bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/24149/4/04._bab_i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini turut
mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai
implikasi penting terhadap dunia periklanan. Komunikasi suatu produk
maupun jasa dari sebuah perusahaan pada umumnya dilakukan oleh biro
iklan (advertising agency). Aktivitas-aktivitas untuk menopang sebuah
kegiatan promosi dilakukan dengan beberapa cara, seperti kegiatan
periklanan (advertising), promosi dagang (sales promotions), publisitas
(publicity) dan penjualan pribadi (personal selling). Umumnya, keempat
aktivitas ini dilakukan secara bersama.
Seiring dengan berjalannya waktu, biro iklan (advertising agency)
di Indonesia ada kecenderungan untuk tidak lagi mementingkan jabatan
secara struktural dalam melakukan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan
klien. Sekarang di dalam biro iklan yang terpenting ialah bagaimana agar
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan brief klien.
Sesuatu yang tidak hanya segar tetapi juga menginspirasi diperlukan untuk
mewujudkan apa yang diinginkan oleh klien, sesuai dengan motif atau
konsep yang telah ditetapkan.
2
CV. Kopi Panas Production‟s adalah biro iklan yang
mengkhususkan diri dalam desain kreatif, manajemen acara, fotografi, dan
multimedia yang mempertemukan keahlian dan individu kreatif yang telah
bekerja di bidang ini selama lebih dari lima belas tahun. Divisi yang ada
didalamnya meliputi Director, Creative Director, Event Director,
Operation, Production, Designer dan Accounting. Tidak seperti pada
umumnya tentang divisi biro iklan.
Biro iklan pada umumnya terdiri dari beberapa bagian atau divisi
yang lebih kompleks untuk menjalankan tugas-tugas yang lebih spesifik.
Semakin banyak pekerjaan semakin banyak detail tugas yang ditangani
dan semakin banyak pula yang membutuhkan bagian yang lebih kompleks.
Pada umumnya biro iklan terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu:
1. Divisi kreatif : bagian yang berhubungan dengan bagaimana
iklan akan dirancang dan diwujudkan.
2. Divisi media : bagian yang berhubungan dengan
perencanaan pemilihan media dan penempatan iklan.
3. Divisi account : bagian yang terkait dengan upaya untuk
mendapatkan klien.
Secara umum biro iklan memberikan jasa full service advertising,
dapat dibagi kedalam empat fungsi (Widyatama, 2005:57) yaitu:
1. Merencanakan strategi iklan (melalui tahapan pembuatan
strategi iklan, menentukan pesan periklanan, menentukan
kreatifitas periklanan).
3
2. Memproduksi iklan (menkonkritkan perencanaan iklan
kedalam bentuk nyata).
3. Menyeleksi media (menyeleksi media yang sesuai dengan
penggunaannya).
4. Menempatkan iklan (penyerahan materi iklan pada media yang
digunakan).
Kegiatan periklanan dapat dilakukan dengan tiga cara. Cara
pertama adalah dengan melakukan kegiatan periklanan oleh perusahaan itu
sendiri. Cara kedua adalah pelaksanaan seluruh kegiatan periklanan
dengan menyewa perusahaan khusus secara profesional, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Cara ketiga adalah dengan
menyerahkan sebagian kegiatan periklanan kepada perusahaan khusus
yang bergerak di bidang periklanan, sedangkan sebagian lagi tetap dikelola
oleh perusahaan itu sendiri.
Biro iklan adalah suatu organisasi yang independen yang disewa
oleh perusahaan untuk mengurusi kegiatan periklanannya. Biro iklan
merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas kegiatan periklanan
karena dapat berpengaruh terhadap suksesnya sebuah perusahaan.
Dalam dunia periklanan, biro iklan tidak boleh menangani dua atau
lebih klien yang satu kategori produk, karena hal tersebut akan
menimbulkan konflik. Hal ini penting karena antara biro iklan dengan
klien harus sepenuhnya percaya untuk saling bertukar informasi, pendapat,
sekalipun itu merupakan rahasia. Etika penting lainnya dalam biro iklan
4
adalah komisi yang diperoleh dari biro iklan harus berdasarkan persentase
umum. Pemasangan iklan di media mahal tidak selalu menjamin akan
mendapatkan persentase komisi yang besar. Biro iklan tetap harus
mengutamakan ketepatan dan efektivitas media.
CV. Kopi Panas Production‟s menjadi hal yang menarik diteliti
oleh penulis, meskipun tidak memiliki jabatan struktural yang lengkap
seperti pada umumnya biro iklan, tetapi tetap mampu melayani keinginan
dan kebutuhan klien dengan baik. Klien tidak membutuhkan struktur
organisasi yang lengkap, tetapi mereka hanya membutuhkan biro iklan
yang dapat mewujudkan motif atau konsep sesuai dengan keinginan
mereka.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disebutkan
diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola komunikasi organisasi CV. Kopi Panas
Production‟s tanpa adanya divisi Account Executive (AE)?
2. Mengapa CV. Kopi Panas Production‟s tidak menggunakan
divisi Account Executive (AE)?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola komunikasi
organisasi kerja pada biro iklan (advertising agency) tanpa
adanya divisi Account Executive (AE).
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan CV. Kopi
Panas Production‟s tanpa adanya divisi Account Executive
(AE).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dan manfaat praktis dari dilakukannya penelitian
ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, studi ini merupakan usaha untuk
mengembangkan pemikiran teoritik mengenai komunikasi
organisasi di dalam bidang biro iklan dengan cara khusus tanpa
adanya divisi Account Executive (AE).
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis, studi ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman mengenai biro iklan (advertising agency) yang
merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Disamping itu,
studi ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran atau
6
skema secara lengkap mengenai organisasi periklanan yang
memiliki perbedaan dengan lainnya.
E. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar
dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap
masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern,
berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai
aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu
lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup
(Rakhmat, 1998:1).
Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata
komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang
mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu
memperbincangannya dan melakukannya.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal
dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin
7
lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:4).
Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan
sehari – hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat : persuasif,
edukatif dan informatif. Dengan adanya komunikasi maka manusia akan
sangat mudah dalam melakukan interaksi, bertukar pemikiran sehingga
dapat tercapai tujuan bersama. Komunikasi berasal dari bahasa latin
“communication” yang berarti “pemberitahuan” atau „pertukaran
pemikiran. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses
komunikasi harus terdapat unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi
suatu pertukaran pikiran atau pengertian antara komunikator (penyebar
pesan) dan komunikan (penerima pesan) (Effendi, 2000:3).
Menurut Hovland, menyatakan komunikasi adalah suatu proses
yang memungkinkan seorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(communite) (Effendi, 2000:10).
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Effendi (2000:13), menyatakan
bahwa komunikasi akan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dalam kerangka acuan (frame of reference), yakni
paduan pengalaman dan pengertian (collection ofexperiences and
meaning) yang pernah diperoleh komunikan.
8
Dari berbagai pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan
informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau
lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang
dilakukan dengan media-media tertentu.
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut:
“Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect” (Effendy,
2005:10).
Ada lima kategori tujuan utama komunikasi (Liliweri, 2007:18),
yaitu :
a. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat
diketahui penerima.
b. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik
penerima.
c. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima.
d. Sumber mempengaruhi konsumen dengan informasi yang
persuasif untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku
penerima.
e. Sumber menyebar luaskan informasi untuk menghibur sambil
mempengaruhi penerima.
9
Fiske dan Hartley dalam Kotler (2004:777) menjelaskan beberapa
faktor yang menjembatani pengaruh komunikasi :
a. Semakin besar monopoli sumber komunikasi yang diterima,
maka semakin besar pula perubahan dan pengaruh dalam
selera.
b. Pengaruh komunikasi akan lebih besar bila pesan tadi dilandasi
dengan opini, kepercayaan dan disposisi dari penerima.
c. Komunikasi dapat mengahasilkan pergeseran yang efektif pada
suara-suara yang asing, suara yang lembut, piranti periferal
yang tidak ada pada system syaraf penerima.
d. Komunikasi akan lebih efektif bila sumber itu benar-benar
dipercaya akan memberikan ketrampilan, status yang tinggi,
obyektivitas atau kemampuan, dan bila sumber tadi secara
khusus mempunyai kekuatan dan dapat diidentifikasikan.
e. Konteks sosial, kelompok atau kelompok referensi akan
menentukan apakah komunikasi dan pengeruh tadi dapat atau
tidak dapat diterima.
2. Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakannya sarana. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-
10
manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung
dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa
yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat. Jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut menjadi bahan
telaah, guna selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan
lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi
baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi
perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi
tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut
Onong Uchyana Effendi (2001:50), komunikasi dapat digolongkan ke
dalam tiga kategori:
a. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi atau individu
dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan
untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan
demikian dapat tercapai keinginan bersama.
11
b. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang
ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi
menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi,
komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar
pribadi.
c. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media
massa yang meliputi cetak dan elektronik.
Komunikasi organisasi menurut definisi Wayne (2001) dalam
Umar (2002:08) adalah suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan yang hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya serta
berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi memiliki komponen utama, yaitu: kepuasan
organisasi, iklim komunikasi, kualitas media, kemudahan kemanfaatan
komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan,
serta budaya organisasi.
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak
ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan
rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan
para penyedia tidak dapat memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak
12
mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan
komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi
dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau
berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai
bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan
teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi.
Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam
setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini
kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus
diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan
tujuan organisasi.
Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang
didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian
aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah
disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern,
manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu
mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan
mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan
manajemen dan organisasi.
13
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada
yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan
sebagai anggota maupun karyawan. Semua orang yang terlibat dalam
organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi
tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari
organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang,
antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu
membangkitkan kinerja orangorang yang terlibat di dalam organisasi
tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab
komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara
pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan atau
level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk
membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas organisasi.
3. Biro Iklan
Biro iklan atau yang sering disebut advertising agency merupakan
sebuah perusahaan yang merencanakan dan menyelenggarakan kampanye
periklanan serta selaku yang bertindak atas nama kliennya. Secara hukum,
biro iklan bukanlah bukanlah sebuah agen namun sebagai kontraktor yang
berdiri sendiri, biro iklan dapat melaksanakan kontrak dengan pihak media
atas namanya sendiri (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996:4).
Dengan demikian biro iklan termasuk kategori biro jasa yang bergerak
didalam bidang desain komunikasi.
14
Menurut Tjiptono (2008:206), “iklan adalah bentuk komunikasi
yang tidak langsung sera berdasarkan pada informasi tentang keunggulan
suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk membeli”.
Biro iklan adalah suatu organisasi yang independen yang disewa
oleh perusahaan untuk mengurusi kegiatan periklanannya. Biro iklan
merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas kegiatan periklanan
karena dapat berpengaruh terhadap suksesnya sebuah perusahaan.
Menurut Widyatama (2005:171), secara umum biro iklan yang
memberikan jasa full service advertising dapat dibagi dalam empat fungsi
tradisional, antara lain:
a. Merencanakan iklan
Yaitu perencanaan atau mendesain bagaimana isi dan strategi
penyampaian pesan yang akan disampaikan. Bagaimana
ilustrasi dan bentuk iklan yang akan dibuat, dan untuk siapa
saja iklan tersebut akan diberikan, dan di media mana saja
iklan tersebut akan dipasang.
b. Memproduksi iklan
Fungsi ini merupakan fungsi kelanjutan dari fungsi
perencanaan, yaitu dengan mengkongritkan perencanaan iklan
dalam bentuk yang lebih nyata.
