bab i pendahuluan 1.1. latar...

27
1 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada tingkat ketersediaan maupun konsumsi pangan. PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan wilayah yang dapat digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan konsumsi pangan ke depan, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya dan preferensi konsumsi pangan masyarakat. Selain itu, PPH juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan sasaran dalam perencanaan dan evaluasi penyediaan khususnya produksi pangan. PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang kemudian dikembangkan oleh departemen pertanian Republik Indonesia melalui tahap workshop yang diselenggarakan Departemen Pertanian bekerja sama dengan FAO. Tujuan utama penyusunan PPH adalah untuk membuat suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang terdiri dari kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai cita rasa. Untuk pertama kali, PPH untuk kawasan Asia Pasifik dikembangkan berdasarkan data pola pangan (pola ketersediaan pangan) dari neraca bahan pangan karena bahan inilah yang mudah tersedia dan tersedia secara berkala setiap tahun. Sementara data konsumsi pangan dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik tidak tersedia secara terbuka. Dengan pendekatan PPH, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kecukupan gizi (Nutritional Adequacy), tetapi sekaligus mempertimbangkan keseimbangan gizi (Nutritional Balance) yang didukung oleh cita rasa (Palatability), daya cerna (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (Affortability). Pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan hal ini dikarenakan : 1. Masih tingginya konsumsi padi-padian terutama beras. 2. Masih rendahnya konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah. 3. Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih rendah. 4. Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan. (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal. 5. Diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif. 6. Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system).

Upload: vodung

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

1 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi

dari kelompok pangan utama pada tingkat ketersediaan maupun konsumsi pangan. PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan

wilayah yang dapat digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan konsumsi pangan ke depan, dengan mempertimbangkan aspek sosial,

ekonomi, budaya dan preferensi konsumsi pangan masyarakat. Selain itu, PPH juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan sasaran dalam

perencanaan dan evaluasi penyediaan khususnya produksi pangan.

PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang kemudian dikembangkan oleh departemen pertanian Republik

Indonesia melalui tahap workshop yang diselenggarakan Departemen Pertanian bekerja sama dengan FAO. Tujuan utama penyusunan PPH adalah

untuk membuat suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang terdiri dari kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi

kebutuhan gizi dan sesuai cita rasa.

Untuk pertama kali, PPH untuk kawasan Asia Pasifik dikembangkan berdasarkan data pola pangan (pola ketersediaan pangan) dari neraca

bahan pangan karena bahan inilah yang mudah tersedia dan tersedia secara berkala setiap tahun. Sementara data konsumsi pangan dari berbagai

negara di kawasan Asia Pasifik tidak tersedia secara terbuka.

Dengan pendekatan PPH, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan tidak hanya dapat memenuhi

kecukupan gizi (Nutritional Adequacy), tetapi sekaligus mempertimbangkan keseimbangan gizi (Nutritional Balance) yang didukung oleh cita rasa

(Palatability), daya cerna (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (Affortability).

Pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan hal ini dikarenakan :

1. Masih tingginya konsumsi padi-padian terutama beras.

2. Masih rendahnya konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah.

3. Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih rendah.

4. Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan. (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal.

5. Diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif.

6. Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

2 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Penghitungan Skor PPH dimaksudkan untuk menganalisis pola konsumsi pangan suatu masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang ideal

(Pola Pangan Harapan). Skor PPH ini berfungsi sebagai:

1. Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau pangan.

2. Baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah.

3. Baseline data untuk menghitung proyeksi konsumsi dan penyediaan pangan ideal untuk suatu wilayah.

1.2. Tujuan

Buku Direktori Pola Pangan Harapan Jawa Barat Tahun 2017 ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Menyajikan data dan informasi perkembangan konsumsi energi, protein, dan skor Pola Pangan Harapan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun

2011 – 2016;

2. Menyajikan data dan informasi perkembangan Pola Konsumsi Pangan Provinsi Jawa Barat menurut jenis pangan utama selama tahun 2011 –

2016;

3. Menyajikan data dan informasi perkembangan konsumsi energi, protein, dan skor Pola Pangan Harapan 27 Kab/Kota tahun 2011 – 2016;

