bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/5677/4/4_bab 1.pdfbimbingan yang...

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam, dakwah Islamiyah merupakan aktifitas atau usaha yang memiliki urgensi sangat penting, disebabkan melalui syi’ar Islam terpancar ke seluruh pelosok tempat dan kepada setiap generasi. Alwirsal Imam Zaidallah (K.H.M. Isa Anshary:1997:223) menjelaskan bahwa: “Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktifitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW.” Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut meliputi: Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta menta’ati segala perintah Allah dan Rasul, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, memperbaiki dan membangun masyarakat yang islami, menegakkan serta menyiarkan agama Islam dan proses penyelenggaraan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dunia dan akhirat. Allah SWT menjanjikan pahala yang cukup besar bagi para da’i yang berjuang keras dalam medan dakwah walaupun mereka mendapatkan berbagai macam tantangan dan rintangan. Orang yang paling mulia dan basik orang yang mau mengorbankan seluruh hidupnya untuk menyeru dan menegakkan kebenaran di tengah-tengah masyarakat serta menghancurkan kebatilan. Para da’i atau masyarakat yang menjalankan tugas dakwah dengan membimbing umat untuk

Upload: vukien

Post on 03-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam ajaran Islam, dakwah Islamiyah merupakan aktifitas atau usaha yang

memiliki urgensi sangat penting, disebabkan melalui syi’ar Islam terpancar ke

seluruh pelosok tempat dan kepada setiap generasi. Alwirsal Imam Zaidallah

(K.H.M. Isa Anshary:1997:223) menjelaskan bahwa:

“Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktifitas atau usaha yang

dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata

nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah

SAW.”

Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut meliputi: Mengajak

manusia untuk beriman, bertaqwa serta menta’ati segala perintah Allah dan Rasul,

melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, memperbaiki dan membangun

masyarakat yang islami, menegakkan serta menyiarkan agama Islam dan proses

penyelenggaraan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.

Allah SWT menjanjikan pahala yang cukup besar bagi para da’i yang

berjuang keras dalam medan dakwah walaupun mereka mendapatkan berbagai

macam tantangan dan rintangan. Orang yang paling mulia dan basik orang yang

mau mengorbankan seluruh hidupnya untuk menyeru dan menegakkan kebenaran

di tengah-tengah masyarakat serta menghancurkan kebatilan. Para da’i atau

masyarakat yang menjalankan tugas dakwah dengan membimbing umat untuk

melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan akhir untuk mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat. Perintah dan pelaksanaan dakwah tersebut dapat

dipahami bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk melaksanakan hal

dimaksud. Aktifitas dakwah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan

dengan menggunakan bermacam media, baik melalui media mimbar, media

elektronik dan media cetak. Media mimbar merupakan salah satu media dakwah

yang dapat dilakukan setiap waktu. Inti dari pada dakwah melalui media adalah

mengajak umat manusia untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dengan

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Peringatan-peringatan yang disampaikan da’i kepada jamaah atau

pendengar senantiasa selalu menggunakan cara-cara yang mudah dipahami oleh

berbagai tingkat intelektual masyarakat supaya pelaksanaan ibadah sehari-hari

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dinamika masyarakat Islam di

Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai permasalahan keummatan

terjadi silih berganti, datang dan pergi. Masalah-masalah keummatan yang

didasarkan dari aspek sosiologis hingga aspek permasalahan akidah mudah

didapatkan ditubuh ummat Islam belakangan ini. Ummat saat ini membutuhkan

bimbingan yang benar dalam hidup mereka dan mengarahkan kembali untuk

dapat mengentaskan solusi permasalahan yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu adanya lembaga yang

secara tugas dan pungsinya adalah menyebarkan syiar-syiar Dakwah. Secara tugas

dan fungsnya Pusdai Jawa Barat berperan sebagai lembaga yang bergerak di

bidang dakwah dan keagamaan. Maka dari itu peneliti bermaksud meneleti

Pusda’i Jawa Barat karena permasalahan-permasalahan ini adalaha salah satu

tugas Pusdai Jawa Barat, Maka dari itu perlu adanya Manajemen Strategik yang di

lakukan Pusdai Jawa Barat dalam merespon permasalah yang ada demi

tercapainya efektivitas Dakwah. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan

suatu penelitian tentang Manajemen Strategik dalam penyampaian efektifitas

dakwah di lingkungan masyarakat yang dilakukan oleh Pusdai Jawa Barat melalui

judul: “Manajemen Strategik PUSDAI Jawa Barat dalam Meningkatkan

Efektivitas Dakwah.”

