bab i pendahuluan a. latar belakang · anba rouis dan biara santo mina di mariout, mesir sehingga...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timur Tengah dikenal sebagai pusat dari Agama Islam. Hal tersebut dikarenakan Agama Islam lahir dan berkembang dari kota Mekah, yang sekarang terletak di negara Saudi Arabia. Hingga kemudian kekuatan Islam mampu menguasai hampir seluruh daerah di Timur Tengah (Amin, 2009: 65). Abu Bakar (11-13 H / 632-634 M) sebagai Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad, mulai memperluas daerah kekuasaan Islam ke luar Mekah. Daerah kekuasaan Islam terus meluas dari Maroko sampai India, bahkan sampai di Indonesia. Salah satu daerah yang mampu dikuasai Islam dan menjadi pusat peradaban Islam adalah Mesir. Islam masuk ke tanah Mesir pada tahun 18 H atau 639 M, ketika Khalifah Umar bin Khatab berkuasa. Khalifah Umar bin Khatab waktu itu memerintahkan Amr bin Ash sebagai panglima dengan 4000 pasukan untuk menyerbu Mesir. Setelah 7 bulan pengepungan, Mesir mampu dikuasai oleh pasukan Muslim. Kota pertama yang jatuh ke tangan Islam adalah Alexandria yang ketika itu adalah pusat kekuasaan Bizantine di Afrika Utara (Ali, 2003: 163-164). Mesir adalah daerah yang telah memiliki peradaban kuno dan maju, selain itu Mesir adalah daerah yang subur karena keberadaan Sungai Nil, karena kesuburan inilah tanah Mesir disebut sebagai “anugerah sungai Nil” (Ali, 2003: 164). Sejak 4000 tahun sebelum masehi, Mesir telah memiliki peradaban yang tinggi, terbukti dengan adanya kerajaan Mesir Kuno yang dipimpin oleh Raja bergelar Firaun. Setelah Islam masuk dan mampu menguasai tanah Mesir, banyak bermunculan

Upload: hakhanh

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Timur Tengah dikenal sebagai pusat dari Agama Islam. Hal tersebut

dikarenakan Agama Islam lahir dan berkembang dari kota Mekah, yang sekarang

terletak di negara Saudi Arabia. Hingga kemudian kekuatan Islam mampu

menguasai hampir seluruh daerah di Timur Tengah (Amin, 2009: 65). Abu Bakar

(11-13 H / 632-634 M) sebagai Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi

Muhammad, mulai memperluas daerah kekuasaan Islam ke luar Mekah. Daerah

kekuasaan Islam terus meluas dari Maroko sampai India, bahkan sampai di

Indonesia. Salah satu daerah yang mampu dikuasai Islam dan menjadi pusat

peradaban Islam adalah Mesir. Islam masuk ke tanah Mesir pada tahun 18 H atau

639 M, ketika Khalifah Umar bin Khatab berkuasa. Khalifah Umar bin Khatab

waktu itu memerintahkan Amr bin Ash sebagai panglima dengan 4000 pasukan

untuk menyerbu Mesir. Setelah 7 bulan pengepungan, Mesir mampu dikuasai oleh

pasukan Muslim. Kota pertama yang jatuh ke tangan Islam adalah Alexandria yang

ketika itu adalah pusat kekuasaan Bizantine di Afrika Utara (Ali, 2003: 163-164).

Mesir adalah daerah yang telah memiliki peradaban kuno dan maju, selain itu

Mesir adalah daerah yang subur karena keberadaan Sungai Nil, karena kesuburan

inilah tanah Mesir disebut sebagai “anugerah sungai Nil” (Ali, 2003: 164). Sejak

4000 tahun sebelum masehi, Mesir telah memiliki peradaban yang tinggi, terbukti

dengan adanya kerajaan Mesir Kuno yang dipimpin oleh Raja bergelar Firaun.

Setelah Islam masuk dan mampu menguasai tanah Mesir, banyak bermunculan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

2

kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri dan berpusat di sana, seperti Kerajaan

Fatimiyah (969M – 1171M) dan Kerajaan Mamluk (1250M – 1517M) (Amin,

2009:279). Kerajaan Islam yang cukup berpengaruh atas berdirinya Mesir Modern

adalah Kerajaan Fatimiyah, yang berpusat di Kairo dan memiliki peninggalan besar

yaitu Masjid Al-Azhar yang merupakan awal dari berdirinya Universitas Al-Azhar.

Masjid Al-Azhar dibangun oleh Khalifah Mu’idz li Dinilah Ma’ad bin Manshur

(931M-975M), khalifah keempat dari Dinasti Fathimiyah yang menguasai Mesir

kala itu. Selain untuk tempat ibadah, Masjid Al-Azhar juga berfungsi sebagai pusat

kebudayaan dan pendidikan dari paham Syiah, yang merupakan paham resmi

kerajaan. Tetapi sejak Shalahudin Al-Ayyubi menguasai Mesir pada tahun 1711 M,

kurikulum pendidikan di Al-Azhar diubah dari paham Syiah menjadi paham Sunni

(Al-Kattani, 2009:25). Sampai sekarang Masjid dan Universitas Al-Azhar masih

berdiri dan menjadi salah satu pusat pembelajaran Islam terbesar di dunia (Amin,

2009:254).

Selain Kairo yang menjadi ibukota Mesir, banyak juga kota lain yang terkenal

di Mesir, salah satunya kota Alexandria atau Iskandariyah. Kota Alexandria

dibangun oleh Alexander the Great dari Macedonia pada 323 SM (Al-Kattani,

2009:20). Banyak peninggalan sejarah di kota ini. Salah satu peninggalan yang

paling menarik adalah Gereja Santo Markus, sebagai pusat Kristen Ortodok Koptik

Mesir dan di sana bertahta pemimpin tertinggi dari gereja tersebut yang bergelar

Paus. Berbeda dengan Paus yang bertahta di Vatikan, Roma sebagai pemimpin

tertinggi pengikut Gereja Katolik Roma, Paus yang berkedudukan di kota

Alexandria adalah pemimpin tertinggi dari pengikut Gereja Kristen Ortodok Koptik

Mesir (Suleeman, dalam gkiki.com diakses 5 Oktober 2015).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

3

Gereja Kristen Ortodok Koptik Mesir memiliki pengikut sekitar 10% dari 83

juta penduduk Mesir yang mayoritas muslim (bbc.com diakses 16 September

2015). Jumlah tersebut adalah jumlah minoritas kristen terbesar di Timur Tengah

(bbc.com diakses 5 Oktober 2015). Saat ini pemimpin Gereja Kristen Ortodok

Koptik Mesir adalah Paus Tawadros II yang merupakan Paus ke-118. Paus

Tawadros II diangkat menjadi pemimpin tertinggi gereja tersebut pada tahun 2012

di Gereja Santo Reweiss di Abbassiya, Kairo, Mesir (copticchurch.net diakses 21

September 2015) yang menggantikan Pemimpin Gereja Kristen Ortodok Koptik

Mesir sebelumnya yaitu Paus Shenouda III, yang memimpin sejak tahun 1971

sampai tahun 2012.

Paus Shenouda III dilahirkan di Desa Salam, Provinsi Asiut di daerah Mesir

Utara dari keluarga Kristen yang religius dengan nama Nazer Gayed. Sejak

berumur 16 tahun, Nazer Gayed muda telah aktif di Sekolah Minggu untuk

memperdalam pengetahuan tentang agama Kristen. Sejak lulus dari Cairo

University, Nazer Gayed muda bergabung ke Seminari dan menjadi biarawan. Pada

18 Juli 1954 Nazer Gayed diangkat menjadi Frather dengan gelar Fr. Antonius El-

Sriyani. Kemudian pada 30 September 1962, Fr. Antonius El-Sriyani diangkat oleh

Paus Kyrillos VI sebagai Bishop dengan gelar Bishop Shenouda sekaligus diberi

kepercayaan menjadi Bishop Pendidikan Kristen dan Presiden Seminari Theologi

Kristen Koptik. Sejak menjabat menjadi kepala seminari, jumlah murid terus

bertambah hingga tiga kali lipat. Kemudian pada 14 November 1971, Bishop

Shenouda diangkat menjadi Paus ke-117 dari Gereja Kristen Ortodok Koptik

dengan gelar Paus Shenouda III. Selain menjadi pemimpin tertinggi Gereja Kristen

Ortodok Koptik, Paus Shenouda III masih aktif menjadi editor untuk majalah El-

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

4

Keraza dan menjadi pengajar pada Seminari di Kairo, Alexandria dan Institusi

Pendidikan Tinggi Koptik di seluruh dunia. Paus Shenouda III juga mendirikan

Seminari di berbagai negara selain Mesir, seperti di Amerika, Australia dan negara-

negara persemakmuran Inggris. Selama hidup, Paus Shenouda III telah mengarang

101 buku dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti bahasa Inggris,

Prancis, Jerman, Itali dan bahasa-bahasa lainya. Paus Shenouda III juga Paus

Kristen Ortodok Koptik pertama yang melakukan kunjungan ke Vatikan, Roma

setelah 1500 tahun hal itu tidak dilakukan. Dalam kunjungannya ke Vatikan, Paus

Shenouda III bertemu dengan Paus Paulus VI untuk membicarakan isu kekristenan,

juga membuat persetujuan dalam membangun persatuan diantara umat (Mikhail,

dalam copticchurch.net diakses 21 September 2015).

Selama sekitar 41 tahun masa kepemimpinannya di Gereja Orthodok Koptik,

banyak yang telah dilakukan Paus Shenouda III. Terutama tentang toleransi di

Mesir, terbukti ketika Paus Shenouda III meninggal di tahun 2012, ucapan duka dan

rasa kehilangan tidak hanya datang dari pemeluk Kristen saja, tetapi juga datang

dari kaum Muslim yang diwakili Syeikh Agung Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al-

Tayeb dan Pemimpin Tertinggi (Mursyid) Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie

yang mengatakan bahwa kematian Paus Shenouda III adalah sebuah kehilangan

besar bagi Mesir, karena Paus Shenouda III adalah bapak toleransi bagi Mesir

(antaranews.com diakses 17 September 2015)

Banyak buku yang dikarang Paus Shenouda III selama 41 tahun memimpin

Gereja Ortodok Koptik, ada sekitar 101 buku dan banyak diantaranya telah

diterjemahkan dalam berbagai bahasa, buku-buku tersebut antara lain berisi tentang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

5

pemikiran, nasehat dan sebagian yang lain tentang tafsir dari Bible atau Alkitab.

Salah satu bukunya yang berisi tentang tentang pemikiran dan ajaran mengenai

kehidupan adalah buku berjudul “Ten Concepts” atau Sepuluh Konsep, dalam buku

itu Paus Shenouda III menuangkan pemikirannya tentang konsep kehidupan mulai

dari konsep ketuhanan, manusia, kehidupan sosial serta kehidupan yang diajarkan

oleh Gereja. Salah satunya adalah konsep tentang “Cinta dan Persahabatan”.

Konsep Cinta dan Persahabatan ini erat pengaruhnya dengan hubungan sosial

manusia di tengah banyaknya perbedaan. Dalam hal ini toleransi beragama yang

terjadi di Mesir antara penganut Kristen Koptik sebagai minoritas dan Islam sebagai

agama mayoritas, juga hubungan dengan agama-agama lain yang hidup di Mesir.

Hal unik dari toleransi beragama di Mesir inilah yang menarik penulis untuk

membuat penelitian tentang minoritas Kristen Ortodok Koptik Mesir, yang diwakili

tokoh utama sekaligus pemimpin tertinggi yaitu Paus Shenouda III. Selama kurang

lebih 41 tahun menjabat dalam tahta suci sebagai Paus Gereja Kristen Orthodok

Koptik ke-117 tahun 1971-2012, pemikiran serta kontribusinya terhadap kerukunan

beragama di Mesir sangatlah menarik untuk dikaji. Maka tidak salah jika julukan

“bapak toleransi Mesir” disematkan padanya dan merupakan suatu kehilangan

besar bagi Mesir setelah meninggalnya Sang Paus pada tahun 2012.

Penelitian tentang Paus Shenouda III atau tentang Kristen Koptik Mesir sampai

saat ini belum dilakukan di Program Pendidikan Sastra Arab UNS begitu juga yang

berkaitan tentang toleransi beragama. Maka dari itu sebagai tinjauan pustaka ada

beberapa tulisan terkait Paus Shenouda III, antara lain:

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

6

Pertama, Artikel berjudul “Pope Kyrillos VI and the Spiritual Leadership”

karya Father Raphael Ava Mina (1986). Artikel ini membahas tentang Paus

Kyrillos VI yang merupakan Paus Gereja Orthodok Koptik Mesir ke-116 tahun

1959-1971. Dalam buku ini dipaparkan tentang biografi Paus Kyrillos VI sejak

lahir, proses menjadi seorang biarawan, hingga mendapatkan jabatan spiritual

sebagai Paus. Dijelaskan bahwa pada masa Paus Kyrillos VI bertahta, Katedral

Santo Markus di Alexandria direnovasi, selain itu dibangun sebuah gereja baru di

Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI

juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang prestasi-prestasi

Paus Kyrillos VI dalam menyebarkan Gereja Orthodok Koptik ke seluruh dunia,

seperti Asia, Eropa dan Amerika. Hal ini merupakan sebuah sejarah karena untuk

pertama kalinya, Gereja Orthodok Koptik dibangun di luar Mesir. Buku ini juga

memaparkan tentang kepemimpinan spiritual Paus Kyrillos VI dalam Gereja

Orthodok Koptik yang penuh dengan pengabdian dan kebijaksanaan. Buku ini

memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.

Perbedaanya adalah pada tokoh yang dikaji sebagai objek penelitian, pada buku ini

membahas Paus Kyrillos VI sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis

adalah tentang Paus Shenouda III. Tetapi dua hal ini memiliki kesamaan, yaitu

kedua tokoh ini adalah Paus dari Gereja Orthodok Koptik Mesir, Paus Kyrillos VI

adalah Paus ke-116 dan Paus Shenouda III adalah penggantinya. Dua tokoh ini

sama-sama tokoh yang peduli terhadap toleransi beragama dan tokoh yang pluralis

dari Mesir. Penelitian yang dilakukan penulis akan membahas tentang toleransi

menurut Paus Shenouda III berdasarkan pemikiran beliau yang tertuang dalam buku

“Ten Concepts”.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

7

Kedua, Buku berjudul “Abba Kyrillos Patriach and Solitary” karya John

Watson (1996). Buku ini membahas tentang Paus Kyrillos VI sebagai Pemimpin

Gereja Orthodok Koptik ke-116. Buku ini menjelaskan tentang biografi Paus

Kyrillos VI mulai dari lahir dengan nama Azer Youssef Atta, dan kemudian

mendapat pendidikan agama yang kuat hingga akhirnya menjadi seorang biarawan.

