bab i pendahuluan

5
Seminar Proposal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air asam tambang (AAT) merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan biji setelah target utama mineral di pisahkan. Secara mineralogi air asam tambang terdiri dari atas mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium dan sulfida. Selanjutnya mineral-mineral tersebut dapat mengalami oksidasi (terutama oksidasi pirit) sehingga membentuk garam- garam yang bersifat asam (Munawar,2007 dalam Pinandari,dkk, 2011). Timbulnya air asam tambang (Acid Mine Drainage) berasal dari kegiatan penambangan baik tambang terbuka (Surface Mining) maupun tambang bawah tanah (Underground Mining). Air asam tambang adalah salah satu dampak penting dari kegiatan pertambangan (batubara & bijih) yang sekali terbentuk akan sulit menghentikannya dan dapat berlangsung untuk jangka waktu yang sangat lama melampaui umur tambang Oleh karena itu harus menjadi perhatian dari semua pelaku tambang, walaupun tidak semua tambang berpotensi membentuk AAT. Penanganan AAT yang baik mencakup perencanaan yang terintegrasi dari sejak masa eksplorasi dan masa operasi sampai pasca 1-1

Upload: muhammad-irfan-siregar

Post on 13-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

123

TRANSCRIPT

Seminar Proposal

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangAir asam tambang (AAT) merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan biji setelah target utama mineral di pisahkan. Secara mineralogi air asam tambang terdiri dari atas mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium dan sulfida. Selanjutnya mineral-mineral tersebut dapat mengalami oksidasi (terutama oksidasi pirit) sehingga membentuk garam-garam yang bersifat asam (Munawar,2007 dalam Pinandari,dkk, 2011).

Timbulnya air asam tambang (Acid Mine Drainage) berasal dari kegiatan penambangan baik tambang terbuka (Surface Mining) maupun tambang bawah tanah (Underground Mining). Air asam tambang adalah salah satu dampak penting dari kegiatan pertambangan (batubara & bijih) yang sekali terbentuk akan sulit menghentikannya dan dapat berlangsung untuk jangka waktu yang sangat lama melampaui umur tambang Oleh karena itu harus menjadi perhatian dari semua pelaku tambang, walaupun tidak semua tambang berpotensi membentuk AAT. Penanganan AAT yang baik mencakup perencanaan yang terintegrasi dari sejak masa eksplorasi dan masa operasi sampai pasca tambang. Pencegahan AAT jauh lebih baik (efisien dari segi biaya tetapi efektif) dibandingkan pengolahan (treatment). Melalui pengelolaan yang baik, risiko juga semakin kecil (Gutama,2012).

Permasalahan air asam tambang adalah salah satu dampak potensial yang dihadapi industri pertambangan khususnya emas. Air asam tambang melarutkan logam berat seperti Ferum (Fe), Alumunium (Al), Mangan (Mn), Hydrargyrum (Hg). Kesalahan dalam pemantauan, pengumpulan dan pengolahan air asam tambang dapat menyebabkan kontaminasi terhadap air tanah dan air permukaan yang berdampak negative kepada ekosistem, manusia dan struktur bangunan (MEND,1996).Persoalan lingkungan yang di timbulkan karena pengaruh air asam tambang baik selama kegiatan penambangan maupun pasca penambangan adalah menurunnya kualitas air tanah, air permukaan terutama jika di alirkan ke sungai akan berdampak pada bioata yang ada di perairan, terutama masyarakat yang tinggal didaerah aliran sungai. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mengkaji langkah-langkah pembentukan air asam tambang dan sejauh mana kecepatan keterbentukan air asam tambang pada batuan non acid forming (NAF) dan potential acid forming (PAF).1.2. Maksud Dan Tujuan1.2.1. Maksud Memahami jenis batuan Potensial Acid Forming (PAF) dan Non Acid Forming (NAF) pada sampel (uji statik). Memahami uji kinetik dengan melakukan penelitian metode Leach Column Test (LCT) dengan batuan vulkanik andesit hornblende di uji dengan tunggal dan breksi vulkanik di campur dengan vulkanik andesit hornblende . Memahami air asam tambang sebagai salah satu parameter dalam dampak negative dalam lingkungan pertambangan.

1.2.2. Tujuan Mengetahui proses keterbentukanya air asam tambang dengan terlarutnya logam pada vulkanik andesit hornblende di uji dengan tunggal dan breksi vulkanik di campur dengan vulkanik andesit hornblende. Mengetahui kemampuan batuan vulkanik andesit hornblende sebagai batuan Non Acid Forming (NAF) menetralkan batuan breksi vulkanik sebagai batuan Potential Acid Forming (PAF). Mengetahui konsentrasi terlarut dalam proses terbentuknya air asam tambang dengan Leach Column Test (LCT).

1.3. Rumusan MasalahPada tambang Au Ag Martabe di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, beberapa jenis batuan yang tergolong waste material adalah batuan Breksi vulkanik (berpotensi menghasilkan asam) dan vulkanik andesit hornblende (berpotensi menetralkan asam) berdasarkan uji statik maka dilakukan uji (Leach Columbs Test) skala laboratorium, sehingga dapat diketahui jenis zat logam terlarut yang dihasilkan batuan tersebut, ini menjadi bahan pencegahan dilapangan pada batuan tersebut sehinga tidak terjadi Air Asam Tambang.

1.4. Batasan masalahAgar tujuan akhir penelitian ini dapat tercapai serta terarah dengan baik, maka penulis membatasi masalah yang akan di kaji yaitu :1. Prosedur uji lab akan mengikuti panduan free draining leach column (Egi,2004)2. Kegiatan di ulang sampai menghasilkan 7-8 data, jika uji lab relatif stabil maka pengujian di hentikan.3. Mengetahui jumlah dan jenis logam yang terlarut pada batuan vulkanik andesit hornblende di uji dengan tunggal dan breksi vulkanik di campur dengan vulkanik andesit hornblende.

1-1