bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... ·...

56
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya, kekuatan media massa dalam proses konstruksi sosial telah menjadi legitimasi masyarakat modern bahkan masyarakat awam sekalipun. Kehadiran media massa di tengah-tengah peradaban manusia sebagai bahan produksi serta distribusi wacana dan opini publik telah menunjukkan taringnya sebagai pembentuk paradigma dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah dijumpai oleh manusia- manusia terdahulu. Melalui berita yang disampaikannya dengan bahasa yang mengandung nilai estetika tinggi yang dipoles sedemikian rupa membuat masyarakat seakan-akan kesulitan untuk tidak mempercayai atau mengamini yang kemudian dijadikan kebenaran baru yang hampir tidak memiliki celah untuk disalahkan. Dalam wilayah kehidupan sosial, ekonomi, budaya hingga politik, media massa dengan kapasitasnya sebagai pembentuk wacana dan opini publik telah berada pada posisi yang sangat strategis dalam hal penggiringan wacana dan opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Pada aspek sosial dan budaya media merupakan institusi sosial yang membentuk definisi dan citra realitas serta dianggap sebagai ekspresi sosial yang berlaku secara umum. Secara ekonomis, media adalah institusi bisnis yang membantu masyarakat untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilakoni, sedangkan dari aspek politik,

Upload: others

Post on 02-Aug-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangannya, kekuatan media massa dalam

proses konstruksi sosial telah menjadi legitimasi masyarakat modern bahkan

masyarakat awam sekalipun. Kehadiran media massa di tengah-tengah

peradaban manusia sebagai bahan produksi serta distribusi wacana dan opini

publik telah menunjukkan taringnya sebagai pembentuk paradigma dan

pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah dijumpai oleh manusia-

manusia terdahulu. Melalui berita yang disampaikannya dengan bahasa yang

mengandung nilai estetika tinggi yang dipoles sedemikian rupa membuat

masyarakat seakan-akan kesulitan untuk tidak mempercayai atau mengamini

yang kemudian dijadikan kebenaran baru yang hampir tidak memiliki celah

untuk disalahkan.

Dalam wilayah kehidupan sosial, ekonomi, budaya hingga politik,

media massa dengan kapasitasnya sebagai pembentuk wacana dan opini publik

telah berada pada posisi yang sangat strategis dalam hal penggiringan wacana

dan opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Pada aspek sosial

dan budaya media merupakan institusi sosial yang membentuk definisi dan

citra realitas serta dianggap sebagai ekspresi sosial yang berlaku secara umum.

Secara ekonomis, media adalah institusi bisnis yang membantu masyarakat

untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilakoni, sedangkan dari aspek

politik,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

2

media memberi ruang atau arena pertarungan diskursus bagi kepentingan

berbagai kelompok sosial-politik yang ada dalam masyarakat demokratis.1

Sejarah Indonesia mencatat bahwa pada masa orde baru yang

dipimpin oleh presiden Soeharto, media massa pernah kehilangan fungsi

utamanya sebagai pembawa informasi yang benar adanya kepada khalayak

oleh karena sistem pemerintahan yang otoriter hingga mengintervensi setiap

berita yang menjadi pembahasan dalam suatu media. Kebebasan berpendapat

yang menjadi salah satu wacana utama dalam sebuah negara demokrasi tak lagi

menjadi hak setiap individu, kelompok maupun institusi yang notabene adalah

bagian bangsa Indonesia, sebab dibatasi oleh sistem yang berlaku pada saat itu.

Seiring dengan perkembangannya, setelah rezim otoriter orde baru

runtuh dan mulai diberlakukannya UU No. 40 tahun 1999 tentang pers yang

mengatur tentang kemerdekaan pers dalam upaya mencari, memperoleh, serta

menyebarluaskan gagasan dan informasi telah memberikan dampak yang

positif bagi kehidupan pers Indonesia, di mana sistem tidak lagi membatasi

media dalam hal memberitakan informasi kepada khalayaknya.

Lembaga perizinan dan pembredelan yang selama ini membelenggu

dan membatasi kebebasan menjadi kuasa pemerintah terhadap pers telah

dihapus, sehingga memberikan iklim baru dalam perkembangan media, yaitu

adanya kemudahan dalam mendirikan usaha penerbitan pers.2 Hal inilah yang

menjadi penyebab munculnya berbagai media-media baru yang menjadi pusat

1 http:/ /m. berdikarionline.com/kabar –rakyat/20130519/media-massa-sebagai-alat-

pertarungan-elit-politik.html (diakses pada tanggal 18 Desember 2014, pukul 13.00 WIB). 2 Ratih Puspita Ayu, Konstruksi Erotika Dalam Majalah Kosmopolitan; Analisis Semiotik Artikel

Pada Rubrik Love And Lust, (Skripsi S1, Jurusan Ilmu Komunikasi-Fisip-UMM 2006) hlm. 1.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

3

informasi setiap kejadian, keadaan, situasi, kondisi hingga sifat dan karakter

manusia modern yang kesemuanya di ekspose melalui media baik cetak

maupun elektronik.

Perkembangan yang dialami media massa di Indonesia mengalami

pertumbuhan yang luar biasa. Indikasinya bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah

media massa yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Beragam

jenis media massa yang segmentatif telah ikut memperkuat asumsi bahwa

media massa sedang mengalami nasib baik di negeri ini. Hal inilah yang

membuat industri media massa ikut terdongkrak dan memunculkan

konglomerasi media yang menguasai berbagai rumpun media massa.3

Dengan adanya regulasi yang mengatur kebebasan pers ternyata

tidak selamanya membawa dampak yang positif terhadap citra lembaga pers itu

sendiri, sebab dengan kebebasannya tersebut kadang kala media massa luput

dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi dan menjadi

dasar profesionalisme bagi media. Dominasi para pengusaha yang memetik

keuntungan dari bisnis media baik cetak maupun elektronik semakin kokoh dan

memposisikan diri sebagai kelompok pemilik modal sekaligus menguasai

pencitraan media massa. Karakteristik media massa pun telah mencerminkan

keberpihakannya terhadap kepentingan kelas kapitalis yang memang sejak

awal memiliki orientasi untuk mendominasi masyarakat lain secara umum,4

karena tidak adanya daya dan upaya dari masyarakat sebagai konsumen media

untuk membongkar teka-teki yang disuguhkan oleh kaum kapitalis melalui 3 Kun Wazis, Media Massa dan Konstruksi Realitas (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012)

hlm. 1. 4 Ibid, hlm. 1.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

4

media massa menyebabkan sebagian masyarakat maklum terhadap politik

pencitraan media yang setiap waktu disuguhkan kepada jutaan konsumen,

dalam hal ini masyarakat indonesia.

Seperti yang telah disampaikan di atas, pada wilayah ekonomi,

sosial, budaya hingga politik, media massa baik cetak maupun elektronik telah

menjadi kekuatan besar dalam mempengaruhi siklus dari keempat bidang

tersebut. Sementara itu, dalam bidang politik, media massa menjadi media

pencitraan yang paling efektif dalam mempengaruhi pandangan masyarakat

umum terhadap sebuah partai politik maupun figur seorang politisi. Sehingga

tidak heran apabila menjelang pesta demokrasi atau yang dikenal oleh

masyarakat Indonesia dengan sebutan Pemilihan Umum (PEMILU), hampir di

setiap media elektronik maupun cetak selalu menyuguhkan berita tentang

partai politik maupun figur seorang politisi. Entah itu berita positif maupun

berita negatif tentang partai politik maupun figur seorang politisi, tergantung

dari sudut pandang (angle) mana sebuah media memberitakannya, dengan

kekuatannya itu pula lah, media elektronik maupun cetak selalu dimanfaatkan

oleh mereka yang menggeluti dunia politik untuk mencari dukungan massa

terhadap dirinya. Sama halnya dengan momentum pemilu yang baru saja

berlangsung di tahun 2014, dimana masyarakat telah dihadapkan pada sebuah

momen untuk memilih secara bebas pemimpinnya baik di tingkatan legislatif

maupun sebagai eksekutif, adalah ciri khas dari sebuah negara yang menganut

sistem demokrasi seperti Indonesia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

5

Menyambut momentum tersebut, media massa baik elektronik

maupun cetak secara intens memainkan perannya sebagai pembawa informasi

kepada masyarakat, partai politik dan siapa saja yang menjadi kandidat dalam

kontes pesta demokrasi kali ini. Akan menjadi keuntungan besar bagi mereka

yang memiliki kepentingan politik sekaligus sebagai pemilik media, sebab

akan dengan mudah dia mengendalikan, mengintervensi dan mencitrakan diri

dan partainya melalui media yang ia miliki. Hal inilah yang menjadi keresahan

sebagian akademisi terhadap etika dan sifat independensi pers yang sudah tidak

lagi diindahkan oleh sebagian lembaga pers dan jurnalis.

Sementara itu pada media elektronik khususnya media online yang

belakangan muncul sebagai jenis media baru dan tak kalah larisnya juga

memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan opini publik.

Kemajuan informasi dan tekhnologi telah memberi kemudahan bagi siapa saja

untuk memperoleh informasi dari jenis media baru ini, bahkan ada indikasi

sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke atas

telah beralih dari media jenis lama (TV, Koran, Majalah dan Radio) ke Media

Online. Jika dibandingkan dengan jenis media lainnya, media online

merupakan jenis media yang paling mudah diakses serta paling cepat

memberikan berita paling uptodate, hanya dengan modal handphone dan

koneksi internet, siapa saja bisa mengakses informasi di mana dan kapan saja

melalui media online. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa media

online juga memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk opini publik,

sehingga wacana yang bergulir di tengah masyarakat tidak terlampau jauh dari

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

6

apa yang mereka tulis, dan disebarkan melalui dunia maya. Mengingat adanya

persoalan degradasi nilai profesionalisme yang menimpa media-media di

Indonesia, patut dikhawatirkan keberadaan informasi-informasi tersebut dapat

menyesatkan pandangan masyarakat mengenai realitas yang sebenarnya.

