bab i pendahuluan
DESCRIPTION
Perencanaan Konstruksi Kuda-Kuda KayuTRANSCRIPT
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu) 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan
seperti gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua
konstruksi bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu
disiplin ilmu (teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi
bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya mencoba untuk
merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan gedung dua lantai.
1.2 Ruang Lingkup Perencanaan
Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan
Struktur Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa
struktur yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman
dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan.
Pada perencanaan kuda – kuda kayu, akan dihitung pembebanan pada
konstruksi kayu, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian
batang, perhitungan sambungan serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya batang akibat pembebanan pada
masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat
dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda – kuda Kayu.
1.3 Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan
ilmu-ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga
sebagai perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga
memberikan wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu) 2
1.4 Peraturan yang Digunakan
Perhitungan muatan berpedoman pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(PKKI–1961) dan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI – 1987). Ukuran
kayu yang digunakan berdasarkan gaya-gaya yang bekerja tiap batang, dimana
besarnya gaya-gaya batang tersebut dihitung dengan metode Cremona.
1.5 Penempatan Beban
1.5.1 Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-
kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik
buhul bagian bawah.
1.5.2 Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat
air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar
100 kg dan beserta air hujan adalah (40 – 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan
atap.
1.5.3 Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik
buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.
Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :
Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) dan
Koefisien angin isap = - 0,4
1.6 Ketentuan Mengenai Tegangan Kayu
Jenis kayu yang digunakan untuk rangka kuda-kuda adalah kayu Seumantok
dengan berat jenis rata-rata adalah 980 kg/m³, Konstruksi terlindung sehingga β = 1
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu) 3
dan pada konstruksi bekerja muatan tidak tetap δ = 5/4 dan muatan tetap δ = 1 (PKKI
– 1961 pasal 6). Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas I, yaitu kayu
Seumantok dengan berat jenis rata-rata 660 kg/m³, berdasarkan PKKI – 1961 Daftar
II untuk kayu kelas I (mutu A), korelasi tegangannya adalah :
σ lt = 150 x 0,98 = 147 kg/cm2
σ tk // = σ tr // = 130 x 0,98 = 127,4 kg/cm2
σ tk⊥¿ ¿ = 40 x 0,98 = 39,2 kg/cm2
τ // = 20 x 0,98 = 19,6 kg/cm2
Berdasarkan PKKI – 1961 kayu Seumantok termasuk kayu kelas I dengan tegangan
izin:
σ lt = 150 kg/cm2
σ tk // = σ tr // = 130 kg/cm2
σ tk⊥¿ ¿ = 40 kg/cm2
τ // = 20 kg/cm2
1.7 Ketentuan Mengenai Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut, untuk perencanaan dimensi alat
sambung digunakan rumus yang tertera pada PKKI – 1961 yang disesuaikan dengan
ukuran jenis kayu.
Julia Maidar (1204101010031)