan).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

1

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Menurut Scriven (1967) mendefinisikan evaluasi :

“Gathering and combining performance data with weighted set of

goal scales.”1

Dari definisi yang Scriven, dapat disimpulkan bahwasanya evaluasi

merupakan pengumpulan serta pemprosesan data dari hasil dengan

tujuan yang telah di tentukan. Selanjutkan menurut Ralp Tyler (1950),

yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2006) :

“Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk

menentukan sejauh mana dalam hal apa, dan bagian mana

tujuan pendidikan sudah tercapai.”

Berdasarkan pengertian diatas, evaluasi adalah suatu kegiatan

pengumpulan data untuk menentukan keberhasilan dan ketercapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Definisi evaluasi menurut Bloom et. al. (1971) seperti yang dikutip

oleh Daryanto (2007):

1 Stephen Isaac dan William B. Michael, Handbook In Research and Evaluation : For Educational and Behavioral Sciences Second Edition (San Diego: EdITS Publisher, 1987), h. 8

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

7

“Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence

to determine wheter in fact certain changes are taking place in

the learners as well as to determine the amount of degree of

change in individual student.”2

Maksud dari definisi diatas bahwa evaluasi adalah upaya

pengumpulan fakta-fata secara sistematis dari kenyataan yang terjadi,

apakah terjadi perubahan terhadap pembelajar serta menentukan

tingkatan perubahan pada diri pembelajar.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakkan oleh para

ahli dapat disimpulkan, bahwa evaluasi adalah upaya pengumpulan

fakta dan data yang sistematis untuk menentukan ketercapaian dan

keberhasilan perubahan pada diri pembelajar.

2. Model-model Evaluasi E-Learning

Sukardi (2006) memberikan batasan tentang model atau paradigma

yaitu struktur sejenis berfungsi sebagai penyederhaan konsep yang

digunakan untuk memperoleh pemahaman fenomena yang ingin

diterangkan. Jadi, dengan mempelajari secara intensif tentang model,

seorang evaluator dapat lebih mudah memahami dan kemudian

2 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 1

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

8

mengembangkan evaluasi dalam konteks lebih luas yaitu di bidang

pendidikan.3 Berikut adalah model model evaluasi :

a. Formatif and Sumatif Evaluation Model

1) Evaluasi Formatif

Istilah evaluasi formatif dikenalkan oleh Michael Scriven pada

tahun 1967, menurut Scriven evaluasi formatif merupakan Loop

balikan dalam memperbaiki produk. The Program Evaluation

Standards (1994) mendefinisikan evaluasi formatif sebagai

evaluasi yang didesain dan dipakai untuk memperbaiki suatu

objek, terutama ketika objek tersebut sedang dikembangkan.4

Beberapa tujuan evaluasi formatif yaitu untuk mengukur hasil

pelaksanaan secara periodik, untuk mengukur apakah sumber-

sumber telah dipergunakan sesuai dengan rencana dan untuk

menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika terjadi

kesalahan.

Dalam kaitannya dengan evaluasi sumber belajar, evaluasi

sumber belajar, evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh program yang dirancang sesuai atau tidak, untuk

meningkatkan kualitas sumber belajar yang sedang digunakan

3 Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2006), h. 73 4 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h.86

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

9

dengan mengumpulkan informasi mengenai sumber belajar yang

sedang digunakan apakah diperlukan modifikasi atau revisi.

2) Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir

pelaksanaan program. Evaluasi ini mengukur kinerja akhir objek

evaluasi. Menurut Suparman (1997):

“Berfungsi untuk memperoleh gambaran mengenai hasil yang

telah dicapai pada akhir kegiatan, apakah program itu baik

dan perlu digunakan terus atau perlu ditinggalkan.”5

Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan

dari evaluasi sumatif adalah untuk mengukur kecepatan

program. Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program

pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui

posisi atau kedudukan individu dalam kelompoknya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi sumatif adalah

evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi

yang bertujuan untuk melihat keefektifitasan dan keefisienan

sumber belajar yang bertujuan untuk mengambil keputusan-

keputusan untuk terus menggunakan, menghentikan, merevisi

dan memodifikasi sumber belajar tersebut.

5 Atwi Suparman, Desain Instruksional, (Jakarta:PAU-PPAI, 1997), h.211

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

10

b. Evaluation and The Open University

Menurut Woodley dan Kirkwood (1986), ada enam kategori

informasi evaluasi - dapat dikumpulkan dari pendidikan jarak

jauh6, yaitu :

1. Mengukur aktivitas. Langkah-langkah ini adalah jumlah

jumlah kejadian, orang, dan objek: Catatan administratif

sering menyediakan data untuk pertanyaan aktivitas.

Pertanyaan aktivitas adalah pertanyaan seperti:

• Berapa banyak kursus yang diproduksi?

• Berapa banyak siswa yang dilayani?

• Berapa banyak siswa potensial yang berpaling?

2. Mengukur efisiensi. Ukuran efisiensi sangat erat kaitannya

dengan ukuran aktivitas, dan seringkali catatan

administratif bisa menjadi sumber informasi yang efisien.

Pertanyaan efisiensi yang sering ditanyakan adalah

pertanyaan seperti:

• Berapa banyak siswa yang berhasil menyelesaikan

kursus?

• Berapa rata-rata beban kerja siswa?

6 Michael Simonson. et.al. Teaching and Learning at a Distance: Foundations of Distance Education, 5th Edition. (USA: Pearson,2011). h.351.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

11

• Berapa banyak siswa yang terdaftar di kursus

tambahan?

• Berapa biaya kuliahnya?

• Berapa banyak uang yang dihasilkan?

3. Mengukur hasil. Ukuran pembelajaran yang memadai

biasanya dianggap sebagai ukuran paling penting dari

hasil pendidikan jarak jauh. Seringkali, wawancara

dengan peserta didik digunakan untuk melengkapi nilai

kursus guna menemukan persepsi siswa tentang aktivitas

pendidikan jarak jauh. Survei surat juga merupakan cara

yang efisien untuk mengumpulkan informasi hasil dari

pelajar yang jauh.

4. Mengukur dari tujuan program. Beberapa program

pengajaran jarak jauh menentukan tujuan mereka dalam

hal apa dan siapa yang ingin mereka ajarkan, dan

informasi evaluasi dikumpulkan untuk menentukan sejauh

mana tujuan ini terpenuhi. Salah satu tujuan umum

program pendidikan jarak jauh adalah untuk menjangkau

peserta didik yang jika tidak tidak akan menjadi siswa.

Survei peserta didik dapat digunakan untuk

mengumpulkan jenis informasi ini.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

12

5. Mengukur dari kebijakan. Evaluasi di bidang kebijakan

sering kali berbentuk riset pasar. Survei calon siswa dan

pengusaha dapat digunakan untuk mengetahui

permintaan akan pendidikan jarak jauh. Evaluasi

kebijakan juga bisa mencakup pemantauan. Siswa dapat

disurvei untuk menentukan apakah uang kuliah terlalu

tinggi, jika kursus yang sesuai ditawarkan, dan jika ada

hambatan untuk sukses, seperti kurangnya akses ke

komputer atau perpustakaan.

6. Tindakan organisasi. Terkadang penting untuk

mengevaluasi institusi pendidikan jarak jauh dalam hal

organisasi internal dan prosedurnya. Evaluator kadang

diminta untuk memantau proses pengembangan kursus

atau penyampaian program untuk membantu organisasi

menjadi lebih efisien. Kategori evaluasi ini memerlukan

kunjungan di tempat, wawancara, dan terkadang

penggunaan jurnal oleh pemimpin organisasi utama.

Keenam kategori evaluasi ini tidak digunakan untuk setiap

pendidikan jarak jauh. Tentu saja, beberapa aktivitas evaluasi

sederhana hampir selalu diperlukan. Penting agar kegiatan

evaluator disesuaikan dengan program Woodley dan Kirkwood

(1986) telah meringkas evaluasi dalam pendidikan jarak jauh

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

13

sebagai proses yang cukup komprehensif sehingga

menggunakan prosedur yang sesuai dengan kebutuhan program

terhadap kegiatan evaluasi.

c. The AEIOU Approach

Pendekatan AEIOU mirip dengan Woodley dan Kirkwood

karena ini adalah evaluasi komprehensif yang menggunakan

metodologi kuantitatif dan kualitatif.7 Pendekatan ini memiliki dua

tujuan utama sebagai strategi evaluasi. Pertama, model ini

memberikan informasi formatif kepada staf tentang pelaksanaan

proyek mereka. Kedua, memberikan informasi sumatif tentang

nilai proyek dan aktivitasnya. Proses evaluasi AEIOU

menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi pertanyaan

kunci yang diperlukan untuk evaluasi yang efektif. Beberapa

rencana evaluasi hanya menggunakan bagian dari kerangka

kerja, sementara rencana lain yang lebih komprehensif

menggunakan semua komponen. Beberapa contoh pertanyaan

evaluasi yang diajukan dalam proyek pendidikan jarak jauh yang

komprehensif dipresentasikan selanjutnya.8

7 Michael Simonson. et.al. Teaching and Learning at a Distance: Foundations of Distance Education, 5th Edition. (USA: Pearson,2011). h.352. 8 Michael Simonson. et.al. Teaching and Learning at a Distance: Foundations of Distance Education, 5th Edition. (USA: Pearson,2011). h.353.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

14

1) Komponen Akuntabilitas (A)

Apakah perencana proyek melakukan apa yang mereka

katakan akan mereka lakukan? Ini adalah langkah pertama

dalam menentukan keefektifan proyek atau kursus dan

ditargetkan pada pencegahan-penambangan jika tujuan dan

kegiatan proyek selesai. Pertanyaan evaluasi biasanya

berpusat pada penyelesaian aktivitas tertentu dan sering

dijawab “ya atau tidak”. Selain itu, jumlah jumlah orang, hal,

dan aktivitas sering dikumpulkan.

2) Komponen Efektivitas (E)

Seberapa baik proyek itu? Komponen proses evaluasi ini

mencoba memberi beberapa nilai pada kegiatan proyek.

Efektivitas pertanyaan sering fokus pada sikap dan

pengetahuan peserta. Jelas, nilai, tes prestasi, dan

persediaan sikap adalah ukuran efektivitas. Yang kurang

jelas adalah cara lain untuk menentukan kualitas. Seringkali,

penilai diminta untuk meninjau materi kursus dan presentasi

kursus untuk menentukan keefektifannya, dan evaluasi

kursus siswa dapat digunakan untuk mengumpulkan reaksi

dari peserta pendidikan jarak jauh.

3) Komponen Impact (I)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

15

Apakah proyek, kursus, atau program membuat

perbedaan? Selama tahap evaluasi ini, pertanyaan

difokuskan untuk mengidentifikasi perubahan yang dihasilkan

dari kegiatan proyek, dan terkait dengan hasil proyek atau

kursus yang dinyatakan. Dengan kata lain, jika proyek itu

tidak terjadi, kejadian penting apa yang tidak akan terjadi?

Elemen kunci pengukuran dampak adalah pengumpulan data

longitudinal. Dampak dari kursus pendidikan jarak jauh sering

ditentukan dengan mengikuti kemajuan belajar dalam kursus

berikutnya atau di tempat kerja untuk menentukan apakah

apa yang dipelajari dalam kursus pendidikan jarak jauh

bermanfaat.

4) Komponen Konteks Organisasi (O)

Struktur, kebijakan, atau peristiwa apa dalam organisasi

atau lingkungan membantu atau menghambat proyek dalam

mencapai tujuannya?Komponen evaluasi ini secara

tradisional tidak penting meskipun evaluator sering

mengisyaratkan laporan mereka tentang kebijakan organisasi

yang menghambat atau membantu sebuah program. Baru

saja. Namun, pendidik jarak jauh telah sangat tertarik dengan

analisis kebijakan organisasi untuk menentukan hambatan

terhadap keberhasilan penerapan sistem pendidikan jarak

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

16

jauh, terutama bila sistem tersebut merupakan kegiatan baru

organ pendidikan tradisional, seperti universitas negeri besar.

