bab i pendahuluan

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah). Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus, Bordetela, dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA, antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus, dan lain- lain (Depkes, 2007). Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek, yang kemudian diikuti dengan napas cepat dan napas sesak. Pada tingkat yang lebih berat terjadi 1

Upload: alabdhi

Post on 19-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kti ispa

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut

berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan

menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari

hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah). Bakteri penyebab ISPA

antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,

Hemofilus, Bordetela, dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA, antara lain

golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus, dan lain-lain (Depkes, 2007).

Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek, yang kemudian

diikuti dengan napas cepat dan napas sesak. Pada tingkat yang lebih berat

terjadi kesukaran bernapas, tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun

dan meninggal bila tidak segera diobati. Usia balita adalah kelompok yang

paling rentan dengan infeksi saluran pernapasan. Kenyataannya bahwa angka

morbiditas dan mortalitas akibat ISPA masih tinggi pada negara berkembang

(Depkes, 2010).

World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka

1

Page 2: Bab i Pendahuluan

kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun

pada golongan usia balita. Menurut WHO ± 13 juta balita di dunia meninggal

setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara berkembang

(Depkes, 2010).

Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati

urutan pertama penyebab kematian pada kelompok balita. Selain itu ISPA

juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei

mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA

sebagai penyebab kematian balita terbesar di Indonesia dengan persentase

22,30% dari seluruh kematian balita. Di negara berkembang seperti Indonesia

Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) merupakan salah satu masalah

kesehatan yang utama karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama

pada balita. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan

pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat di

Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat

inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Depkes, 2010).

Berdasarkan data dinas teknis Kalsel, penyakit pernafasan yang masih

menjadi ancaman bagi masyarakat setempat adalah penyakit infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA). Tiap tahun jumlah penderita penyakit ISPA di Kalsel

menunjukan peningkatan signifikan. Tahun 2010 ditemukan 100 ribu orang

terkena penyakit ISPA. Kasus ISPA di Kalsel sendiri terbanyak ditemukan di

kota Banjarmasin sekitar 33.083 kasus ( Dinkes Kalsel, 2010).

Sedangkan berdasarkan rekapitulasi Dinkes Banjarmasin pada tahun

2013, angka kejadian ISPA pada anak usia 1-4 tahun di dapat angka 912 kasus

2

Page 3: Bab i Pendahuluan

di Puskesmas alalak selatan, 550 kasus di Puskesmas Alalak Utara, 610 kasus

di Puskesmas Kayu Tangi, 709 kasus di puskesmas Pekauman dan 549 kasus

di Puskesmas Kelayan Timur.

Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukan tingkat

pengetahuan ibu tentang ISPA diadapat 41,8% berpengetahuan cukup. Dan

kebanyakan ibu yang berpengetahuan cukup baik adalah berpendidikan

sekolah dasar (68,4%) (Puspita, 2011: 33)

Data yang diperoleh dari Puskesmas Alalak Selatan selama satu tahun

terakhir yaitu pada tahun 2013 ISPA menempati peringkat pertama dari daftar

sepuluh penyakit terbanyak yang dihitung pada bulan Januari sampai bulan

Desember penderita ISPA sebanyak 76635 kasus.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Alalak

Selatan pada bulan April dengan 5 orang ibu melalui wawancara didapatkan

data 2 orang ibu berpendidikan SD dan 1 orang berpendidikan SMA

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) dan tanda gejala dari ISPA, 1 orang yang berpendidikan SMA

mengatakan mengetahui tentang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) dan tanda gejala dari ISPA dan 1 orang berpendidikan D3 mengatakan

tidak mengetahui tentang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

dan tanda gejala dari ISPA.

Penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali

pertahun, ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek

sebanyak 3-6 kali setahun. Balita yang menderita batuk dan pilek sering

dianggap remeh oleh orang tua sehingga kurang diperhatikan dan terabaikan.

3

Page 4: Bab i Pendahuluan

Batuk dan pilek merupakan gejala ISPA, jika tidak dirawat dengan baik dapat

berkembang menjadi yang lebih berat, bahkan bisa menyebabkan kematian.

ISPA sendiri sering terjadi pada balita, karena balita masih dalam masa

pertumbuhan, mereka ingin selalu aktif dan bermain sehingga lebih sering

mengalami trauma fisik, akan lebih fatal lagi apabila balita tersebut tidak

memiliki gizi yang seimbang, imunisasi yang tidak lengkap serta lingkungan

yang tidak sehat.

Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit ISPA

mempengaruhi terhadap pencegahan agar anak tidak terkena ISPA. Orang tua

yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ISPA menyebabkan

ia tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

dimana hal ini dapat memicu terjadinya ISPA.

Sehingga idealnya seorang ibu memiliki bekal merawat anaknya yang

sedang sakit ISPA dengan pengetahuan tentang perawatan di rumah. Salah

satu strategi penting dalam upaya penyelenggaraan ISPA adalah terlibatnya

secara aktif anggota keluarga dalam upaya diri khusus terhadap ISPA pada

balita. Hal ini mengindikasi bahwa keterlibatan ibu memegang peranan yang

sangat spesifik karena ibulah yang pertama kali mengetahui anaknya

menderita penyakit ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita

4

Page 5: Bab i Pendahuluan

berdasarkan karakteristik pendidikan dan umur di Puskesmas Alalak

Selatan?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA pada balita di

Puskesmas Alalak Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA pada

balita di Puskesmas Alalak Utara.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA

pada balita berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan di Puskesmas

Alalak Utara.

c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA

pada balita berdasarkan karakteristik umur di Puskesmas Alalak

Utara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin di peroleh dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan masukan atau sumbangan ilmu

keperawatan khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatan.

2. Secara praktis

5

Page 6: Bab i Pendahuluan

a. Bagi Puskesmas

Dapat menjadi bahan sumbangan pemikiran bagi Puskesmas dalam

upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan terutama

tentang pencegahan penyakit ISPA.

b. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini dapat di gunakan sebagai proses belajar

dan merupakan pengalaman yang berarti dalam menerapkan teori

yang telah di dapat dan menambah wawasan terutama tentang

keperawatan anak.

c. Bagi Orang Tua Balita

Dapat menambah pengetahuan orang tua tentang pencegahan dan

sumber penularan penyakit ISPA di rumah atau di masyarakat,

sehingga dapat mencegah penyakit ISPA.

6