Paus Kyrillos VI diangkat menjadi Paus pada 10 Mei 1959 dan memimpin Gereja

Koptik lebih dari 10 tahun, prestasi dan capaian atas kebijakannya sangatlah banyak

terutama dalam penyebaran Gereja Koptik di seluruh dunia. Paus Kyrillos VI

adalah pemimpin yang bijak, cerdas dan merupakan tokoh yang cukup berpengaruh

dalam Mesir Modern. Paus Kyrillos juga merupakan tokoh yang dekat dengan

mayoritas Muslim di Mesir. Paus Kyrillos VI hidup pada masa pemerintahan Gamal

Abdul Nasser, keduanya diceritakan sebagai dua sosok yang saling menghormati

dan sangat menghindari terjadinya konfrontasi. Perbedaan mendasar antara buku

ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah pada objek kajian, yaitu

antara Paus Kyrillos VI yang bertahta pada 1959-1971 dan Paus Shenouda III yang

bertahta setelahnya yaitu tahun 1971-2012 pada Gereja Koptik Mesir. Buku ini

membahas tentang masa bertahta Paus Kyrillos VI dan kebijakannya selama

menjabat dalam Gereja Koptik. Sedangkan, penelitian yang akan dilakukan penulis

adalah membahas tentang toleransi menurut Paus Shenouda III berdasarkan

pemikiran beliau yang tertuang dalam buku “Ten Concepts”.

Ketiga, Buku berjudul “The 30th Anniversary Of The Enthronement Of His

Holiness Pope Shenouda III : To The Apostolic Throne Of St. Mark 1971-2001”

karya Maged Attia, BA LLB (2001) dari Sydney, Australia. Buku ini diterbitkan

sebagai peringatan 30 tahun bertahta Paus Shenouda III sebagai pemimpin Gereja

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

8

Orthodok Koptik. Dalam buku ini dibahas tentang biografi Paus Shenouda III,

diawali dari kelahiran, pendidikan dan proses ia menjadi seorang Paus, pemimpin

tertinggi Gereja Orthodok Koptik. Selain itu, buku ini membahas tentang prestasi

dan hal-hal yang telah dilakukan Paus Shenouda III selama 30 tahun bertahta dalam

Gereja Koptik antara lain, upaya perluasan Gereja Koptik di seluruh dunia, dan

kunjungan ke gereja-gereja lain seperti di Kepausan Katolik di Vatikan Roma, dan

gereja-gereja Orthodok Timur tengah lain seperti Palestina dan Suriah. Buku ini

juga menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan Paus Shenouda III dalam internal

Gereja Koptik seperti kebijakan membuat instansi khusus dibawah pengawasan

Gereja Koptik untuk pendidikan, wanita dan pemuda, hal ini merupakan bukti

kepedulian Paus Shenouda III terhadap hal tersebut. Buku ini dan penelitian yang

akan dilakukan penulis memiliki kesamaan, yaitu Paus Shenouda III sebagai objek

kajian. Tetapi, dalam buku ini hanya menjelaskan biografi dan hal-hal yang

dilakukan Paus Shenouda III selama 30 tahun menjabat dari tahun 1971-2001.

Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah tentang pemikiran Paus Shenouda

III yang tertuang dalam buku “Ten Concepts” serta implikasinya terhadap toleransi

beragama di Mesir.

Keempat, Artikel yang ditulis oleh Fabian Weinert dari Arab-West Report (30

Juni 2014) yang merupakan review dari sebuah thesis yang ditulis oleh Matthias

Gillé berjudul “The Coptic Orthodox Church under Pope Shenouda III Observation

about this Theologhy and Biography”. Tulisan ini membahas tentang Gereja

Orthodok Koptik selama kepemimpinan Paus Shenouda III selama 40 tahun dan

kebijakan-kebijakan internal yang ia lakukan. Dalam tulisan ini, kehidupan Gereja

Orthodok Koptik didasarkan pada biografi Paus Shenouda III dan kehidupan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

9

theologi yang berpengaruh terhadap kehidupan gereja. Artikel ini lebih membahas

Paus Shenouda III dalam kehidupan internal gereja, seperti ajaran-ajaran dan tata

ibadah menurut Paus Shenouda III sebagai pemimpin gereja. Artikel ini juga

menulis tentang kehidupan Paus Shenouda III dibawah kepemimpinan Presiden

Anwar Sadad dan Hosni Mubarak, hal ini juga dianggap mempengaruhi kebijakan

Paus Shenouda III terhadap kehidupan gereja. Kebijakan lain yang dilakukan Paus

Shenouda III adalah pada reformasi gereja dan membuat kebijakan untuk mewadahi

pemuda dan wanita dengan membuat instansi kepemudaan dan kewanitaan dibawah

Gereja Koptik. Kebijakan Paus Shenouda III lain yang ditulis dalam artikel ini

adalah tentang kehidupan beragama dan dominasi Muslim yang kuat sebagai

minoritas di Mesir. Banyak ditemukan kesamaan artikel ini dengan penelitian ytang

akan dilakukan penulis, tetapi perbedaan mendasar adalah pada cara pandang

melihat pemikiran dan kebijakan Paus Shenouda III. Artikel ini adalah sebuah

review dari sebuah thesis yang mendasarkan kebijakan Paus Shenouda III berdasar

biografi dan theologinya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah

pemikiran Paus Shenouda III berdasar buku yang ia tulis berjudul “Ten Concepts”.

