bab i pendahuluan

8
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia yang terletak pada busur vulkanik Sirkum Pasifik dan Sirkum Trans Asia mengakibatkan negara ini memiliki jumlah gunung api yang cukup banyak. Tercatat setidaknya 129 gunung api aktif (17% dari total gunung aktif dunia) terdapat di Indonesia (http://bencana-sedimen.net/tentangsedimen.php). Menurut Istiati (2008), yang dimaksud gunung api sendiri adalah rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma, cairan gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Salah satu gunung api yang paling aktif di Indonesia yaitu Gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2980 meter dari permukaan laut yang secara geografis terletak pada posisi 7°32.5’ Lintang Selatan dan 110°26.5’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif Gunung Merapi terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta, serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah (bencana.bappenas.go.id/imdff/renaksi-merapi). 1

Upload: novera-sagita

Post on 25-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

research of designing Sabo Dam Kali Kuning

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kondisi geografis Indonesia yang terletak pada busur vulkanik Sirkum Pasifik dan

Sirkum Trans Asia mengakibatkan negara ini memiliki jumlah gunung api yang cukup

banyak. Tercatat setidaknya 129 gunung api aktif (17% dari total gunung aktif dunia)

terdapat di Indonesia (http://bencana-sedimen.net/tentangsedimen.php).

Menurut Istiati (2008), yang dimaksud gunung api sendiri adalah rekahan dalam

kerak bumi tempat keluarnya cairan magma, cairan gas atau cairan lainnya ke

permukaan bumi. Salah satu gunung api yang paling aktif di Indonesia yaitu Gunung

Merapi.

Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2980

meter dari permukaan laut yang secara geografis terletak pada posisi 7°32.5’ Lintang

Selatan dan 110°26.5’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif Gunung Merapi

terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta,

serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten di Provinsi

Jawa Tengah (bencana.bappenas.go.id/imdff/renaksi-merapi).

Menurut Triton P.B. (2009), bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi gunung api

dapat diklasifikasikan sebagai bahaya langsung (primer) dan tidak langsung

(sekunder). Bahaya langsung (primer) terjadi pada saat gunung api meletus dan

mengeluarkan lelehan lava, aliran piroklastik (awan panas), jatuhan piroklastik, lahar

letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya tidak langsung (sekunder) terjadi setelah

atau saat gunung api meletus berupa lahar hujan (lahar dingin), banjir bandang, dan

longsoran vulkanik.

Pasca erupsi, Gunung Merapi menyisakan sejumlah material vulkanik berupa

batu, pasir, dan abu. Material-material tersebut apabila bercampur dengan air hujan

dalam jumlah besar akan membentuk suatu aliran yang disebut lahar dingin. Tingginya

curah hujan dan kondisi lereng yang ada dapat menimbulkan aliran lahar yang

1

Page 2: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

memiliki daya rusak tinggi. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, perlu dibuat

suatu bangunan pengendali sedimen (Sabo Dam) yang diletakkan pada sungai-sungai

yang berpotensi dilalui aliran lahar dingin seperti Kali Kuning, Kali Krasak, Kali

Gendol, Kali Putih, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, daerah yang

terkena dampak banjir lahar dingin terbesar pada erupsi Gunung Merapi 2010 yaitu

wilayah disekitar Kali Kuning. Oleh karena itu lokasi perencanaan bangunan

pengendali sedimen (Sabo Dam) dalam penyusunan laporan tugas akhir ini difokuskan

pada Kali Kuning.

1.2. Pokok Permasalahan.

Faktor-faktor penyebab terjadinya aliran lahar dingin di wilayah Gunung Merapi

dapat dibagi dalam tiga hal, yakni material sedimen, curah hujan, dan kemiringan

dasar sungai. Faktor pertama yaitu material sedimen. Menurut Daryono (2011),

peneliti pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), material

sedimen vulkanik pasca erupsi Merapi 2010 diperkirakan mencapai 130 juta meter

kubik, dan hanya 10 persen dari material tersebut yang telah terangkut oleh banjir

lahar. Faktor kedua adalah tingginya curah hujan di wilayah Gunung Merapi. Curah

hujan rata-rata bulanan pada puncak musim hujan mencapai 508 mm pada bulan

Januari dan 514 mm pada bulan Februari. Faktor ketiga yakni kemiringan dasar

sungai. Semakin curam dasar sungai, semakin tinggi kecepatan aliran lahar yang

terjadi. Kecepatan aliran lahar yang tinggi juga berakibat melebarnya bantaran sungai

akibat erosi dan rusaknya infrastruktur di sepanjang bantaran sungai.

Berdasarkan ketiga faktor di atas, kemiringan dasar sungai merupakan satu-

satunya faktor yang dapat direkayasa untuk meminimalisir efek negatif dari aliran

lahar dingin. Upaya yang dilakukan untuk merekayasa kemiringan dasar sungai adalah

dengan membangun bangunan pengendali sedimen (Sabo Dam). Sabo Dam berfungsi

memperlambat aliran lahar dan memberikan waktu yang cukup untuk mengendapkan

2

Page 3: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

material vulkanis yang terlarut. Seiring bertambahnya jumlah material vulkanis yang

mengendap, kemiringan dasar sungai akan menjadi semakin landai.

1.3. Lingkup Pembahasan.

Lingkup pembahasan dari perencanaan Sabo Dam adalah:

a. Analisis hidrologi, berupa analisis curah hujan dari stasiun pengamatan, analisis

distribusi hujan, dan perhitungan debit rencana.

b. Perencanaan dimensi hidrolis bangunan dam, berupa perencanaan dimensi Main

Dam, Apron, dan Sub Sabo Dam.

c. Kontrol kestabilan bangunan Main Dam terhadap guling, geser, eksentrisitas dan

daya dukung tanah.

1.4. Maksud dan Tujuan.

Maksud penulisan Tugas Akhir ini adalah merencanakan bangunan pengendali

sedimen (Sabo Dam) yang berlokasi di Kali Kuning, Kab. Sleman, Yogyakarta. Sabo

Dam ini dibangun dengan maksud mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh

aliran lahar dingin.

Tujuan dibangunnya Sabo Dam Kali Kuning adalah :

a. Menampung/mengendalikan sedimen dari hasil letusan Gunung Merapi.

b. Mengurangi ancaman bahaya banjir pada daerah pemukiman, pertanian, dan

peninggalan purbakala.

c. Mengurangi daya rusak aliran lahar dingin.

d. Mengamankan sarana dan prasarana sumber daya air yang terdapat pada hilir

bangunan.

e. Menstabilkan dasar sungai.

3

Page 4: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Lokasi.

Lokasi perencanaan Sabo Dam terletak di Kali Kuning KM 9,20, tepatnya di

Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta seperti

tampak pada Gambar 1.1.

1.6. Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi delapan bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latar belakang, pokok permasalahan, lingkup

pembahasan, maksud dan tujuan, lokasi perencanaan serta sistematika

penulisan.

4

Gambar 1.1 Peta Lokasi Perencanaan Sabo Dam.

Lokasi Sabo Dam Kali Kuning

Page 5: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

Bab tinjauan pustaka berisi tentang uraian teori dan dasar-dasar perhitungan

yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan terkait dengan

perencanaan bangunan Sabo Dam.

BAB III METODOLOGI.

Bab metodologi merupakan bab yang membahas tentang alur kerja dalam

perencanaan Sabo Dam Kali Kuning seperti survei lapangan, identifikasi

masalah, pengumpulan data, dan perencanaan.

BAB IV ANALISIS DATA.

Bab ini berisi tentang analisis hidrologi, analisis curah hujan, analisis debit

banjir rencana, analisis sedimen, dan analisis hidrolika yang akan digunakan

pada bab selanjutnya.

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI.

Bab perencanaan konstruksi berisi perhitungan-perhitungan terkait dengan

perencanaan Sabo Dam dan bangunan pelengkap, serta gaya yang bekerja

hingga perhitungan kestabilan main dam, sub dam, dan side wall.

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA.

Bab ini menguraikan tentang analisis harga satuan, analisis volume pekerjaan,

daftar harga barang dan upah, rencana anggaran biaya, network planning,

time schedule, man power, dan S curve.

BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT.

Bab ini berisi tentang rencana kerja, syarat umum, syarat administrasi, serta

syarat teknis pekerjaan konstruksi.

BAB VIII PENUTUP.

Bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran terkait hasil perencanaan

bangunan pengendali sedimen Kali Kuning.

5