B. Rumusan Masalah

Melihat dari permasalahan diatas maka peneliti bermaksud memfokuskan

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana program kerja dakwah Pusdai Jawa Barat dalam

meningkatkan efektivitas dakwah di pusdai Jawa Barat ?

2. Bagaimana strategi pencapaian program kerja Dakwah yang dilakukan

Pusdai Jawa Barat ?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Disamping adanya kesesuaian dengan rumusan masalah diatas, peneliti

mempunyai tujuan yaitu:

a. Untuk mengetahui apa saja program kerja dakwah Pusdai Jawa Barat

b. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategik yang dilakukan

oleh Pusdai Jawa Barat dalam mengefektivkan penyebaran syiar-syiar

dakwah.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Diharapkan menjadi perangsang untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dalam mengembangkan ilmu manajemen khususnya

manajemen strategik, dan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan

diskusi serta acuan dalam pengembangan ilmu manajemen strategik.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi berbagai

lembaga, khususnya lembaga Pusdai Jawa Barat, serta memberikan

pengetahuan dan motivasi kepada seluruh umat muslim yang berminat

dibidang ilmu manajemen strategik.

D. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen Strategik

Manajemen Strategik merupakan keputusan dan tindakan Manajerial (Wheelen

dan Hunger, 2004: 2) yang dihasilkan dri proses formulasi dan implementasi

rencana (Pearce dan Robinson, 2005: 3) dengan tujuan untuk mencapai

keunggulan kompetitif. Bila definisi ini di kaitkan dengan terminologi

“Manajemen”, maka Manajemen Strategi dapat pula didefinisikan sebagai: proses

perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan

dan tindakan strategis perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keunggulan

kompetitif. Defini tersebut selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Strategi

Dalam hal ini strategi di pahami bukan hanya sebagai “berbagai cara

untuk mencapai tujuan (ways to achieve ends) melainkan mencakup pula

penentuan berbagai tujuan itu sendiri. Sebagaimana dirumuskan oleh

Chandler, Strategi merupakan: “the determination of long-term goals of an

enterprise and the adoption of courses of action and the allocation of

resources necessary for carrying out these goals”. Strategi di pahami pula

sebagai sebuah pola yang mencakup didalamnya baik strategi yang

direncakan (Intended Strategy dan deliberate strategy) maupun strategi

yang pada awalnya tidak dimaksudkan oleh perusahaan (emerging

strategy) tetapi menjadi strategi yang dipertimbangkan bahkan dipilih oleh

perusahaan untuk diimplementasikan (realized strategy).

b. Keputusan Strategis

Manajemen strategik berkenaan dengan pengelolaan berbagai

keputusan strategis (strategic decision). Keputusan strategis dapat diambil

oleh manajemen puncak pada tingkat korporasi maupun pada tingkat unit

bisnis (divisi). Keputusan strategis pada tingkat korporasi bagi perusahaan

yang memiliki beberapa unit usaha, aka diterjemahkan ke dalam berbagai

keputusan strategis di tingkat unit usaha.

c. Tindakan Strategis

Keputusan strategis tidak akan memiliki arti apapun seandaianya

keputusan strategis tersebut tidak diterjemahkan ke dalam tindakan

strategis. Tindakan strategis merupakan implementasi dari berbagai

keputusan strategis yang telah di tetapkan perusahaan. Tindakan strategis

(Strategic action) sendiri dapat di definisikan sebagai berbagai tindakan

manajerial yang akan mempengaruhi keberadaan perusahaan dalam jangka

panjang.