4. Menyajikan data dan informasi perkembangan Pola Konsumsi Pangan 27 Kab/Kota menurut jenis pangan utama selama tahun 2011 – 2016;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

3 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB II METODOLOGI

2.1. Sumber Data

Mengacu pada UU No. 16/1997 tentang Statistik dan PP No. 51/1999 tentang Kegiatan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga

yang berwenang dan bertugas melakukan pengelolaan data statistik di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka menyediakan data terkait pendidikan,

kesehatan, konsumsi/pengeluaran rumahtangga serta sosial ekonomi lainnya yang diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, antara

lain untuk bidang ketahanan pangan, maka BPS secara rutin melaksanakan Survei Sosial Ekonomi (SUSENAS).

Data rata-rata konsumsi pangan dan gizi penduduk hasil SUSENAS, secara khusus BPS mempublikasinya untuk tingkat nasional & provinsi

dengan 3 klasifikasi wilayah, yaitu: perkotaan, perdesaan, & gabungan. Pada masing-masing tabel, disajikan pula data menurut golongan pengeluaran.

Terkait dengan analisis situasi konsumsi pangan penduduk berdasarkan data SUSENAS, secara metodologis terdapat dua hal yang dapat

kecenderungan yang dapat mempengaruhi hasil analisis, yaitu :

Beberapa hal teknis yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan dan analisis situasi konsumsi pangan dengan pendekatan PPH berdasarkan

data SUSENAS, adalah:

Terdapat perbedaan jumlah & jenis pangan pada kuesioner data Susenas lama sebelum tahun 2015 (207 pangan & 35 makan jadi) dengan 2015

& selanjutnya (111 pangan & 35 makan jadi).

Keterbatasan jenis makanan jadi dan makanan yang dikonsumsi di luar rumah yang terdapat dalam kuesioner Susenas.

Metode ”recall” seminggu berpotensi terjadinya under/over estimate data konsumsi pangan yang diingat oleh responden.

Dengan demikian, kondisi tersebut dapat menyebabkan penilaian kualitas konsumsi pangan menjadi kurang menggambarkan kondisi konsumsi

pangan penduduk yang sesungguhnya. Oleh karena itu, diperlukan justifikasi agar data konsumsi pangan penduduk berdasarkan data Susenas lebih

mendekati kondisi riil.

2.1.1. Data Susenas 2011 – 2014

Jumlah dan jenis pangan dalam susenas tahun 2011 sampai tahun 2014 terdiri dari 207 pangan dan 35 makan jadi yang dikelompokkan ke

dalam 14 kelompok pangan sebagai berikut :

a) Padi – Padian

Terdiri dari Beras (beras lokal, kualitas unggul, impor), beras ketan, jagung basah dengan kulit, jagung pipilan/beras jagung, tepung beras, tepung

jagung (maizena), tepung terigu, padi-padian lainnya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

4 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

b) Umbi – Umbian

Terdiri dari Ketela pohon/singkong, Ketela rambat/ubi jalar, Sagu (bukan dari ketela pohon, missal: sagu Ambon), Talas/keladi, Kentang, Gaplek,

Tepung Gaplek (tiwul), Tepung ketela pohon (tapioka/kanji), Umbi-umbian lainnya.

c) Ikan

1. Ikan segar

Terdiri dari Ekor kuning, Tongkol/tuna/cakalang, Tenggiri, Selar, Kembung, Teri, Bandeng, Gabus, Mujair, Mas, Lele, Kakap, Baronang, Ikan segar

lainnya.

2. Udang dan hewan air lainnya yang segar

Terdiri dari Udang, Cumi-cumi/sotong, Ketam/kepiting/rajungan, Kerang/siput, Lainnya.

3. Ikan diawetkan

Terdiri dari Kembung (peda), Tenggiri, Tongkol/tuna/cakalang, Teri, Selar, Sepat, Bandeng, Gabus, Ikan dalam kaleng, Lainnya.

4. Udang dan hewan air lainnya yang diawetkan

Terdiri dari Udang (ebi), Cumi-cumi/sotong, Lainnya

d) Daging

1. Daging segar

Terdiri dari Daging sapi, Daging kerbau, Daging kambing, Daging babi, Daging ayam ras, Daging ayam kampung, Daging unggas lainnya, Daging

lainnya.

2. Daging diawetkan

Terdiri dari Dendeng, Abon, Daging dalam kaleng, Lainnya.

3. Lainnya

Terdiri dari Hati, Jeroan (selain hati), Tetelan, Tulang, Lainnya.

e) Telur dan Susu

Terdiri dari Telur ayam ras, Telur ayam kampung, Telur itik/itik manila, Telur puyuh, Telur lainnya, Telur asin, Susu murni, Susu cair pabrik, Susu kental

manis, Susu bubuk, Susu bubuk bayi, Keju, Hasil lain dari susu.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

5 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

f) Sayur-sayuran

Terdiri dari Bayam, Kangkung, Kol/kubis, Sawi putih (petsai), Sawi hijau, Buncis, Kacang panjang, Tomat sayur, Wortel, Mentimun, Daun ketela pohon,

Terong, Tauge, Labu, Jagung muda kecil, Sayur sop/cap cay, Sayur asam/lodeh, Nangka muda, Pepaya muda, Jamur, Petai, Jengkol, Bawang merah,

Bawang putih, Cabe merah, Cabe hijau, Cabe rawit, Sayur dalam kaleng, Lainnya,

g) Kacang-kacangan

Terdiri dari Kacang tanah tanpa Kulit, Kacang tanah dengan kulit, Kacang kedele, Kacang hijau, Kacang mede, Kacang lainnya, Tahu, Tempe, Tauco,

Oncom, Lainnya.

h) Buah-buahan

Terdiri dari Jeruk, Mangga, Apel, Alpokat, Rambutan, Duku, Durian, Salak, Nenas, Pisang ambon, Pisang raja, Pisang lainnya, Pepaya, Jambu, Sawo,

Belimbing, Kedondong, Semangka, Melon, Nangka, Tomat buah, Buah dalam kaleng, Lainnya.

i) Minyak dan Lemak

Terdiri dari Minyak kelapa, Minyak jagung, Minyak goreng lainnya, Kelapa, Margarin, Lainnya.

j) Bahan minuman

Terdiri dari Gula pasir, Gula merah (termasuk gula air), Teh, Kopi (bubuk, biji, instan), Coklat instan, Coklat bubuk, Sirup, Lainnya.

k) Bumbu-bumbuan

Terdiri dari Garam, Kemiri, Ketumbar/jinten, Merica/lada, Asam, Biji pala, Cengkeh, Terasi/petis, Kecap, Penyedap masakan/vetsin, Sambal masak

jadi/sauce tomat, Bumbu masak jadi/kemasan, Bumbu dapur lainnya.

l) Konsumsi Lainnya

Terdiri dari Mie Instan, Mie Basah, Bihun, Makaroni/Mie Kering, Kerupuk, Emping, Bahan Agar-Agar, Bubur Bayi Kemasan, Lainnya.

m) Makanan dan Minuman jadi

Terdiri dari Roti tawar, Roti manis/lainnya, Kue kering/biskuit, Kue basah, Makanan gorengan, Bubur kacang hijau, Gado-gado/ketoprak/pecel, Nasi

campur/rames, Nasi goreng, Nasi putih, Lontong/ketupat sayur, Soto/gule/sop/rawon, Sate/tongseng, Mie bakso/rebus/goreng, Mie instan, Makanan

ringan anak-anak, Ikan (goreng,bakar,dll), Ayam/daging (goreng,dll), Makanan jadi lainnya, Air kemasan, Air kemasan galon, Air teh kemasan, Sari

buah kemasan, Minuman ringan CO2(soda), Minuman kesehatan/energi, Minuman lainnya(kopi,dll), Es krim, Es lainnya.

n) Minuman yang Mengandung Alkohol

Terdiri dari Bir, Anggur, Minuman beralkohol lainnya.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

6 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

2.1.2. Data Susenas 2015 – 2016

Jumlah dan jenis pangan dalam susenas tahun 2015 sampai tahun 2016 terdiri dari 111 pangan & 35 makan jadi yang dikelompokkan ke dalam

13 kelompok pangan sebagai berikut :

a) Padi-padian

Terdiri dari Beras, Beras ketan, Jagung basah dengan kulit, Jagung pipilan/beras jagung, Tepung terigu.

