bab i pendahuluan - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/bab 1.pdfbab i pendahuluan i.1...

16
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production Marvel Production merupakan industri seni di Amerika yang menampilkan sekaligus menciptakan superhero baru di dunia hiburan. Salah satunya adalah Spiderman, yang merupakan pahlawan yang memiliki sifat dan senjata seperti lama- laba yang juga akrab di panggil “Spidey” oleh para fansnya, memiliki sejarah yang sangat panjang. Spiderman memiliki warna yang juga merepresentasikan symbol dari bendera Negara Amerika, yaitu warna merah, biru dan putih di kelopak matanya. Warna inilah yang menjadi dasar dari symbol kenegaraan Amerika Serikat yang menggambarkan bahwa Amerika Serikat adalah orang-orang yang kuat, pandai dan menjadi pahlawan ketika ada suatu masalah di masyarakat. 1

Upload: docong

Post on 15-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

BAB I

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

Marvel Production merupakan industri seni di Amerika yang menampilkan

sekaligus menciptakan superhero baru di dunia hiburan. Salah satunya adalah

Spiderman, yang merupakan pahlawan yang memiliki sifat dan senjata seperti lama-

laba yang juga akrab di panggil “Spidey” oleh para fansnya, memiliki sejarah yang

sangat panjang. Spiderman memiliki warna yang juga merepresentasikan symbol dari

bendera Negara Amerika, yaitu warna merah, biru dan putih di kelopak matanya.

Warna inilah yang menjadi dasar dari symbol kenegaraan Amerika Serikat yang

menggambarkan bahwa Amerika Serikat adalah orang-orang yang kuat, pandai dan

menjadi pahlawan ketika ada suatu masalah di masyarakat.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

2

Style berwana merah, biru dan putih ini digunakan pertama kali pada serial

komik yang dibuat oleh Stan Lee dan Steve Ditko pada tahun 1962 dengan judul

Amazing Fantasy (1962) dari inspirasi ini munculah edisi komik lainnya. Pada tahun

1963 Marvel membuat komik dengan judul “The Amazing Spiderman”.

Gambar I.2 Spiderman Comics di era 1960-an

Sumber: Marvel Comic

Sejak The Amazing Spider-Man dirilis, komik dengan tokoh spiderman

bermunculan di perindustrian cetak, seperti majalah The Spectacular Spider-Man yang

terbit dua edisi (Juli & November 1968), seri komik Marvel Team-Up (1972 1985) yang

menyandingkan Spider-Man dengan superhero Marvel yang berbeda-beda tiap bulannya,

Peter Parker, The Spectacular Spider-Man (1976-1998) yang terbit sebanyak 263 edisi, Web of Spider-Man (1985-1995) sebagai pengganti Marvel Team-Up, seri Spider-Man (1990-1999) masih banyak lagi seri komik Spider-Man terbaru edisi lainya seperti The

Amazing Spiderman Spiral Part 5 yang di publish pada February 2016 silam (Marvel.com

- diakses pada 22 April 2016)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

3

Gambar I.3 Cover Serial Film Spiderman 1 (2002), spiderman 2 (2004),

Spiderman 3 (2007), Spiderman 4 (2010) Sumber: Marvel Film Production

Hingga akhirnya tokoh Spiderman ini merambah di dunia perfilman yang

dibuat oleh Marvel Production Films (MPF) dibantu bersama Columbia Pictures dan

Sony, Spiderman semakin memiliki nilai seni dan jual yang tinggi. Hingga pada tahun

2002, Marvel meluncurkan film spiderman pertamanya, dilanjutkan dengan

Spiderman 2 (2004), Spiderman 3 (2007), Spiderman 4 (2010).

Dalam edisi serial film Spiderman 1 hingga seri ke 4, Peranan lawan dari

Spiderman adalah orang berkulit putih. Bahkan di serial The Amazing Spiderman

2012, Marvel menampilkan peranan antagonis yang mewah, seperti Doctor Octopus,

Rhino dan The Lizard. Mereka ditempatkan sebagai lawan kelas atas dengan

kekayaan dan jabatan yang berbeda dengan lawan main Peter Parker dalam film serial

terbarunya The Amazing Spiderman 2 yaitu Electro.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

4

Gambar I.4 Cover Film The Amazing Spiderman (2012)

dan The Amazing Spiderman 2: Rise Of Electro (2014)

Setelah sukses dengan film Spiderman 4 (2010), Marvel mengubah style

spiderman yang berbeda, dengan menyuguhkan tampilan grafis yang memukau dan

alur cerita yang lebih dramatis yaitu, The Amazing Spiderman (2012) dan dilanjutkan

dengan The Amazing Spiderman 2: Rise of Electro. Film Spiderman yang terakhir

diluncurkan oleh Marvel merupakan subjek dari penelitian ini.

Film sekuel kedua The Amazing Spiderman dengan judul “The Amazing

Spider-Man 2” bercerita kisah Peter Parker yang setelah lulus kuliah dan kini dengan

kesibukannya yang tak lain adalah berurusan dengan para penjahat dengan menjadi

seorang Spider-Man. Janji Peter untuk melindungi kepada Gwen ayah-nya, menjadi

sebuah masalah, karena Peter bertemu penjahat baru yang muncul dijuluki dengan

nama 'Electro' yang juga merupakan seorang teman lama 'Harry Osborn'. Electro

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

5 merupakan lawan terkuat dari seri yang ada di Spiderman karena Electro mampu

menguasai dan mengendalikan aliran listrik yang ada di Kota New York.

Gambar I.5 Electro dalam film The Amazing Spiderman II: Rise of Electro

(2014) dan komik The Amazing Spiderman #9 (1964) Sumber: Columbia Pictures

Tokoh Electro merupakan rancangan komikus Stan Lee, berkisah tentang seorang

teknisi saluran listrik yang miskin bernama Maxwell Dillon, ada perbedaan anatara

komik dan film yang dibuat oleh marvel, jika di komik The Amazing Spiderman

(1964) menggunakan orang berkulit putih, sedangkan dalam film The Amazing

Spiderman 2:Rise of Electro memakai orang berkulit hitam, yaitu Max (Jamie Foxx).

Foxx dilansir dalam portal Marvel.com mengungkapkan bahwa karakter itu didesain

ulang agar lebih membumi, dan bahwa penjahat setelan kuning dan hijau klasik akan

dihilangkan dan diganti dengan tampilan digital modern menggunakan warna biru

putih. Lawan main spiderman ini merupakan inkarnasi dari Electro seri komik, tetapi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

6 berbeda dengan sebelumnya yang memakai aktor berkulit putih, kali ini marvel

membuat aktor yang menyuguhkan karakter penjahat dari keturunan Afrika Amerika.

Pada abad ke-19 di Negara Amerika, kulit berwarna selain berkulit putih

cenderung tercampakan di Media, bahkan sampai dengan akhir tahun 1960-an dan

awal 1970-an, keluarga berkulit hitam jarang pernah ditemukan dalam film-film serial

dan drama televisi. Bahkan film-film buatan orang kulit hitam tidak pernah

ditayangkan oleh komisi peniyaran, (Barker, 2013:221)

Gambar I.6 Sekumpulan Afro Amerika dalam film Do the Right Thing (1969) courtesy of Black Film Review

Sumber: Framming Blackness “The African America” Ed Guerrero (1993)

Hingga Pada tahun 1969 di Amerika, muncul film-film serial seperti film Do

The Right Thing (1969), yang bercerita tentang kehidupan Bangsa Afro Amerika di

jaman penindasan dan kerusuhan, film ini digambarkan bagaimana kisah orang-orang

Afro Amerika dikelompokan sebagai budak dan menjalani kehidupan sehari-hari

dengan penindasan (Guerrero,1993:154).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

7

Komisi Kerner dalam buku Cultural Studies (2013:224), melakukan kajian

atas kerusuhan yang menyebar di berbangai kota besar Amerika pada tahun 1960an,

dengan memaparkan bahwa;

“Media berita Amerika Serikat terlalu lama terlena di dalam dunia kulit putih, kalaupun pernah memandang di luar dunia itu, itu pun tetap dengan mata laki-laki kulit putih dan perspektif kulit putih (komisi Kerner, 1968 dalam Chris Barker)”

Hal ini mencerminkan ketakacuhan dan ketakpedulian di kalangan warga kulit putih

Amerika. Masalah ini dipengaruhi karena diskriminasi sosial yang menjamur di

Amerika Serikat, sehingga warga kulit putih tidak mementingkan hak dan martabat

warga kulit hitam yang berada di Amerika (Barker, 2013:222).

Pada tahun 1980-an, Komisi Kesetaraan Rasial (1984) mencatat bahwa

kendati di Amerika Serikat warga kulit hitam dilihat lebih sering muncul di

pertelevisian. Seperti pada drama opera Amerika seperti Dallas (1981),

Dynasty(1988), Days of Our Lives (1982), The Bold and the Beautiful (1984),

Melrose Place (1987) dan lain-lain pun tidak memiliki catatan baaik dalam

menampilkan warga Amerika yang multiras. Seperti pada warga kulit hitam dalam

media, bukan tidak sepadan dengan peran demokratis, tetapi warga kulit putih juga

menunjukan ketidakpedulian dan memandang sebelah warga dan berbagai

kebudayaan kulit hitam. Berbeda dengan orang kulit putih, berita yang disampaikan

warga kulit putih di media, ditempatkan pada arus utama masyarakat (Hot

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

8 News/Headline) memberi tanda bahwa masyarakat kulit hitam berada di pinggiran

dan pada garis yang tidak relevan (Barker, 2013:223).

Awal tahun 1970-an, konteks mengenai orang kulit hitam di Amerika semakin

menunjukan diskrimanasinya, terlihat pada media-media, tiada satu pun orang

berkulit hitam yang berperan aktif dalam sebuah penayangan. Saat orang kulit hitam

muncul di dalam suatu program siaran atau film, mereka selalu dikaitkan dengan isu

imigran (orang buangan). Orang kulit hitam dapat muncul di Media, jika Mereka

terlibat dalam konflik. Menurut Barker (2013:155) memaparkan bahwa, hanya 5%

warga kulit berwarna muncul di teleivisi dan dimedia lainnya. Berdasarkan buku

tulisan Guerero yang berjudul Framming Blackness: The African American Image in

Film (1993:161) menyatakan bahwa motif sineas Hollywood dalam mendapatkan

‘keuntungan’ adalah dengan merendahkan kaum kulit hitam dan kelompok minoritas

lainnya yang terkait status marjinal.

Di dalam bukunya, Ed Guerero mencatat bahwa film-film Hollywood

Amerika yang berlatar belakang Afrika pertama kali muncul pada tahun 1915 yang

berjudul “Birth of Nation”. Didalam film ini terdapat nilai-nilai rasial yang

tergambarkan, yakni pada saat itu adalah white supremacist atau supremasi kulit

putih. Guerrero memperlihatkan bahwa permasalahan rasisme di Amerika dapat

memberikan ‘keuntungan’ ekonomi bagi industri Hollywood (Guerrero, 1993:17-18).

Media secara keseluruhan menganggap orang kulit hitam sebagai orang kelas

menengah ke bawah. Maka dari itu media cenderung menganggap konflik dan

penindasan adalah kondisi nyata keberadaan orang kulit hitam (Barker, 2013:222).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

9

Di Amerika erat hubungannya dengan rasisme yang dominannya cenderung

pada perbedaan warna kulit, yaitu kulit hitam dan kulit putih. Ras kulit putih

menganggap dirinya superior (lebih unggul) dan dapat mendiskriminasi ras kulit

hitam dengan leluasa. Sedangkan kulit hitam sendiri yang keberadaannya minoritas di

Amerika Serikat berusaha untuk melawan kulit putih agar mendapatkan hak yang

sejajar dengan kulit putih. Sehingga tidak menjadi hal yang tabu jika perlawanan kulit

hitam untuk mendapatkan hak yang sama menimbulkan pemberontakan. Keberadaan

warga Kulit hitam juga menjadi kaum minoritas, karena Hollywood berhasil

membuat citra Afro Amerika menjadi kaum yang terpinggirkan dengan membatasi

representasi mereka dalam sebuah stereotype (Guerrero, 1993:9-10).

Permasalahan Ras lainya juga ditambahkan dengan adanya media yang

mendukung secara tidak langsung bahwa orang kulit hitam relatif tidak pintar bicara

dan melalui pembicaraan yang tidak sesuai dengan kemauan mereka. Mereka

cenderung melibatkan emosi untuk menyelesaikan permasalahan dan tidak memakai

akal budinya. Seperti pada film Django Unchained (2012), Machine Gun Preacher

(2013) dan The Butler (2013) para pemeran ini diperlihatkan sebagai orang bodoh,

kumuh, tunduk atas perintah dan tertindas. Akan tetapi pada abad ke 14, munculah

istilah yang memiliki konotasi yang kuat dari kaum Afro Amerika dan istilah tersebut

digunakan secara luas dalam konteks ras. Istilah tersebut adalah Blackness, maka dari

itu munculah konotasi yang kuat dari kebanggaan ras kulit hitam. Kata ini

mencerminkan perubahan yang terjadi dalam komunitas kulit hitam, yaitu untuk

melawan diskriminasi yang menimpa kaum hitam. Blackness ditekankan dalam arti

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

10 ras, terutama dalam Afrika-Amerika (Jackson, 1996:126-127). Meskipun perubahan

terjadi didalam warga kulit hitam, akan tetapi orang-orang kulit putih masih

menganggap bangsa kulit hitam adalah kaum marjinal.Menurut Samovar pada

Sukmono dan Junaedi (2014:55) memaparkan bahwa kehidupan diskriminasi rasial

Afro Amerika mengalami masa-masa yang kritis, seperti kaum afrika-amerika

dipaksa untuk berada dibelakang jika naik bus, toilet dan kamar mandi dipisahkan,

demikian sama halnya dengan pendidian, mereka tidak dapat disatukan dengan

lembaga yang sama dan diperlakukan dengan sama dengan kaum putih.