15
c. Menyeleksi media
Dalam dunia periklanan, media merupakan faktor yang penting
yang dapat menyumbang keberhasilan sebuah iklan. Walaupun
isi dan bentuk pesan yang disampaikan bagus tetapi apabila
terpasang pada saluran media yang tidak tepat tentu dapat
menyebabkan penjualan suatu produk maupun jasa mengalami
kegagalan. Hal ini dikarenakan tidak semua pesan iklan cocok
untuk dipasang di semua media. Perusahaan harus
menyesuaikan isi pesan dengan profil media tersebut.
Bagaimana pembaca melihat kualitas isi, penampilan, dan
penyebaran media itu sendiri.
d. Menempatkan iklan
Media yang digunakan harus sesuai dengan karakter dari
audiens yang dituju, agar pesan yang disampaikan tepat pada
sasarannya. Langkah selanjutnya adalah proses penempatan
iklan. Penempatan iklan yang dimaksud ialah penyerahan
materi iklan pada media yang telah dipilih untuk disampaikan
kepada target audiensnya.
Segala istilah yang digunakan dalam bahasa periklanan untuk
membujuk terhadap sesuatu yang sama kepada iklan, secara umum dapat
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan mengenai produk maupun
jasa yang sengaja ditujukan kepada masyarakat umum melalui berbagai
macam media. Iklan merupakan pesan yang lebih diarahkan untuk
16
membujuk seseorang atau sekelompok orang agar tertarik dan membeli
barang atau jasa yang dikomunikasikan melalui iklan.
Tujuan dari pembuatan suatu iklan produk maupun jasa menurut
Kotler (2000:114-115) sebagai berikut:
a. Informative Advertising
Iklan dibuat untuk memperkenalkan produk baru,
menginformasikan cara pemakaiannya, menciptakan citra baik
dari merek sehingga masyarakat tahu keberadaannya.
Informasi yang cukup dan mengena dapat menimbulkan
pembentukan sikap dan menjadi salah satu faktor yang
mendorong seseorang untuk memilih produk.
b. Persuasive Advertising
Setelah konsumen mengetahui keberadaan perduk tersebut,
iklan dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian
masyarakat untuk membeli, dengan harapan agar dapat
memberi kesan yang baik terhadap produk sehingga
berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.
c. Comparison Advertising
Iklan yang membandingkan antara merek produk milik
perusahaan dengan merek lain. Iklan semacam ini secara tidak
langsung akan menimbulkan superioritas merek terhadap
merek lain.
17
d. Reminder Advertising
Iklan ini biasanya digunakan oleh produk yang sudah mantap
atau sudah dikenal oleh masyarakat. Iklan ini hanya bertujuan
untuk mengingatkan agar konsumen tidak melupakan
keberadaannya.
e. Reinforcement Advertising
Iklan ini memiliki tujuan agar konsumen merasa yakin sudah
yakin untuk memilih produk dengan tepat serta mendorongnya
menjadi konsumen yang setia.
4. Organisasi Periklanan
Dalam biro iklan terdapat divisi-divisi yang lebih kompleks dalam
menjalankan tugas yang lebih spesifik. Semakin banyak pekerjaan
semakin banyak detail tugas yang ditangani, semakin banyak
membutuhkan bagian-bagian kompleks dalam biro iklan.
Biro iklan terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu:
a. Bagian kreatif: bagian yang berhubungan dengan bagaimana
iklan akan dirancang dan diwujudkan.
b. Bagian media: bagian yang berhubungan dengan perencanaan
pemilihan media dan penempatan iklan.
c. Bagian account: bagian yang terkait dengan upaya untuk
mendapatkan klien.
18
Secara detail, bagian-bagian umum yang terdapat dalam sebuah
biro iklan antara lain:
a. Copywriters
Merupakan seseorang atau kelompok orang yang merancang
konsep iklan, menyusun iklan dalam bentuk tulisan maupun
gambar visual. Copywriters bekerja berdasarkan data terlebih
dahulu sehingga dia sering bertanya pada banyak pihak.
b. Artis
Bagian dari tim kreatif iklan. Sering juga disebut sebagai
visualizer, yaitu orang yang bertugas untuk mentransfer
konsep iklan menjadi gambaran visual nyata iklan. Artis
mengembangkan dari lay out iklan cetak, desain kemasan, lay
out televisi (atau disebut storyboard), logo perusahaan, tanda
dagang.
c. Account Executive
Merupakan pekerjaan yang digaji dengan bayaran tinggi.
Account Executive (AE) menghubungkan biro iklan dengan
klien. Dia adalah orang yang dekat dengan film, olahragawan,
sering bepergian ke banyak kota, dan membuat keputusan
penting yang berkaitan dengan kesuksesan maupun kegagalan
merk. Pada dasarnya Account Executive (AE) berkaitan
dengan hubungan personal, maka dari itu Account Executive
(AE) memiliki sifat familiar, punya kepribadian yang kuat,
19
diplomatis, dan cerdas. Divisi ini merupakan divisi yang sangat
penting, mengingat tanggung jawabnya adalah bertemu dengan
klien. Brief dari klien akan diberikan kepada Account
Executive (AE), setelah itu baru didistribusikan ke biro iklan
melalui Director dan diteruskan berdasarkan pembagian kerja
kepada seluruh divisi melalui meeting.
d. Media Buyer
Orang yang mengurusi media tempat dimana iklan akan
dipasang. Dia harus memiliki hubungan yang baik dengan
pengelola media sehingga apabila terjadi pemasangan iklan
secara mendadak, ia mampu melakukannya. Media buyers
selalu bekerja berdasarkan data statistik, hasil penelitian, serta
laporan-laporan yang terkait dengan media.
e. Production Buyers
Yaitu orang yang mengawasi bagaimana iklan secara kreatif
dapat diproduksi dengan baik melalui media cetak maupun
audio visual. Mereka adalah orang yang sangat memahami
bagaimana surat kabar dan media cetak, bagaimana perubahan
printer fotografi mempengaruhi hasil cetakan, serta bagaimana
teknik artistik yang berbeda dapat diproduksi di berbagai
media.