b) Umbi-umbian

Terdiri dari Ketela rambat/ubi, Ketela pohon/singkong, Sagu, Talas/keladi, Kentang, Gaplek.

c) Ikan/Udang/Cumi/Kera

Terdiri dari Tongkol/tuna/cakalang, Kembung, Teri, Mujair, Bandeng, Lele/Patin/Gabus, Ikan Tawar/Payau Segar Lainnya, Ikan Laut Segar Lainnya,

Udang/Cumi/Sotong/Kerang/Kepiting Segar, Ikan Tawar/Payau Diawetkan/Diasinkan, Ikan Laut Segar Diawetkan/Diasinkan,

Udang/Cumi/Sotong/Kerang/Kepiting Diawetkan, Ikan dalam kaleng.

d) Daging

Terdiri dari Daging Sapi, Daging Babi, Daging Ayam Ras, Daging Ayam Kampung, Daging Diawetkan (Sosis, Nugget, Daging Asap, Kornet), Tetelan.

e) Telur dan Susu

Terdiri dari Telur ayam ras, Telur ayam kampung, Telur itik/itik manila, Telur puyuh, Susu bubuk, Susu cair pabrik, Susu kental manis, Susu bubuk bayi.

f) Sayur-sayuran

Terdiri dari Bayam, Kangkung, Sawi hijau, Buncis, Kacang panjang, Tomat, Daun ketela pohon, Terong, Tauge, Sayur sop/cap cay, Sayur asam/lodeh,

Nangka muda, Bawang merah, Bawang putih, Cabe merah, Cabe rawit.

g) Kacang-kacangan

Terdiri dari Kacang tanah tanpa Kulit, Tahu, Tempe.

h) Buah-buahan

Terdiri dari Jeruk, Mangga, Apel, Rambutan, Duku, Durian, Salak, Pisang, Pepaya, Semangka.

i) Minyak dan Lemak

Terdiri dari Minyak Goreng, Minyak kelapa, Kelapa.

j) Bahan minuman

Terdiri dari Gula pasir, Gula merah, Teh Bubuk, Teh Celup, Kopi Bubuk, Kopi Instan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

7 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

k) Bumbu-bumbuan

Terdiri dari Garam, Kemiri, Ketumbar/Jinten, Merica/Lada, Asam, Terasi/Petis, Kecap, Penyedap Masakan/vetsin, Penyedap Masak Instan, Bumbu

Lainnya (Pala, Jahe, Kunyit, Dll).

l) Konsumsi Lainnya

Terdiri dari Mie instan, Kerupuk Mentah, Bubur bayi kemasan.

m) Makanan dan Minuman jadi

Terdiri dari Roti, Kue kering/biskuit, Kue basah, Makanan gorengan, Gado-gado/ketoprak/pecel, Nasi campur/rames, Nasi goreng, Nasi putih,

Lontong/ketupat sayur, Soto/gule/sop/rawon/cincang, Mie bakso/mie rebus/mie goreng, Makanan ringan anak-anak/kerupuk, Ikan

(goreng/bakar/presto/pindang, pepes), Ayam/daging (goreng/bakar), Air kemasan, Air kemasan galon, Es lainnya, Minuman Bersoda/Mengandung

CO2, Minuman Jadi (Kopi Susu, Teh, Susu Cokelat, Dll), Minuman Keras/Alkohol.

2.2. Metode Pengolahan Data

Langkah – langkah perhitungan Analisis Pola Pangan Harapan sebagai berikut :

1. Mengelompokan pangan menjadi 9 kelompok mengacu pada standar pola pangan harapan.

2. Menghitung sub total kandungan energi menurut kelompok pangan.

3. Menghitung total energi aktual seluruh kelompok pangan.

4. Menghitung kontribusi energi dari setiap kelompok pangan terhadap total energi aktual (%).

5. Menghitung kontribusi energi terhadap Angka Kecukupan Energi (AKE) setiap kelompok pangan (%).

6. Menghitung skor aktual berdasarkan kontribusi aktual dikalikan bobot masing-masing kelompok pangan.

7. Menghitung skor AKE berdasarkan kontribusi AKG dikalikan bobot masing-masing kelompok pangan.

8. Memverifikasi skor AKE masing-masing kelompok pangan dengan skor maksimum dengan ketentuan gunakan skor maksimum jika skor AKE >

skor maksimum.

