bab i pendahuluan

5
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang dapat dibudidayakan karena bermanfaatdan kegunaannya besar bagi manusia dalam hal pengobatan. Dalam tanaman ada banyak komponen kimia yang dapat digunakan sebagai obat. Pada saat ini, banyak orang yang kembali menggunakan bahan-bahan alam yang dalam pelaksanaannya membiasakan hidup dengan menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan-bahan alami. Ada banyak pengobatan dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit yang salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal (Kardinan dan Kusuma, 2004). Adanya kecenderungan untuk kembali ke alam (back to nature), termasuk juga dalam bidang pengobatan, menurut kita untuk melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tanaman obat. Salah satu tanaman asli indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata). Kandungan yang terdapat dalam rimpang temu kunci antara

Upload: imam-prayitno

Post on 13-Nov-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab i Pendahuluan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN A.Latar BelakangIndonesia memiliki banyak jenis tanaman yang dapat dibudidayakan karena bermanfaatdan kegunaannya besar bagi manusia dalam hal pengobatan. Dalam tanaman ada banyak komponen kimia yang dapat digunakan sebagai obat. Pada saat ini, banyak orang yang kembali menggunakan bahan-bahan alam yang dalam pelaksanaannya membiasakan hidup dengan menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan-bahan alami. Ada banyak pengobatan dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit yang salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal (Kardinan dan Kusuma, 2004). Adanya kecenderungan untuk kembali ke alam (back to nature), termasuk juga dalam bidang pengobatan, menurut kita untuk melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tanaman obat. Salah satu tanaman asli indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata). Kandungan yang terdapat dalam rimpang temu kunci antara lain adalah minyak atsiri (sineol, kamfer, d-borneol, zingiberin, d-penin, sequiterpen), kurkumin, zedoarin, zat pati (Oswald, 1981), damar, (Sukarto, 1977), saponin dan flavonoid (Hutapea, 1991), pinostrobin dan pinocembrin (Hertani, 2007). Rimpang temu kunci juga memiliki khasiat sebagai obat batuk kering, sariawan, kurap, cacingan (Heyne, 1987) dan antidiare (Sukarto, 1977). Temukunci (Boesenbergia pandurata) merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak ditemukan di negara-negara Asia beriklim tropis. Tanaman ini dapat digunakan dalam memasak dan juga sebagai tanaman obat. Rizoma temukunci memiliki aktivitas biologi, yaitu antibakteri, antibisul, anti- peradangan, antioksidan, dan antitumor (Zaeoung et al.2004).Disentri basiler adalah penyakit yang endemis di Indonesia, hal ini antara lain disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang belum memadai (Anonim, 1994). Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella dysentriae, Campylobacter jejuni, Eschericha coli, dan Entamoeba hystolitica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentriae. Shigella dysentriae merupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerob atau fakultatif anaerob yang dapat menyebabkan penyakit shigellosis atau disentri basiler. Penyakit ini ditandai dengan infeksi usus akut atau radang usus yang disertai diare, buang air besar bercampur darah, lendir dan nanah (Dewi, dkk., 2013). Shigella dysentriae merupakan bakteri patogen tipe1 (basil shiga), memproduksi eksotosin yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan saraf pusat. Toksin ini dapat menyerang lapisan usus besar, menyebabkan pembengkakan, timbul nanah pada dinding usus dan diare berdarah (Jawetz et al., 1996)Diare masih merupakan salah satu maslah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), karena diare sering kali menyebabkan kematian. Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan prporsi 3,5% di Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringakat ke-3 setelah TB dan Pneumonia (Depkes RI, 2007). Penyakit ini merupakan salah satu masalah utama di Indonesia, angka kesakitan penyakit diare dari tahun ketahun semakin meningkat (Liza, 2012). Menurut Depkes RI (2012) pada minggu ke 52 kasus terbanyak adalah diare akut sebesar 3,8% kasus dengan proporsi 2,8%. Pada bulan januari 2013 kasus terbanyak adalah kasus diare akut, sebesar 44 kasus dengan proporsi 2,7%. Menurut WHO tahun 2009, shigellosis adalah endemik di seluruh dunia yang bertanggung jawab untuk sekitar 120 juta kasus disentri parah dengan darah dan lendir dalam tinja. Sekitar 1,2 juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun,dengan 60% dari kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun (WHO,2009).Berdasarkan ulasan tersebut dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daya hambat fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) terhadap bakteri Shigella dysentriae dengan menggunakan berbagai konsentrasi fraksi etanol dan menggunakan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae?2. Apakah kemampuan penghambatan fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) dapat menyamai kemampuan penghambatan antibiotik Ciprofloxacin?

C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui kemampuan fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae.2. Mengetahui kemampuan penghambatan fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) yang paling berpotensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae dalam menyamai kemampuan penghambatan antibiotik Ciprofloxacin.

D. Manfaat Penelitian Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat temu kunci (Boesenbergia pandurata) sebagai antibakteri khususnya terhadap Shigella dysentriae.