Kelima, Artikel tentang Paus Shenouda III yang ditulis oleh Fr. Mikhail E.

Mikhail dari Gereja Santo Markus di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat yang

dipublikasikan dalam situs resmi Gereja Orthodok Koptik, Coptic Church

(www.copticchurch.org, diakses pada 28 September 2014 pukul 20.39 wib). Artikel

ini menceritakan tentang biografi Paus Shenouda III mulai kelahiran, pendidikan

dan proses menjadi biarawan, hingga ia mendapat jabatan spiritual sebagai Paus

Gereja Orthodok Koptik. Selain itu, artikel ini menyebutkan tentang prestasi Paus

Shenouda III dalam perluasan Gereja Orthodok Koptik ke seluruh dunia, kunjungan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

10

Paus Shenouda III ke pusat Gereja Katolik Roma di Vatikan, Roma yang

merupakan hal bersejarah karena kunjungan pertama kali dilakukan setelah 1500

tahun. Artikel ini juga menjelaskan tentang Paus Shenouda III sebagai sosok yang

menjunjung persatuan dan toleransi beragama antara Muslim dan Kristen di Mesir.

Diceritakan pula wafatnya Paus Shenouda III di tanggal 17 Maret 2012 setelah

kurang lebih 40 tahun bertahta sebagai Paus.

Keenam, Artikel berjudul His Holiness Pope Shenouda III yang ditulis Carolyn

M Ramzi dan dipublikasikan dalam situs “Library of Congres”

(www.memory.loc.gov diakses pada 24 Februari 2016 pukul 14.50). Artikel ini

menjelaskan tentang biografi Paus Shenouda III mulai dari kelahiran, pendidikan

dan proses ia menjadi seorang Paus Gereja Orthodok Koptik ke-117 menggantikan

Paus Kyrillos VI. Artikel ini juga menceritakan tentang sosok Paus Shenouda III

yang merupakan tokoh karismatik Mesir, yang mampu mendamaikan hubungan

anatara Muslim dan Kristen di Mesir dan merupakan tokoh pelindung minoritas

Kristen di Mesir pada masa Presiden Anwar Sadad (1970-1981), Paus Shenouda III

pernah diasingkan di Anba Bishoy atau Biara Santo Bishoy di Mesir dan dibebaskan

ketika Presiden Hosni Mubarak berkuasa setelah terbunuhnya Presiden Anwar

Sadad oleh Ekstrimis Muslim pada 6 Oktober 1981. Selain itu, Paus Shenouda III

juga membuktikan jiwa toleransinya dengan mengunjungi Gereja Santo Petrus di

Vatikan, Roma bertemu Paus Paulus VI setelah 1500 tahun hal itu tidak pernah

dilakukan. Artikel ini membahas tentang biografi Paus Shenouda III, sehingga

memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Jika artikel ini

hanya membahas secara singkat biografi Paus Shenouda III sekaligus kehidupannya

pada masa Presiden Anwar Sadad, maka penelitian yang dilakukan penulis akan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

11

dibuat lebih luas karena membahas tentang pemikiran Paus Shenouda III dalam

buku “Ten Concept” serta implikasinya terhadap toleransi kehidupan beragama di

Mesir.

Ketujuh, Artikel berjudul “His Holiness Pope Shenouda III - 117th Pope of

Alexandria and Patriarch of the See of St. Mark” yang ditulis Bishop Youssef,

seorang Bishop dari Keuskupan Gereja Orthodox Koptik, Amerika Serikat bagian

Selatan dalam situs resmi Coptic Orthodox Diocese of the Southern United States

(www.suscop.org diakses pada 8 Maret 2016 pada 12.09). Artikel ini menjelaskan

tentang biografi dan kehidupan Paus Shenouda III dalam Gereja Orthodok Koptik

Mesir. Dijelaskan pula tentang doktrin Paus Shenouda III yang terkenal yaitu

“Pengetahuan yang Benar dan Cinta” yaitu doktrin yang mengajarkan manusia

untuk belajar dari sesuatu yang benar dan untuk saling berkasih sayang dan

menabur cinta terhadap sesama. Selain itu, artikel ini juga membahas tentang

kepemimpinan Paus Shenouda III dan kehidupannya sebagai seorang pengajar dan

pengkhotbah yang sangat karismatik. Dipaparkan pula bahwa Paus Shenouda III

melakukan banyak kunjungan terhadap Gereja lain seperti Katolik Roma di

Vatikan, Orthodok Rusia, dan Patriak Konstantinopel di Turki sebagai bentuk

perdamaian antar gereja. Selain itu Paus Shenouda III telah membangun banyak

gereja dan biara di Mesir dan luar negeri seperti Amerika Serikat dan negara-negara

di Eropa dan Asia. Penelitian yang akan dilakukan penulis memiliki kesamaan

dengan artikel ini dengan membahas doktrin dan pemikiran Paus Shenouda III.

