bab i pendahuluan a. latar belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/skripsi...1 bab i...

91
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang lain sehingga bisa menggiring terhadap tujuan yang dinginkan. Kepemimpinan atau pemimpin dalam suatu organisasi merupakan aspek yang sangat penting. Sosok pemimpin merupakan penggerak organisasi yang akan membawa alur organisasi dibawa ke arah mana. Fungsi pemimpin sangat beragam, Ki Hajar Dewantara mengatakan fungsi pemimpin adalah ing ngarso sung toludo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Artinya ketika di depan memberikan contoh, di tengah menjadi penyetabil, dan di belakang memberikan dorongan atau motivasi (U. Saefullah, 2011 : 76). Beberapa fungsi lain dari sosok pemimpin adalah menjalankan beberapa kegiatan seperti merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah ditetapkan. Semua kegiatan ini musti dilakukan oleh setiap pemimpin. Dalam lembaga pendidikan sosok yang menjadi peminpin adalah kepala madrasah (Badrudin, 2013 : 40). Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas tambahan memimpin sekolah yang di dalamnya diselenggarakan proses belajar mengajar. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan ditentukan oleh peran kepemimpinan kepala madrasah, maka kepala madrasah harus mampu membawa lembaga ke arah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Kepala madrasah harus

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang lain sehingga

bisa menggiring terhadap tujuan yang dinginkan. Kepemimpinan atau pemimpin

dalam suatu organisasi merupakan aspek yang sangat penting. Sosok pemimpin

merupakan penggerak organisasi yang akan membawa alur organisasi dibawa ke

arah mana. Fungsi pemimpin sangat beragam, Ki Hajar Dewantara mengatakan

fungsi pemimpin adalah ing ngarso sung toludo, ing madyo mangun karso, tut

wuri handayani. Artinya ketika di depan memberikan contoh, di tengah menjadi

penyetabil, dan di belakang memberikan dorongan atau motivasi (U. Saefullah,

2011 : 76).

Beberapa fungsi lain dari sosok pemimpin adalah menjalankan beberapa

kegiatan seperti merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi,

dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah ditetapkan. Semua kegiatan ini

musti dilakukan oleh setiap pemimpin. Dalam lembaga pendidikan sosok yang

menjadi peminpin adalah kepala madrasah (Badrudin, 2013 : 40).

Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas

tambahan memimpin sekolah yang di dalamnya diselenggarakan proses belajar

mengajar. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan ditentukan oleh peran

kepemimpinan kepala madrasah, maka kepala madrasah harus mampu membawa

lembaga ke arah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Kepala madrasah harus

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

2

mampu melihat adanya perubahan terhadap regulasi pendidikan dan kehidupan

globalisasi (Wahjosumidjo, 2002 : 83).

Dari beberapa fungsi kepala madrasah yang harus diperhatikan dalam

proses mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah proses Supervisi Akademik.

Proses Supervisi Akademik ini merupakan fungsi kepala madrasah yang

menindaklanjuti dari perencanaan yang sudah ditentukan. Kepala madrasah harus

bergerak dalam lembaga yang dipimpinnya supaya hal-hal yang sudah

direncanakan bisa terukur dan dinilai antara perencanaan dan pelaksanaan di

lembaga pendidikan yang dipimpin (Mulyasa, 2013 : 256). Oleh sebab itu, kepala

madrasah lah yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di

sekolah baik itu perencanaan, pelaksanaan, dan tindaklanjut dari proses supervisi

yang dilakukan.

Pengawasan atau pengendalian adalah suatu proses melihat atau menilai

yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya apakah yang dilakukan oleh

bawahan itu sesuai dengan perencanaan atau tidak, sesuai dengan aturan atau

tidak. Proses pengawasan kepala madrasah bisa juga disebut dengan proses

supervisi. Supervisi kepala madrasah mempunyai dua kegiatan yaitu supervisi

akademik dan supervisi umum atau administrasi. Tujuan utama dari Supervisi

Akademik lebih cenderung difokuskan kepada kinerja guru dalam melakukan

tugas-tugas dan pekerjaannya dalam proses belajar mengajar. Proses Supervisi

Akademik atau supervisi kepala madrasah yang efektif terjadi jika staf, peserta

didik dan orangtua memandang kepala madrasah sebagai orang yang tahu persis

tentang hal-hal yang terjadi di sekolahnya (Mulyasa, 2013 : 257).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

3

Dalam konteks ini, dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan

tindakan kunjungan kelas, berbicara dengan guru, peserta didik, dan orang tua,

mengikuti perkembangan masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang

terjadi dalam rangka memenuhi tanggung jawab (Peter F. Olivia, 1992).

Ketidaktepatan Supervisi Akademik yang digunakan dapat meningkatkan

kemandekan kinerja guru, sebaliknya ketepatan pelaksanaan Supervisi Akademik

yang bersifat teknis akan meningkatkan kinerja guru. Sedangkan tingkat kinerja

guru dalam hubungannya dengan Supervisi Akademik ditentukan oleh situasi

proses belajar mengajar yang lebih baik, meningkatnya kemampuan mengatasi

permasalahan tugas dilapangan secara professional, pelaksanaan supervisi yang

demokratis, sistematis, konstruktif, kreatif, kooperatif, dan terus meneru (Sutisna,

1983 : 29).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dan hasil

pengamatan penulis pada tanggal 20 Desember 2016. Di madrasah yang penulis

jadikan studi kasus terjadi sesuatu yang tidak diharapkan mengenai kinerja kepala

Madrasah. Seperti di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu kepala madrasah

sering tidak hadir ke sekolah, kurang memperhatikan proses supervisi akademik,

dll. Sehingga dari akibat ketidakhadiran kepala madrasah ini merambat dan

menular kepada kinerja guru-guru yang ada. Mereka jadi sering tidak hadir ke

sekolah dan hanya mengisi daftar hadir saja (bagi yang PNS), asal-asalan dalam

mempersiapkan bahan ajar, dan tidak kreatif dalam proses pembelajaran sehingga

membuat peserta didik menjadi tidak semangat dalam belajar serta hal ini bisa

memperhambat proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Tapi walaupun

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

4

dengan berbagai masalah yang terjadi tersebut, MTs ini merupakan sekolah

favorit yang dipilih oleh masyarakat sekitar dan peserta didiknya memiliki

prestasi-prestasi yang ditorehkan baik itu ditingkat kabupaten maupun tingkat

provinsi. Dan hal ini berhubungan dengan kinerja guru dalam proses

mengarahkan peserta didiknya menjadi berprestasi sedangkan kinerja guru yang

terjadi sebenarnya memiliki kekurangan.

Dari beberapa persoalan tersebut, maka dipandang perlu untuk adanya

proses Supervisi Akademik kepala madrasah yang baik dan intensif supaya apa

yang sudah direncanakan bisa tercapai dan benar-benar dikerjakan oleh tenaga

pendidik maupun tenaga kependidikan. Sehingga peserta didik pun tidak

terbengkalai dan benar-benar bisa mengoptimalkan dan mengembangkan potensi

dirinya di sekolah yang mereka duduki yaitu di MTsN Cisewu, kinerja guru bisa

berjalan dengan profesioanal, serta tujuan lembaga pendidikan yang sudah

ditentukan bisa tercapai, sehingga bisa menunjang pada proses pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

Hasil studi pendahuluan diperoleh permasalahan menarik yaitu proses

Supervisi Akademik hanya bisa dilakukan oleh kepala madrasah, proses Supervisi

Akademik jarang dilakukan dan Kinerja guru yang memiliki kekurangan tapi bisa

membuat peserta didiknya berprestasi. Sehingga proses pengawasan kepala

madrasah bisa menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Dan memunculkan

beberapa masalah diantaranya : bagaimana latar alamiah MTsN Cisewu ?

bagaimana proses supervisi akademik kepala madrasah di MTsN Cisewu-Garut ?.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

5

Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Supervisi Akademik Kepala

Madrasah Tsanawiyah”.

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang sudah dipaparkan, maka rumusan

masalah yang akan membatasi dan memfokuskan kepada permasalahan yaitu :

1. Bagaimana realitas kompetensi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu Garut ?

2. Bagaimana proses Supervisi Akademik kepala madrasah di MTsN

Cisewu-Garut?

3. Apa faktor penghambat dan pendukung proses Supervisi Akademik

kepala madrasah di MTsN Cisewu-Garut ?

4. Bagaimana hasil yang dicapai dari proses Supervisi Akademik kepala

madrasah di MTsN Cisewu-Garut ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

memahami pengaruh Supervisi Akademik Kepala madrasah terhadap

kinerja guru untuk pembekalan terhadap peneliti dan yang membaca

ketika nanti akan mendirikan atau mengelola lembaga pendidikan.

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui kompetensi kepala madrasah Di MTsN Cisewu

Garut.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

6

b. Untuk mengetahui proses supervisi akademik kepala madrasah di

MTsN Cisewu Garut.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses

supervisi akademik kepala madrasah di MTsN Cisewu Garut.

d. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari proses supervisi

akademik kepala madrasah di MTsN Cisewu-Garut.

2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan

baik secara teoritis maupun secara praktis.

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai khasanah ilmu pengetahuan tentang supervisi

akademik kepala madrasah.

b. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu

mengaplikasikan teori atau ilmu yang sudah dipelajari di dalam

perkuliahan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam melalui sharing

dan berbagi dalam bentuk saran untuk profesinalisme guru,

pencapaian tujuan dan mutu sekolah kedepannya melalui proses

supervisi akademik kepala madrasah.

D. Kerangka Pemikiran

Diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 Tahun 2010

tentang penugasan Guru Menjadi Kepala madrasah melengkapi perturan

sebelumnya yaitu UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang diantaranya mengatur

bahwa penugasan Kepala madrasah harus sesuai standar, karena Kepala madrasah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

7

memegang peranan penting. Selain itu, mutu pendidikan di sekolah bergantung

kepada Kepala Madrasahnya. Untuk itu, Kepala madrasah dituntut memiliki

kemampuan kepemimpinan standar sebagaimana diamanahkan dalam

permendiknas No. 13 tahun 2007.

Kepala madrasah adalah seorang pemimpin yang mempunyai bawahan

yang dipilih dengan cara tertentu yang mempunyai tanggung jawab dalam

mewujudkan visi dan misi yang telah ditentukan yang dibantu oleh staf. Kepala

madrasah juga merupakan guru yang mempunyai tugas tambahan menjadi

seorang pemimpin di sekolah. Sebagai pejabat formal, Kepala madrasah diangkat

melalui proses, prosedur, dan peraturan yang barlaku. Sebagai manajer, Kepala

madrasah merupakan seorang perencana, organisator, dan pengendali. Dalam hal

ini kepala madrasah harus memperhatikan dua hal yaitu proses pemberdayaan

seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

(Ali Imron, 2011 : 7).

Berdasarkan ketentuan Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang

kompetensi Kepala Madrasah. Setiap Kepala madrasah harus memenuhi lima

aspek kompetensi yaitu :

1. Kepribadian

2. Sosial

3. Manajerial

4. Supervisi

5. Kewirausahaan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

8

Dari kelima kompetensi Kepala madrasah tersebut, yang akan lebih

diperdalam yaitu tentang kompetensi supervisi yang meliputi :

1. Merencanakan supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Dalam peraturan menteri pendidikan republik indonesia nomor 13 tahun

2007 tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah dijelaskan bahwa kualifikasi

Kepala madrasah dibagi menjadi dua, yaitu kualifikasi Kepala madrasah umum

dan kualifikasi Kepala madrasah khusus. Kualifikasi Kepala Sekolah atau

Madrasah umum adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV)

kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi.

2. Pada waktu diangkat sebagai Kepala madrasah berusia setinggi-

tingginya 56 tahun.

3. Memiliki pengalaman mengajar sukurang-kurangnya 5 (lima) tahun

menurut jenjang sekolah masing-masing. Kecuali di taman kanak-

kanak / raudhatul athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sukurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

9

4. Memiliki pangkat seendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil

(PNS) disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh

yayasan atau lembaga yang berwenang.

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala madrasah harus mampu melakukan

berbagai Supervisi Akademik dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja

tenaga kependidikan. Supervisi Akademik dan pengendalian ini merupakan

control agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah

ditetapkan. Supervisi Akademik juga merupakan tindakan preventif untuk

mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan

lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya (Mulyasa, 2013 : 253).

Dalam pelaksanaannya, Kepala madrasah sebagai supervisor harus

memperhatikan prinsip-prinsip : 1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan

hierarkis, 2) dilaksanakan secara demokratis, 3) berpusat pada tenaga

kependidikan, 4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan, 5)

merupakan bantuan professional. Kepala madrasah sebagai supervisor dapat

dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjugan kelas,

pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran ( Mulyasa, 2013 : 254).

Dalam proses pencapaian tujuan yang inginkan kepala madrasah harus

menggunakan stafnya. Salah satunya yang bisa menunjang tujuan sekolah adalah

guru. Guru yang memiliki kinerja yang baik adalah penunjang tercapainya tujuan

sekolah. Sebagai penunjang kinerga guru, guru harus memiliki kompetensi. Di

lingkungan Kementrian Agama berdasarkan PMA Nomor 16 tahun 2010 Pasal 16,

kompetensi guru pendidikan agama harus memiliki lima kompetensi, yaitu 1)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

10

kompetensi paedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, 4)

kompetensi profesional, 5) kompetensi kepemimpinan (Badrudin, 2014 : 14).

Menurut A. Tabrani Rusyan dkk (2000:17) kinerja guru adalah

melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar

kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan

administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada peserta

didik, serta melakukan penilaian. Nana Sudjana dkk (2004:107) mengemukakan

indikator kineja guru yaitu :

a. Menguasai bahan yang akan diajarkan.

b. Mengelola program belajar mengajar.

c. Mengelola kelas.

d. Menggunakan media/sumber pelajaran.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

f. Mengelola interaksi belajar mengajar.

g. Menilai prestasi peserta didik.

h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian.

Supervisi bisa juga diberikan batasan sebagai pemberian bantuan kepada

staf untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Depdikbud,

1975) berdasarkan hal ini, nyatalah bahwa suervisi pembelajaran adalah sebagai

berikut :

1. Serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

11

2. Layanan profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli

(Kepala Madrasah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli lainnya)

3. Maksud layanan profesional tersebut adalah agar dapat meningkatkan

kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang

direncanakan dapat tercapai (Ali Imron, 2011 : 8).

