bab i pendahuluan

18
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya, dimana dalam kegiatan pemanfaatannya cenderung dilakukan eksploitasi secara berlebihan melampaui daya dukung lingkungan dan memberikan beban yang tinggi terhadap daya tampung lingkungan hidup. Salah satu bentuk beban yang dihasilkan oleh manusia adalah limbah. Menurut Daryanto (2009), limbah berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan sebagai limbah domestik, industri dan pertanian. Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas primer atau sehari-hari manusia dinamakan limbah domestik, dimana limbah tersebut terbagi atas limbah cair dan limbah padat. Limbah cair adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia, industri dan hasil pengelolaan sampah dalam fasa/bentuk cair sedangkan limbah pada berbentuk

Upload: piksi-ganesha-bandung

Post on 22-Jun-2015

679 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i pendahuluan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang penting bagi kehidupan

dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya, dimana dalam

kegiatan pemanfaatannya cenderung dilakukan eksploitasi secara berlebihan

melampaui daya dukung lingkungan dan memberikan beban yang tinggi

terhadap daya tampung lingkungan hidup. Salah satu bentuk beban yang

dihasilkan oleh manusia adalah limbah. Menurut Daryanto (2009), limbah

berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan sebagai limbah domestik,

industri dan pertanian. Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas primer atau

sehari-hari manusia dinamakan limbah domestik, dimana limbah tersebut

terbagi atas limbah cair dan limbah padat. Limbah cair adalah limbah yang

dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia, industri dan hasil

pengelolaan sampah dalam fasa/bentuk cair sedangkan limbah pada berbentuk

padatan, dimana limbah padat di masyarakat secara umum dikenal dengan

nama sampah (Damanhuri, 2010).

Sampah di Indonesia merupakan masalah yang serius karena kecepatan

dari pengelolaannya tidak berimbang dengan kuantitas yang dihasilkan.

Ketidak-seimbangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja Tempat Pembuangan

Akhir Sampah (TPAS) setiap harinya. Sebagai contoh, jumlah total sampah

yang dihasilkan oleh Kota Bandung dan sekitarnya pada tahun 2011 mencapai

2.242,9 m3/hari berdasarkan Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota

Bandung, sedangkan kemampuan pengolahannya hanya mencapai 70% dari

total volume sampah yang datang setiap harinya. Sedangkan jumlah sampah

Page 2: Bab i pendahuluan

2

yang dihasilkan oleh kota Jakarta berdasarkan data Dinas Kebersihan Provinsi

DKI Jakarta pada tahun 2010 yaitu sekitar 6400 m3/hari (ton/hari) dan jumlah

sampah yang dihasilkan oleh kota Surabaya yaitu sebanyak 6064 m3/hari

(ton/hari) yang berdasarkan Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Kesenjangan

dalam pengelolaan dan jumlah sampah yang dihasilkan tersebut dikarenakan

oleh penanganan sampah yang umum dilakukan di negara-negara berkembang

yaitu secara konvensional dengan cara pembuangan di kawasan terbuka atau

open dumping dan pengurugan atau landfills. Penanganan dengan kedua pola

tersebut memiliki dampak yang akan berakibat negatif terhadap lingkungan

dengan terjadinya peningkatan pencemaran pada lapisan tanah, udara dan air.

Sistem controlled landfills (sampah organik yang diolah menjadi

kompos) dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan

Kota Cimahi terhadap sampah yang dihasilkan oleh masing-masing kawasan

tersebut yang mana bertempat di TPAS Sarimukti dan berlokasi di Desa

Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. TPAS Sarimukti mulai

beroperasi secara penuh pada tahun 2006 yang merupakan TPAS pengganti

dari TPAS Leuwigajah yang mengalami longsor dimana sebelumnya juga

sebagai tempat penampungan sampah dari ketiga kota tersebut (BPSR, 2011).

TPAS Sarimukti dikelola oleh Dinas Pemukiman dan Perumahan melalui

Badan Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) Jawa Barat dan berkerjasama

dengan Perum Dinas Kebersihan Kota Bandung, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Cimahi dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Bandung Barat.

Page 3: Bab i pendahuluan

3

Kegiatan landfills di TPAS Sarimukti umumnya tidak langsung

dilakukan tetapi dilakukan kegiatan open dumping terlebih dahulu pada zona

yang akan dilakukan pengurugan. Hal ini karena keterbatasan fasilitas seperti

traktor, operator dan juga tingginya jumlah sampah yang masuk ke TPAS

Sarimukti. Kegiatan open dumping tersebut berpotensi menghasilkan lindi jika

terkena air hujan. Lindi merupakan cairan yang terbentuk dari proses

masuknya air eksternal (air hujan) ke dalam timbulan atau urugan sampah,

melarutkan dan membilas materi terlarut seperti materi organik hasil proses

dekomposisi biologis oleh mikroba dan juga materi anorganik seperti logam

berat yang terlarut dan tersuspensi (Damanhuri, 2006). Lindi tersebut

merupakan cairan berbau menyengat dan mengandung logam berat serta

bahan yang beracun. Lindi yang memiliki kandungan logam berat berpotensi

mencemari sumber air di sekitar kawasan TPAS Sarimukti karena cairan

tersebut dapat menginfiltrasi permukaan tanah hingga lapisan tanah tertentu

yang kedap air lalu mengalir menuju sumber air permukaan maupun air tanah

yang berada di sekitarnya.

Sumber air yang digunakan oleh masyarakat di desa sekitar TPAS

Sarimukti sebagaian besar berasal dari air Sungai Cilimus dan Cipicung.

Karena aliran sungai tersebut melalui TPAS Sarimukti, besar kemungkinan

terjadi kontaminasi pada air sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat

sekitar dan lingkungan. Upaya untuk mengatasi dampak tersebut BPSR

mendistribusikan air bersih dari sumber air Cikadu yang berada di sebelah

utara TPAS Sarimukti dan berjarak > 2 km serta berlokasi lebih tinggi dari

Page 4: Bab i pendahuluan

4

kawasan TPAS Sarimukti. Namun, debit air bersih yang didistribusikan oleh

pihak pengelola tidak mencukupi semua kebutuhan maka masyarakat desa

tersebut hanya memanfaatkannya untuk pemenuhan air minum dan tetap

menggunakan air dari kedua aliran sungai untuk mandi, cuci, kakus (MCK).

Kontaminasi yang terdapat di kedua sungai sebagai akibat adanya

keberadaan TPAS Sarimukti yaitu berupa lindi. Berdasarkan penelitian

pendahuluan yang dilakukan oleh Garnasih (2009), air lindi yang diambil dari

TPAS Sarimukti berpotensi bersifat genotoksik (mengandung bahan yang

mampu merusak DNA dan mengubah genom). Genotoksik dapat pula

mempengaruhi kondisi kesehatan secara fisik, kimia dan biologi (Ikehata et

al., 2006). Kualitas air merupakan suatu kondisi air permukaan dan air tanah

yang ditentukan berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologinya.

Berdasarkan peruntukannya kualitas tersebut dapat diidentifikasikan dengan

melalui analisis laboratorium lalu disesuaikan berdasarkan baku mutu

pemanfaatan air tersebut sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran

air yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.

Kualitas air Sungai Cilimus yang terkontaminasi lindi dari kegiatan

open dumping di TPAS Sarimukti dapat berimbas pula pada kondisi kesehatan

masyarakat di sekitar kawasan TPAS. Masalah kesehatan yang muncul

diperkirakan berasal dari kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan air Sungai

Cilimus dan Cipicung sebagai sumber air sehari-hari. Akumulasi logam berat

berpotensi mempengaruhi kesehatan serta dapat tersimpan dalam jaringan

Page 5: Bab i pendahuluan

5

manusia dalam waktu dan kadar tertentu. Logam berat seperti Pb, merupakan

logam berat yang bersifat lethal (berbahaya) bagi manusia dan memiliki

tingkat toksisitas yang tinggi seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg) dan arsen

(As) (Kumar et al., 2008).

Berdasarkan data 10 besar penyakit dari Puskesmas Cipatat Kabupaten

Bandung Barat pada akhir bulan Januari 2012, peningkatan beberapa penyakit

seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 1120 kasus, diare

sebanyak 383 kasus, dermatitis (penyakit kulit) sebanyak 210 kasus semenjak

didirikannya TPAS Sarimukti. Peningkatan ISPA kemungkinan diakibatkan

oleh bau lindi yang berasal dari sampah yang diangkut oleh kendaraan

pengangkut sampah yang melalui pemukiman warga di sekitar TPAS

Sarimukti selama 24 jam. Diare, penyakit kulit dan dermatitis kemungkinan

dikarenakan oleh pemanfaatan air Sungai Cilimus dan Cipicung terutama

kegiatan mandi, mencuci dan kakus.

Derajat kesehatan seseorang ataupun kelompok dalam masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah perilaku, pelayanan

kesehatan, hereditas (keturunan) dan lingkungan. Perilaku merupakan salah

satu pengaruh yang dominan terhadap status kesehatan yang dimiliki oleh

individu maupun kelompok. Pada hakikatnya, perilaku merupakan suatu

aktivitas dari manusia itu sendiri, dalam hal ini suatu respons dan

perangsangan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya. Perilaku kesehatan

masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti merupakan hubungan antara faktor

perangsangan (stimulus) dan suatu respons yang muncul berkaitan dengan

Page 6: Bab i pendahuluan

6

keberadaan TPAS Sarimukti yaitu perilaku kesehatan masyarakat yang

berkaitan mengenai perubahan derajat kesehatan seiring dengan penurunan

kualitas air sungai.

Respons seseorang maupun kelompok terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, makanan, minuman, lingkungan serta pelayanan

lingkungan merupakan dasar pembentukan dari perilaku kesehatan. Menurut

Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan terdiri atas perilaku seseorang

terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan,

perilaku terhadap makanan (dan atau minuman) dan perilaku terhadap

lingkungan sehat. Perilaku kesehatan dapat dijelaskan pula sebagai suatu

bentuk dari pengalaman dan interaksi seseorang ataupun kelompok

masyarakat dengan lingkungannya yang secara khusus menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan

dengan kesehatan dan penyakit (Sarwono, 2007). Peningkatan beberapa

gangguan penyakit yang timbul di Desa Sarimukti semenjak tahun 2006

kemungkinan dipengaruhi oleh pendirian TPAS Sarimukti dan terkontaminasi

oleh masuknya lindi ke dalam air sungai yang berasal dari TPAS. Hal tersebut

dimungkinkan untuk terbentuk suatu perilaku seseorang atau kelompok di

Desa Sarimukti terhadap sakit dan penyakit serta beberapa perilaku kesehatan

lainnya dengan adanya TPAS tersebut.

Upaya untuk mengetahui perilaku kesehatan yang terbentuk dengan

adanya TPAS tersebut dapat dilakukan suatu penelaahan berdasarkan ketiga

domain pembentuk perilakunya yaitu domain kognitif (pengetahuan), domain

Page 7: Bab i pendahuluan

7

afektif (sikap atau tanggapan) dan domain psikomotor (praktik atau tindakan).

Langkah pertama adalah penelaahan secara umum tentang pengetahuan

masyarakat mengenai penurunan kualitas air dengan keberadaan TPAS

Sarimukti dan dampaknya yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ataupun

informasi yang diterima baik mengenai lingkungan sehat, sampah,

pencemaran, dan beberapa bentuk dampak yang kemungkinan dihasilkan dari

keberadaan TPAS. Informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai TPAS,

sampah dan upaya pengelolaan sampah skala RT serta minimasi sampah

(Reduce, Reuse dan Recycle) secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi tindakan masyarakat untuk kesehatan.

Langkah kedua, telaah dilakukan terhadap domain sikap masyarakat di

sekitar TPAS Sarimukti terutama warga Desa Sarimukti terhadap lingkungan

yang kemungkinan tercemar tersebut. Fokus telaah adalah responnya baik

positif ataupun negatif dan tingkah laku masyarakat terhadap kondisi

kesehatan lingkungan mereka serta upaya terhadap kualitas kesehatannya.

Langkah ketiga adalah telaah terhadap domain praktik dengan

mengidentifikasi upaya-upaya meminimasi masalah kesehatan yang dilakukan

oleh masyarakat terhadap kemungkinan munculnya dampak pencemaran lindi

yang berasal dari TPAS Sarimukti. Pertanyaan utama adalah apakah

timbulnya gangguan kesehatan yang dimungkinkan berasal dari lindi pada air

Sungai Cilimus yang melalui TPAS Sarimukti dapat menghasilkan suatu

respon dalam bentuk praktik atau tindakan oleh masyarakat secara langsung.

Page 8: Bab i pendahuluan

8

Praktik atau tindakan masyarakat tersebut merupakan domain perilaku terakhir

yang ditelaah.

Berdasarkan uraian di atas, suatu penelitian mengenai kualitas air perlu

dilakukan berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti yang mempengaruhi

menurunnya derajat air sungai dan pembentukkan perilaku kesehatan

masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti terutama di Desa Sarimukti

sebagaimana pemanfaatan masyarakat terhadap air Sungai Cilimus dan

Cipicung yang kemungkinan besar telah mengalami kontaminasi tersebut.

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi dan data yang rasional,

emipris dan juga sistematis mengenai perubahan kualitas air sungai termasuk

kemungkinan peningkatan kadar logam berat Pb dengan menilai kualitas air

sesuai peruntukannya berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82

Tahun 2001 dan hasil identifikasi terhadap perilaku kesehatan masyarakat

berdasarkan domain perilakunya terutama pengetahuan, sikap dan praktik

masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti. Hasil dari penelitian ini akan

memberikan informasi yang dapat mendeskripsikan secara spesifik mengenai

kemungkinan perubahan kualitas air sungai dan perilaku kesehatan

masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti.

B. Perumusan Masalah

Air Sungai Cilimus dan Cipicung merupakan salah satu sumber air

yang digunakan oleh warga Desa Sarimukti untuk memenuhi beberapa

kegiatan yaitu mandi, cuci dan kakus selain dari air yang telah di distribusikan

oleh pengelola TPAS Sarimukti untuk kebutuhan air minumnya. Potensi

Page 9: Bab i pendahuluan

9

kontaminasi air sungai dengan keberadaan TPAS Sarimukti secara langsung

maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air Sungai Cilimus dan

Cipicung selain dipengaruhi bahan kontaminan yang berasal dari limbah

domestik. Salah satu bahan kontaminan yang berbahaya yaitu logam berat

dapat mengurangi kualitas air berkaitan pemanfaatannya bagi kebutuhan

sehari-hari dan dampaknya bagi kesehatan (Fardiaz, 1992, Darmono, 2001 dan

Sejati 2009).

Sungai Cilimus dan Cipicung yang dimanfaatkan oleh warga Desa

Sarimukti kemungkinan telah tercemar oleh lindi yang dihasilkan oleh

keberadaan timbunan sampah di TPAS Sarimukti dan berpotensi

menimbulkan masalah seperti penurunan kualitas air dan peningkatan kadar

logam berat yang berbahaya terhadap kesehatan masyarakat di desa tersebut.

Permasalahan kesehatan tersebut berpengaruh terhadap perilaku kesehatan

masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti terutama warga di Desa Sarimukti.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kualitas air Sungai Cilimus berkaitan dengan

keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,

Kabupaten Bandung Barat ?

2. Bagaimanakah perilaku kesehatan masyarakat berkaitan dengan

keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,

Kabupaten Bandung Barat ?

Page 10: Bab i pendahuluan

10

3. Bagaimanakah hubungan antara kualitas air sungai dan perilaku

kesehatan masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti,

Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a) Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kualitas air Sungai Cilimus berkaitan dengan

keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,

Kabupaten Bandung Barat.

2. Menganalisis perilaku kesehatan masyarakat berkaitan dengan

keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,

Kabupaten Bandung Barat.

3. Menganalisis hubungan antara kualitas air dan perilaku kesehatan

masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti, Desa

Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

b) Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas air sungai dan

perilaku kesehatan masyarakat dengan keberadaan TPAS Sarimukti

di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat

agar masyarakat dapat melakukan upaya-upaya yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatannya.

Page 11: Bab i pendahuluan

11

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi terhadap

Balai Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) sebagai pengelola

untuk dasar pengelolaan lingkungan di sekitar TPAS Sarimukti,

Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

D. Kerangka Pemikiran

Kesejahteraan Manusia

Pemanfaatan SDA

Sumberdaya (SDA)

Lingkungan Hidup

Sampah Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung

(Sampah RT, Pasar, dll)

Balai Pengelolaan Sampah Regional (BPSR)

(Pengelola Sampah Kota)

TPPAS Regional Sarimukti

(TPAS Sarimukti)

Pengomposan Pengurugan (Landfill)

Timbunan Sampahdi TPAS

Kolam Lindi

(Leachate)Pengelolaan Sampah Organik

Sampah Organik dan

Sampah Anorganik

Perembesan Pengelolaan Lindi

Komposting

Pemanfaatan Sampah (Pupuk & Soil Moisturizing)

Sungai Cilimus Hasil Pengelolaan

Lindi

Perilaku Kesehatan

Masyarakat

Masyarakat(Desa Sarimukti)

Kualitas Air Sungai(Bau, Warna, Rasa,

TDS, BOD, COD, DO, pH, Pb, Total Coliform atau Fecal Coliform)

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran