bab i pendahuluan

24
BAB I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Vinyl Chloride Monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 2 H 3 Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk bahan baku pembuatan polimer terutama Polivinyl Chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang sangat luas, antara lain sebagai bahan pembentuk bermacam-macam plastik, lapisan pelindung, dan lapisan perekat. Dari kegunaan yang beragam tersebut, tidak heran jika kebutuhan PVC semakin bertambah. Sehingga kebutuhan VCM juga terus meningkat. Pertimbangan untuk membangun suatu pabrik kimia adalah sama dengan investasi-investasi disektor lain, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Industri yang dibuat harus bersifat prospektif dan inovatif, yaitu : memiliki pasar, bahan baku yang mudah dan kepastian keberadaannya, transportasi yang mendukung, kemampuan dalam modal, teknologi dan tenaga kerja yang terampil, serta mampu menghasilkan produk yang inovatif. Faktor-faktor pendukung lainnya misalnya kesetabilan politik dalam dan luar negeri, ekonomi dunia, peraturan-peraturan pemerintah. Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer Andri Budiana (11410 2505) Berbahan Baku Ethylene Edi Tulanto (11413 2503)

Upload: aboedbudiana

Post on 26-Sep-2015

238 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

fr

TRANSCRIPT

BAB I PendahuluanI-1

BAB I PendahuluanI-9BAB IPENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang Pendirian PabrikVinyl Chloride Monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C2H3Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk bahan baku pembuatan polimer terutama Polivinyl Chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang sangat luas, antara lain sebagai bahan pembentuk bermacam-macam plastik, lapisan pelindung, dan lapisan perekat. Dari kegunaan yang beragam tersebut, tidak heran jika kebutuhan PVC semakin bertambah. Sehingga kebutuhan VCM juga terus meningkat.Pertimbangan untuk membangun suatu pabrik kimia adalah sama dengan investasi-investasi disektor lain, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Industri yang dibuat harus bersifat prospektif dan inovatif, yaitu : memiliki pasar, bahan baku yang mudah dan kepastian keberadaannya, transportasi yang mendukung, kemampuan dalam modal, teknologi dan tenaga kerja yang terampil, serta mampu menghasilkan produk yang inovatif. Faktor-faktor pendukung lainnya misalnya kesetabilan politik dalam dan luar negeri, ekonomi dunia, peraturan-peraturan pemerintah.Industri kimia khususnya petrokimia semakin mengalami peningkatan. Dengan demikian permintaan akan bahan baku semakin tinggi, sehingga produksi dalam negeri tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, Indonesia melakukan impor bahan baku.Kebutuhan Vinyl Chloride Monomer di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih mengimpor VCM dari Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Belgia, India, Inggris, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Norwegia, Qatar, Cina, Arab Saudi, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, dan Jerman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk mengatasi semakin memburuknya perekonomian negara, salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah mengurangi impor. Kota Cilegon dipilih sebagai tempat pabrik Vinyl Chloride Monomer ini didirikan. Pertimbangan ini didasarkan pada letak beberapa industri yang memproduksi bahan baku pabrik berupa Ethylene Dichloride (EDC) seperti PT. Asahimas Chemical dan PT. Sulfindo Adiusaha juga berlokasi di kota tersebut. Selain itu, industri pengolah VCM menjadi PVC seperti PT. Asahimas Chemical, Eastern Polymer, Satomo Indovyl Monomer, Siam Maspion Polymers, Standard Toyo Polymer dan TPC Indopolimer juga berlokasi di pulau jawa, sehingga diharapkan akan memudahkan trasnportasi produk.Melihat kebutuhan Vinyl Chloride Monomer yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan masih mengandalkan impor dari negara lain, maka industri ini diperkirakan akan menjadi industri yang strategis untuk dikembangkan.