Dalam pelaksanaanya, proses supervisi akademik kepala madrasah ini

pasti memiliki hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan baik itu dari individu

kepala madrasahnya ataupun dari pihak yang disupervisi. Seperti yang

diungkapkan oleh M. Ngalim Purwanto (2012 : 118) ada beberapa factor yang

mempengaruhi keberhasilan supervisi : 1) lingkungan masyarakat tempat

madrasah berada; 2) besar kecilnya madrasah yang menjadi tanggung jawab

kepala madrasah; 3) tingkatan dan jenis madrasah; 4) keadaan guru-guru dan

pegawai yang ada; dan 5) kecakapan dan keahlian kepala madrasah itu sendiri.

Ketidaktepatan Supervisi Akademik yang digunakan dapat meningkatkan

kemandekan kinerja guru, sebaliknya ketepatan pelaksanaan Supervisi Akademik

yang bersifat teknis akan meningkatkan kinerja guru. Jadi hasil yang diperoleh

ketika proses supervisi akademik kepala madrasah dilakukan dengan baik yaitu

meningkatkan kinerja atau profesinalisme guru serta pencapaian tujuan yang

diinginkan berdasarkan berbagai faktor yang ada baik itu dari lingkungan,

keadaan guru dan pegawai serta kecakapan kepala madrasah dalam melakukan

supervisi akademik.

Dalam hal ini, proses Supervisi Akademik kepala madrasah diharapkan

bisa membuat kinerja guru yang ada di MTsN Cisewu seperti yang diungkapkan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

12

oleh Nana Sudjana dkk. Maka, ketika proses supervisi sudah bisa mengarahkan

kinerja guru dengan baik maka proses pencapaian tujuan madrasah pun akan

menjadi lebih mudah serta bisa membuat mutu madrasah menjadi baik pula.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

13

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Latar Alamiah MTsN Cisewu

Kompetensi Kepala Sekolah :

1. Kepribadian

2. Sosial

3. Manajerial

4. Supervisi

5. Kewirausahaan

Kualifikasi Kepala Sekolah

Proses Supervisi :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

a. Kunjungan kelas

b. Diskusi kelompok

c. Pembicaraan

individual

d. Simulasi

pembelajaran

3. Tindaklanjut

Faktor Pendukung

Hasil yang dicapai dari proses pengawasan

Kepala Madrasah di MTsN Cisewu-garut

Faktor Penghambat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Kepala Madrasah Berdasarkan Permendiknas No 13 tahun

2007

1. Kualifikasi Kepala Madrasah

Kualifikasi kepala madrasah terdiri atas kualifikasi umum, dan kualifikasi

khusus

a. Kualifikasi Umum Kepala Madrasah adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-4)

kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi.

2) Pada waktu diangkat sebagai kepala madrasah berusia setinggi-

tingginya 56 tahun.

3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-

kanak/ Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.

4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil

(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang

dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

15

b. Kualifikasi Khusus Kepala Madrasah meliputi :

1) Kepala Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah

sebagai berikut :

a) Berstatus sebagai guru TK/RA.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA.

c) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

2) Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai

berikut :

a) Berstatus sebagai guru SD/MI.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI.

c) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

3) Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs) adalah sebagai berikut :

a) Berstatus sebagai guru SMP/MTs.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs.

c) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.

4) Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah

sebagai berikut :

a) Berstatus sebagai guru SMA/MA.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

16

c) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.

5) Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK) adalah sebagai berikut :

a) Berstatus sebagai guru SMK/MAK.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK.

c) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.

6) Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB)

adalah sebagai berikut :

a) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan

SDLB/SMPLB/SMALB.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru

SDLB/SMPLB/SMALB.

c) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.

7) Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut :

a) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai

kepala sekolah.

b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan

pendidikan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

17

c) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

2. Kompetensi Kepala Madrasah

Tabel 2.1. Kompetensi Kepala Madrasah

No

Dimensi

Kompetensi

Kompetensi

1. Kepribadian

1.1.Berakhlak mulia, mengembangkan

budaya dan tradisi akhlak mulia, dan

menjadi teladan akhlak mulia bagi

komunitas di madrasah.

1.2.Memiliki integritas kepribadian sebagai

pemimpin.

1.3.Memiliki keinginan yang kuat dalam

pengembangan diri sebagai kepala

madrasah.

1.4.Bersikap terbuka dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi.

1.5.Mengendalikan diri dalam menghadapi

masalah dalam pekerjaan sebagai kepala

madrasah.

1.6.Memiliki minat dan bakat jabatan sebagai

pemimpin pendidikan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

18

No

Dimensi

Kompetensi

Kompetensi

2. Manajerial

2.1.Menyusun perencanaan madrasah untuk

berbagai tingkatan perencanaan.

2.2.Mengembangkan organisasi madrasah

sesuai dengan kebutuhan.

2.3.Memimpin madrasah dalam rangka

pendayagunaan sumber daya madrasah

secara optimal.

2.4.Mengelola perubahan dan pengembangan

madrasah menuju organisasi pembelajar

yang efektif.

2.5.Menciptakan iklim dan budaya madrasah

yang kondusif dan inovatif bagi

pembelajaran peserta didik.

2.6.Mengelola guru dan staf dalam rangka

pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal.

2.7.Mengelola sarana dan prasarana madrasah

dalam rangka pendayagunaan secara

optimal.

2.8.Mengelola hubungan madrasah dan

masyarakat dalam rangka pencarian

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

19

dukungan ide, sumber belajar, dan

pembiayaan madrasah.

2.9.Mengelola peserta didik dalam rangka

penerimaan peserta didik baru,

penempatan, dan pengembangan kapasitas

peserta didik.

2.10. Mengelolan pengembangan

kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan

nasional.

2.11. Mengelola keuangan madrasah sesuai

dengan prinsip pengelolaan yang

akuntabel, transparan, dan efesien.

2.12. Mengelola ketatausahaan madrasah

dalam mendukung pencapaian tujuan

madrasah.

2.13. Mengelola unit layanan khusus

madrasah dalam mendukung kegiatan

pembelajaran dan kegiatan peserta didik

di madrasah.

2.14. Mengelola sistem informasi madrasah

dalam mendukung penyusunan program

dan pengambilan keputusan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

20

2.15. Memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi bagi peningkatan pembelajaran

dan manajemen madrasah.

2.16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan program kegiatan

madrasah dengan prosedur yang tepat,

serta merencanakan tindak lanjutnya.

3. Kewirausahaan

3.1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi

pengembangan madrasah.

3.2. Bekerja keras untuk mencapai

keberhasilan madrasah sebagai

organisasi pembelajar yang efektif.

3.3. Memiliki motivasi yang kuat untuk

sukses dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya sebagai pemimpin

madrasah.

3.4. Pantang menyerah dan selalu mencari

solusi terbaik dalam menghadapi

kendala yang dihadapi madrasah.

3.5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam

mengelola kegiatan produksi/ jasa

madrasah sebagai sebagai sumber belajar

peserta didik.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

21

4. Supervisi

4.1. Merencanakan program supervisi

akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

4.2. Melaksanakan supervisi akademik

terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang

tepat.

4.3. Menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

5. Sosial

5.1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk

kepentingan madrasah.

5.2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan.

5.3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang

atau kelompok lain.

B. Supervisi Akademik Kepala Madrasah

1. Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi

kompetensi yaitu : kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.

Dalam rangka pembinaan kompetensi calon kepala madrasah untuk menguasai

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

22

lima dimensi kompetensi tersebut. Kompetensi ini ditujukan untuk membantu

memberi dukungan kepada guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik

(E. Mulyasa, 2014 : 319).

Dalam kedudukannya sebagai supervisor, kepala madrasah mempunyai

tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan guru dalam rangka

melancarkan proses belajar mengajar. Karena guru mempunyai peran penting

dalam membantu perkembangan peserta didik, maka kemampuan dasar yang

telah dicanangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2004 tentang Guru

dan Dosen mutlak harus dikuasai oleh guru. Dengan adanya ketidakmampuan

yang dimiliki oleh guru di lapangan, maka peran kepala madrasah sebagai

supervisor menjadi penting dalam pemecahan masalah bagi guru (Imam

Musbikin, 2013 : 1).

Kepala madrasah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi,

membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh

kegiatan pendidikan yang dilakukan di lingkungan madrasah. Di samping itu,

kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan

manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan

mengembangkan kerjasama antar personal agar bergerak serempak ke arah

pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara

efektif dan efisien (Tim Dosen AP UPI, 2014 : 322).

Kepala madrasah sebagai supervisor harus memiliki sifat-sifat yang

dikehendaki, menurut pendapat dan harapan supervisi pada umumnya ( Tim

Dosen AP UPI, 2014 : 322), supervisor hendaknya :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

23

a. Mempunyai perhatian terhadap segala kegiatan di madrasah;

b. Bersikap simpatik dan mempunyai perhatian terhadap peserta didik;

c. Mempunyai daya humor dan tidak cepat tersinggung;

d. Percaya pada diri sendiri (self confidence);

e. Tidak terlalu mencari masalah-masalah kecil;

f. Dapat mengajak dan menimbulkan rasa ingin tahu;

g. Kritis, tetapi bersifat membangun dan dapat memberikan saran;

h. Berpengetahuan luas tentang masalah-masalah pendidikan dan

masalah administratif organisatoris;

i. Mempunyai sikap terbuka, yang tidak apriori dan mmenolak pendapat

orang lain;

j. Dapat mengemukakan ide baru;

k. Sehat fisik dan terpelihara, serta berpakaian rapih.

Kepala madrasah sebagai supervisor haruslah ditunjang dengan

kompetensi yang baik, agar supervisee pun dalam melaksanakan bimbingan

merasa terbantu.

2. Hakikat Supervisi

Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang

mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas

yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreatifitas, dan kinerja

bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, istilah-

istilah tersebut antara lain pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi (Maryono,

2011 : 18).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

24

Dalam Carter Good’s Dictionary of Education, dikemukakan definisi

supervisi yaitu segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan

tenaga kependidikan lainnya untuk memperbaiki pengajaran termasuk

menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru,

menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan

metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran (E.Mulyasa, 2014 : 155)

Good Carter yang dikutip oleh Sahertian (2008 : 18) mendefinisikan

supervisi sebagai usaha yang dilakukan dari petugas-petugas madrasah dalam

memimpin komponen-komponen madrasah untuk memperbaiki pengajaran,

menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-

tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan mengevaluasi

pembelajaran. Sementara itu, Kimball Willes menambahkannya dengan bantuan

yang diberikan oleh supervisor yang bertujuan untuk memperbaiki situasi belajar

mengajar yang lebih baik. Situasi belajar mengajar yang baik di madrasah

bergantung pada keterampilan supervisor.

Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu

pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan professional personil,

perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan

pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.

3. Pengertian Supervisi Akademik

Secara etimologis supervisi akademik terdiri dari kata supervisi dan

akademik. Supervisi berarti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan

menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreatifitas,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

25

dan kinerja bawahan. Sedangkan akademik berasal dari bahasa Inggris academy

berasal dari bahasa Latin academia, kata yang disebut terakhir ini berasal dari

bahasa Yunani academeia yang mempunyai beberapa makna, salah satunya

berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata akademik

juga mempunyai bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat teoritis

bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan

konvensional, dan sangat ilmiah (E. Mulyasa, 2013 : 103). Dengan demikian

supervisi akademik adalah kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk

memperbaiki kondisi-kondisi dalam upaya meningkatkan kualitas produk didik

melalui usaha memotivasi, membimbing, membina, dan mengarahkan orang-

orang yang terkait dengan kegiatan akademik.

Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka

meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta

didik yang lebih optimal. Oleh karena itu, sasaran supervisi akademik adalah

guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran bisa

dilakukan di dalam kelas, luar kelas, ataupun di laboratorium (Sudjana, 2010 : 1).

Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian

unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,

bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai

unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu

kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian unjuk kerja guru

dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

26

kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan

bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik (Prasojo dan

Sudiyono, 2011 : 82).

Dapat dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian

kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam

pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru,

sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara

mengembangkannya. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa

setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau

kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan

dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya (Sagala, 2010 : 124-127).

Supervisi akademik merupakan proses pemberian bantuan terhadap guru untuk

meningkatkan profesionalitas kerja.

4. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

a. Tujuan Supervisi Akademik

Moh Rifai yang dikutip oleh Afiffudin (2004 : 118) membagi tujuan

supervisi menjadi delapan macam, yaitu : 1) membantu guru agar dapat lebih

mengerti atau menyadari tujuan-tujuan pendidikan di madrasah; 2) membantu

guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah

yang dihadapi peserta didik; 3) untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan

cara yang demokratisdalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di

madrasah; 4) menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru; 5) membantu guru

meningkatkan kemampuan penampilannya di depan kelas; 6) membantu guru

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

27

baru dalam masa orientasinya; 7) membantu guru menemukan kesulitan belajar

peserta didiknya dan merencanakan tindakan perbaikannya; dan 8) menghindari

tuntutan-tuntutan terhadap guru yang di luar batar atau tidak wajar.

Ametembun (1981) mengupas tujuan supervisi pendidikan sebagai

berikut :

a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan

pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam

merealisasikan tujuan tersebut.

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk

mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang

lebih efektif.

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara

kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan belajar

mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga

sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif,

serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.

e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi

berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam

profesinya.

f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan

program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

28

g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan

yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.

h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi

aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta

didik.

i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan diantara guru.

Adapaun Yushak Burhanuddin mengemukakan bahwa tujuan supervisi

pendidikan adalah dalam rangka mengembangkan suasana belajar mengajar yang

lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar ( Imam

Musbikin, 2013 : 11), secara rinci sebagai berikut :

a. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi belajar mengajar.

b. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di madrasah

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah

ditetapkan.

c. Menjamin agar kegiatan madrasah berlangsung sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh

hasil maksimal.

d. Menilai keberhasilan madrasah dalam pelaksanaan tugasnya.

e. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,

kekurangan, dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah

yang dihadapi madrasah sehingga dapat mencegah kesalahan lebih

jauh lagi.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

29

Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk

meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Bukan saja memperbaiki kemampuan

mengajar tapi juga untuk mengembangkan potensi kualitas guru. Pendapat ini

sesuai dengan apa yang dikemukakan Olive bahwa sasaran (domain) supervisi

adalah : 1) mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di madrasah; 2)

meningkatkan proses belajar mengajar di madrasah; 3) mengembangkan seluruh

staf di madrasah (Sahertian. 2008 : 19).