20
f. Traffic Coordinators
Seseorang yang bertugas mengirimkan iklan dari biro iklan ke
media, para pemasok yang berkaitan, klien, account. Traffic
coordinators harus tepat dan akurat.
g. Accountants
Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas keuangan biro
iklan. Accountants mengatur bagaimana keuangan dapat
berjalan stabil agar seluruh pembiayaan dapat terselesaikan.
Mereka juga yang bertugas untuk mengingatkan kepada klien
agar segera melunaskan pembayaran tertentu yang telah
disepakati.
h. Administrator
Tugas administrator ialah mengatur aspek-aspek administrator
dalam sebuah biro iklan agar mampu berkembang dan
menghasilkan pendapatan. Selain itu ia juga mengatur
penyimpanan arsip-arsip, mengurus dan meneruskan surat
maupun dokumen-dokumen penting khususnya antara klien
dengan biro iklan.
Pada dasarnya, sebuah biro iklan yang melayani empat fungsi dasar
periklanan yang sudah dijelaskan sebelumnya lalu ditambah dengan
pemasaran, public relations, penelitian, produksi televisi dan radio, serta
pembantuan distribusi disebut sebagai full-service agencies. Namun
apabila sebuah perusahaan periklanan belum memiliki fungsi dasar
21
tradisional dan divisi-divisi lainnya, maka disebut boutique agencies.
Boutique agencies hanya melayani salah satu dari keseluruhan divisi
sebuah perusahaan periklanan. Misalnya spesialis iklan audio visual,
media.
Setiap Negara memiliki wadah organisasi yang menghimpun
keberadaan biro-biro iklan. Di Indonesia terdapat Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia (PPPI/P3I). Lembaga inilah yang mengatur berbagai
kesepakatan normatif seperti merumuskan peraturan tata tertib periklanan,
etika periklanan, bentuk standar organisasi periklanan, dan masih banyak
lagi. Persatuan perusahaan periklanan dalam melakukan kerjasama dengan
biro iklan tidak dapat secara langsung menerima kesepakatan yang dibuat
antara kedua belah pihak. Mereka mempunyai beberapa persyaratan.
Dalam dunia periklanan, biro iklan tidak boleh menangani dua atau
lebih klien karena hal tersebut akan menimbulkan konflik. Hal ini penting
karena antara agen iklan dengan klien harus sepenuhnya percaya untuk
saling bertukar informasi, pendapat, sekalipun itu merupakan rahasia.
Etika penting lainnya dalam biro iklan adalah komisi yang
diperoleh dari biro iklan harus berdasarkan persentase umum. Pemasangan
iklan di media mahal tidak selalu menjamin akan mendapatkan persentase
komisi yang besar. Biro iklan tetap harus mengutamakan ketepatan dan
efektivitas media.
22
5. Komponen-komponen dalam periklanan
Periklanan, karena iklan adalah sebuah proses maka mempunyai
beberapa komponen yang saling berinteraksi dan menjalankan peranan
yang saling berbeda. Komponen itu terdiri dari berbagai organisasi atau
lembaga yang terkait dengan periklanan.
Inti dari komponen ini adalah produsen pemasang iklan atau bisa
disebut pengiklan. Pengiklan inilah yang mempunyai anggaran untuk
kampanye periklanan guna mendukung program pemasaran. Pengiklan
bisa perusahaan swasta, koperasi, pemerintah, atau publik, baik yang
bersifat mencari laba maupun tidak, dengan menggunakan media untuk
mencapai sasaran perusahaan.
Dalam mengembangkan dan mengelola kampanye periklanan,
pemasang iklan secara tetap berhubungan dengan berbagai lembaga, yakni
biro iklan, media, dan perusahaan jasa riset pemasaran. Biro Iklan dan
Perusahaan Jasa Riset Pemasaran (PJRP) membantu pengiklan dalam
menganalisa peluang, mengembangkan kreasi, mendesain iklan, serta
dalam hal pembelian media (waktu dan ruang). Pihak media membantu
menyediakan ruang atau waktunya untuk digunakan oleh pengiklan.
Disisi lain, ada lembaga pengawas yang terdiri dari pemerintah dan
para pesaing yang berinteraksi dengan atau mempengaruhi aktivitas
pengambilan keputusan pengiklan dengan berbagai cara. Kebanyakan
produk, dalam praktek pengiklanannya dibatasi oleh serangkaian peraturan
pemerintah. Hal ini menyangkut berbagai kepentingan seperti norma-
23
norma kesusilaan, kesehatan, keselamtan penggunaan, ataupun pemerataan
pendapatan. Sedangkan para pesaing memegang peranan langsung maupun
tidak langsung dalam mempengaruhi gerakan pengiklan. Apa yang
dilakukan pesaing biasanya tercermin dalam kampanye-kampanye
periklanan yang dilakukannya dan akan dipantau terus-menerus.
Pasar atau konsumen yang dijangkau oleh pengiklan melalui iklan
juga dapat dipandang sebagai lembaga eksternal baik sebagai lembaga
kontrol maupun penunjang dalam dalam kampanye periklanan. Sedangkan
perilaku pasar merupakan sasaran dari iklan tersebut, yang nantinya
apakah pasar memperhitungkan atau tidak, bersikap atau tidak, dan
sebagainya.