I.2.Penentuan Kapasitas PabrikI.2.1.Analisa PasarKebutuhan terhadap Vinyl Chloride Monomer di daerah tertentu dapat dijadikan indikasi dari langkah awal perencanaan pendirian suatu pabrik, dengan mengetahui keadaan pasar dalam rangka pemasaran produk akan berakibat juga terhadap penjualan produk tersebut dan keuntungan maksimal yang akan diperoleh.

I.3.1.Perkembangan Impor Vinyl Chloride MonomerBerdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Perindustrian, komoditas Vinyl Chloride Monomer mengalami fluktuasi, negara pengimpor Vinyl Chloride Monomer berasal dari kawasan Asia, Eropa, Amerika. Perkembangan impor VCM dapat dilihat pada Tabel I.1.

Tabel I.1Perkembangan Impor Vinyl Chloride Monomer Tahun 2009 2013

TahunImpor (ton)% Pertumbuhan Impor

2009109.920-

2010106.645-2,9794

2011135.37226,9370

2012128.312-5,2152

2013123.191-3,9910

3,68785

Sumber : Kementrian Perindustrian

Perkembangan impor Vinyl Chloride Monomer mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata persen pertumbuhan sebesar 3,68785 % sehingga dapat diproyeksikan impor Vinyl Chloride Monomer sampai tahun 2018 sebesar 147.644,8583 ton/tahun, seperti terlihat pada Tabel I.2.Tabel I.2Proyeksi Pertumbuhan Impor Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2014 - 2018TahunImpor (ton)

2014127.734,0993

2015132.444,7413

2016137.329,1047

2017142.393,5961

2018147.644,8583

Impor

Gambar I.1 Impor Vinyl Chloride Monomer Dalam NegeriI.3.2.Perkembangan Ekspor Vinyl Chloride Monomer

Untuk ekspor Vinyl Chloride Monomer mengalami penurunan. Nilai ekspor terendah terlihat pada tahun 2013 sebesar 28.521 ton. Selama lima tahun terakhir menurut data yang diolah oleh Kementrian Perindustrian nilai ekspor Vinyl Chloride Monomer mengalami penurunan setiap tahunnya, terlihat pada Tabel I.3 pada tahun 2009 sebesar 65.700 ton/tahun menjadi 28.521 ton/tahun pada tahun 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut ini.Tabel I.3Perkembangan Ekspor Vinyl Chloride Monomer Tahun 2009 2013TahunEkspor (ton)% Penurunan Ekspor

200965.700-

201061.716-6,0639

201138.156-38,1748

201236.048-5,5246

201328.521-20,8804

-17,6609

Sumber : Kementrian Perindustrian

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan, terjadi penurunan rata-rata sebesar 17,6609 %, sehingga proyeksi VCM pada tahun 2018 sebesar 10.801,1248 ton/tahun. Untuk lebih jelasnya proyeksi Vinyl Chloride Monomer pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel I.4 berikut ini.Tabel I.4Proyeksi Penurunan Ekpor Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2014 - 2018TahunEkspor (ton)

201423.483,9348

201519.348,6488

201615.931,5032

201713.117,8563

201810.801,1248

Ekspor

Gambar I.2 Ekspor Vinyl Chloride Monomer Dalam Negeri

I.3.3.Perkembangan Produksi Vinyl Chloride Monomer

Selama ini baru ada dua buah pabrik yang memproduksi Vinyl Chloride Monomer yaitu, PT. Asahimas Chemical dan PT. Sulfindo Adiusaha. Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian, PT. Asahimas Chemical sebagai perusahaan yang memproduksi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia mempunyai kapasitas sebesar 400.000 ton/tahun, sedangkan PT. Sulfindo Adiusaha yang memproduksi Vinyl Chloride Monomer sebesar 100.000 ton/tahun.Perkembangan produksi Vinyl Chloride Monomer selama lima tahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang terus meningkat. Pertumbuhan produksi tersebut tidak lepas dari bertambahnya konsumsi Vinyl Chloride Monomer, hal ini disebabkan semakin banyaknya industri PVC di Indonesia. Jumlah perusahaan PVC saat ini sebanyak 72 perusahaan. Perkembangan produksi Vinyl Chloride Monomer selama tahun 2013 sebesar 498.141 ton/tahun, yang diperoleh data dari Kementrian Perindustrian. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan produksi Vinyl Chloride Monomer di dalam negeri dapat dilihat pada Tabel I.5 berikut.Tabel I.5Perkembangan Produksi Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2014 - 2018

TahunProduksi (ton)

2009479.835

2010482.673

2011488.213

2012491.762

2013498.141

Sumber : Kementrian Perindustrian

Tabel I.6Proyeksi Pertumbuhan Produksi Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2014 - 2018

TahunProduksi (ton)

2014501.928,2

2015505.715,4

2016509.502,6

2017513.289,8

2018517.077,0

Dengan asumsi bahwa dari tahun 2014 sampai tahun 2018 tidak ada pabrik baru yang berdiri dan pada tahun 2018 kapasitas terpasang dari pabrik yang ada sebelumnya hanya dapat dimanfaatkan untuk berproduksi sebesar 517.077 ton/tahun.

Produksi

Gambar I.3 ProduksiVinyl Chloride Monomer Dalam Negeri

I.3.4.Perkembangan Konsumsi Vinyl Chloride MonomerBerdasarkan data yang didapat dari Kementrian Perindustrian, kebutuhan konsumsi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari kebutuhan konsumsi Vinyl Chloride Monomer pada tahun 2013 sebesar 592.811 ton/tahun. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan konsumsi dari Vinyl Chloride Monomer di dalam negri dapat dilihat pada Tabel I.7.Tabel I.7Perkembangan Konsumsi Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2009 - 2013TahunKonsumsi (ton)% Pertumbuhan Konsumsi

2009524.055-

2010527.6020,6768

2011585.42910,9603

2012584.026-0,2396

2013592.8111,5042

3,2254

Sumber: Kementrian PerindustrianPerkembangan konsumsi Vinyl Chloride Monomer mengalami peningkatan, dengan rata-rata persen pertumbuhan sebesar 3,2254 % sehingga dapat diproyeksikan konsumsi Vinyl Chloride Monomer sampai tahun 2018 sebesar 592.811 ton/tahun, seperti terlihat pada tabel I.8 berikut ini. Tabel I.6Proyeksi Pertumbuhan Produksi Vinyl Chloride Monomer di IndonesiaTahun 2014 - 2018

TahunKonsumsi (ton)

2014611.931,5260

2015631.668,7654

2016652.042,6098

2017673.072,9823

2018694.781,2960

Gambar I.4 Konsumsi Vinyl Chloride Monomer Dalam Negeri

I.4.Penentuan Kapasitas ProduksiPabrik yang ingin di dirikan pada tahun 2018, dengan memperhatikan data produksi, impor, ekspor, dan konsumsi di Indonesia. Maka kapasitas produksi pada tahun 2018 dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Supply =DemandProduksi+ Impor =Ekspor + KonsumsiSehingga,

TahunSupplyJumlahDemandJumlah

ProduksiImporKonsumsiEkspor

2014501.928,2127.734,0993629.662,2993611.931,526023.483,9348635.415,4608

2015505.715,4132.444,7413638.160,1413631.668,765419.348,6488651.017,4142

2016509.502,6137.329,1047646.831,7041652.042,609815.931,5032667.974,1130

2017513.289,8142.393,5961655.683,3961673.072,982313.117,8563686.190,8386

2018517.077,0147.644,8583664.721,8583694.781,296010.801,1248705.582,4208

Sehingga,

Peluang = (Konsumsi + Ekspor) (Produksi + Impor) Impor VCM tahun 2018: 147.644,8583 ton Ekspor VCM tahun 2018: 10.801,1248 ton KonsumsiVCM tahun 2018 : 694.781,2960ton Produksi VCM tahun 2018: 517.077,0ton

Dari data di atas, dapat dilakukan perhitungan peluang Vinyl Chlorida Monomer, sehingga kapasitas produksi pabrik dapat ditentukan.Peluang= (Konsumsi + Ekspor) (Produksi + Impor)=(705.582,4208) ton (664.721,8583) ton= 40.860,5625tonDari perhitungan diatas terdapat kelebihan pada aliran masuk (Demand) yang merupakan peluang pabrik ini. Kapasitas ekonomis dari dua pabrik yang sudah ada adalah antara 100.000 400.000 ton/tahun, sehingga pabrik yang akan didirikan diambil pada kapasitas 150.000 ton/tahun, yang merupakan pemanfaatan 100% peluang dan memperkecil nilai impor. Diharapkan pabrik ini akan menutupi kebutuhan Vinyl Chlorida Monomer di dalam negeri, khususnya untuk mengurangi ketergantungan impor.

I.5.Penentuan Lokasi PabrikLokasi pendirian pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan pabrik, karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik di dalam kegiatan produksi maupun distribusi untuk kelangsungan dari suatu industri, baik produksi sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Seperti perluasan pabrik, daerah pemasaran produksi, perubahan bahan baku dan lain-lain, harus mendapat perhatian khusus dalam pendirian suatu pabrik. Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan suatu pabrik dengan meminimalisasi biaya produksi dan distribusi, sehingga pabrik dapat berkembang.Pabrik ini direncanakan akan didirikan di kawasan Industri Cilegon, Banten. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi tersebut adalah sebagai berikut :1. Persediaan Bahan BakuPabrik VCM memakai bahan baku Ethylene Dichloride (EDC) yang diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan kapasitas produksi EDC sebesar 600.000 ton/tahun yang terletak di kawasan industri Cilegon Banten. Bahan baku Ethylene Dichloride (EDC) juga didapat dari impor berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika.2. Letak PasarProduk VCM yang dihasilkan merupakan barang setengah jadi (intermediate product) yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk pabrik PVC. Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian di Indonesia pabrik PVC hanya ada 72 diantaranya yaitu, PT. Asahimas Chemicals, PT. Satomo Indovyl Monomer, PT. Standart Toyo Polimer, PT. Eastern Polimer, dan PT. Sian Maspion Polimer, sehingga lokasi pabrik ini harus dapat mensuplai produknya ke pabrik-pabrik yang memerlukan.3. UtilitasKebutuhan air diperoleh dari sungai maupun air PDAM setempat sedangkan kebutuhan listrik dipenuhi dari PLN dan menggunakan generator listrik serta penyedia utilitas kawasan industri.3. TransportasiKawasan Cilegon sangat strategis untuk dijadikan kawasan pengembangan perdagangan, karena Cilegon berada di kawasan lintas perdagangan Pelabuhan Laut Cigading dan Merak. Sarana transportasi dari atau ke lokasi pabrik sangat memungkinkan untuk terjadinya pengiriman bahan baku dan produk dengan lancar.4. Iklim dan Letak GeografisKeadaan iklim yang stabil, tidak pernah terjadi bencana alam sehingga memungkinkan pengoperasian pabrik. Rata-rata ketinggian adalah 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Cilegon beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-30C dengan kondisi tanah rawa bergambut. Dilihat dari letak geografisnya masih dimungkinkannya perluasan dan pengembangan pabrik.5. Tenaga KerjaDalam mendirikan pabrik ini, tenaga kerja yang diperkerjakan sebanyak 60% berasal dari masyarakat lokal Cilegon dan sisanya berasal dari luar daerah, seperti Serang, Tangerang dan Jakarta.

Gambar I.5 Letak kota Cilegon.

Gambar I.6 Lokasi Pabrik di CilegonI.6. Seleksi Proses

Proses produksi pembuatan VCM di industri ada 2 proses, yaitu :1. Perengkahan Thermal 1,2 Etilen Dikhlorida (EDC)2. Hidroklorinasi Asetilen,

I.6.1 Proses Perengkahan Thermal 1,2 Etilen Diklorida (EDC)Pada reaksi ini terjadi secara sederhana dibandingkan dengan proses Hidroklorinasi Asetilen. Sebab bahan baku utama yaitu EDC tidak dibuat sendiri melainkan diambil dari produsen EDC, tingkat kemurnian EDC yang digunakan sekitar 99 %, sehingga EDC murni langsung direkahkan secara thermal (mengalami reaksi Pyrolisis) untuk menghasilkan VCM dan Hidrogen Klorida. Reaksi berlangsung dalam fasa gas. Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut : C2H4Cl2C2H3Cl + HCl

Proses perengkahan thermal (Pyrolisis) EDC pada temperatur 713-742 K. Proses ini terjadi dalam suatu furnance perengkahan, konversi dari sekitar 50 %-60 %, sedangkan VCM yang dihasilkan sekitar 99 %. Proses ini berlangsung pada tekanan 2 atm.

I.6.2 Proses Hidroklorinasi AsetilenDigunakan oleh dunia industri sekitar tahun 1940-1950. Pada reaksi ini sintesa terjadi secara sederhana yaitu dengan penambahan Asetilen dan Hidrogen Klorida yang berlangsung dalam fasa gas. Pada reaksi ini selain terbentuk EDC yang merupakan hasil reaksi antara VCM dengan Hidrogen Klorida, reaksi total :

Reaksi ini berlangsung pada tekanan rendah (0,1-0,3 Mpa), dan temperatur sekitar 373 K, reaksi berlangsung dalam suatu reaktor Fixbed bed multitube. Jadi reaksi ini dibutuhkan HCl yang berlebih, konversi Asetilen pada reaksi ini sekitar 99 %, sedangkan konversi HCl 98 %, VCM yang dihasilkan sekitar 98 %, sisanya adalah EDC.Proses Perengkahan Thermal 1,2 Etilen DikloridaProses Hidroklorinasi Asetilen

1. Bahan baku : Asetilen, HCl2. Produk samping : EDC3. Kondisi reaksi Eksoterm4. Tekanan 2 atm, T = 373 K5. Konversi 98 %6. Katalis Merkuri1. Bahan Baku : EDC2. Produk samping : HCl3. Kondisi reaksi Endoterm4. Tekanan 2 atm, T = 753-813 K5. Konversi 60%6. Katalis FeCl3

Berdasarkan uraian di atas maka dipilih proses yang sesuai adalah proses perengkahan 1,2 Etilen Diklorida (EDC) dengan mempertimbangkan beberapa hal : 1. Bahan baku utama mudah diperoleh2. Biaya operasi lebih ekonomis3. Menggunakan katalis ramah lingkungan4. Limbah tidak mencemari lingkungan

I.6. Dasar PrarancanganDengan melihat latar belakang dan analisa pasar, maka pabrik ini direncanakan akan didirikan pada tahun 2018 dengan kapasitas 200.000 ton/tahun. Kapasitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, dengan dasar pertimbangan antara lain :1. Dapat menunjang industri lain yang menggunakan VCM sebagai bahan baku.2. Dapat membuka lapangan pekerjaan dan menghidupkan perekonomian disekitar lokasi pabrik.3. Dengan kapasitas 200.000 ton/tahun diharapkan dapat memberikan keuntungan dan memenuhi konsumsi dalam negeri.

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer Andri Budiana (11410 2505)Berbahan Baku Ethylene Edi Tulanto (11413 2503)

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer Andri Budiana (11410 2505)Berbahan Baku Ethylene Edi Tulanto (11413 2503)