5) Komponen Unanticipated Consequences (U)

Perubahan atau konsekuensi apa yang penting terjadi

sebagai akibat dari proyek yang tidak diharapkan? Komponen

pendekatan AEIOU ini adalah untuk mengidentifikasi

perubahan yang tidak diharapkan baik secara positif maupun

negatif yang terjadi sebagai hasil langsung atau tidak

langsung dari proyek atau kursus. Penilai yang efektif telah

lama tertarik untuk melaporkan informasi anekdotal mengenai

proyek atau program yang mereka evaluasi: Baru belakangan

ini kategori informasi ini menjadi penting, terutama karena

pengaruh positif pada evaluasi prosedur kualitatif. Seringkali,

evaluator, terutama evaluator internal yang terlibat aktif dalam

pelaksanaan proyek atau kursus, memiliki banyak

kesempatan untuk mengamati keberhasilan dan kegagalan

selama proses coba-coba memulai program baru.

Konsekuensi yang tak terduga dari pengembangan program

baru atau modifikasi, terutama di bidang pendidikan jarak jauh

yang dinamis, adalah sumber informasi yang kaya mengapa

beberapa proyek berhasil dan yang lainnya tidak. Inti

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

17

pengukuran hasil yang tidak terduga adalah pengumpulan

data ex post facto.

Model AEIOU adalah model dinamis yang memungkinkan,

evaluator untuk menyesuaikan proses evaluasi program dengan

situasi spesifik yang sedang dipelajari.

Berdasarkan beberapa model evaluasi yang telah dikemukakkan

oleh para ahli, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model evaluasi

sumatif yang berfungsi untuk memperoleh gambaran mengenai hasil

yang telah dicapai pada akhir kegiatan, apakah program itu baik dan

perlu digunakan terus atau perlu ditinggalkan.

3. Tujuan Evaluasi

Setiap program yang dilaksanakan pasti memiliki tujuan tertentu

untuk ketercapaian program tersebut secara jelas. Ada dua macam

tujuan evaluasi yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus

diarahkan pada tiap-tiap komponen-komponen program tersebut.9

Menurut Ralp Tyler (1950) tujuan evaluasi yaitu untuk

mengembangkan suatu kebijakan yang bertanggung jawab mengenai

9 Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.27.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

18

pendidikan.10 Sedangkan menurut Cronbach (1963) evaluasi

mempunyai tujuan sebagai alat penyedia informasi untuk membuat

keputusan.11 Dengan kata lain bertujuan untuk memperoleh data

penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam program

sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara

perbaikan.

Tujuan-tujuan evaluasi di atas bersifat umum dan menyeluruh.

Sedangkan Worten & James R. Sander (1987) mengemukakan

pendapat tentang tujuan evaluasi yang lebih spesifik, yaitu:

a) Membuat kebijakan dan keputusan,

b) Menilai hasil yang dicapai para pelajar,

c) Menilai kurikulum,

d) Memberi kepercayaan kepada lembaga,

e) Memonitor dana yang telah diberikan, dan

f) Memperbaiki materi dan program pendidikan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

pelatihan daring diadakan bertujuan untuk mengukur sejauh mana

pencapaian tujuan dari suatu program tersebut dengan melihat pada

komponen dan subkomponen dari program tesebut. Hal ini sejalan

10 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.8. 11 Farida Yusuf TN, Evaluasi Program, (Jakarta :Rineka Cipta, 2000), h.3.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

19

dengan tujuan penelitian ini yaitu menilai sejauh mana pelaksanaan

program e-learning yang telah dilaksanakan oleh SEAMOLEC.

B. Kajian E-learning

1. Pengertian E-learning

Menurut Horton (2006) yang dikutip oleh Prawiradilaga (2012) :

“E-Learning is the use of information and computer technologies to

create learning experiences.”

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasanya e-

learning merupakan penggunaan informasi dan teknologi komputer

untuk menciptakan sebuah pengalaman belajar.

Menurut Holmes dan Gardner (2006) yang dikutip oleh

Prawiradilaga (2012) :

“E-Learning : online access to learning resources, anytime,

anywhere learning experinces.”

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan

sumber belajar dan menciptakan pengalaman belajar merupakan aspek

terpenting dalam e-learning.

Sementara itu, Badrul Khan (2005) menjelaskan secara lebih luas.

Badhrul Khan menyebutkan :

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

20

”E-learning can viewed as an innovative approach for delivering

well-designed, learner-centered, interactive, and facilitated learning

environment to anyone, anyplace, anytime by utilizing the attributes

and resources of various digital technologies along with other form

of learning materials suited for open, flexible, and distributed

learning environment.”

Badrul Khan menjelaskan definisi e-learning sebagai pendekatan

inovatif dalam memberikan lingkungan belajar yang dirancang dengan

baik, berpusat terhadap peserta, interaktif, memfasilitasi siapa setiap

peserta, dimanapun, kapanpun dengan memanfaatkan perlengkapan

dan sumber daya berbagai teknologi digital beserta materi

pembelajaran yang bersifat terbuka, fleksibel dan lingkungan yang

mendukung belajar.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh

para ahli, dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi yang dirancang dengan baik

sebagai pendekatan inovatif dalam pengalaman belajar yang bersifat

terbuka dan fleksibel.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

21

2. Kerangka E-Learning

Badrul Khan mendekripsikan kerangka dalam e-learning dibagi

menjadi delapan dimensi. Yaitu :

1) Lembaga Penyelenggara (Institutional Issues)

Unsur lembaga yang menyelenggarakan mengurusi masalah

akademik, kesiswaan, administratif, mulai dari perencanaan,

penganggaran, implementasi secara keseluruhan, evaluasi,

monitoring, dan lain-lain.

2) Sistem Pengelolaan (Management Issues)

Unsur yang berkaitan dengan sistem pengelolaan yang terkait

dengan lingkungan pembelajaran dan distribusi informasi.

3) Teknologi yang Digunakan (Tecnological Issues)

Teknologi yang terkait dengan keperluan dalam mendukung

sistem penyelenggaraan e-learning. Hal ini meliputi perencanaan dan

persiapan dalam infrastruktur (internet, LAN, WAN, koneksi,

bandwidth, dan lain-lain) yang diperlukan, hardware dan software

(PC, server, aplikasi software, dan lain-lain) terkait yang diperlukan,

serta peripheral pendukung lain-nya.

4) Sistem Pembelajaran (Pedagogical Issues)

Sistem pembelajaran terkait dengan proses belajar dan mengajar

yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan pembelajaran yang

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

22

ingin dicapai, siapa yang belajar, bagaimana strategi pembelajaran

(disain, metode dan media dan/atau teknologi yang digunakan) untuk

mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana hasil belajar diukur

(evaluasi).

5) Masalah Etika (Ethical Issues)

Etika dalam penyelenggaraan e-learning dalam praktiknya

diselenggarakan dengan berbagai model. Oleh karena itu, ada sistem

aturan yang mungkin berlaku secara umum (seperti masalah hak

cipta, hak kekayaan intelektual, dan lain-lain) maupun aturan main

yang berlaku khusus (seperti sistem evaluasi, kebijakan khusus, dan

lain-lain).

6) Tampilan e-learning (Interface Issues)

Tampilan program e-learning yang diselenggarakan meliputi

disain antar muka (interface design) yaitu tampilan halaman situs,

navigasi konten, kemudahan penggunaan, interaktivitas, kecepatan

muat (loading speed), dan lain-lain.

7) Dukungan Layanan (Resource Support Issues)

Dukungan Layanan belajar bersifat terbuka, fleksibel dan

terdistribusi yang menjamin akan dukungan layanan online untuk

mendorong lingkungan belajar yang bermakna. Menurut Fultcher dan

Lock (1999) yang dikutip oleh Khan (2005) :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

23

“An e-learning institution should have a key component in

showing the students that there is an infrastructure that provides

support the learners need and gives the security that they are

indeed not alone in any of the tasks they are asked to carry

out.”12

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Fultcher dan Lock

dalam e-learning harus terdapat infrastruktur yang mendukung akan

kebutuhan peserta didik dan terdapat layanan bantuan dalam

mengerjakan tugas, sehingga peserta merasa tidak sendirian dalam

mengerjakan tugas yang diberikan. Berikut secara garis besar

pembagian dalam sumber daya bantuan :

a. Dukungan dalam Jaringan (Online Support)

Dukungan dalam jaringan (online support) merupakan

layanan yang membantu terkait dengan bagaimana

pembelajaran dalam e-learning. Berikut adalah garis besar online

support :

1) Instructional and counseling support

Dukungan ini terkait dengan pembelajaran yang terjadi

dalam e-learning. Peserta mendapatkan bimbingan atau

dibimbing dalam proses pembelajaran online berkaitan

12 Khan, Badrul,“Managing E-learning Strategis: Design, Delivery, Implementation and Evaluation”. (USA : Information Science Publishing-Idea Groups, 2005), h. 325.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

24

dengan diri sendiri seperti motivasi belajar, mengatur waktu

belajar dan cara belajar dalam e-learning.

2) Technical support

Dukungan teknis merupakan aspek yang terpenting dalam

lingkup e-learning. Dukungan teknis harus menyediakan

bantuan untuk log on, download and upload files, dan

penyelesaian masalah terkait hal-hal teknis.

b. Ketersediaan sumber-sumber (Resources)

Sumber dalam e-learning meliputi dokumen asli, buku-buku

materi, ringkasan, diskusi tentang buku yang dicetak, referensi,

kamus bahasa asing, makalah ilmiah, dan lainnya. Berikut adalah

garis besarnya :

1) Online resources

Sumber yang tersedia dalam jaringan (online resources)

mencakup multimedia, milis, Frequently Asked Questions

(FAQ), glosarium, kamus, e-book, perpustakaan digital,

bacaan yang direkomendasikan, jurnal pribadi dan banyak

lainya. Semua sumber yang tersedia dalam jaringan harus

dibatasi pada apa yang dibutuhkan peserta untuk kursus

tertentu.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

25

2) Offline resources

Sumber diluar jaringan (offline resources) mencakup

buku, jurnal, majalah, buletin, surat kabar, dan sebagainya.

Penyelenggaran haruslah memberikan informasi atau

merekomendasikan perpustakaan untuk menemukan

sumber-sumber terkait dengan kursus tertentu.

8) Evaluation Issues

Evaluasi dalam e-learning harus memfokuskan pada orang,

proses dan produk. Aspek yang harus dipertimbangkan dalam

Evaluasi dalam e-learning yaitu bagaimana e-learning dan bahan

pembelajaran direncanakan, dirancang, dikembangkan, disampaikan

serta dipemeliharaannya. Seberapa baik kurus diajarkan dan

didukung, seberapa baik program dan layanan tingkat kelembagaan

disediakan. Kemudian program e-learning dilihat dari stakeholder dan

seberapa baik peserta didik menguasai materi. Berikut adalah

permasalahan yang berkaitan dengan Evaluation Issues secara garis

besar :

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

26

1) Evaluasi Pengembangan Konten E-Learning (Evaluation of

E-Learning Content Development Process)

Evaluasi proses pengembangan konten e-learning

berkaitan dengan perencanaan, desain, produk dan evaluasi

konten e-learning (lihat gambar 1).

Orang, proses dan produk yang terlibat dalam proses

konten e-learning harus dievaluasi secara menyeluruh

(lihat gambar 2).

Gambar 1. Proses Pengembangan Konten

Gambar 2. People process product continuum for content

development

process

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

27

- People

Orang-orang yang terkait dengan perencanaan,

perancangan, produksi dan tahap evaluasi pengembangan

konten harus ada dalam evaluasi pengembangan produk.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya orang-orang

yang terkait seperti, subject matter expert, instructional

designer, interface designer, programmer, editor, dan

sebagainya.

- Proses

Perencanaan, perancangan, pengembangan dan

evaluasi merupakan subyek pokok dalam evaluasi

pengembangan proses. Adapun jenis evaluasi proses

termasuk, content review, rapid prototype, alpha class and

beta class. Berbagai alat dan layanan yang digunakan selama

proses pengembangan yaitu, content development /authoring

tool, learning management system (LMS), screen reader

software, accessibility evaluation tool, network server,

hardware vendor services, and software vendor services.

- Product

Pada bagian ini, evaluasi produk perencanaan,

perancangan, produksi, dan tahap evaluasi proses

pengembangan konten dilakukan. Sebagai contoh, project

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

28

plan, storyboard, materi kursus, dan materi kursus yang

direvisi produk tahap perencanaan, perancangan, produksi,

dan evaluasi konten proses pembangunan masing-masing.

