bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/5677/4/4_bab 1.pdfbimbingan yang...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam ajaran Islam, dakwah Islamiyah merupakan aktifitas atau usaha yang
memiliki urgensi sangat penting, disebabkan melalui syi’ar Islam terpancar ke
seluruh pelosok tempat dan kepada setiap generasi. Alwirsal Imam Zaidallah
(K.H.M. Isa Anshary:1997:223) menjelaskan bahwa:
“Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktifitas atau usaha yang
dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata
nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah
SAW.”
Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut meliputi: Mengajak
manusia untuk beriman, bertaqwa serta menta’ati segala perintah Allah dan Rasul,
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, memperbaiki dan membangun
masyarakat yang islami, menegakkan serta menyiarkan agama Islam dan proses
penyelenggaraan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.
Allah SWT menjanjikan pahala yang cukup besar bagi para da’i yang
berjuang keras dalam medan dakwah walaupun mereka mendapatkan berbagai
macam tantangan dan rintangan. Orang yang paling mulia dan basik orang yang
mau mengorbankan seluruh hidupnya untuk menyeru dan menegakkan kebenaran
di tengah-tengah masyarakat serta menghancurkan kebatilan. Para da’i atau
masyarakat yang menjalankan tugas dakwah dengan membimbing umat untuk
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan akhir untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Perintah dan pelaksanaan dakwah tersebut dapat
dipahami bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk melaksanakan hal
dimaksud. Aktifitas dakwah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan
dengan menggunakan bermacam media, baik melalui media mimbar, media
elektronik dan media cetak. Media mimbar merupakan salah satu media dakwah
yang dapat dilakukan setiap waktu. Inti dari pada dakwah melalui media adalah
mengajak umat manusia untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dengan
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Peringatan-peringatan yang disampaikan da’i kepada jamaah atau
pendengar senantiasa selalu menggunakan cara-cara yang mudah dipahami oleh
berbagai tingkat intelektual masyarakat supaya pelaksanaan ibadah sehari-hari
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dinamika masyarakat Islam di
Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai permasalahan keummatan
terjadi silih berganti, datang dan pergi. Masalah-masalah keummatan yang
didasarkan dari aspek sosiologis hingga aspek permasalahan akidah mudah
didapatkan ditubuh ummat Islam belakangan ini. Ummat saat ini membutuhkan
bimbingan yang benar dalam hidup mereka dan mengarahkan kembali untuk
dapat mengentaskan solusi permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu adanya lembaga yang
secara tugas dan pungsinya adalah menyebarkan syiar-syiar Dakwah. Secara tugas
dan fungsnya Pusdai Jawa Barat berperan sebagai lembaga yang bergerak di
bidang dakwah dan keagamaan. Maka dari itu peneliti bermaksud meneleti
Pusda’i Jawa Barat karena permasalahan-permasalahan ini adalaha salah satu
tugas Pusdai Jawa Barat, Maka dari itu perlu adanya Manajemen Strategik yang di
lakukan Pusdai Jawa Barat dalam merespon permasalah yang ada demi
tercapainya efektivitas Dakwah. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian tentang Manajemen Strategik dalam penyampaian efektifitas
dakwah di lingkungan masyarakat yang dilakukan oleh Pusdai Jawa Barat melalui
judul: “Manajemen Strategik PUSDAI Jawa Barat dalam Meningkatkan
Efektivitas Dakwah.”
B. Rumusan Masalah
Melihat dari permasalahan diatas maka peneliti bermaksud memfokuskan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana program kerja dakwah Pusdai Jawa Barat dalam
meningkatkan efektivitas dakwah di pusdai Jawa Barat ?
2. Bagaimana strategi pencapaian program kerja Dakwah yang dilakukan
Pusdai Jawa Barat ?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Disamping adanya kesesuaian dengan rumusan masalah diatas, peneliti
mempunyai tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui apa saja program kerja dakwah Pusdai Jawa Barat
b. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategik yang dilakukan
oleh Pusdai Jawa Barat dalam mengefektivkan penyebaran syiar-syiar
dakwah.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Diharapkan menjadi perangsang untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dalam mengembangkan ilmu manajemen khususnya
manajemen strategik, dan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan
diskusi serta acuan dalam pengembangan ilmu manajemen strategik.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi berbagai
lembaga, khususnya lembaga Pusdai Jawa Barat, serta memberikan
pengetahuan dan motivasi kepada seluruh umat muslim yang berminat
dibidang ilmu manajemen strategik.
D. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen Strategik merupakan keputusan dan tindakan Manajerial (Wheelen
dan Hunger, 2004: 2) yang dihasilkan dri proses formulasi dan implementasi
rencana (Pearce dan Robinson, 2005: 3) dengan tujuan untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Bila definisi ini di kaitkan dengan terminologi
“Manajemen”, maka Manajemen Strategi dapat pula didefinisikan sebagai: proses
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan
dan tindakan strategis perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Defini tersebut selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Strategi
Dalam hal ini strategi di pahami bukan hanya sebagai “berbagai cara
untuk mencapai tujuan (ways to achieve ends) melainkan mencakup pula
penentuan berbagai tujuan itu sendiri. Sebagaimana dirumuskan oleh
Chandler, Strategi merupakan: “the determination of long-term goals of an
enterprise and the adoption of courses of action and the allocation of
resources necessary for carrying out these goals”. Strategi di pahami pula
sebagai sebuah pola yang mencakup didalamnya baik strategi yang
direncakan (Intended Strategy dan deliberate strategy) maupun strategi
yang pada awalnya tidak dimaksudkan oleh perusahaan (emerging
strategy) tetapi menjadi strategi yang dipertimbangkan bahkan dipilih oleh
perusahaan untuk diimplementasikan (realized strategy).
b. Keputusan Strategis
Manajemen strategik berkenaan dengan pengelolaan berbagai
keputusan strategis (strategic decision). Keputusan strategis dapat diambil
oleh manajemen puncak pada tingkat korporasi maupun pada tingkat unit
bisnis (divisi). Keputusan strategis pada tingkat korporasi bagi perusahaan
yang memiliki beberapa unit usaha, aka diterjemahkan ke dalam berbagai
keputusan strategis di tingkat unit usaha.
c. Tindakan Strategis
Keputusan strategis tidak akan memiliki arti apapun seandaianya
keputusan strategis tersebut tidak diterjemahkan ke dalam tindakan
strategis. Tindakan strategis merupakan implementasi dari berbagai
keputusan strategis yang telah di tetapkan perusahaan. Tindakan strategis
(Strategic action) sendiri dapat di definisikan sebagai berbagai tindakan
manajerial yang akan mempengaruhi keberadaan perusahaan dalam jangka
panjang.
2. Tujuan Manajemen Strategik
Strategi yang dikembangkan perusahaan melalui proses manajemen
strategik bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (compotitive
advantage) bagi perusahaan. Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan
untuk menilai keunggulan kompotitif perusahaan antara lain mencakup
indikator-indikator kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi (Barney dan
Hasterly, 2008). Melalui analisis terhadap laporan keuangan sebuah
perusahaan, maka akan diperoleh informasi mengenai kinerja akuntansi
(accounting performance) sebuah perusahaan baik dilihat dari sisi
profitabilitas maupun rasio-rasio keuangan. Dengan membandingkan kinerja
akuntansi sebuah persahaan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam satu
industri, maka akan dapat diperoleh gambaran mengenai kinerja perusahaan
dibandingkan pesaing, yakni apakah perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif atau tidak.
3. Tahapan Manajemen Strategik
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-
strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan
dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan
sumberdaya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, perlukah
perusahaan terjun kepasar internasional, perlukah merger atau penggabungan
usaha di buat, dan bagaimana menghindari pengambil alihan yang merugikan.
a. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi (strategic planning) adalah suatu perencanaan ke
depan yang ditetapkan untuk dijadikan pegangan, mulai dari tingkat korporet
sampai pada tingkat unit bisnis, produk, dan situasi pasar. Perencanaan
strategi merupakan strategi induk dari manajemen strategi, yaitu visi, misi,
tujuan strategi dan kebijakan (Djaslim Saladin, 2003:23).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan strategi adalah :
1) Mengukur dan memanfaatkan kesempatan/peluang sehingga mampu
mencapai keberhasilan
2) Membantu meringankan beban manajer dalam tugasnya menyusun dan
mengimplementasikan manajemen strategi
3) Agar lebih terkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
4) Sebagai landasan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi,
sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian
5) Sebagai cermin atau bahan evaluasi perencanaan selanjutnya sehingga
bisa menjadi bahan penyempurnaan perencanaan strategi yang akan
datang.