Meskipun adanya penghapusan diskirminasi rasial ditengah-tengah

masyarakat Amerika Serikat, peniliti melihat adanya diskriminasi ras yang terjadi

pada film Spiderman. Dalam scene awal Film The Amazing Spiderman 2 ini, Max

Dillon (Electro) ditampilkan sosok yang sangat kotor, lugu, gelandangan dan menjadi

orang serba bingung dalam menjalani kehidupannya. Berdasakan hal tersebut, dapat

dikatakan film The Amazing Spiderman 2 ingin menekankan lebih dalam mengenai

penjahat super, kiriminalitas bahkan orang gelandangan itu merupakan penggambaran

dan ciri-ciri orang Afro Amerika yang sebenarnya. Menurut Barker (2012:219)

memaparkan bahwa:

Warga Afro Amerika menimbulkan serangkaian masalah bagi warga kulit putih, misalnya sebagai tampilan kebudayaan asing yang mengontaminasi atau sebagai pelaku kejahatan (pelaku kriminal).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

11 Dikalangan warga kulit putih, orang-orang berketurunan Afro Amerika merupakan

orang yang dianggap sebagai kaum-kaum pinggiran yang pekerjaannya adalah

Kriminalitas, karena kondisi lingkungan yang tidak baik.

Gambar I.7 Potongan scene dari film The Amazing Spiderman II: Rise of Electro (00.09.16-00.09.52)

Sumber: DVD Film The Amazing Spiderman 2

Dikisahkan pada gambar 1.7, Max Dillon berjalan ke arah perusahaan

OSCORP untuk melakukan ekspiremen listrik di Kantornya, dengan membawa bekas

proyek barunya. Dengan tergesah-gesah, Gulungan berkas proyeknya terjatuh dan

tiada orang satu pun yang membantu untuk membereskan gulungan berkas tersebut.

Warga kulit putih di Amerika, sangat acuh terhadap orang berkulit hitam, bahkan

beberapa warga kulit putih tidak mau menganggap keberadaan orang kulit hitam di

tengah-tengah mereka. Di scene lain, tindakan yang tidak sewajarnya dilakukan oleh

orang kulit putih kepada orang kulit hitam. Spiderman menyuruh Max untuk

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

12 merapikan rambutnya dengan ludahnya, agar rambutnya tampak keliatan rapi dan

klimis, “Hey, jilat ini..” ujar spiderman dengan nada santai. Si Max pun

melakukannya, seakan-akan seperti orang lugu. Di dalam potongan scene terebut,

Max di tabrak saat dia kebingungan membawa gulungan kertas biru, tiada satupun

yang menanggapi permintaan tolongnya. Max pun, membereskan gulungan kertas

biru yang jatuh tersebut dengan sendirinya.

Gambar I.9

Potongan scene dari film The Amazing Spiderman II: Rise of Electro (00.09.16-00.09.52)

Sumber: DVD Film The Amazing Spiderman 2

Dalam Film The Amazing Spiderman 2, peneliti mengambil scene yang

merujuk pada pemberotakan seorang Electro (Jamie Foxx) yang melawan para Polisi-

polisi New York yang menuduh bahwa si Electro bersalah. Kesal dengan ucapan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

13 polisi New York yang berkata kepada Max, “orang aneh” dan terus

mempersalahkannya. Lalu Electro memberontak, melawan dan menghancurkan kota

Manhattan, New York.

Di dalam review film The Amazing Spiderman 2 melalui situs imdb.com (di

Akses pada 11 November 2015), Jamie Foxx adalah orang yang kutu buku, orang

yang sabar dan ahli dalam merancang system listrik, yang akhirnya Ia mengalami

kecelakaan teknis dan keluar sebagai manusia listrik. Lalu Electro keluar dari

kamarnya dan keluar ke jalan. Lalu Electro berubah menjadi manusia sangat jahat (Super-Bad), karena perilaku polisi-polisi New York yang sangat anti-pati terhadap

orang kulit hitam, akhirnya si Electro berubah Jahat dan membuat warga sekitar resah

terhadapnya. Peneliti menemukan peran antagonis dalam film lainya adalah kulit

hitam, diantaranya adalah Brick Mansion (2014), Ride Along (2012), Reasonable

Doubt (2012), All about the Benjamins (2002). Dalam beberapa film yang dipilih

peneliti sebagai pembanding subjek, hanya menceritakan sebagai kehidupan para

orang-orang kulit hitam yang digambarka lucu, bodoh, buruk, licik dan seorang

penjahat (kriminal).

Peneliti memilih subjek The Amazing Spiderman 2 karena peneiliti melihat

sisi lain yang direpresentasikan dalam film ini, peneiliti melihat kasus Eric Garner

yang di bunuh oleh Polisi-polisi New York, dan banyak warga Afro Amerika yang

tidak terima akan hal itu. Seperti kisah Electro dalam Spiderman, electro dituding

mengganggu keamanan kota, padahal dia mengalami kecelakaan dalam pekerjaan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

14

Seperti masalah rasisme yang terjadi pada tahun 2015 silam dikutip dari

bbc.com/news pada 11 November 2016, kasus yang menimpa seseorang penjual

rokok, kasus Eric Garner, Dia di tuding menjual rokok tanpa cukai, padahal Eric

Garner belum diberi kesempatan untuk berbicara. Akhirnya, beberapa polisi yang

disana langsung menangkap dan satu polisi kulit putih mencekik Eric Garner hingga

tewas. Tragedi ini cukup membuat resah warga keturunan Afro-Amerika yang tinggal

disana. kesejahteraan yang dinilai cukup baik oleh beberapa negara, namun tidak

dirasakan oleh warga kulit hitam disana, meskipun Amerika dipimpin oleh Barrack

Obama yang berkulit Hitam.

Peneliti menggambarkan sosok orang kulit hitam dengan aktor Electro ini

adalah bentuk perlawanan diskriminasi kaum berkulit hitam dengan menjadi

pemberontak, memiliki amarah yang terpendam sehingga merusak semua bangunan

dan mengacaukan seluruh warga kulit putih yang berada di Kota Manhattan, New

York agar bangsa kulit Hitam juga dikenal sebagai kaum kuat tanpa adanya

diskriminasi. Fenomena ini layak diteliti, karena penelitian ini mengarah pada

konteks Afro Amerika, karena masih adanya diskriminasi antara warga kulit putih

dengan warga kulit hitam.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini

bermaksud untuk mencari pengertian atau pemahaman mengenai fenomena dalam

suatu latar berkonteks khusus melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moleong (2000:5) bahwa penelitian

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

15 kualitatif ini biasa juga disebut dengan metode kualitatif sebab data-data yang

dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif seperti kata-kata atau gambar.

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

representasi Afro Amerika dalam Film The Amazing Spiderman 2: Rise Of

Electro?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi Afro-Amerika

pada film The Amazing Spiderman 2:Rise of Electro

I.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang memiliki batasan-

batasan penelitian, yang berdasarkan pada Subjek film The Amazing

Spiderman 2:Rise of Electro dan objek yang merujuk pada representasi Afro-

Amerika. Penelitian ini menggunakan teori-teori yang dapat dikaitkan dalam

fenomena Afro-Amerika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

semiotika oleh Roland Barthes. Melalui prinsip-prinsip semiotika Roland

Barthes, peneliti ingin mengetahui hubungan tanda dan makna hingga mitos.

Ruang lingkup kajian ini mengkaji seputar sistem tanda yang berlaku

mengenai dalam Film The Amazing Spiderman 2 :Rise of Electro

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.wima.ac.idrepository.wima.ac.id/7479/2/BAB 1.pdfBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gambar I.1 Spiderman dan bendera Amerika Sumber: Marvel Production

16 I.5 Manfaat Penelitian�

A. Manfaat Akademis

Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui lebih

dalam mengenai represenatasi Afro Amerika. Penelitian ini dapat menjadi

bahan penelitian yang lebih komprehensif, baik di bidang ilmu komunikasi

maupun bidang studi lainya.

B. Manfaat Praktis

Penelitian mengenai Afro Amerika ini diharapakan dapat

memberikan pemahaman bagi pembaca dan masyarakat dapat mengerti

tentang isu-isu mengenai Afro Amerika dan Kulit Putih. Sehingga

masyarakat dapat mengetahui konteks Afro Amerika dan kulit putih secara

berimbang.

C. Manfaat Sosial

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

gambaran bagi para pembaca atau peneliti yang ingin melakukan

penelitian dengan konteks Afro Amerika.