bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/mar'atun solikhah bab i.pdf ·...

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus atau juga disebut Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia) (Infodatin, 2013). Penyakit Diabetes Melitus dikenal dengan sebutan “ lifelong diseasekarena penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Penderita penyakit Diabetes bukan berarti tidak dapat hidup normal dengan mengendalikan resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease ( penyakit tidak menular) yang mempunyai prevalensi penyakit paling sering terjadi di dunia. DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin tersebut. Hal ini akan menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah atau hiperglikemia (WHO, 2011). Keadaan hiperglikemia apabila tidak segera ditangani dan berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan kerusakan dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung,dan pembuluh darah (Bingham etal. American Diabetes Assosiation, 2015). 1 Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: phungnga

Post on 08-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus atau juga disebut Diabetes merupakan penyakit

gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat menggunakan

insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur

keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan glukosa dalam

darah (hiperglikemia) (Infodatin, 2013).

Penyakit Diabetes Melitus dikenal dengan sebutan “lifelong disease”

karena penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Penderita penyakit

Diabetes bukan berarti tidak dapat hidup normal dengan mengendalikan

resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease ( penyakit tidak

menular) yang mempunyai prevalensi penyakit paling sering terjadi di dunia.

DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu

menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin tersebut. Hal ini akan menyebabkan peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah atau hiperglikemia (WHO, 2011). Keadaan

hiperglikemia apabila tidak segera ditangani dan berlangsung terus-menerus

akan mengakibatkan kerusakan dan kegagalan berbagai organ terutama mata,

ginjal, saraf, jantung,dan pembuluh darah (Bingham etal. American Diabetes

Assosiation, 2015).

1

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

2

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan

yang besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita

Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang.

International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak

183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80%

orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah,

(IDF, 2011). Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang

menderita DM di Asia Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar

berusia antara 40-59 tahun (IDF, 2011)

Menurut Reputrawati dalam Hans (2008), di Indonesia jumlah

peyandang DM semakin tahun semakin menunjukkan peningkatan yang

sangat tinggi. Pada tahun 2000, jumlah penyandang di Indonesia sebanyak 8,4

juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun

2030 nanti. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia berada di peringkat

keempat jumlah penyandang DM di dunia setelah Amerika Serikat, India dan

Cina.

Prevalensi Diabetes di Provinsi Jawa Tengah berdasar wawancara

yang terdiagnosis dokter sebesar 1,6 persen. Diabetes Melitus terdiagnosis

dokter dan gejala sebesar 1,9 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis

dokter tertinggi terdapat di Kota Surakarta (2,8%), dan Kota Tegal (2,8%).

Prevalensi Diabetes Melitus berdasar diagnosis dokter dan gejala meningkat

sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung

menurun. Prevalensi DM pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada

laki-laki (Kemenkes RI, 2014).

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

3

Menurut Dinkes Jawa Tengah 2013 jumlah kasus Diabetes Melitus

tergantung insulin atau DM tipe I diprovinsi Jawa Tengah pada tahun 2013

sebesar 9.376 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012 (19.493). kasus

tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang (1.095 kasus). Sedangkan

jumlah kasus Diabetes Melitus tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan

Diabetes Melitus tipe II, mengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi

142.925 kasus. Kasus DM tergantung insulin tertinggi di Kota Semarang

(22.534 kasus).

Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi

menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59

tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90

tahun, dan usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun. Diabetes Melitus

usai lanjut, meningkatnya prevalensi ini disebabkan oleh karena jumlah usia

lanjut yang makin meningkat pula. Jumlah pasiaen Diabetes Melitus usia

lanjut terdiri atas pasien Diabetes yang telah dimulai sejak muda, karena

umur harapan hidup yang makin tinggi sebagai dampak kemajuan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi dan pasien Diabetes yang timbul karena

pertambahan usia. Faktor-faktor tersebut antara lain perubahan komposisi

tubuh, menurunnya aktivitas fisik, perubahan life-style, faktor perubahan

neuro-hormonal khususnya penurunan konsentrasi DHES Dan IGF-1 plasma,

serta meningkatnya stres oksidatif (Siti Setiati, et al, 2014).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2015 didapatkan

angka kejadian kasus Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

sebanyak 1.542 kasus, sedangkan tipe Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(IDDM) sebanyak 563 kasus. Angka kejadian kasus Diabetes Mellitus di

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

4

wilayah Dinas Kesehatan Banyumas tahun 2015 tertinggi di Wilayah

Puskesmas Cilongok I dengan jumlah 188 kasus. Sedangkan angka kejadian

kasus DM di Wilayah Puskesmas Jatilawang peringkat ketujuh dari 27

Kecamatan sebanyak 87 kasus.

Prevelansi kasus pasien DM di Kabupaten Banyumas selama 3 tahun

terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai 2010, prevelansi kasus di tahun 2009

menempati jumlah kasus tertinggi yaitu dengan total kasus sebanyak 3.447

sjiwa yang menderita DM kemudian berkurang menjadi 1599 jiwa pada tahun

2014 (Profil Dinkes Banyumas, 2014). Salah satu Wilayah di Kabupaten

Banyumas yang memiliki insiden tentang Penyakit Tidak Menular (PTM)

adalah di Puskesmas Jatilawang sebanyak 236 penderita Diabetes Mellitus.

Data dari bulan Januari sampai Agustus tahun 2016 berjumlah 119 jiwa yang

menderita DM dengan kunjungan setiap bulannya rata-rata 63 pasien dari

jumlah penduduk 4.812 jiwa (Profil Puskesmas Jatilawang, 2016).

Pada saat ini statistik penduduk dunia menunjukan bahwa jumlah usia

lanjut umur 65 tahun atau lebih, berjumlah sekitar 450 juta jiwa (7 % dari

jumlah total penduduk dunia). Diperkirakan bahwa jumlah tersebut pada

tahun 2025 dapat mencapai dua kali lipat jumlah saat ini. Dari beberapa hasil

penelitian yang pernah dilakukan, usia lanjut yang mengalami gangguan

toleransi glukosa mencapai sekitar 50-92 %. Dapat dibayangkan bahwa

dengan laju kenaikkan jumlah penduduk usia lanjut yang semakin cepat,

maka prevalensi pasien gangguan toleransi glukosa dan Diabetes usia lanjut

akan meningkat lebih cepat (Siti Setiati,et al2014).

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

5

Penelitian yang dilakukan oleh Muradet al, (2014) menyimpulkan

bahwa bahwa kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 lebih besar terjadi pada laki-

laki daripada perempuan, kurang pendidikan, penduduk Arab Saudi asli,

pensiunan, gaji rendah, sudah menikah, merokok, hipertensi, obesitas serta

lebih cenderung terjadi pada orang yang memiliki riwayat keturunan penyakit

DM. MenurutMeigs et al, (2015) menyimpulkan bahwa sebanyak 1056 yang

memiliki berat badan normal, 7% memiliki sindrom metabolik dan faktor

risiko DM sebanyak 3.97 serta penyakit jantung. Sebanyak 638 orang dengan

obesitas, 37% tidak memiliki sindrom metabolik atau risiko terkena DM lebih

tinggi. Trisnawati (2012) menyatakan bahwa umur, riwayat keluarga,

aktfivitas fisik, tekanan darah, stres dan kadar kolestrol berhubungan dengan

kejadian DM Tipe 2 dan orang yang memiliki obesitas lebih berisiko 7,14

kali untuk menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang

tidakobesitas.

Prevalensi Diabetes Mellitus yang meningkat, secara tidak langsung

akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat Diabetes Mellitus

dan komplikasinya. Mengingat tingginya prevalensi dan tingginya biaya

perawatan untuk penderita DM yang diperkirakan biaya perawatan minimal

untuk rawat jalan di Indonesia sebesar Rp. 1,5 milyar per hari atau Rp. 500

milyar per tahun, maka perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan

penyakit tersebut. Upaya untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya

peningkatan DM, maka masyarakat dan pemerintah perlu mengetahui faktor

risiko yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini.

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

6

Komplikasi merupakan masalah serius yang dikhawatirkan penderita

DM. Komplikasi Diabetes Melitus terdiri dari komplikasi akut dan koplikasi

kronis, sehingga perlu adanya pengendalian kadar gula darah. Pengendalian

kadar gula sarah meliputi diet makanan, olahraga, upaya pengobatan kontrol

gula darah. Kontrol gula darah berguna untuk menghindari kejadian

komplikasi ( Fox dan Klivert, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah lakukan di Puskesmas

Jatilawang diperoleh informasi penderita DM ada 119 jiwa dari bulan Januari

sampai Agustus dari 69.177 jiwa. Penderita penyakit Diabetes Melitus tipe 2

yang berjumlah 13 penderita laki-laki sebesar 20,7 %, sedangkan 50 penderita

perempuan sebesar 79 %. Dari masing-masing karakteristik yang berbeda

pada penderita Diabetes Melitus.