Penelitian yang akan dilakukan penulis akan membahas tentang pemikiran Paus

Shenouda III dalam buku “Ten Concepts” sehingga akan dipaparkan lebih luas

tentang pemikiran tersebut. Dalam penelitian ini, penulis juga akan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

12

mengungkapkan tentang implikasi pemikiran tersebut terhadap toleransi beragama

di Mesir.

Kedelapan, Artikel berjudul Pope Shenouda, The Arab World’s Most

Influential Cristian Leader has Passed Away yang ditulis Drs. Cornelis Hulsman,

dipublikasikan pada situs www.arabwestrepost.info pada17 Maret 2012 (diakses

pada 23 Maret 2016 pukul 07.28). Artikel ini membahas tentang biografi Paus

Shenouda III dan kehidupan Paus Shenouda III ketika masa kepemimpinan Paus

Kyrillos VI (1959-1971) yang ketika itu masih menjadi seorang Bishop Pendidikan

dan bergelar Bishop Shenouda. Selain itu, artikel ini juga menunjukan kehidupan

Paus Shenouda III dibawah kekuasaan Presiden Anwar Sadad (1971-1981) dan

sempat mengalami pengasingan karena mengkritik kebijakan pemerintah. Terakhir,

artikel ini menunjukan kehidupan Paus Shenouda III dibawah kepemimpinan

Presiden Hosni Mubarak (1981-2011) yang pada masa kekuasaannya, Paus

Shenouda III dibebaskan dari pengasingan dan sama-sama berjuang untuk

kemakmuran Mesir. Keduanya pun menjadi sahabat baik dan saling mendukung,

hingga lengsernya Hosni Mubarak pada Revolusi Mesir 2011, Paus Shenouda III

tetap memberikan dukungan kepada Hosni Mubarak sampai akhir hayat. Artikel ini

memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis tentang

kehidupan Paus Shenouda III, tetapi yang menjadi perbedaan adalah penelitian

yang akan dilakukan penulis tentang pemikiran Paus Shenouda III dalam buku “Ten

Consepts”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

13

1. Bagaimanakah pemikiran humanisme Paus Shenouda III?

2. Bagaimanakah pengaruh pemikiran humanisme Paus Shenouda III terhadap

toleransi beragama di Mesir?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah,

1. Mendiskripsikan pemikiran humanisme Paus Shenouda III yang berkenaan

tentang toleransi beragama.

2. Mendiskripsikan pengaruh dari pemikiran humanisme Paus Shenouda III

terhadap perwujudan toleransi beragama di Mesir.

Selain tujuan penelitian yang mengacu pada rumusan masalah, Pertama hal ini

untuk membuka wawasan tentang Timur Tengah secara lebih luas. Kedua

memberikan pengetahuan tentang agama-agama minoritas dan juga tokoh-tokoh

yang berpengaruh di Timur Tengah serta memberikan pengetahuan tentang

toleransi beragama yang ada di Timur Tengah terutama Mesir.

D. Manfaat Penelitian

Dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian diatas, maka manfaat

penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Timur Tengah secara lebih luas,

terutama tentang minoritas dan toleransi beragama disana. Hasil dari penelitian ini

dapat membuka wawasan tentang Timur Tengah yang ternyata banyak minoritas

ditengah mayoritas pemeluk Islam sebagai mayoritas, salah satunya Kristen

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

14

Ortodok Koptik Mesir yang telah hidup lebih dari 2000 tahun yang lalu di Mesir.

Serta menambah pengetahuan tentang tokoh-tokoh minoritas yang cukup

berpengaruh di Timur Tengah, salah satunya Paus Shenouda III.

Manfaat lain dari penelitian ini adalah untuk lebih mengenal tentang kehidupan

di Timur Tengah yang majemuk. Serta akan menambah wawasan tentang

kehidupan Kristen Ortodok Koptik Mesir sebagai minoritas kristen terbesar di

Timur Tengah, tentang kehidupan pemimpinnya ke-117 yaitu Paus Shenouda III,

pemikiran dan pengaruhnya bagi pemeluk Kristen Koptik dan rakyat Mesir, juga

tentang toleransi beragama yang ada di Mesir.

E. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang dikaji pada

kehidupan dan pemikiran Paus Shenouda III sebagai pemimpin tertinggi Gereja

Kristen Ortodok Koptik Mesir pada tahun 1971-2012. Masalah yang dikaji antara

lain tentang biografi Paus Shenouda III yang terdiri dari latar belakang pendidikan

dan proses ia mendapatkan jabatan spiritual, kemudian pemikiran humanis Paus

Shenouda III yang tertuang dalam buku ”Ten Concepts”, dan pengaruhnya

terhadap kehidupan toleransi beragama di Mesir.

F. Landasan Teori

Penelitian ini merupakan penelitian kajian Timur Tengah yang berusaha

mengungkapkan pengaruh pemikiran dari objek kajian yaitu Paus Shenouda III

terhadap toleransi beragama di Mesir. Penelitian ini dijabarkan dengan cara

deskriptif analitik yang diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang pengaruh

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

15

Paus Shenouda III terhadap toleransi beragama yang ada di Mesir. Maka, sebagai

landasan penelitian digunakan dua teori, yaitu Teori Humanisme untuk

menganalisa tentang pemikiran humanisme Paus Shenouda III dan Teori Difusi

untuk menganalisa pengaruh pemikiran tersebut terhadap toleransi antar umat

beragama di Mesir.

Menurut kamus bahasa Inggris Oxford (dalam Pickels, 2014:18) kata humanism

dapat bermakna: (1) keyakinan manusia terhadap Kristus; (2) karakter atau kualitas

menjadi seorang manusia; (3) suatu sistem atas pemikiran dan tindakan berdasarkan

minat seseorang atau umat manusia secara umum; agama kemanusiaan; (4) hasrat

tentang studi kebudayaan manusia, budaya tulisan, secara sistem kaum humanis,

studi tentang bangsa Roma dan Yunani yang juga hadir di masa Renaisans.

Proses Difusi adalah tersebarnya unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru

dunia bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di

muka bumi (Koentjaraningrat, 1990: 244)

Menurut pemikiran difusionisme bahwa kebudayaan itu berasal dari pangkal

yang satu dan disuatu tempat tertentu, saat manusia baru saja muncul ke dunia.

Kemudian kebudayaan induk itu menyebar dan berkembang ke banyak kebudayaan

baru karena lingkungan hidup, alam dan waktu (Sulasman & Gumilar, 2013: 155-

156)

G. Elliot Smith (1871-1937) dan W.J. Perry (1887-1949) berpendapat bahwa

peradaban besar yang pernah ada pada masa lampau merupakan hasil persebaran

yang berasal dari Mesir. Teori ini muncul setelah penelitian dua tokoh ini setelah

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

16

melakukan kajian arkeologis di Mesir. Teori dari dua tokoh ini disebut juga

Heliolithic Theory (Sulasman & Gumilar, 2013: 156).

Fritz Graebner dan Pater Wilhelm Schmidt, pendiri aliran difusi Jerman-Austria

berpendapat bahwa manusia lebih suka meminjam kebudayaan lain, karena pada

dasarnya manusia itu bukan pencipta ide baru. Mereka juga mengemukakan bahwa

unsur-unsur kebudayaan dapat menyebar secara berkelompok atau secara satu-satu

dan melalui jarak yang jauh (Ihromi, 2006: 58)

Franz Boas (1858-1942) juga berpendapat bahwa, unsur-unsur persamaan yang

dimiliki oleh sebuah kebudayaan sangat diperhatikan secara cermat untuk

kemudian dimasukkan dalam kategori kulturkreis atau daerah atau lingkungan dan

kulturschuichten atau lapisan kebudayaan. Dengan cara ini, maka akan diketahui

unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam beragam kebudayaan dunia (Sulasman &

Gumilar, 2013: 157).

Clark Wissler (1870-1947) menyatakan bahwa, ada konsep yang disebut culture

area yang merupakan pembagian dari kebudayaan Indian di Amerika ke dalam

daerah-daerah yang merupakan kesatuan mengenai corak kebudayaan di dalamnya

(Sulasman & Gumilar, 2013: 158).

Kaplan & Manners (dalam Sulasman & Gumilar, 2013:159-160) mengatakan,

bahwa dua kebudayaan dalam lingkungan yang sama, salah satunya mampu

melebarkan sayap dengan merugikan budaya lain. Hal ini berarti, budaya pertama

dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkunganya dibandingkan dengan budaya

yang digusurnya.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

17

Menurut Maurice Merleau-Ponty, bahwa pada tingkat individu, pembentukan

identitas seseorang selalu dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya tempat ia

berlokasi, melalui proses adaptasi dan pembelajaran, baik secara alamiah maupun

yang berkonstruksi. Selain itu, seseorang harus membangun eksistensinya sebagai

seorang individu atau sebagai bagian dari suatu komunitas yang lebih besar, seperti

sosial, etnik, dan budaya. Keberadaan seseorang di tengah komunitasnya dibangun

salah satunya melalui proses perbandingan seseorang dengan orang lain (atau

sejumlah orang) dan memunculkan perbedaan yang unik satu sama lain (Sulasman

& Gumilar, 2013: 160)

Dari berbagai teori difusi menurut beberapa tokoh diatas, penelitian ini akan

menggunakan teori difusi menurut Maurice Merleau-Ponty, yang menjelaskan

tentang peran individu dan eksistensinya terhadap suatu kelompok seperti dalam

bidang sosial, etnik, dan budaya, serta peran seorang individu dalam memunculkan

perbedaan unik antara satu dengan yang lain. Teori ini sesuai dengan peran Paus

Shenouda III sebagai pemimpin tertinggi dari Gereja Kristen Ortodok Koptik

sekaligus tokoh perdamaian dan “bapak toleransi Mesir” yang berperan dalam

kerukunan beragama di Mesir.