9. Menghitung total skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor ideal 100.

10. Perhitungan Pola Konsumsi Pangan Kabupaten dan Kota pada tahun 2011 – 2014 menggunakan aplikasi Justifikasi Analisis Pola Pangan Harapan

Berdasarkan Data Susenas dengan Justifikasi Tren Skor PPH menggunakan pilihan Aktual (data diambil dari hasil Master Plan Ketahanan Pangan,

Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

8 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

11. Perhitungan Pola Konsumsi Pangan Kabupaten dan Kota pada tahun 2011 – 2014 menggunakan aplikasi Analisis Pola Pangan Harapan

Berdasarkan Data Susenas dengan Justifikasi Tren Skor PPH menggunakan pilihan Justifikasi.

Terdapat dua aplikasi yang digunakan dalam menganalisis Pola Konsumsi Pangan Tahun 2011 – 2016, dimana untuk Pola Konsumsi Pangan

Tahun 2011 – 2014 menggunakan aplikasi Justifikasi Analisis Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Data Susenas dan Pola Konsumsi Pangan

Tahun 2015 – 2016 menggunakan aplikasi Harmonisasi Analisis PPH Susenas 2015.

2.2.1. Justifikasi

a) Pendekatan Justifikasi

Pendekatan yang dilakukan untuk justifikasi perhitungan skor PPH adalah dengan menggunakan rasio pengeluaran riil setiap kelompok pangan.

Pengeluaran riil dihitung berdasarkan pengeluaran nominal kelompok pangan yang dikoreksi dengan Indek Harga Konsumen.

Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan merupakan IHK rata-rata dari IHK setiap bulan selama satu tahun.

IHK tiap provinsi didekati dengan menggunakan perhitungan tertimbang dari IHK di 66 kabupaten/kota di Indonesia.

b) Syarat Justifikasi

Hanya dapat dilakukan terhadap data Susenas yang telah dirilis secara resmi oleh BPS.

Dilakukan apabila masih ditemukan ketidakkonsistenan data Susenas dalam penilaian kuantitas dan kualitas konsumsi pangan dengan kaidah dan

teori dalam pendekatan diatas.

Selama masih terdapat potensi “under estimate/under reported” data konsumsi pangan.

2.2.2. Harmonisasi

a) Perkembangan Standar Analisis

Sejalan dengan perkembanguan pembangunan di bidang ketahanan pangan terdapat beberapa perubahan juga pada standar analisis dalam

perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH), yang berkaitan dengan:

Perubahan Standar AKG Nasional untuk Energi (dari 2000 menjadi 2150 Kkal/kap/hari) & Protein (dari 52 menjadi 57 Gr/kap/hari)

Standar PPH Ideal Nasional dianggap kurang relevan untuk wilayah tertentu dengan karakteristik ekologi & demografi yang khas sehingga perlu

Standar PPH Ideal Regional

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan upaya harmonisasi dengan melakukan justifikasi terhadap standar analisis dalam perhitungan

Skor PPH konsumsi pangan penduduk di suatu wilayah.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

9 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Aplikasi Harmonisasi Analisis PPH Susenas 2015 dapat digunakan untuk menganalisis data Susenas dengan format kuesioner lama maupun baru

sesuai tahun survei dengan alternatif pilihan antara 2005-2014 untuk format lama dan 2015-2025 untuk format baru.

Untuk data Susenas format baru analisis PPH dapat dilakukan terhadap data aktual maupun data hasil justifikasi perubahan kuesioner.

Untuk data Susenas tahun 2009 keatas analisis PPH juga dapat dilakukan terhadap data aktual maupun data hasil justifikasi tren konsumsi.

Hasil analisis kuantitas konsumsi pangan dapat disesuaikan dengan standar AKG lama maupun baru.

Hasil analisis kualitas konsumsi pangan berdasarkan skor PPH dapat menggunakan standar PPH Ideal nasional dan regional.

b) Justifikasi Perubahan Kuesioner

Pada tahun 2015, rancangan kuesioner Susenas mengalami perubahan terutama pada jenis dan jumlah data yang dikumpulkan pada materi

konsumsi.

Format kuesioner baru hanya mencakup sekitar 111 item pangan dan 35 item makan jadi, yang berarti hanya sekitar setengahnya dari format lama

yang mencakup sekitar 207 item pangan dan 35 item makan jadi.

Perbedaan format data Susenas tersebut selain terletak pada perbedaan jumlah dan jenis item pangan, juga berdampak pada perbedaan daftar

kandungan gizi maupun konversi berat untuk jenis-jenis pangan tertentu, sehingga berdampak pada perhitungan rata-rata konsumsi gizi serta

perhitungan skor PPH.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

10 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB III RINGKASAN PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011 – 2016

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

11 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Skor Ideal PPH : 100

73,574,3

74,9

78,3

81

84,3

68

70

72

74

76

78

80

82

84

86

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 1. PERKEMBANGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN JAWA BARAT

TAHUN 2011 – 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

12 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

No Kelompok Pangan Perkembangan Skor PPH

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Padi-padian 25 25 25 25,0 25,0 25,0

2 Umbi-umbian 1 0,5 0,6 0,6 0,8 0,9

3 Pangan Hewani 17,3 20,4 17,3 19,0 21,3 24,0

4 Minyak dan Lemak 4,8 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0

5 Buah/Biji Berminyak 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,5

6 Kacang-kacangan 5,9 5,9 5,7 5,4 5,1 5,6

7 Gula 1,2 1 1,5 1,3 1,6 1,9

8 Sayur dan Buah 18 16,2 19,4 21,7 21,9 21,4

9 Lain-lain 0 0 0 0,0 0,0 0,0

Total Skor PPH 74,3 74,3 74,9 78,3 81 84,3

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

TABEL 1. PERKEMBANGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN JAWA BARAT PER KELOMPOK PANGAN

TAHUN 2011 – 2016

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

13 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

85,6

83,5

81,4

83,4

85,286

73,574,3

74,9

78,3

81

84,3

2011 2012 2013 2014 2015 2016

NASIONAL JAWA BARAT

GRAFIK 2. PERBANDINGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN NASIONAL DENGAN JAWA BARAT

TAHUN 2011 – 2016

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

14 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

2011 2012 2013 2014 2015 2016 Ideal

Padi-Padian 332,50 304,40 324,23 323,54 328,17 331,19 275

Umbi-Umbian 34,80 24,70 22,66 22,66 28,06 32,54 90

Pangan Hewani 87,30 78,20 86,97 93,93 90,43 102,02 140

Minyak dan Lemak 21,50 22,60 27,32 28,66 24,49 26,60 25

Buah/Biji Berminyak 2,20 1,80 2,16 2,27 1,72 2,04 10

Kacang-Kacangan 27,50 27,00 24,97 24,80 19,82 22,33 35

Gula 13,00 10,60 15,84 13,81 11,86 14,59 30

Sayur dan Buah 184,00 175,70 207,86 238,62 203,79 188,29 230

Lain-Lain 59,40 59,40 51,94 54,19 78,76 84,32 15

0,0030,0060,0090,00

120,00150,00180,00210,00240,00270,00300,00330,00360,00390,00420,00

Ko

nsu

msi

(gr

am/k

ap/h

ari)

GRAFIK 3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KELOMPOK PANGAN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

15 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

*Jenis Pangan Beras berasal Beras (beras lokal, kualitas unggul, impor), Beras ketan, Tepung beras, Padi-padian lainnya, Bihun, Bubur bayi kemasan,

Lainnya, Kue basah, Nasi campur/rames, Nasi goreng, Nasi putih, Lontong/ketupat sayur.

