bab i pendahuluan

7
Laporan Kasus SINUSITIS MAKSILLARIS DAN ETHMOIDALIS DENTOGEN Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT FK Unsyiah/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Oleh: Laila Bida Lakzana Maroedi Marhaban Azzam Fazya Hernawati M.Syariful Hamdi Muhammad Ilham Fariz Halim Tezar Kusuma Pembimbing Dr. T.Husni, T.R, M.Kes, Sp. THT-KL BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN THT

Upload: halbar-august-kanda

Post on 08-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab I

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

SINUSITIS MAKSILLARIS DAN ETHMOIDALIS DENTOGEN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik SeniorPada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT FK Unsyiah/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Oleh:Laila Bida Lakzana Maroedi MarhabanAzzam Fazya HernawatiM.Syariful Hamdi Muhammad Ilham Fariz Halim Tezar Kusuma

PembimbingDr. T.Husni, T.R, M.Kes, Sp. THT-KL

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN THTFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALARSU Dr. ZAINOEL ABIDINBANDA ACEH2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Sinusitis Maksillaris dan Ethmoidalis Dentogen. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah saw. yang telah membawa umat manusia ke masa yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.Referat ini merupakan salah satu tugas dalam menjalankan kepanitraan Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. T. Husni, T.R, M.Kes, Sp. THT-KL yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terhadap referat ini. Semoga referat ini bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

Banda Aceh, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1BAB II TINJAUAN PUSTAKA22.1. Definisi22.2. Etiologi22.3. Patofisiologi32.4. Klasifikasi42.5. Diagnosis62.6. Tatalaksana82.7. Komplikasi92.8. Prognosis10

BAB III LAPORAN KASUS113.1. Identitas pasien113.2. Anamnesis113.3. Pemeriksaan Fisik123.4. Pemeriksaan Penunjang143.5. Diagnosis153.6. Tatalaksana153.7. Prognosis16

BAB IV PEMBAHASAN17BAB V PENUTUP20DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. 1Sinusitis didefinikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya akan diikuti oleh infeksi bakteri. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. 1Indonesia, prevalensi rinosinusitis termasuk tinggi. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data DEPKES RI tahun 2003 yang menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada dalam urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.2Amerika serikat, diketahui 1 dari 7 dewasa terkena sinusitis dengan lebih dari 30 juta penderita didiagnosis setiap tahunnya. Disana, sinusitis sering terjadi pada awal musim gugur hingga awal musim semi. Berdasarkan data National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS), kira-kira 14% orang dewasa dilaporkan memiliki episode rinosinusitis setiap tahunnya dan didiagnosa ke-5 terbanyak berdasarkan persentase antibiotik, serta 0.4% didiagnosa rawat jalan. 4Sinusitis merupakan penyakit multifaktorial. Faktor predisposisi lokal berupa infeksi pada gigi, benda asing, polip, deviasi septum kavum nasi dan tumor dapat menyebabkan obstruksi ostial yang berhubungan dengan terjadinya sinusitis. Pada sinusitis maksila, dasar sinus maksila adalah processus alveolaris tempat akar gigi rahang atas (terutama premolar dua; P2 dan molar satu; M1 rahang atas), sehingga rongga sinus maksila hanya dipisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi. Infeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau inflamasi jaringan periodontal mudah menyebar secara langsung ke sinus atau pembuluh darah dan limfe. Sinusitis dentogen dapat timbul dari abses periapikal, periodontitis marginal luas atau apikal kronik, atau setelah ekstraksi gigi.3 Sinusitis maksilaris diawali dengan sumbatan ostium sinus akibat proses inflamasi pada mukosa rongga hidung. Proses inflamasi ini akan menyebabkan gangguan aerasi dan drainase sinus. Kejadian sinusitis ini dipermudah oleh faktor-faktor predisposisi baik lokal atau sistemik, maka diteliti apakah gambaran penderita sinusitis maksila dengan infeksi gigi rahang atas.2Sinusitis dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan intrakranial, serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.1