bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan suatu wilayah pada dasarnya ditentukan dari berbagai
faktor dan potensi yang terdapat di wilayah tersebut. Kabupaten
Bojonegoro selama ini lebih dikenal masyarakat luas sebagai kabupaten
dari sisi negatifnya yaitu tanah yang gerak, gersang, dan banjir.
Masyarakat Bojonegoro tidak mau terlena hanya mengandalkan sumber
daya alam yang suatu saat pasti akan habis serta kekurangan yang dimiliki
kabupaten ini, Karena itu kini Bojonegoro mulai bangkit yang berangkat
dari visi dan misi pemerintah Kabupaten Bojonegoro sebagai lumbung
pangan negeri, yang bermakna bahwa Bojonegoro adalah daerah penghasil
pangan meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang
unggul dan menjadi yang terdepan dengan manajemen profesional.
(Pemkab Bojonegoro, 2014).
Sektor yang sangat berpengaruh dan utama hampir diseluruh daerah di
Indonesia adalah sektor pertanian, yang mana di Indonesia sebagian besar
dibangun oleh petani dengan skala usaha yang relatif kecil. Ciri dari
sistem pertanian dengan skala usaha yang relatif kecil disebut sebagai
sistem pertanian tradisional atau subsisten. Fokus dalam pertanian dengan
cara subsistenadalah lebih kepada memenuhi kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya atas hasil produksi pertaniannya. Cara subsisten tersebut pada
2
akhirnya dapat menyebabkan pengelolaan usaha pertanian cenderung
kurang optimal dan berakibat pada eksploitasi sumberdaya lahan yang
berlebihan serta adanya kendala pada sistem pengelolaan pertanian.
Keadaan ini merupakan sebab akibat dari kapasitas petani Indonesia yang
masih rendah. Kondisi dari kapasitas petani yang masih rendah dan cara
pertanian secara subsisten tersebut. Mengakibatkan tingkat produksi yang
rendah, kualitas panen yang kurang baik dan nilai tambah dari produk
pertanian yang minim. Kondisi-kondisi tersebut akhirnya menjadikan
posisi tawar petani rendah yang berakibat pada rendahnya kesejahteraan
petani. Konsekuensi logis dari keadaan tersebut menjadikan hasrat untuk
melakukan usaha tani semakin rendah. (Kusumawati, dkk, 2015: 410).
Kondisi yang sama terjadi juga pada pertaniandaerah bantaran
Bengawan Solo, sebelah utara Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu
Kabupaten Bojonegoro. Sebelum tahun 1984, para petani Desa
Ngringinrejo secara total menanami lahannya dengan tanaman palawija
seperti jagung dan singkong, namunlahan mereka mengalami gagal panen
di setiap tahunnya. Ini disebabkan lahan tersebut hanya dapat ditanami
pada musim penghujan saja, sehingga hasil panen yang tidak menjajikan
bukan malah menguntungkan tetapi merugikan. Salah satu tokoh
masyarakat Desa Ngringinrejo melakukan inisiatif, supaya lahan yang
semula tidak produktif menjadi produktif dan bahkan dapat menopang
perekonomian masyarakat Desa Ngringinrejo.
3
Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwadi Desa
Siwalan Kabupaten Tuban terdapat tanaman belimbing, tokoh masyarakat
yang bernama Zainuri tergerak menanam tanaman belimbing dilahan
milik keluarganya. Berbagai kendala dialami pada saat itu, mulai dari
dipandang negatif atau kurang meyakinkan atas kemampuan dalam
melakukan perubahan tersebut, namun Zainuri selaku tokoh
masyarakattetap gigih berusaha untuk memberikan hasil bahwa
kemampuan dan sebuah perubahan dengan inovasi baru dapat merubah
perekonomian keluarganya serta para petani di desa Ngringinrejo. Setelah
tanaman belimbing tersebut berumur kurang lebih 3-4 tahun, tanaman
belimbing tersebut mulai menampakkan hasil, mulai berbuah dan dapat
dipanen.Ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman palawija yang selama
ini ditanam, buah belimbing tersebut bisa menghasilkan 2 kali bahkan 3
kali lipat dari tanaman yang ditanamdilahan sebelumnya. Satu persatu
para petani di kelompok tani ternyata mulai tertarik dengan tanaman
belimbing yang ditanamtersebut dan hingga saat ini luas awalnya dari
18,5 hektar, naik 19,3, hingga 20 hektar.Belimbing menjadi tanaman
unggulan di Desa Ngringinrejo, dan saat ini petani belimbingberjumlah
104 orang petani. (Arfani, 2016).
Inovasi yang telah berhasil dilakukan oleh salah satu tokoh masyarakat
desa hampir seluruh warganya berprofesi sebagai petani belimbing. Yang
mana hasil menjajikan juga dihasilkan dari buah belimbing disetiap panen
berlangsung menghasilkan buah yang berukuran besar, menjadikan buah
4
belimbing ini sebagai salah satu hasil pertanian yang menjanjikan. Apalagi
diperkuat dengan kelompok tani khusus petani blimbing yang bertujuan
supaya semakin terjaga kualitasnya dan semakin tinggi untuk menjunjung
tinggi produk lokal. Menurut Scott sedikitnya ada empat karakteristik
utama dalam masyarakat petani, yaitu satuan rumah tangga (keluarga)
petani adalah satuan dasar dalam masyarakat yang berdimensi ganda,
petani hidup dari usaha tani dengan mengolah tanah, pola kebudayaan
petani berciri tradisional & khas dan petani menduduki posisi rendah
dalam masyarakat sebagai “wong cilik” (orang kecil) terhadap level
masyarakat di atas desa. (Scott, 1993: 322).
Inovasi sendiri merupakan suatu gagasan, praktek, atau benda yang
dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan
dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian
orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Semuanya tergantung
apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau
benda tersebut.Secara sosiologis inovasi dapat dikomunikasikan melalui
berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Sistem soial inilah yang merupakan wujud utama terbentuknya suatu
perubahan yang dapat diterima oleh masyarakat, karena sistem sosial
merupakan satu set unit yang saling berhubungan dalam pemecahan
masalah untuk suatu tujuan yang didalamnya ada struktur sosial,
individu/kelompok, dan norma-norma yang berlaku didalamnya. (Rogers,
1983: 5-6).
5
Tumbuhnya inovasi ini menunjukan bahwa masyarakat itu harus
tunduk dan patuh pada hal yang sudah ada, kalupun ada hal pembaruan
atau sebuah inovasi baru harus menjajaki, yang utama pada kemampuan
seseorang yang akan dianut dalam melakukan inovasi baru, sebab segala
sesuatu yang berubah sangat berpengsruh pada setiap kondisi ekonomi,
sosial, dan budaya yang ada. Ini termasuk tantangan perubahan pertanian
yang berubah total terjadi di Desa Ngringinrejo, kekawatiran umum oleh
masyarakat yang berprofesi sebagai petani yaitu perubahan iklim sering
terjadi gagal panen penurunan kesuburan lahan dankelayakan tenaga kerja
pertanian. Namun tantangan seperti ini dapat tercapai melalui
prosesinovasi yang tersebar sampai terwujudnya sentra belimbing.Suatu
hal baru dalam pertanian belimbing ini banyak diketahui, diterima dan
digunakan/diterapkan, dilaksanakan oleh sebagian besar warga
masyarakat, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-
perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya
perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan. Sehingga perlu diketahui untuk
menemukan proses penyebaran inovasi yang dilakukan dalam
pengembangan sampai terwujudnya sentra belimbing di Desa
Ngringinrejo.
1.2 Rumusan Masalah
Selama ini inovasi petani yang bergerak dan berubah dari petani
palawija ke petani belimbing inilah yang menjadi hal yang menarik atas
6
proses inovasi berlangsung, Inilah penyebaran inovasi menarik untuk
diketahui, yang berangkat dari satu orang individu sampi, menyebar ke
masyarakat, sampai terbentuknya sentra belimbing, Sehingga sangat
menarik diambil berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan
yang diangkat adalah “Bagaimana proses penyebaran inovasi dalam
pengembangan sentra belimbing di Desa Ngringinrejo Kecamatan
Kalitidu Kabupaten Bojonegoro?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalahuntuk mengetahui proses penyebaran inovasi dalam pengembangan
sentra belimbing di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten
Bojonegoro.