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan

kompetensinya, mengembangkan kurikulum, dan untuk mengembangkan

kelompok kerja guru dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Prasojo

dan Sudiyono, 2011 : 86). Jadi, tujuan dari supervisi akademik yaitu

mengembangkan kompetensi guru, memecahkan masalah yang dimiliki guru

guru, dan penilaian kinerja guru dalam proses pencapaian tujuan madrasah.

b. Fungsi Supervisi Akademik

Mulyasa (2014 : 84) mengutip pendapat Gwyn dan merumuskan seuluh

tugas utama supervisor. yaitu :

a. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik;

b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual

maupun secara bersama-sama;

c. Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan

proses beljar mengajar;

d. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif;

e. Membantu guru secara individual;

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

30

f. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik;

g. Menstimulir guru agar dapat menlai diri dan pekerjaannya;

h. Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan

penuh rasa aman;

i. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah;

j. Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-

luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

Fungsi dari supervisi adalah sebagai layanan atau bantuan kepada guru

untuk mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi sebenarnya

diarahkan kepada pembinaan. Artinya kepala madrasah, guru, dan staf lainnya di

madrasah diberi fasilitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (Saiful Sagala, 2009 : 206).

Menurut Saiful Sagala, kepala madrasah sebagai supervisor mempunyai

fungsi-fungsi utama, yaitu : 1). Menetapkan masalah-masalah yang betul-betul

mendesak untuk ditanggulangi; 2). Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum

memberikan kepada guru kepala madrasah terlebih dahulu melakukan inspeksi

sebagai usaha menyurvei seluruh sistem yang ada; 3). Memberikan solusi

terhadap hasil inspeksi yang telah disurvei; 4). Penilaian; 5). Latihan; dan 6).

Pembinaan atau pengembangan Melihat betapa pentingnya supervisi akademik

dalam proses penyelenggaraan pendidikan di madrasah maka supervisi akademik

mempunyai fungsi-fungsi (Imam Musbikin, 2013 : 14), yaitu :

a. pembinaan kurikulum;

b. perbaikan proses pembelajaran dan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

31

c. mengembangkan profesi dalam melaksanakan program pembelajaran.

Seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of

Instruction – Foundation and Dimension (1961). Ia mengungkapkan 8 fungsi

supervisi : 1) mengkoordinasi semua usaha madrasah; 2) memperlengkapi

kepemimpinan madrasah; 3) memperluas pengalaman guru-guru; 4)

menstimulasi usaha-usaha yang kireatif; 5) memberi fasilitas dan penilaian yang

terus menerus; 6) menganalisis situasi belajar mengajar; 7) memberi pengetahuan

dan keterampilan kepada setiap anggota staf; 8) memberi wawasan yang lebih

luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan

meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru (Piet A. Sahertian. 2008 : 21-22).

5. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Kemampuan mengajar guru menjadi jaminan tinggi rendahnya kualitas

layanan belajar. Kegiatan kepala madrasah sebagai supervisor harus menaruh

perhatian utama terhadap para guru dan kemampuan kepala madrasah sebagai

supervisor harus dapat membantu guru-guru yang tercermin pada kemampuannya

memberikan bantuan kepada guru. Sehingga terjadi perubahan perilaku akademik

pada peserta didiknya yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu hasil

belajarnya. Berikut prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan oleh supervisor

(Imam Masbukin, 2013 : 13) :

Pertama, Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan

dilaksanakan harus sistematis, objektif, dan mengunakan instrumen atau sarana

yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan

masukan dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

32

Kedua, Kooperatif. Program supervisi dikembangkan atas dasar kerjasama

antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini, supervisor

hendaknya dapat bekerja sama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat

madrasah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.

Ketiga, Konstruktif dan Kreatif, membina guru untuk selalu mengambil

inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.

Keempat, Realistik. Pelaksanaan supervisi harus memperhitungkan dan

memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan kondisi

yang objektif.

Kelima, Progresif. Setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari

ukuran dan perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan

pembelajaran yang maju atau semakin lancarnya kegiatan belajar mengajar.

Keenam, Inovatif, program supervisi selalu melakukan perubahan dengan

penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu

pendidikan.

Dalam buku Piet A. Sahertian yang berjudul Konsep, Dasar, dan Teknik

Supervisi Pendidikan mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip supervisi, yaitu :

a. Prinsip Ilmiah (scientific)

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut : 1) kegiatan supervisi

dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan

pelaksanaan proses belajar-mengajar; 2) untuk memperoleh data perlu diterapkan

alat perekan data. Seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya;

3) setiap supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

33

b. Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan

kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk

mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi

harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi

berdasarkan rasa kesejawatan.

c. Prinsip Kerjasama

Mengembangkan usaha kerjasama atau menurut istilah supervisi sharing

of idea, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru,

sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

d. Prinsip Konstruktif dan Kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.

6. Pendekatan-pendekatan Supervisi Akademik

Menurut Glickman (1981) dikutip oleh Sri Banun Muslim (2009 : 77) ada

tiga pendekatan yang diterapkan supervisor di dalam melakukan supervisi, yaitu :

Pertama, Pendekatan Direktif. Pendekatan ini yang menonjol dari

supervisor adalah demonstrating, directing, standardicing, dan reinforcing.

Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung jawabnya ia dapat melakukan

perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap

setiap rencana kegiatan yang dievaluasi. Pendekatan ini tidak memberi

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

34

kesempatan terhadap guru untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya.

Glickman mengungkapkan bahwa guru baru suka dengan pendekatan directif,

karena dengan pendekatan ini ia berhasil memperbaiki kemampuan mengajarnya.

Kedua, Pendekatan Kolaboratif. Pendekatan ini merupakan aktivitas yang

mendorong dan meningkatkan praktik refleksi antara lain : 1) mengembangkan

pemahaman bersama atas tujuan-tujuan tertentu; 2) mengamati, berpendapat dan

mendiskusikan praktik pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran; 3) sharing

pengalaman; 4) membuat rencana pembelajaran bersama; 5) menyusun rencana

tindakan bersama; 6) bersama-sama menganalisis pengalaman pembelajaran.

Ketiga, Pendekatan Nondirektif. Peranan supervisor pada pendekatan ini

yaitu mendengarkan, mendorong, atau membangkitkan kesadaran diri dan

pengalaman-pengalaman guru diklarifikasikan. Ciri pendekatan ini yaitu

supervisor mendengarkan guru, mendorong guru, mengajukan pertanyaan, dan

memberikan masukan-masukan pemikiran dalam melakukan tindakan.

7. Model-Model Supervisi Akademik

Ada beberapa model yang berkembang dalam supervisi pendidikan

(Sahertian, 2000 : 34 - 44), yaitu :

a. Model Konvensional atau Tradisional.

Model ini merupakan model yang mula-mula dilakukan dalam

pelaksanaan supervisi pendidikan karena dilatar belakangi oleh kondisi

masyarakat dalam suasana kekuasaan yang otoriter dan feodalistik. Model ini

menjadikan kegiatan supervisi sebagai cara mencari-cari kesalahan dan memata-

matai bawahan, perilaku ini disebut dengan snoopervision. Supervisi yang

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

35

dilakukan dengan model ini menimbulkan perilaku guru yang acuh tak acuh untuk

mencari solusi dan inovasi kemajuan pendidikan atau malah melawan

supervisornya.

b. Model Ilmiah.

Supervisi model ini dilaksanakan berdasarkan data yang dikumpulkan

sebelumnya secara obyektif, misalnya data hasil pengamatan proses pembelajaran

di kelas, data hasil prestasi belajar peserta didik, data kinerja personal guru, dan

lain sebagainya.. Supervisi dilakukan berdasar perencanaan yang telah ditetapkan

sebelumnya, memakai prosedurdan tehnik yang telah ditentukan.

c. Model Klinis.

Yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah model supervisi yang

difokuskan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui siklus rutin,

sistematis, dan terencana dengan pengamatan, analisis, dan evaluasi tindak lanjut.

Sasaran kongkrit supervisi model ini adalah meningkatnya kualitas penampilan

mengajar yang nyata dalam rangka memperkecil kesenjangan antara tingkah laku

mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Supervisi klinis

mempunyai ciri-ciri antara lain; inisiatif terhadap apa yang akan disupervisi

timbul dari pihak guru bukan dari supervisor, supervisi dilakukan dengan penuh

keakraban dan manusiawi, hubungan anatara supervisor dengan supervisi

merupakan hubungan kemitraaan, dan lain sebagainya.

d. Model Artistik.

Dalam supervisi pada hakekatnya menyangkut bekerja untuk orang lain

(working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others),

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

36

bekerja melalui orang lain (working through the others), dari sinilah disadari

bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan menggerakkan orang lain, oleh

karenanya dalam supervisi perlu kiat dan seni agar orang lain mau berbuat untuk

berubah dari kebiasaan lama kepada kerja baru dalam upaya mencapai kemajuan,

inilah yang disebut model artistik.

8. Teknik-Teknik Supervisi

Menurut Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto (1984 : 44) mengatakan

bahwa teknik-teknik supervisi dapat ditinjau dari banyaknya guru dan cara

menghadapi guru. Pertama ditinjau dari banyaknya guru, yaitu :

a. Teknik kelompok, adalah teknik supervisi yang digunakan supervisor bila

terdapat banyak guru yang mempunyai masalah yang sama. Teknik-teknik

ini dapat dipakai melalui : rapat guru-guru, workshop, seminar, konseling

kelompok.

b. Teknik perorangan, adalah teknik yang digunakan apabila hanya seorang

guru memiliki masalah khusus dan meminta bimbingan tersendiri dari

supervisor. Teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain : orientasi bagi

guru baru, kunjungan kelas, individual converence, dan intervesitation.

Kalau ditinjau dari cara menghadapi guru, ada dua teknik yaitu : 1) teknik

langsung, misalnya menyelenggarakan rapat guru, kunjungan kelas,

menyelenggarakan workshop, dan mengadakan converence. 2) teknik tidak

langsung, dapat dilakukan melalui angket, buku presensi guru, jurnal mengajar,

buku paket guru, dan bulletin board.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

37

Supervisor hendaknya dapat memilih teknik-teknik supervisi yang tepat,

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk kepentingan tersebut, berikut

diuraikan beberapa teknik supervisi baik yang bersifat individual maupun

kelompok (E. Mulyasa, 2014 : 162), yaitu :

a. Kunjungan dan observasi kelas

Kunjungan dan observasi kelas sangat bermanfaat untuk mendapatkan

informasi tentang proses belajar mengajar secara langsung, baik yang menyangkut

kelebihan maupun kekurangan dan kelemahannya. Melalui teknik ini, kepala

sekolah dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam melakukan tugas

utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara

keseluruhan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Hasil kunjungan kelas ini dapat digunakan oleh supervisor bersama guru

untuk menentukan cara-cara yang paling tepat untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi belajar mengajar. Kunjungan dan observasi kelas dapat

dilakukan dengan tiga pola yaitu, kunjungan kelas dan observasi tanpa memberi

tahu guru yang akan dikunjungi, kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu

memberi tahu, serta kunjungan atas undangan guru.

b. Pembicaraan individual

Kunjungan dan observasi kelas pada umumnya dilengkapi dengan

pembicaraan individual antara kepala sekolah dan guru. Pembicaraan individual

merupakan salah satu alat supervisi penting karena dalam kesempatan tersebut

supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan

masalah pribadi yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

38

c. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok atau pertemuan kelompok adalah suatu kegiatan

mengumpulkan sekelompok orang dalam situasi tatap muka dan interaksi lisan

untuk bertukar informasi atau berusaha mencapai suatu keputusan tentang

masalah-masalah bersama. kegiatan diskusi ini dapat mengambil beberapa bentuk

pertemuan, seperti panel, lokakarya, seminar, konferensi, kelompok studi,

kelompok komisi, dan kegiatan lain yang bertujuan bersama-sama membicarakan

dan menilai masalah-masalah tentang pendidikan dan pengajaran.

d. Demontrasi Mengajar

Demontrasi mengajar adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

seorang guru yang memiliki kemampuan dalam hal mengajar sehingga guru lain

dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Demontrasi mengajar bertujuan untuk

memberi contoh bagaimana cara melaksanakan proses belajar mengajar yang baik

dalam menyajikan materi, menggunakan pendekatan, metode, dan media

pembelajaran.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supervisi Akademik

Menurut Suhardan (2006) salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam

melakukan supervisi adalah perilaku supervisor sendiri. Supervisi yang berhasil

adalah mereka yang dapat melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri

supervisee (orang yang disupervisi). Ia memiliki sifat-sifat kepribadian yang

diterima dalam pergaulan sesama kerabat kerja. Ia memiliki sifat-sifat yang sesuai

dengan profesi supervisor dan ia dapat menjaga kode etik pekerjaannya.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

39

Faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi (Ngalim Purwanto, 2012 :

118), adalah sebagai berikut :

1) Lingkungan masyarakat tempat madrasah berada

2) Besar kecilnya madrasah yang menjadi tanggung jawab kepala

madrasah

3) Tingkatan dan jenis madrasah

4) Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia

5) Keakapan dan keahlian kepala madrasah itu sendiri.

Diantara faktor-faktor tersebut, faktor kecakapan dan keahlian kepala

madrasah itu sendiri adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan

kondisi y6ang tersedia, jika kepala madrasah tidak mempunyai kecakapan dan

keahlian yang diperlukan, semuanya tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya

keahlian dan kecakapan yang dimiliki kepala madrasah, segala kekurangan yang

ada akan menjadi perangsang yang mendorong untuk selalu berusaha

memperbaiki dan menyempurnakanna (Ngalim Purwanto, 2012 : 120).

C. Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah

1. Perencanaan Supervisi Akademik

Praktek penyelenggaraan pendidikan di madrasah merupakan rangkaian

proses kegiatan menyeluruh yang dimulai dari tahap perencanaan,

pengorganisasian, aktifitas, dan pengawasan atau supervisi, sedang supervisi itu

sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan yang juga harus direncanakan

secara matang, terpadu, terarah dan sistematis. Efektivitas dan efisiensi suatu

pekerjaan atau kegiatan termasuk kegiatan supervisi, dapat tercapai apabila

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

40

direncanakan secara matang, karena dengan perencanaan yang baik, berbagai

strategi dapat dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tanpa perencanaan yang jelas

prosedur kerja menjadi tidak menentu dan mengecewakan pihak-pihak yang

berkaitan dengan aktifitas supervisi, karena tidak jelas apa yang seharusnya

dilakukan, dialami, dan hal apa yang harus dicapai (Badrudin, 2013 : 55).

Perencanaan berasal dari bahasa Inggris plan yang berarti membuat

rencana, planning berarti perencanaan. Perencanaan pada dasarnya adalah

menentukan kegiatan yang hendak dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Kegiataan perencanaan dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar

hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan (Fattah, 2006 : 49). Definisi

lain menyebutkan bahwa perencanaan adalah persiapan menyusun suatu

keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu

pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertenu atau suatu cara untuk

mengantisipasi perubahan sesuai tujuan (Nawawi, 1988 : 41).

Istilah lain dari perencanaan adalah program kerja, kata program dalam

beberapa hal dipersamakan dengan rencana, bahkan ada yang menyamakan

dengan kata persiapan. Setelah mengetahui pengertian atau definisi perencanaan,

maka yang dimaksud dengan perencanaan supervisi akademik adalah program

kegiatan atau rencana yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

supervisi akademik menyangkut dua aspek pokok yang harus ada dalam

perencanaan supervisi akademik yaitu penjadwalan, kapan supervisi dilakukan

dan target apa yang akan dicapai (Maryono, 2011 : 87).

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

41

Arti penting sebuah perencanaan dalam pelaksanaan supervisi akademik

adalah (Burhanuddin, 2005 : 120 – 121) :

a. Untuk mencari kebenaran atas fakta yang diperoleh dan disajikan agar

dapat diterima oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil

supervisi yang dilakukan.

b. Dengan perencanaan supervisi akan diperoleh data yang obyektif, yang

pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan tindakan yang

berorientasi masa depan.

c. Supervisi yang direncanakan secara baik akan meningkatkan kepercayaan,

pengakuan, serta penerimaan dari semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan supervisi.

d. Supervisi yang direncanakan, hasilnya akan dapat diukur dan diketahui

secara jelas karena dilakukan dengan penuh kesadaran atas alasan, tujuan,

dan cara melakukannya.

e. Supervisi yang terencana dan terprogram dapat dijadikan bagian dari

pengembangan pendidikan pada umumnya dan pengembangan sekolah

pada khususnya, sehingga secara langsung dapat dirasakan manfaatnya.

Sebelum seorang pengawas melakukan kegiatan pengawasan, terlebih

dahulu harus disusun rencana program kegiatan yang memperhatikan hal-hal

sebagai berikut (Burhanuddin, 2005 : 121) :

a. Perencanaan harus komprehensif, artinya perencanaan itu harus

menyeluruh dan menjangkau berbagai aspek dalam supervisi. Semua

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

42

tahapan yang akan dicapai dalam supervisi harus merupakan satu kesatuan

yang tak dapat dipisah-pisahkan.

b. Perencanaan harus kooperatif, artinya perencanaan itu harus melibatkan

banyak orang yang terkait dengan supervisi, karena seorang supervisor

akan memerluakan bantuan oarang lain dalam melakukan supervisinya.

c. Perencanaan harus bersifat fleksibel, artinya perencanaan yang dibuat

hendaknya tidak kaku tetapi terbuka ruang untuk dialog dan

mengakomodasi perubahan yang terjadi di lapangan, tanpa harus

mengaburkan rencana itu sendiri.

Secara lebih terperinci, perencanaan supervisi yang harus disusun oleh

seorang pengawas antara lain (Thaib, 2005 : 46 -49) :

a. Daftar lengkap sekolah dan guru yang berada dalam wilayah

kepengawasan.

b. Kegiatan tahunan, bulanan, dan mingguan.

c. Jadwal kunjungan Madrasah.

d. Jadwal Kunjungan kelas.

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik.

Supervisi akademik adalah supervisi yang memusatkan perhatian secara

penuh terhadap bidang akademik, dengan kata lain yang menjadi garapannya

adalah proses pembelajaran dan segala hal yang bersangkut-paut dengannya

secara langsung. Dalam pelaksanaan supervisi akademik perlu diperhatikan hal-

hal sebagai berikut (Burhanuddin, 2005 : 104) :

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

43

a. Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan persiapan dan perencanaan

yang Sistematis.

b. Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan memberitahu terlebih dahulu

kepada orang-orang yang bersangkutan dengan supervisi.

c. Supervisi hendaknya dilakukan dengan beberapa tehnik dan metode

untuk menghasilkan hasil yang komprehenship.

d. Perlu dipersiapkan instrumen yang diperlukan dalam supervisi, seperti

blangko-blanko.

e. Hendaknya dilakukan pelaporan pada pihak-pihak terkait setelah selesai

supervisi dilakukan.

3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tindak lanjut merpakan kegiatan akhir dari proses supervisi sebelum

laporan dibuat, dengan melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang

disupervisi. Dalam pertemuan itu guru yang disupervisi mendapat kesempatan

untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan tugasnya di kelas yang

telah diamati oleh supervisor, begitu juga sang supervisor mendapat kesempatan

untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya dalam pelaksanaan

pembelajaran. Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses dialogis antara

supervisor dengan yang disupervisi untuk mendiskusikan langkah perbaikan atas

kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami guru dalam proses

pembelajaran (Bafadal, 2006 : 93).

Pendekatan yang dilakukan dalam diskusi tersebut harus bersifat kemitraan

dan kekeluargaan, bukan bersifat intruksi dari atasan kepada bawahan, sehingga

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

44

terjadi proses yang terbuka, manusiawi, dan saling menghormati untuk bersama-

sama mencari solusi terbaik dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran yang

pada gilirannya akan meningkatkan mutu prestasi belajar siswa. Diskusi yang

dilakukan dalam proses tindak lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa

yang ditemukan dalam proses pengamatan pembelajaran dengan berusaha

bersama-sama untuk mencari jalan keluar dalam upaya perbaikan dan peningkatan

kualitas pembelajaran, karena demikian halnya maka dalam proses tersebut tidak

ada saling debat mempertahankan argumen masing-masing, akan tetapi secara

bersama-sama mencari langkah yang tepat dengan arahan dan bimbingan

supervisor. Diskusi dalam proses tindak lanjut supervisi merupakan langkah awal

dari keseluruhan proses tindak lanjut itu sendiri karena masih ada bentuk kongrit

yang harus dilakukan berikutnya, yaitu :

a. Catatan Hasil Supervisi

Hasil dari diskusi yang dilakukan dalam proses tindak lanjut dan hal-hal

lain yang terjadi dalam proses supervisi hendaknya dituangkan dalam suatu

catatan tersendiri dalam rangka untuk menjamin proses supervisi yang

berkelanjutan, terarah, terprogram, dan tidak terputus, karena dari catatan

sebelumnya akan dapat ditentukan langkah apa yang perlu dilakukan dalam

supervisi berikutnya. Catatan yang telah dibuat diberikan kepada kepala sekolah,

guru yang bersangkutan, dan pihak lain jika dipandang perlu. Dari catatan itu

kepala sekolah dapat memantau bahkan menindaklanjuti dalam proporsi dan

kewenangannya, karena kepala sekolah adalah juga supervisor disamping

pengawas. Proses perkembangan kearah perbaikan yang terjadi pasca supervisi

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

45

juga merupakan tindak lanjut dari supervisi perlu dipantau oleh supervisor, akan

tetapi seorang pengawas tidak mungkin datang setiap hari untuk melihat

perkembangan guru yang telah disupervisinya, maka peranan Kepala Madrasah

dalam menindaklanjuti catatan hasil supervisi mutlak diperlukan dengan cara

mencermati catatan hasi; supervisi.

b. Catatan Perkembangan

Untuk mengetahui apakah terjadi perkembangan kearah positif pada guru

yang telah disupervisi perlu dibuat catatan tersendiri untuk memantau sejauhmana

guru telah menindak lanjuti hasil temuan yang didapat dari proses supervisi.

Catatan tersebut perlu dimiliki oleh pengawas, Kepala Madrasah maupun guru itu

sendiri .

c. Penugasan

Salah satu bentuk dari tindak lanjut supervisi adalah penugasan oleh

supervisor kepada guru yang disupervisi. Bentuk tugas yang diberikan sesuai

dengan catatan hasil supervisi yang dipandang tepat dalam bentuk pemberian

tugas tertentu. Langkah tindak lanjut yang dimulai dari proses diskusi dan diakhiri

dengan langkah-langkah kongkrit secara kontekstual dengan masalah yang

muncul dalam supervisi dimaksudkan sebagai jalan keluar dari masalahmasalah

yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran dan sebagai upaya perbaikan pada

masa yang akan datang untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan

secara umum dengan melibatkan Kepala Madrasah, guru yang bersangkutan, dan

dapat pula melibatkan guru lain yang senior (jurnal. uinsyiah.ac.id. Vol 4 No 2.

April 2015).

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Data

Jenis data pokok yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif yakni data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

dapat diamati yang berkaitan dengan latar alamiah, kompetensi kepala madrasah,

proses supervisi akademik kepala madrasah, faktor pendukung dan penghambat,

serta hasil yang telah dicapai di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Garut.

Selain itu terdapat juga data-data yang berupa data kualitatif yang berkaitan

dengan data subjek penelitian berupa angka-angka dan data-data sarana prasarana

sebagai data pelengkap seperti jumlah ruangan, jumlah meja dan kursi, jumlah

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta data lain yang mendukung

terhadap proses penelitiannya.

B. Sumber Data

a. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di MTsN Cisewu yang terletak di jln

Purwabhakti No. 54 Desa Cisewu Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.

Pertimbangan memilih sekolah ini yaitu untuk mengetahui tentang proses

supervisi akademik kepala madrasah dalam proses pencapaian tujuan madrasah

dan kinerja guru yang memiliki kekurangan tapi bisa membuat pesert didik

memiliki prestasi serta menjadikan madrasah pavorit yang dipilih masyarakat.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

47

b. Sumber Data Pokok

Menurut Lofland (1984:47) dalam bukunya Lexy J Moleong (2007: 157)

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan berupa dokumen dan lain-lain.

Dalam pengambilan sumber data penelitian ini, peneliti menggunakan

sumber data utama adalah kata-kata atau tindakan dan selebihnya dibantu dengan

data-data yang ada.

Kata-kata dan tindakan orang yang dapat diamati atau yang diwawancarai

yang dicatat melalui catatan tertulis atau rekaman dalam penelitian ini merupakan

sumber data utama, dengan menggunakan teknik sampling yaitu dengan cara

mewawancarai kepala madrasah sebagai key informant, kemudian diikuti dengan

snow ball process, yaitu informasi tentang sumber data berikutnya diperoleh dari

key informant tersebut secara bergulir, dan baru dihentikan apabila terjadi

pengulangan informasi. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data

tambahan berupa dokumen arsip, buku-buku referensi, dan sumber data lainnya

yang dapat ,menunjang sumber data penelitian mengenai Proses Supervisi

Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Garut.

Selanjutnya, peneliti mencoba menambahkan data tambahan berupa

dokumen, arsip-arsip, data-data, file dan sumber data yang lain sehingga dapat

menunjang terhadap sumber data penelitian mengenai Supervisi Akademik

Kepala Madrasah Tsanawiyah di MTsN Cisewu Garut.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

48

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

a. Menentukan Metode

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni metode

yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis masalah yang sedang

terjadi atau berlangsung secara rinci apa adanya. Metode tersebut dilakukan untuk

menggambarkan dan menganalisis pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala

Madrasah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut.

Berdasarkan realita yang ada secara komprehensif, dalam hal ini penulis tidak

akan campur tangan dan mempengaruhi apalagi memanipulasi data.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1) Observasi Partisipasi

Observasi yang dilakukan yaitu observasi partisipasi aktif yang bertujuan

untuk memperoleh informasi dan data-data tentang pelaksanaan supervisi

akademik kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Garut.

Peneliti menggunakan pengamatan terhadap proses supervisi akademik yang

dimulai dari melihat data guru dan staf, merencanakan supervisi akademik,

pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik kepala

madrasah dan ikut serta sebagai peserta pengamat selama tiga bulan di lokasi,

yaitu dengan mengikuti segala bentuk kegiatan yang bersangkutan dengan

aktivitas supervisi akademik kepala madrasah baik itu dalam lingkungan

Madrasah maupun di luar lingkungan Madrasah.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

49

2) Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan Key

Informan, dalam hal ini kepala Madrasah. Wawancara menggunakan model

wawancara terbuka untuk mengumpulkan data tentang masalah pokok yang

diteliti yaitu data konsep supervisi akademik kepala madrasah, khususnya untuk

verifikasi data dan mengenai hal-hal terkait.

3) Studi dokumentasi atau menyalin dokumen.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui data tertulis mengenai Madrasah

Tsanawiyah Negeri Cisewu Garut. dan setting penelitian lainnya seperti data guru

atau tenaga pengajar, peserta didik serta dokumen sejarah berdirinya. Melalui

proses penelusuran dokumen, buku-buku referensi data yang ada dijadikan bahan

data pokok dan data tambahan untuk melengkapi.

D. Prosedur Analisis Data

a. Prosedur Umum Analisis Data

Prosedur umum analisis data penelitian ini yaitu menggunakan analisis

kualitatif atau deskriptif dengan tujuan untuk menguraikan semua data yang telah

didapatkan dari MTsN Cisewu-Garut.

b. Tahapan langkah analisis yang dilakukan

Tahapan analisis yang dilakukan yaitu :

1) Unitisasi Data

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

50

Unitisasi data yaitu pemrosesan satuan, yang dimaksud dengan satuan

ialah bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri

sendiri. Unitisasi data dilakukan dengan cara:

a) Membaca serta menelaah secara teliti seluruh jenis data yang telah

terkumpul.

b) Mengidentifikasi satun-satuan informasi terkecil yang dapat berdiri

sendiri, dalam artian satuan itu dapat ditafsirkan tanpa memerlukan

informasi tambahan.

c) Satuan-satuan yang diidentifikasi dimasukan ke dalam kartu indeks,

setiap kartu diberi kode, kode-kode itu berupa penandaan sumber

asal satuan seperti catatan lapangan, dokumen, penandaan lokasi,

dan penandaan cara pengumpulan data. Menurut Moleong,

(2007:251) satuan-satuan data tersebut merupakan potongan-

potongan informasi itu diidentifikasi, kemudian dimasukan ke dalam

kartu indeks.