Hasil dari wawancara yaitu menurut 3 penderita dari 6 penderita DM

tipe 2 rata-rata penderita DM baru mengetahui bahwa pasien yang terkena

DM pada saat mengalami penurunan berat badan dan sering mengalami

gejala seperti haus terus menerus, buang air kecil lebih dari 3 kali pada

malam hari, badan lemas. Pasien telah menderita DM selama bertahun-tahun,

dan hanya pernah sekali disuntik insulin ketika kadar gula darahnya sangat

tinggi. Pasien belum mengetahui tentang penyakit DM dengan baikdan rata-

rata pasien hanya berolahraga kecil seperti berjalan kaki ketika pagi. Pasien 1

dan 2 mengatakan penyebab dari penyakitnya adalah karena keturunan,

mengkonsumsi minum-minuman manis gula lebih dari 3 sendok. Pasien 3

dan 4 mengatakan penyebab penyakitnya adalah karena makan yang

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

7

berlebihan atau tidak teratur, kebisaan merokok. Pasien 5 dan 6 mengatakan

bahwa penyebabnya bertambahnya usia, tekanan darah tinggi, dan olahraga

yang kurang. Hal tersebut memiliki karakteristik kejadian DM yang buruk

dilihat dari pola makan, aktifitas fisik, riwayat keluarga, umur, pekerjaan,

pendidikan, merokok.

B. Rumusan Masalah

Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease ( penyakit tidak

menular) yang mempunyai prevalensi penyakit paling sering terjadi di dunia.

DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu

menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin tersebut.

Angka kejadian kasus Diabetes Mellitus di wilayah Dinas Kesehatan

Banyumas tahun 2015 tertinggi di Wilayah Puskesmas Cilongok I dengan

jumlah 188 kasus. Sedangkan angka kejadian kasus DM di Wilayah

Puskesmas Jatilawang peringkat ketujuh dari 27 Kecamatan sebanyak 87

kasus.Salah satu Wilayah di Kabupaten Banyumas yang memiliki insiden

tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah di Puskesmas Jatilawang

sebanyak 236 penderita Diabetes Mellitus. Data dari bulan Januari sampai

Agustus tahun 2016 berjumlah 119 jiwa yang menderita DM dengan

kunjungan setiap bulannya rata-rata 63 pasien dari jumlah penduduk 4.812

jiwa.

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

8

Diabetes dapatmengenaisemuaorgan tubuh danmenimbulkan berbagai

macam keluhan, maka perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan

penyakit tersebut. Pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan dengan

mengetahui karakteristik yang melatarbelakangi kejadian Diabetes Mellitus

tipe 2. Penelitian ini belum pernah dilakukan di Puskesmas Jatilawang,

sehingga peneliti ingin mengetahui apa sajakah KarakteristikKejadian

Diabetes Mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang ?

C. T ujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada

Lansia di Puskesmas Jatilawang?

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini untuk :

a. Mengetahui karakteristik riwayat keluarga terhadap kejadian DM

tipe 2.

b. Mengetahui karakteristik umur terhadap kejadian DM tipe 2.

c. Mengetahui karakteristik pekerjaan terhadap kejadian DM tipe 2.

d. Mengetahui karakteristiktingkat pendidikan terhadap kejadian DM

tipe 2.

e. Mengetahui karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian DM

tipe 2.

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

9

f. Mengetahui karakteristik aktifitas fisik terhadap kejadian DM

tipe 2.

g. Mengetahuikarakteristik merokok terhadap kejadian DM tipe 2.

h. Mengetahui karakteristik pola makan terhadap kejadian DM tipe 2.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

manfaat yang dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan di

bidang kesehatan, khususnya mengenai hubungan karakteristik kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2.

Manfaat untuk peneliti berikutnya adalah sebagai pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam menambah wawasan

dalam melakukan penelitian secara nyata.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara

mengaplikasikan teori-teori Keperawatan Medikal Bedah(KMB)

yangdidapat selama perkuliahan, khususnya tentang materi

Diabetes Mellitus tipe 2. Manfaat untuk peneliti berikutnya adalah

Menambah pengetahuan dan wawasan terutama yang berkaitan

dengan topik penelitian, yaitu Karakteristik Kejadian Diabetes

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

10

Mellitus Tipe 2 pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Jatilawang.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan informasi tentang karakteristik kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2 sehingga dapat dijadikan masukan untuk

menerapkankan perilaku pencegahan dan penanggulangan Diabetes

Mellitus tipe 2.

c. Bagi Puskesmas

Sumber informasi bagi pengambil kebijakan, khususnya

Puskesmas Jatilawang tentang karakteristik yang bisa dimodifikasi

yang paling berpengaruh dengan kejadian penyakit Diabetes

Mellitusdalam program pengendalian penyakit kronis

(PROLANIS), sehingga dapat menekan jumlah kejadian DM tipe 2.

d. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat menjadi sumber data penelitian berikutnya dan bahan

pembagun bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian

sejenis yang lebih kompleks.