F. Kerangka Pemikiran
Komunikasi suatu produk maupun jasa dari sebuah perusahaan
pada umumnya dilakukan oleh biro iklan. Aktivitas-aktivitas untuk
menopang sebuah kegiatan promosi dilakukan dengan beberapa cara,
seperti kegiatan periklanan (advertising), promosi dagang (sales
promotions), publisitas (publicity) dan penjualan pribadi (personal
selling). Umumnya, keempat aktivitas ini dilakukan secara bersama.
CV. Kopi Panas Production‟s adalah biro iklan yang
mengkhususkan diri dalam desain kreatif, manajemen acara, fotografi, dan
multimedia yang mempertemukan keahlian dan individu kreatif. Divisi
yang ada didalamnya meliputi Director, Creative Director, Event
24
Director, Operation, Production, Designer dan Accounting. Komunikasi
organisasi yang ada di CV. Kopi Panas Production‟s memang tak lengkap,
tetapi eksistensinya lebih dari lima belas tahun dan tetap berkarya hingga
saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, biro iklan (advertising agency)
di Indonesia ada kecenderungan untuk tidak lagi mementingkan jabatan
secara struktural dalam melakukan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan
klien. Sesuatu yang tidak hanya segar tetapi juga menginspirasi diperlukan
untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh klien, sesuai dengan motif
atau konsep yang telah ditetapkan.
Seluruh divisi di CV. Kopi Panas Production‟s harus memiliki ide
yang fresh dan double job, mengingat divisi biro iklan ini tidak seperti
pada umumnya. Divisi Account Executive (AE) merupakan salah satu
divisi yang sangat penting didalam biro iklan, namun di biro iklan ini tidak
ada divisi tersebut. Ini merupakan kategori biro iklan yang berkembang
saat ini. Di dalam biro iklan yang terpenting ialah bagaimana agar mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan klien.
G. Kajian Penelitian Terdahulu
Dalam penilitian ini, peneliti sebelumnya ingin memberikan
gambaran tentang penelitian terdahulu yang nantinya akan menjadi
perbandingan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang
akan diteliti. Hal tersebut dilakukan dalam rangka:
25
1. Sebagai upaya untuk membangun pemahaman awal mengenai
komunikasi organisasi di biro iklan.
2. Melakukan kajian teoritikal penelitian sebelumnya guna
mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3. Sebagai analisis perbandingan untuk memberikan perbedaan
dengan penelitian sebelumnya
Penelitian dan
Judul Penelitian
Selasih, 2007,”Pengaruh Komunikasi Organisasi
dan Kinerja Publik Internal Terhadap Kepuasan
Karyawan di Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata”.
Inti Kajian Mengetahui pengaruh komunikasi organisasi dan
kinerja publik internal terhadap kepuasan
karyawan.
Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekataan
deskriptif kualitatif, dengan metode analisis
statistik.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Guna menganalisa apakah ada pengaruh
komunikasi organisasi terhadap kepuasan
karyawan di Kantor Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Surakarta.
26
2. Untuk menganalisa apakah ada pengaruh
komunikasi organisasi dengan kepuasan
karyawan di Kantor Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Surakarta.
3. Guna menganalisa apakah ada pengaruh
secara bersama komunikasi organisasi dan
kinerja publik internal terhadap
kepuasankaryawan di Kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta.
Hasil Penelitian Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Komunikasi organisasi berpengaruh
terhadap terhadap kepuasan karyawan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Surakarta. Dari hasil uji t dapat diketahui
bahwa komunikasi organisasi memiliki
thitung > ttabel yaitu 2,655 > 2,021 pada taraf
signifikasi 5%. Hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi komunikasi organisasi,
maka semakin tinggi kepuasan karyawan.
Sebaliknya bila semakin rendah
komunikasi organisasi, maka semakin
rendah kepuasan karyawan.
27
2. Kinerja publik internal berpengaruh
terhadap kepuasan karyawan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta.
Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa
kinerja publik internal memiliki thitung>ttabel
yaitu 5,373>2,021 pada signifikasi 5%.
Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
komunikasi organisasi, maka semakin
tinggi kepuasan karyawan. Sebaliknya bila
semakin rendah komunikasi organisasi,
maka semakin rendah kepuasan karyawan.
3. Komunikasi organisasi dan kinerja publik
internal secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kepuasan karyawan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta.
Dari hasil uraian pengujian hipotesis
dengan analisis regresi diperoleh nilai
Fhitung>Ftabel yaitu 41,461>3,23
diterima pada taraf signifikasi 5%.
(Sumber: diolah dari penelitian Deby Selasih)
Tabel 1.1 Kajian Penelitian Terdahulu
28
Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti ini memaparkan hal
sebagai berikut:
1. Inti Kajian, peneliti lebih membahas mengenai komunikasi
organisasi yang tidak lengkap pada biro iklan ini tetapi tetap
mampu melayani keinginan dan kebutuhan klien dengan baik
serta tidak berpengaruh terhadap kepuasan maupun kinerja
karyawan di CV. Kopi Panas Production‟s.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pola
komunikasi organisasi pada biro iklan (advertising agency)
tanpa adanya divisi Account Service (AE) serta alasan mengapa
CV. Kopi Panas Production‟s tanpa adanya divisi Account
Executive (AE).
H. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Merupakan unsur yang penting dalam penelitian, sebab di tempat
inilah penulis memperoleh data. Dalam penelitian ini mengambil
lokasi di CV. Kopi Panas Production‟s Jimbaran – Bali.
b. Waktu Penelitian
Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di atas
akan dimulai pada bulan November 2012 sampai dengan
selesainya penelitian ini.