2) Kategorisasi data

Menurut peneliti yang dimaksudkan kategorisasi data ini adalah

penggolongan data-data yang saling mendukung dan mempunyai keterkaitan data

sehingga dalam mengelompokkan data-data yang terkumpul. Katagorisasi data

adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar

pemikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu (Moleong, 2007: 252).

Kategorisasi ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

a) Mereduksi Data

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

51

Menurut Sugiyono pada tahap ini peneliti menyortir data dengan cara

memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru. Pada

proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada

tahap I untuk memfokuskan pada masalah tertentu.

b) Membuat koding

Koding yaitu memberi nama atau judul terhadap satuan-satuan yang

telah mewakili entri pertama dari kategori.

c) Menelaah kembali seluruh kategori, yaitu meneliti dikhawatirkan ada

data yang terlupakan.

d) Melengkapi data-data yang telah terkumpul (jika dirasakan

memerlukan data lainnya), selanjutnya kategori tersebut ditelaah dan

dianalisis. (Sugiyono, 2013:29)

3) Penafsiran Data

Menurut Schaltman dan Strauss dalam Lexy J. Moleong, (2012;249),

tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu dari tiga tujuan

berikut: deskripsi semata-mata, deskripsi analitik dan deskripsi substantif.

Pada penelitian kali ini, tujuan penelitian hanyalah untuk deskripsi semata-

mata. Pada tujuan deskripsi semata-mata, analis menerima dan menggunakan dan

rancangan organisasional yang telah ada dalam satuan disiplin. Penafsiran ini

dilakukan dengan menafsirkan secara deskriptif semata-mata menggunakan

Permendiknas No 17 tahun 2003 dan teori Supervisi Akademik E. Mulyasa

sebagai alat analisis.

E. Uji Absah Data

Yang dimaskud dengan keabsahan data adalah bahwa keadaan harus

memenuhi nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapakan,

dan memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari

prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Agar

penelitian ini teruji keabsahanya, maka diharuskan adanya sebuah

pertanggungjawaban yang harus dilaporkan dari hasil penelitian. Maka dari itu,

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

52

keabsahan dilakukan semata-mata untuk memeriksa kembali data-data yang telah

diperoleh peneliti dengan kriteria data yang empiris, logis, dapat di

pertanggungjawabkan dan relevan. Adapun langkah-langkah pemeriksaan

keabsahan data tersebut sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan, yaitu keikutsertaan peneliti dalam penelitian,

dalam arti kata lain, yaitu seorang peneliti ikut serta terlibat dalam

berbagai kegiatan dengan waktu kurang lebih tiga bulan, terhitung dari

bulan Mei sampai Agustus 2017.

b. Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan unsur yang relevan dari isu

yang sedang dicari, diteliti untuk memperdalam masalah agar lebih

terfokus. Hal ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap berbagai

aktivitas supervisi akademik kepala madrasah, mencatat serta merekam

hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, dengan

maksud memperdalam dan lebih terfokus.

c. Triangulasi, yaitu dengan pengecekan hasil wawancara dan pengamatan

kepada sumber yang berbeda serta membandingkan data hasil penelitian

dokumen dengan pengamatan serta dengan melalui wawancara. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi dis informasi dalam melakukan penelitian ini.

Wawancara(1) (2) Observasi

(3) Dokumentasi

Gambar 3.1. Triangulasi Pengumpulan Data

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

53

d. Pengecekan sejawat, yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama teman

mahasiswa, dosen pembimbing mengenai hasil sementara atau hasil akhir

yang diperoleh untuk memperbaiki dan melengkapi hasil sementara

penelitian.

e. Kecukupan Referensi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data

sebanyak-banyak terkait dengan seting dan focus penelitian.

Melengkapinya dengan cara menanyakan langsung kepada pihak

Madrasah, serta mencari informasi dari sumber lain, termasuk referensi

dari sumber tertulis.

f. Analisis kasus negatif, yaitu mengumpulkan kasus atau fenomena yang

berbenturan dengan penelitian dan informasi yang terkumpul sebagai

pembanding data.

g. Pengecekan anggota, yaitu dengan cara memeriksa dan melaporkan data

hasil kepada sumber daya (pihak Madrasah) guna menyamakan persepsi

antara peneliti dan pihak sumber yang diteliti.

h. Uraian rinci, dilakukan dengan cara melaporkan hasil penelitian secara

rinci dan lebih cermat, dimaksudkan agar proses keteralihan informasi

yang terdapat dilokasi.

i. Audit Kebergantungan, proses auditing dilakukan dengan cara

berkonsultasi dengan auditor (pembimbing) untuk menentukan apakah

penelitian ini perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan sesuai dengan

lengkap tidaknya data yang terkumpul.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

54

j. Auditing untuk kriteria kepastian, yaitu dengan melakukan pengoreksian

data yang terkumpul kepada subyek penelitian, dalam hal ini adalah kepala

Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Garut. Bukti keabsahan data hasil

dari pemeriksaan data tersebut dibuktikan dengan surat persetujuan atau

pernyataan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan sebenarnya dari

Kepala Madrasah.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Latar Alamiah MTs Negeri Cisewu

a. Sejarah Berdiri

Madrasah Tsanawiyah Cisewu didirikan oleh bapak Syarif Usman pada

tahun 1973 M. awalnya madrasah ini merupakan madrasah swasta yang berada di

bawah naungan Yayasan Nurul Hidayah. Tujuan didirikannya madrasah ini yaitu

untuk memberikan pengetahuan agama kepada anak-anak selain di madrasah

diniyah, karena pada masa itu belum ada sekolah yang berbasis agama yang

berada di wilayah Cisewu, sedangkan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan

agama sangatlah diperlukan. Keadaan sekolah menengah yang ada di daerah

Cisewu dulu baru ada satu sekolah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Cisewu, dengan kebutuhan inilah maka didirikanlah Madrasah Tsanawiyah

Cisewu (1.1.1. MSM).

Madrasah ini pada awalnya merupakan sekolah PGA yang lamanya empat

(4) tahun. Tetapi dengan adanya Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri (SKB 3

Menteri) No. 02/01/2/4/1975. PGA 4 tahun diganti menjadi Madrasah

Tsanawiyah. Setelah mengalami pergantian dari PGA menjadi Tsanawiyah,

madrasah ini juga berganti kembali menjadi Madrasah Filial Garut yang

mengharuskan penggabungan semua sekolah yang berada di Kabupaten Garut

dengan pusat di Kabupaten Garut, sehingga setiap melaksanakan ujian akhir,

peserta didik harus berkumpul dan mengerjakan soal di Garut Kota, hal ini

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

56

berlangsung sejak tahun 1973-1986. Pada bulan Januari tahun 1986, Madrasah

Filial Garut ini berganti nama kembali menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu sampai sekarang (1.1.1. MSM).

Pada awal berdiri Madrasah Tsanawiyah Cisewu mempunyai luas tanah

2500m2 dengan jumlah guru 16 orang, kepala sekolah yang menjabat pertama

kali di MTs Cisewu adalah Muhamad Musa (1973-1993), dilanjutkan oleh Drs. H.

Moch Hibban (1993-1999), Ishak, BA (1999-2002), Drs. Nendi (2002-2005), Drs.

Solehudin AH, M.Pd. (2005-2016), dan Drs. Sulaeman, M.Pd. (2016-sekarang).

Madrasah Tsanawiyah Cisewu berubah jadi Madrasah Negeri pada tahun 1986 M

bertepatan dengan bergantinya status madrasah dari Madrasah Filial Garut

Menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu (1.1.1. WKM).

b. Kondisi Objektif

1) Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu terletak di Jl. Puwabhakti No 57

Desa Cisewu Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut. Batas-batas wilayah MTs

Negeri Cisewu yaitu : bagian utara perbatasan dengan Kp Cisamak, sebelah timur

berbatasan dengan Kantor Kecamatan Cisewu, Sebelah Barat berbatasan dengan

Madrasah Aliyah Negeri 4 Garut, dan sebelah selatan berbatasan dengan

Pesantren Al-Ma’arif. Posisi MTs Negeri Cisewu berada di tengah-tengah daerah

cisewu yang dikelilingi oleh berbagai kampung (1.2.1. MLG).

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

57

2) Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

adalah sebagai Berikut (1.2.2. MSO) :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MTsN Cisewu

Komitte

1. Aceng Abdullah, BA

2. Rahmat Sulaeman

3. Toha Mahrudin

4. Agus Suhendar, S.Pd

Tata Usaha

1. Tarso, S.Ag

2. Dahrip Komarudin, S.Pd.I

3. Ridwanudin Buhori, S.Pd.I

4. Toni Al Ridwan, S.Pd.I

5. Zuraini, S.Pd.

6. Wawan Setiawan

7. Han Han Hamdani, S.Pd

8. A. Budi Arizal

KURIKULUM

Jumhana,

M.M.Pd

Kepala Madrasah Drs. Sulaeman, M.Pd.

SARPRAS

Sunarsih,

S.Pd

Guru-Guru

HUMAS

Mardiana

Yusuf,

M.M.Pd

KESISWAAN

Kana, S.Ag

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

58

3) Daftar Guru

Daftar nama-nama tenaga pendidik dan kependidikan yang berada di MTs

Negeri Cisewu adalah sebagai berikut (1.2.3. MDG) :

Tabel 4.1

Daftar Guru dan Staf MTsN Cisewu

NO NAMA JABATAN LULUSAN

1 Drs. Sulaeman, M.Pd Kepala Madrasah UPI

2 Drs. Solehudin AH., M.Pd Guru IPS UNIGAL

3 Hajariah Rosnawati, S.Ag Guru Piqih STAIS

4 Sutarman, S.Pd.I Guru Seni Budaya STAIS

5 Taty Puspitawati, S.Ag Guru Bahasa Sunda STAIS

6 Budi Rusnandar Setia, M.Pd Bahasa Indonesia STIEG

7 Sunarsih, S.Ag Aqidah Ahlaq UNIGAL

8 N. Entit Rohayati,S.Pd.I Bahasa Arab STAIS

9 Jumhana, S.Pd Matematika STIEG

10 Agus Kasdiar, S.H.I SKI STIEG

11 Sukmana, S.Ag IPA STAIS

12 Karnan, S.Pd.I PKN STAIS

13 Deti Rohaeti, S.Pd Bahasa Indonesia STIEG

14 Dasep Tedy Supriadi, S.Pd Matematika, IPA STKIP

15 Dian Hasanah, S.Ag Bahasa Inggris STIEG

16 Kania Yulianti Latifah, S.Pd Matematika STIEG

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

59

NO NAMA JABATAN LULUSAN

17 Kana, S.Ag IPA IAIC

18 Defi Risalawati Setiawan, S.Ag IPS STIEG

19 Mardiana Yusuf, S.Ag Penjaskes STAIS

20 Toni Al-Ridwan, S.Pd.I TIK STAIS

21 Ratna Susilawati, S.Pd.I Aqidah Ahlaq STAIS

22 Kadar Solihat, S.Ag Qurdits STAIS

23 Drs.Kusna Setia Nugraha PKN IAIC

24 Dadang Masduki, S.Pd.I IPS STAIS

25 Eka Setiawati, S.Pd Bahasa Inggris STKIP

26 Sri Tuti, S.Pd.I Qurdits STAIS

27 Mohamad Taufik, S.Pd Seni Budaya STKIP

28 Agus Eka Sutiawan, S.Ag Bahasa Arab IAIN

29 Lisnawati, S.Pd IPA UIN

30 Wardani Sutisna, S.Pd Matematika STKIP

31 Wawan Setiawan, S.Pd.I PKN, IPS STAIS

32 Jajang Darmawan, S.Pd Bahasa Inggris STKIP

33 Taslim, S.Pd.I Seni Budaya STAIS

34 Agus Carlan, S.Pd Penjaskes, IPA STKIP

35 Yuyu Yuningsih, S.Pd Bahasa Indonesia STKIP

36 Asep Sopyan, S.Pd.I Bahasa Arab STAIS

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

60

NO NAMA JABATAN LULUSAN

37 Tarso, S.Ag Kepala TU STAIS

38 Dahrip Komarudin, S.Pd.I Staf TU STAIS

39 Ridwanudin Buhori, S.Pd.I Staf TU STAIS

40 Zuraini, S.Pd Staf TU UNIBBA

41 Wawan Setiawan Staf TU PAKET C

42 Han Han Hamdani, S.Pd Staf TU STKIP

43 Abdulloh Budi Arizal Staf TU MAN

44 Adiansyah Abdul Ajiz, S.Pd Staf TU STKIP

45 Gesti Staf TU MAN

46 Warji Staf TU SMPN

47 Siti Komariah, S.Pd Staf TU STKIP

Guru yang berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu berjumlah tiga

puluh (30) orang. Serta pegawai tata usaha jumlahnya sebelas (11) orang. Data

guru yang enam (6) orang lagi merupakan data guru di kelas jauh yang

menginduk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu (1.2.3. MDG).