G. Sumber Data

Objek kajian yang difokuskan dalam penelitian ini adalah tentang pemikiran

humanisme Paus Shenouda III sebagai pemimpin tertinggi dari Gereja Kristen

Ortodok Koptik Mesir yang terdapat pada buku “Ten Concepts” serta pengaruhnya

terhadap toleransi beragama di Mesir. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini ada dua, yaitu sumber data primer dan sekunder.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

18

1. Sumber Data Primer

Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah referensi yang berkaitan

dengan objek penelitian, yaitu pemikiran Paus Shenouda III selama menjadi

pemimpin tertinggi Gereja Kristen Ortodok Koptik Mesir ke-117 tahun 1971 – 2012

yang dituangkan dalam buku “Ten Concepts” (1994).

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diambil dari beberapa buku yang mendukung dan dari

beberapa situs resmi Kristen Ortodok Koptik, juga portal berita online.

H. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya,

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2007:6). Metode kualitatif adalah penelitian melalui pengamatan, atau

penelaahan dokumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data

yang digunakan berupa kepustakaan yang diperoleh melalui buku referensi dan

bukan data yang berbentuk angka.

Penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif yaitu, penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai

dengan apa adanya untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini

(Dantes, 2012:51). Namun dalam penelitian ini lebih kepada penelitian yang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

19

menggunakan metode penelitian deskriptif analitik yang merupakan metode dengan

cara menguraikan sekaligus mengalanisis (Ratna, 2010:335). Penelitian ini

menggunakan analisis fungsional, bahwa data yang dikumpulkan atau yang

diperoleh berisi analisis data yang bersifat menjelaskan, menuturkan, memaparkan,

menguraikan dan menganalisa pemikiran Paus Shenouda III terhadap toleransi

beragama di Mesir. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis psikologis

untuk mendeskripsikan tentang pemikiran tokoh yang menjadi objek penelitian

yaitu Paus Shenouda III. Penelitian juga menggunakan teknik analisis sosiologis

untuk mendiskripsikan sosiologi masyarakat objek penelitian yaitu masyarakat

Mesir.

Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian ini, yaitu: Tahap pertama,

pemilihan topik. Topik pada penelitian ini adalah pemikiran tokoh Kristen Koptik

dan pengaruhnya terhadap toleransi beragama di Mesir.

Tahap kedua, teknik pengumpulan data dan sumber data yang berhubungan

dengan objek kajian. Teknik pengumpilan data pada penelitian ini menggunakan

teknik penelitian pustaka (library research). Pengumpulan data dengan teknik

pustaka, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek penelitian melalui

buku, jurnal, internet yang mendukung penelitian ini, selain itu studi pustaka

dilakukan ke berbagai perpustakaan untuk mendukung penelitian ini, antara lain:

Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Perpustakaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

20

Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta

Perpustakaan Ignatius Yogyakarta

Perpustakaan Ganesha Surakarta

Tahap ketiga, teknik analisis data. Data yang telah diperoleh kemudian

dianalisis. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka peneliti membagi analisa

awal terdiri dari pemikiran Paus Shenouda III, kemudian analisa tentang pengaruh

pemikiran Paus Shenouda III terhadap toleransi beragama di Mesir. Dari analisa

tersebut maka akan dapat diambil kesimpulan.

Tahap keempat, mendeskripsikan hasil dari analisa ke dalam bentuk laporan

tertulis maupun gambar yang kemudian ditambahkan kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran yang berguna bagi peneliti lain yang akan melanjutkan

penelitian tersebut.

I. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disajikan dalam tiga bab yang terdiri dari beberapa sub-bab,

dengan rincian sebagai berikut:

Bab I adalah gambaran formal penelitian yang terdiri dari pendahuluan yang

berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, pembatasan masalah, tinjauan pustaka, landasan teori, sumber data,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan konsep material penelitian berisi pembahasan, yang terdiri

dari deskripsi tentang biografi Paus Shenouda III, deskripsi pemikiran humanis

Paus Shenouda III dalam kepemimpinannya di Gereja Kristen Ortodok Koptik

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · Anba Rouis dan Biara Santo Mina di Mariout, Mesir sehingga Paus Kyrillos VI juga mendapat julukan “Bapa Mina”. Selain itu dijelaskan tentang

21

Mesir, dan disajikan pula pengaruh pemikiran Paus Shenouda III terhadap toleransi

beragama yang ada di Mesir dalam hubungan sosial, politik dan keberagamaan.

Semua disajikan dalam bentuk deskripsi dan analisa.

Bab III adalah penutup yang berisi kesimpulan yang merupakan ringkasan

jawaban dari rumusan masalah dan saran untuk peneliti lain yang akan melakukan

penelitian lanjutan pada objek yang sama. Terakhir terdapat daftar pustaka dan

lampiran.