29
2. Jenis Penelitian
Bila dilihat dari hasil yang dicapai, maka penelitian ini
dikategorikan dalam tipe wawancara dan pengamatan. Tipe penelitian
Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan Kasus Tunggal (Single Case).
3. Sumber Data
Terdapat beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama dilokasi penelitian maupun obyek penelitian (Bungin,
2005:122). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data primer
akan diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada para
informan maupun dari media dan observasi di CV. Kopi Panas
Production‟s.
Data Informan
Informan merupakan salah satu sumber data dalam metode
penelitian Kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus (Study Case).
Penelusuran lapangan diperoleh delapan orang informan dari
beberapa posisi antara lain Director, Creative Director, Event
Director, Operation, Production, Designer, Accounting, dan Klien
di CV. Kopi Panas Production‟s.
30
1. Director
Director CV. Kopi Panas Production‟s bernama Daniel Gabe,
yang sering dipanggil Bang Gabe. Bapak berkacamata ini
memiliki karakter tegas namun ramah kepada semua divisi,
klien dan semua orang. Pria yang berusia 44 tahun ini sejak
awal menyatakan akan membantu penulis guna mendapatkan
data. Bang Gabe adalah Director pelaksana dan penanggung
jawab semua proses pekerjaan di CV. Kopi Panas Production‟s
dengan latar belakang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana
Komunikasi (S1) dari Universitas Padjajaran lulus pada tahun
1996. Beliau adalah salah satu pendiri CV. Kopi Panas
Production‟s yang sudah berkecimpung di biro iklan selama
kurang lebih 15 tahun. Selanjutnya penulis menyebutnya
sebagai Informan 1.
2. Creative Director
Satia Mulyana menjabat sebagai Creative Director di CV. Kopi
Panas Production‟s. Pria dengan sapaan akrab Kang Yana ini
memiliki tugas mendesain iklan sesuai permintaan klien serta
bertanggung jawab penuh memvisualisasikan ide-ide maupun
konsep yang ada bersama Designer, agar pesan yang
terkandung dalam iklan tersampaikan kepada khalayak umum
secara baik. Semua proses desain sebelum dikirim atau
diberikan kepada klien harus melalui pengecekan ulang oleh
31
Creative Director agar desain iklan yang akan dikerjakan sesuai
dengan permintaan klien dan tidak terjadi kesalahan produksi.
Beliau juga termasuk pendiri CV. Kopi Panas Production‟s
dengan latar belakang lulusan Sarjana Desain Komunikasi
Visual (S1) dari Universitas Parahyangan Bandung lulus pada
tahun 1995. Berbekal pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang
desain, maka permintaan klien akan dikerjakan lebih dari pada
seharusnya. Sebagai Creative Director, tentu harus mengetahui
keinginan klien ini bertujuan agar ekspetasi klien dapat
dipenuhi lebih dari pada seharusnya. Selanjutnya penulis
menyebutnya sebagai Informan 2.
3. Event Director
Pria yang menjabat sebagai Event Director di CV. Kopi Panas
Production‟s ini bernama Hideki Sugiarto, yang biasa dipanggil
Bang Eki merupakan lulusan dari perguruan tinggi London
School. Pria tinggi besar ini memiliki tugas sebagai pengawas
dan tanggung jawab penuh mengenai kegiatan event dan
konseptor acara. Dengan latar belakang pengalaman kerja di
bidang periklanan maupun event organizer selama bertahun-
tahun, maka Bang Eki pun mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik dan harus memiliki ide-ide yang baru serta unik
guna menunjang kepuasan klien. Selanjutnya penulis
menyebutnya sebagai Informan 3.
32
4. Operation
Sugiharto Utomo menjabat sebagai Operation di CV. Kopi
Panas Production‟s. Pria yang biasa dipanggil Mas Sugi ini
memiliki tugas yang bertanggung jawab mengenai operasional
titik biro iklan dan korespondensi dengan klien. Dengan
keuletan dan detail dalam mengerjakan segala sesuatu hal,
beliau harus mampu mengawasi keadaan delapan titik baliho
yang tersebar diseluruh Bali. Demi faktor lingkungan dan
keindahan kota, CV. Kopi Panas Production‟s rela
menghilangkan titik-titik baliho yang dirasa merusak keindahan
kota maupun lingkungan, sehingga hanya menyisakan delapan
titik baliho yang tersebar diseluruh pulau Bali. Selanjutnya
penulis menyebutnya sebagai Informan 4.
5. Production
Pria yang menjabat sebagai Production di CV. Kopi Panas
Production‟s ini bernama Kadek Suandana, yang biasa
dipanggil Bli Deana. Satu-satunya tim di CV. Kopi Panas
Production‟s yang asli dari Bali. Bli Deana mampu
melaksanakan tugas yang diberikan oleh Director dengan baik,
karena beliau lebih mudah berinteraksi dengan warga Bali dan
mengetahui tempat-tempat dimana bisa memproduksi
pemesanan klien. Selanjutnya penulis menyebutnya sebagai
Informan 5.
33
6. Designer
Choqy Satria menempati divisi Designer di CV. Kopi Panas
Production‟s, yang biasa dipanggil Mas Choqy. Pemuda yang
berlatar belakang sebagai musisi musik pop rock alternatif ini
bertugas membantu dalam pembuatan desain Creative Director.
Brief yang diberikan dari Creative Director beliau kerjakan
dengan kreatif, lalu hasil desainnya pun ia berikan kepada
Creative Director untuk diteliti sebelum diberikan kepada klien.
Selanjutnya penulis menyebutnya sebagai Informan 6.