Khususnya pada saat momentum pemilihan Presiden, diketahuai bahwa

beberapa media online secara intens saling melempar opini kepada publik

melalui pemberitaan-pemberitan.

Pada saat sebelum pesta demokrasi khususnya pemilihan presiden

dan wakil presiden 2014 berlangsung, Media Online merupakan salah satu

instrument komunikasi politik yang cukup efektif untuk mempengaruhi pilihan

masyarakat saat pemilihan umum berlangsung. Akan tetapi, jika dikembalikan

pada peraturan yang mengatur sikap media dalam memberikan informasi

kepada khalayaknya, maka sudah sepatutnya media tersebut untuk bersikap

objektif dalam artian tidak menambah atau mengurangi kebenaran sebuah

informasi. Sayangnya, meskipun sikap media telah diatur dalam bentuk

perundang-undangan sekalipun, masih saja ada media online yang terindikasi

memuat informasi yang tidak berimbang dalam menyambut pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014.

Seperti pada media online Detik.com yang intens memberitakan

berita-berita politik tidak terkecuali pemberitaan PILPRES 2014. Diketahui

bahwa media online Detik.com merupakan bagian dari PT Trans Corporation

salah satu anak prusahaan CT Corp yang status kepemilikannya dikuasai oleh

Chairul Tanjung seorang pengusaha sukses yang berkibar namanya terutama

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

7

sejak bergulirnya jaman reformasi. Indikasi keberpihakan Detik.com pada

salah satu kandidat Capres/Cawapres 2014 yaitu pasangan nomor urut 2 Joko

Widodo dan Jusuf Kalla, tidak terlepas dari seorang A.M. Hendropriyono

seorang pensiunan TNI, terakhir mengabdi sebagai Kepala Badan Intelijen

Negara (BIN) pada jaman Presiden Megawati yang sampai saat ini masih

disebut-sebut sebagai anak emas Megawati dan secara kebetulan ternyata sosok

ini juga menjabat sebagai Komisaris di salah satu perusahaan di bawah bendera

CT Corporation.5 Salah satu indikasi keberpihakan Detik.com pada pasangan

Joko Widodo dan Jusuf Kalla terlihat pada sebuah berita yang dimuat hari

Jumat tanggal 4 Juli 2014 jam 16:33 WIB dengan judul berita “Jokowi-JK

Dinilai Punya Kapabilitas Tuntaskan Kasus Aktivis 98 yang Hilang”, dalam

berita tersebut dimuat sebuah kalimat yang dilontarkan salah seorang mantan

korban penculikan 1998, Faisol Riza dalam konferensi pers di Hotel Cemara, Jl

Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2014)."Karena kalau profiling

political leadership, Jokowi punya kemampuan merangkul semua elemen

masyarakat atau istilah populernya solidarity maker," dalam berita tersebut,

lebih lanjut Faisol juga mengaku tidak meragukan track record pasangan

Cawapresnya Jusuf Kalla dengan sebuah kalimat “Track record JK ketika

selesaikan kasus Poso dimana terjadi konflik horizontal yang begitu rumit

untuk diselesaikan, beliau dengan posisinya wktu itu berusaha dan tidak lama

5http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/01/01/kenapa-jokowi-jadi-jablay-

detikcom-623218.html, (diakses pada tanggal 20 Desember 2014, pukul 10.30 WIB).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

8

dapat terselesaikan”.6 Sementara itu mengenai kasus hilangnya 13 orang aktivis

1997-1998 adalah sebuah kasus yang seringkali disebut-sebut melibatkan

kandidat nomor urut 1 Prabowo Subianto. Dari berita ini Detik.com terindikasi

menunjukkan keberpihakannya kepada satu pihak dengan membingkai berita

mengagung-agungkan pasangan nomor urut 2 yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Berbeda dengan media online Inilah.com yang dikelola oleh PT

Indonesia News Center, dibawah kepemimpinan Muchlis Hasyim Jahja

seorang pengamat media dan mantan wartawan Media Indonesia Inilah.com

mampu menempati posisi 5 besar sebagai situs berita di Indonesia. Inilah.com

mencoba mengkonstrusi pembacanya tentang Jokowi dengan memberitakan

kelemahan atau kekurangan tentang Jokowi. Salah satu berita yang

menunjukkan sikap kontra pada Jokowi terdapat pada berita yang dimuat pada

hari Kamis, 3 Juli 2014 pukul 00:54 wib, berita tersebut oleh Inilah.com diberi

judul “Anarkis Revolusi Mental Ala Jokowi-JK”, isi beritanya tentang

penyegelan kantor redaksi TV ONE Yogyakarta yang didugadilakukan oleh

partisipan Jokowi-JK. Dalam berita yang dimuat Inilah.com tersebut juga

menuliskan beberapa coretan yang dituliskan di dinding pada kantor Tv One

Yogyakarta seperti Jokowi bukan kader PKI, JKW-JK, tvOne anjing, dan

sebagainya. Kemudian pada paragraph berikutnya dituliskan bahwa tindakan

tersebut sangat disayangkan karena bertolak belakang dengan konsep revolusi

mental. Pada akhir paragraph terdapat kalimat pertanyaan “Lantas, apakah

tindakan anarkis sebagai Revolusi Mental yang diserukan pasangan capres- 6http://news.detik.com/read/2014/07/04/163325/2628195/1562/jokowi-jk-dinilai-punya-

kapabilitas-tuntaskan-kasus-aktivis-98-yang-hilang (diakes pada tanggal 20Desember 2014, pukul 22.00 WIB).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

9

cawapres nomor urut dua itu?”7 Isi berita ini terindikasi telah berpihak dan

mengkonstruk pola pikir masyarakat, karena memuat kalimat yang

menjatuhkan gagasan ataupun visi yang usung salah satu pasangan kandidat.

Perbedaan frame disajikan kedua media tersebut terindikasi secara

intens menyajikan realitas yang telah diubah dan memuat berita yang tidak

berimbang, dengan hanya menampilkan satu tokoh dan menyembunyikan

tokoh lainnya. Detik.com dan Inilah.com dalam memberikan informasi seputar

pemilihan presiden dan wakil presiden ibarat dua kubu yang sedang bertikai di

dunia maya melalui gaya bahasa dan kalimat masing-masing untuk

membangun opini publik hal ini juga berdampak pada profesionalisme media

yang seharusnya dijunjung setinggi-tingginya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian lebih mendalam mengenai pembingkaian yang dilakukan

oleh media online Detik.com dan Inilah.com tentang Calon Presiden Joko

Widodo pada masa kampanye Pilres 2014. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan analisis framing. Framing merupakan metode penyajian realitas

dimana kebenaran tentang suatu realitas tidak diingkari secara total, melainkan

dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek

tertentu saja, dengan menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu, dan

dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.8 Dalam penjelasan

lain framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana prespektif

atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan 7 http://nasional.inilah.com/read/detail/2115893/anarkis-ironi-revolusi-mental-ala-jokowi-jk

(diakses pada 20 Desember 2015 jam 10.14). 8 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LKiS, 2006) hal 186.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

10

menulis berita. Cara pandang atau prespektif itu pada akhirnya menentukan

fakta apa yang diambil , bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta

hendak dibawa kemana berita tersebut.9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul satu permasalahan yang

menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah bagaimana

media online membingkai pemberitaan tentang calon presiden Joko Widodo

pada masa kampanye pilpres 2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami

bagaimana media online membingkai pemberitaan tentang capres Joko Widodo

pada massa kampanye presiden 2014, khususnya pada edisi 3 – 5 Juli 2014.

D. Signifikasi Penelitian

D.1 Signifikasi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sebagai sumber pengetahuan tentang pembingkaian pada pemberitaan media

massa khususnya media onlinr terhadap dinamika politik yang terjadi di

Indonesia. Selain itu, peneliti juga mengaharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan refrensi bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya

mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang

melakukan penelitian serupa. 9 Alex sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm. 162

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

11

D.2 Signifikasi Sosial

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan

pemikiran yang kritis kepada pembaca (khalayak) mengenai objektivitas suatu

media terhadap pemberitaan dinamika politik khusunya media online. Selain

itu, penelitian juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada media

sebagai produsen dan kontributor informasi, untuk senantiasa mengacu pada

tanggung jawab etis dalam memproduksi karya jurnalistik.

E. TINJAUAN PUSTAKA

E.1. Surat Kabar Online Sebagai Medium Komunikasi Massa

A. Pengertian Komunikasi

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, artinya setiap

individu tidak bisa hidup tanpa individu lainnya. Maka setiap inividu

akan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya, dalam interaksi itu

terdapat aktivitas komunikasi yang berguna untuk mengekspresikan

keinginan yang dibutuhkannya. Mudahnya, komunikasi merupakan

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Di balik

pengertian tersebut, berbagai pakar telah memberikan pengertian yang

berbeda-beda mengenai komunikasi, namun memiliki konklusi yang

sama pada wilayah substansi dari pengertian komunikasi tersebut.

Sebelum pada definisi para pakar, berikut merupakan

definisi komunikasi secara epistologi, berasal dari bahasa latin yaitu

communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

12

Carl I.Hoveland dalam bukunya Mohammad Zamroni

Filsafat Komunikasi (2009) mengatakan “Communication is the process

by wich an individual transmit stimuly (usualy verbal symbol) to modify

the behavior of another individuals”, yang artinya komunikasi itu sebagai

suatu proses menstimulasi dari seorang individu terhadap individu lain

dengan menggunakan lambing –lambang yang beraryi, berupa lambang

kata untuk mengubah tingkah laku.

Warren Weaver (Zamroni, 2009:4) mendefinisikan

komunikasi secara lebih sederhana “communication is all of the

procedure by which one mind can effect another” (komunikasi adalah

semua prosedur dengan mana pemikiran seseorang dapat mempengaruhi

yang lainnya).

