bab i pendahuluan

4
Prarancangan Pabrik Dimethyl Terephthalate BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan di Indonesia telah menghambat pembangunan secara menyeluruh di tanah air. Pada awal krisis, banyak industri di Indonesia mengalami kebangkrutan. Industri di Indonesia sangat rentan terhadap perubahan harga dollar terhadap rupiah. Hal ini disebabkan masih banyaknya bahan baku yang harus diimpor dari luar negeri. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga pada era reformasi ini secara optimis diharapkan banyak didirikan industri pembuat bahan dasar yang nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. Industri bahan dasar ini diharapkan dapat membantu untuk menyerap tenaga kerja dan menambah devisa negara . Salah satu industri yang berkembang pesat adalah industri polimer yang menghasilkan bahan-bahan polimer untuk kebutuhan alat-alat rumah tangga, pakaian, dll. Salah satu bahan dasar yang dibutuhkan industri polimer adalah Dimethyl Terephthalate ( DMT ). DMT adalah dimethyl ester dari asam terephthalic ( AT ). Hampir 98 % DMT yang ada di dunia ini digunakan untuk pembuatan polyethylene terephthalate ( PET ) dan polybutilen terephthalate ( PBT ) . PET dan PBT digunakan dalam pembuatan serat polyester, films, dan bottle resins. DMT pertama kali diproduksi pada tahun 1950. Dahulu sebelum Yusdy, 00/138346/TK/25252 1

Upload: arufato

Post on 10-Apr-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pendahuluan DMTBE

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Dimethyl Terephthalate

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan di Indonesia telah

menghambat pembangunan secara menyeluruh di tanah air. Pada awal krisis,

banyak industri di Indonesia mengalami kebangkrutan. Industri di Indonesia sangat

rentan terhadap perubahan harga dollar terhadap rupiah. Hal ini disebabkan masih

banyaknya bahan baku yang harus diimpor dari luar negeri. Indonesia adalah negara

yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga pada era reformasi ini secara

optimis diharapkan banyak didirikan industri pembuat bahan dasar yang nantinya

dapat mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. Industri bahan dasar ini

diharapkan dapat membantu untuk menyerap tenaga kerja dan menambah devisa

negara .

Salah satu industri yang berkembang pesat adalah industri polimer yang

menghasilkan bahan-bahan polimer untuk kebutuhan alat-alat rumah tangga,

pakaian, dll. Salah satu bahan dasar yang dibutuhkan industri polimer adalah

Dimethyl Terephthalate ( DMT ). DMT adalah dimethyl ester dari asam

terephthalic ( AT ). Hampir 98 % DMT yang ada di dunia ini digunakan untuk

pembuatan polyethylene terephthalate ( PET ) dan polybutilen terephthalate ( PBT )

. PET dan PBT digunakan dalam pembuatan serat polyester, films, dan bottle resins.

DMT pertama kali diproduksi pada tahun 1950. Dahulu sebelum polymer grade AT

ditemukan, DMT lebih banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan PET &

PBT karena DMT lebih mudah dipurifikasi dibandingkan menpurifikasi technical

grade AT menjadi polymer grade AT ( Mc. Ketta 1982).

AT diproduksi dari p-xylene yang dioksidasi dengan asam nitrit. Technical

grade AT masih banyak mengandung produk-produk samping seperti color-forming

nitorgen compound dan logam-logam katalis. Zat-zat pengotor ini sulit untuk

dipisahkan, dan akan lebih ekonomis dan lebih efisien jika technical grade AT

dipurifikasi dalam bentuk DMT.

Walaupun saat ini sudah banyak sekali diproduksi polymer grade AT

( PTA ) dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi, DMT tetap diperlukan karena

beberapa resin harus menggunakan DMT dengan alasan teknis.

Yusdy, 00/138346/TK/25252 1

Page 2: BAB I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Dimethyl Terephthalate

Menurut CEH reports, konsumsi DMT/PTA di dunia mencapai 22 juta

ton/tahun pada tahun 1999 dengan kecepatan kenaikan konsumsi sebesar 11,8 %

per tahun. Konsumsi DMT di masa yang akan datang diperkirakan akan semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan bahan-bahan polimer, sehingga

perlu dilakukan prarancangan pabrik DMT terlebih dahulu untuk menganalisa

kelayakan pendirian pabrik DMT di Indonesia.

B. TINJAUAN PUSTAKA

DMT adalah senyawa ester yang berbentuk kristal. DMT diproduksi dari

hasil esterifikasi AT dengan metanol dengan bantuan katalisator. Ada beberapa

proses esterifikasi yang telah dikembangkan yaitu :

1. Esterifikasi AT dan metanol dalam fase cair dengan menggunakan katalis asam

sulfat. Reaksi berlangsung 2-3 jam pada suhu yang 150 oC dan pada tekanan

yang tinggi. Proses ini berlangsung lama sehingga ester yang terbentuk banyak

terurai akibat panas dan butuh pemurnian yang khusus untuk memisahkan hasil

dengan katalis. ( Groggins,1958 )

2. Esterifikasi AT dan metanol dalam fase cair dengan menggunakan katalis logam

seperti zinc, molybdenum, antimony, dan timbal. Reaksi berlangsung pada

suhu 250-300 oC. ( Kirk & Othmer,1978 )

3. Esterifikasi AT dan metanol dalam fase gas dengan menggunakan katalis

alumina aktif pada reaktor fixed bed. Reaksi berlangsung pada suhu 300-330 oC

dengan tekanan 1 atm. ( US. Patent 3,377,376 & US Patent 3,972,912 ).

Proses ketiga lebih sering dipakai karena lebih ekonomis dan banyak

dikembangkan secara komersial. Reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan :

Gambar 1. Reaksi Esterifikasi Asam Terephthalic dengan Metanol

Yusdy, 00/138346/TK/25252 2

Page 3: BAB I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Dimethyl Terephthalate

AT yang berbentuk kristal harus disublimasi terlebih dahulu dengan uap

metanol untuk mempurifikasi AT dari zat-zat impurities yang volatilitasnya lebih

rendah serta logam-logam yang tidak tersublimasi. Excess metanol yang digunakan

harus sangat berlebihan untuk menyublimasi AT. AT dan metanol dalam fase gas

ini kemudian diesterifikasi di fixed bed reaktor yang berisikan katalis alumina aktif.

Reaksi berlangsung sangat cepat pada suhu 300-330 oC dengan konversi reaktor

bisa mencapai 96-99 % dan reaksi samping yang sangat sedikit. Suhu reaktor

terbatas pada maksimal 330 oC karena di atas suhu 330 oC akan terjadi minor

disintegration, reaksi samping akan banyak, dan problem teknik akan muncul. ( US

Patent 3,972,912 )

AT yang tidak teresterifikasi bisa didesublimasi dan direcycle kembali ke

reaktor. DMT beserta produk lainnya kemudian diembunkan dan dipisahkan dari

metanol dengan kristalisasi. ( US. Patent 3,377,376 )

Yusdy, 00/138346/TK/25252 3