Beras Jagung Terigu Subtotal Padi-padian

2011 295,70 0,70 36,10 332,50

2012 272,50 0,60 31,30 304,40

2013 288,61 0,90 34,73 324,23

2014 288,45 0,70 34,39 323,54

2015 281,40 1,37 45,40 328,17

2016 281,68 2,11 47,41 331,19

295,7

0

0,7

0 36,1

0

332,5

0

272,5

0

0,6

0 31,3

0

304,4

0

288,6

1

0,9

0 34,7

3

324,2

3

288,4

5

0,7

0 34,3

9

323,5

4

281,4

0

1,3

7

45,4

0

328,1

7

281,6

8

2,1

1

47,4

1

331,1

9

GRAFIK 4. PERKEMBANGAN KONSUMSI PADI – PADIAN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

16 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Susenas 2011 – 2016, Beras (beras lokal, kualitas unggul, impor), diolah oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

94,33

90,59

88,89

86,4786,95

87,48

82

84

86

88

90

92

94

96

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GAFIK 5. PERKEMBANGAN KONSUMSI BERAS PENDUDUK TAHUN 2011 – 2016 (Kg/Kap/Tahun)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

17 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

24,2

0

5,0

0

4,8

0

0,1

0

0,7

0

16,7

0

3,2

0 4,4

0

0,1

0

0,3

0

14,5

2

2,7

4

5,2

0

0,1

0

0,2

7

13,5

2

3,9

7

4,4

7

0,3

0

0,4

0

15,1

1

5,1

9 7,2

1

0,1

3

0,4

3

16,8

5

5,7

5

9,3

3

0,1

7

0,4

3

Singkong Ubi jalar Kentang Sagu Umbi lainnya

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 6. PERKEMBANGAN KONSUMSI UMBI-UMBIAN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

18 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

6,20

8,20

5,106,16

5,26

9,69

16,40

14,50

17,54

19,63

22,8123,83

20,5019,40

22,1123,25

19,2820,87

6,40

4,606,16 6,50 6,95

8,02

37,80

31,50

36,06

38,38

36,13

39,62

1,00

6,00

11,00

16,00

21,00

26,00

31,00

36,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Daging Ruminansia Daging Unggas Telur Susu Ikan

GRAFIK 7. PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN HEWANI TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

19 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

4,00

16,90

0,60

2,40

20,00

0,20

2,83

24,01

0,47

2,33

25,69

0,640,83

23,66

0,000,98

25,62

0,000,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Minyak Kelapa Minyak lainnya Margarin

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 8. PERKEMBANGAN KONSUMSI MINYAK DAN LEMAK TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

20 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

1,20

1,00

1,10

0,70

1,03

1,131,09

1,171,11

0,61

1,30

0,74

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

Kelapa Kemiri

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 9. PERKEMBANGAN KONSUMSI BUAH/BIJI BERMINYAK TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

21 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

25,5

0

0,8

0

0,9

0

0,3

0

23,6

0

0,8

0

0,7

0 1,9

0

22,5

6

0,8

5

0,7

5

0,8

0

22,8

5

0,9

3

0,7

1

0,3

2

18,9

7

0,8

5

0,0

0

0,0

0

21,2

4

1,0

9

0,0

0

0,0

0

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Kacang Lain

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 10. PERKEMBANGAN KONSUMSI KACANG-KACANGAN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

22 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

10,008,20

12,5410,72

8,69

10,92

3,00

2,40

3,30

3,09

3,17

3,67

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Gula Pasir Gula Merah

GRAFIK 11. PERKEMBANGAN KONSUMSI GULA TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

23 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

Sayur Buah

122,70

61,30

117,00

58,70

140,11

67,75

152,57

86,05

124,74

79,06

123,28

65,01

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 12. PERKEMBANGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

24 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

MINUMAN BUMBU-BUMBUAN

47,30

12,10

49,20

10,20

42,70

9,24

44,94

9,25

73,34

5,42

78,13

6,19

2011 2012 2013 2014 2015 2016

GRAFIK 13. PERKEMBANGAN KONSUMSI LAIN – LAIN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/Hari)

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

25 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Standar AKE : 2000 Kkal/Kap/Hari

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Energi 1979 1816 1996 2011 2165 2260

1979

1816

1996 2011

2165

2260

1500

1600

1700

1800

1900

2000

2100

2200

2300

GRAFIK 14. PERKEMBANGAN KONSUMSI ENERGI TAHUN 2011 – 2016 (Kkal/Kap/Hari)

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

26 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Standar AKP 52 Gram/Kap/Hari.

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Protein 58,2 52,5 56,9 58,5 60,5 63,9

58,2

52,5

56,9 58,560,5

63,9

0

10

20

30

40

50

60

70

GRAFIK 15. PERKEMBANGAN KONSUMSI PROTEIN TAHUN 2011 – 2016 (Gram/Kap/hari)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangdkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/BUKU-ANALISIS... · PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan ... jagung,

27 Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Kelompok/Jenis Pangan Konsumsi Energi (kkal/kap/hari) Konsumsi Protein (gram/kap/hari)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Padi-Padian

Beras 1041 1026 1019 1010 1010 1016 24,7 22,9 24,2 24,1 23,9 23,9

Jagung 2 2 2 2 2 3 0 0 0,0 0,0 0,1 0,1

Terigu 301 278 293 290 389 400 6,6 5,5 6,5 6,5 7,8 8,1

Subtotal Padi-padian 1344 1306 1314 1301 1401 1418 31,4 28,4 30,8 30,6 31,7 32,0

2. Umbi-umbian

Singkong 30 28 18 17 19 22 0,2 0,2 0,1 0,1 0,1 0,2

Ubi Jalar 6 5 4 5 7 7 0,1 0 0,0 0,0 0,1 0,1

Sagu 3 3 3 2 4 5 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2

Kentang 0 0 0 1 0 1 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Umbi Lainnya 1 0 0 1 1 1 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Subtotal Umbi-umbian 40 36 24 26 31 35 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4

3. Pangan Hewani

Daging Ruminansia 15 14 13 16 11 25 1,6 1,8 1,4 1,7 0,7 2,5

Daging Unggas 50 48 53 60 78 81 3,4 3 3,6 4,1 6,1 5,8

Telur 28 28 30 32 30 32 2,3 2,1 2,4 2,6 2,4 2,6

Susu 32 28 32 32 39 45 1,2 0,8 1,1 1,2 1,4 1,6

Ikan 49 46 46 51 55 58 7,7 6,3 7,2 7,9 8,2 8,7

Subtotal Pangan Hewani 173 164 173 190 213 241 16,1 14,1 15,8 17,5 18,8 21,2

4. Minyak dan Lemak

Minyak Kelapa 35 33 25 20 9 10 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Minyak Lainnya 152 158 217 232 253 274 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Margarin 5 4 4 6 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Subtotal Minyak dan Lemak 192 195 245 257 261 284 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

5. Buah/Biji Berminyak

Kelapa 6 7 6 6 9 11 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

Kemiri 6 7 7 8 6 7 0,2 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2

Subtotal Buah/Biji Berminyak 12 13 13 13 16 18 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3

6. Kacang-kacangan

Kacang Kedelai 50 46 47 46 47 51 5,2 4,8 4,8 4,7 4,9 5,4

Kacang Tanah 5 6 6 6 4 5 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3

Kacang Hijau 3 2 2 2 0 0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,0 0,0

Kacang lain 1 5 2 1 0 0 0,1 0,4 0,2 0,1 0,0 0,0

Subtotal Kacang-kacangan 59 61 57 54 51 56 5,7 5,6 5,5 5,2 5,1 5,7

7. Gula

Gula Pasir 36 30 46 39 46 58 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0

Gula Merah 11 9 12 12 17 20 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2

Subtotal Gula 48 39 58 51 63 78 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2

8. Sayur dan Buah

Sayur 38 36 42 47 42 42 2,1 2 2,4 2,7 2,5 2,5

Buah 34 29 36 40 46 43 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4

Subtotal Sayur dan Buah 72 65 78 87 88 86 2,5 2,4 2,8 3,1 3,0 3,0

9. Lain-lain

Minuman 29 26 26 24 39 38 1,3 1,1 1,1 1,0 0,9 0,9

Bumbu 10 8 8 8 4 5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,2 0,2

Subtotal Lain-lain 40 34 33 32 43 44 1,7 1,4 1,4 1,4 1,1 1,2

Total 1979 1816 1996 2011 2165 2260 58,2 52,5 56,9 58,5 60,5 63,9

Sumber :

Susenas 2011 – 2014 : diolah dengan Pendekatan Data Analisis Pola Pangan Harapan (Aktual) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Susenas 2015 – 2016 : diolah dengan Justifikasi Tren Skor PPH (Justifikasi) oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

TABEL 2. KONSUMSI ENERGI (Kkal/Kap/Hari) dan KONSUMSI PROTEIN (Gram/Kap/Hari) TAHUN 2011 – 2016