bab i pendahuluan
TRANSCRIPT
I-1 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
1.1 LATAR BELAKANG
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan kota-kota besar di Indonesia disamping
memberikan dampak positif bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi penduduk
perkotaan, namun juga dapat mendatangkan dampak negatif bagi pemanfaatan ruang
perkotaan, karena adanya tekanan jumlah penduduk yang besar terhadap ruang kota.
Walaupun kota-kota besar tersebut telah memiliki Rencana Tata ruang wilayah kota
(RTRW Kota ), namun RTRW kota tersebut masih memiliki fungsi yang terbatas hanya
pada perencanaan struktur ruang kota dan arahan pemanfaatan ruang kota yang
mengatur tentang masa bangunan, ketinggian bangunan, kepadatan bangunan, serta
fungsi-fungsi pemanfaatan ruang kota dan standar pelayanan fasilitas sosial dan fasilitas
umum serta standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh suatu bagian wilayah
kota atau ruang kota.
Keberadaan suatu RTRW Kota terhadap pertumbuhan fisik wilayah kota yang
berlangsung dengan cepat, tidak akan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman
I-2 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
satu-satunya untuk menata dan mengatur seluruh kawasan kota, sehingga diperlukan
aturan-aturan yang lebih detail dan terperinci lagi mengenai kawasan-kawasan kota yang
dinilai memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kota di masa
yang akan datang. Hal tersebut telah diatur oleh pemerintah dalam Kepmen Kimpraswil
Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan ruang.
Dalam mengantisipasi perkembangan kota yang sangat pesat, keberadaan RTRW kota
saja belumlah cukup untuk mengarahkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang kota.
Untuk itu masih diperlukan suatu alat operasional dari RTRW kota yang dapat mengatur
dan mengendalikan pemanfaatan ruang kota. Di negara negara yang sudah maju, alat
pengendalian pemanfaatan ruang kota ini harus sudah disiapkan sejalan dengan adanya
RTRW kota yang dikenal sebagai peraturan zonasi atau zoning regulation. Peraturan
zonasi pada hakekatnya adalah pegaturan lebih lanjut dan rinci dari rencana tata ruang
wilayah kota. Peraturan zonasi ini membagi ruang kota atas zona-zona tertentu sesuai
dengan rencana tata guna lahan serta fungsi-fungsi tertentu yang diberikan pada setiap
zona. Sebagai contoh, RTRW Kota hanya akan merencanakan pemanfaatan ruang kota
misalnya untuk pengembangan kawasan perumahan. Namun demikian kawasan
perumahan ini akan diatur lagi lebih rinci di dalam zoning regulation sesuai dengan
fungsi kawasan berikut fasilitas-fasilitas yang harus ada untuk menunnjang fungsi zona
tersebut. Sehingga dapat dikelompokan bahwa suatu kawasan perumahan dapat terdiri
dari kawasan perumahan yang padat, dan bertingkat karena fungsinya sebagai
perumahan yang berlokasi di kawasan pusat kegiatan kota. Namun ada juga kawasan
perumahan yang jarang dimana koofesien dasar bangunannya rendah karena lokasinya
pada kawasan yang berfungsi sebagai kawasan serapan air kota. Demikian pula dengan
zona lainnya seperti perdagangan dan industri dan lain-lan.
Secara hirarki, sebenarnya untuk lebih tertib dan terarahnya suatu rencana tata ruang
harus ditindaklanjuti dengan pengaturan di bidang tata bangunan secara memadai
melalui Peraturan Bangunan Setempat (PBS) yang merupakan perwujudan arsitektur
lingkungan perkotaan (urban architecture), terutama pada kawasan atau bagian kota
yang memiliki nilai strategis untuk pengembangan ekonomi perkotaan.
Dalam pekerjaan Bantek Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)
Lintas Ring Road Winangun- Maumbi Provinsi Sulawesi Utara, maka ada 2 (dua) hal
yang menjadi pokok pekerjaan ini yaitu:
Tersusunnya suatu RDTR yang merupakan penjabaran langsung dari RTRW Kota
Manado dan Kabupaten Minahasa Utara;
Tersusunnya peraturan zonasi yang lebih mengikat secara 3 dimensi terhadap rencana
pemanfaatan ruang Lintas Ring Road Winangun- Maumbi.