2. Tujuan Manajemen Strategik

Strategi yang dikembangkan perusahaan melalui proses manajemen

strategik bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (compotitive

advantage) bagi perusahaan. Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan

untuk menilai keunggulan kompotitif perusahaan antara lain mencakup

indikator-indikator kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi (Barney dan

Hasterly, 2008). Melalui analisis terhadap laporan keuangan sebuah

perusahaan, maka akan diperoleh informasi mengenai kinerja akuntansi

(accounting performance) sebuah perusahaan baik dilihat dari sisi

profitabilitas maupun rasio-rasio keuangan. Dengan membandingkan kinerja

akuntansi sebuah persahaan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam satu

industri, maka akan dapat diperoleh gambaran mengenai kinerja perusahaan

dibandingkan pesaing, yakni apakah perusahaan memiliki keunggulan

kompetitif atau tidak.

3. Tahapan Manajemen Strategik

Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi

peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan

kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-

strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan

dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan

sumberdaya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, perlukah

perusahaan terjun kepasar internasional, perlukah merger atau penggabungan

usaha di buat, dan bagaimana menghindari pengambil alihan yang merugikan.

a. Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi (strategic planning) adalah suatu perencanaan ke

depan yang ditetapkan untuk dijadikan pegangan, mulai dari tingkat korporet

sampai pada tingkat unit bisnis, produk, dan situasi pasar. Perencanaan

strategi merupakan strategi induk dari manajemen strategi, yaitu visi, misi,

tujuan strategi dan kebijakan (Djaslim Saladin, 2003:23).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan strategi adalah :

1) Mengukur dan memanfaatkan kesempatan/peluang sehingga mampu

mencapai keberhasilan

2) Membantu meringankan beban manajer dalam tugasnya menyusun dan

mengimplementasikan manajemen strategi

3) Agar lebih terkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan

4) Sebagai landasan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi,

sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian

5) Sebagai cermin atau bahan evaluasi perencanaan selanjutnya sehingga

bisa menjadi bahan penyempurnaan perencanaan strategi yang akan

datang.

Tujuan perencanaan strategi Formal :

1) Untuk meringankan taggung jawab manajemen puncak secara efektif

2) Menstimulasikan masa dpan di atas kertas, secara lebih murah, akan

tetapi tetap memungkinkan lembaga mengambil keputusan dengan

lebih baik tentang apa yang harus dilakukan sekarangsehubungan

dengan peluang dan ancaman yang akan datang

3) Memberikan motivator pada perencanaannya agar dapat

mengembangkan tujuan yang tepat dari lembaganya

4) Memberikan suatu dasar untuk mengukur dan menilai prestasi lembaga

5) Membantu manajer puncak untuk mengatasi masalah-masalah pokok

yang di hadapi

6) Membantu para manajer untuk meningkatkan kemampuan

manjerialnya

7) Membantu para manajer untuk meningkatkan kempauan manajerial

b. Pengimplementasian Strategi

Implementasi (pelaksanaan) strategi merupakan realisasi daripada strategi

yang telah dipilih. Strategi yang telaaaaaaaaaaah dipilih harus dapat

dilaksanakan secara konsisten, dan untuk itu perlu dibangun suatu struktur

organisasi yang cocok, anggaran yang memadai,sistem yang jelas dan

kemampuan para pengelolanya. (Djaslim Saladin, 2003:107).

c. Pengevaluasian Straetgi

Tahap akhir dari proses manajemen strategi adalah melakukan

pengendalian aktifitas pekerjaan dan mengevaluasi prestasi pekerjaan. Proses

pengendalian adalah bagaimana caranya pemantauan harus dilakukan dalam

mengimplementasikan strategi pilihan, apakah terjadi penyimpangan atau

kesengajaan. Sistem pengendalian strategi sangatlah penting untuk menjamin

efisiensi dan efektivitas lembaga. Tujuan utama dari pengendalian strategi

adaah untuk memastikan bahwa kebijakan dan rencana-rencana ditaati dan

agar keputusan yang diambil konsisten dengan strategi. (Djaslim Saladin,

2003:149).