2) Evaluasi Lingkungan E-Learning (Evaluation of E-Learning

Environment)

Ruang lingkup e-learning berbeda dengan kelas tatap muka,

jika dalam kelas tatap muka, peserta biasanya mengevaluasi

instruktur sebagai individu pokok yang mengajarkan kursus

dalam kelas. Namun, e-learning memiliki paradigma yang

berbeda dalam hal ruang lingkup yang bersifat terbuka, fleksibel,

dan terdistribusi. Instruktur hanya salah satu bagian dalam ruang

lingkup e-learning.

Evaluasi ruang lingkup e-learning meliputi;

1. Tim kinerja instruksional yaitu, instruktur, asisten

instruktur, tutor, fasilitator diskusi, moderator, spesialis

objek belajar, tamu pembicara (ahli dari luar).

2. Staf layanan pendukung belajar termasuk sistem

administrasi yaitu, server, data base, layanan bantuan,

layanan bantuan teknis, layanan perpustakaan,

layanan konseling, dan sebagainya.

3. Layanan administrasi seperti, penerimaan,

pendaftaran, pembayaran, toko buku, dan sebagainya.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

29

3) Evaluasi Daring pada tingkat program dan kelembagaan

(Evaluation of E-Learning at the Program and Institutional

Levels)

Lembaga harus mengembangkan kriteria evaluasi pada

semua aspek e-learning termasuk: pengembangan dan

penyampaian kursus, lingkungan belajar, dan dukungan

pelayanan. Misalnya, institusi dapat mengembangkan bentuk

evaluasi dengan mengikuti program standar akreditasi yang

ditetapkan oleh akreditasi regional dan internasional.

4) Penilaian Peserta Pelatihan (Assessment of learners)

Penilaian berkaitan dengan keaslian, reliabilitas, format

(contohnya, pilihan ganda, esai, studi kasus, portofolio elektronik,

dan lain-lain.), dan tes karakteristik (misalnya, adaptif dan acak).

Berbagai alat evaluasi dan penilaian bisa dimasukkan ke dalam

kursus e-learning. Tes individual, partisipasi dalam diskusi

kelompok, pertanyaan, dan pengembangan portofolio semuanya

dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan peserta.

Penilaian dalam e-learning harus sesuai dengan pendekatan

pedagogis yang digunakan dalam kursus.

Berdasarkan penjelasan kerangka e-learning yang dikemukakkan

oleh Badrul Khan peneliti mengambil poin nomor 7 (Resource Support

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

30

Issues) dan 8 (Evaluation Issues) sebagai model evaluasi dalam e-

learning. Poin tersebut sudahlah mencakup kerangka yang lainnya,

maka peneliti memfokuskan pada poin tersebut sebagai prosedur dalam

melakukan evaluasi program e-learning “White Board Animation Based

on Digital Learning Material” di SEAMOLEC.

C. Kajian White Board Animation

1. Profil SEAMOLEC

SEAMOLEC) adalah salah satu Pusat di bawah naungan Menteri

Pendidikan Asia Tenggara Organization (SEAMEO) berurusan

dengan penelitian dan pengembangan, pelatihan, informasi dan

pertukaran teknologi, berbagi keahlian dan sumber daya di dalam

dan di luar daerah di bidang terbuka dan jarak learning (ODL).

Pusat ini didirikan pada tanggal 27 Februari 1997 dan berlokasi

di Jakarta Selatan, Indonesia. Selama lebih dari satu dekade,

SEAMOLEC telah membantu Negara-negara Anggota SEAMEO

untuk mencari solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas

masyarakat melalui pembelajaran terbuka dan jarak jauh (ODL).

Dengan pelaksanaan yang efektif dari ODL, SEAMOLEC yakin

ini akan membuka peluang dan akses ke pendidikan berkualitas bagi

semua orang di wilayah tersebut.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

31

SEAMOLEC mengembangkan sebuah platform e-learning yang

dapat memfasilitasi beragam Massive Open Online Course (MOOC)

yaitu Flexible Learning Innovation Program (FLIP). FLIP ini

menyediakan pelatihan daring (dalam jaringan) dan juga tersedia

bahan ajar terbuka.

VISI SEAMOLEC

Menjadi pusat keahlian dalam pembelajaran terbuka dan jarak jauh.

MISI SEAMOLEC

Membantu negara-negara anggota SEAMEO dalam mengidentifikasi

masalah pendidikan dan Menemukan solusi untuk pengembangan

sumber daya manusia yang berkelanjutan melalui diseminasi dan

penggunaan pembelajaran terbuka dan jarak jauh yang efektif.

2. Platform E-Learning pada MOOC

Sebuah Massive Open Online Course (MOOC) adalah sistem

pembelajaran berupa kursus online secara besar-besaran dan

terbuka dengan tujuan untuk memungkinkan partisipasi tak terbatas

dan dapat diakses melalui web. Selain menyediakan materi kursus

tradisional seperti video, pembacaan dan pembahasan masalah,

MOOCs juga menyediakan forum pengguna interaktif yang

membantu dalam membangun komunitas untuk mahasiswa, dosen,

dan asisten pengajar (TA). MOOC merupakan perkembangan

terbaru dalam hal pendidikan jarak jauh (e-Learning).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

32

SEAMOLEC menggunakan platform berbasis Open edX. Open

edX merupakan platform perangkat lunak open source dari Google

dan edX. Open edX sendiri tidak menyediakan kursus, tetapi

menyediakan sebuah platform perangkat lunak bebas untuk provider

lainnya secara global. Dikembangkan oleh SEAMOLEC menjadi

Flexible Learning Innovation Program (FLIP) yang dapat

memfasilitasi beragam Massive Open Online Course (MOOC) kursus

online serta juga menyediakan Open Educational Resources (OER)/

Bahan ajar terbuka.13

13 http://mooc.seamolec.org/about

Gambar 3. Tampilan FLIP oleh SEAMOLEC

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

33

MOOC berarti user akan mengikuti kursus online dengan periode

waktu tertentu dan akan mendapatkan bimbingan serta dapat

berinteraksi dengan Instruktur atau mentor. cara berinteraksi salah

satunya dapat melalui forum discussion yang ada pada bagian atas

course atau videoconference, wa, dan media lainnya sesuai petunjuk

pada course.14

OER berarti user diharapkan belajar mandiri tanpa ada Instruktur

atau mentor. semua materi OER dirancang untuk dapat dipalajari

mandiri dan umumnya berbentuk tutorial atau self learning module.15

3. Pelatihan Daring “White Board Animationí”

Pelatihan daring “White Board Animation” merupakan

pelatihan animasi untuk membuat konten video animasi dengan

menyajikan presentasi berbasis animasi (sketsa drawing) yang

mudah dipelajari. Pelatihan ini merupakan salah satu pelatihan yang

terdapat pada Flexible Learning Innovation Program (FLIP) yang

dikembangkan oleh SEAMOLEC yang berbasis Open edX. Peserta

pelatihan akan mengikuti kursus online dengan periode waktu

tertentu dan akan mendapatkan bimbingan serta dapat berinteraksi

dengan Instruktur atau mentor.

14 Ibid 15 Ibid

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

34

Gambar 4. Tampilan “White Board Animation” pada FLIP

Gambar 5. Tampilan Halaman Pendahuluan “White Board Animation”

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

35

Platform yang digunakan untuk pelatihan ini adalah Sparkol

Videoscribe yaitu aplikasi online untuk membuat desain presentasi

animasi berlatar putih sebagai media presentasi yang unik dan

kreatif.

a. Tujuan

Pelatihan daring ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan pendidik dalam menyajikan

presentasi bahan ajar berbasis animasi yang membantu siswa

dalam menguasai kompetensi materi belajar.

b. Sasaran

Kursus ini sangat bermanfaat untuk:

• Guru dan Dosen dalam menyajikan materi pembelajaran

• Pelaku UKM yang akan mempresentasikan profile usaha

dan produk usaha

• Siswa dan Mahasiswa untuk mengaktualisasikan ide dan

gagasan

c. Materi Pelatihan

Materi yang akan dipelajari terbagi dalam 8 sesi

• Pendahuluan (whiteboard animation).

• Pengenalan Videoscribe (Mendaftar dan Instalasi).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

36

• Mengenal Fitur Videoscribe.

• Membuat Animasi Sederhana.

• Merancang Skenario Video Presentasi.

• Menyusun Aset Visual (Gambar).

• Menganimasikan Aset Visual.

• Publish Video (Pengumpulan Portofolio).

d. Kompetensi

Pada akhir pelatihan peserta dapat menyajikan presentasi

bahan ajar berbasis animasi yang membantu siswa dalam

menguasai kompetensi materi belajar.

Indikator Tercapainya Kompetensi :

1. Peserta mampu melakukan instalasi tools whiteboard

animation (videoscribe).

2. Peserta pelatihan dapat menjelaskan fungsi tools yang

ada di videoscribe..

3. Peserta pelatihan dapat menggunakan fitur videoscribe.

4. Peserta pelatihan dapat merancang alur materi/storyline.

5. Peserta pelatihan dapat mengkomposisi animasi sesuai

perencanaan.

6. Peserta pelatihan dapat mampu mempublikasi video

animasi.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

37

e. Mekanisme Kursus

• Materi pelatihan dapat diakses menggunakan Platform

MOOC (mooc.seamolec.org).

• Pendampingan dilaksanakan secara online Vicon setiap

hari senin dan kamis, dan grup WhatsApp selama durasi

pelatihan.

• Biaya pelatihan online (gratis).

• Pelatihan bersertifikat (bagi peserta yang aktif mengikuti

vicon dan menyelesaikan tugas selama pelatihan).

f. Jadwal Pelatihan

Pelatihan daring “whiteboard animation” dilaksanakan

pada tanggal 16 s.d 29 Januari 2017 terbagi dalam 8 sesi

tutorial online via (mooc.seamolec.org) selama durasi 2

minggu. Pendampingan dan diskusi secara sinkron antara

peserta dan mentor dilakukan menggunakan Video

Conference setiap hari senin dan kamis pukul 18.00-22.00.

g. Strategi Pembelajaran

• Pelaksanaan kursus dilaksanakan secara daring (online),

materi dan penugasan menggunakan platform MOOC.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

38

• Jaringan komunikasi WA yang dibentuk tiap grup

memudahkan koordinasi dan diskusi selama pelatihan

daring.

• Pemantauan informasi peserta dapat mengakses

animasi.seamolec.org.

• Jaringan komunikasi menggunakan Facebook Group, untuk

berbagi hasil karya pengembangan bahan ajar animasi.

Cara bergabung dengan klik bit.ly/animasifb.

• Tugas akhir/paparan hasil praktek peserta membuat video

animasi pembelajaran dan tutorial penggunaan videoscribe

untuk mengukur keterserapan materi daring.

• Bagi peserta yang mengikuti pelatihan hingga selesai dan

lulus akan mendapatkan sertifikat elektronik dari

SEAMOLEC.

h. Spesifikasi Alat Pelatihan

• Peserta menggunakan laptop/komputer

• Menggunakan mouse untuk memudahkan navigasi

• Memiliki koneksi internet

• Spesifikasi minimal komputer

• Intel® Pentium® 4 or AMD Athlon® 64 processor; 2GHz.

• Microsoft® Windows® XP with Service Pack 3, Windows

Vista, Windows 7, or Window 8.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

39

• 1GB of RAM.

• Layar 1024×768 display (1280×800 di rekomendasikan)

dengan spesifikasi minimal hardware-accelerated

OpenGL graphics card, 16-bit color, 512MB of VRAM

(Rekomendasi 1 GB).

4. Profil Peserta Pelatihan “White Board Animation”

Peserta yang telah mengikuti pelatihan “White Board Animation”

terdiri dari 5 gelombang (batch) berjumlah total 1.478 peserta yang

dinyatakan lulus. Peserta pelatihan hampir semuanya berprofesi

sebagai guru. Peserta pelatihan berasal dari seluruh provinsi di

Indonesia. Dengan jumlah terbanyak di pulau jawa. Peserta pelatihan

kebanyakan berprofesi sebagai guru terdiri dari guru PAUD, SD,

SMP, SMA dan Dosen di beberapa Universitas. Usia rata-rata

peserta pelatihan berkisar antara 25 – 46 tahun.

D. Penelitian yang Relevan

Sri Suharmini Wahyuningsih pada tahun 2010. Universitas

Indonesia. Penelitian ini berjudul “Evaluasi E-Learning Pendidikan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi (Studi Kasus Di Universitas Terbuka)”.