1.4 Manfaat Penelitian
Pada suatu penelitian atau karya ilmiah tentunya memiliki maksud dan
tujuan dalam proses penulisannya. Hal tersebut kemudian diharapkan
dapat memberi manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk
semua pihak yang berkepentingan.
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini nantinya dapat menjadi landasan
untuk mengembangkan dan memperkuat teori-teori sosiologi yang
digagas oleh Everett M. Rogers mengenai difusi Inovasi.Selain itu
juga kajian mengenai sosiologi pedesaan menyangkut pola pikir
7
masyarakat petani dalam kaitannya tentang inovasi baru secara
sosiologis dalam penyebaran dan penerimaannya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi baru yang
dapat menunjang keilmuan melalui perspektif akademis,
mempertajam kemampuan analisis kajian sosiologi pedesaan
dan penyebaran inovasi dalam masyarakat petani.
b. Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi
masyarakat mengenai pola penyebaran inovasi baru yang
terjadi di pedesaan dan proses inovasi itu diterima dalam
bentuk sentra pertanian belimbing.
c. Manfaat Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi khusus
bagi pemerintah di daerah manapun di Indonesia khususnya di
Bojonegoro sebagai upaya agar pemerintah selalu mendukung
inovasi baru yang berpotensi dari awal yang ada di masyarakat.
1.5 Definisi Konsep
Merupakan unsur pokok penelitian, definisi dari apa yang perlu kita
analisis dan pengertian yang jelas dari istilah dan judul. Agar memperoleh
kejelasan tentang arti dari penelitian ini yang memberikan arahan dan
ruang lingkup penelitian sehingga mempermudah dalam mengadakan
8
penelitian, untuk itu dapat digunakan beberapa definisi konsep untuk
batasan-batasan atau definisi konsep secara jelas.
1. Proses
Proses merupakan suatu kegiatan atau aktivitas secara terus-
menerus yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Setiap
langkah yang dimulai dari saat menciptakan informasi sampai saat
informasi itu dipahami, merupakan proses-proses di dalam rangka
proses komunikasi. (Liliweri, 1997: 142).
2. Penyebaran Inovasi
Sebagai proses dikomunikasikannya inovasi (ide baru) melalui
saluran tertentudiantara para anggota sistem sosial.Inovasi
merupakan suatu gagasan, praktek, atau benda yang
dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok
masyarakat.Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide,
praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada
sebagian yang lain. Semuanya tergantung apa yang dirasakan oleh
individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
(Rizal, 2012: 133).
3. Pengembangan
Menurut Alkadri yang dimaksud dengan pengembangan adalah
kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat dilakukan
dengan apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Kata
pengembangan identik dengan keinginan menuju perbaikan
9
kondisi disertai kemampuan untuk mewujudkannya. (Alkadri dkk,
2001: 8). Sementara Budiharsono dalam Ghufronmengartikan
pengembangan merupakan suatu proses untuk mengubah potensi
yang terbatas sehingga mempengaruhi timbulnya potensi yang
baru, dalam hal ini termasuk mencari peluang yang ada dalam
kelompok-kelompok yang berbeda yang tidak semuanya
mempunyai potensi yang sama. (Ghufron, 2008: 20-21).
4. Sentra
Sentra adalah bagian dari kawasan yang memiliki ciri tertentu
dimana didalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk
pertanian unggulan dan merupakan area yang lebih khusus untuk
suatu komoditas dalam kegiatan ekonomi yang telah membudaya
yang ditunjang oleh prasarana dan sarana produksi untuk
berkembangnya produk tersebut.Seperti kawasan pertanian
unggulan di suatu daerah ada jenis buah apel, strawberry, mangga,
belimbing, dsb. (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, 2014).