Tujuan perencanaan strategi Formal :
1) Untuk meringankan taggung jawab manajemen puncak secara efektif
2) Menstimulasikan masa dpan di atas kertas, secara lebih murah, akan
tetapi tetap memungkinkan lembaga mengambil keputusan dengan
lebih baik tentang apa yang harus dilakukan sekarangsehubungan
dengan peluang dan ancaman yang akan datang
3) Memberikan motivator pada perencanaannya agar dapat
mengembangkan tujuan yang tepat dari lembaganya
4) Memberikan suatu dasar untuk mengukur dan menilai prestasi lembaga
5) Membantu manajer puncak untuk mengatasi masalah-masalah pokok
yang di hadapi
6) Membantu para manajer untuk meningkatkan kemampuan
manjerialnya
7) Membantu para manajer untuk meningkatkan kempauan manajerial
b. Pengimplementasian Strategi
Implementasi (pelaksanaan) strategi merupakan realisasi daripada strategi
yang telah dipilih. Strategi yang telaaaaaaaaaaah dipilih harus dapat
dilaksanakan secara konsisten, dan untuk itu perlu dibangun suatu struktur
organisasi yang cocok, anggaran yang memadai,sistem yang jelas dan
kemampuan para pengelolanya. (Djaslim Saladin, 2003:107).
c. Pengevaluasian Straetgi
Tahap akhir dari proses manajemen strategi adalah melakukan
pengendalian aktifitas pekerjaan dan mengevaluasi prestasi pekerjaan. Proses
pengendalian adalah bagaimana caranya pemantauan harus dilakukan dalam
mengimplementasikan strategi pilihan, apakah terjadi penyimpangan atau
kesengajaan. Sistem pengendalian strategi sangatlah penting untuk menjamin
efisiensi dan efektivitas lembaga. Tujuan utama dari pengendalian strategi
adaah untuk memastikan bahwa kebijakan dan rencana-rencana ditaati dan
agar keputusan yang diambil konsisten dengan strategi. (Djaslim Saladin,
2003:149).
Selanjutnya dilakukan evaluasi sebagai langkah akhir untuk
membandingkan apakah hasil yang di capai sesuai dengan standar ukuran
yang telah digariskan atau tujuan lembaga. Memanfaatkan kembali umpan
balik sebagai suatu masukan untuk perencanaan strategi baru. Untuk
mengukur keberhasilan strategi, diperlukan suatu sistem informasi yang
efektif agar diperoleh data dan informasi yang akurat.
Disamping itu hendaknyajuga terdapat suatu sistem pelaporan yang
lengkap, cepat dan akurat, agar manajemen puncak dapat segera beraksi
terhadap penyimpangan-penyimpangan yang signifikan antara hasil yang
diharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Selanjutnya manjemen
mengevaluasi penyimpangan yang merugikan, sehingga dapat segera diambil
tindakan-tindakan yang diperlukan. Tindakan yang diambil tidak hanya
sekedar melakukan koreksi, akan tetapi juga mencegah agar jangan sampai
terjadi lagi penyimpangan tersebut.
A. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis Swot merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila
digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula secara luas bahwa SWOT
merupakan akronim untuk kata-kata Streangths (Kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan), Opprotunities (Peluang), dan Threats (Ancaman).
a. Kekuatan
Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain
kompetensi khusus yang tedapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan
keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena
Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi, termasuk
satuan bisnis tertentu.
Sedangkan peluang dan ancaman merupakan factor-faktor lingkungan
yang dihadapi oleh organisasi atau pun lembaga yang bersangkutan. Jika
dikatakan bahwa analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh dalam
melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu strategi lembaga untuk memaksimalkan peranan factor pemanfaatan
eluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan
yang terdaat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul
dan harus dihadai jika para penentu strategi lembaga mampu melakukan kedua hal
tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi
yang efektif yang membuahkan hasil yang diharapkan.
Keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih
kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan
direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh
bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan ada sumber keuangan,
citra positif,keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas
pengguna produk dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.
b. Kelemahan
Faktor-faktor kelemahan, jika orang berbicara tentang kelemahan ya ng terdapat
dalam tubuh suatu lembaga, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang
tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat
perolehan keuntungan yang kurang memadai.
c. Peluang
Faktor peluang, Definisi sederhana tentang peluang ialah “berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi suatu organisasi” yang dimaksud dengan
berbagai situasi tersebut antara lain, ialah :
1) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk,
2) Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian,
3) Perubahan dalam kondisi persaingan,
4) Perubahan dalamdalam peraturan perundang-undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha,
5) Hubungan dengan para pembeli yang “akrab”, dan
6) Hubungan dengan pemasok yang “harmonis”
d. Ancaman
Faktor ancaman, pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ancaman “adalah factor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis” jika tidak diatasi,
ancaman akan menjadi “ganjalan” bagi organisasi yang bersangkutan baik untuk
masa sekarang maupun di masa depan. Berbagai contohnya, antara lain, adalah :
1) Masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis,
2) Pertumbuhan pasar yang lamban,
3) Meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasiilkan,
4) Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang di
perlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu,
5) Perkembangan dan perubahan tekhnologi yang belum dikuasai,
6) Perubahan dalam peraturan perundangan-undangan yang sifatnya
restriktif.
B. Pengertian Efektifitas
Keberhasilan organisasi atau lembaga pada umumnya diukur dengan konsep
efektivitas, apa yang dimaksud efektivitas terdapat perbedaan pendapat antara
Yng menggunKnny, Baik di kalangan akdemiso maupun dikalangan
praktisi.menurut Steers (1977), pada umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan
tujuan organisasi,yaitu laba, yang cenderung mengabaikan aspek terpenting dari
keseluruhan prosesnya, yaitu sumberdaya manusia.
Dalam penelitian mengenai efektivitas organisasi sumber daya manusia
dan perilaku manusia seharusnya selalu muncul menjadi fokus primer, dan usaha-
usaha untuk meningkatkan efektivitas seharusnya selalu dimulai dengan meneliti
perilaku manusia di tempat kerja.
Steer (1977), dalam mengatakan bahwa yang terbaik dalam meneliti
efektivitas ialah memerhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling
berkaitan:
1) Optimalisasi tujuan-tujuan
2) Perspektif sistem dan
3) Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi.
Cara sepeti ini disebut ancangan saja, misalnya hanya dari segi tujuan.
Dengan ancangan optimalisasi tujuan-tujuan memungkinkan dikenali bermacam-
macam tujuan, meskipun tampaknya sering saling bertentanga. Dalam kaitannya
dengan optimlisasi tujuan efektivitas itu dinilai menurut ukuran seberapa jauh
organisasi berhasil mencapai tujuan-tujuan yang layak di capai yang satu sama
yang lain saling berkaitan. Pemusatan perhatian pada tujuan-tujuan yang layak
dicapai dan optimal menurut Streers (1977) rupa-rupanya lebih realistis untuk
maksud evaluasi, dari pada menggunakan tujuan akhir atau suatu tujuan yang
diinginkan sebagai dasar ukuran.
Yang dimaksud ancangan sistem ialah menggunakan sistem terbuka. Yaitu
pandangan terhadap suatu organisasi yang saling berkaitan dan berhubungan
dengan lingkungannya.dengan ancangan ini perhatian lebih diarahkan pada
persoalan-persoalan mengenai saling berhubungan, struktur, dan saling
ketergantungan satu sama lain. Sistem ini mencakup tiga komponen ialah input,
proses, output. Sebagai sistem suatu organisasi menerima input dari lingkungan
organisasinya, kemudian memprosesnya, dan selanjutnya memberikan output
kepada lingkungannya. Tanpa adanya input dari lingkungannya, suatu organisasi
akan mati. Jadi efektivitas tidak hanya dilihat dari segi tujuan semata-mata,
melainkan juga segi sitem.
Komponen yang ketiga ialah perilaku manusia dalam organisasi.
Ancangan ini digunakan karena atas dasr kenyataan bahwa tiap-tiaporganisasi
dalam mencapai tujuannya selalu menggunakan perilaku manusia dalam
organisasi.
PUSDAI JAWA BARAT
Visi, Misi dan Tujuan
Lembaga
Faktor Internal dan
Eksternal
Faktor Internal:
Manajemen
Kepemimpinan
Program Kerja
Sarana dan Prasarana
Keuangan
SDM
Faktor Eksternal:
Keluarga
Masyarakat
Perkembangan IPTEK
Pemerintahan
Proses Manajemen Strategik Pusdai Jawa Barat dalam
meningkatkan efektivitas Dakwah
Analisis SWOT
Analisis SWOT dikembangkan menjadi Strategi S-O,
Strategi W-O, Strategi S-T, dan Strategi W-T
Manajemen Strategik PUSDAI Jawa Barat dalam
Meningkatkan Efektivitas Dakwah
Gambar 1.1
Bagan Kerangka teori
Gambar 1.2
Bagan Proses Penelitian
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah penelitian merupakan tahapan kerja yang dilakukan oleh peneliti,
langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Dakwah Islam Jawa Barat (PUSDAI
JABAR). Yang berlokasi Jalan Diponegoro No. 63, Cibeunying Kalr Kota
Bandung. Hal ini dianggap representative serta sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Peneliti memilih lokasi ini
INPUT OUTPUT PROSES
Sumber Data
Primer Sekunder
Pengolahan Data
Data dan File
Pusdai Observasi,
Wawancara
Proses Manajemen
Strategi:
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Evaluasi
Informasi
Peningkatan
efektivitas
Dakwah
karena Pusdai Jawa Barat dipandang sesuai dengan ranah kajian yang sedang
dilakukan oleh peneliti.