Penelitian ini mengevaluasi 4 mata kulaih program web suplemen, yaitu:

mata kuliah Pelayanan Bahan Pustaka, Manajemen Perpustakaan,

Dasar-dasar Dokumentasi dan Kerjasama, dan Jaringan Perpustakaan

yang dijadikan sebagai bahan ajar dalam pengajaran menggunakan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

40

sistem e-learning. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan

mendeskripsikan data yang masuk melalui kuisioner. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah program web suplemen bahan ajar

tersebut responden merasakan manfaat pemahaman yang lebih mudah

dari mata kuliah tersebut, penambahan pengetahuan tentang ilmu

perpustakaan. Selain itu, responden merasa lebih siap dalam

menghadapi ujian semester dengan adanya soal-soal latihan beserta

umpan balik dalam materi web suplemen tersebut.

E. Kerangka Berpikir

Evaluasi adalah upaya pengumpulan fakta dan data yang

sistematis untuk menentukan ketercapaian dan keberhasilan

perubahan pada diri pembelajar. Ketercapaian dan keberhasilan

Dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu

memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu

diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya

program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang

terjadi, baik hal-hal positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal

negatif (yang sebetulnya memang tidak diharapkan).

Evaluasi diadakan bertujuan untuk mengukur sejauh mana

pencapaian tujuan dari suatu program tersebut dengan melihat pada

komponen dan subkomponen dari program tesebut. Program yang akan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

41

di evaluasi merupakan pelatihan daring yang diselenggarakan oleh

SEAMOLEC.

E-Learning adalah penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi yang dirancang dengan baik sebagai pendekatan inovatif

dalam pengalaman belajar yang bersifat terbuka dan fleksibel. E-

learning memiliki kerangka yang dijelaskan oleh Badrul Khan yaitu

institutional issues, management issues, tecnological issues,

pedagogical issues, ethical issues, interface issues, resource support

issues, dan evaluation issues. Peneliti memfokuskan kepada resource

support, dan evaluation issues sebagai dasar dalam mengevaluasi e-

learning yang diselenggarakan oleh SEAMOLEC yaitu Pelatihan Daring

White Board Animation.

White Board Animation merupakan pelatihan animasi untuk

membuat konten video animasi dengan menyajikan presentasi berbasis

animasi (sketsa drawing) yang mudah dipelajari. Platform yang

digunakan untuk pelatihan ini adalah Sparkol Videoscribe yaitu aplikasi

online untuk membuat desain presentasi animasi berlatar putih sebagai

media presentasi yang unik dan kreatif.

Berdasarkan pelatihan yang sudah dilaksanakan oleh

SEAMOLEC. Mereka perlu sebuah suatu standar sebagai acuan

penilaian terhadap e-learning yang mereka laksanakan. Maka, dari itu

peneliti bermaksud akan melakukan penelitian terhadap pelatihan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

42

daring yang sudah terlaksanakan yaitu, Pelatihan Daring “White Board

Animation” untuk mengukur sejauh mana penilaian dan sumber daya

pendukung yang dilakukan pada pelatihan daring tersebut sebagai

suatu standar pelatihan daring di SEAMOLEC.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program

pelatihan “White Board Animation” di SEAMOLEC ditinjau dari 2 aspek

komponen e-learning yaitu komponen layanan dukungan dan komponen

evaluasi. Berikut merupakan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu;

1. Dukungan layanan dalam jaringan pelatihan e-learning.

2. Ketersediaan sumber dalam pelatihan e-learning.

3. Evaluasi proses pengembangan konten.

4. Evaluasi lingkungan e-learning.

5. Evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan.

6. Penilaian terhadap peserta pelatihan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SEAMOLEC dengan penyelenggara,

peserta pelatihan dan ahli evaluasi sebagai subjek penelitian. Penelitian

dilaksanakan pada bulan September – Desember 2017.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode

deskriptif analitis, dengan menggunakan model evaluasi e-learning Badrul

Khan. Metode penelitian deskriptif analitis merupakan jenis penelitian

deskriptif yang dilakukan jika peneliti ingin mengetahui status sesuatu atau

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

44

sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu untuk

menggambarkan seakurat mungkin suatu fenomena. Hasil yang diperoleh

kemudian dianalisis berdasarkan data yang didapatkan melalui instrumen

berupa penyebaran kuesioner dan wawancara.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah menghasilkan deskripsi atau

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk

membuktikan suatu hipotesa dikarenakan penelitian ini dirancang hanya

untuk memperoleh informasi tentang suatu fenomena saat penelitian

dilakukan.16 Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh

mana pelatihan daring sudah berjalan. Penelitian ini menggunakan

pendekatan dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono penelitian

kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel

sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.17

16 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung:CV ALFABETA, 2007), p. 29 17 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:CV ALFABETA,2009), p. 15

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

45

Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara

holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis

data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil

penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu lingkungan dan waktu yang kita tentukan pada waktu

melaksanakan penelitian.18 Jadi dapat dikatakan bahwa populasi

merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

yaitu, peserta pelatihan yang telah mengikuti program E-Learning

“White Board Animation” yang terbagi dalam 5 gelombang (batch)

dengan jumlah total 1.478 peserta pelatihan, namun karena

keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya dibataskan kepada

sebagian dari populasi yang biasa disebut dengan sampel, yaitu sampel

dari 5 gelombang (batch) tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

contoh atau wakil dengan menggunakan cara tertentu untuk diteliti.

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik random sampling,

18 Margono S, Metodologi penelitian pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta,2007) h.118

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

46

yaitu suatu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu

yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.19 Hal ini

dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dalam

keterbatasan waktu maupun biaya. Dari 5 gelombang (batch) yang telah

mengikuti program program E-Learning “White Board Animation” ini,

berjumlah 1.478 peserta pelatihan.

Peneliti menentukan bahwa pengambilan data dilakukan secara

proportional random sampling dari setiap gelombang (batch).

Gelombang 1 diambil sejumlah 30 peserta, gelombang 2 diambil

sejumlah 30 peserta, gelombang 3 diambil sejumlah 30 peserta,

gelombang 4 diambil sejumlah 29 peserta dan gelombang 5 diambil

sejumlah 29 peserta.

Sampling 10% dari populasi, jadi ada 148 peserta yang menjadi

sampling. Penyebaran kuesioner melalui google form kepada peserta

pelatihan berdasarkan data yang diberikan oleh SEAMOLEC. Data

tersebut berisikan nomer handphone yang digunakan sebagai media

penyebaran kuesioner melalui aplikasi komunikasi yaitu, whatsapp.

Pada saat penyebarannya, kuesioner yang kembali adalah

sebanyak 85 kuesioner. Maka sampel yang dapat digunakan sebanyak

85 orang.

19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina Aksara,1987),h.16

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

47

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan teknik pengumpulan data komunikasi tidak langsung,

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik :

1. Menyebar Kuesioner

Kuesioner adalah alat pengumpul data yang terdiri dari sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden20. Kuesioner ini merupakan sumber data utama yang diisi

oleh peserta pelatihan. Kuesioner peserta pelatihan digunakan untuk

mendapatkan data terkait dukungan layanan daring dan ketersediaan

sumber. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner skala likert.

2. Lembar Observasi

Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan meliputi

kegiatan pemerataan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera.21 Melalui lembar observasi untuk

penyelenggara digunakan dalam mengambil data terkait dengan

evaluasi proses pengembangan konten.

3. Melakukan Wawancara

20 Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) hal.195 21 Ibid 200

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

48

Wawancara dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang tidak

diperoleh melalui kuesioner. Melalui wawancara ini maka akan

diperoleh pandangan dari penyelenggara dan expert review.

Wawancara untuk penyelenggara digunakan untuk mengambil data

terkait evaluasi proses pengembangan konten, evaluasi lingkungan e-

learning, evaluasi pada tingkat program kelembagaan dan penilaian

terhadap peserta pelatihan.

Wawancara untuk expert review digunakan untuk menjadi

pembanding data yang diambil dari peserta pelatihan dan

penyelenggara pelatihan. Data yang terkait yaitu, dukungan layanan

daring, ketersediaan sumber, evaluasi proses pengembangan konten,

evaluasi lingkungan e-learning dan penilaian terhadap peserta

pelatihan.

F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini, tahapan pelaksanaan menggunakan model yang

dikemukakkan oleh Badrul Khan. Model Badrul Khan dipilih karena

menawarkan kemudahan dan kelengkapan dalam langkah kegiatannya,

penekanan masalah waktu, dan pada penelitian ini memiliki fokus pada

evaluasi e-learning. Selain itu juga, mengingat keterbatasan waktu, biaya,

dan tenaga peneliti, sehingga model ini dipilih sebagai langkah untuk

melakukan evaluasi e-learning.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

49

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian,

yaitu:

1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan

pelatihan “Web Based Animation”.

2. Menentukan komponen yang akan dievaluasi

3. Mengidentifikasi pertanyaan-pernyataan evaluasi.

4. Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan.

5. Pengumpulan dan analisis data.

6. Pelaporan hasil evaluasi.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga mudah untuk diolah.22

Instrumen penelitian yang digunakan disusun berdasarkan definisi

konseptual dan operasional yang dikembangkan menjadi kisi-kisi

instrumen seperti pedoman kuesioner, lembar observasi dan wawancara.

Adapun kisi – kisi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina Aksara,1987),p.129

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

50

TABEL 3.1. KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI PELATIHAN DARING “WHITE BOARD ANIMATION”

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Sumber

Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Butir

Soal

Evaluasi

Pelatihan Daring

“White Board

Animation” di

SEAMOLEC

1. Resource Support Issue

Dukungan dalam

jaringan Online

Support)

- Adanya bimbingan yang disediakan terkait dengan materi pelatihan.

- Adanya bimbingan konsultasi belajar peserta.

- Adanya pelayanan terkait dengan masalah-masalah teknis yang ditemui.

Peserta Kuesioner 1-5

Ahli Wawancara 1

Ketersediaan sumbe –

sumbe (resources)

- Sumber-sumber yang tersedia dalam jaringan (online) berkaitan dengan materi pembelajaran.

- Sumber diluar jaringan (offline) berkaitan dengan materi pelatihan.

Peserta Kuesioner 6-10

Ahli Wawancara 2-3

2. Evaluation Issue

Evaluasi proses

pengembangan konten

(Evaluation of E-

Learning Content

Development Process)

- Perencanaan sesuai tujuan pelatihan.

- Desain sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

- Produk sesuai dengan indikator pelatihan.

- Evaluasi konten sebagai perbaikan materi pelatihan.

Penyele

nggara

Lembar Observasi 1-5

Wawancara 1

Ahli Wawancara

4

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

51

Evaluasi lingkungan e-

learning (Evaluation of

E-Learning Environment)

- Penilaian terhadap tim kinerja instruksional

- Penilaian terhadap staf layanan pendukung belajar

- Penilaian terhadap layanan administrasi

Penyele

nggara

Kuesioner 1-12

Wawancara 2

Ahli Wawancara 5

Evaluasi daring pada

tingkat program dan

kelembagaan

(Evaluation of E-

Learning at the Program

and Institutional Levels)

- Lembaga melakukan evaluasi yang berkala terhadap kepuasan peserta.

- Lembaga melakukan evaluasi sebagai perbaikan materi kursus.

Penyele

nggara

Kuesioner 1-9

Wawancara

3

Penilaian peserta

pelatihan

(Assessment of Learners)

- Tersedia penilaian pre-test dan post-test untuk peserta pelatihan.

- Tersedia penilaian untuk mengukur ketercapaian materi kursus seperti (esai, pilihan ganda, dan Benar/Salah).

- Tersedia tempat diskusi untuk peserta dan peserta pelatihan.

Penyele

nggara

Kuesioner 1-8

Wawancara 4

Ahli Wawancara

6-8

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

52

Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan

menghindari kesalahan maka perlu adanya definisi konseptual dan definisi

operasional sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual

Yang Yang dimaksud evaluasi dalam pelatihan program e-

learning “White Board Animation” berdasarkan Scriven,

Prawiradilaga, dan Badrul Khan adalah pengumpulan fakta dan data

secara sistematis untuk mengukur sejauh mana pencapaian dari

komponen dukungan layanan dan komponen evaluasi.

2. Definisi Operasional

Yang dimaksud evaluasi dalam pelatihan program e-learning

“White Board Animation” adalah skor jawaban yang diperoleh dari

penyelenggara, peserta pelatihan dan ahli evaluasi dengan

menggunakan beberapa instrumen. Lembar kuesioner/angket diisi

oleh peserta pelatihan dalam mengambil data dukungan layanan

dan ketersediaan sumber dengan memberi tanda check list (√) pada

setiap pernyataan, dengan menggunakan skala penilaian 1-4,

meliputi sangat tidak setuju, tidak setuju, setuuju dan sangat setuju.