Selanjutnya dilakukan evaluasi sebagai langkah akhir untuk

membandingkan apakah hasil yang di capai sesuai dengan standar ukuran

yang telah digariskan atau tujuan lembaga. Memanfaatkan kembali umpan

balik sebagai suatu masukan untuk perencanaan strategi baru. Untuk

mengukur keberhasilan strategi, diperlukan suatu sistem informasi yang

efektif agar diperoleh data dan informasi yang akurat.

Disamping itu hendaknyajuga terdapat suatu sistem pelaporan yang

lengkap, cepat dan akurat, agar manajemen puncak dapat segera beraksi

terhadap penyimpangan-penyimpangan yang signifikan antara hasil yang

diharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Selanjutnya manjemen

mengevaluasi penyimpangan yang merugikan, sehingga dapat segera diambil

tindakan-tindakan yang diperlukan. Tindakan yang diambil tidak hanya

sekedar melakukan koreksi, akan tetapi juga mencegah agar jangan sampai

terjadi lagi penyimpangan tersebut.

A. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis Swot merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila

digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula secara luas bahwa SWOT

merupakan akronim untuk kata-kata Streangths (Kekuatan), Weaknesses

(Kelemahan), Opprotunities (Peluang), dan Threats (Ancaman).

a. Kekuatan

Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain

kompetensi khusus yang tedapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan

keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi, termasuk

satuan bisnis tertentu.

Sedangkan peluang dan ancaman merupakan factor-faktor lingkungan

yang dihadapi oleh organisasi atau pun lembaga yang bersangkutan. Jika

dikatakan bahwa analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh dalam

melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para

penentu strategi lembaga untuk memaksimalkan peranan factor pemanfaatan

eluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan

yang terdaat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul

dan harus dihadai jika para penentu strategi lembaga mampu melakukan kedua hal

tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi

yang efektif yang membuahkan hasil yang diharapkan.

Keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih

kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan

direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh

bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan ada sumber keuangan,

citra positif,keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas

pengguna produk dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.

b. Kelemahan

Faktor-faktor kelemahan, jika orang berbicara tentang kelemahan ya ng terdapat

dalam tubuh suatu lembaga, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan

dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius

bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai

keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan

prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,

keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang

tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat

perolehan keuntungan yang kurang memadai.

c. Peluang

Faktor peluang, Definisi sederhana tentang peluang ialah “berbagai situasi

lingkungan yang menguntungkan bagi suatu organisasi” yang dimaksud dengan

berbagai situasi tersebut antara lain, ialah :

1) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk,

2) Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian,

3) Perubahan dalam kondisi persaingan,

4) Perubahan dalamdalam peraturan perundang-undangan yang membuka

berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha,

5) Hubungan dengan para pembeli yang “akrab”, dan

6) Hubungan dengan pemasok yang “harmonis”

d. Ancaman

Faktor ancaman, pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ancaman “adalah factor-faktor

lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis” jika tidak diatasi,

ancaman akan menjadi “ganjalan” bagi organisasi yang bersangkutan baik untuk

masa sekarang maupun di masa depan. Berbagai contohnya, antara lain, adalah :

1) Masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis,

2) Pertumbuhan pasar yang lamban,

3) Meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasiilkan,

4) Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang di

perlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu,

5) Perkembangan dan perubahan tekhnologi yang belum dikuasai,

6) Perubahan dalam peraturan perundangan-undangan yang sifatnya

restriktif.

B. Pengertian Efektifitas

Keberhasilan organisasi atau lembaga pada umumnya diukur dengan konsep

efektivitas, apa yang dimaksud efektivitas terdapat perbedaan pendapat antara

Yng menggunKnny, Baik di kalangan akdemiso maupun dikalangan

praktisi.menurut Steers (1977), pada umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan

tujuan organisasi,yaitu laba, yang cenderung mengabaikan aspek terpenting dari

keseluruhan prosesnya, yaitu sumberdaya manusia.

Dalam penelitian mengenai efektivitas organisasi sumber daya manusia

dan perilaku manusia seharusnya selalu muncul menjadi fokus primer, dan usaha-

usaha untuk meningkatkan efektivitas seharusnya selalu dimulai dengan meneliti

perilaku manusia di tempat kerja.

Steer (1977), dalam mengatakan bahwa yang terbaik dalam meneliti

efektivitas ialah memerhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling

berkaitan:

1) Optimalisasi tujuan-tujuan

2) Perspektif sistem dan

3) Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi.

Cara sepeti ini disebut ancangan saja, misalnya hanya dari segi tujuan.

Dengan ancangan optimalisasi tujuan-tujuan memungkinkan dikenali bermacam-

macam tujuan, meskipun tampaknya sering saling bertentanga. Dalam kaitannya

dengan optimlisasi tujuan efektivitas itu dinilai menurut ukuran seberapa jauh

organisasi berhasil mencapai tujuan-tujuan yang layak di capai yang satu sama

yang lain saling berkaitan. Pemusatan perhatian pada tujuan-tujuan yang layak

dicapai dan optimal menurut Streers (1977) rupa-rupanya lebih realistis untuk

maksud evaluasi, dari pada menggunakan tujuan akhir atau suatu tujuan yang

diinginkan sebagai dasar ukuran.

Yang dimaksud ancangan sistem ialah menggunakan sistem terbuka. Yaitu

pandangan terhadap suatu organisasi yang saling berkaitan dan berhubungan

dengan lingkungannya.dengan ancangan ini perhatian lebih diarahkan pada

persoalan-persoalan mengenai saling berhubungan, struktur, dan saling

ketergantungan satu sama lain. Sistem ini mencakup tiga komponen ialah input,

proses, output. Sebagai sistem suatu organisasi menerima input dari lingkungan

organisasinya, kemudian memprosesnya, dan selanjutnya memberikan output

kepada lingkungannya. Tanpa adanya input dari lingkungannya, suatu organisasi

akan mati. Jadi efektivitas tidak hanya dilihat dari segi tujuan semata-mata,

melainkan juga segi sitem.

Komponen yang ketiga ialah perilaku manusia dalam organisasi.

Ancangan ini digunakan karena atas dasr kenyataan bahwa tiap-tiaporganisasi

dalam mencapai tujuannya selalu menggunakan perilaku manusia dalam

organisasi.

PUSDAI JAWA BARAT

Visi, Misi dan Tujuan

Lembaga

Faktor Internal dan

Eksternal

Faktor Internal:

Manajemen

Kepemimpinan

Program Kerja

Sarana dan Prasarana

Keuangan

SDM

Faktor Eksternal:

Keluarga

Masyarakat

Perkembangan IPTEK

Pemerintahan

Proses Manajemen Strategik Pusdai Jawa Barat dalam

meningkatkan efektivitas Dakwah

Analisis SWOT

Analisis SWOT dikembangkan menjadi Strategi S-O,

Strategi W-O, Strategi S-T, dan Strategi W-T

Manajemen Strategik PUSDAI Jawa Barat dalam

Meningkatkan Efektivitas Dakwah

Gambar 1.1

Bagan Kerangka teori

Gambar 1.2

Bagan Proses Penelitian

E. Langkah-langkah Penelitian

Langkah penelitian merupakan tahapan kerja yang dilakukan oleh peneliti,

langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Dakwah Islam Jawa Barat (PUSDAI

JABAR). Yang berlokasi Jalan Diponegoro No. 63, Cibeunying Kalr Kota

Bandung. Hal ini dianggap representative serta sesuai dengan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Peneliti memilih lokasi ini

INPUT OUTPUT PROSES

Sumber Data

Primer Sekunder

Pengolahan Data

Data dan File

Pusdai Observasi,

Wawancara

Proses Manajemen

Strategi:

1. Perencanaan

2. Implementasi

3. Evaluasi

Informasi

Peningkatan

efektivitas

Dakwah

karena Pusdai Jawa Barat dipandang sesuai dengan ranah kajian yang sedang

dilakukan oleh peneliti.

2. Metode Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui

pendekatan kualitatif. Disebut demikian karena sesuai dengan tujuan

penelitiannya yaitu melukiskan secara sistematis dan cermat. Oleh karena itu tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak pula menguji hipotesis atau membuat

prediksi, melainkan lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah

(FIDKOM 2007:81). Selanjutnya dalam proses keberlangsungannya peneliti

terlibat langsung melakukan penelitian dilokasi Pusdai Jawa Barat.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif, melalui metodologi

deskriptif, yaitu suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk

mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,

luas dan mendalam (Moleong 2010:157). Sedangkan sumber data yaitu:

a. Data primer terdiri dari Pusdai Jawa Barat

b. Data sekunder berupa bahan pustaka yang mendukung pada penelitian

ini, seperti Al-Qur’an, Hadits dan buku-buku bacaan lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data yang

dibutuhkan antara lain dengan cara:

a. Observasi, proses pengumpulan data yang dihasilkan melalui

partisifasi pendukung yang berhubungan dengan permasalahan peneliti

baik dari internal objek ataupun eksternal. Teknik ini ditempuh penulis

dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap

permasalahan yang secara langsung penulis melihat situasi dan kondisi

sebenarnya di Pusdai Jawa Barat.

b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) dan terwawancara

(Moleong 2010:186). Melalui kegiatan wawancara ini peneliti sebagai

pewawancara memancing pembicara terhadap ketua Pusdai Jawa Barat

terkait dengan kebutuhan penelitian. Pada prosesnya penyusun

berupaya menggiring pembicaraan secara sistematis guna mengetahui

segala hal yang berhubungan denga rumusan masalah penelitian.

c. Studi Dokumen, data ini diperoleh melalui pengumpulan dokumentasi

dari obyek yang diteliti dengan masalah yang ada (Moleong

2010:216). Pada teknisnya penulis meminta bantuan kepada responden

untuk memberikan data dokumentasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Data yang dimaksud berupa arsip dan lain sebagainya.

5. Analisis Data

Proses penelitian ini dilaksanakan secara terus menerus sejak awal penelitian

hingga akhir, sehingga melahirkan induktif permasalahan yang diteliti dan

kemudian proses pencarian atau penyesuaian pola, model, tema, sampai pada teori

yang dirumuskan secara keseluruhan (Moleong 2010:288). Adapun tahapan

pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis antara lain:

a. Seleksi yang telah terkumpul

b. Klasifikasi data berdasarkan kategori tertentu yang menunjang

masalah penelitian

c. Mencari hubungan antara data yang sudah diklasifikasikan dengan

teori ideal tentang Manajemen Strategik terhadap efektivitas Dakwah.

d. Menafsirkan data yang telah dihubungkan antara masalah dengan teori

yang ada

e. Penarikan kesimpulan, hal ini dilakukan setelah data terkumpul,

direduksi dan dikategorisasi, selanjutnya peneliti menarik kesimpulan

yang didasarkan pada hasil analisis.

6. Tekni Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis

deskriptif analitik yaitu metode yang digunakan di dalam suatu penelitian dengan

cara mengumpulkan, menguraikan dan menjelaskan data yang diperoleh dalam

penelitian kemudian dianalisis sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik

pengertian-pengertian serta kesimpulan.

Dalam penelitian ini, analisa yang akan digunakan penulis adalah analisa

kualitatif, dengan maksud setiap data yang telah diperoleh akan dianalisa dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Mengklasifikasikan atau mengelompokan data yang diperoleh dari

hasil wawancara serta menyusunnya kedalam satuan-satuan menurut

perumusan masalah.

b. Menafsirkan dan menarik kesimpulan dari data-data yang telah

dianalisis yang sesuai dengan topik penelitian.

7. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pada

masa lalu yang berkaitan dengan tema penelitian penulis. Dalam beberapa

tinjauan pustaka penulis temukan, belum terdapat tema yang terkait dengan

Manajemen Strategik dalam meningkatkan efektivitas dakwah secara umum.

Dalam penelusuran tinjauan pustaka yang penulis lakukan, terdapat beberapa

skripsi yang terkait dengan meningkatkan efektivitas dakwah yakni:

Skripsi Moh. Abdul Muchlis yang berjudul: “Implementasi Manajemen

Strategis Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Pondok Pesantren Darul

Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur”. Skripsi ini membahas tentang

proses pengelolaan Manajemen Strategis dalam upaya peningkatan Mutu

Pendidikan.