Simpson dan wainer (Zamroni, 2009:5) berpendapat lain

tentang komunikasi, mereka mengatakan bahwa komunikasi sebagai

penanaman (imparting), penyampaian (conveying), atau penukaran (ex

change) ide-ide, pengetahuan, maupun informasi baik melalui

pembicaraan, tulisan, maupun tanda-tanda.

Sedangkan Littlejhon (Zamroni, 2009:6) mendefinisikan

komunikasi sangat berbeda dengan para pakar diatas, Ia membedakan

tiga model dalam memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi.

Tiga model tersebut adalah receiver model, sender model, behavior

sender-receiver model. Berikut penjelasan tiga model tersebut untuk lebih

memahami komunikasi.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

13

a. Receiver model

Bila suatu teks, yang tidak disengaja, ditangkap, oleh individu. Terjadi

proses pembentukan makna pada diri seseorang, maka dikaitkan sudah

terjadi proses komunikasi.

b. Sender model

Seorang penyampai pesan secara sengaja, tapi tidak ditangkap atau

dimaknai orang lain, jadi pembentukan makna hanya terjadi pada diri

pembuat pesan.

c. Behavior sender-receiver model

seseorang menyampaikan pesan dengan sengaja apakah verbal maupun

non verbal, kemudian ditangkap orang lain, apakah sekilas atau secara

penuh.

Raymond Ross berpendapat bahwa komunikasi merupakan

proses menyortir, memilih, dan pengiriman symbol-simbol sedemikian

rupa agar membantu penerima pesan membangkitkan respon/ makna dari

pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. 10

Maka dari penjelasan beberapa ahli diatas maka dapat

disimpulkan bahwa komunikasi merupakan penyampaikan makna dalam

bentuk pesan atau informasi setelah melalui proses pemilihan/

penyortiran dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan

komunikan memiliki pemikiran atau makna yang sama dengan

komunikator.

10 http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi#Raymond_Ross (diakses tgl 10 Februari 2015 jam 19.07)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

14

B. Macam-Macam Komunikasi

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri,

komunikasi intrapersonal ini merupakan dasar dari komunikasi

antarpersonal, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain

terlebih dahulu kita berkomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini

terjadi karena kita mempresepsi dan memastikan makna pesan dari

orang lain.

b. Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi yang terjadi oleh dua orang yang saling bertatapan muka

sehingga memungkinkan terjadi feedback baik secara verbal maupun

non vebal. Komunikasi antarpersonal ini dinilai efektif karena kelima

panca indra dapat bekerja dalam berkomunikasi

c. Komunikasi Kelompok

Jika komunikasi antarpersonal terjadi karena dua orang yang saling

bertatap muka, maka komunikasi kelompok merupakan komunikasi

yang melibatkan banyak individu. Tingakat efektifitas dari komunikasi

kelompok ini dapat diukur dari kesadaran peran masing-masing

individu yang ada didalam kelompok tersebut.

d. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam konteks

organisasi. Dalam komunikasi organisasi ini lebih rumit karena

melibatkan lebih banyak individu. Kombinasi antara pesan lisan dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

15

tertulis akan lebih efektif dibandingkan hanya dengan pesan lisan saja,

misalnya seorang atasan juga memberikan memo kepada bawahannya

sehingga pesan yang disampaikan juga memberikan informasi yang

cukup tanpa membebani penerima pesan.

e. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa merupakan komunikasi yang ditujukan untuk

khalayak ramai yang bersifat heterogen. Komunikasi massa bersifat

media, publik, dan juga cepat. Feedback dalam komunikasi massa

terbatas dan tidak selengkap pada komunikasi antarpersonal, namun

dengan perkembangan tekhnologi dan komunikasi feedback dapat

terjadi seca langsung apabila media menyediakan telepon interaktif.

Penyebaran informasi melalui media massa dinilai sangat efektif

karena diproduksi dalam jumlah yang banyak dan penyebaran yang

meluas dalam waktu yang bersamaan.

C. Pengertian Media Massa

Secara sederhana media massa dapat dipahami sebagai alat

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat secara bersamaan. Di

balik pengertian tersebut, terdapat berbagai pakar telah memberikan

pengertian yang berbeda-beda mengenai media massa,

Sebelum beranjak pada beberapa pengertian yang diberikan

para ahli seperti yang telah disinggung di atas, perlu kiranya untuk

membedah terlebih dahulu dua kata pada pembahasan ini yaitu media dan

massa. Pembedahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

16

dalam memberikan makna yang sebenarnya terhadap pengertian media

massa.

Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin

“medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar dan kata “massa”

yang berasal dari Anglosaxon berarti instrument atau alat yang pada

hakikatnya terarah kepada semua saya yang mempunyai sifat massif.11

Sedangkan penggunaan istilah massa menurut Bramson

(1961) awalnya merujuk pada gerombolan atau ‘orang biasa’ yang

biasanya dipandang tidak berpendidikan, tak acuh dan berpotensi

irasional sulit dikontrol dan bahkan kasar. Selain itu, istilah massa juga

sering diidentikkan dengan gerombolan pengacau atau perusuh, sehingga

istilah massa seringkali membawa asosiasi negatif. Meskipun demikian,

tidak selamanya istilah ini dapat dikonotasikan kepada hal-hal yg bersifat

negatif, dalam tradisi sosialis istilah massa dapat dipahami sebagai

sesuatu yg bersifat positif, dimana massa dikonotasikan dengan kekuatan

dan solidaritas pekerja biasa yang dibentuk dengan tujuan kolektif atau

ketika melawan ketertindasan (Denis McQuail, 2011:60).

Secara teoritis, massa memiliki ciri-ciri yang terdiri atas

sekumpulan orang, isinya serupa, umumnya dipersepsikan negatif, tidak

memiliki struktur atau tatanan internal dan merupakan cerminan dari

masyarakat massa yang lebih luas. Istilah massa pertama kali di

defininisikan secara formal oleh seorang tokoh sosiologi yang bernama

11 http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-media-massa-menurut-para-ahli.html (diakses paha tanggal 8 Desember 2014, pukul 13.55 WIB)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

17

Herbert Blummer (1939). Blumer memaknai massa sebagai jenis baru

dari bentukan sosial dalam masyarakat modern, dan membandingkannya

dengan bentuk lain, terutama kelompok, kerumun, dan publik.

Pengertian lain pernah disampaikan oleh Dennis McQuail

bahwa media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol,

manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan

sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.12

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

media massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan

secara bersamaan dengan menggunakan alat seperti radio, Tv, surat

kabar, internet, dll.

D. Macam-Macam Konteks Media Massa

Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin: 2007)

membagi contoh macam-macam media dalam dua paradigma, paradigma

lama yang terdiri dari film, surat kabar, majalah, tabloid, buku, radio,

televise, kaset/cd. dan paradigma baru yaitu surat kabar, majalah, tabloid,

radio, televisi, dan Internet. Berikut merupakan beberapa penjelasan dari

jenis media dalam paradigma baru.

Surat Kabar

Awal kemunculan surat kabar ditandai dengan kemunculan

yang berkala dengan basis komersial (dijual untuk umum) dan

karaternya terbuka, jadi surat kabar digunakan untuk informasi, 12 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hal 34

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

18

rekaman, iklan, isu pengalihan, dan gossip. Pada abad ke-17 surat

kabar komersial sudah diterbitkan oleh penerbit yang sah misalnya

pada saat itu adalah kerajaan atau pemerintahan, yang juga

bertujuan sebagai alat pemerintah. Kehadiran surat kabar komersial

untuk pertama kalinya menjadi awal terbentuknya berbagai macam

lembaga surat kabar, hal ini juga dapat dilihat sebagai peristiwa

bersejarah komunikasi sebagai alat propaganda pemerintah.13

Di Indonesia sendiri, surat kabar mempunyai perjalanan

yang sangat panjang yang terbagi dalam enam rezim yakni, rezim

Belanda, rezim Jepang, rezim kemerdekaan, rezim orde lama, rezim

orde baru, dan saat ini pada rezim reformasi. Pada saat sekarang

surat kabar meskipun tidak banyak diliirk oleh masyarakat yang

memasuki era digital, bukan berarti keberadaannya telah punah,

surat kabar tetap memiliki segmen pasar sendiri. Hal ini terbukti

dengan masih banyaknya surat kabar yang beredar dimasyarakat

baik yang berskala nasional mauun daerah, diantaranya adalah

KOMPAS, Jawa Pos, Koran SINDO, Koran TEMPO, Harian

Indonesia, Jurnal nasional,dll. Kenyataan bahwa surat kabar tidak

kehilangan pamornya juga terlihat pada masa kampanye Pemilihan

Presiden Indonesia 2014 lalu, dimana para tim pemenangan

menggunakan Koran sebagai salah satu instrument dalam

berkampanye.

13 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail “McQuail’s Mass Communication Theory” (Jakarta, Salemba Humanika, 2011), hal 30

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

19

Berikut merupakan karakteristik surat kabar sebagai media dan

lembaga (MCQuail:31):

Aspek Media

1. Kemunculannya yang berkala dan sering

2. Teknologi percetakan

3. Isi dan rujukan menurut tema tertentu

4. Dibaca oleh individu atau kelompok

Aspek Kelembagaan

1. Khalayak perkotaan yang sekuler

2. Cenderung bebas, tetapi disensor sendiri

3. Berada dalam ranah publik

4. Bentuk komoditas

5. Berbasis komersial.

Radio

Dr. Lee De Forest merupakan orang Amerika Serikat yang

menemukan rasio pada tahun 1916, hingga pada tanggal 1 april

1933 Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangkunegoro mendirikan

Solossche Radio Vereenging (SRV) di Surakarta dan menjadi

pelopor berdirinya radio di Indonesia yang didirikan oleh bangsa

Indonesia sendiri. Hingga saat ini radio masih ada di Indonsia,

walau kehadirannya mulai terkikis oleh kehadiran televisi yang

menawarkan sajian yang lebih atraktif melalui sajian audio visual

berbeda dengan radio yang hanya mampu menyajikan audio saja.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

20

Ditengah persaingan yang ketat dengan televisi, radio tetap mampu

menunjukkan eksistensinya meskipun saat ini lebih banyak

menyajikan acara musik, berikut merupakan radio-radio yang cukup

terkenal dan memiliki pendengar yang lumayan dan mampu

bertahan hingga saat ini: Hard Rock FM 87,6 MHz; Cosmopolitan

90,4 MHz (Jakarta); Makobu FM 88,7; Tidar Sakiti FM 91,1

(Malang), dan masih banyak lagi didaerah lain. MCQuali (2011:40)

telah merangkum ciri-ciri radio sebagai berikut:

Aspek Media

1. Hanya memeliki daya tarik suara

2. Penggunaannya mudah dan dapat dibawa kemana-mana

3. Kontennya beragam, tetapi lebih banyak music

4. Potensial untuk partisipasi dua arah

5. Penggunaan yang akarab dan personal

Aspek Kelembagaan

1. Kebebasan relatife

2. Lokal dan Tersebar

3. Produksinya murah

Televisi

Perkembangan televisi khususnya di Indonesia telah banyak

mencuri perhatian masyarakat untuk menikmatinya, tidak hanya

menikmati sebagai hiburan sebagaian masyarakat yang tergolong

kaum elit bahkan memanfaatkan teknologi ini sebagai salah satu

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

21

sumber penghasilan mereka. Tidak hanya itu, dewasa ini televise

mampu menjelma sebagai salah satu alat untuk mendekati

pemerintahan atau bahkan masuk didalamnya. Begitu besar efek

televisi bagi para kaum elit untuk melancarkan kepentingannya

membuat mereka berbondong bondong mendirikan stasiun televisi,

misalkan saja Aburizal Bakri yang mendirikan TV ONE dan

membeli saham salah satu stasiun televise yang saat ini diberi nama

ANTV, Surya Paloh dengan Metro Tvnya, Chairul Tandjung

dengan Trans TV dan Trans 7, dan beberapa elit lainnya. Tidak

hanya para kaum elit televisi juga menjadi primadona bagi

pengusaha untuk memasang iklan di TV karena akan lebih efektif,

dan untuk politisi menjadikan TV sebagai ajang pencitraan dan

menaikkan pamor. Berikut merupakan ciri-ciridari televise

(McQuail:40):

Aspek media

1. Memiliki konten yang sangat beragam

2. Saluran audio visual

3. Dianggap bersifat domestic, dekat, dan personal

4. Intensitas rendah dan pengalaman keterlibatan

Aspek Kelembagaan

1. Teknolgi dan organisasi yang rumit

2. Tunduk pada aturan dan control sosial

3. Berkarakter nasional dan internasional

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

22

4. Dapat dilihata orang banyak

Internet

Awalnya internet dimulai sebagai alat komunikasi non

komersial dan pertukaran data diantara professional, tetapi

perkembangan selanjutnya adalah internet sebagai penyedia barang

dan berbagai jasa, dan alternative bagai komunikasi pribadi dan

antar personal (McQuail:44). Aplikasi internet yang tersedia saat ini

sangat beragam, salah satunya adalah situs berita on-line yang

merupakan perkembangan dari surat kabar.

Keberadaan internet ditengah masyarakat digital dan

masyarakat informasi seperti saat ini tentunya sangat dibutuhkan,

kemudahan dan kecepatan untuk mengaksesnya membuat internet

banyak digemari. Sebagai media, internet memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (McQuali:45):

1. Teknologi berbasis computer

2. Karakternya hibrida, fleksibel

3. Potensi interaktif

4. Fungsi publik dan privat

5. Peraturan yang tidak ketat

6. Kesalingterhubungan

7. Ada dimana-mana/ tidak tergantung lokasi

8. Dapat diakses individu sebagai komunikator

9. Media Komunikasi massa dan pribadi.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

23

E. Pengertian Media Online

Media online merupakan media baru generasi ketiga setelah

media cetak dan media elektronik atau televisi dan radio. Media online

adalah media yang menggunakan jaringan komputer sebagai alat untuk

mengakses internet yang merupakan ciri dari media online sebagai tempat

untuk menyebarkan informasi tersebut.

Teknologi internet yang digunakan dalam media online

sangat mempermudah para konsumennya untuk mendapatkan informasi

karena tidak harus membeli produk media yang disebarkan. Konsumen

cukup mengakses via sambungan internet yang saat ini juga semakin

mudah untuk diakses kapanpun dan dimanapun konsumen mau.

F. Karakteristik Media Online

Setiap media memiliki ciri-ciri tersendiri, begitu juga

dengan media online juga memiliki karakteristik sendiri yang

membedakan dengan media cetak ataupun media elektronik, berikut

merupakan karakteristik media online:14

1. Kapasitas luas- halaman web bisa menampung naskah sangat

panjang

2. Jadwal terbit bisa kapan saja atau setiap saat

3. cepat, karena di upload langsung bisa diakses semua orang

4. menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet 14 http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-online-pengertian-dan.html (diakses tgl 17 Februari 2015 jam 12.31)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

24

5. aktual, berisi info actual karena kemudahan dan kecepatan

penyajian

6. Update, pembaharuan informasi terus dan dapat dilakukan

kapan saja

7. Interaktif, dua arah, dan egaliter dengan adanya fasilitas kolom

komentar, chat room, polling, dst

8. Terdokumentasi, informasi tersimpan di bank data (arsip) dan

dapat ditemukan melalui link, artikel terkait, dan fasilitas cari

atau search.

9. Terhubung dengan sumber lain yang berkaitan dengan informasi

tersaji.

10. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan dimana saja

G. Sifat Pesan Media Online

Media online saat ini telah menjadi salah satu medium yang

sangat bermanfaat untuk mendapatkan sebuah informasi. Awal mula

kemunculan media online banyak kalangan yang meragukan validitas

data ataupun informasi yang terdapat didalamnya. Namun, seiring dengan

perkembangan teknologi internet keraguan itu mulai terkikis karena

banyak publikasi teoritis yang dipublikasikan melalui jaringan internet.

Kemudahan yang ditawarkan oleh media online

memudahakan para peneliti untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan, karena setiap infomarsi yang pernah diupload dimedia online

akan tersimpan di bank data. Penelusuran data online dapat

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

25

menggunakan fasilitas sreach yang disediakan oleh website tertentu yang

dikelola oleh sreach engine.

E.2. Internet sebagai Media Baru

Seiring dengan perkembangan tekhnologi dan informasi,

perkembangan media menjadi salah satu kemajuan yang tak dapat

dielakkan. Salah satu indikasinya adalah menjamurnya portal berita di

internet saat ini tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat untuk

memperbaharui informasinya bahkan dalam hitungan detik di mana pun

dan kapanpun. Peluang ini yang kemudian dibaca oleh pelaku bisnis

teknologi komunikasi untuk menciptakan berbagai macam teknologi, fitur

serta kemudahan-kemudahan lainnya dalam mengakses internet, sehingga

informasi dengan mudah diakses hanya dengan sekali tekan.

Keberadaan internet sebagai media baru dianggap sebagai

gagasan yang revolusioner, di mana internet dapat menyebarkan informasi

lebih luas dan tidak terikat oleh waktu, mereka dapat mengupload berita

setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik dan lebih mudah untuk

diakses. Seperti yang dikatakan oleh Livingstone (1999:65) apa yang baru

mengenai internet barangkali adalah kombinasi dari interaktivitas dengan

ciri yang inovatif bagi komunikasi massa – jenis konten yang tidak terbatas,

jangkauan khalayak, sifat global dari komunikasi. Dalam pendapat lain,

Lievrouw (2004) dalam penelitiannya ia menggarisbawahi pandangan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

26

umum bahwa media baru telah menjadi semakin umum (mainstream), rutin

dan binal.15

Salah satu bentuk pembahruan yang dilakukan oleh internet

adalah konsep baru dan realitas dari portal Web. Kalyanaraman dan Sunder

mengatakan bahwa salah satu ciri unik dari World Wide Web sebagai media

massa terletak pada fakta sumber pesan tidak dibedakan dari penerima

pesan, hasilnya adalah portal yang membantu mengambil dan menyaring

banyak informasi yang tersedia.16

Sejak runtuhnya orde baru yang dibarengi dengan

meningkatnya jumlah media massa di Indonesia telah membawa angin

segar dalam segala aspek kehidupan, terutama bagi politikus yang

menginginkan kekuasaan akan dapat dengan mudah mendapat membangun

citra dan mendapat sorotan masyarakat, apalagi dengan munculnya internet

atau bisa disebut dengan media online ini. Para politikus dapat

berkomunikasi dengan partisipannya tanpa dibatasi oleh siapapun melalui

akses internet yang luas dan tidak terbatas, sehingga meskipun terpisahkan

oleh jarak dan waktu partisipan seolah memiliki kedekatan emosional yang

tinggi terhadap idolanya tersebut, dengan hal semacam ini maka politisi

dapat dengan mudah menyampaikan visi dan misi serta pemikiran-

pemikirannya untuk mempengaruhi dan mendapatkan partisipan ataupun

kader politik militan.

15 Ibid, hal 151 16 Ibid, hal 151

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

27

Politik dan media telah menjadi dua sisi mata uang yang

tidak dapat dipisahkan, berkembangnya media baru sedikit banyak juga

berpengaruh pada perkembangan sistem politik, setidaknya dari cara-cara

pengambilan poling elektronik melalui internet atau cara berkamnye

mereka yang juga memanfaatkan media baru ini yang notabene dapat

diakses dengan mudah dimanapun dan kapanpun, mulai dari membuat web,

blog, memasang iklan di beberapa portal berita, bahkan bekerja sama

dengan potal berita tersebut untuk menampilkan beritanya secara terus

menerusuntuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet

menimbulkan ketakutan pada Breen (2007) di mana ia mengatakan bahwa

internet mungkin berkembang melampaui fase keterbukaan dan demokrasi,

kemudian menjadi layanan multi tahap dengan akses yang lebih baik

kepada mereka yang mampu membayar lebih untuk memproduksi dan

menyediakan konten, atau membayar lebih untuk menerima konten yang

lebih bernilai.17 Ketakutan Breen telah terjawab oleh realitas yang terjadi

saat ini, di mana para pelaku konglomerasi media melebarkan sayapnya

dengan membuat portal berita di internet untuk memperluas jangkaun pasar

mereka, dimana kontennya tidak berbeda dari apa yang mereka sajikan di

media lama. Bahkan pada media baru ini mereka dapat menyajikan berita

secara terus menerus dengan satu topik namun dengan judul yang berbagai

macam, berarti masyarakat mendapatkan informasi yang banyak dari satu

17 Ibid, hal 154

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

28

topik itu, sehingga dengan mudah masyarakat terpengaruh dengan

konstruksi pemberitaan yang disajikan secara intens.

E.3. Surat Kabar Online Sebagai Industri

Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengolahan

bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi

yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha

perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.

Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.18

Perkembangan industri media online seperti semakin banyak

portal berita di Indonesia, menarik perhatian perusahaan media besar

seperti MNC Group, Trans Corp, dan masih banyak lagi yang lainnya juga

menggeluti bisnis media baru ini. Akibat dari perilaku media ini terhadap

masyarakat adalah masyarakat hanya dianggap sebagai konsumen yang

dapat memenuhi kepentingan kaum kapitalis dengan kekuatan media yang

dimilikinya. Hingga pada akhirnya media menjadi lahan yang ingin

dimiliki siapa saja yang berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan

atapun pengaruh di masyarakat. Dampak lain yang terjadi adalah kesamaan

isi media, karena para pemilik media yang juga terjun kedunia politik

mengontrol isu yang ada di masyarakat, mereka membatasi apa yang

dibaca, didengar dan dilihat oleh masyarakat dengan kekuatan kelompok

18 http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html (diakses tgl 11 Februari 2015 jam 16.00)

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

29

medianya. Sehingga hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang

utuh dan objectif telah berkurang.

Orientasi keuntungan yang sebesar besarnya merupakan

karakteristik sebuah industri, tidak terkecuali media. Segalanya akan

dilakukan untuk mendapatkan keuntungan itu, hingga tidak jarang ditemui

konten media yang tidak berkualitas dan jauh dari kata mendidik. Bahkan,

saat ini media telah mengawinkan bisnis dan politik kedalam satu bagian

yang sangat penting dalam ranah publik dengan keuntungan yang akan

dipetik secara bersamaan.

E.4. Surat Kabar Online Sebagai Institusi Politik

“Siapa yang menguasai media dialah yang menguasai

dunia”, pernyataan ini sangat tepat untuk menggambarkan posisi media

yang memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi masyarakat,

bagaimana tidak jika apa yang dikatakan media dapat dengan mudah

diamini dan seringkali dijadikan kebenaran baru. Seperti yang dikatakan

oleh KH. Mustofa Bisri, Pengasuh Ponpes Raudatul Talibin, Rembang:

“Apa yang dikatakan pers hampir selalu dipercayai oleh publik. Begitu

hebatnya pers, sehingga seandainya siang dikatakan pers malam pun,

masyarakat (terutama yang lugu) akan mempercayainya”.19

Begitu besarnya pengaruh media massa terutama media

online terhadap kehidupan masyarakat, menjadikan media sebagai 19 Kun Wazis, op. cit hal 123 (Media Massa dan Kontruksi Realitas)

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

30

primadona baru bagi para segelintir elit yang haus kekuasaan. Keterkaitan

sistem media dan sistem politik telah disinggung oleh Gunter dan Mugham

(2008) yang menunjukakn perbedaan antar budaya yang besar. Meskipun

demikian tetap memiliki relasi dengan struktur, perilaku, dan kinerja.

Dibanyak negara, terdapat sektor publik media yang secara mutlak

dikendalikan oleh pemerintah dan terdapat beragam cara bagaimana

manajemen organisasi ini dimasuki kepentingan politik, bahkan di mana

media itu memiliki otonomi.20

Perkembangan media di Indonesia memanglah sangat pesat,

hal ini dapat terlihat dari banyaknya stasiun Tv, radio, koran, majalah,

hingga portal berita internet. Sayangnya media-media tersebut hanya

dimiliki beberapa orang saja atau disebut dengan konglomerasi media. Para

pemilik media ini memiliki ambisi yang kuat untuk dapat masuk kedalam

dunia politik dengan memanfaatkan media yang ia miliki. Seperti yang

terjadi pada momen PILPRES 2014 para politikus merangkul para pemilik

media untuk bergabung dalam partainya, hal ini bertujuan untuk

mempermudah jalan partai politik dalam meraih pamor melalui media yang

memberitakan secara terus menerus tentang partai ataupun figure partai

politik.

Halin dan Mancini (2004) menyebutkan terdapat tiga model

fundamental hubungan antara system media dan system politik nasional: 20 Denis McQuail, op. cit hal 270 (Teori Komunikasi Massa McQuail “McQuail’s Mass

Communication Theory,)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

31

(1) model liberal atau Atlantik Utara, (2) korporat demokratis atau Eropa

Utara, (3) pluralis yang terpolarisasi atau mediteran. Penjelasan tentang

ketiga model ini akan digambarkan dalam tabel dibawah ini:21

Tabel 1

Tiga Model Sistem Hubungan Media dan Politik (Halin dan Mancini

(2004)

Liberal Korporat

demokratis

Pluralis yang

terpolarisasi

Peranan Negara

terhadap media

Lemah Kuat (sejahtera) Kuat

Konsensus atau

polarisasi politik

Campuran Lebih banyak

konsessus

Lebih

terpolarisasi

Profesionalisme

jurnalisme

Rendah Tinggi Sedang

Pararelisme pers-

politik

Rendah Sedang Tinggi

Keberadaan

Clientelisme

Rendah Rendah Tinggi

21 Ibid, hal 271-272

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

32

Pemberitaan politik yang disajikan oleh media setiap hari

dan cenderung mendominasi pemberitaan media cetak dan elektronik

sesungguhnya tidak terlalu urgent untuk publik, namun publik hanya bisa

menerima konten pemberitaan dan mengkonsumsinya sebagai bentuk dari

pemenuhan kebutuhan akan informasi, karena media memililiki

kepentingan politik yang harus diupayakan melalui konten media tersebut.

E.5. Konstruksi Media tentang Realitas

Sejak era keterbukaan informasi publik pasca runtuhnya masa Orde

Baru hingga saat ini, media menjadi salah satu elemen penting di dalamnya,

tanpa keberadaannya mustahil kiranya informasi dapat tersalurkan kepada

masyarakat. Karena baik cetak maupun elektronik media merupakan tempat

paling efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi kepada publik.

Bukan berarti, keberadaan media semata-mata sebagai wadah penyampaian

segala bentuk informasi atau berita yang sesuai fakta di lapangan, ada

beberapa bagian yang sengaja ditonjolkan dan juga dikaburkan untuk

mempengaruhi pola pikir audiensnya, hal ini bertujuan untuk menggiring

opini publik sesuai dengan kepentingan atau ideologi media. Inilah yang

dimaksut dengan konstruksi realitas.

Kenyataan bahwa informasi yang disampaikan media

merupakan hasil dari sebuah konstruksi realitas berdasarkan ideologi dan

kepentingan para pemangku modal, maka tidak berlebihan jika beberapa

kalangan meragukan kebenaran isi berita dari suatu media. Karena telah

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

33

menjadi rahasia umum, khususnya di Indonesia media telah menjadi lahan

basah para kaum kapaitalis untuk mendapatkan keuntungan sebesar

besarnya tanpa memperhatikan konten media, selain itu media juga menjadi

ajang pencintraan untuk menaikkan pamor politisi atau partai politik yang

beberapa juga sebagai pemilik modal media, seperti yang dikatakan Berger

dan Luckmann, konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang yang

hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.22

Istilah konstruksi atas realitas sosial mulai diperkenalkan

oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann pada tahun 1966 dalam

bukunya yang berjudul The Sosial Construction of Reality: A Treatise in the

Sociological of knowledge. Dalam bukunya ia menggambarkan proses sosial

dalam tindakan dan interaksi, di mana individu menciptakan secara terus

menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.23

Asal muasal konstruksi sosial dari falsafah konstruktivisme

yang dimulai dari gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glasersfeld,

konstruksi kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang

secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. 24 terdapat tiga

macam konstruktivisme: pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme

hipotesis; ketiga, konstruktivisme biasa.25

22 Burhan Bungin , Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada, 2010), hal. 86. 23 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada, 2008), hal 13. 24 Ibid, hal 13 25 Ibid, hal 14

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

34

Kajian tentang konstruksi sosial telah memunculkan banyak

gagasan dari para ahli. Misalnya gagasan Berger dan Luckmann tentang

konstruksi sosial yang berseberangan dengan gagasan Derrida ataupun

Habermas dan Gramsci, namun gagasan tersebut membentuk dua kutub

dalam satu garis linier, dimana menurut Derrida dan Habermas yaitu

dekonstruksi sosial dan menurut Berger dan Luckmann yaitu konstrusi

sosial. Kajian dekontruksi sosial menempatkan konstruksi sosial sebagai

objek yang didekonstruksi, sedangkan kajian konstruksi sosial menggunakan

dekonstruksi sebagai bagian analisisnya tentang bagaimana individu

memaknakan konstrusi sosial tersebut. Dengan demikian kedua gagasan ini

akan hadir dalam perbincangan mengenai realitas sosial.26

Max weber melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial

yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan

motivasi. Weber mengatakan, apabila yang dimaksut subjektif dari perilaku

sosial membuat individu mengarahkan dan memperhitungkan kelakuan

orang lain dan mengarahkan kepada subjektif itu. Perilaku itu memiliki

kepastian kalau menunjukkan keseragaman dengan perilaku pada umumnya

dalam masyarakat.27 Berger dan Luckmann mengatakan realitas sosial

dikonstruksikan melalui proses eksternalisasi (penyesuaian diri) dengan

dunia sosiokultural sebagai produk manusia, objektivasi yaitu interaksi

sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau

mengalami proses institusionalisasi, dan proses internalisasi yaitu proses 26 Burhan Bugin, op. cit hal 90 (Penelitian Kualitatif) 27 Ibid, hal 82

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

35

yang mana individu mengidentifikasian dirinya dengan lembaga-lembaga

sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya.28

Menurut Burhan Bugin (2010), Proses kelahiran konstruksi

sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut (1) tahap

menyampaikan materi konstruksi, pada tahapan ini redaktur bertugas

mempersiapkan materi konstruksi sosial, sesuai dengan visi dan kebutuhan

media, (2) tahap sebaran konstruksi, dalam tahap ini media menggunakan

model satu arah terutama media cetak, untuk media elektronik, bisa

dilakukan dua arah meskipun agenda seting tetap dilakukan media.

Seringkali media memberikan informasi sementara masyarakat tidak

memiliki pilihan, (3) tahap pembentukan konstruksi, setelah informasi

sampai kepada publik, terjadi pembentukan konstruksi dengan melalui tiga

tahap yaitu: a. konstruksi realitas pembenaran, dimana informasi media

massa sebagai sebuah otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kejadian, b.

kesediaan dikonstruksi oleh media, pilihan menjadi pembacanya, berarti

pikirannya bersedia dikonstruksi oleh media massa, c. sebagai pilihan

konsumtif, pembaca akan menjadikan kebiasaan untuk mengkonsumsi

media tersebut. Dan tahapan kelahiran konstruksi soaial yang terakhir adalah

(4) tahap konfirmasi dalam tahapan ini sangat penting bagi media karena

memberikan agrumentasi terhadap alasan konstruksi sosial, sedangkan bagi

pembaca tahapan ini merupakan bagian dalam penjelasan mengapa mau

terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

28 Burhan Bungin, op. cit hal 8 (Penelitian Kualitatif)

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

36

Keberadaan media di era masyarakat informasi seperti saat

ini menjadi alat yang efektif untuk mengkonstruksi sebuah realita.

Konstruksi realitas terjadi tidak hanya dipengaruhi latar belakang wartawan

dalam memandang sebuah realita melainkan juga dari ideology, kepentingan

ataupun visi ekonomi dan politik pemilik media dan peran masyarakat yang

mengkonsumsi media tersebut dengan penuh kesadaran.

E.6. Konstruksi Sosial Dalam Paradigma Konstruktivisme

Peter L, Berger dan Luckmann dalam bukunya yang

berjudul “The Social Construction of Reality (1966)”, memperkenalkan

istilah konstruksi atas realitas sosial, mereka menggabarkan proses sosial

melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara

terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara

subyektif. 29 hal ini terjadi karena sifat manusia yang dinamis dan selalu

berkembang dalam setiap generasi.

Gagasan awal mengenai konstruktivisme telah dimulai oleh

seorang epistemology Italia yaitu Giambatissta Vico, dalam “De

Antiquissima Italorum Sapientia” pada tahun 1710 ia mengungkapkan

filsafatnya bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah

tuan dari ciptaan. Vico menjelaskan bahwa “mengetahui” berarti

“mengetahui bagaimana membuat sesuatu”. Hal ini berarti seseorang itu

baru mengetahui sesuatu apabila ia menjelaskan unsur-unsur apa yang

29Burhan Bungin, loc cit (Konstruksi Sosial Media Massa, hal 13)

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

37

membangun sesuatu itu. Menurutnya hanya Tuhanlah yang dapat mengerti

alam raya ini karena hanya Dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari

apa Dia membuatnya, sementara itu manusia hanya dapat mengetahui

sesuatu yang telah dikonstrusikannya.30

Terdapat tiga macam kontruktivisme, pertama

konstruktivisme radikal yang hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh

dunia pikiran kita yang tidak selalu representasi dunia nyata, kaum ini juga

mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai

kriteria sebuah kebenaran. Bagi mereka pengetahuan tidak merefleksikan

suatu realitas ontologis objektif, namun sebagai sebuah realitas yang

dibentuk oleh pegalaman seseorang. Kedua realisme hipotesis, Pandangan

kaum ini bahwa pengetahuan merupakan hipotesis dari struktur realitas yang

mendekati realitas dan menuju pada pengetahuan yang hakiki. Ketiga,

konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan

memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu dan pengetahuan

individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas

objek dalam dirinya sendiri. Terdapat persamaan dari ketiga konstruktivisme

diatas, bahwa konstruktvisme merupakan hasil dari kerja individu untuk

menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antar

individu dengan invidu lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya,

kemudian individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang

dilihat berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang telah ada, yang disebut

30 Ibid, hal 13

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

38

oleh Piaget sebagai skema. Dan Konstruktivisme seperti inilah yang oleh

Berger dan Luckmann disebut dengan konstruksi sosial.31 Penjelasan Berger

dan Lukmann tentang realitassosial adalah dengan memisahkan pemahaman

tentang kenyataan yang diartikan sebagai kualitas yang terdapat dalam

realitas yang diakui memiliki keberasaan (being) dan tidak tergantung

kepada kehendak sendiri dan pengetahuan sebagai kepastian bahwa realitas

itu nyata (real) yang memiliki karakteritik sendiri.

Suatu hal yang terbentuk dimasyarakat merupakan hasil dari

definisi subjektif melalui proses interaksi sosial yang terlihat seperti nyata

secara objektif. Objektivitas akan bisa terjadi melalui penegasan berulang-

ulang yang diberikan dan memiliki definisi subjektif yang sama. pada

dasarnya manusia menciptakan dunia dengan pandangan hidup yang

menyeluruh, pemberian legitimasi dan mengatu bentuk-bentuk sosial serta

memberikan pada berbagai aspek kehidupan mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Berger dan Lukmann bahwa

proses dialketika antara invidu menciptakan masyarakat dan masyarakat

menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi,

objektivasi, internalisasi.32

Seperti yang telah dijelaskan pada penjabaran diatas, ketiga

konsep Berger dan Lukmann yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan

internalisasi merupakan simultan untuk menjelaskan dialektika antara diri

sendiri dalam berinteraksi dengan individu lainnya juga dunia sosiokultural,

31 Ibid, hal 14 32 Ibid, hal 15

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

39

hal ini akan memunculkan suatu proses konstruksi sosial yang dilihat dari

segi asal muasalnya merupakan hasil ciptaan manusia, yakni buatan

interaksi inter-subjektif, dari ketiga tahap dialektika ini juga dapat terlihat

realitas sosial.

Eksternalisasi

Eksternalisasi (penyesuaian diri) merupakan bagian penting

dalam kehidupan manusia dan dunia sosiolukturalnya karena

eksternalisasi terjadi pada tahapan paling mendasar dalam proses

dialeketika pada perilaku interaksi antar individu dengan produk –

produk sosial masyarakat. Maksud dari proses ini adalah ketika

sebuah produk sosial telah menjadi sebuah bagian penting dalam

masyarakat yang setiap saat dibutuhkan oleh individu, maka produk

sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk

melihat dunia luas.33 Seperti halnya sebuah media massa yang saat

ini telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan masyarakat untuk mengetahui informasi dari segala

penjuru dunia. Dapat disimpulkan bahwa tahap eksternalisasi ini

berlangsung ketika individu mengeksternalisasikan (penyesuaian

diri) pada produk sosial yang tercipta kedalam dunia

sosiokulturalnya sebagai bagain dari produk manusia

Objektivasi

33 Ibid, hal 16

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

40

Pada tahapan yang kedua ini, sebuah produk sosial terjadi

dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan dan

berada pada proses institusional, sedangkan individu Berger dan

Lukmann mengatakan memanifestasikan diri dalam produk-produk

kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya

maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama.

Proses objektivasi juga terjadi melalui penyebaran opini

sebuah produk sosial yang berkembang dimasyarakat, sehingga

dalam proses ini tidak harus bertatap muka antar individu dengan

produsennya. Berger dan Lukmann mengatakan bahwa, sebuah

tanda (sign) dapat dibedakan dari objektivasi-objektivasi lainnya,

karena tujuannya yang eksplesit untuk digunakan sebagai isyarat

atau indeks bagi pemaknaan subjektif,34 dengan demikian

pembuatan tangda atau pembuatan signifikasi dalam tahap

objektivasi merupakan hal terpenting, selain itu bahasa juga

memegang peranan penting dalam objektivasi terhadap tanda-tanda.

Seperti yang dikatakan oleh Berger dan Lukmann, bahasa

merupakan alat simbolis untuk mengsignifikasidimana logika

ditambahkan secara mendasar kepada dunia sosial yang

diobjektivasi.

34 Ibid, hal 17

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

41

Internalisasi

Internalisasi merupakan dasar, pertama bagi pemahaman

mengenai “sesama saya”, yatu pemahaman individu dan orang lain,

kedua bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang

maknawi dari kenyataan sosial. Berger dan Lukmann dalam tahap

ini berpendapat, bagaimanapun juga ,dalam bentuk internalisasi

yang kompleks, individu tidak hanya memahami proses proses

subjektif orang lain yang berlangsung sesaat, individu memahami

dunia dimana ia hidup dan dunia itu menjadi dunia individu

sendiri.35 Ini artinya bahwa individu tidak hanya memahami

kenyataan sosial melalui definisi individu lainnya, namun mereka

juga mendefinisikan secara timbal balik, sehingga mereka hidup

berpartisipasi dengan keberadaan individu lainnya yang tidak hanya

hidup dalam dunia yang sama, setelah pada tahapan inilah individu

menjadi anggota sosial.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

realitas sosial dikontruksikan melalui tiga proses dialektika yaitu

eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi, dan konstrusi sosial

tidak berlangsung begitu saja melainkan banyak kepentingan-

kepentingan yang terdapat dibelakangnya. Kondisi seperti inilah

yang kemudian menjadi hegemoni pola pikir masyarakat, melalui

informasi yang dibuat yang akhirnya dapat diterima masyarakat

35 Ibid, hal 20

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

42

meskipun berdampak pada penindasan intelektual dan kultural

masyarakat. seperti yang dikatakan oleh Lash bahwa gejala seperti

itu merupakan produk dari keberadaan rezim pemaknaan (regime

of significance)yang cenderung melakukan dominasi dan hegemoni

makna atasberbagai peristiwa, pengetahuan, kesadaran, dan wacana.

Rezim yang dimaksud adalah sekelompok orang yang memiliki

kekuasaan formal sebagai representasi dari penguasa.36

E.7. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Konstruksi Media Tentang

Realitas

Proses produksi berita sebuah media terjadi dalam sebuah

tempat yang sering disebut dengan newsroom, dalam ruangan inilah

pengaruh, kepentingan dan pemaknaan terhadap sebuah peristiwa terjadi

sesuai dengan representasi media, sebelum akhirnya akan diproduksi dan

diditribusikan kepada khalayak ramai.

Pamela J. Shoemaker dam Stephen D. Reese,

mengidentifikasi lima faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

dalam ruang pemberitaan:37

1. Level individual

Pada faktor ini melihat sejauh mana pengaruh aspek

personal misalnya jenis kelamin, umur, atau agama akan

mempengaruhi apa yang akan ditampilkan dan disampaikan kepada

khalayak. Selain aspek personalitas, aspek profesionalisme juga turut

36 Ibid, hal 24 37 Agus Sudibyo, op.cit hal 7 (Politik Media dan Pertarungan Wacana}

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

43

mempengaruhi pemahaman pengelola media. Latar belakang

pendidikan dan kecendurangan terhadap suatu hal juga akan

mempengaruhi pemberitaan media.

2. Level Rutinitas Media

Rutinitas media berhubungan dengan dua mekanisme

terbentuknya suatu berita yang pertama adalah proses penentuan

berita dan yang kedua adalah bagaimana berita dibentuk, dalam

proses penentuan berita setiap media memiliki prosedur standart dan

ukuran sendiri-sendiri tentang apa yang disebut dengan berita, kriteria

berita yang baik dan tidak baik, yang layak ataupun tidak layak untuk

ditampilkan kepada khalayak. Sedangkan dalam proses mekanisme

bagaimana berita itu dibentuk lebih menjelaskan bagaimana berita

akan diproduksi, misalnya siapa yang akan meliput, bagaimana cara

pendelegasiannya, siapa yang akan menulis beritanya, melalui proses

dan tangan siapa sajasebuah tulisan sebelum sampai ke proses

pencentakan, siapa editornya, seperti apa gambar penunjangnya, dst.

3. Level Organisasi

Level ini sangat berhubungan dengan struktur organisasi

dalam sebuah media. Pada level ini wartawan bukanlah orang tunggal

dalam sebuah organisasi media, mereka merupakan komponen kecil

dari organisasi media itu sendiri. Masing-masing komponen juga

memiliki kepentingan, misalnya bagian redaksi menginginkan agar

berita tertentu yang disajikan, namun bagian sirkulasi mengingikan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

44

berita lain yang ditonjolkan karena telah terbukti menaikkan

penjualan. Setiap komponen memang tidak selalu sejalan, namun

setiap organisasi media memiliki tujuan dan filosofi organisasi

sendiri, berbagai komponen tersebut akan mempengaruhi bagaiman

seharusnya wartawan beriskap dan bagaimana juga peristiwa

disajikan menjadikan sebuah berita. Level ini juga dapat menjelaskan

munculnya kecenderungan media era reformasi yang mengedepankan

berita politik yang tajam, sensational, bahkan bombastis. Hal ini juga

dipengaruhi dengan dominasi marker regulation yang membutuhkan

sajian seperti itu untuk menarik perhatian khalayak dan pengiklan.

4. Level Ekstramedia

Level ekstramedia ini berhubungan dengan faktor diluar

lingkungan media, meskipun demikian tetap memiliki pengaruh

terhadap pemberitaan media. Berikut merupakan faktor-faktor

lingkungan luar media:

Sumber Berita

Di sini sumber berita dipandang bukanlah pihak netral yang

memberikan informasi apa adanya, mereka akan memberikan

informasi yang sekiranya menguntungkannya saja dengan tujuan

mendapatkan opini publik yang menguntungkan sumber berita.

Kepentingan sumber berita ini seringkali tidak disadari oleh

media, sehingga seringkali media menjadi corong sumber berita

untuk menyampaikan apa yang dirasakan sumber berita.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

45

Sumber Penghasilan Media

Kenyataan bahwa uang yang harus digelontorkan media setiap

harinya tidak sedikit, maka media harus survive dan berfikir keras

bagaimana mendapatkan uang untuk menutup kebutuhan yang

sangat besar itu. Salah satunya adalah dengan menyediakan space

iklan bagi pengusaha yang ingin produknya gampang dikenali

oleh khlayak , dan dari iklan inilah sumber penghasilan terbesar

media, sumber lainnya didapat dari pelanggan/ pembeli media.

Namun, ada kalanya pengiklan memasukkan kepentingannnya

kedalam media dan memaksa untuk mengembargo berita yang

merugikaannya. Faktor sumber berita juga dapat menjelaskan

kecenderungan media seperti majalah Garda yang menampilkan

berita-berita yang memihak kepda Soeharto dan Orde Baru, dalam

konteks ini, dapat dikatakan bahwa semakin kuat dukungaan

terhadap Soeharto atau sebaliknya maka akan semakin besar pula

kemungkinan Garda akan dibeli pembacanya.

Pihak Eksternal

Pihak eksternal yang dimaksut disini adalah pemerintah dan

lingkungan bisnis. Dalam Negara yang otoriter memegang peran

yang paling dominan dalam menentukan berita apa yang akan

disajikan. Pemeritah merupakn pemegang lisensi dalam

penerbitan, apabila media ingin tetap dan bisa terbit maka harus

menuruti kemauan pemerintah yang otoriter. Kondisi seperti ini

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

46

pernah terjadi di Indonesia pada jaman Presiden Soeharto, namun

hal sebaliknya telah terjadi sekarang dimana Indonesia menjadi

Negara yang demokratis, sehingga pemerintah tidak lagi ikut

campur dalam isi media, tetapi justru pengaruh terbesar datangnya

dari lingkungan bisnis dan pasar.

5. Level Ideologi

Berbeda dengan keempat level diatas yang tampak kongkrit,

pada level ideologi ini tampak abstrak yang berhubungan dengan

konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas. Ideologi

ini dapat diartikan juga sebagai kerangka berfikir atau kerangka

referensi tertentu yang dipakai untuk melihat realitas dan bagaimana

mereka menghadapinya. Pada level ini akan dilihat lebh kepada

yang berkuasa dimasyarakat dan bagaimana media menentukan.

Media sejatinya merupakan cerminan masyarakat, pandangan-

pandangan masyarakatlah yang digunakan pengelola media untuk

menyikapi perkembangan isu-isu yang terjadi.

F. Definisi Konseptual

Konsep Shoemaker dan Stephen terkait pengaruh konstruksi media

adalah sebagai berikut38: pertama, faktor individual berhubungan dengan latar

belakang professional dari pengelola media seperti jenis kelamin, umur, agama

dan lain-lain akan mempengaruhi apa yang akan disampaikan kepada khalayak

38 Ibid, hal 7

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

47

ramai, tidak hanya itu kecenderungan politik pengelola media juga bisa

mempengaruhi pemberitaan.

Kedua konsep rutinitas media pada kajian konstruksi media ini

adalah berkaitan dengan bagaimana sebuah media cetak, elektronik maupun

online memutuskan bagaimana mekanisme suatu berita akan dibentuk sampai

ditampilkannya berita tersebut, tentunya setiap media memiliki mekanisme

yang berbeda-beda.

Tiga, stuktur organisasi dalam sebuah media massa akan dapat

menjelaskan kecenderungan sebuah media dalam menampilkan sebuah berita

karena juga dipengaruhi oleh dominasi marker regulation. Pada level ini akan

dapat menjelaskan munculnya kecenderungan pers era reformasi dalam

menampilkan berita-berita yang sensasional.

Empat, faktor ekstramedia merupakan konsep yang sangat

berhubungan dengan lingkungan luar media, faktor lingkungan luar itu adalah

sumber berita, sumber penghasilan media, dan pihak eksternal. Meskipun

berada dilingkungan luar, namun level ini mampu mempengaruhi peberitaan

Kelima, Ideologi merupakan konsep yang tidak kongkrit karena

berhubungan bagaimana seseorang menafsirkan sebuah realitas, konsep

ideologi juga akan dapat melihat siapa yang berkuasa di masyarakat.

Media Online adalah media massa generasi ketiga setelah media

cetak seperti Koran, tabloid, majalah, buku dan media elektronik yaitu televisi,

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

48

radio, film, dan video.39 Media online menyajikan data maupun informasi

dalam bentuk online yang terdapat dalam situs website.

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2003 Pasal 1 Angka 6 Tentang

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, calon presiden dan wakil

presiden adalah peserta pemilu Presiden dan Wakil presiden yang diusulkan

oleh partai politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi

persyaratan.40

Kampanye pemilihan presiden (pilpres) merupakan kegiatan yang

dilakukan pada periode kampanye pemilihan. Kampanye pemilihan merupakan

upaya sistematis untuk mempengaruhi khalayak, terutama calon pemilih.

Tujuan dari kampanye sendiri adalah supaya calon pemilih memebrikan

suaranya kepada kandidat yang sedang berlaga dalam pemilihan presiden,

gubernur, walikota, dll.

Analisi framing versi Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki pada

dasarkan akan mengoprasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai

perangkat framing yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi

diatas akan mempertautkan sematik narasi berita dalam suatu koherensi global.

Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi

sebagai pusat organisasi ide. 41

39 http://mediatajir.blogspot.com/2012/11/pengertian -media-online.ht,l?m=1 (diakses pada tgl 17 Februari 2015 jam 08.47) 40 http://penelitihukum .org/tag/pengertian-pasangan-calon-presiden-dan wakil-presiden/ (diakses pada tgl 17 Februari 2015 jam 09:01) 41 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 163

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

49

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah analisi

framing. Framing pertama kali dikenalkan oleh Baterson pada tahun 1955,

awalnya Frame dimaknai sebagai struktur konsepual kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta menyediakan

kategori-kategori standart yang mengapresiasi realitas. Pada tahun 1974

Goffman memperbaharui konsep ini dengan mengandaikan frame sebagai

kepingan – kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu

dalam membaca realitas. Dalam prespektif komunikasi sendiri, analisis framing

digunakan untuk membedah cara-cara ataupun ideology media saat

mengkonstruksi fakta.42

G.1. Pendekatan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini merupakan jenis penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses sosial

suatu fenomena sosial dimaksud adalah mengungkapkan peristiwa emik

dan kebermaknaan fenomena sosial itu dalam pandangan objek-subjek

sosial yang diteliti.43 Sedangkan menurut Mayer dan Greenwood,

penelitian kualitatif deskriptif semata-mata mengacu pada identifikasi

sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia,

benda atau peristiwa.44

42 Ibid, hal 162 43 Burhan Bugin, Op Cit hal 153 (Penelitian Kualitatif) 44 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2012) hal, 27

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

50

Melalui pendekatan jenis kualitataif deskriptif inilah,

peneliti bermaksud ingin menjabarkan bagaimana sebuah media

mengkontruksi sebuah realitas, sehingga akan tergambarkan dengan

cermat suatu gejala atau masalah yang diteliti, dengan tetap fokus pada

pertanyaan dasar “bagaimana” untuk berusaha mendapatkan dan

menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti dan lengkap.

G.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian yaitu Detik.com yang tergabung dalam

Trans Corp milik Chairul Tanjung dan Inilah.com dalam PT Indonesia

News Center milik Muchlis Hasyim Jahja.

Objek penelitian merupakan teks-teks berita yang terdapat di

Detik.com dan Inilah.com pada edisi 3 – 5 Juli 2014

G.3. Sumber dan Cara Memperoleh Data

Sumber data pada penelitian ini menggunakan sumber

dokumen, dan untuk memperoleh data peneliti menggunakan dua jenis

data yaitu:

1. Data Primer

Sumber data primer merupakan suatu objek atau dokumen

original-material mentah dari pelaku yang disebut “first-hand

information”. Data yang dikumpulkan dari situasi actual ketika

peristiwa terjadi dinamakan data primer. Sumber data primer antara

lain meliputi dokumen, hasil eksperimen (artikel-artikel, karangan

ilmiah), dan statistik, lembaran-lembaran penulisan kreatif dan objek-

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

51

objek seni.45 Dalam penelitian kali ini data primer merupakan artikel

yang berasal dari dokumen yang diteliti yaitu portal berita online

Detik.com dan Inilah.com edisi 3 – 6 Juli 2014.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari

tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum

penelitian dilakukan.46 Sumber data sekunder ini berupa artikel-

artikel dalam surat kabar, buku, majalah, dan juga internet.

G.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

adalah dengan mengumpulakan artikel berita pada Detik.com dan

Inilah.com yang berkaitan dengan calon presiden Joko Widodo pada edisi

3-5 Juli 2014 dan artikel-artikel yang berhubungan dengan kedua media

tersebut, kemudian peneliti memahami artikel-artikel tersebut dan

mencari bagian-bagian tertentu atau yang mendukung penelitian agar bisa

dkelompokkpada elemen-elemen yang ada pada analisi framing modeng

Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki, dan terakhir mengutip bagian-

bagian tersebut sesuai dengan elemen yang ada di analisi framing Pan dan

Kosicki

G.5. Teknik Analisi Data

Teknik analisi data yang dilakukan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan analisis framing milik Zhongdang Pan dan Gerald

45 Ulber Silalahi, op. cit hal 289 (Metode Penelitian Sosial) 46 Ibid, hal 291

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

52

M. Kosicki. Dalam kajian ilmu komunikasi framing telah digunanakan

secara luas untuk menggambarkan proses pemilihan serta penonjolan

realita oleh media. Konsep tentang framing pertama kali diperkenalkan

pada tahun 1955 oleh Baterson yang kemudian dikembangkan lebih jauh

oleh Goffman pada tahun 1974. Mulanya Baterson memaknai frame

sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana, dan yang

menyediakan kategori standar untuk mengapresiasi realitas, yang

kemudian dikembangkan bahwa frame sebagai kepingan-kepingan

perilaku (strips of behaviour)yang membimbing individu dalam membaca

realitas.

Kuasa penuh media atas penonjolan dan pengaburan dalam

memaknai objek wacana, menjadi dasar dari asumsi dari analisis framing

bahwa isi berita mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan

berbagai macam isu yang akan hadir di masyarakat. Dalam kontek inilah

kemudian menimbulkan perang simbol antara pihak-pihak yang

berkepentingan atas suatu berita tertentu.

Kaitannya dengan sistem politik, Entman mengatakan

framing memiliki impilkasi penting bagi komunikasi politik, karena

frame menuntut perhatian terhadap beberapa elemen dari realitas dengan

mengabaikan elemen-elemen lainnya yang memungkinkan khalayak

memiliki reaksi berbeda. Entman menambahkan, framing memainkan

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

53

peran utama dengan mendesak kekuasaan politik, dan frame dalam teks

berita sungguh merupakan kekuasaan yang tercetak.47

Pendapat lain mengatakan, G.J. aditjondro mendefinisikan

framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang

suatu peristiwa tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara

halus dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dan

dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya. Iya juga

berpendapat bahwa proses framing merupakan bagian tak terpisahkan

dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja dibagian

keredaksian media dan juga pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus

tertentu yang masing-masing berusaha menampilkan sisi-sisi informasi

yang akan ditonjolkan dengan mengaburkan sisi lainnya untuk mendapat

dukungan dari masyarakat.48 Dengan demikian proses konstruksi realitas

dengan framing yang dilakukan oleh media bertujuan untuk

menonjolakan satu aktor dimana aktor lainnya disembunyikan,

menampilkan aspek lainya dengan mengaburkan aspek-aspek yang lain.

G.6. Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki

Dua model tentang perangkat framing yang kerap digunakan

sebagai metode framing yang pertama model Zhongdan Pan dan M.

Kosicki dan yang kedua adalah model Gamson dan Modigliani. Namun

pada kesempatan ini metode framing yang digunakan adalah milik Pan

dan Kosicki. Dalam tulisannya “Framing Analysis : An Approach to

47 Alex Sobur, op. cit hal 164 (Analisis Teks Media) 48 Ibid, hal 166

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

54

news Discourse”, mereka mengoprasikan empat dimensi stuktural teks

berita sebagai perangkat framing yaitu Sintaksis, Skrip, tematik, dan

retoris dan berikut adalah penjelasannya:49

1. Stuktur sintaksis

Struktur sintaksis diamati dari bagan berita yang terdiri atas

headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang

dijadikan sandaran, sumber yang dikutip, dan sebagainya.

2. Struktur skrip

Pada bagian ini akan melihat bagaimana strategi bercerita

atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa.

3. Stuktur tematik

Struktur ini berhubungan dengan cara wartawan

mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi,

kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara

keseluruhan

4. Struktur retoris

Struktur ritoris dari sebuah berita berhubungan dengan cara

wartawan menekankan arti tertentu dengan menggunakan pilihan

kata, idiom, grafik, dan gambar untuk menonjolkan sisi tertentu juga

untuk menunjukkan bahwa disampaikan merupakan kebenaran.

49 Ibid, hal 175

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

55

Tabel 2

Kerangka Framing Pan dan Kosicki

STRUKTUR PERANGAT FRAMING UNIT YANG

DIAMATI

SINTAKSIS

Cara wartawan

menyusun fakta

1. Skema Berita Headline, lead, latar

informasi, kutipan,

sumber, pernyataan,

penutup

SKRIP

Cara wartawan

mengisahkan fakta

2. Kelengkapan Berita 5 W+1H

TEMATIK

Cara wartawan

menulis fakta

3. Detail

4. Maksud kalimat,

hubungan

5. Niminalisasi antar

kalimat

6. Koherensi

7. Bentuk kalimat

8. Kata ganti

Paragraf, Proposisi

RETORIS

Cara wartawan

9. Leksikon

10. Grafis

11. Metaphor

Kata, idiom,

gambar/foto, grafik

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523... · 2016-03-31 · dari etika dan sifat independensi yang seharusnya dijunjung tinggi

56

menekankan fakta 12. Pengandaian

G.7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang akan digunakan oleh peneliti

adalah trianggulasi. Teknik trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Denzin (1978) membedakan teknik trianggulasi menjadi empat bagian

sebagai teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik, dan teori.50 Bahwa trianggulasi merupakan cara terbaik

untuk me-recheck temuan seorang peneliti dengan cara

membandingkannya dengan sumber, metode, penyidikan, dan teori

dengan melakukan jalan sebagai berikut:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.51

50 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal 330 51 Ibid, hal 332