1.6 Metode Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah
suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.
Sehingga metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
10
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi dan
penggunaan kerangka penafsiran/teoritis yang membentuk dan
mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang terkait
dengan makna yang dikenal oleh individu atau kelompok pada
suatu permasalahan sosial. (Creswell, 2013: 58-59). Penelitian
kualitatif mencoba mengerti makna suatu kejadian peristiwa
dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam
situasi/fenomena tersebut. (Yusuf, 2014: 328).
1.6.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
fenomenologi. Fenomenologi untuk mendeskripsikan
pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai
pengalaman hidup terkait pengalaman dan konsep. Tujuan
utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman
individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau
intisari universal. Tujuan peneliti kualitatif untuk
mendeskripsikan fenomena pengalaman hidup manusia.
Fenomenologi memiliki komponen filosofis yang kuat. Asumsi
filosofis berpijak pada studi tentang pengalaman hidup bahwa
pengalaman bersifat sadar. (Creswell, 2013: 105).
11
Fenomenologi berusaha menangkap dan memahami
suatu fenomena berserta konteks yang khas dan unik dipahami
oleh individu hingga tataran keyakinan individu yang
bersangkutan. Fenomenologi memfokuskan pada konsep suatu
fenomena untuk memahami suatu arti dari suatu pengalaman
individual yang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu.
(Chony, Djunaidi, M, dan Almanshur, Fauzan, 2012: 57).
Fenomenologi sosial menurut Scutz, dunia kehidupan
merupakan sesuatu yang terbagi, merupakan dunia budaya
yang sama. Kepercayaan dunia kehidupan berdasarkan tifikasi,
asumsi, dan penegatahuan yang diterima begitu saja melalui
interpretasi dan klasifikasi seseorang terhadap orang lain dalam
kehidupan sehari-hari. individu yang melukiskan pengalaman
untuk memahami orang lain dalam dunia kehidupan. Bagi
Scutz dunia kehidupan merupakan sebuah dunia yang berbeda
dengan apa yang biasanya diketahui oleh ilmuan. Dunia
kehidupan kita sehari-hari tidak akan dijumpai dalam buku
ilmiah.
Bagi Scutz setiap interaksi melibatkan proses
pengiriman sinyal kepada orang lain dan hal itu tidak akan
dipertanyakan mengenai asumsi bahwa masing-masing yang
berinteraksi mempunyai pandangan yang sama terhadap
realitas yang terjadi. Scutz menekan pada interpretasi tindakan
12
yang unik bagi setiap orang tetapi tergantung pada kategori
kolektif yang disebut sebagai tipifikasi. Orang yang
berkomunikasi hanya dengan perpijak pada asumsi bahwa
dirinya memiliki makna yang sama dan kemudian
mengasosiasikan untuk mendapatkan saling pengertian dan
persetujuan kompehensif. Scutz juga membedakan dua motif
yaitu, motif dalam kerangka untuk yang berkaitang dengan
alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan sebagai usaha
menciptakan situasi dan kondisi yang diharapkan dimasa yang
akan datang, dan motif karena, yang merupakan pandangan
restropektif terhadap faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan tertentu. (Haryono, 2013: 145).
Tujuan fenomenologi adalah mendorong kita untuk
menyadari dan mempelajari serta mengontrol apa yang sedang
dilakukan dan membentuk kehidupan sosial. Sekalipun
manusia tidak memiliki kontrol sosial akan tetapi sanggup
dalam memilih proyek hidupnya. Karena setiap individu
memiliki stock of knowladge. Maka fenomenologi harus dapat
memisahkan kehidupan sehari-hari dengan objeknya yang
diteliti. Banyak gagasan Scutz yang menyingung penjelasan
tentang kehidupan sehari-hari (comon sense). Comon sense
merupakan lambang yang terorganisasi dari pengetahuan yang
diterima begitu saja dari aktivitas kita yang
13
mempertanyakanya. (Susilo, 2008: 156). Terdapat ciri yang
khas dalam studi fenomenologi yang didasari pada ilmu
humoria diantaranya:
a. Penekanan pada fenomena yang hendak dieksploitasi
berdasarkan sudut pandang konsep atau ide tunggal.