7. Accounting
Di CV. Kopi Panas Production‟s, Ahmad Nasrul Habibi
sebagai divisi Accounting. Pria yang biasa dipanggil Mas Abi
ini memiliki tugas untuk meneliti kwitansi penagihan kepada
klien termasuk PPn keuangan, membuat SPT badan dan pph
tahunan, menyiapkan berbagai laporan keuangan lainnya,
mengatur keluar masuknya keperluan operasional produksi,
mengatur keperluan operasional CV. Kopi Panas Production‟s
setiap harinya. Dengan pengalaman kerja dibidang administrasi
yang cukup lama, maka Mas Abi dapat melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan teliti sehingga membantu kelancaran kinerja
tim di CV. Kopi Panas Production‟s. Selanjutnya penulis
menyebutnya sebagai Informan 7.
34
8. Klien
Raymond Dumanau, adalah salah satu klien tetap CV. Kopi Panas
Production‟s. Pria yang berumur 44 tahun ini menjabat VP Hotel
Technology di Singapura. Pada tahun 2000 ia berkuliah di
Converty University, United Kingdom. Kerja sama yang pernah
dilakukan meliputi Sundara Proyek, Four Season Jimbaran-Bali,
Serengti Proyek, Four Season Tanzania – Afrika. Selanjutnya
penulis menyebutnya sebagai informan 8.
b. Data sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2005:122).
Data sekunder dapat membantu memberi keterangan atau data
pelengkap sebagai bahan pendukung. Dalam penelitian ini,
pengumpulan data sekunder melalui buku-buku referensi, artikel
baik dari majalah maupun dari internet yang mendukung penelitian
tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara wawancara terbuka kepada informan maupun
pengamatan di CV. Kopi Panas Production‟s. Hal yang dipersiapkan
sebelum melakukan wawancara terbuka ialah dengan cara menyusun
daftar pertanyaan untuk kedelapan informan. Daftar pertanyaan tersebut
berfungsi sebagai pedoman untuk memulai penelitian. Setelah peneliti
35
mendapatkan data-data yang diinginkan dari seluruh informan melalui
wawancara terbuka dengan cara merekamnya. Rekaman tersebut nantinya
akan diolah dan ditulis lagi oleh penulis.
Bulan November dan Desember merupakan bulan yang high
season bagi CV. Kopi Panas Production‟s, karena banyak klien yang
menggunakan jasa mereka sehingga peneliti melakukan wawancara
dengan para informan disela-sela kegiatanya. Tak cukup dengan
wawancara, peneliti juga mendokumentasikan dengan foto saat CV. Kopi
Panas Production‟s melakukan kewajibannya terhadap klien. Saat biro
iklan ini bertemu dengan kliennya dan melakukan kewajibannya masing-
masing, peneliti mengamati apa yang terjadi atau yang mereka lakukan
lalu merekam hasil pengamatannya yang nantinya dapat ditulis kembali.
Peneliti juga meminta file brief yang diberikan klien kepada biro iklan ini
melalui divisi Operation guna mendukung hasil penelitian. Setelah
mendapatkan data-data tersebut, maka hasilnya diolah dengan penelitian
Deskriptif Kualitatif melalui pendekatan Kasus Tunggal (Single Case).
5. Validitas Data
Validitas data merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi
pada objek penulisan dengan data yang akan dilaporkan oleh penulis
(Sugiyono, 2007:267). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa data yang
valid ialah data yang tidak berbeda antara apa yang dilaporkan oleh
penulis dengan apa yang terjadi.
36
Dalam menjamin validitas data, penulisan ini menggunakan
triangulasi data. Menurut Sugiyono (2007:273) triangulasi data dapat
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
triangulasi data terdapat tiga jenis, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
teknik, serta triangulasi waktu. Akan tetapi penulis dalam penelitiannya
menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu cara
pengecekan data yang diperoleh melalui berbagai sumber. Misalnya dalam
penulisan ini, untuk mengetahui pola komunikasi organisasi biro iklan CV.
Kopi Panas Production‟s dan alasan mengapa CV. Kopi Panas
Production‟s tidak menggunakan divisi Account Executive (AE), penulis
tidak hanya melakukan wawancara terhadap Director saja, melainkan juga
dengan Creative Director, Event Director, Operation, Production,
Designer, Accounting maupun Client.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (1980), yaitu proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Sedangkan menurut Bongdan dan Taylor (1975)
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada tema dan hipotesis tersebut. Dengan demikian, definisi-definisi dari
analisis data diatas dapat disimpulkan, yakni: Analisis data ialah proses
37
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja,
seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2002:103).
Data yang diperoleh dari CV. Kopi Panas Production‟s terkait
dengan tanpa adanya divisi Account Executive (AE) di CV. Kopi Panas
Production‟s dikumpulkan sesuai teknik pengumpulan data diatas, yakni
dengan wawancara dan observasi. Adapun komponen analisis data
(Interactive Model) menurut (Sugiyono, 2007:92) yang dilakukan oleh
peniliti, yaitu sebagai berikut:
(Sumber: Sugiyono, 2007:92)
Tabel 1.2 Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)
Data
Collection
Data
Display
Data
Reduction
Conclusion:
Drawing/verifying
38
Berikut keterangan dari tabel 1.2, yaitu:
a. Data Collection
Data dikumpulkan baik peneliti sebelum memasuki lapangan
maupun setelah melakukan penelitian. Pengumpulan data diambil
sampai data tersebut diperlukan dalam penelitian (Sugiyono,2007:90).
Hal yang dipersiapkan sebelum melakukan wawancara terbuka
ialah dengan cara peneliti menyusun daftar pertanyaan terlebih dahulu
untuk seluruh informan. Daftar pertanyaan tersebut berfungsi sebagai
pedoman untuk memulai penelitian. Setelah peneliti mendapatkan
data-data yang diinginkan dari seluruh informan melalui wawancara
terbuka dengan cara merekamnya, nantinya rekaman tersebut akan
diolah dan ditulis lagi oleh peneliti.
