bab i pendahuluan

5
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditas pertanian yang mempunyai prospek baik adalah kacang kedelai. Kebutuhan kacang kedelai dunia cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia berdasarkan proyeksi konsumsi kedelai tahun 2003-2025, pada tahun 2020 total konsumsi kacang kedelai di prediksi mencapai 3,03 juta ton atas dasar konsumsi per kapita 10,79 kg/tahun dengan proyeksi penduduk 280 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk 1,16%. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan cara ektensifikasi lahan dan intensifikasi lahan, salah satu cara dari intensifikasi lahan adalah pengelolaan teknik budidaya pertanian dengan memperhatikan pengelolaan lahan. Menurut Hardjowigeno (2007), berdasarkan kodisi tanah Kalimantan Timur tergolong Ultisol, yaitu

Upload: efri007

Post on 17-Aug-2015

83 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i pendahuluan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komoditas pertanian yang mempunyai prospek baik adalah

kacang kedelai. Kebutuhan kacang kedelai dunia cenderung terus meningkat

dari tahun ke tahun. Di Indonesia berdasarkan proyeksi konsumsi kedelai

tahun 2003-2025, pada tahun 2020 total konsumsi kacang kedelai di prediksi

mencapai 3,03 juta ton atas dasar konsumsi per kapita 10,79 kg/tahun dengan

proyeksi penduduk 280 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk 1,16%.

Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan cara

ektensifikasi lahan dan intensifikasi lahan, salah satu cara dari intensifikasi

lahan adalah pengelolaan teknik budidaya pertanian dengan memperhatikan

pengelolaan lahan.

Menurut Hardjowigeno (2007), berdasarkan kodisi tanah Kalimantan

Timur tergolong Ultisol, yaitu tanah-tanah tempat terjadinya penimbunan liat

atau dikenal juga sebagai podsolik merah kuning.

Pada tanah utisol memiliki karakter tanah yang tidak optimal dimana

berstruktur liat, dengan kejenuhan basa rendah, kadar Al yang tinggi, kadar

unsur hara yang rendah merupakan penghambat utama untuk pertanian

(Hardjowigeno,2003). Selain itu sifat kimia tanah yang kurang optimal

mengakibatkan kekurangan unsur hara terutama hara nitrogen yang tersedia

sangat rendah. Nitrogen (N) merupakan salah satu hara makro yang menjadi

pembatas utama produksi tanaman, baik di daerah tropis maupun di daerah-

daerah beriklim sedang (Mayani dan Hapsoh,2011).

Page 2: Bab i pendahuluan

2

Salah satu cara untuk meningkatkan unsur hara N adalah dengan

menambahkan pupuk N anorganik ke dalam tanah, namun pemberian pupuk

anorganik secara terus-menerus dapat mengakibatkan kejenuhan tanah dalam

meningkatkan produksi tanaman.

Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk melakukan penghematan

dalam pemakaian pupuk anorganik adalah dengan meningkatkan nitrogen

yang tersedia dalam tanah melalui penambatan nitrogen bebas (N2) melalui

interaksi dengan bakteri penambat N2 yaitu Rhizobium.

Sesuai dengan hasil penelitian Ningsih (2012) pemberian ameliorant

dan rhizombium meningkatkan hasil semua varietas kedelai, hasil tertinggi

adalah varietas argomulyo yang diberi rhizombium 3,2 ton/ha.

Pendekatan lain yang bisa dilakukan untuk menambah hara nitrogen

ke dalam tanah adalah dengan melakukan pemupukan nitrogen, tetapi

kendalanya adalah dosis pupuk nitrogen yang diberikan belum memberikan

hasil sesuai yang diinginkan, sehingga pemberian nitrogen dengan dosis yang

tepat menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

Dari hasil penelitian Mayani dan Hapsoh (2011) hasil penelitian

menunjukkan bahwa aplikasi Rhizobium nyata meningkatkan produksi yaitu

bobot kering biji per plot dan bobot 100 biji dimana bobot biji kering dan

bobot 100 biji tertinggi diperoleh pada aplikasi Rhizobium Indigenous.

Aplikasi dosis Nitrogen meningkatkan produksi dan memberikan pengaruh

yang nyata yaitu untuk bobot biji kering per plot tertinggi dicapai pada

aplikasi dosis nitrogen sebanyak 25 kg/ha.

Page 3: Bab i pendahuluan

3

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk

menguji pengaruh pemberian Superfarm Rhizobium dan Pupuk N terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian Superfarm Rhizobium dan

pemberian pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai

(Glycine max (L.) Merill).

C. Hipotesis

1. Perlakuan pemberian Superfarm Rhizobium mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.)

Merill).

2. Pemberian pupuk Urea dengan dosis 2,5 gram/tanaman menghasilkan

produksi tertnggi pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

peneliti dan mahasiswa sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

tentang pengaruh Superfarm Rhizobium dan pemberian pupuk N terhadap

tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) dan sebagai informasi bagi

masyarakat dalam membudidayakan tanaman kedelai (Glycine max (L.)

Merill).