b. Eksplorasi fenomena pada kelompok individu yang
semuanya telah mengalami fenomena tersebut.
c. Pembahasan filosofis tentang ide dasar yang dilibatkan dalam
studi fenomenologi.
d. Pada sebagian bentuk fenomenologi, peneliti menggurung
dirinya diluar dari studi tersebut dengan membahas
pengalaman pribadi dengan fenomena tersebut.
e. Prosedur pengumpulan data secara khas melibatkan
wawancara terhadap individu yang telah mengalami
fenomena tersebut.
f. Analisa data yang megikuti prosedur sistematika yang
bergerak dari satuan analisis yang sempit menuju satuan
yang luas kemudian menuju deskripsi yang detail
merangkum unsur “apa” yang dialami oleh individu dan
bagaimana mereka mengalaminya”.
g. Fenomenologi diakhiri dengan bagian deskripsi yang
membahas esensi dari pengalaman yang dialami oleh
individu tersebut dengan melibatkan “apa” yang telah mereka
14
alami dan “bagaimana” mereka mengalaminya. Esensi atau
intisari adalah aspek puncak dari studi fenomenologi.
(Creswell, 2013: 106).
1.6.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agrowisata Belimbing
di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten
Bojonegoro. Lokasi penelitian dilakukan di Kawasan
Agrowisata belimbing karena tempat tersebut sebagai tempat
petani mengolah lahan pertaniannya, berdagang jual beli
belimbing, dan pusat masyarakat desa petani berkumpul.
1.6.4 Subjek Penelitian
Subyek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang
akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Penentuan subjek penelitian dengan
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbang
tertentu. (Arikunto, 2010: 183). Misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau
mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan untuk
menjelajahi objek atau situasi sosial yang ingin ditelitili.
(Sugiyono, 2012: 210).
15
Subjek penelitian yang dipilih adalah pelaku proses
penyebaran inovasi dalam pengembangan sentra belimbing,
dengan kararteristik dipilih berdasarkan:
1. Tokoh masyarakat penggerak inovasi
2. Penerima inovasi berdasarkan jenis kelamin
3. Pekerjaan sebagai petani belimbing
4. Bertempat asli di Desa Ngringinrejo
Alasan peneliti mengambil informan tersebut untuk
mendapatkan data berkaitan dengan proses penyebaran inovasi
dalam pengembangan sentra belimbing di Desa Ngringinrejo.
1.6.5 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian diperoleh secara
langsung sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer
merupakan data dari sumber yang asli dikumpulkan secara
khusus untuk menjawab penelitian. Data primer yang
didapat dengan melakukan observasi/pengamatan terus
menerus. Data primer juga didapatkan melalui hasil
wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung atau meliputi
16
media perantara. Data sekunder dapat berupa catatan-
caratan penunjang, literatur, buku-buku perpustakaan,
jurnal, dokumenresmi. Data sekunder penelitian ini
menggunakan literatur buku, jurnal ilmiah, dan penelitian
terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian.
1.6.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala yang diteliti. Observasi teknik
penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian,
direncanakan, dan dicatat secara sistematis. (Usaman &
Akbar, 2000:52). Observasi dalam penelitian ini ialah
untuk mengetahui kondisi wilayah tempat penelitian di
Agrowisata Belimbing di Desa Ngringinrejo.
Observasi awal pada tanggal 31 Desember 2016 ke
Agrowisata Belimbing Ngringinrejo, bertemu dengan
inovator utama sebagai penggerak awal inovasi sentra
belimbing, yang sedang melakukan jual beli hasil
perkebunan buah belimbing di tempat beliau berdagang.
Hal ini dapat menguatkan bahwa penyebaran inovasi dapat
diterima, sampai dijadikan sentra belimbing oleh
masyarakat Desa Ngringrinrejo.
17
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari kutipan langsung dari orang-orang tentang
pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuannya.
(Suyanto & Sutinah, 2005: 186). Kemudian wawancara
yang dilakukan adalah wawancara bebas dengan metode
wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara Tanya Jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif sama. Dengan demikian, kekhasan
wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam
kehidupan sosial.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ialah
mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam proses
penyebaran inovasi dalam pengembangan suatu sentra
belimbing di Desa Ngringinrejo.Wawancara dilakukan
terstrukstur dan tidak terstruktur, serta pertanyaan mengalir
sesuai dengan topik pembicaraan yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah beralu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, catatan harian, gambar
foto, dan sejarah kehidupan. (Sugiyono, 2012: 193). Dalam
18
penelitian dokumentasi diperoleh dari hasil berupa foto
ritual, video dan rekaman suara, yang di dapatkan dari
penelitian proses penyebaran inovasi dalam pengembangan
sentra bemibing di Desa Ngringinrejo.
1.7 Teknik Analisa Data
Bogdan dan Taylor dalam Lexy mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis kerja ide seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja
itu. (Lexy, 2014: 280). Analisa data menggunakan model Interaktif Miles
dan Herberman yang terdiri dari tahapan:
1. Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang
diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan
perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data
ini peneliti mengumpulkan data yang terkait dengan judul penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen
atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan
proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pengumpulan data tentang
penyebaran inovasi dalam pengembangan sentra belimbing di Desa
Ngringinrejo.
19
Aktivitas-aktivitas Pengumpulan Data
Sumber: Creswell, W, John, hlm 207
Aktivitas-aktivitas pengumpulan data dengan menggunakan pendekatan
fenomenologi diantaranya:
a. Mempelajari beragam individu yang mengalami beragam
fenomena.
b. Menemukan persoalan yang ada di masyarakat yang
mengalaminya.
c. Informasi dikumpulkan dengan melakukan wawancara.
d. Wawancara dilakukan dengan individu yang sama.
e. Pengumpulan data dilakukan dengan pengurungan pengalaman
peneliti logistik wawancara.
f. Informasi yang didapatkan disimpan dalam transkrip file komputer.
(Creswell, 2013: 210).
20
2. Reduksi Data
Redukasi data menunjuk pada proses pemilihan, pemfokusan,
penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data “mentah”.
Redukasi data adalah bentuk analisa yang mempertajam, memilih,
memfokus akhir dapat digunakan dan diverifikasikan.
3. Data Display
Kumpulan informasi yang telah tersusun yang membolehkan
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data dalam
bentuk teks naratif dan kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa
lampau.Display disajikan dalam subbab berkaitan dengan data hasil
wawancara.
4. Kesimpulan/ Verifikasi
Penarikan kesimpulan dalampenelitian bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Proses penarikan
kesimpulan dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari
data sehingga dapat ditemukan tema pola hubungan. Dalam reduasi
data ini tidak diperbolehkan validitas dari penelitian tersebut dengan
cara membandingkan sumber data yang digunakan dalam penelitian
itu sendiri. (Sugiyono, 2012: 245).
21
Model Interaktif Miles dan Huberman
S
S
Sumber: Husaini Usman & Purnomo Setiady, 2009: 88
5. Validitas Data
Pembuktian validitas data penelitian ditentukan oleh kredibilitas
temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan
penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan
disetujui oleh subjek penelitian. Kondisi diatas dapat dipenuhi dengan
cara memperpanjang observasi, pengamatan yang terus menerus,
triangulasi, dan membicarakan hasil temuan dengan orang lain, dan
menggunakan bahan refrensi. Sedangkan reabilitas dapat dilakukan
dengan pengamatan sistematis, berulang, dan dalam situasi yang
berbeda.
Penelitian ini digunakan triangulasi sumber yang artinya
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
22
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapatdan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengahatau tinggi, orang berada,
orang pemerintahan. Membandingkan hasil wawancaradengan
isi suatu dokumen yang berkaitan. (Lexy, 2014: 330).