bab i pendahuluan

9
I-1 Laporan Akhir cv Trijaya Karya RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi 1.1 LATAR BELAKANG Tingkat pertumbuhan dan perkembangan kota-kota besar di Indonesia disamping memberikan dampak positif bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan, namun juga dapat mendatangkan dampak negatif bagi pemanfaatan ruang perkotaan, karena adanya tekanan jumlah penduduk yang besar terhadap ruang kota. Walaupun kota-kota besar tersebut telah memiliki Rencana Tata ruang wilayah kota (RTRW Kota ), namun RTRW kota tersebut masih memiliki fungsi yang terbatas hanya pada perencanaan struktur ruang kota dan arahan pemanfaatan ruang kota yang mengatur tentang masa bangunan, ketinggian bangunan, kepadatan bangunan, serta fungsi-fungsi pemanfaatan ruang kota dan standar pelayanan fasilitas sosial dan fasilitas umum serta standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh suatu bagian wilayah kota atau ruang kota. Keberadaan suatu RTRW Kota terhadap pertumbuhan fisik wilayah kota yang berlangsung dengan cepat, tidak akan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman

Upload: galanathan-nathan

Post on 26-Jul-2015

215 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

I-1 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

1.1 LATAR BELAKANG

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan kota-kota besar di Indonesia disamping

memberikan dampak positif bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi penduduk

perkotaan, namun juga dapat mendatangkan dampak negatif bagi pemanfaatan ruang

perkotaan, karena adanya tekanan jumlah penduduk yang besar terhadap ruang kota.

Walaupun kota-kota besar tersebut telah memiliki Rencana Tata ruang wilayah kota

(RTRW Kota ), namun RTRW kota tersebut masih memiliki fungsi yang terbatas hanya

pada perencanaan struktur ruang kota dan arahan pemanfaatan ruang kota yang

mengatur tentang masa bangunan, ketinggian bangunan, kepadatan bangunan, serta

fungsi-fungsi pemanfaatan ruang kota dan standar pelayanan fasilitas sosial dan fasilitas

umum serta standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh suatu bagian wilayah

kota atau ruang kota.

Keberadaan suatu RTRW Kota terhadap pertumbuhan fisik wilayah kota yang

berlangsung dengan cepat, tidak akan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman

Page 2: Bab i Pendahuluan

I-2 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

satu-satunya untuk menata dan mengatur seluruh kawasan kota, sehingga diperlukan

aturan-aturan yang lebih detail dan terperinci lagi mengenai kawasan-kawasan kota yang

dinilai memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kota di masa

yang akan datang. Hal tersebut telah diatur oleh pemerintah dalam Kepmen Kimpraswil

Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan ruang.

Dalam mengantisipasi perkembangan kota yang sangat pesat, keberadaan RTRW kota

saja belumlah cukup untuk mengarahkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan

ruang kota.

Untuk itu masih diperlukan suatu alat operasional dari RTRW kota yang dapat mengatur

dan mengendalikan pemanfaatan ruang kota. Di negara negara yang sudah maju, alat

pengendalian pemanfaatan ruang kota ini harus sudah disiapkan sejalan dengan adanya

RTRW kota yang dikenal sebagai peraturan zonasi atau zoning regulation. Peraturan

zonasi pada hakekatnya adalah pegaturan lebih lanjut dan rinci dari rencana tata ruang

wilayah kota. Peraturan zonasi ini membagi ruang kota atas zona-zona tertentu sesuai

dengan rencana tata guna lahan serta fungsi-fungsi tertentu yang diberikan pada setiap

zona. Sebagai contoh, RTRW Kota hanya akan merencanakan pemanfaatan ruang kota

misalnya untuk pengembangan kawasan perumahan. Namun demikian kawasan

perumahan ini akan diatur lagi lebih rinci di dalam zoning regulation sesuai dengan

fungsi kawasan berikut fasilitas-fasilitas yang harus ada untuk menunnjang fungsi zona

tersebut. Sehingga dapat dikelompokan bahwa suatu kawasan perumahan dapat terdiri

dari kawasan perumahan yang padat, dan bertingkat karena fungsinya sebagai

perumahan yang berlokasi di kawasan pusat kegiatan kota. Namun ada juga kawasan

perumahan yang jarang dimana koofesien dasar bangunannya rendah karena lokasinya

pada kawasan yang berfungsi sebagai kawasan serapan air kota. Demikian pula dengan

zona lainnya seperti perdagangan dan industri dan lain-lan.

Secara hirarki, sebenarnya untuk lebih tertib dan terarahnya suatu rencana tata ruang

harus ditindaklanjuti dengan pengaturan di bidang tata bangunan secara memadai

melalui Peraturan Bangunan Setempat (PBS) yang merupakan perwujudan arsitektur

lingkungan perkotaan (urban architecture), terutama pada kawasan atau bagian kota

yang memiliki nilai strategis untuk pengembangan ekonomi perkotaan.

Dalam pekerjaan Bantek Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)

Lintas Ring Road Winangun- Maumbi Provinsi Sulawesi Utara, maka ada 2 (dua) hal

yang menjadi pokok pekerjaan ini yaitu:

Tersusunnya suatu RDTR yang merupakan penjabaran langsung dari RTRW Kota

Manado dan Kabupaten Minahasa Utara;

Tersusunnya peraturan zonasi yang lebih mengikat secara 3 dimensi terhadap rencana

pemanfaatan ruang Lintas Ring Road Winangun- Maumbi.

Lintas Ring Road Winangun- Maumbi adalah salah satu contoh jalur bebas hambatan

kawasan kota Manado yang akan berkembang pesat di Provinsi Sulawesi Utara sehingga

perlu disiapkan Peraturan zona untuk memantapkan fungsi Ring Road dan mengarahkan

pengembangan kawasan. Walaupun telah memiliki RTRW Kota Manado, kota ini belum

memiliki RDTR dan peraturan zonasi Lintas Ring Road. Untuk menghindari terjadinya

pemanfaatan ruang Kawasan Tersebut yang tidak terkendal, maka Kota Manado perlu

memiliki suatu Peraturan Zona kawasan Jalur Ring Road.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan bantuan teknis dalam rangka meningkatkan

kemampuan aparat Pemerintah Daerah dalam hal penyusunan RDTR dan peraturan

Zona sebagai operasionalisasi RTRW Kota Manado dan RTRW Kabupaten Minahasa

Page 3: Bab i Pendahuluan

I-3 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

Utara dalam rangka menciptakan lintas jalur Ring Road, yang nyaman, aman, sesuai

fungsi dan penggunaannya.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun materi RDTR dan peraturan zonasi (zoning

regulation) Lintas Ring Road yang dapat dijadikan sebagai panduan Pemerintah Kota

Manado dan Kabupaten Minahasa Utara dalam mengendalikan pemanfaatan ruang

sepanjang jalur Ring Road, khususnya melalui perizinan bagi penduduk kota dalam

memanfaatkan ruangnya dan mendirikan bangunan disekitar jalur Ring Road.

Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1) Teridentifikasinya kondisi eksisting pemanfaatan ruang perkotaan sekitar Jalur Ring

Road Manado yang digambarkan oleh peta penggunaan lahan dan daerah

terbangun, sebaran dan insensitas bangunan, struktur sarana dan prasarana perkotaan

ruang terbuka biru (sungai/danau/waduk), dan ruang terbuka hijau serta jalan-jalan

akses dari dan ke jalan Ring Road.

2) Teridentifikasinya rencana tata ruang wilayah Sekitar Jalur Ring Road Manado, yang

digambarkan oleh peta rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kota

berdasakan fungsi-fungsi pengembangan kawasan sesuai dengan klasifikasinya, yang

terdiri dari kawasan yang perlu didorong pengembangannya, kawasan yang harus

dibatasi dan dikontrol pengembangannya, serta kawasan yang tidak boleh dibangun

(yang dijadikan sebagai ruang terbuka hijau, kawasan lindung dan konservasi) serta

jalur jalan akses yang diijinkan.

3) Tersusunnya RDTR dan peraturan zonasi yang mencakup zoning map dan zoning

text. Zoning text meliputi peraturan pemanfaatan ruang di dalam zona, insentif dan

disintensif, sangsi, peraturan perubahan zoning, dan kelembagaan.

1.3 KELUARAN

Ada 4 (empat) hal yang diharapkan sebagai keluaran atau produk dari pekerjaan ini,

yaitu:

a) Laporan RTR dan peta rencana pemanfaatan ruang kawasan perencanaan terpilih

(city wide) dengan skala 1 : 25.000.

b) RDTR kawasan perencanaan/ terpilih yang dipromosikan pengembangannya, skala 1

: 25.000.

c) Peta zonasi (zoning Map) kawasan terpilih (Lintas Ring Road yang terletak di antara

Manado dan Minahasa Utara) yang dipromosikan pengembangannya, yang

menggambarkan fungsi-fungsi pemanfaatan ruang dalam setiap zona serta aturan-

aturannya, skala 1 : 5.000.

d) Konsep peraturan zonasi yang siap untuk diperdakan.

1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1.4.1. LINGKUP KEGIATAN

1) Batasan Wilayah

Wilayah Studi dan perencanaan meliputi Kawasan sepanjang jalur Ring Road

Manado Ruas Winangun – Maumbi dan 100 meter dari As jalan kekiri dan 100

meter dari As jalan kekanan. Khusus pada akses jalan keluar / masuk dan simpang

susun 200 M kedalam jalur akses masuk.

Page 4: Bab i Pendahuluan

I-4 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

2) Penyerapan Aspirasi Masyarakat

Dalam rangka persiapan penyusunan RDTR dan peraturan sonasi dilakukan

pertemuan dengan masyarakat / stakeholder dalam rangka menampung aspirasi

masyarakat untuk pengembangan kota.

3) Penyusunan Zoning Map

a) Mengadakan peta citra satelite dan interpretasinya dalam bentuk digital skala 1 :

25.000.

b) Mengidentifikasi kondisi eksisting perkembangan perkotaan kota Manado saat ini

khususnya yang terkait dengan perkembangan pemanfaatan ruang sekitar jalur

ring road berdasarkan peta citra satelit dan interpretasinya serta survai lapangan

terhadap fisik kota.

c) Menyiapkan peta rencana tata ruang kawasan yang dijabarkan dari RTRW Kota

Manado dalam Skala 1 : 25.000. Dari hasil peta tersebut, di analisis dan

ditentukan kawasan kawasan pengembangan Ring road yang dibagi atas tiga

bagian yaitu zona kota yang perlu di kontrol dan dibatasi perkembangannya,

kawasan kota yang perlu di dorong perkembangannya, serta zone yang perlu

dilindungi dan konservasi untuk tidak di bangun dan animasi bangunan.

d) Menyiapkan presentasi hasil produk dalam bentuk animasi 3 dimensi dan di

masukan dalam cd-room.

4) Penyusunan Zoning Text

Penyiapan Zoning Text menyangkut penyusunan aturan-aturan pada setiap delineasi

zona yang telah dibuat dan direncanakan. Adapun lingkup materi atau substansi

zoning text antara lain adalah sebagai berikut :

a) Pengaturan pemanfaatan ruang yang berdasarkan zoning map.

b) Pengaturan pemberian insentif dan disinsentif

dalam setiap pengaturan pengaturan zoning.

c) Pengaturan pemberian sanksi terhadap

pembangunan yang melanggar peraturan zonasi.

d) Pengaturan mekanisme perubahan-perubahan terhadap zoning regulation (hal ini

dimaksudkan untuk menampung usulan-usulan perubahan dari masyarakat yang

bersifat inovatif dan untuk kepentingan masyarakat luas)

e) Pengaturan tentang lembaga yang akan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

dari zoning regulation. Penyiapan kelembagaan dan operasionalisasi Peraturan

Zonasi meliputi:

Penentuan lembaga atau instansi Pemerintah Perkotaan Manado yang terkait

dengan penetapan zoning regulation.

Penentuan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga terkait dalam

pemanfaatan zoning regulation.

Penentuan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dalam operasionalisasi

ketetapan zoning regulation.

Penentuan instansi yang memberikan izin dalam mendirikan bangunan sesuai

ketetapan peraturan zoning

Penentuan pengawas pelaksanaan zoning regulation

Penentuan instansi yang terkait dalam memberikan insentif dan disinsentif

operasionalisasi zoning regulation.

Penentuan instansi yang terkait dalam memberikan dan melaksanakan sanksi

dan penghargaan.

1.4.2. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di kota Manado dan kabupaten

Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara sepanjang jalur Ring Road Manado ruas

Winangun– Maumbi dan lebar ± 100 meter dari As jalan ke kiri dan 100 m dari as jalan

ke kanan, khusus persimpangan / masuk 200 m.

Page 5: Bab i Pendahuluan

I-5 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

1.4.3 DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

1) Penyediaan oleh pengguna jasa

a) Laporan dan Data

Pedoman penyususnan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)

Kepmen KIMPRASWIL No. 327 Tahun 2002 tentang pedoman penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah

b) Akomodasi dan Ruangan kantor

Disediakan sewa kendaran roda 4 (empat) dan ruang Kantor

c) Staff pengawas/ pendamping

Pengguna jasa akan mengangkat tim teknis dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum

Prov. Sulut di bidang Tata Ruang sebagai tenaga yang melakukan supervisi

terhadap pekerjaan yang dilakukan konsultan. Nama-nama petugas akan

ditetapkan dalam SK tersendiri oleh kepala satuan kerja / pejabat pembuat

komitmen

2) Penyediaan oleh penyedia jasa

Seluruh barang yang dibeli melalui kontrak ini harus dipelihara oleh penyedia jasa

dengan baik dan diserahkan kepada pengguna jasa pada akhir pekerjaan

1.4.4 ALIH PENGETAHUAN

Penyedia jasa harus mengikutsertakan tim pendamping dan aparat terkait dalam proses

penyusunan ini secara aktif sehingga terjadi transfer of knowledge langsung dari

konsultan kepada tim pendamping/aparat. Sebagai indikator keberhasilannya tim

pendamping / aparat dibantu konsultan, harus mampu mempresentasikan hasil peraturan

zonasi ini pada diskusi laporan akhir

1.5 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum yang digunakan dan dijadikan sebagai dasar dalam

melaksanakan Rencana Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ring

Road Winangun-Maumbi Provinsi Sulawesi Utara mengacu kepada beberapa perundang-

undangan dan peraturan dengan tingkat kompetensi kewenangan berjenjang sejak dari

tingkat Undang-Undang hingga Peraturan Daerah yang berlaku khusus di wilayah

perencanaan.

Dari masing-masing kelompok perundang-undangan dan peraturan yang diuraikan

dibawah ini memiliki beberapa kategori keterkaitan dengan masalah Zoning Regulation.

Kategori keterkaitan yang dimaksud dapat berupa keterkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan masalah Zoning Regulation, namun dalam proses untuk mendapatkan

landasan hukum yang mendasar maka semua kategori akan dianalisis lebih lanjut.

a) Kelompok Undang-Undang

1) UU Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan

2) UU Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun

3) UU Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman

4) UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

5) UU Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

6) UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

7) UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

8) UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah.

9) UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

10) UU Nomor 17 Tahun 2004 Tentang Sumber

Daya Air

b) Kelompok Peraturan Pemerintah (PP)

1) PP Nomor 26 Tahun 1980 Tentang Jalan

2) PP Nomor 29 Tahun 1982 Tentang Analisis Dampak Lingkungan

3) PP Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun

Page 6: Bab i Pendahuluan

I-6 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

4) PP Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan

5) PP Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan

Hak Pakai.

6) PP Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN)

7) PP Nomor 69 Tahun 1996 Tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan

Ruang

8) PP Nomor 36 Tahun 1998 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar

9) PP Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan

Propinsi Sebagai Daerah Otonom

10) PP Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

11) PP Nomor 104 Tahun 2000 Tentang Dana Perimbangan

12) PP Nomor 106 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Keuangan Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

13) PP Nomor 39 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi

14) PP Nomor 52 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

15) PP Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

16) PP Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah

17) PP Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

18) Perpres Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

c) Kelompok Keppres

1) Keppres Nomor 8/1985 Tentang Badan

Kebijaksanaan Perumahan Nasional

2) Keppres Nomor 23/1990 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

3) Keppres Nomor 75/1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional

4) Keppres Nomor 7/1998 Tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta

dalam Pembangunan atau Pengelolaan Struktur

5) Keppres Nomor 12/2000 Tentang Badan Penetapan dan Pengendalian

Penyediaan Prasarana dan Sarana Pekerjaan Umum

6) Keppres Nomor 62/2000 Tentang Koordinasi Penataan Tata Ruang Nasional

7) Keppres Nomor 63/2000 Tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian

Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N)

8) Keppres Nomor 34/2003 Tentang Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan.

d) Kelompok Inpres

Inpres Nomor 5/1990 Tentang Peremajaan Permukiman Kumuh Yang Berada Di Atas

Tanah Negara.

e) Kelompok Permen / Kepmen

1) Permendagri Nomor 9/1982 Tentang Pedoman Perencanaan dan Pengendalian

Pembangunan Di Daerah

2) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 06/1986 Tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 07/1986 Tentang Penetapan Batas-Batas

Wilayah Kota Di Seluruh Indonesia

4) Permendagri Nomor 1/1987 Tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas

Umum dan Fasilitas Sosial Kepada Pemda

5) Permendagri Nomor 2/1987 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota

6) Permen PU Nomor 603/2005 Tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian

Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang

Pekerjaan Umum

Page 7: Bab i Pendahuluan

I-7 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/1993 Tentang Garis Sempadan

Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai

serta Pantai

8) Permeneg Perumahan Rakyat Nomor 05/PERMEN/M/2005 Tentang Pengadaan

Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan

Melalui KPR/KPRS Bersubsidi

9) Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 640/ KPTS/M/1986 Tentang Perencanaan Tata

Ruang Kota

10) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 06/KPTS/M/1994 Tentang Pedoman

Umum Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada kelompok (P2BPK)

11) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 04/KPTS/M/1999 Tentang Kebijakan

Strategi Nasional Perumahan Permukiman (KSNPP)

12) Kepmeneg Perumahan Rakyat Nomor 10/KPTS/M/1999 Tentang Kebijakan dan

Strategi Pembangunan Rumah Susun

13) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 Tentang

Penetapan 6 (Enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang

14) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 Tentang

Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat

15) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Penetapan Jenis Usaha dan atau Kegiatan Bidang Kimprawil yang Wajib

16) Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan

17) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 236/2003 Tentang

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Bidang Permukiman dan

Prasarana Wilayah

18) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 20/KPTS/M/2004 Tentang

Perubahan Kepmen Kimpraswil Nomor 24/KPTS/M/2003 Tentang Pengadaan

Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan

19) Kepmen PAN Nomor 25/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat

20) Kepmendagri Nomor 14/1988 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Di

Wilayah Perkotaan

21) Kepdirjen Perkim Nomor 10/KPTS/DM/2004 tentang SOP Pelaksanaan Program

Bantuan Kredit Bersubsidi Untuk Perumahan

22) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 375/KPTS/M/2004 Tentang

Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Peranannya

Sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1, Jalan Kolektor 2, Dan Jalan Kolektor 3

23) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 376/KPTS/M/2004 Tentang

Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional

24) Kepmen Permukiman & Prasarana Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2005 Tentang

Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional

25) Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 34/KPTS/M/ Tahun 2002 Tentang

Pedoman Tata Ruang Pesisir dan Laut.

f) Peraturan Daerah Setempat

1) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Manado

2) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa Utara

3) Rencana Strategis Daerah (RENSTRADA)

4) Program Pembangunan Daerah (PROPEDA)

5) Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Peraturan-peraturan

daerah lainnya yang berkaitan dengan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota (RTRW Kota).

Page 8: Bab i Pendahuluan

I-8 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistimatika Pembahasan Laporan Antara Rencana Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi

Utara secara garis besar adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi substansi latar belakang; maksud, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

dengan adanya kegiatan Rencana Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi (Zoning

Regulation) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara; keluaran

sebagai hasil pekerjaan ini; serta ruang lingkup pekerjaan; landasan hukum

pelaksanaan pekerjaan ini; yang diakhiri oleh penjelasan mengenai sistematika

pembahasan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai kebijaksanaan pembangunan dan pengembangan

kawasan, teori-teori dan komponen pengembangan kawasan kota, serta landasan

teori zoning regulation.

BAB III METODOLOGI PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metode pengumpulan dan analisis data, metode

pengumpulan data sekunder, metode pengumpulan data primer dan rincian

pelaksanaan kegiatan.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Pada bab ini menguraikan tentang kondisi umum wilayah Kota Manado dan

Kabupaten Minahasa Utara khususnya kawasan sekitar Lintas Ring Road (Winangun-

Maumbi).

BAB V DELINEASI DAN PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai penetapan delineasi kawasan perencanaan yang

menjadi ruang lingkup pekerjaan Penyusunan RDTR dan Zoning Regulation

(Peraturan Zonasi) Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

BAB VI ALTERNATIF PEMBAGIAN ZONA

Substansi dalam bab ini mengenai alternatif pembagian zona pada kawasan

perencanaan untuk mempermudah pelaksanaan perencanaan dan perancangan

kawasan studi.

BAB VII ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN

Pada bab ini menjelaskan tentang analisis yang dilakukan terhadap potensi-potensi

dan permasalahan yang terjadi pada kawasan perencanaan.

BAB VIII KEBIJAKAN TERKAIT KAWASAN PERENCANAAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kebijakan terkait yang akan diterapkan dalam

pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas

Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

.

BAB IX KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERENCANAAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep yang akan diterapkan dalam

pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas

Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

.

Page 9: Bab i Pendahuluan

I-9 Laporan Akhir cv Trijaya Karya

RDTR dan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Lintas Ringroad Winangun Maumbi

BAB X RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) LINTAS RING ROAD (WINANGUN-

MAUMBI)

Pada bab ini akan diuraikan mengenai Rencana Detail Tata Ruang yang akan

diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan

dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

BAB XI KETENTUAN UMUM ZONING REGULATION

Pada bab ini akan diuraikan tentang ketentuan umum Zoning Regulation yang akan

diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan

dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

BAB XII KETENTUAN TEKNIK ZONING REGULATION

Pada bab ini akan diuraikan tentang ketentuan teknik Zoning Regulation yang akan

diterapkan dalam pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan

dengan aktivitas Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

BAB XIII TATA CARA PELAKSANAAN ZONING REGULATION

Pada bab ini akan diuraikan aturan pelaksanaan Zoning Regulation dalam

pengembangan kawasan perencanaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas

Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

BAB XIV TATA CARA PENYUSUNAN RANPERDA DAN PENETAPAN PERDA TENTANG

ZONING REGULATION

Pada bab ini akan diuraikan mengenai aturan Penyusunan Ranperda sekaligus aturan

Penetapan Perda yang akan diberlakukan sebagai regulasi pada pengembangan

kawasan Lintas Ring Road (Winangun-Maumbi) Provinsi Sulawesi Utara.

.