Peneliti melakukan wawancara dengan para informan disela-sela
kegiatan mereka. Tak cukup dengan wawancara, peneliti juga
mendokumentasikan saat CV. Kopi Panas Production‟s melakukan
kewajibannya terhadap klien. Saat biro iklan ini bertemu dengan
kliennya dan melakukan kewajibannya masing-masing, peneliti
mengamati apa yang terjadi atau yang mereka lakukan lalu merekam
hasil pengamatannya yang nantinya dapat ditulis kembali. Peneliti juga
meminta file brief yang diberikan klien kepada biro iklan melalui divisi
Operation guna mendukung hasil penelitian. Setelah mendapatkan
data-data tersebut, maka hasilnya diolah dengan penelitian Deskriptif
Kualitatif melalui pendekatan Kasus Tunggal (Single Case).
39
b. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(Sugiyono,2007:92).
Melalui komponen pertama yaitu reduksi data, peneliti
mengumpulkan data-data dari data koleksi yaitu data yang berasal dari
wawancara terbuka yang telah dilakukan dengan para informan,
rekaman dan dokumentasi oleh peneliti saat melakukan pengamatan
ketika CV. Kopi Panas Production‟s bertemu dengan klien, dan
meminta bukti brief yang diberikan oleh klien kepada biro iklan ini.
Lalu data yang telah didapat dirumuskan, diseleksi untuk
difokuskan, disederhanakan, dan dijadikan abstraksi sesuai dengan
tujuan peneliti serta membuang data yang tidak terpakai dengan cara
memutar kembali hasil rekaman ketika peneliti melakukan wawancara
terbuka dengan informan lalu ditulis maupun dirangkum kembali oleh
peneliti dengan menggunakan bahasa yang baku, memutar kembali
rekaman hasil pengamatan peneliti ketika CV. Kopi Panas
Production‟s bertemu dengan klien dan ditulis kembali oleh peneliti,
memasukkan hasil dokumentasi peneliti yang berhubungan dengan
kinerja CV. Kopi Panas Production‟s dan klien, serta memasukkan
bukti brief yang diberikan klien kepada biro iklan ini.
40
c. Data Display
Dengan mendisplay data, maka akan mempermudah untuk
dipahami dan dimengerti. Dalam hal ini menurut Miles dan Huberman
dalam buku Sugiyono (2007:95) mengemukakan, yang paling
digunakan untuk menyajikan data penelitian kualitatif adalah teks
yang bersifat naratif.
Dari hasil wawancara terbuka yang dilakukan oleh peneliti dengan
informan, peneliti menulis sesuai dengan tujuan penelitian dengan
cara merangkum dan memfokuskannya menggunakan bahasa yang
baku. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teks yang bersifat
naratif dalam menyajikan data wawancara terbuka yang dilakukan
dengan informan maupun hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti saat di lapangan dan memberi caption disetiap gambar yang
disajikan karena akan mempermudah untuk dipahami dan dimengerti
oleh pembaca.
d. Data Conclusions
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung
pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung banyak bukti yang valid dan
konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
41
valid. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2007:99).
Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan
sesuai dengan daftar pertanyaan kepada informan karena hal tersebut
merupakan salah satu pedoman dalam melakukan penelitian ini. Serta
didukung dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai
semua kegiatan mengenai CV. Kopi Panas Production‟s dan
dokumentasi maupun brief yang diberikan oleh klien guna mendukung
bukti-bukti penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa:
1) CV. Kopi Panas Production‟s yang menghilangkan divisi Account
Executive (AE). Biro iklan ini menggunakan sistem kerja project
manager dan result oriented. Project manager ialah setiap divisi
mampu mengerjakan satu project tanpa dibantu oleh divisi yang lain.
Sedangkan Result oriented ialah biro iklan ini tidak memiliki jam
kantor, kecuali hanya untuk divisi Operation dan Accounting karena
kedua divisi tersebut berhubungan dengan administrasi. 2) CV. Kopi
Panas Production‟s selalu berusaha memuaskan keinginan klien, ini
merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan kepada klien. CV.
Kopi Panas Production‟s melakukan pertemuan bisnis dengan klien
berada di luar kantornya. 3) CV. Kopi Panas Production‟s
menghilangkan divisi Account Executive (AE) karena tugas utama dari
divisi Account Executive (AE) adalah mencari dan bertemu dengan
42
klien lalu memfollow up pekerjaan. Apabila ada suatu pekerjaan
maupun briefing maka divisi Account Executive (AE) akan membuat
contact report dan didistribusikan kepada masing-masing divisi di CV.
Kopi Panas Production‟s, tugas maupun peran dari divisi Account
Executive (AE) dapat diambil alih oleh Director serta dapat dibantu
dengan divisi Operation. 4) CV. Kopi Panas Production‟s menerapkan
manajemen organisasi yang ramping (slim organization) dengan tidak
membentuk divisi Account Executive (AE). Bagi CV. Kopi Panas
Production‟s keberadaan divisi Account Executive (AE) hanya akan
menambah biaya operasional dan menambah hierarki pekerjaan. 5)
Seluruh divisi yang ada di CV. Kopi Panas Production‟s tidak merasa
keberatan dengan tidak adanya divisi Account Executive (AE), karena
seluruh divisi yakin dapat mengerjakan brief yang diberikan oleh klien
semaksimal mungkin walaupun tanpa adanya divisi Account Executive
(AE). Klien hanya mengetahui hasil atau output dari brief yang
diberikan kepada biro iklan. Klien tidak mengetahui bagaimana proses
yang terjadi didalamnya.