2. Metode Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui
pendekatan kualitatif. Disebut demikian karena sesuai dengan tujuan
penelitiannya yaitu melukiskan secara sistematis dan cermat. Oleh karena itu tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak pula menguji hipotesis atau membuat
prediksi, melainkan lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah
(FIDKOM 2007:81). Selanjutnya dalam proses keberlangsungannya peneliti
terlibat langsung melakukan penelitian dilokasi Pusdai Jawa Barat.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif, melalui metodologi
deskriptif, yaitu suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk
mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas dan mendalam (Moleong 2010:157). Sedangkan sumber data yaitu:
a. Data primer terdiri dari Pusdai Jawa Barat
b. Data sekunder berupa bahan pustaka yang mendukung pada penelitian
ini, seperti Al-Qur’an, Hadits dan buku-buku bacaan lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data yang
dibutuhkan antara lain dengan cara:
a. Observasi, proses pengumpulan data yang dihasilkan melalui
partisifasi pendukung yang berhubungan dengan permasalahan peneliti
baik dari internal objek ataupun eksternal. Teknik ini ditempuh penulis
dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
permasalahan yang secara langsung penulis melihat situasi dan kondisi
sebenarnya di Pusdai Jawa Barat.
b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) dan terwawancara
(Moleong 2010:186). Melalui kegiatan wawancara ini peneliti sebagai
pewawancara memancing pembicara terhadap ketua Pusdai Jawa Barat
terkait dengan kebutuhan penelitian. Pada prosesnya penyusun
berupaya menggiring pembicaraan secara sistematis guna mengetahui
segala hal yang berhubungan denga rumusan masalah penelitian.
c. Studi Dokumen, data ini diperoleh melalui pengumpulan dokumentasi
dari obyek yang diteliti dengan masalah yang ada (Moleong
2010:216). Pada teknisnya penulis meminta bantuan kepada responden
untuk memberikan data dokumentasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Data yang dimaksud berupa arsip dan lain sebagainya.
5. Analisis Data
Proses penelitian ini dilaksanakan secara terus menerus sejak awal penelitian
hingga akhir, sehingga melahirkan induktif permasalahan yang diteliti dan
kemudian proses pencarian atau penyesuaian pola, model, tema, sampai pada teori
yang dirumuskan secara keseluruhan (Moleong 2010:288). Adapun tahapan
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis antara lain:
a. Seleksi yang telah terkumpul
b. Klasifikasi data berdasarkan kategori tertentu yang menunjang
masalah penelitian
c. Mencari hubungan antara data yang sudah diklasifikasikan dengan
teori ideal tentang Manajemen Strategik terhadap efektivitas Dakwah.
d. Menafsirkan data yang telah dihubungkan antara masalah dengan teori
yang ada
e. Penarikan kesimpulan, hal ini dilakukan setelah data terkumpul,
direduksi dan dikategorisasi, selanjutnya peneliti menarik kesimpulan
yang didasarkan pada hasil analisis.
6. Tekni Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
deskriptif analitik yaitu metode yang digunakan di dalam suatu penelitian dengan
cara mengumpulkan, menguraikan dan menjelaskan data yang diperoleh dalam
penelitian kemudian dianalisis sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik
pengertian-pengertian serta kesimpulan.
Dalam penelitian ini, analisa yang akan digunakan penulis adalah analisa
kualitatif, dengan maksud setiap data yang telah diperoleh akan dianalisa dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Mengklasifikasikan atau mengelompokan data yang diperoleh dari
hasil wawancara serta menyusunnya kedalam satuan-satuan menurut
perumusan masalah.
b. Menafsirkan dan menarik kesimpulan dari data-data yang telah
dianalisis yang sesuai dengan topik penelitian.
7. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pada
masa lalu yang berkaitan dengan tema penelitian penulis. Dalam beberapa
tinjauan pustaka penulis temukan, belum terdapat tema yang terkait dengan
Manajemen Strategik dalam meningkatkan efektivitas dakwah secara umum.
Dalam penelusuran tinjauan pustaka yang penulis lakukan, terdapat beberapa
skripsi yang terkait dengan meningkatkan efektivitas dakwah yakni:
Skripsi Moh. Abdul Muchlis yang berjudul: “Implementasi Manajemen
Strategis Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Pondok Pesantren Darul
Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur”. Skripsi ini membahas tentang
proses pengelolaan Manajemen Strategis dalam upaya peningkatan Mutu
Pendidikan.