Peneliti disini menggunakan media Google Form untuk

memudahkan pengambilan data dikarenakan peserta pelatihan

yang tersebar diseluruh Indonesia. Lembar kuisioner oleh

penyelenggara pelatihan digunakan dalam mengambil data terkait

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

53

evaluasi lingkungan e-learning, evaluasi pada tingkat program dan

kelembagaan dan penilaian terhadap peserta pelatihan.

Pedoman wawancara diberikan kepada expert review digunakan

untuk mengambil data layanan dukungan, ketersediaan sumber,

evaluasi proses pengembangan, evaluasi lingkungan e-learning,

dan penilaian terhadap peserta pelatihan. Penyelenggara pelatihan

diberikan pedoman wawancara yang sama hanya saja ditambahkan

indikator evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan.

H. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti maka, data dikumpulkan,

diolah dan dianalisis secara deskriptif untuk mengambil kesimpulan. Data yang

diperoleh melalui kuesioner kemudian diteliti kebenarannya dan

kesesuaiannya berdasarkan pada kisi-kisi instrumen. Kemudian data tersebut

dikelompokan berdasarkan topik-topik masalah. Data yang telah dikelompokan

tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase

statistik sederhana dengan rumus persentase :

𝑷 =𝑭

𝑵𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

100% : Angka Tetap

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

54

Selanjutnya untuk memudahkan dalam memberikan kesimpulan dari setiap

indikator penelitian maka diberikan predikat dari besarnya persentase dari tiap-

tiap indikator penelitian atau setiap butir kuesioner. Oleh Karena itu ditetapkan

rentang persentase untuk membuat kesimpulan yaitu23.

0% : tidak ada

0,1% - 20% : sedikit sekali

20,1%-39,9% :sebagian kecil

40% - 49,9% :hampir sebagian

50% : sebagian

50,1% - 69,9% : lebih dari sebagian tetapi tidak sampai sebagian besar

70% - 89,9% : sebagian besar

90%-99,9% : hampir semua

100% : semua

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

dua buah kuesioner. Kuesioner pertama, untuk komponen resource

support diambil dari peserta pelatihan menggunakan rentang pilihan

Selalu (4), Sering (3), Kadang – kadang (2), dan Tidak Pernah (1).

23 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta, Bumi Aksara, 1999) p.241-243

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

55

Kuesioner kedua, untuk komponen evaluation issues diambil dari

penyelenggara pelatihan menggunakan rentang pilihan Sangat Baik (4),

Baik (3), Cukup (2) dan Kurang (1).

Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk pilihan jawaban

yang sudah disediakan. Berikut pemberian skor untuk masing-masing

pilihan jawaban :

Tabel 3.2. Skor Untuk Pernyataan Positif dan Negatif

Pilihan Jawaban Skor

Positif Negatif

Selalu / Sangat Baik 4 -

Sering / Baik 3 -

Kadang – kadang / Cukup - 2

Tidak Pernah / Kurang - 1

Data hasil wawancara dan observasi dianalisis melalui reduksi

data, penyajian data dan kesimpulan juga berbentuk deskriptif bersama

hasil data kuesioner.

Selanjutnya untuk memudahkan dalam memberikan kesimpulan

dari setiap indikator penelitian maka hasil dari jumlah respon postif dan

negatif diberikan predikat dari besarnya persentase dari tiap-tiap

indikator penelitian dengan kriteria pada tabel di bawah ini.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

56

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Menurut Suharsimi Arikunto24

76% - 100% Sangat Baik

56% - 75% Cukup Baik

40% - 55% Kurang Baik

Kurang dari 40% Tidak Baik

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.246.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa secara umum tujuan

penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program pelatihan

“White Board Animation” di SEAMOLEC ditinjau berdasarkan komponen dan

karakteristik e-learning menurut Badrul Khan.

Secara Khusus penelitian ini bertujuan menilai seluruh komponen e-learning

pada program “white board animation” berdasarkan kerangka yang

dikemukankan oleh Badrul Khan. Penyajian hasil penelitian dimulai dari

deskripsi data yang akan menampilkan hasil dari kuesioner yang diberikan

kepada peserta pelatihan mengenai pelaksanaan program E-Learning “White

Board Animation”. Kemudian hasil dari deskripsi data kuesioner dan

wawancara yang diberikan kepada penyelenggara pelatihan dan ahli evaluasi

mengenai pengembangan, lingkungan, kelembagaan dan penilaian pada

program E-Learning “White Board Animation”.

A. Deskripsi Data penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan khusus penelitian, maka

deskripsi data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yang terkait

dengan (1)Resource Support Issue; dan (2)Evaluation Issue.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

58

1. Resource Support Issue

Pengambilan data resource support issue dilakukan dengan

kuesioner untuk peserta pelatihan dan wawancara oleh ahli (expert).

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 19 Desember 2017 – 06

Januari 2018. Berikut adalah data yang dapat disajikan :

a. Dukungan Dalam Jaringan

1) Deskripsi Kuesioner

Tabel 4.1. Perolehan data kuesioner untuk dukungan

layanan peserta

No Pernyataan Penilaian

4 3 2 1

1. Saya diberikan kesempatan

untuk bertanya kepada

tutor terkait materi

pelatihan

63

(74.1%)

20

(23.5

%)

2

(2.4%)

0

(0%)

2. Saya mendapatkan panduan

dalam mengerjakan

tugas-tugas yang

diberikan

65

(76.5%)

19

(22.4%)

1

(1.1%)

0

(0%)

3. Saya mengikuti pre-test

untuk mengidektifikasi

kemampuan untuk

pelatihan daring (online)

37

(43.5%)

20

(23.5%)

18

(21.2%)

10

(11.8%)

4. Saya mendapatkan

bimbingan konseling

terhadap kemampuan

21

(24.7%)

42

(49.4%)

16

(18.8%)

6

(7.1%)

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

59

pribadi dalam pelatihan

daring (online)

5. Saya mendapatkan

pelayanan teknis terkait

masalah-masalah yang

terjadi dalam pelatihan

daring (online)

45

(52.9%)

38

(44.7%)

1

(1.2%)

1

(1.2)

Rata – rata 54.34 % 32.7% 8.96% 4%

Grafik 1

Hasil Kuesioner Peserta Pelatihan Dukungan Dalam Jaringan

74,1 76,5

43,5

24,7

52,9 54,34

23,5 22,4 23,5

49,444,7

32,7

2,4 1,2

21,2 18,8

1,2

8,96

0 0

11,87,1

1,24,02

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

60

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu expert review, berikut

adalah deskripsi dari wawancara :

Tabel 4.2. Peroleh data wawancara untuk dukungan

dalam jaringan oleh expert review

Sumber Pertanyaan Jawaban

Expert

review

1. Bagaimana

menurut anda

dukungan

layanan peserta

pada kursus

“white board

animation”?

Baik, memadai. Apakah

dimungkinkan bantuan

bagi peserta untuk

menggunakan "format

flowchart" (bukan naratif

biasa) dengan demikian

ada aspek

'estetika/keindahan dan

kreatifitas' mengingat

penyaji selalu

menekankan kreatifitas.

Dengan demikian PD

dapat terinspirasi

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

61

bagaimana 'membentuk

kreatifitas tersebut.

b. Ketersediaan Sumber – sumber

1) Deskripsi Kuesioner

Tabel 4.3. Peroleh data kuesioner untuk ketersediaan

sumber belajar oleh peserta

6. Terdapat link, e-book,

video, audio, dan sumber

bacaan yang sesuai

dengan materi pelatihan

64

(75.3%)

20

(23.5%)

1

(1.2%)

0

(0%)

7. Tersedianya mesin pencari

(search engine) untuk

menemukan sumber yang

diinginkan

42

(49.4%)

39

(45.9%)

3

(3.5%)

1

(1.2%)

8. Saya dapat mengunggah

dan mengunduh materi

pelatihan

66

(77.6%)

16

(18.8%)

3

(3.5%)

0

(0%)

9. Tersedia sumber-sumber

belajar diluar jaringan

(offline) seperti, referensi

buku bacaan dan pdf

28

(32.9%)

37

(43.5%)

15

(17.6%)

5

(5.9%)

10. Saya diberikan tugas

dalam bentuk diluar

jaringan (offline) yang

berkaitan dengan materi

pelatihan

38

(44.7%)

32

(37.6%)

13

(15.3%)

2

(2.4%)

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

62

Rata – rata 55,98% 33.86% 8.22% 1.9%

Berikut merupakan diagram hasil kuesioner pada peserta

pelatihan ketersediaan sumber:

Grafik 2 Hasil Kuesioner Peserta Pelatihan Ketersediaan Sumber –

sumber

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu expert review, dari dua

pertanyaan dalam wawancara, berikut adalah tabel deskripsi

wawancara :

Tabel 4.4. Peroleh data wawancara untuk ketersediaan

sumber – sumber oleh expert review

Sumber Pertanyaan Jawaban

75,3

49,4

77,6

32,9

44,7

55,98

23,5

45,9

18,8

43,537,6

33,86

1,2 3,5 3,5

17,6 15,38,22

0 1,2 05,9

2,4 1,9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

63

Expert

review

2. Bagaimana

menurut anda

ketersediaan

sumber bantuan

belajar dalam

jaringan (online)

pada kursus “white

board animation”?

Ketersediaan sumber

bantuan belajar (online)

relatif memadai, jika

terlalu banyak tentu

akan membingungkan.

3. Bagaimana

menurut anda

ketersediaan

sumber bantuan

belajar di luar

jaringan (offline)

pada kursus “white

board animation”?

Ketersediaan sumber

bantuan belajar dalam

jaringan (offline) pada

kursus “white board

animation” sudah

lengkap.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

64

2. Evaluation Issue

Pengambilan data pada tahap ini yaitu dengan pedoman observasi,

kuesioner dan wawancara oleh penyelenggara pelatihan dilakukan

pada tanggal 20 Desember 2017 dan wawancara oleh ahli (expert) pada

tanggal 30 – 31 Desember 2017. Berikut data yang diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner dan wawancara yang dapat disajikan.

a. Evaluasi Proses Pengembangan Konten

1) Deskripsi Lembar Observasi

Perencanaan dilakukan sesuai dengan tujuan pelatihan

berdasarkan pelatihan tatap muka kemudian dijadikan pelatihan

daring dengan diujicobakan dahulu. Kompetensi dan indikator

pembelajaran sesuai dengan tujuan pelatihan yang sama

berdasarkan pelatihan tatap muka.

Disain pelatihan seperti storyboard dilakukan oleh ahli

yaitu PIC (personal in charge) yang kemudian dikonsultasikan

kepada ahli lainnya. Proses produksi bahan ajar dilakukan dan

dikerjakan oleh SEAMOLEC. Evaluasi bahan ajar dilakukan

dalam bentuk improvisasi strategi pelatihannya.

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu expert review dan satu

penyelenggara, dari dua pertanyaan dalam wawancara,

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

65

pertanyaan yang berkaitan evaluasi proses pengembangan

konten yaitu :

Tabel 4.5. Perolehan data wawancara untuk evaluasi

proses pengembangan konten oleh expert review dan

penyelenggara

Sumber Pertanyaan Jawaban

Expert Review 4. Bagaimana menurut

anda proses

pengembangan

konten sesuai dengan

indikator ?

Memang sudah menunjukan

adanya kompetensi

menyajikan presentasi

bahan ajar berbasis animasi.

Menyajikan adalah

'menggunakan BA Animasi

dalam penyajian materi".

Penyelenggara 1. Bagaimana proses

evaluasi

pengembangan

konten yang

dilakukan di

SEAMOLEC ?

Proses evaluasi

pengembangan konten

dilakukan dan dibuat oleh

SEAMOLEC dalam setiap

mata diklat ditunjuk satu

orang sebagai PIC (Personal

In Charge) bertanggung

jawab dalam merumuskan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

66

tujuan, strategi, kompetensi,

evaluasi dan juga konten

yang dikembangan.

Kemudian dikonsultasikan

kepada ahli.

b. Evaluasi Lingkungan E-Learning

1) Deskripsi Kuesioner

• Penilaian terhadap kinerja instruktur

Tabel 4.6. Perolehan data kuesioner untuk penilaian

terhadap kinerja instruktur oleh penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

1. Instruktur memiliki kemampuan

komunikasi tertulis

0% 100% 0% 0%

2. Instruktur memiliki kemampuan

komunikasi lisan

0% 100% 0% 0%

3. Instruktur memiliki kemampuan

untuk melakukan pelatihan

daring (Online)

0% 100% 0% 0%

4. Instruktur memiliki tingkat antusias

yang tinggi dalam

mengajarkan materi pelatihan

0% 100% 0% 0%

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

67

5. Instruktur memotivasi peserta

pelatihan untuk aktif dalam

kursus

0% 100% 0% 0%

Rata-rata 0% 100% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil kuesioner penilaian

kinerja instruktur:

Grafik 3 Hasil Kuesioner Penilaian Kinerja Instruktur

• Penilaian terhadap kinerja staff layanan pendukung

Tabel 4.7. Perolehan data kuesioner untuk penilaian

terhadap kinerja staff layanan pendukung oleh

penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

0 0 0 0 0 0

100 100 100 100 100 100

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

68

6. Teknisi spesialis 100% 0% 0% 0%

7. Pelayanan Perpustakaan 0% 100% 0% 0%

8. Pelayanan Konseling 0% 100% 0% 0%

9. Layanan Peserta 0% 100% 0% 0%

Rata-rata 25% 75% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil penilaian kinerja staff

layanan pendukung:

Grafik 4

Hasil Kuesioner Penilaian Kinerja Staff Layanan Pendukung

• Penilaian terhadap layanan administrasi

Tabel 4.8. Perolehan data kuesioner untuk penilaian

terhadap layanan administrasi oleh penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

10. Penerimaan 0% 100% 0% 0%

100

0 0 0

25

0

100 100 100

75

0 0 0 0 00 0 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

69

11. Pendaftaran 0% 100% 0% 0%

12. Pembayaran 0% 100% 0% 0%

Rata-rata 0% 100% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil penilaian layanan

administrasi:

Grafik 5 Hasil Kuesioner Penilaian Layanan Administrasi

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu expert review dan satu

penyelenggara, dari dua pertanyaan dalam wawancara,

pertanyaan yang berkaitan evaluasi lingkungan e-learning yaitu

:

0 0 0 0

100 100 100 100

0 0 0 00 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 10 Butir 11 Butir 12 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

70

Tabel 4.9. Perolehan data wawancara untuk evaluasi proses

pengembangan konten oleh expert review dan

penyelenggara

Sumber Pertanyaan Jawaban

Expert Review 5. Bagaimana menurut

anda penilaian

terhadap kinerja

instruktur di dalam

kursus ?

Instruktur terdengar interaktif,

namun perlu diingat interaksi

yang tercipta bukanlah

interaksi antara seorang

'penyiar radio' dengan

pendengarnya. Melainkan

interaksi yang terjalin antara

seorang instruktur yang lebih

'tertib' menjelaskan alur.

Instruktur terdengar sering

menyelipkan kiat atau tips

membuat animasi. Akan

lebih baik jika ia atau tim

membuat tersendiri sebagai

bagian dari materi yakni

learning object "kiat-kiat

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

71

dalam memproduksi

animasi" sebagai contoh.

Penyelenggara 2. Bagaimana proses

evaluasi lingkungan

yang berkaitan

dengan pelatihan

daring di

mooc.seamolec.com

?

Untuk instruktur terdapat grup

whatsapp sebagai media

interaksi dengan peserta

pelatihan. Instruktur disini

memposisikan diri sebagai

fasilitator karena fasilitastor

bisa juga belajar kepada

peserta pelatihan. Terkait

permasalahan teknis

disampaikan melalui video

conference karena dapat

dibimbing langsung.

c. Evaluasi pada Tingkat Program dan Kelembagaan

1) Deskripsi Kuesioner

• Penilaian kepuasan peserta

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

72

Tabel 4.10 Perolehan data kuesioner untuk penilaian

kepuasan peserta oleh penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

1. Penilaian pemasaran/pengenalan

e-learning

100% 0% 0% 0%

2. Efektivitas kemitraan

penyelenggara e-learning

dengan institusi lain

100% 0% 0% 0%

3. Kursus menyediakan tombol

umpan balik langsung

disebagian halaman untuk

peserta sebagai peningkatan

kursus

100% 0% 0% 0%

4. Kursus memberikan kesempatan

kepada peserta untuk

memberikan umpan balik

kepada penyelenggara terkait

kualitas, manfaat dan

kekurangan

100% 0% 0% 0%

5. Penyelenggara melakukan survei

terhadap kepuasan peserta

terhadap kursus.

0% 100% 0% 0%

Rata-rata 80% 20% 0% 0%

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

73

Berikut merupakan diagram hasil penilaian kepuasan

peserta :

Grafik 6

Hasil Kuesioner Penilaian Kepuasan Peserta

• Lembaga melakukan evaluasi sebagai perbaikan materi

kursus

Tabel 4.11. Perolehan data kuesioner untuk evaluasi

sebagai perbaikan materi kursus oleh

penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

100 100 100 100

0

80

0 0 0 0

100

20

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

74

6. Apakah lingkungan belajar

interaktif

100% 0% 0% 0%

7. Apakah penyelenggara

menyimpan catatan tingkat

penyelesaian setiap kursus

0% 100% 0% 0%

8. Apakah materi kursus ditinjau

setiap semester atau kuartalan

untuk menjaga kualitas kursus

0% 100% 0% 0%

9. Seberapa efektif infrastruktur

teknologi untuk kurus

0% 100% 0% 0%

Rata-rata 25% 75% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil evaluasi perbaikan

kursus :

Grafik 7 Hasil Kuesioner Evaluasi Perbaikan Kursus

100

0 0 0

25

0

100 100 100

75

0 0 0 0 00 0 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

75

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu penyelenggara, dari

pertanyaan dalam wawancara, pertanyaan yang berkaitan

dengan evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan yaitu :

Tabel 4.12. Perolehan data wawancara untuk evaluasi

pada Tingkat Program dan Kelembagaan oleh penyelenggara

Sumber Pertanyaan Jawaban

Penyelenggara 3. Bagaimana

penyelenggara

mengevaluasi

program e-learning ?

Evaluasi program ¬e-learning

ini atau mooc.seamolec.com

dilakukan dengan

memberikan kuesioner

kepada peserta setiap

selesai mata diklat.

Perbaikan program e-

learning dilakukan dengan

improvisasi strategi

pelatihan. Promosi kursus,

dilakukan melalui sosial

media kami dan juga

memposting beberapa

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

76

pelatihan di halaman

Facebook KEMENDIKBUD.

d. Penilaian Terhadap Peserta Pelatihan

1) Deskripsi Kuesioner

• Tersedia penilaian pre-test dan post-test untuk peserta

pelatihan

Tabel 4.13. Perolehan data kuesioner untuk penilaian

pre-test dan post-test oleh penyelenggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

1. Pre-test yang diberikan sesuai

dengan materi pelatihan

0% 100% 0% 0%

2. Post-test yang diberikan sesuai

dengan materi pelatihan

0% 100% 0% 0%

3. Tugas yang diberikan sesuai

dengan materi pelatihan

100% 0% 0% 0%

Rata-rata 33,33% 66,67% 0% 0%

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

77

Berikut merupakan diagram hasil penilaian pre-test dan

post-test :

Grafik 8

Hasil Kuesioner Penilaian Pre-test dan Post-test

• Tersedia penilaian untuk mengukur ketercapaian materi

kursus seperti (esai, pilihan ganda dan Benar/Salah)

Tabel 4.14. Perolehan data kuesioner untuk

penilaian untuk mengukur ketercapaian materi

kursus

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

0 0

100

33,33

100 100

0

66,67

0 0 0 0,000 0 0 0,000

20

40

60

80

100

120

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

78

4. Apakah peserta diberikan

kesempatan menunjukkan hasil

belajar/tugas akhir

100% 0% 0% 0%

5. Apakah kursus memberikan

penilaian yang jelas

100% 0% 0% 0%

6. Apakah diberikan waktu yang

cukup untuk menyelesaikan

tugas kursus

100% 0% 0% 0%

Rata-rata 100% 0% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil penilaian untuk

mengukur ketercapaian materi kursus :

Grafik 9 Hasil Kuesioner Penilaian untuk Mengukur Ketercapaian Materi

Kursus

• Tersedia tempat diskusi untuk peserta pelatihan

100 100 100 100

0 0 0 00 0 0 00 0 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 4 Butir 5 Butir 6 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

79

Tabel 4.15. Perolehan data kuesioner untuk tersedia

tempat diskusi untuk peserta pelatihan oleh

penyelanggara

No Pernyataan

Penilaian

4

SB

3

B

2

C

1

K

7. Apakah peserta diberikan

kesempatan untuk berdiskusi di

dalam kursus

100% 0% 0% 0%

8. Apakah didalam kursus peserta

diharuskan berdiskusi

100% 0% 0% 0%

Rata-rata 100% 0% 0% 0%

Berikut merupakan diagram hasil tersedia tempat diskusi

untuk peserta pelatihan :

Grafik 10

100 100 100

0 0 00 0 00 0 00

20

40

60

80

100

120

Butir 7 Butir 8 Rata-rata

Skor Jawaban Responden

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

80

Hasil Kuesioner Tersedia Tempat Diskusi untuk Peserta Pelatihan

2) Deskripsi Wawancara

Wawancara dilakukan oleh satu expert review dan satu

penyelenggara, diberikan tiga pertanyaan wawancara kepada

expert review dan satu pertanyaan kepada penyelenggara

pelatihan. Pertanyaan yang berkaitan penilaian terhadap

peserta pelatihan yaitu :

Tabel 4.16. Perolehan data wawancara untuk penilaian

peserta pelatihan oleh expert review dan penyelenggara

Sumber Pertanyaan Jawaban

Expert review 6. Bagaimanakah

menurut anda

ketersediaan pre-test

dan post-test di

dalam kursus ?

Salah satu fungsi pre-test

adalah untuk memprediksi

penguasaan kompetensi

setelah materi diberikan.

Pelatihan ini

mempergunakan pretest dan

post-test untuk 'menghapal'

materi. Jika kompetensinya

terkait dengan membuat

atau memproduksi, maka

mungkin saja pre-test dan

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

81

(atau post-test) dengan

format tes obyektif TIDAK

diberikan juga tidak apa-apa.

7. Apakah tersedia

kriteria penilaian

untuk mengukur

ketercapaian materi

kursus ?

Penilaian rubrik sudah tepat,

namun yang harus

diperhatikan adalah apakah

format penilaian rubrik

tersebut sudah 'mengukur

atau menakar' kompetensi

yang harus dimiliki oleh PD

dalam membuat BA animasi.

Masih ada kelemahan aspek

penilaian seperti hasil dan

'value' atas BA animasi.

8. Bagaimana menurut

anda tersedia tempat

diskusi (online) untuk

peserta pelatihan ?

Diskusi sebaiknya lebih

terarah atau bertema. Hal

ini membedakan antara

diskusi dan obrolan

secara daring.

Penyelenggara 4. Bagaimana proses

penilaian terhadap

Rubrik yang transparan, alasan

mereka tidak lulus kami

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

82

peserta pelatihan

daring?

sampaikan. Diberikan waktu

mengerjakan tugas 2 pekan

akhir untuk mengerjakan

tugas.

Pre Test, beberapa mata diklat

ada Pre Test dan Post Test.

Sedangkan di materi diklat

wba fokus kepada produksi

hasil bahan ajarnya saja.

Diskusi Forum dan grup

whatsapp ada. Juga

terdapat video conference 4

kali video conferense

selama pelatihan. Konsultasi

melalui grup whatsapp.

Instruktur memposisikan diri

sebagai fasilitator.

B. Analisis data

Berdasarkan pada deskripsi data diatas, maka diperoleh gambaran

mengenai pelaksanaan pelatihan daring “White Board Animation”. Dalam

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

83

pembahasan ini peneliti akan membagi berdasarkan komponen yang telah

dijelaskan sebelumnya, yang terdiri atas: (1) Resource Support Issue; dan

(2) Evaluation Issue.

Untuk memudahkan proses analisis data, peneliti mengkategorikan

opsi jawaban pada kuesioner menjadi dua respon, yaitu respon positif dan

respon negatif. Respon positif dikategorikan untuk jawaban Selalu dan

Sering/Sangat Baik dan Baik, sedangkan respon negatif dikategorikan untuk

jawaban Kadang – kadang dan Tidak Pernah/Cukup dan Kurang.

Berikut analisis data hasil penelitian secara rinci :

1. Resource Support Issue

Terdapat 10 butir peryataan dalam lembar kuesioner yang diisi

oleh peserta pelatihan dan ditambahkan wawancara oleh satu orang

expert review, butir pernyataan tersebut dikelompokan menjadi 2

indikator yaitu, dukungan layanan daring dalam pelatihan e-learning dan

ketersediaan sumber dalam pelatihan e-learning.

Resource support issue yang menurut Badrul Khan dalam e-

learning harus terdapat infrastruktur yang mendukung akan kebutuhan

peserta didik dan terdapat layanan bantuan dalam mengerjakan tugas,

sehingga peserta merasa tidak sendirian dalam mengerjakan tugas

yang diberikan. Secara umum penyelenggaraan program White Board

Animation telah sesuai dengan komponen dukungan layanan.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

84

Grafik 11 Hasil Keseluruhan Kuesioner Resource Support Issues

Data yang peneliti dapatkan di lapangan menunjukkan bahwa

lebih dari sebagian tetapi tidak sampai sebagian besar responden

menyatakan penyelenggaraan program “White Board Animation” telah

menerapkan komponen e-learning, yaitu Resource Support Issues.

Berikut ini hasil analisa berdasarkan kuesioner untuk peserta pelatihan

dan didukung juga dari hasil wawancara oleh expert review yaitu:

a. Dukungan Layanan Daring.

Dukungan layanan daring (online support) merupakan layanan

yang membantu terkait dengan bagaimana pembelajaran dalam e-

learning.

Berdasarkan pernyataan butir 1 pada kuesioner yang diisi oleh

peserta pelatihan maka yang mendapatkan hasil rata-rata respon

55,2

33,3

8,6

3

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

Skor Jawaban Responden

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

85

positif yaitu 97,6%. Hal ini menjelaskan bahwa hampir semua

peserta pelatihan mendapatkan kesempatan untuk bertanya

kepada tutor. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 2,4%,

yang menunjukan sedikit sekali peserta pelatihan tidak mendapat

kesempatan untuk bertanya kepada tutor.

Berdasarkan pernyataan Butir 2 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 98,9% yang artinya hampir

semua peserta pelatihan mendapatkan panduan dalam

mengerjakan tugas. Sedangkan rata-rata dari perolehan respon

negatif yaitu 1,1% yang artinya sedikit sekali peserta pelatihan tidak

mendapatkan panduan dalam mengerjakan tugas.

Berdasarkan pernyataan Butir 3 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 67% yang artinya lebih dari

sebagian tetapi tidak sampai sebagian besar peserta pelatihan

mengikuti pre-test untuk mengidentifikasi kemampuan untuk

pelatihan daring. Sedangkan rata-rata dari perolehan respon negatif

yaitu 33% yang artinya sebagian kecil peserta pelatihan tidak

mengikuti pre-test untuk mengidentifikasi kemampuan untuk

pelatihan daring.

Berdasarkan pernyataan Butir 4 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 74,1% yang artinya

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

86

sebagian besar peserta pelatihan mendapatkan bimbingan

konseling terhadap kemampuan pribadi dalam pelatihan daring

(online). Dan diperoleh respon negatif yaitu 24,9% yang artinya

sebagian kecil peserta pelatihan tidak mendapatkan bimbingan

konseling.

Berdasarkan pernyataan butir 5 pada kuesioner yang diisi oleh

peserta pelatihan maka yang mendapatkan hasil rata-rata respon

positif yaitu 97,6%. Hal ini menjelaskan bahwa hampir semua

peserta pelatihan menyatakan bahwa mendapatkan pelayanan

teknis terkait masalah-masalah yang terjadi dalam pelatihan daring

(online). Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 2,4%, yang

menunjukan sedikit sekali peserta pelatihan tidak mendapat

mendapatkan pelayanan teknis.

Dari 5 butir kuesioner maka didapatkan kesimpulan bahwa

sebagian besar responden menyatakan dukungan layanan daring

sudah sesuai. Hal ini diperkuat oleh expert review yang menyatakan

dukungan layanan ini sudah baik dan memadai. Saran saja untuk

penyajian dapat dibuat lebih menarik atau lebih kreatif mengingat

penyaji selalu menekankan kreatifitas.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

87

b. Ketersediaan Sumber – sumber.

Sumber dalam e-learning meliputi dokumen asli, buku-buku

materi, ringkasan, diskusi tentang buku yang dicetak, referensi,

kamus bahasa asing, makalah ilmiah, dan lainnya.

Berdasarkan pernyataan butir 6 pada kuesioner yang diisi oleh

peserta pelatihan maka yang mendapatkan hasil rata-rata respon

positif yaitu 98,8%. Hal ini menjelaskan bahwa hampir semua

peserta pelatihan menyatakan terdapat media dan sumber belajar

yang sesuai dengan materi. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 1,2%, yang menunjukan sedikit sekali peserta pelatihan

menyatakan tidak terdapat media dan sumber belajar yang sesuai

dengan materi.

Berdasarkan pernyataan Butir 7 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 95,3% yang artinya hampir

semua peserta pelatihan menyatakan tersedianya mesin pencari

(search engine) untuk menemukan sumber yang diinginkan.

Sedangkan rata-rata dari perolehan respon negatif yaitu 4,7% yang

artinya sedikit sekali peserta pelatihan menyatakan tidak

tersedianya mesin pencari (search engine) untuk menemukan

sumber yang diinginkan.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

88

Berdasarkan pernyataan Butir 8 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 96,5% yang artinya hampir

semua peserta pelatihan dapat menggungah dan mengunduh

materi pelatihan. Sedangkan rata-rata dari perolehan respon negatif

yaitu 3,5% yang artinya sedikit sekali peserta pelatihan tidak dapat

menggungah dan mengunduh materi pelatihan.

Berdasarkan pernyataan Butir 9 diperoleh rata-rata hasil

persentase dengan respon positif yaitu 76,5% yang artinya

sebagian besar peserta pelatihan mendapatkan tersedianya

sumber – sumber belajar diluar jaringan (offline). Dan diperoleh

respon negatif yaitu 23,5% yang artinya sebagian kecil peserta

pelatihan tidak tersedianya sumber – sumber belajar diluar jaringan

(offline).

Berdasarkan pernyataan butir 10 pada kuesioner yang diisi oleh

peserta pelatihan maka yang mendapatkan hasil rata-rata respon

positif yaitu 82,3%. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar

peserta pelatihan diberikan tugas dalam bentuk diluar jaringan

(offline). Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 17,7%, yang

menunjukan sedikit sekali peserta pelatihan tidak diberikan tugas

dalam bentuk diluar jaringan (offline).

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

89

Berdasarkan 5 butir kuesioner diatas didapatkan kesimpulan

bahwa sebagian besar responden menyatakakan ketersedian

sumber sudah sesuai. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

oleh expert review bahwa ketersediaan sumber dalam pelatihan e-

learning “White Board Animation” berupa online ataupun offline

sudah memadai karena akan membingungkan jika terlalu banyak.

2. Evaluation Issue

Terdapat 34 butir peryataan yang terbagi dalam 5 butir

pernyataan berbentuk lembar observasi, 29 butir pernyataan berbentuk

kuesioner diisi oleh penyelenggara dan wawancara oleh penyelenggara

serta expert review.

Butir pernyataan tersebut dikelompokan menjadi 4 indikator

yaitu, evaluasi proses pengembangan konten, evaluasi lingkungan e-

learning, evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan, dan

penilaian terhadap peserta pelatihan. Penilaian dalam e-learning harus

memfokuskan pada orang, proses dan produk.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

90

Grafik 12 Hasil Keseluruhan Kuesioner Evaluation Issues

Data yang peneliti dapatkan di lapangan berdasarkan kuesioner

menunjukkan bahwa semua responden menyatakan penyelenggaraan

program “White Board Animation” telah menerapkan komponen e-

learning evaluation issues. Berikut ini hasil analisa berdasarkan

kuesioner untuk peserta pelatihan dan didukung juga dari hasil

wawancara oleh penyelenggara dan expert review yaitu:

a. Evaluasi Proses Pengembangan Konten

Data hasil observasi, yaitu evaluasi proses pengembangan

konten telah dilakukan dengan baik oleh SEAMOLEC. Perencanaan

dilakukan sesuai dengan tujuan pelatihan melalui tahapan ujicoba

berdasarkan kelas tatap muka. Kemudian kompetensi dan indikator

pembelajaran disesuaikan dari hasil ujicoba tersebut. Disain dan

46,23

53,77

0 00

10

20

30

40

50

60

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Skor Jawaban Responden

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

91

produksi ditangan oleh penanggung jawab yaitu PIC (personal in

charge) yang kemudian dikonsultasikan kembali dengan ahli.

Selanjutnya evaluasi bahan ajar dilakukan dalam bentuk

improvisasi strategi pelatihan.

Selanjutnya, hasil wawancara oleh satu expert review dan satu

penyelenggara pelatihan sejaan dengan hasil diatas yaitu,

pengembangan konten sudah baik karena telah melibatkan

komponen people, proces, dan product dari komponen e-learning

evaluation issues. Proses evaluasi pengembangan konten

dilakukan dan dibuat oleh SEAMOLEC dalam setiap mata diklat

ditunjuk satu orang sebagai PIC (Personal In Charge) bertanggung

jawab dalam merumuskan tujuan, strategi, kompetensi, evaluasi

dan juga konten yang dikembangan. Kemudian dikonsultasikan

kepada ahli.

Tentu saja hal ini sudah baik jika dilihat dari komponen yang

disebut oleh Badrul Khan h.23 e-learning harus memfokuskan pada

orang, proses dan produk. Aspek yang harus dipertimbangkan

dalam Evaluasi dalam e-learning yaitu bagaimana e-learning dan

bahan pembelajaran direncanakan, dirancang, dikembangkan,

disampaikan serta dipemeliharaannya.

b. Evaluasi Lingkungan E-Learning

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

92

Evaluasi lingkungan e-learning meliputi; (1) Tim kinerja

instruksional; (2) Staf layanan pendukung belajar; dan (3) Layanan

administrasi.

Berdasarkan pernyataan butir 1 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan instruktur memiliki kemampuan komunikasi

tertulis yang baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%,

yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menunjukkan

instruktur memiliki kemampuan komunikasi tertulis yang kurang

baik.

Berdasarkan pernyataan butir 2 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan instruktur memiliki kemampuan komunikasi

lisan yang baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%,

yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menunjukkan

instruktur memiliki kemampuan komunikasi lisan yang kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 3 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

93

pelatihan menyatakan instruktur memiliki kemampuan untuk

melakukan pelatihan daring (Online) yang baik. Dan perolehan rata-

rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara

pelatihan menyatakan instruktur memiliki kemampuan untuk

melakukan pelatihan daring (Online) yang kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 4 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan instruktur memiliki tingkat antusias yang

tinggi dalam mengajarkan materi pelatihan dengan baik. Dan

perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada

penyelenggara pelatihan menyatakan instruktur memiliki tingkat

antusias yang tinggi dalam mengajarkan materi pelatihan dengan

kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 5 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan instruktur memotivasi peserta pelatihan

untuk aktif dalam kursus dengan baik. Dan perolehan rata-rata

respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

94

pelatihan menyatakan instruktur memotivasi peserta pelatihan

untuk aktif dalam kursus dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 6 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kinerja staff layanan pendukung teknisi

spesialis dengan sangat baik. Dan perolehan rata-rata respon

negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan kinerja staff layanan pendukung teknisi spesialis

dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 7 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kinerja staff layanan pendukung pelayanan

perpustakaan dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan kinerja staff layanan pendukung pelayanan

perpustakaan dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 8 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

95

pelatihan menyatakan kinerja staff layanan pendukung pelayanan

konseling dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu

0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan

kinerja staff layanan pendukung pelayanan konseling dengan

kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 9 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kinerja staff layanan peserta dengan baik.

Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak

ada penyelenggara pelatihan menyatakan kinerja staff layanan

peserta dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 10 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi

penerimaan dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi penerimaan

dengan kurang baik.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

96

Berdasarkan pernyataan butir 11 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi

pendaftaran dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi pendaftaran

dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 12 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi

pembayaran dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan penilaian terhadap layanan administrasi pembayaran

dengan kurang baik.

Dari 12 butir soal kuesioner yang telah dianalisis dapat

disimpulkan bahwa semua responden menyatakan program “white

board animation” telah sesuai dengan sub komponen evaluation

issues, yaitu evaluasi lingkungan e-learning. Tim kerja instruksional,

staff layanan belajar dan administrasi telah bekerja dengan baik.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

97

Selanjutnya, diperkuat dengan hasil wawancara oleh

penyelenggara dan expert review bahwa untuk kinerja instruktur

sudah interaktif, baik itu interaksi melalui grup whatsapp ataupun

video conference, hanya saja interaksi yang tercipta di dalam e-

learning harus lebih tertib sebagai instruktur, perlu diingat interaksi

yang tercipta bukanlah interaksi antara seorang 'penyiar radio'

dengan pendengarnya.

c. Evaluasi Pada Tingkat Program Dan Kelembagaan

Dalam evaluasi tingkat program dan kelembagaan dibagi dalam

2 sub indikator yaitu, lembaga melakukan evaluasi yang berkala

terhadap kepuasan peserta dan melakukan evaluasi sebagai

perbaikan materi kursus.

Berdasarkan pernyataan butir 1 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan penilaian pemasaran/pengenalan e-learning

dilakukan dengan sangat baik. Dan perolehan rata-rata respon

negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan penilaian pemasaran/pengenalan e-learning dilakukan

dengan kurang baik.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

98

Berdasarkan pernyataan butir 2 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan efektivitas kemitraan penyelenggara e-

learning dengan institusi lain dilakukan secara sangat baik. Dan

perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada

penyelenggara pelatihan menyatakan efektivitas kemitraan

penyelenggara e-learning dengan institusi lain dilakukan secara

kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 3 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kursus menyediakan tombol umpan balik

langsung disebagian halaman untuk peserta sebagai peningkatan

kursus dengan sangat baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan kursus menyediakan tombol umpan balik langsung

disebagian halaman untuk peserta sebagai peningkatan kursus

dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 4 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

99

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kursus memberikan kesempatan kepada

peserta untuk memberikan umpan balik kepada penyelenggara

terkait kualitas, manfaat dan kekurangan dengan sangat baik. Dan

perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada

penyelenggara pelatihan menyatakan kursus memberikan

kesempatan kepada peserta untuk memberikan umpan balik

kepada penyelenggara terkait kualitas, manfaat dan kekurangan

dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 5 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan melakukan survei terhadap kepuasan

peserta terhadap kursus dengan baik. Dan perolehan rata-rata

respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara

pelatihan menyatakan melakukan survei terhadap kepuasan

peserta terhadap kursus kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 6 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan lingkungan belajar interaktif dengan sangat

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

100

baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti

tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan lingkungan belajar

interaktif dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 7 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan menyimpan catatan tingkat penyelesaian

setiap kursus dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif

yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

menyatakan menyimpan catatan tingkat penyelesaian setiap kursus

dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 8 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan materi kursus ditinjau setiap semester atau

kuartalan untuk menjaga kualitas kursus dengan baik. Dan

perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada

penyelenggara pelatihan menyatakan materi kursus ditinjau setiap

semester atau kuartalan untuk menjaga kualitas kursus dengan

kurang baik.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

101

Berdasarkan pernyataan butir 9 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan efektifitas infrastruktur teknologi untuk kursus

dengan baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang

berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan efektifitas

infrastruktur teknologi untuk kursus dengan kurang baik.

Dari 9 butir soal kuesioner yang telah dianalisis dapat

disimpulkan bahwa semua responden menyatakan program “white

board animation” telah sesuai dengan sub komponen evaluation

issues, yaitu evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan.

Hal diatas diperkuat dengan hasil wawancara oleh

penyelenggara bahwa SEAMOLEC telah melakukan berbagai

perbaikan melalui improvisasi strategi pelatihan. Kemudian terkait

kerja sama dengan institusi lain seperti, SEAMEO lainnya. Untuk

promosi kursus juga telah dilakukan melalui berbagai macam media

sosial dan juga melalui halaman Facebook KEMENDIKBUD.

d. Penilaian Terhadap Peserta Pelatihan

Berbagai alat evaluasi dan penilaian bisa dimasukkan ke dalam

kursus e-learning. Tes individual, partisipasi dalam diskusi

kelompok, pertanyaan, dan pengembangan portofolio semuanya

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

102

dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan peserta. Pada

tahap ini dibagi dalam 3 sub indikator, yaitu; (1) tersedia penilaian

pre-test dan post-test untuk peserta pelatihan, (2) tersedia penilaian

untuk mengukur ketercapaian materi kursus seperti (esai, pilihan

ganda, dan Benar/Salah) dan (3) tersedia tempat diskusi untuk

peserta dan peserta pelatihan.

Berdasarkan pernyataan butir 1 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan pre-test yang diberikan sesuai dengan materi

pelatihan secara baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu

0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan

pre-test yang diberikan sesuai dengan materi pelatihan secara

kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 2 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan post-test yang diberikan sesuai dengan

materi pelatihan secara baik. Dan perolehan rata-rata respon

negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

103

menyatakan post-test yang diberikan sesuai dengan materi

pelatihan secara kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 3 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan tugas yang diberikan sesuai dengan sangat

baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti

tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan tugas yang

diberikan sesuai dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 4 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan peserta diberikan kesempatan menunjukkan

hasil belajar/tugas akhir dengan sangat baik. Dan perolehan rata-

rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara

pelatihan menyatakan peserta diberikan kesempatan menunjukkan

hasil belajar/tugas akhir dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 5 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan kursus memberikan penilaian yang jelas

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

104

dengan sangat baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu

0%, yang berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan

kursus memberikan penilaian yang jelas dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 6 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan diberikan waktu yang cukup untuk

menyelesaikan tugas kursus dengan sangat baik. Dan perolehan

rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada

penyelenggara pelatihan menyatakan diberikan waktu yang cukup

untuk menyelesaikan tugas kursus dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 7 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan peserta diberikan kesempatan untuk

berdiskusi di dalam kursus dengan sangat baik. Dan perolehan rata-

rata respon negatif yaitu 0%, yang berarti tidak ada penyelenggara

pelatihan menyatakan peserta diberikan kesempatan untuk

berdiskusi di dalam kursus dengan kurang baik.

Berdasarkan pernyataan butir 8 pada kuesioner yang diisi oleh

penyelenggara pelatihan didapatkan hasil rata-rata respon positif

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

105

yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa semua penyelenggara

pelatihan menyatakan peserta diharuskan berdiskusi dengan

sangat baik. Dan perolehan rata-rata respon negatif yaitu 0%, yang

berarti tidak ada penyelenggara pelatihan menyatakan peserta

diharuskan berdiskusi dengan kurang baik.

Dari 8 butir soal kuesioner yang telah dianalisis dapat

disimpulkan bahwa semua responden menyatakan program “white

board animation” telah sesuai. Diperkuat dari hasil wawancara oleh

penyelenggara dan expert review bahwa penilaian terhadap peserta

pelatihan sudah baik berdasarkan komponen evaluation issues.

Seperti penilaian pre-test dan post-test, penilaian untuk mengukur

ketercapaian materi kursus dan tempat diskusi telah dengan baik

disediakan dalam program pelatihan daring “White Board

Animation”.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini, sebagaimana telah diuraikan dalam deskripsi data dan

analisis data tidak dapat dikatakan sempurna dikarenakan ada

beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Karena keterbatasan kemampuan peneliti dalam waktu, maka

observasi hanya dilakukan satu kali sehingga menyebabkan

kurangnya informasi untuk menggambarkan secara menyeluruh

Page 106: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

106

tentang program pelatihan daring “White Board Animation” di

SEAMOLEC.

2. Penelitian ini hanya menggambarkan secara umum mengenai

program pelatihan daring “White Board Animation”, tidak dikaji

secara mendalam.

3. Instrumen yang digunakan untuk penyelenggara hanya diambil

dari satu orang yaitu atasan dari penanggung jawab program

tersebut.

4. Penelitian ini hanya melihat dari 2 komponen e-Learning karena

keterbatasan waktu dan tenaga.

5. Keterbatasan waktu dan tenaga yang membuat tidak

sempurnanya penelitian ini.

6. Keterbatasan jumlah sampel responden peserta pelatihan yang

dapat dijangkau.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

111

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

D. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dari hasil penyebaran

kuesioner kepada peserta pelatihan, observasi perencanaan pelatihan oleh tim

pengembang yang dilakukan oleh atasan, wawancara dengan penyelenggara dan

wawancara dengan ahli pembelajaran mengenai evaluasi program pelatihan daring

“White Board Animation” yang dilakukan di SEAMOLEC adalah sebagai berikut :

1. Resource Support Issues

Dukungan layanan dan ketersediaan sumber belajar yang sangat baik

dirasakan oleh peserta pelatihan. Ditunjukkan oleh adanya dukungan layanan

yang selalu tersedia, yaitu layanan bimbingan materi pelatihan, bimbingan

konsultasi belajar, dan pelayanan masalah – masalah teknis. Kemudian, pada

ketersediaan sumber belajar juga selalu tersedia sumber – sumber belajar

bersifat offline dan online. Namun ditemukan masih banyak peserta yang belum

mengerjakan pre-test dan post-test.

2. Evaluation Issues

Pada tahap evaluasi proses pengembangan konten, telah dilakukan

dengan sangat baik oleh SEAMOLEC. Ditunjukkan dengan adanya

perencanaan yang sesuai dengan tujuan pelatihan; desain pelatihan yang

sesuai dengan perencanaan. Perbaikan terhadap materi pelatihan sudah

dilakukan perbaikan. Terdapat kelemahan dalam perbaikan yang diperbaiki

hanya strategi pelatihan saja dan hanya satu orang yang bertugas menangani

pelatihan daring ini.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

112

Pada tahap evaluasi lingkungan e-learning penyelenggara telah dengan

sangat baik mengelola lingkungan e-learnng, karena tampak dari kinerja

instruksional, staf layanan pendukung belajar dan layanan administrasi. Namun

yang perlu diperhatikan interaksi instruktur dengan peserta pelatihan yang

hanya bersifat satu arah (instruktur hanya memberikan ceramah).

Evaluasi pada tingkat program dan kelembagaan telah diselenggarakan

dengan sangat baik dilihat dari dilakukannya evaluasi terhadap kepuasan

peserta melalui rubrik dan kuesioner yang diberikan diakhir pelatihan. Peserta

memberikan melalui umpan balik kepada penyelenggara mengenai

penyelenggaraan pelatihan, bermitra dengan institusi lain untuk

mengembangkan pelatihan dan menciptakan lingkungan belajar yang

interaktif, seperti dengan adanya Video Conference. Penyelenggara dalam

upaya perbaikan materi pelatihan juga sudah baik.

Penyelenggara telah melakukan penilaian terhadap peserta pelatihan

dengan sangat baik. Hal ini dilihat dengan adanya tugas-tugas yang diberikan,

diskusi, unjuk hasil, dan penilaian hasil belajar.

E. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah penyelenggara pelatihan “White Board

Animation” telah melakukan penyelenggaraan pelatihan dengan sangat baik.

Khususnya jika dilihat dari dua komponen e-larning yaitu Resource Support Issues

dan Evaluation Issues namun masih terdapat beberapa kelemahan. Penyelenggara

dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk memperbaiki

kelamahan yang terdapat pada pelatihan “White Board Animation” ini.

F. Saran

Page 109: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unj.ac.id/3195/5/11. BAB I-V.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

113

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka

dalam evaluasi program pelatihan daring “White Board Animation” di SEAMOLEC,

dapat diberikan saran sebagai berikut.

1. Penyelenggara sebaiknya mewajibkan peserta untuk mengerjakan pre-test dan

post-test. Serta dimasukkan keadalam nilai akhir.

2. Interaksi antara instruktur dan peserta pelatihan dalam e-learning perlu

diperbaiki tidak hanya satu arah (ceramah). Namun dibuat interaksi yang

komunikatif seakan peserta sedang berinteraksi dengan instruktur.

3. Perlunya perbaikan materi pelatihan yang mengacu kepada evaluasi proses

pengembangan konten, tidak cukup hanya dengan perbaikan strategi pelatihan

saja.

4. Perlunya penambahan staff dalam tim kerja instruksional agar

pengembangan pelatihan lebih baik, khususnya staff yang memiliki keahlian

dalam bidang pembelajaran (teknologi pendidikan).