4) Visi dan Misi

Visi Misi yang dibuat oleh pihak madrasah dan kepala madrasah yaitu

(1.2.4. MVM) :

VISI : “Terwujudnya MTsN Cisewu yang CERDAS pada Tahun 2020 “

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

61

Pengetian CERDAS :

Huruf Akronim Kata Kunci Pengertian

C Cendikia

Intelek,

Kompetensi

Belajar

Pendidikan yang mengembangkan

berbagai kecerdasan siswa

E Edukatif

Mendidik

Pembelajaran

Proses pembelajaran yang mendidik

dan menyenangkan

R Religius

Keimanan,

Nilai Nilai

Islam

Mengimplementasikan nilai nilai

islam, lingkungan yang bernuansa

islami

D Dedikasi

Pengabdian dan

Profesional

Layanan pendidikan berbasis pada

sikap pengabdian profesionalisme

A Amanah

Akuntabel,

dipercaya

Aktifitas yang terencana dan dapat

dipertanggungjawabkan

S Sinergis

Kompak,

bersatu dan

Harmonis

Kinerja kelompok yang kompak dan

kohesivitas yang harmonis

INDIKATOR VISI

1. Meningkatnya prestasi siswa

2. Pelayanan yang profesional dan menyenangkan

3. Terlaksananya kegiatan keagamaan

4. Terwujudnya lingkungan yang kondusif, kompak dan harmonis

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

62

MISI

1. Meningkatkan prestasi akademik siswa

2. Meningkatkan prestasi non akademik siswa

3. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga madrasah

4. Mewujudkan budaya disiplin, budaya bersih dan indah

5. Meningkatkan profesionalitas guru dan karyawan

6. Meningkatkan sarana dan prasarana madrasah

7. Meningkatkan kualitas pengelolaan madrasah

5) Data Peserta Didik

Data peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu tahun ajaran

2016/2017 yaitu (1.2.5. MDPS) :

Tabel 4.2

Jumlah Peserta Didik MTsN Cisewu

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. VII 81 68 149

2. VIII 64 82 146

3. IX 98 103 201

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

63

6) Data Sarana dan Prasarana

Data sarana dan prasaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu yaitu

(1.2.6. OMT) :

Tabel 4.3

Daftar Sarana dan Prasarana Di MTsN Cisewu

NO SARANA FISIK BANYAKNYA KET

1. Ruangan Kelas 20 Rombel Baik

2. Ruangan Kantor 1 Rombel Baik

3. Ruangan Kepala 1 Rombel Baik

4. Ruangan Guru 1 Rombel Baik

5. Ruangan Tamu 1 Rombel Baik

6. Lapangan 1 Rombel Baik

7. WC 6 Rombel Baik

8. Masjid 1 Rombel Baik

9. Perpustakaan 1 Rombel Baik

10. Ruang Kesenian 1 Rombel Baik

11. Lab. Komputer 1 Rombel Baik

12. Lab. IPA 1 Rombel Baik

13. Kantin 1 Rombel Baik

14. Aula 1 Rombel Baik

2. Realitas Kompetensi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu bernama Drs. Suleman,

M.Pd. beralamat di Mandala Residence blok F-14 Rt.001 Rw. 022 Kelurahan

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

64

Sukamenteri Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Latar Pendidikan beliau

ketika S1 adalah lulusan Jurusan Matematika IAIN Bandung atau yang sekarang

UIN Sunan Gunung Djati Bandung kemudian melanjutkan program pascasarjana

di Universitas Pendidikan Indonesia dan meraih gelar Megister pada Tahun 2011

(2.1.1. WKM).

Drs. Sulaeman, M.Pd. pertama kali terjun ke dunia Pendidikan formal

pada tahun 1994 dengan menjadi guru di MTsN 1 Garut. Beliau menjadi guru

selama 17 tahun, dari tahun 1994-2011. Dengan waktu mengabdi yang cukup

lama ini, kemudian beliau diberi tugas tambahan menjadi kepala madrasah pada

tahun 2011 ditempatkan di MTsN 3 Cibatu Kersamanah selama 3 tahun sampai

tahun 2014, kemudian dipindah tugaskan ke MTsN 2 Cibatu tahun 2014-2016,

dan tahun 2016 sampai sekarang bertugas di MTsN Cisewu dengan mempunyai

pangkat PNS IV/A (2.1.1.WKM).

Berbagai pelatihan telah beliau ikuti diantaranya yaitu pelatihan yang

diadakan oleh USAID tentang Manajerial Kepala Madrasah yang dilaksanakan

selama 3 bulan, pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Balai Diklat Kegamaan

Jawa Barat, serta pelatihan-pelatihan lain yang dapat membantu dalam proses

pengembangan madrasah. Baik itu ketika sudah menjadi guru dan kepala

madrasah ataupun ketika masih menjadi mahasiswa. Ketika mahasiswa beliau

aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Bandung, di organisasi ini

juga beliau sering mengikuti program pelatihan yang sangat berguna untuk

pengembangan madrasah dan kapasitas diri sebagai kepala madrasah walaupun

sudah lama diikuti (2.1.1. WKM).

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

65

Kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu sudah memenuhi kompetensi kepala madrasah yang dijelaskan dalam

Permendiknas No 13 Tahun 2007. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh

Abdullah Budi Arijal (2.1.3. WTU). Bahwa kepala madrasah secara pribadi

mempunyai gagasan-gagasan dalam mengembangkan madrasah, walaupun masih

baru menjadi kepala madrasah tetapi sudah mulai berjalan perubahan yang

dilakukan seperti adanya kantin, kurikulum ekstrakurikuler baru, dll. Dalam aspek

manajerial beliau sudah memulai sistem palayanan publik yang baik dengan

memberikan contoh terlebih dahulu sebelum diterapkan di semua staf madrasah

baik itu guru ataupun tata usaha. Serta memberlakukan administrasi madrasah

yang baik.

Begitupun menurut Drs. Solehudin, M.Pd. (2.1.2. WG). Hubungan sosial

antara kepala madrasah dan pegawai atau seluruh warga madrasah terbilang

sangat erat karena kepala madrasah melakukan system kekeluargaan agar tidak

ada skat antara dirinya sebagai kepala madrasah dan yang lain selaku pegawai

madrasah. Beliau suka memberi motivasi kepada seluruh pegawai agar bisa

melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa mengeluh sedikitpun. Dalam hal

pengawasan pun beliau suka berkeliling madrasah untuk melihat proses

pembelajaran atau melihat keadaan sarana dan prasarana agar semua siap pakai.

Meyelesaikan permasalahan guru atau pegawai lain dengan cara santai sambil

ngobrol-ngobrol tetapi tidak menghilangkan esensi dalam proses problem solving.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

66

3. Proses Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu

a. Perencanaan Supervisi Akademik Kepala Madrasah

Berdasarkan (3.1.1. WKM) perencanaan supervisi akademik yang

diterapkan oleh kepala madrasah MTsN Cisewu dimulai dengan menganalisis

terlebih dahulu permasalahan yang terjadi di tenaga pendidik atau guru. Baik itu

dengan menggunakan analisis SWOT, analisis kebutuhan, serta analisis-analisis

lainnya yang bisa menghasilkan informasi. Proses perencanaan supervisi yang

dilakukan yaitu :

1) Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan supervisi akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

meliputi (3.1.1. MDPS) :

a) Pembagian Tugas Guru

Dalam dokumen perencanaan supervisi akademik jumlah guru yang akan

disupervisi berjumlah 39 orang. Seluruh guru yang ada ini dibagi tugas-tugasnya

dalam mengajar sesuai dengan keahlian masing-masing walaupun masih ada

sebagian mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bukan bidangnya.

Pembagian tugas ini meliputi tugas sebagai guru mata pelajaran, wali kelas, waka

kurikulum, waka humas, waka kesiswaan, waka sarana dan prasarana, dan

Pembina ekstrakurikuler (3.1.1. WKM).

b) Menyusun Jadwal Mengajar Guru

c) Menyusun Jadwal Supervisi Tahunan

d) Menyusun Jadwal Supervisi Semester 1

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

67

e) Menyusun Jadwal Supervisi Semester 2

f) Menyusun Daftar Kunjungan Kelas

2) Rencana Instrumen Supervisi, yang meliputi :

a) Instrumen supervisi dokumen RPP

b) Instrumen supervisi administrasi guru

c) Instrumen kunjungan kelas

d) Instrumen penilaian sendiri oleh guru

3) Rencana Pengolahan Instrumen Supervisi

a) Rekap supervisi dokumen RPP

b) Rekap supervisi administrasi guru

c) Rekap supervisi proses pembelajaran

d) Rekap total hasil supervisi

4) Rencana Tindak Lanjut

a) Analisis hasil supervisi

b) Rencana tindak lanjut

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Proses pelaksanaan supervisi akademik di MTsN Cisewu dibagi menjadi 2

jadwal yaitu jadwal tahunan, jadwal persemester. Untuk semerter 1 tahun 2016

dimulai dari bulan Agustus sampai bulan November. Sedangkan untuk semester 2

dimulai dari bula Februari sampai bulan Mei, setiap bulannya kepala madrasah

mensupervisi 4-5 orang guru dengan satu orang guru perminggu. Jadi

persemester jumlah guru yang disupervisi oleh kepala madrasah berjumlah 19

orang. Walaupun sudah terjadwal sedemikian rupa jadwal tersebut tidaklah pasti

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

68

tapi bersifat flexibel sesuai dengan kondisi. Dengan berbagai faktor-faktor yang

menyebabkan pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan (3.2.1. MDPS).

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan di MTs Negeri Cisewu

memperhatikan instrumen-instrumen yang dibuat seperti instrumen supervisi

dokumen RPP, instrumen supervisi administrasi guru, dan instrumen kunjungan

kelas. Teknik supervisi yang digunakan hanya menggunakan teknik kunjungan

kelas dan pembicaraan individual. Teknik supervisi yang paling enak dan sering

dilakukan oleh kepala madrasah yaitu teknik pembicaraan individual karena

teknik ini bisa dilakukan dimana saja dan dengan waktu yang tidak ditentukan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada (3.2.1. WKM).

Teknik pembicaraan individual dilakukan untuk membicarakan masalah-

masalah yang dihadapi oleh setiap guru seperti cara menghadapi peserta didik,

kesejahteraan guru, dan lain-lain yang didalamnya kepala madrasah bisa

memberikan solusi kepada guru tersebut dengan memberikan motivasi dan

memperhatikan kesejahteraan guru-guru agar mereka bisa menjalankan tugasnya

dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan oleh madrasah. (3.2.1.

WKM).

c. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tindak lanjut supervisi akademik dilakukan dengan cara menganalisis

terlebih dahulu hasil dari supervisi akademik. Hasil yang didapatkan oleh kepala

madrasah dari proses supervisi yaitu setiap guru memiliki nilai yang sempurna

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

69

dengan nilai A. nilai ini didapatkan dari rekapitulasi hasil supervisi dokumen

RPP, administrasi guru, dan proses pembelajaran (3.3.1. WKM).

Penjadwalan proses tindak lanjut supervisi masih belum dijadwalkan

dengan berbagai faktor. Walaupun kepala madrasah sudah mempunyai catatan

hasil supervisi, tapi tahap pengembangan dan penugasan ataupun pelatihan-

pelatihan terhadap guru-guru belum ditentukan. Hal ini masih menjadi

problematika kepala madrasah dalam menentukan tindak lanjut yang harus

dilakukan karena terbentur oleh masalah biaya operasional kegiatan tindak lanjut

tersebut, tapi pada akhirnya beliau mengatakan dalam proses tindak lanjut

supervisi ini semua guru memerlukan pelatihan-pelatihan agar bisa menambah

profesionalismenya sebagai pendidik (3.3.1. WKM).

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Supervisi

a. Faktor Pendukung

Pelaksanaan supervisi akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

didukung oleh beberapa Faktor yaitu (4.1.1. WKM) :

1) Pengalaman kepala madrasah yang sudah 17 tahun memulai

pengabdian menjadi guru sejak tahun 1994, sehingga sedikitnya

beliau sudah tahu cara dalam mengahadapi permasalahan yang

dihadapi guru.

2) Lingkungan yang dibangun oleh kepala madrasah dengan pegawai

menggunakan sistem kekeluargaan, sehingga dalam melaksanakan

proses supervisi guru tidak merasa sedang disupervisi oleh kepala

madrasah.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

70

3) Lingkungan masyarakat di daerah sekeliling Madrasah Tsanawiyah

Negeri Cisewu yang kebanyakan berprofesi sebagai guru.

4) Kondisi MTs Cisewu yang sudah berstatus madrasah negeri.

b. Faktor Penghambat Supervisi Akademik

Pelaksanaan supervisi akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

memiliki faktor penghambat yaitu (4.2.2. WKM) :

1) Pembiayaan Program supervisi, merupakan masalah utama yang

dihadapi oleh kepala madrasah dalam melaksanakan program

supervisi karena pembiayaan operasionalnya tidak ada dan hanya

menunggu program pelatihan yang diadakan oleh balai diklat.

2) banyaknya guru yang merupakan lulusan sarjana perguruan tinggi

swasta dengan status cabang, yang memiliki banyak kekurangan.

Seperti fasilitas dan tenaga pengajar atau dosen.

3) Kurangnya komunikasi yang baik antara kepala madrasah dengan

sebagian guru-guru yang ada di MTsN Cisewu.

4) Banyaknya guru yang harus disupervisi, sedangkan kepala

madrasah suka merasa kecapean karena letak kediaman pribadinya

berbeda daerah dengan MTsN Cisewu sehingga proses supervisi

menjadi kurang optimal.

5. Hasil yang Dicapai dari Proses Supervisi Akademik

Dari proses supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala madrasah di

MTsN Cisewu mendapatkan hasil yang dicapai, yaitu :

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

71

a. Kinerja Guru

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang diutarakan di bab 1,

pada awalnya kinerja guru yang berada di MTsN Cisewu sering tidak masuk

kelas, asal-asalan dalam membuat bahan ajar atau RPP, dan lain-lain. Setelah

proses supervisi ini dilakukan sekarang kinerja guru sudah berubah sesuai dengan

yang direncanakan oleh kepala madrasah. Program yang direncanakan dalam

supervisi akademik ini dititik beratkan pada supervisi dokumen Rancangan

Program Pembelajaran (RPP), supervisi administrasi guru, dan supervisi proses

pembelajaran. Hasilnya terbilang sukses karena semua guru mendapatkan nilai

sempurna atau A, walaupun sebagian guru masih ada yang mendapatkan nilai B

tapi mereka sudah mulai berubah menjadi lebih baik (5.1.1. WKM).

Menurut sebagian guru yang diwawancarai, kegiatan supervisi ini

sangatlah berguna dalam menilai kinerja para guru. Mereka kadang-kadang

memiliki semangat yang naik turun dalam melaksanakan proses pembelajaran

dengan berbagai faktor. Tapi dengan adanya supervisi, para guru bisa tersadarkan

dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Peserta didikpun menjadi

mendapatkan apa yang harusnya mereka dapatkan dan tidak terbengkalai lagi.

Para guru bisa mendapatkan berbagai metode pembelajaran yang baik digunakan

supaya bisa lebih mudah dimengerti oleh peserta didiknya dengan cara

menggunakan media pembelajaran yang ada ataupun hal lainnya (5.1.3. WG).

Dan dari studi dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti pun kehadiran guru-

guru sudah mulai banyak yang hadir walaupun masih ada sebagian guru yang

bolong-bolong dalam hal kehadiran ke madrasah (3.2.1.DKS).

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

72

Proses pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik menyenangkan

sehingga mudah dimengerti, kelas jarang kosong oleh guru, sering memberikan

motivasi terhadap peserta didiknya baik itu motivasi belajar ataupun motivasi

lainnya sehingga proses belajar mengajar pun kualitasnya meningkat. Peserta

didik merasa tidak canggung dengan gurunya sehingga mereka sering curhat

masalah pribadi baik keluarga peserta didiknya dan guru bisa memberikan solusi

(5.1.2.WPD).

b. Tujuan Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu merupakan madrasah yang berada

di wilayah selatan Kabupaten Garut. Tapi kualitasnya tidaklah jauh dengan

madrasah-madrasah yang ada di daerah Garut Kota. Hal ini dilihat dari banyaknya

peminat yang datang dari luar daerah Cisewu seperti Cianjur, Pangalengan,

Rancabuaya, caringin, dan lain-lain. Berbagai prestasi didapakan oleh peserta

didik MTsN Cisewu terbukti dengan mendapatkan prestasi juara umum dalam

acara gebyar SMAN 12 Garut walaupun hanya diikuti oleh 8 sekolah MTs dan

SMP di wilayah Kecamatan Cisewu (5.2.1. WKM).

Proses pelayanan yang didapatkan oleh peserta didik ataupun masyarakat

sudah baik hal ini sesuai dengan visi dan misi madrasah yang menitikberatkan

pada aspek pelayanan. Serta lulusan dari MTsN Cisewu banyak yang diterima di

sekolah pavorit walaupun kebanyakan yang melanjutkan hanya ke sekolah yang

berada di daerah Cisewu saja baik itu ke MA, SMA, dan SMK. Hal ini sedikitnya

sudah sesuai dengan visi dan misi madrasah dalam kata “CERDAS” yang

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

73

bertujuan untuk mencerdaskan semua warga Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu (5.2.1. WKM).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kompetensi Kepala Madrasah MTs Negeri Cisewu

Berdasarkan Permendiknas No 13 Tahun 2007 (E. Mulyasa, 2014)

dijelaskan bahwa kepala madrasah harus memiliki kualifikasi dan kompetensi.

Kualifikasi kepala madrasah dibagi menjadi dua, yaitu kualifikasi umum dan

kualifikasi khusus.

a. Kualifikasi Umum Kepala Madrasah adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat

(D-4) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi

yang terakreditasi.

2) Pada waktu diangkat sebagai kepala madrasah berusia setinggi-

tingginya 56 tahun.

3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-

kanak/ Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.

4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri

sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan

yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

74

b. Kualifikasi Khusus Kepala Madrasah

Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)

adalah sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs.

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs.

3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.

Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah ada lima

kompetensi yaitu : kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,

dan sosial.

Berdasarkan penelitian, Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

sudah memenuhi kualifikasi, baik itu kualifikasi umum maupun khusus serta

memenuhi lima kompetensi yang harus dimiliki kepala madrasah. Dibuktikan

dengan pernah menjadi guru selama 17 tahun dari tahun 1994-2011, mempunyai

gelar akademik M.Pd, mempunyai sertifikat pendidik, dan mempunyai pangkat

PNS IV/A (2.1.1. WKM). Dan kompetensinya sebagai kepala madrasah pun

sudah memenuhi seperti mempunyai gagasan-gagasan dalam mengembangkan

madrasah, melakukan kegiatan supervisi yang membantu permasalahan guru dan

meningkatkan kinerjanya, membangun koperasi madrasah, dan mengembangkan

manajerial madrasah yang mengedepankan pada proses pelayanan yang baik, dan

membangun hubungan sosial dengan menerapkan sistem kekeluargaan (2.1.2.

WG).

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

75

2. Proses Supervisi Akademik Kepala Madrasah

a. Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan supervisi yang harus disusun oleh seorang supervisor antara

lain: 1) Daftar lengkap dan guru yang berada dalam wilayah kepengawasan, 2)

Kegiatan tahunan, bulanan, dan mingguan, 3) Jadwal Kunjungan kelas (Thaib,

2005 : 46 -49).

Sebelum seorang pengawas melakukan kegiatan pengawasan, terlebih

dahulu harus disusun rencana program kegiatan yang memperhatikan hal-hal

sebagai berikut (Burhanuddin, 2005 : 121) : 1) Perencanaan harus komprehensif,

artinya perencanaan itu harus menyeluruh dan menjangkau berbagai aspek dalam

supervisi. Semua tahapan yang akan dicapai dalam supervisi harus merupakan

satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan. 2) Perencanaan harus kooperatif,

artinya perencanaan itu harus melibatkan banyak orang yang terkait dengan

supervisi, karena seorang supervisor akan memerluakan bantuan oarang lain

dalam melakukan supervisinya. 3) Perencanaan harus bersifat fleksibel, artinya

perencanaan yang dibuat hendaknya tidak kaku tetapi terbuka ruang untuk dialog

dan mengakomodasi perubahan yang terjadi di lapangan, tanpa harus

mengaburkan rencana itu sendiri.

Realitas perencanaan supervisi akademik yang ada di MTsN Cisewu sudah

memenuhi konsep yang sudah diutarakan oleh Thaib dan Burhanuddin, yaitu

dengan menentukan jadwal supervisi tahunan, jadwal supervisi semester 1, jadwal

supervisi semester 2, dan jadwal kunjungan kelas yang dilakukan setiap minggu

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

76

mensupervisi satu orang guru, serta mengumpulkan data guru yang akan

disupervisi (3.1.1. MDPS).

Perencanaan yang dilakukan sudah komprehensif dengan membuat

perencanaan yang memperhatikan tahapan kegiatan supervisi yang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi. Yang dimulai dari

penyusunan jadwal mengajar guru, yang meliputi jadwal supervisi tahunan,

persemester, dan daftar kunjungan kelas. Menyusun rencana instrumen supervisi,

yang meliputi instrumen supervisi dokumen RPP, instrumen supervisi

administrasi guru, dan instrumen kunjungan kelas, rencana pengolahan instrumen

supervisi, dan rencana tindak lanjut (3.1.1. MDPS).

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Dalam pelaksanaan supervisi akademik perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut : Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan persiapan dan perencanaan

yang Sistematis, supervisi hendaknya dilaksanakan dengan memberitahu terlebih

dahulu kepada orang-orang yang bersangkutan dengan supervisi, supervisi

hendaknya dilakukan dengan beberapa tehnik dan metode untuk menghasilkan

hasil yang komprehenship, perlu dipersiapkan instrumen yang diperlukan dalam

supervisi, seperti blangko-blanko, Hendaknya dilakukan pelaporan pada pihak-

pihak terkait setelah selesai supervisi dilakukan (Burhanuddin, 2005 : 104).

Ada beberapa Teknik yang bisa dilakukan dalam melakukan supervisi

akademik, seperti kunjungan atau observasi kelas, pembicaraan individual, diskusi

kelompok, dan demontrasi mengajar (E. Mulyasa, 2014 :162).

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

77

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah MTsN

Cisewu sudah memperhatikan hal-hal penting dalam melaksanakan supervisi

seperti sudah terjadwalnya guru yang akan disupervisi dengan mensupervisi 4-5

guru dalam satu bulan atau satu guru dalam satu minggu, dan mempersiapkan

instrumen-instrumen supervisi seperti instrumen supervisi dokumen RPP,

Instrumen supervisi administrasi guru, dan instrumen kunjungan kelas (3.2.1.

MDPS).

Teknik yang dilakukan oleh Kepala MTsN Cisewu lebih menekankan

kepada kunjungan kelas dan pembicaraan individual. Kunjungan kelas dilakukan

secara terjadwal dan yang paling sering dilakukan yaitu Teknik pembicaraan

individual Karena Teknik ini bisa digunakan dengan waktu yang tidak ditentukan,

lebih santai dan lebih dekat dengan guru (3.2.1. WKM).

c. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses dialogis antara supervisor

dengan yang disupervisi untuk mendiskusikan langkah perbaikan atas

kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami guru dalam proses

pembelajaran (Bafadal, 2006 : 93). Diskusi dalam proses tindak lanjut supervisi

merupakan langkah awal dari keseluruhan proses tindak lanjut itu sendiri karena

masih ada bentuk kongrit yang harus dilakukan berikutnya, yaitu : catatan hasil

supervisi, catatan perkembangan, dan Penugasan (jurnal. uinsyiah.ac.id. Vol 4 No

2. April 2015).

Di MTsN Cisewu, kepala madrasah masih kebingungan untuk

melaksanakan proses tindak lanjut yang harus didapatkan oleh setiap guru yang

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

78

sudah disupervisi, walaupun supervisor sudah mempunyai catatan hasil supervisi

tapi untuk catatan perkembangan dan penugasan masih belum ditentukan. Karena

berbenturan dengan masalah pembiayaan. Tapi kepala madrasah menutup dengan

perkataan proses tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu semua guru

memerlukan pelatihan (3.3.1. WKM).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Supervisi Akademik

Faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi (Ngalim Purwanto, 2012 :

118), adalah sebagai berikut :

a. Lingkungan masyarakat tempat madrasah berada.

b. Besar kecilnya madrasah yang menjadi tanggung jawab kepala

madrasah.

c. Tingkatan dan jenis madrasah.

d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.

e. Kecakapan dan keahlian kepala madrasah itu sendiri.

Menurut Suhardan (2006) salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam

melakukan supervisi adalah perilaku supervisor sendiri. Supervisi yang berhasil

adalah mereka yang dapat melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri

supervisee (orang yang disupervisi). Ia memiliki sifat-sifat kepribadian yang

diterima dalam pergaulan sesama kerabat kerja. Ia memiliki sifat-sifat yang sesuai

dengan profesi supervisor dan ia dapat menjaga kode etik pekerjaannya.

Berdasarkan penelitian, yang menjadi faktor pendukung kegiatan supervisi

akademik di MTsN Cisewu yaitu dilihat dari (4.2.2. WKM) :

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

79

a. Kecakapan dan keahlian kepala madrasah, meliputi : 1) Pengalaman

kepala madrasah yang sudah 17 tahun memulai pengabdian menjadi

guru sejak tahun 1994, sehingga sedikitnya beliau sudah tahu cara

dalam mengahadapi permasalahan yang dihadapi guru. 2) Lingkungan

yang dibangun oleh kepala madrasah dengan pegawai menggunakan

sistem kekeluargaan, sehingga dalam melaksanakan proses supervisi

guru tidak merasa sedang disupervisi oleh kepala madrasah.

b. Lingkungan masyarakat tempat madrasah berada, yaitu Lingkungan

masyarakat di daerah sekeliling Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

yang kebanyakan berprofesi sebagai guru.

c. Tingkatan dan jenis madrasah, dengan kondisi MTs Cisewu yang

sudah berstatus madrasah negeri.

Sedangkan faktor penghambatnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

(4.2.2. WKM) :

a. Kecakapan dan keahlian kepala madrasah, dengan dibuktikan oleh

Kurangnya komunikasi yang baik antara kepala madrasah dengan

sebagian guru-guru yang ada di MTsN Cisewu.

b. Keadaan guru-guru dan pegawai yang ada, seperti : 1) banyaknya guru

yang merupakan lulusan sarjana perguruan tinggi swasta dengan status

cabang, yang memiliki banyak kekurangan. Seperti fasilitas dan

tenaga pengajar atau dosen. 2) Banyaknya guru yang harus

disupervisi, sedangkan kepala madrasah suka merasa kecapean karena

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

80

letak kediaman pribadinya berbeda daerah dengan MTsN Cisewu

sehingga proses supervisi kurang optimal.

c. Pembiayaan Program supervisi, merupakan masalah utama yang

dihadapi oleh kepala madrasah dalam melaksanakan program

supervisi karena pembiayaan operasionalnya tidak ada dan hanya

menunggu program pelatihan yang diadakan oleh balai diklat. Dalam

teori, pembiayaan memang tidak dijelaskan menjadi faktor yang

memepengaruhi supervisi. Tapi hal ini merupakan hal yang penting

dalam proses keberjalanan supervisi, walaupun menurut peneliti hal

ini bisa masuk kepada kecakapan dan keahlian kepala madrasah.

Karena ketika kepala madrasah bisa memenej keuangan sekolah,

pembiayaan pasti bukan menjadi alasan dan masalah.

4. Hasil Supervisi Akademik

Hasil supervisi akademik bisa dilihat dari tujuan dan fungsi

dilaksanakannya supervisi. Tujuan supervisi akademik adalah memberikan

layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Bukan

saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk mengembangkan potensi

kualitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Olive bahwa

sasaran (domain) supervisi adalah : 1) mengembangkan kurikulum yang sedang

dilaksanakan di madrasah; 2) meningkatkan proses belajar mengajar di madrasah;

3) mengembangkan seluruh staf di madrasah (Sahertian. 2008 : 19). Tujuan lain

dari supervisi akademik adalah Menilai keberhasilan madrasah dalam pelaksanaan

tugasnya untuk mencapai tujuan madrasah ( Imam Musbikin, 2013 : 11).

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

81

Seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of

Instruction – Foundation and Dimension (1961). Ia mengungkapkan 8 fungsi

supervisi : 1) mengkoordinasi semua usaha madrasah; 2) memperlengkapi

kepemimpinan madrasah; 3) memperluas pengalaman guru-guru; 4) menstimulasi

usaha-usaha yang kreatif; 5) memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus;

6) menganalisis situasi belajar mengajar; 7) memberi pengetahuan dan

keterampilan kepada setiap anggota staf; 8) memberi wawasan yang lebih luas

dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan

kemampuan mengajar guru-guru (Piet A. Sahertian. 2008 : 21-22).

Kegiatan supervisi akademik di MTsN Cisewu sudah mempunyai hasil

yang merujuk pada tujuan dan fungsi supervisi dilihat dari dua aspek yaitu :

a. Kinerja guru

Program yang direncanakan dalam supervisi akademik ini dititik beratkan

pada supervisi dokumen Rancangan Program Pembelajaran (RPP), supervisi

administrasi guru, dan supervisi proses pembelajaran. Hasilnya terbilang sukses

karena semua guru mendapatkan nilai sempurna atau A, walaupun sebagian guru

masih ada yang mendapatkan nilai B tapi mereka sudah mulai berubah menjadi

lebih baik (5.1.1. WKM).