E. Penelitian Terkait

1. Nur Ramadhan (2015), dengan judul “Karakteristik Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 Berdasarkan Kadar Hba1c Di Puskesmas Jayabaru Kota

Banda Aceh” dengan desain cross sectional study dengan penyajian data

secara deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

11

karakteristikpenderita DM berdasarkan HbA1c di wilayah kerja

Puskesmas Jayabaru KotaBanda Aceh. Penelitian menggunakan desain

potong lintang, dan penyajian datasecara deskriptif. Sampel berjumlah 85

orang penderita DM tipe 2 di PuskesmasJayabaru. Data karakteristik

responden berupa umur, jenis kelamin, pendidikanserta lama menderita

DM didapatkan melalui wawancara, dan nilai HbA1cdidapatkan dengan

pemeriksaan darah di laboratorium yang terstandarisasi di KotaBanda

Aceh. Pada hasil penelitian terlihat bahwa dari 85 penderita DM,

84,7%memiliki nilai HbA1c ≥ 6,5%. Penderita dengan HbA1c ≥ 6,5%

sebagian besarperempuan, usia lanjut, pendidikan rendah dan lama

menderita DM kurang dari 5tahun. Untuk mencegah komplikasi lebih

lanjut, diperlukan kontrol glikemik melalui pemeriksaan HbA1c secara

rutin.

Persamaan Penelitian sama-sama meneliti Karakteristik Diabetes

Mellitus tipe 2 dan perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang

akan dilakukan peneliti adalah penelitian yang akan dilakukan

menggunakan metode cross sectional study.

2. Meiana Harfika (2006) dengan judul“Karakteristik Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit

Mohammad Hoesin Palembang”metode cross-sectional di Rumah sakit

Mohammad Hoesin Palembang dengan hasil bahwa berdasarkan penelitian

deskriptif mengenai karakteristik penderita Diabetes Melitus tipe 2 dan

terapinya di instalasi rawat inap penyakit dalam RSMH Palembang

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

12

periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2007. Frekuensi penderita Diabetes

Melitus tipe 2 terbanyak pada kelompok usia 45-59 tahun yaitu sebanyak

40 orang (46,51%) dan lebih banyak perempuan yakni 57 orang (66,28%)

daripada laki-laki. Frekuensi kadar gula darah sewaktu terbanyak pada

penelitian ini yaitu ≥ 200 mg/dL yakni sebanyak 66 orang (76,74%). Pada

penelitian ini tidak dapat dilihat distribusi penderita berdasarkan riwayat

keluarga karena data yang ada tidak lengkap. Berdasarkan Indeks Massa

Tubuh, para penderita Diabetes Melitus tipe 2 lebih banyak yang memiliki

berat badan lebih dengan resiko yaitu sebanyak 36 orang (41,86%). Insulin

adalah terapi yang peling sering diberikan pada penderita Diabetes Melitus

yakni sebanyak 52 orang (64,20%).

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-

sama menggunakan desain penelitian cross-sectional dan perbedaannya

adalah penelitian yang telah dilakukan di Palembang dan penelitian yang

akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang.

3. Adrian Putradinata Chandra1 (2013), dengan judul “ Gambaran Riwayat

Diabetes Mellitus Keluarga, Indeks Massa Tubuh Dan Aktivitas Fisik

Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas

Manggis 1 Tahun 2013” menyimpulkan bahwa penderita DM tipe 2 di

wilayah kerja Puskesmas Manggis 1 lebih banyak berjenis kelamin pria

yaitu 31 orang (62%) daripada wanita. Sedangkan distribusi penderita

dalam kelompok umur kurang dari 60 tahun dengan kelompok umur lebih

dari sama dengan 60 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu masing-

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4184/2/MAR'ATUN SOLIKHAH BAB I.pdf · DM merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankcreas tidak mampu ... juta jiwa

13

masing 25 orang (50%). Metode cross-sectional dengan populasi dilihat

dari riwayat keluarga DM didapatkan lebih banyak penderita tidak

memiliki riwayat DM dari ayah ataupun ibu yaitu 28 orang (56%).

Penderita DM kebanyakan termasuk dalam kategori obesitas 1 yaitu 25

orang (50%) Dan yang terakhir, mayoritas penderita DM memiliki tingkat

aktivitas fisik ringan yaitu 21 orang (42%) dibandingkan dengan yang

memiliki tingkat aktivitas berat yaitu 11 orang (22%) kebanyakan

penderita Diabetes Mellitus berjenis kelamin laki-laki, tanpa riwayat DM

keluarga, dengan tingkat obesitas 1 dan dengan aktivitas sehari-hari

ringan. Penelitian ini merupakan studi deskriprif dengan pendekatan cross-

sectional.

Persamaan penelitian yang telah diteliti dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang karakteristik yang

menyebabkan kejadian Diabetes Mellitus, sedangkan perbedaannya adalah

metode yang telah digunakan peneliti adalah metode cross-sectionaldan

penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Karakteristik Kejadian Diabetes..., Mar'atun Solikhah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017