Lintas Ring Road Winangun- Maumbi adalah salah satu contoh jalur bebas hambatan
kawasan kota Manado yang akan berkembang pesat di Provinsi Sulawesi Utara sehingga
perlu disiapkan Peraturan zona untuk memantapkan fungsi Ring Road dan mengarahkan
pengembangan kawasan. Walaupun telah memiliki RTRW Kota Manado, kota ini belum
memiliki RDTR dan peraturan zonasi Lintas Ring Road. Untuk menghindari terjadinya
pemanfaatan ruang Kawasan Tersebut yang tidak terkendal, maka Kota Manado perlu
memiliki suatu Peraturan Zona kawasan Jalur Ring Road.
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan bantuan teknis dalam rangka meningkatkan
kemampuan aparat Pemerintah Daerah dalam hal penyusunan RDTR dan peraturan
Zona sebagai operasionalisasi RTRW Kota Manado dan RTRW Kabupaten Minahasa
I-3 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
Utara dalam rangka menciptakan lintas jalur Ring Road, yang nyaman, aman, sesuai
fungsi dan penggunaannya.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun materi RDTR dan peraturan zonasi (zoning
regulation) Lintas Ring Road yang dapat dijadikan sebagai panduan Pemerintah Kota
Manado dan Kabupaten Minahasa Utara dalam mengendalikan pemanfaatan ruang
sepanjang jalur Ring Road, khususnya melalui perizinan bagi penduduk kota dalam
memanfaatkan ruangnya dan mendirikan bangunan disekitar jalur Ring Road.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1) Teridentifikasinya kondisi eksisting pemanfaatan ruang perkotaan sekitar Jalur Ring
Road Manado yang digambarkan oleh peta penggunaan lahan dan daerah
terbangun, sebaran dan insensitas bangunan, struktur sarana dan prasarana perkotaan
ruang terbuka biru (sungai/danau/waduk), dan ruang terbuka hijau serta jalan-jalan
akses dari dan ke jalan Ring Road.
2) Teridentifikasinya rencana tata ruang wilayah Sekitar Jalur Ring Road Manado, yang
digambarkan oleh peta rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kota
berdasakan fungsi-fungsi pengembangan kawasan sesuai dengan klasifikasinya, yang
terdiri dari kawasan yang perlu didorong pengembangannya, kawasan yang harus
dibatasi dan dikontrol pengembangannya, serta kawasan yang tidak boleh dibangun
(yang dijadikan sebagai ruang terbuka hijau, kawasan lindung dan konservasi) serta
jalur jalan akses yang diijinkan.
3) Tersusunnya RDTR dan peraturan zonasi yang mencakup zoning map dan zoning
text. Zoning text meliputi peraturan pemanfaatan ruang di dalam zona, insentif dan
disintensif, sangsi, peraturan perubahan zoning, dan kelembagaan.
1.3 KELUARAN
Ada 4 (empat) hal yang diharapkan sebagai keluaran atau produk dari pekerjaan ini,
yaitu:
a) Laporan RTR dan peta rencana pemanfaatan ruang kawasan perencanaan terpilih
(city wide) dengan skala 1 : 25.000.
b) RDTR kawasan perencanaan/ terpilih yang dipromosikan pengembangannya, skala 1
: 25.000.
c) Peta zonasi (zoning Map) kawasan terpilih (Lintas Ring Road yang terletak di antara
Manado dan Minahasa Utara) yang dipromosikan pengembangannya, yang
menggambarkan fungsi-fungsi pemanfaatan ruang dalam setiap zona serta aturan-
aturannya, skala 1 : 5.000.
d) Konsep peraturan zonasi yang siap untuk diperdakan.
1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1.4.1. LINGKUP KEGIATAN
1) Batasan Wilayah
Wilayah Studi dan perencanaan meliputi Kawasan sepanjang jalur Ring Road
Manado Ruas Winangun – Maumbi dan 100 meter dari As jalan kekiri dan 100
meter dari As jalan kekanan. Khusus pada akses jalan keluar / masuk dan simpang
susun 200 M kedalam jalur akses masuk.
I-4 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
2) Penyerapan Aspirasi Masyarakat
Dalam rangka persiapan penyusunan RDTR dan peraturan sonasi dilakukan
pertemuan dengan masyarakat / stakeholder dalam rangka menampung aspirasi
masyarakat untuk pengembangan kota.
3) Penyusunan Zoning Map
a) Mengadakan peta citra satelite dan interpretasinya dalam bentuk digital skala 1 :
25.000.
b) Mengidentifikasi kondisi eksisting perkembangan perkotaan kota Manado saat ini
khususnya yang terkait dengan perkembangan pemanfaatan ruang sekitar jalur
ring road berdasarkan peta citra satelit dan interpretasinya serta survai lapangan
terhadap fisik kota.
c) Menyiapkan peta rencana tata ruang kawasan yang dijabarkan dari RTRW Kota
Manado dalam Skala 1 : 25.000. Dari hasil peta tersebut, di analisis dan
ditentukan kawasan kawasan pengembangan Ring road yang dibagi atas tiga
bagian yaitu zona kota yang perlu di kontrol dan dibatasi perkembangannya,
kawasan kota yang perlu di dorong perkembangannya, serta zone yang perlu
dilindungi dan konservasi untuk tidak di bangun dan animasi bangunan.
d) Menyiapkan presentasi hasil produk dalam bentuk animasi 3 dimensi dan di
masukan dalam cd-room.
4) Penyusunan Zoning Text
Penyiapan Zoning Text menyangkut penyusunan aturan-aturan pada setiap delineasi
zona yang telah dibuat dan direncanakan. Adapun lingkup materi atau substansi
zoning text antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pengaturan pemanfaatan ruang yang berdasarkan zoning map.
b) Pengaturan pemberian insentif dan disinsentif
dalam setiap pengaturan pengaturan zoning.
c) Pengaturan pemberian sanksi terhadap
pembangunan yang melanggar peraturan zonasi.
d) Pengaturan mekanisme perubahan-perubahan terhadap zoning regulation (hal ini
dimaksudkan untuk menampung usulan-usulan perubahan dari masyarakat yang
bersifat inovatif dan untuk kepentingan masyarakat luas)
e) Pengaturan tentang lembaga yang akan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
dari zoning regulation. Penyiapan kelembagaan dan operasionalisasi Peraturan
Zonasi meliputi:
Penentuan lembaga atau instansi Pemerintah Perkotaan Manado yang terkait
dengan penetapan zoning regulation.
Penentuan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga terkait dalam
pemanfaatan zoning regulation.
Penentuan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dalam operasionalisasi
ketetapan zoning regulation.
Penentuan instansi yang memberikan izin dalam mendirikan bangunan sesuai
ketetapan peraturan zoning
Penentuan pengawas pelaksanaan zoning regulation
Penentuan instansi yang terkait dalam memberikan insentif dan disinsentif
operasionalisasi zoning regulation.
Penentuan instansi yang terkait dalam memberikan dan melaksanakan sanksi
dan penghargaan.
1.4.2. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di kota Manado dan kabupaten
Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara sepanjang jalur Ring Road Manado ruas
Winangun– Maumbi dan lebar ± 100 meter dari As jalan ke kiri dan 100 m dari as jalan
ke kanan, khusus persimpangan / masuk 200 m.
I-5 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
1.4.3 DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
1) Penyediaan oleh pengguna jasa
a) Laporan dan Data
Pedoman penyususnan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)
Kepmen KIMPRASWIL No. 327 Tahun 2002 tentang pedoman penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah
b) Akomodasi dan Ruangan kantor
Disediakan sewa kendaran roda 4 (empat) dan ruang Kantor
c) Staff pengawas/ pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat tim teknis dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum
Prov. Sulut di bidang Tata Ruang sebagai tenaga yang melakukan supervisi
terhadap pekerjaan yang dilakukan konsultan. Nama-nama petugas akan
ditetapkan dalam SK tersendiri oleh kepala satuan kerja / pejabat pembuat
komitmen
2) Penyediaan oleh penyedia jasa
Seluruh barang yang dibeli melalui kontrak ini harus dipelihara oleh penyedia jasa
dengan baik dan diserahkan kepada pengguna jasa pada akhir pekerjaan
1.4.4 ALIH PENGETAHUAN
Penyedia jasa harus mengikutsertakan tim pendamping dan aparat terkait dalam proses
penyusunan ini secara aktif sehingga terjadi transfer of knowledge langsung dari
konsultan kepada tim pendamping/aparat. Sebagai indikator keberhasilannya tim
pendamping / aparat dibantu konsultan, harus mampu mempresentasikan hasil peraturan
zonasi ini pada diskusi laporan akhir
1.5 LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dan dijadikan sebagai dasar dalam
melaksanakan Rencana Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ring
Road Winangun-Maumbi Provinsi Sulawesi Utara mengacu kepada beberapa perundang-
undangan dan peraturan dengan tingkat kompetensi kewenangan berjenjang sejak dari
tingkat Undang-Undang hingga Peraturan Daerah yang berlaku khusus di wilayah
perencanaan.
Dari masing-masing kelompok perundang-undangan dan peraturan yang diuraikan
dibawah ini memiliki beberapa kategori keterkaitan dengan masalah Zoning Regulation.
Kategori keterkaitan yang dimaksud dapat berupa keterkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan masalah Zoning Regulation, namun dalam proses untuk mendapatkan
landasan hukum yang mendasar maka semua kategori akan dianalisis lebih lanjut.
a) Kelompok Undang-Undang
1) UU Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan
2) UU Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun
3) UU Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman
4) UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
5) UU Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6) UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
7) UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
8) UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
9) UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
10) UU Nomor 17 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air
b) Kelompok Peraturan Pemerintah (PP)
1) PP Nomor 26 Tahun 1980 Tentang Jalan
2) PP Nomor 29 Tahun 1982 Tentang Analisis Dampak Lingkungan
3) PP Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun
I-6 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
4) PP Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan
5) PP Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
Hak Pakai.
6) PP Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)
7) PP Nomor 69 Tahun 1996 Tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan
Ruang
8) PP Nomor 36 Tahun 1998 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar
9) PP Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonom
10) PP Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
11) PP Nomor 104 Tahun 2000 Tentang Dana Perimbangan
12) PP Nomor 106 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
13) PP Nomor 39 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi
14) PP Nomor 52 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
15) PP Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
16) PP Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah
17) PP Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
18) Perpres Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
c) Kelompok Keppres
1) Keppres Nomor 8/1985 Tentang Badan
Kebijaksanaan Perumahan Nasional
2) Keppres Nomor 23/1990 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
3) Keppres Nomor 75/1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional
4) Keppres Nomor 7/1998 Tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta
dalam Pembangunan atau Pengelolaan Struktur
5) Keppres Nomor 12/2000 Tentang Badan Penetapan dan Pengendalian
Penyediaan Prasarana dan Sarana Pekerjaan Umum
6) Keppres Nomor 62/2000 Tentang Koordinasi Penataan Tata Ruang Nasional
7) Keppres Nomor 63/2000 Tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian
Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N)
8) Keppres Nomor 34/2003 Tentang Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan.
d) Kelompok Inpres
Inpres Nomor 5/1990 Tentang Peremajaan Permukiman Kumuh Yang Berada Di Atas
Tanah Negara.
e) Kelompok Permen / Kepmen
1) Permendagri Nomor 9/1982 Tentang Pedoman Perencanaan dan Pengendalian
Pembangunan Di Daerah
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 06/1986 Tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 07/1986 Tentang Penetapan Batas-Batas
Wilayah Kota Di Seluruh Indonesia
4) Permendagri Nomor 1/1987 Tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas
Umum dan Fasilitas Sosial Kepada Pemda
5) Permendagri Nomor 2/1987 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota
6) Permen PU Nomor 603/2005 Tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian
Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang
Pekerjaan Umum
I-7 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/1993 Tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai
serta Pantai
8) Permeneg Perumahan Rakyat Nomor 05/PERMEN/M/2005 Tentang Pengadaan
Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan
Melalui KPR/KPRS Bersubsidi
9) Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 640/ KPTS/M/1986 Tentang Perencanaan Tata
Ruang Kota
10) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 06/KPTS/M/1994 Tentang Pedoman
Umum Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada kelompok (P2BPK)
11) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 04/KPTS/M/1999 Tentang Kebijakan
Strategi Nasional Perumahan Permukiman (KSNPP)
12) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 10/KPTS/M/1999 Tentang Kebijakan dan
Strategi Pembangunan Rumah Susun
13) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 Tentang
Penetapan 6 (Enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang
14) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
15) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Penetapan Jenis Usaha dan atau Kegiatan Bidang Kimprawil yang Wajib
16) Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan
17) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 236/2003 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Bidang Permukiman dan
Prasarana Wilayah
18) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 20/KPTS/M/2004 Tentang
Perubahan Kepmen Kimpraswil Nomor 24/KPTS/M/2003 Tentang Pengadaan
Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan
19) Kepmen PAN Nomor 25/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat
20) Kepmendagri Nomor 14/1988 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Di
Wilayah Perkotaan
21) Kepdirjen Perkim Nomor 10/KPTS/DM/2004 tentang SOP Pelaksanaan Program
Bantuan Kredit Bersubsidi Untuk Perumahan
22) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 375/KPTS/M/2004 Tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Peranannya
Sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1, Jalan Kolektor 2, Dan Jalan Kolektor 3
23) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 376/KPTS/M/2004 Tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional
24) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2005 Tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional
25) Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 34/KPTS/M/ Tahun 2002 Tentang
Pedoman Tata Ruang Pesisir dan Laut.
f) Peraturan Daerah Setempat
1) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Manado
2) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa Utara
3) Rencana Strategis Daerah (RENSTRADA)
4) Program Pembangunan Daerah (PROPEDA)
5) Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Peraturan-peraturan
daerah lainnya yang berkaitan dengan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota (RTRW Kota).
I-8 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistimatika Pembahasan Laporan Antara Rencana Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi
Utara secara garis besar adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi substansi latar belakang; maksud, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
dengan adanya kegiatan Rencana Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi (Zoning
Regulation) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara; keluaran
sebagai hasil pekerjaan ini; serta ruang lingkup pekerjaan; landasan hukum
pelaksanaan pekerjaan ini; yang diakhiri oleh penjelasan mengenai sistematika
pembahasan.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai kebijaksanaan pembangunan dan pengembangan
kawasan, teori-teori dan komponen pengembangan kawasan kota, serta landasan
teori zoning regulation.
BAB III METODOLOGI PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode pengumpulan dan analisis data, metode
pengumpulan data sekunder, metode pengumpulan data primer dan rincian
pelaksanaan kegiatan.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Pada bab ini menguraikan tentang kondisi umum wilayah Kota Manado dan
Kabupaten Minahasa Utara khususnya kawasan sekitar Lintas Ring Road (Winangun-
Maumbi).
BAB V DELINEASI DAN PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai penetapan delineasi kawasan perencanaan yang
menjadi ruang lingkup pekerjaan Penyusunan RDTR dan Zoning Regulation
(Peraturan Zonasi) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
BAB VI ALTERNATIF PEMBAGIAN ZONA
Substansi dalam bab ini mengenai alternatif pembagian zona pada kawasan
perencanaan untuk mempermudah pelaksanaan perencanaan dan perancangan
kawasan studi.
BAB VII ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN
Pada bab ini menjelaskan tentang analisis yang dilakukan terhadap potensi-potensi
dan permasalahan yang terjadi pada kawasan perencanaan.
BAB VIII KEBIJAKAN TERKAIT KAWASAN PERENCANAAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kebijakan terkait yang akan diterapkan dalam
pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas
Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
.
BAB IX KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERENCANAAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep yang akan diterapkan dalam
pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas
Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
.
I-9 Laporan Akhir cv Trijaya Karya
RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi
BAB X RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) LINTAS RING ROAD (WINANGUN-
MAUMBI)
Pada bab ini akan diuraikan mengenai Rencana Detail Tata Ruang yang akan
diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan
dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
BAB XI KETENTUAN UMUM ZONING REGULATION
Pada bab ini akan diuraikan tentang ketentuan umum Zoning Regulation yang akan
diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan
dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
BAB XII KETENTUAN TEKNIK ZONING REGULATION
Pada bab ini akan diuraikan tentang ketentuan teknik Zoning Regulation yang akan
diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan
dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
BAB XIII TATA CARA PELAKSANAAN ZONING REGULATION
Pada bab ini akan diuraikan aturan pelaksanaan Zoning Regulation dalam
pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas
Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
BAB XIV TATA CARA PENYUSUNAN RANPERDA DAN PENETAPAN PERDA TENTANG
ZONING REGULATION
Pada bab ini akan diuraikan mengenai aturan Penyusunan Ranperda sekaligus aturan
Penetapan Perda yang akan diberlakukan sebagai regulasi pada pengembangan
kawasan Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.
.