Kegiatan supervisi ini sangatlah berguna dalam menilai kinerja para guru.

Mereka kadang-kadang memiliki semangat yang naik turun dalam melaksanakan

proses pembelajaran dengan berbagai faktor. Tapi dengan adanya supervisi, para

guru bisa tersadarkan dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Peserta didikpun menjadi mendapatkan apa yang harusnya mereka dapatkan dan

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

82

tidak terbengkalai lagi. Para guru bisa mendapatkan berbagai metode

pembelajaran yang baik digunakan supaya bisa lebih mudah dimengerti oleh

peserta didiknya dengan cara menggunakan media pembelajaran yang ada ataupun

hal lainnya (5.1.3. WG).

Proses pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik menyenangkan

sehingga mudah dimengerti, kelas jarang kosong oleh guru, sering memberikan

motivasi terhadap peserta didiknya baik itu motivasi belajar ataupun motivasi

lainnya. Sehingga kualitas belajar mengajar semakin meningkat (5.1.2.WPD).

c. Tujuan Madrasah

Berbagai prestasi didapatkan oleh peserta didik MTsN Cisewu terbukti

dengan mendapatkan prestasi juara umum dalam acara gebyar SMAN 12 Garut

walaupun hanya diikuti oleh 8 sekolah MTs dan SMP di wilayah Kecamatan

Cisewu. Proses pelayanan yang didapatkan oleh peserta didik ataupun masyarakat

sudah baik hal ini sesuai dengan visi dan misi madrasah yang menitikberatkan

pada aspek pelayanan. Serta lulusan dari MTsN Cisewu banyak yang diterima di

sekolah pavorit walaupun kebanyakan yang melanjutkan hanya ke sekolah yang

berada di daerah Cisewu saja baik itu ke MA, SMA, dan SMK. Hal ini sedikitnya

sudah sesuai dengan visi dan misi madrasah dalam kata “CERDAS” yang

bertujuan untuk mencerdaskan semua warga Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu (5.2.1. WKM).

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

83

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai Supervisi Akademik Kepala

Madrasah Tsanawiyah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut,

maka dapat dipaparkan simpulan sebagai berikut :

1. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu sudah memenuhi kualifikasi,

baik itu kualifikasi umum maupun khusus serta memenuhi lima

kompetensi yang harus dimiliki kepala madrasah. Dibuktikan dengan

pernah menjadi guru selama 17 tahun dari tahun 1994-2011, mempunyai

gelar akademik M.Pd, mempunyai sertifikat pendidik, dan mempunyai

pangkat PNS IV/A. Dan kompetensinya sebagai kepala madrasah pun

sudah memenuhi kompetensi seperti mempunyai gagasan-gagasan dalam

mengembangkan madrasah, melakukan kegiatan supervisi yang membantu

permasalahan guru dan meningkatkan kinerjanya, membangun koperasi

madrasah, dan mengembangkan manajerial madrasah yang

mengedepankan pada proses pelayanan yang baik, dan membangun

hubungan sosial dengan menerapkan sistem kekeluargaan.

2. Proses Supervisi akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu yaitu :

a. perencanaan supervisi akademik yang ada di MTsN Cisewu sudah

memenuhi konsep yang sudah diutarakan oleh Thaib dan

Burhanuddin, yaitu dengan menentukan jadwal supervisi tahunan,

jadwal supervisi semester 1, jadwal supervisi semester 2, dan jadwal

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

84

kunjungan kelas yang dilakukan setiap minggu mensupervisi satu

orang guru, serta mengumpulkan data guru yang akan disupervisi.

Perencanaan yang dilakukan sudah komprehensif dengan membuat

perencanaan yang memperhatikan tahapan kegiatan supervisi seperti

perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi. Yang dimulai

dari penyusunan jadwal mengajar guru, yang meliputi jadwal

supervisi tahunan, persemester, dan daftar kunjungan kelas. Menyusun

rencana instrumen supervisi, yang meliputi instrumen supervisi

dokumen RPP, instrumen supervisi administrasi guru, dan instrumen

kunjungan kelas, rencana pengolahan instrumen supervisi, dan

rencana tindak lanjut.

b. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah MTsN

Cisewu sudah memperhatikan hal-hal penting dalam melaksanakan

supervisi seperti sudah terjadwalnya guru yang akan disupervisi

dengan mensupervisi 4-5 guru dalam satu bulan atau satu guru dalam

satu minggu, dan mempersiapkan instrumen-instrumen supervisi

seperti instrumen supervisi dokumen RPP, Instrumen supervisi

administrasi guru, dan instrumen kunjungan kelas. Teknik yang

dilakukan oleh Kepala MTsN Cisewu lebih menekankan kepada

kunjungan kelas dan pembicaraan individual. Kunjungan kelas

dilakukan secara terjadwal dan yang paling sering dilakukan yaitu

Teknik pembicaraan individual Karena Teknik ini bisa digunakan

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

85

dengan waktu yang tidak ditentukan, lebih santai dan lebih dekat

dengan guru.

c. Tindak lanjut supervisi Di MTsN Cisewu, kepala madrasah masih

kebingungan untuk melaksanakan proses tindak lanjut yang harus

didapatkan oleh setiap guru yang sudah disupervisi, walaupun

supervisor sudah mempunyai catatan hasil supervisi tapi untuk catatan

perkembangan dan penugasan masih belum ditentukan. Karena

berbenturan dengan masalah pembiayaan. Tapi kepala madrasah

menutup dengan perkataan proses tindak lanjut yang harus dilakukan

yaitu semua guru memerlukan pelatihan.

3. faktor pendukung kegiatan supervisi akademik di MTsN Cisewu yaitu a)

kecakapan dan keahlian kepala madrasah, meliputi : 1) Pengalaman

kepala madrasah yang sudah 17 tahun memulai pengabdian menjadi guru

sejak tahun 1994, sehingga sedikitnya beliau sudah tahu cara dalam

mengahadapi permasalahan yang dihadapi guru. 2) Lingkungan yang

dibangun oleh kepala madrasah dengan pegawai menggunakan sistem

kekeluargaan, sehingga dalam melaksanakan proses supervisi guru tidak

merasa sedang disupervisi oleh kepala madrasah. b) Lingkungan

masyarakat tempat madrasah berada, yaitu Lingkungan masyarakat di

daerah sekeliling Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu yang kebanyakan

berprofesi sebagai guru. c) Tingkatan dan jenis madrasah, dengan kondisi

MTs Cisewu yang sudah berstatus madrasah negeri. Sedangkan faktor

penghambatnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a) Kecakapan

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

86

dan keahlian kepala madrasah, dengan dibuktikan oleh Kurangnya

komunikasi yang baik antara kepala madrasah dengan sebagian guru-guru

yang ada di MTsN Cisewu. b) Keadaan guru-guru dan pegawai yang ada,

seperti : 1) banyaknya guru yang merupakan lulusan sarjana perguruan

tinggi swasta dengan status cabang, yang memiliki banyak kekurangan.

Seperti fasilitas dan tenaga pengajar atau dosen. 2) Banyaknya guru yang

harus disupervisi, sedangkan kepala madrasah suka merasa kecapean

karena letak kediaman pribadinya berbeda daerah dengan MTsN Cisewu

sehingga proses supervisi kurang optimal. c) Pembiayaan Program

supervisi, merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kepala madrasah

dalam melaksanakan program supervisi karena pembiayaan

operasionalnya tidak ada dan hanya menunggu program pelatihan yang

diadakan oleh balai diklat. Dalam teori, pembiayaan memang tidak

dijelaskan menjadi faktor yang memepengaruhi supervisi. Tapi hal ini

merupakan hal yang penting dalam proses keberjalanan supervisi,

walaupun menurut peneliti hal ini bisa masuk kepada kecakapan dan

keahlian kepala madrasah. Karena ketika kepala madrasah bisa memenej

keuangan sekolah, pembiayaan pasti bukan menjadi alasan dan masalah.

4. Hasil yang dicapai dari proses supervisi kademik merujuk pada kinerja

guru dan tujuan madrasah. kinerja guru di MTsN Cisewu sudah sesuai

dengan program yang direncanakan dalam supervisi akademik yang dititik

beratkan pada supervisi dokumen Rancangan Program Pembelajaran

(RPP), supervisi administrasi guru, dan supervisi proses pembelajaran.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

87

Hasilnya terbilang sukses karena semua guru mendapatkan nilai sempurna

atau A, walaupun sebagian guru masih ada yang mendapatkan nilai B tapi

mereka sudah mulai berubah menjadi lebih baik. Tujuan madrasah dilihat

dari berbagai prestasi yang didapatkan oleh peserta didik MTsN Cisewu

terbukti dengan mendapatkan prestasi juara umum dalam acara gebyar

SMAN 12 Garut walaupun hanya diikuti oleh 8 sekolah MTs dan SMP di

wilayah Kecamatan Cisewu. Proses pelayanan yang didapatkan oleh

peserta didik ataupun masyarakat sudah baik hal ini sesuai dengan visi dan

misi madrasah yang menitikberatkan pada aspek pelayanan. Serta lulusan

dari MTsN Cisewu banyak yang diterima di sekolah pavorit walaupun

kebanyakan yang melanjutkan hanya ke sekolah yang berada di daerah

Cisewu saja baik itu ke MA, SMA, dan SMK. Hal ini sedikitnya sudah

sesuai dengan visi dan misi madrasah dalam kata “CERDAS” yang

bertujuan untuk mencerdaskan semua warga Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cisewu.

B. Saran

Beberapa saran yang peneliti sampaikan kepada Kepala Madrasah

Tsanawiyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut terkait dengan Supervisi Akademik

yaitu :

1. Kompetensi Supervisi hendaknya lebih ditingkatkan dan diperdalam lagi

karena supervisi merupakan bagian penting dalam proses manajerial

lembaga yang berfungsi untuk menilai apakah perencanaan yang sudah

ditentukan berjalan dengan baik atau tidak. Kecakapan dan keahlian

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

88

kepala madrasah menjadi faktor dominan yang mempengaruhi supervisi.

Peningkatan kompetensi bisa dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan-

pelatihan yang diadakan oleh lembaga terkait ataupun dengan melakukan

studi pustaka.

2. Perencanaan supervisi di MTsN Cisewu Kabupaten Garut hendaknya

merencakanan atau meganggarkan pembiayaan supervisi akademik, hal ini

ditetapkan untuk keberlangsungan kegiatan supervisi. Perencanaan harus

bersifat komprehensif yang menjangkau berbagai aspek dalam supervisi.

Pelaksanaan Supervisi hendaknya benar-benar dilaksanakan dengan baik,

dengan cara terus memantau perkembangan setiap guru menggunakan

berbagai teknik dan metode supervisi, agar supervisi tidak dipandang

sebagai kegiatan formalistis semata. Dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut : Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan persiapan dan

perencanaan yang sistematis, supervisi dilakukan dengan beberapa tehnik

dan metode untuk menghasilkan hasil yang komprehenship, perlu

dipersiapkan instrumen yang diperlukan dalam supervisi, seperti blangko-

blanko, dan dibuat pelaporan pada pihak-pihak terkait setelah supervisi

dilakukan. Tindak lanjut supervisi hendaknya lebih memperhatikan dan

menentukan tahap pengembangan dan penugasannya. Karena setiap guru

pasti memerlukan pelatihan yang berbeda-beda sesuai dengan masalah

yang di alami oleh setiap guru. Pelatihan yang bisa dilakukan seperti,

pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas, dan simulasi

pembelajaran.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

89

3. Hasil supervisi akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cisewu

Kabupaten garut hendaknya dibukukan dan diinformasikan kepada seluruh

guru, peserta didik, komite madrasah, orang tua dan orang yang

bersangkutan dengan madrasah. Hal ini sejalan dengan prinsip supervisi

yaitu dibuat laporan yang disampaikan pada pihak-pihak terkait setelah

supervisi dilakukan.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

90

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Sutikno, Sobry. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung :

Prospect.

Afifuddin, dkk. 2004. Administrasi Pendidikan. Bandung : CV. Insan Mandiri.

Badrudin. 2013. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Badrudin. 2014. “Manajemen Peserta Didik”. Jakarta : PT Indeks

Bafadal, Ibrahim. 2006. Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-

kanak. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Burhanudin, Yushak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Fattah, Nanang. 2006. Manajemen dan Organisasi Sekolah. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

http://gurukreatifbanget.blogspot.co.id/2016/04/makalah-konsep-dasar-supervisi

akademik.html.

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/4785/0

Imron, Ali. 2011. “Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan”. Jakarta :

Bumi Aksara.

Maryono. 2011. Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supevisor Pendidikan.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. “Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Madrasah”. Jakarta :

Bumi Aksara

Mulyasa. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi, dan

Implementasi). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Musbikin, Imam. 2013. Menjadi Kepala Sekolah yang Hebat. Pekanbaru Riau :

Zanafa Publishing.

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas

Profesionalisme Guru. Bandung : Alfabeta.

Nawawi, Hadari. 1988. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Haji

Masagung

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangmpi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/SKRIPSI...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu sikap mempengaruhi orang

91

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Kepala Madrasah

Prasojo, Lantip Diat dan Sudiyono. 2011. Supervisi Akademik. Yogyakarta :

Penerbit Gava Media.

Purwanto, M. Ngalim. 2012. “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”. Bandung

: PT Remaja Rosda Karya.

Rusyan, A. Tabrani dkk. 2000 “Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”.

Bandung : Remadja Karya.

Sagala, Saeful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.

Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sahertian, A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta

: Rineka Cipta.

Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2004. “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Sinar

Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2010. Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru

melalui Supervisi Klinis. Jakarta : Binamita Publishing.

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Pofesional (Layanan dalam Peningkatan

Mutu Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah). Bandung : Alfabeta.

Thaib, Amin. Dan Ahmad Robie. 2005. Standar Supervisi Pendidikan pada MTs.

Jakarta : Depag RI.

Tim Dosen AP UPI, 2014. Manajemen Pendidikan, Bandung : Alfabeta

U Saefullah. 2011. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Setia.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional